Tampilkan postingan dengan label AlaSantri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AlaSantri. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 Juli 2017

Kompetisi Film Pendek Dokumenter Diluncurkan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Dalam rangka Muktamar ke-33 NU yang akan digelar di Jombang, 1-3 Agustus mendatang, panitia menggelar lomba film pendek dokumenter. Pendaftaran dibuka hingga 10 Juli 2015, dengan total hadiah 45 juta rupiah.

Kompetisi Film Pendek Dokumenter Diluncurkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kompetisi Film Pendek Dokumenter Diluncurkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kompetisi Film Pendek Dokumenter Diluncurkan

Menurut Ketua Muktamar ke-33 NU H Imam Aziz acara lomba tersebut merupakan upaya penting untuk membangkitkan film di kalangan NU, terutama anak muda.

“Ini membangkitkan nostalgia bagaimana organisasi NU, tidak hanya mengakomodasi, tapi mendorong dan menjadi pelaku gerak budaya di indonesia,” katanya pada peluncuran dengan tajuk “Peluncuran Kompetisi Film Pendek Dokumenter dan 100 Hari Wafat Alex Komang” di gedung PBNU, Jakarta, (27/5).

Sang Pencerah Muslim

Ia menjelaskan, pada muktamar ke-33 nanti, NU mengemban tema yang berat, yaitu meneguhkan Islam Nusantara untuk peradaban Indonesia dan dunia.

Islam Nusantara, menurut dia, adalah islam yang melakukan “ekstraksi”, mengambil saripati dan kemudian disesuaikan dengan keadaan di mana dia tumbuh. Islam di Aceh, Sunda, Jawa, Kalimantan, Tidore memiliki warnanya sendiri.

Sang Pencerah Muslim

Menurut dia, saat ini NU belum mampu melakukan koneksi intens ke budaya-budaya itu secara maksimal. Karenanya dengan mengapresiasi film ini, adalah peran NU yang merasa berkawijaban mempertahankan dan menyebarluaskan hal itu.

Ia merasa sangat senang jika kompetisi tersebut diikuti anak-anak muda NU baik di sekolah umum maupun di pesantren.

Bagi yang ingin mengikuti kompetisi tersebut, sila kunjungi situs resmi Muktamar ke-33 NU http://muktamar.nu.or.id/lomba-film-pendek/. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Humor Islam, AlaSantri, Berita Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 15 Juli 2017

Pernah Ikut PETA, Banser Abdul Jalil Tertua di Rembang

Rembang, Sang Pencerah Muslim



Abdul Jalil, kakek usia 92 tahun ini masih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Banser Satkoryon Kabupaten Rembang. Warga Desa Sendang Mulyo, Kecamatan Sarang ini aktif berjuang sejak kecil.

Kepada Sang Pencerah Muslim, Rabu (30/8) mengatakan, perjuangannya sudah dimulai sejak zaman penjajahan. Mulai dari ikut PETA saat zaman Jepang, kemudian ikut di Vitra, hingga akhirnya bergabung bersama Banser.

Pernah Ikut PETA, Banser Abdul Jalil Tertua di Rembang (Sumber Gambar : Nu Online)
Pernah Ikut PETA, Banser Abdul Jalil Tertua di Rembang (Sumber Gambar : Nu Online)

Pernah Ikut PETA, Banser Abdul Jalil Tertua di Rembang

Kakek kelahiran tahun 1924 M ini masih giat dan aktif dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan NU. Dalam kegiatan Istighosah dan Aksi Damai Tolak FDS yang diselenggaran di Kabupaten Rembang, ia juga hadir dalam pengamanan.

"Saya dulu pernah ditugaskan oleh Banser untuk pengamanan di Surabaya, waktu itu ada pak Presiden Jokowi. Kemudian di Jakarta, Solo dan Jogja," ungkap kakek tiga cucu tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Di kesempatan yang sama, Zaenal Arifin selaku Komandan Satkoryon Rembang mengatakan, kakek Abdul Jalil ini merupakan anggota Banser tertua di Kabupaten Rembang.

"Beliau aktif dalam setiap kegiatan bersama Banser. Baik di tingkat kabupaten maupun wilayah. Beliau giat dan badannya masih bugar. Saat perjalanan jauh, beliau masih bisa mengendarai motor," ujar Zaenal Arifin. (Aan Ainun Najib/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, Syariah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 05 Juli 2017

KH Sya’roni Ahmadi Terangkan Kisah Rasulullah Haulkan Sahabatnya

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Mustasyar PBNU KH Sya’roni Ahmadi menegaskan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mendukung tardisi haul yang dilaksanakan setiap tahun itu. Kiai Sya’roni lalu mengutip sebuah riwayat yang disebutkan di Syarah Naqil Balaghah halaman 399.

KH Sya’roni Ahmadi Terangkan Kisah Rasulullah Haulkan Sahabatnya (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Sya’roni Ahmadi Terangkan Kisah Rasulullah Haulkan Sahabatnya (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Sya’roni Ahmadi Terangkan Kisah Rasulullah Haulkan Sahabatnya

Demikian disampaikan Kiai Sya’roni dalam tahlil umum haul Ke-1 KH Mudloffar Fatkhurrohman di maqbarah Mbah Brungut desa Kriyan, kecamatan Kalinyamatan, Jepara, Selasa (27/10) sore.

Sesuai penjelasan Imam Al-Waqidi dalam kitab itu, setahun sekali Nabi menziarahi 70 sahabat yang ikut serta dalam perang termasuk sahabat Hamzah. Dari kediaman ke maqbarah, jarak tempuhnya kira-kira 6 km. Juga saat itu belum ada kendaraan laiknya mobil yang ada hanya himar dan onta.

Sang Pencerah Muslim

Saat memasuki makam kiai kharismatik asal Kudus itu menjelaskan, Nabi berdoa. “Assalamualaikum bima shabartum fani’ma uqbaddar,” ujar Kiai Sya’roni di hadapan ratusan jamaah.

Doa yang diucapkan kanjeng Nabi itu merupakan harapan ahli kubur menerima nikmat agung yakni ditempatkan Allah di taman surga.

Sang Pencerah Muslim

Ia menambahkan orang yang meninggal jasadnya dimasukkan ke kuburan sedangkan nyawanya berada di alam kubur. Kiai yang terbilang murah senyum itu mengajak jamaah untuk membedakan alam kubur dan kuburan.

Kuburan dijelaskannya ialah alam dunia. Sementara alam kubur ialah alam yang berbeda. Meski alamnya berbeda dengan kita tetapi mereka yang ada di alam kubur mendengar kita.

Berkenaan dengan itu, ia menyontohkan, menjelang wafatnya istri Muhammad, Siti Khadijah Nabi ingin titip salam kepada 3 perempuan. Mendengar kabar itu Khadijah yang mengalami sakaratul maut di usia 65 tahun tidak lantas meninggal sebelum menerima penjelasan dari Nabi.

Kelak, sesuai keterangan Nabi ketiga perempuan yakni Siti Maryam, Siti Asiah dan Ummu Kulsum akan dinikahi Nabi. Dinikahinya ketiga perempuan tersebut lantaran mereka masih menyandang status “perawan”.

“Maryam dan Ummu Kulsum jelas masih perawan. Sedangkan Siti Asiah yang merupakan istri dari Firaun setiap kali berhubungan dengan dia sosok asiah diganti dengan kambing. Alhasil Asiah masih perawan,” imbuh kiai Sya’roni.

Setelah mengetahui ketiga perempuan tersebut akan menjadi maru (bahasa Sunda) yang arti perempuan lain yang akan menjadi istri, Khadijah pun meninggal dunia. Semua tentang alam kubur, di Al-Quran sebut kiai Sya’roni temaktub dalam Surat Tahrim.

Jika ada masyarakat awam yang menyatakan dinikahinya tiga perempuan itu Nabi dikatakan bejo, beruntung masih menurut kiai hal itu perlu ditampik. “Yang bejo bukan Nabi Muhammad tetapi ketiga perempuan tersebut,” paparnya meluruskan anggapan masyarakat.

Di akhir mauidhoh Kiai Sya’roni Ahmadi mengungkapkan cara “menolong” orang yang sudah berada di alam kubur. “Dengan membacakannya istighfar serta tahlil,” pungkasnya mengakhiri mauidloh hasanah. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh, Pondok Pesantren, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 20 Mei 2017

Ini Amalan Rasulullah SAW di Bulan Sya’ban

Kita sekarang berada di bulan Sya’ban dan sebentar lagi Ramadhan datang menghampiri kita. Bulan Sya’ban merupakan waktu yang tepat untuk berpuasa guna melatih diri untuk terbiasa puasa satu bulan penuh selama Ramadhan. Bahkan orang yang puasa Sya’ban termasuk orang yang menghormati bulan Ramadhan. Nabi Muhammad SAW mengatakan, “Puasa? Sya’ban itu untuk menganggungkan Ramadhan,” (HR At-Tirmidzi).

Puasa Sya’ban sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Menurut pengakuan ‘Aisyah RA, “Hanya di bulan Ramadhan Nabi Muhammad berpuasa satu bulan penuh dan saya tidak melihat Beliau sering puasa kecuali di bulan Sya’ban,” (HR Al-Bukhari). Dalam riwayat Ahmad disebutkan, “Puasa yang disukai Nabi Muhammad SAW ialah puasa di bulan Sya’ban.”

Ini Amalan Rasulullah SAW di Bulan Sya’ban (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Amalan Rasulullah SAW di Bulan Sya’ban (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Amalan Rasulullah SAW di Bulan Sya’ban

Syeikh Nawawi Banten di dalam Nihayatuz Zain menjelaskan sebagai berikut.

Sang Pencerah Muslim

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Macam puasa sunah yang kedua belas adalah puasa Sya’ban. Sebab Nabi Muhammad SAW sangat suka berpuasa pada bulan tersebut. Siapa saja yang berpuasa di bulan Sya’ban, ia akan memperoleh sya’faat di hari kelak.”

Sang Pencerah Muslim

Sebagai umatnya, puasa sunah yang dilakukan Nabi SAW ini penting untuk kita amalkan. Meskipun tidak mampu meniru sepenuhnya apa yang diamalkan Nabi Muhammad SAW, paling tidak kita coba berpuasa semampunya selama bulan Sya’ban. Selain mendapatkan ganjaran, puasa Sya’ban dapat melatih diri sendiri agar siap melakukan puasa wajib Ramadhan.

Biasanya, orang yang tidak terbiasa berpuasa tentu akan merasa berat melakukan puasa sebulan penuh pada Ramadhan. Untuk itu, biasakan puasa sebanyak-banyaknya di bulan Sya’ban agar nanti di bulan Ramadhan organ lambung tidak terkejut bila tidak beraktivitas selama siang hari.

Demikian pula bagi perempuan yang belum mengqadha puasa Ramadhan tahun lalu, Sya’ban adalah momen terbaik untuk mengqadha puasa. Jangan sampai ketika memasuki bulan Ramadhan nanti, utang puasa belum dibayar tuntas. Semoga kita mampu mengamalkan sunah Nabi Muhammad SAW. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, Makam, Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 18 April 2017

Kang Said: Pengurus NU Harus Siap Dikritik

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengingatkan seluruh jajaran pengurus NU mulai pengurus besar hingga anak ranting bahkan cabang istimewa NU untuk berbesar hati menerima catatan, kritik, dan komentar dari dewan Syuriyah NU. Kebesaran hati merupakan modal dasar pengurus NU.

Kang Said: Pengurus NU Harus Siap Dikritik (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Pengurus NU Harus Siap Dikritik (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Pengurus NU Harus Siap Dikritik

Demikian dikatakan Kang Said dalam peringatan harlah ke-29 Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya (Lakpesdam NU) di aula lantai delapan gedung PBNU jalan Kramat Raya nomor 164, Jakarta Pusat, Rabu (16/4) malam.

Kang Said menilai wajar catatan dan kritik Syuriyah untuk Tanfidziyah. Pasalnya, NU merupakan sebuah organisasi yang mengikuti pakem organisasi ideal yang didasari sekurangnya lima syarat.

Sang Pencerah Muslim

Kelima itu, sambung Kang Said, adalah al-kafa’ah (proporsional), ta’ahhul (professional), al-infitah (terbuka), as-shorohah (transparansi), dan at-ta’awun (kerja sama).

Sang Pencerah Muslim

“Bendahara kita siap diaudit dengan auditor eksternal. NU pun membuka diri untuk kerja sama dengan TNI, kejaksaan, kepolisian di samping koordinasi dengan lembaga, lajnah, dan banom NU,” terang Kang Said.

Ia menyebut cepatnya laju perkembangan lembaga, lajnah, dan banom NU kendati beberapa di antaranya berjalan lambat. Bahkan baru periode saya ini, tambah Kang Said, jajaran Rais Syuriyah PBNU sangat aktif. Sebentar-sebentar mereka rapat. Padahal periode sebelumnya, para kiai Syuriyah jarang rapat.

“Bahkan Syuriyah kadang lebih aktif dari Tanfidziyahnya,” kata Kang Said disambut tawa sedikitnya seratus hadirin.

“Kalau Rais Syuriyah sudah rapat, tentu sejumlah kritik dan aspirasi ditujukan kepada pengurus. Tetapi tidak mengapa. Itu memang kerja Syuriyah untuk terus mengingatkan tanfidziyah mana yang kurang pas. Kita harus siap menerima masukan dan arahan Syuriyah,” tandas Kang Said mengimbau semua pangurus NU di semua lapisan. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Semangatnya Bapak dan Anak Ini Ikuti Pembaretan Banser

Pringsewu, Sang Pencerah Muslim. Kekompakan bapak dan anak ini patut diacungi jempol. Kecintaan kepada NU dan semangat tinggi berorganisasilah yang menjadikan Sulaiman dan puteranya, Yovi ikut bergabung di Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Kekompakan mereka terlihat saat keduanya bersama-sama ikut prosesi pembaretan yang dilaksanakan Satkorcab Banser Pringsewu.

Semangatnya Bapak dan Anak Ini Ikuti Pembaretan Banser (Sumber Gambar : Nu Online)
Semangatnya Bapak dan Anak Ini Ikuti Pembaretan Banser (Sumber Gambar : Nu Online)

Semangatnya Bapak dan Anak Ini Ikuti Pembaretan Banser

Umur yang sudah tidak muda lagi tidak menghalangi Sulaiman untuk ikut prosesi pembaretan yang membutuhkan kekuatan fisik dan mental ini. "Saya ingin berkhidmah di NU melalui Banser," kata pria yang akrab dipanggil Leman ini saat dihubungi Sang Pencerah Muslim, Selasa (10/10).

Ketika ditanya motivasi ikut pembaretan, Leman menjelaskan bahwa Ia ingin memberikan contoh kepada generasi muda untuk memiliki jiwa dan fisik yang tangguh dan digunakan untuk berkhidmah di NU. 

Sang Pencerah Muslim

"Kulo pengin nyukani wawasan kangge rencang-rencang (saya ingin memberikan wawasan untuk teman-teman)," katanya polos menggunakan bahasa jawa.

Semangat Leman ini ternyata sudah ia wariskan kepada putranya Yovi. Saat Prosesi Pembaretan mereka tidak canggung bersama-sama melewati test fisik dan mental. "Saya dari kecil pingin jadi TNI. Untuk menyalurkannya saya ikut Banser," kata Yovi yang memang suka berorganisasi ini.

Yovi menambahkan bahwa kekompakan Ia dengan Bapaknya di Banser memang sudah terjalin saat Ia mengikuti Diklatsar Banser angkatan III. "Saya ikut Diklatsar angkatan III dan Bapak ikut Diklatsar angkatan IV. Untuk pembaretannya kita kompak bersama-sama," katanya.

Pembaretan yang dilaksanakan di Gedung NU pada pada Ahad (8/10) lalu memang berbeda dari yang lain. Selain terlihat Bapak dan anak ikut pembaretan bersama, kegiatan tersebut juga diikuti oleh 20 pemudi Fatayat Serbaguna atau Fatser. Setelah melalui test fisik lintas alam, para peserta akhirnya mampu mendapatkan baret yang mereka impi-impikan

Proses pemasangan baretpun sangat khidmah dan berkesan. Satu Persatu, 92 Anggota Banser dan Fatser merengkuh dan mencium Bendera Merah Putih dan Bendera NU. Aura khidmah semakin terasa saat hujan deras mengiringi prosesi pembaretan tersebut. 

Sang Pencerah Muslim

Tenaga yang terforsir seharian setelah melakukan jelajah alam tidak mereka hiraukan. Yang ada hanya kecintaan terhadap NKRI dan Nahdlatul Ulama. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Anti Hoax, Kiai, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Jumat, 03 Februari 2017

Bagaimana Adab Mengikuti Majelis Shalawat?

Solo, Sang Pencerah Muslim. Dalam sebuah kesempatan pengajian di Gedung Bustanul Asyiqin Solo, bertepatan pada saat malam ke-15 bulan Ramadhan (12/7), Pengasuh Majelis Ahbabul Musthofa Habib Syech bin Abdul Qadir As-Segaf menerangkan beberapa hal yang perlu diperhatikan para jamaah ketika mengikuti majelis pembacaan shalawat atau maulid Nabi Muhammad SAW.

Bagaimana Adab Mengikuti Majelis Shalawat? (Sumber Gambar : Nu Online)
Bagaimana Adab Mengikuti Majelis Shalawat? (Sumber Gambar : Nu Online)

Bagaimana Adab Mengikuti Majelis Shalawat?

“Majelis shalawat di beberapa tempat, alhamdulillah sudah bagus, sudah tertib. Di dalamnya ada ilmu, ratib, silaturahim, semua ini luar biasa kalau dijalankan dengan bagus,” terang Habib Syech di depan para jamaah dari Ahbaabul Musthofa, Syekhermania, dan Bolo Rosho.

Namun, lanjut Habib Syech, hal tersebut mesti dibarengi dengan beberapa adab. “Tempat duduk lelaki dan perempuan mesti dipisah,” tuturnya.

Sang Pencerah Muslim

“Kalau ada yang bawa bendera, tidak usah yang besar-besar. Jadi saya minta kalau ada bendera besar dari relawan, dinasehati untuk tidak dibawa, tapi dengan cara yang bagus. Kemudian boleh gerak, tapi tidak seperti orang joget, ini bukan dangdutan,” imbuhnya.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, para jamaah yang hadir ikut bergembira dalam majelis shalawat, maka saat itulah Allah akan mengabulkan doa, sebab saat gembira itu termasuk mustajab. “Namun gembira juga perlu adab, kalau dalam keadaan bergembira orang akan berdoa lepas, sedang orang yang bersedih biasanya berdoa ada embel-embelnya,”

Terakhir, Habib Syech berharap dengan sering membaca shalawat dapat menjadikan keselamatan untuk semua. “Shalawat itu bisa membuat maksiat minggat, berkat shalawat hidup menjadi nikmat, shalawat menjadikan Indonesia jadi selamat,” pungkasnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sunnah, Nasional, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Kamis, 14 April 2016

Dekati Otoritas Thailand, Muslim Pattani Minta Dukungan NU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Delegasi muslim dari Pattani Thailand meminta Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia untuk membantu melakukan pendekatan kepada pemegang otoritas pemerintahan di Thailand. Mereka berharap pemerintah setempat tidak terlalu represif terhadap kelompok Muslim.

Senin (25/5) kemarin, tiga warga Muslim Pattani berkunjung ke kantor PBNU Jakarta Pusat. Mereka adalah Direktur Yayasan Nusantara untuk Kesetaraan dan Hak Azasi Manusia Muhtadi, aktivis gerakan sosial Choirì Abdi, dan seorang mahasiswa asal Thailand Nawawi.

Dekati Otoritas Thailand, Muslim Pattani Minta Dukungan NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Dekati Otoritas Thailand, Muslim Pattani Minta Dukungan NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Dekati Otoritas Thailand, Muslim Pattani Minta Dukungan NU

Mereka disambut oleh Ketua PP LAZISNU KH Masyhuri Malik, Ketua PP Lesbumi Ngatawi Al-Zastrow dan Ketua Pelaksana PP Pagar Nusa Suadi D. Pranoto. Pertemuan berlangsung di kantor PP LAZISNU, lantai 2 kantor PBNU.

Sang Pencerah Muslim

“Kita diminta membantu melakukan pendekatan kepada pemegang otoritas pemerintahan di Thailand agar tidak terlalu represif terhadap Muslim Pattani. Mereka bersedia menjalankan kebijakan pemerintah tapi identitas kultural jangan diberangus,” kata Zastrouw usai pertemuan.

Sang Pencerah Muslim

Menanggapi permintaan itu, pihak NU memberikan arahan bahwa gerakan muslim Pattani tidak perlu konfrontatif, tetapi lebih bersifat kultural.

“Kalau konfrontatif, akan membuat sikap aparat menjadi semakin represif dan akan membuat citra negatif karena dianggap teroris,” kata KH Masyhuri Malik.

Ditambahkan, cara-cara kultural diperlukan agar pemerintah setempat yakin bahwa Pattani adalah bagian dari warga Thailand yang harus diberi hak dan perlindungan yang sama, bukan ancaman yang harus diberangus.

Dalam kesempatan itu delegasi Muslim Pattani juga ingin dukungan NU di bidang pendidikan, khususnya pendidikan agama untuk membedung gerakan Wahabi dan memperkuat Islam Nusantara melalui pengiriman tenaga pengajar agama dan pengiriman santri Pattani ke pesantren-pesantren dan perguruan tinggi NU.

“Mengengai permohonan yang disampaikan, pihak NU akan berkordinasi dengan organ lainnya seperti RMI (organisasi pesantren NU), Lembaga Pendidikan Ma;arif dan Lajnah Perguruan tinggi NU,” kata KH Masyhuri Malik .

Menurut Masyhuri Malik, PBNU melalui LAZISNU juga telah memberikan beasiswa kepada sejumlah mahasiswa dari Afganistan untuk belajar di perguruan tinggi NU sekaligus mengenyam penddikan di pondok pesantren.

"Kita berharap agar para mahasiswa Afganistan dapat menyebarkan ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah yang toleran seperti NU dan berperan menyelesaikan konflik di negaranya. Persolan di Pattani tentu berbeda, namun NU juga bisa mengambil peran," kata Masyhuri Malik yang juga Ketua Pelaksana Program Kaderisasi PBNU.

Sementara itu dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam, pihak Muslim Pattani juga menyampaikan keinginan mereka agar diperkenankan datang pada acara Muktamar NU di Jombang. Mereka akan segera mengajukan surat resmi untuk bisa diundang mendatangi muktamar sebagai tamu dan peninjau untuk menyaksikan proses permusyawaratan tertinggi NU. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Senin, 14 Maret 2016

Habib Syekh Doakan Penyelenggaraan Ujian Nasional

Solo, Sang Pencerah Muslim. Pengasuh majelis Ahbabul Musthofa Solo, Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf mengajak ribuan jemaah yang diguyur hujan untuk mendoakan para pelajar SMA dan SMK yang tengah menyelesaikan soal Ujian Nasional.

Habib Syekh Doakan Penyelenggaraan Ujian Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Syekh Doakan Penyelenggaraan Ujian Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Syekh Doakan Penyelenggaraan Ujian Nasional

Ia berharap pengajian akbar Senin (14/4) malam memberikan keberkahan bagi semua.

Pada pengajian akbar di halaman parkir Pasar Burung Depok Solo, Habib Syekh menyampaikan, “Semoga para pelajar dapat mengerjakan UN dengan lancar dan mendapatkan nilai bagus.”

Sang Pencerah Muslim

Di sela kumandang sholawat yang diiringi tabuhan rebana, ia juga berpesan kepada para calon pemimpin yang terpilih dalam pemilu lalu dapat menjalankan tugas secara amanah.

Sang Pencerah Muslim

“Semoga sholawat bersama ini, menjadikan orang-orang tetap amanah dalam menjalankan tugas-tugasnya,” ujarnya. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, Cerita, Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Selasa, 01 Maret 2016

#AyoMondok Jadi Trending Topic Teratas di Twitter

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Gerakan Nasional #AyoMondok yang telah diluncurkan oleh PP dan beberapa PW RMINU di Gedung PBNU, Senin (1/6) sore menjadi perbincangan deras para netizen di media sosial, terutama di twitter. Bahkan, tagar tersebut menempati trending topic teratas di media sosial yang kerap disebut mikro blog itu.

#AyoMondok Jadi Trending Topic Teratas di Twitter (Sumber Gambar : Nu Online)
#AyoMondok Jadi Trending Topic Teratas di Twitter (Sumber Gambar : Nu Online)

#AyoMondok Jadi Trending Topic Teratas di Twitter

Beragam kicauan yang disampaikan Netizen di twitter, mulai dari pengalaman dirinya ketika mondok, karakter pendidikan pondok pesantren, foto-foto unik, hingga ada juga yang meng-upload video dokumenter menarik tentang sebuah kisah perjalanan pondok pesantren.

“Asiknya nyantri itu belajarnya menyenangkan dan berkesan. Bab Thoharoh hingga Junub pun dikemas lucu dan bijak. Hikmahnya dapet,” kicau Akun twitter bernama @eloquence_99.

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, akun bernama @Riffanpecros berkicau, bahwa pendidikan pondok pesantren tidak hanya menjadikan lulusannya jadi kiai, modin, ustadz, penceramah, dan guru.

“Buktinya banyak yang jadi menteri, jadi pengusaha sukses, bahkan jadi Presiden RI. Dan Kalau ada yang bilang mondok itu cuma mempelajari ilmu agama, buktinya saya bisa kuliah di kampus negeri, juga entrepreneur dan bisa IT,” ujar Riffan dalam tweetnya.?

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, akun bernama @moqsith memaparkan dalam kicauannya, bahwa di pesantren kita tak hanya belajar membaca Quran tapi juga bagaimana memahami Quran. Dengan belajar di pesantren, kita akan tahu, mana ajaran Islam dan mana tradisi masyarakat Arab. Dengan belajar di pesantren kita akan tahu variasi bacaan Quran bahkan hingga 14 jenis bacaan. Di pesantren kita juga belajar bab jihad. Tapi, makna jihad tak dipersempit hanya berupa perang.

“Yang hebat dari pesantren adalah keberhasilannya mmpersaudarakan seluruh santri yang datang dari seantero negeri. Pesantren memang terus berkembang dan berbenah. Sejumlah kekurangan terus dibenahi,” imbuh @moqsith dalam tweetnya.?

Gerakan ini didukung sepenuhnya oleh para pengasuh pondok pesantren di seluruh Indonesia. Selain itu, saat ini setiap pesantren sedang mempersiapkan diri untuk menyosialisasikan gerakan nasional #AyoMondok. Gerakan ini mempunyai konsekuensi, bahwa pondok pesantren wajib berbenah diri dengan optimal dari berbagai aspek agar mampu menciptakan lembaga dan lulusan berkualitas ala pesantren. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Anti Hoax, AlaSantri, PonPes Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 27 September 2014

Pesantren Al-Mizan Kirim Tim Futsal ke Liga Santri Nusantara

Majalengka, Sang Pencerah Muslim. Pengasuh pesantren Al-Mizan Jatiwangi kabupaten Majalengka melepas santrinya untuk bertanding futsal dalam Liga Nusantara yang berlangsung di Indramayu, Selasa (15/9). Mereka berharap tim futsal santrinya masuk dalam 16 besar.

“Menjadi pemenang itu mudah. Akan tetapi membuat sejarah bagi generasi seterusnya untuk memberikan kontribusi pada peradaban untuk saat ini, menjadi barang langka. Karena orang menilai dari berapa besar perjuangan atau lewat kontribusi uang akan tetapi kami memberikan kontribusi pada peradaban melalui jiwa olahraga,” kata guru olahraga pesantren Al-Mizan Wanding Ahmad Nurdin.

Pesantren Al-Mizan Kirim Tim Futsal ke Liga Santri Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Al-Mizan Kirim Tim Futsal ke Liga Santri Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Al-Mizan Kirim Tim Futsal ke Liga Santri Nusantara

Ia memotivasi timnya untuk menampilkan permainan sebaik mungkin. “Kalian harus bangga pada diri sendiri atau kedua orang tua kalian, karena kalian dipilih untuk mewakili pesantren dan menjaga nama pondok pesantren untuk berjuang lewat futsal. Selain itu kalian dikirim bukan untuk jalan-jalan,” ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Wanding mengakui singkatnya persiapan tim asuhannya untuk menuju turnamen futsal ini. “Sebenarnya tim ini hanya kami bentuk dengan sedikit persiapan. Akan tetapi kita tidak bisa berbuat banyak. Yang penting kita lolos ke 16 besar,” ujar Wanding.

Sang Pencerah Muslim

Sementara pengasuh pesantren Al-Mizan yang diwakili Edi Karna menyatakan optimis akan prestasi tim futsal santrinya.

“Kita berjuang harus dengan realitas walaupun dengan persiapan mepet jangan berkecil hati karena Allah bersama orang yang berusaha,” tandasnya. (Tata Irawan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Senin, 30 Desember 2013

Sandiaga Uno Temui Menteri Hanif

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri menerima kunjungan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Sandiaga Uno guna membahas permasalahan ketenagakerjaan di Jakarta, Jumat (27/10).

Sandiaga Uno Temui Menteri Hanif (Sumber Gambar : Nu Online)
Sandiaga Uno Temui Menteri Hanif (Sumber Gambar : Nu Online)

Sandiaga Uno Temui Menteri Hanif

“Hari ini saya dikunjungi sama Pak Sandiaga Uno, pastinya kita membahas persoalan-persoalan yang menjadi tanggung jawab saya, yaitu persoalan ketenagakerjaan,” kata Hanif.

Salah satu hal yang dibicarakan pada pertemuan tersebut adalah mendorog bagaimana agar angkatan kerja baru bisa mendapat pekerjaan yang baik,” katanya di kantor Kemnaker. 

Topik pembicaraan lainnya yang dibahas yakni mengenai pengupahan. 

Sang Pencerah Muslim

“Hal yang paling dekat, kami membahas mengenai pengupahan, bagaimana menjaga agar iklim usaha ini tetap baik, ada kepastian bagi dunia usaha mengenai kenaikan upah dan kepastian bagi pekerja untuk mendapatkan kenaikan upah,” jelasnya.

Hanif menambahkan, sesuai PP 78 tentang pengupahan, saat ini pihaknya sudah melakukan beberapa upaya terkait  penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP).

“Kita (kami, Red) sudah minta kepada kepala daerah dalam hal ini gubernur yang berkewajiban untuk menetapkan UMP setiap tahunnya merujuk pada peraturan perundang-undangan. Saya sudah surati mereka dan sudah memberi data pertumbuhan ekonomi dan inflasi dan data lainnya yang diperlukan,” papar Hanif.

Selain itu, Hanif mengimbau para pekerja supaya tidak melakukan demo karena setiap tahun upah pasti naik.

“Kalau soal PP 78 kan memberikan kepastian kepada semua pihak bahwa kenaikan upah setiap tahun bersifat prediktif. Kenaikannya sesuai dengan formulasi. Dengan begini sudah merupakan sesuatu yang bersifat win-win solution, sehingga everybody happy,” jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

Dengan seperti itu, imbuh Hanif, pihaknya berharap dunia usaha akan terus berkembang, lapangan kerja tercipta dan angkatan kerja baru bisa masuk.

“Yang kita pikirkan bukan hanya yang sudah bekerja tetapi juga mereka yang belum bekerja. Jangan sampai yang sudah bekerja menghambat yang belum bekerja,” tutur Hanif.

Hanif menegaskan, upah minimum juga berlaku bagi pekerja outsourcing. “Bagi mereka semua yang terikat kontrak kerja, upah minimum akan tetap  berlaku,” tegasnya.

Sementara itu, Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno memaparkan, pihaknya masih dalam proses untuk menentukan UMP 2018.  

“Kami sedang dalam proses menentukan UMP. Saya berharap dalam beberapa hari kedepan insyaallah hasilnya akan selesai dan pastinya terbuka, transparan, dan berkeadilan,” papar Sandiaga.

Sandiaga menambahkan, pihaknya belum bisa menyebutkan angka besaran UMP, akan tetapi kebijakan yang akan diambilnya akan berbasis data.

“Kita tidak bicara angka, kita hanya bicara mengenai mekanisme. Tentunya ada beberapa upgrading tentang kebutuhan hidup layak, akan direview, jadi itu yang kita bicarakan. Kebijakan ini berbasis data makanya saya bawa juga tim Jakarta Smart City,” pungkas Sandiaga. (Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, AlaNu Sang Pencerah Muslim

Senin, 09 Juli 2012

Polarisasi Anak Bangsa yang Semakin Memprihatinkan

Perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara belakangan ini menunjukkan situasi yang memprihatinkan yang mana masyarakat terbelah dalam dua pandangan yang dikotomis. Ada kelompok yang menganggap salah apa saja yang dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan di sisi lain ada yang mendukung pemerintah mati-matian. Berbagai berita yang menjelek-jelekkan pemerintah disebarkan dari grup ke grup media sosial dengan mudahnya. Kelompok seberangnya merespon dengan membuat opini negatif atas lawannya. Media sosial dan dunia maya pun menjadi hiruk-pikuk dengan cacian dan makian. Sementara itu, jika pemerintah bertindak benar, kelompok oposan diam saja atau bahkan mencari sudut pandang negatif dari tindakan tersebut.

Yang lebih celaka lagi, mereka menciptakan kesan bahwa pemerintah bersikap zalim terhadap umat Islam, semantara di sisi lain pemerintah dianggap mengakomodasi kepentingan PKI. Mereka membangun sentimen keagamaan tertentu untuk merawat sikap oposan ini. Jika informasi seperti itu setiap hari secara terus-menerus disebarkan kepada masyarakat umum yang kurang kritis, rawa sekali berubah menjadi sebuah “kebenaran”. Padahal, ada kepentingan besar yang sengaja didesain untuk menciptakan kondisi tertentu guna mendelegitimasi pemerintahan, sekalipun hal tersebut merugikan kepentingan bersama.

Polarisasi Anak Bangsa yang Semakin Memprihatinkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Polarisasi Anak Bangsa yang Semakin Memprihatinkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Polarisasi Anak Bangsa yang Semakin Memprihatinkan

Jika ditelusuri lebih dalam ke belakang, kelompok-kelompok antipemerintah tersebut sebagian merupakan orang yang kalah dalam pertarungan politik pada 2014 lalu. Mereka ingin memelihara dukungan yang secara emosional sudah terbentuk untuk kepentingan politik tahun 2019. Dengan merawat sikap oposisi terhadap pemerintah, maka suara mereka bisa dimanfaatkan lagi untuk pertarungan selanjutnya.

Sang Pencerah Muslim

Ada pula yang merasa, pemerintah saat ini kurang memberi ruang kepada kelompok umat Islam tertentu. Mereka merasa, pemerintah bersikap keras, tidak sebagaimana pemerintahan periode sebelumnya. Apa yang dilakukan pemerintah saat ini adalah menjaga ideologi negara, yaitu Pancasila. Ada sekelompok kecil umat Islam yang ingin mengubah dasar negara dengan sistem khilafah atau ideologi transnasional lainnya. Tentu saja, pemerintah memiliki kewajiban menjaga kelangsungan NKRI yang merupakan hasil konsensus dari para pendiri bangsa yang latar belakangnya beraneka ragam.

Mempertahankan eksistensi NKRI dengan menghalangi tumbuh suburnya aliran-aliran radikal yang mengatasnamakan Islam tidak dapat disamakan dengan memusuhi Islam. Sejumlah UU seperti UU Haji, UU Zakat, UU Halal, dan berbagai peraturan pemerintah lainnya mengakomodasi kepentingan umat Islam sebagai pemeluk agama mayoritas di Indonesia.

Apa yang dilakukan oleh pemerintah tentu saja tidak sepenuhnya benar. Ungkapan kekuasaan rawan terhadap penyalahgunaan mengajarkan kita untuk selalu mengawasi perilaku pemerintah. Persoalan seperti korupsi, birokrasi yang lamban, penegakan hukum yang lemah, dan ketimpangan sosial merupakan sebagian masalah yang saat ini belum terselesaikan. Mungkin dari zaman Indonesia merdeka hingga sekarang. Siapa pun presidennya akan menghadapi persoalan tersebut.  Yang harus kita lakukan adalah mengapresiasi kerja-kerja baik yang sudah dilakukan oleh pemerintah, sementara di sisi yang lain harus mengawasi kemungkinan terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh para pejabat yang sedang berkuasa.

Sang Pencerah Muslim

Nahdlatul Ulama dalam berbagai kesempatan menegaskan, bukan bagian dari pemerintah atau koalisi dan bukan juga oposisi. NU mendukung jika kebijakan pemerintah memberi manfaat bagi masyarakat, tetapi NU juga akan mengingatkan pemerintah jika beleid yang dikeluarkan merugikan masyarakat. Dalam hal kebijakan sekolah lima hari, NU menentang habis-habisan. Sementara di satu sisi, NU mendukung Perpu ormas sebagai upaya untuk mengekang tumbuh suburnya organisasi radikal yang ingin menggantikan Pancasila dengan ideologi yang mereka usung.

Kehidupan berbangsa dan bernegara memang memerlukan kedewasaan. Kekalahan dalam kontestasi politik adalah hal yang lumrah. Toh ada kesempatan dalam lima tahun berikutnya untuk bertarung kembali. Tetapi jangan sampai rakyat dikorbankan demi kepentingan politik sekelompok kecil orang dengan merusak tatanan bernegara.

Sebagai bangsa yang masih berproses, mengingat latar belakangnya yang sangat beragam, upaya untuk menyamakan visi dalam bernegara harus terus dibangun. Polarisasi-polarisasi yang terjadi saat ini merenggangkan kembali ikatan berbangsa. Bung Karno meminta nasihat Mbah Wahab atau KH Wahab Chasbullah ketika menyadari adanya polarisasi antara kelompok setelah kemerdekaan RI. Mbah Wahab menyarankan diadakannya halal bihalal, atau silaturahim seusai Lebaran, yang kini menjadi tradisi di Indonesia. Upaya-upaya serupa untuk membangun komunikasi antarkomponen bangsa harus terus dilakukan supaya ketika ada kesalahpahaman segera bisa dijelaskan duduk perkaranya. (Ahmad Mukafi Niam)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, AlaSantri, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 14 Maret 2012

GP Ansor Sumenep Bedah Buku "Pesantren: Nalar dan Tradisi"

Sumenep, Sang Pencerah Muslim - Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Sumenep Madura, Jawa Timur, membedah buku bertemakan pesantren, Sabtu (2/4). Bertempat di aula PKPRI Sumenep, acara tersebut berlangsung 3 jam mulai dari pukul 14.00-17.00 WIB.

Buku yang dibedah berjudul Pesantren; Nalar dan Tradisi karya tokoh muda NU Jawa Timur, Gus Baddrut Tamam. Tampak hadir Ketua PCNU Sumemep KH Pandji Taufiq, Ketua PC GP Ansor M Muhri Zaen, penulis buku, 23 pengurus PC Ansor, dan 65 pengurus dari 22 PAC Ansor se Kabupaten Sumenep. Serta, beberapa pengasuh pesantren di Sumenep.

GP Ansor Sumenep Bedah Buku Pesantren: Nalar dan Tradisi (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Sumenep Bedah Buku Pesantren: Nalar dan Tradisi (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Sumenep Bedah Buku "Pesantren: Nalar dan Tradisi"

Akademisi NU Sumenep Dr Rahbini, tampil sebagai pembanding. Rahbini mengaku senang dan bangga punya kader NU seperti Gus Baddrut karena dia tergolong santri yang aktivis. "Di tengah kesibukannya, masih sempat menelurkan pikiran cerdasnya untuk kemudian diterbitkan dalam bentuk buku," tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Baddrut berbicara tentang nilai-nilai pesantren harusnya terus kita sandang di mana pun dan jadi apa pun kita. "Oleh sebab itu, kita mesti selalu beretika, santun, dan bersahaja.Santri juga harus siap menghadapi berbagai problem sosial kemasyarakatan," tegas pria yang kini menjabat Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa DPRD Jawa Timur.

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Dalam sambutannya, Ketua PC GP Ansor Sumenep M Muhri Zaen menegaskan, bedah buku ini adalah rangkaian dalam memeriahkan harlah GP Ansor ke-82. Pihaknya berharap dengan membedah buku kepesaantrenan, peserta bisa mengikuti para pejuang yang sekaligus pengasuh/ pendiri pesantren yang mempunyai jasa besar terhadap bangsa ini.

"Pesantren lah yang berperan besar dan bersemangat luar biasa dalam hal ikut andil dalam memerdekakan serta mendidik umat dalam segala aspek kehidupan," tandasnya. (Hairul Anam/Mahbib)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, AlaSantri, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Selasa, 07 Februari 2012

Pelajar NU UINSA dan Bangkalan Didik 200 Kader pada Lakmud

Bangkalan, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Komisariat IPNU dan IPPNU UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dan IPNU-IPPNU Bangkalan mengadakan Latihan Kader Muda (Lakmud) di pesantren Daruz Zubad, Mangkon, Arosbaya, Bangkalan, pada Jumat-Senin, (6-9/11). Sebanyak 200 pelajar mengikuti Lakmud yang dibuka Ketua PCNU Bangkalan KH Fathur Rohim.

Pelajar NU UINSA dan Bangkalan Didik 200 Kader pada Lakmud (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU UINSA dan Bangkalan Didik 200 Kader pada Lakmud (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU UINSA dan Bangkalan Didik 200 Kader pada Lakmud

Ketua pelaksana Lakmud Bagus Riyan, angka jumlah peserta mengalami penurunan karena pendeknya persiapan panitia serta minimnya minat peserta dalam mengkikuti organisasi, khususnya IPNU-IPPNU.

“Kita terlalu mepet dalam mempersiapkan segala sesuatunya, selain itu calon peserta juga cenderung abai saat kami ajak ikut Lakmud,” tuturnya.

Sang Pencerah Muslim

Sementara Ketua IPNU UINSA A Deny Saputra menjelaskan, tujuan diadakan Lakmud adalah untuk memberi pembekalan kepada calon kader IPNU-IPPNU agar tahu dan mengerti berbagai hal yang menjadi bidang kajian IPNU-IPPNU.

Sang Pencerah Muslim

“Lakmud dibuat untuk terwujudnya pelajar yang bertaqwa, berahlakhul kharimah, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap tatanan masyarakat berkeadilan demokrasi atas dasar ajaran Islam Ahlusunnah Wal Jamaah,” jelasnya.

Pasca pelaksanaan Lakmud pengurus IPNU-IPPNU UINSA akan mengadakan berbagai kajian dan kegiatan tambahan yang masuk dalam tahap tindak lanjut seperti kajian keilmuan dan intelektual, kajian Aswaja, sholawat Diba’iyah, pelatihan Banjari, dan berbagai forum diskusi untuk membahas isu terkini. (Abidin Hasyim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Selasa, 04 Oktober 2011

Kemenag Keluarkan Izin Pascasarjana untuk 5 Perguruan Tinggi NU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktur Jenderal Pendidikan Islam mengeluarkan izin penyelenggaraan Program Pasca Sarjana untuk lima perguruan tinggi Nahdlatul Ulama (NU).

Lima perguruan tinggi tersebut adalah STAINU Jakarta untuk Program Pascasarjana Sejarah Peradaban Islam, STAINU Kebumen untuk Managemen Pendidikan Islam, INISNU Jepara dan STAI Al-Hikmah Jakarta untuk Program managemen Pendidikan Islam, serta STI Blambangan Banyuwangi untuk Program Pendidikan Agama Islam.

Kemenag Keluarkan Izin Pascasarjana untuk 5 Perguruan Tinggi NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag Keluarkan Izin Pascasarjana untuk 5 Perguruan Tinggi NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenag Keluarkan Izin Pascasarjana untuk 5 Perguruan Tinggi NU

Surat Keputusan Tentang Izin Penyelenggaraan Program Magister untuk lima perguruan tinggi NU ini sebenarnya sudah ditandatangani oleh Dirjen Pendidikan Islam Nur Syam tertanggal 24 Desember 2012 lalu. Namun Sang Pencerah Muslim menghubungi pihak STAINU Jakarta baru menerima SK pada 3 Januari 2013 kemarin. Sementara sejarah peradaban Islam Pascasarjana STAINU Jakarta sendiri akan dikonsentrasikan untuk kajian Islam Nusantara.

Sang Pencerah Muslim

SK yang baru dikeluarkan ini berlaku atau diperbarui selama 2 tahun dan pihak penyelenggara harus menyampaikan laporan perkembangan setiap akhir tahun. Adapun gelar akademik yang akan diberikan, sebagaimana dalam SK tersebut, mengacu pada Peraturan Menteri Agama No. 36 tahun 2009 Tentang Pembidangan Ilmu dan Gelar Akademik di lingkungan PTAI.?

Sang Pencerah Muslim

Penulis: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren, AlaSantri, Hikmah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 28 Juni 2011

Tempat Baru Buatan Arab Saudi untuk Sai Tidak Sah

Kudus,Sang Pencerah Muslim. Mustasyar PBNU KH Syaroni Ahmadi mengatakan para calon jamaah haji saat menunaikan sai supaya tidak menggunakan tempat baru (Masa Jadid) yang dibangun pemerintah Arab Saudi. Bila dilakukan, hajinya bisa tidak sah.

Tempat Baru Buatan Arab Saudi untuk Sai Tidak Sah (Sumber Gambar : Nu Online)
Tempat Baru Buatan Arab Saudi untuk Sai Tidak Sah (Sumber Gambar : Nu Online)

Tempat Baru Buatan Arab Saudi untuk Sai Tidak Sah

"Menurut Imam Syafii, sai itu rukun haji yang pelaksanaanya harus pada tempat yang aslinya yakni Masa Qodim. Bila tidak, harus diulang kembali. Jika tidak mengulang, sa’inya tidak sah dan hajinya pun bisa tidak sah," ujarnya dalam acara Walimatus Safar atau tasyakuran haji di rumah alumni IPNU Andoko desa Demaan Kota Kudus Jawa Tengah, Kamis (28/8).

Pendapat Imam Syafi’i ini, terang ulama kharismatik asal Kudus ini, sai adalah wajib haji sehingga bila tidak dilaksanakan pada tempatnya harus membayar dam. "Makanya, saat sai carilah tempat lama (Masa Qodim) yang berada di lantai bawah," tandasnya lagi.

Mbah Syaroni menandaskan Masa Jadid bukanlan tempat sa’i yang sebenarnya. Sebab, pemerintah Arab saudi yang membuatkan tempat baru untuk calon jamaah haji melaksanakan sa’i.

Sang Pencerah Muslim

"Dari bahasanya saja membangunkan tempat sa’i, berarti kan tidak tempat betulan. Ini sama saja misalnya warga Kudus dibuatkan kabah, belum tentu terus bisa dijadikan tempat beribadah haji," imbuhnya dalam bahasa jawa.

Sang Pencerah Muslim

Di awal taushiyahnya, Mbah Syaroni mengingatkan calon haji pada waktu keluar rumah saat pemberangkatan nanti supaya berniat ibadah. Dengan demikian, calon haji sudah termasuk tamunya Allah.

"Kalau sudah menjadi tamunya Allah, maka akan terpenuhi tiga hal yang dijanjikan Allah yakni segala permintaan akan dituruti, doanya mustajab dan semuanya ongkos haji akan diganti oleh Allah seperti sabda nabi dalam kitab Aljamik Shoghir Babul Haq," ujarnya seraya menandaskan calhaj yang tidak niat ibadah berarti sama saja orang wisata belaka.

Alumni IPNU Gebog? Andoko ini rencananya akan menunaikan ibadah haji bersama Evi Shofiati (istri) dan Raminah (ibunda).Menurut jadwal akan berangkat bersama rombongan Kudus lainnya pada 16 September mendatang. (Qomarul Adib/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, Tokoh Sang Pencerah Muslim

Selasa, 25 Mei 2010

Saat Berhaji Jangan Merasa Paling Benar, Pintar, dan Kaya

Makkah, Sang Pencerah Muslim

Naib (wakil) Amirul Hajj KH Musthofa Aqil Siroj mengajak jemaah haji Indonesia untuk tidak melakukan perbuatan rafatsa, fusuq, dan jidal sebagaimana diajarkan oleh Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 197.

Hal ini disampaikan Rais Syuriyah PBNU itu saat memberikan taushiyah kepada jemaah haji Indonesia di Hotel Dar Ummul Qura Sektor I wilayah Mahbas Jin, Makkah.

Saat Berhaji Jangan Merasa Paling Benar, Pintar, dan Kaya (Sumber Gambar : Nu Online)
Saat Berhaji Jangan Merasa Paling Benar, Pintar, dan Kaya (Sumber Gambar : Nu Online)

Saat Berhaji Jangan Merasa Paling Benar, Pintar, dan Kaya

Menurutnya, ada tiga cara untuk menghindari rafats, fusuq, dan jidal. “Jangan merasa paling benar, jangan merasa paling pinter, dan jangan merasa kaya,” katanya di Makkah Rabu, (23/08) sebagaimana diberitakan Kemenag.go.id.

Sang Pencerah Muslim

Kiai Musthofa Aqil berkisah bahwa Nabi Adam kembali diterima doanya setelah merasa salah. Doa Nabi Adam, “Ya Tuhan, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami, dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk hamba yang merugi.”

Setelah itu, Nabi Adam kembali dipertemukan dengan Siti Hawa di Jabal Rahmah. “Jadi jangan merasa paling benar,” tuturnya.

Sang Pencerah Muslim

Kiai Musthofa juga berpesan agar jemaah tidak merasa paling pinter. Menurutnya, amal ibadah itu ada macam-macam, karenanya jemaah jangan merasa paling pinter.

“Ada yang makai ushalli, ada yang tidak. Ada yang pake qunut, ada yang tidak. Semuanya punya kiai, punya mazhab, semuanya punya kitab. Lebih baik kita diam, daripada ngomong dari mana itu (sementara kita tidak tahu)?”? katanya.

“Pesan ini penting dibawa ke Indonesia. Sillakan beda pendapat, tapi jangan berantem,” tambahnya.

Pesan ketiga adalah jangan merasa kaya. “Kata Allah, sayalah yang kaya, maka mintalah. Jangan menunjukkan kaya kepada Allah. Jangan pakai perhiasan. Maka akan lebih enak, mintanya,” ujarnya.

Mengakhiri taushiyahnya, Kiai Musthofa berpesan, agar jemaah banyak membaca Al-Qur’an ketika berada di Makkah, memperbanyak membaca shalawat ketika di Madinah. Dan memperbanyak membaca istighfar ketika berada di padang Arafah. “Semoga menjadi haji yang mabrur,” harapnya. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, Khutbah, Hadits Sang Pencerah Muslim

Kamis, 26 November 2009

Kiai Said: Hati-hati Dakwah yang Dilakukan secara Gelap-gelapan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj meminta masyarakat untuk berhati-hati pada ajaran agama yang didakwahkan secara gelap-gelapan dan eksklusif karena pasti ada sesuatu yang disembunyikan. Dulu, Islam didakwahkan secara terang-terangan.?

Kiai Said: Hati-hati Dakwah yang Dilakukan secara Gelap-gelapan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said: Hati-hati Dakwah yang Dilakukan secara Gelap-gelapan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Said: Hati-hati Dakwah yang Dilakukan secara Gelap-gelapan

“Kita harus mencurigai dan memantau ajaran seperti itu, apalagi ajarannya sampai meresahkan masyarakat karena ada pengikutnya yang lari dan minggat,” katanya, Rabu di Gedung PBNU (27/1).

Kiai Said juga meminta agar aparat keamanan menindak setiap kelompok atau organisasi massa yang berpotensi mengurangi, merusak, dan mengganggu integritas masyarakat.?

“Tapi kalau ormas yang keberadaannya membangun masyarakat, ya, NU, Muhammadiyah. Kalau ada ormas yang aktitasnya menganggu dan merusak, harus ditindak,” imbuhnya.?

Sang Pencerah Muslim

Ia menegaskan, setiap kelompok yang mengatasnamakan agama Islam, harus sesuai dengan prinsip Islam, yaitu rukun iman dan rukun Islam.?

Sang Pencerah Muslim

“Kita bisa beda dengan Muhammadiyah dan Persis, tetapi dalam prinsip shalat lima waktu, kita tidak beda. Shalat lima waktu wajib, puasa wajib, dan lainnya.”

“Kalau orang Islam tidak shalat, itu dosa, tetapi kalau mengingkari bahwa shalat itu wajib, itu sesat namanya. Orang tidak puasa itu berdosa, tetapi mengingkari bahwa puasa itu tidak wajib, maka sesat,” paparnya.?

Bagaimana jika ada ajaran yang mengembangkan keyakinan seperti itu. Kiai Said menjelaskan, bagi para pengikutnya, mereka adalah korban yang harus di bimbing dan diberi pencerahan supaya normal kembali. Tapi bagi pentolannya, harus ada sanksi hukum. (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Cerita, AlaSantri, Budaya Sang Pencerah Muslim

Minggu, 25 Oktober 2009

Berciuman ketika Berpuasa

Syahwat selalu ada dalam diri manusia. Syahwat termasuk masalah sulit untuk dibereskan. Kecenderungannya yang bersifat liar sangat susah untuk ditaklukkan. Inilah salah satu hikmah diwajibkannya puasa Ramadhan, yaitu melatih diri dalam mengendalikan nafsu termasuk di dalamnya adalah syahwat.

Meskipun demikian, tidak serta merta syahwat itu tunduk kepada mereka yang berpuasa, karena semakin dikekang ia akan semakin kuat melakukan perlawanan. Ketika manusia puasa tidak kuat menahannya maka muncullah retakan-retakan dalam berbagai bentuknya mulai dari keisengan kecil hingga kejahilan besar. Tentunya puasa sebagai sebuah program pelatihan memiliki treatmen tersendiri mengenai hal ini. Tidak lantas diputus sebagai sebuah kegagalan, tetapi keberhasilan yang belum sempurna.

Contoh yang dapat diterapkan dalam kasus ini adalah ciuman di siang bulan Ramadhan bagi mereka yang sedang menunaikan puasa. Sesungguhnya ciuman bagi mereka yang sedang puasa tidak membatalkan puasa selama tidak disertai syahwat, tetapi secara etika hendaknya dihindari, selain akan mengajak ke langkah lebih lanjut, juga demi menghormati puasa itu sendiri.

Berciuman ketika Berpuasa (Sumber Gambar : Nu Online)
Berciuman ketika Berpuasa (Sumber Gambar : Nu Online)

Berciuman ketika Berpuasa

Hadits-hadits yang menjelaskan diperbolehkannya seseorang yang sedang menjalankan ibadah puasa mencium istri atau budaknya, dengan syarat tidak membangkitkan syahwat;

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Kadang-kadang Rasulullah s.a.w, mencium sebagian istri-istrinya, padahal Beliau sedang berpuasa, kemudian Aisyah r.a, tertawa”. (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 1793 dan Muslim: 1851. Teks hadits riwayat al-Bukhari).

 ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

“Rasulullah s.a.w. mencium dan mencumbu (dengan istrinya), padahal Beliau sedang berpuasa. Namun Beliau adalah orang yang paling kuat menahan syahwatnya di antara kamu sekalian”. (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 1792 dan Muslim: 1854, teks hadits riwayat al-Bukhari).

Karena umumnya manusia tidak mampu menahan syahwatnya seperti Rasulullah s.a.w, maka berciuman dan bercumbu di siang hari puasa hendaknya dihindari. (Sumber; Risalah Puasa/red. ulil H)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Khutbah, Lomba, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock