Tampilkan postingan dengan label Tegal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tegal. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Februari 2018

NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Redakasi Sang Pencerah Muslim menerima kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris, The Association of Muslims British dan Upstanding Neighborhood, di lantai lima Gedung PBNU Jakarta, Rabu (24/8) sore

NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris

Kashan Amar Koordinator Upstanding Neighborhood menjelaskan, menolak segala jenis kekerasan yang mengatasnamakan Islam. Ia prihatin dengan semakin maraknya kampanye-kampanye radikal yang berseliweran di media sosial.

“Maka dari itu, kita buat ini (Upstanding Neighborhood),” kata Kashan.

Namun, jelas Kashan, Upstanding Neihgborhood bukanlah sebuah organisasi yang memiliki badan struktur. Ini adalah sebuah jaringan virtual yang mengampanyekan Islam damai lewat media sosial dan melawan setiap kampanye radikal.?

Seiring dengan berjalannya waktu, ia mengembangkan diri dengan membentuk beberapa channel sosial media, mulai dari video, artikel, dan meme tentang Islam damai. Ia juga mengampanyekan situs-situs dan media sosial yang menebarkan propaganda ekstremisme.

Sang Pencerah Muslim

“Kegiatan kita adalah pelatihan-pelatihan, kampanye, dan mentoring untuk menebarkan Islam yang penuh dengan kedamaian di beberapa media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan youtube,” jelasnya.

Sementara itu, Koordinator The Association of Muslims British (AoMB) Mohammed Abbasi menuturkan, Islam masuk ke daratan Inggris sudah sejak abad ke-8 masehi. Pada saat Offa menjadi raja Mercia, ia membuat mata uang koin yang bertuliskan lafal syahadah sebagai salinan dari uang koin yang sudah dikeluarkan oleh Khalifah Abbasiyah Al-Mansyur.

Perkumpulan British Muslims, lanjut Abbasi, adalah organisasi Islam tertua di daratan Inggris dan didirikan oleh Syaikhul Islam Abdullah Quilliam Bey pada 1989.

Salah satu tujuan AoBM didirikan adalah untuk meyakinkan orang-orang Inggris dalam memahami ajaran Islam yang benar dan membantu sesama Muslim di Inggris serta Eropa baik secara fisik maupun finansial.

Sang Pencerah Muslim

Ada beberapa faktor yang menjadi permasalahan muslim di Inggris, seperti membesar-besarkan kekerasan, tidak bangga menjadi warga Inggris, komunitas yang rapuh, kemiskinan, sekolah Islam yang terpencil, rasisme dan Islamphobia, isu kebijakan luar negeri, dan merasa dibenci oleh masyarakat.?

Di Inggris, Islam menjadi agama mayoritas kedua dengan jumlah 2,4 juta pemeluk atau 4 persen dari total penduduk Inggris Raya. (Ahmad Muchlishon Rochmat/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Aswaja, Kajian Sang Pencerah Muslim

Senin, 12 Februari 2018

Pesan Menpora Saat Lepas Peserta Pawai Ta’aruf Munas dan Konbes NU

Mataram, Sang Pencerah Muslim. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi ikut melepas peserta pawai ta’aruf Munas dan Konbes NU di hadapan sekitar 15.000 nahdliyin, Rabu (22/11) di depan Islamic Center Lombok, NTB.

Pesan Menpora Saat Lepas Peserta Pawai Ta’aruf Munas dan Konbes NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesan Menpora Saat Lepas Peserta Pawai Ta’aruf Munas dan Konbes NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesan Menpora Saat Lepas Peserta Pawai Ta’aruf Munas dan Konbes NU

Dalam sambutannya, Menpora sebagai perwakilan pemerintah untuk mendampingi para pemuda dalam pawai tersebut berpesan, para pemuda NU harus mengikuti jejak pemikiran para pendiri NU.

“Keberpihakan NU dalam mengayomi dan memberi kemaslahatan umat betul-betul saya terapkan dalam setiap kebijakan Kemenpora,” jelas Imam Nahrawi.

Ia memberi contoh ketika atlet biasa menerima penghargaan atas prestasinya. Penghargaan tersebut juga ia berikan dengan setara kepada para atlet difabel yang menorehkan prestasi serupa.

“Ini bukti bahwa ajaran para kiai dan ulama NU turut memberikan perubahan berharga dalam setiap kehidupan berbangsa dan bernegara,” tuturnya.

Sang Pencerah Muslim

Imam mengungkap, ketika Liga Santri Nusantara berjalan sukses, kini Kemenpora sedang menggodok sejumlah program, seperti Pekan Olahraga Perempuan.?

Selain itu, Kemenpora juga sedang mengajukan ke FIFA terkait tradisi cium tangan pemain kepada wasit. Di lokal Indonesia, membaca doa sebelum bermain juga ditekankan kepada para pemain.

Sang Pencerah Muslim

“Minimal membaca Al-Fatihah,” ujar Menpora. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Daerah, Cerita Sang Pencerah Muslim

Selasa, 16 Januari 2018

Teror Meningkat, Perhimpunan Pelajar Indonesia Turki Minta WNI Jauhi Keramaian

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Menyusul serangan bom bunuh diri yang menyebabkan sedikitnya 37 korban jiwa di pusat kota Ankara, Kizilay, pada 18.45 waktu bagian Turki, Ahad (13/3), Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki mengimbau 769 Warga Negara Indonesia (WNI) dari kalangan pelajar untuk meningkatkan kewaspadaan.

Asosiasi pelajar Turki asal Indonesia ini juga menyeru para pelajar asal Indoensia yang tersebar lebih di 20 kota untuk meningkatkan komunikasi sesama pelajar.

Teror Meningkat, Perhimpunan Pelajar Indonesia Turki Minta WNI Jauhi Keramaian (Sumber Gambar : Nu Online)
Teror Meningkat, Perhimpunan Pelajar Indonesia Turki Minta WNI Jauhi Keramaian (Sumber Gambar : Nu Online)

Teror Meningkat, Perhimpunan Pelajar Indonesia Turki Minta WNI Jauhi Keramaian

“WNI (pelajar) bukan menjadi target sarangan teroris. Meskipun demikian pelajar bisa saja menjadi korban salah sasaran. Untuk itu diharapkan terutama kepada seluruh pelajar di Turki untuk berhati-hati dan menjauh dari tempat keramaian,” kata Ketua Umum PPI Turi Azwir Nazar, Senin (14/3).

Mengutip pernyataan Menteri Kesehatan Turki Mehmet Müezzino?lu, Senin (14/3) pagi, media NTV melaporkan bahwa bom mobil menyerang bus transportasi publik di Kizilay, jantung kota Ankara pada Ahad (13/3) kemarin. Serangan ini mengakibatkan 37 orang tewas, 15 kritis dan 71 luka-luka. Sebanyak 27 orang tewas di tempat saat kejadian. Sejauh ini tidak ada laporan ada WNI yang menjadi korban.

Sang Pencerah Muslim

Laporan ini juga menyebutkan bahwa satu orang pelaku sudah teridentifikasi. Pemerintah Turki menyebut pelaku adalah organisasi teroris PKK (Kurdistan Worker Party).

Sang Pencerah Muslim

Berdasarkan data yang ada, PPI Turki mencatat sejak Oktober 2015 serangan bom di Ankara sudah terjadi tiga kali. Pertama 10 Oktober 2015 yang dilakukan ISIS dengan menewaskan 103 orang. Kemudian pada 17 Februari 2016 menewaskan 29 orang yang menyerang mobil militer. Ketiga adalah serangan bom mobil Ahad kemarin, 13 Maret 2016.

Berdasarkan tren yang ada dengan peta geopolitik Turki serta stabilitas keamanan kawasan serangan teror semacam ini bisa jadi bukan yang terakhir. Untuk itu pihak PPI Turki mengharapkan terutama seluruh elemen (Pelajar, KBRI, dan Pemerintah RI) memberi perhatian lebih besar dalam mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa saja menimpa pelajar atau WNI.

Pihak PPI Turki sebagai representasi organisasi pelajar Indonesia akan mengambil langkah strategis untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh PPI wilayah dan organisasi kemitraan dengan membentuk Jaringan komunikasi bersama.

Selain itu pihak PPI terus mengintensifkan komunikasi dengan KBRI Ankara serta otoritas terkait di Turki. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen, AlaNu, Tegal Sang Pencerah Muslim

Minggu, 31 Desember 2017

Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat

Cirebon, Sang Pencerah Muslim?

Dalam rangka menjaga tradisi dan menyemarakkan syiar Islam rahmatan lil alamin, Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Cirebon bekerja sama dengan PT Djarum mengadakan rangkaian tour shalawat ke sepuluh tempat di kabupaten itu.

Tour shalawat kedelapan didakan di Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon, bekerja sama dengan Majelis Ta’lim dan Shalawat Madinah Ar Rasul pimpinan Habib Husein bin Hud bin Yahya, Jumat (10 /11)

Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat

Dalam ceramahnya, Habib Husein bin Hud bin Yahya mengatakan, tidak semua amalan (aktivitas ibadah) diterima Allah SWT, kecuali shalawat. Shalawat pasti dijamin diterima Allah SWT.

Itulah salah satu keutamaan dan keistimewaan shalawat dibanding ibadah lainya. Keistimewaan lain, sebagaimana dikatakan H. Ujang Busthomi, Ketua Ansor Kabupaten Cirebon. Diceritakan dari gurunya, Kiai Ishak al-Hafisz, barangsiapa setiap selesai shalat fardu, istiqamah membaca shalawat (shalla ala Nabi Muhammad) sebanyak 100 kali, sebelum kakinya bergerak (beranjak dari shalat), kelak di saat sakaratul maut Rasulullah SAW akan hadir.

Sang Pencerah Muslim

Bahkan, kata Habib Ahmad Tholib bin Yahya, ketua Rijalul Ansor Kabupaten Cirebon, ada sejumlah orang memiliki kemampuan khusus bisa mengetahui seseorang sering membaca shalawat atau tidak, cukup hanya melihat wajahnya. “Kemampuan seperti Ini juga salah satu keistimewaan shalawat,” ujarnya

Acara shalawat yang dihadiri ratusan pemuda Ansor, Banser, juga masyarakat umum ini, ditutup sambutan oleh H.Nuruzzaman, selaku pengurus GP Ansor Pusat. Menurutnya, sampai kapan pun Ansor dan Banser tetap komitmen dan setia menjaga NKRI.

“Siapa pun yang akan mengganti ideologi Pancasila, mengubah UUD 45 dan mengganggu NKRI, maka akan berhadapan dengan Ansor dan Banser,” pungkasnya. (Jamal/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Tegal, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Senin, 25 Desember 2017

PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama

Padang, Sang Pencerah Muslim. Sistem demokrasi yang dikembangkan di Indonesia seharusnya sistem demokrasi yang berakar dari agama dan budaya Indonesia sendiri. Demokrasi yang dirumuskan para pendiri Negara Republik Indonesia tahun 1945 silam adalah permusyawaratan perwakilan, bukan demokrasi pemilihan langsung yang salah satu penyebab bobroknya proses kepemimpinan nasional.

Hal itu terungkap pada Diskusi Publik yang diselenggarakan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Padang, Sabtu (24/5/2014) di hotel Daima, Padang seperti dilansir oleh sitinjaunews.com. 

PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama

Tampil sebagai narasumber A’wan PBNU Buya Tuanku Bagindo Muhammad Leter, Wakil Amir Majelis Mujahiddin Indonesia (MII) Jel Fathullah Al Anshori, Lc dan Wakil Ketua PW Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Barat Rahmat Tunku Sulaiman.

Sang Pencerah Muslim

Diskusi Publik dibuka Ketua PKC PMII Minangkabau Habibullah, dihadiri Ketua PC PMII Padang Hasbullah Alqomar, Mabincab PMII Padang Firdaus. Diskusi Publik diikuti 100-an peserta berasal dari utusan organisasi kemahasiswaan diberbagai perguruan tinggi, OKP dan kader PMII Kota Padang.

Menurut M. Letter, sejak era reformasi demokrasi yang ditiru dan diterapkan di Indonesia demokrasi barat, liberal dan bebas. Seperti demokrasi tanpa batas. Bayangkan, Amerika Serikat saja, yang negaranya besar dan sudah maju hanya memiliki 2 partai. Tapi Indonesia memiliki 12 partai.

Sang Pencerah Muslim

“Sistem demokrasi sekarang yang diterap di Indonesia, dimana harga dan nilai seorang profesor dengan orang maling sama saja. Artinya, jika ada 10 orang yang akan memilih, ada 7 orang diantaranya maling, maka pemimpin yang dihasilkan adalah maling. Karena suara terbanyak itu pasti akan memilih orang maling. Jadi jangan heran kalau sekarang banyak pemimpin dan pejabat maling uang rakyat,” kata M. Letter yang juga Ketua Mubalig Sumbar ini.

Sistem demokrasi yang kini berkembang dengan pemilihan langsung juga mendorong biaya tinggi. Sehingga pemimpin yang terpilih cenderung “maling” untuk mengembalikan cost yang sudah dihabiskan dalam proses pemenangan pemilu, katanya.

Solusinya, kata M.Leter, harus dikembalikan pada demokrasi perwakilan. Dalam Islam demokrasi yang dikembangkan adalah permusyawaratan/perwakilan. “Sekarang yang terjadi bukan lagi era reformasi, melainkan era repot sekali,” kata M. Leter sambil guyonan disambut tawa hadirin.

Budaya sebagai salah akar budaya politik demokrasi di Indonesia kini sudah rusak. Mereka yang tampil wah, punya uang yang dibagi-bagikan ke masyarakat, dianggap pemimpin pilihan rakyat. Padahal tampilannya di publik hanya pencitraan, uang dibagi-bagikan, sekalipun hasil maling. Masyarakat tidak peduli apakah bermoral atau tidak, jika sudah membagi-bagikan “sesuatu” dianggap sudah layak jadi pilihan sebagai pemimpin, kata M.Leter.

Ketua PC PMII Padang Hasbullah Alqomar menyebutkan, diskusi publik ini diselenggarakan menyambut peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, 27 Rajab 1435 H. Sekaligus menyongsong pelaksanaan pemilihan presiden langsung pada Juli 2014 mendatang. 

“Kader PMII harus banyak kajian Islam dan Demokrasi Pancasila sebagai bagian dari kehidupan bernegara dan berbangsa,” kata Alqomar menambahkan.

Wakil Amir MMI Jel Fathullah menambahkan, tingginya tingkat golput (golongan putih) yang tidak menggunakan hak suaranya pada berbagai pemilihan umum yang dilaksanakan di Indonesia membuktikan bahwa semakin tidak percayanya masyarakat terhadap sistem demokrasi yang dikembangkan di Indonesia. 

“Untuk itu, sudah saatnya demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam harus dikembangkan. Tidak perlu takut dengan demokrasi Islam bagi non-Muslim, karena terbukti mereka yang hidup di negara yang menjalankan hukum Islam tidak pernah terzalimi. Tapi justru merasa nyaman dengan adanya ketentuan Islam di negaranya,” kata Jel.

Rahmat Tuanku Sulaiman mengakui, sistem pemilihan langsung belum tentu sesuai dengan negara-negara berkembangan. Boleh jadi di negara maju seperti Amerika Serikat atau Eropa, sistem pemilihan langsung cocok. “Hal itu disebabkan kesiapan mental, budaya dan tingkat pendidikan masyarakat sudah baik. Berbeda  negara berkembang masyarakatnya masih banyak miskin, tingkat pendidik rendah dan budaya politik yang belum mendukung,” kata Rahmat mantan Ketua PCNU Padangpariaman, Sumatera Barat ini. (Bagindo Armaidi/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Humor Islam, Tegal Sang Pencerah Muslim

Jumat, 15 Desember 2017

Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII

Blitar, Sang Pencerah Muslim. Berbagai kegiatan bertajuk “kewirausahaan” semakin sering diselenggarakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di berbagai daerah.

Pengurus Cabang PMII Kabupaten Blitar kali ini berencana menggelar Workshop kewirausahaan dan pertemuan Wirausahawan Muda PMII se Jatim. Acara akan belangsung pada tanggal 12 April 2013 mendatang di gedung Kusumowicitro Rumah Dinas Walikota Blitar.

Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII (Sumber Gambar : Nu Online)
Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII (Sumber Gambar : Nu Online)

Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII

Menurut Ketua Panitia, Mahatir Muhammad, acara bertemakan? “Gerakan Wirausahawan Muda sebagai solusi permasalahan ekonomi bangsa itu akan menghadirkan beberapa nara sumber, antara lain H Nur Hadi Ridwan, usahawan Muda alumni PMII yang kini juga menjabat sebagai ketua Lembaga Ekonomi NU Jatim dan Komisaris TV 9 milik NU Jatim.?

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, akan hadir pula ketua himpunan pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Jatim dan ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim.

“Ketua HHIPMI juga akan hadir pada acara itu,’’ ujar Mahatir Muhammad kepada nu online tadi pagi.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, panitia juga akan menghadirkan Adin Jauharuddin, ketua PB PMII dan Dwi Winarso, salah seorang penulis buku “ E A Young Entreprener’.

“Acara akan ibuka oleh Walikota Blitar, Mohammad Samanhudi SH MM,’’ ungkapnya.?

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Imam Kusnin?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Budaya Sang Pencerah Muslim

Jumat, 08 Desember 2017

Di Balik Logo Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017

Oleh Zamzami Almakki

Kebutuhan akan identitas visual hari ini semakin terasa. Tak lagi pada perusahan, produk, lembaga ataupun perseorangan, sebuah gelaran acara tahunan seperti HUT RI pun perlu ditandai dengan rangkaian angka yang bisa dibedakan rupanya pada setiap tahunnya. Begitu pula dengan gelaran acara Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Kongres Besar Nahdlatul Ulama yang akan dilaksanakan pada tanggal 23-25 November 2017 di Lombok.



Di Balik Logo Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017 (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Balik Logo Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017 (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Balik Logo Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017

Dari brief yang disampaikan, diketahui bahwa event ini mengusung tema Memperkokoh Nilai Kebangsaan melalui Gerakan Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi Warga? ini akan dihadiri oleh alim ulama serta para pengurus pusat serta wilayah Nahdlatul Ulama.

Sang Pencerah Muslim

Persoalan logo merupakan persoalan lampau, Adams dan Morioka (2004) menengarainya semenjak peradaban-peradaban tertua seperti Mesopotamia dan Mesir dalam menandai atau kepemilikan akan sesuatu.?

Sang Pencerah Muslim

Dalam perancangan logo Munas Konbes NU 2017 terdapat dua proses dalam pembentukannya. Pada proses awal pembentukan logo, konsep yang diusung adalah letterforms yang metaforis. Ide dasar dalam konsep tersebut adalah ide tentang keberadaan alim ulama. Alim ulama secara umum diartikan sebagai orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya.

Lazimnya, penanda yang berkaitan dengan ilmu adalah buku dan pena, seperti halnya yang redundan bermunculan pada logo lembaga-lembaga pendidikan dan pengajaran. Dalam hal ini, yang dibicarakan bukanlah ilmunya, tapi subyek yang memiliki ilmu, sehingga apabila meminjam cara pikir yang serupa, penanda yang memungkinkan adalah orang yang memegang buku atau tangan yang memegang pena di atas buku.

Namun, logo memiliki kode-kode/aturan yang berbeda dari ilustrasi dan pictogram, seperti halnya yang terjadi pada logo Apple versi pertama yang dibuat oleh Roy Wayne (1975, Newton under his apple tree)? dan ketiadaannya sendok garpu untuk logo restoran, sehingga hal tersebut kecil kemungkinannya menjadi dasar penciptaan logo. Alim ulama atau orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya, seringkali dikiaskan bagaikan penerang atau pelita, karena ilmu disamakan kedudukannya sebagai cahaya (nur).?

Penanda-penanda untuk penerang atau pelita atau benda bercahaya teramat banyak tersedia: dari matahari, bohlam lampu hingga lilin. Namun, sebagaimana yang tertera di konsep yakni letterforms yang metaforis, maka dicarilah huruf yang dapat mereprepresentasikan alim ulama yang berarti penerang atau pelita,? yakni ‘ain yang diserupakan dengan lentera.

‘Ain mewakili alim ulama dan bentuk lentera sebagai kendaraan (vehicle) dalam mengantarkan makna (tenor) orang yang berilmu yang mengamalkan keilmuanya yang seringkali diibaratkan pelita yang menerangi kegelapan. Komposisi logogram yang dihasilkan menghasilkan komposisi simetris dan warna hijau mengguyur seluruh logo, agar menjadi kesatuan (unity) saat disandingkan dengan logo NU yang dibuat oleh KH. Ridwan Abdullah (1884-1962).?



Pada proses kedua dari pembentukan logo, konsep dan perancangan sebelumnya mengalami perkembangan. Berpijak pada hasil diskusi atas hasil perancangan, perlu adanya penambahan konteks yakni ke-Indonesia-an dan tempat berlangsungnya acara. Pada konteks ke-Indonesia-an, merujuk pada perancangan logo Munas Konbes 2012 Cirebon, yakni warna merah putih. Konteks tempat berlangsungnya acara yakni di Lombok ditampilkan tidak melalui penanda yang umumnya digunakan yakni ornamen/ragam hias, melainkan berasal dari julukan Lombok sebagai Pulau Seribu Masjid, sehingga ornamen dapat dijadikan elemen hias pada berbagai aplikasi logo.? ?



Dari proses perancangan yang telah dilakukan, dapat dipetik pelajaran bahwa bentuk apa pun yang muncul dari konsep perancangan, pada akhirnya logo dibagun atas kesepakatan/konvensi. Sebagai sebuah kesepakatan, yang menyapakati bukan hanya antara perancang logo dan pemakai logo dalam hal ini panitia Munas Konbes NU 2017, tapi pada akhirnya juga peserta dan warga Nahdlatul Ulama.

? ?

Perancangan logo Munas Konbes NU 2017 merupakan kesempatan kedua kalinya bagi saya ikut andil dalam event yang dilaksanakan oleh Nahdlatul Ulama. Kesempatan pertama merupakan sayembara desian logo Muktamar ke-33, dan kesempatan kedua ini melalui keberadaan Komunitas Desain Sang Pencerah Muslim atau biasa disingkat KoDe Sang Pencerah Muslim.?

*Penulis adalah santri dan dosen Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedai Nusantara; pembuat logo Munas Konbes NU 2017

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Lomba Sang Pencerah Muslim

Rabu, 06 Desember 2017

5 Makna Penting Seorang Santri

Solo, Sang Pencerah Muslim. Di kalangan warga NU (Nahdliyin), istilah santri biasanya dinisbatkan kepada mereka yang tengah menimba ilmu agama Islam di sebuah tempat bernama pesantren. Santri juga bisa diartikan sebagai orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh; orang yang saleh (Lihat KBBI).

“Identitas seorang santri, juga dapat dijabarkan dari makna per huruf yang ada pada kata santri,” terang Ustadz Hari Surasman, saat mengisi ceramah pada kegiatan Pengajian Dzikir dan Sholawat Sariro di kompleks Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan, Surakarta, Ahad, (3/4).

5 Makna Penting Seorang Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
5 Makna Penting Seorang Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

5 Makna Penting Seorang Santri

Menurut kiai asal Salatiga tersebut, kata santri (?) dalam bahasa Arab, terdiri dari 5 huruf, yakni sin, nun, ta’, ro’, dan ya’. “Pertama, seorang santri harus menjadi saafiqul khoir atau pelopor kebaikan, di manapun ia berada,” tukas dia.

Kemudian penjabaran dari huruf nun, naasibul ulama (penerus ulama). Santri merupakan para kader, calon yang kelak diharapkan akan menjadi penerus para ulama. “Ketiga huruf ta’, yaitu taarikul ma’ashi (meninggalkan maksiat),” tuturnya.

Sedangkan huruf ro’ dan ya’ dijabarkan sebagai syarat yang mesti dimiliki para santri, yaitu Ridho Allah dan sifat yaqin. Kelima hal inilah, yang mesti menjadi karakter dan syarat yang dimiliki para santri agar bisa berhasil dalam kehidupannya di dunia maupun akhirat.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, salah satu pengajar di SMA Al-Muayyad, Agus Himawan menjelaskan, selain mengikuti kegiatan dzikir dan sholawat, para santri Al-Muayyad yang akan mengikuti Ujian Nasional juga diajak berziarah ke sejumlah makam ulama di Solo.

“Selain untuk mengharap berkah, kami juga ingin para santri tidak lupa sejarah para ulama, serta menyemai benih cinta mereka terhadap ulama,” tutur dia.

Sang Pencerah Muslim

Adapun tujuan makam yang diziarahi antara lain makam Habib Anis Al-Habsyi di Masjid Riyadh Gurawan, KH Ahmad Siradj di Makamhaji, dan Ki Ageng Henis di Pajang Laweyan. (Ajie Najmuddin/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Tegal Sang Pencerah Muslim

Jumat, 01 Desember 2017

Perihal Kiai Said, Harian Bangsa Dinyatakan Bersalah oleh Dewan Pers

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Menyusul pengaduan atas berita fitnah terhadap Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Harian Bangsa resmi dinyatakan bersalah. Media cetak terbitan PT Bangsa Sejahtera Pers ini dinyatakan melanggar Pasal 1 dan 3 Kode Etik Jurnalistik perihal pemberitaan yang tidak uji informasi, tidak berimbang, dan memuat opini menghakimi.

Hal ini sebagaimana tertuang dalam Surat Pernyataan Penilaian dan Rekomendasi (PPR) Dewan Pers Nomor 6/PPR-DP/II/2017. Dalam Surat Ketetapan hasil Pleno Dewan Pers tertanggal 28 Pebruari 2017 tersebut, Harian Bangsa dan media online-nya (bangsaonline.com) dibebankan tiga kewajiban sebagai sanksi etik. ?

Perihal Kiai Said, Harian Bangsa Dinyatakan Bersalah oleh Dewan Pers (Sumber Gambar : Nu Online)
Perihal Kiai Said, Harian Bangsa Dinyatakan Bersalah oleh Dewan Pers (Sumber Gambar : Nu Online)

Perihal Kiai Said, Harian Bangsa Dinyatakan Bersalah oleh Dewan Pers

“Ya betul. Ada tiga rekomendasi terhadap teradu,” kata Ketua PBNU Bidang Hukum Robikin Emhas melalui keterangan tertulisnya, Kamis (2/3) di Jakarta.

Dijelaskannya, tiga rekomendasi tersebut antara lain, terkait kewajiban melayani hak jawab dari pengadu, melakukan permintaan maaf kepada pengadu dan masyarakat, serta memuat hak jawab tersebut di media? bangsaonline.com? yang bersangkutan selama tujuh hari berturut-turut.

“Terpenting dari putusan ini adalah bagaimana fitnah yang kadung menyebar luas itu bisa diluruskan. Bagaimana hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berimbang dipenuhi. Meskipun saya tidak tahu apakah itu masih bisa dilakukan,” papar Advokat jebolan Pesantren Gading, Malang ini.

Sang Pencerah Muslim

Sidang etik terhadap kasus Harian Bangsa dan bangsaonline.com mulai bergulir setelah KH Said Aqil Siroj melalui Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) resmi mengadukan dua media tersebut pada 16 Januari 2017 lalu.?

Keduanya diadukan atas dugaan berita bohong berjudul KH Lutfi Abdul Hadi: Said Aqil Kejam, Sadis, Ayo Sumpah Li’an Kalau Berani, dan berita lainnya berjudul? Merasa Tertipu Kiai Said Aqil, Janji Bangun Islamic Center, Ternyata Bangun Seminari.?

Belakangan kedua isi berita tersebut terbukti tidak benar dan mengandung unsur fitnah yang ditujukan kepada Kiai Said. Sebagai narasumber berita, KH Luthfi Abdul Hadi juga merasa tidak terkonfirmasi oleh pemberitaan tersebut sehingga secara terbuka dia meminta maaf kepada Kiai Said. (Red: Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Tegal Sang Pencerah Muslim

Jumat, 24 November 2017

Pagar Nusa Konsolidasi Pendekar Lewat Safari Ramadhan

Tegal, Sang Pencerah Muslim. Dalam proses merapikan jaringan kader dan konsolidasi pendekar, Pagar Nusa bergerak cepat. Ketua Umum Pagar Nusa, M. Nabil Haroen, mengagendakan safari Ramadhan di beberapa kota.?

Pagar Nusa Konsolidasi Pendekar Lewat Safari Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pagar Nusa Konsolidasi Pendekar Lewat Safari Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pagar Nusa Konsolidasi Pendekar Lewat Safari Ramadhan

Setelah menggelar silaturahmi di Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatra Utara, Pagar Nusa juga mengagendakan Silaturahmi di Tegal, Jawa Tengah, pada Senin (19/06) kemarin.?

Hadir pada agenda silaturahmi ini, kiai-kiai khos, majelis pendekar Pagar Nusa dari Tegal dan sekitarnya, serta pengurus dan kader Pagar Nusa. Ketua Pagar Nusa, M. Nabil Haroen, didampingi beberapa pengurus.?

Dalam sambutannya, M. Nabil Haroen berharap agar Pagar Nusa tetap konsisten menjaga para kiai, pesantren, Nahdlatul Ulama dan bangsa Indonesia. "Pagar Nusa dibentuk untuk mengabdi kepada kiai dan menjaga Indonesia. Ini tugas utama kita," terang Nabil.?

"Sebagai penjaga Kiai, kita menghormati dan merawat marwah kiai, menguatkan jaringan pesantren dan Nahdlatul Ulama. Itu simpulnya. ? Sedangkan, menjaga bangsa Indonesia, itu tugas besar bagi Pagar Nusa. Tentu saja, menjaga bangsa dari perpecahan serta ancaman dari organisasi trans-nasional dan bermacam ideologi yang tidak sesuai dengan konstitusi negara," jelas Nabil.?

Sang Pencerah Muslim

Lebih lanjut, Nabil berharap agar para pendekar Pagar Nusa dapat meningkatkan kualitas internalnya. "Kita harus solid, militan dan terorganisir. Meski bergerak senyap, Pagar Nusa harus rapi dalam organisasi dan komunikasi," tegas Nabil.?

Nabil berharap, agar para pendekar Pagar Nusa dapat berbagi tugas dalam mempercepat langkah organisasi. "Kita perlu berbagi peran, siapa yanga mengelola organisasi, pengkaderan, komunikasi eksternal dan beberapa hal strategis lain. Tantangan masa depan, harus diantisipasi dengan segera," ungkap Nabil.?

Untuk itu, Nabil berharap agar para pendekar Pagar Nusa dapat menjalin komunikasi dengan pelbagai pihak. "Sudah tidak zaman kita bertengkar dengan sesama pendekar, apalagi konflik antar padepokan. Sudah saatnya berjalan bersama, bergandengan tangan. Jangan mau diadu domba," terang Nabil, alumni pesantren Lirboyo.?

Dalam waktu dekat, Pagar Nusa menjalin kerjasama intensif lintas institusi. Di antaranya pertukaran pelatih lintas negara dengan China dan Mesir, serta kerjasama dengan Polri dan beberapa institusi lainnya. (Red: Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Kyai Sang Pencerah Muslim

Rabu, 22 November 2017

NU Online Kumpulkan Jagoan Teknologi Informasi

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Langkah maju dilakukan Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia itu mengumpulkan para jagoan Teknologi Informasi (TI) yang berlatar belakang Nahdliyin (sebutan untuk warga NU) se-Indonesia dalam sebuah lokakarya yang bakal digelar di Hotel Sofyan Betawi, Jakarta, 8-9 Agustus mendatang.

Acara bertajuk ”Membangun Habitus TI di Komunitas Nahdliyin” yang diselenggarakan Sang Pencerah Muslim tersebut menghadirkan 50 peserta yang merupakan pakar dan peminat TI di lingkungan Nahdliyin. Para peserta itu juga merupakan perwakilan dari Pengurus Wilayah NU se-Indonesia.

NU Online Kumpulkan Jagoan Teknologi Informasi (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Online Kumpulkan Jagoan Teknologi Informasi (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Online Kumpulkan Jagoan Teknologi Informasi

Sejumlah pakar dan praktisi TI dipastikan hadir menjadi narasumber pada acara itu, antara lain, Menteri Riset dan Tekonologi Kusmayanto Kadiman, Kepala Laboratorium Cyber Crime Polri Kombes Pol Petrus Goloose, Wakil Kepala Badan Intelijen Negara As’ad Said Ali, Kepala Humas Departeman Pendidikan Nasional Bambang Warsito Adi, Redaktur Senior Harian Kompas Ninok Leksono dan Presiden Direktur International Bussines Management Betti Alisjahbana.

Sang Pencerah Muslim

Pemimpin Redaksi Sang Pencerah Muslim Abdul Mun’im DZ mengatakan, penyelenggaraan lokakarya tersebut merupakan upaya untuk mempertemukan kader-kader potensial yang dimiliki NU di bidang TI. Dari pertemuan tersebut, diharapkan dapat tercipta ruang komunikasi, tukar-menukar gagasan dan pengalaman serta dapat merumuskan kerja sama yang lebih konkret di antara para peserta.

Sang Pencerah Muslim

“Dengan demikian, kekuatan NU di bidang TI yang masih berserakan itu bisa diintegrasikan dalam satu kerja sama. Kiprah para peminat dan ahli TI itu sangat dibutuhkan, tidak hanya dalam pengembangan teknologi dan akses terhadap informasi, tetapi juga soal yang lebih eksistensial, yakni masih banyaknya warga NU yang terbelakang secara ekonomi maupun pendidikan,” terangnya.

Ia menjelaskan, saat ini cukup banyak kader-kader NU yang menguasasi TI, baik melalui pendidikan formal dan profesional, maupun mereka yang menekuni sendiri secara otodidak. “Pengambilan sarana TI bagi pengembangan NU ini bukan suatu yang tabu, sebab juga berdasar prinsip al akhdzu bil jadidil ashlah (mengambil hal baru yang lebih baik) bagi warga NU,” jelas Mun’im.

Sementara itu, Suwadi D Pranoto, Ketua Panitia Pelaksana kegiatan tersebut, mengemukakan, peran para peminat dan ahli TI di kalangan Nahdliyin sangat dibutuhkan. Karena setiap perkembangan teknologi, juga pasti akan diikuti dampak baik dan dampak buruk.

“Peran para ahli TI ini adalah memaksimalkan penggunaan TI untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan dakwah Islam, terutama dakwah Ahlussunnah Wal Jamaah. Selain itu untuk menyelamatkan warga dari dampak buruk TI, baik secara mental maupun fisik,” ujar Suwadi.

Di era perang global ini, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan TI dijadikan senjata untuk penetrasi budaya, bahkan politik. NU, katanya, tidak hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi juga mempunyai tugas dakwah wat taujih, yakni mengajak dan membimbing umat ke arah yang benar. (rif)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Nahdlatul Ulama, Tegal Sang Pencerah Muslim

Selasa, 14 November 2017

Jika RUU KPK Disetujui, Koruptor Bernyanyi, Rakyat Menangis

Way Kanan, Sang Pencerah Muslim. Wakil Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung, Widyo Kuncoro menilai, Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (RUU KPK) tidak sejalan dengan asa masyarakat yang menginginkan bangsa Indonesia bebas dari korupsi.

"Dalam sejumlah survei, KPK masih dipercaya dan menjadi tumpuan masyarakat dalam pemberantasan korupsi dibanding lembaga? lain. Survei M Qodari juga menyatakan kepercayaan masyarakat terhadap kejaksaan dan kepolisian sangat rendah. Masyarakat masih lebih mempercayai KPK sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi. Jadi wajar jika rakyat harus bersatu menolak RUU KPK karena melemahkan lembaga anti rasuah itu," ujarnya di Blambangan Umpu, Jumat (9/10).

Jika RUU KPK Disetujui, Koruptor Bernyanyi, Rakyat Menangis (Sumber Gambar : Nu Online)
Jika RUU KPK Disetujui, Koruptor Bernyanyi, Rakyat Menangis (Sumber Gambar : Nu Online)

Jika RUU KPK Disetujui, Koruptor Bernyanyi, Rakyat Menangis

Menurut dia, pembatasan usia KPK 12 tahun tidak bisa dipahami sebagai upaya mempercepat pemberantasan korupsi dalam tempo sesingkat-singkatnya. "Sebagai rakyat, kami jelas tidak merasa tidak diwakili dengan Dewan Perwakilan Rakyat yang menghendaki RUU KPK. Kami sebagai rakyat menginginkan KPK diperkuat," paparnya.

Sang Pencerah Muslim

Widyo menegaskan, dalam RUU KPK banyak hal-hal yang membuat masyarakat pesimistis tentang kelanjutan pemberantasan korupsi. "Kami sangat tidak setuju termasuk hak dalam melakukan penyadapan dan penyitaan yang harus mendapat persetujuan pengadilan dulu. Dengan hal semacam itu, koruptor nantinya pasti akan bermain dicelah-celah aturan-aturan itu dengan segala macam cara mereka," tuturnya lagi.

Sang Pencerah Muslim

Terkait dengan persoalan pembatasan penanganan perkara dengan kerugian negara Rp50 miliar dari sebelumnya Rp1 miliar, Widyo menegaskan korupsi jelas ukurannya, tidak hanya sekedar jumlah.

Untuk diketahui, sejak tahun 2004 hingga semester I tahun 2015, KPK berhasil menghelat penyelidikan 705 perkara, penyidikan 427 perkara, penuntutan 350 perkara, inkrah (berkekuatan hukum tetap) 297 perkara, dan eksekusi 313 perkara.

Inisiator revisi UU KPK tercatat 45 anggota DPR, dengan rincian 15 orang dari Fraksi PDIP, 11 orang dari Nasional Demokrat, sembilan orang dari Golkar, lima orang dari Partai Persatuan Pembangunan, tiga orang dari Hanura, dan dua orang dari Partai Kebangkitan Bangsa.

"Jika revisi ini disetujui, koruptor bernyanyi dan rakyat menangis," demikian Widyo Kuncoro. (Syuhud Tsaqafi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sholawat, Tegal Sang Pencerah Muslim

Minggu, 12 November 2017

Tari Saman Meriahkan Pelantikan IPNU-IPPNU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Prosesi pelantikan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan dan Pimpinan Pusat Ikatan Palajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU) 2012-2015 berlangsung khidmat, Senin (18/3) malam. Perhelatan tersebut cukup semarak dengan pertunjukkan tari Saman.

Tarian adat dari suku Gayo di Aceh ini diperagakan oleh 11 santriwati Pondok Pesantren an-Nahdlah Depok Jawa Barat. Ketangkasan gerak dan nyanyian tradisional disambut tepuk tangan meriah dari ratusan tamu undangan yang memenuhi? Auditorium Langen Palikrama Kantor Pegadaian, Jalan Kramat Raya 162, Jakarta Pusat.

Tari Saman Meriahkan Pelantikan IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Tari Saman Meriahkan Pelantikan IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Tari Saman Meriahkan Pelantikan IPNU-IPPNU

Tari Saman di Aceh, menurut beberapa literatur, didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dalam sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO di Bali, 24 November 2011

Sang Pencerah Muslim

Tari Saman dalam pelantikan ini disaksikan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini, utusan? Kedutaan Besar Amerika Serikat, dan sejumlah mantan pengurus dan ketua umum IPNU dan IPPNU.

Sang Pencerah Muslim

Dalam sambutannya, Kang Said menekankan perlunya berpijak pada jati diri bangsa. Masyarakat Indonesia harus merawat khasanah kebudayaannya termasuk menjaga persaudaraan kebangsaannya (ukhuwah wathaniyah).

Man laisa lahu ardl laisa lahu tarikh, man laisa lahu tarikh laisa lahu dzakirah. Barang siapa tidak memiliki tanah air maka ia tak punya sejarah. Barang siapa yang tak punya sejarah maka tak punya karakter,” katanya.

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal Sang Pencerah Muslim

Jumat, 10 November 2017

PMII Blora Bahas Filsafat Pergerakan

Blora, Sang Pencerah Muslim. Kamis (29/11/2012) wisma pergerakan PC PMII Blora menggelar diskusi bertajuk Gelaran Weekend Warga Pergerakan (Gelegar) bertajuk "Filsafat Ilmu Pengetahuan Sebagai Landasan Pergerakan Mahasiswa". 

PMII Blora Bahas Filsafat Pergerakan (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Blora Bahas Filsafat Pergerakan (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Blora Bahas Filsafat Pergerakan

Acara tersebut dihadiri juga oleh perwakilan empat komisariat yang ada di kabupaten Blora. Yusron Amin ketua pelaksana diskusi menjelaskan bahwa acara ini adalah acara rutin mingguan yang diselenggarakan oleh PMII cabang Blora. Diharapkan acara ini dapat  menjadi ajang konsolidasi mahasiswa pergerakan ke depannya.

Dalam diskusi tersebut Moesafa menjelaskan sejarah dan peran filsafat dalam perspektif pergerakan. Ia menyampaikan bahwa sejarah PMII tidak lepas dari proses pembelajaran filsafat yang kemudian direfleksikan dalam aktivitas pergerakan. Dalam diskusi tersebut terlontar pertanyaan tentang perbedaan sudut pandang filsafat versi platonis dan aristotelian. 

Sang Pencerah Muslim

"Dalam konteks pergerakan, harusnya bisa menggabungkan.dua perspektif tersebut" jawabnya.

Sang Pencerah Muslim

Selain diskusi acara tersebut juga diisi dengan pembacaan Yasin dan Tahlil. "Kami tidak membuat diskusi saja, melainkan mengkolaborasikan dengan tahlil dan yasin sehingga Dzikir,fikir dan amal sholeh bisa terlaksana secara nyata dalam kehidupan pergerakan" jelas Moh Misbakhul Hamdan selaku Ketum PC PMII Blora.

Di akhir diskusinya Moesafa memberi pesan kepada seluruh anggota dan kader PMII untuk tetap kritis dalam bergerak dan berwacana. 

"Dalam ilmu filsafat, Gak ada kebenaran yang hakiki, jadi sisakan ruang keraguan dalam benak dan pemikiran anda!", tegasnya menutup diskusi.

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Senin, 06 November 2017

Aplikasi “IPPNU Mobile” Versi Android Diluncurkan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Dalam peringatan harlah ke-59, aplikasi “IPPNU Mobile” versi android diluncurkan di Gedung PP PON Kemenpora Cibubur, Jakarta Timur, Ahad (2/3) siang. Peluncuran aplikasi ini dimaksudkan untuk memperluas cakupan informasi bagi rekanita khususnya di seluruh Indonesia.

“Sebagai bentuk integrasi dan konsolidasi, IPPNU mencoba menginvasi media elektronik mengingat tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia,” terang salah seorang Wakil Bendahara PW IPPNU Jabar, Eva Nurlatifah, Ahad (2/3) siang.

Aplikasi “IPPNU Mobile” Versi Android Diluncurkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Aplikasi “IPPNU Mobile” Versi Android Diluncurkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Aplikasi “IPPNU Mobile” Versi Android Diluncurkan

Aplikasi ini, sambung Eva, sudah bisa diunduh pada mesin pencari google. Di sana akan hadir pilihan “IPPNU Mobile” versi android.

Sang Pencerah Muslim

Setiap informasi terbaru IPPNU, menurutnya, akan masuk ke dalam telepon genggam. Aplikasi ini bekerja seperti pemberitahuan pada jejaring facebook. Informasi IPPNU langsung masuk secara otomatis.

“Semoga aplikasi ini memberikan manfaat bagi rekanita dan semua pihak yang ingin mengetahui informasi terkini IPPNU,” tandas Eva disambut tepuk tangan para hadirin.

Sang Pencerah Muslim

Peluncuran aplikasi ini disaksikan peserta Konbes IPPNU 2014, mantan Ketua Umum PP IPPNU, delegasi Kemakertrans, dubes Amerika, dan 90 santriwati pesantren Al-Hamid Cilangkap, Jakarta Timur. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, Doa, Tegal Sang Pencerah Muslim

Rabu, 18 Oktober 2017

1.180 Siswa Trenggalek Jawab Soal Ujian Akhir Maarif NU

Trenggalek, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 1.180 siswa Maarif NU tingkat ibtidaiyah dan dasar sekabupaten Trenggalek mengikuti Ujian Akhir Maarif NU (UAMNU). Pada ujian yang berlangsung 3 hari sejak Senin-Rabu (14-16/4) ini, para siswa menghadapi sejumlah mata pelajaran keislaman dan ke-NUan yang diujikan.

Ketua Panitia UAMNU Trenggalek Mohib Asrori mengatakan, sejumlah mata pelajaran Senin ini diujikan UAMNU seperti pelajaran Pendidikan Aswaja NU dan Fiqih. Selasa, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan Aqidah Akhlak. Sedangkan Rabu, mata pelajaran Al-Quran Hadist dan Bahasa Arab.

1.180 Siswa Trenggalek Jawab Soal Ujian Akhir Maarif NU (Sumber Gambar : Nu Online)
1.180 Siswa Trenggalek Jawab Soal Ujian Akhir Maarif NU (Sumber Gambar : Nu Online)

1.180 Siswa Trenggalek Jawab Soal Ujian Akhir Maarif NU

“Alhamdulillah persiapan teknis sampai pendistribusian soal ujian sesuai dengan jadwal. Hari pertama ujian ini berjalan lancar,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Tim monitoring dan evaluasi UAMNU dari LP Maarif NU Jawa Timur Ahmad Muhyiddin dan Samsul Huda bersama tim PC Maarif NU Trenggalek mengunjungi tiga sekolah maarif NU, SDI Fajar Insani Gandusari, MI Senden Kampak, dan MI Sugihan Kampak.

Sang Pencerah Muslim

Wakil Sekretaris LP Maarif NU Jatim Muhyiddin menyampaikan, “PW LP Maarif NU Jawa Timur sangat peduli terhadap pelaksanaan UAMNU di seluruh cabang Maarif se-Jatim termasuk Maarif NU Trenggalek.”

Secara keseluruhan  proses UAMNU di Trenggalek berjalan lancar. “UAMNU untuk tingkat MTs/SMP dan MA/SMA/SMK sudah terlaksana pada 17-19 Maret,” tandas Muhyiddin seperti keterangan dalam rilisnya. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Minggu, 15 Oktober 2017

Lembaga Bantuan Hukum NU Jember Kawal Kasus Sound Mini

Jember, Sang Pencerah Muslim - Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) Jember bermaksud memberikan bantuan hukum kepada Rais Syuriyah MWCNU Kalisat Kabupaten Jember Kiai Abdurahman yang terseret kasus sound mini. Itikad ini lahir dari hasil pertemuan Rais Syuriyah NU Jember Ustadz Harisudin, Ketua LPBHNU Jember Zaenal Marzuki, Koordinator Advokasi Pendampingan Warga LDNU Jember Moch Kholili, dan sejumlah pengurus NU di Kantor PCNU Jember, Kamis (2/6).

Menurut? Zainal Marzuki, pihaknya akan mengawal kasus tersebut hingga tuntas. "Jangan? sampai orang yang punya niat baik dikalahkan oleh yang tidak baik," kata Zainal Marzuki yang juga Ketua DPC Perhimpunan Advokad Indonesia (Peradi) Jember tersebut.

Lembaga Bantuan Hukum NU Jember Kawal Kasus Sound Mini (Sumber Gambar : Nu Online)
Lembaga Bantuan Hukum NU Jember Kawal Kasus Sound Mini (Sumber Gambar : Nu Online)

Lembaga Bantuan Hukum NU Jember Kawal Kasus Sound Mini

Seperti diketahui, Kiai Abdurahman dilaporkan oleh seorang warga ke Polsek setempat karena dianggap telah menghambat sebuah acara yang diselenggarakannnya. Menurut Kiai Abdurahman, dirinya tidak bermaksud menghalang-halangi acaranya, tapi hanya tidak ingin di acara tersebut ditampilkan atraksi sound mini. Sound mini dimaksud adalah peralatan pengeras suara yang ditarik di atas roda dan diikuti penari dancer muda-mudi. Mereka beraksi di jalanan dengan berjoget ria mengikuti irama musik dari sound tersebut. Sound mini saat ini menjadi tren budaya kalangan remaja dan tumbuh subur di Jember utara dan timur.

"Di Kalisat sound mini sudah menjadi kesepakatan antartokoh bahwa itu dilarang. Selain mengganggu ketertiban lalu lintas, pertunjukkan ini juga tidak pantas, penuh hura-hura," kata Kiai Abdurahman.

Sang Pencerah Muslim

Kiai Abdurahman telah dipanggil petugas Polsek Kalisat selaku terlapor.

Sang Pencerah Muslim

Belakangan budaya sound mini sudah merambah di Kecamatan Arjasa. Menurut Ketua MWCNU Arjasa Arifin, penarinya tidak hanya muda-mudi tapi kelompok ibu-ibu juga ikut-ikutan.

"Ini harus kita cegah. Ini budaya tidak sehat," kata Arifin.

Di tempat terpisah, Ketua GP Ansor Jember Ayub Junaidi menyatakan dukungan penuh terhadap penertiban sound mini. Bahkan ia mengaku telah menyampaikan hal tersebut kepada Kapolres Jember Sabilul Alif. Ia berharap sound mini segera ditertibkan, lebih-lebih dalam bulan Ramadhan.

"Kapolres berjanji akan melarang sound mini seperti yang marak di Jember utara itu,” ujarnya. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Tegal Sang Pencerah Muslim

Jumat, 13 Oktober 2017

Kiai Said: Petani adalah Orang yang Selalu Berkomunikasi dengan Allah

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siroj menyatakan bahwa hanya sedikit petani yang memiliki tanah, karena kebanyakan dari mereka adalah buruh tani. “Paling banter penggarap (tanah), tapi yang paling banyak ya buruh tani,” jelas Kiai Said saat memberikan sambutan saat acara Rembug Nasional dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Pengembangan? Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) di Hotel Acasia, Jakarta, pada Jumat, (15/4).?

Ia menilai bahwa petani itu memiliki watak yang ulet, rajin, tidak putus asa, dan optimis dengan apa yang sudah ditetapkan oleh Allah. “Begitu menanam, (mereka) langsung menyerahkan segalanya kepada Allah, selalu berdoa dengan Allah, selalu komunikasi dengan Allah,” terangnya.

Kiai Said: Petani adalah Orang yang Selalu Berkomunikasi dengan Allah (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said: Petani adalah Orang yang Selalu Berkomunikasi dengan Allah (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Said: Petani adalah Orang yang Selalu Berkomunikasi dengan Allah

Menurutnya, ada tiga hal yang sangat diperlukan oleh seorang petani, yaitu air, bibit, dan pupuk. Kalau seandainya ketiganya tersebut bisa diperoleh oleh petani dengan mudah, maka petani kita akan lebih sejahtera.

Kiai Said meminta petani Nahdliyin untuk bersikap jujur terkait dengan batas tanah. Baginya, banyak pihak yang mengubah batas tanah bahkan mencaplok tanah yang bukan miliknya. “Ini (pencaplokan tanah) sudah diwanti-wanti Rasulullah 14 abad yang lalu. Laknatullah alaihim,” katanya.

“Tunjukkan bahwa petani Nahdlatul Ulama adalah petani yang jujur. Tunjukkan,” lanjutnya. ? ?

Sang Pencerah Muslim

Lebih lanjut, Kiai Said mengutip apa yang disampaikan KH Maimoen Zubair bahwa Islam Nusantara itu diumpakan sebagai padi. Karena padi memiliki banyak bulir dan dari bulir tersebut terdapat butir-butir padi. ?

LPPNU, imbuh Kiai Said, adalah lembaga yang sangat penting karena bersinggungan langsung dengan petani yang mayoritasnya adalah warga NU.

“Oleh karena itu saya percayakan kepada pak Marwan (Ketua LPPNU dan yang juga menjabat sebagai Menteri Desa),” katanya.?

Sang Pencerah Muslim

Kiai Said berharap acara ini bisa menjadi ajang konsolidasi bagi pengurus dan ia juga berharap agar LPPNU bisa menjalin kerjasama dengan pemerintah, lembaga swasta, maupun pihak mana saja yang memiliki niat yang baik untuk meningkatkan pertanian warga Nahdliyin.?

“Asal semuanya berangkat dari niat yang baik. Dengan siapa saja (kita kerjasama), tidak usah pilih-pilih,” pungkasnya. (Muchlishon Rochmat/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim PonPes, Tegal Sang Pencerah Muslim

Senin, 25 September 2017

Naik Unta Saja!

Seorang yang konon dipanggil sebagai ustaz, hendak bersilaturahim ke rumah temannya di daerah Solo. Karena baru datang di Solo, ia memanggil taksi untuk mengantarkan ke alamat yang dituju.

Supir taksi bergegas menghampiri ustaz.

“Selamat Siang. Mau ke mana pak?” sapa supir.

“Ini pak, ke daerah Ngruki,” jawabnya sambil menunjukkan sebuah kartu nama.

Naik Unta Saja! (Sumber Gambar : Nu Online)
Naik Unta Saja! (Sumber Gambar : Nu Online)

Naik Unta Saja!

“Oh, iya”

Taksi mulai berjalan. Supir memutar musik, kebetulan yang diputar lagu-lagu barat. Tiba-tiba..

Sang Pencerah Muslim

“Maaf, mas tolong dimatikan musiknya,”

“Iya pak, tidak suka ya dengan lagunya?” kata supir sembari mematikan musik.

Sang Pencerah Muslim

“Iya.? Dan kalau menurut saya itu bukan musik Islami, tidak ada zaman nabi,”

“Oh, begitu ya. Lha kenapa tidak naik onta saja, Pak. Taksi kan juga tidak ada di zaman nabi?” tanya supir berseloroh.

Sak karepmu pir (terserah kamu)!” jawabnya ketus. (Ajie Najmuddin)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Kyai, Lomba Sang Pencerah Muslim

Jumat, 22 September 2017

Balita-balita yang Mengalami NU

Bogor,Sang Pencerah Muslim

Sekitar 20 anak di bawah usia limat tahun (balita) ikut serta pada Rapat Kerja Lembaga Kajian dan Pengambangan Sumber Daya (Lakpesdam) PBNU yang berlangsung di Ciloto, Bogor, Jawa Barat mulai Jumat (27/1) akan berlangsung sampai Ahad (29/1).

Balita-balita yang Mengalami NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Balita-balita yang Mengalami NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Balita-balita yang Mengalami NU

Mereka turut serta dengan orang tuanya yang tengah mendesain rencana setahun lembaga tersebut. Namun, mereka punya jadwal dan aktivitas sendiri seperti tendang-tendang bola di halaman. Naik kuda di pagi hari dan merengek meminta sesuatu kepada orang tuanya.

Para balita dihadirkan pada perkenalan seluruh pengurus dan pelaksan harian Lakpesdam PBNU pada Jumat malam di aula Wisma Karya Jasa. Sebagian duduk lesehan, sebagian duduk di kursi-kursi yang ditata melingkari lesehan tersebut. ?

Sang Pencerah Muslim

Lalu para orang tua memperkenalkan istri atau suami serta anak-anaknya satu per satu di depan mereka. Setelah memperkenalkan suami atau istri, orang tua memperkenalkan anak-anak yang hadir dan tidak. Termasuk bayi. Ada yang memperkenalkan hobi anaknya, sekolahnya, dan prestasinya. Kemudian tepuk tangan dari seluruh hadirin. ?

“Anak saya ini hobinya mempertahankan tanah air, membela negara,” ungkap Wakil Bendahara Lakpesdam PBNU Iftah Sidik saat memperkenalkan anaknya yang bernama Muhammad Luthfi yang suka bermain COC di android. Nama anaknya itu diberikan oleh Rais Aam Jam’iyyah Ahlut Thariqah Mu’tabarah an-Nahdliyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya.

Sang Pencerah Muslim

Ia bercerita, anak pertama bernam Aqila yang berusia sepuluh tahun telah hafal mars IPPNU dan bercita menjadi pengurus IPPNU kelak. Muhammad Luthfi juga hafal mars IPPNU karena yang sering didengarnya adalah mars itu.

Iftah mengaku kerap membawa anaknya ke kantor Lakpesdam NU supaya mengalami dan melihat aktivitas NU. Hal itu menjadikan NU sebagai pengalaman. “Pengalaman tentang NU buat anak itu penting. Usia anak saya itu saat golden age. Ia akan mengingat seumur hidup tentang NU. Hal itu juga yang dilakukan ayah saya.

Ia mengaku tertarik dengan pesantren dan NU karena bapaknya tidak habis-habis bercerita tentang KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan pesantren. Ia ketika kelas lima SD telah mendengar nam Gus Dur.

Rata-rata anak-anak mau turut tampil ke depan. Ketika perkenalan ada anak yang merebut mikropon orang tuanya. Kemudianberbicara apa saja. Semaunya. Namun, ada pula anak yang tidak mau ke depan, tapi asyik dengan permainan di ponsel pintar milik orang tuanya.

Kemudian keluarga yang telah memperkenalkan diri, diperkenankan mengambil undian. Lalu dibuka satu per satu sesuai jumlah keluarga yang hadir. Setelah dibuka, undian itu ada yang berisi bola, jam tangan besar, kanebo, tisu, dan lain-lain yang dibungkus rapi oleh panitia. Lalu setiap keluarga yang telah memperkenalkan diri diabadikan melalui kamera digital.

‘Awan PBNU Hj. Sri Mulyati menyaksikan keakraban pengurus Lakpesdam PBNU dan keluarganya itu. Menurut dia, hal itu adalah bentuk perhatian lembaga NU kepada anggota keluarga pengurusnya. Hal itu penting dilakukan karena pengurus NU tidak terlepas dari dukungan dari anggota keluarganya.

“Ibu-ibu yang ada di sini tidak terlepas dari dukungan suami dan putra-putrinya. Begitu juga bapak-bapak tidak terlepas dari dukungan istri dan putra-putrinya,” katanya.

Keberhasilan suami atau istri yang menjadi pengurus NU, lanjutnya, tidak bisa dilepaskan dari dukungan pasangan dan anggota keluarganya.

Salah seorang pengurus Lakpesdam NU, Dadi Darmadi berpendapat, melibatkan keluarga pada Raker Lakpesdam menjadikan kegiatan profesional itu ramah keluarga.

“Dan menurut saya Lakpesdam berkepentingan untuk itu dengan konsep kesetaraan dan keadilan. Kedua sebagai internalisasi nilai-nilai dan sikap keagamaan yang terbuka wawasan kebangsaan sedini mungkin. Di situ strategisnya.”

Jadi, lanjutnya, dengan melibatkan keluarga, aktivis NU bukan hanya tercerahkan pemikirannya secara pribadi, tapi terefleksikan di keluarga. Pemikiran aktivis NU yang memandang kemajemukan sebagai hal yang positif, menerima perbedaan, itu bisa tersampaikan sejak kecil.

“Saya tidak merasa terganggu dengan kehadiran anak-anak teman-teman. Itu asyik malah. Menjadikan kehidupan aktivisme profesional dan keluarga menjadi lebih dekat. Keluarga itu sebagai cerminan dari nilai-nilai sosial yang paling mendasar,” lanjutnya.

Menurut dia, hal itu patut dicontohlembaga lain di NU. Karena dengan begitu, kejam’iyyahan NU didekatkan kepada konteks bermasyarakat yang paling dekat, anggota keluarga agar tidak tercerabut dari akar NU. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Anti Hoax, Tegal Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock