Tampilkan postingan dengan label Pondok Pesantren. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pondok Pesantren. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Maret 2018

PCINU Malaysia Buka Sekolah untuk Anak Indonesia

Kuala Lumpur, Sang Pencerah Muslim. Bersamaan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW kemarin, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia membuka Lembaga Pendidikan Ma’arif. Lembaga Pendidikan ini rencananya akan dimulai pada Februari ini.

Ketua Tanfidziyah PCINU Malaysia Marhadi Marzuki (40) Ahad (25/1) kemarin menuturkan, madrasah ini nanti diperuntukkan bagi seluruh umat Islam yang tinggal di negeri Jiran.

PCINU Malaysia Buka Sekolah untuk Anak Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
PCINU Malaysia Buka Sekolah untuk Anak Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

PCINU Malaysia Buka Sekolah untuk Anak Indonesia

“Namun, secara khusus kita mendedikasikannya untuk warga Nahdliyin dari Indonesia,” tambah Marhadi yang kini sedang menyelesaikan PhD di Universitas Malaya ini.

Sang Pencerah Muslim

Lembaga Pendidikan yang rencananya ditempatkan di Gombak ini selanjutnya akan berdiri independen. “Jelas, bahwa kita akan mengikuti kurikulum Ma’arif, sebagaimana yang juga diajarkan di pesanten-pesantren Indonesia,” tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Meski demikian, lanjutnya, akan ada modifikasi dalam beberapa hal. “Akan kita sesuaikan juga dengan kurikulum yang ada di Malaysia.”

Tenaga pengajar madrasah ini adalah para guru dari Indonesia yang tinggal di Malaysia. “Sementara ini kita anggap cukup (guru yang ada di Malaysia). Nanti kalau kita anggap perlu mengambil dari Indonesia maka kita akan ambil dari sana,” jelasnya.

Menurut Marhadi, salah satu tujuan didirikannya lembaga ini adalah untuk mengenalkan NU, Islam ahlussunnah wal Jama’ah, yang arif terhadap lokalitas, sekaligus menjadi rahmatan lil-‘alamin.

Peresmian pembukaan madrasah tersebut kemarin langsung dihadiri oleh Ketua Pengurus Pusat LP Ma’arif, HZ Arifin Junaidi. (Abdul Aziz/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sunnah, Berita, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Rabu, 07 Maret 2018

Prof. Aom Karomani: Komunikasi via Medsos Rawan Miskomunikasi

Bandar Lampung, Sang Pencerah Muslim. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya media sosial, saat ini membuat masyarakat berinteraksi secara mudah. Komunikasi melalui media ini ternyata tidak serta-merta membawa kemanfaatan bagi masyarakat, tapi ada sisi kemudaratannya.

Prof. Aom Karomani: Komunikasi via Medsos Rawan Miskomunikasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Prof. Aom Karomani: Komunikasi via Medsos Rawan Miskomunikasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Prof. Aom Karomani: Komunikasi via Medsos Rawan Miskomunikasi

Menurut Wakil Ketua Tanfidziyyah PWNU Prof. Aom Karomani, komunikasi melalui media sosial sangat rawan terjadi miskomunikasi atau kesalahpahaman. 

"Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 7 persen dari komunikasi verbal yang berpengaruh terhadap efektivitas sebuah komunikasi.Sekitar 93 persen dipengaruhi oleh komunikasi nonverbal yang meliputi gesture, tatapan mata, dan aspek non erbal lainnya," kata dosen FISIP Universitas Lampung ini, Ahad (7/1).

Ia mengingatkan bahwa komunikasi langsung dengan tatap muka serta melibatkan unsur nonverbal saja bisa masih mampu memunculkan kesalahpahaman. Apalagi komunikasi via media sosial yang dalam aktivitasnya tidak melibatkan gesture, mimik muka, intonasi suara dan unsur nonverbal lainnya.

Sang Pencerah Muslim

Ia menilai di situlah letak kekurangan komunikasi via media sosial dan perlu diperhatikan oleh para pengguna jejaring sosial.

"Keagungan Allah AWT menciptakan mimik muka manusia mampu menunjukkan apa yang ada dalam bathin seseorang apakah berbicara jujur atau bohong. Namun perkembangan teknologi menggeser segalanya," kata Ahli Bidang Komunikasi ini di kediamannya, di Bandarlampung.

Untuk menghindari efek negatif dari munculnya miskomunikasi yang mengarah kepada perpecahan dan pertikaian, ia mengingatkan agar dalam berkomunikasi harus memahami secara utuh maksud dan keinginan dari yang diajak berkomunikasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memahami unsur nonverbal dan melakukan tabayun secara mendalam. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Sholawat Sang Pencerah Muslim

Senin, 05 Februari 2018

Maulid Nabi dan Haul Gus Dur Berlangsung Meriah di Gedung PBNU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Peringatan Haul ke-6 KH Abdurraman Wahid (Gus Dur) kembali digelar, Rabu (30/12) malam ini di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, setelah acara serupa diselenggarakan di kediaman Gus Dur di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Acara yang dirangkai Maulid Nabi Muhammad ini berlangsung semarak dengan kehadiran jamaah dari berbagai daerah di Jakarta dan sekitarnya. Mereka memenuhi halaman dan ruang Masjid An-Nahdlah yang terletak di lantai pertama gedung PBNU. Hadir pula Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, putri sulung Gus Dur Alissa Qotrunnada, jajaran pengurus NU, dan para kiai dan para habib.

Maulid Nabi dan Haul Gus Dur Berlangsung Meriah di Gedung PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Maulid Nabi dan Haul Gus Dur Berlangsung Meriah di Gedung PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Maulid Nabi dan Haul Gus Dur Berlangsung Meriah di Gedung PBNU

Peringatan haul ke-6 Gus Dur dan Maulid Nabi Muhammad malam ini dimotori oleh Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU). Acara dimulai dengan istighotsah bersama para habib dan kiai sejak selepas sembahyang isya’, lalu dipuncaki dengan testimoni dan taushiyah.

Sang Pencerah Muslim

Ketua PP LDNU KH Manarul Hidayat berharap, acara kali ini tak sebatas seremoni melainkan lebih dari itu jamaah bisa meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan perjuangan Gus Dur. “Gus Dur tidak hanya jadi panutan oleh orang NU, tapi juga masyarakat Indonesia dan dunia,” ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, mewakili keluarga Alissa mengungkapkan terima kasih atas peringatan haul Gus Dur yang diadakan PBNU tepat pada tanggal wafatnya Presiden Ke-4 RI ini, 30 Desember. “Ini adalah hadiah yang sangat luar biasa. Doa-doa bapak ibu yang dipimpin para guru kita jauh lebih bermakna daripada gelar pahlawan nasional,” tuturnya.

Sementara KH Said Aqil Siroj menekankan pentingnya melestarikan peringatan Maulid Nabi sebagai sarana meneladani dan mengharap syafaat dari Rasulullah. Peringatan haul ulama juga bukan termasuk praktik bid’ah karena di dalamnya mengandung banyak hal positif. “Mari kita yang positif dari Gus Dur kita tiru,” katanya. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Kajian Sang Pencerah Muslim

Jumat, 26 Januari 2018

Kang Said Pastikan NU Steril dari Intervensi Politik

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (Kang Said) di depan pers menyatakan bahwa kepengurusan NU yang baru diisi dari pelbagai unsur. Ia menerangkan, kepengurusan NU tidak dimonopoli oleh aktivis partai tertentu. ia sendiri tidak terlalu mempermasalahkan masuknya sejumlah politikus di dalam kepengurusan NU.

Kang Said Pastikan NU Steril dari Intervensi Politik (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said Pastikan NU Steril dari Intervensi Politik (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said Pastikan NU Steril dari Intervensi Politik

Demikian disampaikan Kang Said kepada sejumlah wartawan usai melakukan pertemuan dengan Bupati dan Wakil Bupati Jombang di pendopo, Selasa (25/8).

"Justru saya akan mengendalikan agar jangan sampai mereka mengendalikan dan membawa NU ke dalam politik," ungkapnya. Namun demikian, keberadaan mereka sebagai hak bagi warga NU untuk berkhidmat. 

Sang Pencerah Muslim

Ia menjamin bahwa tidak akan ada tarik menarik pada kepengurusan NU mendatang. "NU tidak akan digunakan untuk mendukung salah satu partai politik," tegasnya. Tapi kalau ada pengurus dari partai, itu adalah hak warga bangsa untuk berpolitik, lanjutnya.

Sang Pencerah Muslim

Kendati demikian, Kang Said menjamin bahwa NU mendatang akan steril dari intervensi partai politik. "Saya yang menjamin dan akan mengendalikan NU dari intervensi politik," tegasnya. 

Pada kesempatan tersebut, Kang Said juga menegaskan bahwa di kepengurusan PBNU sekarang ada beberapa kader partai politik. "Dalam kepengurusan NU ada unsur Golkar, PPP, Gerindra, tidak hanya PKB," ungkapnya.

Pada kesempatan ini, ia menjelaskan bahwa kedatangannya ke Jombang ialah untuk menyampaikan terima kasih sebenar-besarnya kepada Pemkab Jombang, “Terutama Bapak Bupati yang banyak berjasa sehingga muktamar sukses dan berjalan lancar.”

Fokus program PBNU periode 2015-2020 adalah kerja dan kerja. "Tanggal 28 (Agustus) kami akan melaksanakan rapat kerja pertama dengan pengurus PBNU," terangnya. Sedangkan pada 5 September mendatang adalah pengukuhan pengurus di Masjid Istiqlal.

"Dan minggu depan, akan diterima Bapak Presiden, insya Allah," lanjutnya. (Syaifullah/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Jumat, 19 Januari 2018

IPNU-IPPNU Jombang Genjot Program Utama

Jombang, Sang Pencerah Muslim

Setelah resmi dilantik di aula Pondok Pesantren Bahrul Ulum (BU) Tambakberas pada Ahad (14/2/2016) lalu, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kabupaten Jombang, Jawa Timur garap sejumlah program prioritas.

Di antara beberapa program tersebut adalah menggalakkan pengaderan pelajar di semua kecamatan, desa hingga dusun di Jombang, khususnya beberapa wilayah yang masih belum menjadi target ? PC IPNU-IPPNU Jombang sebelumnya.?

IPNU-IPPNU Jombang Genjot Program Utama (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Jombang Genjot Program Utama (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Jombang Genjot Program Utama

Demikian disampaikan Ketua PC IPPNU Jombang, Qurrotul Aini. Ia memaparkan bahwa optimalisasi pengaderan pelajar di Jombang adalah salah satu visi misi utama PC IPNU-IPPNU Jombang di tampuk kepemimpinannya. Meskipun keberadaan IPNU-IPPNU mayoritas sebelumnya sudah masuk di tingkat kecamatan, namun ia mengaku masih sedikit pelajar IPNU-IPPNU di tingkat desa dan dusun (ranting dan anak ranting).

Aini, sapaan akrabnya menambahkan bahwa untuk menunjang keberlangsungan pengaderan yang baik, ia juga berupaya menumbuhkan keterampilan atau seni manajemen pengurus dalam melaksanakan program-programnya. “Yang jelas pembentukan, pematangan pelajar Jombang, serta memupuk kader yang berkualitas adalah salah salah satu tujuan kami, dann ini sangat memerlukan dorongan skill dari para pengurus,” katanya kepada Sang Pencerah Muslim saat dihubungi, Jumat (19/2).

Sang Pencerah Muslim

Di samping itu pihaknya juga mendorong antar pengurus, baik ranting, Pimpinan Anak Cabang (PAC) hingga pengurus cabang untuk saling bersinergi menjalankan visi misi tersebut. Selain itu, mendirikan Pengurus Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) IPNU-IPPNU di semua kampus Jombang juga bagian program prioritas.

“Selain visi misi utama kita di pengaderan pelajar ke desa-desa, kami juga akan mendirikan Pengurus Komisariat Perguruan Tinggi IPNU-IPPNU di semua kampus Jombang, selama ini sudah ada, tapi hanya beberapa saja. Dan kita memang sedang memikirkan cara yang tepat untuk menyelesaikan itu,” ujarnya.

Dari hasil koordinasi dan pertemuan dengan para pengurus cabang, ia optimis akan merampungkan program-program tersebut dengan maksimal. Bahkan pihaknya juga sering mendiskusikan dengan para pembina dan kiai sesepuh setempat. “Insyaallah tugas-tugas itu rampung dengan maksimal, kita akan menyeriusi ini,” pungkasnya. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Santri Sang Pencerah Muslim

Senin, 15 Januari 2018

NU Struktural untuk Lengkapi NU Kultural

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Dikotomi antara NU struktural dan NU kultural seharusnya tak boleh terjadi lagi jika keduanya bisa memainkan perannya masing-masing dan bersinergi. Ketua PBNU Masdar F. Mas’udi berpendapat bahwa NU struktural yang didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari adalah untuk melengkapi NU Kultural.

“NU kultural sudah ada beberapa ratus tahun lalu berkat kerja kekiaian para ulama kita. Jadi NU organisasi yang dibawa oleh Mbah Hasyim untuk melengkapi NU kultural yang sudah berjalan dan akan terus berjalan,” tuturnya kepada Sang Pencerah Muslim beberapa waktu lalu.

Namun demikian, sampai sekarang ini belum ada pembagian peran yang jelas dan sering terjadi redundance dan mengambil oper peran para kyai yang melakukan kerja-kerja kultural sementara kerja-kerja organisasional belum tertangani dengan baik.

NU Struktural untuk Lengkapi NU Kultural (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Struktural untuk Lengkapi NU Kultural (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Struktural untuk Lengkapi NU Kultural

“Kalau pengurus organisasi mengerjakan ngaji, tahlilan, dibaan, ini sebenarnya mengambil alih fungsi yang dijalankan oleh para kiai secara pribadi-pribadi. Pengurus NU itu kerjanya jangan pengajian umum. Tugasnya menghadiri rapat mengambil keputusan untuk mencapai tujuan tertentu yang dikerjakan dalam waktu tertentu,” imbuhnya.

Kerja NU menurut Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) adalah kerja sosial yang tidak bisa dilakuan oleh para individual seperti membimbing umat dalam berbangsa, bernegara, membangun ekonomi umat, kesehatan, dan lainnya.

Sang Pencerah Muslim

“Ini penting karena kebesaran umat ya disitu, dalam realitas kehidupan umatnya. Kalau akidahnya, urusan para ulamanya sebagai pribadi-pribadi, ada atau tidak ada organisasi. Jadi kerja NU itu lain,” tandasnya.

Dikatakannya NU organisasi itu rukunnya kan ada 4, yaitu ada jamaah, ada tujuan bersama, ada kepemimpinan atau pengurus dan ada aturan main yang disepakati bersama. “Yang paling penting adanya jamaah atau warga dan kepemimpinan, tapi yang sekarang ada baru pengurus, lha jamaahnya mana, ya kultural. Ini yang tidak memenuhi standard organisasi. Warga NU organisasi tidak sekedar warga NU kultural, ini tidak memenuhi tujuan Mbah Hasyim,” imbuhnya.

Untuk membuktikan bahwa seseorang menjadi anggota organisasi, harus punya bukti formal seperti Kartanu (Kartu tanda anggota NU), bukan kunut atau tahlilan. “Ini penting sekali. Kalau kunut ya NU kultural bukan organisasi,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Masdar, terdapat tiga tahapan keanggotaan. Pertama, keanggotaan kultural dengan menjalankan tradisi-tradisi ke-NU-an, kedua keanggotaan formal dengan dibuktikannya memiliki kartu anggota NU dan ketiga keanggotaan efektif yang secara fungsional mendukung kerja-kerja NU.

“Kalau anggota biasa memberi kontribusi iuran, kalau pengurus ya memberi kontribusi keuangan dan tenaga. Ini yang harus dibangun ke depan,” tandasnya. (mkf)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Jadwal Kajian, Nasional Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 13 Januari 2018

Gus Dur Minta Kedaulatan Hukum Ditegakkan

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengatakan, kedaulatan hukum di Indonesia saat ini belum bisa terwujud. Alasannya karena penanganan kasus-kasus korupsi masih tebang pilih. Dia menekankan perlunya mengolah sumber daya alam secara maksimal.

”Kedaulatan hukum harus ditegakkan. Kalau tidak, Indonesia akan makin tertinggal dari negara-negara lain,” kata Gus Dur dalam penyampaian menggunakan Bahasa Jawa saat memberikan taushiyah istighotsah di rumah dinas Wakil Ketua DPRD Jateng Abdul Kadir Karding di Wisma Papandayan, Semarang, Selasa (26/12) malam.

Agar kedaulatan hukum terwujud, kata Gus Dur, harus ada demokratisasi, yakni dengan menjalankan berbagai lembaga yang ada seperti Mahkamah Agung, legislatif, dan lainnya. ”Kita sebenarnya bisa menjadi negara besar dan masyarakatnya kuat. Syaratnya harus mengolah sumber alam dengan baik, seperti pertanian, dan hasil pertambangan yang kemarin, dirampok orang Jakarta semua,” jelasnya.

Gus Dur Minta Kedaulatan Hukum Ditegakkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur Minta Kedaulatan Hukum Ditegakkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur Minta Kedaulatan Hukum Ditegakkan

Sementara itu, Ketua Dewan Tanfidz DPW PKB Jateng Abdul Kadir Karding mengatakan, pertemuan ini merupakan agenda rutin yang digelar oleh DPW PKB Jateng untuk saling menghidupkan tradisi di NU dengan melakukan istighotsah. ”Bagaimanapun, PKB dilahirkan oleh NU sehingga harus selalu menjaga tradisi para ulama,” kata Karding bersemangat. (gpa/man)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Sejarah, Pondok Pesantren, News Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Rabu, 27 Desember 2017

PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 60 orang mengikuti pelatihan perawatan jenazah di aula KPRI Prastiwi Kabupaten Probolinggo, Senin (17/3). Mereka terdiri dari tokoh masyarakat, unsur 24 MWCNU sekabupaten Probolinggo, tokoh agama, dan sejumlah pengasuh pesantren.

PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah

Pelatihan ini difasilitasi Pemkab Probolinggo, PCNU Probolinggo, dan PCNU Kota Kraksaan. Kegiatan ini digelar untuk membina dan meningkatkan kemampuan tenaga perawatan jenazah.

“Sejauh ini banyak masyarakat yang belum mengetahui tata cara perawatan jenazah. Apalagi banyak perbedaan persepsi bagaimana cara menangani jenazah sesuai syariat agama. Bahkan, jika tidak diluruskan cenderung menjadi fitnah,” ungkap Kepala Bagian Kesra Pemkab Probolinggo Moh Syarifuddin.

Sang Pencerah Muslim

Forum pelatihan ini menghadirkan Wakil Rais Syuriyah PCNU Kota Kraksaan H M Zahri Shiddiq untuk mengisi materi istihdlar dan sakratul maut. Sementara materi dan praktik memandikan dan mengafani jenazah dipandu Kepala KUA Kecamatan Kotaanyar H Mahalli Hasan Makiki.

Materi tata cara menyembahyangkan jenazah oleh Ketua PC LBMNU Kota Kraksaan H Mudaffir Irwani. Sedangkan etika mengantar jenazah diisi Sekretaris PCNU Probolinggo H Sulaiman Sholeh.

Sang Pencerah Muslim

H M Zahri Shiddiq mengungkapkan, pelatihan perawatan jenazah ini dimaksudkan untuk memenuhi ketersediaan tenaga rukun kifayah yang terampil dan mumpuni. Dalam arti, mereka bisa menangani jenazah secara baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari’at Islam.

Untuk tata cara ziarah kubur dan takziah, peserta menerima penyampaian materi dari Katib Syuriyah PCNU Probolinggo KH Syuhada’ Nasrullah.

KH Syuhada’ mengharapkan peserta pelatihan mengamalkan materi pelatihan di masyarakat. “Sekaligus menularkan pengetahuannya kepada kelompok-kelompok masyarakat yang ada di lingkungannya masing-masing,” harapnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Pondok Pesantren, Hadits Sang Pencerah Muslim

Senin, 11 Desember 2017

Gusdurian Yogya Gelar Kelas Pemikiran Gus Dur Ketiga

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Forum Gusdurian Yogyakarta kembali mengadakan kelas pemikiran Gus Dur yang ketigaselama dua hari pada Sabtu dan akan berakhir Ahad 25-26 Oktober. Kelas pemikiran Gus Dur ini diadakan di Yayasan LKiS Yogyakarta.

Gusdurian Yogya Gelar Kelas Pemikiran Gus Dur Ketiga (Sumber Gambar : Nu Online)
Gusdurian Yogya Gelar Kelas Pemikiran Gus Dur Ketiga (Sumber Gambar : Nu Online)

Gusdurian Yogya Gelar Kelas Pemikiran Gus Dur Ketiga

Ketua Panitia Kelas Pemikiran Gus Dur, Sarjoko, mengatakan kelas ini kembali diadakan untuk mengenalkan pemikiran Gus Dur lebih mendalam. “Pemikiran-pemikiran Gus Dur sangat banyak. Dengan forum ini kita akan menggali lebih dalam, mulai tentang politik, ekonomi, keislaman,” katanya.

Lebih lanjut, Sarjoko menjelaskan bahwa kelas pemikiran Gus Dur ini merupakan awal dari kita mengkaji pemikiran Gus Dur. "Kegiatan ini insya Allah berkah karena dengan kreativitas panitia untuk mengadakan acara ini," tambahnya.

Sang Pencerah Muslim

Seknas Gusdurian, Alissa Wahid mengatakan bahwa Gus Dur tidak terkenal dengan pemikiran-pemikirannya saja. Ia juga terkenal karena sepak terjangnya. "Gus Dur terkenal dengan kerendahan hati, beliau tidak pernah mengambil ilmu begitu saja,” ungkapnya.

Putri sulung Gus Dur tersebut menambahkan, ayahnya mengambil ilmu dari mana-mana, tapi kemudian diolah dan menggunakan ilmu itu.

Sang Pencerah Muslim

Kelas pemikiran  tersebut dibuka Alissa Wahid yang sekaligus memberikan materi. Selain dia, pemateri lain adalah Hairus Salim HS, Gaffar Karim, Nur Khalik Ridwan, dan Heru Prasetyo. (Nur Solikhin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Sholawat Sang Pencerah Muslim

Selasa, 07 November 2017

Syiar Ramadhan, Pelajar NU Blubuk Tarhim ke 22 Masjid Desa

Tegal, Sang Pencerah Muslim?



Dalam rangka menyemarakan dan Syiar di bulan suci Ramadhan 1438 Hijriyah, Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Blubuk, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal menggelar kegiatan tarawih silaturahim (Tarhim).

Syiar Ramadhan, Pelajar NU Blubuk Tarhim ke 22 Masjid Desa (Sumber Gambar : Nu Online)
Syiar Ramadhan, Pelajar NU Blubuk Tarhim ke 22 Masjid Desa (Sumber Gambar : Nu Online)

Syiar Ramadhan, Pelajar NU Blubuk Tarhim ke 22 Masjid Desa

Ketua Pimpinan Ranting IPNU Blubuk, M Ali Muhidin menjelaskan, kegiatan Tarawih Silaturahim dimulai sejak malam ketiga Ramadhan Ahad malam (28/5) sampai dengan malam ke 24 Ramadhan atau Ahad malam (18/6) mendatang. Kegiatan itu dilukan bergilir di semua masjid dan mushala se-Desa Blubuk.?

"Jumlah masjid dan mushala yang didatangi sebanyak 22. Dalam Tarhim ini juga diisi dengan ceramah agama oleh Pembina IPNU – IPPNU secara bergantian," terangnya.?

Dia berharap pelaksanaan Tarhim akan menambah syiar Islam, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Selain itu, juga memperkokoh jalinan silaturahim antara IPNU – IPPNU dengan Nahdliyin Blubuk.?

Sang Pencerah Muslim

"Tarhim juga menjadi sarana silaturahim IPNU-IPPNU kepada masyarakat Desa Blubuk," paparnya.?

Sementara Ketua IPPNU Desa Blubuk, Sukmawati menuturkan, kegiatan Tarhim merupakan rangkaian kegiatan IPNU-IPPNU Desa Blubuk yang dikemas dalam amaliyah Ramadhan 1438 Hijriah.?

Selain Tarhim, rangkaian kegiatan lainnya yakni buka puasa bersama, santunan anak yatim dan khotmil Quran. "Insyaallah, dalam melatih kepedulian dan kepekaan sosial. Kita juga akan berbagi dengan sekitar 100an lebih anak yatim piatu dalam buka bersama sekaligus pemberian santunan yang rencananya kita agendakan pada minggu akhir bulan Ramadhan," tuturnya

Menurut Sukma, IPNU IPPNU sebagai organisasi otonom NU memiliki tanggung jawab dalam pengembangan potensi pelajar, santri dan remaja khususnya di Desa Blubuk. Oleh karenanya, amaliyah Ramadhan menjadi sarana melatih kader dalam berkiprah dimasyarakat guna menggiatkan Syiar di Bulan Ramadhan yang penuh berkah.?

"Amaliyah ramadhan ini, juga menjadi sarana melatih potensi kader dalam penanaman nilai – nilai religi. Untuk itu, kami mohon dukungan semua pihak, untuk sukses dan lancarnya rangkaian kegiatan amaliyah Ramadhan ini," pungkasnya. (Hasan/Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Kamis, 02 November 2017

Salah Niat, "Amar Ma’ruf Nahi Munkar" Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru

Malang, Sang Pencerah Muslim

Pengurus Lembaga Bahsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jawa Timur mengingatkan agar berhati-hati dalam bersikap terhadap adanya kemungkaran. Karena jika terjadi kesalahan sedikit saja dalam menyikapi kemungkaran tersebut, ujungnya akan berbahaya kepada diri sendiri.

KH Azizi menilai bahwa memang benar Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah bagian dari perintah agama. Namun demikian, jika dilakukan dengan niatan yang tidak benar, tidak murni karena untuk menjunjung kalimah Allah, maka akan sia-sia.

Salah Niat, Amar Ma’ruf Nahi Munkar Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Salah Niat, Amar Ma’ruf Nahi Munkar Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Salah Niat, "Amar Ma’ruf Nahi Munkar" Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru

“Ingat, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa dibalik amar ma’ruf nahi munkar. Sedikit saja bergeser niatnya, maka itu adalah kemungkaran,” katanya di hadapan para wakil dari cabang NU se Jawa Timur dalam acara Bahtsul Masail Islam Nusantara di Aula Gedung Utama Rektorat Universitas Negeri Malang, Sabtu (13/2/2016) lalu.

Kiai Blitar yang juga alumni Lirboyo ini kemudian menjelaskan mengapa di balik amar ma’ruf nahi mungkar ada kemungkaran. Ia menjelaskan alasan-alasan Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin.

Sang Pencerah Muslim

“Imam Al-Ghazali mengatakan demikian karena jika terjadi kesalahan niat dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar maka akan ada kemungkaran yang lain. Kemungkaran itu berupa: merendahkan orang lain, merasa benar sendiri sedang yang lain salah, sombong dan melakukan kerusakan,” katanya.

Lebih lanjut ia mengingatkan bahwa Al-Quran sama sekali tidak memerintahkan Umat Islam memusnahkan semua kemungkaran di muka bumi. Melainkan Al-Quran memerintahkan kita untuk menolaknya saja.

“Ingat, bahwa kalimatnya dalam Al-Quran adalah wa’mur bil ma’rufi wanha anil munkar. Jadi kita diperintahkan untuk menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Bukan membasminya,” paparnya.

“Di mana-mana kemungkaran itu pasti ada dalam kehidupan di dunia. Itu adalah sunnatullah bahwa ada kebaikan ada keburukan. Jadi tidak dapat kita sirnakan yang namanya kemungkaran. Hanya saja jika kita menolak dan mencegahnya, akan mendapat pahala,” tambahnya. (Ahmad Nur Kholis/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Warta, Pondok Pesantren, Lomba Sang Pencerah Muslim

Jumat, 27 Oktober 2017

Kiai Bisri dan Ulama Jombang tentang Hormat Bendera Merah Putih

Ketika masyarakat menyimpan pertanyaan-pertanyaan yang dikaitkan dengan pandangan keagamaan, para ulama Nahdlatul Ulama selalu hadir memberikan jawaban dan sudut pandang. Seperti yang dilakukan para kiai Jombang. Mereka bahkan membuat forum musyawarah khusus, membahas berbagai persoalan, saling menyodorkan dalil, dan menjawab kegelisahan.

Dipimpin KH M Bisri Syansuri salah satu pendiri NU), para kiai Jombang tercatat beberapa kali mengadakan forum Musyawarah Ulama Jombang. Kegiatan ini dikoordinasi oleh Pengurus Imarah Masjid Jami Kauman Utara Jombang.

Kiai Bisri dan Ulama Jombang tentang Hormat Bendera Merah Putih (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Bisri dan Ulama Jombang tentang Hormat Bendera Merah Putih (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Bisri dan Ulama Jombang tentang Hormat Bendera Merah Putih

Hasil dari musyawarah itu terbit menjadi buku berjudul “Muqarrarâtus Syûrâ min ‘Ulamâ Jombang” (Keputusan Musyawarah Ulama Jombang) yang berisikan lima puluh masalah agama. Di antara masalah yang dijawab adalah soal hormat terhadap bendera merah putih yang jamak dilakukan di zaman itu.

Menjawab tentang hormat bendera Merah Putih, tersebutlah dalam tanya jawab bernomor 17, sebagai berikut:

Sang Pencerah Muslim

“Bagaimana hukum hormat bendera merah putih lambang negara RI sebagaimana yang berlaku ketika upacara bendera merah putih diadakan?”

Sang Pencerah Muslim

Jawaban:

Mengingat bahwa bendera sang merah putih sebagai lambang negara RI  itu merupakan suatu anugerah Allah yang diberikan kepada bangsa Indonesia, maka hukum menghormati bendera itu adalah boleh, sebab disamakan dengan diperbolehkannya mencium peti (tabut) yang diletakkan di atas maqam para wali untuk diambil barokahnya.

Keterangan dari kitab:

Hasyiah al-Bajury ala Syarh Ibn Qasim,

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?



Buku Muqarrarâtus Syûrâ min ‘Ulamâ Jombang yang memuat jawaban tentang persoalan tersebut diterbitkan pada 15 April 1981 M/ 10 Jumadil Akhir 1401 H dan ditandatangani oleh Ketua Musyawarah Ulama Jombang KH Mahfudz Anwar dan sekretarisnya H Abd. Aziz Masyhuri.

Adapun para ulama Jombang itu adalah:

1. K.H. M. Bisri Syansuri

2. K.H. Adlan Aly

3. K.H. Mahfudz Anwar

4. K.H. Syansuri Badawy

5. K. Muhdlor

6. K.H. Mansur Anwar

7. K.H. Abdul Fattah Hasyim

8. K.H. Cholil

9. K.H. Syansun

(Yusuf Suharto)



* Dikutip dari buku Hasil Keputusan Bahtsul Masail PCNU Jombang 2002-2015 Disertai Muqorrorot Ulama Jombang 1981





Baca juga: Ketika Kiai Umar Mangkuyudan Ditanya perihal Hormat Bendera

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Rabu, 20 September 2017

Lingsir Wengi, Cara Santri Pelihara Budaya Nusantara

Malang, Sang Pencerah Muslim. Ada banyak cara dilakukan untuk memperingati Hari Santri. Cara yang sedikit berbeda, salah satunya adalah event Lingsir Wengi yang diadakan di Pesantren Al Amin, Sukosari, Kabupaten Malang, Jumat (27/10) malam. Para santri, ustadz, dan kiai tumpah ruah pada kegiatan yang diselenggarakan BEM IAI Al Qolam dan Komunitas Sabda Perubahan.

Menjadi unik adalah karena acara tersebut, walaupun diselenggarakan di pesantren, berupa semacam pagelaran budaya. Mengambil momentum Hari Santri, kegiatan tersebut mengambil tema Nracak Jejak Wali (Menapaki Jejak Walisanga).

Lingsir Wengi, Cara Santri Pelihara Budaya Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Lingsir Wengi, Cara Santri Pelihara Budaya Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Lingsir Wengi, Cara Santri Pelihara Budaya Nusantara

Athok Lukman, dosen IAI Alqolam yang juga penggagas acara, mengatakan nama Lingsir Wengi diambil dari kidung Sunan Kalijaga. Dalam kidungnya, Sunan Kalijaga selalu memadukan nilai-nilai kehidupan dan nilai sufistik keislaman.

"Kita (kami, Red) ingin mempertahankan budaya Nusantara, karena budaya Nusantara adalah mutiara yang membuat kita sulit melupakan. Terlalu tinggi nilai kandungannya untuk tidak dirawat dan di pelihara," kata Gus Athok, sapaan akrabnya.

Sang Pencerah Muslim

Lingsir wengi yang baru pertama kali diadakan, direncanakan digelar setiap bulan. Tujuannya untuk nguri-nguri (memelihara) budaya Nusantara ditengah arus modernisasi yang kian menjadi-jadi.

“Karenanya, di acara ini aneka macam seni ditampilkan. Mulai orasi budaya, musikalisasi puisi, tari tradisional, teater,” tambah Gus Athok.

Sang Pencerah Muslim

Hadir dalam acara Lingsir Wengi edisi pertama KH Abdullah Syam (Pendiri Pesantren Rakyat); M. Yasin Arif (Pendiri Sabda Perubahan); dan Ahmad Dhofir Zuhri (Rektor STF Al-Farabi). Sementara para penampil adalah perwakilan komunitas dan organisasi seperti JNM (Jaringan Nahdliyin Muda), Lakpesdam NU Kabupaten Malang, PMII Cabang Kab.Malang, GMNI, UKM Teater, Platinum, Mapala, As-Surur. 

Athiya, salah satu tim Lingsir Wengi mengatakan, adanya acara seperti ini diharapkan mampu membendung budaya luar yang kurang bagus.

"Acara ini murni diselenggarakan untuk menghidupkan kembali budaya luhur warisan para wali di tengah arus westernisasi,” kata Athiyah.

Sementara KH Abdullah Sam dalam orasi budayanya, banyak menyinggung pentingnya menjaga NKRI.

"Selama anak-anak muda menjaga kebudayaan maka NKRI tidak akan terjajah oleh asing," katanya penuh semangat.

Salah satu penampilan yang membetot perhatian adalah pembacaan puisi karya Yasin Arif. Puisi yang dibacakan penuh dengan penghayatan ini berjudul Zaman Terkutuk. Berikut petikannya:

Aku terseret-seret zaman milenial

Telpon pintarku tiada henti merantai tangan

Hangat kebersamaan mendadak sunyi

Ramai-ramai kita menunduk pada layar

Gelombang kata-kata tanpa makna

membludak dari mulut cuma-cuma

Pendapat berhamburan tanpa nalar

Budaya tak menghidupkan jiwa

Anak muda mengkritik tanpa membaca

Guru berteori tanpa menginjak bumi

Tren menjadi konsumsi sehari-hari

Arus menggerus akar tradisi

Hidup tak berguna tak apa asal kaya

Kekayaan maha segala-galanya

Kekayaan menjadi puncak cita-cita

Kekayaan harkat dan martabat manusia.(Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sunnah, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Minggu, 27 Agustus 2017

Muslimat-Fatayat NU Gelar Pawai Mobil Hias

Pekalongan, Sang Pencerah Muslim. Ada banyak cara memperingati hari kelahiran Raden Ajeng (RA) Kartini yang jatuh tanggal 21 April 2013. Jika dahulu anak anak sekolah pada tanggal ini berpakaian model kebaya dengan rambut disanggul kemudian baris di halaman sekolah dengan menggelar berbagai lomba, kini bentuk peringatan dilakukan dengan beragam cara. 

Untuk menghidupkan semangat perjuangan Kartini, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat Nahdlatul Ulama Pekalongan Barat, Ahad kemarin (21/4) menggelar acara besar-besaran berupa pawai mobil hias bekerjasama dengan PAC Muslimat NU keliling Kota Pekalongan.

Muslimat-Fatayat NU Gelar Pawai Mobil Hias (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat-Fatayat NU Gelar Pawai Mobil Hias (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat-Fatayat NU Gelar Pawai Mobil Hias

Acara yang dipusatkan di Gedung Aswaja Jalan Sriwijaya 2 diikuti oleh seluruh Pimpinan Ranting yang diisi dengan anak anak yang baru saja selesai dikhitan dan ibu-ibu dengan berpakaian ala Ibu Kartini. 

Sambutan yang cukup meriah tambak sekali menjelang pemberangkatan mobil pawai, apalagi dibarisan terdepan dikawal Marching Band dari MTs Hidayatul Athfal (Hifal) Kota Pekalongan dan raungan mobil Lalu Lintas Polres Pekalongan Kota menambah kesemarakan acara Peringatan Hari Kartini yang dikemas bersamaan dengan Harlah Fatayat dan Muslimat NU.

Sang Pencerah Muslim

Ketua PAC Fatayat NU Pekalongan Barat Hj. Khusnul Khotimah kepada Sang Pencerah Muslim mengatakan, kegiatan peringatan Hari Kartini untuk tahun ini sengaja diperingati dengan cara yang berbeda untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa kaum perempuan juga bisa menggelar aktifitas dengan meneladani nilai perjuangan yang telah dilakukan kaum ibu.

“Perjuangan Ibu Kartini telah menginspirasi kaum perempuan yang bernaung di panji Nahdlatul Ulama untuk bisa berkiprah lebih banyak untuk membangun masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia tercinta,” ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Dikatakan, lahirnya Fatayat NU dan Muslimat NU dikancah perjuangan melalui jalur organisasi adalah bukti keinginan yang cukup kuat untuk mengangkat derajat kaum perempuan, dan peran ini dapat dijalankan dengan baik.

Acara peringatan Hari kartini di Gedung Aswaja ditandai selain pawai mobil hias juga diisi dengan khitanan massal yang diikuti oleh 34 peserta, bazar murah, donor darah, pentas seni kasidah dan pembagian hadiah dari berbagai lomba yang telah dilaksanakan. 

 

Redaktur   : Mukafi Niam

Kontributor: Abdul Muiz P

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Minggu, 20 Agustus 2017

Muslimat NU Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur

Surabaya, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU mendesak pemerintah untuk segera membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Lumpur, seperti halnya BRR Aceh dalam menangani tsunami selama empat tahun.

"Yang penting adalah menyelamatkan rakyat, lingkungan, dan infrastruktur yang terkait roda perekonomian di Jatim," ujar Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa usai berbicara pada pembukaan Hari Lahir (Harlah) ke-61 Muslimat NU di Surabaya, Jumat.

Muslimat NU Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur

<p>Dalam acara yang dihadiri Deputi Menteri KLH Bidang Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat, Sudaryono, ia mengemukakan badan khusus itu sudah sangat mendesak untuk dideklarasikan agar proses pemulihan cepat terjadi.

"Kalau selama ini Timnas seperti tidak melakukan apa-apa, saya kira hal itu karena Timnas memang tidak dilengkapi dengan `alat` untuk operasional, sehingga sulit bekerja," tegasnya.

Oleh karena itu, katanya, BRR sangat mendesak dibentuk untuk korban lumpur di kawasan eksplorasi Lapindo, karena BRR akan dapat bekerja secara operasional.

"Seperti BRR di Aceh yang dapat bekerja secara operasional, karena diberi back-up pemerintah seperti dalam masalah dana yang diambilkan dari APBN," ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Tentang peran Lapindo, katanya, Lapindo tetap harus memperhitungkan ganti rugi yang perlu ditanggung. "Jadi, pemerintah bertugas melindungi rakyat, sedang Lapindo membayar ganti rugi," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Dr KH Ali Maschan Moesa MSi juga mendesak pemerintah untuk segera membentuk BRR seperti BRR Aceh.

"Masyarakat menilai penanganan lumpur Lapindo selama ini masih bersifat main-main. Bahkan Tim Nasional (Timnas) yang dibentuk dengan Keppres juga gagal," ujarnya di sela-sela acara itu.

Menurut Doktor bidang Ilmu Sosial dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, Timnas sudah tak memiliki kekuatan, karena pemerintah jangan main-main lagi, tapi pemerintah harus menangani lumpur di Porong itu dengan membentuk BRR seperti di Aceh.

Sang Pencerah Muslim

Pengasuh Pesantren Luhur Al-Husna, Jemurwonosari, Surabaya itu menyatakan, BRR Lumpur nantinya dapat merancang konsep yang jelas dalam menangani luapan lumpur panas dengan program jangka pendek dan jangka panjang. (ant/sbh)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren, Pondok Pesantren, Jadwal Kajian Sang Pencerah Muslim

Jumat, 18 Agustus 2017

Dari Situbondo ke Banyuwangi

Situbondo, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Cabang Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Kabupaten Situbondo, menggelar Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda), di aula PCNU Situbondo, Sabtu, (23/2).

Dari Situbondo ke Banyuwangi (Sumber Gambar : Nu Online)
Dari Situbondo ke Banyuwangi (Sumber Gambar : Nu Online)

Dari Situbondo ke Banyuwangi

Rapimda tersebut dalam rangka konsolidasi dan koordinasi para imam, khotib, dan ta’mir masjid dengan tema “Mewujudkann masjid sebagai pusat pemberdayaan umat”. Kegiatan tersebut diikuti 200 orang peserta dari  17 kecamatan.

Dalam sambutannya, KH Fauzan Masruri mengatakan warga NU harus mewaspadai kelompo-kelompok yang terang-terang bergerilya merebut masjid di kantong-kantong NU.

Sang Pencerah Muslim

“Hal itu dikarenakan mesjid adalah sumber umat,” katanya.

Ia mengimbau kepada peserta untuk mengikuti Rapimda sampai usai supaya tahu bagaimana cara mempertahankan masjid dan pengelolaannya.  

Sang Pencerah Muslim

Rapimda tersebut dibuka Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F. MAsudi, difasilitasi PP LTM NU bekerjasama dengan PT Sinde Budi Sentosa. Setelah dilaksanakan di Situbondo, besok Ahad (24/2), akan digelar di Kabupaten Banyuwangi.

 

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Pondok Pesantren, Berita Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 12 Agustus 2017

Ansor Pikatan Sosialisasikan Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Ranting GP Ansor Desa Pikatan Kecamatan Gending Kab Probolinggo menggelar sosialisasi pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk kebun gizi keluarga untuk masyarakat,? Senin (21/1)? ?

Ansor Pikatan Sosialisasikan Pemanfaatan Lahan Pekarangan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Pikatan Sosialisasikan Pemanfaatan Lahan Pekarangan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Pikatan Sosialisasikan Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Dalam sosialisasi pemanfaatan lahan pekarangan rumah tersebut juga dikupas tentang kiat-kiat untuk memperoleh tambahan penghasilan seperti wirausaha individu maupun kelompok. Contohnya, pemenuhan kebutuhan lauk pauk yang diharapkan bisa diperoleh di lingkungan sekitar rumah sendiri.

Kegiatan yang dihadiri oleh segenap pengurus Pimpinan Ranting GP Ansor Desa Pikatan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kecamatan Gending Muslimin Saba’.

Sang Pencerah Muslim

Ketua Pimpinan Ranting GP Ansor Desa Pikatan Mahmud Yunus mengatakan kegiatan ini digelar sebagai upaya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Nahdliyin melalui pemanfaatan lahan pekarangan rumah sebagai kebun gizi keluarga.

Sang Pencerah Muslim

Semoga melalui kegiatan ini masyarakat dapat termotivasi untuk bercocok tanam dengan cara membuat kebun gizi yang hasilnya dapat membantu meringankan beban kebutuhan hidup sehari-hari,” ujarnya.

Sementara Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Gending Muslimin Saba’ mengungkapkan kegiatan ini merupakan salah langkah yang dilakukan oleh GP Ansor untuk mendukung program pemerintah berupa pemanfaatan lahan pekarangan rumah dengan menanam berbagai macam sayur-sayuran organik yang dapat menciptakan pangan yang aman, memberikan nilai ekonomis yang tinggi dan meningkatkan status bergizi bagi gizi keluarga.

“Hal ini juga sebagai upaya untuk pemenuhan pangan rumah tangga dalam pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan aman serta peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat,” ungkapnya.

Menurut Muslimin, kegiatan tersebut merupakan salah satu agenda sosialisasi atas keberperanan GP Ansor pada masyarakat petani. Sehingga petani mampu memanfaatkan lahan pekarangan secara intensif dengan beraneka ragam komoditas untuk kebun gizi keluarga.

“Selama ini kami sudah menjalin komunikasi yang baik dengan petugas pertanian kecamatan. Namun kami tetap berharap semoga Dinas Pertanian dapat membantu kesuksesan program tersebut,” pungkasnya.

Kontributor: Syamsul Akbar

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan, AlaNu, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Rabu, 12 Juli 2017

MWCNU Blimbingsari Adakan Pelatihan Ruqyah Aswaja

Banyuwangi, Sang Pencerah Muslim. Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Blimbingsari mengadakan pelatihan ruqyah aswaja di MTs Sunan Ampel, Patoman, Kecamatan Blimbingsari. Ahad (30/4) pagi.

MWCNU Blimbingsari Adakan Pelatihan Ruqyah Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
MWCNU Blimbingsari Adakan Pelatihan Ruqyah Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

MWCNU Blimbingsari Adakan Pelatihan Ruqyah Aswaja

Pelatihan ini dihadiri oleh ratusan Nahdliyin yang berada di beberapa kabupaten di antaranya Jember, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, dan Sidoarjo. Selain itu turut hadir Ketua Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Blimbingsari Taufik Ismail beserta jajarannya, Kepala sekolah MTs Sunan Ampel Lutfi Hidayat beserta jajarannya, dan pembina jamiyah ruqyah aswaja yang juga sebagai pemateri dalam pelatihan ini Ust Allama Alaudin.

Lutfi Hidayat atau sering ? disapa Lutfi menjelaskan, pelatihan ini digunakan sebagai wadah edukasi bagi masyarakat Nahdliyin mengenai teknis ruqyah.

"Karena hakikinya Allah SWT menjadikan Al-Quran sebagai obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Selama pelatihan peserta diberikan panduan awal untuk menjadi praktisi ruqyah sekaligus juga bisa dijadikan bekal meruqyah orang lain, keluarga, sanak family atau masyarakat luas," jelas Lutfi kepada Sang Pencerah Muslim.

Sang Pencerah Muslim

Lutfi ? menambahkan, langkah ini juga sebagai wujud dakwah kepada Allah SWT atas landasan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

"Karena selama pelatihan ini seluruh peserta akan diajarkan metode tasykhis atau diagnosa kepada pasien, tehnik menetralisir rumah (tempat angker), teknik membuat air ruqyah, detoksifikasi, dan tahsinat," tutup Lutfi.

Senada dengan hal itu, Taufik Ismail menambahkan, selepas pelatihan akan dibentuk formatur kepengurusan Jamaah Ruqyah Aswaja (JRA) di tingkat kabupaten.?

"Bertekad selepas ini, saya adakan pelatihan-pelatihan ruqyah aswaja secara massif bagi warga Nahdliyin supaya seluruh warga NU tahu, bahwa NU memiliki pelatihan ruqyah ? tersendiri. Pasalnya sejauh ini, kalangan lain telah memakai jalan dakwah tambahan dengan ruqyah, selain mempengaruhi ideologi-ideologi radikal dan terorisme. Saya tidak ingin hal itu kecolongan bahkan terjadi kembali," jelas ketua Tanfidz yang pebisnis kepada Sang Pencerah Muslim.

Sang Pencerah Muslim

Adanya komunikasi dan sekaligus kerja sama oleh pengurus Jamaah Ruqyah Aswaja ? dengan ? Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Banyuwangi sangat dibutuhkan, imbuh Taufik.

"Metode ini sangat ampuh, karena pengurus cabang memiliki wewenang untuk menginstruksikan kepada seluruh kepengurusan dan anggota Nahdliyin mulai tingkat kecamatan sampai ke tingkat desa. Karena saya ? mengakui instruksi dari pengurus cabang merupakan terobosan langkah lebih kuat guna menggerakkan keterlibatan masyarakat untuk pelatihan ruqyah aswaja ini," pungkas Taufik. (M. Sholeh Kurniawan/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Pondok Pesantren, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Rabu, 05 Juli 2017

KH Sya’roni Ahmadi Terangkan Kisah Rasulullah Haulkan Sahabatnya

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Mustasyar PBNU KH Sya’roni Ahmadi menegaskan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mendukung tardisi haul yang dilaksanakan setiap tahun itu. Kiai Sya’roni lalu mengutip sebuah riwayat yang disebutkan di Syarah Naqil Balaghah halaman 399.

KH Sya’roni Ahmadi Terangkan Kisah Rasulullah Haulkan Sahabatnya (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Sya’roni Ahmadi Terangkan Kisah Rasulullah Haulkan Sahabatnya (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Sya’roni Ahmadi Terangkan Kisah Rasulullah Haulkan Sahabatnya

Demikian disampaikan Kiai Sya’roni dalam tahlil umum haul Ke-1 KH Mudloffar Fatkhurrohman di maqbarah Mbah Brungut desa Kriyan, kecamatan Kalinyamatan, Jepara, Selasa (27/10) sore.

Sesuai penjelasan Imam Al-Waqidi dalam kitab itu, setahun sekali Nabi menziarahi 70 sahabat yang ikut serta dalam perang termasuk sahabat Hamzah. Dari kediaman ke maqbarah, jarak tempuhnya kira-kira 6 km. Juga saat itu belum ada kendaraan laiknya mobil yang ada hanya himar dan onta.

Sang Pencerah Muslim

Saat memasuki makam kiai kharismatik asal Kudus itu menjelaskan, Nabi berdoa. “Assalamualaikum bima shabartum fani’ma uqbaddar,” ujar Kiai Sya’roni di hadapan ratusan jamaah.

Doa yang diucapkan kanjeng Nabi itu merupakan harapan ahli kubur menerima nikmat agung yakni ditempatkan Allah di taman surga.

Sang Pencerah Muslim

Ia menambahkan orang yang meninggal jasadnya dimasukkan ke kuburan sedangkan nyawanya berada di alam kubur. Kiai yang terbilang murah senyum itu mengajak jamaah untuk membedakan alam kubur dan kuburan.

Kuburan dijelaskannya ialah alam dunia. Sementara alam kubur ialah alam yang berbeda. Meski alamnya berbeda dengan kita tetapi mereka yang ada di alam kubur mendengar kita.

Berkenaan dengan itu, ia menyontohkan, menjelang wafatnya istri Muhammad, Siti Khadijah Nabi ingin titip salam kepada 3 perempuan. Mendengar kabar itu Khadijah yang mengalami sakaratul maut di usia 65 tahun tidak lantas meninggal sebelum menerima penjelasan dari Nabi.

Kelak, sesuai keterangan Nabi ketiga perempuan yakni Siti Maryam, Siti Asiah dan Ummu Kulsum akan dinikahi Nabi. Dinikahinya ketiga perempuan tersebut lantaran mereka masih menyandang status “perawan”.

“Maryam dan Ummu Kulsum jelas masih perawan. Sedangkan Siti Asiah yang merupakan istri dari Firaun setiap kali berhubungan dengan dia sosok asiah diganti dengan kambing. Alhasil Asiah masih perawan,” imbuh kiai Sya’roni.

Setelah mengetahui ketiga perempuan tersebut akan menjadi maru (bahasa Sunda) yang arti perempuan lain yang akan menjadi istri, Khadijah pun meninggal dunia. Semua tentang alam kubur, di Al-Quran sebut kiai Sya’roni temaktub dalam Surat Tahrim.

Jika ada masyarakat awam yang menyatakan dinikahinya tiga perempuan itu Nabi dikatakan bejo, beruntung masih menurut kiai hal itu perlu ditampik. “Yang bejo bukan Nabi Muhammad tetapi ketiga perempuan tersebut,” paparnya meluruskan anggapan masyarakat.

Di akhir mauidhoh Kiai Sya’roni Ahmadi mengungkapkan cara “menolong” orang yang sudah berada di alam kubur. “Dengan membacakannya istighfar serta tahlil,” pungkasnya mengakhiri mauidloh hasanah. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh, Pondok Pesantren, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 03 Juni 2017

Kiswah Ramadhan, Aswaja NU Centre Probolinggo Layani Masalah Aqidah dan Syariah

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim - Pengurus Cabang Aswaja NU Center (Asnuter) Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Kuripan membahas hubungan aqidah, syariah, dan akhlaq di Pendopo Kecamatan Kuripan, Sabtu (11/6) malam. Asnuter dalam Ramadhan ini tetap memberikan dampingan perihal keaswajaan kepada nahdliyin.

Kegiatan Kiswah Ramadhan ini diikuti oleh sekitar 100 orang terdiri atas pihak Forkopimka, pengurus MWCNU dan PRNU se-Kecamatan Kuripan, pengurus Asnuter, pengurus cabang lembaga dan badan otonom (banom) NU se-Kabupaten Probolinggo.

Kiswah Ramadhan, Aswaja NU Centre Probolinggo Layani Masalah Aqidah dan Syariah (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiswah Ramadhan, Aswaja NU Centre Probolinggo Layani Masalah Aqidah dan Syariah (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiswah Ramadhan, Aswaja NU Centre Probolinggo Layani Masalah Aqidah dan Syariah

Pembicara dalam kegiatan ini Ustadz Fathurrozi Amien, aktivis, dan pemerhati pendidikan, dan Ketua PCNU Kabupaten Probolinggo KH. Abdul Hadi Saifullah selaku pembina Asnuter Kabupaten Probolinggo.

Sang Pencerah Muslim

Ketua Aswaja NU Center Kabupaten Probolinggo Teguh menyambut gembira kegiatan ini dengan harapan bisa memberikan warna bagi Nahdliyin untuk tetap kokoh dalam pelaksanaan aqidah dan syariah Islam sehingga mampu mewujudkan akhlaq mulia dalam kehidupannya sehari-hari.

“Di mana kesemuanya merupakan pengejawantahan iman, islam dan ihsan. Ketiganya tidak bisa dipisahkan satu dari yang lain. Karena antara aqidah, syari’ah dan akhlak selalu ada keterkaitan,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Teguh, aqidah merupakan pegangan seorang muslim dalam meyakini dan mengimani Allah SWT dan Islam. Syari’ah sebagai jalan, aturan dan tindakan konkret berupa ibadah kepada Allah SWT. Setelah meyakini dan terbentuknya aqidah yang benar. Sementara akhlaq merupakan perilaku, kebiasaan dan budi pekerti sebagai aplikasi aqidah dan syari’ah dalam kehidupan sehari-hari.

“Semoga kegiatan ini bisa menambah kokoh dan kuatnya keimanan dan keislaman kita serta mampu terwujud dalam ihsan yang kokoh,” harapnya.

Kegiatan ini juga diisi dengan sesi dialog dan tanya jawab yang dilakukan seputar tema yang sedang menjadi pembahasan. Dialog sendiri disambut dengan sangat antusias oleh seluruh pengurus NU baik MWCNU maupun PRNU se-Kecamatan Kuripan. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Habib, Budaya, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock