Tampilkan postingan dengan label Pertandingan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertandingan. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 Februari 2018

PBNU Serukan Sembahyang Ghaib untuk KH Khotib Umar

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, menyampaikan duka mendalam atas nama pribadi dan keluarga besar NU setelah mendengar kabar, Mustasyar PBNU KH Khotib Umar berpulang ke rahmatullah, Ahad (8/6) sore.

Sebagai penghormatan terakhir, ia menginstruksikan kepada umat Islam, khususnya Nahdliyin, untuk melaksanakan shalat ghaib. "Yang di Jawa Timur, yang berkesempatan, langsung takziah. Yang tidak memungkinkan, mari kita dirikan shalat ghaib," katanya.

PBNU Serukan Sembahyang Ghaib untuk KH Khotib Umar (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Serukan Sembahyang Ghaib untuk KH Khotib Umar (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Serukan Sembahyang Ghaib untuk KH Khotib Umar

Menurut Kang Said, sapaannya, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Sumber Wringin, Sukowono, Jember itu adalah ulama besar, pejuang yang wara dan sangat disegani di kalangan Nahdliyin.

"Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) sangat hormat ke Kiai Khotib. Beliau salah satu kiai sepuh yang sangat berwibawa, terutama di Jawa Timur," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Kang Said sendiri mengaku beruntung sudah beberapa kali bisa berinteraksi langsung dengan Kiai Khotib. "Saya sudah tiga kali sowan. Tentu kita kehilangan seorang guru,? ulama besar yang sudah mengajarkan banyak ilmu," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Kiai Khotib Umar meninggal dunia di RD Dr Soebandi, Jember, Jawa Timur, setelah beberapa kali menjalani perawatan akibat gangguan jantung. Pihak keluarga menjadwalkan, prosesi pemakaman dan sembahyang jenazah dilakukan pada Senin (9/6), sekitar pukul 08.00 WIB, di kompleks Pesantren Raudlatul Ulum. (Red: Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 16 Februari 2018

Siswa MTs N Model Brebes Latihan Urus Jenazah

Brebes, Sang Pencerah Muslim. Minimnya pengetahuan tentang mengurus jenazah, menarik perhatian bagi MTs Negeri Model Brebes. Untuk itu, pihak sekolah mengadakan pelatihan bagaimana mengurus jenazah sehingga kewajiban fardlu kifayah bisa terpenuhi. Para siswa dilatih perihal cara memandikan, mengafani, menshalati, hingga menguburkan jenazah.

“Merawat jenazah, tidak hanya urusan pak lebe atau modin saja, tetapi seluruh umat Islam berkewajiban memiliki pengetahuan guna menggugurkan kewajiban kifayah,” kata Kepala MTs N Model Brebes H Muh Muntoyo di sela pelatihan di sekolah setempat, Sabtu (11/7).

Siswa MTs N Model Brebes Latihan Urus Jenazah (Sumber Gambar : Nu Online)
Siswa MTs N Model Brebes Latihan Urus Jenazah (Sumber Gambar : Nu Online)

Siswa MTs N Model Brebes Latihan Urus Jenazah

Kata Muntoyo, para siswa dibekali ilmu mengurus jenazah agar tidak gagap ketika dimintai pertolongan warga untuk mengurus jenazah.

Sang Pencerah Muslim

“Melalui pelatihan ini, setidaknya berupaya menciptakan kader yang benar-benar andal dan terampil dalam mengurus jenazah. Sederhananya, para siswa bisa mengurus jenazah keluarganya sendiri tanpa tergantung kepada orang lain,” ujarnya.

Menurut Muntoyo, pelatihan rukun kifayah ini bertujuan untuk berbagi ilmu secara mendalam terkait tata cara merawat jenazah yang benar menurut syari’ah Islam.

Sang Pencerah Muslim

“Dengan pelatihan ini para siswa bisa mengamalkan bagaimana cara merawat jenazah yang benar sesuai dengan tuntunan syariat Islam,” tandasnya.

Pelatihan diikuti 1.409 siswa secara berkelompok dalam waktu tiga hari. Pelatihan ini merupakan rangkaian pesantren Ramadhan 1436 Hijriyah. Pesantren Ramadhan yang diikuti kelas 8 dan 9 berlangsung sejak pukul 08.00 sampai selesai.

Mereka mendapatkan materi pesantren berupa tadarus Al-Quran dengan tajwidnya, praktik wudhu, praktik bacaan dan gerakan dalam shalat fardhu dan sunah, praktik mengafani dan shalat jenazah, tahlil dan doa-doa dalam kehidupan sehari-hari.

Siska, salah seorang siswa mengaku senang mendapatkan pelatihan mengurus jenazah. Pada awalnya merasa takut, tetapi kemudian berani karena dilakukan bersama-sama dan media yang digunakan bukan orang mati sungguhan tetapi boneka manekin.

“Senang, meski kadang diliputi rasa takut dan saling berseloroh yang mengingatkan kematian,” ungkapnya. (Wasdiun/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sholawat, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Rabu, 07 Februari 2018

PBNU Siapkan Kegiatan Pra Muktamar di NTB

Mataram, Sang Pencerah Muslim. Ketua PBNU yang juga Ketua Panitia SC Muktamar KH Slamet Efendy Yusuf mengunjungi Kantor PWNU Nusa Tenggara Barat, Jum’at (20/3), dalam rangka menyiapkan agenda pra muktamar yang rencananya akan dipustkan NTB untuk wilayah Indonesia bagian tengah.

PBNU Siapkan Kegiatan Pra Muktamar di NTB (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Siapkan Kegiatan Pra Muktamar di NTB (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Siapkan Kegiatan Pra Muktamar di NTB

Agenda pra muktamar? akan digelar di empat wilayah yang ada di indensia di antaranya Jakarta, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Barat.

“Agenda pramuktamar di NTB akan di gelar nanti pada 9-10 April mendatang, khusus akan membahas tentang ahlul halli wal Aqdi,” kata Slamet dalam arahannya di hadapan peserta di Aula Kantor PWNU NTB Jalan Pendidikan No 6 Mataram

Sang Pencerah Muslim

Ahlul halli wal aqdi dalam memilih pimpinan baru PBNU ditempuh sebagai upaya untuk mengubah pola demokrasi negatif yang lebih cendrung dikuasai oleh pemodal. “Siapa yang memiliki sponsor kuat itu yang memimpin,” terangnya.

Sang Pencerah Muslim

Ia optiomis? dengan sistem ahlul halli wal Aqdi bisa memotong gerakan-gerakan pemodal. "Tidak hanya dalam pemilihan pimpinan NU, tetapi juga? termasuk pemilihan Ketua GP Ansor," tandasnya yang langsung di sambut dengan tempuk tangan pengurus NU, badan otonom serta lembaga dan lajnah PWNU NT yang hadir.

Lebih lanjut Slamet menyebutkan dengan cara ahlul halli wal Aqdi? ia yakin bisa melahirkan pemimpin NU yang betul-betul memahami NU.

Acara ini dihadiri oleh Ketua PWNU NTB Drs TGH Achmad Taqiuddin Mansur, Mantan Ketua PWNU NTB Prof. H. Muslim, dan Rais Suriyah PWNU NTB TGH Munajib Khalid, TGH. Shaimun Faesal serta sejumlah pimpinan badan otonom NU yang ada di lingkup PWNU NTB. (Samsul Hadi/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Pahlawan, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 02 Februari 2018

Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Ketua Umum NU KH Said Aqil Siroj (Kang Said) menyayangkan kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan kelompok lain yang ingin memaksakan pahamnya di Indonesia. Kang Said menceritakan peralihan kepemimpinan dari Khilafah Turki Utsmani yang sama sekali tidak bisa dipertahankan menuju negara kebangsaan di pelbagai belahan di Timur Tengah.

“Teman-teman Hizbut Tahrir dan teman-teman lain yang membawa paham politik khilafah tidak pernah akan cocok. Mereka akan berbenturan dengan kenyataan sejarah dan keragaman paham, agama, suku, serta bahasa di Indonesia,” kata Kang Said membuka dialog perdamaian pelajar internasional yang digagas Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Jakarta, Jumat (29/4) sore.

Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok

Setelah Turki Utsmani runtuh pada tahun 1924, para pemikir Muslim di Timur Tengah mengadakan pertemuan untuk merajut kembali kekuasaan terpusat Islam. Namun mereka terjebak pada siapa khalifah dan di mana pusat kekuasaan.

Sang Pencerah Muslim

Sementara di tengah mereka bangkit kekuatan politik yang berbasis kebangsaan. Kekuatan yang menamakan diri kelompok nasionalis-sosialis Arab ini ternyata berhasil menggalang konsolidasi mengusir kolonial Eropa dari tanah Arab. Mereka kemudian berhasil mendirikan negara berasas kebangsaan.

Pertemuan para pemikir Muslim tidak menemukan satu kesepakatan. Pada sisi lain gerakan mereka juga tidak bertemu dengan ideologi kebangsaan yang diusung kelompok nasionalis setempat. Pemikir muslim jalan sendiri. Kelompok nasionalis jalan sendiri. Kedua kelompok ini bersitegang hingga sekarang.

Sang Pencerah Muslim

“Di Indonesia kondisinya berbeda. sejak awal pergerakan kemerdekaan, kelompok para kiai dan kelompok nasionalis saling membahu untuk menggalang kekuatan massa untuk mengusir penjajah. Jadi mustahil membangun sistem khilafah di sini,” tandas Kang Said. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Pertandingan, Santri Sang Pencerah Muslim

Kamis, 18 Januari 2018

Ujian Fiqh di Banten Terkait Soal Khilafah Diulang

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Direktur Pendidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam M. Nurkholis Setiawan menegaskan bahwa pihaknya sudah menginstruksikan kepada Kanwil Kemenag Banten agar dilakukan proses revisi soal mata pelajaran Fiqh pada ujian akhir semester (UAS) Madrasah Aliyah. Lebih dari itu, proses ujian yang sudah berlangsung Kamis (03/12) lalu juga diminta agar diulang pelaksanaannya dengan soal baru yang sudah direvisi.

Ujian Fiqh di Banten Terkait Soal Khilafah Diulang (Sumber Gambar : Nu Online)
Ujian Fiqh di Banten Terkait Soal Khilafah Diulang (Sumber Gambar : Nu Online)

Ujian Fiqh di Banten Terkait Soal Khilafah Diulang

“Saya sudah menginstruksikan Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Banten untuk merevisi soal dan mengulang ujian tersebut untuk menghindari resistensi masyarakat yang berkelanjutan,” tegas M. Nurkholis Setiawan, Sabtu (05/12) seperti dikutip dari laman kemenag.go.id.

Daftar pertanyaan dan pilihan jawaban (multiple choice) mata pelajaran Fiqih pada UAS ? yang disusun oleh Kelompok Kerja Madrasah Aliyah Negeri (KKMAN) Cilegon disoal karena dinilai mengandung pesan dan konsepsi khilafah yang anti NKRI dan Pancasila.

Sang Pencerah Muslim

Pertanyaan dimaksud antara lain: secara etimologi kata “khilafah” berarti pengganti, sedangkan menurut istilah adalah… a. Struktur pemerintahan yang pelaksanaannya diatur berdasarkan UUD 1945; b. Struktur pemerintahan yang pelaksanaannya diatur berdasarkan syari’at Islam; c. Struktur pemerintahan yang pelaksanaannya diatur berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa; d. Struktur pemerintahan yang pelaksanaannya diatur berdasarkan kekuasaan pemerintah; e. Struktur pemerintahan yang pelaksanaannya diatur berdasarkan keadilan dan musyawarah.

Sang Pencerah Muslim

Dari hasil ? verifikasi yang dilakukan Kanwil Kemenag Banten, diketahui bahwa ? soal disusun berdasarkan `silabus Fiqh Kelas XII KTSP 2006 dan buku ? FIQH MADRASAH ALIYAH ? Kelas XII, yg diterbitkan oleh Departemen Agama RI 1997/1998. Tim MGMP Fiqh KKMAN 1 CILEGON selaku penyusun soal mengatakan bahwa proses penyusunan murni berdasarkan silabus dan referensi resmi dan tanpa bermaksud memasukkan pemahaman yang anti ? Pancasila dan NKRI.?

Akan hal ini, M. Nurkholis menjelaskan bahwa pembahasan khilafah memang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sejarah Islam. Namun demikian, pembahasan khilafah tidak boleh diajarkan dalam kerangka memperhadapkannya dengan ? Pancasila dan NKRI dalam konteks Indonesia.

Penerapan Kurikulum 2013 (K-13) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab, lanjut M. Nurkholis menjadi jawaban atas persoalan ini agar kejadian yang sama tidak terulang. Selain itu, M. Nurkholis juga akan mengevaluasi proses penyusunan soal, di mana Kelompok Kerja Madrasah (KKM) tidak lagi akan menjadi final drafter, tapi sebagai supporting drafter soal ujian. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Selasa, 16 Januari 2018

Gus Dur dan Amien Rais Saling Merindukan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Budayawan Jaya Suprana memiliki kenangan dan penialaian khusus terhadap mantan Ketua Umum PBNU tiga periode KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Khususnya tentang hubungan Gus Dur dengan mantan Ketua MPR RI M Amien Rais, yang diibaratkannya seperti tokoh kartun Tom & Jerry, yang tidak pernah akur dan Gus Dur. Meski begitu keduanya saling merindukan.



Gus Dur  dan Amien Rais Saling Merindukan (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur dan Amien Rais Saling Merindukan (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur dan Amien Rais Saling Merindukan

"Kedua tokoh itu, persis seperti Tom & Jerry,"tutur Jaya Suprana dalam acara refleksi akhir tahun PBNU di Kantor PBNU Jl Kramat Raya, Jakarta, Rabu (29/12). Dia memang dekat dan sering bertemu dengan Gus Dur semasa hidupnya, sehingga banyak kenangan yang bisa diceritakan dengan mantan Presiden RI ke-4 itu.

Seperti biasanya, Jaya Suprana sambil tertawa dalam mengenang alm. Gus Dur. Pada suatu sore, Gus Dur pernah mengobrol dengan dirinya soal Amien Rais. "Dia bilang, Jaya, kok rasanya sudah lama ya kita tidak ribut sama Amien. Ayolah, kita cari masalah," ujar Jaya menirukan Gus Dur.

Sang Pencerah Muslim

Jaya lalu menjawab. "Loh, jangan Gus. Masa mau cari masalah? Nah jawaban Gus Dur. Kalau nggak berantem nggak ramai," ujar Jaya sambil tertawa. Ia menilai setelah lengser pun hubungan Amien dan Gus Dur tidak pernah akur. Tapi uniknya, jika tidak bertemu, keduanya saling merindukan.

Yaitu, kadang mereka tampil bersama. Tapi itu biar sandiwara saja. Memang tidak pernah akur. Tapi saling mencari. “Ibaratnya sparing partner, kalau nggak berantem nggak seru," terang Jaya Suprana lagi.(amf)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Ketum PBNU Jelaskan Sejarah Pertama Kali Munculnya Istilah “Uang”

Medan, Sang Pencerah Muslim

Uang adalah benda yang setiap hari manusia pegang sebagai alat tukar-menukar. Tak banyak yang memahami istilah uang pertama kali muncul pada zaman Nabi Muhammad SAW, bahkan sebelum dirinya diangkat menjadi Nabi. Hal ini dijelaskan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat memberi sambutan dalam pembukaan Rakernas LPNU, Sabtu (2/4) di Medan International Convention Center (MICC) Sumatera Utara.

Kang Said menjelaskan, Rasulullah adalah pebisnis sukses yang menjalani pekerjaannya dengan ulet, rajin, dan jujur. Jiwa bisnis Nabi bersumber dari para leluhurnya yang juga para pebisnis, di antaranya leluhur Nabi nomor ke-11.

Ketum PBNU Jelaskan Sejarah Pertama Kali Munculnya Istilah “Uang” (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketum PBNU Jelaskan Sejarah Pertama Kali Munculnya Istilah “Uang” (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketum PBNU Jelaskan Sejarah Pertama Kali Munculnya Istilah “Uang”

“Rasulullah dipilih dari keluarga pelaku bisnis, yaitu dari keturunan Quraisy. Quraisy adalah panggilan kakeknya yang nomor 11 yang bernama Fihir. Dia menguasai perdagangan di seluruh jazirah Arab, kalau musim dingin berdagang di Yaman dan Ethiopia dan kalau musim panas berdagang di Syam dan Lebanon,” papar Kang Said.

Fihir, lanjutnya, adalah orang yang sukses berdagang dan mengelola uang. Uang itu bahasa Arabnya Qursy atau istilah sekarang “Kurs”, maka Fihir dipanggil dengan julukan “Quraisy” yaitu orang yang sukses mengelola kurs atau uang.?

“Tapi dulu kurs itu artinya uang koin bukan uang kertas seperti sekarang,” jelas Kiai asal Cirebon ini.

Sang Pencerah Muslim

Lebih jauh, Pengasuh Pesantren Ats-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini menerangkan bahwa warga NU harus menjadi pebisnis sukses dan amanah seperti yang diteladankan oleh Nabi Muhammad. Hal ini dia katakan karena potensi ekonomi warga NU besar dan melimpah ditambah jiwa kemandirian yang ditempa di pesantren.

“Jangan berpikir bahwa Nabi Muhammad itu miskin, beliau kaya dan pebisnis sukses, tetapi tetap menunjukkan keuletan, kerja keras, jujur, amanah, dan sederhana,” jelas Guru Besar Ilmu Tasawuf ini.

Kegiatan Rakernas LPNU ini dihadiri oleh pengurus LPNU dari 33 wilayah dari seluruh Indonesia, Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Rais Syuriyah PBNU KH Syekh Ali Akbar Marbun, Plt Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Sekjen PBNU HA Helmy Faishal Zaini, Ketua PP LPNU H Harvick Hasnul Qolbi, jajaran pengurus PBNU, lembaga dan Banom NU di Medan. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 12 Januari 2018

Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu Pandangan

Zarandiyeh, Sang Pencerah Muslim. Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad mengungkapkan bahwa kemajuan bangsanya memerlukan usaha-usaha, kerjasama dan titik temu pandangan dengan komunitas internasional.

Pernyataan itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara peresmian pabrik semen terbesar Iran yang berlokasi di pusat kota Zarandiyeh, Provinsi Markazi, Iran, Kamis (7/6).

Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu  Pandangan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu Pandangan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu Pandangan

"Seluruh sektor di Iran harus dikembangkan. Kita mesti berupaya menghasilkan produk-produk yang cukup murah dan mengurangi harga jual," terangnya seperti dilansir sumber Irna.

Sang Pencerah Muslim

Presiden yang menjadi ancaman pemerintahan Bush itu mengatakan, Iran harus menjadi negara konstruktor pabrik semen dalam panggung internasional.

Sang Pencerah Muslim

Ahmadinejad menambahkan, "negara-negara tertentu telah meminta Iran untuk membangun pabrik-pabrik semen bagi mereka. Ini akan menjadi peluang yang tepat untuk mempromosikan industri-industri negara."

"Para investor perlu memperhatikan peluang yang ada. Mereka perlu meningkatkan produksinya hingga level tertinggi dan menaruh perhatian pada kongsi-kongsi luar negeri," katanya.

Dalam kesempatan itu, presiden juga mengingatkan seluruh rakyatnya untuk bahu-membahu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk kemajuan Iran.

"Kita harus memanfaatkan barang tambang, tenaga kerja, dan para ahli untuk membangun perusahaan-perusahaan baru," imbuhnya.

Presiden juga mengingatkan rakyatnya untuk mentolelir desakan luar negeri yang tidak menginginkan Iran mengembangkan temuan-temuan saintifik.

"Kita ingin membangun Iran sebagai negara yang paling kuat. Kita menghadapi banyak masalah di jalan ini," katanya. (dar)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Kiai, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 11 Januari 2018

200 Imam Masjid Cirebon Konsolidasi, Tangkal Radikalisme

Cirebon, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Cabang Lembaga Tamir Masjid NU (LTMNU) Kabupaten Cirebon menggelar Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) di Pesantren Muallimin-Muallimat Babakan, Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (5/1). Semangatnya antara lain, usaha keras memerangi radikalisme.

200 Imam Masjid Cirebon Konsolidasi, Tangkal Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
200 Imam Masjid Cirebon Konsolidasi, Tangkal Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

200 Imam Masjid Cirebon Konsolidasi, Tangkal Radikalisme

Rapat koordinasi dan konsolidasi ini dihadiri oleh sedikitnya 200 pengurus tamir dan imam masjid dari 40 kecamatan se-Kabupaten Cirebon. Dalam kesempatan ini, peserta juga dibekali sejumlah materi seputar pemberdayaan masjid.

Wakil Ketua Pengurus Wilayah NU Provinsi Jawa Barat Fuad Ali mengaku prihatin dengan aksi bom bunuh diri dalam sebuah masjid yang pernah terjadi di Kota Cirebon. Rapimda ini dinilai penting untuk menumpas akar radikalisme dari tingkat masjid.

Sang Pencerah Muslim

"Selama ini masjid belum mempunyai manajemen yang kuat untuk mengoptimalkan perannya," ujarnya saat memberi sambutan.

Sang Pencerah Muslim

Secara resmi, acara dibuka oleh Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Masudi. Turut hadir pula, Katib Syuriyah PBNU KH Musthofa Aqil Siroj, Ketua PP LTMNU KH Abdul Manan A Ghani, dan segenap jajaran pengurus cabang NU Cirebon.

Rapimda LTMNU yang mendapat dukungan dari PT Sinde Budi Sentosa ini adalah tindak lanjut amanat Rapat Pimpinan LTMNU se-Jawa Barat yang diselenggarakan di Bandung, Maret 2012 lalu. Menurut jadwal, Rapimda gabungan Kabupaten Majalengka-Kota Cirebon dimulai besok.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis    : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Aswaja, Daerah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 04 Januari 2018

Memasuki Ujung Ramadhan Harusnya Ingat Diri

Surabaya, Sang Pencerah Muslim

Sebelum memulai kajian rutin yang dilangsungkan di Mushala PWNU Jatim, Ustadz Maruf Khozin mengingatkan bahwa kini umat Islam tengah berada di penghujung Ramadhan. Ada banyak hal yang harus dilakukan agar kaum Muslimin tidak merugi karena akan berpisah dari bulan penuh kebajikan tersebut.

Memasuki Ujung Ramadhan Harusnya Ingat Diri (Sumber Gambar : Nu Online)
Memasuki Ujung Ramadhan Harusnya Ingat Diri (Sumber Gambar : Nu Online)

Memasuki Ujung Ramadhan Harusnya Ingat Diri

"Di penghujung Ramadhan kita harusnya mengingat diri," katanya, Kamis (15/6). Termasuk dalam hal ini adalah bagaimana kemampuan untuk menahan nafsu. Menurut anggota dewan pakar PW Aswaja NU Center Jatim tersebut, justru di akhir Ramadhan kemampuan melawan hawa nafsu ini dipertaruhkan, lanjutnya.

Sebagai perumpamaan yang terus berulang, pada setiap akhir Ramadhan ada kecenderungan dalam berbelanja dan godaan jelang hari raya malah kian tinggi. "Kita hanya memindah nafsu ke malam hari," kata alumnus Pesantren Ploso Kediri tersebut. Menurutnya, saat siang memang tidak banyak yang dilakukan kaum Muslimin. Akan tetapi kala memasuki malam, justru diperbudak dengan nafsu. "Dari mulai nafsu makan hingga berbelanja," sergahnya.

Sang Pencerah Muslim

Ustadz Maruf kemudian membeberkan kegemaran makan dengan porsi yang lebih kala berbuka. "Karena alasan puasa, kala berbuka kita justru makan dan minum yang lebih enak," ungkapnya. Hal tersebut tentu akan berpengaruh kepada kegemaran berbelanja yang justru berlebihan.

"Demikian kala persiapan menuju hari raya," katanya. Yang ramai justru mall dan tempat belanja. Kalau pada sepuluh awal Ramadhan jamaah masjid dan mushala demikian semarak hingga menutup jalan dan gang, tidak saat ini, lanjutnya.

Sang Pencerah Muslim

Dalam pandangan Ustadz Maruf, sapaan akrabnya, ini menjadi bukti bahwa kaum Muslimin masih belum mampu menghayati esensi puasa. "Berbeda dengan para ulama dan kiai yang menjalankan puasa tidak hanya saat Ramadhan, juga di bulan yang lain," tandasnya.

Di ujung penjelasannya, Ustadz Maruf mengajak kaum Muslimin untuk benar-benar menghayati hakikat puasa. "Apalagi kini telah memasuki 10 hari terakhir dari Ramadhan, mari tingkatkan ibadah, kendalikan nafsu kita," pungkasnya. (Ibnu Nawawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Rabu, 03 Januari 2018

Hidupkan Kerajinan Tangan, Kader Ansor Diharapkan Mandiri Secara Ekonomi

Boyolali, Sang Pencerah Muslim - Implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di Indonesia, menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda Indonesia, termasuk di dalamnya para kader GP Ansor. Untuk itu, butuh kesiapan serta pendampingan untuk memaksimalkan segala potensi yang ada.

Hal tersebut disampaikan Ketua Departemen Koperasi dan UKM Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor Hafied Nur Siddiqi saat meninjau potensi ekonomi para kader Ansor di daerah Cepogo, Boyolali, Selasa (12/7).

Hidupkan Kerajinan Tangan, Kader Ansor Diharapkan Mandiri Secara Ekonomi (Sumber Gambar : Nu Online)
Hidupkan Kerajinan Tangan, Kader Ansor Diharapkan Mandiri Secara Ekonomi (Sumber Gambar : Nu Online)

Hidupkan Kerajinan Tangan, Kader Ansor Diharapkan Mandiri Secara Ekonomi

“GP Ansor harus mampu mandiri secara ekonomi. Apalagi untuk menghadapi pasar bebas. Saya sangat bangga dan turut mendukung adanya koperasi yang bisa mengkoordinir potensi-potensi di tiap daerah," kata Hafied.

Sang Pencerah Muslim

Hafid menambahkan, apa yang sudah digagas para kader Ansor Cepogo untuk membangun kemandirian organisasi lewat koperasi dan pengembangan potensi daerah patut menjadi contoh bagi pengurus Ansor di daerah lain.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, Ketua PAC GP Ansor Cepogo Athar Fuadi menyatakan pentingnya untuk mengetahui potensi di masing-masing daerah. Sebagai contoh, di daerah Cepogo ada kerajinan tangan dari logam di Tumang, sabun herbal dan peralatan dapur.

“Di kecamatan Cepogo ini banyak sekali potensi produk kerajinan anggota Ansor yang sudah sampai ke kancah internasional. Sangat disayangkan kalau tidak diwadahi. Itu kan juga untuk kemandirian organisasi,” tukas Fuadi.

Senada dengan hal di atas, Ketua GP Ansor Boyolali Choiruddin Ahmad berharap agar semua potensi yang dimiliki para kader Ansor di Boyolali pada khususnya dapat dimaksimalkan.

“Semoga di Boyoalali juga dapat segera membentuk koperasi Ansor atau pun badan ekonomi untuk menunjang kemandirian organisasi,” tuturnya. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 22 Desember 2017

Gusdurian Temanggung Luncurkan Film Antiteror

Temanggung, Sang Pencerah Muslim. Komunitas Gusdurian Temanggung, Jawa Tengah meluncurkan film dokumenter tentang kekerasan atas nama agama. Film dengan judul Kota Teror yang berdurasi 20.54 menit diluncurkan di jejaring sosial Youtube.com.

Gusdurian Temanggung Luncurkan Film Antiteror (Sumber Gambar : Nu Online)
Gusdurian Temanggung Luncurkan Film Antiteror (Sumber Gambar : Nu Online)

Gusdurian Temanggung Luncurkan Film Antiteror

“Film ini menggambarkan konflik bernuansa agama yang terjadi di Temanggung. Selanjutnya kami bandingkan dengan keadaan masyarakat Temanggung aslinya. Ini menarik karena menggambarkan dua hal yang bertolak belakang,” kata produser Emilianto Nugroho.

Untuk melengkapi gambaran itu, ia secara khusus meminta komentar dari Guru Besar Studi Agama dan Resolusi Konflik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta H Amin Abdullah dan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Moh Mahfud MD.

Sang Pencerah Muslim

Keduanya dimintakan keterangan selain warga sekitar, tambah Emilianto Nugroho.

Sang Pencerah Muslim

Pembuatan film ini membutuhkan waktu sekitar dua bulan. Pengambilan gambar dengan menunggu momen yang tepat dinilai paling penting. Sebab, dalam membuat film dokumenter faktor akting sama sekali diabaikan. Semua yang kami gambarkan dalam film ini adalah nyata, tanpa settingan sedikitpun, terangnya.

Dalam film ini, ia menggambarkan bahwa kabupaten Temanggung sebenarnya merupakan kota yang aman dan nyaman untuk toleransi beragama. Hanya saja, kota ini kemudian dimainkan orang yang tidak bertanggungjawab sebagai lahan konflik.

Sasaran akhirnya, orang mengetahui bahwa Temanggung adalah kota damai dan aman. Di sini tidak ada potensi konflik beradasarkan agama kecuali permainan orang yang tidak bertanggungjawab.

“Kami ingin citra kota kami kembali seperti dulu; Temanggung yang aman dan harmonis,” tandas aktivis videography asal Temanggung ini, Jum‘at (22/11). (Abaz Zahrotien/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Anti Hoax, Quote Sang Pencerah Muslim

Senin, 04 Desember 2017

Jadi Menterinya Jokowi, PBNU Sarankan Khofifah Tunjuk Plt

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyarankan agar Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indarparawansa yang kini duduk sebagai menteri sosial dalam Kabinet Kerja Jokowi menunjuk pelaksana tugas (Plt) ketua umum.

? “Lebih baik di plt-kan sambil menunggu kongres yang akan datang untuk mencari pengganti,” katanya kepada Sang Pencerah Muslim, Senin. (3/11).

Jadi Menterinya Jokowi, PBNU Sarankan Khofifah Tunjuk Plt (Sumber Gambar : Nu Online)
Jadi Menterinya Jokowi, PBNU Sarankan Khofifah Tunjuk Plt (Sumber Gambar : Nu Online)

Jadi Menterinya Jokowi, PBNU Sarankan Khofifah Tunjuk Plt

Selain karena adanya aturan larangan rangkap jabatan publik di lingkungan NU, Kiai Said menyampaikan penunjukan plt penting agar bisa fokus menjalankan tugas dan amanah yang diembannya. Akan sangat susah membagi waktu untuk dua tanggung jawab yang sangat besar, sebagai menteri dan ketua umum Muslimat NU.

Sang Pencerah Muslim

Kiai Said mengapresiasi kinerja Khofifah selama memimpin Muslimat NU.?

Sang Pencerah Muslim

“Mencari ganti figur seperti Khofifah juga setengah mati, perempuan yang kredible, punya kapasitas, dan mau menghabiskan waktunya untuk Muslimat.”

Berdasarkan informasi yang diperolehnya, Khofifah sendiri dalam beberapa kali pengarahan kepada para ketua sudah meminta mereka untuk bersiap-siap mengganti dia.

Mengenai toleransi yang diberikan, ia menjelaskan. “kita kan inginnya menjalankan AD/ART yang serius, tetapi kita masih agak longgar karena mencari orang tidak gampang dan tidak mudah,” tegasnya. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Kamis, 23 November 2017

IPNU Tasikmalaya Ajak Remaja Cermat Pilih Komunitas dan Organisasi

Tasikmalaya, Sang Pencerah Muslim - Pelajar muslim diimbau untuk teliti memilih komunitas dan organisasi terutama keagamaan. Di tengah keterbukaan jaringan banyak komunitas keagamaan mengarahkan anggotanya ke arah paham dan praktik beragama yang tidak sesuai dengan paham Aswaja dan dasar-dasar kebangsaan.

Demikian disampaikan oleh Ketua IPNU Kabupaten Tasikmalaya Fikri Nursamsi saat seminar Peningkatan Wawasan Pelajar Muslim Nusantara di Kecamatan Salopa di Aula MWCNU Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (20/1).

IPNU Tasikmalaya Ajak Remaja Cermat Pilih Komunitas dan Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Tasikmalaya Ajak Remaja Cermat Pilih Komunitas dan Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Tasikmalaya Ajak Remaja Cermat Pilih Komunitas dan Organisasi

Ia khawatir salah pergaulan remaja terjerumus pada Radikalisme. Pasalnya jiwa muda sedang mencari jati dirinya. Salah masuk organisasi yang akhirnya terjerumus, kita akan mengalami kesulitan keluar dari radikalisme ini.

Sang Pencerah Muslim

“Saya atas nama IPNU Kabupaten Tasikmalaya mengimbau semua pelajar khususnya pelajar Tasikmalaya supaya bisa menelusuri dan mencari tahu sejarah, ideologi, gerakan dan sebagainya sebelum masuk pada organisasi tersebut.,” kata Fikri.

Pelajar hari ini adalah pemimpin di masa yang akan datang. Karena itu jangan jerumuskan masa depan kita pada gerakan dan paham yang belum tentu dan aneh yang akhirnya membuat masa depan kita suram, pesan Fikri.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, pelajar muslim harus berwawasan luas agar bisa memilih dan menyaring paham atau gagasan yang tidak sesuai dengan apa yang diperjuangkan guru kita, para kiai NU. (Husni Mubarok/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 17 November 2017

Mahasiswa Universitas Udayana Deklarasikan KMNU di Bali

Denpasar, Sang Pencerah Muslim. Sejumlah mahasiswa NU Universitas Udayana, Kamis (9/10) tadi malam, mendeklarasikan berdirinya Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Universitas Udayana, Bali.

Komunitas mahasiswa Jawa rantau di Bali di sana secara kultural telah sering melakukan tradisi yang dikembangkan NU, seperti yasinan, tahlilan, istighotsah dan pembacaan maulid dibaiah. Hanya saja? belum ada organisasi atau lembaga yang merangkul seluruh mahasiswa Islam yang mayoritas warga Nahdliyin ini.

Mahasiswa Universitas Udayana Deklarasikan KMNU di Bali (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahasiswa Universitas Udayana Deklarasikan KMNU di Bali (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahasiswa Universitas Udayana Deklarasikan KMNU di Bali

Acara yang dihadiri sekitar 30 mahasiswa Universitas Udayana ini berlangsung selama dua jam, dan dibuka dengan acara istighotasah dan doa besama, lalu berlanjut dengan rapat tentang organisasi baru ini. Yang unik, dalam struktur kepengurusan, KMNU Universitas Udayana memasukan unsur Dewan Penasehat (Mustasyar) dan Dewan Pengurus Harian (Tanfidziyah) layaknya organisasi Nahdlatul Ulama di berbagai tingkatan.

Sang Pencerah Muslim

Forum memberikan amanat sebagai Ketua Dewan Penasehat kepada Miftahus Sirojudin, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Pertanian yang mantan ketua LDK FPMI tahun 2013; dan sebagai Ketua Dewan Pengurus Harian kepada Mahmud Samdani, mahasiswa semester 3 Fakultas Kelautan dan Perikanan yang juga aktivis PMII cabang Denpasar.

Sang Pencerah Muslim

Fajar Firmansyah, anggota Dewan Penasehat KMNU di Bali, mengaku prihatin dengan kondisi negeri ini yang kehilangan “orisinalitas” keislamannya karena terlalu bebas membiarkan berbagai kelompok. Dari tahun ke tahun, katanya, Indonesia ibarat sepetak tanah yang tak memiliki tuan tanah. Semua boleh menggunakan dan menanam segala jenis tumbuhan di tanah tersebut.

“Maknanya, negeri ini menjadi rebutan perkaderan banyak aliran-aliran Islam di dunia. Pemuda, khususnya mahasiswa, adalah calon kader yang berpotensi untuk diperebutkan. Doktrinisasi ajaran Islam di tingkat mahasiswa sangatlah keras yang biasanya dilakukan oleh organisasi-organisasi mahasiswa yang berbasis Islam," tuturnya.

Namun, Fajar bersyukur karena kader-kader NU yang sudah mengenyam pendidikan Aswaja telah menjauhi ajaran yang memang tidak sesuai dengan ajaran para kiai sepuh tersebut. “ Kehadiran Keluarga Mahasiswa NU di Bali ini akan menjadi wadah kader-kader NU yang seperti ini. Selain itu, KMNU di Bali juga terdukung oleh organisasi-organisasi ke-NU-an lainnya seperti IPNU, IPPNU, PMII, dan GP Anshor," Imbuhnya.

Kepala Departemen Internal LDK FPMI Universitas Udayana mengatakan, "Semoga dengan ini dapat mewujudkan cita-cita kader-kader NU di tingkat Mahasiswa untuk mengaplikasikan Islam moderat di lingkungan sekitarnya sekaligus menjaga keutuhan bangsa ini dari perpecahan." (G. Jaelani/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Rabu, 15 November 2017

Konjen Tiongkok Ajak Kerja Sama Pesantren Tebuireng

Tebuireng, Sang Pencerah Muslim . Pesantren Tebuireng mendapat kunjungan dari Konsulat Jendral Tiongkok, Yu Hong, Senin (6/14). Rombongan tamu diterima pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. (HC). Ir. KH. Salahuddin Wahid di kediamannya di kompleks pesantren setempat, Jombang, Jawa Timur.

Kunjungan perdana Yu Hong sebagai Konjen Tiongkok ini diisi dengan diskusi dan perkenalan. Selain beramah-tamah, pertemuan tersebut juga dimaksudkan untuk menjalin kerja sama antara Tebuireng dan China di sektor ekonomi.

Konjen Tiongkok Ajak Kerja Sama Pesantren Tebuireng (Sumber Gambar : Nu Online)
Konjen Tiongkok Ajak Kerja Sama Pesantren Tebuireng (Sumber Gambar : Nu Online)

Konjen Tiongkok Ajak Kerja Sama Pesantren Tebuireng

Hari Yulianto, Humas DPRD Jatim yang turut menemani Konjen Tiongkok saat itu mengatakan, “Kunjungan ini untuk menjalin kerja sama ekonomi 2015 dihubungkan dengan situasi religi di kabupaten Jombang.”

Sang Pencerah Muslim

Beserta staf lain, Gus Sholah, sapaan H Salahuddin Wahid, menyambut positif pertemuan ini. Ia berharap kunjungan itu mampu meningkatkan kerja sama Pesantren Tebuireng dengan berbagai lembaga di China. Selain itu agar terjalin juga kerjasama dalam bidang pendidikan. Sehingga? para santri bisa dikirim belajar ke China.

“Ini merupakan pertemuan awal dan perkenalan. Harapannya akan ada tindak lanjut setelah pertemuan ini. Kerja sama dengan China akan membuka kesempatan para santri untuk menimba ilmu di negeri Bambu tersebut,” ujar Gus Sholah beberapa hari lalu juga kedatangan Dubes Australia dan Jepang di kediamannya.

Sang Pencerah Muslim

Di akhir kunjungan ini, masing-masing memberikan cendera mata. Setelah itu Yu Hong menyempatkan diri mendatanggi makam di Pesantren Tebuireng dan beberapa unit sekolah untuk semakin mengenal tentang iklim pendidikan di Tebuireng. (Red: Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Hosting Web Gratis untuk Sekolah Maarif NU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kabar gembira untuk sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU yang ingin mengembangkan jaringan informasi. Sebuah perusahaan IT yang berkantor di Jakarta menyediakan layanan web hosting gratis berkapasitas 200MB untuk sekolah dasar dan menengah selama satu tahun.

“Ada layanan web hosting gratis berkapasitas 200MB dan sudah lengkap dengan cpanel bagi institusi pendidikan dari SD, SMP, SMA, dan yang sederajat,” kata Ardyan Novanto Arnowo, Direktur Net Matrix Technology yang menawarkan layanan gratis kepada Sang Pencerah Muslim di Jakarta, Rabu (28/11).

Hosting Web Gratis untuk Sekolah Maarif NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Hosting Web Gratis untuk Sekolah Maarif NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Hosting Web Gratis untuk Sekolah Maarif NU

Menurut Ardyan Novanto yang juga tim IT Sang Pencerah Muslim, layanan hosting gratis itu merupakan bentuk sumbangsih perusahaannya untuk membantu memajukan pendidikan di Indonesia.?

Sang Pencerah Muslim

Bagi sekolah atau institusi pendidikan yang berminat dan mengajukan permohonan untuk hosting gratis ke alamat email info@ntech.co.id dengan menyertakan copy akte pendirian lembaga dan identitas penanggungjawab website untuk disetujui. Tidak akan dipungut biaya apapun sepanjang tahun.

“Untuk mengembangkan pendidikan kita tidak usah menunggu fasilitas dari negara,” katanya singkat.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya saat ini sudah ada lembaga maarif NU yang mengikuti layanan gratis ini, yang beralamat di ? http://sdislam-maarif.com/? dan? http://mimaarif-kedungwringin1.sch.id/. Layanan hosting gratis ini terbuka secara nasional hingga untuk seratusan sekolah.

Penulis: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 10 November 2017

Buka Kelas Film Ramadhan, Wabup Mundjidah Minta Ada Film Santri

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Kelas Film Ramadhan (KFR) yang digelar Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi), LP Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Jombang resmi dibuka oleh Wakil Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab. Kegiatan hasil kerjasama degan Sukarmadju ini diikuti sebanyak 50 peserta pelajar SMP dan SMA sederajat dan akan berlangsung hingga 11 Juni mendatang dengan lokasi pelatihan di MI Nidhomiyah Jombang.

Wabup Mundjidah Wahab dalam sambutannya mengatakan peserta pelatihan harus bisa menghasilkan karya film yang berbasis santri. Karena Jombang dikenal dengan kota santri. ?

?

Buka Kelas Film Ramadhan, Wabup Mundjidah Minta Ada Film Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Buka Kelas Film Ramadhan, Wabup Mundjidah Minta Ada Film Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Buka Kelas Film Ramadhan, Wabup Mundjidah Minta Ada Film Santri

“Kegiatan ini adalah hal yang baru bagi santri dan pelajar, apalagi dilakukan dibulan puasa. Dari pada waktunya kosong dan tidak bermanfaat. Lebih baik mengikuti kegiatan ini. Bisa dapat ilmu untuk mengembangkan diri di dunia film,” tutur Wabup Mundjidah, di ruang pertemuan RM Henny, Senin (5/6).

?

Putri KH Wahab Hasbullah ini berharap, setelah para peserta mengikuti kegiatan tersebut bisa membuat karya film yang berbasis santri. “Jadi, setelah ini harapan saya peserta bisa membuat film yang berkaitan dengan santri. Apalagi Jombang merupakan kota santri. Itu akan menjadi karya yang baik, apalagi hasilnya bisa bagus,” tandas Wabup Mundjidah yang juga Ketua PC Muslimat NU Jombang tersebut.

Sang Pencerah Muslim

?

Wakil Sekretaris PCNU Jombang, Didin Akhmad Solahudin menyatakan bahwa melalui kegiatan tersebut generasi Muslim di Jombang perlu bersatu untuk saling membentengi diri dari ancaman radikalisme.?

“Jadi, sekarang ini kita memang sudah serba teknologi. Untuk itu, kita juga harus berkarya melalui film ini. Tidak hanya media sosial (medsos) yang mengancam persatuan anak bangsa, apalagi radikalisme. Tapi, kita juga harus memanfaatkan medsos melalui karya film kita sebagai perekat persatuan,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

?

Sementara itu, Ketua Sukarmadju, Abdul Maliki menjelaskan bahwa pihaknya sudah menyiapkan berbagai materi untuk pembinaan peserta. Apalagi panitia sudah berpengalaman melaksanakan kegiatan, karena bukan pertama kalinya. Namun, sudah kelima kalinya dengan kegiatan yang sama.

?

“Selama dalam KFR ini, peserta akan kita berikan materi tentang penyutradaraan, penulisan scenario, dan sinematografi. Pada dua hari terakhir, mereka akan diminta untuk langsung praktek memproduksi film. Kemudian, sebelum penutupan acara, karya dfilm peserta akan kita tonton dan bedah bersama-sama,” kata Maliki.(Muslim Abdurrahman)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Senin, 23 Oktober 2017

Fiqih Islam Berbahasa Melayu Karya Syaikh Dawud Pattani

Ini adalah halaman sampul dari kitab “Sullamul Mubtadî fî Ma’rifah Tharîqatil-Muhtadî” karangan seorang ulama besar Nusantara dari Kesultanan Melayu Pattani (kini Thailand Selatan), yaitu Syaikh Dâwûd ibn ‘Abdullâh al-Fathânî (dikenal dengan Syaikh Dawud Pattanil, w. 1847 M).

Kitab “Sullamul Mubtadî” berisi kajian fiqih Islam bagian ibadah dan mu’amalah secara lengkap dan ringkas yang ditulis dalam bahasa Melayu beraksara Arab (Jawi). Saya mendapatkan versi cetak dari kitab ini edisi terbitan Maktabah Musthafâ al-Bâbî al-Halabî, Kairo, dengan tahun cetak 1354 Hijri (1935 Masehi), dengan tebal 52 halaman.

Kitab ini sangat populer keberadaannya di kawasan Melayu Semenanjung (kini Malaysia dan Thailand Selatan), serta di beberapa kawasan di Aceh, Palembang, Medan, dan sebagian kawasan Melayu Sumatra lainnya. Di beberapa pesantren dan instutusi pendidikan Islam di kawasan tersebut, kitab “Sullamul Mubtadî” masih lestari dikaji dan diajarkan hingga saat sekarang ini.

Fiqih Islam Berbahasa Melayu Karya Syaikh Dawud Pattani (Sumber Gambar : Nu Online)
Fiqih Islam Berbahasa Melayu Karya Syaikh Dawud Pattani (Sumber Gambar : Nu Online)

Fiqih Islam Berbahasa Melayu Karya Syaikh Dawud Pattani

Dalam kata pengantarnya, Syaikh Dawud Pattani menjelaskan jika kitab ini ditulis untuk merangkum pengetahuan hukum Islam secara ringkas. Beliau menulis;

Sang Pencerah Muslim

?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ?

(Maka ini adalah sebuah risalah yang kecil ukurannya namun banyak faedahnya dan agung manfaatnya, sekaligus mencukupi bagi orang-orang awam dari umat Muslim untuk mengetahui apa-apa yang wajib atas mereka dari kewajiban-kewajiban agama. Aku menamakannya “Sullamul Mubtadî fî Ma’rifah Tharîqatil Muhtadî”).

Sang Pencerah Muslim

Pada halaman sampul, judul kitab ini dilengkapi dengan sub-judul yang menegaskan jika isi kajian kitab ini berdasarkan manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja). Tertulis di sana: “Sullamul Mubtadî fî Ma’rifah Tharîqatil Muhtadî” … “Pada Bicara Ushûluddîn Atas Jalan Ahlussunnah wal Jamâ’ah dan Hukum Fiqih”.

Penegasan ini tampaknya perlu disampaikan oleh Syaikh Dawud Pattani, mengingat pada masa kitab ini ditulis, tengah muncul sebuah aliran baru dalam sejarah pemikiran Islam, yaitu kelompok Wahhabisme yang diprakarsai oleh Muhammad ibn ‘Abdul Wahhâb dari Nejd (w. 1793 M) yang berhaluan puritan dan berseberangan dengan ulama mayoritas (sawâd a’zham) yang berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah. Kelompok Wahhabisme tidak mengakui madzhab fiqih dalam Islam, cenderung mengkafirkan, membid’ahkan, dan memusyrikkan ajaran dan amalan kelompok Muslim lain yang tidak sealiran dengan mereka. Meski demikian, kelompok ini gemar mengusung jargon kamuflatif, yaitu “ajaran Sunnah, ajaran Salaf, ajaran Islam yang murni yang paling sesuai Alqur’an dan hadits”. Kelompok ini pada masa-masa awal kemunculannya mendapat reaksi penolakan dari jumhur ulama Muslim di hampir seluruh belahan dunia Islam.

Adapun isi kitab “Sullam al-Mubrtadî”, maka ia dibagi ke dalam satu (1) bab dan enam belas (16) kitab (sub-kajian). Satu bab tersebut mengkaji khusus tentang masalah keimanan (aqidah atau theology), sementara ke-16 sub-kajian tersebut mencakup; (1) hukum shalat, (2) hukum zakat, (3) hukum puasa, (4) hukum haji [nusuk], (5) hukum hewan sembelihan dan akekah, (6) hukum jual beli, (7) hukum waris dan wasiat, (8) hukum nikah, (9) hukum rujuk dan iddah, (10) hukum jinayat [pidana], (11) hukum hudud, (12) hukum jihad, (13) hukum pacuan kuda dan memanah, (14) hukum sumpah dan nazar, (15) hukum saksi dan kehakiman, dan (16) hukum membebaskan perbudakan.

Kitab “Sullam al-Muhtadî” ini kemudian di-syarh (penjelasan dan komentar) oleh cucu sang pengarang dari jalur ibu, yaitu Syaikh Muhammad Nûr ibn Muhammad ibn Ismâ’îl al-Fathhânî al-Makkî (dikenal dengan Syaikh Nur Pattani, w. 1363 H/ 1943 M). Syarh tersebut berjudul “Kifâyatul Muhtadî fî Syarhi Sullamil Mubtadî” yang ditulis di Makkah pada tahun 1351 H/ 1932 M.

Dalam kolofon, diterangkan bahwa kitab ini diselesaikan pada hari Senin, tanggal 13 Rajab tahun 1252 Hijri (bertepatan dengan 20 Oktober 1836 M). Melihat titimangsa ini, penulisan karya “Sullamul Mubtadî” menjadi estafet penerus penulisan kitab fiqih Islam dalam bahasa Melayu yang ditulis sebelumnya, yaitu “Sabîl al-Muhtadîn fî al-Tafaqquh bi Amr al-Dîn” karangan Syaikh Muhammad Arsyad Banjar (selesai ditulis pada tahun 1193 Hijri/ 1779 Masehi).

Syaikh Dawud Pattani menulis;

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

(Telah sempurnalah maksud hamba yang fakir kepada Allah Ta’ala Dâwûd ibn ‘Abdullâh al-Fathânî daripada meterjemahkan risalah yang bernama “Sullamul Mubtadî fî Bayân Tharîqil-Muhtadî [ ………. ] pada hari Isnin 13 hari bulan Syawwal al-Asham pada Hijrah Nabi 1252).

Data kolofon di atas adalah data yang terdapat pada cetakan al-Halabi Kairo (1354 H/ 1935 M). Ketika saya membandingkan data ini dengan data yang terdapat pada versi cetakan al-Hidayah House, Kuala Lumpur (2012), tampaknya ada kesalahan penulisan nama bulan pada data versi cetaka al-Halabi Kairo tersebut. Yang benar, data seharusnya seharusnya adalah bulan “Rajab”, bukan “Syawwal”, karena (1) julukan “al-Asham” untuk bulan Hijri adalah “Rajab” dan bukan “Syawwal”, dan (2) ketika dilihat kalender Hijri pada 13 Syawwal 1252 Hijri, didapati harinya adalah “Jum’at”. Sementara Syaikh Dawud mengatakan selesai penulisannya hari “Senin”. Sementara tanggal 13 Rajab 1252 sama dengan hari “Senin”.

Pengarang kitab ini, yaitu Syaikh Dawud Pattani, tercatat sebagai ulama Nusantara dari Pattani terbesar sepanjang sejarahnya. Beliau lahir di Kampung Kerisik, Pattani, sebuah perkampungan tua yang dipercaya sebagai titik tolak berkembangnya agama Islam di wilayah itu. Syaikh Maulana Malik Ibrahim, salah satu tokoh Wali Songo dikabarkan lebih dulu berdakwah di Kerisik sebelum akhirnya pindah ke Gresik di Jawa Timur.

Tahun kelahiran Syaikh Dawud Pattani belum terlacak, tetapi diperkirakan pada paruh kedua abad ke-18 M. Jejak langkah dan pemikiran Syaikh Dawud mulai terlacak dengan jelas setelah beliau berada di Haramain (Makkah dan Madinah). Syaikh Dawud berada di Kota Suci itu satu angkatan (meski lebih yunior) dengan Syaikh Abdul Shamad Palembang, Syaikh Arsyad Banjar, Syaikh Nafis Banjar, dan Syaikh Abdul Rahman Betawi. Hanya saja, ketika nama-nama yang disebut itu kembali pulang ke Nusantara, Syaik Dawud Pattani tetap berada di Haramain dan mengajar di Masjidil Haram hingga akhir hayatnya.

Syaikh Dawud Pattani tercatat sangat produktif menulis. Di antara karya tulis beliau adalah; (1) Nahjur Râghibîn wa Subulul Muttaqîn, ditulis tahun 1234 H/ 1818 M, (2) Hidâyaul Muta’allimîn wa ‘Umdatul Mu’allimîn, ditulis tahun 1244 H/ 1828 M, (3) Fathul Mannân li Shafwah Zubad Ibn Ruslân, ditulis tahun 1249 H/ 1832 M, (4) Bughyah al-Thullâb yang merupakan ringkasan dari “Sabîlul Muhtadîn” karya Syaikh Arsyad Banjar, (5) Sullamul Mubtadî yang kita bicarakan ini, selesai ditulis tahun 1252 H/ 1836 M, (6) al-Jawâhirus Saniyyah, ditulis tahun 1252 H/ 1836 M, (7) Furû’ul Masâ’il wa Ushûlul Wasâ’il, ditulis tahun 1254 H/ 1838 M, dan lain-lain. Karya-karya Syaikh Dawud diterbitkan di Timur Tengah (Makkah dan Kairo) dan tentu saja di Nusantara (Pattani, Malaysia, dan Indonesia).

Syaikh Dawud wafat di Thaif pada 1264 H/ 1847 M. (A. Ginanjar Sya’ban)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Pertandingan, Lomba Sang Pencerah Muslim

Rabu, 06 September 2017

Mantan Anggota JI: Nama Boleh Lenyap, Gerilya Tetap Jalan

Padang, Sang Pencerah Muslim. Mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abbas mengungkapkan, kegiatan JI tak bisa hilang begitu saja, menyusul kriminalisasi kelompok garis keras ini oleh pemerintah dan masyarakat. Nama JI mungkin lenyap dari peredaran tapi gerilya mereka akan terus menjalar dengan berbagai rupa.

Nasir menyampaikan hal itu di sela acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Lembaga Ta’mir Masjid (LTMNU) Region II PWNU Sumbar, Riau, Kepri, dan Jambi, yang digelar di Padang, Sumbar, 30 Juni-1 Juli 2012. Menurutnya, hingga kini kegiatan jaringan bawah tanah JI masih dirasakan tetap aktif meskipun dengan menggunakan nama organisasi yang baru.

Mantan Anggota JI: Nama Boleh Lenyap, Gerilya Tetap Jalan (Sumber Gambar : Nu Online)
Mantan Anggota JI: Nama Boleh Lenyap, Gerilya Tetap Jalan (Sumber Gambar : Nu Online)

Mantan Anggota JI: Nama Boleh Lenyap, Gerilya Tetap Jalan

“Bila nama JI sudah tak lagi mendapatkan tempat di masyarakat, maka mereka membentuk organisasi baru dengan nama baru tapi anggotanya tetap dan tujuannya juga sama,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Hal ini dikarenakan, keseluruhan gerakan mereka ditopang oleh fanatisme ideologi yang sangat mengakar. Keyakinan tetang status kafir Negara Kesatuan Republik Indonesia menguatkan tekad mereka untuk melakukan pemberontakan dengan berbagai cara.

Hadir dalam Rapimnas untuk empat propinsi ini, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, mantan aktivis Negara Islam Indonesia (NII) Sukanto, perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), perwakilan Gubernur Sumbar, sejumlah kader muda NU, dan beberapa organisasi sayap NU.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Ketua Pengurus Pusat LTMNU, Rapimnas bertema “Wujudkan Masjid sebagai Pusat Peradaban Umat” ini salah satunya dalam rangka pencerahan umat berbasis tempat ibadah. Sebagai pusat ritual keseharian umat Islam, masjid mesti terlindungi dari masuknya ideologi yang dapat mengancam kemaslahatan dan keharmonisan masyarakat.

“Kita semua menyadari, benih-benih kekerasan dan terorisme atas nama agama sudah meyusup ke dalam masjid. Karena itu, LTMNU punya tanggung jawab menyelesaikan hal itu,” ujarnya.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis ? : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Meme Islam, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock