Tampilkan postingan dengan label Fragmen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fragmen. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Februari 2018

PWNU NTB Tunggu Langkah Konkret BPN NTB

Mataram, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Barat menyambut baik seminar LPBHNU NTB yang dihadiri Kepala BPN NTB, Kepolisian, dan pengadilan tinggi agama NTB ini. Pihak PWNU NTB berharap instansi terkait seperti BPN NTB dan pihak aparat untuk melakukan aksi nyata dalam menyelesaikan masalah pertanahan di Lombok dan sekitarnya.

Ketua PWNU NTB TGH Achmad Taqiuddin Mansur menyatakan terima kasih kepada para hadirin atas perhatiannya pada isu pertanahan di kawasan NTB. Taqiuddin Mansur menilai isu pertanahan merupakan persoalan masyarakat yang sangat krusial dan agak rumit.

PWNU NTB Tunggu Langkah Konkret BPN NTB (Sumber Gambar : Nu Online)
PWNU NTB Tunggu Langkah Konkret BPN NTB (Sumber Gambar : Nu Online)

PWNU NTB Tunggu Langkah Konkret BPN NTB

“Kami berharap khususnya narasumber dan instansi terkait tidak berhenti sampai pada seminar, tetapi perlu ada tindak lanjutnya,” kata Taqiuddin Mansur di akhir seminar di aula kantor PWNU NTB jalan Pendidikan nomor 6 Mataram, Senin (16/3).

Sang Pencerah Muslim

Ia juga mendukung inisiatif awal dari Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) NTB untuk mengangkat wacana pertanahan di NTB. Langkah konkret ke depan, kata Mansur, LPBHNU NTB perlu melakukan pendampingan di masyarakat soal pertanahan.

Sementara Ketua BPN NTB Budi Suryanto menyatakan siap menjalankan tugas sesuai undang-undang. Saat ini, menurutnya, ia baru menjajaki masalah pertanahan di NTB. “Saya baru 5 bulan tugas di sini.”

Sang Pencerah Muslim

Ia berjanji akan segera menyelesaikan persolan tanah dan melakukan pendekatan berbasis spiritual, secara kekeluargaan, dan sejenisnya. Kalau dengan cara ini juga buntu, penyelesaian secara hukum merupakan jalan terakhir.

“Karena BPN tidak berwewnang untuk memutuskan perkara hukum melainkan menerbitkan sertifikat jika sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Saya menekankan kepada jajarannya untuk manata ketertiban administrasi agar tidak ada sertifikat ganda,” tandas Budi. (Hadi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen Sang Pencerah Muslim

Selasa, 20 Februari 2018

Hidup itu Jangan Bulat, Nanti Digoreng Dadakan

Derai tawa ala santri menyelimuti acara 1st Santri Writer Summit yang diselenggarakan Kementrian Agama (Kemenag) RI bersama Komunitas Santri Nulis dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional di Auditorium Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia, Sabtu (28/10).

Dalam salah satu motivasi yang disampaikan salah seorang narasumber, Ibrahim Malik mengatakan, hidup itu jangan datar. Artinya, harus selalu berinovasi, melakukan perubahan. Ini yang harus dilakukan para santri.

Hidup itu Jangan Bulat, Nanti Digoreng Dadakan (Sumber Gambar : Nu Online)
Hidup itu Jangan Bulat, Nanti Digoreng Dadakan (Sumber Gambar : Nu Online)

Hidup itu Jangan Bulat, Nanti Digoreng Dadakan

Namun, dalam sesi tanya jawab, pesan tersebut disahut oleh narasumber di sampingnya, Abdul Wahab, yang masing-masing sama-sama alumni pesantren. Abdul Wahab yang akrab disapa Kang Abdu menimpali dengan khas jenakanya.

"Tadi dikatakan oleh Kang Ibrahim, hidup ini jangan datar, tapi kalau pesan saya, hidup ini jangan bulat!"

Sejenak hadirin diam, lalu pria kelahiran Tegal ini melanjutkan perkataannya, "iya, kalau hidup kita bulat, nanti kita akan digoreng dadakan". Derai tawa hadirin pecah serentak.

Ada hal lucu lain. Alumni pesantren yang pernah mengabdi di Papua dengan berita menebar kasih sayang bersama anjing ini memberikan sekitar 10 bungkus kenang-kenangan kepada para peserta seminar usai acara dengan beragam kuis.

Sang Pencerah Muslim

Di bagian akhir kuis, Kang Abdu tampak kehabisan pertanyaan. Namun ia tak kehabisan akal, mengingat acara ini dihelat di UI Depok, ia bertanya kepada hadirin.

“Ya sudah, siapa Wali Kota Depok?”

Tidak seperti pertanyaan ringan sebelumnya yang menjadi rebutan, hadirin yang didominasi orang luar kota hampir semua diam. Tampak hanya ada satu wanita yang duduk di depan bagian kanan mengacungkan jarinya. 

Sang Pencerah Muslim

“Ya kamu,” kata founder media Santri Online ini. 

“Idris Abdus Shamad,” jawab wanita yang ditunjuk.

Tampak Kang Abdu bingung. Dia lalu tanya orang-orang di sampingnya serta beberapa hadirin ternyata tidak banyak yang tahu. Dia sendiri tidak tahu siapa wali kota Depok itu. Sebab, ia juga tidak berdomisili di Depok.

Untungnya, satu fotografer dari unsur panitia yang berani dengan tegas membenarkan jawaban wanita tersebut. “Iya, benar, benar.” Hadirin pun kembali terpingkal-pingkal. (Ahmad Mundzir)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Anti Hoax, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Jumat, 16 Februari 2018

PBNU Diprotes Tokoh-tokoh Muslim Dunia Soal Sanksi Iran

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Meski tak turut campur dalam pengambilan keputusan pemerintah Indonesia yang mendukung pemberlakuan sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Iran terkait program nuklirnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima banyak protes dari tokoh-tokoh muslim dunia.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum PBNU Dr KH Hasyim Muzadi kepada Sang Pencerah Muslim di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Senin (26/3). Menurutnya, tokoh-tokoh muslim dunia sangat kesal dan memprotes keras sikap Indonesia yang menyetujui sanksi DK PBB terhadap Iran. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, katanya, Indonesia tak pantas menyepakati sanksi tersebut.

”Saya sendiri kewalahan menerima kontak dari ulama-ulama terkemuka dunia yang mengungkapkan kekecewaan, kekesalan serta protes keras atas terlibatnya Indonesia dalam menyetujui sanksi PBB terhadap Iran. Karena Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia, pelopor gerakan Nonblok dan eksponen penting OKI (Organisasi Konferensi Islam, Red),” tutur Presiden World Conference on Religion and Peace itu.

PBNU Diprotes Tokoh-tokoh Muslim Dunia Soal Sanksi Iran (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Diprotes Tokoh-tokoh Muslim Dunia Soal Sanksi Iran (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Diprotes Tokoh-tokoh Muslim Dunia Soal Sanksi Iran

DK PBB menjatuhkan sanksi bagi Iran melalui Resolusi 1747 pada Ahad (25/3). Rancangan resolusi yang dirumuskan Inggris, Prancis, dan Jerman itu disepakati secara bulat oleh 15 negara anggota DK PBB, termasuk Indonesia.

Resolusi ini memperluas sanksi atas Iran yang ditetapkan pada Desember 2006 dalam Resolusi 1737. Di antara isi Resolusi 1747 adalah larangan secara menyeluruh ekspor senjata Iran maupun pembatasan penjualan senjata ke Iran. Isi resolusi juga membekukan aset milik 28 lembaga atau perorangan yang berhubungan dengan program nuklir dan rudal Iran.

Sang Pencerah Muslim

Iran juga dibatasi untuk memperoleh bantuan keuangan. DK PBB memberi batas waktu 60 hari setelah resolusi agar Iran menghentikan program nuklirnya. Jika diabaikan, DK PBB bisa mengambil langkah yang lebih pantas berupa sanksi ekonomi, bukan militer.

Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars itu mensinyalir, Amerika Serikat (AS) merupakan aktor utama di balik penjatuhan sanksi terhadap Iran. Sehingga pemerintah Indonesia pun tak berani mengambil sikap berseberangan dengan negara adidaya itu.

“Ternyata (pemerintahan) Megawati (Soekarnoputri) mempunyai kadar keberanian lebih tinggi dari pemerintah sekarang. Karena dulu Megawati berani menolak agresi Presiden AS Goerge W Bush ke Irak tanpa bermusuhan dengan Amerika,” sesal Hasyim yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur.

Sang Pencerah Muslim

Hasyim mengimbau kepada elit politik di negeri ini agar bisa belajar dari sejarah para pemimpin dunia yang mendukung AS. Menurutnya, sebagian besar para pemimpin dunia yang membela AS itu, saat jatuh dari kepemimpinannya tak satupun yang mendapat perlindungan dari negara yang gemar membuat kekacauan itu.

”Mereka, seperti Marcos, Idi Amin, Duvalier, Nguven Van Theu dan lain sebagainya, tak ada yang ditolong Amerika Serikat setelah jatuh. Mungkin saja Indonesia nanti juga demikian,” ungkap mantan Pengurus Wilayah NU Jawa Timur itu.

Sebelum terlambat, ia meminta elit politik di Indonesia untuk ’tobat’ dengan tidak lagi menjadi agen AS. Karena, menurutnya, negara tersebut bukanlah negara yang setia terhadap negara lain, karena hanya setia terhadap kepentingan sesaat yang menguntungkan diri sendiri.

”Elit politik Indonesia hendaknya sadar sebelum terlambat. (George W) Bush bukanlah orang yang setia kawan, hanya setia kepentingan sesaat. Di Amerika Serikat sendiri, Bush dikritik pedas oleh rakyatnya. Bagaimana kita bisa menjadi bagian dari foreign policy Bush?,” gugat Hasyim. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Hadits, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Kamis, 15 Februari 2018

IPNU-IPPNU Kudus Bekali Pemateri Mopdik

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU kabupaten Kudus membekali pemateri (Tutor) dalam Masa orientasi peserta didik baru (Mopdik) tahun ajaran 2013/2014 di aula kantor NU setempat, Senin (17/6). Kegiatan yang bertajuk Training of Tutorial (TOT) itu diikuti sebanyak 54 peserta utusan dari PAC IPNU-IPPNU se-Kudus.

IPNU-IPPNU Kudus Bekali Pemateri Mopdik (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Kudus Bekali Pemateri Mopdik (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Kudus Bekali Pemateri Mopdik

Ketua IPNU Kudus Dwi Syaifullah mengatakan TOT ini dimaksudkan memberi bekal kemampuan kader sebagai seorang pelatih atau pemateri ke IPNU-IPPNU-an dalam Mopdik yang diadakan madrasah atau sekolah. 

“Mopdik menjadi target pengenalan pertama IPNU-IPPNU kepada siswa-siswi baru MTs/MA. Dengan demikian, kader IPNU-IPPNU perlu memiliki kemampuan mensosialisasikannya,”ujarnya kepada Sang Pencerah Muslim.

Sang Pencerah Muslim

Menghadapi mopdik ini, jelas dia, IPNU-IPPNU telah mempersiapkan ratusan tenaga pelatih maupun pemateri yang diterjunkan pada 125 madrasah/sekolah NU di-Kudus. 

“Oleh karenanya, kami berharap madrasah NU memberi ruang ber-IPNU-IPPNU bagi anak didiknya sehingga mereka mengenal dan tertanam ideologi NU dan Aswaja,” pinta Dwi.

Sang Pencerah Muslim

Ketua IPPNU Kudus Risda Umami menambahkan, pengembangan organisasi di lingkungan madrasah atau sekolah merupakan sebuah keniscayaan sebagai konsekwensi menjadi organisasi pelajar.

“IPNU-IPPNU juga berkomitmen memperjuangkan kepentingan pelajar termasuk penguatan idiologi. Apalagi belakangan, pelajar NU dihadapkan pada rongrongan idiologis dan hedonis,” ujarnya.

Dalam latihan TOT itu, berbagai materi disampaikan alumni IPNU-IPPNU yang berkompeten dalam bidangnya. Materi pengenalan Mopdik disampaikan PC IPNU-IPPNU Kudus, Strategi penyampaian dan penanganan Mopdik oleh Mantan ketua IPNU Kudus Ti’an Suwandi dan M.Aflach. 

Saat pembukaan TOT, PC IPNU-IPPNU Kudus juga membagikan hadiah tropi dan hadiah bagi pemenang lomba dalam rangka Hardiknas yang dilaksanakan bulan Mei lalu. 

Redaktur     : A. Khoirul Anam

Kontributor : Qomarul Adib

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Rabu, 14 Februari 2018

Temu Alumni Madrasah TBS Kudus Angkat Aswaja sebagai Pagar Nusantara

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Dalam rangka menyambut 90 tahun usia madrasah, alumni Madrasah TBS (Tasywiquth Thullab Salafiyyah) Kudus berencana mengadakan Silaturrahim Nasional (Silatnas) dan Ngaji Bareng Masyayikh TBS yang rencana diselenggarakan pada 23 Juli 2016 atau bertepatan dengan 18 Syawal 1437 H mendatang.?

Temu Alumni Madrasah TBS Kudus Angkat Aswaja sebagai Pagar Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Temu Alumni Madrasah TBS Kudus Angkat Aswaja sebagai Pagar Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Temu Alumni Madrasah TBS Kudus Angkat Aswaja sebagai Pagar Nusantara

Kegiatan ini sendiri akan bertempat di Gedung Madrasah TBS Kudus, Jl KH Turaichan Adjhuri No 23 yang Insyaallah akan dihadiri oleh ribuan alumni yang berasal dari berbagai angkatan. Kegiatan ini sendiri mengangkat tema “Aswaja Pagar Nusantara”.

Selain dihadiri oleh alumni dari berbagai generasi, para masyayikh dan guru Madrasah TBS Kudus juga akan menghadiri acara ini. Di antaranya adalah KH Choirozyad TA (putera almarhum KH Turaichan Adjhuri, ahli falak nasional), KH Muhammad Ulil Albab Arwani (putera almarhum KH Arwani Amin, ulama kharismatik Kudus bidang Al-Qur’an), KH Muhammad Arifin Fanani, KH Hasan Fauzi, KH Musthofa Imron SHI dan masih banyak lagi lainnya.

Kegiatan silaturrahim nasional ini tak hanya berupa silaturrahim dan ngaji bareng saja. Kegiatan yang rencanyanya dilaksanakan sejak sore hari hingga malam ini juga akan ada beberapa bahasan yang nantinya akan membahas bagaimana peran alumni kepada madrasah. Nantinya akan dimasukkan dalam Forum Grup Discussion (FGD) yang jumlahnya sebanyak empat buah FGD.?

Sang Pencerah Muslim

Diantara poin dalam FGD tersebut adalah pembahasan jaringan alumni, upgrade database alumni Madrasah TBS Kudus tiap angkatan, kemandirian ekonomi dan konseling aswaja kepada alumni. "Forum ini diadakan sebelum acara ngaji bareng masyayikh Madrasah TBS pada malam harinya hingga selesai," jelas Arif Mustain, ketua panitia acara ini.?

Pada malam harinya akan dilanjutkan dengan kegiatan ngaji bareng Masyayikh TBS yang juga akan diagendakan pula peluncuran website www.santrimenara.com dan buku bertajuk Madzhab Santri Menara yang berisi sekitar 20 esai yang berasal dari alumni sendiri. “Semua ini pastinya atas restu dari para masyayikh kami,” imbuh Arif.

Bila ada alumni Madrasah TBS Kudus yang bersedia membantu kelancaran acara, panitia menyediakan rekening transfer untuk pendanaan acara tersebut melalui rekening bendahara panitia. Ada dua rekening yang bisa dituju, BRI: 5928-01-002637-52-9 (An. Charis Rohman) atau ke BNI: 0335317112 (An. Charis Rohman). Jika sudah melakukan transfer, silahkan konfirmasi langsung ke 085726826747 (SMS/WA). (Hanan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Fragmen, Jadwal Kajian, IMNU Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 27 Januari 2018

Waktu Utama Baca Al-Qur’an

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW berkata, “Bacalah Al-Qur’an karena kelak ia akan memberikan syafa’at kepada orang yang membacanya,” (HR. Muslim). Ini adalah satu dari sekian banyak dalil tentang keutamaan membaca Al-Qur’an.

Rasulullah SAW menamsilkan orang Islam yang membaca Al-Qur’an dengan buah jeruk yang rasanya enak dan harum. Sementara orang Islam yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma yang rasanya manis tetapi tidak wangi, (HR. Ibnu Hibban).

Waktu Utama Baca Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)
Waktu Utama Baca Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)

Waktu Utama Baca Al-Qur’an

Seperti halnya shalat, baca Al-Qur’an juga memiliki waktu-waktu tertentu yang sangat dianjurkan membacanya. Menurut An-Nawawi, waktu yang paling utama ialah ketika shalat.

Adapun di luar shalat, waktu utamanya adalah pada paruh kedua di malam hari, setelah shalat subuh, dan antara maghrib dan isya. Berikut perincian An-Nawawi dalam al-Adzkar,

Sang Pencerah Muslim

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Artinya, “Adapun waktu utama baca Al-Qur’an di luar shalat ialah pada malam hari. Paruh kedua malam lebih utama dibanding paruh pertama. Disunahkan juga membacanya ketika selang waktu maghrib dan isya. Sementara waktu siang, yang dianjurkan ialah ketika usai shalat subuh. Pada prinsipnya, kapan pun baca Al-Qur’an diperbolehkan. Tidak ada kemakruhan untuk baca Al-Quran kapan saja. Bahkan baca al-Qur’an di waktu yang dimakruhkan shalat sekali pun tetap diperbolehkan.”

Berdasarkan penjelasan ini, dapat dipahami bahwa terdapat waktu utama baca Al-Qur’an baik pada siang maupun malam hari. Pada waktu siang hari, yang sangat dianjurkan ialah setelah shalat shubuh.

Adapun malam hari, paruh kedua malam lebih diutamakan. Andaikan khawatir tidak terjaga di malam hari, usai shalat magrib menjelang isya juga waktu yang sangat baik digunakan untuk baca Al-Qur’an.

Namun perlu diperhatikan, tidak ada waktu larangan dan makruh baca Al-Qur’an. Jadi kapan pun waktunya diperbolehkan untuk membacanya. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen, Berita, Nahdlatul Sang Pencerah Muslim

Senin, 22 Januari 2018

Pesantren Kempek: Ahlan Wasahlan Para Musyawirin

Cirebon, Sang Pencerah Muslim. Salah seorang pengasuh pengsuh pondok pesantren Kempek-Cirebon KH Ja’far Aqil Siroj, mengucapkan selamat datang kepada para pesarta Musyarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama 2012. 

Pesantren Kempek: Ahlan Wasahlan Para Musyawirin (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Kempek: Ahlan Wasahlan Para Musyawirin (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Kempek: Ahlan Wasahlan Para Musyawirin

Assalmu ’alaikum warahmatullahi wabaokatuh

Saya sebagai shohibul bait mengucapkan selamat datang kepada para musyawirin. Marhaban, ahlan wa syahlan.

Sang Pencerah Muslim

Kami ucapkan selamat datang. Juga saya menyampaikan mohon maaf, apabila, ya pasti banyak hal yang kurang berkenan dari segi pelayanan panitia; dari kulemna (tidur), tuangna (makan), terus ibakna (mandi), ka cai (toilet). Banyak hal yang kurang berkenan.

Saya, semua keluarga besar Pesantren Kempek, sebagai sohibul bait, mengucapkan selamat bermusyarah. Mari kita ikuti agenda persidangan sebab acara ini tidak saban tahun ada. Kesempatan mengungkapkan menyampaikan pemikiran-pemikiran dari para pemikir, tokoh NU, di sinilah kesempatannya.

Saya berharap para musyawirin mengikuti persidangan setiap agenda persidangan. Butir-butir keputusannya akan menjadi manfaat bagi orang banyak.

Sang Pencerah Muslim

Munas kali ini isu sentralnya ke khittah NKRI 1945. Dengan khittah 45 ini, Indonesia makin kokoh, makin kuat. Kuatnya Indonesia, maka NU harus berada di sana, berperan.”

Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thariq. Wassalamu a’laikum warahmatullahi wabarakatuh



Laporan: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen Sang Pencerah Muslim

Selasa, 16 Januari 2018

Teror Meningkat, Perhimpunan Pelajar Indonesia Turki Minta WNI Jauhi Keramaian

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Menyusul serangan bom bunuh diri yang menyebabkan sedikitnya 37 korban jiwa di pusat kota Ankara, Kizilay, pada 18.45 waktu bagian Turki, Ahad (13/3), Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki mengimbau 769 Warga Negara Indonesia (WNI) dari kalangan pelajar untuk meningkatkan kewaspadaan.

Asosiasi pelajar Turki asal Indonesia ini juga menyeru para pelajar asal Indoensia yang tersebar lebih di 20 kota untuk meningkatkan komunikasi sesama pelajar.

Teror Meningkat, Perhimpunan Pelajar Indonesia Turki Minta WNI Jauhi Keramaian (Sumber Gambar : Nu Online)
Teror Meningkat, Perhimpunan Pelajar Indonesia Turki Minta WNI Jauhi Keramaian (Sumber Gambar : Nu Online)

Teror Meningkat, Perhimpunan Pelajar Indonesia Turki Minta WNI Jauhi Keramaian

“WNI (pelajar) bukan menjadi target sarangan teroris. Meskipun demikian pelajar bisa saja menjadi korban salah sasaran. Untuk itu diharapkan terutama kepada seluruh pelajar di Turki untuk berhati-hati dan menjauh dari tempat keramaian,” kata Ketua Umum PPI Turi Azwir Nazar, Senin (14/3).

Mengutip pernyataan Menteri Kesehatan Turki Mehmet Müezzino?lu, Senin (14/3) pagi, media NTV melaporkan bahwa bom mobil menyerang bus transportasi publik di Kizilay, jantung kota Ankara pada Ahad (13/3) kemarin. Serangan ini mengakibatkan 37 orang tewas, 15 kritis dan 71 luka-luka. Sebanyak 27 orang tewas di tempat saat kejadian. Sejauh ini tidak ada laporan ada WNI yang menjadi korban.

Sang Pencerah Muslim

Laporan ini juga menyebutkan bahwa satu orang pelaku sudah teridentifikasi. Pemerintah Turki menyebut pelaku adalah organisasi teroris PKK (Kurdistan Worker Party).

Sang Pencerah Muslim

Berdasarkan data yang ada, PPI Turki mencatat sejak Oktober 2015 serangan bom di Ankara sudah terjadi tiga kali. Pertama 10 Oktober 2015 yang dilakukan ISIS dengan menewaskan 103 orang. Kemudian pada 17 Februari 2016 menewaskan 29 orang yang menyerang mobil militer. Ketiga adalah serangan bom mobil Ahad kemarin, 13 Maret 2016.

Berdasarkan tren yang ada dengan peta geopolitik Turki serta stabilitas keamanan kawasan serangan teror semacam ini bisa jadi bukan yang terakhir. Untuk itu pihak PPI Turki mengharapkan terutama seluruh elemen (Pelajar, KBRI, dan Pemerintah RI) memberi perhatian lebih besar dalam mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa saja menimpa pelajar atau WNI.

Pihak PPI Turki sebagai representasi organisasi pelajar Indonesia akan mengambil langkah strategis untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh PPI wilayah dan organisasi kemitraan dengan membentuk Jaringan komunikasi bersama.

Selain itu pihak PPI terus mengintensifkan komunikasi dengan KBRI Ankara serta otoritas terkait di Turki. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen, AlaNu, Tegal Sang Pencerah Muslim

Jumat, 12 Januari 2018

Pendidikan Perempuan Masih Tergadaikan

Oleh Liazul Khalifah

Pendidikan dipercaya sebagai salah satu motor penggerak perubahan sosial. Pendidiakan perempuan adalah investasi masa depan bangsa. Bagaimana tidak? Karena dalam diri seorang perempuanlah fungsi al-ummu madrasatul’ ula bagi putra-utrinya. Ibu adalah lembaga pendidikan pertama bagi setiap generasinya, bahkan pendidikan itu sebaiknya sudah terbina ketika anak tersebut masih dalam kandungan.

Pendidikan Perempuan Masih Tergadaikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pendidikan Perempuan Masih Tergadaikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pendidikan Perempuan Masih Tergadaikan

Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa pendidikan bagi perempuan berdampak pula terhadap meningkatnya pendidikan anak. Setiap satu tahun penambahan waktu ibu di bangku sekolah berdampak terhadap penambahan 0.32 tahun pendidikan anak (UN Women, 2015). Logikanya perempuan yang berpendidikan paham pentingnya pendidikan dan saat menjadi ibu ia akan menjadi pendukung utama pendidikan anak-anaknya. Diperkuat pula oleh ungkapan Dr. Ben Hamel dari UMC Nijmegen Netherlands bahwa faktor genetik penyumbang kecerdasan anak adalah kromosom X dari ibunya, jadi sudah wajib hukumnya bagi kita (perempuan) untuk terus belajar, terdidik, dan berpendidikan agar memiliki kecerdasan optimal (IQ, EQ, dan SQ), karena dari rahim permpuanlah nantinya penerus bangsa sekalipun akan ditentukan.

Tingkat pendidiakan perempuan berpengaruh signifikan terhadap kualitas kesehatan anak, kajian yang dilakukan oleh Bank Dunia di 25 negara berkembang, Gender Equality and The Millennium Development Goal (2003) memperlihatkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan dan tingginya angka buta huruf pada ibu berdampak langsung pada gizi buruk dan rendahnya kualitas pengasuhan terhadap anak.

Sang Pencerah Muslim

Penelitian ini juga menunjukkan temuan dari 25 negara berkembang, dimana perempuan yang tinggal di bangku sekolah satu hingga tiga tahun lebih lama mampu menurunkan 15 persen angka kematian anak, sedangkan jangka waktu pendidikan yang sama bagi ayah menurunkan hanya 6 persen angka kematian anak. Hal ini menunjukkan bahwa betapa krusialnya peran perempuan terhadap pendidikan bahkan keselamatan anak. Tentunya pendidikan yang dimaksud saat tidak terbatas hanya sekadar melek aksara saja, namun cakupan pendidikan yang dimiliki perempuan masa kini begitu luas dan kompleks.

Sang Pencerah Muslim

Karena, dalam proses maluai dari kesehatan pra nikah, pra kehamilan, kehamilan dan pasca kehamilan bahkan pengasuhan anakpun perempuan akan banyak dihadapkan dengana berbagai banyak persoalan dan tantangan, sehingga secara tidaklangsung disinilah perempuan dituntut mampu menjawab segala persoalan yang diahadapi, belum lagi dengan persoalan lain seperti pentingnya peran gizi, sanitasi dan hygiene yang baik bagi kesehatan dirinya dan anaknya.

Pendidikan bagi perempuan juga berdampak langsung terhadap penurunan angka kematian ibu hingga 66 persen atau sama dengan menyelamatkan nyawa 189.000 ibu (UN Women, 2015). Logikanya semakin lama perempuan duduk di bangku sekolah berdampak pada semakin meningkatkan usia pernikahan, yang berarti pula mengurangi resiko kematian akibat hamil dan melahirkan terlalu muda dan terlalu sering.

Pendidikan perempuan juga berdampak pada penurunan angka perceraian, dalam penelitian yang dilakukan oleh Asniar Khumas Fakultas Psikologi UGM 2012 yang dilakukan terhadap 197 subjek disimpulkan bahwa model penjelasan intense cerai perempuan dipengaruhi daya tarik negative hubungan perkawinan , yaitu mengalami kekerasan dalm rumah tangga, suami tidak bertanggung jawab dan menghadapi suami tidak setia. factor tidak langsung yang turut berkontribusi terhadap intensi cerai berdasarkan model yang fit adalah factor pendidiakan, semakin tinggi tingkat pendidiakn seorang istri, intense cerai semakin rendah.

Pendidikan perempuan dengan posisi peluang pekerjaan, perkembangan yang terjadi saat ini persaingan kerja semakin ketat sehingga banyak terjadi kompetisi di dalamnya dengan kualifikasi persyaratan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Perusahaan memilih kompetensi keilmuan, skill apa yang dibutuhkan untuk memperkerjakan tenaga barunya. Isu kesetaraan gender tidak cukup jika hanya mendorong perempuan keranah public, tapi bagaimana menjawab tantangan saat ini ketika perempuan sudah banyak bekerja.

Namun, posisi di dunia kerja pun masih menghawatirkan karena yang terjadi mayoritas perempuan hanya sebagai buruh dengan gaji yang begitu menghawatirkan, bisa dibilang “Keluar Kandang Sinnga Masuk Kandang Macan”. Hal ini terjadi karena level pendidikan mempengaruhi atau berbanding lurus dengan level posisi di dunia kerja, sehingga perlu kita dorong perempuan tidak cukup hanya lulus SMA, tapi bagaimana caranya kita mendorong untuk melanjutkan jenjang pendidikan S1, S2 bahkan S3 ataupun seterusnya.

Di sinilah salah satu fungsi strategis KOPRI (Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri) yang merupakan wadah husus perempuan PMII yang fokus dalam persoalan perempuan untuk menjawab tantangan hari ini dengan sumberdaya KOPRI PMII Cabang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke bisa menjadi modal utama sebagai motor penggerak.

Penulis adalah kandidat ketua umum Pengurus Besar Korps PMII Putri (Kopri) 2017-2019



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Makam, Kajian, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Minggu, 31 Desember 2017

Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat

Cirebon, Sang Pencerah Muslim?

Dalam rangka menjaga tradisi dan menyemarakkan syiar Islam rahmatan lil alamin, Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Cirebon bekerja sama dengan PT Djarum mengadakan rangkaian tour shalawat ke sepuluh tempat di kabupaten itu.

Tour shalawat kedelapan didakan di Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon, bekerja sama dengan Majelis Ta’lim dan Shalawat Madinah Ar Rasul pimpinan Habib Husein bin Hud bin Yahya, Jumat (10 /11)

Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat

Dalam ceramahnya, Habib Husein bin Hud bin Yahya mengatakan, tidak semua amalan (aktivitas ibadah) diterima Allah SWT, kecuali shalawat. Shalawat pasti dijamin diterima Allah SWT.

Itulah salah satu keutamaan dan keistimewaan shalawat dibanding ibadah lainya. Keistimewaan lain, sebagaimana dikatakan H. Ujang Busthomi, Ketua Ansor Kabupaten Cirebon. Diceritakan dari gurunya, Kiai Ishak al-Hafisz, barangsiapa setiap selesai shalat fardu, istiqamah membaca shalawat (shalla ala Nabi Muhammad) sebanyak 100 kali, sebelum kakinya bergerak (beranjak dari shalat), kelak di saat sakaratul maut Rasulullah SAW akan hadir.

Sang Pencerah Muslim

Bahkan, kata Habib Ahmad Tholib bin Yahya, ketua Rijalul Ansor Kabupaten Cirebon, ada sejumlah orang memiliki kemampuan khusus bisa mengetahui seseorang sering membaca shalawat atau tidak, cukup hanya melihat wajahnya. “Kemampuan seperti Ini juga salah satu keistimewaan shalawat,” ujarnya

Acara shalawat yang dihadiri ratusan pemuda Ansor, Banser, juga masyarakat umum ini, ditutup sambutan oleh H.Nuruzzaman, selaku pengurus GP Ansor Pusat. Menurutnya, sampai kapan pun Ansor dan Banser tetap komitmen dan setia menjaga NKRI.

“Siapa pun yang akan mengganti ideologi Pancasila, mengubah UUD 45 dan mengganggu NKRI, maka akan berhadapan dengan Ansor dan Banser,” pungkasnya. (Jamal/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Tegal, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Minggu, 24 Desember 2017

Ali Masykur Musa: Di Era Milenial, Tantangan NU Sangat Berat

Banyuwangi, Sang Pencerah Muslim. Perubahan zaman yang demikian cepat dan di luar prediksi banyak kalangan harus disikapi dengan bijak. Salah satunya lewat mencari formula agar keberadaan Nahdlatul Ulama bisa lestari dengan tidak semata bangga atas jumlah warga yang demikian banyak.

Ali Masykur Musa: Di Era Milenial, Tantangan NU Sangat Berat (Sumber Gambar : Nu Online)
Ali Masykur Musa: Di Era Milenial, Tantangan NU Sangat Berat (Sumber Gambar : Nu Online)

Ali Masykur Musa: Di Era Milenial, Tantangan NU Sangat Berat

"Kita sudah memasuki era milenial, karenanya gerakan dan khidmat NU juga harus menyesuaikan diri dengan tantangan yang ada," kata Ali Masykur Musa, Sabtu (4/11).  

Ali Masykur yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) mengingatkan hal tersebut pada diskusi panel yang diselenggarakan di Pendopo Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan sebagai pembuka pada Konferensi Wilayah ISNU Jatim yang berlangsung sejak hari ini hingga besok.

Di era milenial itu, ada kecenderungan anak muda tidak lagi gemar membaca. "Karenanya dakwah NU, termasuk di dalamnya para sarjananya juga harus mengikuti zaman yang telah berubah tersebut," katanya di hadapan para fungsionaris ISNU se-Jawa Timur.

Sang Pencerah Muslim

Menurut mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII tersebut, strategi gerakan dakwah milenial menjadi pilihan yang tidak dapat dihindarkan. "Bila tidak, maka jangan harap NU akan memiliki peran di kemudian hari," tandasnya.

"Sudah saatnya kita meninggalkan kebanggaan hanya lantaran memiliki jamaah yang besar, tapi peranannya kecil," pesannya. Termasuk kebanggaan dengan identitas kultural seperti shalawatan, terbangan, manakiban dan sejenisnya.

Sang Pencerah Muslim

Bagi pria yang tampil bersama Ahmad Suaedy tersebut, di sinilah tantangan berat yang dihadapi NU. "Menjadi warga NU, termasuk di dalamnya ISNU sangatlah berat," ungkapnya. Karenanya, bagaimana dakwah di era milenial harus segera dirumuskan, lanjutnya.

Yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana menghadirkan NU tidak semata dalam halaqah atau perkumpulan. "Saatnya NU juga menonjol dalam harakah atau gerakan, dan ini yang lemah di NU," tegasnya.

Tantangan berat lainnya khususnya ketika NU berhadapan dengan mahasiswa. "Saat ini banyak mahasiswa yang lebih memilih gerakan radikal. Karenanya menghadirkan NU dengan tantangan milenial seperti ini sebagai tantangan utama," sergahnya.

Kendati demikian, bekas anggota Badan Pemeriksa Keuangan tersebut menyerahkan formula terbaik dalam menjawab tantangan yang ada. "Silakan diputuskan apa langkah terbaik yang bisa dilakukan para sarjana pada sidang-sidang yang dilaksanakan saat forum konferensi kali ini," katanya.

PW ISNU Jatim menyelenggarakan konferesi yang diselenggarakan 4 hingga 5 Nofember. Pembukaan dilangsungkan di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, sedangkan sejumlah sidang diselenggarakan di Gedung Balai Diklat kota setempat. (Ibnu Nawawi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, Fragmen, Sholawat Sang Pencerah Muslim

Rabu, 20 Desember 2017

Prof Zahro: Kitab Fiqih Bukan Sakral

Surabaya, Sang Pencerah Muslim
Guru besar IAIN Sunan Ampel Surabaya Prof DR H Ahmad Zahro MA berpendapat, kitab fiqih (hukum Islam) yang ditulis para ulama pada ratusan tahun silam bukanlah kitab yang sakral (suci).

"Kitab fiqih itu produk manusia yang mempunyai keterbatasan waktu dan perkembangan peradaban manusia, karena itu kitab fiqih boleh dipakai asal kontekstual," katanya di Surabaya, Jumat.

Terkait pidato pengukuhan dirinya sebagai guru besar Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya pada 30 Juli, ia mencontohkan, zakat dan haji yang diajarkan kitab fiqih sudah banyak yang tidak kontekstual.

"Kalau tidak kontekstual ya harus dikembalikan kepada Al-Qur’an dan Hadits. Dalam kitab fiqih, zakat diberlakukan untuk padi, kambing, dan sapi, padahal obyek pertanian dan peternakan sekarang banyak," katanya.

Oleh karena itu, kata dosen yang juga mengajar di Pesantren Tambakberas Jombang, Pesantren Darul Ulum Jombang, dan sebuah pesantren di Nganjuk itu, zakat yang diajarkan dalam kitab fiqih perlu dikontekstualkan.

"Kalau hanya padi, sapi, dan kambing yang boleh zakat, padahal sekarang ada ikan tambak, cengkeh, tebu, ternak lebah, dan obyek pertanian atau peternakan yang lebih besar hasilnya, maka petani miskin yang boleh zakat, sedangkan petani atau peternak kaya tidak," katanya.

Untuk masalah haji, katanya, juga perlu direformasi karena miqot (memulai) haji dengan pakaian ihrom yang diajarkan kitab fiqih adalah di tempat berkumpul manusia pada zaman Nabi Muhammad SAW.

"Padahal, lapangan atau pelabuhan pada zaman nabi sekarang sudah tidak ada dan jika dipaksakan tentu orang yang berhaji harus menempuh jarak yang jauh. Mestinya, miqot dapat dilakukan di bandara King Abdul Azis di Jeddah," katanya.

Menurut dia, miqot haji di bandara Jeddah itu sudah diberlakukan PBNU yang mewakili kalangan pesantren, tapi apa yang ditempuh PBNU itu harus diberlakukan untuk materi hukum Islam lainnya.

"Apa yang saya gagas mungkin akan banyak ditentang para ulama tua, karena saya sudah pernah diprotes KH Masduqi Mahfudh (Rois Syuriah PWNU Jatim), padahal apa yang saya lakukan lebih memiliki rujukan fiqih," katanya.

Ia menambahkan desakralisasi kitab fiqih yang tetap merujuk kitab fiqih terlebih dulu, kemudian dialihkan ke Al-Qur’an dan Hadits merupakan cara yang aman dibanding dengan cara-cara anak muda NU seperti Ulil Abshar Abdalla di JIL (Jaringan Islam Liberal).

"Kalau Ulil Absar dengan JIL itu kurang memiliki metodologi fiqih, sedangkan gagasan saya lebih hati-hati. Selain itu, kalau gagasan saya tidak dipahami maka fenomena JIL justru akan lebih meledak dan berbahaya," katanya.

Dalam kesempatan itu, Profesor Zahro menegaskan bahwa gagasan desakralisasi kitab fiqih (bukan desakralisasi fiqih) itu merupakan hasil penelitian atas 507 keputusan Lajnah Bahsul Masail (Lembaga Kajian Agama) PWNU Jatim yang tercatat 428 keputusan bersifat fiqih  dengan 362 keputusan diantaranya merujuk kitab fiqih yang minimal  berusia 200 tahn, bahkan ada kitab fiqih berusia 900 tahun masih dipakai rujukan.(ant/mkf)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim IMNU, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Prof Zahro: Kitab Fiqih Bukan Sakral (Sumber Gambar : Nu Online)
Prof Zahro: Kitab Fiqih Bukan Sakral (Sumber Gambar : Nu Online)

Prof Zahro: Kitab Fiqih Bukan Sakral

Jumat, 15 Desember 2017

Rakernas V Lakpesdam Diakhiri dengan Pembacaan Deklarasi

Batam, Sang Pencerah Muslim. Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia NU di Asrama Haji Batam diakhiri dengan pembacaan Deklarasi Lakpesdam, Kamis (16/4) sore.

Rakernas berlangsung sejak Selasa (14/4) yang diikuti oleh 70 Pengurus Cabang Lakpesdam NU dari 21 provinsi di Indonesia. Rakernas ditutup oleh Sekretaris PWNU Kepulauan Riau Muhammad Zainuddin.

Berikut ini bunyi deklarasi yang dibacakan oleh Sekretaris PW Lakpesdam NU Kepulauan Riau Abdul Jamil:

Rakernas V Lakpesdam Diakhiri dengan Pembacaan Deklarasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Rakernas V Lakpesdam Diakhiri dengan Pembacaan Deklarasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Rakernas V Lakpesdam Diakhiri dengan Pembacaan Deklarasi

?

DEKLARASI RAKERNAS LAKPESDAM NU

Sang Pencerah Muslim

Asrama Haji Batam, 14-16 April 2015

Lakpesdam NU sebagai lembaga pelaksana PBNU dalam bidang kajian dan pengembangan sumber daya manusia diberi mandat untuk melaksanakan kaderisasi dan pemberdayaan, kajian strategis dalam lingkungan NU. Mandat ini dihadapkan pada tantangan-tantangan ke depan yang semakin kompkeks. Liberalisasi ekonomi dan perdagangan bebas di tingkat ASEAN yang telah merambah bangsa, tak terkecuali warga Nahdliyyin, masalah-masalah keagamaan yang dihadapi komunitas Nahdliyyin dan Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) dari kelompok-kelompok intoleran dan radikal, hingga berlakunya UU Desa telah meneguhkan Khittah Lakspedam NU sebagai organisasi pengkaderan dan pengkajian dan pemberdayaan yang berkiprah di tengah masyarakat bawah dalam bidang keagamaan dan sosial (diniyah ijtima’iyyah). Oleh karena itu, Lakpesdam NU seluruh Indonesia mendeklarasikan:

Lakpesdam NU menyatakan komitmennya untuk memposisikan sebagai garda depan pengkaderan NU dengan mengukuhkan Lakpesdam NU sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat sekaligus sebagai pusat kajian strategis ke-Aswaja-an dan ke-NU-an untuk mengawal Indonesia yang berdaulat dan bermartabat demi tercapainya kesejahteraan dan kemaslahatan bangsa. Lakpesdam NU berupaya menggerakkan organisasi NU dimulai dari bawah, dari tingkat ranting dan desa-desa untuk melaksanakan agenda-agenda NU dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang sosial-kemasyarakan dan kebangsaan. Lakpesdam NU menyatakan kesungguhan tekad untuk memperkukuh komitmen kebangsaan yang berorientasi pada kemaslahatan umat (faqih fi mashalih al-khalq) untuk memperkuat relasi masyarakat warga terhadap kepentingan berbagai pihak. Lakpesdam NU dituntut untuk menjaga kewaspadaan, membangun kepeloporan, menumbuhkan harapan, dan menjadi pemberi inspirasi dan solusi dalam mengatasi masalah-masalah agama, sosial dan ekonomi yang dihadapi masyarakat, sekaligus mampu mempengaruhi masyarakat untuk menumbuhkan etos kerja dan semangat yang tinggi dalam meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya, baik di bidang material maupun spiritual, untuk mencapai keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara dimensi ruhiyah dan waqi’iyah. Lakpesdam NU bertekad menyiapkan kader-kader yang mengawal negara agar merevitalisasi nilai-nilai kearifan lokal dalam upaya membangun harmoni sosial yang selaras dengan pencapaian harkat kemanusiaan yang sesungguhnya dalam rangka peneguhan nilai-nilai tawassuth (moderat) dan tasamuh (toleran). Lakpesdam NU bergerak untuk mobilisasi potensi kader dan warga dalam rangka penyiapan posisi-posisi strategis untuk pencapaian politik kebangsaan yang berdaulat dan bermartabat. Lakpesdam NU berkomitmen kembai ke desa dengan bergerak memperkuat kapasitas masyarakat desa demi pencapaian nilai-nilai luhur kebersamaan dalam rangka membangun dan mensejahterakan masyarakat desa yang bermartabat,berdaulat, dan berkeadilan. Batam, 16 April 2015

Sang Pencerah Muslim

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen, Sholawat, Nahdlatul Sang Pencerah Muslim

Selasa, 28 November 2017

Tiap Tahun, Habib Luthfi Bantu Amankan Arus Mudik Lebaran

Pekalongan, Sang Pencerah Muslim. Setiap tahun, Rais Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlith Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyah (JATMAN), Habib Luthfi bin Yahya selalu memantau sekaligus ikut serta mengamankan arus lalu lintas mudik lebaran.

Demikian disampaikan salah seorang putera Habib Luthfi, Habib Bahaudin usai mengikuti ayahnya memantau arus mudik di Pos Penjagaan Lalu Lintas THR Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (4/7) malam.

Tiap Tahun, Habib Luthfi Bantu Amankan Arus Mudik Lebaran (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiap Tahun, Habib Luthfi Bantu Amankan Arus Mudik Lebaran (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiap Tahun, Habib Luthfi Bantu Amankan Arus Mudik Lebaran

"Setiap tahun Abah (Habib Luthfi) selalu ikut mengawasi dan mengatur lalu lintas, beliau melakukan demikian setiap H-3 lebaran sampai malam lebaran H-1," kata Habib Bahaudin.

Ditambahkannya, pemudik yang melewati jalur pekalongan tidak banyak yang tahu bahwa Habib Luthfi turun ke lapangan untuk mengamankan lalu lintas karena saat di lapangan Habib Luthfi selalu memakai kostum petugas keamanan.

Sang Pencerah Muslim

"Saat ikut mengurai kemacetan, tidak semua orang tahu bahwa beliau itu adalah Habib Luthfi, karena beliau nyamar jadi petugas," imbuhnya.

Diceritakannya, saat melihat Habib Luthfi ikut mengamankan lalu lintas arus mudik lebaran, Habib Bahaudin merasa terenyuh hatinya karena melihat ayahnya yang usianya sudah lanjut namun memiliki kepedulian sosial yang luar biasa.

"Saya kira sangat jarang sekali yang seperti Abah, seorang ulama dan hukama rela turun ke jalan ikut mengamankan arus mudik Lebaran, semoga ulama, hukama atau kiai bisa mencontoh beliau," harapnya. (Aiz Luthfi-Azmat Maula/Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nusantara, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Minggu, 26 November 2017

Rijalul Ansor Ketanggungan Keliling Ajak Pemuda Cintai Masjid

Brebes, Sang Pencerah Muslim. Rijalul Ansor Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mampu mengajak generasi muda mencintai masjid. Terbukti para pemuda sekitar masjid turut memakmurkan masjid setelah tergabung dalam kegiatan Rijalul Ansor yang digelar secara rutin berkeliling dari masjid ke masjid.

Rijalul Ansor Ketanggungan Keliling Ajak Pemuda Cintai Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
Rijalul Ansor Ketanggungan Keliling Ajak Pemuda Cintai Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

Rijalul Ansor Ketanggungan Keliling Ajak Pemuda Cintai Masjid

“Alhamdulillah, dengan jamiyah keliling Rijalul Ansor masjid makin makmur dan pemuda semakin mencintai masjidnya,” ujar Ketua PAC Ansor Ketanggungan Arif Rahman, saat ditemui Sang Pencerah Muslim di sela kegiatan di Masjid jami Miftahul Jannah desa Kubangwungu, Ketanggungan, Selasa (28/2).

Dengan berkeliling dari masjid ke masjid, lanjut Arif, mampu menggerakan semangat anak-anak muda makin memakmurkan masjid. Disamping itu, sekaligus mengajak para remaja di lingkungan masjid bergabung ke Ansor.?

Lewat Jamiyah Rijalul Ansor juga untuk mensosialisasikan kalau Ansor itu wadah yang tepat untuk menyalurkan kreatifitas generasi muda Indonesia. Ansor juga menjadi tempat berjuang menegakan NKRI dengan syiar Agama Islam yang Ahlusunah wal Jamaah.?

Sang Pencerah Muslim

Dalam kesempatan tersebut, dibahas persiapan pelantikan pengurus PAC Ansor Ketanggungan Masa Khidmat 2017-2019. Direncanakan, lanjut Arif, pelantikan akan digelar pada 28 Maret 2017 mendaang di desa Kubangsari, Kec Ketanggungan.?

Katib Suriyah MWC NU Ketanggungan KH Akhmad Syaikhu berpesan agar Ansor tetap semangat mengawal para Ulama NU. Maraknya kampanye radikalisme lewat internet yang berusaha merongrong Aswaja An-Nahdliyah dan kedaulatan NKRI harus disikapi dengan bijak.?

Sang Pencerah Muslim

Sikap tersebut, kata Kiai Syaikhu, Ansor harus pula menguasai teknologi informasi. Dengan menguasai internet, penyebaran mereka yang sudah sangat masif di dunia maya bisa dilawan.

“Tidak sedikit anak-anak muda yang sudah tercuci otaknya, akibatnya dengan pemahaman agama yang masih awam maka gampang terjerumus kedalam aliran radikal,” ungkas Kiai Syaikhu. (Wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Selasa, 21 November 2017

Kapolri Minta BNPT Jalin Kemitraan dengan Mantan Teroris

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Selang beberapa hari setelah dilantik sebagai kepala baru Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Komjen Pol Suhardi Alius mengelar acara pisah sambut Kepala BNPT di Gedung Manggala Winabakti Restoran Nelayan, Jakarta.

Acara tersebut dihadiri langsung oleh mantan Kepala BNPT Jendral Pol M. Tito Karnavian yang kini menjabat sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Selain itu, juga turut hadir para pejabat eselon I, II, III BNPT RI, Imam Besar Masjid Istiqlal, para tim ahli BNPT, dan para staf BNPT, Sabtu (23/7).

Kapolri Minta BNPT Jalin Kemitraan dengan Mantan Teroris (Sumber Gambar : Nu Online)
Kapolri Minta BNPT Jalin Kemitraan dengan Mantan Teroris (Sumber Gambar : Nu Online)

Kapolri Minta BNPT Jalin Kemitraan dengan Mantan Teroris

"Ke depannya BNPT harus terus meningkatkan kewaspadaan dalam pencegahan teroris. Meningkatkan komunikasi terhadap semua lini guna mendeteksi dini paham radikal," kata Tito Karnavian.

Sang Pencerah Muslim

Tito juga memberi pujian kepada para pejabat BNPT. "BNPT memiliki personel yang sangat kuat dan memiliki pengalaman yang cukup tinggi dalam meng-counter terorisme. Mulai dari kedeputian satu sampai kedeputian tiga BNPT RI," jelasnya.

Tito tak lupa menyinggung soal perkembangan ISIS. Menurutnya, "ISIS merupakan gelombang kedua kelompok teroris global yang harus terus kita waspadai. Kemunculan ISIS mendatangkan ‘kebaikan’, karena menguatkan ikatan internasional antarsesama negara dalam bekerja sama menumpas aksi kekekrasan yang sudah menghantui dunia global," sambung Tito yang juga berpendapat bahwa teroris muncul ketika Barat memaksakan hegemoninya terhadap negara Timur.

Sang Pencerah Muslim

Ia juga menjelaskan, kegiatan monitor terhadap jaringan teroris bisa dilakukan dengan membangun komunikasi dengan para intelejen untuk deteksi dini. “(Juga) melakukan langkah-langkah deradikalisasi dan kontra radikalisasi, serta kontranarasi dengan bantuan para ulama moderat, tokoh moderat, dan mantan teroris yang telah berpihak dengan kita seperti yang dilakukan di Mesir," paparnya.

Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius juga menyampaikan bahwa soliditas dalam tubuh BNPT saja tidak cukup untuk menumpas kejahatan global ini. “Ke depannya saya akan meningkatkan koordinasi dengan para menteri terkait guna penanggulangan terorisme secara massif. Saat ini saya telah komunikasi dengan Menteri Pendidikan dan Menteri Agama soal kerja sama pencegahan paham radikal-terorisme di Indonesia," tutupnya. (Muhammad Aras Prabowo/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen, Tokoh, Kajian Sang Pencerah Muslim

Minggu, 19 November 2017

Peringatan Maulid Nabi ala Biker

Tengerang, Sang Pencerah Muslim. Para pecinta motor atau biker tak mau kalah dengan majelis ta’lim atau pondok pesantren dalam memperingati hari besar Islam. Para biker yang tergabung di MMC Outsiders Banten akan menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad di Pesantren Al-Kafii, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten pada Ahad (19/1).

Peringatan Maulid Nabi ala Biker (Sumber Gambar : Nu Online)
Peringatan Maulid Nabi ala Biker (Sumber Gambar : Nu Online)

Peringatan Maulid Nabi ala Biker

“Kami mengundang para bikers Se-Banten Club dan Comunitas maupun Club yang di luar Banten untuk ikut berpartisipasi dengan kami? untuk memperingati Hari lahirnya Nabi besar kita Muhammad saw di bulan Maulid,” kata Isfandiari kepada Sang Pencerah Muslim, Jumat (17/1)

Berbeda dengan yang lain, para biker merayakan Maulid Nabi dengan kampanye beramal dan berbagi untuk anak-anak yatim piatu.

Sang Pencerah Muslim

“Bagi para bikers yang berminat dan ingin menyumbangkan baju yang tidak terpakai (bekas) mau pun dengan bentuk uang seikhlasnya, silakan datang,” tambah Isfan.

Isfan menambahkan, yang tertarik pada kegiatan tersebut, meminta untuk berkumpul di Puspen depan Mesjid Raya Tangerang, pukul 8.30 WIB pada Ahad (19/1). “Kita sama-sama rolling ke pesantren Al-Kafii. Untuk info lebih lanjut silakan, hubungi saya di pin BB: 2A7CBC3C,” ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Isfandiari adalah putra almarhum H. Mahbub Djunaidi (pernah aktif di IPNU, GP Ansor, Lesbumi, Pertanu, Ketua PBNU, dan Ketua Umum pertama PB PMII). Kepada Sang Pencerah Muslim, ia menceritakan ketertarikannya bergabung dengan para biker.

“Ooo ya..ya, saya tertarik dengan keragaman anak motor dari yang alim sampai yang anti tuhan ada,” kata pria berambut gondrong ini.

Tapi, kata dia, para biker itu humanis, orang-orangnya sangat peka kepada sesama, apalagi kepada sesama motoris. “Mereka juga jago membuat sensasi, event bikers. Khusus klub saya, menurut saya lebih unik. Nanti deh ikut serta hang out pasti merasakan,” ungkapnya. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen, Internasional, News Sang Pencerah Muslim

Selasa, 14 November 2017

40 Pelajar MTs Maarif NU Purworejo Ikuti Kaderisasi

Purworejo, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Komisriat IPNU-IPPNU MTs Maarif NU Purworejo mengadakan acara makesta di aula sekolah setempat, Sabtu-Ahad, (11-12 /14). Makesta yang diikuti 40 peserta itu menjadi program rutin tahunan PK IPNU-IPPNU MTs Maarif NU Purworejo.

Ketua PK IPPNU MTs Maarif NU Purworejo Umi Awwalin dalam sambutannya mengharapkan pengaderan NU di sekolahannya tetap berjalan. Ia mengaharapkan kader pada gilirannya siap untuk melanjutkan estafet kepengurusan.

40 Pelajar MTs Maarif NU Purworejo Ikuti Kaderisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
40 Pelajar MTs Maarif NU Purworejo Ikuti Kaderisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

40 Pelajar MTs Maarif NU Purworejo Ikuti Kaderisasi

Kepala sekolah MTs Maarif NU Nur Cholis mewajibkan siswa-siswinya mengikuti organisasi. Karena, tanpa berorganisasi, menurutnya, suatu saat nanti para siswa memiliki jiwa sosial rendah saat terjun di masyarakat.

Sang Pencerah Muslim

“Berorganisasi melatih diri menjadikan pribadi yang tanggap segala persoalan,” kata Nur Cholis.

Sang Pencerah Muslim

Sedangkan Sekretaris PC IPNU Purworejo Ahmad Syarif menyayangkan minimnya remaja masa kini yang sadar pentingnya berorganisasi. Ia mengharapkan peserta makesta kali ini menjadi kader NU “yang religius dan berwawasan kebangsaan sesuai cita-cita luhur pendiri NU.”

Makesta berjalan dengan hangat. Sejumlah siswa memberanikan diri memunculkan aneka pendapat. (Sofyan Rizali Zain/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen, Lomba Sang Pencerah Muslim

Minggu, 12 November 2017

Mahfud MD: Konstitusi Negara Indonesia Sesuai Syariat Islam

Indramayu, Sang Pencerah Muslim

Konstitusi negara Indonesia sesuai dengan Syariat Islam. Jadi bagi siapa yang menganggap perlunya negara Indonesia berasaskan Islam, berarti mereka belum memahami substansi konstitusi RI. 

Mahfud MD: Konstitusi  Negara Indonesia Sesuai Syariat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahfud MD: Konstitusi Negara Indonesia Sesuai Syariat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahfud MD: Konstitusi Negara Indonesia Sesuai Syariat Islam

Demikian di antar kesimpulan ceramah Prof Dr Mahfud MD, Ketua Mahkamah Konstitusi RI, dalam "Pengajian Konstitusi" di Pondok Pesantren Asy-Syafi’iyyah Kedungwungu, Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat, Jumat, (7/12).

 

Di pesantren asuhan KH Afandi Abdul Muin Syafi’i itu, Mahfud MD menjabarkan konstitusi negara Indonesia adalah bagian dari amaliah pancasila, sedangkan pancasila digarap dengan peran aktif para Kiyai di dalamnya, diantaranya KH Hasyim Asy’ari dan para kiyai lainnya yang benar-benar menguasai substansi syariat Islam. 

Sang Pencerah Muslim

"Indonesia memang tidak blak-blakan menerapkan asas negara Islam, tapi mengamalkan pancasila adalah bentuk dari kewajiban bernegara, dan sesuai dengan tuntunan Islam," papar Mahfud. 

Orang-orang yang menggembor-gemborkan berdirinya negara Islam atau Khilafah di Indonesia dan menganggap Pancasila tidak sesuai Syariat Islam, fenomema itu adalah akibat mentahnya mereka dalam memahami substansi konstitusi Negara RI.

Dalam kesempatan yang sama, KH Salahuddin Wahid ata Gus Solah dari Pesantren Tebuireng Jombang itu, menyinggung masalah banyak mengkaji perilaku pelanggaran konstitusi aspek moral para pejabat, diantaranya banyaknya pejabat yang nikah sirri. 

Hadir dalam acara tersebut sedikitnya tujuh ratus kiyai dan praktisi pendidikan dan akademis yang berasal dari Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, majalengka, kuningan, Tegal dan Brebes.

Sang Pencerah Muslim

Redaktur      : Hamzah Sahal

Kontributor  : Udin 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, AlaSantri, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Selasa, 07 November 2017

NU Desak Pemerintah Sanksi Kelompok Anti-Pancasila

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Nahdlaltul Ulama mendesak Pemerintah Indonesia untuk menta’zir (sanksi) terhadap kelompok atau organisasi yang menolak menghormati simbol negara dan yang menyatakan Pancasila sebagai ideologi kufur. Sebab tindakan tersebut sama dengan memvonis seluruh bangsa Indoneisa adalah orang kafir.

NU Desak Pemerintah Sanksi Kelompok Anti-Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Desak Pemerintah Sanksi Kelompok Anti-Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Desak Pemerintah Sanksi Kelompok Anti-Pancasila

Demikian salah satu simpulan hasil sidang bahtsul masail (pembahasan masalah-masalah dalam perspektif hukum Islam) dalam Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah ke-14 di komplek SMP/SMA Semesta, Gunungpati, Semarang, Ahad (23/6).

Alasan simpulan itu, menghormati simbol negara seperti upacara bendera dan berdiri saat menyanyikan lagi Indonesia Raya, hukumnya wajib bagi seluruh warga negara. Hal itu karena telah diwajibkan oleh undang-undang, dan menaati pemerintah hukumnya wajib.

Sang Pencerah Muslim

Demikian pula, kelompok yang menyatakan Pancasila sebagai ideologi kufur atau thoghut, hukumnya haram. Hal itu termasuk penghinaan dan meremehkan hasil konsensus bangsa. Padahal konsensus itu telah dibuat pada saat mendirikan Republik Indonesia dan seluruh perwakilan elemen bangsa Indonesia telah menyepakati dasar negara.

Dalam sidang yang dipimpin KH A’wani dan Ubaidillah Shodaqoh ini, para ulama menyampaikan berbagai pandangannya untuk menjawab tiga pertanyaan umat. Yaitu bagaimana hukumnya menghormati simbol negara yang telah menjadi konsensus nasional, bagaimana hukum menyatakan Pancasila dan NKRI adalah ideologi dan sitem kufur atau thoghut, serta apa yang harus dilakukan pemerintah terhadap organisasi atau kelompok yang menolak Pancasila dengan anggapan kafir.

Sang Pencerah Muslim

Disampaikan Kyai Ubaidillah, hukum asal menghormati simbol negara adalah mubah atau jaiz atau boleh. Namun karena sudah menjadi undang-undang, maka hukumnya menjadi wajib. Sesuai dengan keterangan dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin.

Lebih jelas disampaikan KH A’wani, penghormatan kepada bendera atau lambang negara, tidak ada unsur ibadah. Itu sebagai wujud cinta negara. Karena dalam UUD 1945 dijelaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia sebagai rahmat Allah Yang Maha Esa, maka menghormati bendera sebagai simbol tanah air sama dengan mensyukuri nikmat Allah Taala.

“Menganggap pancasila sebagai thoghut adalah pengakuan yang batil atau dakwah bathilah. Menganggap demokrasi sebagai sistem kuffur juga dakwah bathilah,” ujarnya mengutip salah satu jawaban dari delegasi PCNU.

Ta’zir dari pemerintah, menurutnya, agar bisa menciptakan efek jera. Tahapannya dimulai dari mengklarifikasi, menasehati, memberi peringatan keras, lalu mengambil tindakan hukum.

Namun bila kelompok tersebut sudah memiliki kekuatan yang bisa menggoyahkan sendi kenegaraan, maka pemerintah wajib memerangi atau menumpasnya. Karena sudah masuk kategori bughot (pemberontakan).

“Semua putusan bahsul masail ini dibuat agar bisa dimengerti masyarakat umum,” pungkas kiai asal Sarang Rembang ini.

Redaktur     : Abdullah Alawi

Kontributor : Ichwan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen, Kajian Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock