Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 Februari 2018

Pesantren Peninggalan Kiai Siraj Kini Sepi Santri

Solo, Sang Pencerah Muslim. Tak jauh dari kantor PCNU Surakarta di Jalan Panularan Solo, JawaTengah, kira-kira 200 meter ke arah selatan, terdapat sebuah pesantren. Nama pesantren terpampang jelas di tembok berwarna hijau, “Pondok Pesantren As-Siraj”.

Pesantren Peninggalan Kiai Siraj Kini Sepi Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Peninggalan Kiai Siraj Kini Sepi Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Peninggalan Kiai Siraj Kini Sepi Santri

Saat Sang Pencerah Muslim berkunjung ke pesantren yang memiliki bangunan bertingkat empat tersebut belum lama ini, suasana pesantren terlihat sangat sepi. Tak lama seorang kakek menyambut kedatangan kami.

“Pondok ini hampir sudah 4 tahun vakum, sekarang hanya tinggal 4 santri, tapi 2 orang sudah lulus,” ungkap kakek yang bernama Mujab Shoimuri (73) itu.

Sang Pencerah Muslim

Mujab kemudian berkisah tentang riwayat pondok As-Siraj ini. “Pesantren ini dibangun Mbah Siraj (Kiai Ahmad Siraj Umar), kakek saya. Pada awalnya hanya sebuah gedhek. Kemudian setelah Mbah Siraj wafat tahun 1961, pesantren diasuh oleh ayah saya Kiai Shoimuri,” kenangnya.

Sang Pencerah Muslim

Pada zaman dulu, Pesantren As-Siraj sangatlah ramai, begitu pula dengan lingkungan di sekitar pesantren. Sebab, selain karena ketokohan Kiai Siraj, di sekitarnya juga terdapat berbagai lembaga pendidikan terkenal seperti Pesantren Jamsaren, Al-Islam, Mambaul Ulum dan lain sebagainya.

“Sesudah KH Shoimuri wafat, pondok diasuh oleh adik saya, KH Mubin Shoimuri. Saat dipegang Mubin kemudian tempat ini dibangun rumah dan pondok yang bagus. Santri lambat laun juga bertambah banyak, kalau bulan puasa bahkan ada sekitar 200 santri yang ikut mengaji di sini. Semuanya dicukupi mulai dari makan, pakaian dan lain-lain,” terangnya.

Kiai Mubin mengasuh pondok sampai akhirnya dia wafat pada tahun 2007. Sebagai catatan, Kiai Mubin juga pernah mengemban amanah sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Surakarta 2003-2008.

Setelah KH Mubin meninggal, satu persatu santri yang lulus meninggalkan pesantren. Entah bagaimana persoalannya, namun pada akhirnya kondisi pesantren menjadi sepi.

Di akhir pertemuan kami, Mujib masih menyimpan harapan untuk masa depan pesantren ini. “Semoga dapat kembali seperti dulu,” tuturnya singkat. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Quote Sang Pencerah Muslim

Jumat, 02 Februari 2018

Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Ketua Umum NU KH Said Aqil Siroj (Kang Said) menyayangkan kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan kelompok lain yang ingin memaksakan pahamnya di Indonesia. Kang Said menceritakan peralihan kepemimpinan dari Khilafah Turki Utsmani yang sama sekali tidak bisa dipertahankan menuju negara kebangsaan di pelbagai belahan di Timur Tengah.

“Teman-teman Hizbut Tahrir dan teman-teman lain yang membawa paham politik khilafah tidak pernah akan cocok. Mereka akan berbenturan dengan kenyataan sejarah dan keragaman paham, agama, suku, serta bahasa di Indonesia,” kata Kang Said membuka dialog perdamaian pelajar internasional yang digagas Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Jakarta, Jumat (29/4) sore.

Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok

Setelah Turki Utsmani runtuh pada tahun 1924, para pemikir Muslim di Timur Tengah mengadakan pertemuan untuk merajut kembali kekuasaan terpusat Islam. Namun mereka terjebak pada siapa khalifah dan di mana pusat kekuasaan.

Sang Pencerah Muslim

Sementara di tengah mereka bangkit kekuatan politik yang berbasis kebangsaan. Kekuatan yang menamakan diri kelompok nasionalis-sosialis Arab ini ternyata berhasil menggalang konsolidasi mengusir kolonial Eropa dari tanah Arab. Mereka kemudian berhasil mendirikan negara berasas kebangsaan.

Pertemuan para pemikir Muslim tidak menemukan satu kesepakatan. Pada sisi lain gerakan mereka juga tidak bertemu dengan ideologi kebangsaan yang diusung kelompok nasionalis setempat. Pemikir muslim jalan sendiri. Kelompok nasionalis jalan sendiri. Kedua kelompok ini bersitegang hingga sekarang.

Sang Pencerah Muslim

“Di Indonesia kondisinya berbeda. sejak awal pergerakan kemerdekaan, kelompok para kiai dan kelompok nasionalis saling membahu untuk menggalang kekuatan massa untuk mengusir penjajah. Jadi mustahil membangun sistem khilafah di sini,” tandas Kang Said. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Pertandingan, Santri Sang Pencerah Muslim

Kamis, 01 Februari 2018

NU-Muhammadiyah Pati Dorong Kesadaran Berzakat

Pati, Sang Pencerah Muslim

Nahdlatul Ulama mendorong pentingnya gerakan penyadaran zakat kepada orang-orang yang wajib menunaikannya (muzakki). Dorongan ini muncul dari Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati KH M Aniq Muhammadun dan Ketua PCNU Pati H Ali Munfaat.

Keduanya hadir dalam Focus Group Discussion yang diselenggarakan Prodi Manajemen Zakat Wakaf Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Jumat (15/1) lalu.

NU-Muhammadiyah Pati Dorong Kesadaran Berzakat (Sumber Gambar : Nu Online)
NU-Muhammadiyah Pati Dorong Kesadaran Berzakat (Sumber Gambar : Nu Online)

NU-Muhammadiyah Pati Dorong Kesadaran Berzakat

Hal senada juga disampaikan Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Pati Sutaji. Menurutnya, potensi besar zakat di Pati mesti digerakkan oleh seluruh elemen masyarakat. “Potensi zakat di Pati ini secara individu adalah 20 miliar,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Sutaji juga berharap, Prodi Manajemen Zakat Wakaf Ipmafa mampu melahirkan kader-kader amil (pengelola) zakat yang jujur, amanah, dan profesional. Kader-kader inilah yang nanti diharapkan mampu menggerakkan potensi zakat untuk program pengentasan kemiskinan dan keterbelakangan umat.

Sang Pencerah Muslim

“Program ‘Berhenti Miskin’ harus terus disosialisasikan supaya umat Islam lepas dari belenggu kemiskinan menuju kemandirian dan kesejahteraan,” ujarnya memberi semangat.

Imam Zarkasih selaku Ketua Baznas Pati menyampaikan, Ipmafa harus melahirkan lulusan amil zakat yang memiliki kompetensi ilmu fiqih, hukum, dan regulasi; kompetensi di bidang manajemen; dan kompetensi di bidang komunikasi.

Hadir pula dalam kesempatan itu Muslihan dari Penyelenggara Syariah Kemenag Pati, Syafii dari Baitul Mal Fastabiq, Mumu Mubarak dari Arta Mas Syariah, Samidi dari BMT Al-Fath, beberapa perwakilan dari LAZISNU. (Red: Mahbib)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Minggu, 28 Januari 2018

Ikrar Islam Wasatiyah, Upaya MUI Perkuat Komitmen Kebangsaan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis menyatakan, Ikar Islam wasatiyah merupakan upaya untuk memastikan pengurus dan dai MUI dari pusat hingga wilayah memiliki komitmen kebangsaan yang kuat.

“Bahwa di dalam berdakwah itu harus berada dalam koridor NKRI dan Pancasila. Dan itu meneguhkan bahwa Islam dan Pancasila sebagai dasar negara ini sebagai sesuatu yang final,” kata Kiai Cholil usai pembukaan acara Halaqah Dakwah Nasional di Hotel Rivoli Jakarta, Senin (13/11).

Menurut dia, hubungan agama dan negara itu sudah jelas bagi bangsa Indonesia dan tidak perlu dipersoalkan lagi. Bahkan, keduanya saling membutuhkan. Agama membutuhkan negara untuk merapikan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan negara juga membutuhkan agama untuk menerapkan nilai-nilai yang baik dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Ikrar Islam Wasatiyah, Upaya MUI Perkuat Komitmen Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ikrar Islam Wasatiyah, Upaya MUI Perkuat Komitmen Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ikrar Islam Wasatiyah, Upaya MUI Perkuat Komitmen Kebangsaan

“Oleh karena itu ketika kita berdakwah jangan mengotak-atik sesuatu yang sudah final karena itu kontra produktif,” jelasnya.

Selain itu, Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia itu juga menjelaskan, Ikar Islam wasatiyah bertujuan untuk menciptakan dakwah yang berlandaskan kepada akhlak yang mulia. Namun demikian, ia menyatakan, MUI tegas kepada aliran-aliran yang sesat dan menyimpang. 

Kiai Cholil menyebutkan, jika ada pengurus MUI, khususnya komisi dakwah, yang melanggar Ikar Islam wasatiyah maka akan diserahkan kepada komite dakwah.

Sang Pencerah Muslim

“Yang bisa melakukan tindakan dari mulai peringatan tertulis sampai pemberhentian ketika keluar dari koridor kerangka, komitmen ikrar dakwah yang kita bacakan bersama. Ini akan terus dilanjutkan dengan ikrar dakwah di tingkat (pengurus MUI) kabupaten kota,” urainya.

Berikut Ikar Islam Wasatiyah yang diucapkan oleh Pengurus Komisi Dakwah MUI Pusat dan Wilayah:

    Kami dai dan daiyah Majelis Ulama Indonesia dengan ini berikrar:

Sang Pencerah Muslim

    

    Satu, dakwah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila, Undang-





    Undang Dasar Tahun 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika;

    

    Dua, melindungi dan membimbing umat dari ajaran sesat dan menyimpang;

    

    Tiga, berdakwah dengan berpijak pada nilai-nilai akhlaqul karimah dan kearifan lokal

    

    Empat, menjaga dan memupuk ukhuwah islamiyah, ukhuwah insaniyah, dan ukhuwah wathaniyah;

    

    Lima, saling menghargai, menghormati, dan bersinergi dengan seluruh aktivis dakwah;

    

    Enam, menyebarkan dakwah sesuai dengan ilmu yang dimiliki;

    

    Tujuh, senantiasa melestarikan dan menyebarkan aqidah islamiyah ala manhaj Ahlussunnah wal





    Jama’ah. 

     

    Jakarta, 13 November 2017 M / 24 Safar 1439 H

(Muchlishon Rochmat)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Quote Sang Pencerah Muslim

Selasa, 23 Januari 2018

Kenalkan IPNU-IPPNU Lewat Mopdik

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mengenalkan peserta didik baru baik di MTs dan MA sederajat ke-IPNU-IPPNU-an lewat kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik (Mopdik).

Kenalkan IPNU-IPPNU Lewat Mopdik (Sumber Gambar : Nu Online)
Kenalkan IPNU-IPPNU Lewat Mopdik (Sumber Gambar : Nu Online)

Kenalkan IPNU-IPPNU Lewat Mopdik

Kegiatan yang dilaksanakan serentak di 15 kecamatan tersebut dimulai Kamis-Jumat (10-25/7) mendatang. Pelaksanaannya sesuai jadwal Mopdik di masing-masing madrasah yang ditangani Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU setempat.

Sasaran agenda tahunan tersebut adalah seluruh MTs dan MA di Kabupaten Jepara yang berjumlah 159, ditambah SMP, SMA dan SMK umum. “Materinya memang IPNU-IPPNU namun kami juga menyisipkan materi ke-NU-an dan ke-Aswaja-an,” kata M Khoironi, Ketua PC IPNU Jepara.

Sang Pencerah Muslim

Dihubungi via telepon, ia menjelaskan sisipan kegiatan tersebut untuk mengenalkan dan mendoktrin peserta didik tentang organisasi pelajar NU. “Harapannya mereka tidak mudah goyah saat dirong-rong ideologinya,” jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

Ia mengatakan pemberian materi IPNU-IPPNU pada saat Mopdik merupakan momen yang tepat. Apalagi mayoritas madrasah yang ada di Jepara berbasis NU.

Beberapa tahun terakhir, pihaknya juga menggandeng sekolah umum SMP, SMA dan SMK baik negeri maupun swasta dengan kegiatan serupa. Hasilnya, sekolah yang digandeng memberikan respon positif. “Ini menjadi bukti IPNU-IPPNU bisa diterima sekolah diluar Maarif,” tambah Khoironi.

? ?

Ia berharap kerjasama yang dilakukan dengan madrasah maupun sekolah umum terus terjalin erat sehingga IPNU-IPPNU kian diminati pelajar. Khususnya pelajar di madrasah maupun pelajar di sekolah umum. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Kyai Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 20 Januari 2018

Gus Sholah: Kalau Hanya Puasa Fisik, di Bulan Ramadhan Tetap Ditangkap KPK

Jombang, Sang Pencerah Muslim - Pengasuh Pesantren Tebuireng Kabupaten Jombang KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) menyatakan kegelisahannya atas kelaziman pemaknaan puasa yang hanya berarti penahanan makan, minum, dan hubungan badan. Kalau pemaknaan tunggal seperti ini yang dipegang, tidak heran kalau ada saja pejabat yang melakukan perbuatan menyimpang.

Demikian disampaikan Gus Sholah pada acara silaturahim dan halal bihalal bersama pengasuh dengan seluruh dewan guru dan karyawan pesantren setempat, Sabtu (1/7).

Gus Sholah: Kalau Hanya Puasa Fisik, di Bulan Ramadhan Tetap Ditangkap KPK (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Sholah: Kalau Hanya Puasa Fisik, di Bulan Ramadhan Tetap Ditangkap KPK (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Sholah: Kalau Hanya Puasa Fisik, di Bulan Ramadhan Tetap Ditangkap KPK

"Bulan Ramadhan kok malah tertangkap KPK," sergahnya.

Mantan Wakil Ketua Komnas HAM ini menegaskan bahwa para pejabat dan wakil rakyat yang tertangkap mungkin saja tengah menjalankan puasa. "Tapi yang puasa hanya mulutnya," tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Oleh sebab itu, umat Islam harus terus menjaga spirit puasa usai Ramadhan. "Agar mampu meraih derajat sebagai hamba yang bertakwa," pungkasnya. (Ibnu Nawawi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Kajian Islam, Kyai Sang Pencerah Muslim

IPNU-IPPNU Gelar Peluncuran Perdana Kongres

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) menyelenggarakan peluncuran perdana Kongres XVII IPNU dan Kongres XVI IPPNU di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (11/28).

IPNU-IPPNU Gelar Peluncuran Perdana Kongres (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Gelar Peluncuran Perdana Kongres (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Gelar Peluncuran Perdana Kongres

Acara ini bersamaan dengan pembukaan Jambore Pelajar dan Santri  Nusantara. Hadir dalam kesempatan ini Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin, Rais Syuriyah PWNU Sumsel KH Mudarris SM, serta Ketua PWNU Sumsel Amri Siregar.

Peluncuran perdana menandai resminya Kongres IPNU-IPPNU yang dihelat 30 November hingga 4 Desember 2012, di Asrama Haji Palembang dengan tema “Pendidikan Untuk Semua Menuju Kemandirian Bangsa”.

Sang Pencerah Muslim

Ketua Umum IPNU Ahmad Syauqi menyatakan, tema kemandirian relevan diangkat di tengah keterpurukan kondisi bangsa di hampir semua level kehidupan. Indonesia terpuruk karena belum mampu independen dalam mengelola nasibnya sendiri.

Sang Pencerah Muslim

“Di kongres, kami mengundang para elit pemimpin bangsa ini. Hal ini semata-mata agar permasalahan dan nasib pendidikan, pelajar dan santri benar-benar diperhatikan. Bukan hanya oleh kalangan masyarakat, melainkan juga oleh segenap elit bangsa,” kata Syauqi.

Syauqi berharap, Kongres IPNU-IPPNU menjadi penyampai pesan bahwa pendidikan di Tanah Air masih jauh dari ideal. Perhatian serius mesti dilakukan karena akses pendidikan dinilai belum merata ke semua pihak dan hasil yang dicapai belum mendukung pembentukan karakter pelajar.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Jumat, 12 Januari 2018

Mantan Ketua IPNU Padangpariaman Pimpin Pondok Al-Quran Darul Hikmah

Padangpariaman, Sang Pencerah Muslim. Mantan Ketua IPNU kabupaten Padang Pariaman Aznam Tuanku Bagindo Batuah diamanahkan menjadi ketua pesantren Al-Quran Darul Hikmah kecamatan Enam Lingkung kabupaten Padangpariaman. Ke depan ia akan memimpin pondok yang melatih calon-calon hafizh kontestan MTQ.

Mantan Ketua IPNU Padangpariaman Pimpin Pondok Al-Quran Darul Hikmah (Sumber Gambar : Nu Online)
Mantan Ketua IPNU Padangpariaman Pimpin Pondok Al-Quran Darul Hikmah (Sumber Gambar : Nu Online)

Mantan Ketua IPNU Padangpariaman Pimpin Pondok Al-Quran Darul Hikmah

Menurut Aznam, kegiatan pondok Darul Hikmah sekarang berbeda dengan aktivitas sebelumnya. Dulu pondok hanya aktif melatih calon-calon hafiz yang dipertandingkan menjelang pelaksanaan MTQ di kabupaten Padangpariaman dan tingkat Sumatera Barat. Jika tidak ada persiapan MTQ, maka kegiatan pondok Darul Hikmah ini juga berhenti.

"Mulai periode kepengurusan ini, kegiatan belajar di pondok Darul Hikmah akan dilakukan secara berkala. Apakah setiap pekan, atau dua kali sepekan, nanti disepakati dalam rapat pengurus. Yang penting kegiatan pendalaman baca Al-Quran dilakukan secara rutin, terprogram dan tersistematis," kata Aznam kepada Sang Pencerah Muslim, Jumat (19/6).

Sang Pencerah Muslim

Aznam yang juga Kepala Tata Usaha Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan kecamatan Enam Lingkung, dilantik pada Rabu (17/6). Tampak hadir pada pelatihan ini Camat Enam Lingkung Irsyaf Bujang dan Kepala KUA Enam Lingkung Kasmir Diram.

Sang Pencerah Muslim

Menurut keduanya, pondok Al-Quran Darul Hikmah merupakan lembaga agama dengan masa bakti empat tahun.

"Mereka bekerja hanya dengan ikhlas. Tidak ada gaji yang akan diharapkan, selain dari pengabdian yang tulus karena Allah Swt," kata mereka.

Dengan hadirnya pondok ini, Enam Lingkung ke depan bisa diharapkan menjadi “kota santri”. "Apalagi, Yuleni penyuluh agama fungsional teladan Sumatera Barat yang memfasilitasinya, tentu sebuah harapan besar dalam mewujudkan apa yang menjadi keinginan semua masyarakat Enam Lingkung," kata Kasmir. (Armaidi Tanjung/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Kajian Islam, Internasional Sang Pencerah Muslim

Rabu, 10 Januari 2018

Nakhodai Ansor Banten, Ahmad Nuri Diminta Jalankan Empat Visi

Serang, Sang Pencerah Muslim

Setelah mendapat rekomendasi dari enam Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor pada konferensi wilayah GP Ansor Banten, Ahmad Nuri terpilih menjadi ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Banten masa khidmah 2017-2022.

Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor Lukman Hakim mengatakan, dalam proses pemilihan tersebut, pihaknya melakukan verifikasi terhadap semua pimpinan cabang, selanjutnya pimpinan cabang yang dinyatakan lolos verifikasi bisa menjadi peserta penuh dan mempunyai hak suara, sehingga proses? konferensi wilayah berjalan baik dengan cara musyawarah dan mufakat.

Nakhodai Ansor Banten, Ahmad Nuri Diminta Jalankan Empat Visi (Sumber Gambar : Nu Online)
Nakhodai Ansor Banten, Ahmad Nuri Diminta Jalankan Empat Visi (Sumber Gambar : Nu Online)

Nakhodai Ansor Banten, Ahmad Nuri Diminta Jalankan Empat Visi

"Dari delapan kota/ kabupaten di Banten,? yang tidak lolos verifikasi cuma dua kota, yaitu Kota Serang dan Kota Cilegon dan sisanya berhak untuk memberikan usulan atau rekomendasi dan semuanya merekomendasikan Sahabat Ahmad Nuri," kata Lukman kepada awak media, Jumat (30/12) malam.

Sang Pencerah Muslim

Lukman mengatakan, mengingat pemilihan yang dilakukan dengan cara soliditas dan solidaritas, maka kedua hal tersebut bisa dioptimalkan, karena pasca Kongres PP GP Ansor di Yogyakarta, ada empat visi besar yang harus dibawa oleh setiap kader Ansor di semua tingkatan.

"Ada empat visi besar pasca Kongres Surabaya dan Kongres Yogyakarta, yaitu revitaslisasi tradisi, tingkatkan kaderisasi, perkembangan ekonomi, dan kemandirian organisasi," katanya.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, Ketua Wilayah GP Ansor terpilih, Ahmad Nuri mengatakan, GP Ansor merupakan organisasi kaderisasi dan organisasi ideologis, dengan demikian, dirinya siap mengabdi untuk Ansor ke depan.

"Karena ini adalah sebuah pilihan yang direkomendasikan oleh PC, artinya kita solid, kita isitiqamah bersatu dalam persoalan pengembangan GP Ansor Banten," terangnya.

Nuri juga mengatakan, setelah terpilih menjadi Ketua GP Ansor Banten, dirinya akan melanjutkan visi dan misi GP Ansor pada kepenguusan sebelumnya yang dipimpin oleh Ahmad Imron.

"Mari kita lanjutkan hal-hal yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk pada kepemimpinan sebelumnya, agar Ansor ini menjadi organisasi kaderisasi dan organisasi idelogis yang lebih baik," pungkasnya. (Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Jumat, 29 Desember 2017

Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Gubernur Jawa Tengah yang belum lama terpilih, Ganjar Pranowo, mengaku ingin membangun provinsi dengan semangat seperti para ulama NU, yaitu nasionalis religius atau religius nasionalis.

Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU

Dalam sambutannya di Pembukaan Konferensi Wilayah NU Jateng ke-14 di SMP/SMA Semesta, Gunungpati Semarang, Ahad (23/6) menyampaikan, keluarganya punya ikatan kuat dengan NU. Dan dia mengaku terkesan dengan sikap NU yang selalu mengedepankan kepentingan nasional.

Interaksinya dengan para ulama NU dan juga para tokoh agama lain membuatnya ingin membawa semangat tersebut. Karena menurutnya, membangun Jawa Tengah adalah membangun masyarakat yang beraneka ragam.

Sang Pencerah Muslim

“Saya ingin meniru semangat NU dalam membangun Jawa Tengah nanti, yaitu nasionalis religius. Saya sowan ke para kiai dan para tokoh agama lain, membuat saya merasa penting mewujudkan masyarakat yang nasionalis dan religius,” tuturnya disambut tepuk tangan meriah hadirin.

Sang Pencerah Muslim

Lebih lanjut, pemenang Pilgub Jateng 2013 ini mengaku, dirinya mendapat pesan dari banyak pihak agar berhati-hati dan jangan meniru gubernur lain. Ia berahap, NU ngayem-ngayemi hatinya.

“Saya banyak dapat pesan agar berhati-hati. Diweling jangan sampai meniru gubernur lain. Semuanya medhen-medheni. Semoga NU nanti yang ngayem-ngayemi,” pungkasnya sambil tertawa.

Redaktur? ? ? ? : Abdullah Alawi

Kontributor : Muhammad Ichwan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Minggu, 24 Desember 2017

Muslimat NU Probolinggo Santuni Ratusan Anak Yatim

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim - Dalam rangka menyemarakkan bulan Muharram 1439 Hijriyah, Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Probolinggo memberikan santunan kepada ratusan anak yatim. Penerima santunan adalah utusan dari masing-masing ranting se-Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Kecamatan Sumberasih, Ahad (15/10).

Kegiatan yang digelar di Kantor PAC Muslimat NU Kecamatan Sumberasih ini dihadiri oleh Ketua Muslimat NU Kabupaten Probolinggo Hj Nurhayati yang didampingi sejumlah pengurus serta pengurus PAC Muslimat NU Kecamatan Sumberasih.

Muslimat NU Probolinggo Santuni Ratusan Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Probolinggo Santuni Ratusan Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Probolinggo Santuni Ratusan Anak Yatim

Pemberian santunan kepada anak yatim piatu ini merupakan agenda rutin yang dibuat oleh Muslimat NU Kabupaten Probolinggo. Kegiatan ini dilaksanakan secara istiqamah setiap tiga bulan sekali secara bergantian antarPAC Muslimat NU se-wilayah Muslimat NU Kabupaten Probolinggo. Kegiatan ini diikuti oleh 1.000 orang lebih peserta yang merupakan para pengurus Muslimat NU mulai dari tingkat PAC hingga Ranting se-Kecamatan Sumberasih.

Sang Pencerah Muslim

Hj Nurhayati mengatakan, dalam hidup kita harus selalu bersyukur kepada Allah SWT dan apapun yang kita miliki yang terbaik bagi kita.

“Semakin banyak yang kita miliki maka pertanggungjawaban kita juga semakin berat. Amanah yang diterima ini nantinya akan diminta pertanggungjawaban di dunia dan di akhirat kelak. Oleh karena itu manfaatkan amanah ini dengan sebaik-baiknya untuk hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain,” katanya.

Kegiatan pemberian santunan kepada anak yatim ini mengambil tema Dengan Kebersamaan Kita Mampu Memberikan Sedikit Terang Kehidupan Mereka, Rasa Memiliki Persaudaraan Tanpa Harus Membedakan.

Sang Pencerah Muslim

“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan santunan kepada anak yatim dalam rangka menyambut 1 Muharram 1439 Hijriyah ini akan membuat para pengurus Muslimat NU di Kabupaten Probolinggo semakin solid dan lebih sadar serta peduli dengan sesama,” harapnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Kamis, 14 Desember 2017

PWNU NTT Amati Pergeseran Nilai Generasi Muda di Era Media Sosial

Kupang, Sang Pencerah Muslim - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Timur (NTT) Jamal Ahmad menilai dinamika hari ini melalui media sosial. Menurutnya, digital media berdampak pada pergeseran nilai budaya yang sangat signifikan.

"Saya menilai pergeseran etika hari ini dengan adanya digital media yang mempengaruhi sendi-sendi etika pada generasi muda," kata Ketua PWNU NTT Jamal Ahmad di Sekretariat PWNU NTT Jalan W.CH Oematan Nomor 21/22 Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.

PWNU NTT Amati Pergeseran Nilai Generasi Muda di Era Media Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
PWNU NTT Amati Pergeseran Nilai Generasi Muda di Era Media Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

PWNU NTT Amati Pergeseran Nilai Generasi Muda di Era Media Sosial

Menurut Jamal, pengurus harian PWNU NTT bersama pengurus PCNU akan segera bersikap untuk melakukan langkah-langkah antisipasi dampak negatif era digital media terhadap generasi muda penerus umat dan penerus bangsa.

Sang Pencerah Muslim

Wakil Ketua PWNU NTT H Ali Rosidin menambahkan, langkah paling konkret PWNU NTT dan seluruh cabang melakukan gerakan-gerakan untuk memnghidupkan banom dan lembaga-lembaga NU.

"Kita jangan mati suri sehingga kita ambil gaung di luarnya,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Jika lembaga atau banom lemah dalam pelaksanaan program-program organisasi, maka segera melakukan koordinasi serta komunikasi seluruh tingkatan banom maupun lembaga, imbau H Ali yang kini diamanahi sebagai imam Masjid Nurul Hidayah Kelapa Lima Kota Kupang. (Ajhar Jowe/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Pahlawan, Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Rabu, 13 Desember 2017

Santri Jangan Tinggalkan Kitab Kuning dan Cinta Tanah Air Ajaran Para Kiai

Banyuwangi, Sang Pencerah Muslim - Di tengah kunjungan para alumni dan santri yang datang dari penjuru tanah air, Pengasuh Pondok Pesantren Subulussalam Tegalsari KH Hambali Muthi memberikan sejumlah pesan untuk menjadi pegangan sebagai bekal hidup dalam bermasyarakat dan membangun bangsa.

Kiai yang terkenal memiliki sense di bidang arsitektur bangunan ini menyikapi banyaknya model aliran Islam yang menjamur di masyarakat. Hal ini dia sampaikan pada Tasyakur Khataman Ihya Ulumiddin dan Tafsir Jalalain Pondok Pesantren Subulussalam, Tegalsari, Banyuwangi, Senin (1/5).

Santri Jangan Tinggalkan Kitab Kuning dan Cinta Tanah Air Ajaran Para Kiai (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Jangan Tinggalkan Kitab Kuning dan Cinta Tanah Air Ajaran Para Kiai (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Jangan Tinggalkan Kitab Kuning dan Cinta Tanah Air Ajaran Para Kiai

Di hadapan para santri ia berpesan agar semua kemudahan dan iming-iming tersebut tidak menjadikan santri lupa dengan semua amalan sunah yang telah dipelajari dan dipraktikkan sejak di pesantren. "Jangan mudah tergiur karena mudahnya ibadah. Akhirnya lupa amalan sunah," jelasnya.

Kiai juga menegaskan bahwa semua amalan dan tradisi yang selama ini dilakukan tidak lain memilki sanad keilmuan dari para ulama. Penjabaran keilmuan yang bersumber Al-Quran dan hadits tersebut terjabarkan melalui kitab-kitab klasik karangan ulama. "Insya Allah akidah sampean yang dipelajari di Subulussalam, menurut salafussalihin insya Allah kitab-kitab sampean tidak keliru," ucapnya kepada para santri.

Sang Pencerah Muslim

Kualitas keilmuan dan karya ilmiah ulama salaf tidak diragukan lagi. Para ulama membuat karya diiringi dengan ibadah dan permohonan yang tulus kepada Allah, berbeda dengan karya yang muncul belakangan ini yang hanya mengandalkan pemikiran. "Salafusalihin mengarang kitab tidak seperti karangan orang sekarang. Mbah Ghazali itu mengarang Ihya disertai tirakat," katanya.

Sang Pencerah Muslim

Saat ini yang harus dilakukan santri di masyarakat selain meneruskan tradisi pesantren juga harus saling berkomunikasi dan mengingatkan satu sama lain. Di samping itu, kitab-kitab yang telah dipelajari di pesantren mesti selalu dijaga dan diamalkan.

"Alumni Subulussaalam saya minta saling mengingatkan. Jangan sampai meninggalkan kitab salaf (kuning) meski sampean punya kitab baru (karangan terkini)," ujarnya.

Santri juga diminta tidak mudah tergiyur dengan model model atribut Islam yang mengutamakan tampilan luar. "Jangan mudah tergiur jenggot panjang. Kalau sudah di desa, jangan meninggalkan kitab salaf," ucapnya mengulang pesan.

Terakhir, sebagai wujud cinta tanah air, kiai juga meminta santri untuk menjadi benteng terdepan dalam membendung paham yang merongrong kedaulatan berbangsa dan negara melalui baju agama. "Saat ini sedang marak paham yang tidak sesuai dengan tradisi keilmuan ulama salaf. Negara kita negara republik bukan negara Islam," pungkasnya. (Anang Lukman Afandi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, IMNU Sang Pencerah Muslim

Jumat, 20 Oktober 2017

Inilah Kesepakatan Ulama-ulama Lampung untuk Bangsa

Lampung Tengah, Sang Pencerah Muslim?

Halaqoh Alim Ulama dan Pimpinan Pondok Pesantren se-Provinsi Lampung yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darussaadah Lampung Tengah, Kamis (27/7) menghasilkan kesepakatan yang tertuang dalam Istimbath Darussaadah.?

Inilah Kesepakatan Ulama-ulama Lampung untuk Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Kesepakatan Ulama-ulama Lampung untuk Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Kesepakatan Ulama-ulama Lampung untuk Bangsa

Ada 5 poin kesepakatan dalam kegiatan yang merupakan ikhtiar para ulama Lampung untuk perbaikan bangsa, keutuhan NKRI dan mewujudkan Indonesia yang berkeadaban.

Berikut 5 butir Istimbath Darussaadah yang ditandatangani oleh 27 Kiai Khos Lampung dan dibacakan Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung oleh KH. DR. Khairuddin Tahmid:?



Sang Pencerah Muslim

1. NU Lampung secara tegas menyetujui dan mendukung sepenuhnya dikeluarkannya Perppu Nomor 02 Tahun 2017 tentang pembubaran ormas anti-Pancasila. Sebab, Pancasila sebagai ideologi negara merupakan hasil mujma alaih atau konsesus nasional yang merupakan formulasi hubungan keagamaan dan kebangsaan. Pancasila menjadi titik temu karena menyerap nilai-nilai luhur agama yang bisa mengakomodir keragaman. Bagi bangsa Indonesia, ideologi Pancasila adalah bentuk final, maka setiap gerakan dan atau upaya mengganti ideologi Pancasila harus dihentikan karena mengingkari konsensus sesuai dengan Keputusan Muktamar Situbondo tahun 1984.

2. NU Lampung secara tegas menolak dikeluarkannya keputusan Pemerintah tentang Full Day School (FDS), sebab Kebijakan Pemerintah tentang FDS (Kepmendikbud Nomor 23 T ahun 2017), meski sesungguhnya memiliki itikad dan misi yang baik, tetapi pada saat yang sama penerapan kebijakan tersebut belum didukung oleh pranata yang memadai. Oleh karenanya berpotensi merugikan eksistensi madrasah diniyah yang jumlahnya sangat besar di Tanah Air.

Sang Pencerah Muslim

3. Menghadapi agenda Pemilukada serentak tahun 2018, khususnya di Provinsi Lampung, NU Lampung: (a). Menyerukan kepada semua pihak yang hendak berkompetisi, baik kandidat maupun tim pemenangan, untuk mengedepankan cara-cara yang maruf (fair), berpolitik yang santun, berakhlakul karimah, dan berkomitmen meninggalkan politik transaksional. (b). Masyarakat (umat) harus terus memperkokoh dan menjaga keharmonisan di tingkat akar rumput, meski terdapat perbedaan pilihan poltik, tidak dibenarkan melakukan hal-hal yang melanggar etika kesantunan yang dapat menimbulkan perpecahan, maka warga NU agar selalu berpegang pada Sembilan Pedoman Berpolitik Warga NU. Berkenaan dengan hal tersebut, PWNU Lampung berpandangan bahwa proses demokrasi harus didedikasikan sebagai ikhtiar bersama dalam melahirkan kepemimpinan yang berorientasi pada kemaslahatan umat sebagaimana disebutkan dalam kaidah ushul fiqih "tasharraful imam alarraiyyah manuuthun bil mashlahah", sehingga tujuan lain di luar itu harus ditinggalkan bahkan ditolak. Maka proses demokrasi tidak boleh memproduksi cara-cara berkompetisi yang kontraproduktif dengan tujuan mulia demokrasi itu sendiri, seperti saling menjatuhkan, menjegal, menghujat, menyerang, bahkan memfitnah satu sama lain, dan termasuk penggunaan money politik. Sebab disamping hal-hal tersebut adalah perbuatan mazmumah, juga dapat menimbulkan friksi dan perpecahan di tingkat akar rumput (umat).

4. NU Lampung merespon dan mendukung berdirinya Majelis Dzikir Hubbul Wathon yang diinisiasi oleh Rais Aam PBNU, sekaligus menjadikan majelis tersebut sebagai ikhtiar untuk menyatukan berbagai elemen masyarakat dan pemerintah. Sebab, saat ini masih terdapat ujian kebangsaan dengan masih adanya kelompok yang mempertentangkan nasionalisme dan agama yang dari waktu ke waktu eskalasinya semakin meningkat dan memprihatinkan.

5. NU Lampung menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk mengedepankan ritual kerohanian (spiritual keagamaan) seperti dzikir, doa, qunut nazilah dan kepedulian sosial lainnya dalam menyikapi tragedi kemanusiaan dan mengesampingkan aksi-aksi yang besifat anarkis. ?

Pondok Pesantren Daarus Saadah Mojo Agung, Lampung 27 Juli 2017?

(Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Kamis, 12 Oktober 2017

Sejumlah Pimpinan ISIS Jebolan PT Terkemuka di Indonesia

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Keberadaan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang terus melemah, menyisakan sebuah cerita. Sejumlah pimpinan organisasi terorisme tersebut tercatat pernah mengenyam pendidikan di kampus terkemuka di Indonesia. 

Sejumlah Pimpinan ISIS Jebolan PT Terkemuka di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Sejumlah Pimpinan ISIS Jebolan PT Terkemuka di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Sejumlah Pimpinan ISIS Jebolan PT Terkemuka di Indonesia

Hal ini diungkapkan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Hamli saat menyampaikan sambutan di pembukaan kegiatan Dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dan Birokrasi Kampus dalam Pencegahan Terorisme di Universitas Negeri Jakarta, Rabu (8/11).

"Di sinilah pentingnya acara ini diadakan. Yaitu mencegah paham radikal terorisme berkembang di lingkungan kampus," kata Hamli. 

Berdasarkan data di Kementerian Agama, sejumlah perguruan tinggi berlatarbelakang  keagamaan sudah menjadi lahan tumbuhnya paham radikal terorisme.

"Karena itu BNPT dan FKPT berusaha melibatkan sejumlah pihak, termasuk perguruan tinggi, agar paham radikalisme bisa dicegah perkembangannya di kampus," imbuhnya. 

Sang Pencerah Muslim

Melalui kegiatan dialog tersebut, Hamli meminta agar mahasiswa selalu memiliki sikap kritis terhadap paham-paham yang baru diterimanya. Membuka diri dalam pergaulan  yang luas dan memperbanyak literasi disebutnya bisa menghindarkan mahasiswa dari pengaruh radikalisme dan terorisme.

Wakil Rektor III UNJ, Achmad Sofyan Hanif menyatakan pihaknya menyambut baik diadakannya dialog tersebut. Diakuinya, mahassiwa di UNJ memiliki latar belakang yang beragam. 

Sang Pencerah Muslim

"Tapi keberagaman itu kami kelola dengan baik. Kami selalu melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat pencegahan penyebarluasan paham radikalisme," ungkap Sofyan.  

Sofyan juga mengatakan, pihaknya merupakan salah satu kampus yang ikut menjalankan kegiatan Bela Negara sebagai wujud keikutsertaan dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme. (Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Rabu, 04 Oktober 2017

Bayar Pajak Termasuk Bentuk Cinta Tanah dan Air

Rembang, Sang Pencerah Muslim - Tertib dalam membayar pajak merupakan perwujudan cinta tanah air yang nyata. Pasalnya pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang menjamin keberlangsungan semua aktivitas pembangunan.

Demikian disampaikan oleh Ketua PCNU Rembang KH Ahmad Sunarto saat halal bihalal dan sosialisasi hutang pajak yang di digelar di kantor PCNU setempat, Ahad (31/7).

Bayar Pajak Termasuk Bentuk Cinta Tanah dan Air (Sumber Gambar : Nu Online)
Bayar Pajak Termasuk Bentuk Cinta Tanah dan Air (Sumber Gambar : Nu Online)

Bayar Pajak Termasuk Bentuk Cinta Tanah dan Air

Kiai Sunarto menjelaskan, kegiatan ini merupakan hasil mufakat NU se-Jawa Tengah untuk menyosialisasikan pentingnya membayar pajak. Karena manfaatnya akan kembali kepada rakyat secara umum.

"Membayar pajak itu termasuk salah satu perwujudan dari cinta tanah air,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Dalam kesempatan itu, ia juga menyebut bahwa hukum membayar pajak adalah fardhu ain sehingga wajib pajak harus tertib membayarnya.

Sang Pencerah Muslim

Pengurus MWCNU dari sembilan kecamatan, dengan seluruh rantingnya yang hadir diharapkan menjadi kepanjangan tangan PCNU Rembang untuk menyosialisasikan kepada wajib pajak, di level yang paling bawah.

Dengan adanya kegiatan ini, PCNU Rembang berharap dapat meningkatkan hasil pendapatan daerah melalui sektor pajak.

Banyak harapan disampaikan oleh sejumlah pengurus ranting NU. Mereka mengeluhkan kondisi jalan utama desa yang mengarah kota yang memprihatinkan. Kondisi jalan mulai rusak ringan, pecah-pecah, hingga longsor di bagian badan jalan seperti yang ada di jalan utama desa Gunung sari Kecamatan Kaliori. (Ahmad Asmui/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 09 September 2017

Menyelami Butir-butir Cinta Kekasih Allah

Jamal D. Rahman dalam komentarnya mengatakan, “Sosok para nabi terasa berdenyaran bukan saja karena inferensi kita tentang kisah para nabi itu sendiri, melainkan juga karena diksi dan imajinasi Ahmad Adib Amrullah dalam puisi-puisinya. Dengan puisi-puisinya Ahmad adib membangkitkan perasaan kita tentang para nabi, sekaligus menghubungkan batin kita dengan para kekasih Allah.”

SuksesAhmad Adib Amrullah menarasikan 25 Nabi melalui sajak-sajaknya yang kental aroma sufistik, membuat kita serasa bercinta dengan para kekasih Allah. Para Nabi adalah cahaya kehidupan, menularkan kebijaksanaan, memberikan kesejukan, dan memberikan pencerahan yang terang benderang. Kalau saja dalam kisah sederhana, sejarah ilmiah, dan penuturan lisan—kita selalu menemukan keindahan para nabi, apalagi disuguhkan dengan bahasa agung, yang digunakan oleh Ahmad Adib dalam menyanjung 25 Nabi. Sungguh luar biasa.

Menyelami Butir-butir Cinta Kekasih Allah (Sumber Gambar : Nu Online)
Menyelami Butir-butir Cinta Kekasih Allah (Sumber Gambar : Nu Online)

Menyelami Butir-butir Cinta Kekasih Allah

Ini yang baru disadari, puisi tentang kenabian memang penting dalam kehidupan kita, supaya kisahnya, ajarannya, dan hikmahnya akan selalu menyambung sebagai untaian “nikmat kata” yang penuh makna. Sebagaimana Ahmad Adib Amrullah menggambarkan Nabi Adam yang terlempar dari Surga, ia bertanya dalam puisinya, “Adakah yang menandingi kemuliaan maksiatku?”

Saya “iri” dalam hal ini, kenapa kata-kata tersebut bukan saya yang menemukannya.Bagi saya diksi dan pengandaiannya luar biasa, di mana Ahmad Adib Amrullah ingin menggambarkan keluarnya Adam dari surga adalah permulaan manusia menjadi khalifatullah, dengan perantara memakan buah khuldi, buah yang sebelumnya dilarang Allah SWT untuk dimakan.

Dalam susunan kata tersebut kita menemukan kata “kemuliaan” dan “maksiat”, kedua kata itudalam realitas kehidupan adalah kata yang berlawanan, berlainan, dan berbeda—“kemuliaan maksiat”. Sungguh, bertolak belakang. Kemuliaan biasa diidentikan dengan hal-hal baik, dan maksiat biasa diidentikan dengan hal-hal buruk. Namun, dalam syair yang dituliskan oleh Ahmad Adib maknanya menjadi berbeda, kesalahan Nabi Adam adalah kemuliaan bagi manusia sekarang. Siapa yang bisa menandingi peristiwa tesebut? Saya katakan “ini penggambaran yang jenius”. Mungkin hanya ditemukan oleh mereka yang menjiwai makna kisah kenabian.

Usaha Ahmad Adib tidak bisa kita anggap remeh, melalui puisi-puisinya ia mencoba mengakrabkan para nabi dengan pendekatan sastra. Memang, ini bukan hal baru jika kita merujuk pada sejarah kesusateraan Arab-Persia, tapi di Indonesia, seperti yang dikatakan Soni Farid Maulana dalam mengomentari buku ini, “Termasuk tema yang jarang digarap oleh para penyair Indonesia, baik yang duduk di pesantren maupun umum. Antologi ini merupakan tafsir religius yang wajib diketahui”.

Sang Pencerah Muslim

Ahmad Adib Amrullah terlahir dari keluarga Pesantren dan ia juga lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir(2000-2009). Ia menghabiskan waktu 9 tahun di al-Azhar. Semenjak lulus SD hidupnya dihabiskan di Pesantren, ia menyelesaikan pendidikan menengah pertama dan menengah atas di Pondok Pesantren Asshidiqiyah Batu Ceper (1994-2000). Pantas, dalam kumpulan puisi “Sajak Dua Puluh Lima Nabi” ini, ia sangat memahami betul bagaimana kisah dan hikmah apa yang harus ditularkan dalam puisi-puisinya. 

Mungkin Ahmad Adib Amrullah terinspirasi oleh Hasan bin Tsabit (563-674) dan Ka’ab bin Zubair (wafat sekitar 662 M) adalah sastrawan terkenal di zaman Rasulullah. Mereka sering menulis syair untuk memuji dan membela Rasulullah. Bahkan. Ka’ab bin Zubair diberi hadiah “burdah” oleh Rasulullah setelah membacakan syair “banat su’ad” dihadapan beliau. 

Dalam “Sajak 25 Nabi” Ahmad Adib menawarkan berbagai ajaran moral yang telah diwariskan dan diajarkan oleh 25 Nabi, agar kita selalu mengingat dan meneladani bagaimana jejak kebaikan dan kebijaksanaan para nabi. 

Di sinilah Ahmad Adib menawarkan nilai-nilai pencerahan, seperti dalam puisinya “Sajak ke 20”, menggambarkan Nabi Ibrahim, “Potonglah salah satu leher iradahmu, sebagai tanda shadaq dan taslim-mu, sebagai tanda tulus dan pasrahmu. Karena ‘ingin’-mu akan tersembelih oleh ingin-Nya”. Ahmad Adib merangkai katanya begitu istimewa, Nabi Ibrahim menghadapi posisi “tidak biasa” mengorbankan anaknya Ismail, ia lanjutkan lagi dalam puisi berikutnya.

Sang Pencerah Muslim

 

“Aku telah sampai pada derajat mengorbankan, sementara anakku telah berada pada maqom dikorbankan”. Lalu dalam syair lanjutannya Ahmad Adib bertanya, “Beranikah engkau mengorbankan sesuatu yang paling engkau cintai, atau sudikah engkau dikorbankan oleh Sang Maha Cinta?”

Apa yang Anda temukan dari potongan-potongan puisi tersebut, Ahmad Adib bukanlah penyair-penyairan, melaikan penyair sungguhan. Kita akan terkejut lagi, bagaimana Ahmad Adib Amrullah menggambarkan Tuan Semesta Jagad Sayyidina Muhammad, ia menuliskan, “Sungguh sesat kata ini untuk menggambarkan sehelai ujung kukumu, Tuan.” 

Ia gambarkan dalam puisi selanjutnya, “Bila wangi kasturi menodai titik semerbak wangimu, anugerahkan ludahmu bagi papa nestapaku, Kanjeng.” Ia pun bersimpuh pasrah dalam puisinya, “ Jikalau memujamu adalah sebuah dosa, maka aku memilih untuk berlumuran durja, dan Jika memuliakanmu adalah petaka, maka izinkan aku bergumul dengan derita.”

Hebat! Ahmad Adib begitu peka, ia tidak “kecolongan diksi” sama sekali. Pemilihan katanya benar-benar “eddiiiyyan tenan”. Kekagumannya terhadap Kanjeng Nabi Muhammad memunculkan kata-kata sebegitu indahnya.Saking cintanya Ahmad Adib kepada Baginda Rasul—menggambarkan “kuku”-nya pun ia merasa tidak ada kepantasan. 

Kata “ludah”, “durja”, dan “derita” dalam bait kata-kata tersebut tersirat makna yang sangat dalam sekali. “Bukanlah ludah”, hakikatnya adalah keberkahan, “bukanlah durja”, hakikatnya adalah kesetiaan, dan “bukanlah derita”, hakikatnya adalah kepasrahan. Pilihan diksi tersebut mengisyaratkan Ahmad Adib ingin berada pada kondisi “kosong” dan benar-benar bercinta dengan Rasulullah, seperti yang dilakukan para sufi, bukan kesombongan yang dibawa, melainkan kepasrahan total untuk menjemput hakikat sejati. Saya teringat dengan syair asy-Syekh Yusuf ibn Ismail an-Nabhani, tentang Terompah Rasulullah Saw, “secara dzahir ia adalah sandal, namun hakikatnya ia adalah mahkota.”

Saya kurang begitu paham, buku ini ditulis pada rentang waktu berapa lama. Dan saya coba cek seluruh puisi yang ada dalam buku ini sama sekali belum pernah terpublish di media. Artinya, ini benar-benar karya yang segar. Buku ini mempunyai ketebalan 101 halaman, bagi saya kurang tebal, namun sebagai pembuka “kran” puisi tentang para Nabi, saya rasa cukup.

Hanya saja,saya butuh makna lain dari buku ini (butuh gizi lain dari buku ini), entah apa.Buku ini harus ditebalkan oleh si mpu-nya. Saya berharap Ahmad Adib Amrullah tidak puas dan tidak berhenti di sini, masih banyak yang bisa digali hikmah dari kisah 25 Nabi.Namun setidaknya, seperti kata komentar Anis Sholeh Ba’asyin, “Ahmad Adib Amrullah sudah menunjukan tekad kuatnya untuk menuangkan renungannya tentang 25 Nabi dalam bentuk puisi.” 

Dalam hal ini, tidak berlebihan jika saya mengatakan, inilah “penyairbaru yang jenius” hadir di Indonesia, dengan membawakan tema di luar kebiasaan para “penyair Indonesia”, ide yang brilian, ide luar biasa.

Ahmad Adib menutup buku puisinya dengan sangat menakjubkan, “Aku tak peduli badai, karena aku tak benci udara. Aku tak peduli sengatan, karena aku tak benci api. Aku tak peduli gelombang, karena aku tak benci air. Aku tak peduli lindu, karena aku tak benci tanah. Aku hanya rela, apa yang Ia minta. Aku tak perdulikan surga, aku tak perdulikan neraka, aku telah rela, jadi yang Ia rela.”

Ini yang harus kita sadari, inti dari pengabdian diri kita tehadap Allah adalah kepasrahan, keikhlasan, syukur, dan kesabaran. Karena ujungnya, usahamu, ibadamu, dan segala perbuatanmu—kau harus rela, jadi apa yang Ia (Allah) rela.

Judul : Sajak Dua Puluh Lima Nabi

Penulis : Ahmad Adib Amrullah

Penerbit: Karkasa

Cetakan : Pertama, 2017

ISBN : 978-602-61118-2-1

Peresensi: Aswab Mahasin, Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Darussa’adah Kebumen, Jawa Tengah.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Budaya, Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Selasa, 15 Agustus 2017

Kemnaker: Pengusaha Wajib Susun dan Terapkan Struktur dan Skala Upah

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kementerian Ketenagakerjaan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 tahun 2017 tentang Struktur dan Skala Upah. Peraturan yang merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah no.78 tahun 2015 tentang Pengupahan ini mewajibkan pengusaha untuk menyusun dan menerapkan struktur dan skala upah paling lambat pada tanggal 23 Oktober 2017.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri yang diwakili Dirjen Pembinaan Hubungan Sosial dan Jaminan Sosial Tenaga kerja (PHI dan Jamsos) Haiyani Rumondang saat membuka Konsolidasi Dewan Pengupahan Tahun 2017 pada Rabu (11/10) malam.

Kemnaker: Pengusaha Wajib Susun dan Terapkan Struktur dan Skala Upah (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemnaker: Pengusaha Wajib Susun dan Terapkan Struktur dan Skala Upah (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemnaker: Pengusaha Wajib Susun dan Terapkan Struktur dan Skala Upah

“Pengupahan adalah salah satu aspek yang berpengaruh besar karena berkait erat dengan kepentingan pengusaha dan kesejahteraan pekerja/buruh. Oleh karena itu,  penerapan struktur dan skala upah di perusahaan merupakan suatu hal yang mutlak harus dilaksanakan sesuai peraturan,” kata Haiyani Rumondang.

Peraturan tersebut menegaskan bahwa pengusaha wajib menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan dan kompetensi. Struktur skala upah ini memiliki manfaat antara lain sebagai pedoman penetapan upah sehingga buruh mendapatkan kepastian besar upah dan untuk mengurangi kesenjangan upah tertinggi dan terendah di perusahaan.

Sang Pencerah Muslim

Struktur dan Skala Upah ditetapkan oleh Pimpinan Perusahaan dalam Bentuk Surat Keputusan. Struktur dan Skala Upah harus dilampirkan pada saat pendaftaran, perpanjangan atau pembaharuan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) atau Peraturan Perusahaan, dengan diperlihatkan kepada pejabat terkait. Pengusaha juga wajib memberitahukan struktur skala upah kepada pekerja/buruh.

Haiyani mengatakan penerapan struktur dan skala upah di perusahaan akan menciptakan keadilan internal dan eksternal di perusahaan serta secara bersamaan menjadi alat bantu perusahaan untuk dapat mencapai visi dan misi perusahaan. 

Sang Pencerah Muslim

Ditambahkan Hanif pemahaman sistem pengupahan serta pengaturannya sangat diperlukan untuk memperoleh kesatuan pengertian dan penafsiran terutama antara pekerja/buruh dan pengusaha.

”Upah Minimum hanya berfungsi sebagai jaring pengaman (Safety Net) untuk menghindari agar upah tidak merosot sampai ke level yang paling rendah sebagai akibat ketimpangan pasar kerja. Penerima

Upah Minimum dimaksud hanya berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun,” kata Haiyani.

Haiyani  menambahkan, perencanaan pengupahan merupakan suatu hal yang mutlak dan harus ditata sedemikan rupa sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh serta pada saat yang bersamaan dapat mewujudkan kondisi yang kondusif bagi pengembangan dunia usaha.

Dikatakan Haiyani Keberhasilan Indonesia dalam memanfaatkan peluang yang ada dan melalui berbagai tantangan sangat ditentukan oleh masyarakat Indonesia sendiri.

“Masyarakat sangat berperan sesuai dengan fungsi masing-masing, termasuk seluruh Anggota Dewan Pengupahan baik Dewan Pengupahan Nasional, Dewan Pengupahan Provinsi maupun Dewan

Pengupahan Kabupaten/Kota serta semua pihak yang hadir dalam acara Konsolidasi Dewan Pengupahan Nasional se-Indonesia ini,” jelas Haiyani.

Oleh karena itu, Haiyani mengajak semua yang hadir untuk tidak hanya memikirkan penyempurnaan dan penerapan sistem yang ada, tetapi juga memulai memikirkan dan mengembangkan konsep mengenai sistem pengupahan yang dibangun secara relevan dan realistik sesuai dengan kondisi dunia kerja dan industri di Indonesia saat ini dan ke depan.

Konsolidasi Dewan Pengupahan ini diikuti oleh 365 (tiga ratus enam puluh lima) orang, terdiri dari Anggota Dewan Pengupahan Nasional, utusan Dewan Pengupahan Provinsi dan Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota terpilih dan Peserta Peninjau. (Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Kajian Islam, Quote Sang Pencerah Muslim

Selasa, 09 Mei 2017

Kontributor NU Online Berikan Pelatihan Jurnalistik di RBM

Pasaman Barat, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 36 peserta Ruang Belajar Masyarakat (RBM) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, antusias mengikuti Pelatihan Jurnalistik yang disampaikan Kontributor i di Sumbar Bagindo Armaidi Tanjung dan Redaktur Harian Singgalang Gusnaldi Saman.

Pelatihan berlangsung  Sabtu-Ahad(23-24/2), di sebuah hotel di Simpang Ampek, Kabupaten Pasaman Barat.

Kontributor NU Online Berikan  Pelatihan Jurnalistik di RBM (Sumber Gambar : Nu Online)
Kontributor NU Online Berikan Pelatihan Jurnalistik di RBM (Sumber Gambar : Nu Online)

Kontributor NU Online Berikan Pelatihan Jurnalistik di RBM

Menurut Armaidi Tanjung, dalam menulis berita yang penting ada unsur 5W 1H. Yakni what, who, where, when, why dan how. “Yang  tidak kalah pentingnya adalah bagaimana seseorang itu bisa berlatih menulis berita. Tidak cukup hanya melalui pelatihan selama dua hari ini saja,” kata Armaidi Tanjung, yang juga Wakil Sekretaris PWNU Sumbar ini. 

Sang Pencerah Muslim

Ditambahkan Gusnaldi Saman, penggunaan bahasa jurnalistik memang berbeda dengan bahasa lisan atau bahasan keseharian.  Ciri utama bahasa jurnalistik adalah komunikatif  dan spesifik. 

Sang Pencerah Muslim

Komunikatif artinya langsung  ke pokok persoalan (straight to the point), bermakna tunggal, tidak konotatif, tidak berbunga-bunga, tidak bertele-tele, dan tanpa basa-basi. Sedangkan Spesifik artinya mempunyai gaya penulisan tersendiri, yakni kalimatnya pendek-pendek, kata-katanya jelas, dan mudah dimengerti orang awam.

“Seorang yang menulis berita harus memperhatikan ejaan yang disempurkan (EYD). Banyak berita dan tulisan yang ditolak redaktur untuk dimuat hanya gara-gara EYD-nya kacau. Kunci utama sukses menulis berita adalah banyak latihan. Wartawan pemula juga masih banyak yang keliru EYD-nya. Namun, karena sering diperbaiki, akhirnya terbiasa menggunakan EYD yang benar,” kata Gusnaldi Saman yang sering meraih lomba penulisan ini. 

Menurut Penanggungjawab Ketua Pokja RBM Pasbar Dramendra, pelatihan jurnalistik bagi peserta RBM dimaksudkan agar peserta memiliki wawasan jurnalistik, mampu menulis berita dan opini.

“Kita berharap, dengan kemampuan peserta RBM menulis dapat menginformasikan berbagai pembangunan di daerah nagari masing-masing. Banyak kegiatan positif yang dilakukan di masyarakat, tapi tidak terekspos ke publik media massa,” katanya.  

Dikatakan Dramendra didampingi Koordinator Media Alternatif RBM Sainel dan Bendahara RBM Nelfi Anggia, dari  narasumber Armaidi Tanjung dan Gusnaldi Saman, peserta tidak hanya mendapatkan ceramah, tapi langsung praktek menulis berita. Dari praktek tersebut, peserta langsung mengetahui kesalahan dalam menulis berita. Peserta dapat memperbaiki berita yang ditulis sehingga layak disiarkan.  

“Tema pelatihan, mari jadikan pelatihan sebagai media belajar yang efektif dalam menggali potensi diri dan mengembangkan kapasitas dalam melahirkan tulisan yang bermutu,” tambahnya.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Warta, Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Kamis, 27 April 2017

Jika Bukan PMII, IPNU-IPPNU Tak Ingin Ada Banom Baru

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Pusat IPNU dan IPPNU menyatakan siap menerima keputusan Muktamar ke-33 NU terkait opsi dimasukkannya kembali PMII menjadi salah satu badan otonom (Banom) NU. Namun jika PMII tidak jadi ditarik kembali, IPNU-IPPNU berharap tidak ada pembentukan Banom baru karena dalam dua organisasai pelajar NU itu sudah ada perangkat kaderisasi NU di lingkungan kampus.

Jika Bukan PMII, IPNU-IPPNU Tak Ingin Ada Banom Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Jika Bukan PMII, IPNU-IPPNU Tak Ingin Ada Banom Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Jika Bukan PMII, IPNU-IPPNU Tak Ingin Ada Banom Baru

Demikian dalam perbincangan Sang Pencerah Muslim dengan Ketua Umum PP IPNU Khairul Anam Harisah dan Ketua Umum PP IPPNU Faridah Farichah di ruang sekretariat Muktamar ke-33 kantor PBNU Jakarta, Selasa (31/3).

Menurut Khairul Anam Harisah, IPNU dan IPPNU sudah mempunyai PKPT atau Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi yang menangani kaderisasi NU di lingkungan kampus. PKPT ini merupakan inisiatif dari kader IPNU dan IPPNU setelah PMII menyatakan independen dari NU. Seperti diketahui, PMII juga dibentuk oleh para tokoh IPNU ketika itu.

Sang Pencerah Muslim

Farida mengatakan, hubungan PMII dan IPPNU maupun IPNU selama ini sudah berlangsung sangat baik. Beberapa kader IPNU atau PMII juga sekaligus kader IPNU atau sebaliknya. “PKPT itu terutama di kampus yang belum ada PMII,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Saat ini PKPT belum diatur secara ketat dalam peraturan ruah tangga IPNU maupun IPPNU. Menurut Anam, secara legal PKPT diatur dalam peraturan pimpinan wilayah. “Prakteknya PKPT IPNU di-SK-kan oleh Pimpinan Cabang atas rekomendasi Anak Cabang,” ujar Anam.

Ditambahkan, pada pertengahan Maret lalu, menyusul keinginan PBNU untuk menarik kembali PMII menjadi badan otonom, beberapa aktivis IPNU di kampus mengadakan silaturrahmi nasional (silatnas) dan ada 41 PKPT yang hadir.

PKPT merupakan kelanjutan dari jenjang kaderisasi di tingkat sekolah menengah. Para kader IPNU mengikuti kaderisasi pertama kali pada usia belasan tahun. “Kalau mengikuti seluruh proses kaderisasi sampai paripurna bisa sampai 11 tahun seperti saya, sampai selesai tugas akhir kuliah,” kata Anam.

Sementara itu Ketentuan dalam peraturan rumah tangga juga memberikan kelonggaran bagi IPNU maupun IPPNU untuk aktif di lingkungan kampus. Batas usia maksimal pimpinan cabang IPNU adalah 25 tahun, sementara untuk pimpinan wilayah 27 tahun, dan pimpinan pusat 29.

Farida Farichah mengatakan, PKPT IPPNU sudah ada di beberapa kampus, namun selama ini belum menjadi fokus garapan IPPNU. Jika NU menghendaki ada badan otonom formal yang menangani kampus, maka PKPT akan diintensifkan.

“Terkait PMII apakah kembali menjadi banom NU itu terserah muktamar dan PMII sendiri. Tapi jika tidak, tidak perlu ada banom baru. Itu akan menghabiskan energi yang besar,” katanya. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Kajian, Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock