Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Maret 2018

PCINU Malaysia Buka Sekolah untuk Anak Indonesia

Kuala Lumpur, Sang Pencerah Muslim. Bersamaan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW kemarin, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia membuka Lembaga Pendidikan Ma’arif. Lembaga Pendidikan ini rencananya akan dimulai pada Februari ini.

Ketua Tanfidziyah PCINU Malaysia Marhadi Marzuki (40) Ahad (25/1) kemarin menuturkan, madrasah ini nanti diperuntukkan bagi seluruh umat Islam yang tinggal di negeri Jiran.

PCINU Malaysia Buka Sekolah untuk Anak Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
PCINU Malaysia Buka Sekolah untuk Anak Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

PCINU Malaysia Buka Sekolah untuk Anak Indonesia

“Namun, secara khusus kita mendedikasikannya untuk warga Nahdliyin dari Indonesia,” tambah Marhadi yang kini sedang menyelesaikan PhD di Universitas Malaya ini.

Sang Pencerah Muslim

Lembaga Pendidikan yang rencananya ditempatkan di Gombak ini selanjutnya akan berdiri independen. “Jelas, bahwa kita akan mengikuti kurikulum Ma’arif, sebagaimana yang juga diajarkan di pesanten-pesantren Indonesia,” tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Meski demikian, lanjutnya, akan ada modifikasi dalam beberapa hal. “Akan kita sesuaikan juga dengan kurikulum yang ada di Malaysia.”

Tenaga pengajar madrasah ini adalah para guru dari Indonesia yang tinggal di Malaysia. “Sementara ini kita anggap cukup (guru yang ada di Malaysia). Nanti kalau kita anggap perlu mengambil dari Indonesia maka kita akan ambil dari sana,” jelasnya.

Menurut Marhadi, salah satu tujuan didirikannya lembaga ini adalah untuk mengenalkan NU, Islam ahlussunnah wal Jama’ah, yang arif terhadap lokalitas, sekaligus menjadi rahmatan lil-‘alamin.

Peresmian pembukaan madrasah tersebut kemarin langsung dihadiri oleh Ketua Pengurus Pusat LP Ma’arif, HZ Arifin Junaidi. (Abdul Aziz/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sunnah, Berita, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Selasa, 20 Februari 2018

Sandal Khusus Kamar Mandi

Kamar mandi, kamar kecil, toilet, WC, dan berbagai sebutan lainnya merupakan tempat khusus yang dipergunakan manusia untuk membersihkan diri dari kotoran. Sehingga kamar mandi dan sejenisnya selalu identik dengan najis. Oleh karena itu wajar sekali jika seseorang sering merasa ragu akan kesuciannya ketika selesai mandi, buang air besar maupun kecil.

Kebanyakan keraguan seseorang bersumber dari telapak kaki sebagai anggota badan yang langsung bersentuhan dengan lantai kamar mandi. Sehingga seringkali seseorang berjalan dengan berjinjit sangat hati-hati. Merasa seolah lantai kamar mandi itu tidak bebas dari najis, padahal tidak demikian, jika memang lantai kamar mandi telah disiram berulang-ulang dengan air yang suci.

Namun demikian, keraguan adalah keraguan yang ada dalam hati yang susah untuk dihilangkan. Untuk menyiasati hal ini sebaiknya seseorang menyeidakan satu sandal khusus untuk ke kamar mandi, agar telapak kaki tidak bersentuhan langsung dengan lantai kamar mandi yang dianggap najis. Mengenai hal ini Imam Nawawi dalam Kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab pernah menjelaskan,

? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sandal Khusus Kamar Mandi (Sumber Gambar : Nu Online)
Sandal Khusus Kamar Mandi (Sumber Gambar : Nu Online)

Sandal Khusus Kamar Mandi

Diperbolehkan berihthiyath (berhati-hati) dalam masalah ibadah dan yang lain sehingga tidak mengakibatkan waswas.

Penekanan Ihthiyath (kehati-hatian) lebih diutamakan pada masalah ini, dikarenakan bersuci dari najis adalah salah satu syarat sahnya shalat, jika saja ada najis yang mengenai pakaian seseorang, maka akan menjulur pada keabsahan shalat itu sendiri.

Sang Pencerah Muslim

Sedangkan maksud dan tujuan dari memakai sandal sendiri adalah untuk menghindari keragu-raguan, najis dan kotoran itu sendiri. Maka jika terpenuhinya maksud tersebut adalah dengan memakai sandal, maka hal itu dianjurkan sebagai sarana terwujudnya maksud dan tujuan. Imam Nawawi melanjutkan penjelasannya, dalam kitab yang sama, 

? ? ? ? ? ?

Diperbolehkan juga berhati-hati untuk terpenuhinya maksud dan tujuan.

Sang Pencerah Muslim

Lebih baiknya seseorang menyediakan sandal khusus kamar mandi dan tidak dipakai kecuali hanya ketika hendak masuk kekamar mandi. Terlebih lagi jika kamar mandi tersebut tidak ada tempat cucian kaki, maka sandal khususu kamar mandi adalah solusinya. (Pen. Fuad H/Red. Ulil H)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren, News, Berita Sang Pencerah Muslim

Rabu, 14 Februari 2018

Jelang Peringatan Hari Santri, Lafadz Allah Terlihat di Halaman MA An-Nawawi Berjan

Purworejo, Sang Pencerah Muslim. Ada penampakan yang tak biasa dari sebuah foto dokumentasi milik Madrasah Aliyyah (MA) An-Nawawi, Berjan, Purworejo, Jawa Tengah. Penampakan itu adalah pola genangan air yang membentuk lafadz Allah dalam bahasa Arab.

Jelang Peringatan Hari Santri, Lafadz Allah Terlihat di Halaman MA An-Nawawi Berjan (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelang Peringatan Hari Santri, Lafadz Allah Terlihat di Halaman MA An-Nawawi Berjan (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelang Peringatan Hari Santri, Lafadz Allah Terlihat di Halaman MA An-Nawawi Berjan

Dikonfirmasi Sang Pencerah Muslim, Muslikhin Madiani selaku kepala sekolah menuturkan, bahwa penampakan lafadz Allah sama sekali bukan hasil editing atau rekayasa. 

"Fenomena ini benar-benar ada secara alami. 100 persen tak ada rekayasa. Subhanallah," terang pria yang juga Wakil Ketua PCNU Purworejo ini.

Lebih lanjut ia menuturkan, foto itu diambil Selasa (17/10) pagi pada upacara pengukuhan pengurus OSIS periode 2017-2018. Namun penampakan lafadz Allah tersebut baru diketahui pada Rabu (18/10).

Dengan adanya fenomena tak biasa menjelang hari santri ini, Muslikhin berharap menjadi motivasi tersendiri bagi para guru dan siswa-siswi yang mayoritas santri.

Sang Pencerah Muslim

"Walaupun ini (bisa dikatakan) suatu kebetulan, tapi tetap memiliki makna religius. Semoga siswa-siswi semakin dekat kepada Allah SWT," pungkasnya. (Ahmad Naufa/Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Berita, Tokoh Sang Pencerah Muslim

Selasa, 13 Februari 2018

IPPNU Kecewa Atas Keterlambatan Soal UN

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Keterlambatan soal Ujian Nasional (UN) yang mengakibatkan UN tertunda, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) menyatakan kekecewaannya terhadap Kemendikbud.

Perihal ini disampaikan oleh Ketua Umum PP IPPNU Farida Farichah kepada Sang Pencerah Muslim per telepon, Senin (15/4) pagi.

IPPNU Kecewa Atas Keterlambatan Soal UN (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU Kecewa Atas Keterlambatan Soal UN (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU Kecewa Atas Keterlambatan Soal UN

Farida mempertanyakan manajemen pemerintah terkait atas pelaksanaan UN. Alasan teknis yang mengakibatkan keterlambatan soal UN, semestinya sudah tidak ada mengingat pelaksanaan UN sebagai hajat tahunan nasional.

“Kekurangan seperti harus menjadi titik balik evaluasi besar-besaran bagi Kemendikbud,” tegas Farida Farichah.

Sang Pencerah Muslim

Sebelas dari 34 provinsi di Indonesia mengalami penundaan pelaksanaan UN. Angka itu berbanding sepertiga dari wilayah Indonesia. Penundaan itu membuat pelaksaan UN tidak adil. Karenanya, Kemendikbud harus bertanggung jawab atas kelalalian ini, tambah Farida Farichah.

Farida Farichah menilai kelalaian itu bukan sekadar persoalan murni teknis percetakan soal UN. Kelalaian itu mencerminkan sebuah masalah dalam sistem dan manajemennya. Karenanya, proses evaluasi dan audit menjadi sebuah keniscayaan.

Sang Pencerah Muslim

Penundaan UN pada sebagian wilayah di Indonesia di sela kecanggihan teknologi informasi masa kini, membuka peluang kecurangan dengan bocornya soal UN ke sekolah yang belum melaksanakan UN, ungkap Farida Farichah.

Akibat kelalaian manajemen pelaksanaan UN seperti ini, para siswa kembali menjadi korban. Kenyataan ini yang semestinya diantisipasi jauh hari, tandas Farida Farichah.

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh, Berita Sang Pencerah Muslim

Jumat, 02 Februari 2018

Mengapa Tanah Wakaf Kena Pajak? Ini Alasannya

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Beberapa waktu yang lalu tersiar berita mengenai pertanyaan KH Syukron Makmun tentang tanah wakaf yang dikenai pajak kepada Presiden. Dalam keterangan pers di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (4/4/2017), ia menyatakan bahwa tanah wakaf yang dikelolanya dikenai pajak.

Mengapa Tanah Wakaf Kena Pajak? Ini Alasannya (Sumber Gambar : Nu Online)
Mengapa Tanah Wakaf Kena Pajak? Ini Alasannya (Sumber Gambar : Nu Online)

Mengapa Tanah Wakaf Kena Pajak? Ini Alasannya

"Saya sendiri ditagih pajak, yang jumlahnya nanti istighfar mendengarnya," kata Syukron Makmun.

Padahal, menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Pasal 3 Ayat 1, tanah yang digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional, dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan, tidak dikenakan pajak bumi dan bangunan.

Menurut Anggota Badan Wakaf Indonesia Soraya Devi, tanah wakaf yang dikenai pajak bisa jadi karena tanah itu belum memiliki sertifikat wakaf.

"Yang sekarang banyak terjadi adalah tagihan pajak timbul karena banyaknya tanah wakaf yang belum bersertipikat hak milik wakaf," jelas Devi, Selasa (5/4/2017) malam.

Sang Pencerah Muslim

Ia mencontohkan tanah wakaf yang masih bersertifikat hak milik (SHM), hak guna bangunan (HGB), hak guna usah (HGU), girik, dan verponding.

Sang Pencerah Muslim

Untuk bisa mendapatkan sertifikat wakaf, menurut Devi, persyaratan berupa warkat atau surat-surat tanah harus lengkap. Namun, "Kelengkapan warkat inilah kendala utama," ujar Devi.

Untuk itu, Devi berharap Badan Pertanahan Nasional bisa mengeluarkan kebijakan yang lebih memudahkan nazhir untuk mendapatkan sertifikat wakaf.

"Terutama sertifikat wakaf untuk tanah yang di atasnya ada masjid," kata Devi.

Mengenai tanah wakaf yang digunakan untuk kegiatan usaha wakaf produktif, Devi menyatakan bahwa hanya kegiatan usahanya yang dikenai pajak. Adapun tanahnya tidak dikenai pajak jika sudah bersertifikat wakaf. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, Kiai Sang Pencerah Muslim

Kamis, 01 Februari 2018

Ansor Kampar dan Sumbersuko Peringati Haul Gus Dur

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. GP Ansor Kabupaten Kampar Riau untuk kali pertama menggelar haul Gus Dur. Acara yang diikuti 70 peserta Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Ansor Kampar itu diisi dengan tahlilan dan tausiyah Gus Najib Buchori dari Tuban.

Ansor Kampar dan Sumbersuko Peringati Haul Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Kampar dan Sumbersuko Peringati Haul Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Kampar dan Sumbersuko Peringati Haul Gus Dur

Haul Gus Dur digelar usai sholat isya dan sekaligus penutupan acara PKD GP Ansor Kampar yang sudah berlangsung selama tiga hari sejak tanggal 27 Desember dan berakhir pada Senin dini hari, 30 Desember 2013.?

Inisiator kegiatan Purwaji mengatakan, pelaksanaan Haul Gus Dur sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan Mantan Ketua Umum PBNU dan Presiden RI tersebut. Para kader Ansor seharusnya meneladani dan menjadi penerus perjuangan Bapak Pluralisme Gus Dur.?

Sang Pencerah Muslim

"Kader Ansor harus jadi pengawal Islam Aswaja, menjaga pluralisme sebagaimana Gus Dur telah memberi contoh kepada Bangsa ini," katanya.?

Sang Pencerah Muslim

Sementara Gus Najib Buchori dalam tausiyahnya mengatakan bahwa Gus Dur adalah pemimpin yang selalu berhasil mengkader orang. Bahkan Gus Dur rela jika suatu saat kader yang dibesarkannya melampaui dirinya sendiri.?

"Kader Ansor harus seperti itu juga, jangan takut mengakader orang dan berpikir bahwa suatu saat akan melampaui kita, kita harus bangga jika nanti kader kita ternyata lebih hebat dari kita," kata Kiai muda alumni Al Azhar Mesir itu.?

PKD GP Ansor Kampar diikuti 70 peserta dari 11 kecamatan se Kampar. Selama empat hari peserta ditanamkan ideologi Aswaja, ke NU an, baris berbaris ala Banser, keorganisasian Ansor dan lain-lain.?

Satu sesi juga diisi dengan pemutaran Film dokumenter NU produksi PBNU yang membuat peserta sangat antusias dan lebih bersemangat. ?

Haul Gus Dur juga digelar oleh Ansor Sumbersuko Lumajang pada tanggal 27 Desember 2013 pukul 19.30, di Masjid Ar Araudlah Labruk Kidul Kec. Sumbersuko Kab. Lumajang. Ratusan jamaah mengikuti kegiatan Tahlil Akbar dalam rangka haul ke-4 Almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid.?

Hadi Husen N selaku ketua Panitia sekaligus Ketua PAC GP Ansor Kec. Sumbersuko mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan dan mencontoh keteladanan yang dimiliki oleh sosok Gus Dur sebagai guru bangsa yang dengan tabah dan sabar meskipun beliau dihujat, dicaci dan dimaki oleh lawan politiknya.?

“Beliau adalah pahlawan bangsa yang memperjuangkan pluralisme dalam berbangsa dan bernegara,” lanjutnya.

Acara yang juga dihadiri ketua PC GP Ansor Kab. Lumajang Adam Bahiro, Wakil Ketua PCNU Kab. Lumajang Ust. Noer Khotib, seluruh jajaran MWC NU, Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU dan dari unsur Muspika Kec. Sumbersuko serta seluruh kepala desa (6 yang baru terpilih dan 2 kepala desa yang masih aktif) yang ada di wilayah Kec. Sumbersuko.

Dalam acara tersebut, mauidlotul hasanah disampaikan oleh KH Amran Nadhif dari Sidoarjo yang juga sekretaris Jamiyah Quro wal Hufadz Wilayah Jawa Timur.?

Sebagai penutup para jamaah menyaksikan film perjuangan Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari yang berjudul “ Sang Kiai”. (purwaji/hadi/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita Sang Pencerah Muslim

Senin, 29 Januari 2018

Antisipasi Kebakaran di Pesantren, Ratusan Santri Dilatih Padamkan Api

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Untuk mengantisipasi ? bencana kebakaran di pondok pesantren, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang membekali santri pelatihan dan simulasi pemadaman kebakaran.

Antisipasi Kebakaran di Pesantren, Ratusan Santri Dilatih Padamkan Api (Sumber Gambar : Nu Online)
Antisipasi Kebakaran di Pesantren, Ratusan Santri Dilatih Padamkan Api (Sumber Gambar : Nu Online)

Antisipasi Kebakaran di Pesantren, Ratusan Santri Dilatih Padamkan Api

Pelatihan yang digelar di Halaman Pemkab Jombang, Rabu (25/5) diikuti sekitar 120 santri dari 7 pesantren besar yang memiliki gedung bertingkat. "Karena pesantren banyak memiliki gedung bertingkat dan rawan terjadi kebakaran, santri dan pengurusnya kita bekali penangan pemadaman kebakaran," ujar Nur Huda Kepala BPBD Jombang, disela sela Simulasi pemadaman kebakaran.

Dikatakan Nur Huda, pesantren yang terlibat dalam pelatihan dianataranya Pesantren Tebuireng, Tambakberas, Rejoso Peterongan, hingga Denanyar, Darul Ulum Kepuhdoko, Paculgowang, dan Shiddiqiyah Ploso. "Setiap pesantren mengirimkan pengurus yang jumlahnya antara 10 hingga 30 orang," tandasnya.

Dipilihnya pesantren, lanjut Huda, karena disamping memiliki gedung bertingkat, dan dihuni ratusan bahkan ribuan santri. Dengan kondisi bangunan dan penghuni yang besar, pesantren rawan terjadi kebakaran. "Sudah begitu, kondisi asrama yang biasanya kurang rapi kerap menyulitkan proses pemadaman. Makanya pengurus pesantren kita berikan simulasi bagaimana cara melakukan pemadaman ai saat kebakaran," imbuhnya.

Masih menurut Nur Huda, berdasarkan pengalaman kebakaran yang pernah terjadi di salah satu pesantren di Mojokerto beberapa waktu lalu, yang menimbulkan korban. Maka kalangan santri harus dibekali sejak dini. "Karena kita bekali santri dengan pelatihan dan praktik langsung, seperti ini," imbuh Nur Huda.

Sang Pencerah Muslim

Dalam simulasi dilapangan itu, peserta diajak melakukan pemadaman api dengan alat tradisional (APAT) dengan menggunakan kain basah dan karung basah. Kemudian memadamkan api menggunakan tabung atau apar (alat pemadam api ringan).

Peserta juga mencoba alat Virtikal Rescue memberikan pertolongan dari ketinggian. Dengan menggunakan alat Full Body Hornes. "Senang tapi takut saat harus mengikuti arah api yang diombang-ambingkan angin, ? Tapi ini pengalaman baru bagi kita," terang Ibnati Mubtaidah (18) santri perempuan asal pesantren Tambakeras.

Terakhir, para peserta memadamkam api menggunakan mobil pemadam. Selain itu, peserta juga melakukan simulasi penyelematan korban. (Muslim Abdurrahman/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama, Berita Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 27 Januari 2018

Waktu Utama Baca Al-Qur’an

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW berkata, “Bacalah Al-Qur’an karena kelak ia akan memberikan syafa’at kepada orang yang membacanya,” (HR. Muslim). Ini adalah satu dari sekian banyak dalil tentang keutamaan membaca Al-Qur’an.

Rasulullah SAW menamsilkan orang Islam yang membaca Al-Qur’an dengan buah jeruk yang rasanya enak dan harum. Sementara orang Islam yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma yang rasanya manis tetapi tidak wangi, (HR. Ibnu Hibban).

Waktu Utama Baca Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)
Waktu Utama Baca Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)

Waktu Utama Baca Al-Qur’an

Seperti halnya shalat, baca Al-Qur’an juga memiliki waktu-waktu tertentu yang sangat dianjurkan membacanya. Menurut An-Nawawi, waktu yang paling utama ialah ketika shalat.

Adapun di luar shalat, waktu utamanya adalah pada paruh kedua di malam hari, setelah shalat subuh, dan antara maghrib dan isya. Berikut perincian An-Nawawi dalam al-Adzkar,

Sang Pencerah Muslim

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Artinya, “Adapun waktu utama baca Al-Qur’an di luar shalat ialah pada malam hari. Paruh kedua malam lebih utama dibanding paruh pertama. Disunahkan juga membacanya ketika selang waktu maghrib dan isya. Sementara waktu siang, yang dianjurkan ialah ketika usai shalat subuh. Pada prinsipnya, kapan pun baca Al-Qur’an diperbolehkan. Tidak ada kemakruhan untuk baca Al-Quran kapan saja. Bahkan baca al-Qur’an di waktu yang dimakruhkan shalat sekali pun tetap diperbolehkan.”

Berdasarkan penjelasan ini, dapat dipahami bahwa terdapat waktu utama baca Al-Qur’an baik pada siang maupun malam hari. Pada waktu siang hari, yang sangat dianjurkan ialah setelah shalat shubuh.

Adapun malam hari, paruh kedua malam lebih diutamakan. Andaikan khawatir tidak terjaga di malam hari, usai shalat magrib menjelang isya juga waktu yang sangat baik digunakan untuk baca Al-Qur’an.

Namun perlu diperhatikan, tidak ada waktu larangan dan makruh baca Al-Qur’an. Jadi kapan pun waktunya diperbolehkan untuk membacanya. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen, Berita, Nahdlatul Sang Pencerah Muslim

Senin, 22 Januari 2018

Agar Shahih dan Berkah, Penting Miliki Sanad Keilmuan yang Jelas

Pringsewu, Sang Pencerah Muslim

Dalam mencari Ilmu, seseorang harus memperhatikan sumber ilmu yang didapatnya berupa silsilah keilmuan atau sanad. Hal ini sangat berperan penting dalam keshahihan dan keberkahan ilmu yang didapat.?

Agar Shahih dan Berkah, Penting Miliki Sanad Keilmuan yang Jelas (Sumber Gambar : Nu Online)
Agar Shahih dan Berkah, Penting Miliki Sanad Keilmuan yang Jelas (Sumber Gambar : Nu Online)

Agar Shahih dan Berkah, Penting Miliki Sanad Keilmuan yang Jelas

Hal ini disampaikan Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah KH Ahmad Chalwani Nawawi saat menyampaikan Mauidzotul Hasanah pada Wisuda Tahfidz Al Quran 30 Juz dan khotmil kutub pondok pesantren Pesantren Salafiyah Tahfidzul Quran Miftahus Salam Jatirejo Pringsewu.

"Sebagai Santri, kita harus ngaji pada kiai yang jelas gurunya siapa? Ilmunya sumbernya dari mana, harus jelas," tegas Kyai Chalwani yang Juga Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah ini dihadapan jamaah yang memenuhi halaman Pesantren setempat, Selasa (13/4).

Ia mengingatkan kepada jamaah untuk mengaji kepada kiai yang mempunyai sanad keilmuan yang jelas, yang alim serta dapat dirunut silsilah sumber ilmunya sampai pada Rasulullah SAW. Hal ini ditujukan agar terhindar dari maraknya aliran menyimpang yang belajar ilmu agama secara instan dari internet dengan sanad yang tidak jelas.

Sang Pencerah Muslim

"Mari kita didik putra-putri kita di Pesantren, kita titipkan pada kiai. Kita gerakkan generasi kita untuk mondok," tegasnya. Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa pondok-pondok pesantren dibawah bimbingan para kiai dalam sejarahnya telah terbukti berkontribusi dalam mencetak ulama dan santri sekaligus menjadi benteng pertahanan keutuhan NKRI.?

"Kalau tidak ada kiai dan pondok pesantren, maka patriotisme bangsa Indonesia sudah hancur berantakan," tegas Kiai Chalwani mengutip pernyataan Douwes Dekker, agen Belanda yang berbalik berpihak pada Indonesia di zaman pergerakan kemerdekaan.

Disamping kegiatan khotmil kutub, pada acara tersebut juga dilaksanakan pelantikan pengurus Idaroh Ghusniyah Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Al Mutabaroh An Nhdliyyah (JATMAN) Kecamatan Pagelaran dan Ambarawa. Pelantikan tersebut dilakukan oleh Mudir Idaroh Wustho JATMAN Provinsi Lampung Habib Yahya Assegaf.

Hadir pada acara tersebut Bupati Pringsewu H Sujadi yang juga Mustasyar PCNU Pringsewu, Ketua PCNU Pringsewu H Taufiqurrohim, para kiai dan Pengasuh Pondok Pesantren di Kabupaten Pringsewu serta Pengurus MWCNU Kecamatan Pagelaran. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim RMI NU, Berita Sang Pencerah Muslim

Rabu, 17 Januari 2018

Trump Akan Hentikan Visa Tujuh Negara Muslim

Washington, Sang Pencerah Muslim



Presiden Donald Trump dilaporkan siap menangguhkan program pengungsian AS selama empat bulan dan akan menghentikan visa bagi tujuh negara berpenduduk Muslim - beberapa langkah yang akan diberlakukan secepatnya.

Semua permohonan visa dari negara-negara yang dianggap sebagai ancaman teroris - Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia dan Yaman - akan dihentikan selama 30 hari.

Trump Akan Hentikan Visa Tujuh Negara Muslim (Sumber Gambar : Nu Online)
Trump Akan Hentikan Visa Tujuh Negara Muslim (Sumber Gambar : Nu Online)

Trump Akan Hentikan Visa Tujuh Negara Muslim

Dalam kampanye saat menjadi kandidat presiden, Trump berulangkali menyampaikan, jika terpilih menjadi presiden, akan melarang Muslim masuk ke Amerika Serikat. Penyataannya ini mengundang kecaman dari berbagai pihak.

Menurut rancangan perintah eksekutif yang dipublikasikan di media AS, termasuk Washington Post, para pengungsi dari Suriah akan dilarang dalam jangka waktu tak terbatas.

Sang Pencerah Muslim

Program penerimaan pengungsi AS akan ditangguhkan selama 120 hari sementara beberapa pejabat senior menyusun daftar negara-negara yang dianggap tidak menimbulkan risiko keamanan.

Sementara itu, Pentagon akan diperintahkan untuk memanfaatkan waktu selama 90 hari untuk menyusun rencana pembentukan "zona aman" di dalam atau di dekat Suriah, tempat para pengungsi bisa berlindung dari perang saudara yang terjadi di sana.

Belum jelas apakah rancangan yang dipublikasikan itu merupakan versi akhir atau kapan Trump akan secara resmi menandatanganinya, tetapi rancangan itu akan melengkapi janji-janji kampanyenya.?

Sang Pencerah Muslim

"Lihatlah, presiden berbicara panjang lebar tentang beberapa langkah ekstrem," ujar juru bicara Gedung Putih Sean Spicer kepada wartawan, menjanjikan "aksi lebih lanjut pekan ini," demikian AFP. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Berita Sang Pencerah Muslim

Selasa, 02 Januari 2018

32 Tim Ponpes Mendaftar LSN Region Sumatera III

Medan, Sang Pencerah Muslim. Pertandingan sepakbola Liga Santri Nusantara (LSN) 2017 Region Sumatera III (Provinsi Sumatera Utara) segera bergulir. LSN Region Sumatera III dijadwalkan dibuka secara resmi 26 Agustus di Sub Region IV, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) dan Padang Lawas (Palas).

"Sejak dibuka pendaftaran peserta 10 Juli lalu, sudah 32 klub pondok pesantren di Sumut yang menyatakan ikut LSN 2017," ujar Penanggung Jawab LSN Region III Sumatera, Ance Selian, seusai menggelar rapat panitia di sekretariat panitia, Jalan Medan Tenggara (Menteng) VII 142 Medan, Kamis (19/7).

Dijelaskannya, LSN Region III Sumatera (Sumut) dibagi dalam delapan sub region, yakni Sub Region I Kota Medan - Deli Serdang, Sub Rgion II Mandailing Natal (Madina), ? Sub Region III Padang Sidimpuan –Tapanuli Selatan (Tapsel), Sub Region IV Paluta-Palas, Sub Region V Labuhan Batu Selatan (Labusel)- Labuhan Batu dan Labuhan Batu Utara (Labura), Sub Region VI Ashan-Batu Bara dan Tanjung Balai, Sub Region VII Simalungun-Siantar- Tebing Tinggi dan Serdang Bedagai (Sergai), dan Sub Region VIII Langkat- Binjai.

32 Tim Ponpes Mendaftar LSN Region Sumatera III (Sumber Gambar : Nu Online)
32 Tim Ponpes Mendaftar LSN Region Sumatera III (Sumber Gambar : Nu Online)

32 Tim Ponpes Mendaftar LSN Region Sumatera III

"Juara Sub Region akan melaju ke delapan besar yang akan digelar di Kota Medan. Mereka akan memperebutkan tiket ke semifinal dan final pada 3 - 5 September 2017. Sedangkan juaranya akan mewakili Sumut ke LSN tingkat Nasional," tutur Ance.

Menurut Ance, ? LSN yang merupakan program Kementerian Pemuda dan Olahara (Kemenpora) ? dimaksudkan agar dunia pesantren mampu menciptakan bibit baru bahkan mencetak pemain ? profesional di dunia persepakbolaan nasional.

Sang Pencerah Muslim

"LSN merupakan salah satu cara pemerintah untuk memastikan bahwa segenap komponen anak bangsa melihat dan menjadikan olahraga sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari proses pembentukan karakter. Dalam bahasa pesantren adalah membentuk generasi berakhlaqul karimah, kuat secara spiritual, hebat dari sisi intelektual, kreatif dari sisi keterampilan," terang pria kelahiran Paluta ini.

Dia meminta kepada panitia, agar LSN 2017 lebih barik dari LSN tahun lalu. "Saya minta kepada Koordinator Region dan Panpel maupun Sub Region di kabupaten/kota untuk menjadikan pelaksanaan even ini sebagai amanah untuk kita pegang," tuturnya.

Koordinator LSN Region III Sumatera Kali Ahmad Harahap menambahkan, LSN merupakan wadah untuk pengembangan potensi santri di bidang sepakbola. "LSN 2017 bertujuan mencari bibit sepakbola usia muda di kalangan pondok pesantren," katanya.

Sang Pencerah Muslim

LSN, tambahnya, menjadi instrumen efektif dalam menggelorakan dan pemasaran olahraga di pondok pesantren melalui "Ayo Olahraga" serta menjadi media konsolidasi pondok pesantren melalui gerakan "Ayo Mondok".

Dalam kesempatan itu, Ketua Panitia Alihot Sinaga mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi ke berbagai Ponpes agar mengirimkan timnya ke LSN 2017.

"Hingga kemarin sudah 32 tim ponpes di Sumut yang sudah mendaftar. Jumlah itu bisa bertambah, karena pendaftaran masih dibuka hingga 15 Agustus 2017. Sedangkan verifikasi data tim dan pemain, technical meeting digelar 17 Agustus 2017," tuturnya. (Hamdani Nasution/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, Nusantara Sang Pencerah Muslim

Minggu, 10 Desember 2017

Cirebonologi dalam Perspektif Studi Kawasan dan Islam

Oleh Mahrus eL-Mawa



Prasasti “Cirebonese Corner” dan “Pusat Kajian Cirebonologi” IAIN Syekh Nurjati telah ditandatangani Sultan Sepuh XIV PRA. Arief Natadiningrat, S.E. dari keraton Kasepuhan Cirebon. Prasasti itu tertanggal 29 Maret 2016/20 Jumadil Akhir 1437 Hijratun Nabi dalam aksara pegon berbahasa Jawa dialek Cirebon. Aksara pegon tersebut mirip dengan aksara dalam naskah-naskah kuno Cirebon yang tersimpan di berbagai tempat koleksi naskah, antara lain keraton-keraton, dan koleksi masyarakat.

Cirebonologi dalam Perspektif Studi Kawasan dan Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Cirebonologi dalam Perspektif Studi Kawasan dan Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Cirebonologi dalam Perspektif Studi Kawasan dan Islam

Tak lama setelah itu, pada tanggal yang sama, di gedung baru pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, diselenggarakan pula Pubilc Lecture (Kuliah Umum) tentang “Peta Strategis Cirebon dalam Sanad Ulama Nusantara dan Dunia Islam (Haramain, China, Turki, dan India)”. Pembicara pada kuliah umum tersebut berasal dari para peneliti, intelektual muslim, dan kiyai muda yang telah mengkaji Cirebon dalam berbagai perspektif, mulai dari peran penting dalam sejarah perkembangan Islam di dunia, maupun dalam perjuangan rakyat Indonesia. Public Lecture semacam ini penting dalam dunia akademik bagi para mahasiswa untuk memperkaya khazanah keilmuan di luar mata kuliah yang tak jarang kurang up date terhadap hasil penelitian terbaru dari peneliti atau dosen lainnya. Salah satunya adalah adanya silsilah Kyai atau Ulama Cirebon yang menjadi pentashih karya ulama di Madinah.

Sang Pencerah Muslim

Sejalan dengan itu, pada tanggal 14 Januari 2016, saya telah menyampaikan hasil kajian tentang Cirebon melalui naskah kuno di hadapan para penguji yang terdiri dari 5 (lima) guru besar dan filolog, serta 3 (tiga) ilmuwan dalam bidang lain di Fakultas Ilmu Budaya  Universitas Indonesia untuk dipertahankan. Judul kajian disertasi saya, “Syattariyah wa Muhammadiyyah: Suntingan Teks, Terjemahan, dan Analisis Karakter Syattariyah di Keraton Kaprabonan Cirebon pada Akhir Abad ke-19”. Salah satu temuan disertasi saya itu menunjukkan bahwa silsilah Tarekat Syattariyah di Cirebon selain merupakan melting pot (titik temu) ulama Nusantara dan berjejaring dengan dunia Islam, juga mempunyai kekhasan sendiri yang berbeda dengan tempat lain, seperti Minangkabau, Pamijahan (Tasikmalaya), Aceh, Kendal, dst. Melting pot itu ditemukan pada sosok ulama yang merupakan guru Syaikh Abdurrauf as-Singkili, yaitu Syaikh Ahmad Qusyasyi. Adapun sanad yang berbeda dengan Syattariyah dari daerah lainnya ditemukan melalui sosok Abdullah bin Abdul Qahhar. Ulama kharismatik ini tercatatat dalam beberapa naskah kuno Syatariyah Cirebon dengan keragaman nama Syatariyahnya, seperti Syatariyah Muhammadiyah, Syatariyah Rifaiyah, dan Syatariyah Qadiriyyah. Apalagi, khusus Tarekat Syatariyah Muhammadiyah dicirikan dengan ilustrasi iwak telu sirah sanunggal. Sebuah ilustrasi ikan yang mencirikan ajaran tarekat Syatariyah dengan menggunakan prinsip lokalitas. Dengan ilustrasi ikan juga dapat ditemukan jaringan tarekat Syatariyah Muhammadiyah di Jawa. Hal itu tidak dapat dilepaskan dari kebesaran Cirebon sebagai tempat yang sangat strategis sejak abad ke-15/16, yaitu pada masa Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).

Sang Pencerah Muslim

Penelitian khusus tentang Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) pernah kami lakukan pada tahun 2011 bekerja sama dengan Balai Litbang Agama Jakarta. Dalam penelitian itu ditemukan bahwa secara arkeologis, filologis, dan historis bahwa Sunan Gunung Jati adalah tokoh historis, bukan tokoh mitos atau miologis. Di antara bukti-buktinya antara lain adanya Tajug Alit di keraton Kasepuhan, masjid Agung Sang Cipta Rasa di Kasepuhan, masjid Bata Merah (Panjunan), adanya Pelabuhan Cirebon, dan masih banyak bukti-bukti lainnya. Hasil penelitian ini dapat dibaca pula pada jurnal JUMANTARA (Jurnal Manuskrip Nusantara) terbitan Perpustakaan Nasional Jakarta. Oleh karenanya, tidak perlu ragu dan tidak diragukan lagi, bahwa Sunan Gunung Jati atau Syaikh Syarif Hidayatullah itu adalah tokoh historis, bukan tokoh mitos apalagi fiktik. Kebesaran dan kejayaan era Syarif Hidayatullah adalah sebuah bukti yang tak perlu disangsikan lagi, seperti disebut Mattew Isaac Cohen (1997, Yale University), “An Inheritannce from the Friends of God: The Southern Shadow Puppet Theater of West Java, Indonesia”.

Kajian Cohen di atas, menunjukkan bahwa mengkaji tentang Cirebon tidak hanya diminati oleh peneliti pribumi, wong dewek, Cirebon atau Indonesia, tetapi juga peneliti asing (orientalist). Tarian Topeng Samba Cirebon dari persembahan para mahasiswa PGMI Fak. Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, seperti belum lama kita lihat tadi, mengingatkan saya pada disertasi Laurie Margot Ross (2009, University of California, Berkeley), “Journeying, Adaptation, and Translation: Topeng Cirebon at the Margins”. Dalam analisisnya tentang topeng, Ross menyebutkan bahwa salah satu jenis Topeng di Cirebon, merupakan manifestasi dari salah satu ajaran tarekat, antara lain tarekat Naqsabandiyah. Topeng juga pernah digunakan sebagai salah satu strategi dakwah dan politik untuk melawan ketidakadilan, pemerintahan yang lalim, baik pada era kolonial maupun kemerdekaan. Disebutkan dalam sebuah hasil penelitian lain (Jumega, SNEP, 2014) bahwa topeng pernah digunakan Sunan Gunung Jati bekerja sama dengan Sunan Kalijaga untuk penyebaran Islam dengan 6 (enam) jenis kesenian lainnya, yaitu Wayang Kulit, Gamelan Renteng, Brai, Angklung, Reong dan Berokan. Topeng berarti tertutup atau menutupi. Arti umum topeng mengandung pengertian penutup muka/kedok. Topeng ini salah satu jenis kesenian yang dikenal hampir seluruh daerah di Indonesia, bahkan dunia. Topeng Cirebon memiliki ciri khas berupa tingkatan karakter (halus, lincah, dan gagah). Topeng Cirebon mengandung nilai falsafah tentang manusia dan perilakunya, yang terlihat dari garis dan bentuk wajah topeng yang memberikan gambaran suatu karakter manusia. Topeng Samba berwarna dasar putih, terdapat ukiran rambut di antara bagian kepala. Topeng Samba menggambarkan karakter anak-anak. Kata samba sendiri berasal dari “samban waktu” yang melambangkan kita sebagai umat Islam harus melaksanakan shalat lima waktu.  

Dengan demikian, Cirebonologi adalah sebuah kajian keilmuan tentang Cirebon, baik dari aspek sejarah, seni budaya, geo-politik, dan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan dinamika Cirebon. Harapannya, problem radikalisme, dan terorisme yang pernah terjadi di Cirebon beberapa waktu lalu yang bisa saja muncul lagi, dapat diminimalisir kemunculuannya, bahkan dihilangkan dari Cirebon dengan mempelajari Cirebonologi.



Mengapa Harus Ada Cirebonologi?


Dari paparan singkat di atas, kiranya jelas bahwa pembicaraan tentang Cirebon, mulai dari seni budaya, falsafah, bahasa dan aksara, ajaran-ajaran kehidupannya, tidak lepas dari perspektif keislaman. Bahkan disebutkan dalam sejarahnya, penamaan “Cirebon” sendiri adalah sebagai salah satu penanda dan pembeda dari keyakinan para leluhurnya yang masih belum masuk Islam pada abad ke-14/15. Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati hanyalah pewaris dan penerus dari para tokoh sebelumnya, seperti Walangsungsang, yang dikenal dengan Pangeran Cakrabuana atau Samadullah atau Haji Abdullah Iman, atau Mbah Kuwu Cirebon. Sebelumnya juga sudah ada Syekh Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati, Syekh Qura, dan Syekh Magribi. Karenanya dari sisi penamaannya saja telah ada titik temu, bahwa asal usul Cirebon tidak lepas dari kontribusi keilmuan Syekh Nurjati, yang saat ini menjadi nama Institut Agama Islam Negeri di Cirebon.

Pada tahun 2012, bersamaan dengan pameran dan seminar koleksi langka dan koleksi khusus tentang Cirebon dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bekerja sama dengan Pusat Perpustakaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, saya menulis di koran Fajar Cirebon, bertajuk “Perlunya Cirebonologi”.  Dalam tulisan itu disebutkan bahwa pembicaraan Cirebon saat ini, selain berdasarkan sejarah masa lalu, juga harus melihat tantangan-tantangan sosial, politik, budaya, ekonomi, dan keagamaan saat ini. Karenanya, ketika tahun 2016, Cirebonologi diresmikan di IAIN Syekh Nurjati hanyalah “pintu gerbang” kajian dan ruang gerak untuk membuka cakrawala tentang Cirebon yang lebih luas lagi. Hal serupa diamanahkan Sultan Sepuh XIV PRA. Arief Natadiningrat pada saat penandatangan prasasti peresmian Cirebonese Corner.   

Sebagai salah satu koleksi khusus yang menjadi ciri khas pusat perpustakaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Cirebonese Corner atau “Pojok Cirebon” ini dapat menjadi tempat diskusi, ruang baca, ruang dialog, dan media bersama untuk mewujudkan visi bersama tentang Cirebonologi. Oleh karena menjadi ciri khusus, maka koleksi naskah kuno, terutama yang digital, harus diperbanyak lagi di pusat perpustakaan IAIN Syekh Nurjati, dan untuk mewujudkannya, insya Allah tidak terlalu lama lagi, sebab berbagai lembaga telah melakukannya, hanya sinergi antara lembaga yang perlu diintesnsifkan lagi, seperti Perpusnas, Balai Penelitian Agama Jakarta, Leipzig University, British Library, dst. Pada kesempatan ini, saya ingin menegaskan pada orasi saat ini bahwa kajian Cirebonologi di IAIN Syekh Nurjati Cirebon dapat diawali dari perspektif studi Islam dan studi kawasan. Dengan kedua perspektif tersebut diharapkan memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia.

Cirebonologi dan Studi Kawasan



Seperti disebut dalam paparan sebelum ini, Cirebon bukan semata-mata wilayah geo-politik pemerintahan, tetapi juga sarat dengan nuansa keislaman. Dalam konteks keislaman ini, berbagai teori sosial dapat digunakan. Di antara yang sudah digunakan oleh para peneliti sebelum ini, antara lain antropologi, ilmu kebudayaan, arkeologi, linguistik, dan filologi. Antropologi dan ilmu kebudayaan ini sengaja dibedakan, jika antropologi dapat dimasukkan pada ilmu-ilmu sosial politik, sedangkan ilmu kebudayaan lebih menitikberatkan pada material culture, seperti artefact, ideofact dan sociofact. Filologi (studi naskah kuno), misalnya, dalam diskursus pembelajaran organisasi pernaskahan, Manassa, studi naskah kuno Nusantara dapat diajarkan pada semua fakultas dan program studi/Jurusan di PTKI. Sebab, studi naskah kuno seperti di Cirebon ini hampir bersentuhan dengan proses kemanusiaan, seperti tarbiyah, syariah, dakwah, adab, dan ushuluddin.

Adapun tentang studi kawasan dalam ranah Cirebonologi, nampaknya lebih menitikberatkan pada aspek geografisnya, yang dapat dikaitkan dengan studi kawasan ekonomi, kawasan budaya, kawasan keraton/kota lama, kawasan sains, dst. Studi kawasan ini pula dapat bekerja sama dengan pihak-pihak berkepentingan di sekitar kota/kabupaten Cirebon, dan kota-kota lain yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung. Studi kawasan ekonomi misalnya, kajian Cirebon dapat berupa studi kawasan ekonomi perdagangan, kawasan ekonomi rumah tangga, ekonomi pariwisata, dst. Sebab, studi-studi tersebut berkaitan langsung dengan situasi dan kondisi bangsa Indonesia.

Sumbangan Cirebonologi bagi Bangsa Indonesia

Akhirnya, dari semua paparan di atas, apabila pusat kajian Cirebonologi IAIN Syekh Nurjati berjalan sesuai dengan grand design di atas dan mendapat dukungan dari berbagai pihak kepentingan (stakeholders), insya Allah Cirebonologi akan mempunyai masa depan yang jelas dan dapat memberikan sumbangan yang tidak kecil bagi bangsa Indonesia saat ini dan mendatang, terutama bagi wong Cirebon. Maka tidak berlebihan, bila terdapat ungkapan dari masa ke masa bahwa Cirebon adalah Puser Bumi. Cirebon adalah titik temu peradaban Barat dan Timur (Majma’ul Bahrain). Cirebon adalah melting pot dari berbagai studi keislaman klasik dan kontemporer. Cirebon adalah pintu peradaban Nusantara.

 

Penulis adalah dosen di Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon; doktor bidang filologi, dan Kepala Pusat Perpustakaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2015-2018. Tulisan ini pernah disampaikan dalam Wisuda Sarjana dan Magister XIII IAIN Syekh Nurjati Cirebon Tahun Akademik 2015/2016

 


Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita Sang Pencerah Muslim

Rabu, 06 Desember 2017

Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax

Jakarta,Sang Pencerah Muslim

Berita bohong atau dikenal hoax saat ini hampir meliputi beragam sendi kehidupan, mulai bisnis, kesehatan, pendidikan, politik, bahkan urusan agama. Hoax sengaja disebar pihak tertentu untuk dipercaya penerimanya. Biasanya tersebar luas melalui media sosial.

Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax (Sumber Gambar : Nu Online)
Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax (Sumber Gambar : Nu Online)

Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax

Hal itu dikatakan Ketua Litbang Lembaga Ta’lif wa Nasyr Nahdlatul Ulaa (LTNNU) Malik Mughni di sela diskusi dengan peserta menulis Sang Pencerah Muslim di kantor PBNU (12/5).

Apalagi ketika menjelang pemilihan umum baik pemilihan kepala daerah atau pemilihan presiden, hoax, semakin marak.

Sang Pencerah Muslim

“Tujuannya tidak lain untuk menjatuhkan dengan menggunakan berita bohong. Selain itu hoax juga sering digunakan untuk menebarkan kebencian dalam satu golongan dan pengagungan kepada golongan lain,” jelasnya.

Agar terhindar dari hoax, menurut Malik, adalah melakukan tabayun atau konfirmasi. Artinya kita tidak begitu saja percaya dengan berita yang diperoleh sebelum memastikan kebenarannya. Terutama berita dengan sumber yang tidak jelas.

Sang Pencerah Muslim

Malik juga menambahkan, saat ini NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia sering dihantam hoax dari pihak-pihak tertentu.

“Tentu saja itu sangat merugikan NU. Parahnya, media mainstream juga ikut termakan hoax,” kata Malik menegaskan.

Untuk menangkal hoax terhadap NU, LTNNU menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Kerja sama itu melibatkan para peneliti, pendidik, organisasi kepemudaan, pengamat, dan jurnalis di media-media mainstream. Mereka akan dipertemukan LTNNU pada konsolidasi nasional untuk mempertemukan gagasan mengimbangi media-media radikal dan berita-berita hoax.

“Kenapa itu dilakukan? Karena yang hoax itu tidak sesuai dengan ajaran Islam,” pungkasnya. (Mistra/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, Pemurnian Aqidah, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Jumat, 01 Desember 2017

Kehadiran Islam Tak Berarti Menghapus Agama Sebelumnya

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Islam adalah kelanjutan serta pelengkap dari episode sejarah agama-agama terdahulu. Kehadiran agama Islam tidak berarti menghapuskan ajaran agama-agama sebelumnya.

Demikian disertasi yang dipertahankan dalam ujian promosi doktor di bidang tafsir-hadis Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Senin (27/1) lalu. Disertasi bertajuk “Abrogasi Agama-Agama Pra-Islam” diajukan oleh Sa’dullah, kader NU asal Cirebon, Jawa Barat.

Kehadiran Islam Tak Berarti Menghapus Agama Sebelumnya (Sumber Gambar : Nu Online)
Kehadiran Islam Tak Berarti Menghapus Agama Sebelumnya (Sumber Gambar : Nu Online)

Kehadiran Islam Tak Berarti Menghapus Agama Sebelumnya

Disertasi ini menolak pandangan Muhammad Abdul Muta’al al-Jabiri dalam mendefinisikan naskh sebagai penghapusan (abrogasi) agama-agama terdahulu oleh Al-Qur’an. Mendalami ayat 62 dari surat Al-Baqarah, Sa’dullah berpandangan bahwa Al-Qur’an justru memberikan bukti atas adanya penghargaan terhadap keselamatan pemeluk agama-agama pra Islam.

Dalam ayat tersebut Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Lebih lanjut disampaikan bahwa ketentuan mengenai naskh hanya diberlakukan terhadap ayat-ayat hukum, bukan ayat-ayat informatif atau ikhbariyah, seperti ayat di atas. Jika ayat-ayat informatif ini dihapus maka pembawa berita dianggap bohong, sementara sumber berita adalah Allah SWT sendiri.

Sang Pencerah Muslim

Disertasi dipertahankan di depan sidang dewan penguj yang terdiri dari Prof Dr Azyumardi Azra, Prof Dr Zainul Kamal MA, Prof Dr Soedijarto MA, Prof Dr Kautsar Azhari Noer, Prof Dr HM. Yunan Yusuf MA, dam Prof Dr Hamdani Anwar.

Sidang dewan penguji menyatakan bahwa Sa’dullah lulus dengan nilai sangat memuaskan. “Sebenarnya saya sudah hampir di-DO karena sudah sepuluh semester. Jadi ini istilahnya cuci gudang,” kata Sa’dullah bercanda. (A. Khoirul Anam)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, Ulama, Kiai Sang Pencerah Muslim

Rabu, 29 November 2017

Ketua PCINU Belanda Tuntun Bule Belanda Masuk Islam

Amsterdam, Sang Pencerah Muslim - Kabar bahagia datang dari Amsterdam. Ketua PCINU Belanda Ibnu Fikri menuntun seorang warga Belanda bernama Jeetze Baay mengucapkan dua kalimat syahadat, di PPME Al-Ikhlash Amsterdam, Jumat (4/8) siang.

Pembacaan syahadat dilakukan setelah shalat Jumat yang disaksikan oleh pengurus harian bidang Dakwah PPME Al-Ikhlash, yaitu Ustadz Nur Fatah Taufq dan Ustadz H Maman Dani beserta jamaah Jumat lainya.

Ketua PCINU Belanda Tuntun Bule Belanda Masuk Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua PCINU Belanda Tuntun Bule Belanda Masuk Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua PCINU Belanda Tuntun Bule Belanda Masuk Islam

Proses pembacaan dua kalimat syahadat berjalan cukup mengharukan. Beberapa jamaah khususnya ibu-ibu tampak meneteskan air mata. Apalagi saat Jeetze menyatakan kepada jamaah alasan mengapa dirinya masuk Islam.

Sang Pencerah Muslim

“Saya masuk Islam, sungguh karena kemauan saya, bukan karena terpaksa atau dipaksa. Juga karena saya yakin, Islam adalah agama yang damai dan membawa kedamaian,” kata Jeetze.

Ibnu Fikri, setelah selesai acara pengislaman, menyatakan inilah salah satu bentuk upaya konkret sekaligus tantangan dakwah Islam ramah khas Nusantara di Eropa.

“Yang kita inginkan adalah bagaimana masyarakat di sini (baca: Eropa) menyadari seutuhnya bahwa Islam Indonesia dengan Islam Nusantaranya adalah Islam yang damai dan rahmatan lil alamin. Kami akan terus berdakwah dengan penuh damai dan cinta sampai pada akhirnya mereka satu per satu mau ucapkan dua kalimat syahadat tanpa harus dipaksa,” kata Ibnu Fikri.

Sang Pencerah Muslim

Di akhir ini, Ketua PCINU Belanda dan pengurus PPME Al-Ikhlash Amsterdam sepakat memberikan nama baru bagi Jeetze Baay, yaitu Musa. Dengan harapan, yang bersangkutan akan bisa meneladani semangat bertauhidnya nabi Musa dalam menjaga iman dan ketaatan kepada Allah SWT walau harus menghadapi ujian dan rongrongan dari Fir‘aun dan bala tentaranya. (Dito Alif Pratama/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, IMNU Sang Pencerah Muslim

Selasa, 28 November 2017

PBNU Tegaskan Tak Ikut Aksi 299

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memastikan tidak akan ikut dan terlibat dalam aksi sebagian ormas pada Jumat (29/9). 

PBNU Tegaskan Tak Ikut Aksi 299 (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Tegaskan Tak Ikut Aksi 299 (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Tegaskan Tak Ikut Aksi 299

Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini mengatakan bahwa NU tidak akan ikut aksi 299 yang dimotori oleh beberapa ormas terkait isu lawan PKI atau menolak Perppu Ormas.

"PBNU tidak akan ikut gerakan ini," kata Helmy Faishal, Kamis (28/9) di Jakarta.

Menurut pria kelahiran Cirebon ini, jika isunya lawan PKI, demo 299 tidak diperlukan. Pasalnya PKI sudah bubar dan rekonsiliasi alamaiah sudah berjalan. 

Sang Pencerah Muslim

"Kita harus melihat masa depan Indonesia yang lebih matang dengan modal kebersamaan semua pihak," terangnya.

Ia menegaskan bahwa tidak ada dosa yang turun temurun. Karena itu, anak keturunan PKI juga punya hak yang sama sebagai warga negara. 

Sang Pencerah Muslim

"Bahaya laten di depan mata kita yang harus diperangi justru lebih rumit seperti soal kesenjangan ekonomi, bahaya narkoba, bahaya radikalisme, dan terorisme," ujar Helmy Faishal. 

Dikabarkan, aksi yang dimotori oleh Presidium 212 ini akan dihadiri oleh sekitar 50.000 orang yang akan turun ke jalan, lalu bergerak di Gedung DPR RI. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita Sang Pencerah Muslim

Rabu, 15 November 2017

Ketua IPPNU Jepara, Wisudawan Terbaik Unisnu

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jepara, Jawa Tengah, Hidayatun Nikmah menjadi wisudawan terbaik Universitas Islam NU (Unisnu) Jepara Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan IPK 3.77.

Nikmah merampungkan studinya di Unisnu dalam waktu 5 tahun. Istri dari Chusni Maulana, Ketua IPNU Jepara 2011-2013, ini selama menjadi mahasiswa sudah berkhidmah di SD. Dari kecintaan berkhidmah di sekolah dasar ia pun menulis skripsi “Kontribusi Display Kelas Bagi Selera Belajar Siswa untuk Mewujudkan Tujuan Pendidikan Islam”.

Ketua IPPNU Jepara, Wisudawan Terbaik Unisnu (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua IPPNU Jepara, Wisudawan Terbaik Unisnu (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua IPPNU Jepara, Wisudawan Terbaik Unisnu

Usai wisuda, putri pasangan Muhammad dan Musni akan terus meneruskan khidmahnya di SD karena baginya mengajar anak-anak itu menyenangkan.

Sang Pencerah Muslim

Ditanya resep menjadi teladan, ia pun menjawab, “Caranya dengan aktif di perkuliahan, organisasi, diskusi, sosialiasi dan terus berjuang untuk menggapai prestasi,” papar perempuan kelahiran Jepara 17 Agustus 1990.

Menurut Nimmah, berorganisasi tidak menghalangi seseorang untuk berprestasi. Justru dengan aktif di organisasi, katanya, hidup akan lebih dekat dengan kesuksesan dan keberkahan.

Kepada kader NU pemilik motto hidup" isy kariman au mut syahidan" ini berpesan, hidup di dunia hanyalah sekadar mampir ngombe. “Maka abdikan dirimu untuk orang lain. Khoirun nas anfauhum linnas,” harap ketua IPPNU Jepara masa khidmah 2014-2016 tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Dalam kesempatan wisuda S1 dan S2 Unisnu yang berlangsung di Gedung Wanita Jepara, Kamis (30/4/15) ia memperoleh beasiswa pendidikan dari Unisnu, Bupati dan kursus gratis dari Jenggala Course. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)? ? ? ?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Aswaja, Berita Sang Pencerah Muslim

Senin, 06 November 2017

MWCNU Sawit Targetkan 200 Peserta PKD Pekan Depan

Boyolali, Sang Pencerah Muslim. Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Sawit kabupaten Boyolali, Jawa Tengah sedang menjaring peserta Pendidikan Kader Dasar (PKD) dari ranting NU yang ada di kecamatan Sawit. MWCNU Sawit menargetkan jumlah peserta sedikitnya  200 orang.

PKD rencananya digelar di Gedung Balai Desa Bendosari Sawit, Sabtu-Ahad (21-22/12) mendatang. Pangaderan ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya diadakan pada 2011.

MWCNU Sawit Targetkan 200 Peserta PKD Pekan Depan (Sumber Gambar : Nu Online)
MWCNU Sawit Targetkan 200 Peserta PKD Pekan Depan (Sumber Gambar : Nu Online)

MWCNU Sawit Targetkan 200 Peserta PKD Pekan Depan

Ketua LDNU Sawit Munshorif menerangkan, penyelenggaraan PKD kali ini menargetkan sebanyak 200 peserta. “Peserta bukan lain pengurus NU se-Sawit beserta banom. Tiap ranting NU akan kami undang untuk mengirim 15 orang,” ujar Munshorif, Jumat (6/12).

Sang Pencerah Muslim

MWCNU Sawit, sambung Munshorif, telah menyiapkan para pengisi materi. Materi Keaswajaan diisi pengurus LBMNU Boyolali Habib Idrus. Materi terkait kebijakan PCNU Boyolali diisi Ketua PCNU Boyolali sendiri H Masruri.

Sedangkan materi Pemberdayaan Ekonomi Warga NU rencananya dibawakan LAZISNU Harmanto. Untuk sejarah perkembangan NU, MWCNU Sawit menunjuk KH Ali Imron.

Sang Pencerah Muslim

Tujuan PKD ini, tambah Munshorif, diniatkan untuk menguatkan pemahaman kader. Karenanya, pengurus MWCNU Sawit mengambil tema “Menguatkan Pemahaman dan Pengamalan Umat terhadap Aswaja An-Nahdliyah. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah, Berita, IMNU Sang Pencerah Muslim

Rabu, 01 November 2017

PCNU Nias Selatan Gelar Konferensi Cabang Ke-2

Nias Selatan, Sang Pencerah Muslim

PCNU Kabupaten Nias Selatan Sumatera Utara menggelar Konferensi Cabang yang ke-2 di Madrasah Ibditaiyah Negeri MIN Telukdalam (27/3). Pembukaan diawali dengan pembacaan Al-Quran, Shalawat Badriyah, lagu kebangsaan Indonesia Raya.

PCNU Nias Selatan Gelar Konferensi Cabang Ke-2 (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Nias Selatan Gelar Konferensi Cabang Ke-2 (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Nias Selatan Gelar Konferensi Cabang Ke-2

Wakil Rais Syuriah PCNU Nias Selatan Muhammad Fahmi, dalam pidato iftitahnya mengatakan bahwa NU adalah organisasi terbesar di Indonesia yang dibutuhkan.

Menurut dia, NU lahir dari para ulama Ahlusunnah wal-Jama’ah yang memiliki nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air Indonesia sehingga mereka rela berkorban untuk kemerdekaan Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

Selain memiliki jiwa kebangsaan yang kuat, ulama NU tentu saja mumpuni dalam bidang agama, tidak hanya mampu membaca, mengartikan, lalu mengajarkan, akan tetapi mampu memahami kandungan Al-Qur’an ataupun Hadits.

“Tentu segala amalan-amalan Jam’iyah Nahdlatul Ulama ini terlebih dahulu mereka kaji dan pahami kandungan sumber-sumbernya. Berbeda dengan sekarang, banyak yang hanya tamatan S-1 sudah berani-berani mengkritik bahkan membid’ahkan serta mensyirikkan amalan-amalan terdahulu. Jadi kepada seluruh warga NU untuk yakin melaksanakan amalan-amalan para ulama atau kiai terdahulu,” jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

Pada acara pembukaan konfercab ini, Wakil Rais PCNU Ust. Muhammad Fahmi dan Ketua PCNU Mustapid mengajak Jama’ah untuk menghadiahkan suratul Fatihah kepada para pendiri NU baik secara nasional maupun di Nias Selatan. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, Meme Islam, Khutbah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 19 Oktober 2017

PCINU Malaysia Terima Kunjungan SMA 2 Darul Ulum

Kuala Lumpur, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia menerima kunjungan rombongan SMA 2 Darul Ulum, Peterongan, Jombang, di sekretariat PCINU, Gombak, Kuala Lumpur, Rabu malam (4/4). Kedatangan rombongan yang terdiri dari beberapa staf SMA 2 Darul Ulum bersama siswa-siswi ini merupakan rangkaian petualangan Cross Culture and Entrepreneurship yang diadakan oleh Yayasan Darul Ulum, Jombang. 

PCINU Malaysia menyambut kedatangan rombongan SMA 2 Darul Ulum dengan hangat dan semangat. Pertemuan berlangsung hingga tengah malam.

PCINU Malaysia Terima Kunjungan SMA 2 Darul Ulum (Sumber Gambar : Nu Online)
PCINU Malaysia Terima Kunjungan SMA 2 Darul Ulum (Sumber Gambar : Nu Online)

PCINU Malaysia Terima Kunjungan SMA 2 Darul Ulum

Ketua Tanfidziyah PCINU Malaysia mengatakan, pemerintah Malaysia sendiri telah mengesahkan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja( sebagai madzhab resmi negara dan mencegah masuknya ideologi-ideologi Islam yang menyimpang dari ajaran Aswaja.

Sang Pencerah Muslim

“Mayoritas masyarakat Indonesia yang berdomisili di Malaysia juga mengamalkan tradisi NU seperti tahlilan, istighotsah, peringatan maulid, dan lainnya, walau tidak selalu di b¬awah bendera formal PCINU Malaysia,” katanya.

Kepala Sekolah SMA 2 DU Ust Kaseri menyatakan pilihan datang ke malaysia adalah karena dahulu banyak pelajar Malaysia yang belajar di Tanah Air. Namun belakangan justru bejibun orang Indonesia melanjutkan studinya di Malaysia.

Sang Pencerah Muslim

“Perkembangan pendidikan Malaysia yang cukup pesat ini dapat dijadikan rujukan penting untuk misi SMA 2 Darul Ulum,” katanya.

Pertemuan yang berakhir hampir pukul 01.00 dini hari tersebut diharapkan mampu menjadi modal awal bagi rombongan SMA 2 Darul Ulum untuk memulai misinya di Malaysia. 

Setelah mendapatkan paparan umum tentang kondisi pendidikan Islam di Malaysia pada dialog bersama PCINU Malaysia itu, rombongan SMA 2 Darul Ulum akan melanjutkan perjalanannya esok hari menuju beberapa lembaga pendidikan di Malaysia. Target utamanya adalah mengajak lembaga-lembaga pendidikan itu untuk bekerja sama dalam mengembangkan kajian keislaman modern yang responsif terhadap perkembangan teknologi. 

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Muhammad Miqdam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock