Tampilkan postingan dengan label Meme Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Meme Islam. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 Maret 2018

Apakah Hadits Nabi Dicatat Sejak Masa Sahabat?

Dalam kajian ilmu hadits, para ulama kebanyakan menyebutkan bahwa permulaan hadits disusun dan dicatat adalah sekitar abad kedua Hijriyah oleh Ibnu Syihab az Zuhri, atas titah Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Dinasti Umayyah. Pendapat ini dikuatkan oleh Imam Malik bin Anas.

Disebabkan oleh jauhnya jarak waktu antara masa hidup Nabi dengan mulai disusunnya kitab-kitab hadits, hal ini menjadi sasaran kritik pengkaji hadits orientalis maupun kalangan Muslim sendiri. Keaslian hadits sebagai sumber hukum Islam diragukan.

Mereka menyebutkan bahwa keterlambatan penyusunan hadits ini disebabkan beberapa kecenderungan. Pertama, konon budaya lisan di periode awal Islam lebih populer bagi kalangan sahabat dan tabiin, begitu pula kemampuan hafalan mereka yang luar biasa. Alasan kedua adalah memang Nabi melarang para sahabat untuk menulis hadits. Kemudian yang terakhir, para sahabat memang kebanyakan tidak mampu menulis.

Apakah Hadits Nabi Dicatat Sejak Masa Sahabat? (Sumber Gambar : Nu Online)
Apakah Hadits Nabi Dicatat Sejak Masa Sahabat? (Sumber Gambar : Nu Online)

Apakah Hadits Nabi Dicatat Sejak Masa Sahabat?

Bagaimana mungkin sejarah yang sudah terpaut nyaris dua abad bisa dicatat secara tepat? Sejauh mana budaya lisan bisa dipercaya dibanding tulisan?

Menjawab hal itu, seorang Begawan hadits Syekh Muhammad Mustafa Azami menyatakan bahwa hadits Nabi telah dicatat sejak masa sahabat. Dalam bukunya yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berjudul Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, Syekh Azami menyimpulkan beberapa catatan penting terkait bagaimana hadits sebenarnya telah dicatat sejak masa Rasulullah hidup.

Para sahabat, berikut tabiin pendahulu, dianggap lebih mengutamakan kemampuan hafalan dan budaya lisan. Hal ini menjadi musykil melihat realitas bahwa meski kecerdasan seseorang bisa sangat hebat, namun tak bisa dipungkiri bahwa melakukan generalisir, gebyah uyah, bahwa seluruh sahabat memang hebat hafalannya adalah kesimpulan yang terburu-buru. Kecerdasan manusia tentu sangat beragam. Maka, pencatatan hadits dibutuhkan sejak masa awal Islam.

Sang Pencerah Muslim

Selanjutnya adalah larangan Rasulullah untuk menulis hadits. Azami meneliti sekian hadits yang menjadi alasan bahwa hadits dilarang ditulis oleh Rasulullah. Dari sekian riwayat, hanya satu yang menurut beliau bisa dipertimbangkan, yaitu riwayat dari Abu Said al Khudri dalam Shahih Muslim.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? - ? ?: ? ? - ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Artinya: “...Janganlah menulis ucapanku, dan barangsiapa menulis ucapanku selain Al-Qur’an, hendaknya ia menghapusnya. Dan barangsiapa mendusta atas diriku – kata Hammam, saya kira. Nabi bersabda – dengan sengaja, maka bersiaplah untuk masuk neraka.”

Terkait larangan Nabi untuk menulis hadits sebagaimana di atas, Imam Khatib al-Baghdadi menyebutkan bahwa beberapa sahabat dan tabi’in memiliki motif tersendiri mengapa mereka enggan untuk mencatat hadits. 

Salah satu alasan yang populer adalah khawatir tercampurnya isi hadits dengan Al Qur’an. Nabi melarang menulis hadits, bersamaan dengan menulis Al-Qur’an alih-alih di lembar yang sama agar tidak campur aduk. Demikian penjelasan hadits di atas, sebagaimana dijelaskan Imam an Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim.

Nabi selama hidup banyak berurusan dengan banyak penguasa di luar Madinah.Terjadi surat menyurat dari Nabi kepada mereka. Dengan demikian, tentunya para sahabat banyak yang memiliki kemampuan menulis yang baik untuk tugas menulis surat itu. Begitupun Al-Qur’an yang juga banyak ditulis di lembaran maupun pelepah kurma. Alasan bahwa kebanyakan sahabat tidak dapat menulis dapat terbantahkan.

Banyak hadits-hadits shahih yang menyebutkan bahwa Nabi mengizinkan para sahabat untuk menulis hadits dari beliau, baik yang berupa surat, maupun pernyataan dan ibadah beliau. Beberapa sahabat seperti Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, Ali bin Abu Thalib, disebutkan pernah menulis hadits dari Nabi.

Dari berbagai keterangan di atas, penting diketahui meskipun para sahabat dan tabiin masa awal sangat memerhatikan kemungkinan tercampurnya lafal Al-Qur’an dan hadits, namun hal ini tidak menghalangi bahwa Nabi sendiri sudah memperkenankan hadits-hadits dari beliau untuk dicatat dan disebarkan ke generasi selanjutnya. 

Maka menolak hadits karena alasan bahwa ia tidak tercatat sedari masa Nabi, agaknya kurang tepat. Nabi sendiri memperkenankan hadits dan ucapan beliau ditulis selama tidak bersamaan dengan Al-Qur’an. Penjelasan ini kiranya dapat menambah semangat untuk mempelajari pribadi Nabi secara bijak. Wallahu a’lam. (Muhammad Iqbal Syauqi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Jumat, 09 Februari 2018

Hukum Gerakan Hampir Berbarengan Makmum dan Imam

Ada sebagian makmum yang mengikuti shalat berjamaah shalat kurang memperhatikan gerakan dan bacaan imam secara detail sehingga menjadikan mereka melakukan gerakan dan bacaan bersamaan persis dengan imam. Hal ini hukumnya makruh.

Akibatnya makmum bisa kehilangan fadhilah (keutamaan) jamaah khusus pada rukun (filiy/qauliy) yang ia kerjakan bersama persis dengan imam tersebut. Artinya bukan berarti jika satu gerakan saja makmum melakukan bersama imam kemudian kehilangan semua fadhilah jamaah secara total.

Hukum Gerakan Hampir Berbarengan Makmum dan Imam (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Gerakan Hampir Berbarengan Makmum dan Imam (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Gerakan Hampir Berbarengan Makmum dan Imam

Andai saja makmum melakukan gerakan bersama persis dengan imam pada saat ruku‘, maka ruku‘ yang dilakukan bersama imam itulah ia tidak mendapatkan fadhilah 27 derajatnya ruku‘. Selain ruku‘ tersebut ia tetap mendapat fadhilah jamaah. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Sayyid Bakri Syatha.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Artinya, “Fadhilah jamaah menjadi hilang, maksudnya pada bagian yang makruh melakukannya secara bersama-sama saja. Jika kemakruhan tadi dilakukan bersamaan saat ruku maka nilai 27 kali ruku‘lah yang menjadi hilang,” (I‘anatut Thalibin, juz II, halaman 39).

Sang Pencerah Muslim

Kemakruhan di atas apabila makmum melakukan dengan sengaja baik gerakan atau bacaan walaupun pada shalat sirriyah (pelan) bersama persis dengan imam. Jika kebersamaan hanya kebetulan yang tidak disengaja atau makmum memang tidak mengetahui bahwa hal tersebut adalah makruh, maka hukumnya tidak makruh.

Yang tidak makruh lagi adalah ketika makmum sengaja bersama-sama dengan imam pada saat imam membaca Al-Fatihah karena makmum khawatir jika tidak bersama, ia akan tertinggal ruku‘nya imam.

Seperti makmum pada shalat tarawih, misalnya. Makmum boleh membaca Al-Fatihah di waktu imam sedang membaca Al-Fatihah jika memang makmum khawatir apabila Al-Fatihah dibaca tidak secara bersama imam, ia akan tertinggal ruku‘nya.

?]: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “(Faidah) dimakruhkan bersamaan dengan imam dalam berbagai gerakan shalat. Begitu pula ucapan-ucapannya (aqwalus shalah) menurut pendapat muktamad. Fadhilah jamaah hilang pada rukun yang tepat ia jalankan dengan membarengi imam meskipun pada shalat yang dengan bacaan pelan (sirriyyah) selama makmum tidak mengetahui jika ia mengakhirkan sampai imam selesai membaca Al-Fatihah justru akan menjadikan makmum tertinggal ruku‘. Begitulah? yang dikatakan Ali Syibramalisi. Ar-Rasyidi berpendapat bahwa yang menjadikan hilang fadhilah hanya terbatas pada rukun qauliy. Adapun kemakruhan bersama persis itu jika memang disengaja, tidak berlaku apabila terjadi secara kebetulan atau makmum tidak mengetahui bahwa hal itu merupakan sesuatu yang makruh sebagaimana pendapat Imam Syaubari, (Lihat Bughyatul Mustarsyidin, Darul Fikr, halaman 119).

Oleh karena itu, sebaiknya imam mengetahui enam waktu sunah untuk diam sejenak dalam shalat yang meliputi antara takbiratul ihram dan iftitah, iftitah dan ta‘awudz, ta‘awudz dan Al-Fatihah, Al-Fatihah dan "amin", "amin" dan surat, dan antara surat dan ruku‘, (Lihat Safinatun Naja, Darul Minhaj, halaman 42).

Praktiknya, imam membaca Al-Fatihah, makmum mendengarkan. Setelah membaca "amin" bersama-sama, imam diam sejenak sekadar cukup bagi makmum untuk membaca Al-Fatihah. Di saat inilah makmum membaca Al-Fatihah. Setelah sekira selesai, imam kemudian membaca surat. (Ahmad Mundzir)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim IMNU, Meme Islam, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Rabu, 07 Februari 2018

Komponen yang Harus Dipenuhi dalam Niat

Dalam terminologi fiqih (madzhab Syafi’i), niat adalah menyengaja melaksanakan satu hal dengan disertai menjalankan sebuah kegiatan yang ia maksud. Jika dinisbatkan pada wudhu, niat dilakukan sejak melakukan rukun fi’li yang pertama kalinya yaitu membasuh muka. Apabila untuk shalat, niat berarti harus dijalankan saat mulai takbiratul ihram.

Posisi niat berada di dalam hati. Sedangkan hukum melafalkannya melalui lisan yang berfungsi menolong hati supaya lebih ringan dan mudah terkoneksi merupakan kesunnahan. (Lihat: Syekh Burhanuddin Ibrahim al-Bajuri, Hâsyiyah Ibrahim al-Bajûrî, vol: 1, hlm. 145)

Komponen yang Harus Dipenuhi dalam Niat (Sumber Gambar : Nu Online)
Komponen yang Harus Dipenuhi dalam Niat (Sumber Gambar : Nu Online)

Komponen yang Harus Dipenuhi dalam Niat

(Baca: Melafalkan Niat dalam Shalat)

Berkaitan dengan derajat niat, shalat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. Pertama adalah shalat fardlu seperti shalat dzuhur, asar, maghrib, dan seterusnya. Kedua, shalat sunnah yang mempunyai waktu seperti shalat sunnah qabliyah dzuhur, tarawih, dluha. Dan ketiga, shalat sunnah yang tidak mempunyai ikatan waktu khusus, yakni berupa shalat sunnah mutlak.

Bagi orang yang ingin melakukan shalat fardlu, setidaknya ada tiga komponen niat yang harus terpenuhi dalam hati, berupa: 

Sang Pencerah Muslim

1. Menyengaja menjalankan kegiatan (? ?

Bagi orang yang menjalankan shalat, dalam niat, ia harus menyertakan kalimat ? (saya shalat) dalam hati. Ini untuk menegaskan bahwa ia sekarang sedang menjalankan ibadah shalat, bukan yang lain.

2. Menjelaskan klasifikasi ibadah yang ia jalankan (?

Ta’yin atau klasifikasi ini merupakan pembeda antara shalat satu dengan yang lain. Misal, dhuhur, asar, maghrib, dan seterusnya. 

3. Menjalankan fardlu

Sang Pencerah Muslim

Khusus untuk ibadah shalat fardlu, komponen shalat yang tak bisa ditinggal adalah menjelaskan bahwa mushalli (orang yang menjalankan shalat) benar-benar dalam rangka melaksanakan fardlu. Sehingga ia wajib menyebut kalimat fardlu (?)

Apabila diilustrasikan secara keseluruhan, di hati orang yang menjalankan shalat fardlu, minimal memuat untaian kalimat berikut (contoh niat shalat dhuhur):

? ? ?

“Saya shalat fardlu dzuhur.” 

Adapun melengkapi niat shalat seperti yang banyak dipakai seperti berikut ini hukumnya adalah sunnah

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? 

Artinya: Saya shalat fardlu dzuhur empat rakaat dengan menghadap kiblat, adâ’ karena Allah Ta’ala.

Berikutnya adalah shalat sunnah yang mempunyai waktu seperti shalat sunnah qabliyah isya’, shalat dluha dan sebagainya. Komponen niat minimal yang wajib dipenuhi pada shalat ini adalah:

1. Menyengaja menjalankan kegiatan (? ?

2. Menjelaskan klasifikasi ibadah yang ia jalankan (?

Jadi, orang yang shalat qabliyah dzuhur atau tarawih, misalnya, minimal terbersit di hatinya susunan kalimat:

? ? ? ? ?

“Aku shalat qabliyah dzuhur”, “Aku shalat tarawih.”

Kembali perlu diketahui, ini adalah batasan standar minimal. Artinya, jika orang yang shalat menggerakkan hati dengan susunan yang lebih lengkap sebagaimana dalam contoh yang panjang di atas, tentu lebih baik. Karena hal tersebut akan mendapatkan kesunnahan yang berlipat. 

Yang terakhir, shalat sunnah mutlak, yaitu shalat sunnah yang tidak terikat dengan waktu tertentu. Maka, dalam niat hanya perlu menyebut penyengajaan melaksanakan shalat saja (? ?). Sehingga, apabila ada orang ingin shalat sunnah mutlak, andai saja hatinya bergerak membaca ushalli saja, tanpa tambahan kalimat apa pun, sudah sah. 

? ? ? : ? ? ? ? ? ? ? ? ?.  ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ?. ?: ? ?: ? ? ? ?: ?

“Niat itu mempunyai tiga tingkatan. Apabila shalat fardlu, harus menyengaja menjalankan sebuah kegiatan, ta’yin (penegasan tentang klasifikasi ibadah yang sedang dikerjakan), dan fardliyyah (penjelasan bahwa itu shalat fardlu). Apabila shalat sunnah yang mempunyai standar waktu, seperti shalat sunnah rawatib atau shalat yang mempunyai sebab, wajib menyengaja dan ta’yin. Dan kalau shalat sunnah mutlak, hanya wajib menyertakan kalimat menyengaja pelaksanaanya saja. Al-fi’lu: ushallî; at-ta’yin: dzuhur, asar; al-fardliyyah: fardlu.” (Salim bin Samir Al Hadlrami, Safînatun Najâh, [Darul Minhaj]m, hlm. 33-34)

(Baca: Waktu-waktu yang Makruh untuk Shalat)

Dari keterangan di atas, dapat kita tarik kesimpulan. Niat mempunyai standar minimal yang harus disebut sesuai dengan klasifikasi masing-masing. Adapun yang lazim digunakan masyarakat adalah niat dalam versi komplet dengan dilengkapi kesunnahan-kesunnahan lain. Wallahu a’lam. (Ahmad Mundzir) 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Humor Islam, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Selasa, 23 Januari 2018

Shalat Dhuha, Cara Sirbin FC Awali Laga Sepakbola

Blora, Sang Pencerah Muslim - Apa yang umumnya dilakukan pemain sepak bola menjelang permainannya? Mungkin, mereka akan sibuk berganti jersey, mengatur gaya rambut, atau sekadar melakukan warming up, pemanasan di pinggir lapangan tempat pertarungannya.

Lain halnya dengan Faqih Umam dan kawan-kawannya. Santri yang juga anggota kesebelasan Sirbin FC Grobogan ini bersama dengan rekan setimnya melakukan ritual shalat sunah dhuha. Ya, dikarenakan laga yang akan dijalaninya dimulai pukul 10.00 WIB, mereka menyempatkan sebagian kesenggangan jelang laga dengan beribadah shalat dhuha menjalankan sunah rasulnya.

Shalat Dhuha, Cara Sirbin FC Awali Laga Sepakbola (Sumber Gambar : Nu Online)
Shalat Dhuha, Cara Sirbin FC Awali Laga Sepakbola (Sumber Gambar : Nu Online)

Shalat Dhuha, Cara Sirbin FC Awali Laga Sepakbola

Ketika ditanya, ternyata hal tersebut merupakan ritual keseharian mereka ketika dipesantren.

Sang Pencerah Muslim

“Biasanya, kami melakukan shalat dhuha saat istirahat sekolah,” ujar Faqih.



Sang Pencerah Muslim

(Baca: Meski Bunuh Diri, Sirbin FC Menang 2-1 Lawan Amtsilati FC)


Menurut mereka, shalat dhuha sangat berpengaruh terhadap kesuksesan mereka. Apalagi dalam momen-momen penting seperti ini. Tentu dengan berdoa kepada Allah dan bertawasul dengan melakukan ibadah sunah dhuha merupakan persiapan rohani yang tidak dapat dipandang sebelah mata.

Begitulah santri, dalam sanubarinya telah tertanam keyakinan bahwa segala sesuatu harus diusahakan semaksimal tenaga. Dan agar usaha tersebut membuahkan hasil dengan harapannya, maka harus dibarengi dengan berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala. Karena pada hakikatnya, urusan menang-kalah adalah keputusan Allah semata. (Ulin Nuha Karim/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 13 Januari 2018

Tokoh Agama Berharap Pilkada NTT Berlangsung Damai

Kupang, Sang Pencerah Muslim. Tiga Tokoh Agama Nusa Tenggara Timur (NTT) minta pelaksanaan Pemilukada Propinsi NTT yang akan berlangsung pada 18 Maret berlangsung damai. 

Tiga tokoh agama yakni ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTT H Abdul Kadir Makarim, Romo Geradus Duka dan Pandeta Ishak Hendrik dalam dialog Pilkada damai yang di selenggarakan oleh Komunitas Peacemaker dari Kaum Muda Lintas Agama Kupang dengan tema “Cerdas Memilih, Jaga NTT Tetap Damai” berlangsung di Aula Hotel Ina Boi Kupang, Sabtu (3/3/2013) Pukul 15:00-19:00 Wita.

Tokoh Agama Berharap Pilkada NTT Berlangsung Damai (Sumber Gambar : Nu Online)
Tokoh Agama Berharap Pilkada NTT Berlangsung Damai (Sumber Gambar : Nu Online)

Tokoh Agama Berharap Pilkada NTT Berlangsung Damai

H Abdul Kadir Makarim, dalam diskusinya mengingatkan kaum muda NTT agar lebih tegas dan mampu untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. 

Sang Pencerah Muslim

“Masayarakat NTT sudah jenuh dengan tokoh politik NTT yang dalam berpolitik masih mengandalkan sifat primordialisme. Sifat primordialisme kita hindarkan sehingga pendidikan politik lebih tersentuh dengan keragaman demi menuju NTT yang lebih baik, lebih bermartabat,” jelasnya.

Romo Geradus Duka, dalam paparan materinya menegaskan dua hal penting yakni realitas politik dan solusi politik. Ia menilai secara pejoratif politik yang terjadi di NTT, sebab masyarakat NTT sering mengalami berbagai persoalan. 

Sang Pencerah Muslim

Sebagai tokoh agama ia tidak menginginkan adanya berbagai persoalan yang tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.

Sementara Pandeta Ishak Hendrik dalam kesemapatan yang sama menegaskan hakekat masyarakat NTT adalah masyarakat plural yang penuh dengan kebersamaan dalam mengedepankan hidup kedamaian.

Ia meminta hakekat pluralisme ditingkatkan. Hal itu sudah menjadi kewajiban dalam menjaga kerukunan umat beragama. 

“Pilkada NTT jangan menodai keberadaan kita. Berpolitik jangan mengandalkan suku, agama, ras dan lain-lainnya. Berpolitik yang lebih santun dan lebih akan berdampak pada pendidikan kepada generasi penerus NTT,” katanya.

Anggota Komisi Pemilihan Umum NTT Tanti Adoe, berharap pesta demokrasi Pilgub NTT dapat berjalan aman, damai dan berwibawa sesuai dengan amanat undang-undang.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Ajhar Jowe

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, RMI NU, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Jumat, 29 Desember 2017

Nahdliyyin Sukoharjo Peringati Haul Mbah Maksum

Sukoharjo, Sang Pencerah Muslim. Warga Nahdliyyin Sukoharjo mengikuti peringatan haul tokoh NU Sukoharjo KH Maksum Waladi, Sabtu (15/2). Acara tersebut bertempat di kediaman keluarga Kiai Maksum di Jalan Diponegoro nomor 9 Joho kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Nahdliyyin Sukoharjo Peringati Haul Mbah Maksum (Sumber Gambar : Nu Online)
Nahdliyyin Sukoharjo Peringati Haul Mbah Maksum (Sumber Gambar : Nu Online)

Nahdliyyin Sukoharjo Peringati Haul Mbah Maksum

Hadir pada kesempatan itu sejumlah tokoh NU Sukoharjo di antaranya Rais Syuriyah PCNU Sukoharjo KH Ahmad Baidlowi, Ketua PCNU HM Nagib Sutarno, dan Mudir Jatman KH Khoirul Anwar.

KH Maksum Waladi pernah mengemban amanah sebagai Rais Syuriyah PCNU Sukoharjo selama beberapa periode.

Sang Pencerah Muslim

Sekretaris NU Sukoharjo Lasimin mengenang sosok yang akrab disapa Mbah Maksum itu sebagai seorang pribadi yang jujur. "Yang jelas sifatnya jujur dan ora neko-neko," kenangnya.

Lasimin masih ingat beberapa pesan yang pernah disampaikan Kiai Maksum. "Masih saya ingat pesan itu, ‘Jadilah pengurus NU yang sregep (rajin) dan entengan (ringan membantu). Itu modal untuk mengurusi NU," kata Lasimin menirukan pesan Kiai Maksum. (Ahmad Rosyidi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, Pesantren, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Minggu, 24 Desember 2017

PBNU Berharap PPP Islah

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj berharap para tokoh PPP bisa menyelesaikan perbedaan pendapat dengan cara islah. Hal ini juga menjadi tuntunan Al-Qur’an dalam penyelesaian masalah yang menjadi pedoman bagi umat Islam.

PBNU Berharap PPP Islah (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Berharap PPP Islah (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Berharap PPP Islah

“Jika PPP kembali pada visi misinya, saya yakin, semuanya bisa diselesaikan dengan islah,” katanya kepada Sang Pencerah Muslim, Selasa (23/9).

Yang harus dihindari, menurut Kang Said, adalah melibatkan pihak ketiga dalam perbedaan pendapat tersebut. “Merekalah yang bertepuk tangan jika terjadi konflik,” tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Dua kubu yang sedang berseberangan di PPP memiliki preferensi yang berbeda dalam hubungan dengan pemerintah baru. Suryadharma Ali dari awal merupakan pendukung Prabowo Subianto sementara kubu Emron Pangkapi mulai merapat ke Jokowi-JK. Mereka hadir dalam rakernas PDI Perjuangan di Semarang akhir pekan lalu.

Berdasarkan pandangan pribadi Kiai Said, pergantian kepemimpinan di organisasi harus mengacu pada aturan organisasi. “Jika dipilih lewat muktamar, maka pemberhentiannya pun juga harus lewat muktamar, entah itu muktamar luar biasa, muktamar dipercepat atau apa saja namanya,” tandasnya. 

Sang Pencerah Muslim

Nahdlatul Ulama memiliki keterkaitan sejarah dengan PPP karena NU adalah salah satu fusi dari partai-partai yang digabung dalam partai Islam ini sebelum akhirnya menyatakan khittah 1926 pada muktamar 1984 di Situbondo Jawa Timur. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Minggu, 17 Desember 2017

SMPNU Putri Nawa Kartika Perkuat Keredaksian Majalah Sekolah

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Sekolah Menengah Pertama NU Putri Nawa Kartika di Kudus mengadakan pelatihan jurnalistik di aula sekolah. Pelatihan ini membekali keredaksian 27 siswi yang memikul tanggung jawab sebagai awak redaksi majalah dan majalah dinding (Mading) sekolahnya.

Dimulai pukul 09.00 hingga 15.30 Jum’at (2/5), pelatihan ini menghadirkan staf Humas Universitas Muria Kudus (UMK) Rosidi dan jurnalis sebuah harian Septina Nafiyanti sebagai narasumber.

SMPNU Putri Nawa Kartika Perkuat Keredaksian Majalah Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)
SMPNU Putri Nawa Kartika Perkuat Keredaksian Majalah Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)

SMPNU Putri Nawa Kartika Perkuat Keredaksian Majalah Sekolah

Rosidi yang juga pengurus ISNU Kudus lebih banyak berbagi mengenai bagaimana mengelola majalah sekolah dan mading.

Sang Pencerah Muslim

Ia juga mendoronga peserta pelatihan agar terus berlatih menulis demi melahirkan karya-karya penulisan dalam pelbagai bentuknya.

“Selain berlatih terus menerus, Anda harus meyakinkan diri bahwa Anda bisa. Kalau sejak awal tidak memiliki keyakinan mampu menulis, maka Anda sudah memupuskan harapan menjadi penulis,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Sementara Septina lebih banyak memberikan masukan serta petunjuk peliputan sebuah berita. Ia kemudian menerangkan cara mengorganisasikan data-data yang dihimpun dari lapangan melalui wawancara dan data-data pendukung lain untuk menjadi sebuah laporan. (Qomarul Adib/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Meme Islam, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Kamis, 14 Desember 2017

Gus Dur Desak Pemerintah Segera Selesaikan Kasus Lapindo

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendesak pemerintah segera menyelesaikan kasus lumpur Lapindo. Menurutnya, yang harus diprioritaskan pemerintah adalah upaya mencari penyelesaian musibah dan membantu meringankan derita masyarakat yang menjadi korban secara cepat dan efisien, bukan status bencananya.

"Kalau mau menetapkan sebagai bencana alam, cantolan (baca: dasar, Red) hukumnya apa?," kata Gus Dur kepada wartawan di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat (9/3).

Karena itu, Gus Dur juga menyatakan ketidaksetujuannya pada Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI yang meminta pemerintah menetapkan status bencana nasional pada musibah semburan lumpur panas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, tersebut.

Gus Dur Desak Pemerintah Segera Selesaikan Kasus Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur Desak Pemerintah Segera Selesaikan Kasus Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur Desak Pemerintah Segera Selesaikan Kasus Lapindo

Bahkan, Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB itu menyatakan permintaan penetapan status bencana nasional itu bukan suara resmi FKB, melainkan pendapat pribadi ketuanya, Ida Fauziah.

"DPP PKB berpendapat, prioritas utama yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah mencari penyelesaian atas musibah maupun membantu meringankan beban yang diderita masyarakat korban musibah lumpur panas Lapindo secara cepat dan efisien," katanya.

Dengan demikian, menurut Gus Dur, surat FKB yang dikirim pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang isinya meminta ditetapkannya bencana lumpur Lapindo sebagai bencana alam juga gugur dengan sendirinya. Apalagi surat itu tidak dikonsultasikan dengan DPP PKB.

Sang Pencerah Muslim

Pada kesempatan itu Gus Dur meminta PT Lapindo Brantas Inc. memegang teguh komitmennya untuk mencari solusi bagi upaya penghentian semburan lumpur panas maupun pemberian ganti rugi yang layak kepada masyarakat korban Lumpur secepatnya.

Gus Dur juga mendukung upaya sertifikasi untuk memudahkan proses pengembalian hak atas tempat tinggal warga masyarakat korban dengan menggunakan rujukan legal pertanahan seperti Letter C dan Petok D bagi penerbitan sertifikasi.

Untuk itu, mantan Ketua Umum PBNU itu meminta kerjasama semua aparat, baik pemerintah daerah maupun Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk memudahkan proses tersebut.

Gus Dur juga mendukung program pemindahan penduduk beserta ganti rugi bagi penyelesaian masalah Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS) dan mendesak pemerintah sesegera mungkin memfasiliasi dialog dengan warga sehingga tercapai penyelesaian yang adil bagi semua.

Sang Pencerah Muslim

Pada kesempatan itu Gus Dur juga mendesak pemerintah untuk segera memulihkan kondisi perekonomian Sidoarjo dan Jawa Timur dengan menyegerakan pembangunan kembali infrastruktur utama dan strategis yang rusak akibat musibah lumpur tersebut.

"Untuk mencapai maksud tersebut, maka saya dan beberapa tokoh LSM seperti Wardah Hafidz dan Romo Sandyawan akan memimpin upaya mencapai maksud tersebut," kata Gus Dur.

Sementara itu, Koordinator Urban Poor Consortium (UPC) Wardah Hafidz menambahkan, segala pengeluaran yang dikeluarkan pemerintah terkait musibah lumpur Lapindo harus dicatat sebagai piutang yang harus ditagihkan ada PT Lapindo Brantas Inc. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Jadwal Kajian, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 02 Desember 2017

Perpustakaan SMA NU 1 Gresik Ikut Seleksi Tingkat Nasional

Gresik, Sang Pencerah Muslim. Prestasi membanggakan ditorehkan perpustakaan Sekolah Menengah Atas Nahdlatul Ulama 1 (SMANUSA) Gresik, Jawa Timur, sebagai juara pertama tingkat provinsi. Selanjutnya perpustakaan sekolah yang berada di bawah PW LP Maarif NU Jatim ini akan mengikuti seleksi tingkat nasional.

"Perpustakaan kami dinyatakan sebagai pemenang pertama tingkat provinsi Jawa Timur pada bulan Juli lalu," kata kepala sekolah, Bapak Nasihuddin kepada Sang Pencerah Muslim, Selasa (13/10). Kendati telah ditetapkan sebagai juara pertama, namun piala dari Gubernur Jawa Timur baru diterima Senin kemarin, lanjutnya.

Perpustakaan SMA NU 1 Gresik Ikut Seleksi Tingkat Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Perpustakaan SMA NU 1 Gresik Ikut Seleksi Tingkat Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Perpustakaan SMA NU 1 Gresik Ikut Seleksi Tingkat Nasional

Masih kata Bapak Nasihuddin, selanjutnya perpustakaan tersebut akan diikutkan seleksi tingkat nasional. "Hari ini ada visitasi tingkat nasional," ungkapnya. Dan pengumuman pemenang nantinya akan diterima tanggal 30 Oktober di Jakarta, lanjutnya.

Sang Pencerah Muslim

"Untuk saat ini perpustakaan sekolah kami masuk posisi sepuluh besar nasional. "Doakan hasil visitasi nantinya akan bisa juara satu," harapnya.

Perpustakaan SMANUSA telah dikunjungi sejumlah sekolah dan instansi pemerintah. "Bahkan kemarin sudah ada permintaan kunjungan dari SMASt Louis Surabaya," bangganya.

Sang Pencerah Muslim

Sekolah ini sejak didirikan, berkembang karena inovasi dan terobosan yang dilakukan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Jumlah siswa saat ini seribu dua ratusan sehingga menjadikan sebagai sekolah favorit dan mendapatkan kepercayaan masyarakat.

Untuk menjawab tantangan dunia pedidikan dan tuntutan masyarakat yang menginginkan sekolah berkualitas di bidang IPTEK dan IMTAQ yang dapat berkompetisi di tingkat nasional dan internasional, maka mulai tahun 2000 membuka kelas khusus yang didesain secara khusus.

Kemudian tahun 2010 ditingkatkan dari kelas khusus menjadi kelas yang bertaraf internasional (Kelas SBI) dengan kurikulum adaptif, yakni perpaduan antara kurikulum Cambidge dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikeluarkan oleh BSNP serta kurikulum dari kementerian agama yang dikombinasikan dan dipadukan dengan kurikulum LP Maarif NU yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik SMA .

Sejumlah prestasi telah diraih sekolah yang berdiri sejak tahun 1968 ini di berbagai kompetisi. Baik lokal, regional hingga nasional.

Dengan diraihnya penghargaan tingkat provinsi dan diikutkan dalam seleksi nasional, diharapkan prestasi tersebut dapat menginspirasi sejumlah lembaga pendidikan khususnya yang berlebel NU. "Mudah-mudahan ini akan menjadi inspirator bagi sekolah dan madrasah NU yang lain," pungkasnya.? (Ibnu Nawawi/Mahbib)

Foto: Perpustakaan SMANUSA saat diresmikan.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Jumat, 01 Desember 2017

Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin?

Oleh Rifqi Qowiyul Iman

Beberapa hari yang lalu penulis menemukan sebuah video Syekh Ali Jum’ah (Mantan Mufti Republik Arab Mesir) pada salah satu stasiun TV yang diunggah ke halaman resminya. Dalam sesi tanya jawab dengan salah satu penonton Syekh Ali Jum’ah ditanya “Apakah seorang Muslim yang meninggal pada kejadian meledaknya salah satu gereja di Mesir termasuk syahid?”.

Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin? (Sumber Gambar : Nu Online)
Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin? (Sumber Gambar : Nu Online)

Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin?

Dengan didahului penjelasan yang bijaksana serta kedalaman ilmu, Syekh menjelaskan terlebih dahulu tentang konsep nasionalisme dan pentingnya kebebasan beragama sebagaimana yang tertera di dalam Undang-Undang (Dustur) Republik Arab mesir. Pada akhir pembicaraan beliau menyatakan bahwa mereka mendapatkan pahala sama seperti para syuhada.

Keterangan dari Syekh mengingatkan penulis tentang apa yang telah menjadi tradisi NU khususnya rekan-rekan Banser selama ini. Bukan sekadar menjadi korban, rekan-rekan Banser bahkan terkesan berkorban demi keamanan praktik ibadah kaum Nasrani yang dilaksanakan di gereja-gereja setempat. Dan kita tentu masih ingat Almarhum Riyanto, Banser yang mengorbankan diri demi keselamatan saudara-saudara kaum Nasrani di Gereja Eben Heazer, Mojokerto 16 tahun silam.

Sang Pencerah Muslim

(Baca: Kisah Banser Riyanto Meninggal Demi Kemanusiaan)

Sang Pencerah Muslim



Bagi sebagian pihak, tradisi ini mungkin tidak dianggap sebagai sesuatu yang bernilai ibadah. Boro-boro, bahkan salah satu tokoh yang mengaku bermanhaj Ahlussunnah wal Jama’ah menuding bahwa menjaga gereja berarti membantu praktik kemusyrikan dan kekafiran.

Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa yang dijaga bukan sekadar bangunan tempat melaksanakan ritual sekelompok agama tertentu. Namun yang lebih dari itu, sebagaimana yang dinyatakan almarhum Gus Dur, bahwa yang dijaga adalah keamanan manusia dan tanah air.

Karenanya, bagi NU menjaga gereja bukan sekadar soal berlagak toleran, bukan pula soal berlagak heroik, ia adalah ejawantah dari nilai-nilai kemanusiaan yang selalu dijunjung tinggi oleh agama. Tidak heran bila Gus Dur, Maulana Al-Habib Luthfi bin Yahya dan kiai-kiai NU tanpa segan-segan menginstruksikan Banser untuk menjaga gereja demi terwujudnya niai-nilai kemanusiaan yang mulia ini.

Sebenarnya, banyak sekali tradisi dan ritual kemanusiaan NU yang selama ini telah membumi di masyarakat. Termasuk istighosah yang dilaksanakan di Jawa Timur baru-baru ini, yang sebenarnya bukan hal baru bagi warga NU. Bukan pula sebagai bentuk tandingan atas apa yang ramai di Jakarta beberapa bulan kemarin. Soal niat, warga NU bahkan tidak ada urusan dengan satu atau dua individu terntentu. Kompleksitas permasalahan negeri lah yang mendorong warga Nahdliyin untuk mengetuk pintu langit agar bangsa diberi keberkahan dan keselamatan serta kemakmuran. Serta terbebas dari permasalahan-permasalahan moral yang melanda saat ini. Pun soal amar makruf nahi mungkar, beberapa golongan mencibir NU yang dianggap melempem, tanpa tahu bahwa bagi para Nahdliyin amar makruf adalah berdakwah dengan rahmah, dan nahi mungkar adalah berperang melawan permasalahan bangsa, seperti kemiskinan, intoleransi, kebodohan dan radikalisme.

Nasionalisme NU bahkan dicibir sebagai nasionalisme kebablasan, tanpa tahu bahwa konsep NKRI adalah sebuah produk ijtihad keagamaan para ulama Rabbani yang diikat dengan konstitusi. Karenanya, pekikan “NKRI harga mati” adalah ejawantah kepatuhan kaum Nahdliyin terhadap dawuh para ulama. Dan jika pada momen-momen kemarin NU dianggap tidur dan bukan lah NU yang dulu, maka ketahuilah kaum Nahdliyin sudah bergerak melampaui semua yang dilakukan beberapa pihak baru-baru ini. Dan kaum Nahdliyin adalah kaum yang berjuang, ber-amar makruf, ber-nahi mungkar dengan kedalaman ilmu dan adab. Sehingga, perlu dipertanyakan “sudahkah kita mengenal NU dan Nahdliyin?”.

Penulis adalah mahasiswa pascasarjana pada Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam (PSKTTI) Universitas Indonesia.



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, Kiai Sang Pencerah Muslim

Minggu, 26 November 2017

Tiga Amalan Sunah Sebelum Shalat Id

Menyemarakkan hari raya Idul Fitri merupakan bagian dari sunah. Setiap orang dianjurkan untuk menyambut kedatangannya dengan penuh kebahagiaan dan kesenangan. Sebab itu, pada hari Idul Fitri, orang-orang diwajibkan membayar zakat sebelum melaksanakan shalat agar orang-orang miskin bisa berbahagia pada hari yang mulia tersebut.

Di antara kesunahan Idul Fitri adalah mengerjakan shalat Id secara berjamaah. Shalat Id dapat dilakukan di masjid, lapangan, atau tempat terbuka lainnya. Laiknya shalat Jum’at, sebelum pergi ke masjid untuk mengerjakan shalat Jumat dianjurkan melakukan tiga hal.

Tiga Amalan Sunah Sebelum Shalat Id (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Amalan Sunah Sebelum Shalat Id (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Amalan Sunah Sebelum Shalat Id

Ketiga hal ini, menurut Imam An-Nawawi dalam Al-Majemu‘ Syarhul Muhadzdzab sebagai berikut.

Sang Pencerah Muslim

Pertama, disunahkan makan sekalipun sedikit sebelum pergi ke masjid atau sebelum melaksanakan shalat Id. Makanan yang disunahkan untuk dikonsumsi ketika itu adalah kurma sebanyak bilangan ganjil. Saking sunahnya makan sebelum shalat ‘id, Imam As-Syafi’i dalam Al-Umm menegaskan, “Kami memerintahkan setiap orang yang ingin shalat ‘id untuk makan sebelum berangkat ke masjid. Bila dia belum makan, kami meminta mereka makan pada saat dalam perjalanan ke masjid ataupun ketika sampai di masjid jika memungkinkan. Tidak ada dosa bagi orang yang tidak makan sebelum shalat Id, tetapi dimakruhkan meninggalkannya.”

Kedua, disunahkan mandi sebelum shalat Id sebagaimana kesunahan mandi sebelum shalat Jum’at, sebab pada hari itu, seluruh umat Islam berkumpul di masjid untuk beribadah. Kesunahan ini diperkuat oleh atsar dari Sayyidina ‘Ali bin Abu Thalib dan Abdullah bin Umar yang membiasakan mandi sebelum shalat Id.? Terkait waktu kesunahan mandi, para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan disunahkan mandi setelah fajar dan ada pula yang berpendapat disunahkan setelah pertengahan malam.

Sang Pencerah Muslim

Ketiga, disunahkan memotong rambut dan kuku, menghilangkan bau badan, serta memakai wangi-wangian. Usahakan pada saat shalat tubuh dalam kondisi segar dan wangi agar tidak menganggu kefokusan ibadah orang lain. Sebuah hadits riwayat Ali bin Abu Thalib menyebutkan bahwa Rasulullah SAW menyuruh untuk menggunakan wangi-wangian yang paling bagus dari yang kita temui atau miliki pada hari Id.

Ketiga kesunahan di atas memiliki hikmah dan tujuannya masing-masing. Salah satunya agar memberi kenyaman dan ketenteraman dalam ibadah. Apalagi pada hari Id, mayoritas umat Islam berbondong-bondang ke masjid untuk beribadah. Semoga kesunahan ini dapat kita amalkan. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Senin, 13 November 2017

Seluruh PWNU Wajib Miliki Lembaga Tamir Masjid

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Sebagai sarana penggerak masyarakat hingga ke tingkat ranting, seluruh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) wajib mengaktifkan lembaga dan lajnah yang dimiliki Nahdlatul Ulama.?

Di antara lembaga itu adalah Lembaga Ta’mir Masjid NU (LTMNU). Demikian disampaikan Sektretaris Pengurus Pusat LTMNU Ibnu Hazen kepada Sang Pencerah Muslim di kantornya, Jalan Kramat Raya 164, Gedung PBNU Lantai 4, Jakarta Pusat, Rabu (21/11).

Seluruh PWNU Wajib Miliki Lembaga Tamir Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
Seluruh PWNU Wajib Miliki Lembaga Tamir Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

Seluruh PWNU Wajib Miliki Lembaga Tamir Masjid

“Setidaknya di tingkat PWNU wajib mempunyai LTMNU. Kalau nggak, gerakan di bawah tidak akan maksimal,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Ibnu, eksistensi LTMNU penting karena masjid merupakan basis umat yang paling banyak di lingkungan NU. Tanpa pengelolaan yang baik, soliditas NU terancam pudar, baik secara organisasi maupun kulturnya.

Sang Pencerah Muslim

Seperti diketahui, PBNU membawahi setidaknya 14 lembaga dan 3 lajnah. LTMNU adalah salah satu lembaga yang bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan dan pemberdayaan Masjid.

Dari pengalaman Rapat Pimpinan LTMNU di Bali, Ibnu menyayangkan ketiadaan LTMNU di kepengurusan wilayah Bali. Pihaknya lantas mendesak PWNU Bali untuk segera membentuk kepengurusan LTMNU.

“Akhirnya sekarang punya. Rapim (Rapat Pimpinan) LTMNU salah satunya memang ditujukan untuk konsolidasi dan membangun jaringan, termasuk juga membangkikan semangat ke-NU-an di daerah,” katanya.

Ibnu Juga menganjurkan adanya sinergi kegiatan antara LTMNU dengan lembaga, lajnah, dan badan otonom di lingkungan NU. Kerjasa sama yang baik akan menguatkan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan pemberdayaan umat.

?

Redaktur : Hamzah Sahal

Penulis ? ? : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Minggu, 12 November 2017

Mahfud MD: Konstitusi Negara Indonesia Sesuai Syariat Islam

Indramayu, Sang Pencerah Muslim

Konstitusi negara Indonesia sesuai dengan Syariat Islam. Jadi bagi siapa yang menganggap perlunya negara Indonesia berasaskan Islam, berarti mereka belum memahami substansi konstitusi RI. 

Mahfud MD: Konstitusi  Negara Indonesia Sesuai Syariat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahfud MD: Konstitusi Negara Indonesia Sesuai Syariat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahfud MD: Konstitusi Negara Indonesia Sesuai Syariat Islam

Demikian di antar kesimpulan ceramah Prof Dr Mahfud MD, Ketua Mahkamah Konstitusi RI, dalam "Pengajian Konstitusi" di Pondok Pesantren Asy-Syafi’iyyah Kedungwungu, Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat, Jumat, (7/12).

 

Di pesantren asuhan KH Afandi Abdul Muin Syafi’i itu, Mahfud MD menjabarkan konstitusi negara Indonesia adalah bagian dari amaliah pancasila, sedangkan pancasila digarap dengan peran aktif para Kiyai di dalamnya, diantaranya KH Hasyim Asy’ari dan para kiyai lainnya yang benar-benar menguasai substansi syariat Islam. 

Sang Pencerah Muslim

"Indonesia memang tidak blak-blakan menerapkan asas negara Islam, tapi mengamalkan pancasila adalah bentuk dari kewajiban bernegara, dan sesuai dengan tuntunan Islam," papar Mahfud. 

Orang-orang yang menggembor-gemborkan berdirinya negara Islam atau Khilafah di Indonesia dan menganggap Pancasila tidak sesuai Syariat Islam, fenomema itu adalah akibat mentahnya mereka dalam memahami substansi konstitusi Negara RI.

Dalam kesempatan yang sama, KH Salahuddin Wahid ata Gus Solah dari Pesantren Tebuireng Jombang itu, menyinggung masalah banyak mengkaji perilaku pelanggaran konstitusi aspek moral para pejabat, diantaranya banyaknya pejabat yang nikah sirri. 

Hadir dalam acara tersebut sedikitnya tujuh ratus kiyai dan praktisi pendidikan dan akademis yang berasal dari Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, majalengka, kuningan, Tegal dan Brebes.

Sang Pencerah Muslim

Redaktur      : Hamzah Sahal

Kontributor  : Udin 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, AlaSantri, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 04 November 2017

Sambut Muharram dengan 1001 Obor, Sepakbola Api, dan Bakti Sosial

Brebes, Sang Pencerah Muslim - Kemeriahan tahun baru 1438 hijriah di Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ditandai dengan malam 1001 obor, sepakbola api, santunan yatim piatu, hingga penyalaan kembang api serta doa awal dan akhir tahun.

Pawai obor dilepas Kapolsek Ketanggungan AKP Kamal Hasan SH dengan menyulutkan obor api, Sabtu malam (1/10), dilanjutkan dengan berjalan menempuh jarak sekitar 5 kilometer, mengitari Kecamatan Ketanggungan dan sekitarnya.

Sambut Muharram dengan 1001 Obor, Sepakbola Api, dan Bakti Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
Sambut Muharram dengan 1001 Obor, Sepakbola Api, dan Bakti Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

Sambut Muharram dengan 1001 Obor, Sepakbola Api, dan Bakti Sosial

Ketua panitia Fadilah menjelaskan, spirit Muharram menjadi momentum untuk mengenalkan dan mengajak anak-anak belajar ajaran dan budaya Islam. Tahun baru tidak identik dengan pesta dan hura-hura tetapi diisi dengan kegiatan yang bermanfaat dan mengaji ilmu agama. “Dan untuk pertama kalinya pula, ditampilkan sepakbola api,” terangnya.

Tahun baru hijriah kali ini, lanjutnya, diisi dengan kegiatan mendekatkan diri pada Allah SWT lewat doa bersama, serta pemberian santunan kepada fakir miskin sebagai wujud kepedulian terhadap sesama.

Sang Pencerah Muslim

Kegiatan yang diprakarsai MTs Negeri Ketanggungan ini digelar sebagai spirit hijrah para siswa untuk lebih baik. Kepala Sekolah MTs N Ketanggungan Maspau berharap antara lain siswa bisa membuang sifat malas belajar, malas beribadah, untuk menjadi siswa yang rajin belajar dan rajin ibadah.

Sang Pencerah Muslim

“Tahun ini awal dari kebangkitan kami berbagi dengan siswa dan masyarakat di lingkungan sekolah. Semoga tahun depan kami bisa merangkul madrasah-madrasah yang ada disekitar sekolah untuk dilibatkan, sehingga kami bisalebih maksimal lagi dalam berkarya,” tambahnya.

Sebelumnya, kegiatan diawali dengan doa akhir tahun, lalu shalat maghrib berjamaah, doa awal tahun serta Istighosah dan Syukuran Aula Madrasah. Dalam kesempatan tersebut juga diberikan santunan kepada anak yatim piatu yang berasal dari sumbangan Guru, Karyawan, Dermawan terkumpul sebanyak Rp 13.130.000.

Pawai 1001 dikawal puluha Banser dan anggota Polsek Ketanggungan dan dimeriahkan dengan marching band, rebana, hadrah, angklung, dan lain-lain.

Kegiatan ini disambut suka cita bukan saja oleh siswa tetapi juga orang tua siswa dan warga masyarakat. Warga setempat, Kristin (36) mengapresiasi kegiatan tersebut dan mengaku sangat senang dan terharu. “Dulu waktu saya sekolah tidak ada kegiatan seperti ini, bangga aja ana-anak bisa ambil bagian dalam kegiatan ini,” ucap Kristin yang juga orang tua siswa. (Wasdiun/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama, Meme Islam, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Rabu, 01 November 2017

PCNU Nias Selatan Gelar Konferensi Cabang Ke-2

Nias Selatan, Sang Pencerah Muslim

PCNU Kabupaten Nias Selatan Sumatera Utara menggelar Konferensi Cabang yang ke-2 di Madrasah Ibditaiyah Negeri MIN Telukdalam (27/3). Pembukaan diawali dengan pembacaan Al-Quran, Shalawat Badriyah, lagu kebangsaan Indonesia Raya.

PCNU Nias Selatan Gelar Konferensi Cabang Ke-2 (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Nias Selatan Gelar Konferensi Cabang Ke-2 (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Nias Selatan Gelar Konferensi Cabang Ke-2

Wakil Rais Syuriah PCNU Nias Selatan Muhammad Fahmi, dalam pidato iftitahnya mengatakan bahwa NU adalah organisasi terbesar di Indonesia yang dibutuhkan.

Menurut dia, NU lahir dari para ulama Ahlusunnah wal-Jama’ah yang memiliki nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air Indonesia sehingga mereka rela berkorban untuk kemerdekaan Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

Selain memiliki jiwa kebangsaan yang kuat, ulama NU tentu saja mumpuni dalam bidang agama, tidak hanya mampu membaca, mengartikan, lalu mengajarkan, akan tetapi mampu memahami kandungan Al-Qur’an ataupun Hadits.

“Tentu segala amalan-amalan Jam’iyah Nahdlatul Ulama ini terlebih dahulu mereka kaji dan pahami kandungan sumber-sumbernya. Berbeda dengan sekarang, banyak yang hanya tamatan S-1 sudah berani-berani mengkritik bahkan membid’ahkan serta mensyirikkan amalan-amalan terdahulu. Jadi kepada seluruh warga NU untuk yakin melaksanakan amalan-amalan para ulama atau kiai terdahulu,” jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

Pada acara pembukaan konfercab ini, Wakil Rais PCNU Ust. Muhammad Fahmi dan Ketua PCNU Mustapid mengajak Jama’ah untuk menghadiahkan suratul Fatihah kepada para pendiri NU baik secara nasional maupun di Nias Selatan. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, Meme Islam, Khutbah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 31 Oktober 2017

Kader PMII Unsuri Siapkan Safari Ramadhan ke Sekolah-sekolah

Sidoarjo, Sang Pencerah Muslim. Sekitar 45 peserta dari pengurus komisariat dan pengurus rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Sunan Giri (Unsuri) Waru Sidoarjo mengadakan musyawarah di gedung C Unsuri untuk menyiapkan program Safari Ramadhan ke sekolah-eskolah.

Musyawarah, Kamis (11/6) malam yang diikuti sekitar 15 peserta dari pengurus komisariat Unsuri dan 30 peserta dari pengurus rayon PMII Unsuri itu berjalan lancar dan khidmat.

Kader PMII Unsuri Siapkan Safari Ramadhan ke Sekolah-sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader PMII Unsuri Siapkan Safari Ramadhan ke Sekolah-sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader PMII Unsuri Siapkan Safari Ramadhan ke Sekolah-sekolah

"Kami sengaja mengadakan musyawarah ini guna menyusun agenda selama bulan suci Ramadhan. Hasil musyawarah pengurus komisariat dan rayon PMII Unsuri yaitu, kami akan mengadakan safari Ramadhan," terang ketua komisariat PMII Unsuri Ainur Rahman.

Kata Ainur Rahman, selama bulan suci Ramadhan nanti para pengurus komisariat dan rayon PMII Unsuri akan mengadakan kegiatan yang di kemas dalam bentuk mengajar di beberapa sekolah.

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

"Selama 4 hari, mulai tanggal 22-25 Juni 2015 kami akan mengajar di SMK Kemala Bayangkari 1 Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo, setelah itu ke SDN Brebek Waru Sidoarjo," jelasnya.

Adapun beberapa materi yang akan disampaikan selama proses belajar mengajar nanti terkait sholat fardhu plus prakteknya, sholat jenazah plus prakteknya serta terkait bahaya dari pergaulan bebas.

"Sebagai organisasi ekstra kampus yang beridiologi Ahlussunnah Wal Jamaah, kami berharap mampu memberikan sumbangsih pemikiran kepada adik-adik kita yang masih berada di bangku sekolah," ucapnya.

Lebih lanjut, Ainur Rahman menyatakan, hal itu sebagai bukti bahwa selaku aktivis PMII tidak hanya bisa menjadi parlemen jalan (demonstran). "Acara safari Ramadhan nanti akan ditutup dengan acara buka bersama dengan ikatan alumni (IKA PMII Unsuri) pada tanggal 28 Juni 2015," ujarnya. (Moh Kholidun/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Senin, 30 Oktober 2017

Jadikan Kiai sebagai Imam dalam Praktik Beragama di Tengah Masyarakat

Pacitan, Sang Pencerah Muslim

Koordinator Nasional Gerakan Ayo Mondok, KH Luqman Harits Dimyathi menyatakan, pesantren turut bertanggung jawab pada praktik keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat. Pesantren sebagai pewaris ajaran para ulama diakui sebagai pihak yang diserahi tanggung jawab dalam kehidupan beragama di tengah masyarakat.

Hal itu disampaikannya pada acara pengajian umum Bakti Santri Ikatan Pelajar Pacitan Pondok Tremas (IPPAPONMAS) bersama dengan masyarakat Desa Jatimalang, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Selasa malam (19/1).

Jadikan Kiai sebagai Imam dalam Praktik Beragama di Tengah Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Jadikan Kiai sebagai Imam dalam Praktik Beragama di Tengah Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Jadikan Kiai sebagai Imam dalam Praktik Beragama di Tengah Masyarakat

Katib Syuriyah PBNU itu mengatakan, pesantren memiliki tugas mengajak masyarakat untuk menjalankan praktik keagamaan yang benar yang sesuai dengan ajaran Ahlusunnah wal Jamaah. Ini sesuai dengan karakter pesantren sebagai risalah rahmatan lil alamin.

"Para kiai, pengasuh pesantren, oleh Allah SWT nanti akan dimintai pertanggungjawaban, sejauh mana pesantren mampu menjaga pengikut Ahlusunnah wal Jamaah dari keterperosokan akhlak dan perilaku keagamaan yang ekstrem," tuturnya.

Oleh sebab itu, pengasuh Pesantren Tremas Pacitan ini mengajak masyarakat dalam melakukan praktik keagamaan agar tidak jauh dari cara beragama dan bermuamalah seperti yang diajarkan oleh para kiai di pesantren. Bila di tengah masyarakat dijumpai persoalan seputar masalah keagamaan, masyarakat dapat meminta penjelasan kepada para santri atau pada kiai di lingkungan pesantren.

Sang Pencerah Muslim

"Mari kita jadikan para kiai, pengasuh pesantren sebagai imam dalam praktik beragama kita," jelasnya.

Melalui gerakan Nasional Ayo Mondok, Kiai Luqman juga mendorong masyarakat untuk menjadikan pesantren sebagai pilihan utama dalam menuntut ilmu. "Minimal satu dari putra-putri kita untuk dikirim belajar ke pesantren. Pesantren mana saja, semuanya baik. agar sanad keilmuan dan praktik beragama kita tidak terputus dan terus bersambung hingga Rasulullah SAW,” pungkasnya.

Para santri Pondok Tremas yang berasal dari Kabupaten Pacitan tiap tahun rutin menggelar kegiatan Bakti Santri IPPAPONMAS di tengah masyarakat. Sebagai upaya mendekatkan dan mengenalkan ajaran nilai-nilai kepesantrenan pada masyarakat.

Sang Pencerah Muslim

Berbagai kegiatan dilakukan pada Bakti Santri ini, seperti Dakwah bil Hal, Pengajian umum, Semaan Al-Quran, Lomba-lomba, Kerja Bakti membersihkan lingkungan dan Pentas seni bersama masyarakat. (Zaenal Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Selasa, 24 Oktober 2017

Waketum PBNU: Bedakan NU sebagai Jamaah dan Jamiyah

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Wakil Ketua Umum PBNU, KH Slamet Effendy Yusuf menyatakan, warga Nahdliyin harus bisa membedakan antara NU sebagai jamaah dan jam’iyah. Bagi dia, meski tanpa jam’iyah NU akan tetap jalan sebagai jamaah, tetapi itu bukan yang dirinya maksud.

Waketum PBNU: Bedakan NU sebagai Jamaah dan Jamiyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Waketum PBNU: Bedakan NU sebagai Jamaah dan Jamiyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Waketum PBNU: Bedakan NU sebagai Jamaah dan Jamiyah

Pernyataan itu dipaparkan saat dirinya membuka Konferensi Cabang NU Jepara ke-31 yang berlangsung di aula lantai Gedung NU Jepara, Jl Pemuda 51, Ahad (15/11) siang.

Cermin dari jam’iyah menurut pria kelahiran Purwokerto, 12 Januari 1948 itu benar-benar menjalankan roda organisasi baik menjalankan program, laporan pertanggungjawaban maupun pengawasan.

Sang Pencerah Muslim

“Kalau ada pengurus cabang yang datang ke PBNU dan menanyakan cabang mana yang paling baik, saya akan jawab Cabang Jepara,” harap dia agar PCNU Jepara menjadi yang terbaik.

Statemen yang dia utarakan cukup beralasan karena PCNU Jepara memiliki lembaga pendidikan mulai tingkat dini hingga perguruan tinggi. Banyak mengelola lembaga perekonomian dan masih banyak lagi segudang aset lain.

Sang Pencerah Muslim

“Jika kita tidak bisa memahami antara jamaah dan jamiyyah, Kesultanan Brunei yang mengamalkan tahlil dan qunut kita anggap NU,” lanjut Slamet.

Selain itu, ia berpesan NU harus mempunyai pengurus yang riil dan bukan pengurus jadi-jadian. Di samping itu, kepada ratusan perwakilan Ranting dan MWCNU se-Jepara menjadi seorang ketua tidak boleh terlibat dalam partai politik.?

Pesan lain yang disampaikan dalam kesempatan itu, menjadi warga NU harus yakin tradisi yang dijalankan warga Nahdliyin merupakan sesuatu yang baik. “Meski kita sering mendengar radio MTA dan menyimak TV Rodja yang hendak memporak-porandakan tradisi, kita anggap saja sebagai hiburan,” tegasnya.

Ormas tetangga yang mengganggap tradisi NU itu tahayul, bidah dan churofat (TBC), toh tatkala makam tokoh ormas tersebut hilang, anehnya belakangan malah membolehkan ziarah.

Ia juga menambahkan jika selama ada kiai yang menolak bantuan pemerintah, maka menurut dia patut diluruskan. Seharusnya pemerintah hukumnya wajib membantu ormas. Apalagi sesuai dengan edaran Mendagri tentang bantuan kepada ormas yang ada sebelum kemerdekaan. Sebab NU adalah rakyat yang mesti dihidupkan.

“Ada atau pun tidaknya bantuan, kita harus terus menggerakkan jamaah dan jam’iyah kita,” pungkasnya sembari mengucapkan salam dari Rais Aam, KH Ma’ruf Amin dan Ketum PBNU, KH Said Aqil Siraj. (Syaiful Mustaqim/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Meme Islam, Santri Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 07 Oktober 2017

Otoritas China Paksa Imam Masjid Menari di Jalanan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Otoritas China telah memaksa para imam dari distrik mayoritas Muslim Xinjiang menari di jalanan, dan bersumpah bahwa mereka tidak akan mengajarkan agama kepada anak-anak juga mengatakan kepada mereka doa yang berbahaya bagi jiwa.

Otoritas China Paksa Imam Masjid Menari di Jalanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Otoritas China Paksa Imam Masjid Menari di Jalanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Otoritas China Paksa Imam Masjid Menari di Jalanan

Seperti dilaporkan oleh World Bulletin, Senin, 9 Februari imam Muslim dipaksa untuk mengucapkan slogan bahwa "Pendapatan kami berasal dari Partai Komunis China, tidak dari Allah".

Para imam berkumpul di sebuah lapangan atas nama peradaban di mana mereka dipaksa untuk menari dan menyanyikan slogan untuk mendukung negara.

Sang Pencerah Muslim

Slogan-slogan termasuk pernyataan memuliakan negara atas agama seperti perdamaian negara memberikan ketenangan bagi jiwa.

Sang Pencerah Muslim

Mereka juga memberikan pidato yang mengajak pemuda menjauh dari masjid, dan bahwa doa itu berbahaya bagi kesehatan mereka, mendorong mereka untuk menari sebagai gantinya.

Guru perempuan diperintahkan untuk mengajarkan anak-anak untuk menjauh dari pendidikan agama dan bersumpah bahwa mereka akan menjaga anak-anak jauh dari agama.

Muslim Uighur adalah kelompok minoritas berbahasa Turki dengan populasi delapan juta yang hidup di wilayah Xinjiang barat laut.

Wilayah ini telah memiliki otonomi sejak tahun 1955 namun terus menjadi subyek tindakan keras keamanan besar-besaran oleh pemerintah Cina.

Kelompok-kelompok HAM menuduh pihak berwenang China melakukan represi agama terhadap Muslim Uighur di Xinjiang atas nama terorisme.

November lalu, Xinjiang melarang aktifitas agama di gedung-gedung pemerintahan, serta mengenakan pakaian atau logo yang berhubungan dengan agama.

Sebelumnya pada Juli, Cina melarang mahasiswa dan staf pemerintah dari menjalani puasa Ramadhan, sebagian pejabat mencoba untuk mendorong penduduk setempat di Xinjiang tidak memakai jilbab. (onislam.net/mukafi niam) 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock