Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 Maret 2018

Ketua PP IPPNU Kunjungi Komisariat Unnes

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Farida Farichah selaku Ketua PP IPPNU melakukan kunjungan ke IPNU-IPPNU Komisariat Unnes pada 12 Januari 2013. Kunjungan diisi dengan sharing dan makan bersama dalam suasana yang santai. 

Ketua PP IPPNU Kunjungi Komisariat Unnes (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua PP IPPNU Kunjungi Komisariat Unnes (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua PP IPPNU Kunjungi Komisariat Unnes

Kunjungan tersebut merupakan agenda yang luar biasa bagi rekan-rekanita IPNU-IPPNU Komisariat Unnes. Mengingat bahwa Farida dulu adalah alumni dari IPPNU komisariat Unnes.

Dalam kunjungan tersebut hadir beberapa alumni antara lain Nur Syafaah (ketua IPPNU Unnes 2006), Maghfiroh (Ketua IPPNU Unnes 2008), Dian (ketua IPPNU Unnes 2012), Dina (Wakil Ketua IPPNU Unnes 2012) dan Irmawan (ketua IPNU Unnes 2012). 

Sang Pencerah Muslim

Acara tersebut dihadiri oleh pengurus IPNU-IPPNU Unnes 2013 Aan (Ketua IPNU), Ruqy (ketua IPPNU) dan pengurus yang lain (Mailiz, Ana,  Afifah, Singgih dan Zaqi). Dalam forum tersebut, “srikandi-srikandi” IPPNU Unnes saling berbagi pengalaman dan melepas rasa rindu setelah beberapa lama tidak bertemu.

“Ini merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga bisa mendapat pengalaman langsung dari alumni-alumni,” ujar Ruqy.

Sang Pencerah Muslim

Kepengurusan IPNU-IPPNU Komisariat Unnes sangat beruntung bisa didatangi langsung oleh ketua IPPNU, dan berharap dengan kedatangan Farida akan menambah kesemangatan bagi pengurus-pengurus baru.

“Ini memberi semangat bagi kita agar bisa mengikuti jejak alumni kita ini, sekarang tugas kita adalah merapatkan barisan, dengan meningkatkan dan mengaplikasikan Belajar, Berjuang dan Bertaqwa di kepengurusan yang baru di kampus Universitas Negeri Semarang,” ujar Aan.

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, News Sang Pencerah Muslim

Minggu, 04 Maret 2018

IPNU-IPPNU Kadur Pamekasan Buka Olimpiade Matematika

Pamekasan, Sang Pencerah Muslim. Olimpiade Mathematic And English Competition (MEC) yang digelar IPNU-IPPNU Kadur telah dibuka, Sabtu (19/1). Ketua MWCNU Kadur Pamekasan, KH Baidowi Absom didapuk sebagai pembuka kegiatan yang dilangsungkan di Pondok Pesanten Sumber Gayam.

IPNU-IPPNU Kadur Pamekasan Buka Olimpiade Matematika (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Kadur Pamekasan Buka Olimpiade Matematika (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Kadur Pamekasan Buka Olimpiade Matematika

Pembukaan yang dilangsungkan pagi hari tersebut ditempatkan di Auditorium SMA Al-Falah, Sumber Gayam, dihadiri oleh petinggi NU Kadur, Ketua PC IPNU Pamekasan, Ahmad Nasiruddin, pengurus pesantren, dan 30 peserta beserta dewan guru yang mendampinginya.

Pantauan Sang Pencerah Muslim, pembukaan tersebut berlangsung khidmat. Belasan panitia yang sebelumnya super sibuk, turut serta di dalamnya.

Sang Pencerah Muslim

Faisol Ansori, Ketua IPNU Kadur, menegaskan bahwa awalnya keraguan akan kesuksesan kegiatan MEC menyelimuti pikirannya. Sebab, kata Faisol, seminggu menjelang Hari H, yang mendaftar hanya 2 orang.

Sang Pencerah Muslim

"Tapi ternyata, mencapai 30 orang. Ini sangat menyenangkan," sela Baitiyah, Ketua Panitia, sembari menuturkan, peserta tersebut terdiri dari 12 delegasi MTs atau sederajat, dan 18 delegasi MA atau sederajat.

Helliyatul Mukarramah, Ketua IPPNU Kadur, menyatakan bahwa olimpiade MEC bakal dilangsungkan dua hari aktif, tanggal 19 - 20 Januari.

"Pada tanggal 19 Januari, peserta yang 30 ini, nantinya akan diambil 10 besar. Pada 20 Januari, akan bersaing lagi untuk memperebutkan juara 1, 2, dan atau 3. Antara juara tingkat MTs dan MA, nantinya dipisah," terang Helen, panggilan Helliyatul Mukarramah.

Sekretaris IPNU Kadur, Fathorrahman, menceritakan betapa terselenggaranya kegiatan tersebut tidak lepas dari kesemangatan pengurus IPNU dan IPPNU Kadur.

"Insya Allah, pasti sukses kalau disertai niatan ibadah dan kerja sama yang kuat di antara kita," ujar Oong, panggilan akrab Fathorrahman.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Hairul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Cerita, Ahlussunnah, Hikmah Sang Pencerah Muslim

Ansor Targetkan Enam Juta Kader Aktif

Lombok, Sang Pencerah Muslim. Ansor saat ini secara nasional menargetkan 6 juta kader aktif untuk lima tahun ke depan. Dengan memulai dari sekarang, Pimpinan Pusat gencar mendorong kepada Cabang maupun Wilayah se Indonesia agar target tersebut dapat terwujud berbasis data yang jelas seperti nomor kontak dan alamat lengkap kader.  

Hal ini disampaikan oleh Risqon Syah, wakil Sekjen PP GP Ansor kepada Sang Pencerah Muslim disela-sela Pelatihan Kader Dasar (PKD)dan Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL), Sabtu 23/05 di pesantren Darul Quran Bengkel Lombok Barat.

Ansor Targetkan Enam Juta Kader Aktif (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Targetkan Enam Juta Kader Aktif (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Targetkan Enam Juta Kader Aktif

Istilah kepemimpinan dalam pelatihan Ansor ini bertujuan untuk melatih dan mencetak pemimpin, baik pemimpin Ansor, NU ke depan secara organisasi dan pemimpinan daerah maupun nasional ke depan.

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, Ansor di tingkat pusat sedang merevitalisasi kegiatan Ansor untuk membuat kader-kader tangguh dan mendorong kepada Pimpinan Wilayah yang ada di tingkat Propinsi dan Pimpinan Cabang yang ada di tingkat Kabupaten/kota se Indonesia untuk membentuk Rijalul Ansor yang akan mempertahankan tradisi-tradisi Ahlussunah wal Jamaah seperti tahlilan, srakalan, maulidan dan tradisi-tradisi NU lainnya.

Sang Pencerah Muslim

Rijalul Ansor nanti akan melakukan kegiatan di masjid-masjid agung kabupaten/kota setempat dengan mengumpulkan 200-300 anggota maupun kader Ansor. Sumber peserta ini akan disupport oleh Ranting-Ranting Ansor yang ada di kecamatan maupun desa/kelurahan.

Ini semua menjadi upaya Ansor secara nasional untuk membantu dakwah dan kemajuan bagi NU itu sendiri.

Ia menambahkan, Nusa Tenggara Barat khususnya Lombok yang menjadi pulau seribu masjid harus diisi oleh kegiatan-kegiatan keagamaan ala NU agar masjid yang ada tidak vakum dan tidak diambil oleh kelompok-kelompok garis keras yang berpotensi melahirkan terorisme.

Ini penting dan cara inilah Ansor menjaga eksistensi Pancasila dan komitmen memepertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Dan kami dari Pimpinan Pusat Ansor akan memantau dan monitoring dari Jakarta melalui Wilayah dan Cabang yang ada,” katanya.

Di tempat yang sama, Ketua PC GP Ansor Lombok Barat Mujahid Ahmad mengaku siap mempertahankan tradisi-tradisi yang dimaksud oleh Pimpinan Pusat. “Karena saat ini sudah kami lakukan hanya saja memang belum terbentuk Rijalul Ansor secara formal,” tandasnya.

“Tapi yang jelas, menjadi tanggung jawab kami saat ini adalah bagaimana membentuk Ranting-Ranting di tingkat desa/kelurahan. Dan dalam waktu dekat setelah kegiatan PKD ini kami akan membentuk dan menajalankan aman organisasi tersebut,” janjinya. (hadi/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ahlussunnah, Hikmah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 31 Januari 2018

LTMNU: Bersihkan Masjid dari Kampanye Hitam

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Pusat Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) mengimbau seluruh masjid di Indonesia untuk menjaga netralitas fungsinya sebagai tempat ibadah dan pemberdayaan umat menjelang pemilihan umum presiden 2014.

“Masjid adalah tempat yang netral. Tidak boleh dibuat kampanye. Karena masjid merupakan tempat berkumpulnya jamaah dari berbagai macam golongan dan aspirasinya bermacam-macam,” ujar Ketua PP LTMNU KH Abdul Manan A Ghani di Jakarta, Jumat (13/6).

LTMNU: Bersihkan Masjid dari Kampanye Hitam (Sumber Gambar : Nu Online)
LTMNU: Bersihkan Masjid dari Kampanye Hitam (Sumber Gambar : Nu Online)

LTMNU: Bersihkan Masjid dari Kampanye Hitam

Manan juga menyayangkan adanya kampanye hitam bernuansa SARA yang dikumandangkan melalui tempat ibadah umat Islam ini. Menurutnya, pengurus masjid semestinya dapat mencegah hal tersebut melalui penyeleksian khotib atau dai yang ada di sana.

Sang Pencerah Muslim

“Tidak ada contoh dari Nabi untuk memusuhi golongan lain, apalagi black campaign (kampanye hitam). Masak orang yang benar-benar Islam, benar-benar haji, diplesetkan sebaliknya. Tidak benar itu,” tuturnya.

Sang Pencerah Muslim

Kalaupun masjid menjadi tempat pembicaraan politik, lanjut Manan, materi yang disampaikan mestinya bersifat normatif saja, tidak menyudutkan atau mendukung salah satu pihak. “Mungkin mengenalkan bahwa tasharruful imam alar ra’iyyah manuthun bil mashlahah (kebijakan pemimpin tergantung pada kemaslahatan umat). Yang begini tidak apa-apa,” paparnya.

Manan tidak menampik fungsi lain masjid di luar sebagai tempat shalat. Menurutnya masjid bisa menjadi sarana pengembangan dakwah, pendidikan, bahkan ekonomi, namun bukan politik praktis. “Mending pengurus masjid menyiapkan bagaimana memakmurkan masjid menghadapi Ramadhan, daripada harus kampanye hitam,” katanya. (Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim News, Hikmah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 23 Januari 2018

Ratusan Santri di Probolinggo Baca Surat Yasin, Tahlil dan Sholawat Nariyah

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim - Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) ke-III tahun 2017, ratusan santri di Kabupaten Probolinggo melaksanakan pembacaan Surat Yasin, Tahlil dan Shalawat Nariyah bersama-sama di halaman depan Eks Kantor Bupati Probolinggo di Kecamatan Dringu, Sabtu (21/10) malam.

Peringatan HSN ke-III tahun 2017 ini digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo bekerja sama dengan PCNU Kota Kraksaan dan PCNU Kabupaten Probolinggo. Selain santri, kegiatan ini juga diikuti oleh segenap warga NU mulai dari Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, IPNU dan IPPNU serta badan otonom NU yang lain.

Ratusan Santri di Probolinggo Baca Surat Yasin, Tahlil dan Sholawat Nariyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Ratusan Santri di Probolinggo Baca Surat Yasin, Tahlil dan Sholawat Nariyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Ratusan Santri di Probolinggo Baca Surat Yasin, Tahlil dan Sholawat Nariyah

Kegiatan ini dihadiri oleh Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo H Hasan Aminuddin didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo Soeparwiyono, Rais PCNU Kota Kraksaan KH Munir Kholili,  Ketua PCNU Kota Kraksaan KH Nasrullah Ahmad Suja’i, Rais PCNU Kabupaten Probolinggo KH Jamaludin Al-Hariri dan Ketua PCNU Kabupaten Probolinggo KH Abdul Hadi Saifullah.

H Hasan Aminuddin meminta para orang tua untuk mencetak anaknya selaku generasi muda dengan memberikan pendidikan yang baik dan berakhlakul karimah. “Para orang tua hendaklah harus bisa memaksa anak dan memberikan batasan waktu untuk memegang HP. Berikan kesempatan memegang HP di hari yang tepat,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Lebih lanjut Hasan mengajak seluruh warga NU agar bersama-sama menyelamatkan generasi muda penerus bangsa supaya menjadi anak yang berguna dan menjadi generasi pemimpin yang baik kedepannnya.

“Kemajuan di zaman era digital ini sudah semakin menurunkan perilaku dan akhlak anak-anak kita. Solusinya adalah anak tidak boleh membawa HP saat bersekolah. Dengan demikian anak bisa berkonsentrasi kepada apa yang diajarkan oleh gurunya,” jelasnya.

Oleh karena itu Hasan meminta kepada para orang tua agar selalu memberikan kesibukan kepada anak-anaknya agar menjadi generasi penerus bangsa Indonesia yang berkualitas dan profesional.

“Setiap harinya orang tua harus mengarahkan dan memberikan pengetahuan umum baik di lembaga pendidikan atau sekolah serta pengetahuan agama atau mengaji di musholla atau di masjid,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Hikmah, Habib Sang Pencerah Muslim

Senin, 22 Januari 2018

Guru Besar UPI Nilai Pola Pendidikan Pesantren Sudah Tepat

Mojokerto, Sang Pencerah Muslim. Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Asep Kadarusman menilai pola pendidikan yang dikembangkan di pondok pesantren dan madrasah NU sangat sesuai dengan pola pendidikan yang dianjurkan.

Ia menyampaikan hal tersebut pada ajang Forum Silaturahim Kongres Pergunu II di Ponpes Amanatul Ummah, Pacet Mojokerto, Kamis (27/10) pagi.

Guru Besar UPI Nilai Pola Pendidikan Pesantren Sudah Tepat (Sumber Gambar : Nu Online)
Guru Besar UPI Nilai Pola Pendidikan Pesantren Sudah Tepat (Sumber Gambar : Nu Online)

Guru Besar UPI Nilai Pola Pendidikan Pesantren Sudah Tepat

Menurut Asep, ketepatan pada pola pendidikan pesantren adalah dengan dibiasakannya para santri untuk membaca. Ia mengatakan kemampuan membaca menunjukkan kemampuan aktual peserta didik yang bersangkutan.

Selanjutnya untuk menguji hasil dari kegiatan membaca, siswa dapat diajak berdiskusi. Hal ini bermanfaat untuk menguatkan konsep yang belum pahami.

Asep memandang positif pola pendidikan pesantren lainnya yang juga sangat sesuai adalah para santri diajarkan untuk berkomunikasi yang baik dan efektif. Ia mengatakan di era globalisasi saat ini di mana kerja manusia dimudahkan oleh adanya teknologi, potensi besar yang harus dikembangkan (dan bisa dijual) selain berpikir kritis, adalah kemampuan berkomunikasi.

Sang Pencerah Muslim

“Saya mengamati sepanjang acara ini pembawa acara (yang merupakan santri atau orang NU) dapat berkomunikasi secara lancar dan sistematis. Ini komunikasi yang baik yang perlu diteruskan,” kata Asep.

Sang Pencerah Muslim

Oleh karena itu, bila berpegangan pada ICT (Information and Communication Technology), kemampuan akan bahasa asing tidak bisa ditawar-tawar dalam menghadapi era ini. Apalagi bila dihadapkan pada tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Sebelum menutup paparan, Asep memuji bahwa tradisi tahlilan yang dikembangkan NU, walau banyak yang tak sependapat, membuktikan bahwa tahlilan menarik hati kecil dan merupakan kebutuhan yang tak bisa dibohongi. (Kendi Setiawan/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 17 Januari 2018

PCINU Jerman Adakan Pengajian Lintas Agama di Leipzig

Liepzig, Sang Pencerah Muslim

Warga NU di Leipzig mendatangkan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. Abd A´la pada silaturahmi antar? Warga Indonesia di negara tersebut pada (14/10). Kegiatan yang biasa cuma dihadiri WNI muslim itu, kali ini juga didatangi WNA non-muslim.

PCINU Jerman Adakan Pengajian Lintas Agama di Leipzig (Sumber Gambar : Nu Online)
PCINU Jerman Adakan Pengajian Lintas Agama di Leipzig (Sumber Gambar : Nu Online)

PCINU Jerman Adakan Pengajian Lintas Agama di Leipzig

Rektor UIN Surabaya menekankan pentingnya menjaga silaturahim antar umatmanusia. Islam mengajarkan tidak hanya menjalin hubungan horisontal antara Tuhan dengan makhluk (hablun min allah)), tapi juga mempererat hubungan vertikal antara sesama ciptaan-Nya (hablun min al-nas).

Lebih lanjut ungkap, Islam yang sebenarnya adalah agama yang mengayomi seluruh umat manusia. Agama yang rahmatan lil alamin, agama kasih sayang sekalian alam.

Sang Pencerah Muslim

WNA yang hadir sangat antusias dalam mengikuti acara itu. Mereka larut dalam diskusi yang diselenggarakan PCINU Jerman bersama PPI Leipzig. Vano Sondakh, Humas PPI Leipzig, mengatakan bahwa pengajian semacam itu sudah menjadi agenda rutin yang dilakukan setiap bulan.

Menurut Suhendra, ilmuwan semikonduktor asal Padang yang telah 13 tahun berkarir di Jerman, mengungkapkan kegiatan semacam itu baginya menjadi penyejuk rohani di negara penganut rasionalisme bebas itu.

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, para WNI dan WNA juga dapat saling bertukar pengetahuan kebudayaan masing-masing. Alexis, misalnya, seorang arsitek asal Meksiko, mengungkapkan ia sangat menikmati nuansa keramahan dan keakraban yang ditunjukkan oleh orang Indonesia. Selain itu, ia sangat takjub dengan cita rasa masakan Indonesia yang pedas.

Pengajian semacam itu diharapkan bisa menjadi perekat hubungan antar umat beragama. Selain itu juga dapat menjadi ajang saling tukar informasi kebudayaan antar bangsa.

Kebebasan Beragama di Jerman

Konstitusi Nasional Jerman tahun 1919 dan 1949 menjamin kebebasan individu dalam menganut kepercayaan dan agama masing-masing. Tidak boleh ada yang melarang atau bersikap deskriminatif? terhadap kepercayaan atau pandangan keagamaan seseorang.

Sensus yang dibuat pada tahun 2011 menyebutkan bahwa 66.8%? warga Jerman menganut agama Kristen. Islam menempati posisi kedua terbanyak dengan penganut sekitar 5% dari populasi penduduk Jerman.

Menurut data dari Euro Islam, 70% kaum muslim di Jerman berasal dari Turki. Selebihnya dari Bosnia Herzegovina (sekitar 167,081), Iran (81,495), Maroko (79,794), Afganistan (65,830), Lebanon (46,812), Pakistan (35,081), Syria (29,476), Tunisia (24,533), Aljazair (16,974), serta asal Indonesia (12,660). (Kamal Yusuf/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim News, Nusantara, Hikmah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 03 Januari 2018

IPNU-IPPNU Lampung Siap Sukseskan Kongres di Palembang

Gunung Sugih, Sang Pencerah Muslim. Para kader NU yang tergabung dalam IPNU dan IPPNU Lampung Tengah siap menyukseskan pelaksanaan Kongres dua organisasi pelajar NU ini yang akan berlangsung di Palembang, akhir November ini.

Ketua IPNU Lampung Tengah, Dedi Kurniawan kepada kontributor Sang Pencerah Muslim di Gunung Sugih menyampaikan akan mengirimkan 40 peserta CBP dalam rangka Jambore Pelajar dan Santri Nusantara. CBP Lampung Tengah akan bergabung dengan peserta CBP se - Indonesia di Palembang. 

IPNU-IPPNU Lampung Siap Sukseskan Kongres di Palembang (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Lampung Siap Sukseskan Kongres di Palembang (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Lampung Siap Sukseskan Kongres di Palembang

”Sedangkan ketika kongres nanti akan berangkat beberapa pengurus IPNU dan IPPNU Lampung Tengah ,” tambah alumni Jurusan Syari’ah STAIN Jurai Siwo Metro – Lampung ini, Ahad (25/11). 

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Akhmad Syarief Kurniawan 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, News Sang Pencerah Muslim

Jumat, 29 Desember 2017

Hadiah Umroh Pacu Semangat Ngaji Tilawah di Jember

Jember, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 11 peraih juara MTQ tingkat kabupaten berhak menerima hadiah perjalanan ibadah umroh dari Pemkab Jember. Pemberian hadiah semacam ini menjadi salah satu bentuk upaya Pemkab Jember dalam meningkatkan prestasi ilmu agama di kalangan warga.

Hadiah Umroh Pacu Semangat Ngaji Tilawah di Jember (Sumber Gambar : Nu Online)
Hadiah Umroh Pacu Semangat Ngaji Tilawah di Jember (Sumber Gambar : Nu Online)

Hadiah Umroh Pacu Semangat Ngaji Tilawah di Jember

“Kami harus menghargai orang-orang yang berprestasi di bidang keagamaan. Ini sekaligus untuk memacu warga agar mencintai nilai-nilai Islam,” ujar Kabag Kesra Pemkab Jember Imam Bukhari kepada NU Onilne di kantornya, Kamis (26/6).

Menurut Bukhari, pihaknya akan terus memberikan rangsangan kepada warga untuk terus meningkatkan prestasi di bidang kesenian Islam melalui berbagai lomba keagamaan  dan kegiatan lainnya.

Sang Pencerah Muslim

“Jember mempunyai potensi  besar meraih prestasi di bidang MTQ. Buktinya dalam setiap even regional maupun nasional, delegasi Jember selalu kebagian juara. Kepada mereka inilah kami harus memberi apresiasi,” ucapnya.

Pemkab Jember memberikan hadiah umroh kepada sebelas orang juara pertama di sebelas cabang MTQ 2014. Bupati juga memberikan hadiah tabungan kepada 24 orang peraih juara lainnya di ajang tersebut. Masing-masing mendapat sebesar Rp 5 juta. Even MTQ itu sendiri diikuti 383 peserta dengan kategori pelajar SD, SMP, SMU, mahasiswa, dan peserta Umum (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Hikmah, Aswaja, Internasional Sang Pencerah Muslim

Minggu, 24 Desember 2017

Ali Masykur Musa: Di Era Milenial, Tantangan NU Sangat Berat

Banyuwangi, Sang Pencerah Muslim. Perubahan zaman yang demikian cepat dan di luar prediksi banyak kalangan harus disikapi dengan bijak. Salah satunya lewat mencari formula agar keberadaan Nahdlatul Ulama bisa lestari dengan tidak semata bangga atas jumlah warga yang demikian banyak.

Ali Masykur Musa: Di Era Milenial, Tantangan NU Sangat Berat (Sumber Gambar : Nu Online)
Ali Masykur Musa: Di Era Milenial, Tantangan NU Sangat Berat (Sumber Gambar : Nu Online)

Ali Masykur Musa: Di Era Milenial, Tantangan NU Sangat Berat

"Kita sudah memasuki era milenial, karenanya gerakan dan khidmat NU juga harus menyesuaikan diri dengan tantangan yang ada," kata Ali Masykur Musa, Sabtu (4/11).  

Ali Masykur yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) mengingatkan hal tersebut pada diskusi panel yang diselenggarakan di Pendopo Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan sebagai pembuka pada Konferensi Wilayah ISNU Jatim yang berlangsung sejak hari ini hingga besok.

Di era milenial itu, ada kecenderungan anak muda tidak lagi gemar membaca. "Karenanya dakwah NU, termasuk di dalamnya para sarjananya juga harus mengikuti zaman yang telah berubah tersebut," katanya di hadapan para fungsionaris ISNU se-Jawa Timur.

Sang Pencerah Muslim

Menurut mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII tersebut, strategi gerakan dakwah milenial menjadi pilihan yang tidak dapat dihindarkan. "Bila tidak, maka jangan harap NU akan memiliki peran di kemudian hari," tandasnya.

"Sudah saatnya kita meninggalkan kebanggaan hanya lantaran memiliki jamaah yang besar, tapi peranannya kecil," pesannya. Termasuk kebanggaan dengan identitas kultural seperti shalawatan, terbangan, manakiban dan sejenisnya.

Sang Pencerah Muslim

Bagi pria yang tampil bersama Ahmad Suaedy tersebut, di sinilah tantangan berat yang dihadapi NU. "Menjadi warga NU, termasuk di dalamnya ISNU sangatlah berat," ungkapnya. Karenanya, bagaimana dakwah di era milenial harus segera dirumuskan, lanjutnya.

Yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana menghadirkan NU tidak semata dalam halaqah atau perkumpulan. "Saatnya NU juga menonjol dalam harakah atau gerakan, dan ini yang lemah di NU," tegasnya.

Tantangan berat lainnya khususnya ketika NU berhadapan dengan mahasiswa. "Saat ini banyak mahasiswa yang lebih memilih gerakan radikal. Karenanya menghadirkan NU dengan tantangan milenial seperti ini sebagai tantangan utama," sergahnya.

Kendati demikian, bekas anggota Badan Pemeriksa Keuangan tersebut menyerahkan formula terbaik dalam menjawab tantangan yang ada. "Silakan diputuskan apa langkah terbaik yang bisa dilakukan para sarjana pada sidang-sidang yang dilaksanakan saat forum konferensi kali ini," katanya.

PW ISNU Jatim menyelenggarakan konferesi yang diselenggarakan 4 hingga 5 Nofember. Pembukaan dilangsungkan di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, sedangkan sejumlah sidang diselenggarakan di Gedung Balai Diklat kota setempat. (Ibnu Nawawi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, Fragmen, Sholawat Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 16 Desember 2017

Cak Nun: Matematika Termasuk Pelajaran Agama

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Emha Ainun Nadjib, budayawan asal Jombang melontarkan pertanyaan kepada Nea, siswi SMPN 1 Dawe, Kudus. Pertanyaan yang disampaikannya terkait mata pelajaran (Mapel) yang tergolong pelajaran agama.?

Cak Nun: Matematika Termasuk Pelajaran Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
Cak Nun: Matematika Termasuk Pelajaran Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

Cak Nun: Matematika Termasuk Pelajaran Agama

“Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Baca Tulis Alquran (BTA).” Begitu jawaban Nea siswi kelas 9 tersebut.?

Mendengarkan jawaban Nea, budayawan yang kerap disapa Cak Nun itu menjelaskan bahwa semua Mapel tergolong pelajaran agama. Bahkan ia menyebut Matematika juga bagian pelajaran agama dan ilmu paling suci.?

“4 dikali 5 hasilnya 20, dalam kondisi apapun,” katanya dalam Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng yang berlangsung di SMPN 1 Dawe, Kudus dalam rangka Reuni Perak 25 Tahun Alumni SMPN 1 Dawe Tahun 1991, Jumat (7/4) lalu.?

Sang Pencerah Muslim

Menurut Cak Nun di dalam kondisi hujan angin sekali pun atau politik dan sosial yang tidak stabil perkalian itu tidak berubah. Suami dari Novia Kolopaking itu mencontohkan apabila ada orang disuap dengan uang banyak juga tidak akan ada yang mau mengubah jumlah perkalian tersebut.?

“Itulah salah satu bentuk kesucian,” terangnya.?

Begitu juga lagu, lanjutnya, musik dan lagu tergolong religi atau tidak tergantung nada lagu melainkan bathin sampai kepada Allah atau tidak. (Syaiful Mustaqim/Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, IMNU Sang Pencerah Muslim

Jumat, 15 Desember 2017

Kajian Kebiri Bagi Pelaku Paedofilia Berjalan Alot

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Sejumlah pakar dan praktisi masing-masing disiplin mengutarakan pandangannya terkait wacana sanksi kebiri bagi pelaku kejahatan seksual terhadap anak. Forum kajian yang difasilitasi Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU dan PP Fatayat ini, berjalan dinamis. Selain mengaji teknis, mereka juga mengemukakan prinsip masing-masing.

Dokter Roslan Yusni memaparkan kebiri dalam sejarah panjang manusia, bentuk-bentuk kebiri dalam medis. Ia juga menjelaskan kecenderungan seksual manusia. Menurutnya, kecenderungan seksual manusia yang sangat beragam tidak termasuk dalam kategori penyakit dalam medis.

Kajian Kebiri Bagi Pelaku Paedofilia Berjalan Alot (Sumber Gambar : Nu Online)
Kajian Kebiri Bagi Pelaku Paedofilia Berjalan Alot (Sumber Gambar : Nu Online)

Kajian Kebiri Bagi Pelaku Paedofilia Berjalan Alot

“Kecenderungan seksual yang beragama mulai dari hetereseksual, biseksual, aseksual, queer, bukan penyimpangan dalam medis,” kata Roslan di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (5/11) sore.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, kedokteran memunyai prinsip yang harus dipatuhi seperti mengobati penyakit orang yang baik atau jahat. “Kita tidak boleh menyakiti pasien. Kebiri itu menyakiti. Pengadilan sekalipun tidak bisa mengintervensi dokter. Kecuali kebiri diusulkan sendiri oleh pasien bersangkutan,” kata Roslan.

Sementara Abdul Malik Haramain dari Komisi VIII DPR RI mengatakan bahwa pihaknya sudah membentuk panja untuk perlindungan anak. Berdasarkan data yang dihimpun Panja ini, kasus kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia menempati posisi tertinggi di Asia Tenggara.

Sang Pencerah Muslim

Komisi VIII, kata Malik Haramain, mengajukan empat rekomendasi kepada pemerintah untuk mengatasi kejahatan seksual terhadap anak. Kita usulkan perbaikan dan penerapan regulasi, penguatan kelembagaan seperti kementerian pemberdayaan perempuan, koordinasi antarkementerian dan lembaga negara terkait, dan partisipasi perempuan.“Kita fokus pada pencegahan. Tetapi pada prinsipnya kita setuju pemberatan sanksi bagi pelaku,” kata Malik.

Salah seorang anggota Komnas HAM H Imdadun Rahmat mendukung pemberatan hukuman. Tetapi, menurutnya, pemberatan tidak berarti kejam. “Sanksi harus adil, tidak boleh merendahkan martabat kemanusiaan pelaku.”

Demikian juga Ruha Masfufah dari Komnas Perempuan. Menurut Masfufah, sanksi itu harus. Tetapi tidak tidak boleh mencederai rasa keadilan. “Saya harap wacana sanksi kebiri ini dikaji serius.”

Rais Syuriyah KH Masdar F Masudi sendiri menawarkan sanksi “cash dan carry”. Kebiri itu bisa mengambil bentuk kebiri kimiawi, menurutnya, sanksi yang selesai pasca eksekusi karena tidak membebani anggaran negara. “Pelaku dikebiri, sudah selesai, tanpa harus rehabilitasi mental pelaku,” kata Masdar. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Budaya, Hikmah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 07 Desember 2017

Kampanye SARA Rusak Kerukunan Masyarakat

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kampanye politik menjelang pemilihan umum presiden pada Juli mendatang tak hanya diisi dengan narsisme capres-cawapres yang maju, tapi juga diwarnai upaya menjatuhkan pasangan saingan lewat isu sentimen suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengatakan, isu SARA mencuat karena ada pihak yang tak percaya diri dengan pasangan yang diusung. Menurutnya, isu SARA sangat sensitif di masyarakat dan bisa memicu konflik horizontal yang selama ini telah lama hidup rukun dan damai. Apalagi rata-rata pendidikan masyarakat Indonesia masih cukup rendah.

Kampanye SARA Rusak Kerukunan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Kampanye SARA Rusak Kerukunan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Kampanye SARA Rusak Kerukunan Masyarakat

"Jangan menghalalkan segala cara untuk menang," terang Khofifah, Rabu (11/6), di Jakarta.

Sang Pencerah Muslim

Mantan menteri pemberdayaan perempuan dan kepala BKKBN era Gus Dur ini menambahkan, segenap tokoh Indonesia yang moderat telah berusaha agar bangsa Indonesia yang berbeda bisa hidup berdampingan. "Karena itu, jangan hanya karena pilpres tatanan masyarakat yang baik itu menjadi rusak," tandasnya.

Sang Pencerah Muslim

Khofifah mengajak semua yang turut dalam kontestasi pilpres untuk menghindari cara-cara distruktif yang bisa merusak demokrasi itu sendiri. Apalagi kedua pasangan telah berjanji akan bertarung dengan adil.

"Siap menang dan siap kalah itu berarti harus siap bersaing secara fair. Tidak membuat suasana politik dengan isu SARA dan menghindari kecurangan pemilu," papar mantan ketua umum korps PMII putri (Kopri) ini. (Ahmad Millah/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sunnah, Makam, Hikmah Sang Pencerah Muslim

Minggu, 03 Desember 2017

Muslimat NU Bina 36 Desa Tingkatkan Pemberdayaan Perempuan

Pangkep, Sang Pencerah Muslim. Program Pembelajaran Pelayanan Sosial Dasar yang digelar Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU) di Biring Ere, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan pada Jumat-Ahad (25-27/8) lalu. Kegiatan ini masih menggandeng Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

Ketua II PP Muslimat NU Hj Nurhayati Said Aqil Siroj mengatakan, Muslimat NU mulai menjalin kerja sama dengan Kemendes PDTT sejak tahun 2007. Tim PDT Muslimat NU telah membina 36 desa di seluruh Indonesia dalam meningkatkan kualitas masyarakat khususnya pemberdayaan perempuan desa.

Muslimat NU Bina 36 Desa Tingkatkan Pemberdayaan Perempuan (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Bina 36 Desa Tingkatkan Pemberdayaan Perempuan (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Bina 36 Desa Tingkatkan Pemberdayaan Perempuan

“Tahun 2012 Muslimat NU sudah membina perempuan desa dengan berbagai keterampilan mulai dari menjahit, kecantikan, tata boga sampai dengan bengkel,” jelas istri Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj ini.

Di Biring Ere ini, kata Nurhayati, dana yang diturunkan oleh Kemendes PDTT berupa peningkatan kualitas dan kapasitas perempuan desa melalui pelatihan-pelatihan. Untuk Biring Ere sekarang pelatihannya mencakup 4 bidang yaitu; kelembagaan, kesehatan,pendidikan (PAUD), dan ekonomi melalui kewirausahaan.

Sang Pencerah Muslim

Ia mengungkapkan, Muslimat sudah hadir di 34 provinsi, dan 500 kabupaten/kota hingga ke luar negeri. Yang terakhir di bentuk kepengurusan di Hongkong.?

Nurhayati menekankan bahwa organisai perempuan terbesar dengan jumlah anggota mencapai 22 juta ini memiliki identitas sendiri yaitu Muslimat NU dengan Aswaja. “Jangan terkecoh dengan organisasi lain yang hampir mirip namanya dengan Muslimat,” ucapnya.

Sang Pencerah Muslim

Dalam keaswajaan, imbuhnya, Muslimat NU memiliki ciri sendiri dengan tradisi-tradisi keagamaan yang sudah dibangun oleh para pendiri NU sejak sebelum kemerdekaan.

“Dengan keterlibatan dalam Muslimat NU, ibu-ibu mendapat kebaikan positif yaitu dengan mengikuti majelis ta’lim secara teratur selain itu juga dapat bersilahturahmi dengan ibu-ibu lainnya,” papar Nurhayati.

Ia menandaskan, sebagai suatu organisasi yang resmi, Muslimat NU memiliki visi dan misi yang berfokus pada peningktan kualitas perempuan dan keluarga Indonesia di masa depan.?

Hadir dalam kesempatan ini Anggota DPR RI Andi Jamaro Dulung dan Kepala Desa Biring Ere, Alam serta para kader Muslimat NU setempat. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, Quote Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 02 Desember 2017

Menyikapi Harta secara Tepat

Khotbah I

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ?

Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Menyikapi Harta secara Tepat (Sumber Gambar : Nu Online)
Menyikapi Harta secara Tepat (Sumber Gambar : Nu Online)

Menyikapi Harta secara Tepat

Sebagian orang beranggapan bahwa tasawuf yang menganjurkan seseorang untuk bersikap zuhud sebagai sumber dari kemunduran Islam, terutama secara ekonomi. Tudingan ini tak hanya keluar dari orang-orang di luar Islam tapi juga para pemikir terpandang muslim masa kini. Zuhud dimaknai sebagai sikap menjauh dari dunia, terasing dari keramaian, terbelakang, dan tak selaras dengan gaya hidup modern. Benarkah demikian?

Dalam Surat al-Qashash ayat 77, Allah subhânahu wata‘âlâ berfirman:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al-Qashash: 77)

Ayat di atas dengan jelas menegaskan bahwa Islam memerintahkan seseorang untuk mencurahkan segala pikiran dan tenaga demi kesuksesan kehidupan akhirat. Namun di sisi lain juga melarang seseorang untuk mengabaikan sama sekali urusan dunia, termasuk mencari harta. Perhatian terhadap perkara dunia dan akhirat ini menunjukkan proporsionalitas Islam. Ia tak menekan pemeluknya hanya mempedulikan akhirat sehingga kehidupan duniawi mereka terpuruk, juga tak menganjurkan mereka melulu terfokus pada dunia yang fana sehingga kehilangan tujuan hakiki sebagai seorang hamba.

Penilaian bahwa zuhud adalah sumber kemiskinan dan keterbelakangan sesungguhnya terletak pada cara memaknai istilah zuhud itu sendiri. Zuhud dalam pengertian yang sebenarnya adalah bukan anjuran untuk lepas dari aktivitas duniawi karena zuhud memang berurusan dengan hati. Zuhud juga bukan berarti meninggalkan pekerjaan dan usaha mencari harta, karena zuhud lebih fokus pada bagaimana sikap batin kita terhadap harta.?

Sang Pencerah Muslim

Dalam kitab Raudlatuz Zâhidîn disebutkan, suatu kali Rabi’ah ibn ‘Abdirrahman ditanya,?

? ? ? ? ? ? ? : ? ? ? ? ? ? ? ?

“Wahai Abu Utsman (panggilan lain dari Rabi’ah), apa pokok dari zuhud itu?” Beliau menjawab, “Menumpuk sesuatu dari tempatnya lalu meletakkannya di tempat seharusnya.”

Islam adalah agama fitrah. Artinya, segenap ketentuannya tak akan mengingkari sifat alami manusia. Islam memahami karakter dasar manusia yang membutuhkan harta, karenanya dihalalkan bagi mereka bekerja dan mencari harta. Islam tidak melarang seorang hamba untuk menjadi orang kaya asalkan diraih dengan cara benar. Rasulullah sendiri adalah saudagar yang sukses. Para sahabat di zaman beliau juga tak sedikit yang berlimpah harta. Dengan harta, umat Islam justru lebih mudah untuk bersedekah kepada saudaranya. Dengan kekayaan, umat Islam juga cenderung lebih gampang mengatasi permasalahan dunianya.

Kenyataan tersebut menjadi bukti bahwa mengumpulkan harta bukan perkara najis dalam Islam. Yang menjadi penekanan adalah, bagaimana harta itu disikapi? Di manakah kekayaan itu diletakkan, sebatas “di telapak tangan” atau sampai di lubuk hati?

Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Itulah yang dimaksud dengan ? ? ? ? ? ? ?. Silakan bekerja keras menumpuk harta sebanyak-banyaknya untuk tujuan yang halal, tapi mesti diingat bahwa hati bukan tempat semestinya bagi harta. Islam melarang hubbud dunya (mencintai dunia), dan mendorong manusia untuk memprioritaskan akhirat. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Demi Allah, tidaklah dunia dibanding akhirat melainkan seperti jari salah seorang dari kalian yang dicelup di lautan, perhatikan seberapa banyak air yang menempel dijari.” (HR. Muslim)

Dengan demikian, zuhud tidak identik dengan menjauhi harta tapi menjauh dari rasa cinta terhadap kekayaan dunia (hubbud dunya). Dengan pengertian ini, zuhud tak berhubungan langsung dengan kaya atau miskinnya seseorang. Orang miskin bisa lebih zuhud dari orang kaya, tapi sebaliknya orang miskin juga bisa lebih serakah dari orang kaya. Tergantung mana yang lebih diperbudak oleh harta. Untuk cinta dunia, seseorang tak mesti menjadi kaya raya terlebih dahulu. Karena zuhud memang berurusan dengan hati, bukan secara langsung dengan alam bendawi.

Ciri orang yang tidak diperbudak oleh harta adalah:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Tidak (terlalu) senang dengan sesuatu yang ada, juga tak (terlalu) sedih dengan sesuatu yang hilang. Tidak sibuk memburu dan bersenang-senang dengannya melebihi sesuatu yang lebih baik baginya di sisi Allah.”

Mengapa seseorang dilarang gandrung terhadap harta? Karena hakikat harta sesungguhnya adalah sarana (washîlah), bukan tujuan (ghâyah). Sebagai kendaraan ia hanya berhak mengantarkan, bukan masuk ke dalam. Mengantarkan ke mana? Kepada usaha mendekatkan diri kepada Allah, muara dari segala tujuan dan kebahagiaan.

Khotbah II

? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ! ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Alif Budi Luhur

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah Sang Pencerah Muslim

Jumat, 24 November 2017

Tidak Etis Pemimpin Organisasi Agama Dipilih dengan Voting

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Usulan untuk mengembalikan model pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU dengan sistem ahlul halli wal aqdi dilandasi keinginan untuk menerapkan prinsip musyawarah mufakat. Demokrasi yang diartikan sebagai voting atau pemungutan suara itu tidak tepat.

Tidak Etis Pemimpin Organisasi Agama Dipilih dengan Voting (Sumber Gambar : Nu Online)
Tidak Etis Pemimpin Organisasi Agama Dipilih dengan Voting (Sumber Gambar : Nu Online)

Tidak Etis Pemimpin Organisasi Agama Dipilih dengan Voting

“Nilai demokrasi tertinggi itu ada pada musyawarah. Kalau voting itu berarti kita sudah turun derajat. Kelirunya, selama ini voting dijadikan nomer satu,” kata Wakil Sejken PBNU H Abdul Mun’im DZ di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (16/10) kemarin.

Menurut Mun’im DZ, dalam perjalanan sejarah NU pernah berubah menjadi partai politik semenjak tahun 1952. Sistem pemilihan pimpinan juga dilakukan menurut tata cara partai politik.

Sang Pencerah Muslim

Hal itu berlangsung terus-menerus, namun kemudian diakhiri pada Muktamar ke-27 1984 di Situbondo. NU memutuskan untuk kembali ke “Khittah 1926” dan tidak lagi menjadi partai politik. Waktu itu KH Achmad Siddiq dan KH Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Rais Aam dan Ketua Umum PBNU dengan cara musyawarah.

Sang Pencerah Muslim

“Istilah ahlul halli wal aqdi itu baru muncul kemudian. Sebenarnya intinya adalah musyawarah. Sayangnya sistem itu (ahlul halli wal aqdi) belum diakomodasi dalam AD/ART NU, sehingga berikutnya model pemilihan kembali ke sistem partai politik dengan cara voting,” ungkapnya.

Lebih dari itu, sebagai ormas keagamaan NU tidak pantas menentukan pemimpin dengan cara pemungutas suara terbanyak. Tidak etis pimpinan organisasi keagamaan diperebutkan lewat voting.

“Tidak ada organisasi agama di dunia yang dipilih dengan voting. Itu terlalu kasar dan tidak etis. Yang paling pas untuk ormas keagamaan adalah musyawarah mufakat. NU tidak perlu mengadopsi demokrasi dalam pengertian voting. Masa orang mau mengabdi kok divoting,” ujarnya.

Menurut Mun’im, pergantian kepemimpinan di tubuh NU setelah Muktamar Situbondo mencerminkan bahwa NU masih memerankan diri sebagai partai politik.

“Kasus di Muktamar Lirboyo (Kediri), Solo, dan Makassar mencerminkan bahwa NU tidak layak disebut ormas agama. Satu sama lain bertarung habis-habisan. Anehnya kita bangga dipuja-puja pihak luar sebagai penganut demokrasi dengan mengabaikan bahwa kropos telah terjadi di dalam NU,” pungkasnya. (A. Khoirul Anam)

Dokumentasi: Suasana pemilihan ketua umum PBNU di Muktamar Makassar 2010. Tampak KH Said Aqil Siroj dan H Slamet Effendi Yusuf, dua calon ketua umum mengikuti proses penghitungan usai pemungutan suara tahap kedua.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, IMNU, News Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 18 November 2017

MWCNU Mojogedang Bahas Sikap Politik Tingkat Ranting

Karanganyar, Sang Pencerah Muslim. Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC) Kecamatan Mojogedang Kab. Karanganyar mengadakan pertemuan ranting, Ahad (12/1) di kediaman Kiai Asrofi, syuriah MWCNU Mojogedang. Acara tersebut diadakan guna membahas sikap politik menjelang pemilu raya pada bulan 9 April 2014 nanti.

MWCNU Mojogedang Bahas Sikap Politik Tingkat Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)
MWCNU Mojogedang Bahas Sikap Politik Tingkat Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)

MWCNU Mojogedang Bahas Sikap Politik Tingkat Ranting

“Pertemuan ini merupakan momen penting karena masalah yang dibahas pun juga masalah penting yang menyangkut orang banyak terutama jamaah NU. Jangan sampai pecah hanya gara-gara beda pendapat tentang sikap politik,” ujar Kiai Muqorrobin ketua MWC NU Mojogedang.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh delapan pengurus ranting dan ketua PCNU Karanganyar tersebut masing-masing ranting diberi kesempatan untuk mengutarakan pendapat mengenai sikap politiknya.

Sang Pencerah Muslim

Ada beberapa pengurus yang menyatakan untuk mendukung dan mengajak jamaahnya memilih salah salah satu parpol tertentu, namun ada pula yang menolak untuk mendukung partai tertentu.

Sang Pencerah Muslim

“Masalah politik adalah masalah pribadi masing-masing orang, boleh saja kita mengutarakan sikap politik kita untuk mendukung salah satu parpol tertentu, namun sekali lagi jangan berbicara atas nama NU,” ujar Sukidi salah satu perwakilan ranting Ngadirejo.

Senada dengan pernyataan tersebut, perwakilan dari ranting Pereng juga mengungkapkan bahwa sebagi tokoh agama di desanya. Ia menolak membawa nama tertentu untuk dipilih, karena akan merusak nama baik dan citra sebagai tokoh agama. (Ahmad Rosyidi/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah, Amalan, Hikmah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 12 Oktober 2017

Muslimat NU Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur

Surabaya, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU mendesak pemerintah untuk segera membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Lumpur, seperti halnya BRR Aceh dalam menangani tsunami selama empat tahun.

"Yang penting adalah menyelamatkan rakyat, lingkungan, dan infrastruktur yang terkait roda perekonomian di Jatim," ujar Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa usai berbicara pada pembukaan Hari Lahir (Harlah) ke-61 Muslimat NU di Surabaya, Jumat.

Muslimat NU Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur

<p>Dalam acara yang dihadiri Deputi Menteri KLH Bidang Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat, Sudaryono, ia mengemukakan badan khusus itu sudah sangat mendesak untuk dideklarasikan agar proses pemulihan cepat terjadi.

"Kalau selama ini Timnas seperti tidak melakukan apa-apa, saya kira hal itu karena Timnas memang tidak dilengkapi dengan `alat` untuk operasional, sehingga sulit bekerja," tegasnya.

Oleh karena itu, katanya, BRR sangat mendesak dibentuk untuk korban lumpur di kawasan eksplorasi Lapindo, karena BRR akan dapat bekerja secara operasional.

Sang Pencerah Muslim

"Seperti BRR di Aceh yang dapat bekerja secara operasional, karena diberi back-up pemerintah seperti dalam masalah dana yang diambilkan dari APBN," ungkapnya.

Tentang peran Lapindo, katanya, Lapindo tetap harus memperhitungkan ganti rugi yang perlu ditanggung. "Jadi, pemerintah bertugas melindungi rakyat, sedang Lapindo membayar ganti rugi," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Dr KH Ali Maschan Moesa MSi juga mendesak pemerintah untuk segera membentuk BRR seperti BRR Aceh.

"Masyarakat menilai penanganan lumpur Lapindo selama ini masih bersifat main-main. Bahkan Tim Nasional (Timnas) yang dibentuk dengan Keppres juga gagal," ujarnya di sela-sela acara itu.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Doktor bidang Ilmu Sosial dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, Timnas sudah tak memiliki kekuatan, karena pemerintah jangan main-main lagi, tapi pemerintah harus menangani lumpur di Porong itu dengan membentuk BRR seperti di Aceh.

Pengasuh Pesantren Luhur Al-Husna, Jemurwonosari, Surabaya itu menyatakan, BRR Lumpur nantinya dapat merancang konsep yang jelas dalam menangani luapan lumpur panas dengan program jangka pendek dan jangka panjang. (ant/sbh)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Rabu, 02 Agustus 2017

Unisnu Jepara Buka Lowongan Dosen Tetap Saintek

Jepara, Sang Pencerah Muslim

Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara, Jawa Tengah, membuka peluang menjadi dosen tetap untuk 7 progam studi S1 di lingkungan Saintek Unisnu Jepara.

Ketujuh program studi tersebut antara lain, Desain Produk, Desain Komunikasi Visual, Teknik Elektro, Teknik Informatika, Teknik Sipil, Budidaya Perairan, dan Sistem Informasi.

Untuk persyaratan

Unisnu Jepara Buka Lowongan Dosen Tetap Saintek (Sumber Gambar : Nu Online)
Unisnu Jepara Buka Lowongan Dosen Tetap Saintek (Sumber Gambar : Nu Online)

Unisnu Jepara Buka Lowongan Dosen Tetap Saintek

Ijazah minimal S2 dengan IPK minimal 3.00 (linier) Usia  makimal 40 Tahun Belum mempunyai Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) Tidak terikat sebagai dosen tetap di perguruan tinggi lain Tidak terikat sebagai  Pegawai Negeri Sipil (PNS) Fresh Graduate/berpengalaman mengajar lebih diutamakan Berkas Lamaran

Surat lamaran (tulis tangan dan bertandatangan asli) Curiculum vitae (CV) Fotokopi KTP Fotokopi ijazah S1 dan S2 dilegalisir Berkas lamaran dikirimkan ke: Fakultas Sains dan Teknologi, Unisnu Jepara, Jalan Taman Siswa Pekeng Tahunan, Jepara. Lamaran diterima paling lambat 22 Agustus 2015. Info selengkapnya silakan akses http://saintek.unisnu.ac.id.

Sang Pencerah Muslim

 

 

(Syaiful Mustaqim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Santri, Hikmah Sang Pencerah Muslim

Wapres: Ulama Salah Berikan Fatwa, Agama Jadi Dasar Radikalisme

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan, jika ulama salah memberikan fatwa dalam berdakwah, bukan tidak mungkin agama bisa menjadi dasar atau alasan radikalisme. Akibatnya, aksi kekerasan dan perusakan tak dapat dihindarkan.

Wapres mengatakan hal itu saat membuka Musyawarah Kubro Nasional Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu?tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (28/6).

Wapres: Ulama Salah Berikan Fatwa, Agama Jadi Dasar Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Wapres: Ulama Salah Berikan Fatwa, Agama Jadi Dasar Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Wapres: Ulama Salah Berikan Fatwa, Agama Jadi Dasar Radikalisme

Menurut Wapres, agama dapat menjadi alat pemersatu bangsa. Tapi, hal itu akan terjadi jika ajaran agama dipahami dengan baik oleh para umatnya. Tidak demikian bila yang terjadi justru sebaliknya.

Sang Pencerah Muslim

"Kita lihat suasana di berbagai tempat, karena alasan agama menjadi radikal. Orang menghukum dengan paham duniawi," terang Wapres di hadapan sekira 500 ulama ahli tarekat Nahdlatul Ulama (NU) itu.

Ia meminta agar para tokoh alim ulama bisa meredam kemungkinan munculnya aksi kekerasan dengan memberikan pemahaman yang baik tentang agama dengan cara yang benar.

Sang Pencerah Muslim

Ulama tarekat, menurut Mantan Mustasyar PWNU Sulawesi Selatan ini memiliki keseimbangan dalam pengelolaan hati, akal dan perbuatan.

"Dalam musyawarah ini, mari kita amalkan thariqah (tarekat) bagi hubungan sesama manusia dengan cara yang islah dan damai. Ini fungsi pertemuan ini, bagaimana cara menyebarkan ajaran dengan baik," tegas Wapres.

Jatman merupakan satu-satunya organisasi yang bisa menyatukan tarekat di dunia. Di negara-negara lain, tarekat berdiri sendiri-sendiri berdasarkan aliran yang dianutnya.

“Para ulama dari Maroko dan Tunisia pada bertanya, kok, bisa menyatukan Naqsabandiyah dan Tijaniyah. Di sana semuanya berdiri sendiri-sendiri,” kata Ketua Panitia Pelaksana acara tersebut, KH Yusuf Khumaidi, beberapa waktu lalu.

Keberadaan Jatman, telah menginspirasi para penganut tarekat di sejumlah negara di Timur Tengah untuk membuat organisasi yang sama. Mereka telah bertemu dengan Rais Aam Jatman Habib Lutfi bin Ali bin Yahya untuk mengetahui konsep pengorganisasian jamaah tarekat.

“Kita juga berupaya mengembangkan jaringan ini ke luar negeri yang akan dibahas dalam munas ini,” ujarnya.

Tarekat yang tergabung dalam Jatman meliputi tarekat muktabarah yang mencakup sebanyak 40 aliran tarekat yang para mursyidnya memiliki garis keturunan dengan Rasulullah. Tarekat ini dianggap sesuai ajaran Islam, bukan merupakan aliran sinkretisme dengan budaya lokal. (okz/mkf/rif)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Budaya, Anti Hoax, Hikmah Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock