Tampilkan postingan dengan label Amalan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Amalan. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 Maret 2018

PBNU Siapkan 100 Pesantren Tampung Eks Gafatar

Problem sosial menyusul pemulangan ribuan eks kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) masih terus menyita konsentrasi pemerintah. Ketiadaan harta benda, kehilangan lahan pekerjaan, ditambah dengan sejumlah kasus penolakan dari pihak keluarga, membuat beban penanganan ribuan eks pengikut aliran ekslusif ini makin kompleks.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melihat bahwa bagaimanapun akar persoalannya, penyelesaian masalah kemanusiaan tetap harus didahulukan. Tugas Pemerintah Daerah bukan hanya selesai di fase pemulangan dan penampungan sementara. Sebagai representasi negara, Pemerintah Daerah juga harus dapat menjamin kelanjutan kehidupan sosial-ekonomi mereka bisa kembali berjalan seperti sedia kala.

PBNU Siapkan 100 Pesantren Tampung Eks Gafatar (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Siapkan 100 Pesantren Tampung Eks Gafatar (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Siapkan 100 Pesantren Tampung Eks Gafatar

Terkait hal ini, PBNU telah berkoordinasi dengan para pimpinan Pondok Pesantren di bawah naungan Rabithah Ma’ahid Al-Islamiyah (RMI) NU untuk menyiagakan 100 Asrama Pondok Pesantren yang tersebar di beberapa daerah lokasi pemulangan eks gafatar. Pondok-Pondok Pesantren ini disiapkan dalam upaya membantu mulai dari menampung, memulihkan, hingga meluruskan paham keagamaan eks anggota Gafatar. Melalui Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LPPNU), NU juga siap mendampingi, apabila eks kelompok Gafatar yang sebelumnya berprofesi sebagai petani yang ingin kembali bercocok tanam.

Menyikapi Insiden Pembakaran Pemukiman Gafatar

Sang Pencerah Muslim

Sebagaimana penjelasan Polri, kelompok Gafatar merupakan perwajahan baru dari Komunitas Millah Abraham, sedangkan Komunitas Millah Abraham adalah reinkarnasi dari Al-Qiyadah Al-Islamiyah bentukan Ahmad Musadeq yang pernah mendeklarasikan diri sebagai nabi pada 2006.

Sang Pencerah Muslim

Merujuk pada hasil investigasi Polri dan bukti-bukti kesesatan Ahmad Musadeq, secara paham dan ajaran, ketiga nama kelompok yang sebenarnya sama ini jelas menyebarkan aliran yang eksklusif, ekstrem, dan telah terbukti menyimpang dari ajaran Islam. Ajarannya tentang qital, fath, dan khilafah, jelas bertentangan dengan prinsip Islam rahmatan lil’alamin dan falsafah Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia.

Terlepas dari pro-kontra mengenai insiden pengusiran anggota Gafatar oleh warga di Mempawah, Kalaimantan Barat, PBNU tetap menegaskan bahwa organisasi Gafatar dengan segala aktivitasnya harus dibubarkan. Negara tidak boleh lagi memberikan tempat bagi mereka-mereka yang anti kebhinnekaan, yang nyata-nyata merongrong NKRI dari dalam. Oleh karena itu PBNU mendesak agar aparat penegak hukum tegas dalam menindak para pimpinan dan penggerak Gafatar.

Aparat penegak hukum, dalam hal ini juga harus tegas pada pelaku perusakan dan pembakaran kampung anggota Gafatar di Mempawah, Kalimantan Barat. Tindakan main hakim sendiri dengan cara mengusir dan membakar juga merupakan tindakan kriminal yang tidak bisa dibenarkan oleh hukum.

Jakarta, 27 Januari 2016

Ketua Umum PBNU? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? Sekjen PBNU

KH Said Aqil Siroj? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? H Helmy Faishal Zaini

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Cerita, Amalan Sang Pencerah Muslim

Selasa, 13 Februari 2018

As’ad Said Ali: Bukan Mustahil Indonesia Seperti Irak dan Suriah

Bojonegoro, Sang Pencerah Muslim - H As’ad Said Ali mengingatkan tentang pentingnya penguatan ideologi Ahlusunnah wal Jama’ah (Aswaja) seiring dengan tantangan di luar yang bisa merongrong keutuhan NKRI. Wakil Ketua Umum PBNU periode 2010-2015 ini mengatakan, bukan mustahil krisis kemanusiaan yang ada di Timur Tengah, seperti di Irak dan Suriah, akan terjadi juga di Indonesia.

Kemungkinan itu ada lantaran masuknya organisasi transnasional di Tanah Air seperti sekarang ini. Karena itu, penulis buku Al-Qaeda: Tinjauan Ssial-Politik, Ideologi, dan Seak Terjangnya ini mendorong NU sebagai jam’iyah bisa menjadi bandul penyeimbang antara dua kutub, ekstrem kanan maupun ekstrem kiri.

As’ad Said Ali: Bukan Mustahil Indonesia Seperti Irak dan Suriah (Sumber Gambar : Nu Online)
As’ad Said Ali: Bukan Mustahil Indonesia Seperti Irak dan Suriah (Sumber Gambar : Nu Online)

As’ad Said Ali: Bukan Mustahil Indonesia Seperti Irak dan Suriah

Ia menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Musyawarah Kerja Cabang (Musykercab) II yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Bojonegoro di Pondok Pesantren Abu Dzarrin Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Sabtu (18/3).

Sang Pencerah Muslim

Mantan wakil kepala Badan Intelijen Negara ini juga menyinggung tentang isu komunisme di negara Indonesia. “Ideologi komunis ini sebenarnya sudah tidak laku lagi baik di negara kita maupun di negara asalnya seperti Rusia atau China, namun kita juga tidak boleh meremehkanyya atau menggagapnya ancaman serius,” katanya.

Acara yang dikemas dengan Silaturahim Alim Ulama’ dan Halaqah itu mengangkat tema “Memperkokoh Jam’iyah dan Jamaah NU Menuju Pengawalan Tegaknya Ahlussunnah wal Jamaah dan NKRI.”

Sang Pencerah Muslim

Selain dihadiri para alim ulama dan pengurus NU setempat, hadir pula tamu dari jajaran Forpimda Kabupaten Bojonegoro, serta para alumni Kader Penggerak NU se-Bojonegoro yang sudah mencapai 814 kader yang meliputi angkatan I-XII.

Turut hadir dalam acara ini KH Abdurrahman Navis dari PWNU Jawa Timur untuk membuka acara tersebut. Dalam sambutannya? ia menyampaikan tentang pentingnya ideologi aswaja yang akhi-akhir ini sedang dalam ancaman dari organisasi transnasional, baik itu radikalisme maupun liberalisme. Navis juga menambahkan, terkait program prioritas NU yang sekarang sedang digalakkan yaitu penguatan ideologi aswaja, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pengkaderan. (Red: Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan, Doa Sang Pencerah Muslim

Rabu, 07 Februari 2018

Narkoba dan Pornografi Jadi Keprihatinan Muslimat NU

Brebes, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Kabupaten Brebes prihatin dengan tak terbendungnya peredaran gelap narkoba dan makin maraknya pornografi. Kondisi ini disikapi dengan upaya preventif dengan jalan ajakan menjauhkan diri dari virus negatif tersebut. Salah satunya melalui medan dakwah.?

“Sebagai orang tua, paling banter bisa merangkul dan mengajak generasi muda untuk menghindari dua hal negatif melalui medan dakwah,” ujar Ketua PC Muslimat NU Brebes Hj Chulasoh saat pembukaan Lomba Shalawat Nada dan Dakwah, Pembacaan Surat Surat Pendek Al Quran serta lomba Mars IGTKM di aula Kantor Kementerian Agama, Jalan Ahmad Yani Brebes, Ahad (9/4).

Narkoba dan Pornografi Jadi Keprihatinan Muslimat NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Narkoba dan Pornografi Jadi Keprihatinan Muslimat NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Narkoba dan Pornografi Jadi Keprihatinan Muslimat NU

Dijelaskan Chulasoh, keprihatinan Muslimat diujudkan dengan selalu menyisipkan nasehat di setiap dakwahnya. Daiyah (pendakwah wanita), mesti memiliki bekal pengetahuan tentang bahaya narkoba dan ekses negatif pornografi. Sehinggsa bisa bersama-sama mewujudkan masyarakat yang anti narkoba dan antipornografi.

“Meskipun Brebes bukan zona merah dalam kedua wilayah tersebut, tetapi pencegahan dini perlu dilakukan demi keselamatan generasi muda,” ujarnya.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti yang membuka acara merasa bangga dengan upaya Muslimat NU yang menggelar kegiatan lomba-lomba dengan tema yang memperhatikan kondisi masyarakat. Pencegahan peredaran gelap narkoba maupun tersebarnya virus negatif pornografi. Pemerintah kabupaten juga sepaham dengan upaya-upaya pencegahan narkoba melalui Badan Narkotika Kabupaten (BNK).?

Sang Pencerah Muslim

“Ayo kita giatkan dakwah perangi narkoba dan cegah pornografi,” ujar Idza di hadapan ratusan peserta yang memadati aula Kemenag.?

Idza yang juga Ketua Dewam Pakar Ekonomi PC Muslimat NU Brebes juga mengajak kepada para anggota Muslimat untuk membantu pembangunan Kabupaten Brebes terutama pembangunan di bidang mental spiritual. Termasuk peningkatan ekonomi dengan selalu menggiatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.?

Ketua Panitia Hj Farikha menjelaskan kegiatan dimaksudkan untuk memperingati hari lahir (harlah) ke-71 Muslimat NU. Peserta merupakan perwakilan dari 17 Pimpinan Anak Cabang yang sebelumnya telah melakukan seleksi di masing-masing PAC.?

Sang Pencerah Muslim

Setelah melalui penjurian yang cukup ketat, akhirnya pada Lomba Shalawat Nada dan Dakwah, juara 1 diraih PAC Muslimat NU Ketangungan dengan nilai 95, juara 2 PAC Kersana (92), dan juara 3 PAC Salem (90). Lomba pembacaan surat pendek, juara 1 Khumaeroh Hidayatus Sabita dari TK Muslimat NU Pesantunan Wanasari dengan nilai 95. Juara 2 Alfi Alma Sarah TK NU Glonggong Wanasari ? (94) dan juara 3 Niviana Syifa Fauziah TK Masyitoh NU Tonjong (91).

Sedang Lomba Mars IGTKM juara 1 PAC Muslimat NU Wanasari dengan nilai 99, juara 2 PAC Muslimat NU Ketanggungan (91 dan juara 3 PAC Muslimat NU Larangan (90). (Wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Amalan, Budaya Sang Pencerah Muslim

Kamis, 28 Desember 2017

Terbesar, PMII Jatim Mesti Jadi Contoh bagi Wilayah Lain

Ponorogo, Sang Pencerah Muslim

Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur merupakan PKC dengan jumlah cabang terbanyak se-Indonesia. Jumlah cabang definitif PMII se-Jatim adalah 31 institusi. Mulai dari ujung barat Ngawi hingga ujung timur Banyuwangi.

Demikian dikatakan ketua PKC PMII Jatim 2014-2016, Ahmad Junaidi dalam Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab) XXII Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur resmi dilaksanakan di Pendopo Agung Kabupaten, Ponorogo pada kamis Rabu 27-30 April 2016.

Terbesar, PMII Jatim Mesti Jadi Contoh bagi Wilayah Lain (Sumber Gambar : Nu Online)
Terbesar, PMII Jatim Mesti Jadi Contoh bagi Wilayah Lain (Sumber Gambar : Nu Online)

Terbesar, PMII Jatim Mesti Jadi Contoh bagi Wilayah Lain

“Meskipun begitu, saya harap sahabat-sahabat tidak melupakan tiga hal, yakni komitmen ideologi, kaderisasi, dan gerakan PMII. Dan tiga poin itu haruslah juga jadi agenda utama forum (konkoorcab) ini,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Kang Juned, sapaan akrabnya, dengan potensi cabang yang banyak tersebut PMII Jatim seharusnya memberikan teladan pergerakan bagi wilayah-wilayah lain.

“PMII merupakan kawah candradimuka para politisi dan intelektual NU di masa depan, mari membangun PMII lebih bermanfaat,” ajaknya.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, Ketua Umum PB PMII Aminuddin Ma’ruf mengatakan, sejarah Jatim menjadi tempat sejarah kelahiran PMII pada 17 April 1960 tidak boleh melengahkan PMII Jatim untuk terus berupaya menjadi barometer kepemimpinan, gerakan dan ideologisasi Islam Ahlussunnah wal Jamaah.

Secara simbolik pembukaan konkoorcab resmi dibuka dengan penabuhan gong sebanyak tiga kali oleh Bupati Ponorogo Ipoeng Mukhlisoni ditemani Ketum PB PMII Aminuddin Ma’ruf dan Ketum PKC Jatim Ahmad Junaidi.

Pada kesempatan pembukaan juga ditampilkan kesenian Reog Ponorogo yang merupakan kesenian asli Nusantara asal Ponorogo. Pada kesempatan acara juga makin khidmat dengan kehadiran salah satu pendiri PMII KH Nuril Huda, dan sejumlah alumni PMII dan pejabat setempat. (Ali Makhrus/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan, Aswaja, Daerah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 05 Desember 2017

Jadi Milik NU, UIJ Didorong Fokus Kembangkan Diri

Jember, Sang Pencerah Muslim. Universitas Islam Jember (UIJ)? harus fokus mengembangkan diri sebaik mungkin untuk menjadi perguruan tinggi yang bonafide dan dibanggakan Nahdliyin. Dorongan ini mengemuka dari Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember KH. Muhyiddin Abdusshomad.

Ia menyampaikannya saat memberikan taushiyah dalam acara halal bihalal Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ulama (YPNU) di aula gedung UIJ, Selasa (12/8).

Jadi Milik NU, UIJ Didorong Fokus Kembangkan Diri (Sumber Gambar : Nu Online)
Jadi Milik NU, UIJ Didorong Fokus Kembangkan Diri (Sumber Gambar : Nu Online)

Jadi Milik NU, UIJ Didorong Fokus Kembangkan Diri

Menurut Kiai Muhyiddin, saat ini UIJ secara de facto maupun de jure sepenuhnya milik NU menyusul terbitnya keputusan Menkumham beberapa waktu lalu yang membenarkan UIJ adalah milik NU Jember.

Sang Pencerah Muslim

“Sekarang kita tidak lagi diribetkan dengan persoalan internal khususnya soal kepemilikan UIJ. Seharusnya UIJ bisa berkembang lebih cepat. Sekarang UIJ sepenuhnya milik NU Jember. Tidak seperti dulu, yang diklaim milik? elemen-elemen NU. Sekarang Ketua NU Jember otomatis menjadi Ketua YPNU,” ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Kendati demikian, Kiai Muhyiddin mengaku bersyukur karena UIJ sudah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Ini bisa dilihat dari perhatian dan kepedulian Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) yang bersedia menjadi posko penerimaan mahasiswa baru belum lama ini.

“Jadi warga NU sudah merasa memiliki UIJ, dan ini sangat positif. Tinggal kita harus bisa mengimbangi mereka dengan pelayanan yang lebih bagus dan fasilitas yang lebih komplet,” jelasnya seraya menegaskan bahwa UIJ merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang sangat diharapkan sebagai kawah candradimukanya para kader NU menjadi sarjana yang? mumpuni dan militan ke-NU-annya.

Halal bihalal tersebut dihadiri oleh hampir semua petinggi YPNU dan pengurus NU Jember, mulai dari jajaran syuriyah hingga tanfidziyah dan para kiai. Ketua PCNU Jember KH. Abdullah Syamsul Arifin berhalangan hadir karena masih ada di luar kota. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan, Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Minggu, 26 November 2017

PCINU Korea Diminta Perjuangkan Masjid TKI

Seole, Sang Pencerah Muslim. Terbentuknya Pengurus Cabang istimewa NahdlatulUlama (PCINU) Korea mendapat respon positif dari kalangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di negara tersebut. Mereka mengharapkan PCINU mampu memperjuangkan keberadaan musholla dan masjid yang didirikan TKI memiliki badan hukum tetap.

PCINU Korea Diminta Perjuangkan Masjid TKI (Sumber Gambar : Nu Online)
PCINU Korea Diminta Perjuangkan Masjid TKI (Sumber Gambar : Nu Online)

PCINU Korea Diminta Perjuangkan Masjid TKI

Demikian yang disampaikan salah seorang TKI sekaligus anggota PCINU Korea Ahmad Fahmi Asmawi kepada Sang Pencerah Muslim melalui jajaring sosial Facebook, Jum’at (28/6).

Fahmi mengutarakan para TKI Korea telah banyak mendirikan musholla dan masjid di sejumlah wilayah negara yang dikenal dengan gingsengnya tersebut. Sampai saat ini bangunan masjid-musholla yang sudah berdiri sekitar 26 jumlahnya namun belum berbadan hukum. 

Sang Pencerah Muslim

”Kami sangat senang dan berharap PCINU ini nanti bisa memperjuangkan masjid-musholla berbadan hukum tetap. Terutama masjid daerah Chanwon yang tanah dan bangunannya sudah dibeli TKI tetapi ijinnya tak bisa keluar,” ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Pria asal kota Kudus Jawa Tengah ini menuturkan sebagian besar musholla yang didirikan ini berawal dari jamiyah tahlil dan yasinan para Tenaga Kerja Indonesia. Mereka menyadari pentingnya sarana prasana itu untuk kepentingan sebagai tempat ibadah secara khusyu dan tempat pengajian bagi TKI Muslim di Korea.

“Kawan-kawan TKI juga berharap PCINU mendatangkan ustadz dai/kiai secara kesinambungan untuk penguatan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Sebab disini juga sudah terjangkit virus Wahabi,” pinta Fahmi lagi.

Fahmi juga menginformasikaan kepengurusan PCINU Korea sudah dilantik oleh wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali pada 25 Mei 2013 di Masjid Sayyidina Bilal, Changwon Kyongnamdo. 

“Kita ingin bisa segera kerjasama secara resmi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Korea,”imbuhnya.

Mengenai kegiatan para TKI Korea, Fahmi menuturkan disamping bekerja juga mengadakan pengajian keagamaan yang diadakan rutin secara online setiap malam Senin.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor : Qomarul Adib

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Budaya, Amalan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 24 November 2017

Tidak Ada Kepastian Mengenai Makam Hamzah

Madinah, Sang Pencerah Muslim. Jabal (gunung) Uhud yang terkenal sebagai medan perang milik puluhan Syuhada, selalu memiliki pesona Kuat. Jabal Uhud yang mampu memikat jamaah haji dari seluruh dunia untuk selalu singgah dan berziarah ke sana.



Tidak Ada Kepastian Mengenai Makam Hamzah (Sumber Gambar : Nu Online)
Tidak Ada Kepastian Mengenai Makam Hamzah (Sumber Gambar : Nu Online)

Tidak Ada Kepastian Mengenai Makam Hamzah

Namun sebenarnya mereka yang berziarah ke Makam Syuhada Uhud, tidak pernah tahu secara pasti letak kuburan Hamzah, sang Sayyidus Syuhada (Pemimpin para Syahid). karenanya, para jamaah diharapkan tidak terlalu mengkultuskan keberadaan makam di Uhud, sebagai Makam Hamzah.

Demikian dinyatakan oleh Sulaiman Syatiwi kepada Sang Pencerah Muslim, Senin (25/10). Sulaiman adalah salah seorang Syeikh yang dipercaya menjaga Makam para Syuhada Uhud. "Memang di kawasan inilah dahulu Perang Uhud terjadi. Di makam-makam inilah para Syuhada Uhud dikebumikan. Tetapi tidak seorangpun tahu secara pasti, di mana makam Hamzah sang paman Rasulullah SAW," tutur Sulaiman.

Sang Pencerah Muslim

Sulaiman juga mengakui bahwa pada zaman Muawiyah bin Abu Sufyan, makam-makam Syuhada Uhud yang awal banyak bertebaran di tempat-tempat terpencar, kemudian disatukan. "Salah satu penyebabnya adalah ketika makam-makam Syuhada Uhud tersebut terkena banjir bandang, sehingga harus dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi," tutur pria berumur 65 tahun ini.

Sang Pencerah Muslim

Dalam pemindahan makam-makam ini, Sulaiman membenarkan adanya cerita bahwa jasad-jasad para syuhada Uhud tidak berubah. Darah segar masih mengalir seperti baru saja pertempuran usai. Namun tetap saja tidak ada data yang valid yang mampu memastikan nama-nama jasad para Syuhada tersebut.

Lebih lanjut Sulaiman menceritakan, Perang Uhud terjadi pada hari Sabtu 15 Syawal tahun ke-3 H. bertepatan dengan 22 Maret 625 M. Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun setelah Perang Badr. Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan.

"Dahulu nama bukit tempat para sniper (tentara pemanah) mengambil posisi sesuai perintah Rasulullah SAW disebut sebagai "ainain". Namun sejak usai perang, bukit itu disebut sebagai bukit Rumat (snipers)," terang Sulaiman menunjuk bukit Rumat setinggi 40 kaki dengan panjang 500 kaki.

Seperti kebiasaan orang Arab Zaman itu yang turut membawa wanita dalam peperangan, di belakang pasukan Islam terdapat 14 wanita yang bertugas memberi air bagi yang haus, membawa yang terluka keluar dari pertempuran, dan mengobati luka tersebut. Di antara wanita ini adalah Fatimah, putri Rasulullah yang juga istri Ali. Rasulullah sendiri berada di sayap kiri. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab saudi)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock