Tampilkan postingan dengan label Kajian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 Februari 2018

Mbah Ngis dan Resep Berdagang yang Mendatangkan Berkah

Sebagai pedagang kecil yang menjual makanan kecil di pondok, Mbah Ngismatun Sakdullah Solo (wafat 1994)–biasa dipanggil Mbah Ngis–memiliki cara sendiri dalam berdagang yang sulit dipahami orang lain. Pak Udin, salah seorang anak Mbah Ngis, merasa sulit memahami mengapa Mbah Ngis sering tidak mau pusing dengan persoalan untung dan rugi. Mbah Ngis memilih cara hati-hati dalam berdagang sehingga tidak asal mendapatkan untung.

Suatu hari, Pak Udin menyampaikan usul kepada Mbah Ngis agar barang-barang atau makanan konsinyasi yang tidak laku terjual supaya dikembalikan kepada pemasoknya sesuai kesepakatan agar tidak merugi. Mbah Ngis tidak setuju dengan usul tersebut, tetapi malahan lebih suka menyedekahkannya kepada anak-anak santri putra di pondok yang notabene mereka bukan pelanggan warungnya karena Mbah Ngis hanya melayani santri putri.

Mbah Ngis dan Resep Berdagang yang Mendatangkan Berkah (Sumber Gambar : Nu Online)
Mbah Ngis dan Resep Berdagang yang Mendatangkan Berkah (Sumber Gambar : Nu Online)

Mbah Ngis dan Resep Berdagang yang Mendatangkan Berkah

Mbah Ngis memiliki beberapa alasan terkait dengan sikapnya tersebut. Pertama, Mbah Ngis merasa kasihan kepada pemasoknya kalau harus menerima kembalian barang-barang yang tak laku. Kedua, Mbah Ngis merasa kasihan kepada beberapa santri putra yang merasa lapar sehabis belajar malam sementara uang sudah tak punya.

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, Pak Udin juga pernah usul agar uang hasil penjualan barang-barang konsinyasi yang sudah laku terjual supaya diputar dulu untuk tambahan modal dengan harapan dapat meningkatkan omzet penjualan dan keuntungan. Alasan Pak Udin adalah orang yang menitipkan dagangan itu baru datang menagih pada hari berikutnya atau dua hari kemudian.

Terhadap usulan Pak Udin di atas, Mbah Ngis menjawab, "Aku hanya berani mengambil labanya saja dari barang-barang titipan orang. Sedang uang setoran milik pemasok, aku tidak berani memutarnya. Aku khawatir kalau uang itu aku putar, maka tidak akan mbarokahi karena menggunakan uang yang bukan miliknya.”

Biasanya, uang setoran itu oleh Mbah Ngis digulung, lalu diikat dengan karet untuk memastikan agar tidak tercecer atau terpakai untuk keperluan lain. Selain alasan takut tidak mbarokahi, Mbah Ngis juga merasa khawatir akan mengecewakan pemasok. Misalnya, ketika pemasok datang menagih uang setoran, Mbah Ngis tidak bisa memberikannya karena, misalnya, uang yang diputar itu belum kembali menjadi uang tunai karena barang yang didapat dengan “modal ghashaban” itu belum laku terjual.

Sang Pencerah Muslim

Meski mendapat pendidikan hingga perguruan tinggi, Pak Udin mengaku sulit memahami cara berpikir ibunya dalam berdagang. “Apakah seperti itu yang disebut berdagang dengan Tuhan?” Tanya Pak Udin pada diri sendiri.

Hal yang membuat Pak Udin heran tetapi sekaligus mensyukurinya adalah meskipun Mbah Ngis kurang memikirkan keuntungan dalam berdagang, nyatanya Mbah Ngis dapat menghidupi keluarganya dan mampu membiayai sekolah anak-anaknya hingga pendidikan tinggi. Pak Udin menduga kuat cara Mbah Ngis berdagang dengan hati-hati atau wara’ itu mbarokahi sehingga menghasilkan rezeki yang walaupun tidak berlimpah tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. ?

Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sang Pencerah Muslim

Selasa, 13 Februari 2018

NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Redakasi Sang Pencerah Muslim menerima kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris, The Association of Muslims British dan Upstanding Neighborhood, di lantai lima Gedung PBNU Jakarta, Rabu (24/8) sore

NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris

Kashan Amar Koordinator Upstanding Neighborhood menjelaskan, menolak segala jenis kekerasan yang mengatasnamakan Islam. Ia prihatin dengan semakin maraknya kampanye-kampanye radikal yang berseliweran di media sosial.

“Maka dari itu, kita buat ini (Upstanding Neighborhood),” kata Kashan.

Namun, jelas Kashan, Upstanding Neihgborhood bukanlah sebuah organisasi yang memiliki badan struktur. Ini adalah sebuah jaringan virtual yang mengampanyekan Islam damai lewat media sosial dan melawan setiap kampanye radikal.?

Seiring dengan berjalannya waktu, ia mengembangkan diri dengan membentuk beberapa channel sosial media, mulai dari video, artikel, dan meme tentang Islam damai. Ia juga mengampanyekan situs-situs dan media sosial yang menebarkan propaganda ekstremisme.

Sang Pencerah Muslim

“Kegiatan kita adalah pelatihan-pelatihan, kampanye, dan mentoring untuk menebarkan Islam yang penuh dengan kedamaian di beberapa media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan youtube,” jelasnya.

Sementara itu, Koordinator The Association of Muslims British (AoMB) Mohammed Abbasi menuturkan, Islam masuk ke daratan Inggris sudah sejak abad ke-8 masehi. Pada saat Offa menjadi raja Mercia, ia membuat mata uang koin yang bertuliskan lafal syahadah sebagai salinan dari uang koin yang sudah dikeluarkan oleh Khalifah Abbasiyah Al-Mansyur.

Perkumpulan British Muslims, lanjut Abbasi, adalah organisasi Islam tertua di daratan Inggris dan didirikan oleh Syaikhul Islam Abdullah Quilliam Bey pada 1989.

Salah satu tujuan AoBM didirikan adalah untuk meyakinkan orang-orang Inggris dalam memahami ajaran Islam yang benar dan membantu sesama Muslim di Inggris serta Eropa baik secara fisik maupun finansial.

Sang Pencerah Muslim

Ada beberapa faktor yang menjadi permasalahan muslim di Inggris, seperti membesar-besarkan kekerasan, tidak bangga menjadi warga Inggris, komunitas yang rapuh, kemiskinan, sekolah Islam yang terpencil, rasisme dan Islamphobia, isu kebijakan luar negeri, dan merasa dibenci oleh masyarakat.?

Di Inggris, Islam menjadi agama mayoritas kedua dengan jumlah 2,4 juta pemeluk atau 4 persen dari total penduduk Inggris Raya. (Ahmad Muchlishon Rochmat/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Aswaja, Kajian Sang Pencerah Muslim

Senin, 05 Februari 2018

Maulid Nabi dan Haul Gus Dur Berlangsung Meriah di Gedung PBNU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Peringatan Haul ke-6 KH Abdurraman Wahid (Gus Dur) kembali digelar, Rabu (30/12) malam ini di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, setelah acara serupa diselenggarakan di kediaman Gus Dur di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Acara yang dirangkai Maulid Nabi Muhammad ini berlangsung semarak dengan kehadiran jamaah dari berbagai daerah di Jakarta dan sekitarnya. Mereka memenuhi halaman dan ruang Masjid An-Nahdlah yang terletak di lantai pertama gedung PBNU. Hadir pula Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, putri sulung Gus Dur Alissa Qotrunnada, jajaran pengurus NU, dan para kiai dan para habib.

Maulid Nabi dan Haul Gus Dur Berlangsung Meriah di Gedung PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Maulid Nabi dan Haul Gus Dur Berlangsung Meriah di Gedung PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Maulid Nabi dan Haul Gus Dur Berlangsung Meriah di Gedung PBNU

Peringatan haul ke-6 Gus Dur dan Maulid Nabi Muhammad malam ini dimotori oleh Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU). Acara dimulai dengan istighotsah bersama para habib dan kiai sejak selepas sembahyang isya’, lalu dipuncaki dengan testimoni dan taushiyah.

Sang Pencerah Muslim

Ketua PP LDNU KH Manarul Hidayat berharap, acara kali ini tak sebatas seremoni melainkan lebih dari itu jamaah bisa meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan perjuangan Gus Dur. “Gus Dur tidak hanya jadi panutan oleh orang NU, tapi juga masyarakat Indonesia dan dunia,” ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, mewakili keluarga Alissa mengungkapkan terima kasih atas peringatan haul Gus Dur yang diadakan PBNU tepat pada tanggal wafatnya Presiden Ke-4 RI ini, 30 Desember. “Ini adalah hadiah yang sangat luar biasa. Doa-doa bapak ibu yang dipimpin para guru kita jauh lebih bermakna daripada gelar pahlawan nasional,” tuturnya.

Sementara KH Said Aqil Siroj menekankan pentingnya melestarikan peringatan Maulid Nabi sebagai sarana meneladani dan mengharap syafaat dari Rasulullah. Peringatan haul ulama juga bukan termasuk praktik bid’ah karena di dalamnya mengandung banyak hal positif. “Mari kita yang positif dari Gus Dur kita tiru,” katanya. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Kajian Sang Pencerah Muslim

Kamis, 01 Februari 2018

Lima Adab Orang Tua kepada Anak Menurut Imam al-Ghazali

Orang tua sesunguhnya tidak bebas berbuat apa saja kepada anak-anaknya. Ada adab atau etika tertentu yang harus diperhatikan para orang tua sehubungan adanya kewajiban anak-anak berbakti kepada mereka. Menurut Imam Al-Ghazali sebagaimana disebutkan dalam kitabnya berjudul Al-Adab fid Din (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 444) setidaknya ada lima (5) adab orang tua terhadap anak-anaknya sebagai berikut: 

Lima Adab Orang Tua kepada Anak Menurut Imam al-Ghazali (Sumber Gambar : Nu Online)
Lima Adab Orang Tua kepada Anak Menurut Imam al-Ghazali (Sumber Gambar : Nu Online)

Lima Adab Orang Tua kepada Anak Menurut Imam al-Ghazali

? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. 

Sang Pencerah Muslim

Artinya: “Adab orang tua terhadap anak, yakni: membantu mereka berbuat baik kepada orang tua; tidak memaksa mereka berbuat kebaikan melebihi batas kemampuannya; tidak memaksakan kehendak kepada mereka di saat susah; tidak menghalangi mereka berbuat taat kepada Allah SWT; tidak membuat mereka sengsara disebabkan pendidikan yang salah.” 

Sang Pencerah Muslim

(Baca juga: Anak Wajib Menafkahi Orang Tua)Dari kutipan di atas dapat diuraikan kelima adab orang tua kepada anak-anaknya sebagai berikut:

Pertama, membantu anak-anak bersikap baik kepadanya. Sikap anak kepada orang tua sangat dipengaruhi sikap orang tua kepada mereka. Jika orang tua sayang kepada anak-anak, mereka tentu akan membalas dengan kebaikan yang sama. Tidak mungkin anak-anak bersikap baik kepada orang tua, jika mereka diperlakukan semena-mena. Oleh karena itu ketika orang tua bersikap baik kepada anak-anaknya, sesungguhnya orang tua telah mendidik dan membantu anak-anaknya menjadi anak yang baik pula. 

Kedua, tidak memaksa anak-anak berbuat baik melebihi batas kemampuannya. Orang tua perlu memahami psikologi perkembangan agar anak-anak dapat menjalani kehidupannya sesuai dengan fase-fase perkembangannya. Tidak bijak apabila anak-anak yang masih duduk di bangku TK sudah diperintahkan berpuasa sehari penuh selama Ramadhan. Mereka memang perlu dilatih berpuasa tetapi tidak boleh seberat itu. Demikian pula tidak bijak apa bila orang tua memaksakan kehendaknya agar mereka selalu menduduki ranking 1 di kelasnya, misalnya, sementara kemampuannya kurang mendukung. 

Ketiga, tidak memaksa anak-anak saat susah. Sebagaimana orang dewasa, anak-anak juga bisa merasakan susah, misalnya karena kehilangan sesuatu yang menjadi kesayangannya seperti binatang kesayangan atau lainnya. Pada saat seperti ini orang tua sebaiknya dapat memahmi psikologi anak dengan tidak menambahi bebannya. Misalnya, orang tua melakukan perintah-perintah yang banyak dan berat sehingga menambah beban anak. Justru sebaiknya orang dapat menghibur dan membesarkan hati anaknya bahwa Allah akan mengganti apa yang hilang dari anak itu dengan sesuatu yang lebih baik. 

Keempat, tidak menghalangi anak-anak untuk berbuat taat kepada Allah SWT. Tidak sebaiknya orang tua menghalangi anak-anak ketika mereka bermaksud melakukan ketaatan kepada Allah SWT, misalnya, berlatih puasa sunnah Senin-Kamis. Tetapi memang orang tua perlu memberi arahan untuk tidak berpuasa dahulu, misalnya, ketika kondisi anak sedang sakit. Orang tua perlu menjelaskan bahwa beberapa orang diperbolehkan tidak berpuasa, misalnya orang-orang yang sedang sakit, atau seorang ibu yang sedang menyusui anaknya yang masih kecil. Untuk puasa Ramadhan memang harus diganti apabila ditinggalkan, edang puasa sunnah tidak harus diganti.  

Kelima, tidak membuat anak-anak sengsara disebabkan pendidikan yang salah. Adalah kewajiban orang tua mendidik anak dengan sebaik-baiknya sehingga anak memiliki ilmu yang cukup dan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan. Apabila orang tua tidak cukup membekali anak dengan ilmu dan ketrampilan yang diperlukan dan malahan memanjakannya, maka hal ini bisa menyengsarakan anak di kemudian hari. Anak bisa bodoh dan tidak mandiri dalam banyak hal sehingga tidak bisa menolong dirinya sendiri apalagi orang lain. Keadaan seperti ini akan membuat anak sengsara dalam hidupnya. 

Singkatnya kelima hal di atas, yakni mengkondisikan anak sanggup dan mampu berbuat baik kepada orang tua, menghargai prestasi anak dalam meraih hal yang baik sesuai batas kemampuannya, mengerti perasaan anak ketika mereka sedang susah, mendukung anak untuk berbuat ketaatan kepada Allah SWT, dan membuat anak mampu hidup bahagia dengan pendidikan yang benar, merupakan adab atau etika minimal yang perlu dilakukan setiap orang tua kepada anak-anaknya. Demikianlah Imam Al-Ghazali memberikan resep kepada kita untuk menjadi orang tua yang baik. 

Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Budaya, Kajian Sang Pencerah Muslim

Selasa, 23 Januari 2018

Ratusan Santri di Probolinggo Baca Surat Yasin, Tahlil dan Sholawat Nariyah

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim - Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) ke-III tahun 2017, ratusan santri di Kabupaten Probolinggo melaksanakan pembacaan Surat Yasin, Tahlil dan Shalawat Nariyah bersama-sama di halaman depan Eks Kantor Bupati Probolinggo di Kecamatan Dringu, Sabtu (21/10) malam.

Peringatan HSN ke-III tahun 2017 ini digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo bekerja sama dengan PCNU Kota Kraksaan dan PCNU Kabupaten Probolinggo. Selain santri, kegiatan ini juga diikuti oleh segenap warga NU mulai dari Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, IPNU dan IPPNU serta badan otonom NU yang lain.

Ratusan Santri di Probolinggo Baca Surat Yasin, Tahlil dan Sholawat Nariyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Ratusan Santri di Probolinggo Baca Surat Yasin, Tahlil dan Sholawat Nariyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Ratusan Santri di Probolinggo Baca Surat Yasin, Tahlil dan Sholawat Nariyah

Kegiatan ini dihadiri oleh Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo H Hasan Aminuddin didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo Soeparwiyono, Rais PCNU Kota Kraksaan KH Munir Kholili,  Ketua PCNU Kota Kraksaan KH Nasrullah Ahmad Suja’i, Rais PCNU Kabupaten Probolinggo KH Jamaludin Al-Hariri dan Ketua PCNU Kabupaten Probolinggo KH Abdul Hadi Saifullah.

H Hasan Aminuddin meminta para orang tua untuk mencetak anaknya selaku generasi muda dengan memberikan pendidikan yang baik dan berakhlakul karimah. “Para orang tua hendaklah harus bisa memaksa anak dan memberikan batasan waktu untuk memegang HP. Berikan kesempatan memegang HP di hari yang tepat,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Lebih lanjut Hasan mengajak seluruh warga NU agar bersama-sama menyelamatkan generasi muda penerus bangsa supaya menjadi anak yang berguna dan menjadi generasi pemimpin yang baik kedepannnya.

“Kemajuan di zaman era digital ini sudah semakin menurunkan perilaku dan akhlak anak-anak kita. Solusinya adalah anak tidak boleh membawa HP saat bersekolah. Dengan demikian anak bisa berkonsentrasi kepada apa yang diajarkan oleh gurunya,” jelasnya.

Oleh karena itu Hasan meminta kepada para orang tua agar selalu memberikan kesibukan kepada anak-anaknya agar menjadi generasi penerus bangsa Indonesia yang berkualitas dan profesional.

“Setiap harinya orang tua harus mengarahkan dan memberikan pengetahuan umum baik di lembaga pendidikan atau sekolah serta pengetahuan agama atau mengaji di musholla atau di masjid,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Hikmah, Habib Sang Pencerah Muslim

Jumat, 19 Januari 2018

NU Pasuruan Pamerkan Khazanah Intelektual Ulama Pesantren

Pasuruan, Sang Pencerah Muslim. Menandai Hari Santri Nasional 2017, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan menggelar Expo Khazanah Intelektual Ulama dan Pesantren yang berlangsung di Museum Muhammad Chengho Pandaan, 30-31 November 2017. Pameran tersebut digelar mulai pukul 9 pagi hingga 9 malam. 

Digelar di posisi strategis jalur Surabaya-Malang, Expo menyuguhkan sejumlah kegiatan, antara lain sarasehan karya ulama nusantara yang menghadirkan filolog santri Rijal Mumazziq, pameran manuskrip kitab kuning kuno dan buku/kitab terbitan pesantren, pameran fotografi Santri Story, pelatihan desain  grafis untuk medsos oleh Santri Design Community (SDC), klinik pengelolaan website pesantren/UKM, hingga bazar produk UKM Santri.

Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kabupaten Pasuruan sebagai pelaksana kegiatan menyelenggarakan acara ini sebagai bentuk apresiasi generasi hari ini pada karya dan perjuangan dakwah-ilmu para ulama pesantren.

NU Pasuruan Pamerkan Khazanah Intelektual Ulama Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Pasuruan Pamerkan Khazanah Intelektual Ulama Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Pasuruan Pamerkan Khazanah Intelektual Ulama Pesantren

Di Pasuruan, ditemukan banyak karya kitab kuning yang ditulis para kiai baik untuk bahan ngaji di pesantren maupun untuk umum.  Ada Alm Kiai Hasan Asyary (Ranggeh, Gondangwetan, dimakamkan di Sladi, Kejayan) yang menulis Kitab induk ilmu falak, Muntahal Aqwal/Nataijul Aqwal. Salah satu muridnya, Kiai Maksum pakar ilmu falak yang tak lain adalah mushannif kitab Durusul Falakiyah yang hingga kini menjadi rujukan utama pengajaran ilmu falak di pesantren dan kampus.

Ada Alm Kiai Abdul Karim, Pondok Pesantren Kramat, Kraton yang menulis belasan kitab kuning yang sudah diterbitkan dan dikaji rutin. Sang putra, Alm Kiai Asad Abd Karim menulis kitab Manaqibul Karamat yang rutin dibaca umat hingga kini. Ada Alm Kiai Hafidz Hasyim, PP Darul Ulum Karangpandan, Rejoso, yang menulis kitab Alfiyah Fiqih Thaharah, 1000 bait nadzam berisi aturan bersuci, juga menyusun kitab Manaqibul Barakat.

Sang Pencerah Muslim

Ada Alm Kiai Jakfar Shadiq, Sladi. Kejayan manuskrip tulisan Kitab kuningnya tentang fiqih masih berserakan belum sempat diterbitkan. Dan KH Hamid asal Pasuruan. Ulama kharismatik ini menyusun kitab Alfiyah Sullam Taufiq, seribu bait nadzam intisari kitab Sullamut Taufiq. Masih banyak para kiai mushannif yang tersebar, tak hanya di Pasuruan juga seantero tanah Jawa dan Nusantara.

Dari kegiatan ini diharapkan ada kesadaran baru di kalangan santri jaman now, untuk kembali menoleh pada karya para ulama terdahulu, tak hanya mendapat asupan informasi dari media sosial, Google, dan sumber instan lainnya. Sementara negara, khususnya pemerintah Kabupaten Pasuruan didesak membuat afirmasi kebijakan yang berorientasi pada pelestarian karakter keagamaan di daerah berbasis pesantren seperti Pasuruan. (Red: Mahbib)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sang Pencerah Muslim

Rabu, 17 Januari 2018

Buka Konbes, Waketum PBNU Sampaikan Ceramah Kepemimpinan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Wakil Ketua Umum PBNU H Asad Said Ali menyampaikan ceramah kepemimpinan saat pembukaan Konferensi Besar IPPNU 2014, Jumat (28/2) siang. Di hadapan sedikitnya 200 peserta, ia menyebutkan lebih terang sifat-sifat kepemimpinan sungguhan.

Kepemimpinan, menurutnya, harus dijiwai oleh semangat kejujuran, keadilan, istiqamah, dan amanah. Karena ia bukan sekadar gerakan lahir sebuah sistem dan struktur. Lebih dari itu, kepemimpinan merupakan proyek jangka panjang dalam membangun fondasi-fondasi kemaslahatan.

Buka Konbes, Waketum PBNU Sampaikan Ceramah Kepemimpinan (Sumber Gambar : Nu Online)
Buka Konbes, Waketum PBNU Sampaikan Ceramah Kepemimpinan (Sumber Gambar : Nu Online)

Buka Konbes, Waketum PBNU Sampaikan Ceramah Kepemimpinan

Dalam pada itu, sejauhmana pemimpin mengintegrasikan nilai-nilai di atas sangat menentukan warna kepmimpinan.

Sang Pencerah Muslim

Berkaitan dengan pelajar putri NU, H Asad mengatakan, “Tugas IPPNU sekurangnya dua, yaitu mengenal aswaja dan setia pada NKRI.”

Dua hal itu bisa diterjemahkan bahwa kita sebagai warga negara harus tetap mengenal agama, tetapi juga di dalam rangka patuh bernegara, tandas H Asad di area Konbes IPPNU 2014 di Gedung PP PON Kemenpora Cibubur, Jakarta Timur.

Sang Pencerah Muslim

Sedangkan seorang delegasi Kemenpora Hamka Hamdan mengatakan, IPPNU terbilang organisasi yang tertib. Karenanya, “Kemenpora beberapa bulan lalu menempatkan organisasi ini pada peringkat kedua OKP terbaik.”

Tampak hadir dalam pembukaan Ketua Umum PP ISNU Ali Masykur Musa dan Ketua Umum PP IPNU Khairul Anam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ahlussunnah, Sejarah, Kajian Sang Pencerah Muslim

Jumat, 12 Januari 2018

Pendidikan Perempuan Masih Tergadaikan

Oleh Liazul Khalifah

Pendidikan dipercaya sebagai salah satu motor penggerak perubahan sosial. Pendidiakan perempuan adalah investasi masa depan bangsa. Bagaimana tidak? Karena dalam diri seorang perempuanlah fungsi al-ummu madrasatul’ ula bagi putra-utrinya. Ibu adalah lembaga pendidikan pertama bagi setiap generasinya, bahkan pendidikan itu sebaiknya sudah terbina ketika anak tersebut masih dalam kandungan.

Pendidikan Perempuan Masih Tergadaikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pendidikan Perempuan Masih Tergadaikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pendidikan Perempuan Masih Tergadaikan

Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa pendidikan bagi perempuan berdampak pula terhadap meningkatnya pendidikan anak. Setiap satu tahun penambahan waktu ibu di bangku sekolah berdampak terhadap penambahan 0.32 tahun pendidikan anak (UN Women, 2015). Logikanya perempuan yang berpendidikan paham pentingnya pendidikan dan saat menjadi ibu ia akan menjadi pendukung utama pendidikan anak-anaknya. Diperkuat pula oleh ungkapan Dr. Ben Hamel dari UMC Nijmegen Netherlands bahwa faktor genetik penyumbang kecerdasan anak adalah kromosom X dari ibunya, jadi sudah wajib hukumnya bagi kita (perempuan) untuk terus belajar, terdidik, dan berpendidikan agar memiliki kecerdasan optimal (IQ, EQ, dan SQ), karena dari rahim permpuanlah nantinya penerus bangsa sekalipun akan ditentukan.

Tingkat pendidiakan perempuan berpengaruh signifikan terhadap kualitas kesehatan anak, kajian yang dilakukan oleh Bank Dunia di 25 negara berkembang, Gender Equality and The Millennium Development Goal (2003) memperlihatkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan dan tingginya angka buta huruf pada ibu berdampak langsung pada gizi buruk dan rendahnya kualitas pengasuhan terhadap anak.

Sang Pencerah Muslim

Penelitian ini juga menunjukkan temuan dari 25 negara berkembang, dimana perempuan yang tinggal di bangku sekolah satu hingga tiga tahun lebih lama mampu menurunkan 15 persen angka kematian anak, sedangkan jangka waktu pendidikan yang sama bagi ayah menurunkan hanya 6 persen angka kematian anak. Hal ini menunjukkan bahwa betapa krusialnya peran perempuan terhadap pendidikan bahkan keselamatan anak. Tentunya pendidikan yang dimaksud saat tidak terbatas hanya sekadar melek aksara saja, namun cakupan pendidikan yang dimiliki perempuan masa kini begitu luas dan kompleks.

Sang Pencerah Muslim

Karena, dalam proses maluai dari kesehatan pra nikah, pra kehamilan, kehamilan dan pasca kehamilan bahkan pengasuhan anakpun perempuan akan banyak dihadapkan dengana berbagai banyak persoalan dan tantangan, sehingga secara tidaklangsung disinilah perempuan dituntut mampu menjawab segala persoalan yang diahadapi, belum lagi dengan persoalan lain seperti pentingnya peran gizi, sanitasi dan hygiene yang baik bagi kesehatan dirinya dan anaknya.

Pendidikan bagi perempuan juga berdampak langsung terhadap penurunan angka kematian ibu hingga 66 persen atau sama dengan menyelamatkan nyawa 189.000 ibu (UN Women, 2015). Logikanya semakin lama perempuan duduk di bangku sekolah berdampak pada semakin meningkatkan usia pernikahan, yang berarti pula mengurangi resiko kematian akibat hamil dan melahirkan terlalu muda dan terlalu sering.

Pendidikan perempuan juga berdampak pada penurunan angka perceraian, dalam penelitian yang dilakukan oleh Asniar Khumas Fakultas Psikologi UGM 2012 yang dilakukan terhadap 197 subjek disimpulkan bahwa model penjelasan intense cerai perempuan dipengaruhi daya tarik negative hubungan perkawinan , yaitu mengalami kekerasan dalm rumah tangga, suami tidak bertanggung jawab dan menghadapi suami tidak setia. factor tidak langsung yang turut berkontribusi terhadap intensi cerai berdasarkan model yang fit adalah factor pendidiakan, semakin tinggi tingkat pendidiakn seorang istri, intense cerai semakin rendah.

Pendidikan perempuan dengan posisi peluang pekerjaan, perkembangan yang terjadi saat ini persaingan kerja semakin ketat sehingga banyak terjadi kompetisi di dalamnya dengan kualifikasi persyaratan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Perusahaan memilih kompetensi keilmuan, skill apa yang dibutuhkan untuk memperkerjakan tenaga barunya. Isu kesetaraan gender tidak cukup jika hanya mendorong perempuan keranah public, tapi bagaimana menjawab tantangan saat ini ketika perempuan sudah banyak bekerja.

Namun, posisi di dunia kerja pun masih menghawatirkan karena yang terjadi mayoritas perempuan hanya sebagai buruh dengan gaji yang begitu menghawatirkan, bisa dibilang “Keluar Kandang Sinnga Masuk Kandang Macan”. Hal ini terjadi karena level pendidikan mempengaruhi atau berbanding lurus dengan level posisi di dunia kerja, sehingga perlu kita dorong perempuan tidak cukup hanya lulus SMA, tapi bagaimana caranya kita mendorong untuk melanjutkan jenjang pendidikan S1, S2 bahkan S3 ataupun seterusnya.

Di sinilah salah satu fungsi strategis KOPRI (Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri) yang merupakan wadah husus perempuan PMII yang fokus dalam persoalan perempuan untuk menjawab tantangan hari ini dengan sumberdaya KOPRI PMII Cabang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke bisa menjadi modal utama sebagai motor penggerak.

Penulis adalah kandidat ketua umum Pengurus Besar Korps PMII Putri (Kopri) 2017-2019



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Makam, Kajian, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Kamis, 11 Januari 2018

Ulama Pamekasan Dorong Perbaikan Pembangunan Infrastruktur

Pamekasan, Sang Pencerah Muslim

Adanya keterlambatan pengerjaan proyek infastruktur dan hasilnya dengan kualitas yang buruk, membuat ulama di Kabupaten Pamekasan ingin ada penilaian khusus terhadap perusahaan yang mengerjakannya agar bekerja dengan baik dan tepat waktu. Atau, tidak lagi diberi kesempatan mengerjakan proyek-proyek infrastruktur milik Pemkab Pamekasan. 

Ulama Pamekasan Dorong Perbaikan Pembangunan Infrastruktur (Sumber Gambar : Nu Online)
Ulama Pamekasan Dorong Perbaikan Pembangunan Infrastruktur (Sumber Gambar : Nu Online)

Ulama Pamekasan Dorong Perbaikan Pembangunan Infrastruktur

Pengasuh Pesantren Riyadus Sholihin Pamekasan KH Abd Ghaffar menegaskan, tahun ini ditemukan ada beberapa pengerjaan infrastruktur yang kualitasnya belum maksimal. Terdapat pula sejumlah proyek yang pengerjaannya melewati batas waktu dalam kontrak. Menurutnya, penegasan tentang sanksi kepada rekanan, harus dimulai tahun ini.

"Beberapa kegiatan fisik di Pamekasan tahun lalu ada yang ditemukan melewati batas waktu. Ada pula yang kualitasnya buruk. Dinas masing-masing pengguna anggaran harus berani merekomendasikan sanksi bagi perusahaan atau rekanan yang nakal-nakal itu," tekan Kiai Ghaffar yang juga dosen di beberapa kampus di Kabupaten Pamekasan, Senin (8/2/2016).

Kecuali, sambung Kiai Ghaffar, bagi rekanan yang punya itikad baik memperbaiki hasil pekerjaannya yang kualitasnya buruk. Bagi rekanan yang tidak punya itikad baik, harus ada rekomendasi sanksi berupa catatan merah dan tidak menerima rekanan tersebut dalam mengerjakan proyek fisik Pemkab Pamekasan.

Sang Pencerah Muslim

Beberapa contoh kegiatan yang sampai saat ini belum rampung pengerjaannya adalah pembangunan kantor Bappeda Pamekasan dan pembangunan lanjutan Sport Center. Pembangunan Sport Center berupa penyediaan rumput lapangan stadion sempat mengalami keterlambatan karena melewati batas waktu dalam kontrak.

Proyek rumput stadion itu dikerjakan oleh PT Pembangunan Makmur Santoso dengan harga terkoreksi sebesar Rp 6.470.486.000. Sesuai kontrak, batas waktu pengerjaannya berakhir pada tanggal 20 Desember lalu, namun sempat melewati batas waktu. Rekanan yang juga pernah terlambat dalam pengerjaan box culvert pada tahun 2014 itu, akhirnya dikenai denda 1/1000 perhari dari nilai kontrak. (Hairul Anam/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Jumat, 05 Januari 2018

Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain!

Tangerang, Sang Pencerah Muslim

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Binamadani KH Suaidi mengajak agar masyarakat, khususnya para mahasiswa tidak mudah diadu domba dengan isu politik yang dibalut agama.

Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain! (Sumber Gambar : Nu Online)
Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain! (Sumber Gambar : Nu Online)

Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain!

"Manusia itu makhluk berbudaya. Apalagi Islam mengajarkan persatuan dan kesatuan. Jangan sampai terkecoh," pesan Suaidi saat menjadi pembicara pada Diskusi Politik Islam, Sabtu (14/1) siang, di Aula STAI Binamadani, Tangerang.

Pengasuh Pondok Pesantren al-Hidayah as-Suaidiyah Kebon Kopi ini menjelaskan, manusia dalam bahasa Arab disebut al-insan. Secara gramatikal Arab, kata al-insan berasal dari tiga akar kata, yakni anas, anisa, dan nasiya. Kata itu memiliki banyak arti antara lain damai, berilmu, dan beradab.

Sang Pencerah Muslim

"Dari situ, kita mesti menjaga kedamaian. Apalagi sebagai umat Islam. Ketum PBNU sering menjelaskan Islam bukan sekadar agama akidah dan syariat. Islam itu juga agama budaya, agama peradaban," jelasnya.

Menurutnya, Rasulullah telah mencontohkan berpolitik yang santun. Suaidi lalu bercerita tentang Kaab bin Huzair, seorang penyair yang syair-syairnya mencela Nabi. Para sahabat pun geram dengan apa yang dilakukan Kaab. Singkat cerita, ia menjadi buruan sahabat yang ingin menangkap dan membunuhnya atas tindakannya menghina Rasulullah.

Sang Pencerah Muslim

"Berita itu pun tersiar secara cepat di masyarakat, hingga Kaab pun mengetahuinya. Setelah mendengar berita yang beredar, Kaab merasa takut dan mencari perlindungan," jelasnya.

Sebelum ditangkap, lanjutnya, Kaab datang menemui Rasulullah. Melihat Kaab datang, sebagian Sahabat berteriak, bunuh Kaab. Di tengah suasan itu, Rasulullah menenangkan dengan bersabda, Biarkan Kaab datang, dia ingin bertobat dan meninggalkan masa lalunya.

"Mendengar tutur kata Nabi yang santun, Kaab pun mendapat hidayah untuk masuk Islam. Setelah masuk Islam, Kaab membuat sair-sair yang isinya memuji dan memuliakan Nabi," paparnya.

Dari kisah itu, Nabi sudah memberikan tauladan dalam menyikapi orang-orang yang menghina beliau. Menurut Suaidi, umat Islam mestinya meneladani kearifan Rasulullah. Demikian juga, saat Nabi membangun kota Madinah.

"Madinah sebagai kota mulia. Di madinah umat Islam hidup berdampingan dengan non-Muslim. Makanya di masa itu Nabi membuat pembagian orang kafir, dzimmi dan harbi. Jika orang Muslim membunuh kafir dzimmi dia mendapatkan qisas (hukum yang berlaku di Madinah). Kita jangan menggunakan politik Khawarij. Mereka menganggap orang yang berbeda dengan golongannya dianggap kafir," pesannya.

Turut hadir dalam acara itu jajaran STAI Binamadani dan Ketua Yayasan Binamadani Group H Patwan Siahaan. Ada sekitar seratus mahasiswa dari STAI Binamadani dan STIH Painan mengikuti diskusi bertajuk “Menjaga Umat: Tanggapan Atas Fatwa MUI tentang Penistaan Agama” tersebut. (Suhendra/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah, Kajian, Hadits Sang Pencerah Muslim

Ansor Probolinggo Gelar Lomba Sepak Bola PS3

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim - Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan tahun 2016, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Probolinggo akan menggelar Lomba Sepak Bola Play Station (PS) 3 Banser Cup memperebutkan Piala Bergilir Satkorcab Banser Kabupaten Probolinggo, 10 Nopember 2016 mendatang.

Ketua PC GP Ansor Kabupaten Probolinggo Muchlis mengungkapkan lomba ini bertujuan untuk mengenalkan banser kepada anak-anak muda. Karena banyak anak muda yang suka main PS di warnet-warnet.

Ansor Probolinggo Gelar Lomba Sepak Bola PS3 (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Probolinggo Gelar Lomba Sepak Bola PS3 (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Probolinggo Gelar Lomba Sepak Bola PS3

“Kita mencoba menarik anak muda melalui hobi itu sehingga menjadi arah pergerakan yang positif. Harapannya ke depannya mereka bisa bergabung dengan Banser untuk mewujudkan target 1.000 Banser,” katanya, Selasa (1/11).

Menurut Muchlis, Banser harus masuk kepada kebutuhan anak muda hari ini. Sehingga Banser akan semakin digandrungi dan disenangi oleh anak muda. “Ini merupakan salah satu bentuk dakwah bil hal Banser Kabupaten Probolinggo,” tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Dalam lomba yang akan digelar di Kantor PC GP Ansor Kabupaten Probolinggo ini, panitia menyediakan hadiah untuk juara pertama PS3, juara 2 TV LED 32 inch dan juara 3 PS2. Untuk mengikuti lomba ini cukup mendaftar sebesar Rp50 ribu per slot.

“Lomba ini menggunakan system gugur 10 menit, kondisi lapangan hijau, club bebas, games speed +2 dan maksimal 5 slot,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Ulama Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 30 Desember 2017

Surat Cinta Buat Mamah Dedeh Tentang Etika Berfatwa dan Dokter Hewan

Assalaamu‘alaikum Warohmatullah Wabarokaatuh. Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa‘ala alihi wa shohbihi ajma’in. Wa ba’du...

Rasulullah saw bersabda:?

? ? ? ? ? ? ? ? ?

Surat Cinta Buat Mamah Dedeh Tentang Etika Berfatwa dan Dokter Hewan (Sumber Gambar : Nu Online)
Surat Cinta Buat Mamah Dedeh Tentang Etika Berfatwa dan Dokter Hewan (Sumber Gambar : Nu Online)

Surat Cinta Buat Mamah Dedeh Tentang Etika Berfatwa dan Dokter Hewan

“Kalau orang diberi fatwa oleh seseorang tanpa didasari ilmu, maka dosanya ditanggung oleh yang berfatwa.”

Mengenai orang-orang yang sembrono dalam berfatwa, Ibnu Sholah mengutip ayat al-Qur’an:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?, ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta Ini adalah halal dan ini haram, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung, sedikit keuntungan yang didapat, tapi mereka mendapat siksa yang pedih.”

Sang Pencerah Muslim

Lalu Ibnu Sholah memberikan komentar:?

? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ?

Apa yang diterangkan oleh ayat ini mencakup orang yang melenceng di dalam berfatwa sehingga mengatakan halal terhadap sesuatu yang haram atau sebaliknya dan semisalnya.

Ibnu Qoyyim dalam I’lamu al-Muwaqqi’iin meriwayatkan tentang Ahmad bin Hanbal yang ditanya maksud dari hadits:

? ? ? ? ? ?

“Yang paling berani menjawab pertanyaan keagamaan di antara kalian adalah yang paling berani masuk neraka.”

Imam Ahmad menjelaskan bahwa maksud dari hadits tersebut adalah orang yang berfatwa tanpa didasari keilmuan yang mumpuni. Ketika beliau ditanya tentang fatwa yang keluar kepada masyarakat dari seseorang tanpa didasari ilmu yang mumpuni, beliau menjawab: “Dosanya ditanggung oleh yang berfatwa.”

Hadits di atas diriwayatkan oleh Al-Darimiy dalam sunannya, tetapi hadits tersebut mu’dhol, karena terputus pada Ubaidillah bin Abi Ja’far yang seorang tabi’ tabi’in dan meninggal pada 136 H. Namun demikian hadits ini banyak diketahui para ulama dan makna dari hadits ini sahih, sehingga merekapun membahas maksudnya.

Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Barang siapa menjawab semua pertanyaan keagamaan yang diajukan kepadanya, dia adalah orang gila.”

Atho’ ibn al-Sa’ib dari kalangan tabi’in mengatakan bahwa orang-orang dulu gemetaran badannya ketika menjawab pertanyaan agama (memberikan fatwa).

Sufyan ibnu Uyainah mengatakan: “Orang yang paling berani berfatwa (menjawab pertanyaan keagamaan adalah orang yang paling bodoh.”

Abdurrahman bin Abu Laila mengaku pernah bertemu dengan seratus dua puluh orang sahabat nabi dari kalangan Ansor. Menurut pengamatannya, jika salah satu dari para sahabat itu ditanya suatu pertanyaan, maka ia akan mengalihkan ke temannya untuk menjawabnya, demikian seterusnya sampai kembali kepada orang pertama yang ditanya.

Al-Atsram sering mendengar imam Ahmad bin Hanbal mengatakan “Aku tidak tahu jawabannya”, ketika ditanya suatu permasalahan, padahal permasalahan itu sudah banyak dibahas orang (tidak dianggap permasalahan yang sulit).

Ibnu Abbas mengingatkan, jika orang sudah “gengsi” untuk mengatakan “saya tidak tahu”, maka sesungguhnya orang itu telah hancur.

Menurut Imam Al-Syafi’i, Sufyan ibnu Uyainah adalah orang yang sangat kompeten dan termasuk sebagian orang yang paling memenuhi syarat untuk berfatwa, meskipun demikian, Ibnu Uyainah terkenal paling tidak berani (hati-hati) menjawab pertanyaan keagamaan.

Imam Syafi’i apabila ditanyai pertanyaan keagamaan atau dimintai fatwa, beliau menimbang-nimbang dengan serius, apakah sebaiknya beliau jawab atau tidak.

Dari Al-Haitsam bin Jamil, dia berkata: Aku lihat Imam Malik bin Anas ditanyai empat puluh delapan pertanyaan maka dalam tiga puluh dua pertanyaan di antaranya beliau mengatakan: "Aku tidak tahu."

Padahal Imam Malik dikenal dengan gelarnya ‘Alimu al-Madinah, orang paling pandai di kota Madinah pada masanya.

Dan diriwayatkan dari Imam Malik juga bahwasanya beliau pernah ditanya sekitar lima puluh pertanyaan dan satupun beliau tidak berani menjawabnya, dan beliau pernah mengatakan: "Barang siapa mau menjawab suatu pertanyaan maka sebelumnya hendaklah dia menyodorkan dirinya ke surga dan neraka lalu berfikir kalau menjawab pertanyaan tersebut maka kira-kira bagaimana nasibnya di akhirat, baru setelah itu silakan dia menjawab."

Diriwayatkan juga dari Imam Malik bahwa suatu saat beliau pernah ditanya tentang permasalahan tapi beliau menjawab: "Tidak tahu", lalu yang bertanya itu berkata kepadanya: "Sesungguhnya pertanyaan ini kan masalah sepele dan mudah." Beliau marah dan berkata: "Tidak ada perkara mudah dalam urusan ilmu (agama), tidakkah kamu mendengar firman Allah: “Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat."

? ? ? ? ?

Imam Malik juga berkata: “Kalau para sahabat saja merasa berat menjawab pertanyaan-pertanyaan dan tidak berani menjawab persoalan sebelum berkonsultasi dengan sahabat lain padahal mereka dianugerahi oleh Allah dengan kemampuan dan petunjuk, juga disertai kesucian jiwa, lalu bagaimana dengan kita yang banyak kesalahan dan dosa?"

Dari Said bin Al-Musayyab ra, sesungguhnya beliau hampir tidak pernah berfatwa atau mengucapkan suatu perkara agama kecuali beliau berdoa: "Ya Allah selamatkanlah aku dan selamatkan orang-orang dariku."

Dari Basyar bin Al-Harits, beliau berkata: "Barang siapa masih merasa senang (bangga) jika ditanyai (persoalan agama) maka dia itu tidak berhak dan tidak layak dimintai fatwa."

Dari Malik, beliau berkata: "Aku diberitahu oleh seorang laki-laki bahwa dia pernah bertamu ke rumah Rabiah bin Abi Abdirrahman dan menjumpai Rabiah sedang menangis, maka dia bertanya: Kenapa anda menangis? Ia takut dan khawatir atas tangisan syaikh Rabiah maka dia bertanya lagi kepada beliau: Apakah anda terkena musibah? Beliau menjawab: Tidak, tapi aku menangis karena banyak orang-orang bodoh (dianggap ulama) dan dimintai fatwa sehingga muncullah kerusakan yang sangat besar di kalangan umat Islam." Rabiah kemudian melanjutkan: "Sungguh di antara orang-orang yang berani berfatwa ini lebih layak masuk penjara daripada para pencuri."

Diriwayatkan dari Makhul dan Imam Malik ra, sesungguhnya mereka tidak pernah menjawab pertanyaan keagamaan kecuali sebelumnya mengucapkan: "? ? ? ? ? ?"

Ibnu Sholah mengatakan bahwa sebaiknya siapapun yang akan menjawab pertanyaan keagamaan hendaklah mengucapkan apa yang diucapkan oleh Imam Malik di atas. Adapun Imam Abu Hanifah terkenal dengan perkataanya:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Jika bukan karena kesadaran bahwa meninggalnya ulama akan menghilangkan ilmu, maka aku tidak akan pernah berfatwa, mereka enak sedangkan aku yang harus beresiko menanggung dosa.”

Ibnu Qoyim juga menyebutkan bahwa Ibnu Abbas pernah mengatakan:

? ? ? ? ? ? ? ? ?

Barang siapa berfatwa tentang suatu permasalahan padahal dia tidak menguasai hal itu, maka dosanya harus ditanggung olehnya.

Al-Khatib meriwayatkan Bahwa Malik pernah berkata: "Aku tidak berani berfatwa (menjawab pertanyaan-pertanyaan keagamaan) sebelum aku dianggap dan diakui oleh tujuh puluh orang bahwa aku memenuhi syarat untuk menjawab."

Malik juga berkata: Aku tidak berani berfatwa sehingga aku bertanya kepada orang yang lebih berilmu dariku dengan tujuan untuk mengetahui apakah orang itu berpendapat bahwa aku layak menjawab pertanyaan keagamaan."?

Beliau juga penah bekata: "Tidak sepatutnya seseorang menganggap dirinya memenuhi syarat untuk melakukan suatu hal sebelum dia berkonsultasi dan menanyakan kepada orang yang lebih berilmu tentang hal itu apakah dirinya layak atau tidak."

Adab para ulama besar yang benar-benar menguasai ilmu-ilmu agama secara mendalam sebagaimana disebutkan diatas nampaknya tidak lagi diperhatikan oleh para penceramah pada zaman ini. Yang dipertontonkan oleh kebanyakan para dai pada saat ini justru merupakan kebalikan dari adab-adab yang diajarkan oleh para ulama.

Yang juga perlu diperhatikan dari sikap dan adab para ulama tersebut adalah bahwa kehati-hatian mereka dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan keagamaan bukan merupakan sikap berlepas tangan atau meninggalkan kewajiban mereka untuk menyampaikan ajaran Islam. Para ulama itu diketahui telah mengabdikan hidupnya untuk menelaah dan mempelajari secara mendalam sumber-sumber ajaran Islam untuk kemudian dijadikan landasan dalam menjawab berbagai macam persoalan umat Islam yang membutuhkan jawaban.

Beribu-ribu halaman buku menampung hasil ijtihad para ulama yang benar-benar faqih tersebut. Ratusan bahkan ribuan permasalahan dalam agama yang memerlukan penjelasan telah mereka teliti dan berikan jawabannya dengan didasarkan pada ayat-ayat dan hadis-hadis serta atsar dari para sahabat.

Jasa mereka sangat besar kepada umat Islam dalam urusan agama. Meskipun dalam kehati-hatian sikap mereka ada kesan lambat dalam memberikan jawaban namun mereka terbukti telah menjadi pencerah dan pembimbing umat. Berkaca dari sikap para ulama tersebut dan bukti nyata sumbangan ilmu yang bermanfaat dari mereka untuk umat Islam, maka alasan beberapa orang yang tergesa-gesa ingin kelihatan hebat dan dipandang alim dalam ilmu agama sehingga bertindak sembrono dalam urusan fatwa menjadi jelas, bahwa hal itu tidak bisa diterima dan tidak sejalan dengan adab Islam yang benar.

Hadits nabi yang menyuruh kita untuk menampaikan ajaran dari beliau walau satu ayat adalah sebuah perintah. Sebagai perintah-perintah lain dalam agama, perintah untuk tabligh inipun juga disertai dengan tata cara dan etika tertentu. Menjalankan perintah agama tanpa mempelajari dulu tata cara dan etikanya, bisa menjerumuskan kita kepada kerusakan dan kehancuran.

Mantan mufti Mesir Syaikh Ali Jumah dalam bukunya Al-Mutasyaddidun mengingatkan bahwa seorang penceramah tidak otomatis boleh menjadi seorang mufti. Tidak semua penceramah atau orang yang pandai berpidato adalah orang alim yang faqih dan memenuhi syarat untuk dimintai fatwa atau ditanya tentang permasalahan keagamaan.

Untuk menjadi seorang mufti, diperlukan banyak sekali perangkat. Banyak syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk bisa menjadi mufti dan boleh menjawab pertanyaan-pertanyaan keagamaan.

Berikut ini syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang mufti, sebagaimana diringkas oleh Imam Al-Syafi’i sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Khatib:

“Tidak ada yang boleh berfatwa tentang agama Allah kecuali yang mengetahui tentang kitab Allah lengkap dengan nasikh dan mansukhnya, muhkan dan mutasyabihatnya, tafsirnya, waktu nuzulnya, Makkiyah dan Madaniyahnya, dan apa yang dimaksudkannya. Setelah itu dia juga harus menguasai urusan hadis nabi dengan pengetahuan yang sama dengan pengetahuan terhadap AL-Qur’an. Ia juga harus mengerti bahasa Arab, mmahami syi’ir-syi’ir Arab. Mengetahui seluruh ayat Al-Quran dan hadis-hadis yang diperlukan untuk membahas suatu permasalahan tertentu, kemudian menggunakannya secara benar. Ia juga harus mengetahui perbedaan pendapat antara para ulama dari berbagai negeri. Dan terakhir ia harus “berbakat”.

Imam Nawawi menambahkan mutayaqqidh; waspada, yaitu memahami permasalahan-permasalahan umat beserta keadaanya.

Para Ulama Al-Azhar, di antaranya Dr. ‘Ala’udin al-Za’tari mengatakan: “Seseorang secara syar’i dilarang atau diharamkan memberikan jawaban atas pertanyaan keagamaan dengan mengiran-ngira jawaban menggunakan nalarnya saja tanpa beristidlal atau mencari tahu dalil maupun hasil ijtihad ulama yang valid, apalagi mengeluarkan jawaban yang malah bertentangan dengan nash-nash yang memiliki dalalah qoth’i, yaitu nash yang mengandung hukum yang jelas dan pasti. Dilarang juga memberikan jawaban yang bertentangan dengan Ijma’ atau konsensus para ulama ataupun bertentangan dengan kaidah-kaidah ushul yang disarikan dari nash.

Maka penguasaan ilmu agama dan mempelajari hasil-hasil ijtihad para ulama adalah kewajiban mutlak bagi seorang mufti.”

Beberapa perkataan ulama di atas hanya saya kutip tanpa saya jelaskan panjang lebar, karena tulisan inipun sudah terlalu panjang. Tetapi tentu Mamah bisa dengan mudah memahami maksud dari pernyataan dan contoh perilaku para ulama yang saya kutip di atas.

Sekarang izinkan saya mennyampaikan keberatan saya atas gaya tanya jawab keagamaan yang dijawab secara langsung di tempat pengajian, apalagi disiarkan oleh televisi. Keberatan ini bukan hanya soal fatwa Ibu tentang dokter hewan Muslim, yang memang sangat perlu anda pelajari. Tetapi juga tentang gaya pengajian Ibu di televisi yang menyertakan sesi tanya jawab.?

Merujuk pada paparan saya di atas, maka pengajian model seperti itu meskipun kelihatannya Islami, tetapi sangat banyak mengandung bahaya. Baik bahaya untuk para penonton, maupun bagi penceramah yang merangkap sebagai mufti on the spot.

Alangkah baiknya kalau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan jama’ah itu ditampung dulu, kemudian ditela’ah dan dipelajari dengan sungguh dengan menggunakan rujukan kitab-kitab yang terpercaya, baru dijawab pada edisi berikutnya.

Akan lebih baik lagi, jika memang belum memenuhi syarat untuk berfatwa, maka kita mengutip saja hasil fatwa para ulama, baik ulama zaman dulu atau kontemporer mengenai permasalahan yang ditanyakan, dengan penjelasan rinci, menurut ulama A begini, B begini, dan seterusnya.

Dan akan lebih selamat lagi kalau ceramah keagamaan diisi saja dengan nasihat-nasihat tentang kebaikan yang diajarkan agama secara umum, bukan tentang masalah-masalah yang memerlukan kemampuan khusus untuk membahasnya.

Ingatlah, para ulama mengatakan bahwa orang yang menjawab pertanyaan keagamaan itu ibarat "penanda-tangan atas nama Allah". Menurut Ibnu al-Munkadir, karena posisi mufti itu layaknya penghubung antara Allah dan makhluk, maka ia harus benar-benar berilmu.

Dari Abi Hasin Al-Asadi, dia berkata: "Sesungguhnya salah satu dari kalian ada yang berani berfatwa dalam suatu permasalahan yang jika hal itu ditanyakan kepada Umar bin Khattab maka beliau akan mengumpulkan para sahabat yang ikut dalam perang Badar (untuk menjawabnya)."

Kepada para pemilik stasiun televisi, tolong jangan rusak umat Islam dengan acara yang seolah-olah Islami tetapi justru bertentangan dengan etika yang digariskan oleh para ulama sejak zaman salafus shaleh.

Jangan lakukan hal-hal yang mendegradasi keluhuran agama. Bisnis dan agama tidak harus bertentangan, tapi bisnis jangan juga merusak etika agama.

Kepada MUI dan ormas-ormas Islam yang banyak mewadahi kaum Muslimin Indonesia, tolong buatlah imbauan dan maklumat mengenai permasalahan ini.

Kepada pemerintah Republik Indonesia, tolong bicarakan permasalahan ini dengan MUI dan ormas-ormas Islam, agar kehidupan beragama menjadi semakin baik.

Akhirul Kalam, kebenaran mutlak hanya milik Allah. Semoga kita semua dijaga oleh Allah dari kesesatan.

Wallahu al-muwaffiq ilaa aqwami al-thoriq, Wassalaamu ‘Alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.

Dari seorang Muslim biasa dengan laqob Alex Ramses.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Hadits, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 23 Desember 2017

Nyanyian Kamoro Semarakkan Buka Bersama di Mimika Timur

Mimika, Sang Pencerah Muslim - Nyanyian khas Kamoro yang dibawakan ibu-ibu dan anak-anak Kamoro berjudul Ya Waho Waki mewarnai pertemuan buka puasa bersama warga Mimika berkumpul di Masjid Al-Haq, Pomako, Distik Mimika Timur, Mimika, Ahad (4/6). Ramadhan membawa berkah untuk semua umat, tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga non-Muslim.

Lagu ini menceritakan rasa kehilangan yang besar setelah orang tua meninggal sehingga anak merasa kehilangan pegangan hidup. Lagu ini dinyanyikan setelah buka puasa bersama beserta pembagian parsel lebaran yang diintegrasikan dengan kegiatan Rutin MWCNU Mimika Timur

Nyanyian Kamoro Semarakkan Buka Bersama di Mimika Timur (Sumber Gambar : Nu Online)
Nyanyian Kamoro Semarakkan Buka Bersama di Mimika Timur (Sumber Gambar : Nu Online)

Nyanyian Kamoro Semarakkan Buka Bersama di Mimika Timur

Bantuan buka puasa bersama diberikan oleh para dermawan, panitia pengadaan tanah PCNU Mimika.

Sang Pencerah Muslim

Acara dimulai pada jam 16.00 dengan lantunan Syair NU. Tampak antusias anak-anak Pomako dalam mengikuti syair ini. Pandangan mata dan mulut yang bergerak menunjukkan ketertarikan dan keinginan kuat untuk ikut bisa mendendangkan Syair NU.

Wakil Ketua PCNU Mimika Sugiarso mengajak jamaah untuk melantunkan shalawat nahdliyyah.

Sang Pencerah Muslim

Acara dilanjutkan dengan pembacaan nazham Asmaul Husna dengan panduan Sugiarso diiringi musik alam berupa hujan rintik-rintik. Sebelum berbuka jamaah diajak untuk berzikir jelang buka puasa, dan memanjatkan doa hajat dunia dan akhirat di waktu yang mustajab ini.

Menu buka puasa berupa suguhan khas Papua, salah satunya adalah masakan etegas-tegas. Masakan ini dibuat dari daun singkong yang dicampur jantung pisang dengan teknik pengolahan yang khusus. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Internasional Sang Pencerah Muslim

Minggu, 17 Desember 2017

Doa-doa yang Dibaca saat Bayi dalam Kandungan

Kehamilan merupakan sebuah prosesi alamiah yang lazimnya sangat didambakan pasangan suami-istri. Kehamilan merupakan fase yang harus dilalui untuk menghadirkan anak di dalam keluarga. Tentunya, tujuan utama dari semuanya itu ialah untuk melahirkan generasi penerus yang saleh dan salehah, berbakti kepada kedua orang tua, dan memiliki daya guna bagi agama dan orang-orang di sekitarnya.

Untuk mencapai tujuan mulia tersebut, karya Lajnah Ta’lif Pustaka Gerbang Lama, Pondok Pesantren Lirboyo, dalam buku Menembus Gerbang Langit; Kumpulan Doa Salafus Shalih, 2010 (Kediri: Pustaka Gerbang Lama), hal. 118 telah merangkumkan untuk kita beberapa wiridan dan doa seputar kehamilan.

Bagi ibu yang sedang hamil, ia dianjurkan untuk banyak membaca:

Doa-doa yang Dibaca saat Bayi dalam Kandungan (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa-doa yang Dibaca saat Bayi dalam Kandungan (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa-doa yang Dibaca saat Bayi dalam Kandungan

? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Wallâhu ahrajakum mim buthûni ummahâtikum târatan ukhra.”

“Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian pada kesempatan yang lain (persalinan).”

Sedangkan bagi ayah, dianjurkan untuk:

1. Membaca Surat Al-Fatihah sebanyak 7 kali setiap ba’da shalat shubuh dan ditiupkan pada perut ibu hamil.

2. Membaca surat Al-Hasyr (Alam Nasyroh) sebanyak 7 kali setiap ba’da shalat maghrib dan ditiupkan pada perut ibu hamil.

3. Memperbanyak membaca berdoa di bawah ini:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Allahummahfadz waladî mâ dâma fî bathni zaujatî wasyfihi anta asy-syâfi lâ syifâ`an illâ syifâuka syifâ`an lâ yughâdiru saqaman. Allahumma shawwirhu fî bathni zaujatî shûratan hasanatan watsabbit qolbahu îmânan bika wa bi-Rasûlika. Allahumma akhrijhu mim bathni zaujatî waqta wilâdatihâ sahlan wa taslîman. Allahumma ij’alhu shahîhan kâmilan wa ‘âqilan hâdziqan ‘âmilan. Allahumma thowwil ‘umrohu wa shahhih jasadahu wa hassin khuluqohu wa afshah lisânahu wa ahsin shautahu liqirooatil hadîtsi wal qur`ânil ‘adzîm bibarokati Muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam. Walhamdulillâhi Robbil ‘âlamîn.

“Ya Allah, jagalah anakku selama ia berada dalam perut istriku, sehatkan ia, sesungguhnya Engkau Yang Maha Menyehatkan, tak ada kesehatan kecuali kesehatan dari-Mu, kesehatan yang tak terganggu penyakit. Ya Allah, bentuk ia yang ada di perut istriku dalam rupa yang baik, tetapkan dalam hatinya keimanan pada-Mu pada Rasul-Mu. Ya Allah, keluarkan dia dari perut istriku pada saat kelahirannya secara mudah dan selamat. Ya Allah, jadikan ia utuh, sempurna, berakal, cerdas, banyak beramal. Ya Allah, panjangkan umurnya, sehatkan jasadnya, baguskan rupanya, dan fasihkan lisannya untuk membaca hadits dan Al-Qur’an Yang Agung, dengan berkah Nabi Muhammad SAW. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam.”

Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi shawab. (Muhammad Ibnu Sahroji)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sang Pencerah Muslim

Senin, 11 Desember 2017

NU Muda Pedan Adakan Diskusi Kebangsaan

Klaten, Sang Pencerah Muslim - Kaum muda NU dari IPNU-IPPNU bersama Pagar Nusa PAC Pedan mengadakan diskusi kebangsaan bertajuk "Peran dan Fungsi Kader NU dalam Menjaga Nilai-nilai Pancasila" di gelar di halaman Masjid Al Fitroh Kedungan Pedan Klaten, Ahad (13/11).

Menurut Ketua PAC Pagar Nusa Pedan, Eko Saputro,diskusi ini diadakan untuk mencegah kader NU agar tidak mudah terprovokasi konten media sosial yang memecah belah umat. “Melalui diskusi ini, diharapkan kader NU menjadi kader yang kritis dan nasionalis yang baik. Diskusi ini adalah bentuk sinergi antar sesama banom NU,” papar Eko.

NU Muda Pedan Adakan Diskusi Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Muda Pedan Adakan Diskusi Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Muda Pedan Adakan Diskusi Kebangsaan

Dalam sesi diskusi, dipaparkan peran dan tugas NU yang semakin berat dalam menjaga NKRI. “Peran NU yakni menanamkan pada umat tentang nilai sosial budaya yang beradab, nilai toleransi antarumat, dan rasa cinta tanah,” terang ketua PAC IPNU Pedan, Ari Siswanto, yang menjadi salah satu pemateri.

Ari berharap, melalui kgiatan diskusi semacam ini, dapat menjadi wadah dalam membina dan mendidik para generasi NU, khususnya bagi para kader IPNU dan IPPNU Pedan yang baru terbentuk dan berjalan 1 tahun ini.

Sang Pencerah Muslim

“Selain bangga menjadi warga NU mereka juga harus paham akan peran NU dalam menjaga nilai-nilai Pancasila,” ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Diskusi dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan pembacaan maulid al-Barzanji, dan? ditutup dengan doa pada pukul 11.00 WIB. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Ahlussunnah, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Kamis, 07 Desember 2017

Meraih Bahagia yang Hakiki dengan Terapi Hati

Karya Imam al-Ghazali ini merupakan satu di antara sekian ribu buku tentang menyucikan hati dari berbagai macam penyakit yang tak lekang oleh zaman. Hati pada hakikatnya adalah akar dari segala kebahagiaan. Jika hati selalu diserang oleh berbagai macam penyakit, maka kebahagiaan akan sangat sulit untuk diraih. Di sinilah pentingnya kita melatih hati agar kebahagiaan hidup yang hakiki bisa kita jumpai.

Hidup bukanlah hidup jika manusia tidak menemukan kebahagiaan. Sebagaimana lumrah kita ketahui bahwa bahagia tak lain bersumber dari hati, bukan pikiran. Jika kebahagiaan dianggap bersumber dari pikiran, itu bukan kebahagiaan yang hakiki, tapi hanya khayalan yang sangat tinggi. Maka dari itu, sebuah usaha untuk meraih kebahagiaan yang hakiki, kita harus bisa melatih hati agar tetap sehat dan terjauh dari segala macam penyakit (hati).

Meraih Bahagia yang Hakiki dengan Terapi Hati (Sumber Gambar : Nu Online)
Meraih Bahagia yang Hakiki dengan Terapi Hati (Sumber Gambar : Nu Online)

Meraih Bahagia yang Hakiki dengan Terapi Hati

Ada banyak penyakit hati yang kadang kita tak merasakannya telah menjadi tunas-tunas hingga berakar kuat dan sulit ditumbangkan. Misalkan seperti iri/dengki, sombong, khianat, bohong/dusta, pamer, ‘ujub, dan kikir, serta penyakit-penyakit lainnya yang bersumber dari hati. Jika hati diserang penyakit-penyakit demikian, maka kita tidak akan menemukan ketenangan dan kebahagiaan hidup. Ada beberapa terapi (latihan) mengobati hati dari penyakit tersebut sebagaimana diulas dalam karya ini.

Salah satu terapi untuk mengobati hati yang sedang dilanda oleh penyakit-penyakit tersebut yaitu bersabar (hlm. 4). Sabar memiliki beberapa dimensi; ada sabar menaati perintah Allah, sabar menjauhi larangan-Nya, sabar menghadapi musibah, dan sabar atas nikmat yang diberikan oleh Allah kepada hamba lain. Substansinya, sabar menjadi tonggak terapi obat hati. Jika kita bisa sabar atas segala hal, sudah dapat dipastikan janji Tuhan tidak akan pernah melesat. Orang-orang yang sabar akan menemukan kenikmatan (kebahagiaan) hidup, dan pada gilirannya nikmat yang diberikan kepada orang lain, juga diberikan kepada kita oleh Allah dengan cara yang adil berkat kesabaran yang kita tanam.

Sang Pencerah Muslim

Akar persoalan hidup

Keberadaan karakter/tabiat (hidup) manusia ditentukan oleh segumpal daging (hati) yang ada di dalam tubuhnya. Jika daging itu kotor dan penuh dengan penyakit, maka akan tercermin melalui pola hidupnya. Dengki, atau tidak rela jika orang lain menerima nikmat lebih baik dari kita. Orang yang hatinya ditimpa oleh penyakit dengki, maka berbagai cara akan dilakukan untuk menghilangkan nikmat yang diberikan oleh Tuhan kepada orang (hamba)-nya yang lain. Bisa saja orang itu dibunuh atau kenikmatannya dihilangkan dengan berbagai macam cara.

Sang Pencerah Muslim

Dengki sebenarnya hanya penyakit kecil dan ringan di dalam hati. Tapi, jika dibiarkan, maka akan menjadi penyakit fisik/badan hingga menjadi dosa besar. Persoalan hidup selalu timbul dan tumbuh diakibatkan oleh hati. Orang yang hatinya dengki, maka kegelisahan dan berat pikiran akan selalu menghantuinya. Masih dalam satu terobosan untuk mengobati dengki, yaitu sabar yang diwujudkan dengan sifat qana’ah atau menerima apa adanya nikmat yang diberikan oleh Tuhan (hlm. 102).

Dengan sifat menerima apa adanya, hati akan merasa lega dan tenteram. Kita tidak boleh mengharapkan apa yang dimiliki oleh orang lain hilang atau menjadi milik kita dengan cara yang tidak dibenarkan baik secara moral atau sosial. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw. bersabda, “Kekayaan bukanlah karena banyaknya harta, tetapi kekayaan jiwa (hati)” (HR. Muslim).

Selain dengki, penyakit hati yaitu berupa takabbur (sombong/tinggi hati). Sombong adalah sifat bangga yang berlebihan dari dalam hati seorang hamba (manusia). Sehingga menganggap orang lain tak sebaik dari dirinya. Misalkan kita kaya-raya, cerdas/pintar, atau memiliki pangkat tinggi. Jika kita mensyukurinya, sudah tentu penyakit sombong bisa menjalar ke dalam hati dan dicerminkan melalui perilaku sehari-hari dengan menganggap remeh orang lain.

Sombong secara kasat mata tampak biasa-biasa saja, tapi sebenarnya sangat berbahaya bagi mereka yang menyadarinya. Sifat sombong bisa berdampak memeras (menganiaya) orang lain dan suka berbuat sewenang-wenang, serta menyepelekan (menganggap remeh) orang lain. Biasanya orang sombong ditakuti dan tidak disuka oleh masyarakat. Obat sombong yaitu bersyukur atas karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada kita (hlm. 140).

Jika kita sebagai manusia selalu merasa terbebani dalam menjalani roda kehidupan ini, maka introspeksi diri dalam hati adalah salah satu solusinya (hlm. 238). Kita harus bisa mendeteksi sedini mungkin keberadaan hati yang ada dalam tubuh kita masing-masing. Jika ada secuil benih-benih penyakit atau sudah menumpuk banyak, maka kita harus sesegera mungkin untuk melakukan pembersihan dan terapi agar kemelut hidup tidak selalu menghantui.

Kehadiran buku ini akan menjadi pemandu untuk menemukan hakikat kebahagiaan dalam hidup umat manusia. Kebahagiaan tidak bisa diukur dengan harta kekayaan, kecerdasan, segala keinginan bisa terpenuhi, dan kesempurnaan jiwa-raga, tapi kebahagiaan sejati tumbuh dari hati yang bersih dari segala macam penyakit. Dengan menyelami hati melalui karya ini, kita akan diajak untuk terapi pengobatan hati secara sempurna agar bisa menemukan kebahagiaan yang hakiki, baik di dunia hingga akhirat kelak. Selamat membaca dan menggapai kebahagiaan yang hakiki!

Data buku

Judul : Menyelami Isi Hati

Penulis : Imam al-Ghazali

Penerjemah : Akhmad Siddiq dan A. Rofi’i Dimyati

Editor : Mukhlis Yusuf Arbi dan Muhammad Taufik

Penerbit : Keira Publishing

Cetakan : I, 2014

Tebal : 312 halaman

ISBN : 978-602-1361-13-9

Peresensi : Junaidi Khab, pecinta baca buku, tinggal di Surabaya

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sang Pencerah Muslim

Rabu, 29 November 2017

Alumni IAI Al-Khoziny Juara Satu Vokalis Gambus se- Jawa

Sidoarjo, Sang Pencerah Muslim?

Ach Aqimuddin Alhan, alumni mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) Al-Khoziny Buduran Sidoarjo berhasil juara satu "duta vokalis gambus se- Jawa" pada festival seni religi Brawijaya 2016 yang digelar Universitas Brawijaya Malang, Selasa (22/11).

"Alhamdulillah perasaan saya senang dan bangga, meski sudah menjadi alumni dan ditunjuk untuk mewakili IAI Al Khoziny Buduran Sidoarjo," ucapnya bersyukur saat dimintai keterangan Sang Pencerah Muslim," Rabu (23/11).

Alumni IAI Al-Khoziny Juara Satu Vokalis Gambus se- Jawa (Sumber Gambar : Nu Online)
Alumni IAI Al-Khoziny Juara Satu Vokalis Gambus se- Jawa (Sumber Gambar : Nu Online)

Alumni IAI Al-Khoziny Juara Satu Vokalis Gambus se- Jawa

Pria kelahiran 1993 itu tak henti-hentinya menorehkan prestasi. Pasalnya, setiap perlombaan, kerap kali mengharumkan nama kampus maupun keluarganya.?

Ia menjelaskan, beberapa perlombaan yang pernah diikuti dan mendapatkan juara satu di antaranya, juara satu banjari nasional, dai muda, nasyid, MTQ dan Musabaqoh Syahril Quran.

"Motivasi saya mengikuti seluruh festival karena ingin bisa disegala bidang (multitalen). Saya juga ingin menambah silaturahim, menambah teman, ilmu dan mengeksplor bakat. Tak henti-hentinya juga dan tidak boleh merasa puas dan bangga. Yang terpenting semangat belajar karena masih muda. Karena kalau sudah berkeluarga mungkin sudah tidak seperti masa muda," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Ia berpesan kepada mahasiswa IAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo untuk mengembangkan bakatnya serta mengikuti segala perlombaan tingkat mahasiswa.

"Bagi mahasiswa dan adik-adik yang mempunyai potensi luar biasa. Jangan takut untuk mengembangkan bakat kalian masing-masing. Karena nantinya juga kalian yang akan memetik hasilnya, misal seperti ada program beasiswa, kan bisa dipandang dari segi bakatnya," pungkasnya. (Moh Kholidun/Abdullah Alawi)

?

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Olahraga, Aswaja Sang Pencerah Muslim

Senin, 27 November 2017

Penelitian: Potensi Remaja Terlibat Aksi Intoleran Tinggi

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Potensi keterlibatan anak-anak muda dalam kasus-kasus intoleran di Indonesia masih cukup tinggi. Hasil penelitian The Wahid Institute menunjukkan bahwa mereka, terutama di sekolah-sekolah negeri, memiliki kecenderungan yang kuat untuk mendukung atau melakukan tindakan intoleran.

Demikian dipaparkan Alamsyah M. Dja’far, peneliti The Wahid Institute, dalam Youth Interfaith Forum yang digagas Search for Common Ground, Kamis (17/12), di Jakarta, yang diikuti tujuh puluh pemuda dari berbagai daerah dengan latar belakang agama dan keyakinan yang berbeda.

Penelitian: Potensi Remaja Terlibat Aksi Intoleran Tinggi (Sumber Gambar : Nu Online)
Penelitian: Potensi Remaja Terlibat Aksi Intoleran Tinggi (Sumber Gambar : Nu Online)

Penelitian: Potensi Remaja Terlibat Aksi Intoleran Tinggi

Misalnya, kata Alamsyah, dari penelitian Wahid Institute tahun 2014, dari 300 siswa di SMA Sejabodetabek, sebanyak 46 anak setuju membalas orang yang membakar dan menutup tempat ibadah mereka.

Sang Pencerah Muslim

Aktivis NU ini juga menyebut hasil penelitian Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKiP) pada tahun 2011, yang menunjukkan bahwa sebanyak 52,3 persen siswa sekolah umum di Jabodetabek mendukung ideologi dan aksi kekerasan kelompok tertentu dalam penyegelan dan perusakan rumah ibadah. Begitupun dengan guru-gurunya, sebanyak 40.9 persen responden mendukung.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, menguatnya tindakan intoleran ini karena beberapa hal. Pertama, di ranah pemerintah, ada gejala lemahnya penyemaian pesan toleransi di dunia pendidikan, ketidakprofesional guru dan pejabat di sekolah dalam membedakan kepentingan pribadi terkait keyakinannya dengan sikap nondiskriminatif, dan masih adanya regulasi dan kebijakan yang mendukung intoleransi.

“Kedua, di ranah masyarakat, kampanye dan pola perekrutan kelompok intoleran, radikal, dan teroris yang sangat efektif dan militan. Kemudian, pengarusutamaan narasi toleransi, perdamaian, dan cinta tanah air terutama melalui media sosial belum maksimal,” sambungnya.

Savic Alieha, Sekretaris Lajnah Ta’lif wan Nasyr PBNU, menyampaikan potensi dan pekembangan internet terlebih media sosial dalam langkah penguatan penyelesaian konflik agama di Indonesia. Dalam kasus GKI Yasmin misalnya, dia mencontohkan betapa Twitter begitu efektif menyebarkan informasi. Menurutnya, media sosial memiliki jargon bersifat netral yang bisa digunakan oleh siapa saja untuk kebutuhan apa saja.

“Tantangan penggiat toleransi dalam penggunaan platform ini terletak pada menulis dan pembuatan konten yang masih kurang sehingga kalah dengan para pelaku intoleran,” tuturnya.

Dalam forum tersebut, anak-anak muda ini berkumpul membangun jaringan dan menyuarakan pesan damai untuk membendung intoleransi yang tengah marak terjadi. Suraji, Program Officer Search for Common Ground (SFCG) mengatakan bahwa forum ini diselenggarakan untuk mempertemukan aktivis gerakan kaum muda lintas iman agar lebih mengetahui masalah yang dihadapi di lapangan. Juga bagaimana menciptakan peluang kerja sama untuk terus mengampanyekan toleransi. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, Kajian Sang Pencerah Muslim

Minggu, 26 November 2017

Peserta Munas Galang Dana Bantu Warga Terdampak Banjir Bandang Lombok Timur

Mataram, Sang Pencerah Muslim. Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Alim Ulama Nahdlatul Ulama (Munas dan Konbes) NU 2017 dihadiri Presiden RI Joko Widodo, sejumlah menteri, Panglima TNI, Polri, serta para alim ulama se-Nusantara.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj dalam sambutannya mengatakan bahwa gelaran Munas dan Konbes tahun 2017 adalah acara luar biasa.

“Munas NU dua puluh tahun silam biasa-biasa saja. Tidak ada pejabat pemerintah yang hadir, kecuali Gubernur. Tahun 2017 ini, Munas dihadiri dan dibuka langsung oleh Presiden, ini luar biasa," kata Kiai Said pelataran Masjid Hubbul Wathan Kota Mataram, Kamis (23/11) siang.

Peserta Munas Galang Dana Bantu Warga Terdampak Banjir Bandang Lombok Timur (Sumber Gambar : Nu Online)
Peserta Munas Galang Dana Bantu Warga Terdampak Banjir Bandang Lombok Timur (Sumber Gambar : Nu Online)

Peserta Munas Galang Dana Bantu Warga Terdampak Banjir Bandang Lombok Timur





Namun, lanjut Pengasuh Pesantren Luhur Al Tsaqafah, Ciganjur, Jakarte Selatan, di Munas kali ini kita mendapat musibah banjir bandang di Lombok Timur.

Sang Pencerah Muslim

Dikatakan Kiai Said LAZISNU sudah turun memberikan bantuan kepada korban bencana.

Sang Pencerah Muslim

(Baca: NU Care-LAZISNU Salurkan Bantuan Korban Banjir Bandang Lombok Timur)

"Selanjutnya PBNU melalui LAZISNU siap kembali menerima dan menyalurkan bantuan ke Lombok Timur,” ungkapnya.

Usai mengungkapkan hal tersebut, relawan NU Care-LAZISNU NTB yang berada di lokasi Munas bergerak melakukan penggalangan donasi kepada para peserta Munas. Didorong pula oleh arahan langsung Ketua PP NU Care-LAZISNU Syamsul Huda.





“Ini sudah instruksi. Semuanya langsung bergerak,” kata Syamsul kepada para relawan.



Sementara itu Ketua PW NU Care-LAZISNU NTB Saprudin menjelaskan, NU harus hadir dan membantu masyarakat di Lombok Timur. Terlebih, katanya, masyarakat suku Sasak di Lombok Timur adalah warga muslim.

“Ya di situ kan masyarakat Sasak asli. Semuanya Islam, dan tidak sedikit juga adalah warga NU. Maka itu perlu kita bantu, karena kondisinya sangat parah. LAZISNU Pusat sudah turun langsung berikan bantuan sembako kepada masyarakat, tahap selanjutnya LAZISNU Pusat dan NTB berikan bantuan dalam Program Recovery Bencana, membangun kembali rumah warga,” jelas Saprudin.

Saprudin juga mengungkapkan penggalangan donasi yang dilakukan di acara Munas dan Konbes NU adalah pertama kali dilakukan.

“Awalnya ada kekahwatiran dari para relawan untuk menggalang dana, karena yang hadir Presiden. Ada Paspampres. Namun, alhamdulillah, berkat dukungan dari LAZISNU Pusat terutama dari Pak Syamsul yang langsung turun tangan. Akhirnya para relawan gerak semua,” ungkapnya.

Penggalangan dana, kata Saprudin, dilakukan tidak hanya kepada para peserta Munas. Relawan pun ada yang bergerak di luar area Munas.

Andiwinata, Koordinator relawan NU Care-LAZISNU NTB menyebutkan total perolehan galang dana senilai Rp16.910.000,- dimulai jam sembilan pagi sebelum pembukaan, sampai sore hari hari.

Penggalangan melibatkan 15 relawan, terdiri 10 laki-laki dan 5 relawan perempuan.





“Dalam waktu singkat, terkumpul hampir tujuhbelas juta. Kami semua bangga dan sangat terkesan, semoga kami semua diistikamahkan di jalan ini dan bisa terus berkhidmat untuk NU, khususnya di NTB,” tutur Andi.

Di arena Munas beberapa tokoh turut mengkampanyekan penggalangan tersebut seperti Ketua LD PBNU KH Maman Imanulhaq dan Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini.

Wakil Ketua PW LAZISNU Refreandi mengatakan hasil penggalangan dana direncanakan untuk membantu pembagunan kembali rumah-rumah warga terdampak banjir.

Seperti diberitakan sebelumnya hujan berintensitas tinggi menyebabkan dua buah embung di bagian bawah Bendungan Pandandure meluap. Buruknya drainase dan kerusakan ekosistem sungai memperparah keadaan menyebabkan bandang menerjang permukiman dan lahan pertanian.





Akibatnya 15 desa di 4 kecamatan di Kabupaten Lombok Timur, NTB Sabtu (18/11) pukul 17.30 WITA. Sedikitnya 2 orang meninggal dunia dalam peritiswa tersebut. (Wahyu Noerhadi/Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, PonPes Sang Pencerah Muslim

Hukum Maulid (Muludan) Menurut Pakar Hadits Ibnu Hajar Al-Asqalani

Hari lahir Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan maulid atau muludan yang diperingati umat Islam setiap tahunnya menarik diskusi pelbagai bidang, tidak terkecuali perihal status hukumnya. Sebenarnya pembahasan hukum pelaksaan maulid tidak perlu kalau peringatan itu diisi dengan zikir, shalawat, baca Al-Quran, taushiyah ketakwaan, silaturahmi, atau sedekah. Semua itu baik, tinggal dilaksanakan.

Tetapi mereka yang menginginkan pijakan hukum agama perihal peringatan maulid tetapi memiliki hak untuk mendiskusikannya. Tulisan ini mencoba mengutip sejumlah pendapat ulama terkait peringatan maulid.

Hukum Maulid (Muludan) Menurut Pakar Hadits Ibnu Hajar Al-Asqalani (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Maulid (Muludan) Menurut Pakar Hadits Ibnu Hajar Al-Asqalani (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Maulid (Muludan) Menurut Pakar Hadits Ibnu Hajar Al-Asqalani

Peringatan maulid baru diadakan mulai abad 3 Hijriyah. Karenanya dilihat dari keasliannya, maulid yang diperingati hingga hari ini jelas termasuk kategori bid‘ah, sebuah upacara agama yang tidak diamalkan di masa Rasulullah SAW. Hal ini jelas disebutkan oleh Syekh Abu Syamah, salah seorang guru Imam An-Nawawi yang kami kutip berikut ini.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Artinya, “Imam Abu Syamah –salah seorang guru Imam An-Nawawi-mengatakan, salah satu amaliyah bid‘ah terbaik di zaman kita sekarang adalah peringatan yang diadakan setiap tahun pada hari bertepatan dengan hari kelahiran Rasulullah SAW yang diisi dengan sedekah, kebaikan, dan ekspresi keindahan serta kebahagiaan. Semua itu yang juga dibarengi dengan santunan kepada orang-orang fakir menunjukkan bentuk cinta dan takzim kepada Rasulullah SAW di batin mereka yang mengamalkannya. Semua praktik itu juga merupakan bentuk syukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya, yakni menciptakan Rasulullah SAW yang diutus membawa rahmat bagi segenap penghuni alam semesta.”

Syekh Abu Syamah jelas menyebut peringatan maulid sebagai bentuk konkret rasa syukur umat Islam kepada Allah atas karunia-Nya yang berupa pengutusan rasul mereka. Di samping itu peringatan maulid adalah ekspresi bahagia dan cinta mereka terhadap rasul-Nya yang kemudian diwujudkan dengan praktik-praktik keislaman yang sudah diajarkan Rasulullah SAW seperti sedekah, silaturahmi, dan zikir.

Sementara salah seorang ulama hadits terkemuka Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani menelusuri dasar hukum peringatan maulid yang ditemukannya berasal dari hadits riwayat Bukhari Muslim perihal puasa Asyura yang dilakukan umat Yahudi di Madinah sebagai peringatan atas runtuhnya kejayaan Fir‘aun dan selematnya Nabi Musa AS. Berikut ini penjelasan Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Artinya, “Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani melacak dasar hukum (istinbathul ahkam) peringatan maulid nabi (muludan) pada sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim. Riwayat itu menyebutkan ketika tiba di Kota Madinah Rasulullah SAW mendapati orang-orang Yahudi setempat berpuasa di hari Asyura. Rasulullah SAW bertanya kepada mereka terkait peristiwa yang terjadi pada hari Asyura. ‘Asyura adalah hari di mana Allah menenggelamkan Fir‘aun dan menyelamatkan Nabi Musa AS. Kami berpuasa hari Asyura ini sebagai rasa syukur,’ jawab mereka. ‘Kalau begitu kami lebih layak bersyukur atas kemenangan Nabi Musa AS dibanding kalian,’ kata Rasulullah SAW.

Abu Lahab sendiri diringankan dari siksa kubur setiap hari Senin karena telah memerdekakan budaknya bernama Tsuwaybah yang membawa kabar gembira kepadanya atas kelahiran Rasulullah SAW. Dari sela kedua jari bayi itu keluar air yang kemudian diminum Abu Lahab. Hal ini diriwayatkan Sayyidina Abbas RA yang berjumpa Abu Lahab dalam mimpi. Syamsuddin Muhammad bin Nashir-semoga Allah merahmatinya-mengatakan, ‘Kalau demikian besar rahmat Allah terhadap orang kafir yang kelak kekal di neraka bahkan diabadikan dalam sebuah surat di Al-Quran dengan datangnya keringanan siksa kubur setiap hari Senin karena gembira menyambut kelahiran Rasulullah, apalagi karunia Allah terhadap orang beriman yang seumur hidupnya gembira atas kelahiran Rasulullah SAW dan mati dalam keadaan iman.’”

Pernyatan Syekh Abu Syamah dan Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani di atas kami kutip dari kitab I‘anatut Thalibin karya Sayid Bakri bin Sayid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi. Sampai di sini hemat kami teranglah bahwa kedudukan hukum peringatan maulid jelas memiliki dasar pijakan hukum yang bersumber pada hadits riwayat Bukhari dan Muslim di mana Rasulullah SAW menganjurkan puasa Asyura sebagai bentuk syukur atas penenggelaman Fir ‘aun dan keselamatan Nabi Musa AS.

Kecermatan serta ketajaman membaca hadits, menganalogikan, dan menarik simpulan semacam ini hanya dimiliki oleh ulama yang bergaul intens dengan hadits Rasulullah SAW seperti Syekh Abu Syamah dan Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani. Semoga Allah menurunkan rahmat untuk keduanya. Allah yarhamuhuma. Amiiin. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Doa, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock