Tampilkan postingan dengan label Tegal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tegal. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Februari 2018

NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Redakasi Sang Pencerah Muslim menerima kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris, The Association of Muslims British dan Upstanding Neighborhood, di lantai lima Gedung PBNU Jakarta, Rabu (24/8) sore

NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Online Terima Kunjungan Perkumpulan Muslim Inggris

Kashan Amar Koordinator Upstanding Neighborhood menjelaskan, menolak segala jenis kekerasan yang mengatasnamakan Islam. Ia prihatin dengan semakin maraknya kampanye-kampanye radikal yang berseliweran di media sosial.

“Maka dari itu, kita buat ini (Upstanding Neighborhood),” kata Kashan.

Namun, jelas Kashan, Upstanding Neihgborhood bukanlah sebuah organisasi yang memiliki badan struktur. Ini adalah sebuah jaringan virtual yang mengampanyekan Islam damai lewat media sosial dan melawan setiap kampanye radikal.?

Seiring dengan berjalannya waktu, ia mengembangkan diri dengan membentuk beberapa channel sosial media, mulai dari video, artikel, dan meme tentang Islam damai. Ia juga mengampanyekan situs-situs dan media sosial yang menebarkan propaganda ekstremisme.

Sang Pencerah Muslim

“Kegiatan kita adalah pelatihan-pelatihan, kampanye, dan mentoring untuk menebarkan Islam yang penuh dengan kedamaian di beberapa media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan youtube,” jelasnya.

Sementara itu, Koordinator The Association of Muslims British (AoMB) Mohammed Abbasi menuturkan, Islam masuk ke daratan Inggris sudah sejak abad ke-8 masehi. Pada saat Offa menjadi raja Mercia, ia membuat mata uang koin yang bertuliskan lafal syahadah sebagai salinan dari uang koin yang sudah dikeluarkan oleh Khalifah Abbasiyah Al-Mansyur.

Perkumpulan British Muslims, lanjut Abbasi, adalah organisasi Islam tertua di daratan Inggris dan didirikan oleh Syaikhul Islam Abdullah Quilliam Bey pada 1989.

Salah satu tujuan AoBM didirikan adalah untuk meyakinkan orang-orang Inggris dalam memahami ajaran Islam yang benar dan membantu sesama Muslim di Inggris serta Eropa baik secara fisik maupun finansial.

Sang Pencerah Muslim

Ada beberapa faktor yang menjadi permasalahan muslim di Inggris, seperti membesar-besarkan kekerasan, tidak bangga menjadi warga Inggris, komunitas yang rapuh, kemiskinan, sekolah Islam yang terpencil, rasisme dan Islamphobia, isu kebijakan luar negeri, dan merasa dibenci oleh masyarakat.?

Di Inggris, Islam menjadi agama mayoritas kedua dengan jumlah 2,4 juta pemeluk atau 4 persen dari total penduduk Inggris Raya. (Ahmad Muchlishon Rochmat/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Aswaja, Kajian Sang Pencerah Muslim

Senin, 12 Februari 2018

Pesan Menpora Saat Lepas Peserta Pawai Ta’aruf Munas dan Konbes NU

Mataram, Sang Pencerah Muslim. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi ikut melepas peserta pawai ta’aruf Munas dan Konbes NU di hadapan sekitar 15.000 nahdliyin, Rabu (22/11) di depan Islamic Center Lombok, NTB.

Pesan Menpora Saat Lepas Peserta Pawai Ta’aruf Munas dan Konbes NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesan Menpora Saat Lepas Peserta Pawai Ta’aruf Munas dan Konbes NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesan Menpora Saat Lepas Peserta Pawai Ta’aruf Munas dan Konbes NU

Dalam sambutannya, Menpora sebagai perwakilan pemerintah untuk mendampingi para pemuda dalam pawai tersebut berpesan, para pemuda NU harus mengikuti jejak pemikiran para pendiri NU.

“Keberpihakan NU dalam mengayomi dan memberi kemaslahatan umat betul-betul saya terapkan dalam setiap kebijakan Kemenpora,” jelas Imam Nahrawi.

Ia memberi contoh ketika atlet biasa menerima penghargaan atas prestasinya. Penghargaan tersebut juga ia berikan dengan setara kepada para atlet difabel yang menorehkan prestasi serupa.

“Ini bukti bahwa ajaran para kiai dan ulama NU turut memberikan perubahan berharga dalam setiap kehidupan berbangsa dan bernegara,” tuturnya.

Sang Pencerah Muslim

Imam mengungkap, ketika Liga Santri Nusantara berjalan sukses, kini Kemenpora sedang menggodok sejumlah program, seperti Pekan Olahraga Perempuan.?

Selain itu, Kemenpora juga sedang mengajukan ke FIFA terkait tradisi cium tangan pemain kepada wasit. Di lokal Indonesia, membaca doa sebelum bermain juga ditekankan kepada para pemain.

Sang Pencerah Muslim

“Minimal membaca Al-Fatihah,” ujar Menpora. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Daerah, Cerita Sang Pencerah Muslim

Selasa, 16 Januari 2018

Teror Meningkat, Perhimpunan Pelajar Indonesia Turki Minta WNI Jauhi Keramaian

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Menyusul serangan bom bunuh diri yang menyebabkan sedikitnya 37 korban jiwa di pusat kota Ankara, Kizilay, pada 18.45 waktu bagian Turki, Ahad (13/3), Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki mengimbau 769 Warga Negara Indonesia (WNI) dari kalangan pelajar untuk meningkatkan kewaspadaan.

Asosiasi pelajar Turki asal Indonesia ini juga menyeru para pelajar asal Indoensia yang tersebar lebih di 20 kota untuk meningkatkan komunikasi sesama pelajar.

Teror Meningkat, Perhimpunan Pelajar Indonesia Turki Minta WNI Jauhi Keramaian (Sumber Gambar : Nu Online)
Teror Meningkat, Perhimpunan Pelajar Indonesia Turki Minta WNI Jauhi Keramaian (Sumber Gambar : Nu Online)

Teror Meningkat, Perhimpunan Pelajar Indonesia Turki Minta WNI Jauhi Keramaian

“WNI (pelajar) bukan menjadi target sarangan teroris. Meskipun demikian pelajar bisa saja menjadi korban salah sasaran. Untuk itu diharapkan terutama kepada seluruh pelajar di Turki untuk berhati-hati dan menjauh dari tempat keramaian,” kata Ketua Umum PPI Turi Azwir Nazar, Senin (14/3).

Mengutip pernyataan Menteri Kesehatan Turki Mehmet Müezzino?lu, Senin (14/3) pagi, media NTV melaporkan bahwa bom mobil menyerang bus transportasi publik di Kizilay, jantung kota Ankara pada Ahad (13/3) kemarin. Serangan ini mengakibatkan 37 orang tewas, 15 kritis dan 71 luka-luka. Sebanyak 27 orang tewas di tempat saat kejadian. Sejauh ini tidak ada laporan ada WNI yang menjadi korban.

Sang Pencerah Muslim

Laporan ini juga menyebutkan bahwa satu orang pelaku sudah teridentifikasi. Pemerintah Turki menyebut pelaku adalah organisasi teroris PKK (Kurdistan Worker Party).

Sang Pencerah Muslim

Berdasarkan data yang ada, PPI Turki mencatat sejak Oktober 2015 serangan bom di Ankara sudah terjadi tiga kali. Pertama 10 Oktober 2015 yang dilakukan ISIS dengan menewaskan 103 orang. Kemudian pada 17 Februari 2016 menewaskan 29 orang yang menyerang mobil militer. Ketiga adalah serangan bom mobil Ahad kemarin, 13 Maret 2016.

Berdasarkan tren yang ada dengan peta geopolitik Turki serta stabilitas keamanan kawasan serangan teror semacam ini bisa jadi bukan yang terakhir. Untuk itu pihak PPI Turki mengharapkan terutama seluruh elemen (Pelajar, KBRI, dan Pemerintah RI) memberi perhatian lebih besar dalam mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa saja menimpa pelajar atau WNI.

Pihak PPI Turki sebagai representasi organisasi pelajar Indonesia akan mengambil langkah strategis untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh PPI wilayah dan organisasi kemitraan dengan membentuk Jaringan komunikasi bersama.

Selain itu pihak PPI terus mengintensifkan komunikasi dengan KBRI Ankara serta otoritas terkait di Turki. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen, AlaNu, Tegal Sang Pencerah Muslim

Minggu, 31 Desember 2017

Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat

Cirebon, Sang Pencerah Muslim?

Dalam rangka menjaga tradisi dan menyemarakkan syiar Islam rahmatan lil alamin, Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Cirebon bekerja sama dengan PT Djarum mengadakan rangkaian tour shalawat ke sepuluh tempat di kabupaten itu.

Tour shalawat kedelapan didakan di Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon, bekerja sama dengan Majelis Ta’lim dan Shalawat Madinah Ar Rasul pimpinan Habib Husein bin Hud bin Yahya, Jumat (10 /11)

Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat

Dalam ceramahnya, Habib Husein bin Hud bin Yahya mengatakan, tidak semua amalan (aktivitas ibadah) diterima Allah SWT, kecuali shalawat. Shalawat pasti dijamin diterima Allah SWT.

Itulah salah satu keutamaan dan keistimewaan shalawat dibanding ibadah lainya. Keistimewaan lain, sebagaimana dikatakan H. Ujang Busthomi, Ketua Ansor Kabupaten Cirebon. Diceritakan dari gurunya, Kiai Ishak al-Hafisz, barangsiapa setiap selesai shalat fardu, istiqamah membaca shalawat (shalla ala Nabi Muhammad) sebanyak 100 kali, sebelum kakinya bergerak (beranjak dari shalat), kelak di saat sakaratul maut Rasulullah SAW akan hadir.

Sang Pencerah Muslim

Bahkan, kata Habib Ahmad Tholib bin Yahya, ketua Rijalul Ansor Kabupaten Cirebon, ada sejumlah orang memiliki kemampuan khusus bisa mengetahui seseorang sering membaca shalawat atau tidak, cukup hanya melihat wajahnya. “Kemampuan seperti Ini juga salah satu keistimewaan shalawat,” ujarnya

Acara shalawat yang dihadiri ratusan pemuda Ansor, Banser, juga masyarakat umum ini, ditutup sambutan oleh H.Nuruzzaman, selaku pengurus GP Ansor Pusat. Menurutnya, sampai kapan pun Ansor dan Banser tetap komitmen dan setia menjaga NKRI.

“Siapa pun yang akan mengganti ideologi Pancasila, mengubah UUD 45 dan mengganggu NKRI, maka akan berhadapan dengan Ansor dan Banser,” pungkasnya. (Jamal/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Tegal, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Senin, 25 Desember 2017

PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama

Padang, Sang Pencerah Muslim. Sistem demokrasi yang dikembangkan di Indonesia seharusnya sistem demokrasi yang berakar dari agama dan budaya Indonesia sendiri. Demokrasi yang dirumuskan para pendiri Negara Republik Indonesia tahun 1945 silam adalah permusyawaratan perwakilan, bukan demokrasi pemilihan langsung yang salah satu penyebab bobroknya proses kepemimpinan nasional.

Hal itu terungkap pada Diskusi Publik yang diselenggarakan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Padang, Sabtu (24/5/2014) di hotel Daima, Padang seperti dilansir oleh sitinjaunews.com. 

PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama

Tampil sebagai narasumber A’wan PBNU Buya Tuanku Bagindo Muhammad Leter, Wakil Amir Majelis Mujahiddin Indonesia (MII) Jel Fathullah Al Anshori, Lc dan Wakil Ketua PW Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Barat Rahmat Tunku Sulaiman.

Sang Pencerah Muslim

Diskusi Publik dibuka Ketua PKC PMII Minangkabau Habibullah, dihadiri Ketua PC PMII Padang Hasbullah Alqomar, Mabincab PMII Padang Firdaus. Diskusi Publik diikuti 100-an peserta berasal dari utusan organisasi kemahasiswaan diberbagai perguruan tinggi, OKP dan kader PMII Kota Padang.

Menurut M. Letter, sejak era reformasi demokrasi yang ditiru dan diterapkan di Indonesia demokrasi barat, liberal dan bebas. Seperti demokrasi tanpa batas. Bayangkan, Amerika Serikat saja, yang negaranya besar dan sudah maju hanya memiliki 2 partai. Tapi Indonesia memiliki 12 partai.

Sang Pencerah Muslim

“Sistem demokrasi sekarang yang diterap di Indonesia, dimana harga dan nilai seorang profesor dengan orang maling sama saja. Artinya, jika ada 10 orang yang akan memilih, ada 7 orang diantaranya maling, maka pemimpin yang dihasilkan adalah maling. Karena suara terbanyak itu pasti akan memilih orang maling. Jadi jangan heran kalau sekarang banyak pemimpin dan pejabat maling uang rakyat,” kata M. Letter yang juga Ketua Mubalig Sumbar ini.

Sistem demokrasi yang kini berkembang dengan pemilihan langsung juga mendorong biaya tinggi. Sehingga pemimpin yang terpilih cenderung “maling” untuk mengembalikan cost yang sudah dihabiskan dalam proses pemenangan pemilu, katanya.

Solusinya, kata M.Leter, harus dikembalikan pada demokrasi perwakilan. Dalam Islam demokrasi yang dikembangkan adalah permusyawaratan/perwakilan. “Sekarang yang terjadi bukan lagi era reformasi, melainkan era repot sekali,” kata M. Leter sambil guyonan disambut tawa hadirin.

Budaya sebagai salah akar budaya politik demokrasi di Indonesia kini sudah rusak. Mereka yang tampil wah, punya uang yang dibagi-bagikan ke masyarakat, dianggap pemimpin pilihan rakyat. Padahal tampilannya di publik hanya pencitraan, uang dibagi-bagikan, sekalipun hasil maling. Masyarakat tidak peduli apakah bermoral atau tidak, jika sudah membagi-bagikan “sesuatu” dianggap sudah layak jadi pilihan sebagai pemimpin, kata M.Leter.

Ketua PC PMII Padang Hasbullah Alqomar menyebutkan, diskusi publik ini diselenggarakan menyambut peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, 27 Rajab 1435 H. Sekaligus menyongsong pelaksanaan pemilihan presiden langsung pada Juli 2014 mendatang. 

“Kader PMII harus banyak kajian Islam dan Demokrasi Pancasila sebagai bagian dari kehidupan bernegara dan berbangsa,” kata Alqomar menambahkan.

Wakil Amir MMI Jel Fathullah menambahkan, tingginya tingkat golput (golongan putih) yang tidak menggunakan hak suaranya pada berbagai pemilihan umum yang dilaksanakan di Indonesia membuktikan bahwa semakin tidak percayanya masyarakat terhadap sistem demokrasi yang dikembangkan di Indonesia. 

“Untuk itu, sudah saatnya demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam harus dikembangkan. Tidak perlu takut dengan demokrasi Islam bagi non-Muslim, karena terbukti mereka yang hidup di negara yang menjalankan hukum Islam tidak pernah terzalimi. Tapi justru merasa nyaman dengan adanya ketentuan Islam di negaranya,” kata Jel.

Rahmat Tuanku Sulaiman mengakui, sistem pemilihan langsung belum tentu sesuai dengan negara-negara berkembangan. Boleh jadi di negara maju seperti Amerika Serikat atau Eropa, sistem pemilihan langsung cocok. “Hal itu disebabkan kesiapan mental, budaya dan tingkat pendidikan masyarakat sudah baik. Berbeda  negara berkembang masyarakatnya masih banyak miskin, tingkat pendidik rendah dan budaya politik yang belum mendukung,” kata Rahmat mantan Ketua PCNU Padangpariaman, Sumatera Barat ini. (Bagindo Armaidi/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Humor Islam, Tegal Sang Pencerah Muslim

Jumat, 15 Desember 2017

Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII

Blitar, Sang Pencerah Muslim. Berbagai kegiatan bertajuk “kewirausahaan” semakin sering diselenggarakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di berbagai daerah.

Pengurus Cabang PMII Kabupaten Blitar kali ini berencana menggelar Workshop kewirausahaan dan pertemuan Wirausahawan Muda PMII se Jatim. Acara akan belangsung pada tanggal 12 April 2013 mendatang di gedung Kusumowicitro Rumah Dinas Walikota Blitar.

Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII (Sumber Gambar : Nu Online)
Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII (Sumber Gambar : Nu Online)

Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII

Menurut Ketua Panitia, Mahatir Muhammad, acara bertemakan? “Gerakan Wirausahawan Muda sebagai solusi permasalahan ekonomi bangsa itu akan menghadirkan beberapa nara sumber, antara lain H Nur Hadi Ridwan, usahawan Muda alumni PMII yang kini juga menjabat sebagai ketua Lembaga Ekonomi NU Jatim dan Komisaris TV 9 milik NU Jatim.?

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, akan hadir pula ketua himpunan pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Jatim dan ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim.

“Ketua HHIPMI juga akan hadir pada acara itu,’’ ujar Mahatir Muhammad kepada nu online tadi pagi.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, panitia juga akan menghadirkan Adin Jauharuddin, ketua PB PMII dan Dwi Winarso, salah seorang penulis buku “ E A Young Entreprener’.

“Acara akan ibuka oleh Walikota Blitar, Mohammad Samanhudi SH MM,’’ ungkapnya.?

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Imam Kusnin?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Budaya Sang Pencerah Muslim

Jumat, 08 Desember 2017

Di Balik Logo Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017

Oleh Zamzami Almakki

Kebutuhan akan identitas visual hari ini semakin terasa. Tak lagi pada perusahan, produk, lembaga ataupun perseorangan, sebuah gelaran acara tahunan seperti HUT RI pun perlu ditandai dengan rangkaian angka yang bisa dibedakan rupanya pada setiap tahunnya. Begitu pula dengan gelaran acara Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Kongres Besar Nahdlatul Ulama yang akan dilaksanakan pada tanggal 23-25 November 2017 di Lombok.



Di Balik Logo Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017 (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Balik Logo Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017 (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Balik Logo Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017

Dari brief yang disampaikan, diketahui bahwa event ini mengusung tema Memperkokoh Nilai Kebangsaan melalui Gerakan Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi Warga? ini akan dihadiri oleh alim ulama serta para pengurus pusat serta wilayah Nahdlatul Ulama.

Sang Pencerah Muslim

Persoalan logo merupakan persoalan lampau, Adams dan Morioka (2004) menengarainya semenjak peradaban-peradaban tertua seperti Mesopotamia dan Mesir dalam menandai atau kepemilikan akan sesuatu.?

Sang Pencerah Muslim

Dalam perancangan logo Munas Konbes NU 2017 terdapat dua proses dalam pembentukannya. Pada proses awal pembentukan logo, konsep yang diusung adalah letterforms yang metaforis. Ide dasar dalam konsep tersebut adalah ide tentang keberadaan alim ulama. Alim ulama secara umum diartikan sebagai orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya.

Lazimnya, penanda yang berkaitan dengan ilmu adalah buku dan pena, seperti halnya yang redundan bermunculan pada logo lembaga-lembaga pendidikan dan pengajaran. Dalam hal ini, yang dibicarakan bukanlah ilmunya, tapi subyek yang memiliki ilmu, sehingga apabila meminjam cara pikir yang serupa, penanda yang memungkinkan adalah orang yang memegang buku atau tangan yang memegang pena di atas buku.

Namun, logo memiliki kode-kode/aturan yang berbeda dari ilustrasi dan pictogram, seperti halnya yang terjadi pada logo Apple versi pertama yang dibuat oleh Roy Wayne (1975, Newton under his apple tree)? dan ketiadaannya sendok garpu untuk logo restoran, sehingga hal tersebut kecil kemungkinannya menjadi dasar penciptaan logo. Alim ulama atau orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya, seringkali dikiaskan bagaikan penerang atau pelita, karena ilmu disamakan kedudukannya sebagai cahaya (nur).?

Penanda-penanda untuk penerang atau pelita atau benda bercahaya teramat banyak tersedia: dari matahari, bohlam lampu hingga lilin. Namun, sebagaimana yang tertera di konsep yakni letterforms yang metaforis, maka dicarilah huruf yang dapat mereprepresentasikan alim ulama yang berarti penerang atau pelita,? yakni ‘ain yang diserupakan dengan lentera.

‘Ain mewakili alim ulama dan bentuk lentera sebagai kendaraan (vehicle) dalam mengantarkan makna (tenor) orang yang berilmu yang mengamalkan keilmuanya yang seringkali diibaratkan pelita yang menerangi kegelapan. Komposisi logogram yang dihasilkan menghasilkan komposisi simetris dan warna hijau mengguyur seluruh logo, agar menjadi kesatuan (unity) saat disandingkan dengan logo NU yang dibuat oleh KH. Ridwan Abdullah (1884-1962).?



Pada proses kedua dari pembentukan logo, konsep dan perancangan sebelumnya mengalami perkembangan. Berpijak pada hasil diskusi atas hasil perancangan, perlu adanya penambahan konteks yakni ke-Indonesia-an dan tempat berlangsungnya acara. Pada konteks ke-Indonesia-an, merujuk pada perancangan logo Munas Konbes 2012 Cirebon, yakni warna merah putih. Konteks tempat berlangsungnya acara yakni di Lombok ditampilkan tidak melalui penanda yang umumnya digunakan yakni ornamen/ragam hias, melainkan berasal dari julukan Lombok sebagai Pulau Seribu Masjid, sehingga ornamen dapat dijadikan elemen hias pada berbagai aplikasi logo.? ?



Dari proses perancangan yang telah dilakukan, dapat dipetik pelajaran bahwa bentuk apa pun yang muncul dari konsep perancangan, pada akhirnya logo dibagun atas kesepakatan/konvensi. Sebagai sebuah kesepakatan, yang menyapakati bukan hanya antara perancang logo dan pemakai logo dalam hal ini panitia Munas Konbes NU 2017, tapi pada akhirnya juga peserta dan warga Nahdlatul Ulama.

? ?

Perancangan logo Munas Konbes NU 2017 merupakan kesempatan kedua kalinya bagi saya ikut andil dalam event yang dilaksanakan oleh Nahdlatul Ulama. Kesempatan pertama merupakan sayembara desian logo Muktamar ke-33, dan kesempatan kedua ini melalui keberadaan Komunitas Desain Sang Pencerah Muslim atau biasa disingkat KoDe Sang Pencerah Muslim.?

*Penulis adalah santri dan dosen Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedai Nusantara; pembuat logo Munas Konbes NU 2017

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Lomba Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock