Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 Februari 2018

PP LAZIS NU Jalin Kerjasama dengan PT Nutrifood Indonesia

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Pengurus Pusat Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZIS NU) menjalin kerjasama dengan PT Nutrifood Indonesia yang menjadi produsen susu Hilo Soleha. Perseroan terbatas yang beralamat di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta itu bermaksud mengadakan program donasi bertajuk "Penuhi Panggilanmu, Bagilah Sesamamu."

Surat perjanjian kerjasama ditandatangani di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (5/2), oleh Prof Dr KH Fathurrahman Rauf selaku Ketua PP LAZIS NU dan Nina Agustriana yang bertindak sebagai Brand Manager Divisi Tropicana Slim yang selanjutnya disebut Nutrifood.

PP LAZIS NU Jalin Kerjasama dengan PT Nutrifood Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
PP LAZIS NU Jalin Kerjasama dengan PT Nutrifood Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

PP LAZIS NU Jalin Kerjasama dengan PT Nutrifood Indonesia

Dalam surat perjanjian disebutkan, Nutrifood berhak menggunakan logo LAZIS untuk keperluan promosi program dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan LAZIS di seluruh Indonesia meliputi kegiatan edukasi, direct selling dan pemberian free sampling.

Sang Pencerah Muslim

Sementara dalam program "Penuhi Panggilanmu, Bagilah Sesamamu" itu LAZIS akan mengelola sumbangan sebesar Rp 500,- dari setiap penjualan 1 dus Hilo Soleha selama periode program.

Sang Pencerah Muslim

Kerjasama itu PP LAZIS NU dengan PT Nutrifood Indonesia itu berlaku efektif mulai 10 Januari hingga 10 April 2008 mendatang.

Ketua PP LAZIS NU Fathurrahman Rauf usai penandatangan mengatakan, kerjasama bisa diteruskan bahkan diperluas untuk produk-produk Tropicana Slim yang lainnya. "Ini akan menjadi kerjasama yang baik untuk kebaikan bersama," katanya. (nam)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Makam, Quote Sang Pencerah Muslim

Jumat, 09 Februari 2018

Tradisi Bermazhab di Masa Sahabat

Oleh Ahmad Nur Kholis



Dalam bidang pengambilan hukum agama, Nahdlatul Ulama sejak awal, bahkan sejak sebelum berdirinya telah memilih model pendekatan bermazhab. Di mana pemahaman terhadap agama Islam dilakukan dengan cara mengikuti apa yang telah dirumuskan para ulama terdahulu yang diyakini memiliki kemampuan untuk menggali sendiri hukum dari Al-Qur’an dan Hadits. Hal ini adalah dalam rangka menjaga pemahaman Islam relatif sama dengan apa yang dipahami para ulama salaf.

Tradisi Bermazhab di Masa Sahabat (Sumber Gambar : Nu Online)
Tradisi Bermazhab di Masa Sahabat (Sumber Gambar : Nu Online)

Tradisi Bermazhab di Masa Sahabat

Selain itu, pendekatan pemahaman semacam ini didasarkan pula pada realitas masyarakat Islam di masa para sahabat dan bahkan di masa Rasulullah sendiri.

KH M Tholchah Hasan mengutip dari Al-Amidi memaparkan bahwa sejak zaman sahabat dan tabiin, orang-orang awam selalu bertanya masalah hukum agama (Islam) kepada ulama mujtahid waktu itu. Dan para ulama mujtahid tersebut memberikan jawaban (fatwa) kepada orang awam yang bertanya tanpa menyebutkan dalil-dalilnya yang dipakai dasar fatwanya. Ulama-ulama pada waktu itu tidak menentang cara yang demikian. Kenyataan ini dapat dipandang sebagai ijma’ (kesepakatan) mereka, bahwa orang awam boleh mengikuti fatwa ulama meskipun tidak mengetahui dalil-dalil yang dipakainya sebagai dasar fatwa tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Realitas kehidupan keagamaan umat Islam di Hijaz pada zaman sahabat juga menunjukkan adanya mazhab yang berbeda-beda. Cukup lama masyarakat Islam Hijaz mengikuti fatwa atau mazhab Ibnu’ Umar radliyallahu ‘anh, sebagaimana halnya masyarakat Islam Irak cukup lama mengikuti mazhab Ibnu Mas’ud.

Demikianlah, alasan mengapa Ahlussunnah wal Jamaah memilih cara bermazhab sebagai pendekatan dalam memahami agama Islam. Pada saat ini, ada 4 (empat) Imam Mujtahid yang mazhabnya diikuti oleh mayoritas umat Islam (Sunni). Keempatnya adalah Imam Abu Hanifah an-Nu’man bin Tsabit (Kufah, 80 H - Baghdad 150 H); Imam Malik bin Anas bin Malik (Madinah, 93 H – 179 H); Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i (Ghazah, 150 H -Kairo, 204 H); dan Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal (Baghdad, 163 H – 241 H).

Sang Pencerah Muslim

Keempat mazhab tersebut dianggap yang lebih populer dan lebih mudah karena pendapat-pendapatnya terkodifikasikan dengan baik.

Di sisi lain, KH Achmad Shiddiq memaparkan bahwa dengan bermazhab bukan berarti telah mempertentangkan antara sistem ijtihad dan sistem taqlid melainkan lebih merupakan upaya memadukan keduanya dalam proporsi yang serasi. Masing-masing keduanya adalah sistem yang baik untuk digunakan oleh seorang Muslim dalam beragama. Hanya saja keduanya harus digunakan oleh orang yang tepat. Di satu sisi ijtihad terhadap Al-Qur’an dan Hadits sebagai sebuah upaya memahami Kalam Ilahi dan Sabda Nabi tidak bisa dilakukan oleh setiap orang. Di sisi lain seseorang tidak bisa malakukan taqlid kecuali mengacu pada pendapat seorang mujtahid.

KH Hasyim Asy’ari menyatakan bahwa Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman beragama seorang Muslim adalah sebuah keniscayaan. Namun memahami kedua sumber hukum Islam tersebut tanpa meninjau pendapat ulama terdahulu adalah sebuah kelalaian. Hadratussyekh kemudian menyatakan memilih taqlid kepada salah satu Imam Mazhab yang empat (madzahib arba’ah) karena ia mengakui hanya menguasi sekitar 19 (sembilan belas) macam ilmu dari 22 (dua puluh dua) ilmu yang harus dikuasai seorang mujtahid.

Dengan menganalisis pemberian restu Rasulullah terhadap Sahabat Mu’adz bin Jabal untuk berijtihad, maka dapat diambil kesimpulan:

Pertama, bahwa yang berijtihad adalah seorang yang kemampuannya seperti Sahabat Mu’adz bin Jabal. Tidak semua orang seperti beliau. Kedua, perkara yang diijtihadi adalah hal-hal yang tidak ada nash-nya secara sharih dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ketiga, hasil ijtihad sahabat Mu’adz ditujukan untuk diikuti masyarakat Yaman. Karena dirinya diutus untuk mengajarkan Islam di sana. Dan bukannya untuk menjadikan masyarakat Yaman sebagai mujtahid semua apalagi dalam waktu singkat.

Dari ketiga hal diatas maka dapat dipastikan bahwa setidaknya untuk beberapa waktu lamanya, sahabat Mu’adz ada di Yaman, beliau menjadi mujtahid sedangkan masyarakatnya menjadi muallid.

Wallahu a’lam

Disarikan dari buku:

Ahlussunnah wal Jamaah dalam Tradisi dan Persepsi NU karya KH Muhammad Tolchah Hasan

Risalah Ahlussunnah wal Jamaah karya KH Muhammad Hasyim Asy’ari

Khittah Nahdliyah karya KH Achmad Shiddiq

NU, Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru karya Martin van Bruinnessen

Penulis adalah warga NU, tinggal di Karangploso, Malang, Jawa Timur.



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Quote Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 03 Februari 2018

Menag Bertemu Menteri Haji Saudi Bicarakan Pelayanan

Jakarta, NU.Online
Menteri Agama, Said Agil Al Munawar mengadakan pertemuan dengan Menteri Haji Saudi, Amin Madani, untuk berbicara seputar pelayanan pemerintah Saudi terhadap jamaah haji Indonesia di kantor menteri haji Saudi, Jeddah, Minggu (8/2), seperti dilaporkan situs Informasi Haji di Jakarta, Senin.

Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu juga dihadiri oleh Dirjen BPIH Taufiq Kamil, Kabid Haji Muslim Nasution, sementara dari Arab Saudi hadir juga divisi umroh Prof Mohammad Banten.

Menteri haji Arab Saudi Amin Iyad Madani mengucapkan selamat dan sukses atas perjalanan misi haji Indonesia.  "Menteri haji Arab Saudi tak lupa menyampaikan taziah atau bela sungkawa atas meninggalnya 56 jamaah haji Indonesia di jumrah Aqabah Mina," kata Said Agil Husin Almunawar.

Sebagai bentuk evaluasi, menteri haji Arab Saudi  menanyakan pelayanan yang mereka berikan termasuk pelayanan di Arafah dan Mina. "Kami katakan bahwa pelayanan mereka cukup baik," katanya.

Pertemuan tingkat menteri ini juga menyinggung banyaknya jamaah umrah yang memperpanjang keberadaannya di Arab Saudi untuk ikut berhaji secara ilegal. "Mestinya perjalanan umroh paling lambat 30 Ramadhan harus selesai. Hal ini cukup mengganggu kementrian haji Saudi," kata Said Agil.  Untuk itu, Depag akan mengambil langkah menutup beberapa biro perjalanan haji yang bandel itu.

Menurut catatan mentri Haji Saudi jumlahnya jamaah overstay mencapai 15.485 orang, atau 32,91 persen dari jumlah jemaah yang melanggar yang mencapai 50 ribu orang.  Kementrian Haji Saudi, kata menag, bertekad mengambil tindakan tegas yaitu memberi denda kepada perusahaan yang jamaahnya overstay.

"Perlu ada kerjasama konkret agar tidak terjadi overstay ini. Kita sudah larang dan masih juga dari berbagai jalur mereka lakukan. Yang melapor resmi itu ada 11 ribu orang. Jika masih terjadi pelanggaran, kita cabut ijinnya," kata Menag.

Onimah dinyatakan sebagai jenazah yang belum dikenal

Ditanya kemungkinan masih ada lagi jamaah yang belum diidentifikasi, Shufi berkata, mudah-mudahan jumlah yang 56 ini jumlah yang terakhir, sebab Daker Mekkah masih belum menerima laporan dari ketua kloter ihwal jamaah yang hilang. Dengan ditemukannya lagi dua jenazah korban jamarat, total jamaah Indonesia yang meninggal di musibah jumrah Aqabah Mina mencapai 57 orang. Jumlah itu terdiri dari 56 jamaah Indonesia yang memegang paspor haji dan satu lagi warga Indonesia yang bermukim di Arab Saudi atas nama Sukasto.

Sufi juga mengatakan sempat melihat lagi nomor gambar nomor 206 dan 207. "Gambar itu kita ragukan karena mirip orang Indonesia, tetapi setelah ditelusuri, gambar nomor 206 itu ternyata atas nama Azizah, yang sudah diidentifikasi dan termasuk dalam identifikasi 54 jenazah jamaah Indonesia. Begitupun gambar nomor 207 yang ternyata atas nama Ruswati yang juga sudah masuk daftar," katanya.

Jenazah Akum sudah lebih dulu dimakamkan setelah keluarga korban mengenali gambar dan tirkah yang disimpan pengelola kamar jenazah. Sedangkan jenazah Ronimah dimakamkan setelah identifikasinya bisa dilakukan. (atr/che)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Nasional, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Menag Bertemu Menteri Haji Saudi Bicarakan Pelayanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Menag Bertemu Menteri Haji Saudi Bicarakan Pelayanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Menag Bertemu Menteri Haji Saudi Bicarakan Pelayanan

Kamis, 18 Januari 2018

Moderatisme Islam ala Kiai Ahmad Shiddiq, Seperti Apa?

Tangerang Selatan, Sang Pencerah Muslim

Akar istilah Islam moderat sudah ada dalam sejarah masyarakat Indonesia, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). Istilah tersebut semakin menonjol manakala KH Ahmad Shiddiq menggunakannya di dalam bukunya Khittah Nahdliyyah yang terbit tahun 1977 dan buku Islam, Pancasila, dan Ukhuwwah Islamiyyah tahun 1985. 

Demikian pemaparan Ahmad Najib Burhani saat menjadi narasumber dalam diskusi yang diselenggarakan Islam Nusantara Center di Ciputat, Sabtu (25/11).  

Menurut Najib, Kiai Ahmad Shiddiq menggunakan empat kriteria untuk memaknai Islam moderat yaitu tawasuth, itidal, tawazun, dan tasamuh.  

Moderatisme Islam ala Kiai Ahmad Shiddiq, Seperti Apa? (Sumber Gambar : Nu Online)
Moderatisme Islam ala Kiai Ahmad Shiddiq, Seperti Apa? (Sumber Gambar : Nu Online)

Moderatisme Islam ala Kiai Ahmad Shiddiq, Seperti Apa?

Dulu pada masa Al Ghazali, Islam moderat muncul dari dua isu yang berkembang, yaitu kelompok rasionalis dan tradisionalis. Al Ghazali menempatkan Islam moderat berada di tengah-tengah dua kelompok tersebut.  Akan tetapi, konsep Islam moderat terkadang menjurus kepada sikap pragmatis dan kompromis. 

"Karena itu saya mencoba melihat ummatan wasathan menurut Kiai Ahmad Shiddiq dengan pendekatan yang disampaikan oleh Michel Foucault,” tuturnya.

Sang Pencerah Muslim

Najib mengemukakan, yang dimaksud moderat itu bukan hanya ditengah tetapi juga kemampuan untuk mengontrol sifat nafsu yang berlebihan baik yang ekstrim kiri liberal ataupun yang ekstrim kanan tekstual. 

"Inilah mengapa Kiai Ahmad Shiddiq ini menggunakan istilah tawassuth dikombinasikan dengan itidal dan tawazun," imbuhnya.

Di NU, moderatisme Islam mengacu pada akidah Asyariyah, tasawuf Ghazaliyah, dan fikih empat imam madzhab.  

Bagi Najib, untuk mengukur moderatisme Islam seseorang bisa dilihat dari cara pandangnya terhadap Islam, implementasi Syariat Islam, dan terorisme. 

"Jika anda tidak setuju dengan hal tersebut, anda bisa dikatakan sebagai moderat. Ini yang terjadi sekarang," katanya. 

Sang Pencerah Muslim

Meski demikian, ia menilai moderatisme Islam di Indonesia masih samar dalam beberapa persoalan seperti isu Ahmadiyah, LGBT, dan pornografi. Di dalam hal ini, mereka yang mengaku cinta tanah air bisa bergabung dengan Islam garis keras.

"Ini seakan menjadi common undestanding pada masyarakat Islam Indonesia bahwa yang moderat itu yang mendukung NKRI," lanjutnya. (Red: Muchlishon Rochmat)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Kiai, Internasional Sang Pencerah Muslim

Jumat, 12 Januari 2018

Mantan Ketua IPNU Padangpariaman Pimpin Pondok Al-Quran Darul Hikmah

Padangpariaman, Sang Pencerah Muslim. Mantan Ketua IPNU kabupaten Padang Pariaman Aznam Tuanku Bagindo Batuah diamanahkan menjadi ketua pesantren Al-Quran Darul Hikmah kecamatan Enam Lingkung kabupaten Padangpariaman. Ke depan ia akan memimpin pondok yang melatih calon-calon hafizh kontestan MTQ.

Mantan Ketua IPNU Padangpariaman Pimpin Pondok Al-Quran Darul Hikmah (Sumber Gambar : Nu Online)
Mantan Ketua IPNU Padangpariaman Pimpin Pondok Al-Quran Darul Hikmah (Sumber Gambar : Nu Online)

Mantan Ketua IPNU Padangpariaman Pimpin Pondok Al-Quran Darul Hikmah

Menurut Aznam, kegiatan pondok Darul Hikmah sekarang berbeda dengan aktivitas sebelumnya. Dulu pondok hanya aktif melatih calon-calon hafiz yang dipertandingkan menjelang pelaksanaan MTQ di kabupaten Padangpariaman dan tingkat Sumatera Barat. Jika tidak ada persiapan MTQ, maka kegiatan pondok Darul Hikmah ini juga berhenti.

"Mulai periode kepengurusan ini, kegiatan belajar di pondok Darul Hikmah akan dilakukan secara berkala. Apakah setiap pekan, atau dua kali sepekan, nanti disepakati dalam rapat pengurus. Yang penting kegiatan pendalaman baca Al-Quran dilakukan secara rutin, terprogram dan tersistematis," kata Aznam kepada Sang Pencerah Muslim, Jumat (19/6).

Sang Pencerah Muslim

Aznam yang juga Kepala Tata Usaha Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan kecamatan Enam Lingkung, dilantik pada Rabu (17/6). Tampak hadir pada pelatihan ini Camat Enam Lingkung Irsyaf Bujang dan Kepala KUA Enam Lingkung Kasmir Diram.

Sang Pencerah Muslim

Menurut keduanya, pondok Al-Quran Darul Hikmah merupakan lembaga agama dengan masa bakti empat tahun.

"Mereka bekerja hanya dengan ikhlas. Tidak ada gaji yang akan diharapkan, selain dari pengabdian yang tulus karena Allah Swt," kata mereka.

Dengan hadirnya pondok ini, Enam Lingkung ke depan bisa diharapkan menjadi “kota santri”. "Apalagi, Yuleni penyuluh agama fungsional teladan Sumatera Barat yang memfasilitasinya, tentu sebuah harapan besar dalam mewujudkan apa yang menjadi keinginan semua masyarakat Enam Lingkung," kata Kasmir. (Armaidi Tanjung/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Kajian Islam, Internasional Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 06 Januari 2018

PMII Hasyim Asy’ari Rutin Berlatih Jurnalistik

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jombang rutin melatih anggotanya dalam dunia tulis-menulis dalam bidang jurnalistik setiap bulan pada pekan terahir.?

Rifqie Nurul Hidayat, Ketua Komisariat PMII Hasyim As’ari mengungkapkan, rutinitas ini untuk membangkitkan kembali semangat tulis menulis di mahasiswa prgerakan.?

PMII Hasyim Asy’ari Rutin Berlatih Jurnalistik (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Hasyim Asy’ari Rutin Berlatih Jurnalistik (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Hasyim Asy’ari Rutin Berlatih Jurnalistik

Ia menilai kegiatan tulis menulis ahir-ahir ini sudah tidak banyak diminati oleh para aktivis. “Ahir-ahir ini warga nahdliyin atau bahkan aktivis PMII sendiri sangat minim tradisi tulis menulis,” katanya saat memberikan arahan di depan peserta sekolah jurnalistik, Kamis (3/12) siang.

Sang Pencerah Muslim

Rifqi, panggilan akrabnya menambahkan, selain untuk menumbuh kembangkan minat tulis anggota dan pengurus setiap Rayon. Juga sebagai wujud nyata dari visi misi komisariat ini, yaitu mengorbitkan tiga tradisi yang memang harus dimiliki oleh mahasiswa.?

“Kita memang memilki visi misi menjalankan budaya membaca, diskusi dan menulis, tiga budaya ini yang seharusnya dimilki oleh mahasiswa pergerakan,” pungkasnya.?

Sang Pencerah Muslim

Lebih lanjut Ketua Panitia kegiatan, Misrum Al Mathuty menandaskan bahwa selama ini para aktivis lebih memilih berdemonstrasi untuk menyampaikan aspirasinya dan mengenyampingkan media tulisan. “Agar aktivis tidak hanya disibukkan dengan aktivitas turun jalan tapi juga pengawalann dengan wujud tulisan,” tandasnya.

Sebagai pembicara pengurus komisariat mendatangkan dari Media Grup Tebuireng, Ahmad Fauzan. Ia menjelaskan bekal sebagai jurnalis profesional dan tata cara menulis karya ilmiah yang baik dan benar.?

Fauzan juga mengimbau untuk jurnalis pemula harus banyak belajar dan tekun manulis. “pekerjaan menulis sebenarnya hal yang sangat menyenangkan jika terus ditekuni, tidak ada yang instan semuanya butuh proses,” terangnya.?

Acara yang bertajuk “Aktivis Melek Literasi” ini diikuti kurang lebih dari 20 mahasiswa. Menurut pantauan Sang Pencerah Muslim mereka sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut hingga rampung.?

Zahara Luthfiyah, salah satu peserta sekolah jurnalistik mengungkapkan rasa senangnya mengikuti kegiatan ini. “senang sekali saya mengikuti dari awal, sebab saya sendiri sangat tertarik untuk mengembangkan kreatifitas tulis menulis,” katanya. (SyamsulAbdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Internasional Sang Pencerah Muslim

Jumat, 29 Desember 2017

Hadiah Umroh Pacu Semangat Ngaji Tilawah di Jember

Jember, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 11 peraih juara MTQ tingkat kabupaten berhak menerima hadiah perjalanan ibadah umroh dari Pemkab Jember. Pemberian hadiah semacam ini menjadi salah satu bentuk upaya Pemkab Jember dalam meningkatkan prestasi ilmu agama di kalangan warga.

Hadiah Umroh Pacu Semangat Ngaji Tilawah di Jember (Sumber Gambar : Nu Online)
Hadiah Umroh Pacu Semangat Ngaji Tilawah di Jember (Sumber Gambar : Nu Online)

Hadiah Umroh Pacu Semangat Ngaji Tilawah di Jember

“Kami harus menghargai orang-orang yang berprestasi di bidang keagamaan. Ini sekaligus untuk memacu warga agar mencintai nilai-nilai Islam,” ujar Kabag Kesra Pemkab Jember Imam Bukhari kepada NU Onilne di kantornya, Kamis (26/6).

Menurut Bukhari, pihaknya akan terus memberikan rangsangan kepada warga untuk terus meningkatkan prestasi di bidang kesenian Islam melalui berbagai lomba keagamaan  dan kegiatan lainnya.

Sang Pencerah Muslim

“Jember mempunyai potensi  besar meraih prestasi di bidang MTQ. Buktinya dalam setiap even regional maupun nasional, delegasi Jember selalu kebagian juara. Kepada mereka inilah kami harus memberi apresiasi,” ucapnya.

Pemkab Jember memberikan hadiah umroh kepada sebelas orang juara pertama di sebelas cabang MTQ 2014. Bupati juga memberikan hadiah tabungan kepada 24 orang peraih juara lainnya di ajang tersebut. Masing-masing mendapat sebesar Rp 5 juta. Even MTQ itu sendiri diikuti 383 peserta dengan kategori pelajar SD, SMP, SMU, mahasiswa, dan peserta Umum (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Hikmah, Aswaja, Internasional Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock