Tampilkan postingan dengan label Warta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Warta. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Maret 2018

PCNU Nias Selatan Khitankan Puluhan Anak Yatim

Nias Selatan, Sang Pencerah Muslim - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Nias Selatan mengadakan aksi sosial dalam bentuk khitanan massal bagi anak-anak yatim dan fakir miskin di gedung Madrasah Ibtidaiyah Negeri Telukdalam, Nias Selatan, Ahad (25/12). Pihak PCNU Nias Selatan merekrut 40 anak yatim untuk dikhitan.

Aksi sosial ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan shalawat badar. Acara ini dilanjutkan dengan penyampaian taushiyah oleh H Dedi Iswandy yang ditutup dengan do’a oleh Rais Syuriyah PCNU Nias Selatan Ahmad Yunan Waruwu.

PCNU Nias Selatan Khitankan Puluhan Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Nias Selatan Khitankan Puluhan Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Nias Selatan Khitankan Puluhan Anak Yatim

Ketua Panitia Pelaksana Sulaiman Waruwu melaporkan, donasi yang terkumpul dari kegiatan khitanan massal ini sebesar Rp. 11.510.000 yang berasal dari pengurus harian NU Nias Selatan, beberapa instansi, dan para dermawan. Bantuan juga datang dari rumah makan yang menyediakan makanan, para tenaga medis yang mengurangi biaya khitan sehingga harga terjangkau.

Sang Pencerah Muslim

“Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu suksesnya acara khitan massal ini. Semoga Allah membalasnya,” kata Sulaiman.

Aksi sosial ini dihadiri oleh pengurus harian PCNU Nias Selatan, unsur parpol, MUI Nias Selatan, perwakilan Muhammadiyah Nias Selatan, Tokoh Masyarakat Telukdalam, dan tokoh-tokoh lain.

Ketua PCNU Nias Selatan Amsir Siregar mengatakan, aksi sosial ini adalah sebagian dari program kerja PCNU Nias Selatan. Sejak Konfercab II PCNU Nias Selatan sudah beberapa kali melaksanakan kegiatan termasuk khataman Al-Qur’an yang dipusatkan di Masjid Agung Ar-Rahman.

Sang Pencerah Muslim

“Pelaksanaan khitanan massal ini salah satu upaya yang direncanakan untuk membantu sebagian para orang tua dan anak-anak yatim-piatu untuk melaksanakan khitanan. Kegiatan ini takkan terselenggara tanpa bantuan pihak lain. Hal ini sesuai prinsip NU at-taawun, yakni tolong-menolong, setia kawan, gotong-royong utamanya dalam kebaikan dan takwa,” kata Amsir.

Usai acara pembukaan jam 10.00 WIB, khitanan massal segera dilangsungkan oleh para tenaga medis di bawah Koordinator Arianti Waruwu. (Red Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta Sang Pencerah Muslim

Kamis, 08 Maret 2018

Evaluasi Diri dengan Model Kinerja Mesin

Oleh Rulli Rachman



“Anda tidak bisa mengendalikan sesuatu yang tidak bisa Anda ukur”. Kata-kata tersebut saya kutip dari perkataan dosen saya waktu kuliah, Dr. Zainal Abidin. Filosofi utama dari kalimat tersebut adalah bahwa pengukuran itu penting. Konsep pengukuran ini saya kaitkan dengan pentingnya mengukur diri, mengevaluasi diri, sudah sejauh manakah keimanan kita. Imam Al Ghazali menuturkan ada 3 (tiga) jenis iman yakni iman awami (iman-nya orang awam), Iman mutakalimin dan Iman yang hakiki. Apakah keimanan kita masih dalam taraf sekedar percaya atau sudah berkembang dalam implementasi kehidupan sehari-hari? Termasuk kategori yang manakah iman kita berada? 

Evaluasi diri berarti melakukan pengukuran seberapa banyak amal yang kita perbuat. Lho kenapa kok jadi berhitung soal amal kita? Bukankah beramal itu harus ikhlas, tanpa pamrih dan tidak berhitung? Betul. Perhitungan pahala dan ganjaran itu tetap merupakan hak prerogratif Allah. Penekanan pengukuran amal ini lebih kepada optimasi, seberapa efisien kita dalam beribadah dan beramal. Untuk mengetahui seberapa efisien suatu proses, dikenal istilah efisiensi. Efisiensi biasa didefinisikan sebagai perbandingan langsung antara output dan input. Dalam ilmu mesin, efisiensi adalah perbandingan antara daya masuk dan daya keluaran. Ada tiga jenis mesin konversi energi yang akan saya gunakan sebagai pemodelan di sini dan kaitannya dengan evaluasi diri. 

Evaluasi Diri dengan Model Kinerja Mesin (Sumber Gambar : Nu Online)
Evaluasi Diri dengan Model Kinerja Mesin (Sumber Gambar : Nu Online)

Evaluasi Diri dengan Model Kinerja Mesin

Model yang pertama adalah boiler atau biasa disebut ketel uap. Efisiensi boiler dihitung dari berapa jumlah energi dari bahan bakar yang dikonversikan menjadi uap. Bahan bakar boiler bisa berupa batu bara atau HSD (high speed diesel). Seandainya daya masuk itu 100 persen maka daya output biasanya tidak penuh seratus persen lagi. Mungkin hanya berkisar 60 sampai 70 persen. Ke mana sisanya 30–40 persen lagi? Itu yang disebut rugi-rugi atau lossess. Losses atau kerugian ini salah satunya dikonversi menjadi asap (gas) buang.

Dari situ, filosofi sederhana dalam mengoperasikan mesin adalah memperoleh daya output semaksimal mungkin dengan meminimalisasi rugi-rugi. Rugi-rugi ini tidak mungkin dihilangkan sama sekali.

Berkaca dari proses konversi energi pada boiler tersebut, kita bisa menganalogikan proses ibadah kita sehari-hari. Apakah sudah efisien ibadah dan amalan kita? Apabila kita mengerjakan shalat tapi tetap berbuat maksiat maka terbentuk losses atau rugi-rugi tadi. Apabila kita sedang berpuasa tapi tetap bergunjing, membicarakan aib orang lain maka terbentuk juga rugi-rugi tadi. Apabila kita bersedekah dalam nominal yang tidak sedikit tapi diiringi dengan rasa pamrih, ingin dipuji sebagai orang yang dermawan maka terbentuk pula rugi-rugi tadi. Semakin banyak rugi-rugi yang terjadi maka semakin tidak efisien ibadah kita. 

Sang Pencerah Muslim

Padahal yang kita tuju adalah 100% ibadah murni karena Allah SWT. Bayangkan apabila kita merasa sudah semaksimal mungkin dalam beribadah tapi nyatanya yang diterima hanya sekitar 20-30% saja, selebihnya menguap karena faktor riya’, hasud, dengki dan penyakit hati lainnya. Wallahualam.

Sang Pencerah Muslim

Model yang kedua adalah jenis mesin diesel. Kinerja mesin dihitung dari spesific fuel consumption (SFC). SFC adalah  perbandingan antara bahan bakar yang dikonsumsi mesin dan daya output yang dihasilkan. Secara rumus, SFC ini kebalikan dari efisiensi. Semakin besar angka SFC maka semakin tidak efisien mesin diesel tersebut. Bahan bakar yang kita konsumsi ibaratnya adalah ilmu pengetahuan yang kita peroleh. Semakin banyak ilmu yang kita dapat, apabila proses penyerapannya terlaksana dengan baik niscaya daya output pun akan maksimal. Tapi apakah yang terjadi sebaliknya? Kita mendapat ilmu yang begitu melimpah, rajin menghadiri majelis taklim, banyak membaca buku dan sebagainya, tapi sangat sedikit yang kita amalkan. Sungguh sangat disayangkan.

Lalu model kinerja mesin apa yang cocok untuk diterapkan? Kita bisa mengambil contoh mesin pompa. Secara teoritik, Umur pompa yang dioperasikan pada 50% kondisi operasi ideal akan memiliki persentase maksimal umur lebih tinggi dibandingkan dengan yang dioperasikan pada kondisi 30% saja. Dengan kata lain umur pompa lebih panjang apabila pompa bekerja optimal, tidak setengah-setengah.

Seperti layaknya pompa, seharusnya kita bisa beribadah dan beramal semaksimal mungkin dengan menggunakan apa-apa saja yang sudah disediakan oleh kita. Kita dikaruniai tubuh yang sehat maka maksimalkan dengan shalat, tidak hanya shalat wajib tapi juga shalat sunnah dan tahajud. Kita dianugerahi harta yang berkecukupan maka segera tunaikan zakat, berangkat umrah dan niatkan berhaji. Kita dianugerahi mata yang jernih maka gunakanlah untuk melihat hal-hal yang baik. Kita dianugerahkan sepasang tangan dan sepasang kaki, maka gunakanlah untuk melangkah ke tempat-tempat yang diridhai-Nya dan gunakan tangan untuk menuliskan kebenaran. Sejatinya, segala apa yang melekat pada tubuh kita dan juga apa saja yang kita dapatkan itu wajib disyukuri. Dan mengoptimalkan pemberian-pemberian Allah tadi adalah salah satu dari implementasi bersyukur. Wallahualam, semoga kita diberi kemudahan. 

Penulis adalah penggemar kopi, bola dan pemerhati dunia literasi 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Rabu, 07 Februari 2018

Tradisi Haul, Media Penyambung Sanad Keilmuan

Sidoarjo, Sang Pencerah Muslim. Haul para pendiri dan masyayikh pesantren telah menjadi tradisi turun temurun, yang selalu melibatkan para alumni dan masyarakat luas. Kegiatan tersebut memiliki banyak makna terutama memastikan sanad keilmuan.

Hal ini disampaikan H Saifullah Yusuf pada Haul Rajabiyyah Masyayikh Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Rabu (26/4) malam. Para masyayikh pesantren adalah KHR Khozin Khoiruddin, KHR Moch Abbas Khozin, KHR Abdul Mujib Abbas, KH Busyro Azhari, KH Ach Farkhan Bakri.

Tradisi Haul, Media Penyambung Sanad Keilmuan (Sumber Gambar : Nu Online)
Tradisi Haul, Media Penyambung Sanad Keilmuan (Sumber Gambar : Nu Online)

Tradisi Haul, Media Penyambung Sanad Keilmuan

Salah seorang Ketua PBNU ini mengatakan bahwa para masyayikh Al-Khoziny merupakan ulama yang memiliki ikatan kuat dalam sanad keilmuan, sekaligus pengamal ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.?

"Kiai Khozin adalah ulama yang satu generasi dengan Syaikhona Kholil Bangkalan, bahkan keduanya tercatat memiliki ikatan guru dan santri," katanya.

Sanad ilmu dalam praktik keagamaan itu penting agar yang dilakukan tidak jauh, bahkan tersesat dari jalan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. "Karena itu, perlu hati-hati memilih calon guru di tengah kehidupan, terlebih semakin sedikit ulama yang betul-betul memiliki integritas keilmuan serta kezuhudannya," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Sang Pencerah Muslim

Hubungan Kiai Khozin dengan Syaikhona Kholil memungkinkan ada ketersambungan sanad dengan santri lainnya, seperti Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asyari, KH Abdul Wahab Chasbullah dan para sesepuh kiai lain.?

Sang Pencerah Muslim

"Bahkan dengan Kiai Hasyim dipastikan memiliki kedekatan lebih sebagai alumni Pesantren Siwalan Panji asuhan Kiai Yakub, serta sama-sama anak menantu," jelasnya.

Karena itu, Wakil Gubenur Jatim ini berharap kehadiran pada kegiatan haul memberikan keberkahan termasuk anak dan keluarga. "Bukan saja keberkahan hidup, tapi kelak mendapat syafaat karena berkah para ulama pesantren yang haulnya diperingati sekaligus sanad ilmu mereka sampai pada baginda Nabi Muhammad SAW," katanya.

Haul ke-73 masyayikh Al-Khoziny juga menghadirkan KH. Abdul Qayyum Manshur dari Lasem dan Habib Taufiq al-Seqaf dari Pasuruan sebagai penceramah. (Rof Maulana/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Warta Sang Pencerah Muslim

Senin, 05 Februari 2018

Minimnya Terbitan Karya Ulama Nusantara Jadi Keprihatinan

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Sekitar 40 penulis potensial bertemu di Pesantren Al-Aziziyah Denanyar Jombang Jawa Timur, Sabtu (21/12). Kegiatan ini dikemas dalam acara temu wicara dan menghadirkan pembicara yakni Ahmad Baso, KH Aziz Masyhuri, Prof Dr KH Imam Suprayogo serta Sulaimaniyah Turki.

Dalam paparannya, Ahmad Baso tidak bisa menyembunyikan keprihatinan lantaran sangat terbatasnya karya ulama Nusantara yang diterbitkan.?

Minimnya Terbitan Karya Ulama Nusantara Jadi Keprihatinan (Sumber Gambar : Nu Online)
Minimnya Terbitan Karya Ulama Nusantara Jadi Keprihatinan (Sumber Gambar : Nu Online)

Minimnya Terbitan Karya Ulama Nusantara Jadi Keprihatinan

"Kita prihatin karena masih belum banyak kitab ulama Nusantara yang diterbitkan karena berbagai hal, katanya. "Padahal dulu ulama kita jadi rujukan di Haramain," lanjut penulis buku NU Studies ini.

Sang Pencerah Muslim

Sedangkan Kiai Aziz Masyhuri mengharapkan kegiatan di pesantren yang diasuhnya mampu menumbuhkan semangat menulis. Bahkan khusus untuk kegiatan temu wicara, kiai produktif ini mengharapkan bisa terselenggara lebih besar.?

Sang Pencerah Muslim

"Kita berkumpul di sini semoga bisa menjadi awal mengumpulkan para penulis muslim nusantara dan kegiatan ini dapat dilaksanakan secara nasional tahun depan," katanya.

Rektor UIN Maliki, Prof Dr KH Imam Suprayogo mengingatkan bahwa kesadaran membuat tulisan dan menata koleksi buku telah tumbuh di kalangan non sunni.?

"Selain kelompok Wahhabi, juga ada kelompok syiah yang demikian ? luar biasa," terangnya. Dalam keseharian, mereka menerjemahkan karya-karya ulama syiah.?

"Saya beberapa kali ke Iran dan mengunjungi perpustakaan di samping Imam Ali Rido," akunya. Luas perpustakaan itu sampai tiga hektar. "Kalau kita mencari buku, maka yang melayani adalah robot," katanya. Tidak itu saja, ? koleksi kitab, buku, majalah dan sejenisnya bisa sampai 2.500.000 judul," katanya penuh rasa kagum.?

Sekedar membandingkan, perpustakaan modern adalah Dha yang berada di Iran serta ? di Deft, Belanda. Kelebihan di sana pelayanannya ? luar biasa.?

Prof Imam juga mengatakan bahwa tugas seorang imam di syiah adalah menulis. Setelah itu seluruh karya para imam itu diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan disebarkan.?

"Makanya, agar anak-anak kita tidak menjadi wahhabi dan syiah, ayo menulis," tantangnya. "Semakin produktif, semakin baik!" lanjutnya.?

Imam Suprayogo yang juga salah seorang Rais PWNU Jatim ini.bahkan menyatakan bersyukur karena sudah mengawali tradisi menulis ini. Setidaknya, kini ia telah menulis 2100 makalah dan artikel. Ia juga menerbitkan ? 20 judul buku.?

"Setiap hari bakda shubuh saya minimal menulis 4 halaman tanpa berhenti," katanya. ?

"Nah saya membayangkan seandainya kita semua menulis rutin seperti ini dan terus kontinyu, maka akan ? luar biasa hasilnya!" Katanya Karena dalam pandangannya, keilmuan orang-orang Indonesia juga bagus.?

Karena itu Prof Imam sangat mengapresiasi upaya dari KH Aziz Masyhuri untuk mengumpulkan para penulis dan harus dilanjutkan. "Ini tradisi halaqah yang harus terus dipertahankan," tukasnya. (syaifullah/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Daerah, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Minggu, 28 Januari 2018

10 Alasan Pentingnya Memperingati Maulid Nabi (2)

Alasan ketiga mengapa harus memperingati hari maulid adalah bahwa Rasulullah saw sendiri mementingkan berpuasa pada hari tersebut. Yaitu setiap hari senin seperti yang diriwayatkan oleh Abi Qatadah dalam Imam Muslim;

عَنْ اَبِيْ قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ اْلِاثْنَيْنِ ØŸ فَقاَلَ ذَلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ اَوْ اٌنْزلَ عَلَيَّ فِيْهِ.  Dari Abu Qotadah r.a, sesungguhnya Rosulululloh SAW ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab : "Hari Senin adalah hari lahirku, hari aku mulai diutus atau hari mulai diturunkannya wahyu". (HR Muslim)

10 Alasan Pentingnya Memperingati Maulid Nabi (2) (Sumber Gambar : Nu Online)
10 Alasan Pentingnya Memperingati Maulid Nabi (2) (Sumber Gambar : Nu Online)

10 Alasan Pentingnya Memperingati Maulid Nabi (2)

Sabda ‘yauma wulidtu fihi (itu adalah hari aku dilahirkan)’ adalah kalimat yang menekankan betapa hari tersebut sangatlah berharga bagi Rasulullah saw. sehingga beliau berpuasa di hari itu. Meskipun tidak ada perintah langsung dari Rasulullah mengenai penghormatan tersebut, tetapi bagi umat yang tahu diri tentunya hadits tersebut telah cukup menjadi tanda.

Alasan keempat adalah bahwa Rasulullah saw sangat mementingkan nilai kesejarahan sebuah kejadian. Sebagaimana beliau sadari bahwa waktu tidak mungkin kembali lagi. Manusia hanya bisa mengingat momentum tersebut dan menjadikannya sebagai ‘ibroh’ pelajaran di masa kini dan masa depan.

Oleh karena itulah Rasulullah saw menganjurkan umatnya untuk berpuasa di hari 10  bulan Muharram (asyuro’) untuk memeringati kemenangan Nabi Musa as ata raja Fir’aun. Demikian tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhu dalam Shahih Bukhari No 1900,

قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِيْنَةَ فَرَأَى اليَهُوْدَ تَصُوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاء فَقَالَ:ماَ هَذَا؟ قَالُوْا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللهُ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوْسَى. قَالَ: فَأَناَ أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ. فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Sang Pencerah Muslim

Tatkala Nabi Shallallahu’alaihi wasallam datang ke Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa ‘alaihissalam berpuasa pada hari ini. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi). Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya”. [HR Al Bukhari]

Kesadaran Rasulullah saw atas pentingnya nilai sejarah haruslah kita teladani. Diantara bukti peneladanan tersebut dengan mengadakan peringatan maulid nabi. Karena yang demikian itu sungguh akan mengingatkan kita pada terbitnya ‘cahaya’ yang menginari jagad raya.

 

Redaktur: Ulil Hadrawy.

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Makam Sang Pencerah Muslim

Rabu, 17 Januari 2018

Menyingkap Berkah Kabah

Orang yang mengetahui sejarah Kabah tak akan membantah bahwa dari sembilan keajaiban dunia, Baitullah (rumah Allah) adalah tempat yang paling ajaib. Bangunan berukuran 12,84 meter (sisi timur laut), 12,11 meter (sisi barat daya), 11, 28 meter (sisi barat laut), dan 11,53 meter (sisi tenggara) itu, menyedot perhatian banyak orang. Bahkan pemerintah negara-negara Muslim mencurahkan perhatian khusus, dan sudah berlangsung dari masa ke masa.

Lembah tandus, sempit --tidak lebih dari 700 langkah pada awalnya-- dengan dikelilingi gunung cadas dan tidak ditumbuhi pepohonan, sebelum kedatangan Nabi Ibrahim dan Ismail jauh dari hiruk pikuk manusia. Tak ada aktivitas manusia, bahkan burung-burung pun enggan hinggap di lembah tersebut karena memang untuk mendapatkan air saja sangat sulit.

Menyingkap Berkah Kabah (Sumber Gambar : Nu Online)
Menyingkap Berkah Kabah (Sumber Gambar : Nu Online)

Menyingkap Berkah Kabah

Saat ini, tanah tandus itu gemerlap. Menyaksikan kemegahan Mekah sekarang sulit membayangkan kesulitan Siti Hajar saat mondar-mandir mencari air untuk sekadar diminum, setelah bekal untuk Ismail habis. Kini, lembah tersebut menjadi kota padat, setiap harinya didatangi banyak umat manusia dari berbagai belahan dunia.

Kota Mekah setiap tahunnya didatangi sekitar 7-8 juta orang (hlm. 117). Jumlah kunjungan tiap tahunnya terus mengalami tren peningkatan, sehingga harus dibatasi. Rasanya belum ada satu pun kota di dunia yang menyamai Mekah dan Madinah dalam kunjungan orang asing tiap tahunnya.

Sang Pencerah Muslim

Kementerian Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi mencatat, pada tahun 2012, jumlah jemaah haji saja yang mendatangi dua kota tersebut sekitar 2,9 juta orang. Rilis tersebut meningkat drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Jemaah umrah lebih tinggi lagi. Selama bulan Ramadhan 1433 H saja mencapai 4,8 juta (hal. 117).

Sang Pencerah Muslim

Banyaknya pengunjung dari berbagai belahan dunia memberikan berkah ekonomis pada pemerintah dan warga yang tinggal di Mekah, Madinah dan sekitarnya seperti Jeddah. Dalam kurun waktu 2004-2005 saja, Kepala Komisi Transportasi, Kamar dan Industri Arab Saudi menyebutkan angka sekitar 30,6 miliar Riyal (Rp. 76,5 triliun) devisa yang diperoleh dalam kurun waktu 2004-2005. Dalam setiap tahunnya, devisa yang masuk terus meningkat (hal. 118).

Hal ini tentu tidak lepas dari doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim saat melepas istri dan putranya, Siti Hajar dan Ismail, di tanah yang tidak memiliki tanam-tanaman itu. Allah mengabadikan doa Nabi Ibrahim dalam Al Quran Surah Ibrahim (14): 37.

Untuk meningkatkan pelayanan jemaah haji dan umrah yang terus membludak dibutuhkan banyak investasi. Guru besar ekonomi Saudi Fahd al-Andeejani menyatakan, investasi di bidang jasa akan lebih banyak lagi menyerap tenaga kerja. Saat ini yang sudah berjalan layanan penyediaan air Zamzam (hal. 119).

Arab News mencatat, sektor jasa penyediaan air Zamzam menyerap ribuan tenaga kerja. Belum lagi sektor jasa lainnya seperti menginapan dan katering yang menghasilkan keuntungan hingga 3 miliar riyal atau sekitar Rp7,5 trilian. Sementara sektor transportasi diperkirakan meraup keuntungan hingga 5 miliar Riyal atau Rp. 12,5 triliun. Belum lagi suvenir seperti sajadah, karpet, parfum dan perhiasan (hal. 119-120).

Peluang besar ini tampaknya terendus hingga ke Indonesia. Hingga saat ini, masyarakat yang kesulitan mengakses pekerjaan di negeri ini menjadikan Arab Saudi sebagai negara tujuan utama mencari nafkah, sekalipun ada banyak TKW yang mengalami perlakuan tidak manusiawi. Pemilihan negeri para nabi sebagai tempat TKI terbanyak selain Malaysia bukan semata karena upah.

Selain karena upah yang lumayan besar, tenaga kerja lebih memilih Arab Saudi sebagai tempat mencari nafkah karena keuntungan yang diperoleh tidak semata berorientasi dunia. TKI tidak hanya memperoleh uang tapi sekaligus bisa menyempurnakan rukun Islam yang kelima, menunaikan umrah atau haji, yang tidak ditemukan di negara lain.

Buku Sejarah Kabah yang ditulis Guru Besar Sejarah Islam Universitas Ain Shams, Kairo, Mesir, Prof. Dr. Ali Husni al-Kharbuthli, menjawab 1001 pertanyaan seluk beluk bangunan Kabah, dari masa ke masa.

Dengan bahasa bertutur yang cukup baik, tidak seperti literatur sejarah pada umumnya yang cenderung menoton dan membosankan, dalam buku setebal 361 itu dikupas aspek agama, politik, ekonomi dan sosial yang mengiringi bangunan Kabah yang tetap berdiri kokoh tak lapuk dimakan zaman.

Penerbit Turos Pustaka menyisipkan hasil kajian ilmiah tentang Ka’bah. Juga dilengkapi panduan haji dan umrah. Wallahu a’lam.

Judul: Sejarah Kabah

Penulis: Prof Dr. Ali Husni al-Kharbuthli

Penerbit: Turos Pustaka

Terbitan: Ketiga, September 2013

Tebal: 364 halaman

ISBN: 978-602-99414-9-4

Peresensi: M. Kamil Akhyari, Guru SMPI Nurul Ishlah dan SMK Nurul Huda, Kecamatan Bluto Sumenep. Alumni Fakultas Ushuluddin, Instika.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Warta, Kiai Sang Pencerah Muslim

Minggu, 14 Januari 2018

Masjid NU Harus Perkuat Tradisi Keagamaan Aswaja

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Masjid maupun mushola Nahdlatul Ulama (NU) mempunyai peran penting untuk melestarikan paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dari gerusan ajaran lainnya. Salah satunya, pengurus masjid NU harus menumbuhkembangkan tradisi-tradisi keagamaan Aswaja di masjid.

Masjid NU Harus Perkuat Tradisi Keagamaan Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Masjid NU Harus Perkuat Tradisi Keagamaan Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Masjid NU Harus Perkuat Tradisi Keagamaan Aswaja

"Disamping mengurusi warganya sendiri, masjid NU harus memperkuat tradisi Aswaja guna mencegah masuknya paham non Aswaja yang mengancam jamaah," kata pengurus Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Kabupaten Kudus H. Ahmad Syafii, Jumat (19/8).?

Syafii mengatakan, ancaman paham lain akan hilang manakala masjid NU masih mensyiarkan berbagai kegiatan maupun tradisi Aswaja di lingkungan masjid. Ia menyebut tradisi-tradisi ajaraan Aswaja semacam nabuh bedug-kentongan sebelum adzan, membaca syiir puji-pujian setelah adzan, serta dzibaan-berjanzenan supaya tetap digerakkan dan dipertahankan.

"Kalau bisa maksimalkan syiarnya dengan pengeras suara, walaupun dibatasi waktunya demi toleransi warga sekitarnya," ujarnya.?

Dalam penataan manajemen masjid, kata dia, perlu ada penyeragaman administrasi. Struktur kepengurusan wajib mencantumkan pengurus NU sebagai pelindung di bawah kepala Desa.?

Sang Pencerah Muslim

"Penyeragaman papan nama masjid NU juga sangat perlu untuk menangkal aliran yang tidak jelas jluntrung-nya," tegas Syafii yang juga ketua pengurus masjid Baitul Muttaqin Jatiwetan Kudus.?

Syafii memohon para kiai NU bisa menyebarluaskan ilmunya termasuk naskah khutbahnya kepada jamaah. Sebab, ia menyadari sebagian khotib muda lebih senang mengcopy naskah khutbah dari internet.?

Sang Pencerah Muslim

"Yang kita khawatirkan, manakala mengambil teks khutbah berpaham non-Aswaja. Insyaallah kita akan gagas penerbitan buletin atau selebaran bagi jamaah masjid," katanya. (Qomarul Adib/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Nahdlatul Sang Pencerah Muslim

Jumat, 29 Desember 2017

NU Minta Wilayah dan Cabang Shalat Ghoib dan Tahlil untuk KH Ali Mustafa

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) turut berduka cita yang sangat mendalam atas wafatnya Rais Syuriyah NU periode 2010-2015 KH Ali Mustafa Yakub, Kamis (28/4) pagi. Untuk itu pihak PBNU menginstruksikan pengurus seluruh wilayah dan cabangnya untuk melaksanakan shalat ghaib dan menggelar tahlilan untuk almarhum Kiai Ali Mustafa.

“Kami juga mengharapkan pengurus wilayah dan cabang untuk meneruskan instruksi ini kepada pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) di mana pun berada,” kata Rais Aam NU KH Maruf Amin di Jakarta, Kamis (28/4) siang.

NU Minta Wilayah dan Cabang Shalat Ghoib dan Tahlil untuk KH Ali Mustafa (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Minta Wilayah dan Cabang Shalat Ghoib dan Tahlil untuk KH Ali Mustafa (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Minta Wilayah dan Cabang Shalat Ghoib dan Tahlil untuk KH Ali Mustafa

Ucapan belasungkawa berdatangan dari pelbagai pengurus wilayah dan cabang NU di Indonesia. Salah satunya pengurus NU Serang. Mereka berdoa semoga Allah menerima amal baik almarhum KH Ali Mustafa Yakub dan mengampuni segala dosa serta kesalahannya.

Almarhum Kiai Ali Mustafa dikenal sebagai kiai yang gigih melanjutkan pendidikan hadits yang menjadi fokus gurunya Hadlratus Syekh KHM Hasyim Asyari di tengah masyarakat. Kiai Ali Mustafa mengabdikan dirinya untuk pengembangan agama Islam takhassus hadits, salah satu kajian langka di Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Almarhum yang juga alumnus Pesantren Tebuireng Jombang ini kemudian mendirikan Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darussunnah di Pisangan Barat, Ciputat, Tangerang Selatan yang menjadi pusat kajian hadits di Indonesia. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Warta, Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Senin, 25 Desember 2017

LPJ H Nusron Wahid Diterima

Sleman, Sang Pencerah Muslim. Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor H Nusron Wahid diterima peserta Kongres XV yang berlangsung di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman,Yogyakarta, Kamis malam (26/11).

Pernerimaan tersebut disampaikan melalui pandangan umum yang disampaikan perwakilan 3 zona. Laporan disampaikan dari zona 3 terlebih dahulu dengan juru bicara Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Maluku Utara Salim Thaib.

LPJ H Nusron Wahid Diterima (Sumber Gambar : Nu Online)
LPJ H Nusron Wahid Diterima (Sumber Gambar : Nu Online)

LPJ H Nusron Wahid Diterima

"Kami memerima secara tulus dan rasa bangga, menerima laporan pertanggungjawaban Ketua Umum H Nusron Wahid,” katanya yang mewakili Pimpinan Wilayah Maluku, Papua, Papua Barat, Seluruh Sulawesi.   

Sang Pencerah Muslim

Kemudian hal yang sama disampaikan oleh perwakilan dari zona 2 dengan juru bicara Ketua PW GP Ansor Jawa Timur Rudi Tri Wahid.

"Kami mengapresiasi kepemimpinan H Nusron Wahid yang sudah meletakkan pondasi berorganisasi baik dan luar biasa tepat,” katanya yang mewakili PW Yogyakarta Kalimanatan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Sang Pencerah Muslim

Menurut dia, Ketum Nusron Wahid memiliki gagasan luar biasa, namun sering meremehkan yang bersifat teknis. “Rondwn acara kongres ini misalnya berubah-berubah, itu bersifat teknis,” ungkapnya.

Tapi menurut dia, secara umum visi misi kepengurusan 2010-2015 80 terlaksana. Sementara 20 persen yang kurang terlaksana dalam bidang ekonomi.

Zona 1 diwakili Ketua PW GP Ansor Lampung juga menerima LPJ dengan apresiasi pada bidang kaderisasi. “Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya karena kaderisasi berjalan dengn baik,” katanya yang mewakili PW seluruh Sumatera, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Humor Islam, Warta Sang Pencerah Muslim

Jumat, 15 Desember 2017

Islam Masuk ke Indonesia dengan Tata Krama

Pringsewu, Sang Pencerah Muslim. Wali Songo yang telah menyebarkan agama Islam di tanah air tidak secara langsung melarang kebiasaan dan adat masyarakat, melainkan dengan tata krama. Namun para wali dengan pelan memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam budaya yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat pada waktu itu.

Demikian disampaikan, Katib Syuriyah PCNU Kabupaten Pringsewu yang juga Sekretaris Umum MUI Kabupaten Pringsewu, Ustadz Munawir di depan para Jamaah yang hadir pada Safari Ramadhan MUI Kabupaten Pringsewu di Kecamatan Pagelaran Utara, Senin (21/06).

Islam Masuk ke Indonesia dengan Tata Krama (Sumber Gambar : Nu Online)
Islam Masuk ke Indonesia dengan Tata Krama (Sumber Gambar : Nu Online)

Islam Masuk ke Indonesia dengan Tata Krama

"Para wali tidak langsung mengajarkan Qul Huwallah, tidak langsung mengajarkan shalat dan larangan larangan dalam Islam. Secara pelan masyarakat sadar dan tahu sendiri tentang Agama Islam sebagai rahmatan lil alamin," terang ulama muda Kabupaten Pringsewu ini.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Munawir, para wali menggunakan cara yang santun dan hikmah melalui budaya. Karena Islam dan budaya tidak bisa dipisahkan. "Budaya Arab dengan budaya Indonesia tentunya berbeda, maka tidak bisa memaksakan budaya Indonesia diganti dengan budaya Arab," terangnya.

Oleh karena itu, Munawwir mengajak kepada umat Islam untuk senantiasa menjaga budaya leluhur selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam agama Islam. Munawwir juga mengimbau kepada seluruh umat Islam untuk lebih berhati-hati terhadap model-model atau aliran-aliran Islam baru yang ramai muncul di era sekarang ini.

Sang Pencerah Muslim

"Banyak model-model Islam yang muncul sekarang ini yang menafikan keragaman budaya Indonesia serta cenderung keras sehingga dapat menyebabkan keresahan di tengah tengah masyarakat," ujarnya. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta Sang Pencerah Muslim

Selasa, 05 Desember 2017

Rais Syuriyah PBNU Ingatkan Pemimpin 4 Pesan Sunan Giri

Pringsewu, Sang Pencerah Muslim

Pada hakikatnya kepemimpinan atau jabatan bukanlah keistimewaan tetapi amanah yang harus dipertanggungjawabkan; bukan kesewenangan untuk bebas bertindak, tetapi kesediaan untuk melayani, kesiapan dalam kepeloporan dan keteladanan.

Demikian kata Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin menjelaskan hakikat dari sebuah kepemimpinan, Senin (08/02/16).

Rais Syuriyah PBNU Ingatkan Pemimpin 4 Pesan Sunan Giri (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais Syuriyah PBNU Ingatkan Pemimpin 4 Pesan Sunan Giri (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais Syuriyah PBNU Ingatkan Pemimpin 4 Pesan Sunan Giri

Ia mengingatkan para individu yang menjadi pemimpin dengan Hadits Nabi yang menyatakan bahwa jabatan adalah amanah yang apabila mereka tidak menunaikannya dengan baik, ditambah lagi jabatan tersebut bukanlah haknya, maka kenistaan dan penyesalanlah yang akan didapatinya di kemudian hari.

Sang Pencerah Muslim

"Pemimpin ibarat kalbu (hati) di tengah anggota tubuh. Jika kalbu baik, maka baiklah masyarakat di sekitarnya. Demikian juga sebaliknya," tulis Gus Ishom, begitu ia biasa dipanggil, di dinding akun facebooknya.

Sang Pencerah Muslim

Ia menegaskan bahwa pemimpin adalah penguat bagi semua yang lemah, tempat berlindung bagi semua yang takut, pelurus bagi semua yang bengkok, penerang bagi semua yang berada dalam kegelapan dan penunjuk jalan bagi mereka yang tersesat.

"Pemimpin itu seperti ibu yang penyayang dan penuh perhatian terhadap buah hatinya. Berani menahan kantuk bila anaknya tidak tidur apalagi sakit. Dibelainya saat disusukan dan disapihnya dengan berat hati. Seorang ibu bergembira memandang kebugarannya dan bersedih mendengar keluhannya " Ia mencontohkan ibarat seorang pemimpin.

Gus Ishom juga mengibaratkan bahwa pemimpin itu seperti seorang ayah yang juga amat kasih untuk anaknya. Berani berkorban waktu, harta, tenaga, jiwa dan bahkan raga demi kesuksesan anak-anaknya.

Setiap pemimpin sebagai manusia memiliki kekurangan dan kelemahan. "Oleh karena itu, dalam mencapai tujuan bersama sang pemimpin harus mau bekerja sama dan pandai memilih orang yang bersedia membantunya dengan baik. Jangan dipilih karena kedekatan dan loyalitasnya semata, karena dua hal itu sanggup meruntuhkannya," sarannya.

Dalam kesempatan tersebut Gus Ishom juga mengingatkan kita semua akan ajaran Raden Ainun Yaqin atau Sunan Giri, salah seorang Wali Songo, yang tertulis dibatu nisan makamnya tentang 4 pedoman hidupnya.

Pertama, wenehana mangan marang wong kang luwe atau berilah makan pada mereka yang lapar. Kedua, wenehana sandangan marang wong kang wuda atau berilah pakaian pada mereka yang telanjang). Ketiga, wenehana payung marang wong kang kudanan atau berilah payung pada mereka yang kehujanan. Terakhir, wenehana teken marang wong kang wuta atau berilah tongkat pada mereka yang buta. (Muhammad Faizin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Jadwal Kajian Sang Pencerah Muslim

Jumat, 01 Desember 2017

Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi prihatin dengan masih adanya kekerasan di kampus pencetak pamong praja, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

"Untuk mencetak pemimpin apa harus ada yang mati," kata Hasyim di kantor PBNU, Jakarta, Kamis, mengomentari meninggalnya Cliff Muntu, praja IPDN akibat dianiaya seniornya.

Oleh karena itu, Hasyim meminta agar IPDN melakukan pembenahan besar-besaran, baik dari segi kurikulum maupun pola pembinaan siswanya, khususnya pembinaan menyangkut kepemimpinan.

Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati (Sumber Gambar : Nu Online)
Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati (Sumber Gambar : Nu Online)

Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati

"Kalau tidak dibenahi, bukan tidak mungkin akan jatuh korban lagi," kata pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Malang, Jawa Timur itu.

Hasyim tidak sependapat dengan pihak yang mendesak agar IPDN dibubarkan. Sebab, lembaga itu tetap diperlukan untuk mencetak calon-calon pemimpin bangsa.

Persoalannya, kata Hasyim, bukan pada ada atau tidaknya IPDN, melainkan pada bagaimana kurikulum dan pembinaan yang dilakukan.

Sang Pencerah Muslim

"Jadi, yang harus dihapus itu unsur kekerasannya, bukan lembaganya yang harus dibubarkan," kata kiai yang menyandang gelar Doktor Kehormatan Bidang Peradaban Islam tersebut.

Cliff Muntu, madya praja IPDN asal Sulawesi Utara tewas setelah dianiaya seniornya akibat terlambat datang ke barak yang menjadi tempat berkumpul kelompok Pataka (pembawa lambang IPDN).

Sang Pencerah Muslim

Saat ini lima orang praja telah ditetapkan Polres Sumedang sebagai tersangka, yakni FN, JA, GM, AB dan MA. Namun kelimanya hingga kini belum ditahan.

Cliff disebut-sebut sebagai praja ke-38 yang meninggal akibat kekerasan di kampus yang sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) tersebut. (ant/mad)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 18 November 2017

Madrasah di Bawah Naungan Pesantren Diminta Siapkan 3 Keahlian Ini

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Menghadapi dunia yang penuh dinamis, pesantren diharuskan mengikuti perkembangan. Namun demikian, harus ada ciri khas yang menjadi nilai lebih di madrasah yang dikelola.

"Saya menyarankan setiap madrasah yang berada di bawah pengelolaan pesantren harus menyiapkan tiga program studi," kata Abdul Haris pada seminar nasional dengan tema Quo Vadis Madrasah dalam Menyiapkan SDM di Era Tuntutan Global, Sabtu (28/5) di Pesantren Tambakberas, Jombang Jawa Timur.?

Madrasah di Bawah Naungan Pesantren Diminta Siapkan 3 Keahlian Ini (Sumber Gambar : Nu Online)
Madrasah di Bawah Naungan Pesantren Diminta Siapkan 3 Keahlian Ini (Sumber Gambar : Nu Online)

Madrasah di Bawah Naungan Pesantren Diminta Siapkan 3 Keahlian Ini

Terkait dengan lembaga pendidikan formal di tingkat madrasah aliyah, lanjutnya, ketiganya adalah madrasah aliyah yang konsentrasi terhadap ilmu agama, umum, serta madrasah kejuruan.

Dalam pandangan guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini, untuk madrasah aliyah yang pertama memang hanya menerima mereka yang diproyeksikan sebagai ulama atau ahli agama. "Sehingga materi yang di dalam adalah tentang bahasa asing, logika, filsafat dan riset, juga sains dan teknologi informasi, serta internalisasi nilai kenabian," kata Haris.

Sedangkan untuk madrasah aliyah program studi umum adalah pilihan bagi mereka yang memang akan melanjutkan studi menjadi mahasiswa di berbagai kampus.

"Untuk yang ketiga adalah siswa yang diterima di madrasah aliyah lantaran memiliki tujuan keahlian karena ingin langsung bekerja," ungkapnya Ketua PW LP Maarif NU Jatim ini.

Sang Pencerah Muslim

Namun yang harus dipahami bahwa tiga prodi tersebut dikelola dalam satu madrasah di pesantren. "Sehingga madrasah langsung dapat mengarahkan para sisanya sesuai minat yang diinginkan," katanya.

Pemberian tiga prodi tersebut sebagai jawaban atas tantangan pesantren yang kian kompleks. "Karenanya pesantren harus siap dengan tantangan tersebut," terangnya.

Narasumber lain adalah Rektor UIN Maliki Malang, Mudjia Rahardjo serta Ida Fauziyah dari Kondisi X DPR RI.

Kegiatan ini menjadi matarangkai dari peringatan 1 abad madrasah dan 191 tahun Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. (Ibnu Nawawi/Zunus)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sejarah, Warta Sang Pencerah Muslim

Selasa, 07 November 2017

Mengapa Perlu Pedoman Dakwah?

Oleh KH Cholil Nafis

Dakwah menjadi ujung tombak dari citra Islam. Sebab banyak orang mendengar ajaran Islam dan interaksi pemberdayaan umat melalui aktivitas dai baik dakwah secara lisan maupun dakwah yang langsung mengajak mesyarakat. Sedangkan fenomena yang marak di Indonesia masih didominasi arti dakwah secara lisan dalam acara-acara formal keagamaan atau tabligh pengajian.

Dakwah yang efektif membutuhkan panduan sebagai penentu arah untuk mencapai tujuan. Apalagi seperti di Indonesia yang terdiri atas berbagai  agama dan paham keislaman dibutuhkan pedoman dakwah dalam mengayomi dan melindungi umat dari akidah dan paham yang sesat (himayatul ummah), membangun persatuan umat (tauhidul ummah), menyatukan kerangka pemahaman agama Ahlussunah wal jamaah (taswiyatul afkar), dan membangun sinergi gerakan (tansiqul harakah) dalam bingkai Islam wasathi.

Mengapa Perlu Pedoman Dakwah? (Sumber Gambar : Nu Online)
Mengapa Perlu Pedoman Dakwah? (Sumber Gambar : Nu Online)

Mengapa Perlu Pedoman Dakwah?

Dalam rangka mengefektifkan peran dakwah sesuai dengan tujuan utamanya adalah mengajak masyarakat untuk bertauhid kepada Allah SWT, menjalankan syariah agama dan mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, maka Majelis Ulama Indonesia menganggap penting untuk menetapkan pedoman dakwah untuk acuan oleh para dai.

Sang Pencerah Muslim

Kerangka dakwah yang  efektif harus meliputi kompetensi dai, metode yang digunakan untuk mengajak umat, media yang digunakan harus sesuai dengan dinamika masyarakat, serta materi yang sesuai dengan kebutuhan umat (madu).

Sang Pencerah Muslim

Dalam Pedoman dakwah yang disahkan oleh MUI pada September 2017 memuat beberapa ketentuan, di antaranya:

1. Menetapkan kriteria dan kompetensi pelaku dakwah.

2. Menetapkan konten dakwah Islam yang berwawasan Wasathiyah (moderat) dalam bingkai Ahlussunnah wal Jamaah.

3. Menetapkan model dan metode dakwah yang aktual, dinamis dan bertanggung jawab.

4. Menetapkan adanya Dewan Etik Dakwah Nasional yang mengarahkan konten, dan mengawasi perilaku para dai dan lembaga penyiaran dakwah agar sesuai dan senafas dengan wawasan dakwah wasathiyah, baik di tingkat nasional maupun lokal.

Integritas dan Kompetensi Dai

Semua orang bisa menjadi objek dakwah, umat Muslim maupun non-Muslim. Namun menjadi pelaku dakwah harus memiliki kriteria yang harus dipenuhi agar citra Islam tidak buruk dan malah dakwahnya menjadi  kontraproduktif. Dai harus memiliki integritas dan kompetensi yang memadai tergantung pada tingkat masyarakat sebagai objek dakwah. Seorang dai harus memiliki integritas qalbu, lisan, amal, dan sosial. Ia harus memiliki sifat ikhlas dan tekad untuk mengabdikan diri demi melayani kebaikan orang lain. Ia harus mempunyai sifat rela dirinya berkorban demi kebaikan orang banyak. Tutur kata seorang dai harus mencerminkan isi hatinya yang diimplementasikan dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat.

Kompetensi dai harus memiliki ilmu pengetahuan, kemampuan berkomunikasi, manajerial, dan pandai mengembangkan masyarakat. Sebab seorang dai harus memiliki ilmu yang bisa diberikan dan sekaligus memiliki keterampilan untuk menyampaikannya. Selanjutnya dai harus bisa mengelola dan mengembangkan masyarakat menuju kehidupan beragama dan bermasyarakat yang lebih baik.

Metode Dakwah

Keberhasilan sesuatu tak hanya ditentukan oleh konten dan materinya, tetapi juga metode yang tepat sasaran untuk mencapai tujuan. Karenanya, keberhasilan dakwah juga ditentukan dari optimalisasi dan sinkronisasi dakwah dengan metode yang digunakan. Sesuai objek dakwah, metode yang digunakan bisa dengan cara menampilkan perilaku dan akhlak yang mulia sehingga posisi dai bagaikan pilar bagi agama sehingga membuat orang lain meneladani, bahkan yang belum Muslim pun bisa tertarik untuk masuk Islam. Metode ceramah dan nasihat dapat digunakan sesuai dengan objek dakwah dan suasan masyarakat yang hendak diubah ke arah kehidupan yang lebih baik. Di kalangan akademisi dan ilmuwan, menggunakan metode diskusi bahkan debat dalam mencari format kebenaran dapat lebih efektif. Tetapi dalam debat tetap harus menjaga sopan santun dan niat baik untuk mencari dan memberi kebenaran.

Materi Dakwah

Materi adalah konten yang hendak disampaikan kepada masyarakat agar dapat meningkatkan kehidupannya. Ada beberapa hal yang menjadi prioritas dakwah, ialah penguatan akidah, peningkatan akhlak, pembinaan keluarga, membangun persatuan dan nasionalisme dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini penting agar masyarakat Indonesia tidak salah orientasi beragama, berkeluarga, dan bermasyarakat sehingga paripurna dalam menjalankan ajaran agama sekaligus menjadi pioner dalam membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam berdakwah dai harus menghindari penyampaikan kebenaran dengan cara yang salah, tidak boleh menyampaikan kebaikan dengan cara menghina dan tidak boleh membangun masyarakat dengan cara menistakan. Karenanya, dalam dakwah tidak boleh ada unsur dan kata-kata benci kepada yang lain. Semua materi dakwah dalam rangka untuk mengajak pada kebaikan dengan penuh cinta kasih.

Kode Etik Dakwah

Suatu hal yang amat penting dalam menunjang keberhasilan dakwah adalah menyatukan diri dalam pikiran, ucapan, dan tindakan. Hati seorang dai harus lurus dan akidahnya harus benar. Kemudian yang ada di dalam itu implementasikan dalam bentuk ucapan yang lembut (layyinan), yang penuh makna dan berwibawa (tsaqila) dan mencerahkan kepada umat (sadida). Ucapan lebih bermakna dan lebih memberi kesan mendalam manakala ucapan baik itu telah dilakukan oleh dai sebelum materi itu disampaikan kepada masyarakat.

*) Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, Warta Sang Pencerah Muslim

Kamis, 02 November 2017

Salah Niat, "Amar Ma’ruf Nahi Munkar" Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru

Malang, Sang Pencerah Muslim

Pengurus Lembaga Bahsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jawa Timur mengingatkan agar berhati-hati dalam bersikap terhadap adanya kemungkaran. Karena jika terjadi kesalahan sedikit saja dalam menyikapi kemungkaran tersebut, ujungnya akan berbahaya kepada diri sendiri.

KH Azizi menilai bahwa memang benar Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah bagian dari perintah agama. Namun demikian, jika dilakukan dengan niatan yang tidak benar, tidak murni karena untuk menjunjung kalimah Allah, maka akan sia-sia.

Salah Niat, Amar Ma’ruf Nahi Munkar Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Salah Niat, Amar Ma’ruf Nahi Munkar Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Salah Niat, "Amar Ma’ruf Nahi Munkar" Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru

“Ingat, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa dibalik amar ma’ruf nahi munkar. Sedikit saja bergeser niatnya, maka itu adalah kemungkaran,” katanya di hadapan para wakil dari cabang NU se Jawa Timur dalam acara Bahtsul Masail Islam Nusantara di Aula Gedung Utama Rektorat Universitas Negeri Malang, Sabtu (13/2/2016) lalu.

Kiai Blitar yang juga alumni Lirboyo ini kemudian menjelaskan mengapa di balik amar ma’ruf nahi mungkar ada kemungkaran. Ia menjelaskan alasan-alasan Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin.

Sang Pencerah Muslim

“Imam Al-Ghazali mengatakan demikian karena jika terjadi kesalahan niat dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar maka akan ada kemungkaran yang lain. Kemungkaran itu berupa: merendahkan orang lain, merasa benar sendiri sedang yang lain salah, sombong dan melakukan kerusakan,” katanya.

Lebih lanjut ia mengingatkan bahwa Al-Quran sama sekali tidak memerintahkan Umat Islam memusnahkan semua kemungkaran di muka bumi. Melainkan Al-Quran memerintahkan kita untuk menolaknya saja.

“Ingat, bahwa kalimatnya dalam Al-Quran adalah wa’mur bil ma’rufi wanha anil munkar. Jadi kita diperintahkan untuk menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Bukan membasminya,” paparnya.

“Di mana-mana kemungkaran itu pasti ada dalam kehidupan di dunia. Itu adalah sunnatullah bahwa ada kebaikan ada keburukan. Jadi tidak dapat kita sirnakan yang namanya kemungkaran. Hanya saja jika kita menolak dan mencegahnya, akan mendapat pahala,” tambahnya. (Ahmad Nur Kholis/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Warta, Pondok Pesantren, Lomba Sang Pencerah Muslim

Habib Muhammad: Perbedaan itu Lumrah

Solo, Sang Pencerah Muslim. Jika ditelaah lebih jauh, teks-teks keagamaan seperti Al-Qur’an dan hadits, kita akan mengerti bahwa perbedaan tidak hanya terdapat pada kehidupan manusia saja, bahkan para makhluk pilihan seperti para Malaikat, Nabi dan sahabat nabi pun tak lepas dari perbedaan pendapat.

Salah satunya termaktub dalam Surah Shad ayat 67-69, yang artinya “Katakanlah: "Berita itu adalah berita yang besar, Yang kamu berpaling daripadanya. Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang Al malaul ala (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan.

Habib Muhammad: Perbedaan itu Lumrah (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Muhammad: Perbedaan itu Lumrah (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Muhammad: Perbedaan itu Lumrah

“Ayat tersebut membuktikan bahwa Malaikat yang tercipta dengan tanpa hawa nafsu dan selalu taat kepada perintah Allah SWT pun ternyata mengalami perbedaan pendapat satu sama lain,” terang pengasuh Majelis ‘Bismillah’ MWCNU Pasar Kliwon, Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi, Ahad (14/9) kemarin.

Tidak hanya itu, dalam ayat lain juga dikisahkan ketika terjadi dialog antara Nabi Khidhr a.s. dan Nabi Musa a.s. “Nabi Musa pun memprotes apa yang dilakukan oleh Khidhr as sehingga akhirnya Khidhr as pun memutuskan untuk berpisah dengan Nabi Musa,” tuturnya.

Lebih lanjut diterangkan oleh cucu Habib Anis Al-Habsyi itu, perselisihan pendapat yang dikisahkan di dalam Al-Quran dan hadits di atas menunjukkan bahwa perbedaaan pendapat adalah sebuah hal yang sangat lumrah.

Sang Pencerah Muslim

“Jika para malaikat yang tercipta tanpa hawa nafsu, para nabi yang menerima wahyu, masih mengalami perbedaan perspektif (pandangan) di antara mereka, maka sangatlah wajar apabila orang-orang setelah mereka pun mengalami perbedaan pendapat,”

Namun, perlu digaris bawahi bahwa semua perbedaan itu muncul atas dasar taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, dengan ijtihad (penggalian hukum) yang mempunyai dasar kuat bukan menuruti hawa nafsu belaka.?

“Oleh karena itu, sebagian ulama menyatakan bahwa perbedaan yang dimaksud sebagai rahmat adalah perbedaan para ulama dalam permasalahan furu’iyyah bukan perbedaan yang berasal dari pernyataan orang awam yang tanpa dasar atau ngawur,” tegasnya.

Masalah akan muncul apabila kita melakukan hal tersebut tanpa berdasar pada sebuah ilmu atau ijtihad dari ulama. “Berbeda jika kita mengikuti (taqlid) pada Imam yang mampu menjelaskan dasar-dasar kebolehannya dengan terperinci dan bisa dipertanggung jawabkan. Di sinilah nilai kerahmatan dalam sebuah perbedaan,” pungkasnya. (Ajie Najmuddin/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Kajian, Kyai, Warta Sang Pencerah Muslim

Jumat, 27 Oktober 2017

Ini Jadwal Lengkap LSN Region Jawa Tengah II

Solo, Sang Pencerah Muslim. Liga Santri Nusantara (LSN) 2017 di Sub-Region Jateng II yang diikuti 32 tim pesantren dari Wilayah eks-Karesidan Surakarta akan dimulai Kamis (7/9) mendatang. Hasil tersebut didapat setelah diadakan acara pengundian jadwal LSN Zona Soloraya di Kantor PCNU Surakarta, Ahad (27/8).

Ini Jadwal Lengkap LSN Region Jawa Tengah II (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Jadwal Lengkap LSN Region Jawa Tengah II (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Jadwal Lengkap LSN Region Jawa Tengah II

Pertandingan perdana yang mempertemukan kesebelasan dari Pesantren Ummul Qura Boyolali melawan Pesantren Al-Falah Baki Sukoharjo, rencananya akan dihelat di Stadion Kota Barat Solo.

Koordinator LSN 2017 Region Jawa Tengah II Ali Sutopo dalam sesi jumpa pers, usai pengundian tim, menyampaikan enam belas tim dari Soloraya tersebut akan memperebutkan satu tiket untuk bertanding di final region Jateng II.

“Pelaksanaan di Wilayah Soloraya, 7-11 September 2017. Sebanyak 16 tim akan berlaga dengan sistem gugur. Kemudian pemenang dari wilayah Soloraya akan bertanding dengan pemenang dari Wilayah Kedu, untuk meraih satu tiket ke tingkat nasional,” terang Topo.

Sang Pencerah Muslim

Berikut Jadwal pertandingan di LSN 2017 Sub-Region Jateng II (Soloraya): 

1. Ummul Qura Boyolali vs Al Falah Baki Sukoharjo (Kamis, 7 September 2017 Pukul 07.00 WIB)

2. Ki Ageng Selo Klaten vs Al-Muayyad  Mangkuyudan (Kamis, 7 September 2017 Pukul 09.00 WIB)

3. Sunan Gunung Jati Wonogiri vs Walisongo Sragen (Kamis, 7 September 2017 Pukul 14.00 WIB)

4. Al Hikmah Tanon Sragen vs Al-Mansur Popongan (Kamis, 7 September 2017 Pukul 16.00 WIB)

Sang Pencerah Muslim

5. Al Huda Doglo Boyolali vs Darul Quran Karanganyar (Jumat, 8 September 2017 Pukul 07.00 WIB)

6. Nurul Huda Sragen vs Darul Fikr Boyolali (Jumat, 8 September 2017 Pukul 09.00 WIB)

7. Al-Muttaqin Klaten vs Gani Tirtoasri Wonogiri (Jumat, 8 September 2017 Pukul 14.00 WIB)

8. Darul Mubtadi’ien Karanganyar vs Zumrotut Tholibin Boyolali (Jumat, 8 September 2017 Pukul 16.00 WIB)

Sementara itu untuk jadwal pertandingan LSN Region Jateng II Zona Kedu, masih menunggu hingga akhir September mendatang. (Ajie Najmuddin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Warta, Internasional Sang Pencerah Muslim

Rabu, 25 Oktober 2017

Ikuti Lakmud, 85 Pelajar NU Diformat Jadi Pemimpin Hebat

Brebes,Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 85 pelajar Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) mengisi liburan liburan sekolah dengan Latihan Kader Muda (Lakmud). Selama tiga hari, mereka diformat untuk menjadi seorang pemimpin masa depan yang berkarakter hebat.

Ketua Pimpinan Cabang IPNU Kabupaten Brebes Ahmad Zacky Al Aman mengatakan pelajar merupakan tulang punggung pengkaderan di tubuh NU. Dalam artian dari para peserta Lakmud ini, keberadaan NU untuk 30 tahun mendatang berada di pundak mereka.

Ikuti Lakmud, 85 Pelajar NU Diformat Jadi Pemimpin Hebat (Sumber Gambar : Nu Online)
Ikuti Lakmud, 85 Pelajar NU Diformat Jadi Pemimpin Hebat (Sumber Gambar : Nu Online)

Ikuti Lakmud, 85 Pelajar NU Diformat Jadi Pemimpin Hebat

“Syubbanul yaum rijalul ghod (Pemuda sekarang pemimpin dimasa yang akan datang, red), katanya saat membuka Lakmud IPNU-IPPNU di MTs Wachid Hasyim Jagalempeni, Kecamatan Wanasari, Brebes (31/12)

.

Sang Pencerah Muslim

Untuk itu dia wanti-wanti agar peserta mengikuti kegiatan secara serius meskipun harus mengorbankan waktu liburan. Sebab berbicara? masalah kaderisasi panitia dan peserta jangan sampai main-main, tapi harus serius, jangan “walaya mutu wala yahya”. “Kegiatan tidak bermutu namun mengeluarkan banyak biaya,” ujar Zaky yang langsung disambut riuh tawa hadirin.

Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC IPNU Wanasari) yang juga Ketua Panitia Wiharjo menjelaskan, digelarnya Lakmud untuk mencapai jenjang pengkaderan tingkat lanjutan di tubuh IPNU-IPPNU. Diharapkan bisa terlahir pemimpin untuk regenerasi IPNU–IPPNU, NU, bangsa? dan negara.

Sang Pencerah Muslim

Adapun kegiatan yang dikelola antara lain berupa materi Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja), Memahami Gerakan Islam Radikal, Pengantar Wacana Global, Analisis SWOT, Pengantar Studi Gender dan Kiprah NU dalam membangun Negeri.

Dalam kegiatan Lakmud ini juga diadakan pembacaan Maulid Simtu Durror untuk memperingati Bulan Maulid, doa bersama untuk Almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan bakti sosial berupa reboisasi di sepanjang jalan desa Jagalempeni–Siwungkuk. “Kami juga menanam ribuan untuk perindangan wilayah desa Jaga lempeni dan Siwungkuk,” tandasnya.

Hadir dalam pembukaan Rois Syuriyah MWC NU Wanasari KH.Abdul Rouf, Kepala MTs Wahid Hasyim Syaeful Gozi SE, Pengurus PC IPNU–IPPNU Brebes, pengurus BANOM NU Wanasari, dan Alumni, para pembina serta ratusan Kader IPNU–IPPNU Se kecamatan Wanasari. (wasdiun/abdullah alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, Warta Sang Pencerah Muslim

Selasa, 24 Oktober 2017

Waketum PBNU: Bedakan NU sebagai Jamaah dan Jamiyah

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Wakil Ketua Umum PBNU, KH Slamet Effendy Yusuf menyatakan, warga Nahdliyin harus bisa membedakan antara NU sebagai jamaah dan jam’iyah. Bagi dia, meski tanpa jam’iyah NU akan tetap jalan sebagai jamaah, tetapi itu bukan yang dirinya maksud.

Waketum PBNU: Bedakan NU sebagai Jamaah dan Jamiyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Waketum PBNU: Bedakan NU sebagai Jamaah dan Jamiyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Waketum PBNU: Bedakan NU sebagai Jamaah dan Jamiyah

Pernyataan itu dipaparkan saat dirinya membuka Konferensi Cabang NU Jepara ke-31 yang berlangsung di aula lantai Gedung NU Jepara, Jl Pemuda 51, Ahad (15/11) siang.

Cermin dari jam’iyah menurut pria kelahiran Purwokerto, 12 Januari 1948 itu benar-benar menjalankan roda organisasi baik menjalankan program, laporan pertanggungjawaban maupun pengawasan.

Sang Pencerah Muslim

“Kalau ada pengurus cabang yang datang ke PBNU dan menanyakan cabang mana yang paling baik, saya akan jawab Cabang Jepara,” harap dia agar PCNU Jepara menjadi yang terbaik.

Statemen yang dia utarakan cukup beralasan karena PCNU Jepara memiliki lembaga pendidikan mulai tingkat dini hingga perguruan tinggi. Banyak mengelola lembaga perekonomian dan masih banyak lagi segudang aset lain.

Sang Pencerah Muslim

“Jika kita tidak bisa memahami antara jamaah dan jamiyyah, Kesultanan Brunei yang mengamalkan tahlil dan qunut kita anggap NU,” lanjut Slamet.

Selain itu, ia berpesan NU harus mempunyai pengurus yang riil dan bukan pengurus jadi-jadian. Di samping itu, kepada ratusan perwakilan Ranting dan MWCNU se-Jepara menjadi seorang ketua tidak boleh terlibat dalam partai politik.?

Pesan lain yang disampaikan dalam kesempatan itu, menjadi warga NU harus yakin tradisi yang dijalankan warga Nahdliyin merupakan sesuatu yang baik. “Meski kita sering mendengar radio MTA dan menyimak TV Rodja yang hendak memporak-porandakan tradisi, kita anggap saja sebagai hiburan,” tegasnya.

Ormas tetangga yang mengganggap tradisi NU itu tahayul, bidah dan churofat (TBC), toh tatkala makam tokoh ormas tersebut hilang, anehnya belakangan malah membolehkan ziarah.

Ia juga menambahkan jika selama ada kiai yang menolak bantuan pemerintah, maka menurut dia patut diluruskan. Seharusnya pemerintah hukumnya wajib membantu ormas. Apalagi sesuai dengan edaran Mendagri tentang bantuan kepada ormas yang ada sebelum kemerdekaan. Sebab NU adalah rakyat yang mesti dihidupkan.

“Ada atau pun tidaknya bantuan, kita harus terus menggerakkan jamaah dan jam’iyah kita,” pungkasnya sembari mengucapkan salam dari Rais Aam, KH Ma’ruf Amin dan Ketum PBNU, KH Said Aqil Siraj. (Syaiful Mustaqim/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Meme Islam, Santri Sang Pencerah Muslim

Rabu, 18 Oktober 2017

Ketum Ansor Tegaskan Banser Bermetamorfosis

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) sebagai badan semiotonom organisasi yang dipimpinnya telah mengalami metamorfosis sehingga layak diapresiasi dan didorong untuk terus maju.

"Fakta tidak dipungkiri hari ini, Banser mengalami metamorfosis luar biasa. Sebelumnya Banser dikenal sebagai penjaga gereja. Stigma natal pasti Banser ada, itu melekat kuat," kata dia, di Jakarta, Senin (26/9).

Ketum Ansor Tegaskan Banser Bermetamorfosis (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketum Ansor Tegaskan Banser Bermetamorfosis (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketum Ansor Tegaskan Banser Bermetamorfosis

Gus Yaqut menegaskan, Banser sekarang menjadi pasukan elitenya Nahdlatul Ulama (NU). "Kita punya Kasatkornas Banser yang tangguh, strata dua. Kita punya Kasatkorwil Banser yang jadi anggota KPU RI. Kita punya Kasatkorwil yang menjadi dokter. Itu penegasan bahwa Banser tidak hanya bisa marah-marah saja. Hari ini, selain tegas Banser juga pintar. Bahasa paling enak begitu," kata Gus Tutut menjelaskan.





Sang Pencerah Muslim

(Baca juga: Inilah Nama dan Tugas 6 Satuan Khusus yang Dimiliki Banser)

Karena itu, lanjutnya, menjadi keharusan PP GP Ansor untuk mengupayakan penguatan eksistensi Banser.

Sang Pencerah Muslim

Kepala Satuan Koordinasi Banser Nasional Alfa Isnaeni menambahkan, Assisten Kepala Penelitian dan Pengembangan Banser berikut jajaran merupakan sarjana berkompeten, sebagian sarjana strata tiga.

Satkornas Banser masa khidmah 2015-2016 menggelar rapat perdana. Rapat dihadiri jajaran pengurus Satkornas Banser dan Kepala Satuan Khusus Banser. (Gatot Arifianto/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Doa, Quote Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock