Tampilkan postingan dengan label Aswaja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aswaja. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 Maret 2018

Potret Keluarga Demokratis

Oleh M. Husnaini*

Judul Buku: Sama Tapi Berbeda (Potret Keluarga Besar KH A Wahid Hasyim)

Penulis: Ali Yahya

Potret Keluarga Demokratis (Sumber Gambar : Nu Online)
Potret Keluarga Demokratis (Sumber Gambar : Nu Online)

Potret Keluarga Demokratis

Penerbit: Yayasan KH A Wahid Hasyim Jombang

Cetakan: I, Mei 2007

Tebal: xxxviii + 411 halaman


Sang Pencerah Muslim

Siapa yang tak kenal KH A Wahid Hasyim. Hampir setiap orang tahu dan mengenalnya. Dia adalah putra pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari. Perjalanan hidupnya singkat, karena Allah telah memanggilnya ketika usianya belum lagi genap 39 tahun. Meski di usianya yang relatif muda, ia telah menjadi figur penting dan memiliki pengaruh yang luar biasa di berbagai kalangan. Kiprahnya sungguh “mencengangkan”.

Menariknya, enam putra-putri mantan Menteri Agama di era Presiden Soekarno ini memiliki sifat, profesi, dan politik yang berbeda. Semua itu, tentu saja tak terlepas dari sikap sang ayah yang selalu menanamkan ruh demokrasi dalam lingkungan keluarga. Setiap perbedaan yang ada tidak pernah menjadi momok yang mematikan. Namun justru menghasilkan variasi yang unik dalam keluarga yang penuh warna ini.

“Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama”. Salah seorang pendiri negara Republik Indonesia ini meninggalkan lima putra-putri—yang ketika itu masih kecil-kecil—dan jabang bayi yang masih di dalam kandungan ibunya. Dia adalah Solichah Wahid Hasyim.

Sang Pencerah Muslim

Putra-putri KH A Wahid Hasyim kemudian tumbuh dan berkembang menjadi tokoh dan panutan pada waktu, tempat, dan lingkungan yang berbeda-beda. KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah salah satu mantan presiden RI yang ke-4. Sosoknya penuh kontrovesi. Aisyah Hamid Baidlowi menjadi politisi Partai Golkar, Salahuddin Wahid (Gus Solah) penjelajah lintas disiplin ilmu, Dr Umar Wahid seorang profesional murni, Lily Chodidjah Wahid pembangkang yang taat, serta Hasyim Wahid (Gus Im) dikenal sebagai pemberontak yang unik. Sedangkan dari generasi cucu, setidaknya telah muncul dua nama. Mereka adalah Yenny Wahid (putri Gus Dur) dan Ipang Wahid (putra Gus Solah).

Potret keluarga besar KH A Wahid Hasyim ini diuraikan secara gamblang dalam buku ini. “Sama Tapi Berbeda” karya Ali Yahya, alumnus Psikologi Universitas Indonesia ini mengupas lebih mendalam sisi-sisi lain keluarga besar KH A Wahid Hasyim mulai A sampai Z. Gaya bahasanya pun renyah, lugas dan mudah dicerna. Ahmad Syafi’i Ma’arif (mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah)—dalam pengantarnya—mengatakan, gaya penulisan buku ini adalah tuturan yang mengalir.

Meski demikian, Ali Yahya tidak larut dalam nuansa kekagumannya terhadap sang tokoh. Meski kekagumannya terhadap keluarga ini sungguh luar biasa, namun dirinya tetap berusaha obyektif dalam memotret keluarga besar KH A Wahid Hasyim yang cukup fenomenal, tidak hanya di kalangan NU, tetapi juga di lingkungan masyarakat umum di seluruh Indonesia.

KH A Wahid Hasyim dan ayahnya, KH Hasyim Asy’ari adalah dua tokoh bangsa yang sering jadi perbincangan berbagai kalangan dalam berbagai kepentingan, terutama untuk riset mengenai masalah-masalah ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an.

Dalam konteks ini, apa yang telah diwariskan KH A Wahid Hasyim adalah mencegah timbulnya penafsiran-penafsiran keagamaan yang dapat memicu radikalisme dan konflik kekerasan. Aspek pluralisme dan toleransi yang terbingkai dalam gagasan demokratisasi ini kiranya yang menjadi landasan perjuangan sang putra, KH Abdurrahman Wahid. Adanya berbagai macam golongan dan kelompok; besar dan kecil, berbeda suku, ras, agama, keyakinan, kelompok kepentingan serta pengelompokan dengan dasar lainnya, berhak untuk dipertimbangkan aspirasinya dalam mengambil keputusan politik.

Sikap inilah yang menjadi ciri khas Gus Dur. Implikasi dari komitmen terhadap asas pluralisme dan kesetaraan ini adalah penolakannya terhadap ide pembentukan negara Islam sebagai tujuan politik umat Islam di Indonesia. Menurutnya, Islam harus difungsikan sebagai pandangan hidup yang mengutamakan kesejahteran masyarakat, apa pun corak, ragam, dan bentuk masyarakat tersebut.

Tak ada yang membantah, memang, di antara putra-putri KH A Wahid Hasyim yang paling menonjol adalah Gus Dur. Sekitar dua dekade terakhir, dia adalah tokoh NU—bahkan Islam secara umum—yang paling banyak menyita perhatian berbagai kalangan. Ketokohannya pun banyak mendapat sorotan. Mulai pengamat nasional hingga internasional.

Ternyata popularitas generasi ini tak hanya diwakili Gus Dur seorang. Pelan namun pasti, sosok Salahuddin Wahid merangkak naik ke permukaan. Tokoh ini mulai mendapat perhatian publik sejak mendapat amanat menjadi salah seorang Ketua PBNU tahun 1999. Ia makin ‘naik daun’ ketika dipercaya sebagai anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sekaligus Wakil Ketua komisi ini. Dan puncaknya, pada pemilu 2004, ia tampil sebagai calon wakil presiden mendampingi Wiranto. Popularitasnya pun semakin berkibar. Jika sebelumnya orang lebih mengenalnya sebagai adik Gus Dur, kini ia menjadi Gus Solah sebagai pribadi, lepas dari bayang-bayang siapa pun, termasuk sang kakak.

Di luar itu, kita juga mengenal Aisyah Hamid Baidlowi sebagai anak KH A Wahid Hasyim yang aktif di percaturan politik nasional. Hingga kini, ia telah tiga periode menjadi anggota DPR. Uniknya, ia lebih suka bernaung di bawah “pohon beringin” ketimbang masuk ke “kandang-kandang sendiri”. Bagi sebagian orang, fakta ini cukup mengherankan. Tetapi, bagi mereka yang mengenal serta cukup tahu bagaimana kemandirian dan demokratisasi yang sejak lama terbangun di lingkungan keluarga, kenyataan ini tidaklah mengejutkan.

Di samping ketiganya, putra-putri KH A Wahid Hasyim yang lain pun cukup dikenal di komunitasnya masing-masing dengan aktifitas dan independensinya sendiri-sendiri. Umar Wahid misalnya, dia adalah dokter spesialis paru yang sempat dikenal publik ketika menjadi Ketua Tim Dokter Kepresidenan di era Gus Dur. Selain itu, dia juga menjadi anggota DPR RI. Dua saudara yang lain, Lily Chodidjah Wahid dan Hasyim Wahid, meski belum teralu dikenal, namun namanya tidak asing lagi di kalangan-kalangan tertentu.

Mengamati peri kehidupan anak-anak dan cucu-cucu KH A Wahid Hasyim dalam buku ini, sungguh akan kita dapatkan keunikan tersendiri. Setidaknya terlihat sejauh mana kesamaan dan perbedaan di antara mereka masing-masing. Dari sini juga kita dapat mengamati betapa peran orangtua sangat menentukan arah perjalanan sang anak. Dalam hal ini adalah penanaman nuansa demokratis sejak dalam keluarga.

Dalam banyak hal, anggota keluarga KH A Wahid Hasyim memang memiliki kesamaan satu sama lain. Tetapi perbedaan di antara mereka—baik antar maupun inter generasi—pun ternyata tidak sedikit. Hal inilah yang mungkin belum banyak diketahui orang. Semua itu membentuk ritme irama tersendiri dalam keluarga. Mereka memang sama tapi berbeda.

*Peresensi adalah Penikmat Buku, Kontributor Jaringan Islam Kultural

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Kyai, Ahlussunnah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 17 Februari 2018

1926 ISHARI Baca Shalawat Ingin Muktamar Sukses

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 1926 Ikatan Seni Hadrah Indonesia membaca shalawat di Alun-alun Jombang, Senin sore (3/8). Mereka ingin Muktamar ke-33 NU yang dibuka Presiden Joko Wisdodo pada Sabtu malam (1/8) ini berjalan dengan sukses.

1926 ISHARI Baca Shalawat Ingin Muktamar Sukses (Sumber Gambar : Nu Online)
1926 ISHARI Baca Shalawat Ingin Muktamar Sukses (Sumber Gambar : Nu Online)

1926 ISHARI Baca Shalawat Ingin Muktamar Sukses

Melalui pengeras suara, pemimpin mereka mengucapkan terima kasih atas diundangnya ISHARI tampil di Muktamar NU ini. “ISHARI adalah satu-satunya organisasi seni hadrah NU didirikan tahun 1959. Kami ingin ISHARI kembali menjadi banom NU,” katanya.

Ia menjelaskan, jumlah 1926 adalah sesuai dengan kelahiran NU pada tahun 1926 oleh para kiai pesantren di Surabaya, Jawa Timur. ?

Sang Pencerah Muslim

Ribuan anggota ISHARI tersebut berasal dari berbagai daerah seperti Mojokerto, Pasuruan, Jmeber, dan Jombang sendiri.

ISHARI adalah organisasi seni? pembacaan? salawat? yang diiringi dengan terbang (rebana) dan gerakan tarian. Gerak? penari? itu memang bolak-balik dalam? menggerakan tangan,? badan serta anggota tubuh lainnya. (Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja Sang Pencerah Muslim

Selasa, 13 Februari 2018

NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Redakasi Sang Pencerah Muslim menerima kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris, The Association of Muslims British dan Upstanding Neighborhood, di lantai lima Gedung PBNU Jakarta, Rabu (24/8) sore

NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris

Kashan Amar Koordinator Upstanding Neighborhood menjelaskan, menolak segala jenis kekerasan yang mengatasnamakan Islam. Ia prihatin dengan semakin maraknya kampanye-kampanye radikal yang berseliweran di media sosial.

“Maka dari itu, kita buat ini (Upstanding Neighborhood),” kata Kashan.

Namun, jelas Kashan, Upstanding Neihgborhood bukanlah sebuah organisasi yang memiliki badan struktur. Ini adalah sebuah jaringan virtual yang mengampanyekan Islam damai lewat media sosial dan melawan setiap kampanye radikal.?

Seiring dengan berjalannya waktu, ia mengembangkan diri dengan membentuk beberapa channel sosial media, mulai dari video, artikel, dan meme tentang Islam damai. Ia juga mengampanyekan situs-situs dan media sosial yang menebarkan propaganda ekstremisme.

Sang Pencerah Muslim

“Kegiatan kita adalah pelatihan-pelatihan, kampanye, dan mentoring untuk menebarkan Islam yang penuh dengan kedamaian di beberapa media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan youtube,” jelasnya.

Sementara itu, Koordinator The Association of Muslims British (AoMB) Mohammed Abbasi menuturkan, Islam masuk ke daratan Inggris sudah sejak abad ke-8 masehi. Pada saat Offa menjadi raja Mercia, ia membuat mata uang koin yang bertuliskan lafal syahadah sebagai salinan dari uang koin yang sudah dikeluarkan oleh Khalifah Abbasiyah Al-Mansyur.

Perkumpulan British Muslims, lanjut Abbasi, adalah organisasi Islam tertua di daratan Inggris dan didirikan oleh Syaikhul Islam Abdullah Quilliam Bey pada 1989.

Salah satu tujuan AoBM didirikan adalah untuk meyakinkan orang-orang Inggris dalam memahami ajaran Islam yang benar dan membantu sesama Muslim di Inggris serta Eropa baik secara fisik maupun finansial.

Sang Pencerah Muslim

Ada beberapa faktor yang menjadi permasalahan muslim di Inggris, seperti membesar-besarkan kekerasan, tidak bangga menjadi warga Inggris, komunitas yang rapuh, kemiskinan, sekolah Islam yang terpencil, rasisme dan Islamphobia, isu kebijakan luar negeri, dan merasa dibenci oleh masyarakat.?

Di Inggris, Islam menjadi agama mayoritas kedua dengan jumlah 2,4 juta pemeluk atau 4 persen dari total penduduk Inggris Raya. (Ahmad Muchlishon Rochmat/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Aswaja, Kajian Sang Pencerah Muslim

Rabu, 07 Februari 2018

Komponen yang Harus Dipenuhi dalam Niat

Dalam terminologi fiqih (madzhab Syafi’i), niat adalah menyengaja melaksanakan satu hal dengan disertai menjalankan sebuah kegiatan yang ia maksud. Jika dinisbatkan pada wudhu, niat dilakukan sejak melakukan rukun fi’li yang pertama kalinya yaitu membasuh muka. Apabila untuk shalat, niat berarti harus dijalankan saat mulai takbiratul ihram.

Posisi niat berada di dalam hati. Sedangkan hukum melafalkannya melalui lisan yang berfungsi menolong hati supaya lebih ringan dan mudah terkoneksi merupakan kesunnahan. (Lihat: Syekh Burhanuddin Ibrahim al-Bajuri, Hâsyiyah Ibrahim al-Bajûrî, vol: 1, hlm. 145)

Komponen yang Harus Dipenuhi dalam Niat (Sumber Gambar : Nu Online)
Komponen yang Harus Dipenuhi dalam Niat (Sumber Gambar : Nu Online)

Komponen yang Harus Dipenuhi dalam Niat

(Baca: Melafalkan Niat dalam Shalat)

Berkaitan dengan derajat niat, shalat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. Pertama adalah shalat fardlu seperti shalat dzuhur, asar, maghrib, dan seterusnya. Kedua, shalat sunnah yang mempunyai waktu seperti shalat sunnah qabliyah dzuhur, tarawih, dluha. Dan ketiga, shalat sunnah yang tidak mempunyai ikatan waktu khusus, yakni berupa shalat sunnah mutlak.

Bagi orang yang ingin melakukan shalat fardlu, setidaknya ada tiga komponen niat yang harus terpenuhi dalam hati, berupa: 

Sang Pencerah Muslim

1. Menyengaja menjalankan kegiatan (? ?

Bagi orang yang menjalankan shalat, dalam niat, ia harus menyertakan kalimat ? (saya shalat) dalam hati. Ini untuk menegaskan bahwa ia sekarang sedang menjalankan ibadah shalat, bukan yang lain.

2. Menjelaskan klasifikasi ibadah yang ia jalankan (?

Ta’yin atau klasifikasi ini merupakan pembeda antara shalat satu dengan yang lain. Misal, dhuhur, asar, maghrib, dan seterusnya. 

3. Menjalankan fardlu

Sang Pencerah Muslim

Khusus untuk ibadah shalat fardlu, komponen shalat yang tak bisa ditinggal adalah menjelaskan bahwa mushalli (orang yang menjalankan shalat) benar-benar dalam rangka melaksanakan fardlu. Sehingga ia wajib menyebut kalimat fardlu (?)

Apabila diilustrasikan secara keseluruhan, di hati orang yang menjalankan shalat fardlu, minimal memuat untaian kalimat berikut (contoh niat shalat dhuhur):

? ? ?

“Saya shalat fardlu dzuhur.” 

Adapun melengkapi niat shalat seperti yang banyak dipakai seperti berikut ini hukumnya adalah sunnah

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? 

Artinya: Saya shalat fardlu dzuhur empat rakaat dengan menghadap kiblat, adâ’ karena Allah Ta’ala.

Berikutnya adalah shalat sunnah yang mempunyai waktu seperti shalat sunnah qabliyah isya’, shalat dluha dan sebagainya. Komponen niat minimal yang wajib dipenuhi pada shalat ini adalah:

1. Menyengaja menjalankan kegiatan (? ?

2. Menjelaskan klasifikasi ibadah yang ia jalankan (?

Jadi, orang yang shalat qabliyah dzuhur atau tarawih, misalnya, minimal terbersit di hatinya susunan kalimat:

? ? ? ? ?

“Aku shalat qabliyah dzuhur”, “Aku shalat tarawih.”

Kembali perlu diketahui, ini adalah batasan standar minimal. Artinya, jika orang yang shalat menggerakkan hati dengan susunan yang lebih lengkap sebagaimana dalam contoh yang panjang di atas, tentu lebih baik. Karena hal tersebut akan mendapatkan kesunnahan yang berlipat. 

Yang terakhir, shalat sunnah mutlak, yaitu shalat sunnah yang tidak terikat dengan waktu tertentu. Maka, dalam niat hanya perlu menyebut penyengajaan melaksanakan shalat saja (? ?). Sehingga, apabila ada orang ingin shalat sunnah mutlak, andai saja hatinya bergerak membaca ushalli saja, tanpa tambahan kalimat apa pun, sudah sah. 

? ? ? : ? ? ? ? ? ? ? ? ?.  ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ?. ?: ? ?: ? ? ? ?: ?

“Niat itu mempunyai tiga tingkatan. Apabila shalat fardlu, harus menyengaja menjalankan sebuah kegiatan, ta’yin (penegasan tentang klasifikasi ibadah yang sedang dikerjakan), dan fardliyyah (penjelasan bahwa itu shalat fardlu). Apabila shalat sunnah yang mempunyai standar waktu, seperti shalat sunnah rawatib atau shalat yang mempunyai sebab, wajib menyengaja dan ta’yin. Dan kalau shalat sunnah mutlak, hanya wajib menyertakan kalimat menyengaja pelaksanaanya saja. Al-fi’lu: ushallî; at-ta’yin: dzuhur, asar; al-fardliyyah: fardlu.” (Salim bin Samir Al Hadlrami, Safînatun Najâh, [Darul Minhaj]m, hlm. 33-34)

(Baca: Waktu-waktu yang Makruh untuk Shalat)

Dari keterangan di atas, dapat kita tarik kesimpulan. Niat mempunyai standar minimal yang harus disebut sesuai dengan klasifikasi masing-masing. Adapun yang lazim digunakan masyarakat adalah niat dalam versi komplet dengan dilengkapi kesunnahan-kesunnahan lain. Wallahu a’lam. (Ahmad Mundzir) 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Humor Islam, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 03 Februari 2018

Hasyim: Khilafah Islamiyah bukan Gerakan Agama, tapi Gerakan Politik

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta warga nahdliyyin (sebutan untuk warga NU) dan umat Islam pada umumnya untuk waspada atas munculnya wacana Khilafah Islamiyah yang kerap dihembuskan oleh kelompok-kelompok Islam radikal. Menurutnya, wacana tersebut pada dasarnya tidak lebih dari sekedar gerakan politik, bukannya gerakan keagamaan.

“Khilafah Islamiyah itu sebenarnya gerakan politik, bukan gerakan agama. Karena di situ lebih kental aspek politiknya daripada aspek agama, ibadah, ubudiyah-nya. Yang difokuskan itu kan sistem kenegaraan, bukan bagaimana membuat madrasah, masjid, menciptakan kesejahteraan umat, dan sebagainya,” ungkap Hasyim saat bersilaturrahim dengan para petinggi Pimpinan Pusat (PP) Lembaga Dakwah (LD) NU di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (5/9).

Hasyim: Khilafah Islamiyah bukan Gerakan Agama, tapi Gerakan Politik (Sumber Gambar : Nu Online)
Hasyim: Khilafah Islamiyah bukan Gerakan Agama, tapi Gerakan Politik (Sumber Gambar : Nu Online)

Hasyim: Khilafah Islamiyah bukan Gerakan Agama, tapi Gerakan Politik

Ditegaskan Hasyim, begitu panggilan akrab Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, Jawa Timur itu, sistem ketatanegaraan berikut sistem kepemimpinannya, sebagaimana tertuang dalam konsep Khilafah Islamiyah, cukuplah mengacu pada sistem yang berlaku di negara masing-masing. “Siapapun yang jadi kepala negara, yang telah diproses secara sah, baik menurut ukuran agama maupun negara, ya dia itu kholifah (pemimpin, red). Nggak usah cari model-model yang lain,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Hasyim juga mencermati tumbuh-suburnya kelompok-kelompok Islam radikal berikut gerakannya di Indonesia. Padahal, katanya, hampir di sebagian besar negara-negara di Eropa dan Timur Tengah, kelompok-kelompok Islam garis keras itu tidak menemukan tempat, bahkan dilarang hidup. “Di Eropa, Timur Tengah, seperti Yordania dan Syria, mereka (kelompok Islam radikal, red) nggak punya tempat. Tapi di Indonesia, mereka bisa hidup leluasa dan semakin merajalela,” tuturnya.

Kepada para pimpinan LDNU, mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur ini mengingatkan, persoalan yang cukup mengkhawatirkan itu harus segera mendapat sikap dari NU. LDNU, katanya, sebagai sebuah wadah yang memiliki tugas mendakwahkan serta menyosoialisasikan paham Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) ala NU, dituntut tanggungjawabnya. Jika tidak, maka NU akan terikut ke dalam arus gerakan kelompok Islam radikal itu.

Sang Pencerah Muslim

Tak Mampu Bikin Masjid Sendiri

Pengamatan Hasyim juga tak luput dari fenomena diambilalihnya sejumlah masjid milik warga nahdliyyin oleh kelompok Islam ekstrim “kanan”. Menurutnya, hal itu dilakukan karena kelompok yang kerap dengan mudah mem-bid’ah-kan bahkan mengkafirkan warga nahdliyyin itu tak mampu membangun masjid sendiri. Sehingga kemudian mengambilalih masjid-masjid yang selama ini dibangun dan dikelola oleh warga nahdliyyin berikut takmir masjid dan tradisi ritual peribadatannya.

Sang Pencerah Muslim

“Karena mereka tidak mampu membuat masjid sendiri, kemudian mengambilalih masjid milik orang lain (masjid milik warga nahdliyyin, red), terus dipidatoin di situ untuk politisasi. Kan maksudnya begitu. Yang dirugikan akhirnya kan NU,” terang Hasyim. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah, Aswaja Sang Pencerah Muslim

Kamis, 01 Februari 2018

Masdar Farid: Jangan Mubazirkan Potensi Masjid

Cirebon, Sang Pencerah Muslim. Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Masudi mengatakan, potensi masjid sebagai tempat strategis perjuangkan umat Islam belum tergarap dengan baik. Ia mengimbau warga NU untuk meningkatkan perhatiannya terhadap tempat ibadah ini.

Menurut dia, masjid memiliki sejumlah keistimewaan, terutama karena kemampuannya menjadi tempat perjumpaan dan kegiatan rutin khalayak. Soal manajemen keuangan, masjid juga termasuk yang paling transparan dibanding organisasi publik lain di lingkungan Islam.

Masdar Farid: Jangan Mubazirkan Potensi Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
Masdar Farid: Jangan Mubazirkan Potensi Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

Masdar Farid: Jangan Mubazirkan Potensi Masjid

"Tapi potensi yang begitu besar masih dimubazirkan," kata Masdar saat membuka Rapat Pimpinan Daerah Lembaga Tamir Masjid NU (LTMNU) Kabupaten Cirebon di Pesantren Muallimin-Muallimat Babakan, Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (5/1).

Sang Pencerah Muslim

Masjid, sambungnya, sangat dibutuhkan dalam upaya gerakan sosial-keagamaan. Kemakmuran masjid adalah titik tolak bagi usaha memakmurkan masyarakat.

Sang Pencerah Muslim

"Titik tolak kemakmuran bumi dimulai dari masjid. Ini yang akhir-akhir ini kurang mendapat perhatian dari kita," tuturnya.

Nahdlatul Ulama mempunyai dua basis penting penopang perjuangannya, yaitu pesantren dan masjid. Jika pesantren menjadi basis kulturalnya, masjid merupakan basis pergerakannya, jelasnya.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Jumat, 19 Januari 2018

Upayakan Mandiri, Kotak Koin NU Ini Kumpulkan 400 Juta Sebulan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Ketua Lembaga Amil Zakat NU (LAZISNU) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sragen Suranto bersilaturahmi di Lantai 3 Gedung PBNU Jakarta, Senin (3/4) sore. Di Jalan Kramat Raya 164 ini, ia melaporkan dan mendorong PBNU untuk menjadikan salah satu program PCNU Sragen, yaitu gerakan Kotak Infak (Koin) NU menjadi gerakan nasional. Program ini sudah berjalan selama kurang lebih satu tahun.

Kotak Koin NU, kata Suranto, salah satu upaya dilaksanakan oleh PCNU Sragen untuk NU yang mandiri. Meski kotaknya kecil karena hanya berukuran 9 cm2, namun ia mengaku itu cukup efektif karena mampu menggerakkan Nahdliyin untuk berinfak di Kotak Koin NU.

Upayakan Mandiri, Kotak Koin NU Ini Kumpulkan 400 Juta Sebulan (Sumber Gambar : Nu Online)
Upayakan Mandiri, Kotak Koin NU Ini Kumpulkan 400 Juta Sebulan (Sumber Gambar : Nu Online)

Upayakan Mandiri, Kotak Koin NU Ini Kumpulkan 400 Juta Sebulan

“(Kotak Koin NU) untuk mengumpulkan uang receh. Koin adalah uang receh, tapi juga menerima uang kertas,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Ia menjelaskan, kotak kecil ini bukan sembarang kotak karena dengan ini ia berupaya untuk menyukseskan program-program besar seperti program pendidikan, program kesehatan, dan program ekonomi. Meski kecil, rata-rata satu bulannya Koin NU ini mampu menghasilkan empat ratus juta.

Kotak Koin NU ini, jelas Suranto, dihitung satu bulan sekali secara ramai-ramai. “Untuk bulan April itu dihitung di alun-alun. Dapatnya berapa disepakati, dibelikan armada bis. Jadi bis NU Sragen,” jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

Ia mengatakan, saat memasukan koin atau uang ke dalam Kotak Koin NU ini, mereka dilatih untuk melafalkan niat. Ia menjelaskan, biasanya yang suka berinfak koin itu anak-anak. Karenanya, ini adalah salah satu upaya untuk merangsang orang untuk berinfak sedini mungkin.

“(Contoh niat saat memasukkan koin) Ya Allah, saya minta pintar, plung. Lagi, Ya Allah, saya minta jadi anak yang saleh-salehah, plung. Dari sosialisasi, Ini (cara memasukkan koin) yang paling mengena karena diniati satu-satu,” urainya.

Wakil Ketua LAZISNU PCNU Sragen Amin Ariwibowo mengamini apa yang disampaikan ketuanya itu. Ia menjelaskan, target utama dari program Kotak Koin NU ini adalah terciptanya kemandirian NU.

Ke depan, dengan program Koin NU ini PCNU Sragen akan merintis beberapa program yang bermanfaat untuk warga NU seperti pengobatan gratis, beasiswa pendidikan, dan juga membangun ekonomi kerakyatan.

Warek (kenyang), waras (sehat), pinter. Harapan besarnya adalah seperti itu (untuk Nahdliyin),” jelasnya.

Kotak Koin NU itu lahir karena stereotip masyarakat sekitar bahwa NU itu tidak baik manajemennya. Kotak Koin NU ini berukuruan 9 cm2, sebagaimana simbol NU bintang 9; bagian depan kotak adalah logo NU, bagian belakang adalah huruf yang menunjukkan jumlah ranting di MWC, sebelah kanan adalah kode pemegang kotak koin.

Kotak Koin NU ini juga dilengkapi dengan buku panduan dan CD. Rencananya, 14 april nanti Kotak Koin NU akan diluncurkan menjadi gerakan nasional. (Muchlishon Rochmat/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja Sang Pencerah Muslim

Senin, 15 Januari 2018

Hutan Bangladesh Ditebangi untuk Kamp Pengungsian Rohingya

Dhaka, Sang Pencerah Muslim. Terus meningkatnya jumlah pengungsi Rohingya dari Myanmar membuat Pemerintah Bangladesh memanfaatkan lahan hutan untuk memperluas kawasan tenda penampungan mereka. Konsekuensinya, penebangan pohon dalam jumlah yang besar pun dilakukan.

Hingga kini, lebih dari 500 ribu Muslim Rohingya telah melarikan diri persekusi militer Myanmar yang melakukan operasi bersenjata sejak kerusuhan 25 Agustus lalu.

Hutan Bangladesh Ditebangi untuk Kamp Pengungsian Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)
Hutan Bangladesh Ditebangi untuk Kamp Pengungsian Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)

Hutan Bangladesh Ditebangi untuk Kamp Pengungsian Rohingya

Mohammad Shah Kamal, sekretaris manajemen dan bantuan bencana di Bangladesh mengatakan, semula Pemerintah Bangladesh mengalokasikan lahan sekitar 2000 acre (sekitar 800 hektare) saat jumlah pengungsi hampir 400.000.

"Sekarang jumlahnya telah meningkat lebih dari 100.000 orang dan orang-orang masih datang. Jadi, pemerintah harus mengalokasikan lahan seluas 1.000 acre (sekitar 400 hektare)," katanya kepada Reuters, Kamis (5/10).

Begitu semua pohon ditebang, para aktivis kemanusiaan berencana memasang 150.000 tempat penampungan yang terbuat dari terpal di kawasan tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut Myanmar telah melakukan upaya "pemusnahan etnis". Meskipun, Myanmar menolak tudingan ini dan berdalih bahwa tindakan kekerasan yang pihaknya lakukan sebagai usaha "memerangi para teroris". (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 11 Januari 2018

200 Imam Masjid Cirebon Konsolidasi, Tangkal Radikalisme

Cirebon, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Cabang Lembaga Tamir Masjid NU (LTMNU) Kabupaten Cirebon menggelar Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) di Pesantren Muallimin-Muallimat Babakan, Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (5/1). Semangatnya antara lain, usaha keras memerangi radikalisme.

200 Imam Masjid Cirebon Konsolidasi, Tangkal Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
200 Imam Masjid Cirebon Konsolidasi, Tangkal Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

200 Imam Masjid Cirebon Konsolidasi, Tangkal Radikalisme

Rapat koordinasi dan konsolidasi ini dihadiri oleh sedikitnya 200 pengurus tamir dan imam masjid dari 40 kecamatan se-Kabupaten Cirebon. Dalam kesempatan ini, peserta juga dibekali sejumlah materi seputar pemberdayaan masjid.

Wakil Ketua Pengurus Wilayah NU Provinsi Jawa Barat Fuad Ali mengaku prihatin dengan aksi bom bunuh diri dalam sebuah masjid yang pernah terjadi di Kota Cirebon. Rapimda ini dinilai penting untuk menumpas akar radikalisme dari tingkat masjid.

Sang Pencerah Muslim

"Selama ini masjid belum mempunyai manajemen yang kuat untuk mengoptimalkan perannya," ujarnya saat memberi sambutan.

Sang Pencerah Muslim

Secara resmi, acara dibuka oleh Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Masudi. Turut hadir pula, Katib Syuriyah PBNU KH Musthofa Aqil Siroj, Ketua PP LTMNU KH Abdul Manan A Ghani, dan segenap jajaran pengurus cabang NU Cirebon.

Rapimda LTMNU yang mendapat dukungan dari PT Sinde Budi Sentosa ini adalah tindak lanjut amanat Rapat Pimpinan LTMNU se-Jawa Barat yang diselenggarakan di Bandung, Maret 2012 lalu. Menurut jadwal, Rapimda gabungan Kabupaten Majalengka-Kota Cirebon dimulai besok.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis    : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Aswaja, Daerah Sang Pencerah Muslim

Senin, 01 Januari 2018

Musim Haji, Suhu di Saudi Bisa Capai 50 Derajat Celcius

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Musim haji 1438H/2017M sudah menjelang. Kurang dari satu bulan lagi, jemaah haji Indonesia dijadwalkan secara bertahap akan mulai berangkat ke Arab Saudi. Kloter pertama rencananya akan mulai terbang ke Tanah Suci pada 28 Juli 2017 dari seluruh embarkasi di Indonesia.

Kasubag Humas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Nirwan mengimbau calon jemaah haji Indonesia untuk terus menjaga kondisi kesehatannya. Menurutnya,? persiapan kesehatan sejak dari Tanah Air sangat penting mengingat kondisi di Arab Saudi berbeda dengan di Indonesia.

Musim Haji, Suhu di Saudi Bisa Capai 50 Derajat Celcius (Sumber Gambar : Nu Online)
Musim Haji, Suhu di Saudi Bisa Capai 50 Derajat Celcius (Sumber Gambar : Nu Online)

Musim Haji, Suhu di Saudi Bisa Capai 50 Derajat Celcius

Nirwan yang sehari-hari bertugas? di RSUD Chatib Quzwain Sarolangun Jambi memperkirakan suhu di Arab Saudi pada musim haji sekitar 42-50 derajat celcius. Karenanya, jemaah diimbau untuk memperbanyak kegiatan di dalam gedung saja. Bila terpaksa keluar gedung, lanjut Nirwan, mesti memakai pelindung kepala dan kacamata hitam.

Sang Pencerah Muslim

“Jangan lupa senantiasa minum air agar terhindar dehidrasi yang diakibatkan suhu udara begitu panas. Jangan lupa membawa semprotan wajah, sesekali wajah dapat disemprot dengan air dan sering basahi rambut juga dengan air,” ujarnya sebagaimana dikutip Sang Pencerah Muslim, Jumat (30/6), dari laman Kemenag.

Sang Pencerah Muslim

Dokter Umum Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang ini mengingatkan calon jemaah haji agar tidak terlalu lelah jelang keberangkatan. Hal ini disampaikan Nirwan mengingat menjadi tradisi masyarakat Indonesia untuk menggelar walimatussafar dan menerima banyak tamu jelang keberangkatan. Nirwan berharap calon jemaah bisa mengatur waktu dengan baik sehingga cukup istirahat. Sebab, jika sampai kurang istirahat, itu bisa menyebabkan kondisi kesehatan calon jemaah menurun.

Bagi calon jamaah yang memiliki riwayat penyakit dan diharuskan membawa obat-obatan, lanjut Nirwan, maka obat dimaksud agar dicatatkan di Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) dan dicap oleh Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di embarkasi agar tidak menjadi masalah di proses imigrasi bandara kedatangan.

Nirwan juga mengimbau jemaah agar tidak perlu berlebihan membawa barang bawaan. Menurutnya, pakaian yang dibawa secukupnya saja. Makanan juga tidak perlu berlebihan karena bisa dibeli di Tanah Suci.

“Sekarang pelaksanaan haji oleh Pemerintah Indonesia sudah sangat bagus. Makanan untuk jamaah sudah disiapkan. Jadi tidak perlu berlebihan untuk membawa persiapan makanan,? termasuk tak perlu lagi membawa alat-alat untuk memasak,” tandasnya. (Red: Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Santri, Anti Hoax Sang Pencerah Muslim

Jumat, 29 Desember 2017

Hadiah Umroh Pacu Semangat Ngaji Tilawah di Jember

Jember, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 11 peraih juara MTQ tingkat kabupaten berhak menerima hadiah perjalanan ibadah umroh dari Pemkab Jember. Pemberian hadiah semacam ini menjadi salah satu bentuk upaya Pemkab Jember dalam meningkatkan prestasi ilmu agama di kalangan warga.

Hadiah Umroh Pacu Semangat Ngaji Tilawah di Jember (Sumber Gambar : Nu Online)
Hadiah Umroh Pacu Semangat Ngaji Tilawah di Jember (Sumber Gambar : Nu Online)

Hadiah Umroh Pacu Semangat Ngaji Tilawah di Jember

“Kami harus menghargai orang-orang yang berprestasi di bidang keagamaan. Ini sekaligus untuk memacu warga agar mencintai nilai-nilai Islam,” ujar Kabag Kesra Pemkab Jember Imam Bukhari kepada NU Onilne di kantornya, Kamis (26/6).

Menurut Bukhari, pihaknya akan terus memberikan rangsangan kepada warga untuk terus meningkatkan prestasi di bidang kesenian Islam melalui berbagai lomba keagamaan  dan kegiatan lainnya.

Sang Pencerah Muslim

“Jember mempunyai potensi  besar meraih prestasi di bidang MTQ. Buktinya dalam setiap even regional maupun nasional, delegasi Jember selalu kebagian juara. Kepada mereka inilah kami harus memberi apresiasi,” ucapnya.

Pemkab Jember memberikan hadiah umroh kepada sebelas orang juara pertama di sebelas cabang MTQ 2014. Bupati juga memberikan hadiah tabungan kepada 24 orang peraih juara lainnya di ajang tersebut. Masing-masing mendapat sebesar Rp 5 juta. Even MTQ itu sendiri diikuti 383 peserta dengan kategori pelajar SD, SMP, SMU, mahasiswa, dan peserta Umum (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Hikmah, Aswaja, Internasional Sang Pencerah Muslim

Kado Istimewa Gus Dur untuk Istri Penjual Duren

Jakarta, Sang Pencerah Muslim . Seorang wali adalah kekasih Allah yang mampu menebar rahmah di muka bumi. Ia membantu mereka yang dibutuhkan, mereka yang menangis kepada tuhannya di malam-malam sunyi karena kepada tuhannyalah tumbuh keyakinan nasib ditentukan.

Kisah ini menunjukkan penghargaan atas nilai kemanusiaan Gus Dur yang sangat mendalam kepada rakyat kecil yang membutuhkan, yang telah diabaikan sehingga Allah mengirimkan Gus Dur untuk memberi bantuan.

Kado Istimewa Gus Dur untuk Istri Penjual Duren (Sumber Gambar : Nu Online)
Kado Istimewa Gus Dur untuk Istri Penjual Duren (Sumber Gambar : Nu Online)

Kado Istimewa Gus Dur untuk Istri Penjual Duren

Sebagai tokoh yang dihormati, menerima undangan di berbagai daerah merupakan kegiatan rutin. Suatu ketika, Gus Dur mendapat undangan ke kota Malang. Ia mampir dulu ke kota Batu. Di tengah perjalanan, ia minta berhenti ketika terdapat seorang penjual durian, membeli dua buah, tetapi anehnya, sang pedagang diberinya uang segepok. 

Sang Pencerah Muslim

Yudhi, sang sopir yang menemani Gus Dur keheranan, beli dua durian saja kok uangnya banyak banget. Biasanya kalau orang beli sesuatu, ditawar-tawar dahulu sampai dapat harga yang cocok. Ini tanpa ba-bi-bu, langsung dikasih uang banyak. Meskipun demikian, ia tak berani berkomentar apa-apa dan mengikuti perintah Gus Dur untuk melanjutkan perjalanan ketika uang sudah diserahkan.

Sang Pencerah Muslim

Namun rasa penasarannya tak hilang atas kejadian tersebut. Pertanyaan kenapa penjual durian dikasih uang yang sangat banyak selalu muncul dalam hati. Tak tahan atas rasa tersebut, beberapa hari kemudian, ia mendatangi penjual durian tersebut untuk mencari informasi lebih lanjut. Tapi ternyata kedai durian tutup.

Ia pun tambah penasaran, setelah tanya kiri-kanan, akhirnya alamat penjual durian diketahui, posisinya di sebuah desa yang susah dilalui kendaraan, tapi sudah terlanjur basah, ia pun bertekad menelusuri misteri ini.

Setelah dicari-cari, akhirnya ditemukan juga rumah tersebut. Begitu sampai, pintu diketuk, tapi tidak ada penghuninya. “Ada apa gerangan” pikirnya dalam hati. 

Ia pun menanyakan ke tetangga rumah, ke mana perginya penghuni rumah. Lalu dijelaskan bahwa pemilik rumah sedang mengantarkan istrinya untuk berobat. Sudah lama belahan jiwanya sakit, tetapi tidak punya uang untuk berobat sehingga dengan sangat terpaksa hanya bisa diam di rumah dan menjalani pengobatan ala kadarnya.

Kepada tetangganya itu, ia pamitan untuk menjaga rumahnya karena akan ditinggal selama beberapa hari. Ia pergi untuk mengobatkan istrinya setelah baru-baru ini, dengan tiba-tiba didatangi oleh Gus Dur dan dikasih uang yang cukup memadai untuk biaya pengobatan yang sudah lama didambakannya.

Yudhi pun hanya diam termagu setelah memahami kejadian tersebut dan makna yang terkandung di dalamnya. Ia lalu menceritakan kronologi peristiwa sebelumnya yang membuatnya sampai mencari-cari penjual durian ini.

Penulis: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Hadits Sang Pencerah Muslim

Kamis, 28 Desember 2017

Terbesar, PMII Jatim Mesti Jadi Contoh bagi Wilayah Lain

Ponorogo, Sang Pencerah Muslim

Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur merupakan PKC dengan jumlah cabang terbanyak se-Indonesia. Jumlah cabang definitif PMII se-Jatim adalah 31 institusi. Mulai dari ujung barat Ngawi hingga ujung timur Banyuwangi.

Demikian dikatakan ketua PKC PMII Jatim 2014-2016, Ahmad Junaidi dalam Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab) XXII Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur resmi dilaksanakan di Pendopo Agung Kabupaten, Ponorogo pada kamis Rabu 27-30 April 2016.

Terbesar, PMII Jatim Mesti Jadi Contoh bagi Wilayah Lain (Sumber Gambar : Nu Online)
Terbesar, PMII Jatim Mesti Jadi Contoh bagi Wilayah Lain (Sumber Gambar : Nu Online)

Terbesar, PMII Jatim Mesti Jadi Contoh bagi Wilayah Lain

“Meskipun begitu, saya harap sahabat-sahabat tidak melupakan tiga hal, yakni komitmen ideologi, kaderisasi, dan gerakan PMII. Dan tiga poin itu haruslah juga jadi agenda utama forum (konkoorcab) ini,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Kang Juned, sapaan akrabnya, dengan potensi cabang yang banyak tersebut PMII Jatim seharusnya memberikan teladan pergerakan bagi wilayah-wilayah lain.

“PMII merupakan kawah candradimuka para politisi dan intelektual NU di masa depan, mari membangun PMII lebih bermanfaat,” ajaknya.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, Ketua Umum PB PMII Aminuddin Ma’ruf mengatakan, sejarah Jatim menjadi tempat sejarah kelahiran PMII pada 17 April 1960 tidak boleh melengahkan PMII Jatim untuk terus berupaya menjadi barometer kepemimpinan, gerakan dan ideologisasi Islam Ahlussunnah wal Jamaah.

Secara simbolik pembukaan konkoorcab resmi dibuka dengan penabuhan gong sebanyak tiga kali oleh Bupati Ponorogo Ipoeng Mukhlisoni ditemani Ketum PB PMII Aminuddin Ma’ruf dan Ketum PKC Jatim Ahmad Junaidi.

Pada kesempatan pembukaan juga ditampilkan kesenian Reog Ponorogo yang merupakan kesenian asli Nusantara asal Ponorogo. Pada kesempatan acara juga makin khidmat dengan kehadiran salah satu pendiri PMII KH Nuril Huda, dan sejumlah alumni PMII dan pejabat setempat. (Ali Makhrus/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan, Aswaja, Daerah Sang Pencerah Muslim

Senin, 11 Desember 2017

Meliana, Juara 1 Lomba Busana Ibu IPPNU

Brebes, Sang Pencerah Muslim. Meliana Fatmala utusan Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)  Kelurahan Pasarbatang, Brebes, Jawa Tengah, dinobatkan sebagai juara 1 dalam lomba Busana Muslim keibuan. Kegiatan tersebut digelar PAC IPPNU Kecamatan Brebes.

Meliana berhasil mengungguli 17 peserta lainnya perwakilan dari 17 PR se Pimpinan Anak Cabang (PAC) Brebes yang digelar di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Brebes, Ahad (15/12/13).

Meliana, Juara 1 Lomba Busana Ibu IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Meliana, Juara 1 Lomba Busana Ibu IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Meliana, Juara 1 Lomba Busana Ibu IPPNU

Juara 2 diraih Tussolikha dari PR IPPNU Kelurahan Kaligangsa Wetan dan juara 3 Vety Andriliani dari PR IPPNU Kelurahan Gandasuli. Mereka bak ratu sejagat melenggak-lenggok diatas catwalk dihadapan teman-teman pelajar NU lainnya.

Sang Pencerah Muslim

Selain menampilkan busana keibuan, mereka juga diuji kemampuannya dalam intelektual dan akhlak kesopanan.

Ketua Panitia Lomba Mukhafidloh menjelaskan, kegiatan ini sebagai bentuk refleksi memperingati Hari Ibu tahun 2013. Dengan harapan, peserta bisa memaknai arti seorang ibu dan berpakaian seperti Ibu akan lebih anggun ketimbang berpakaian glamaour.

Sang Pencerah Muslim

Ketua Pimpinan Cabang (PC) IPPNU Kabupaten  Brebes  Khoerunisa menyambut gembira dengan lomba yang mengilhami remaja putri untuk berbuat santun dalam kehidupannya.

Nisa sangat menyayangkan masih adanya perlakukan diskriminasi pada pakaian. Seperti yang kini terus masih menjadi perdebatan dengan pakaian jilbab bagi POLRI.

“Busana Muslim itu indah dan enaknya dipandang mata serta tidak mengundang nafsu,” tandas Nisa. (Wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, Aswaja Sang Pencerah Muslim

Rabu, 06 Desember 2017

Perkuat Kader, PMII Ingin Jadi Andalan Masyarakat

Pangandaran, Sang Pencerah Muslim

Puluhan Mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat mengikuti Pelatihan Kader Dasar (PKD) yang diselenggarakan PMII Kabupaten Ciamis di SMP Plus Ma’arif NU Pangandaran pada (25/03).

Perkuat Kader, PMII Ingin Jadi Andalan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Perkuat Kader, PMII Ingin Jadi Andalan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Perkuat Kader, PMII Ingin Jadi Andalan Masyarakat

Ketua PC PMII Kabupaten Ciamis Aep Saepudin, mendorong semua anggota PMII yang ada di Kabupaten Pangandaran untuk senantiasa menjadi kader yang bisa diandalkan oleh siapa pun, terutama oleh masyarakat sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian.

“Saya tidak menginginkan anggota PMII hanya menjadi jago kandang. Akan tetapi perlu bentuk nyata yang diperbuat oleh semua anggota terhadap masyarakat maupun pemerintah, khususnya Kabupaten Pangandaran,” tegas Aep dalam sambutan pembukaan PKD.

Sang Pencerah Muslim

Penguatan jati diri kader, lanjut Aep, merupakan upaya memperkokoh PMII serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pasalnya, di era yang serba modern ini pemuda khususnya, dihadapkan pada berbagai persoalan sumber daya manusia (SDM) yang dibenturkan iklim Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Sang Pencerah Muslim

“Jadi, anggota PMII wajib mempunyai kemampuan yang bisa menjawab persoalan yang dirindukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya Kabupaten Pangandaran. Selain itu, tantangan MEA jangan dijadikan oleh pemuda untuk bersembunyi di balik ketidakmampuan dalam bersaing dalam berbagai bidang,”, pungkasnya.

Sejumlah 26 mahasiswa yang telah menjadi anggota PMII Kabupaten Pangandaran akan mengikuti kegiatan PKD tersebut hingga Ahad, (27/3). Mereka akan mendapat materi yang diprioritaskan yaitu pendalaman ideologi Ahlussunnah wal -Jama’ah serta ke-PMII an.

Di tempat yang sama, Asisten Daerah 2 Kabupaten Pangandaran Undang Sohbarudin, berharap PMII Kabupaten Pangandaran segera mandiri dari Kabupaten Ciamis. Pasalnya, untuk lebih mempermudah hubungan antara PMII dan pemerintah Kabupaten Pangandaran.

“Saya yakin PMII dapat bersinergi dengan pemerintah Kabupaten Pangandaran karena kami sangat membutuhkan para intelektual muda yang dapat berkontribusi aktif terhadap pemerintah. Apalagi sekarang zamannya semakin maju dengan berbagai persoalan yang sangat kompleks,” ujarnya kepada Sang Pencerah Muslim.

Undang berharap Kabupaten Pangandaran yang baru saja memiliki pemimpin baru dengan visi dan misinya harus didukung oleh semua elemen masyarakat, khususnya PMII.

“Apapun yang menjadi visi dan misi Bupati Pangandaran perlu didukung oleh kita semua. Permasalahan pahit atau manisnya kita akan melihat hasil setelah kita bersama-sama membangun Pangandaran bersama-sama,” pungkasnya. (Muhafid/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja Sang Pencerah Muslim

Rabu, 29 November 2017

Alumni IAI Al-Khoziny Juara Satu Vokalis Gambus se- Jawa

Sidoarjo, Sang Pencerah Muslim?

Ach Aqimuddin Alhan, alumni mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) Al-Khoziny Buduran Sidoarjo berhasil juara satu "duta vokalis gambus se- Jawa" pada festival seni religi Brawijaya 2016 yang digelar Universitas Brawijaya Malang, Selasa (22/11).

"Alhamdulillah perasaan saya senang dan bangga, meski sudah menjadi alumni dan ditunjuk untuk mewakili IAI Al Khoziny Buduran Sidoarjo," ucapnya bersyukur saat dimintai keterangan Sang Pencerah Muslim," Rabu (23/11).

Alumni IAI Al-Khoziny Juara Satu Vokalis Gambus se- Jawa (Sumber Gambar : Nu Online)
Alumni IAI Al-Khoziny Juara Satu Vokalis Gambus se- Jawa (Sumber Gambar : Nu Online)

Alumni IAI Al-Khoziny Juara Satu Vokalis Gambus se- Jawa

Pria kelahiran 1993 itu tak henti-hentinya menorehkan prestasi. Pasalnya, setiap perlombaan, kerap kali mengharumkan nama kampus maupun keluarganya.?

Ia menjelaskan, beberapa perlombaan yang pernah diikuti dan mendapatkan juara satu di antaranya, juara satu banjari nasional, dai muda, nasyid, MTQ dan Musabaqoh Syahril Quran.

"Motivasi saya mengikuti seluruh festival karena ingin bisa disegala bidang (multitalen). Saya juga ingin menambah silaturahim, menambah teman, ilmu dan mengeksplor bakat. Tak henti-hentinya juga dan tidak boleh merasa puas dan bangga. Yang terpenting semangat belajar karena masih muda. Karena kalau sudah berkeluarga mungkin sudah tidak seperti masa muda," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Ia berpesan kepada mahasiswa IAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo untuk mengembangkan bakatnya serta mengikuti segala perlombaan tingkat mahasiswa.

"Bagi mahasiswa dan adik-adik yang mempunyai potensi luar biasa. Jangan takut untuk mengembangkan bakat kalian masing-masing. Karena nantinya juga kalian yang akan memetik hasilnya, misal seperti ada program beasiswa, kan bisa dipandang dari segi bakatnya," pungkasnya. (Moh Kholidun/Abdullah Alawi)

?

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Olahraga, Aswaja Sang Pencerah Muslim

Selasa, 28 November 2017

Pagar Nusa Majalengka Rutin Latih Pelajar

Majalengka, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PC PSNU) Pagar Nusa Kabupaten Majalengka menggelar latihan rutin bagi pelajar di Majalengka untuk belajar seni bela diri NU. 

Pagar Nusa Majalengka Rutin Latih Pelajar (Sumber Gambar : Nu Online)
Pagar Nusa Majalengka Rutin Latih Pelajar (Sumber Gambar : Nu Online)

Pagar Nusa Majalengka Rutin Latih Pelajar

Kegiatan kali ini bertempat di halaman Balai Desa Banjaransari, Cikijing, Majalengka, Selasa (10/2) pagi dan diikuti oleh 30 siswa sekolah dasar di wilayah Kecamatan Cikijing.

Maman Rais Ketua Pagar Nusa Majalengka mengatakan, agenda ini dilaksanakan setiap hari selasa untuk SD, sabtu untuk SMP, dan ahad untuk SMA tiap seminggu sekali.

Sang Pencerah Muslim

"Memang kegiatan ini sudah berjalan selama 4 bulan dan baru fokus menggarap Kecamatan Cikijing untuk mengenalkan seni bela diri NU pada pelajar," ujar Maman disela-sela melatih.

Maman menambahkan, garapannya ini baru sebatas melatih anak-anak usia pelajar, belum menggarap ke level mahasiswa dan kecamatan-kecamatan lain.

Sang Pencerah Muslim

Ia berharap, kedepan unit kegiatan mahasiswa perguruan tinggi di Majalengka bisa bekerjasama dengan PMII Majalengka karena baru kader IPNU dan IPPNU yang menyatakan siap berlatih pencak silat.

“Kami juga berharap, PCNU Majalengka dan pihak pemerintah daerah bisa membantu memfasilitasi kami untuk menyosialisasikan kegiatan ini pada masyarakat,” harapnya. (Aris Prayuda/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sholawat, Kyai, Aswaja Sang Pencerah Muslim

Minggu, 26 November 2017

Umat Islam Mesti Bersyukur Demokrasi Beri Kebebasan Beraspirasi

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH Maman Imanulhaq mengatakan, umat Islam harus bersyukur kepada proses demokrasi yang memberi ruang untuk mengemukan pendapat di depan umum tanpa ada ancaman represif dari aparat seperti zaman Orde Baru. Karenanya demo sebesar apa pun harus tetap santun, tidak anarkis dan tidak merusak fasilitas umum.

Hal ini disampaikan terkait tanggapannya soal rencana demo sejumlah ormas Islam yang protes terhadap statemen Basuki Tjahaja Purnama karena dianggap menistakan agama. Kang Maman, sapaan akrabnya, menyatakan bahwa nilai Islami dalam berdemokrasi akan terlihat bila tidak ada caci maki dan provokasi.

Umat Islam Mesti Bersyukur Demokrasi Beri Kebebasan Beraspirasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Umat Islam Mesti Bersyukur Demokrasi Beri Kebebasan Beraspirasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Umat Islam Mesti Bersyukur Demokrasi Beri Kebebasan Beraspirasi

“Indonesia harus jadi negara yang menjadi contoh bagaimana agama menjadi spirit bagi umatnya untuk melakukan perubahan dan perdamaian. Jangan bawa konflik Timur tengah ke Indonesia,” tuturnya dalam siaran pers, Selasa (1/11).

Sang Pencerah Muslim

Ia juga meminta aparat pemerintah tetap bersikap adil, konstitusional, dan profesional. “Jangan panik. Rakyat di belakang pemerintah untuk memberikan rasa aman dan tenang. Siapa pun yang mengancam dan hendak membuat kekacauan di NKRI akan berhadapan dengan Rakyat,” tambahnya.

Sang Pencerah Muslim

Kepada semua pengguna media sosial, Kang Maman mengingatkan agar tetap rasional dan menjaga kesalehan bermedsos. “Jangan memviral gosip apalagi fitnah yang akan menimbulkan kepanikan. Jadikan medsos sbg ladang amal dan mimbar kebaikan dengan menulis, men-share dan memviral hal-hal positif yang menguatkan ukhuwah, nasionalisme, dan kemanusian,” tutupnya. (Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja,Attijani Sang Pencerah Muslim

Rabu, 15 November 2017

Ketua IPPNU Jepara, Wisudawan Terbaik Unisnu

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jepara, Jawa Tengah, Hidayatun Nikmah menjadi wisudawan terbaik Universitas Islam NU (Unisnu) Jepara Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan IPK 3.77.

Nikmah merampungkan studinya di Unisnu dalam waktu 5 tahun. Istri dari Chusni Maulana, Ketua IPNU Jepara 2011-2013, ini selama menjadi mahasiswa sudah berkhidmah di SD. Dari kecintaan berkhidmah di sekolah dasar ia pun menulis skripsi “Kontribusi Display Kelas Bagi Selera Belajar Siswa untuk Mewujudkan Tujuan Pendidikan Islam”.

Ketua IPPNU Jepara, Wisudawan Terbaik Unisnu (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua IPPNU Jepara, Wisudawan Terbaik Unisnu (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua IPPNU Jepara, Wisudawan Terbaik Unisnu

Usai wisuda, putri pasangan Muhammad dan Musni akan terus meneruskan khidmahnya di SD karena baginya mengajar anak-anak itu menyenangkan.

Sang Pencerah Muslim

Ditanya resep menjadi teladan, ia pun menjawab, “Caranya dengan aktif di perkuliahan, organisasi, diskusi, sosialiasi dan terus berjuang untuk menggapai prestasi,” papar perempuan kelahiran Jepara 17 Agustus 1990.

Menurut Nimmah, berorganisasi tidak menghalangi seseorang untuk berprestasi. Justru dengan aktif di organisasi, katanya, hidup akan lebih dekat dengan kesuksesan dan keberkahan.

Kepada kader NU pemilik motto hidup" isy kariman au mut syahidan" ini berpesan, hidup di dunia hanyalah sekadar mampir ngombe. “Maka abdikan dirimu untuk orang lain. Khoirun nas anfauhum linnas,” harap ketua IPPNU Jepara masa khidmah 2014-2016 tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Dalam kesempatan wisuda S1 dan S2 Unisnu yang berlangsung di Gedung Wanita Jepara, Kamis (30/4/15) ia memperoleh beasiswa pendidikan dari Unisnu, Bupati dan kursus gratis dari Jenggala Course. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)? ? ? ?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Aswaja, Berita Sang Pencerah Muslim

Jumat, 10 November 2017

Kala Anak Kolong Menceritakan Pengalamannya

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Praktisi lingkungan hidup, Rusdian Lubis meluncurkan bukunya Anak Kolong di Kaki Gunung Slamet, Ahad (15/10) di Omah Btari Sri, Ampera Raya, Jakarta Selatan.

“Buku ini saya maksudkan sebagai tribute atau kenangan kepada Eyang, Ibu dan Ayah serta anak-anak kolong,” kata Yan, panggilan akrabnya.

Buku yang mengacu pada kejadian nyata yang dialami Yan—dan anak-anak kolong lainnya—ditulis dengan gaya humor. Ia mengaku tertarik dengan pola atau genre humor yang saat ini sangat jarang ditulis.

Kala Anak Kolong Menceritakan Pengalamannya (Sumber Gambar : Nu Online)
Kala Anak Kolong Menceritakan Pengalamannya (Sumber Gambar : Nu Online)

Kala Anak Kolong Menceritakan Pengalamannya

“Dulu ada Suman Djaya, Aman Datuk Modjoindo,” kata Yan.

Yan dalam buku tersebut tidak hanya menceritakan kenangan-kenangan baik, tetapi ada semacam ‘kenakalan’ masa remaja yang dilakukannya.

“Saya ingin menceritakan kepada anak saya apa yang saya alami semasa kecil. Kenakalan-kenakalan saya yang mungkin anak-anak saya tidak tahu,” tambah Yan.

Sang Pencerah Muslim

Anak kolong sendiri mengacu pada putra-putri tentara. Ayah Rusdian adalah seorang tentara yang ditugaskan di beberapa daerah di Banyumas. Sebutan kolong populer di kalangan anak-anak tentara. Tinggal di rumah dinas yang sempit, sehingga mereka harus berdesakan saat tidur, bahkan sering tidur di kolong. 

Sang Pencerah Muslim

Sastrawan Ahmad Tohari yang hadir sebagai pembicara dalam peluncuran tersebut mengatakan saat membaca draftnya langsung merasa mantap. 

“Ini yang sudah lama saya tunggu,” kata Tohari.

Tohari selama ini khawatir karena sedikit sastra realisme. 

“Penulis muda memilih yang nggak nggak. Padahal kita harus tetap yakin sastra beraliran realisme, karena keadaban tetap perlu,” tambah Tohari.

Tohari juga mengapresiasi Yan yang berhasil membuat karya sastra padahal usianya sudah tidak muda lagi dan saat ini sudah pensiun.

Acara peluncuran dihadiri sejumlah tokoh perbukuan, jurnalis, aktivis, para sahabat, dan mantan anak kolong. (Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Khutbah Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock