Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 24 Maret 2018

Komisi XI DPR RI Prihatin Pelajar SMA Terjangkit Radikalisme

Jepara, Sang Pencerah Muslim



Anggota Komisi XI DPR RI H. Fathan Subchi mengaku prihatin karena radikalisme telah merasuk ke tingkat pelajar SMA. Ia menyampaikan hal itu Halaqah Kiai Muda dan Bu Nyai Muda di pesantren Al Mustaqim desa Bugel, kecamatan Bugel, kabupaten Jepara, akhir lalu. 

Komisi XI DPR RI Prihatin Pelajar SMA Terjangkit Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Komisi XI DPR RI Prihatin Pelajar SMA Terjangkit Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Komisi XI DPR RI Prihatin Pelajar SMA Terjangkit Radikalisme

Menurut dia, pelajar yang dulunya ngefans kepada kiai-kiai NU kini beralih ke tokoh-tokoh radikal dan intoleran. Karenanya politisi asal Kabupaten Demak itu berharap pelajar usia SMA sederajat dibekali dengan wawasan kebangsaan yang luas. 

Dalam kegiatan yang dihadiri puluhan peserta itu, Fathan menyatakan, halaqah tersebut mesti diteruskan kepada generasi milenial. Karena mereka kelak yang akan “berkuasa”. 

Radikalisme, sebut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), itu sangat mengganggu stabilitas ekonomi maupun stabilitas-stabilitas yang lain.

Sang Pencerah Muslim

“Ekonomi yang tidak merata juga menjadi penyebab radikalisme,” tandasnya. 

Sehingga, pemahaman yang dangkal soal keagamaan jangan hanya dianggap soal sempitnya pengetahuan soal Al-Qur’an dan sunnah saja. 

“Tapi pemerintah harus memberikan ruang yang sama khususnya soal perekonomian sehingga radikalisme tidak semakin meluas,” tutur Fathan. 

Selain Fathan, kegiatan bertajuk “Membendung Radikalisme dan Terorisme” itu juga dihadiri Khoirul Anam, Senior Officer Media and Campaign Wahid Foundation. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi) 

Sang Pencerah Muslim





 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga Sang Pencerah Muslim

Rabu, 07 Maret 2018

Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat

Padang, Sang Pencerah Muslim. Sekretaris GP Ansor Sumatera Barat Zulhardi Z Latif dilantik sebagai anggota DPRD Kota Padang periode 2014-2019, Rabu (6/8). Zulhardi dilantik bersama anggota DPRD Kota Padang lainnya di aula gedung DPRD Kota Padang.

Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat (Sumber Gambar : Nu Online)
Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat (Sumber Gambar : Nu Online)

Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat

Menjelang pelantikan, Zulhardi mengatakan kepada Sang Pencerah Muslim, jabatan sebagai wakil rakyat merupakan amanah rakyat yang harus dijalankan. “Alhamdulillah, konstituen saya mengantarkan saya menjadi wakil rakyat,” katanya.

Sebagai kader Ansor, kata Zulhardi, kita akan berupaya menyuarakan aspirasi generasi muda NU di Kota Padang. Ini pertama kader Ansor yang dilantik menjadi anggota DPRD Kota Padang setelah reformasi, katanya.

Sang Pencerah Muslim

Sebelum menjadi Sekretaris GP Ansor Sumbar, ia pernah diamanahkan sebagai Ketua GP Ansor Kota Padang.

Ketua GP Ansor Sumbar Rusli Intan Sati menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Zulhardi Z Latif. “Meski saya gagal dalam pemilihan legislatif 9 April lalu, pelantikan Zulhardi ini sebagai gantinya. Walaupun daerahnya berbeda, yang penting kader Ansor tetap ada yang di legislatif,” kata Rusli yang pernah menjadi anggota DPRD Solok. (Armaidi Tanjung/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Kiai, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Kamis, 01 Maret 2018

Jambore Pelajar-Santri Nusantara Lengkapi Pra-Kongres

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Sedikitnya 500 pelajar dan santri akan berkumpul di Bumi Perkemahan Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (28/11). Mereka melaksanakan Jambore Pelajar-Santri Nusantara dan Apel Akbar Corp Brigade Pembangunan (CBP) IPNU.

Kegiatan ini termasuk rangkaian acara Pra-Kongres XVII Ikatan Pelajar Nahdaltul Ulama (IPNU) yang digelar di Palembang, 30 November hingga 4 Desember. Menurut Nurudin, ketua panitia, jumlah tersebut terdiri dari 350 anggota CBP IPNU dan sekitar 200 pelajar dan santri.

Jambore Pelajar-Santri Nusantara Lengkapi Pra-Kongres (Sumber Gambar : Nu Online)
Jambore Pelajar-Santri Nusantara Lengkapi Pra-Kongres (Sumber Gambar : Nu Online)

Jambore Pelajar-Santri Nusantara Lengkapi Pra-Kongres

Dalam jambore atau perkemahan besar tingkat nasional ini, pelajar dan santri akan digembleng dengan sejumlah materi dan latihan-latihan tertentu. Sementara CBP IPNU, selain apel, mereka akan turut mengamankan keberlangsungan acara kongres.

Sang Pencerah Muslim

“Mereka semua nanti juga akan ada bakti sosial,” ujar Nurudin.

Sang Pencerah Muslim

Sejak Mei lalu, Pra-Kongres IPNU dimulai dengan ToT dan Pembentukan Kader Antinarkoba di Bogor, dilanjutkan dengan Workshop Pra-Kongres XVII IPNU di Bandung, serta Pendidikan Latihan Khusus Nasional CBP IPNU di Mojokerto.

Rencananya, acara Pra-Kongres IPNU akan ditutup dengan pengajian akbar bertema “Islam itu Indah” bersama Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi dan Ust M. Nur Maulana di Masjid Agung Palembang, Jumat (30/11).

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj bersama Menteri Pemuda dan Olahraga RI Andi Mallarangeng dijadwalkan hadir membuka acara.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga Sang Pencerah Muslim

Jumat, 02 Februari 2018

Ida Fauziyah: Fatayat Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kesehatan masyarakat Indonesia selama ini masih butuh perhatian tinggi. Tingkat kesehatan yang rendah dapat mempengaruhi aspek lain kehidupan. Aspek politik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan budaya, dapat tertatih tanpa dukungan kesehatan pelakunya.

Ida Fauziyah: Fatayat Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Ida Fauziyah: Fatayat Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Ida Fauziyah: Fatayat Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat

“Kesehatan masyarakat Indonesia, sebenarnya adalah tugas negara. Namun, kita pun mengerti kondisi kini negara seperti apa. Karenanya, Fatayat NU membantu negara dalam hal kesehatan masyarakat,” ungkap Ida Fauziah, Ketua Umum PP Fatayat NU dalam pidato sambutan pembukaan seremonial pemeriksaan dan operasi 1200 penderita katarak di Ruang Kirana lt.6, RSCM, Jl. Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (10/5) siang.

Pemeriksaan dan operasi 1200 penderita katarak ini adalah bagian dari kepedulian Fatayat NU terhadap kesehatan masyarakat. Kegiatan operasi katarak gratis ini, terselenggara berkat Fatayat NU, Perdami (Persatuan Dokter Mata Indonesia), dan PT SidoMuncul. Dengan kepedulian yang sama, ketiganya mewujudkan keresahan itu dalam wujud nyata; operasi katarak gratis bagi masyarakat yang membutuhkan.

Sang Pencerah Muslim

Sedikitnya 120 orang memadati pembukaan seremoni ‘Bakti Sosial Operasi Katarak bagi Warga Kurang Mampu’. Mereka terdiri dari jajaran pengurus Fatayat NU, Wakil Ketum PBNU, Dirut PT SidoMuncul, Konsultan Perdami, belasan masyarakat yang antusias dengan kegiatan ini, dan 6 penderita katarak yang telah melewati operasi pagi itu.

Sang Pencerah Muslim

Fatayat NU lahir 5 tahun setelah Indonesia merdeka. Organisasi yang menaungi gerakan pemudi Nahdlatul Ulama ini hadir saat-saat sulit Negara Indonesia. Dalam setiap era, kita selalu mengambil peran dalam pembangunan bangsa mulai zaman Sukarno, Orde Baru hingga belakangan era Reformasi ini, imbuhnya.

Keresahan yang mengganggu Fatayat NU adalah ketiadaan biaya dari sebagian besar penderita katarak untuk melakukan operasi. Sayangnya, hingga kini penanggulangan masalah kebutaan belummenjadi prioritas pemerintah. Inilah alasan yang mendasari Fatayat NU untuk mengambil isu kesehatan mata. 

Fatayat NU bagian dari masyarakat yang memberikan jasa fasilitas bagi masyarakat mengentaskan katarak di Indonesia. “Kita akan terus meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia. Kalau kerjasama ketiga jejaring ini sudah kuat, kami yakin tak butuh berpuluh tahun untuk mengatasi katarak dari Indonesia,” tandasnya menutup pidato.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Santri, Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Kamis, 01 Februari 2018

Masdar Farid: Jangan Mubazirkan Potensi Masjid

Cirebon, Sang Pencerah Muslim. Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Masudi mengatakan, potensi masjid sebagai tempat strategis perjuangkan umat Islam belum tergarap dengan baik. Ia mengimbau warga NU untuk meningkatkan perhatiannya terhadap tempat ibadah ini.

Menurut dia, masjid memiliki sejumlah keistimewaan, terutama karena kemampuannya menjadi tempat perjumpaan dan kegiatan rutin khalayak. Soal manajemen keuangan, masjid juga termasuk yang paling transparan dibanding organisasi publik lain di lingkungan Islam.

Masdar Farid: Jangan Mubazirkan Potensi Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
Masdar Farid: Jangan Mubazirkan Potensi Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

Masdar Farid: Jangan Mubazirkan Potensi Masjid

"Tapi potensi yang begitu besar masih dimubazirkan," kata Masdar saat membuka Rapat Pimpinan Daerah Lembaga Tamir Masjid NU (LTMNU) Kabupaten Cirebon di Pesantren Muallimin-Muallimat Babakan, Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (5/1).

Sang Pencerah Muslim

Masjid, sambungnya, sangat dibutuhkan dalam upaya gerakan sosial-keagamaan. Kemakmuran masjid adalah titik tolak bagi usaha memakmurkan masyarakat.

Sang Pencerah Muslim

"Titik tolak kemakmuran bumi dimulai dari masjid. Ini yang akhir-akhir ini kurang mendapat perhatian dari kita," tuturnya.

Nahdlatul Ulama mempunyai dua basis penting penopang perjuangannya, yaitu pesantren dan masjid. Jika pesantren menjadi basis kulturalnya, masjid merupakan basis pergerakannya, jelasnya.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Minggu, 14 Januari 2018

10 Menit Gus Dur Putuskan Pancasila itu Islami dan Final

Memutuskan persoalan yang membutuhkan dasar pemikiran yang mendalam dan kajian serius tidaklah mudah. Tetapi lain halnya ketika persoalan tersebut hadir di tangan KH Abdurrahman Wahid (1940-2009) atau Gus Dur ketika memimpin rapat soal substansi Pancasila sebagai dasar negara dan organisasi di Indonesia dalam Muktamar NU tahun 1984 di Situbondo, Jawa Timur.

Setidaknya ada beberapa alasan mendasar NU membahas Pancasila ke forum tertinggi organisasi, Muktamar. Dasar bahwa Pancasila mampu mempersatukan seluruh bangsa tidaklah cukup bagi sejumlah ormas Islam di Indonesia. Meskipun NU sendiri tidak pernah mempersoalkan keberadaan Pancasila karena dirancang sendiri secara teologis maupun filosofis oleh KH Abdul Wahid Hasyim, ayah Gus Dur.

Menjelaskan hubungan Islam dan Pancasila tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena jika hal ini berhasil dilakukan NU, ormas Islam di Indonesia merasa terbantu secara dasar syar’i. Sebab itu, Pancasila sebagai dasar mutlak dalam berbangsa dan bernegara harus juga dijelaskan oleh NU untuk menegaskan bahwa lima sila yang dipelopori oleh Presiden Soekarno pada 1 Juni 1945 tersebut dapat diterima secara final sebagai pondasi negara yang Islami.

10 Menit Gus Dur Putuskan Pancasila itu Islami dan Final (Sumber Gambar : Nu Online)
10 Menit Gus Dur Putuskan Pancasila itu Islami dan Final (Sumber Gambar : Nu Online)

10 Menit Gus Dur Putuskan Pancasila itu Islami dan Final

Riwayat ketika Gus Dur secara mudah memutuskan bahwa Pancasila itu Islami dan final diceritakan oleh salah satu sahabat Gus Dur, KH Ahmad Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus. Bahkan, Gus Mus sendiri merupakan pelaku sejarah dalam perumusan Pancasila sebagai asas tunggal organisasi dalam Muktamar NU 1984 tersebut. Dia salah satu kiai yang ditunjuk oleh Gus Dur untuk menjadi anggota dalam tim perumusan deklarasi hubungan Islam dan Pancasila.

Muktamar NU 1984 juga menjadi tonggak sejarah bagi organisasi para kiai pesantren ini untuk kembali ke Khittah 1926. NU menegaskan diri sebagai jami’yyah diniyyah ijtima’iyyah (organisasi sosial kegamaan) sesuai amanat pendirian organisasi pada 1926, bukan lagi sebagai organisasi politik praktis.

Dalam Muktamar 1984 itu ada tiga komisi, salah satunya adalah komisi khittah yang membahas paradigma, gagasan dasar, dan konsep hubungan Islam dan Pancasila. Dua komisi lain membahas tentang keorganisasian yang dipimpin oleh Drs Zamroni dan komisi AD/ART dipimpin oleh KH Tholhah Mansur. Dengan jumlah anggota rapat komisi yang cukup banyak, mereka membahas secara terpisah di tempat yang berbeda.

Sang Pencerah Muslim

Gus Dur memimpin subkomisi yang merumuskan deklarasi hubungan Islam dan Pancasila. Salah seorang cucu Hadltrassyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari ? (1871-1947) ini kemudian menunjuk lima orang kiai sebagai anggotanya, yaitu KH Ahmad Mustofa Bisri dari Rembang, Dr KH Hasan dari Medan, KH Zahrowi, KH Mukafi Makki, dan dr Muhammad dari Surabaya.

Gus Dur membuka rapat dengan bertanya kepada anggotanya satu per satu soal pendapatnya tentang hubungan Islam dan Pancasila. Mereka menyampaikan pandangannya terhadap satu per satu sila dalam Pancasila disertai sejumlah argumen keagamannya. Gus Dur mendengarkan dan menyimak dengan penuh perhatian.

Pada dasarnya, Pancasila menurut para kiai dalam subkomisi ini tidak bertentangan dengan Islam, justru sebaliknya sejalan dengan nilai-nilai Islam. “Pancasila itu Islami,” simpul mereka seperti diungkapkan Gus Mus.

Sang Pencerah Muslim

?

Usai mereka menjawab, Gus Dur berkata, “Bagaimana jika ini (Pancasila itu Islami, red) saja yang nanti kita sampaikan, kita deklarasikan di hadapan sidang pleno Muktamar?” tanya Gus Dur. Tanpa pikir panjang, mereka setuju, sepakat bulat, lalu rapat ditutup. “Al-Fatihah!” Menurut pengakuan Gus Mus, kala itu Gus Dur tersenyum manis, ya manis sekali.

Lalu Gus Mus memberikan kesaksian, “Gus Dur hebat sekali. Rapat untuk sesuatu yang mendasar dan pondasi bagi penataan relasi kehidupan berbangsa dan bernegara hanya diputuskan dalam waktu 10 menit! Sementara komisi yang lain rapat sampai berjam-jam bahkan hingga subuh untuk memutuskan pembahasan sesuai bidangnya masing-masing.”

Dalam perhelatan Muktamar yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Asembagus, Situbondo itu terpilih Gus Dur sebagai Ketua Umum PBNU dan KH Achmad Siddiq (1926-1991) sebagai Rais ‘Aam. Kiai Achmad Siddiq ditunjuk langsung sebagai Rais ‘Aam oleh KH Raden As’ad Syamsul Arifin (selaku Ahlul Halli wal Aqdi). Penunjukkan Kiai As’ad disepakati oleh berbagai pihak.

Sebagai salah satu tokoh arsitek Khittah NU 1926 dan juga berperan penting dalam ikut merumuskan pondasi hubungan Islam dan Pancasila, KH Achmad Siddiq menyampaikan sebuah pidato. Berikut salah satu cuplikan pidato Kiai Achmad Siddiq yang begitu berkesan bagi umat Islam Indonesia, khususnya Nahdliyin:

“Dengan demikian, Republik Indonesia adalah bentuk upaya final seluruh nation (bangsa), teristimewa kaum muslimin, untuk mendirikan negara (kesatuan) di wilayah Nusantara. Para Ulama dalam NU meyakini bahwa penerimaan Pancasila ini dimaksudkan sebagai perjuangan bangsa untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sosial.”

(Fathoni Ahmad)

Riwayat tersebut disarikan dari buku “Gus Dur dalam Obrolan Gus Mus” karya KH Husein Muhammad (Noura Books, 2015).

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sholawat, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 13 Januari 2018

Setelah Kiai Wahab, PBNU Akan Perjuangkan Gus Dur

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Setelah berhasil memperjuangkan gelar pahlawan nasional untuk salah satu pendiri NU KH Wahab Hasbullah, PBNU akan memperjuangkan sejumlah tokoh NU lainnya agar mendapat gelar pahlawan nasional, terutama untuk KH Abdurrahman Wahid, KH Bisri Syansuri, dan KH Saifuddin Zuhri. Mereka merupakan tokoh NU yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kebangsaan.

Demikian disampaikan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam acara tasyarkuran atas diberikannya gelar pahlawan nasional untuk KH Wahab Hasbullah di gedung PBNU, yang diselenggarakan tepat pada hari Pahlawan, 10 November.

Setelah Kiai Wahab, PBNU Akan Perjuangkan Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)
Setelah Kiai Wahab, PBNU Akan Perjuangkan Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)

Setelah Kiai Wahab, PBNU Akan Perjuangkan Gus Dur

Rekomendasi PBNU terkait kepahlawanan KH Wahab Hasbullah tertulis dalam naskah rekomendasi dalam Munas NU Cirebon tahun 2012.

Tokoh NU yang sudah mendapat gelar pahlawan nasional diantarany adalah KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim serta KH Idham Chalid.

Sang Pencerah Muslim

Kiai Said menjelaskan, banyak sekali kontribusi yang diberikan oleh Kiai Wahab Hasbullah dalam perjuangan kebangsaan. Diantara yang paling menonjol adalah keterlibatan dalam pertempuran 10 November yang dilatarbelakangi oleh Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy’ari.

Ia menambahkan, Kiai Wahab juga memperjuangkan kepemimpinan wanita, yang kemudian ditindaklanjuti dengan keputusan NU atas bolehnya pemimpin wanita dalam munas NU di NTB.

Sang Pencerah Muslim

Hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh NU, dan para menteri berlatar belakang NU yang baru-baru ini terpilih seperti Marwan Jakfar (Menteri Desa), Hanif Dakhiri (Menteri Keteragakerjaan), Imam Nahrawi (menteri pemuda dan olahraga), Wahiduddin Adam (hakim MK) dan lainnya. Para keluarga besar KH Wahab Hasbullah, mulai dari anak, cucu dan cicit, baik dari Jombang maupun dari Jakarta juga datang, yang satu per satu diperkenalkan oleh Ny Mahfudhoh Ali Ubaid. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Anti Hoax, Sholawat, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock