Tampilkan postingan dengan label Pemurnian Aqidah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemurnian Aqidah. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 Februari 2018

Takbir Keliling Pengungsi di Seminari

Sleman, Sang Pencerah Muslim

Posko Merapi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta (PWNU DIY) bagian pendampingan anak mengadakan takbir keliling. Takbir Keliling yang digelar pada malam Idul Adha (16/11) diadakan di dua tempat, posko Seminari Kentungan, jalan Kaliurang kilometer 7,3 dan di posko di Desa Tlogogdadi, Turi, Sleman.



Takbir Keliling Pengungsi di Seminari (Sumber Gambar : Nu Online)
Takbir Keliling Pengungsi di Seminari (Sumber Gambar : Nu Online)

Takbir Keliling Pengungsi di Seminari

Koordinator devisi pendampingan anak Posko PWNU, Ghozi Nurul Islam, mengatakan anak-anak yang turut serta mengikuti takbir keliling dari posko Seminari berjumlah 75, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sedangkan yang di Tlogodadi tidak kurang dari 90 anak.

“Takbir keliling ini salah satu bentuk aktivitas untuk mengurangi kejenuhan anak-anak. Kegiatan ini juga bertujuan melestarikan tradisi takbir keliling. Ini tradisi bagus. Ya, olah raga juga. Mengenal lingkungan tempat tinggal semenentara. Pokoknya ini banyak manfaatnya, meskipun tanggal yang tertera di spanduk salah, mestinya 10 Dzulhijjah, tapi ditulis 9,” ujar Ghozi sambin tersenyum.

Sang Pencerah Muslim

“Anak-anak tampak senang diajak jalan-jalan, putar-putar kampung, bawa obor, menabung alat musik seadanya, sambil bertakbir,” tambanya. 

Sang Pencerah Muslim

Dalam kesempatan itu, Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Cabang Kota Yogyakarta, Mohammad Zaimul Umam, menyatakan acara takbir keliling di Seminari Kentungan ini membuktikan bahwa pengungsi muslim yang ditampung di Seminari yang Katolik tidak ada masalah.

“Kami yang muslim dapat menjalankan aktivitas keagamaan dengan leluasa. Dan mereka yang Katolik, yang jadi tuan rumah, juga merasa nyaman, tidak ada yang merasa terganggu. Takbir keliling ini kreasi kita semua. Kami punya ide, mereka mendukung,” kelas Zaimul Umam yang turut takbir keliling di Seminari. (mz/hh)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 24 Januari 2018

Tepuk Pundak untuk Jamaah

Salah satu hal yang lazim dilakukan dalam shalat sehubungan dengan proses jamaah adalah menjadikan seseorang sebagai imam dengan cara menepuk pundaknya di tengah-tengah shalat. Secara fiqih hal ini dibolehkan (mubah), bahkan disunnahkan jika tepukan itu memberi tanda bahwa yang bersangkutan telah didaulat menjdi imam. Sebagaimana diterangkan dalam Fathul Mu’in

 

(? ?) ? ? (? ? ? ? ?) ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?, ? ? ? ? ? ?.

Tepuk Pundak untuk Jamaah (Sumber Gambar : Nu Online)
Tepuk Pundak untuk Jamaah (Sumber Gambar : Nu Online)

Tepuk Pundak untuk Jamaah

 

“Niat menjadi imam atau berjama’ah bagi imam adalah sunah, di luar shalat jum’ah, karena untuk mendapatkan keutamaan berjama’ah. Seandainya ia niat berjama’ah di tengah mengerjakan shalat maka ia mendapatkan keutamaan itu. Adapun dalam shalat jum’ah wajib baginya niat berjama’ah saat takbiratul ihram”.      

Dalil di atas menunjukkan kesunnahan niat sebagai imam walaupun niatnya baru ada di tengah shalat. Karena bagaimanapun juga shalat Jama’ah jauh lebih utama dari pada shalat sendirian.

Sang Pencerah Muslim

Akan tetapi jika sekiranya tepukan di pundak itu terlalu keras hingga mengagetkan imam dan membatalkan shalatnya, maka hukumnya menjadi haram. Sebagaimana diterangkan dalam kitab Mauhibah Dzil Fadl

 

(?) ? ? ? (?) ? ? ? (? ? ? ?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. (? ? ? ? ? ?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

 

“Haram bagi siapa pun bersuara keras jika mengganggu jama’ah yang lain, baik di dalam shalat maupun di luar shalat karena membahayakan, seperti (memperingatkan) orang yang sesat, orang yang membaca atau orang yang tidur. Tidak boleh mengganggu walaupun terhadap orang yang fasik karena kefasikan itu tidak ada yang tahu kecuali dirinya. Pendapat yang mengharamkan tersebut itu jelas, namun bertentangan dengan pendapat dalam kitab al-Majmu’ dan sesamanya. Tidak diharamkannya jika kesemuanya tidak terlalu mengganggu.

Sang Pencerah Muslim

(Pengertian tidak haram jika gangguannya ringan), yakni yang dimaksud oleh mushannif (pengarang) adalah haram jika sangat mengganggu. Dalam ungkapan kitab al-I’ab bahwa keterangan dalam kitab al-Majmu’ (yang tidak mengharamkan) adalah jika tidak terlalu mengganggu kepada orang lain sehingga dapat ditoleransi, berbeda jika suara keras tersebut sampai membatalkan bacaan (shalat) secara keseluruhan, maka hukumnya haram”. (ulil)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 09 Januari 2018

Hadapi Organisasi Anti-NKRI, Warga NU Bogor Diminta Tenang

Bogor, Sang Pencerah Muslim



Pada Hari Sabtu 8 Oktober 2016, PCNU Kota Bogor melantik Pengurus Ranting, MWC dan Lembaga NU se-Kota Bogor di Pesantren Al-Alawiyah, Tanah Sareal, Bogor. Turut hadir di dalam pembengkalan pelantikan, sesepuh NU Kota Bogor H Aji Hermawan.

Di hadapan Pengurus ranting, MWC dan Lembaga NU, Ketua PCNU Kota Bogor, Ifan Haryanto, berpesan agar pengurus PCNU tetap istiqomah pada kredo perjuangan, Membumikan Ajaran Aswaja, Menjaga Tradisi serta Menjaga Keutuhan NKRI.?

Hadapi Organisasi Anti-NKRI, Warga NU Bogor Diminta Tenang (Sumber Gambar : Nu Online)
Hadapi Organisasi Anti-NKRI, Warga NU Bogor Diminta Tenang (Sumber Gambar : Nu Online)

Hadapi Organisasi Anti-NKRI, Warga NU Bogor Diminta Tenang

Terkait kredo perjuangan menjaga keutuhan NKRI, Ifan Haryanto menyampaikan bahwa dalam menghadapi isu maraknya gerakan organisasi anti-NKRI di Kota Bogor, warga NU di Kota Bogor diharapkan tetap tenang dan tidak bertindak di luar koridor hukum. Jika gerakan anti-NKRI tersebut sudah pada tahap mengancam keutuhan NKRI, baru NU siap menjadi garda terdepan untuk menjaga keutuhan NKRI.?

“Menjaga keutuhan NKRI merupakan kewajiban setiap warga Nahdliyin, karena NU bukan hanya sekedar benteng NKRI, namun juga salah satu pendiri republik ini,” katanya.?

Ifan menambahkan berbagai bukti komitmen keindonesiaan telah ditunjukkan oleh para pendiri dan pejuang NU, dan sebagai warga NU wajar meneladani komitmen keindonesiaan para sesepuhnya.?

Sang Pencerah Muslim

“Salah satu pendiri Nahdlatul Ulama yaitu KH Wahab Chasbullah bahkan telah menciptakan lagu Yalal Wathan yang mengungkapkan rasa kecintaan terhadap tanah air Indonesia, pada tahun 1934, jauh sebelum Indonesia merdeka,” paparnya. (M Zimamul Adli/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah, PonPes Sang Pencerah Muslim

Kamis, 04 Januari 2018

Memasuki Ujung Ramadhan Harusnya Ingat Diri

Surabaya, Sang Pencerah Muslim

Sebelum memulai kajian rutin yang dilangsungkan di Mushala PWNU Jatim, Ustadz Maruf Khozin mengingatkan bahwa kini umat Islam tengah berada di penghujung Ramadhan. Ada banyak hal yang harus dilakukan agar kaum Muslimin tidak merugi karena akan berpisah dari bulan penuh kebajikan tersebut.

Memasuki Ujung Ramadhan Harusnya Ingat Diri (Sumber Gambar : Nu Online)
Memasuki Ujung Ramadhan Harusnya Ingat Diri (Sumber Gambar : Nu Online)

Memasuki Ujung Ramadhan Harusnya Ingat Diri

"Di penghujung Ramadhan kita harusnya mengingat diri," katanya, Kamis (15/6). Termasuk dalam hal ini adalah bagaimana kemampuan untuk menahan nafsu. Menurut anggota dewan pakar PW Aswaja NU Center Jatim tersebut, justru di akhir Ramadhan kemampuan melawan hawa nafsu ini dipertaruhkan, lanjutnya.

Sebagai perumpamaan yang terus berulang, pada setiap akhir Ramadhan ada kecenderungan dalam berbelanja dan godaan jelang hari raya malah kian tinggi. "Kita hanya memindah nafsu ke malam hari," kata alumnus Pesantren Ploso Kediri tersebut. Menurutnya, saat siang memang tidak banyak yang dilakukan kaum Muslimin. Akan tetapi kala memasuki malam, justru diperbudak dengan nafsu. "Dari mulai nafsu makan hingga berbelanja," sergahnya.

Sang Pencerah Muslim

Ustadz Maruf kemudian membeberkan kegemaran makan dengan porsi yang lebih kala berbuka. "Karena alasan puasa, kala berbuka kita justru makan dan minum yang lebih enak," ungkapnya. Hal tersebut tentu akan berpengaruh kepada kegemaran berbelanja yang justru berlebihan.

"Demikian kala persiapan menuju hari raya," katanya. Yang ramai justru mall dan tempat belanja. Kalau pada sepuluh awal Ramadhan jamaah masjid dan mushala demikian semarak hingga menutup jalan dan gang, tidak saat ini, lanjutnya.

Sang Pencerah Muslim

Dalam pandangan Ustadz Maruf, sapaan akrabnya, ini menjadi bukti bahwa kaum Muslimin masih belum mampu menghayati esensi puasa. "Berbeda dengan para ulama dan kiai yang menjalankan puasa tidak hanya saat Ramadhan, juga di bulan yang lain," tandasnya.

Di ujung penjelasannya, Ustadz Maruf mengajak kaum Muslimin untuk benar-benar menghayati hakikat puasa. "Apalagi kini telah memasuki 10 hari terakhir dari Ramadhan, mari tingkatkan ibadah, kendalikan nafsu kita," pungkasnya. (Ibnu Nawawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Minggu, 24 Desember 2017

Mahasiswa STAINU di Maroko Rihlah Spiritual

Kenitera, Sang Pencerah Muslim. Untuk mengisi liburan yang selalu diagendakan di Maroko ketika datang  awal musim semi, para mahasiswa STAINU Jakarta yang sedang mengikuti kelas internasional  di Universitas Ibnu Tofail Kenitra-Maroko mengisi waktu luang dengan mengadakan rihlah spiritual.

Mahasiswa STAINU di Maroko Rihlah Spiritual (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahasiswa STAINU di Maroko Rihlah Spiritual (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahasiswa STAINU di Maroko Rihlah Spiritual

Ahad (14/4)kemarin mereka mengunjungi makam para ulama-ulama maroko, Ahad (14/4). Ketua rihlah, Minhajul Abidin mengatakan,  ada 5 tempat yang dikunjungi.

“Kali ini kita mengunjungi  makam Moulay Idris I (cucu Rasulullah dari jalur Abdullah al Kamil bin al Hasan  al Matsna bin al Hasan as Sibti bin Ali bin Abi Thalib, makam Syekh Abu Bakar bin al Arabi al Muafiri (pengarang kitab Ahkamu al Quran), makam Syekh Ahmad At Tijani (pendiri Thariqah at Tijaniyah), makam Moulay Idris II (putra dari Moulay Idris I) dan terahir yaitu salah satu masjid bersejarah  yang di dalamnya terdapat universitas tertua di dunia, al Qarawiyyin,” ujar Minhaj di depan rombongan ketika mobil baru meninggalkan Wisma mahasiswa STAINU Jakarta.

Sang Pencerah Muslim

Sebelum rombongan sampai di tempat tujuan, rombongan pun terlebih dahulu singgah di suatu tempat yang bernama Volubilis  atau oualili yang menyajikan pemandangan puing-puing kerajaan  Kristen romawi ketika sebelum Islam masuk ke Maroko.

Hafidzul Umam selaku ketua rombongan dalam obrolan santainya pun mengungkapkan bahwa tujuan dari rihlah kali ini adalah bukan hanya untuk mencari barokah dari para Ulama-Ulama Maroko saja tetapi untuk mengistirahatkan otak yang selalu dipacu setiap hari agar bisa segar kembali ketika hari pertama masuk kuliah.

Sang Pencerah Muslim

Selain mahasiswa STAINU Jakarta, rihlah spiritual itu juga diikuti oleh Syahbana Ali salah satu mahasiswa senior Indonesia di Maroko yang sedang berusaha meraih gelar masternya dan diikuti juga oleh sebagian mahasiswa Indonesia yang sedang  belajar di maroko.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Nizar Presto

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 19 Desember 2017

Saat Banser Mencabut Katana

Oleh Teguh Kurniawan





Sebagai negara dengan mayoritas muslim, Indonesia beruntung memiliki NU. Ormas yang oleh Muhammad Rizieq Syihab dalam video ceramah di madinah di sebutnya sebagai kelompok tradisionalis. Berbicara komitmen terhadap bangsa, NU terbukti ikut berdarah mendirikan bangsa ini. 

Saat Banser Mencabut Katana (Sumber Gambar : Nu Online)
Saat Banser Mencabut Katana (Sumber Gambar : Nu Online)

Saat Banser Mencabut Katana

Berbicara jumlah massa dan khazanah keilmuan Islam, saya bertaruh anak-anak muda NU yang belajar di Pondok Pesantren itu jauh lebih mumpuni dibanding Felix Siauw. Mereka belajar Islam dari sumber babon, ilmu tafsir, bahasa arab dan gramatikalnya, kitab fiqih lintas madzhab, ilmu hadits hingga sex education adalah makanan mereka sehari hari di Pondok Pesantren.

Kematangan pengetahuan agama, militansi jamaah, jumlah anggota, dan memiliki garis komando jelas adalah keunggulan NU yang sulit di tandingi oleh organisasi Islam manapun. Tetapi NU tidak jumawa, komitmennya selaras dengan amanah pendiri bangsa ini menjadi negara bangsa bukan negara agama. Dengan segala kelebihannya, NU adalah benteng akhir pertahanan bangsa ini. Dan ruh itu yang di jaga NU, digaungkan dalam marsnya Ya lal wathon :

 

Sang Pencerah Muslim

Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon/ Hubbul Wathon minal Iman/ Wala Takun minal Hirman/ Inhadlu Alal Wathon / Indonesia Biladi / Anta ‘Unwanul Fakhoma / Kullu May Ya’tika Yauma/ Thomihay Yalqo Himama/ Pusaka Hati Wahai Tanah Airku/ Cintaku dalam Imanku/ Jangan Halangkan Nasibmu/ Bangkitlah Hai Bangsaku/ Indonesia Negriku/ Engkau Panji Martabatku/ Siapa Datang Mengancammu/ Kan Binasa di bawah dulimu

Belakangan ini situasi tanah air mengharuskan kekuatan NU untuk kembali bangkit. Selama ini NU lebih banyak diam ketika dalam banyak kesempatan kelompok Islam anyaran seperti HTI terus-menerus menuding kaum selain mereka sebagai kafir. Dengan seenaknya mereka memvonis negeri ini sebagai negeri thoghut dan kafir, tidak pakai hukum Allah. Gerakan Islam Nusantara dihujat, NU sebagai jamaah liberal, penyembah kubur, tukang bid’ah, bahkan gelombang fitnah dialamatkan pada pucuk pimpinan NU, tetapi NU masih bersabar.  

Sang Pencerah Muslim

Namun saat provokasi ini mengancam integrasi bangsa dan eksistensi Pancasila, maka anak muda NU saatnya bergerak. Mereka bangkit melawan, musuh mereka adalah kelompok unyu-unyu pemimpi basah khilafah dan kelompok penebar benih radikalisme. Banser dan GP Ansor menunjukkan kekuatannya menjadi penjaga NKRI. Di Makassar mereka bentrok dengan HTI. Di Bogor dan Jakarta mereka menolak forum internasional khilafah HTI.

Di Jombang, Tulungagung, Jember, Sidoarjo dan Surabaya sudah menyatakan dengan keras tidak memberi ruang bagi HTI dan ormas anarkis di Jatim. Di Cilacap, Banser dan GP Ansor menyerukan HTI untuk kembali ke ajaran Islam yang sebenarnya. Di Semarang mereka menolak perilaku ormas anarkis. Di Takalar GP Ansor dan Banser, gagalkan konvoi HTI. Di Bandung, mereka menolak deklarasi HTI. Di Purbalingga, GP Ansor dan Banser hampir saja bentrok dengan HTI. Di Rembang sikapnya sama usir kelompok pemimpi khilafah

Berpuluh tahun NU menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia dalam kerangka agama yang sejuk dan berwibawa. NU ibarat klan keluarga Samurai Katsumoto dalam film The Last Samurai. Mereka adalah orang orang yang tidak pernah melupakan cikal bakal mereka, mereka setia pada tanah kelahiran, adat istiadat, dan juga leluhur mereka. Jika kemudian NU melalui Ansor dan Banser sudah bergerak mengangkat Katana-nya, artinya isyarat bangsa sedang terdzolimi. Benih radikalisme, bibit disintegrasi bangsa, sikap intoleran, ungkapan kebencian berjamur di mana-mana. 

Bukan Banser jika hanya diam, mereka bergerak serentak menunjukan taringnya. Hal itu yang kemudian membuat orang yang membenci Pancasila dan memimpikan negara Islam merengek, lebih tepatnya mengembik. Mereka melancarkan gelombang Fitnah pada Banser, video dan beragam fitnah dilancarkan dengan masif. 

Banser berjuang sendiri, dengan kesederhanaannya. Saya membayangkan saat orang seperti Kang Nen membubarkan konvoi khilafah mungkin dikantungnya hanya ada dua batang rokok dan uang untuk beberapa liter bensin, tapi untuk Indonesia Kang Nen melakukan dengan gembira. 

Ancaman terhadap NKRI sudah begitu nyata, kelompok radikalis dan pro khilafah telah masuk dengan masif hingga sekolah menengah, saat ini Banserlah pilar yang tersisa ketika gelombang virus radikalisme menyerbu negeri ini. Menyatukan kelompok pro khilafah ini dengan NU, rasanya tidak mungkin. Keislaman NU berakar pada tradisi, sedang mereka beragama dengan insting menaklukan. 

Satunya-satunya jalan negara harus memilih, NU yang telah terbukti komitmennya atau mereka yang ingin mengganti ideologi negara. Berharap anak-anak muda NU untuk mundur mengalah, tidak ada cerita Banser mundur perang. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya adalah gambaran keberanian Banser. Pada masa ini HTI dan ormas yang mempunyai kecenderungan anarkis lahir saja belum.  

Namun membiarkan Banser berjuang sendiri rasanya tidak bijak. Kita harus hadir berdiri bersama mereka. Kita tidak ingin adegan terakhir dalam film The Last Samurai terjadi. Teringat sebuah adegan dalam Film itu saat Nathan Algreen memberikan Katana dari klan Samurai Katsumoto yang gugur di medan perang.

Pada saat menerima Katana itu Kaisar baru menyadari bahwa pemerintah telah mengorbankan hal paling berharga dari bangsanya yaitu akar budayanya sendiri. Kita tidak ingin menitikkan air mata saat menyaksikan Katana Banser Samurai terakhir penjaga bangsa ini diserahkan. 

Saatnya kita berdiri bersama Banser ikut menjaga bangsa ini melawan radikalisme dan intoleransi. Membantu sebisa kita jangan biarkan Banser sendiri, bergandengan tangan nengucapkan kalimat Kaisar dalam film The Last Samurai, "We can be modern country, we are wearing western clothes, we have railway, but we cannot forget WHO WE ARE."  Kang Nen, salam hangat secangkir kopi untukmu.

Ini adalah bagian dari artikel lama saya yang saya potong. Tulisan ini saya buat hampir setahun lalu berjudul "Banser The Last Samurai" seiring maraknya gelombang fitnah untuk Banser pasca insiden kaburnya Felix Siauw yang menolak menandatangani surat pernyataan setia pada Pancasila. Saya rasa tulisan ini relevan.

Penulis adalah Konsultan Media dan Aktivis Sosial.

*) Atas persetujuan penulis, tulisan opini di atas telah mengalami pengeditan di beberapa paragraf yang menyebut kata FPI.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 06 Desember 2017

Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax

Jakarta,Sang Pencerah Muslim

Berita bohong atau dikenal hoax saat ini hampir meliputi beragam sendi kehidupan, mulai bisnis, kesehatan, pendidikan, politik, bahkan urusan agama. Hoax sengaja disebar pihak tertentu untuk dipercaya penerimanya. Biasanya tersebar luas melalui media sosial.

Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax (Sumber Gambar : Nu Online)
Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax (Sumber Gambar : Nu Online)

Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax

Hal itu dikatakan Ketua Litbang Lembaga Ta’lif wa Nasyr Nahdlatul Ulaa (LTNNU) Malik Mughni di sela diskusi dengan peserta menulis Sang Pencerah Muslim di kantor PBNU (12/5).

Apalagi ketika menjelang pemilihan umum baik pemilihan kepala daerah atau pemilihan presiden, hoax, semakin marak.

Sang Pencerah Muslim

“Tujuannya tidak lain untuk menjatuhkan dengan menggunakan berita bohong. Selain itu hoax juga sering digunakan untuk menebarkan kebencian dalam satu golongan dan pengagungan kepada golongan lain,” jelasnya.

Agar terhindar dari hoax, menurut Malik, adalah melakukan tabayun atau konfirmasi. Artinya kita tidak begitu saja percaya dengan berita yang diperoleh sebelum memastikan kebenarannya. Terutama berita dengan sumber yang tidak jelas.

Sang Pencerah Muslim

Malik juga menambahkan, saat ini NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia sering dihantam hoax dari pihak-pihak tertentu.

“Tentu saja itu sangat merugikan NU. Parahnya, media mainstream juga ikut termakan hoax,” kata Malik menegaskan.

Untuk menangkal hoax terhadap NU, LTNNU menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Kerja sama itu melibatkan para peneliti, pendidik, organisasi kepemudaan, pengamat, dan jurnalis di media-media mainstream. Mereka akan dipertemukan LTNNU pada konsolidasi nasional untuk mempertemukan gagasan mengimbangi media-media radikal dan berita-berita hoax.

“Kenapa itu dilakukan? Karena yang hoax itu tidak sesuai dengan ajaran Islam,” pungkasnya. (Mistra/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, Pemurnian Aqidah, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Selasa, 05 Desember 2017

Jadi Milik NU, UIJ Didorong Fokus Kembangkan Diri

Jember, Sang Pencerah Muslim. Universitas Islam Jember (UIJ)? harus fokus mengembangkan diri sebaik mungkin untuk menjadi perguruan tinggi yang bonafide dan dibanggakan Nahdliyin. Dorongan ini mengemuka dari Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember KH. Muhyiddin Abdusshomad.

Ia menyampaikannya saat memberikan taushiyah dalam acara halal bihalal Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ulama (YPNU) di aula gedung UIJ, Selasa (12/8).

Jadi Milik NU, UIJ Didorong Fokus Kembangkan Diri (Sumber Gambar : Nu Online)
Jadi Milik NU, UIJ Didorong Fokus Kembangkan Diri (Sumber Gambar : Nu Online)

Jadi Milik NU, UIJ Didorong Fokus Kembangkan Diri

Menurut Kiai Muhyiddin, saat ini UIJ secara de facto maupun de jure sepenuhnya milik NU menyusul terbitnya keputusan Menkumham beberapa waktu lalu yang membenarkan UIJ adalah milik NU Jember.

Sang Pencerah Muslim

“Sekarang kita tidak lagi diribetkan dengan persoalan internal khususnya soal kepemilikan UIJ. Seharusnya UIJ bisa berkembang lebih cepat. Sekarang UIJ sepenuhnya milik NU Jember. Tidak seperti dulu, yang diklaim milik? elemen-elemen NU. Sekarang Ketua NU Jember otomatis menjadi Ketua YPNU,” ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Kendati demikian, Kiai Muhyiddin mengaku bersyukur karena UIJ sudah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Ini bisa dilihat dari perhatian dan kepedulian Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) yang bersedia menjadi posko penerimaan mahasiswa baru belum lama ini.

“Jadi warga NU sudah merasa memiliki UIJ, dan ini sangat positif. Tinggal kita harus bisa mengimbangi mereka dengan pelayanan yang lebih bagus dan fasilitas yang lebih komplet,” jelasnya seraya menegaskan bahwa UIJ merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang sangat diharapkan sebagai kawah candradimukanya para kader NU menjadi sarjana yang? mumpuni dan militan ke-NU-annya.

Halal bihalal tersebut dihadiri oleh hampir semua petinggi YPNU dan pengurus NU Jember, mulai dari jajaran syuriyah hingga tanfidziyah dan para kiai. Ketua PCNU Jember KH. Abdullah Syamsul Arifin berhalangan hadir karena masih ada di luar kota. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan, Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Minggu, 03 Desember 2017

Dijamin Tak Sesat, Keilmuan Santri Sampai Rasulullah

Tangerang, Sang Pencerah Muslim



Kekhasan ilmu dunia pesantren adalah ketersambungan sanad dari kiai sampai ke Rasulallah SAW. Itu yang membedakan dengan pendidikan pada sekolah umum. Untuk menjaga sanad itu, Pesantren Putri Al-Hasaniyah melakukan ujian pengambilan sanad dan ijazah kitab kepada para santriwati.

Kepala Dirosah Pesantren Putri Al Hasaniyah KH. M. Mahrusillah menjelaskan bahwa dalam tradisi pesantren ada yang disebut dengan sanad. Keilmuan yang diajarkan oleh guru terhadap murid jelas jalur keilmuannya sampai ke Rasullallah. Jadi, belajar di pesantren dijamin tidak akan sesat pemahaman sebab gurunya punya sanad ilmu yang jelas.

Dijamin Tak Sesat, Keilmuan Santri Sampai Rasulullah (Sumber Gambar : Nu Online)
Dijamin Tak Sesat, Keilmuan Santri Sampai Rasulullah (Sumber Gambar : Nu Online)

Dijamin Tak Sesat, Keilmuan Santri Sampai Rasulullah

"Jadi, jika dirunut dari guru kamu (para santri) saat ini, maka sanad mengaji mu sampai ke Rasulallah pada nomor urut ke 38, sebab rata-rata gurumu bersanad ke-37," ujarnya dalam sambutannya pada kegiatan Haflah Akhirussanah Dirosah Diniyyah Pondok Pesantren Putri Al Hasaniyah Rawalini Teluknaga Tangerang, Jumat (31/3) malam.

Di waktu yang sama, H. Muhamad Qustulani, salah satu pengasuh pesantren menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Haul Ke 10 Pengasuh Pesantren Putri Al-Hasaniyah Rawalini, KH Muhammad Zarkasyi bin KH.M. Hasan.

Ia pun menjelaskan sanad diberikan kepada seluruh santri yang sudah menyelesaikan setoran hafalan kitab (turats) kuning dan diujikan secara lisan dan tulisan. Di antara kitab yang disanadkan adalah yaitu Awamil Jurjani, Aqidatul Awam, Tuhfatul Athfal, al-Jurumiyah, ? dan Tasrifan KH M. Hasan.?

Sang Pencerah Muslim

"Santri dalam setingkat tingkatan kelas dibebankan hafalan wajib kitab turats. Seperti Yanti salah satu santri putri kelas 3 Sekolah Dasar sudah mampu menghafal kitab Awamil Jurjani," imbuhnya.

Acara diikuti oleh 300-n santri putri Al Hasaniyah dan 18-an santri putra Kimiyaussaadah. Hadir pada kegiatan tersebut Kiai Abdul Azis, Nyai Hj. Tamamal Afiyah, dan para pengasuh pesantren lainnya. (Suhendra/Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren, Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 07 Oktober 2017

Otoritas China Paksa Imam Masjid Menari di Jalanan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Otoritas China telah memaksa para imam dari distrik mayoritas Muslim Xinjiang menari di jalanan, dan bersumpah bahwa mereka tidak akan mengajarkan agama kepada anak-anak juga mengatakan kepada mereka doa yang berbahaya bagi jiwa.

Otoritas China Paksa Imam Masjid Menari di Jalanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Otoritas China Paksa Imam Masjid Menari di Jalanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Otoritas China Paksa Imam Masjid Menari di Jalanan

Seperti dilaporkan oleh World Bulletin, Senin, 9 Februari imam Muslim dipaksa untuk mengucapkan slogan bahwa "Pendapatan kami berasal dari Partai Komunis China, tidak dari Allah".

Para imam berkumpul di sebuah lapangan atas nama peradaban di mana mereka dipaksa untuk menari dan menyanyikan slogan untuk mendukung negara.

Sang Pencerah Muslim

Slogan-slogan termasuk pernyataan memuliakan negara atas agama seperti perdamaian negara memberikan ketenangan bagi jiwa.

Sang Pencerah Muslim

Mereka juga memberikan pidato yang mengajak pemuda menjauh dari masjid, dan bahwa doa itu berbahaya bagi kesehatan mereka, mendorong mereka untuk menari sebagai gantinya.

Guru perempuan diperintahkan untuk mengajarkan anak-anak untuk menjauh dari pendidikan agama dan bersumpah bahwa mereka akan menjaga anak-anak jauh dari agama.

Muslim Uighur adalah kelompok minoritas berbahasa Turki dengan populasi delapan juta yang hidup di wilayah Xinjiang barat laut.

Wilayah ini telah memiliki otonomi sejak tahun 1955 namun terus menjadi subyek tindakan keras keamanan besar-besaran oleh pemerintah Cina.

Kelompok-kelompok HAM menuduh pihak berwenang China melakukan represi agama terhadap Muslim Uighur di Xinjiang atas nama terorisme.

November lalu, Xinjiang melarang aktifitas agama di gedung-gedung pemerintahan, serta mengenakan pakaian atau logo yang berhubungan dengan agama.

Sebelumnya pada Juli, Cina melarang mahasiswa dan staf pemerintah dari menjalani puasa Ramadhan, sebagian pejabat mencoba untuk mendorong penduduk setempat di Xinjiang tidak memakai jilbab. (onislam.net/mukafi niam) 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Jumat, 01 September 2017

Resmikan BPJPH, Kemenag Proyeksikan Masuk 10 Besar Produsen Halal Dunia

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kementerian Agama meresmikan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Badan ini dibentuk Pemerintah agar menjadi stimulan untuk membangkitkan dan menggairahkan perkembangan industri halal di Tanah Air yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Saya berharap BPJPH segera mengonsolidasikan tugas dan fungsi badan ini baik menyangkut perangkat kelembagaan, infrastruktur regulasi, prosedur kerja, layanan sertifikasi, sistem pengawasan, maupun aspek pengembangan kerja sama domestik dan global,” ujar Menag Lukman Hakim Saifuddin dalam peresmian BPJPH di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Rabu (11/10).

Resmikan BPJPH, Kemenag Proyeksikan Masuk 10 Besar Produsen Halal Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Resmikan BPJPH, Kemenag Proyeksikan Masuk 10 Besar Produsen Halal Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Resmikan BPJPH, Kemenag Proyeksikan Masuk 10 Besar Produsen Halal Dunia

Menag minta pelayanan sertifikasi dan pengawasan Jaminan Produk Halal menerapkan secara konsisten prinsip integritas, transparansi, dan menghindari segala macam pungli dan gratifikasi. Badan yang lahir berdasarkan amanat UU No 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal ini, kata Lukman, juga harus proaktif melakukan penguatan basis kerja sama dan pengembangan diplomasi halal, baik pada level nasional maupun global.

Penguatan kerja sama itu antara lain dilakukan dengan kementerian dan lembaga terkait, serta Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kerja sama dengan LPH, misalnya bisa dilakukan dalam hal pemeriksaan dan/atau pengujian produk. Sedangkan kerja sama BPJPH dengan MUI, dilakukan dalam bentuk sertifikasi auditor halal; penetapan kehalalan produk; dan akreditasi LPH. 

Sang Pencerah Muslim

“Pasca beroperasinya BPJPH kewenangan MUI tetap penting dan strategis yaitu memberikan fatwa penetapan kehalalan suatu produk yang kemudian disampaikan kepada BPJPH sebagai dasar penerbitan Sertifikat Halal,” ujar Menag Lukman.

Menurut Menag dalam konteks ekonomi global, perkembangan industri halal dewasa ini telah menjadi trend dunia. Bahkan dalam proyeksi ke depan pemerintah menginginkan Indonesia bisa masuk kategori 10 besar negara produsen halal dunia.

“Saya yakin hal itu akan tercapai dengan adanya dukungan, kerja sama, sinergitas dan kebersamaan semua pihak. Pesan Al-Quran tentang konsumsi produk halal merupakan pesan universal untuk kemashalatan umat manusia seluruhnya,” tuturnya. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah, Warta, Santri Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 05 Agustus 2017

PBNU Dorong Polisi Introspeksi Diri

Jakarta,Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, mendesak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk secepatnya mengungkap pelaku dan dalang di balik serangkaian aksi kekerasan oleh geng motor. NU juga mendorong kepolisian untuk melakukan introspeksi diri atas peristiwa tersebut.

"Harus cepat diungkap. Jangan sampai ini berlatur-larut yang ujungnya akan semakin meresahkan masyarakat," tegas Kiai Said di Jakarta, Senin (16/4).

Keresahan masyarakat akibat maraknya aksi kekerasan oleh geng motor, lanjut Kiai Said, dikhawatirkan justru akan menimbulkan aksi anarkis lainnya. "Masyarakat sekarang ini sangat mudah terprovokasi. Jangan sampai masyarakat tidak puas dengan kinerja polisi dalam menangani aksi geng motor, yang justru berujung terjadinya tindakan main hakim sendiri," tambahnya menandaskan.

PBNU Dorong Polisi Introspeksi Diri (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Dorong Polisi Introspeksi Diri (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Dorong Polisi Introspeksi Diri

Polisi juga didorong secepatnya melakukan instropeksi diri atas maraknya aksi kekerasan oleh geng motor, terlebih kejadian ini sudah merambah ibukota Negara, Jakarta. Tindakan kekerasan yang beberapa diantaranya disasarkan ke aparat kepolisian, dinilai sebagai kondisi mengkhawatirkan yang sesegera mungkin harus disikapi.

"Geng motor menyerang aparat itu tindakan berani dan di luar kewajaran. Apalagi ini terjadi di Jakarta, ibukota Negara yang merupakan barometer untuk kota-kota lain," urai Kiai Said.

Seperti diberitakan, dalam beberapa pekan terakhir aksi kekerasan oleh geng motor marak terjadi di berbagai lokasi di Jakarta. Dua nyawa masyarakat sipil melayang akibat kejadian itu, sementara kerugian materi juga ditimbulkan.

Sang Pencerah Muslim

Presiden SBY melalui juru bicara Julian Aldrin Pasha menyatakan terganggu dengan maraknya aksi kekerasan oleh geng motor, dan menyerahkan penanganannya ke aparat keamanan, baik Polri maupun TNI.

Sang Pencerah Muslim

Penulis: Emha Nabil Haroen

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah, Kajian Sunnah, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Jumat, 09 Juni 2017

Apel Hari Santri Dipindahkan dari Lapangan Banteng ke Monas

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

PBNU menggelar apel peringatan Hari Santri 2016 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat pada Sabtu 22 Oktober. Apel yang dipimpin Kapolri Jenderal Polisi Tito karnavian tersebut dimulai pukul 08.00. Informasi sebelumnya, kegiatan tersebut akan digelar di lapangan banteng, kemudian dipindahkan ke Monas.

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PBNU H Imam Pituduh, pemindahan lokasi tersebut karena massa yang akan hadir membludak . Ternyata antusias untuk menghadiri apel tersebut luar biasa.

Apel Hari Santri Dipindahkan dari Lapangan Banteng ke Monas (Sumber Gambar : Nu Online)
Apel Hari Santri Dipindahkan dari Lapangan Banteng ke Monas (Sumber Gambar : Nu Online)

Apel Hari Santri Dipindahkan dari Lapangan Banteng ke Monas

“PBNU menargetkan sekitar 50 ribu orang yang akan hadir pada apel tersebut,” katanya di gedung PBNU,” Jakarta, Jumat (21/10). Mereka, tambahnya, adalah warga NU dan masyarakat umum di ibu kota.

Sang Pencerah Muslim

Ia menambahkan, pada kesempatan tersebut akan hadir tokoh ormas-ormas Islam, para habib, pelajar, pejabat pemerintah, dan pemuka lintas agama.

Apel di Monas merupakan puncak peringatan Hari Santri 2016. Beberapa rangkaian kegiatan peringatan tersebut telah berlangsung dimana-mana. Mulai Kirab Resolusi Jihad NU, berbagai kompetisi, dan santunan. Malam ini akan berlangsung pembacaan Shalawat Nariyah dari Aceh sampai Papua di 10 ribu tempat. (Abdullah Alawi)? ?

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah, Anti Hoax Sang Pencerah Muslim

Selasa, 30 Mei 2017

Malam Ini, Pengajian Tastafi di Banda Aceh Berlanjut

Banda Aceh, Sang Pencerah Muslim. Setelah memulai pengajian tasawuf, tauhid, dan fiqih (Tastafi) perdananya di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh, pada awal Maret lalu, Syekh Hasanoel Basri (Abu MUDI) akan kembali melanjutkan pengajian serupa malam ini, Jumat (4/4), pukul 21.00 WIB di lokasi yang sama.

Malam Ini, Pengajian Tastafi di Banda Aceh Berlanjut (Sumber Gambar : Nu Online)
Malam Ini, Pengajian Tastafi di Banda Aceh Berlanjut (Sumber Gambar : Nu Online)

Malam Ini, Pengajian Tastafi di Banda Aceh Berlanjut

Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) tersebut bulan yang lalu bersama masyarakat Kota Banda Aceh dan sekitarnya bulan lalu mengulas secara detail kandungan kitab Sirus Salikin mengenai syariat, thariqat, dan haqiqat.

Jamaah Pengajian Tastafi malam ini diperkirakan semakin ramai karena masyarakat dari luar Kota Banda Aceh juga berencana untuk mengikuti pengajian ini secara langsung di Masjid Raya Baiturrahman. Pihak Panitia telah jauh hari menyosialisasikan pengajian ini baik melalui surat kabar maupun di jejaring sosial.

Sang Pencerah Muslim

Ketua pantia Tgk Marwan Yusuf berharap, Pengajian Tastafi di Masjid Raya dapat menjadi momentum untuk mengembalikan masjid kebanggaan masyarakat Aceh ini seperti yang tertera dalam Qanun Meukuta Alam, “Ahlussunnah Waljamaah I’tiqadan dan Syafii Mazhaban”.

Pada sesi terakhir pengajian, panitia memberikan kesempatan kepada para Jamaah untuk bertanya langsung kepada Abu MUDI. Adapun bagi masyarakat yang berada di luar Kota Banda Aceh, pengajian ini bisa diikuti melalui Radio Pro 1 RRI Banda Aceh dan pertanyaan bisa diajukan melalui SMS dengan mengetik BNA(Spasi)Isi Pertanyaan ke nomor 0852-1322-3010.

Sang Pencerah Muslim

Dalam pengajian bulan lalu, Abu MUDI di antaranya memaparkan, Syariat dan Thariqat adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan Nabi Muhammad SAW yang telah menerima syariat shalat masih menunggu thariqat (metode) pelaksanaannya. Sedangkan hakikat, menurutnya, bukan sesuatu yang dapat dipelajari, melainkan merupakan satu kedudukan yang diberikan Allah kepada orang-orang yang telah menjalankan syariat dan thariqat secara benar.

Sebelumnya, Pengajian Tastafi diadakan di Meunasah Al-Latief Kampung Baro, tepat di belakang Mesjid Raya Baiturrahman. Namun, mengingat jumlah jamaah yang semakin meningkat, tempat ini tidak muat lagi menampung jamaah dan panitia mengambil inisiatif untuk memindahkan lokasi pengajian ke Mesjid Raya Baiturrahman. Pengajian ini diadakan sebulan sekali setiap Jumat malam saban awal bulan. (Muhammad Iqbal Jalil/Mahbib)

Foto: Suasana Pengajian Tastafi 7 Maret lalu di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 28 Februari 2017

PKC PMII Kalsel Gelar Aksi Damai

Banjarmasin, Sang Pencerah Muslim. Dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia pada tanggal 09 Desember, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Kalimantan Selatan menggelar aksi damai di depan Kantor DPRD Kalsel, Selasa (08/12).



PKC PMII Kalsel Gelar Aksi Damai (Sumber Gambar : Nu Online)
PKC PMII Kalsel Gelar Aksi Damai (Sumber Gambar : Nu Online)

PKC PMII Kalsel Gelar Aksi Damai

“Kami dari PKC PMII Kalsel melakukan aksi damai dalam rangka hari anti korupsi se dunia, sekaligus menutut kepada pemerintah Indonesia agar menyelesaikan kasus-kasus korupsi yang ada di negeri ini,” ujar M. Syafi`i selaku koordinator aksi.

Dalam aksi ini PKC PMII Kalsel mebuat pernyataan sikap yang ditanda tangani Bunyamin selaku ketua umum yang menuntut kepada DPR dan DPRD agar bertindak cepat, dan tegas dalam upaya pemberantasan korupsi dan selalu memprjuangkan kepentingan rakyat. Serta penyelesaian berbagai permasalahan yang masih berlangsung hingga saat ini seperti kasus Bank Century, dan tiga lembaga hokum yang sedang mengalami disharmonis yakni Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK.

Sang Pencerah Muslim

Dimulai dari kawasan bundaran Jl. Hasanuddin, puluhan mahasiswa ini melakukan aksi longmarch menuju gedung DPRD Kalsel di Jl. Lambung Mangkurat dengan melakukan aksi teaterikal di sepanjang jalannya. Dan di kawal puluhan satuan anggota kepolisian.

Aksi teaterikal ini melakonkan seorang koruptor yang diseret oleh seorang rakyat. hingga tepat di depan gerbang kantor DPRD Kalsel sang koruptor roboh terbaring di jalanan, yang menandakan perlawanan rakyat terhadap segala jenis tindak korupsi yang berlaku di negeri ini.

Sang Pencerah Muslim

Demo berjalan damai. Setelah beberapa lama melakukan aksi di depan gerbang rumah rakyat itu (kantor DPRD), para rombongan diizinkan pihak kepolisian masuk ke pelataran gedung DPRD Kalsel.

Rombongan disambut Nasib Alamsyah Ketua DPRD Kalsel setelah beberapa lama menunggu dihalaman. Yang dalam sambutanya mengatakan mereka akan selalu komit terhadap aspirasi rakyat dan akan memperjuangkannya demi kepentingan rakyat.

“ Kami selaku wakil rakyat akan selalu mengingatkan kepada anggota-anggota dewan agar korupsi jangan sampai terjadi di kawasan kita, kalaupun ada kita akan lawan dan tindak dengan segera,” kata Alamsyah.

Setelah menyampaikan wejangannya ketua DPRD Kalsel masuk ke dalam ruangan dan menyilakan perwakilan pendemo masuk untuk menyatakan pernyataan sikap yang selanjutnya dikirim via faximile yang ditujukan ke DPR-RI, Kapolri, dan Kejagung.

Setelah kehendak mereka terpenuhi rombongan membubarkan diri dengan tertib (sk.net/mad)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 03 Desember 2016

Banser Tulungagung Latih CBP IPNU

Tulungagung, Sang Pencerah Muslim? . Banser Tulungagung, Jawa Timur, memberikan pelatihan kepada Corp Brigade Pembangunan (CBP) Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Tulungagung mulai 22 sampai 24 Desember 2015.?

Banser Tulungagung Latih CBP IPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Banser Tulungagung Latih CBP IPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Banser Tulungagung Latih CBP IPNU

Pelatihan yang diikuti 100 peserta tersebut berlangsung di halaman MTs Wali Songo Desa Tanggulkundung, Kecamatan Besuki, sekitar 30 km di selatan Kota Tulungagung.?

Ketua IPNU Tulungagung A.Rofiq mengatakan, kegiatan tersebut dalam rangka pemantapan kaderisasi pelajar NU dalam menanamkan jiwa kedisiplinan berorganisasi, keaswajaan, berbangsa, dan bernegara.?

Sang Pencerah Muslim

Para peserta kegiatan tersebut mendapatkan pelatihan peraturan baris-berbaris, beladiri, ke-NU-an, dan kebangsaan. (Yoyok Mubarok/Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 09 Juli 2016

Buka Bersama, Merayakan Kebersamaan dalam Ramadhan

Tradisi yang belakangan ini semakin marak selama Ramadhan adalah buka puasa bersama. Berbagai kalangan, dari seluruh lapisan masyarakat menggelar buka puasa dengan ragamnya masing-masing. Ini bukan sekedar soal makan bersama, tetapi di situ, terdapat nilai yang lebih luhur, seperti terjalinnya silaturrahmi yang sebelumnya kurang mendapat perhatian mengingat berbagai kesibukan yang seolah-olah tiada habisnya. Ramadhan, mengingatkan kembali akan kodrat manusia sebagai makhluk sosial untuk bersosialisasi dengan yang lain.

Buka puasa bersama merupakan salah satu sunnah Nabi. Rasul mengatakan bahwa memberi makan orang yang berbuka mendapat pahala seperti berpuasa. Inilah yang menjadi alasan banyak orang memberi makanan untuk berbuka. Ada banyak bentuk tradisi berbuka. Yang paling umum adalah pemberian takjil kepada jamaah shalat Maghrib yang berbuka puasa di masjid-masjid. Di daerah pedesaan, penduduk di sekitar masjid biasanya secara bergiliran menyediakan hidangan berbuka dan cemilan untuk yang bertadarrus di masjid sampai tengah malam. Di masjid daerah perkotaan, dana berbuka bersama diambil dari para donatur.

Tradisi ini terus berkembang dengan munculnya kebiasaan masyarakat yang mengundang kolega, keluarga, dan kenalannya untuk berbuka puasa di rumahnya disertai dengan ceramah agama singkat yang biasa disebut kultum (kuliah tujuh menit) sebelum Maghrib. Bagi orang berpunya, tentu saja, menu yang disajikan merupakan makanan mewah dengan berbagai variasi sebagai penghormatan kepada para undangan yang hadir. Sementara bagi anak-anak muda cukup menggelar buka puasa bersama di restoran fastfood. Beda lagi dengan kalangan aktivis yang biasanya diawali dengan menggelar sebuah diskusi sebelum diakhiri dengan buka puasa bersama. Yang paling sibuk adalah para ustadz yang selama Ramadhan ini jadwalnya sudah penuh untuk mengisi kultum.

Buka Bersama, Merayakan Kebersamaan dalam Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)
Buka Bersama, Merayakan Kebersamaan dalam Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)

Buka Bersama, Merayakan Kebersamaan dalam Ramadhan

Nilai terbesar dari buka puasa bersama ini sebenarnya bukan pada acara makan-makannya. Ini hanya menjadi sarana untuk bertemu. Di sela-sela makan inilah para hadirin bisa dengan santai membicarakan banyak hal, mulai menanyakan kabar keluarga, kesehatan, karier, atau persoalan keseharian yang dihadapi masing-masing pihak. Tak jarang, dari pertemuan ini, lahir kerjasama atau kesepakatan-kesepakatan yang membawa manfaat.?

Di Jakarta, tradisi buka puasa bersama bisa dikatakan menggantikan tradisi silaturrahmi saat lebaran karena saat Idulfitri ini, banyak orang pulang kampung sampai seminggu setelahnya ? sehingga saat kembali ke Jakarta, sudah merasa capek dan kehilangan momentum silaturrahmi. Bagi mereka yang tidak pulang kampung atau sudah menjadi orang Jakarta, kunjungan ke rumah yang akrab lebih dikhususkan kepada anggota keluarga dekat. Sementara itu tradsi halal bihalal biasanya lebih formal karena kebanyakan diselenggarakan oleh institusi.

Sang Pencerah Muslim

Tak lupa, jika acara buka puasa bersama ini diselenggarakan oleh orang kaya, biasanya ada bingkisan yang diberikan, entah berupa sarung, baju koko atau sembako. Ini tentu akan sangat bermakna bagi mereka yang membutuhkan. Apalagi mengingat waktu Lebaran banyak sekali kebutuhan untuk merayakannya.

Tradisi yang baik ini, seharusnya menjadi awal memupuk kesalehan sosial dengan tetap menjaga silaturrahmi dan berbagi. Bagaimana agar tradisi silaturrahmi ini tidak hanya ramai di bulan Ramadhan, inilah yang tampaknya harus kita wujudkan bersama-sama. Sesungguhnya silaturrahmi menambah umur dan memperbanyak rezeki. (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Syariah, Khutbah, Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Jumat, 23 Oktober 2015

Kenangan Kiai Said Saat Dijemput Pak Imam Sepulang dari Saudi

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Meninggalnya Awan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Imam Mudzakir ternyata meninggalkan kesan bagi banyak orang, termasuk Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Menurut pengasuh Pesantren Luhur Al Tsaqafah Ciganjur ini, almarhum adalah sosok yang dekat dengan Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

"Ketika saya pulang dari Mekkah (Arab Saudi) tahun 1994. Pak Imam lah yang menjemput saya di pintu pesawat dan membantu mengurus barang-barang sampai 18 kereta dorong. Sementara Gus Dur menunggu di luar," kenang Kiai Said sesaat setelah menshalati jenazah di Masjid An-Nahdlah, Gedung PBNU Jakarta, Selasa (16/5).

Imam Munzakir, kata kiai said, adalah aktivis NU sejak muda. Selama hidupnya ia telah mengabdikan diri pada organisasi yang berdiri tahun 1926 ini.?

Kenangan Kiai Said Saat Dijemput Pak Imam Sepulang dari Saudi (Sumber Gambar : Nu Online)
Kenangan Kiai Said Saat Dijemput Pak Imam Sepulang dari Saudi (Sumber Gambar : Nu Online)

Kenangan Kiai Said Saat Dijemput Pak Imam Sepulang dari Saudi

"Akhir-akhir ini beliau membantu kita menanggani pembangunan, antara lain hasil masjid (An-Nahdlah) ini," ujar kiai asal Kempek, Cirebon.

Selanjutnya, Imam Munzakir dipercaya menangani pembangunan Gedung PBNU II untuk kampus Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

"Dengan tekun, dengan ikhlas, tanpa mengenal lelah setiap hari beliau nongkrongin di gedung PBNU II," ungkap Kiai Said.?

H Imam Mudzakir wafat sekitar pukul 09.15 WIB pada usia ke 72 di Rumah Sakit MMC Kuningan, Jakarta. Ia merupakan alumni Pesantren Bendo, Kediri, asuhan KH Hayat. (Zunus)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Quote, Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Selasa, 24 Februari 2015

Pergunu Jabar Gelar Diklat Pembelajaran Bahasa Arab Metode Fitrah

Purwakarta, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PW Pergunu) Jawa Barat menggelar pendidikan dan latihan pengajaran bahasa Arab dengan metode fitrah di Kampus Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) YPAT Purwakarta. Kegiatan ini  bekerjasama dengan Irsyad Trust Limited Singapore, diikuti sedikitnya empat puluh guru bahasa Arab perwakilam dari tiap kecamatan se-Kabupaten Purwakarta. 

Ketua Pergunu Jabar, H Saepuloh mengatakan kegiatan tersebut sebagai wujud pengabdian Pergunu dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan NU.

Pergunu Jabar Gelar Diklat Pembelajaran Bahasa Arab Metode Fitrah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pergunu Jabar Gelar Diklat Pembelajaran Bahasa Arab Metode Fitrah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pergunu Jabar Gelar Diklat Pembelajaran Bahasa Arab Metode Fitrah

"Guru merupakan ujung tombak dalam pendidikan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk terus meningkatkan kompetensinya termasuk guru bahasa Arab," tutur Saepuloh, Jumat (22/9).

Ia meminta para peserta dapat mengikuti diklat dengan maksimal dan menularkan kepada guru-guru lainnya di tempat para peserta mengajar.

“Metode fitrah bisa menjadi salah satu rujukan bagi guru bahasa Arab dalam proses pembelajaran," ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Direktur AMIK YPAT Purwakarta KH M Jhon Dien menyambut gembira kegiatan tersebut.

"Kami tuan rumah bersyukur kampus kami bisa digunakan untuk diklat ini. Semoga para peserta mendapatkan hasil yang maksimal," tutur pria yang juga Ketua MUI Kabupaten Purwakarta.

Diklat berlangsung 22-24 September. Narasumber diklat adalah Bukhori Sail Attahiry, alumni Mesir yang pernah mengemban amanah Ketua PCINU Mesir. Narasumber lainnya Agus Dwi Handoko, dosen STAINU Jakarta.

Sang Pencerah Muslim

Metode fitrah adalah metode pengajaran bahasa Arab modern, mengacu pada pembelajaran aktif. Metode tersebut ramah untuk pemula, menyenangkan, dan dalam prosesnya menggunakan berbagai sarana teknologi. (Awis Saepuloh/Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah, Syariah, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Selasa, 13 Mei 2014

IPNU Banyuwangi Lakukan Pembentengan Ideologi di Masjid

Banyuwangi, Sang Pencerah Muslim

Ketua Koordinator Kecamatan (Korcam) 2 Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) M. Sholeh Kurniawan melaksanakan sosialisasi organisasi di masjid Baitul Huda, Dusun Jurang Jero, Desa Kali Rejo, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi.

Pada sosialisasi Kamis (19/11) tersebut, Sholeh mengingatkan pentingnya pelajar NU untuk membentengi diri dari ideologi radikal yang menggunakan cara-cara kekerasan dan teror.

IPNU Banyuwangi Lakukan Pembentengan Ideologi di Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Banyuwangi Lakukan Pembentengan Ideologi di Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Banyuwangi Lakukan Pembentengan Ideologi di Masjid

"Kejadian bom melotov di gereja Oikumene, Samarinda adalah potret negara kita masih belum maksimal menjalankan semboyan bangsa yang begitu indah Bhinneka Tunggal Ika,” katanya melalui siaran pers Ahad (20/11).

Sang Pencerah Muslim

Masalah tersebut, lanjutnya, memicu Korcam IPNU untuk lebih menggaungkan kembali syiar NU, khususnya kepada pelajar dan pemuda. Karena, pelajar dan pemuda yang menjadi ajang rebutan penanaman ideologi radikal dan teror tersebut.

Kegiatan tersebut dihadiri Ketua Takmir Masji Baitul Huda Abdul hakim. Dalam sambutannya, ia menyinggung hal yang bernada sama.

Sang Pencerah Muslim

"Oleh karenanya saya sebagai takmir, sangat bangga dan mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran pengurus cabang IPNU IPPNU Banyuwangi. Saya yakin secara otomatis, ideologi dari organisasi ini mengajarkan keaswajaan dan menjunjung nilai-nilai toleransi dalam beragama dan bernegara. Saya mengharapkan untuk sering-sering mengadakan berbagai kegiatan di dusun kami yang juga melibatkan peran pemuda. Disamping juga memberikan penguatan Ahlussunnah wal-Jamaah secara kaffah di setiap pemikiran serta amaliyahnya," harapnya.

Hal demikian disampaikan sesepuh Dusun Jurang Jero H. Fauzan. "Almarhum Kiai Abbas ketika mengaji kitab Riyadus Sholihin mengatakan, ‘kalian kalau tidak ingin hidup sengsara jangan sampai keluar dari ini’ (sembari telunjuknya menunjukkan di lambang organisasi NU). Terbukti, ada kawan saya saat ini hidup sengsara karena keluar dari NU, yang juga tak menggubris nasihat kiai Abbas," kenang Fauzan di depan puluhan pemuda dan pemudi sebelum membacakan doa, yang juga sebagai santrinya dulu.

Salah seorang Pengurus Cabang IPPNU, Fitriyah, mengaku menerima banyak manfaat ketika berjuang di bawah panji Nahdlatul Ulama. “Karena saya berani dan bisa ngomong di depan salah satunya ikut organisasi ini. Juga saat ini saya di percaya menjadi salah satu staf di Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi.” (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah, Jadwal Kajian Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock