Tampilkan postingan dengan label Syariah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Syariah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 23 Januari 2018

Shalat Dhuha, Cara Sirbin FC Awali Laga Sepakbola

Blora, Sang Pencerah Muslim - Apa yang umumnya dilakukan pemain sepak bola menjelang permainannya? Mungkin, mereka akan sibuk berganti jersey, mengatur gaya rambut, atau sekadar melakukan warming up, pemanasan di pinggir lapangan tempat pertarungannya.

Lain halnya dengan Faqih Umam dan kawan-kawannya. Santri yang juga anggota kesebelasan Sirbin FC Grobogan ini bersama dengan rekan setimnya melakukan ritual shalat sunah dhuha. Ya, dikarenakan laga yang akan dijalaninya dimulai pukul 10.00 WIB, mereka menyempatkan sebagian kesenggangan jelang laga dengan beribadah shalat dhuha menjalankan sunah rasulnya.

Shalat Dhuha, Cara Sirbin FC Awali Laga Sepakbola (Sumber Gambar : Nu Online)
Shalat Dhuha, Cara Sirbin FC Awali Laga Sepakbola (Sumber Gambar : Nu Online)

Shalat Dhuha, Cara Sirbin FC Awali Laga Sepakbola

Ketika ditanya, ternyata hal tersebut merupakan ritual keseharian mereka ketika dipesantren.

Sang Pencerah Muslim

“Biasanya, kami melakukan shalat dhuha saat istirahat sekolah,” ujar Faqih.



Sang Pencerah Muslim

(Baca: Meski Bunuh Diri, Sirbin FC Menang 2-1 Lawan Amtsilati FC)


Menurut mereka, shalat dhuha sangat berpengaruh terhadap kesuksesan mereka. Apalagi dalam momen-momen penting seperti ini. Tentu dengan berdoa kepada Allah dan bertawasul dengan melakukan ibadah sunah dhuha merupakan persiapan rohani yang tidak dapat dipandang sebelah mata.

Begitulah santri, dalam sanubarinya telah tertanam keyakinan bahwa segala sesuatu harus diusahakan semaksimal tenaga. Dan agar usaha tersebut membuahkan hasil dengan harapannya, maka harus dibarengi dengan berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala. Karena pada hakikatnya, urusan menang-kalah adalah keputusan Allah semata. (Ulin Nuha Karim/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Jumat, 19 Januari 2018

Banser dan Ansor Pematangsiantar Turut Upacara Kemerdekaan

Pematangsiantar, Sang Pencerah Muslim. Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kota Pematangsiantar turut serta dalam upacara pengibaran bendera merah putih dalam memperingati Hari Ulang Tahun RI ke-71 pada 17 Agustus 2016 lalu. Hal ini sebagai komitmen Banser dalam menjaga NKRI dan sebagai penghormatan kepada pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan.

Banser dan Ansor Pematangsiantar Turut Upacara Kemerdekaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Banser dan Ansor Pematangsiantar Turut Upacara Kemerdekaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Banser dan Ansor Pematangsiantar Turut Upacara Kemerdekaan

Upacara pengibaran bendera merah putih dilaksanakan di Lapangan H. Adam Malik Pematangsiantar dengan Inspektur Upacara Pj Walikota Pematangsiantar Jumsadi Damanik. Elemen organisasi lain yang ikut serta di antaranya TNI, Polri, mahasiswa, siswa, SKPD dan beberapa OKP.

Kesatuan Banser di lapangan upacara dikomandoi Kepala Satkorcab Banser Sartono. Selain Banser, PC GP Ansor Kota Pematangsiantar juga hadir sebagai undangan yang dipimpin Ketua PC GP Ansor Arjuna.

Sang Pencerah Muslim

Sebelum uapacara dimulai, Ketua PC GP Ansor Kota Pematangsiantar mengatakan, makna dalam upacara peringatan kemerdekaan RI? ke 71 ini adalah untuk menghargai dan mengenang jasa para pahlawan. Tak hanya itu, tapi juga untuk meningkatkan rasa kecintaan kita terhadap tanah air.

“Dan sesuai dengan tema Dirgahayu RI ke 71, kita harus kerja nyata berbuat untuk kebaikan,” ungkapnya. (Fajar Prabowo/Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 10 Januari 2018

Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Wilayah Fatayat NU DI Yogyakarta bekerja sama dengan King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue (KAICIID) mengadakan acara Lokakarya Pemudi Antariman dengan tema "Mengelola Keberagaman Agama bagi Pemudi Antariman Di Yogyakarta, Indonesia" pada 28-29 Agustus 2015 di Villa Mawar Asri, Kaliurang Barat, Kaliurang, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,.

Yogyakarta merupakan miniatur Indonesia, yang hampir semua etnis dan agama dengan segala denominasinya, hidup dan berkembang. Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata, separuhnya hampir dihuni oleh anak muda yang datang dari berbagai penjuru Nusantara untuk belajar dan mengembangkan diri. Hal tersebut menyebabkan dinamika kehiduapan sosial, budaya dan agama sangat tinggi, dan pada gilirannya meningkatkan potensi konflik, bahkan bisa jadi merambat menjadi kekerasan di DIY. Hal itu sudah terbukti dalam empat tahun terakhir ini, kekerasan atas nama etnis dan agama semakin meningkat di Yogyakarta.

Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman (Sumber Gambar : Nu Online)
Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman (Sumber Gambar : Nu Online)

Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman

Dalam rangka itulah, diperlukan intervensi untuk mengantisipasi dan memastikan kekerasan atas nama agama tidak terulang lagi, khususnya intervensi bagi para perempuan muda lintasagama. "Usia muda merupakan masa sangat produktif, para perempuan muda akan bereproduksi, merawat dan mendidik anak-anak dan juga berkarier dan mengembangkan diri di lingkungan dan tempat kerja mereka. Inilah alasan diadakannya acara loka karya." Kata Wiwin Siti Aminah, Ketua panitia sekaligus fasilitator dalam acara tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Acara ini pun bertujuan memberikan kesempatan kepada para pemudi lintas iman untuk bertemu, mengenal satu sama lain dan berbagi pengetahuan serta pengalaman.? Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran mengenai realitas dinamika kemajemukan masyarakat dan pentingnya mengelola keberagaman agama dengan dialog sebagai sebuah kekuatan bersama dalam menciptakan perdamaian. Seperti penjelasan ketua Fatayat NU DIY, Mustaghfiroh Rahayu "selain itu, acara ini untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya peran perempuan dalam proses dialog antariman di Yogyakarta."

Acara ini tidak berhenti hanya pada lokakarya saja, namun ada tindak lanjut selama empat kali pertemuan serta mengadakan kunjungan di lima tempat yakni Pesantren, Vihara, Hare Krishna, Katolik Seminari, dan Gereja Kristen Jawa. PW Fatayat NU DIY berharap dengan kegiatan ini senafas dengan gerakan Islam Nusantara yang sedang menjadi pembahasan di kancah nasional maupun internasional. (Muyassaroh/Mahbib)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Syariah Sang Pencerah Muslim

Senin, 25 Desember 2017

Demokrat Minta Maaf, Yenny Desak Sutan Tarik Pernyataan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Meski anggota DPR RI dari FPD Sutan Bhatoegana dan Ketua Umum DPP PD Anas Urbaningrum telah meminta maaf pada keluarga almarhum Gus Dur, namun salah satu putri Gus Dur Yenny Wahid merasa prihatin dengan pernyataan politisi Demokrat tersebut.

Demokrat Minta Maaf, Yenny Desak Sutan Tarik Pernyataan (Sumber Gambar : Nu Online)
Demokrat Minta Maaf, Yenny Desak Sutan Tarik Pernyataan (Sumber Gambar : Nu Online)

Demokrat Minta Maaf, Yenny Desak Sutan Tarik Pernyataan

“Kami sekeluarga sedih atas pernyataan anggota DPR dari Partai Demokrat Sutan Bhatoegana itu. Untuk itu, kami mendesak Pak Sutan mencabut dan meralat ucapannya. Sebab, kalau tidak, itu akan menjadi fitnah di tengah masyarakat," tandas Yenny Wahid yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional PKBIB ini pada wartawan di Jakarta, Selasa (27/11).

Menurut Yenny, ucapan Sutan tidak sesuai fakta sejarah. Yang mengherankan lagi, mengapa seorang Sutan tidak mengetahui fakta sejarah dan politik, dan malah mengaburkannya kepada masyarakat. 

Sang Pencerah Muslim

"Itulah yang menyedihkan karena sebagai anggota DPR tidak memahami sejarah politik nasional. Kok, anggota DPR bisa tidak tahu soal sejarah," kata Yenny mempertanyakan.

Menyinggung demo yang dilakukan oleh Banser GP Ansor ke kantor DPP Partai Demokrat, Yenny berharap warga NU, dan simpatisan maupun pecinta Gus Dur bisa menahan diri dan harus bersikap dewasa sesuai apa yang diajarkan Gus Dur. "Jangan bertindak anarkis, kita memaafkan apalagi sudah meminta maaf. Tapi, pernyataan yang salah itu harus diluruskan," tutur Yenny.

Sang Pencerah Muslim

Sekjen PKBIB Imron Rosyadi Hamid juga menyambut baik permintaan maaf Demokrat itu. ”Saya menyambut gembira permintaan maaf Ketua Umum DPP PD Anas Urbaningrum terkait pelecehan Gus Dur oleh Sutan Bhatoegana. Kita bangga dengan jiwa besar elit Demokrat. Semoga ini menjadi momentum pelurusan sejarah, bahwa Gus Dur tidak terlibat kasus Buloggate dan Bruneigate,” ujar sekretaris PW GP Ansor Jatim ini.

Sutan sendiri mengaku telah mengklarifikasi ke keluarga Gus Dur. "Saya sudah klarifikasi ke keluarga Gus Dur. Dohir Al Farisi suami Yenny Wahid, itu kan juga teman saya. Dia sudah mengerti dengan apa yang saya jelaskan. Saya menghormati Gus Dur sebagai guru bangsa, dan karenanya saya tidak bermaksud menyinggung. Jadi, silakan teman-teman warga NU memutar kembali rekaman yang disiarkan RRI itu. Nanti akan jelas, siapa yang memulai dan bagaimana ucapan saya," harap Sutan.

Sementara itu Ketua Umum DPP Partai DemokratAnas Urbaningrum juga meminta maaf kepada keluarga Gus Dur, dan aktivis NU. "Saya Ketua Umum DPP PD mohon maaf. Meski Pak Sutan bicara sebagai pribadi, tapi Sutan tidak bisa dipisahkan dari PD. Sutan pun sudah menyampaikan tidak ada maksud menghina dan merendahkan Gus Dur.

Atas dasar itu, sebagai Ketum PD, sebagai bagian dari keluarga besar NU, dan sebagai pengagum Gus Dur, saya menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga besar alm. Gus Dur, pengikut, dan warga NU," tutur Anas.

"Gus Dur adalah mantan presiden, guru bangsa, ulama besar, cendekiawan terkemuka, bukan saja di Indonesia tapi juga di dunia internasional. Semoga semua amal bakti dan kebajikan beliau diterima sebagai amal baik di sisi Allah SWT," jelas Anas.

Sebelumnya, di Malang Jawa Timur, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dari Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar aksi demo di depan kantor DPRD Kota Malang, Senin (26/11). 

Muhammad Hadi, koordinator aksi menilai Sutan Bhatoegana, politisi Partai Demokrat telah melecehkan mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid, karena tidak terlibat kasus Buloggate dan Bruneigate. Kecaman terhadap partai yang kadernya banyak terlibat korupsi tersebut juga terjadi di Jakarta, Cirebon, Lampung, dan Surabaya, dan Madura.

Redaktur      : Hamzah Sahal

Kontributor  : Achmad Munif 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah Sang Pencerah Muslim

Jumat, 22 Desember 2017

NU Surabaya Deklarasikan “Semangat Jum’at”

Surabaya, Sang Pencerah Muslim



Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama Kota Surabaya, Jawa Timur, mendeklarasikan kegiatan bertajuk "Semangat Jum’at" untuk menggiatkan kembali aktivitas amal saleh setiap Jum’at.

NU Surabaya Deklarasikan “Semangat Jum’at” (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Surabaya Deklarasikan “Semangat Jum’at” (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Surabaya Deklarasikan “Semangat Jum’at”

"Sesuai petunjuk Rasulullah SAW, Jum’at adalah hari yang mulia sehingga beraktivitas diutamakan pada hari itu," kata Ketua PCNU Surabaya Achmad Muhibbin Zuhri di sela deklarasi di Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya, Jum’at.

Sang Pencerah Muslim

Menurut dia, keutamaan Jum’at yang besar tersebut menuntut umat Islam dan warga NU memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk berbagai kegiatan kemaslahatan umat dan bersilaturahim dengan berbagai pihak.

"Karena itulah kami mengajak seluruh masyarakat, khususnya umat Islam, untuk berkegiatan positif pada hari Jum’at," ujarnya.

Ia mengatakan "Semangat Jum’at" NU Surabaya nantinya tidak dalam bentuk silaturahim saja, namun juga berbagai kegiatan sosial di antaranya donor darah, gerakan bersih masjid, sedekah, pemberian bantuan, santunan anak yatim dan fakir miskin serta kegiatan lainnya.

Sang Pencerah Muslim

"Intinya, mari menggelar kegiatan membantu meningkatkan perekonomian rakyat Indonesia, khususnya di Surabaya ini," katanya.

Sementara itu, deklarasi "Semangat Jum’at" ditandai dengan pertandingan persahabatan sepak bola menggunakan sarung antara PCNU Surabaya dan Persebaya "All Star" yang menampilkan mantan-mantan pesepak bola Persebaya.

Turut meramaikan sepak bola sarung, mantan pemain Persebaya antara lain penjaga gawang Endra Prasetya, Bejo Sugiantoro, Mat Halil, Anang Makruf, Reonald Pieter, dan Yusuf Ekodono, Ibnu Grahan.

Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua DPRD Surabaya Masduki Toha dan anggota DPRD Surabaya Camelia Habibah serta sejumlah pejabat Pemkot setempat. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Lomba, Makam, Syariah Sang Pencerah Muslim

Senin, 18 Desember 2017

KH R. Asad Syamsul Arifin Mengawal Negara dari Tapal Kuda

Oleh: Munawir Aziz,

Kiai Raden Asad Syamsul Arifin lahir pada 1897 M/1315 H di Syiib Ali, Makkah dari pasangan Raden Ibrahim dan Siti Maemunah. Ketika Asad kecil lahir, oleh ayahnya, bayi mungil itu langsung dipeluk untuk dibawa menuju Kabah. Jarak sejauh 200 meter antara Syiib Ali dan Kabah tidak menjadi halangan untuk membawa bayi ini mendekat ke pusaran suci umat muslim. Raden Ibrahim kemudian membisikkan adzan dan memberi bayi itu nama Asad.

Ketika berusia 13 tahun, Asad kecil mondok di Banyuanyar di bawah asuhan Kiai Abdul Majid dan KH. Abdul Hamid. Pada usia 16 tahun, Asad dikirim ayahandanya mengaji ke Makkah, tanah suci di mana ia dilahirkan. Ia belajar di Madrasah Shaulatiyyah. Selain itu, ia juga berguru kepada Sayyid Abbas al-Maliki, Syekh Hasan al-Yamani, Syekh Hasan Masyath, Syekh Bakir dan Syekh Syarif asy-Syinqithi. Ketika belajar di Makkah, Asad bersama kawan-kawannya yang berasal dari Nusantara, di antaranya: KH. Zaini Munim, KH. Ahmad Thoha, KH. Baidhawi Banyuanyar Pameksaan, dan beberapa santri lainnya.

KH R. Asad Syamsul Arifin Mengawal Negara dari Tapal Kuda (Sumber Gambar : Nu Online)
KH R. Asad Syamsul Arifin Mengawal Negara dari Tapal Kuda (Sumber Gambar : Nu Online)

KH R. Asad Syamsul Arifin Mengawal Negara dari Tapal Kuda

Pada tahun 1924, setelah bertahun-tahun belajar di Makkah, Asad kembali ke kampung halaman. Ia merasa masih belum memiliki keilmuan yang cukup, meski keahlian ilmu agamanya sudah? tidak diragukan. Sebagaimana tradisi santri Nusantara, Asad kemudian meneruskan langkahnya untuk melakukan perjalanan ilmiah (rihlah ilmiyyah) sebagai santri petualang ilmu, dari pesantren satu ke pesantren lainnya. Kiai Asad mengaji tabarukkan di beberapa pesantren di tanah Jawa dan Madura, antara lain: Pesantren Sidogiri Pasuruan (asuhan KH. Nawawi), pesantren Siwalan Panji Buduran Sidoarjo (asuhan KH. Khazin), Pesantren an-Nuqayah Guluk-Guluk Sumenep Madura, Pesantren Kademangan Bangkalan (KH. Muhammad Cholil) dan Pesantren Tebu Ireng Jombang.

Sang Pencerah Muslim

Pengalaman mengaji di Makkah dan beberapa pesantren di Jawa-Madura membuat karakter pribadi serta keilmuan Kiai Asad menjadi mendalam. Akan tetapi, Pesantren Tebu Ireng lah yang paling membentuk kepribadian Kiai Asad. Ketika menyebut Kiai Hasyim Asari (1875-1947) dan Pesantren Tebu Ireng, Kiai Asad menunjukkan tadzim yang sangat tinggi. Di bawah asuhan Hadratus Syaikh Hasyim Asyari, Kiai Asad menemukan karakter, wawasan, perspektif hingga semangat perjuangan untuk kemerdekaan. Di Tebu Ireng, Kiai Asad berkawan dengan? para santri pejuang, yang kelak menjadi garda depan Nahdlatul Ulama dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di antaranya, yakni KH. Wahab Chasbullah (1888-1971), KH. Bisri Syansuri (1886-1980), KH. Abbas Buntet (1879-1946), KH. Wahid Hasyim, dan beberapa kiai lainnya.

Mediator Pendirian NU

Sang Pencerah Muslim

Dalam proses pendirian Nahdlatul Ulama, peran Kiai Asad Syamsul Arifin sangat besar. Hal ini, karena beliaulah yang menjadi mediator antara Hadratus Syaikh Hasyim Asyari dan Syaichona Chalil Bangkalan. Pada masa menjelang berdirinya NU, Kiai Chalil Bangkalan mengutus Kiai Asad ke Tebu Ireng, untuk menemui Kiai Hasyim Asyari.

Pesan Syaichona Chalil kepada Kiai Hasyim Asyari berwujud perlambang-perlambang yang menggambarkan konteks dan filosofi di balik pentingnya kesatuan ulama. Kiai Asad diutus oleh Syaichona Chalil untuk menyampaikan sebuah tasbih dan ucapan surat Thaha (17-23), yang menceritakan mukjizat Nabi Musa dan tongkatnya—kepada Kiai Hasyim Asyari. Kemudian, peristiwa ini terulang kembali, ketika Syaichona Chalil mengirim Kiai Asad ke Tebu Ireng, untuk menyampaikan pesan berupa wirid "Ya Jabbar Ya Qahhar". Pesan simbolik berupa tasbih, surah Thaha dan wirid-wirid tersebut, mengandung maksud bahwa Syaichona Chalil merestui pendirian Nahdlatul Ulama dan Hadratus Syaikh Hasyim Asyari menjadi pemimpin spritual ulama Nusantara. Peran penting Kiai Asad, menjadikan beliau sering disebut sebagai mediator berdirinya Nahdlatul Ulama.

Kiai Asad juga mengomando Laskar Sabilillah dan Hizbullah. Sosok Kiai Asad sangat disegani oleh ketiga laskar di kawasan Tapal Kuda, yakni anggota Laskar Sabilillah, Hizbullah dan Pelopor. Kharisma Kiai Asad menjadikan para kiai yang tergabung dalam barisan Laskar Sabilillah mendengarkan seluruh nasihat, wejangan dan komando Kiai Asad.? Para santri dan pemuda yang tergabung dalam barisan Laskar Hizbullah juga setia pada strategi dan komando yang diberikan Kiai Asad. Bahkan, para bandit yang bergerak dalam Barisan Laskar Pelopor juga sendika dawuh (tunduk) dengan perintah Kiai Asad. Kombinasi ketiga laskar inilah yang menjadi senjata ampuh untuk melawan penjajah di kawasan Tapal Kuda.

Kiai Asad bersama Kiai Abdus Shomad (sepupunya, pemimpin Seinin dan Keibodan), pada zaman Jepang, pernah mendapat kursus militer di Jember. Teknik dasar militer inilah yang menjadi pondasi strategi Kiai Asad dan beberapa kiai lainnya, dalam menyusun rencana perjuangan militer yang dipadukan dengan kekuatan santri (Hasan, 2003: 82-84).

Berjuang Mengawal Negeri

Sosok Kiai Asad Syamsul Arifin menjadi inspirasi bagi santri masa kini. Beliau memiliki keilmuan, kemampuan dan visi perjuangan yang lengkap. Kiai Asad memiliki kedalaman ilmu agama yang tidak diragukan, mengusai ilmu militer dan bela diri, serta berhasil mengomando para bandit agar membantu perjuangan santri dalam mengawal kemerdekaan Indonesia.

Dalam catatan Syamsul A Hasan (2003), salah satu kecerdikan Kiai Asad adalah kemampuannya dalam mengorganisir bajingan-bajingan, brandal dan jawara yang sebagian besar berasal dari kawasan Tapal Kuda. Para bandit dan jawara dari Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Probolinggo, Jember, Lumajang dan Pasuruan dikumpulkan untuk diajak berjuang melawan penjajah Belanda. Barisan bandit ini, kemudian dihimpun sebagai dengan satu nama: "Pelopor". Barisan Pelopor ini, sering berpakaian serba hitam, mulai dari baju, celana, hingga tutup kepala. Mereka menggunakan senjata celurit, rotan dan keris. Uniknya, para jawara yang berada di barisan Pelopor ini, tunduk dan setia pada komando Kiai Asad Syamsul Arifin.

Kiai Asad memerintahkan para pejuang Pelopor bagian logistik untuk mengirim pejuang yang berada di hutan. Pasukan Pelopor, Sabilillah, Hizbullah, dan pasukan lain berjuang dengan strategi gerilya. Mereka masuk gunung dan keluar gunung, untuk menyerang pasukan Belanda, lalu mengamankan diri. Mereka menggunakan taktik: "serang dan lari"! Strategi ini dilakukan oleh para santri yang tergabung dalam pelbagai laskar, hingga Negara Republik Indonesia diakui kedaulatannya oleh Belanda, pada Desember 1949.

Kiai Asad mengutus beberapa anggota pasukan Pelopor dan Sabilillah untuk mengambil senjata milik pasukan Belanda. Di kawasan Situbondo, tugas ini dikomando oleh Mawie dan Hamid, barisan Sabilillah. Menariknya, mereka merekrut para brandal yang siap berjuang untuk negara Indonesia. Pada malam hari, para brandal dan preman ini, mengambil senjata-senjata milik Belanda di beberapa Pabrik Gula (PG) kawasan Situbondo. Pada masa penjajahan, Pabrik Gula memegang peran vital sebagai lumbung ekonomi Belanda, hingga mendapat akses langsung ke birokrasi pusat. Di PG, para pekerja keamanan diberi fasilitas senjata. Setelah senjata terkumpul, kemudian dibagikan kepada anggota Pelopor, Sabilillah, Hizbullah, dan pejuang-pejuang lainnya.

Jaringan pejuang di kawasan Bondowoso dan Jember juga melakukan hal yang sama, merebut senjata dari pasukan Belanda. Para anggota Pelopor mengirim senjata ke markas pejuang Kiai Asad, dengan melewati hutan belantara. Strategi ini, agar misi ini tidak diketahui oleh pasukan Belanda. Setelah sampai di Sukorejo, senjata-senjata ini dikumpulkan, disimpan di bawah lumbung padi, dipendam di masjid, atau ditanam di kuburan (Hasan, 2003: 131-134).

Salah satu motivasi dan petuah penting Kiai Asad tentang perjuangan adalah bagaimana niat menjadi utama: "Perang itu harus niat menegakkan agama dan arebbuk negere (merebut negara), jangan hanya arebbuk negere! Kalau hanya arebbuk negere, hanya mengejar dunia, akhiratnya hilang! Niatlah menegakkan agama dan membela negara sehingga kalau kalian mati, akan mati syahid dan masuk surga!" (Rahman, 2015: 138).

Pemikiran, strategi dan teladan yang diwariskan oleh Kiai Asad Syamsul Arifin harus menjadi semangat bagi santri masa kini. Apa yang bisa dipetik dari kisah Kiai Asad? Bahwa santri harus tetap menjaga jalur pengetahuan (sanad) dengan para kiai, mendalami ilmu-ilmu agama yang menjadi benteng kokohnya Islam, merawat Nahdlatul Ulama, serta membela negeri ini kelompok yang ingin merusaknya. Semangat KH. Raden Asad Syamsul Arifin dapat menjadi pedoman bagi santri untuk menjaga negeri, mengawal kesatuan bangsa ini[].

Munawir Aziz adalah periset Islam Nusantara, Wakil Sekretaris LTN PBNU]

. Referensi:

Ahmad Sufiatur Rahman. KH. R. Asad Syamsul Arifin, Ksatria Kuda Putih Pejuang Negeri. Solo: Tinta Medina. 2015.

? Syamsul A Hasan. Kharisma Kiai Asad di Mata Umat. Yogyakarta: PP Salafiyyah Syafiyyah dan LKIS. 2003.? ?

M. Hasan Basri dan Chairul Anam. KH.R Asad Syamsul Arifin: Riwayat Hidup dan Perjuangannya. Sahabat Ilmu. 1994.

KH. Abdul Aziz Masyhuri. 99 Kiai Kharismatik Indonesia: Riwayat, Perjuangan dan Doa. Yogyakarta: Kutub. 2008.

?Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, RMI NU, Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Pelajar NU NTB Langsungkan Shalat Gerhana Matahari

Mataram, Sang Pencerah Muslim - Gerhana matahari yang melintasi sebagian besar wilayah Indonesia membuat penduduk geger di tanah air. Beragam aktivitas dilakukan mulai mengamati langsung dan juga shalat layaknya Idul Fitri. Pimpinan Wilayah IPNU-IPPNU NTB sendiri sejak pukul 07.00 wita mulai melakukan istighatsah dan doa yang dipimpin oleh Rozi di Aula PWNU NTB jalan Pendidikan Nomor 6 Kota Mataram, Rabu (9/3) pagi.

Tepat jam 07.35 Wita mereka memulai shalat gerhana matahari dan dilanjutkan dengan khotbah yang dipimpin langsng oleh Ketua PW IPNU NTB Syamsul Hadi.

Pelajar NU NTB Langsungkan Shalat Gerhana Matahari (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU NTB Langsungkan Shalat Gerhana Matahari (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU NTB Langsungkan Shalat Gerhana Matahari

Selepas shalat gerhana mereka melakukan diskusi ringan dan dilanjutkan dengan sarapan bersama nasi bungkus. Pada diskusi ini beragam tanggapan dan pandangan dikeluarkan oleh pelajar NU.

Sebagaian besar menyampaikan bahwa ini hal baru bagi dirinya. Muslim misalnya menilai bahwa itu semua wujud dari kebesaran Allah SWT. "Kalau Allah sudah berkehendak pasti terjadi," kata Muslim.

Sang Pencerah Muslim

Aktivis IPPNU NTB Mutmainnah menambahkan, shalat gerhana matahari baru kali ini ini dipraktikkan. "Walaupun saya di pesantren dulu sering kaji masalah ini tapi praktiknya baru kali ini," jelasnya.

Tapi yang jelas kita sebagai penganut Madzhab Syafi‘i, lanjut Ina, shalat gerhana matahari selayaknya shalat Ied.

Sang Pencerah Muslim

"Walaupun tata caranya agak ada yang berbeda namun itu yang kami pelajari di pondok dulu" kata Ina. (Fauzan Basri/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah Sang Pencerah Muslim

Minggu, 26 November 2017

Gubernur NTB Akui Provinsinya Maju atas Kontribusi Nahdliyin

Lombok Barat, Sang Pencerah Muslim 

Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Muhammad Zainul Majdi mengungkapkan pencapaian pembangunan ekonomi di Nusa Tenggara Barat tidak bisa dilepaskan atas kontribusi warga Nahdlatul Ulama. 

Gubernur NTB Akui Provinsinya Maju atas Kontribusi Nahdliyin (Sumber Gambar : Nu Online)
Gubernur NTB Akui Provinsinya Maju atas Kontribusi Nahdliyin (Sumber Gambar : Nu Online)

Gubernur NTB Akui Provinsinya Maju atas Kontribusi Nahdliyin

Demikian disampaikan TGH pada penutupan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2017 di Pesantren Darul Quran Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (25/11). 

Menurut pria berumur 44 tahun ini, kinerja pembangunan Nusa Tenggara Barat cukup baik. Pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat dari tahun ke tahun sebanyak 6, 02  persen. Sementara dari triwulan kedua ke triwulan ketiga sebanyak 5,50 persen. 

"Alhamdulillah ini tidak lepas dari kontribusi seluruh Nahdliyin di Nusa Tenggara Barat," ujarnya. 

Sang Pencerah Muslim

Menurut pria yang akrab disapa Tuan Guru Bajang ini, majunya NTB adalah musahamah atau partisipasi yang nyata atas kontribusi yang tak henti dari seluruh warga Nahdlatul Ulama dan warga Nusa Tenggara Barat. 

Hadir Wakil Presiden Republik Indonesia H Muhammad Jusuf Kalla, Rais ‘Aam KH Maruf Amin, Wakil Rais ‘Aam KH Miftahul Ahyar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Wakil Ketua Umum PBNU H Mochammad Maksum Machfoedz, Ketua PBNU Bidang Investasi dan Luar Negeri H Marsudi Syuhud, Ketua PBNU Bidang Hukum H Robikin Emhas, dan lain-lain. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Syariah, Nahdlatul Ulama,Attijani Sang Pencerah Muslim

PCNU Bondowoso Gelar Operasi Katarak Gratis untuk Ratusan Warga

Bondowoso, Sang Pencerah Muslim

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, bekerja sama Lembaga Pemberdayaan dan Pengembangan Sosial Masyarakat (LP2SM) Kabupaten Bondowoso? dan YKI (Yayasan Kemanusiaan Indonesia) Denpasar menggelar layanan kesehatan gratis.

Layanan tersebut berupa pemeriksaan mata, operasi katarak, pemberian kacamata secara gratis kepada ratusan warga. Hari pertama pemeriksaan berlangsung Selasa (30/8), di Klinik NU Traktakan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso.

PCNU Bondowoso Gelar Operasi Katarak Gratis untuk Ratusan Warga (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Bondowoso Gelar Operasi Katarak Gratis untuk Ratusan Warga (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Bondowoso Gelar Operasi Katarak Gratis untuk Ratusan Warga

Menurut Wakil Ketua PCNU Bondowoso H Masud Ali, layanan kesehatan tersebut bakal diberikan kepada 690 pasien. Pihaknya mengaku telah menyosialisasikan kegiatan sosial penanggulangan kebutaan ini melalui Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) di kabupaten semtempat.

Sang Pencerah Muslim

Pemeriksaan perdana digelar dalam rangkaian peringatan HUT Proklamasi RI Ke-71 Tahun 2016, Baksos Layanan Gratis untuk Masyarakat Tidak Mampu. Dalam kesempatan ini juga dilaksanakan pemeriksaan protesa mata.

Ketua LP2SM Bondowoso Untung Sutrisno sebagai penyelenggara menjelaskan, pihaknya akan terus mendampingi masyarakat Bondowoso agar lepas dari penderitaan gangguan mata.

Sang Pencerah Muslim

“Lebih-lebih mereka yang tidak mampu untuk mengakses layanan pemerintah dari berapa hal,” ujarnya.

Acara tersebut dihadiri Bupati Bondowoso H Amin Said Husni, Kodim 0822 Bondowoso, Polres Bondowoso, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bondowoso, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bondowoso, Forkompinka Kecamatan Wonosari, para donatur dan penyandang dana serta para relawan LP2SM.

Kegiatan tersebut digelar dalam semangat kerukunan atas kolaborasi panitia dari unsur agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, dan tim medis dari Hindu. (Ade Nurwahyudi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah Sang Pencerah Muslim

Jumat, 24 November 2017

PCNU Cirebon: PMII Basis Gerakan NU di Kampus

Cirebon, Sang Pencerah Muslim. Dalam rangka memperkuat arah pergerakan dan tradisi ke-NU-an, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cirebon bersilaturahmi ke kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon.

PCNU Cirebon: PMII Basis Gerakan NU di Kampus (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Cirebon: PMII Basis Gerakan NU di Kampus (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Cirebon: PMII Basis Gerakan NU di Kampus

Dalam pertemuan pada Jum’at (2/1) siang tersebut, PMII berharap dukungan dan bimbingannya dari NU untuk menjalankan program keorganisasian di ranah mahasiswa.

“Dengan silaturahmi ini kami berharap ke depan antara PMII dan PCNU bisa saling bekerja sama melaksanakan program kerja yang manfaatnya untuk para mahasiswa di Cirebon,” kata Ketua PMII Cirebon, M. Yazidul Ulum.

Sang Pencerah Muslim

Yazid menambahkan, shilaturahmi ini juga bertujuan untuk pengenalan pengurus PMII Cirebon yang rencananya akan dilantik pada 10 Januari 2014 mendatang. “Ke depan tidak ada lagi pengurus cabang dan kader juga anggota PMII Cirebon yang tidak mengenal orang tuanya (NU-red),” terangnya.

Silaturahmi PC PMII Cirebon ini diterima dengan baik oleh Rais Syuriah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Usamah Manshur dan Ketua Tanfidziah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Ali Murtadlo.

Sang Pencerah Muslim

“Kami bangga dengan awal kepengurusan kali ini. Dan alhamdulillah kita bisa sharing bersama. Bagaimanapun PMII adalah basis gerakan NU di kampus. Sehingga antara NU dan PMII bisa saling bersinergi,” jelas Kiai Ali yang merupakan alumni PMII STIQ Jakarta.

Kiai Ali juga menambahkan bahwa saat ini PMII perlu memperkuat diri dari segi al-fikratul an-nahdliyah (pemikiran ke-NU-an) dan juga al-harakatul an-nahdliyah (gerakan ke-NU-an).

Hal senada disampaikan KH Usamah Manshur bahwa PMII merupakan anak kandung NU maka sudah selayaknya antara PMII dan NU saling bergandengan tangan menjaga, mempertahankan dan mengembangkan Ahlussunnah Wal-Jama’ah dan tradisi-tradisi NU dikalangan mahasiswa.

“Ada anekdot yang mengatakan bahwa PMII adalah anak hilang yang belum pulang kembali,” kata pengasuh Pondok Pesantren Annashuha ini.

Alhamdulillah, kata dia, dengan shilaturahmi ini anak yang dulu hilang kini sudah kembali. Terlepas PMII menjadi banom kembali atau tetap interdependen yang terpenting adalah tetap mengembangkan Aswaja annahdliyyah di kampus masing-masing juga di masyarakat.”

Dari data yang dihimpun, saat ini tercatat ada 1.500 anggota dan 200 kader PMII Cirebon terdapat berbagai kampus di Cirebon seperti IAIN Syekh Nurjati, Unswagati Cirebon, STAI Ma’had Ali Cirebon, STAI Bunga Bangsa Cirebon, STAI Cirebon, UNU Cirebon, dan STID Al Biruni Cirebon.? (Ayub Al Ansori/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sejarah, Cerita, Syariah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 04 November 2017

Tujuh Ormas Keagamaan Sampaikan Seruan Moral Terkait Pilkada DKI Putaran Kedua

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan enam ormas keagamaan lainnya menyampaikan seruan moral terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran ke-2 pada Rabu, 19 April 2017.

Menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Seruan moral ini dalam upaya menyikapi situasi akhir-akhir ini di beberapa daerah dan khususnya Jakarta yang cukup memanas, dan menurutnya, seruan moral ini tidak ada kepentingan politik.

Tujuh Ormas Keagamaan Sampaikan Seruan Moral Terkait Pilkada DKI Putaran Kedua (Sumber Gambar : Nu Online)
Tujuh Ormas Keagamaan Sampaikan Seruan Moral Terkait Pilkada DKI Putaran Kedua (Sumber Gambar : Nu Online)

Tujuh Ormas Keagamaan Sampaikan Seruan Moral Terkait Pilkada DKI Putaran Kedua

“Sebagai ormas non-politik, ormas bukan partai politik, kami punya tanggung jawab besar menjaga keutuhan, kekuatan, persatuan, dan kesatuan republik Indonesia yang kita cintai ini,” kata Kiai Said di Gedung PBNU Jakarta, Senin (17/4) sebelum seruan moral dibacakan.

Adapun seruan moral Ormas Keagamaan terkait Pilkada DKI Jakarta putaran kedua adalah sebagai berikut:

Sang Pencerah Muslim

1. Tetap bersikap tenang, tidak takut, dan berpikir jernih dalam menyikapi keadaan. Kita wajib mendukung segala upaya pemerintah untuk mensukseskan Pilkada DKI Jakarta putaran ke-2 serta menjaga keamanan dan kedamaian demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Mengingat pentingnya Pilkada DKI Jakarta putaran ke-2 untuk masa depan bangsa, maka kami mengajak kepada seluruh umat beragama yang mempunyai hak pilih, memberikan prioritas waktu untuk datang ke TPS-TPS dan menggunakan hak pilihnya. Setiap warga negara yang baik, wajib berpartisipasi dalam Pilkada ini sebagai suatu wujud pengorbanan yang nyata bagi masa depan bangsa.

3. Dalam menentukan pilihan sesuai dengan suara hati setiap umat beragama harus mengedepankan nilai-nilai Kebangsaan dan Kebhinekaan yang diharapkan member makna positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Sang Pencerah Muslim

4. Mari kita terus berdoa agar Tuhan selalu menjaga bangsa dan negara kita; agar para pemimpinnya senantiasa diberi hidayah dan terang kebijaksanaan sehingga melalui proses ini kita bersama-sama dapat menuju Indonesia yang semakin adil, makmur dan beradab.

5. Mari kita semua menjaga dan menjamin masa tenang yang sedang berlangsung seraya menghindari berbagai bentuk intimidasi serta politisasi agama.

Jakarta, 17 April 2017

Kami para pemimpin organisasi-organisasi keagamaan.

1. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama , Prof Dr. KH . Said Aqil Siraj, MA.

2. Ketua KWI/Uskup Agung Jakarta, MGR. I. Suharyo

3. Ketua Umum PGI, Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang

4. Ketua Umum NSI, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja

5. Ketua Umum PHDI Wisnu Bawa Tenaya?

6. Ketua Umum MATAKIN, Uung Sendana

7. Sekjen LPOI, Lutfi Attamimi

(Husni Sahal/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, Hadits Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 14 Oktober 2017

Dilantik, IPNU-IPPNU Jakarta Barat Langsung Kerja

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Administrasi Jakarta Barat menyelenggarakan Pelantikan Pengurus Masa Khidmat 2017-2019, dan Seleksi Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN) ? bertempat di Ruang Serbaguna Ali Sadikin Kantor Walikota Jakarta Barat, Ahad (16/4).

Dilantik, IPNU-IPPNU Jakarta Barat Langsung Kerja (Sumber Gambar : Nu Online)
Dilantik, IPNU-IPPNU Jakarta Barat Langsung Kerja (Sumber Gambar : Nu Online)

Dilantik, IPNU-IPPNU Jakarta Barat Langsung Kerja

Acara yang diawali dengan Pelantikan PC IPNU Kota Adm. Jakarta Barat oleh Ketua PW IPNU DKI Jakarta Muhamad Muhadzab. Selanjutnya pelantikan PC IPPNU Jakarta Barat oleh Ketua Umum IPPNU Puti Hasni.

"Pelantikan dan Seleksi BPUN ini bertemakan Mengawal ? Peran Pelajar yang damai dan Toleran di Jakarta Barat, yang berarti pelajar NU akan selalu ada untuk mengimplementasikan Islam Rahmatan lil Alamin, yakni Pelajar yang damai serta toleran terhadap umat beragama terkhusus di Jakarta Barat," kata Ahmad Syarkowi Ketua Pelaksana.

Seleksi BPUN, diikuti oleh 170 Pelajar se-Jakarta Barat. BPUN ini adalah program kerja dari Lembaga Learning Center (LLC) IPNU Jakarta Barat bekerja sama dengan Mata Air, membantu para Pelajar kelas 3 SMA/sederajat untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Ketua PC IPNU Jakarta Barat Imam Rifai, IPNU-IPPNU sebagai Badan Otonom (banom) Nahdlatul Ulama, berperan penuh NU diranah pelajar untuk selalu menjalankan roda organisasi sehingga mampu merealisasikan peran pelajar dalam berkontribusi di lembaga pendidikan.?

“Kita bisa menjadi jembatan untuk para pelajar yang telah lulus di bangku SMA dan sederajat untuk masuk kelembaga pendidikan selanjutnya yakni Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia di bungkus dengan rapi dalam Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN).

Acara ini dihadiri oleh PCNU Jakarta Barat, Kepala Bagian Kesra Jakarta Barat, Sudin Pendidikan, PW IPNU DKI Jakarta, GP Ansor Jakarta Barat, PMII Cabang JakBar, HMI Cabang Jakbar, PC IPNU se-DKI Jakarta, PAC IPNU se-Jakarta Barat, dan Pelajar-pelajar se-Jakarta barat. (Hasbi Asydqye/Mukafi Niam)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, Nasional, Sholawat Sang Pencerah Muslim

Kamis, 12 Oktober 2017

Kang Said: Lulusan Pesantren Harus Warnai Kehidupan Masyarakat

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, menekankan pentingnya setiap lulusan pesantren bisa membawa manfaat bagi masyarakat.

Menambah warna dalam khazanah kehidupan bermasyarakat minimal harus bisa dilakukan. ? "Dengan ilmu dan pengalaman hidup dari pesantren, minimal setiap santri harus bisa mewarnai kehidupan masyarakat di mana dia tinggal," kata Kiai Said di Jakarta, Selasa (22/1). Pesan yang sama disampaikan Kiai Said dalam sambutannya di acara Haul Kiai Aqil Siroj ke 23 di Pondok Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (19/1) malam.?

Kang Said: Lulusan Pesantren Harus Warnai Kehidupan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Lulusan Pesantren Harus Warnai Kehidupan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Lulusan Pesantren Harus Warnai Kehidupan Masyarakat

Haul Kiai Siroj dilaksanakan dengan dibarengi khataman Alfiyah (kitab gramatika Arab) untuk 30 santri.?

Bisa memberikan warna dalam kehidupan bermasyarakat, lanjut Kiai Said, tak lain adalah penerapan visi dan misi seorang santri atas pendidikan yang sudah dijalaninya di pesantren. Pendidikan di pesantren diuraikannya tidak sebatas menimba ilmu keagamaan, melainkan juga akhlak, etika, dan moral, kemandirian, serta persaudaraan.?

Sang Pencerah Muslim

"Setiap lulusan pesantren adalah calon Kiai, calon Nyai, jadi memang harus bermanfaat untuk masyarakat," tambah Kang Said, demikian Kiai Said disapa dalam kesehariannya.?

Khusus di Pesantren Kempek, masih kata Kang Said, pendidikan dilakukan dengan memadukan metode klasik ala pesantren dan modern. Pendidikan keagamaan dilaksanakan pagi, sedangkan siang dan sore pendidikan umum setingkat Tsanawiyah, dan Aliyah.?

Sang Pencerah Muslim

"Kitab yang berat-berat pagi, siang dan sorenya di Tsanawiyah dan Aliyah," tuntasnya.?

Selain wali santri dan alumni, acara Haul Kiai Aqil Siroj serta khataman Alfiyah juga dihadiri oleh Menteri Perumahan Rakyat Djan Farid, di mana kehadirannya juga untuk memantau pembangunan tahap akhir rumah susun sistem sewa (Rusunawa) di area pesantren.?

Redaktur ? : Mukafi Niam

Kontributor: Samsul Hadi

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Syariah, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Senin, 04 September 2017

Mahfudh MD: Gus Dur Tidak Perlu Uang

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfudh MD begitu terkejut ketika Gus Dur dituding terlibat skandal Buloggate yang katanya merugikan uang negara Rp 3 milyar itu sampai beliau dijatuhkannya sebagai presiden. Dia tidak percaya itu. Mengapa? Kalau Gus Dur mau uang, seorang presiden butuh ratusan milyar pun ada dan itu sah untuk kebutuhan darurat. Mengapa hanya Rp 3 milyar?

“Tapi, Gus Dur bilang dirinya tidak perlu uang, tapi perlu serius dalam mengurusi Negara ini. Dan, itulah tugas dan kewajiban saya sebagai presiden. Jadi, saya tidak butuh uang,”tandas Mahfudh MD menirukan ucapan Gus Dur sewaktu menjadi menterinya di era pemerintahan Gus Dur, dalam haul Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (30/12) malam.

Mahfudh MD: Gus Dur Tidak Perlu Uang (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahfudh MD: Gus Dur Tidak Perlu Uang (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahfudh MD: Gus Dur Tidak Perlu Uang

Oleh sebab itu lanjut mantan menteri pertahanan ini meyakinkan bahwa haul ini adalah untuk mengenang jasa-jasa dan perjuangan orang besar. Misalnya mengapa dan bagaimana caranya seseorang menjadi besar seperti Gus Dur? Itulah yang mesti menjadi pelajaran dan kita semua harus melanjutkan perjuangannya.

Sang Pencerah Muslim

Mahfudh menyontohkan seorang Fir’aun yang mengaku Tuhan dan akhirnya mati di laut merah tapi tubuhnya masih itu sebagaimana janji Allah swt dalam Alquran. “Itu menjadi bukti dan pelajaran bagi kita semua bahwa manusia ini akan bernasib seperti Fir’aun. Untuk itu, haul ini penting dalam mempelajari jasa-jasa dan perjuangan orang besar,”tutur Mahfudh lagi.

Dalam hal kafir mengkafirkan pun kata Mahfudh, bagi Gus Dur setiap orang yang melawan kebenaran termasuk orang Islam sendiri adalah kafir. Sehingga yang disebut kafir, itu bukan saja orang yang tidak beragama Islam, tapi justru orang non muslim kalau berlaku benar akan dibela habis-habisan oleh Gus Dur.

Sang Pencerah Muslim

“Jadi, orang Islam yang melakukan kesalahan itu kafir. Karena itu Gus Dur tegas dan menghadapi sendiri orang-orang yang dianggap sebagai preman di sekitar istana dan pemerintahan sewaktu menjadi presiden. Namun beliau sangat santun terhadap siapapun termasuk rakyat kecil yang memang baik,”katanya.

Gus Dur sangat keras sikapnya terhadap orang-orang yang melakukan kesalahan. Itu sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad saw, yang berlaku keras terhadap orang-orang yang dinilai kafir, yaitu asyidda’u ‘alalkuffari ruhamaa’u bainahum. “Sekali lagi haul ini mengingatkan kita untuk mengenang dan melanjutkan perjuangan orang-orang besar seperti Gus Dur,”ujar Mahfudh. (amf)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, Kajian, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Jumat, 01 September 2017

Islam dan Sistem Perekonomiannya

Oleh KH MA Sahal Mahfudh

Keadaan ekonomi kita pada tahun 1990-an perlu perhatian khusus kaitannya dengan upaya mencapai era tinggal landas yang selama ini dicita-citakan. Berbagai situasi perekonomian dunia begitu mewarnai -dalam beberapa hal- bahkan menentukan arah perekonomian kita.

Sebagai negara berkembang, peran luar negeri memang dibutuhkan. Bantuan berupa pinjaman utang diupayakan sebagai penopang situasi moneter yang belum sepenuhuya stabil. Selama 25 tahun kita berada dalam kondisi seperti ini. Hal ini bukanlah merupakan gambaran ketidakmapanan tatanan ekonomi, akan tetapi bantuan pinjaman itu sendiri adalah rentetan proses menuju terwujudnya neraca berimbang yang tidak fluktuatif dan mudah tergoyang oleh gelombang pasang surut perekonomian dunia dalam skala global.

Islam dan Sistem Perekonomiannya (Sumber Gambar : Nu Online)
Islam dan Sistem Perekonomiannya (Sumber Gambar : Nu Online)

Islam dan Sistem Perekonomiannya

Teori ekonomi umum menyebutkan, hadirnya bantuan luar negeri akan merangsang timbulnya ketergantungan struktural dari pihak penerima utang kepada negara donor. Hal ini bukan tidak mungkin terjadi, apabila pihak penerima utang menjadikan bantuan tidak hanya sebagai penopang, tetapi juga sebagai tiang utama ekonomi. Ditambah lagi, bahwa pihak pengutang tersebut dituntut membenahi sistem perekonomiannya sendiri, seperti peningkatan partisipasi modal swasta dalam banyak lahan.

Kita tahu dalam tahun anggaran 1992-1993, pemerintah bertekad menghapus ketergantungan bantuan luar negeri yang berlebihan. Dalam beberapa sektor industri dan sektor lainnya kita berharap situasi perekonomian kita dapat lebih mantap dan stabil. Dalam Pelita V pemerintah bermaksud menggalakkan industrialisasi sumber-sumber ekonomi umat dan bangsa ini bersamaan dengan makin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak dapat ditawar lagi.

***

Berpangkal dari keberadaan manusia sebagai subyek dan obyek ekonomi -produsen dan juga konsumen- maka kecuali upaya pembenahan sistem ekonomi seperti peningkatan partisipasi permodalan swasta, hal yang tak kalah pentingnya adalah menggarap keterampilan dan daya kemampuan pelaku ekonomi itu sendiri, yang berkaitan dengan usaha atau ikhtiar manusia.

Sang Pencerah Muslim

Manusia sebagai subyek ekonomi, yang dalam kelompok besar disebut umat, oleh Islam dibebani (mukallaf) untuk berikhtiar sesuai dengan kadar potensinya. Taklif (pembebanan) ini berimplikasi pada banyak hal. Dalam disiplin fiqih -meskipun ekonomi sendiri bukan merupakan komponen fiqih- ikhtiar dalam arti yang luas disinggung karena erat kaitannya dengan usaha ekonomi. Kita mengenal pasal-pasal muamalat sebagai modifikasi hukum yang mengatur bentuk-bentuk transaksi perekonormian secara lengkap dan terinci.

Menyinggung perihal ikhtiar dalam perekonomian, kita ingat akan sebuah hadis yang kurang lebih artinya, "Bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi adalah wajib (fardlu) setelah kewajiban yang lain". Interpretasi hadits ini akan melahirkan kelompok-kelompok manusia produktiif atau manusia bersumberdaya tinggi yang sekaligus merupakan inti perekonomian. Berangkat dari kenyataan bahwa Allah tidak; memberi rizki dalam bentuk jadi dan siap digunakan, melainkan hanya dipersiapkan sebagai sarana dan sumber daya alam, maka sudah barang tentu untuk mengolahnya, mengikhtiari dalam bentuk industri dan Lain-lain, sangat dibutuhkan kehadiran manusia produktif.

Manusia produktif secara definitif adalah suatu kelompok entrepreneur yang berciri antara lain, peka terhadap kebutuhan lingkungan sekelilingnya, menguasai informasi dan memiliki dinamika serta kreativitas yang tinggi, sehingga mampu menciptakan -bukan hanya mencari- lapangan kerja dan menumbuhkan wawasan ekonomi yang luas. Manusia yang berpotensi seperti inilah yang dikehendaki Islam lewat hadits Nabi yang kurang lebih berarti, "Orang mukmin yang kuat (punya potensi) lebih baik ketimbang mukmin yang lemah".

Sang Pencerah Muslim

Dari hadits ini saja, kita bisa menemukan pandangan Islam yang proporsional terhadap ekonomi. Sikap ikhtiar dapat menghindarkan manusia dari sikap fatalistik (berserah pada nasib) yang secara tegas telah dilarang oleh Allah dalam surat Yusuf ayat 87, "Janganlah kamu sekalian berputus asa atas rahmat Allah. Tiada orang yang berputus asa kecuali orang-orang kafir".

Beberapa hadits Nabi secara tegas memerintahkan ikhtiar dan menempatkannya sebelum tawakal. Tawakal sebagai suatu nilai iman yang sangat luhur tidak bisa diartikan berlawanan dengan ikhtiar, bahkan harus saling berkaitan antara keduanya. Hal ini diisyaratkan oleh Nabi ketika seorang Badui berkata kepadanya, "Aku lepas ontaku (tanpa kendali) dan aku hanya bertawakal.” Serta merta Rasul bersabda, "Ikatlah dulu ontamu dan kemudian bertawakallah".

***

Memang membicarakan masalah ekonomi dari sudut pandang Islam, rasanya perlu pembahasan kompleksitas masalah lebih terinci dan saling melengkapi. Nabi sebagai uswatun hasanah dalam sejarah sewaktu hijrah ke Madinah telah memerintahkan dibangunnya pasar setelah sempurnanya pembangunan masjid di kota tersebut. Ini tentu saja bukan sekadar bangunan fisik sebagai pusat sirkulasinya berbagai komoditas, namun merupakan simbol yang menggambarkan betapa pentingnya “pemasaran dalam dunia perekonomian.

Lebih jauh lagi perintah Nabi tersebut oleh para ekonom Islam dijadikan sebagai ilham dalam menetapkan pokok-pokok perekonomian secara umum yang ternyata sampai abad ini masih dipakai dan dikenal. Dalam hal ini, Imam Abu Muhammad al-Hubaisyi menggariskan ushul al-makasib (pokok sumber ekonomi) dalam tiga hal, yaitu pertanian, perindustrian (termasuk juga kerajinan) dan perdagangan.

Tiga komponen itu saling berkaitan secara komplementer dalam sirkulasi ekonomi. Bahkan perdagangan (tijarah) mendominasi sirkulasi tersebut karena konsumsi hidup manusia tentu tidak dapat hanya dipenuhi dengan hasil pertanian dan industri semata, namun juga memerlukan pemasaran.

Kembali kepada masalah peningkatan peran modal dalam perekonomian, Islam sama sekali tidak mengenal sistem kapitalis yang berinti pada bebasnya kepemilikan setiap individu tanpa batas-batas tertentu, sehingga setiap pemilik modal dapat berbuat sewenang-wenang, tanpa memperhatikan posisi ekonomi kaum dlu’afa dan fakir miskin yang pada gilirannya akan menumbuhkan watak indivialistik dan monopoli. Jadi yang penting soal distribusinya. Berlakunya kapitalisme yang mengabaikan distribusi hanya akan membenarkan statemen, yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin.

Islam membenarkan pemilikan perseorangan. Berbagai firman Allah dan hadist Nabi tentang hal ini begitu banyak kita temukan. Akan tetapi secara tegas dan jeas, esensi kapitalisme yakni monopoli dan eksploitasi, sangat dihindari oleh Islam. Dalam hal ini Islam memiliki aturan-aturan pembatas seperti zakat, warisan, wasiat dan larangan menimbun kekayaan, demi pemerataan dan kelancaran peredaran ekonomi umat. Pada hakikatnya Allah justru menyukai orang yang kaya akan tetapi dengan syarat, ia harus bersikap taqiy (takwa). Artinya dengan kekayaan, seserang dituntut memiliki solidaritas sosial yang tinggi.

Demikian juga halnya dengan sistem perekonomian sosialis yang bertumpu pada sentralisasi kepemilikan negara, tanpa memberi kesempatan sama sekali kepada pemilikan perorangan atau swasta untuk bekerja mengembangkan ekonomi. Yang terjadi dalam sistem itu justru bentuk-bentuk pengekangan kreativitas, penyumbatan potensi dan bahkan kemunduran-kemunduran yang jelas bertentangan dengan konsep-konsep Islam.

Dari keseluruhan daftar normatif syariat-syariat Islam, nampak perlunya pembenahan dan peningkatan terhadap usaha-usaha yang selama ini dilakukan oleh pemerintah dalam menggalakkan pembangunan sektor ekonomi. Berbagai distorsi sebagai akibat lajunya pertumbuhan ekonomi, seperti monopoli dan sejenisnya, begitu dini terantisipasi oleh Islam.

Dengan demikian, perilaku ikhtiar haruslah seimbang dengan tawakal dalam pesatnya perekonomian sekarang ini. Sikap ikhtiar jangan sampai beralih menjadi sikap serakah yang selalu berorientasi pada perhitungan untung rugi secara kebendaan. Dan sikap tawakal jangan sampai membuat orang fatalis. Keduanya harus seimbang. Bila hal itu merosot, norma-norma religius akan semakin tersisih dan budaya sekuler akan lebih berkembang secara leluasa. Umat pun kian lupa, kehidupan akhirat lebih baik ketimbang kehidupan dunia.

?

?

*) Diambil dari KH MA Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Sosial, 2004 (Yogyakarta: LKiS). Tulisan ini pernah dimuat Suara Merdeka, Jumat 14 Februari 1992.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 12 Agustus 2017

Internal Polres Jember Galang Dana Peduli Rohingya

Jember, Sang Pencerah Muslim - Dalam rangka meringankan beban derita dan kepiluan etnis Rohingya, Myanmar, Polres  Jember  mengumpulkan dana dari jajaran internal Polres, Selasa (12/9). Acara yang bertitel Aksi Kemanusiaan Peduli Rohingya ini digelar di Mapolres Jember dengan mengundang Pengurus Baznas Jember.

Dana yang  terkumpul dadakan dari  kantong para polisi, termasuk Kapolres Jember Kusworo Wibowo mencapai Rp. 13.294.000. Dana itu langsung diserahkan kepada Ketua Baznas Jember HM Misbahus Salam.

Internal Polres Jember Galang Dana Peduli Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)
Internal Polres Jember Galang Dana Peduli Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)

Internal Polres Jember Galang Dana Peduli Rohingya

Kusworo menegaskan, pihaknya menaruh perhatian besar terhadap nasib dan penderitaan etnis Rophingya. Karena itu, ia mengaku terketuk hatinya untuk sebisa mungkin membantu meringankan beban berat etnis Rohignya.

"Saya ingin menginisiasi gerakan peduli kemanusiaan untuk etnis Rohingya, dan itu harus dimulai dari pribadi-pribadi di institusi yang saya pimpin," tukasnya.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, HM Misbahus Salam  menyampaikan terima kasih dan penghargaan untuk jajaran Polres Jember yang telah mengumpulkan sumbangan untuk entis Rohingya. Sumbangan tersebut, katanya, wajib disampaikan kepada yang berhak, yaitu etnis Rohingya.

"Namun kami masih belum tahu teknisnya, apakah sumbangan  itu lewat Kemensos ataukah Kemenlu, kami masih akan koordinasi dulu," jelasnya kepada Sang Pencerah Muslim.

Sang Pencerah Muslim

Ia berharap agar gerakan peduli kemanusiaan yang digelar Polres Jember benar-benar bisa menginspirasi instansi lain, khususnya Polres yang berbagai daerah untuk melakukan hal yang sama sebagai bentuk dukungan terhadap kelompok minoritas yang tengah dianiaya itu.

"Coba misalnya, setiap Polsek, bahkan Polres lain juga melakukan  gerakan serupa, berapa dana yang bisa disumbangkan untuk Rohingya," urainya. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Sholawat, Syariah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 25 Juli 2017

Forum Rembuk untuk Evaluasi Jamuro Agar Lebih Baik

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Jamiyyah Muji Rosul (Jamuro) Ar Robbaniyyin Unisnu Jepara mengadakan Forum Rembug Jamuro (Forjam) untuk anggotanya untuk memberikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) pengurus Jamuro dalam satu periodenya, sekaligus untuk rapat evaluasi bersama anggota untuk masa depan Jamuro menjadi tambah baik lagi.?

Forum Rembuk untuk Evaluasi Jamuro Agar Lebih Baik (Sumber Gambar : Nu Online)
Forum Rembuk untuk Evaluasi Jamuro Agar Lebih Baik (Sumber Gambar : Nu Online)

Forum Rembuk untuk Evaluasi Jamuro Agar Lebih Baik

Forjam diadakan di basecamp Jamuro, Masjid Kampus Unisnu Jepara pada Senin 13 Juli 2015.?

"Jamuro harus bisa menjadi inspirasi bagi anggotanya untuk lebih semangat dalam berjamiyyah dan bershalawat sehingga barokahi kepada mahasiswa serta masyarakat luas, sehingga Jamuro tidak hanya bisa memainkan hadrah/rebana saja tapi giat dalam segala kegiatan serta menginspirasi orang lain untuk berdakwah mensyiarkan,” tutur KH Noor Rohman Fauzan.

Jamuro merupakan jamiyyah sekaligus organisasi yang berada dibawah naungan Masjid Kampus Unisnu Jepara. Organisasi ini berusaha untuk terus berkembang menjadi tambah baik lagi dengan visi utama memasyarakatkan shalawat dan menshalawatkan masyarakat yang mengedepankan akhlakul karimah dan bercendekia untuk selangkah lebih maju dan bertambah baik, kata Muhammad MS, ketua Jamuro periode 2011 - 2014.

Sang Pencerah Muslim

Forjam yang diikuti oleh seluruh anggota Jamuro sekaligus untuk memilih ketua periode mendatang, setelah melalui mekanisme voting dalam sidang pemilihan ketua Jamuro, maka forum sepakat menjadikan Udvi untuk melanjutkan kepemimpinannya di Jamuro pada periode berikutnya yaitu 2015 - 2016.?

Sang Pencerah Muslim

"Dengan bersama-sama dan komitmen yang kuat, insya Allah usaha kita untuk mensyiarkan shalawat melalui Jamuro pasti selalu diberikan keberkahan. Karena dengan bershalawat, kita selalu memuji kepada makhluk paling utama yaitu Nabi Muhammad Saw dan itu merupakan dinilai ibadah," kata Udvi ketua terpilih secara aklamasi untuk periode 2015-2016

Acara ditutup dengan pembagian reward dari Jamuro untuk anggotanya berupa bingkisan dan kostum baru.?

"Ini memberikan semangat kami untuk terus berjuang dan bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw, serta bertambah gembira untuk meraih kemenangan di hari raya Idul Fitri 1436 H setelah puasa Ramadhan selama 1 bulan penuh," tambah Nur Faid, wakil ketua Jamuro terpilih 2015 - 2016. (Miqdad Syaroni/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, Kiai Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 15 Juli 2017

Pernah Ikut PETA, Banser Abdul Jalil Tertua di Rembang

Rembang, Sang Pencerah Muslim



Abdul Jalil, kakek usia 92 tahun ini masih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Banser Satkoryon Kabupaten Rembang. Warga Desa Sendang Mulyo, Kecamatan Sarang ini aktif berjuang sejak kecil.

Kepada Sang Pencerah Muslim, Rabu (30/8) mengatakan, perjuangannya sudah dimulai sejak zaman penjajahan. Mulai dari ikut PETA saat zaman Jepang, kemudian ikut di Vitra, hingga akhirnya bergabung bersama Banser.

Pernah Ikut PETA, Banser Abdul Jalil Tertua di Rembang (Sumber Gambar : Nu Online)
Pernah Ikut PETA, Banser Abdul Jalil Tertua di Rembang (Sumber Gambar : Nu Online)

Pernah Ikut PETA, Banser Abdul Jalil Tertua di Rembang

Kakek kelahiran tahun 1924 M ini masih giat dan aktif dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan NU. Dalam kegiatan Istighosah dan Aksi Damai Tolak FDS yang diselenggaran di Kabupaten Rembang, ia juga hadir dalam pengamanan.

"Saya dulu pernah ditugaskan oleh Banser untuk pengamanan di Surabaya, waktu itu ada pak Presiden Jokowi. Kemudian di Jakarta, Solo dan Jogja," ungkap kakek tiga cucu tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Di kesempatan yang sama, Zaenal Arifin selaku Komandan Satkoryon Rembang mengatakan, kakek Abdul Jalil ini merupakan anggota Banser tertua di Kabupaten Rembang.

"Beliau aktif dalam setiap kegiatan bersama Banser. Baik di tingkat kabupaten maupun wilayah. Beliau giat dan badannya masih bugar. Saat perjalanan jauh, beliau masih bisa mengendarai motor," ujar Zaenal Arifin. (Aan Ainun Najib/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, Syariah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 08 Juli 2017

GP Ansor dan IPNU Banjar Siap Kawal Implementasi Perppu Keormasan

Banjar, Sang Pencerah Muslim - Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan mendapatkan dukungan organisasi di sejumlah daerah termasuk GP Ansor dan IPNU Kota Banjar.

Ketua GP Ansor Kota Banjar Supriyanto saat menggelar konferensi pers Kamis (20/7) mengatakan, penerbitan Perppu merupakan hak yang melekat pada presiden sebagaimana tercantum dalam pasal 22 ayat 1 UUD 1945. Selain itu, kebijakan ini juga sebagai langkah tegas pemerintah dalam menuntaskan berbagai permasalahan yang kaitannya dengan kebangsaan maupun keamanan nasional.

GP Ansor dan IPNU Banjar Siap Kawal Implementasi Perppu Keormasan (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor dan IPNU Banjar Siap Kawal Implementasi Perppu Keormasan (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor dan IPNU Banjar Siap Kawal Implementasi Perppu Keormasan

"Apalagi ancaman paham radikal yang begitu massif terus melakukan gerakan sudah jelas di depan mata kita. Kami menilai langkah pemerintah sudah tepat demi menjaga keutuhan NKRI dari berbagai ancaman, khususnya ormas anti-Pancasila," terangnya.

Seiring penerbitan Perppu yang ditindaklanjuti dengan pencabutan status hukum HTI alias pembubaran organisasi politik yang lahir di Palestina tahun 1953 itu, sambung Supri, GP Ansor mendorong pemerintah daerah sebagaimana perpanjangan tangan dari pemerintah pusat untuk mengimplementasikan Perppu tersebut. Bahkan, kata dia, aparat Kepolisian, TNI maupun instansi yang ada bisa bersama-sama GP Ansor mengawal kebijakan itu.

Sang Pencerah Muslim

"Sudah tentu titik paling krusial adalah soal paham radikal yang kini sedang dibidik untuk dibersihkan. Makanya, kita sebagai benteng ulama dan pengawal NKRI harus bersama-sama pemerintah, Kepolisian, TNI maupun elemen lain mengedukasi masyarakat supaya tidak terjebak organisasi yang merongrong keutuhan empat pilar kebangsaan," tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Ketua IPNU Kota Banjar Aji Muhammad Iqbal mengatakan hal senada. Menurutnya, dengan langkah tegas pemerintah itu, IPNU bertekad memperkuat basis pelajar di Kota Banjar supaya bersih dari ajaran-ajaran radikal.

"Mengedukasi ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah kepada para pelajar adalah hal paling utama yang kita lakukan untuk membendung para pelajar dari paham radikal. Sebab, di kalangan pelajar adalah masa yang paling tepat untuk diarahkan ke hal-hal yang positif," ungkapnya.

Untuk para simpatisan maupun kader HTI yang kini organisasinya ditertibkan pemerintah, sambung Aji, IPNU bersama GP Ansor mengajak mereka untuk kembali ke jalan yang benar. Artinya, mereka dianjurkan untuk terbuka menerima Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, bukan khilafah. (Muhafid/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sholawat, Syariah, Ulama Sang Pencerah Muslim

Kamis, 25 Mei 2017

Tingkatkan Produktivitas, Ibu Rumah Tangga Dirikan Teras Pintar Sahabat

Jember, Sang Pencerah Muslim. Tidak ada kata terlambat dalam menimba ilmu. Para ibu di kawasan perumahan ini malah menjadikan teras rumah untuk belajar banyak hal. Kegiatan sampingan di antara rutinitas sebagai ibu rumah tangga. Komunitas ini menjadi wadah untuk meningkatkan produktivitas para ibu rumah tangga.

"Komunitas ini kami namakan dengan Teras Pintar Sahabat atau TPS. Dinamakan dengan teras pintar karena memanfaatkan bagian teras rumah untuk berkumpul dan belajar,” kata Siti Waqiah kepada Sang Pencerah Muslim, Jumat, (13/11).

Tingkatkan Produktivitas, Ibu Rumah Tangga Dirikan Teras Pintar Sahabat (Sumber Gambar : Nu Online)
Tingkatkan Produktivitas, Ibu Rumah Tangga Dirikan Teras Pintar Sahabat (Sumber Gambar : Nu Online)

Tingkatkan Produktivitas, Ibu Rumah Tangga Dirikan Teras Pintar Sahabat

Sementara ada sekitar 20 ibu rumah tangga perumahan Dharma Alam, kawasan Sempusari, Kaliwates, Jember Jawa Timur yang sudah bergabung. "Mereka adalah ibu rumah tangga di kawasan ini yang mencoba berbagi waktu dari rutinitas harian," kata alumnus IAIN Jember ini.

Sang Pencerah Muslim

Ide awal pendirian TPS yang didirikan 20 Mei 2015 ini karena para ibu merasa memiliki waktu longgar setelah rutinitas rumah tangga. "Karena tidak semua perempuan di kawasan ini adalah wanita karir, sehingga waktunya lumayan cukup untuk belajar," ungkapnya.

TPS memberikan kesempatan kepada para ibu untuk belajar berbagai persoalan. "Untuk minggu kemarin kami mendiskusikan kesehatan reproduksi dan minggu depan akan membuka teras pintar anak," kata ibu tiga anak ini.

Sang Pencerah Muslim

Baginya, komunitas ini sangat baik bagi para ibu untuk meng-upgrade pengetahuan dan keterampilan saat sekolah maupun kuliah dulu. "Banyak keterampilan dan pengetahuan yang lepas dan tidak digunakan saat menjadi ibu rumah tangga. Sehingga dengan TPS ini akan banyak pengetahuan yang disampaikan dan dibagi kepada anggota,” ucapnya

Dia menjelaskan, tidak semata kegiatan ilmiah yang diselenggarakan. Ada juga keterampilan yang disampaikan dalam latihan bersama seperti masalah kuliner, tutorial jilbab, make up, dan sebagainya. Bahkan pendalaman agama seperti membaca al-Quran telah disiapkan untuk pertemuan berikutnya.

Ia memimpikan kalau TPS bisa melakukan kegiatan dengan ajeg (konsisten) dan rutin, maka materi soal pemantapan aqidah juga bisa disampaikan. "Apalagi penceramah dan ustadz cukup banyak yang bisa diajak bergabung, baik dari IAIN maupun pesantren sekitar," terangnya.

Diharapkan dengan keberadaan TPS ini, para ibu tidak semata mengisi waktu dengan kegiatan kurang produktif seperti menonton televisi. "Menjadi ibu rumah tangga adalah pilihan dan membutuhkan energi luar biasa untuk menjalani rutinitas," katanya. Dengan sejumlah kegiatan di TPS, lanjutnya, akan ada pilihan bagi mereka untuk menjadi lebih pintar lantaran mendapatkan masukan dari banyak kalangan. Bahkan mereka bisa saling berbagi pengalaman menghadapi anak dan mengatur rumah tangganya.

TPS sangat terbuka kepada berbagai pihak yang berkenan untuk berbagi ilmu. "Hal ini tentu demi kebaikan dan peningkatan sumber daya perempuan yang menjadikan rumah tangga sebagai pilihan pengabdian,” pungkas mantan aktivis PMII ini. (Ibnu Nawawi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock