Jombang, Sang Pencerah Muslim. Untuk mengantisipasi ? bencana kebakaran di pondok pesantren, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang membekali santri pelatihan dan simulasi pemadaman kebakaran.
Antisipasi Kebakaran di Pesantren, Ratusan Santri Dilatih Padamkan Api (Sumber Gambar : Nu Online) |
Antisipasi Kebakaran di Pesantren, Ratusan Santri Dilatih Padamkan Api
Pelatihan yang digelar di Halaman Pemkab Jombang, Rabu (25/5) diikuti sekitar 120 santri dari 7 pesantren besar yang memiliki gedung bertingkat. "Karena pesantren banyak memiliki gedung bertingkat dan rawan terjadi kebakaran, santri dan pengurusnya kita bekali penangan pemadaman kebakaran," ujar Nur Huda Kepala BPBD Jombang, disela sela Simulasi pemadaman kebakaran.Dikatakan Nur Huda, pesantren yang terlibat dalam pelatihan dianataranya Pesantren Tebuireng, Tambakberas, Rejoso Peterongan, hingga Denanyar, Darul Ulum Kepuhdoko, Paculgowang, dan Shiddiqiyah Ploso. "Setiap pesantren mengirimkan pengurus yang jumlahnya antara 10 hingga 30 orang," tandasnya.
Dipilihnya pesantren, lanjut Huda, karena disamping memiliki gedung bertingkat, dan dihuni ratusan bahkan ribuan santri. Dengan kondisi bangunan dan penghuni yang besar, pesantren rawan terjadi kebakaran. "Sudah begitu, kondisi asrama yang biasanya kurang rapi kerap menyulitkan proses pemadaman. Makanya pengurus pesantren kita berikan simulasi bagaimana cara melakukan pemadaman ai saat kebakaran," imbuhnya.
Masih menurut Nur Huda, berdasarkan pengalaman kebakaran yang pernah terjadi di salah satu pesantren di Mojokerto beberapa waktu lalu, yang menimbulkan korban. Maka kalangan santri harus dibekali sejak dini. "Karena kita bekali santri dengan pelatihan dan praktik langsung, seperti ini," imbuh Nur Huda.
Sang Pencerah Muslim
Dalam simulasi dilapangan itu, peserta diajak melakukan pemadaman api dengan alat tradisional (APAT) dengan menggunakan kain basah dan karung basah. Kemudian memadamkan api menggunakan tabung atau apar (alat pemadam api ringan).Peserta juga mencoba alat Virtikal Rescue memberikan pertolongan dari ketinggian. Dengan menggunakan alat Full Body Hornes. "Senang tapi takut saat harus mengikuti arah api yang diombang-ambingkan angin, ? Tapi ini pengalaman baru bagi kita," terang Ibnati Mubtaidah (18) santri perempuan asal pesantren Tambakeras.
Terakhir, para peserta memadamkam api menggunakan mobil pemadam. Selain itu, peserta juga melakukan simulasi penyelematan korban. (Muslim Abdurrahman/Fathoni)
Dari Nu Online: nu.or.id