Tampilkan postingan dengan label Humor Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Humor Islam. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Maret 2018

NU Probolinggo Minta Pemkot Tertibkan Hiburan di Siang Hari

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Probolinggo meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo untuk membuat surat edaran (SE). Hal ini dimaksudkan agar pihak pengelola hiburan membatasi layanan pengunjungnya hanya di malam hari.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua NU Kota Probolinggo H Ahmad Hudri, Senin (6/6). Menurutnya, surat edaran itu berisi tentang pengaturan warung, restoran dan sejenisnya untuk tidak membuka pelayanan di siang hari. “Kalau terpaksa maka harus ditutup dengan tabir agar tidak terlalu mencolok,” katanya.

NU Probolinggo Minta Pemkot Tertibkan Hiburan di Siang Hari (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Probolinggo Minta Pemkot Tertibkan Hiburan di Siang Hari (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Probolinggo Minta Pemkot Tertibkan Hiburan di Siang Hari

Selain itu jelas Hudri, selama Ramadhan Pemkot harus menutup rumah hiburan malam, karaoke keluarga dan sejenisnya yang dapat mengganggu pelaksanaan ibadah puasa. “Bagi yang melanggar mohon untuk dicabut izinnya dan ditutup secara permanen,” jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

Penataan dan pengaturan para penjual takjil di pinggir jalan agar tidak mengganggu pengguna jalan. Pelarangan tempat bermain anak, odong-odong dan yang sejenis dengan itu di sekitar Masjid Agung Raudlatul Jannah pada malam hari terutama di saat pelaksanaan shalat tarawih dan tadarus.

“Yang paling penting lagi harus ada penataan pedagang dan mengantisipasi seluruh taman dan ruang terbuka hijau yang dapat dijadikan tempat mesum (asusila) dan rentan adanya tindak kejahatan,” tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Hudri, surat edaran ini penting dikeluarkan oleh Pemkot Probolinggo untuk memberikan rasa nyaman dan aman kepada masyarakat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Selain itu juga untuk menambah kekhusyu’an menunaikan ibadah puasa.

“Mudah-mudahan dengan adanya surat edaran ini nantinya masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dan ibadah yang lain dengan tenang dan tidak ada gangguan apapun yang dapat mengurangi pahala puasanya,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nusantara, Humor Islam, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Senin, 05 Maret 2018

Dua Amanah yang Diemban NU Menurut Kiai Said

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Genap berusia 92 tahun, Nahdlatul Ulama (NU) akan tetap memegang dua amanah yang diembannya, yakni agama dan tanah air.

Dua Amanah yang Diemban NU Menurut Kiai Said (Sumber Gambar : Nu Online)
Dua Amanah yang Diemban NU Menurut Kiai Said (Sumber Gambar : Nu Online)

Dua Amanah yang Diemban NU Menurut Kiai Said

Hal ini ditegaskan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat memberikan sambutan dalam rangka peringatan Harlah ke-92 NU di Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (31/1).

Dua hal penting dalam menjaga amanat keagamaan yang perlu dipegang teguh, yakni tawasut dan tasamuh. Tawasut berarti moderat, beradi di posisi tengah. Artinya, NU tidak radikal dan tidak liberal. Pun tidak tekstual atau hanya mengandalkan akal.

“Sikap moderat ini tidak akan terwujud kecuali harus didukung dengan ilmu pengetahuan,” katanya kepada ribuan warga NU yang memenuhi masjid tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Hal kedua yang mesti dipegang teguh dalam rangka mengemban amanah agama adalah tasamuh atau toleran. Rasulullah saw juga orang yang toleran. Ia hidup bersama warga yang berbeda agama. 

“Orang toleran itu berakhlak,” katanya.

Sementara itu, amanat menjaga tanah air (wathaniyah) adalah menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan dasar Pancasila. “Pancasila tidak mengurangi keislaman, Islam tidak merusak Pancasila,” tegasnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah itu berharap agar NU bermanfaat, berguna, dan menjadi faktor penting untuk perdamaian dunia.

Sang Pencerah Muslim

Sebelum menyampaikan sambutannya, kiai asal Cirebon itu menerima cenderamata dari Duta Besar Kerajaan Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi. Osama menyampaikan rasa syukur dan suatu kehormatan bisa berada di tengah para ulama NU.

Kegiatan yang diawali dengan salat Isya dan gerhana berjamaah itu dihadiri beberapa tokoh lainnya seperti Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang mewakili Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Direktur Wahid Foundation Yeni Wahid, dan sebagainya.

Pada pertengahan acara, para pejabat tersebut menerima potongan tumpeng dari PBNU yang diwakili oleh Rais Aam Syuriyah PBNU KH Ma’ruf Amin, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Sekjen PBNU H Helmy Faisal Zaini, dan Ketua PBNU H Marsudi Syuhud. (Syakir Niamillah/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Rabu, 07 Februari 2018

Komponen yang Harus Dipenuhi dalam Niat

Dalam terminologi fiqih (madzhab Syafi’i), niat adalah menyengaja melaksanakan satu hal dengan disertai menjalankan sebuah kegiatan yang ia maksud. Jika dinisbatkan pada wudhu, niat dilakukan sejak melakukan rukun fi’li yang pertama kalinya yaitu membasuh muka. Apabila untuk shalat, niat berarti harus dijalankan saat mulai takbiratul ihram.

Posisi niat berada di dalam hati. Sedangkan hukum melafalkannya melalui lisan yang berfungsi menolong hati supaya lebih ringan dan mudah terkoneksi merupakan kesunnahan. (Lihat: Syekh Burhanuddin Ibrahim al-Bajuri, Hâsyiyah Ibrahim al-Bajûrî, vol: 1, hlm. 145)

Komponen yang Harus Dipenuhi dalam Niat (Sumber Gambar : Nu Online)
Komponen yang Harus Dipenuhi dalam Niat (Sumber Gambar : Nu Online)

Komponen yang Harus Dipenuhi dalam Niat

(Baca: Melafalkan Niat dalam Shalat)

Berkaitan dengan derajat niat, shalat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. Pertama adalah shalat fardlu seperti shalat dzuhur, asar, maghrib, dan seterusnya. Kedua, shalat sunnah yang mempunyai waktu seperti shalat sunnah qabliyah dzuhur, tarawih, dluha. Dan ketiga, shalat sunnah yang tidak mempunyai ikatan waktu khusus, yakni berupa shalat sunnah mutlak.

Bagi orang yang ingin melakukan shalat fardlu, setidaknya ada tiga komponen niat yang harus terpenuhi dalam hati, berupa: 

Sang Pencerah Muslim

1. Menyengaja menjalankan kegiatan (? ?

Bagi orang yang menjalankan shalat, dalam niat, ia harus menyertakan kalimat ? (saya shalat) dalam hati. Ini untuk menegaskan bahwa ia sekarang sedang menjalankan ibadah shalat, bukan yang lain.

2. Menjelaskan klasifikasi ibadah yang ia jalankan (?

Ta’yin atau klasifikasi ini merupakan pembeda antara shalat satu dengan yang lain. Misal, dhuhur, asar, maghrib, dan seterusnya. 

3. Menjalankan fardlu

Sang Pencerah Muslim

Khusus untuk ibadah shalat fardlu, komponen shalat yang tak bisa ditinggal adalah menjelaskan bahwa mushalli (orang yang menjalankan shalat) benar-benar dalam rangka melaksanakan fardlu. Sehingga ia wajib menyebut kalimat fardlu (?)

Apabila diilustrasikan secara keseluruhan, di hati orang yang menjalankan shalat fardlu, minimal memuat untaian kalimat berikut (contoh niat shalat dhuhur):

? ? ?

“Saya shalat fardlu dzuhur.” 

Adapun melengkapi niat shalat seperti yang banyak dipakai seperti berikut ini hukumnya adalah sunnah

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? 

Artinya: Saya shalat fardlu dzuhur empat rakaat dengan menghadap kiblat, adâ’ karena Allah Ta’ala.

Berikutnya adalah shalat sunnah yang mempunyai waktu seperti shalat sunnah qabliyah isya’, shalat dluha dan sebagainya. Komponen niat minimal yang wajib dipenuhi pada shalat ini adalah:

1. Menyengaja menjalankan kegiatan (? ?

2. Menjelaskan klasifikasi ibadah yang ia jalankan (?

Jadi, orang yang shalat qabliyah dzuhur atau tarawih, misalnya, minimal terbersit di hatinya susunan kalimat:

? ? ? ? ?

“Aku shalat qabliyah dzuhur”, “Aku shalat tarawih.”

Kembali perlu diketahui, ini adalah batasan standar minimal. Artinya, jika orang yang shalat menggerakkan hati dengan susunan yang lebih lengkap sebagaimana dalam contoh yang panjang di atas, tentu lebih baik. Karena hal tersebut akan mendapatkan kesunnahan yang berlipat. 

Yang terakhir, shalat sunnah mutlak, yaitu shalat sunnah yang tidak terikat dengan waktu tertentu. Maka, dalam niat hanya perlu menyebut penyengajaan melaksanakan shalat saja (? ?). Sehingga, apabila ada orang ingin shalat sunnah mutlak, andai saja hatinya bergerak membaca ushalli saja, tanpa tambahan kalimat apa pun, sudah sah. 

? ? ? : ? ? ? ? ? ? ? ? ?.  ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ?. ?: ? ?: ? ? ? ?: ?

“Niat itu mempunyai tiga tingkatan. Apabila shalat fardlu, harus menyengaja menjalankan sebuah kegiatan, ta’yin (penegasan tentang klasifikasi ibadah yang sedang dikerjakan), dan fardliyyah (penjelasan bahwa itu shalat fardlu). Apabila shalat sunnah yang mempunyai standar waktu, seperti shalat sunnah rawatib atau shalat yang mempunyai sebab, wajib menyengaja dan ta’yin. Dan kalau shalat sunnah mutlak, hanya wajib menyertakan kalimat menyengaja pelaksanaanya saja. Al-fi’lu: ushallî; at-ta’yin: dzuhur, asar; al-fardliyyah: fardlu.” (Salim bin Samir Al Hadlrami, Safînatun Najâh, [Darul Minhaj]m, hlm. 33-34)

(Baca: Waktu-waktu yang Makruh untuk Shalat)

Dari keterangan di atas, dapat kita tarik kesimpulan. Niat mempunyai standar minimal yang harus disebut sesuai dengan klasifikasi masing-masing. Adapun yang lazim digunakan masyarakat adalah niat dalam versi komplet dengan dilengkapi kesunnahan-kesunnahan lain. Wallahu a’lam. (Ahmad Mundzir) 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Humor Islam, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Selasa, 06 Februari 2018

Ansor Pekalongan Terus Kembangkan Usaha Biro Travel Umroh

Pekalongan, Sang Pencerah Muslim - Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kabupaten Pekalongan melakukan soft opening Kantor Cabang PT Sorban Nusantara Tourism. Acara bertempat di Gedung Sentral Bisnis Ansor (SBA) Jalan Raya Karangdowo nomor 10, Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan Minggu, kemarin (12/2).

Peresmian kantor cabang perusahaan travel umroh dan haji plus resmi milik GP Ansor tersebut ditandai dengan pemotongan pita dan tumpeng yang dilakukan oleh Ketua PC GP Ansor Kabupaten Pekalongan, M. Azmi Fahmi.

Ansor Pekalongan Terus Kembangkan Usaha Biro Travel Umroh (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Pekalongan Terus Kembangkan Usaha Biro Travel Umroh (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Pekalongan Terus Kembangkan Usaha Biro Travel Umroh

Acara peresmian berlangsung cukup meriah dengan dihadiri oleh Manajemen Sorban Nusantara Kabupaten Pekalongan, PCNU Kabupaten Pekalongan, PW GP Ansor Jawa Tengah, PC GP Ansor, Dewan Penasihat PC GP Ansor, pengurus MWCNU, PAC GP Ansor se-Kabupaten Pekalongan, segenap marketing Sorban Nusantara serta sejumlah calon jamaah umroh.

Mewakili Manajemen PT Sorban Nusantara, H.M. Sholahudin Zuhdi menjelaskan bahwa PT Sorban Nusantara Tourism yang secara resmi beroperasi secara nasional sejak Oktober 2016 hingga Februari 2017 ini telah memberangkatkan jamaah umroh sebanyak 11 kloter dengan jumlah lebih dari 1000 jamaah dengan mengutamakan pelayanan prima dan sepenuhnya dikelola oleh kader-kader Ansor baik ketika pengurusan jamaah di tanah air sampai dengan pelaksanaan umroh di Arab Saudi.

Sang Pencerah Muslim

Lebih lanjut, Gus Sholah memaparkan bahwa PT Sorban Nusantara Tourims Cabang Kabupaten Pekalongan menawarkan program umroh reguler selama 12 hari dengan biaya Rp25 jutaan. PT Sorban Nusantara juga menawarkan program Haji Plus 1 tahun berangkat.

Sang Pencerah Muslim

Selain itu juga menjalin kerja sama dengan KSPPS Ankasa dengan membuka tabungan umroh dengan setoran ringan hanya Rp 550.000,- per bulan selama 36 kali/ 3 tahun dan akan diberangkatkan pada tahun 2019 sekaligus umroh bersama Pengurus PC GP Ansor.

Sementara itu dalam sambutannya, ketua PC GP Ansor Kabupaten Pekalongan, M. Azmi Fahmi menyampaikan bahwa peresmian PT Sorban Nusantara Tourims merupakan bagian dari upaya mewujudkan visi GP Ansor yakni pemberdayaan potensi kader dan mewujudkan kemandirian ekonomi kader dan organisasi.

"Untuk mewujudkan kemandirian ekonomi, PC GP Ansor Kabupaten Pekalongan telah membentuk pusat bisnis Ansor yang mewadahi tiga kegiatan sekaligus yakni KSPPS Ankasa, Sentral Bisnis Ansor sebagai media promosi dan transaksi produk-produk kader Ansor serta Sorban Nusantara Tourism yang hari ini secara resmi kita launching," terang Azmi.

Pada kesempatan peresmian tersebut juga dibuka pendaftaran tabungan umroh yang mendapat sambutan antusias dari calon jamaah. Hanya dalam waktu kurang dari 1 jam telah resmi mendaftar 40 orang calon peserta tabungan umroh. Suasana peresmian bertambah semarak dengan adanya pengundian Doorprize berupa berbagai macam hadiah hiburan dan hadiah utama berupa "Umroh Gratis" untuk calon jamaah yang telah mendaftar. (Alim Mustofa/Mahbib]Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Humor Islam, Tokoh Sang Pencerah Muslim

Senin, 29 Januari 2018

Haul Gus Dur Digelar 30 Desember

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Peringatan setahun hari wafatnya (haul) yang pertama mantan Ketua Umum PBNU dan mantan Presiden Ri ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) akan digelar pada Kamis malam, 30 Desember 2010 di kediamannya di Ciganjur, Jakarta Selatan.

Dalam haul ini kata putri Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny), di Kalibata, Jakarta, Ahad (28/11), selain akan dihadiri oleh Wakil Rais Aam PBNU KH Mustofa Bisri, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dan para kiai NU yang lain, juga ada tokoh-tokoh nasional yang mendukung perjuangan Gus Dur selama ini.

Haul Gus Dur Digelar 30 Desember (Sumber Gambar : Nu Online)
Haul Gus Dur Digelar 30 Desember (Sumber Gambar : Nu Online)

Haul Gus Dur Digelar 30 Desember

Selain khataman Al-Quran, istighotsah, tahlilan pada haul tersebut juga akan ada sambutan dari kiai-kiai NU dan tokoh nasional yang hadir tersebut. Gus Dur wafat pada hari Rabu (30/12) pukul 18.45 Wib di RSCM Jakarta. Setelah disemayamkan di Ciganjur, deklarator dan pendiri PKB itu dimakamkan secara militer di Pesantren Tebuireng Jombang, Jatim.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu menurut adik kandung Gus Dur, KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah), keluarga Tebuireng akan menggelar haul pada 18 Desember.  Dalam acara tersebut sejumlah tokoh nasional akan hadir. Seperti Ketua MK M. Mahfud MD dll juga akan menggelar Festival Barongsai di pesantren.

Namun demikian kata Gus Sholah yang juga mantan Ketua PBNU ini, acara haul Gus Dur ini akan digelar secara sederhana. Terlebih, acara itu juga terbuka bagi seluruh masyarakat. "Seluruh rakyat bisa datang dalam haul itu,"tutur Gus Sholah lagi.(amf)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Kamis, 25 Januari 2018

Pemilukada Langsung Banyak Mafsadatnya

Jakarta Sang Pencerah Muslim. Pemilihan Umum Kepala Daerah Langsung yang digulirkan melalui kebijakan otonomi daerah ditengarai banyak mafsadatnya, di samping maslahatnya.?

Menurut Katib ‘Aam PBNU KH Malik Madany, pada mulanya UU Pemilukada langsung berniat baik, yaitu untuk mendapatkan pemimpin berkualitas. Di sisi lain juga sebagai pendidikan politik masyarakat dan demokrasi. Tapi kenyataanya sebaliknya.

Pemilukada Langsung Banyak Mafsadatnya (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemilukada Langsung Banyak Mafsadatnya (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemilukada Langsung Banyak Mafsadatnya

“Pendidikan politik dan demokrasi yang diperoleh masyarakat bukanlah pendidikan yang baik dan bermoral, melainkan justru pendidikan yang tidak sehat.”?

Sang Pencerah Muslim

Dikatakannya, hal itu antara lain tampak pada kecenderungan masyarakat untuk memanfaatkan momentum pencalonan seseorang untuk memperoleh money politics.

Demikian pula yang dilakukan oleh sebagian besar partai politik terhadap para calon yang diusungnya. Hal semacam ini juga memperbesar biaya yang harus dikeluarkan oleh seorang calon untuk memenangkan pemilukada.

Sang Pencerah Muslim

“Beban biaya yang berat ini akan dicarikan penggantinya kelak ketika sang calon benar-benar menjadi kepala daerah. Bagi kepala daerah semacam ini konsentrasi pemikirannya bukan lagi pada kesejahteraan rakyatnya, melainkan pada cara mengembalikan dana yang telah diinvestasikannya dalam pemilukada,” jelasnya.

Karena itulah, berbagai perilaku KKN tampaknya sangat sulit untuk dihindari. Di samping itu, anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk menyelenggarakan pemilukada di setiap provinsi, kabupaten dan kota di seluruh Indonesia sungguh sangat besar.?

“Sementara manfaat dan hasil yang diharapkan cukup mengecewakan,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Musayawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU yang akan berlangsung di Cirebon, Jawa Barat, akan memperdalam manfaat dan mafsadat Pemilukada Langsung. Hasilnya akan direkomendasikan kepada pemerintah.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Minggu, 21 Januari 2018

Ini Ciri Al-Arif Billah Tulen Menurut Ibnu Athaillah

Tingkat keimanan manusia terhadap Allah SWT beragam. Ada keimanan seseorang yang dirangsang oleh sesuatu (ibarat, isyarat, rumuz) di luar dirinya. Tetapi ada juga yang tidak. Ada orang yang beriman setelah melihat mukjizat rasul atau khariqul adat (kejadian luar biasa) seperti umat-umat kafir zaman para nabi terdahulu.

Ada juga orang yang takjub pada keajaiban dunia seperti lafal “Allah” pada cangkang telur atau pada gumpalan awan sebagai kuasa Allah dalam bentuk tulisan, gambar, video yang dishare orang-orang via media sosial baik fesbuk, instagram, twitter, whatsapp, line, dan lain sebagainya.

Ini Ciri Al-Arif Billah Tulen Menurut Ibnu Athaillah (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Ciri Al-Arif Billah Tulen Menurut Ibnu Athaillah (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Ciri Al-Arif Billah Tulen Menurut Ibnu Athaillah

Mereka yang merasa dekat dengan Allah karena keajaiban dunia dan kuasa Allah lainnya bukan masuk kategori al-arif billah yang sempurna karena keimanannya masih dirangsang oleh fenomena selain Allah.

Sang Pencerah Muslim

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Artinya, “Al-Arif billah itu bukan orang yang terima isyarat lalu merasakan Allah lebih dekat dengannya karena isyarat itu. Al-Arif billah itu orang yang tak perlu isyarat karena lenyap pada wujudnya dan tersembunyi pada penyaksiannya.”

Petunjuk atas Allah yang dikenal para ulama terdiri atas tiga jenis yang memiliki tingkat berbeda. Ibarat adalah petunjuk kasar. Sementara isyarat lebih halus dibandingkan ibarat. Simbol atau rumuz adalah penanda paling halus atas Allah.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Bagi saya, isyarat itu lebih tipis dan lebih halus dibanding ibarat. Simbol lebih halus dibanding isyarat. Jadi semua penanda ini ada tiga, yaitu ibarat, isyarat, dan simbol. Setiap satu dari semua itu lebih halus dibanding tanda sebelumnya. Tugas ibarat adalah memperjelas. Isyarat memberi petunjuk. Sedangkan tugas simbol itu menyenangkan, maksudnya menyenangkan hati atas sambutan Allah SWT,” (Lihat Syekh Ibnu Ajibah, Iqazhul Himam, Beirut, Darul Fikr, tanpa catatan tahun, juz I, halaman 118).

Isyarat merupakan medium petunjuk atas Allah yang menampung makna yang tak terwadahi pada ibarat. Isyarat ini sangat dibutuhkan bagi pesuluk sebagai penanda dan petunjuk atas Allah. Tetapi isyarat ini masih juga membawa serta sesuatu yang menandai keberadaan Allah sehingga mereka masih juga memandang yang lain selain Allah.

? ? ? ? ? ? ?  ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Menurut saya, isyarat adalah gudang makna sangat halus yang tak tertampung dalam ibarat. (Al-Arif billah yang kamil itu bukan orang yang memberikan isyarat bagi mereka yang meminta petunjuk, lalu ia merasakan Allah lebih dekat dengannya karena isyarat itu), terlebih lagi bagi Al-Arif billah yang kamil itu sehingga mereka merasakan Allah dekat karenanya atau di sisinya mengingat kekayaan kandungan isyarat itu yang menghendaki pemberi isyarat, isyarat, dan yang diisyaratkan. Al-Arif billah yang kamil itu adalah orang yang tidak memerlukan isyarat sama sekali karena ia telah melebur di dalam wujud Allah dan tersembunyi pada penyaksiannya sehingga makhluk itu lenyap (di matanya). Hal ini terjadi bisa karena ia menjadi ‘baqa’ sebab Allah, cahaya-Nya, dan pendaran cahaya itu dalam martabat pancarannya,” (Lihat Syekh Ibrahim Al-Aqshara’i As-Syadzili, Ihkamul Hikam, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 2008 M/1429 H, halaman 69).

Isyarat menandai adanya jarak dan antara. Isyarat kerapkali disertai dengan alasan, bukti, atau argmentasi. Ada orang beriman kepada Allah setelah mengetahui alasan, bukti, atau argmentasi sebagai isyarat atas Allah. Dari sini kemudian dapat dipahami bahwa semakin banyak alasan, bukti, atau argumentasi yang diperlukan untuk beriman, tanda seseorang jauh dari Allah.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Abu Ali Ar-Raudzabari ketika ditanya perihal isyarat menjawab, isyarat tidak lain merupakan ungkapan dari dalam hati yang menjelaskan sesuatu yang ditunjuk. Sejatinya isyarat diiringi dengan illat (alasan, bukti, atau argumentasi). Illat itu jauh dari zat hakikat. As-Syibli mengatakan, setiap isyarat atas Allah yang ditunjukkan oleh makhluk-Nya hakikatnya tertolak sehingga mereka memberi isyarat atas Allah dengan Allah itu sendiri dan mereka tidak punya jalan untuk itu. Abu Yazid berkata, mereka yang paling jauh dari Allah adalah mereka yang paling banyak isyarat atas-Nya,” (Lihat Syekh Ibnu Abbad, Syarhul Hikam, Semarang, Maktabah Al-Munawwir, tanpa catatan tahun, juz I, halaman 63).

Untuk seorang al-arif billah yang kamil, isyarat tidak diperlukan karena mereka tidak berjarak dengan Allah. Isyarat dibutuhkan oleh para pejalan atau pesuluk. Isyarat itu sangat membantu mereka untuk dekat dengan Allah SWT.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ... ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Redaksi Syekh Ibnu Athaillah ‘Al-Arif billah itu bukan...’ maksudnya adalah al-arif billah yang tidak kamil, belum mendalam dan mantap. Sedangkan mereka yang sedang berjalan tetap membutuhkan isyarat dan merasakan Allah lebih dekat dengannya karena atau bersama isyarat itu. isyarat itu membantu mereka dan menjadi makanan pokok bagi mereka layaknya ibarat bagi mereka yang mengarahkan pandangan kepada Allah sebagai akan dijelaskan di depan, ‘Ibarat adalah makanan pokok bagi mereka yang butuh mendengarkan. Dan kau akan mendapatkan sesuai apa yang kau ‘makan’.’ Redaksi penulis, ‘ketika memberi isyarat’, maksudnya adalah diberikan atau menerima isyarat. Sedangkan ‘Al-Arif billah itu orang yang tak perlu isyarat,’ maksudnya ia tak membutuhkan isyarat untuk dirinya, tetai untuk memberikan isyarat untuk orang lain. Ia sendiri tak memerlukan isyarat karena isyarat dan ibarat makanan orang yang lapar. Sementara ia sudah kenyang dan cukup. Kita bisa mengatakan bahwa isyarat itu mengandaikan jarak dan perpisahan. Sementara ia tetap bersatu dalam perpisahannya... Al-arif billah yang kamil menafikan jalan/isyarat karena sudah merasa cukup dengan Allah sehingga tak membutuhkan isyarat dan pemberi petunjuk. Wallahu a‘lam,” (Lihat Syekh Ibnu Ajibah, Iqazhul Himam, Beirut, Darul Fikr, tanpa catatan tahun, juz I, halaman 120-121).

Pertanyaannya kemudian adalah apakah yang disebut arifin yang kamil itu mereka yang selalu menggenggam tasbih, menggelar sajadah, atau membenahi letak sorban? Apakah mereka hidup soliter menyepi? Semua itu mungkin saja, bukan pasti. Tetapi yang  pasti mereka tetap bergaul dengan manusia lain. Mereka tetap manusiawi. Mereka bisa jadi buruh tani, pekerja kasar, guru, buruh pabrik, kuli angkut di pasar, pegawai rendahan, penunggu kafe, penunggu lahan parkir liar, atau guru agama di sekitar kita. Semua itu sangat mungkin sebagai dijelaskan Syekh Said Ramadhan Al-Buthi berikut ini.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ?.

Artinya, “Al-Arif billah adalah orang yang dengan tauhid, kepercayaan, tawakal, dan kepasarahannya kepada Allah mencapai derajat di mana kehendak-kehendaknya fana dalam kehendak/iradah-Nya, sebab-sebab atau alasan lenyap di bawah kuasa-Nya, dan semua yang tampak meleleh pada cahaya terang penyaksian-Nya. Tetapi pengertiannya tidak seperti yang kita sangka selama ini di mana al-arif billah terputus dari dunia, lalu menjalin dengan alam lain. Al-arif billah tetap berhubungan dengan dunia berinteraksi makhluk-Nya sebagaimana manusia lainnya. Ia tetap berhubungan dengan mereka seperti sebelumnya. Tetapi ketika berinteraksi dengan dunia dan sebab-sebab duniawi, ia tak melihat dirinya selain bersama dengan Allah. Ketika menangani masalahnya dengan orang lain dan beraktivitas di tengah publik dalam soal kemasyarakatan dan masalah lainnya, ia hanya menyadari bahwa ia berinteraksi bersama Allah. Al-arif billah itu seperti yang dikatakan para sufi, ‘Arasy dan bumiku ada pada satu waktu. Arasyku bersama Allah dalam perasaan dan batin. Tetapi bumiku bersama manusia dalam muamalah dan lahiriyah.’ Hal ini diungkapkan sangat baik oleh atsar dari Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq perihal dirinya sendiri, ‘Tiada sesuatu yang kulihat selain kulihat Allah bersamanya, sebelum, dan sesudahnya.’ Kondisi ini juga diungkapkan oleh Imam Fakhruddin Ar-Razi, ‘Hendaklah kamu bersama mereka secara lahiriyah, tetapi batinmu bersama Allah.’ Inilah maqam suluk tertinggi kepada Allah setelah maqam kenabian,” (Lihat M Said Ramadhan Al-Buthi, Al-Hikam Al-Athaiyyah, Syarhun wa Tahlilun, Beirut, Darul Fikr Al-Muashir, cetak ulang 2003 M/1424 H, juz II, halaman 471-472).

Menurut kami, penjelasan Syekh Said Ramadhan Al-Buthi cukup klir bahwa makrifatullah yang kamil itu bukan soal pakaian atau profesi, tetapi lebih pada cara pandang. Cara pandang makrifatullah ini dapat hadir pada siapapun dan mereka yang berprofesi apapun sesuatu dengan anugerah yang Allah berikan kepada mereka. Mereka dapat merasakan kehadiran Allah tanpa harus dirangsang oleh ibarat atau isyarat tertentu. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sunnah, Humor Islam, Khutbah Sang Pencerah Muslim

Jumat, 29 Desember 2017

NU Minta Wilayah dan Cabang Shalat Ghoib dan Tahlil untuk KH Ali Mustafa

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) turut berduka cita yang sangat mendalam atas wafatnya Rais Syuriyah NU periode 2010-2015 KH Ali Mustafa Yakub, Kamis (28/4) pagi. Untuk itu pihak PBNU menginstruksikan pengurus seluruh wilayah dan cabangnya untuk melaksanakan shalat ghaib dan menggelar tahlilan untuk almarhum Kiai Ali Mustafa.

“Kami juga mengharapkan pengurus wilayah dan cabang untuk meneruskan instruksi ini kepada pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) di mana pun berada,” kata Rais Aam NU KH Maruf Amin di Jakarta, Kamis (28/4) siang.

NU Minta Wilayah dan Cabang Shalat Ghoib dan Tahlil untuk KH Ali Mustafa (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Minta Wilayah dan Cabang Shalat Ghoib dan Tahlil untuk KH Ali Mustafa (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Minta Wilayah dan Cabang Shalat Ghoib dan Tahlil untuk KH Ali Mustafa

Ucapan belasungkawa berdatangan dari pelbagai pengurus wilayah dan cabang NU di Indonesia. Salah satunya pengurus NU Serang. Mereka berdoa semoga Allah menerima amal baik almarhum KH Ali Mustafa Yakub dan mengampuni segala dosa serta kesalahannya.

Almarhum Kiai Ali Mustafa dikenal sebagai kiai yang gigih melanjutkan pendidikan hadits yang menjadi fokus gurunya Hadlratus Syekh KHM Hasyim Asyari di tengah masyarakat. Kiai Ali Mustafa mengabdikan dirinya untuk pengembangan agama Islam takhassus hadits, salah satu kajian langka di Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Almarhum yang juga alumnus Pesantren Tebuireng Jombang ini kemudian mendirikan Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darussunnah di Pisangan Barat, Ciputat, Tangerang Selatan yang menjadi pusat kajian hadits di Indonesia. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Warta, Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Senin, 25 Desember 2017

LPJ H Nusron Wahid Diterima

Sleman, Sang Pencerah Muslim. Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor H Nusron Wahid diterima peserta Kongres XV yang berlangsung di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman,Yogyakarta, Kamis malam (26/11).

Pernerimaan tersebut disampaikan melalui pandangan umum yang disampaikan perwakilan 3 zona. Laporan disampaikan dari zona 3 terlebih dahulu dengan juru bicara Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Maluku Utara Salim Thaib.

LPJ H Nusron Wahid Diterima (Sumber Gambar : Nu Online)
LPJ H Nusron Wahid Diterima (Sumber Gambar : Nu Online)

LPJ H Nusron Wahid Diterima

"Kami memerima secara tulus dan rasa bangga, menerima laporan pertanggungjawaban Ketua Umum H Nusron Wahid,” katanya yang mewakili Pimpinan Wilayah Maluku, Papua, Papua Barat, Seluruh Sulawesi.   

Sang Pencerah Muslim

Kemudian hal yang sama disampaikan oleh perwakilan dari zona 2 dengan juru bicara Ketua PW GP Ansor Jawa Timur Rudi Tri Wahid.

"Kami mengapresiasi kepemimpinan H Nusron Wahid yang sudah meletakkan pondasi berorganisasi baik dan luar biasa tepat,” katanya yang mewakili PW Yogyakarta Kalimanatan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Sang Pencerah Muslim

Menurut dia, Ketum Nusron Wahid memiliki gagasan luar biasa, namun sering meremehkan yang bersifat teknis. “Rondwn acara kongres ini misalnya berubah-berubah, itu bersifat teknis,” ungkapnya.

Tapi menurut dia, secara umum visi misi kepengurusan 2010-2015 80 terlaksana. Sementara 20 persen yang kurang terlaksana dalam bidang ekonomi.

Zona 1 diwakili Ketua PW GP Ansor Lampung juga menerima LPJ dengan apresiasi pada bidang kaderisasi. “Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya karena kaderisasi berjalan dengn baik,” katanya yang mewakili PW seluruh Sumatera, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Humor Islam, Warta Sang Pencerah Muslim

PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama

Padang, Sang Pencerah Muslim. Sistem demokrasi yang dikembangkan di Indonesia seharusnya sistem demokrasi yang berakar dari agama dan budaya Indonesia sendiri. Demokrasi yang dirumuskan para pendiri Negara Republik Indonesia tahun 1945 silam adalah permusyawaratan perwakilan, bukan demokrasi pemilihan langsung yang salah satu penyebab bobroknya proses kepemimpinan nasional.

Hal itu terungkap pada Diskusi Publik yang diselenggarakan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Padang, Sabtu (24/5/2014) di hotel Daima, Padang seperti dilansir oleh sitinjaunews.com. 

PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Padang: Demokrasi Harus Berakar Budaya dan Agama

Tampil sebagai narasumber A’wan PBNU Buya Tuanku Bagindo Muhammad Leter, Wakil Amir Majelis Mujahiddin Indonesia (MII) Jel Fathullah Al Anshori, Lc dan Wakil Ketua PW Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Barat Rahmat Tunku Sulaiman.

Sang Pencerah Muslim

Diskusi Publik dibuka Ketua PKC PMII Minangkabau Habibullah, dihadiri Ketua PC PMII Padang Hasbullah Alqomar, Mabincab PMII Padang Firdaus. Diskusi Publik diikuti 100-an peserta berasal dari utusan organisasi kemahasiswaan diberbagai perguruan tinggi, OKP dan kader PMII Kota Padang.

Menurut M. Letter, sejak era reformasi demokrasi yang ditiru dan diterapkan di Indonesia demokrasi barat, liberal dan bebas. Seperti demokrasi tanpa batas. Bayangkan, Amerika Serikat saja, yang negaranya besar dan sudah maju hanya memiliki 2 partai. Tapi Indonesia memiliki 12 partai.

Sang Pencerah Muslim

“Sistem demokrasi sekarang yang diterap di Indonesia, dimana harga dan nilai seorang profesor dengan orang maling sama saja. Artinya, jika ada 10 orang yang akan memilih, ada 7 orang diantaranya maling, maka pemimpin yang dihasilkan adalah maling. Karena suara terbanyak itu pasti akan memilih orang maling. Jadi jangan heran kalau sekarang banyak pemimpin dan pejabat maling uang rakyat,” kata M. Letter yang juga Ketua Mubalig Sumbar ini.

Sistem demokrasi yang kini berkembang dengan pemilihan langsung juga mendorong biaya tinggi. Sehingga pemimpin yang terpilih cenderung “maling” untuk mengembalikan cost yang sudah dihabiskan dalam proses pemenangan pemilu, katanya.

Solusinya, kata M.Leter, harus dikembalikan pada demokrasi perwakilan. Dalam Islam demokrasi yang dikembangkan adalah permusyawaratan/perwakilan. “Sekarang yang terjadi bukan lagi era reformasi, melainkan era repot sekali,” kata M. Leter sambil guyonan disambut tawa hadirin.

Budaya sebagai salah akar budaya politik demokrasi di Indonesia kini sudah rusak. Mereka yang tampil wah, punya uang yang dibagi-bagikan ke masyarakat, dianggap pemimpin pilihan rakyat. Padahal tampilannya di publik hanya pencitraan, uang dibagi-bagikan, sekalipun hasil maling. Masyarakat tidak peduli apakah bermoral atau tidak, jika sudah membagi-bagikan “sesuatu” dianggap sudah layak jadi pilihan sebagai pemimpin, kata M.Leter.

Ketua PC PMII Padang Hasbullah Alqomar menyebutkan, diskusi publik ini diselenggarakan menyambut peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, 27 Rajab 1435 H. Sekaligus menyongsong pelaksanaan pemilihan presiden langsung pada Juli 2014 mendatang. 

“Kader PMII harus banyak kajian Islam dan Demokrasi Pancasila sebagai bagian dari kehidupan bernegara dan berbangsa,” kata Alqomar menambahkan.

Wakil Amir MMI Jel Fathullah menambahkan, tingginya tingkat golput (golongan putih) yang tidak menggunakan hak suaranya pada berbagai pemilihan umum yang dilaksanakan di Indonesia membuktikan bahwa semakin tidak percayanya masyarakat terhadap sistem demokrasi yang dikembangkan di Indonesia. 

“Untuk itu, sudah saatnya demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam harus dikembangkan. Tidak perlu takut dengan demokrasi Islam bagi non-Muslim, karena terbukti mereka yang hidup di negara yang menjalankan hukum Islam tidak pernah terzalimi. Tapi justru merasa nyaman dengan adanya ketentuan Islam di negaranya,” kata Jel.

Rahmat Tuanku Sulaiman mengakui, sistem pemilihan langsung belum tentu sesuai dengan negara-negara berkembangan. Boleh jadi di negara maju seperti Amerika Serikat atau Eropa, sistem pemilihan langsung cocok. “Hal itu disebabkan kesiapan mental, budaya dan tingkat pendidikan masyarakat sudah baik. Berbeda  negara berkembang masyarakatnya masih banyak miskin, tingkat pendidik rendah dan budaya politik yang belum mendukung,” kata Rahmat mantan Ketua PCNU Padangpariaman, Sumatera Barat ini. (Bagindo Armaidi/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Humor Islam, Tegal Sang Pencerah Muslim

Senin, 18 Desember 2017

KH R. Asad Syamsul Arifin Mengawal Negara dari Tapal Kuda

Oleh: Munawir Aziz,

Kiai Raden Asad Syamsul Arifin lahir pada 1897 M/1315 H di Syiib Ali, Makkah dari pasangan Raden Ibrahim dan Siti Maemunah. Ketika Asad kecil lahir, oleh ayahnya, bayi mungil itu langsung dipeluk untuk dibawa menuju Kabah. Jarak sejauh 200 meter antara Syiib Ali dan Kabah tidak menjadi halangan untuk membawa bayi ini mendekat ke pusaran suci umat muslim. Raden Ibrahim kemudian membisikkan adzan dan memberi bayi itu nama Asad.

Ketika berusia 13 tahun, Asad kecil mondok di Banyuanyar di bawah asuhan Kiai Abdul Majid dan KH. Abdul Hamid. Pada usia 16 tahun, Asad dikirim ayahandanya mengaji ke Makkah, tanah suci di mana ia dilahirkan. Ia belajar di Madrasah Shaulatiyyah. Selain itu, ia juga berguru kepada Sayyid Abbas al-Maliki, Syekh Hasan al-Yamani, Syekh Hasan Masyath, Syekh Bakir dan Syekh Syarif asy-Syinqithi. Ketika belajar di Makkah, Asad bersama kawan-kawannya yang berasal dari Nusantara, di antaranya: KH. Zaini Munim, KH. Ahmad Thoha, KH. Baidhawi Banyuanyar Pameksaan, dan beberapa santri lainnya.

KH R. Asad Syamsul Arifin Mengawal Negara dari Tapal Kuda (Sumber Gambar : Nu Online)
KH R. Asad Syamsul Arifin Mengawal Negara dari Tapal Kuda (Sumber Gambar : Nu Online)

KH R. Asad Syamsul Arifin Mengawal Negara dari Tapal Kuda

Pada tahun 1924, setelah bertahun-tahun belajar di Makkah, Asad kembali ke kampung halaman. Ia merasa masih belum memiliki keilmuan yang cukup, meski keahlian ilmu agamanya sudah? tidak diragukan. Sebagaimana tradisi santri Nusantara, Asad kemudian meneruskan langkahnya untuk melakukan perjalanan ilmiah (rihlah ilmiyyah) sebagai santri petualang ilmu, dari pesantren satu ke pesantren lainnya. Kiai Asad mengaji tabarukkan di beberapa pesantren di tanah Jawa dan Madura, antara lain: Pesantren Sidogiri Pasuruan (asuhan KH. Nawawi), pesantren Siwalan Panji Buduran Sidoarjo (asuhan KH. Khazin), Pesantren an-Nuqayah Guluk-Guluk Sumenep Madura, Pesantren Kademangan Bangkalan (KH. Muhammad Cholil) dan Pesantren Tebu Ireng Jombang.

Sang Pencerah Muslim

Pengalaman mengaji di Makkah dan beberapa pesantren di Jawa-Madura membuat karakter pribadi serta keilmuan Kiai Asad menjadi mendalam. Akan tetapi, Pesantren Tebu Ireng lah yang paling membentuk kepribadian Kiai Asad. Ketika menyebut Kiai Hasyim Asari (1875-1947) dan Pesantren Tebu Ireng, Kiai Asad menunjukkan tadzim yang sangat tinggi. Di bawah asuhan Hadratus Syaikh Hasyim Asyari, Kiai Asad menemukan karakter, wawasan, perspektif hingga semangat perjuangan untuk kemerdekaan. Di Tebu Ireng, Kiai Asad berkawan dengan? para santri pejuang, yang kelak menjadi garda depan Nahdlatul Ulama dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di antaranya, yakni KH. Wahab Chasbullah (1888-1971), KH. Bisri Syansuri (1886-1980), KH. Abbas Buntet (1879-1946), KH. Wahid Hasyim, dan beberapa kiai lainnya.

Mediator Pendirian NU

Sang Pencerah Muslim

Dalam proses pendirian Nahdlatul Ulama, peran Kiai Asad Syamsul Arifin sangat besar. Hal ini, karena beliaulah yang menjadi mediator antara Hadratus Syaikh Hasyim Asyari dan Syaichona Chalil Bangkalan. Pada masa menjelang berdirinya NU, Kiai Chalil Bangkalan mengutus Kiai Asad ke Tebu Ireng, untuk menemui Kiai Hasyim Asyari.

Pesan Syaichona Chalil kepada Kiai Hasyim Asyari berwujud perlambang-perlambang yang menggambarkan konteks dan filosofi di balik pentingnya kesatuan ulama. Kiai Asad diutus oleh Syaichona Chalil untuk menyampaikan sebuah tasbih dan ucapan surat Thaha (17-23), yang menceritakan mukjizat Nabi Musa dan tongkatnya—kepada Kiai Hasyim Asyari. Kemudian, peristiwa ini terulang kembali, ketika Syaichona Chalil mengirim Kiai Asad ke Tebu Ireng, untuk menyampaikan pesan berupa wirid "Ya Jabbar Ya Qahhar". Pesan simbolik berupa tasbih, surah Thaha dan wirid-wirid tersebut, mengandung maksud bahwa Syaichona Chalil merestui pendirian Nahdlatul Ulama dan Hadratus Syaikh Hasyim Asyari menjadi pemimpin spritual ulama Nusantara. Peran penting Kiai Asad, menjadikan beliau sering disebut sebagai mediator berdirinya Nahdlatul Ulama.

Kiai Asad juga mengomando Laskar Sabilillah dan Hizbullah. Sosok Kiai Asad sangat disegani oleh ketiga laskar di kawasan Tapal Kuda, yakni anggota Laskar Sabilillah, Hizbullah dan Pelopor. Kharisma Kiai Asad menjadikan para kiai yang tergabung dalam barisan Laskar Sabilillah mendengarkan seluruh nasihat, wejangan dan komando Kiai Asad.? Para santri dan pemuda yang tergabung dalam barisan Laskar Hizbullah juga setia pada strategi dan komando yang diberikan Kiai Asad. Bahkan, para bandit yang bergerak dalam Barisan Laskar Pelopor juga sendika dawuh (tunduk) dengan perintah Kiai Asad. Kombinasi ketiga laskar inilah yang menjadi senjata ampuh untuk melawan penjajah di kawasan Tapal Kuda.

Kiai Asad bersama Kiai Abdus Shomad (sepupunya, pemimpin Seinin dan Keibodan), pada zaman Jepang, pernah mendapat kursus militer di Jember. Teknik dasar militer inilah yang menjadi pondasi strategi Kiai Asad dan beberapa kiai lainnya, dalam menyusun rencana perjuangan militer yang dipadukan dengan kekuatan santri (Hasan, 2003: 82-84).

Berjuang Mengawal Negeri

Sosok Kiai Asad Syamsul Arifin menjadi inspirasi bagi santri masa kini. Beliau memiliki keilmuan, kemampuan dan visi perjuangan yang lengkap. Kiai Asad memiliki kedalaman ilmu agama yang tidak diragukan, mengusai ilmu militer dan bela diri, serta berhasil mengomando para bandit agar membantu perjuangan santri dalam mengawal kemerdekaan Indonesia.

Dalam catatan Syamsul A Hasan (2003), salah satu kecerdikan Kiai Asad adalah kemampuannya dalam mengorganisir bajingan-bajingan, brandal dan jawara yang sebagian besar berasal dari kawasan Tapal Kuda. Para bandit dan jawara dari Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Probolinggo, Jember, Lumajang dan Pasuruan dikumpulkan untuk diajak berjuang melawan penjajah Belanda. Barisan bandit ini, kemudian dihimpun sebagai dengan satu nama: "Pelopor". Barisan Pelopor ini, sering berpakaian serba hitam, mulai dari baju, celana, hingga tutup kepala. Mereka menggunakan senjata celurit, rotan dan keris. Uniknya, para jawara yang berada di barisan Pelopor ini, tunduk dan setia pada komando Kiai Asad Syamsul Arifin.

Kiai Asad memerintahkan para pejuang Pelopor bagian logistik untuk mengirim pejuang yang berada di hutan. Pasukan Pelopor, Sabilillah, Hizbullah, dan pasukan lain berjuang dengan strategi gerilya. Mereka masuk gunung dan keluar gunung, untuk menyerang pasukan Belanda, lalu mengamankan diri. Mereka menggunakan taktik: "serang dan lari"! Strategi ini dilakukan oleh para santri yang tergabung dalam pelbagai laskar, hingga Negara Republik Indonesia diakui kedaulatannya oleh Belanda, pada Desember 1949.

Kiai Asad mengutus beberapa anggota pasukan Pelopor dan Sabilillah untuk mengambil senjata milik pasukan Belanda. Di kawasan Situbondo, tugas ini dikomando oleh Mawie dan Hamid, barisan Sabilillah. Menariknya, mereka merekrut para brandal yang siap berjuang untuk negara Indonesia. Pada malam hari, para brandal dan preman ini, mengambil senjata-senjata milik Belanda di beberapa Pabrik Gula (PG) kawasan Situbondo. Pada masa penjajahan, Pabrik Gula memegang peran vital sebagai lumbung ekonomi Belanda, hingga mendapat akses langsung ke birokrasi pusat. Di PG, para pekerja keamanan diberi fasilitas senjata. Setelah senjata terkumpul, kemudian dibagikan kepada anggota Pelopor, Sabilillah, Hizbullah, dan pejuang-pejuang lainnya.

Jaringan pejuang di kawasan Bondowoso dan Jember juga melakukan hal yang sama, merebut senjata dari pasukan Belanda. Para anggota Pelopor mengirim senjata ke markas pejuang Kiai Asad, dengan melewati hutan belantara. Strategi ini, agar misi ini tidak diketahui oleh pasukan Belanda. Setelah sampai di Sukorejo, senjata-senjata ini dikumpulkan, disimpan di bawah lumbung padi, dipendam di masjid, atau ditanam di kuburan (Hasan, 2003: 131-134).

Salah satu motivasi dan petuah penting Kiai Asad tentang perjuangan adalah bagaimana niat menjadi utama: "Perang itu harus niat menegakkan agama dan arebbuk negere (merebut negara), jangan hanya arebbuk negere! Kalau hanya arebbuk negere, hanya mengejar dunia, akhiratnya hilang! Niatlah menegakkan agama dan membela negara sehingga kalau kalian mati, akan mati syahid dan masuk surga!" (Rahman, 2015: 138).

Pemikiran, strategi dan teladan yang diwariskan oleh Kiai Asad Syamsul Arifin harus menjadi semangat bagi santri masa kini. Apa yang bisa dipetik dari kisah Kiai Asad? Bahwa santri harus tetap menjaga jalur pengetahuan (sanad) dengan para kiai, mendalami ilmu-ilmu agama yang menjadi benteng kokohnya Islam, merawat Nahdlatul Ulama, serta membela negeri ini kelompok yang ingin merusaknya. Semangat KH. Raden Asad Syamsul Arifin dapat menjadi pedoman bagi santri untuk menjaga negeri, mengawal kesatuan bangsa ini[].

Munawir Aziz adalah periset Islam Nusantara, Wakil Sekretaris LTN PBNU]

. Referensi:

Ahmad Sufiatur Rahman. KH. R. Asad Syamsul Arifin, Ksatria Kuda Putih Pejuang Negeri. Solo: Tinta Medina. 2015.

? Syamsul A Hasan. Kharisma Kiai Asad di Mata Umat. Yogyakarta: PP Salafiyyah Syafiyyah dan LKIS. 2003.? ?

M. Hasan Basri dan Chairul Anam. KH.R Asad Syamsul Arifin: Riwayat Hidup dan Perjuangannya. Sahabat Ilmu. 1994.

KH. Abdul Aziz Masyhuri. 99 Kiai Kharismatik Indonesia: Riwayat, Perjuangan dan Doa. Yogyakarta: Kutub. 2008.

?Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, RMI NU, Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Jumat, 15 Desember 2017

Pesantren Darul Falah Wakili Sumut Maju ke LSN 2016

Medan, Sang Pencerah Muslim - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) H Marwan Dasopang melepas duta Provinsi Sumatera Utara (Sumut) kesebelasan Pesantren Darul Arafah Raya FC. Mereka siap berlaga pada Seri Nasional Liga Santri Nasional (LSN) 2016 yang akan berlangsung di Yogyakarta pada 22-30 Oktober 2016.

Ia bersama Penanggung Jawab LSN Regional Sumatera III Ance Selian dan Koordinator Kali Ahmad Harahap melepas kesebelasan Darul Arafah Raya FC dari Bandara Kuala Namu Deli Serdang menuju Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (21/10) pagi.

Pesantren Darul Falah Wakili Sumut Maju ke LSN 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Darul Falah Wakili Sumut Maju ke LSN 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Darul Falah Wakili Sumut Maju ke LSN 2016

Ia berpesan kepada rombongan Ponpes Darul Arafah untuk mengharumkan nama Sumut di even LSN yang diikuti 32 tim dari berbagai provinsi di Indonesia itu. Ia yakin, sebagai juara Regional Sumatera III, Darul Arafah Raya bisa berprestasi di ajang yang digagas Menpora Imam Nahwari itu.

"Bertandinglah penuh semangat juang dan sportif untuk memenangkan setiap pertandingan. Tunjukkan santri Sumut bisa berbicara di level nasional LSN," ujar Anggota Komisi IX DPR asal daerah pemilihan (dapil) Sumut 2 ini.

Sang Pencerah Muslim

Sementara Ance Selian mengatakan, Pesantren Darul Arafah, Lau Bakeri Deli Serdang, menjadi utusan Sumut ke Seri Nasional LSN di Yogyakarta, setelah menjadi juara pada LSN Regional Sumatera III yang digelar akhir Agustus lalu. Darul Arafah sebagai juara zona I (Medan-Deli Serdang) berhasil mengalahkan Pesantren Musthafawiyah Purbabaru, juara zona II (Mandailing Natal).

Sang Pencerah Muslim

Di Seri Nasional LSN 2016, kata Ance, Darul Arafah sebagai duta Sumut akan bergabung di Grup B bersama Pesantren Nurul Khaerat Lil Muhibbien Balikpapan (Wakil Kalimantan I), Pesantren Al-Muhajirin Mojokerto (Jawa Timur III), dan Pesantren Kauman Lasem (Jawa Tengah II).

"Ada 32 tim berlaga pada Seri Nasional yang dibagi menjadi delapan grup. Masing-masing grup terdapat empat tim. Pemenang atau juara grup dan runner up akan masuk ke babak 16 besar," kata Ance seraya menambahkan Darul Arafah akan lolos dari babak penyisihan grup.

Sebelumnya, Gubsu HT Erry Nuradi telah melepas secara resmi rombongan Pesantren Darul Arafah ke Seri Nasional LSN 2016, pada acara peringatan Hari Santri Nasional yang digelar di Pesantren Darul Arafah, Lau Bakeri, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang, Rabu lalu. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nusantara, Humor Islam, Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 17 November 2017

Wisuda Pesantren Miftahul Hikmah Berlangsung Meriah

Jembrana, Sang Pencerah Muslim. Suasana meriah mewarnai prosesi wisuda TPQ Pondok Pesantren Miftahul Hikmah, Cupel, Negara, Jembrana, Bali, Rabu (11/7) malam. Bersamaan dengan peringatan hari jadi pesantren ke-54, acara puncak ini dipadati aneka penampilan para santri.

Dengan iringan musik hadrah, puluhan santri usia tujuh tahunan berlenggak-lenggok di atas panggung melantunkan shalawat, qashidah, dan lagu-lagu khas komunitas Islam tradisional. Sorak-sorai ratusan pengunjung meningkat saat pengumuman pemenang lomba yang diselenggarakan empat hari sebelum acara puncak.

Wisuda Pesantren Miftahul Hikmah Berlangsung Meriah (Sumber Gambar : Nu Online)
Wisuda Pesantren Miftahul Hikmah Berlangsung Meriah (Sumber Gambar : Nu Online)

Wisuda Pesantren Miftahul Hikmah Berlangsung Meriah

Pesantren asuhan Mustasyar PCNU Jembrana KH Muhammad Yasin ini melombakan beragam ketrampilan, seperti lomba baca dan terjemah Kitab Melayu, Tartil Al-Qur’an, cerdas cermat, azan, praktik shalat, hafalan doa harian, dan menulis Arab. Perlombaan diikuti seluruh santri TPQ dan Madrasah Diniyah menurut ketentuan kelas dan materi lomba yang ada.

Sebelum prosesi wisuda dan pengajian umum dimulai, para santri juga menampilkan kebolehan lain menghafal Juz ‘Amma dan seni baca Al-Qur’an di atas panggung. Datuk Yasin, demikian sang pengasuh biasa dipanggil, mengungkapkan kegembiraannya atas prestasi para santri yang telah menyelesaikan pendidikan Al-Qur’an.

Sang Pencerah Muslim

Ia menyadari, pesantren rintisannya dalam berbagai segi tidak sebagaimana umumnya pesantren di Tanah Jawa. Populasi penganut Hindu yang mayoritas di Pulau Dewata cukup mempengaruhi jumlah santri dan tenaga pengajar yang dibutuhkan. 

Namun demikian, dengan modal kekuatan yang ada, pesantren di pesisir selatan ini terus berusaha menerapkan kurikulum kitab kuning yang sulit didapatkan di lembaga pendidikan Bali.

Sang Pencerah Muslim

“Pesantren ini tujuannya menciptakan bibit unggul yang dapat dikembangkan lagi di luar secara maksimal. Di daerah ini susah mendapatkan pendidikan ala pesantren,” katanya kepada Sang Pencerah Muslim

Penulis : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Humor Islam, Tokoh, Daerah Sang Pencerah Muslim

Jumat, 10 November 2017

Menteri PDT Ajak Santri berperan Entaskan Kemiskinan

Kediri, Sang Pencerah Muslim. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini mengajak para santri untuk berperan serta dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Nantinya, kontribusi para santri terhadap pengentasan kemiskinan ini akan diimplementasikan lewat program santri mengabdi.



Menteri PDT Ajak Santri berperan Entaskan Kemiskinan (Sumber Gambar : Nu Online)
Menteri PDT Ajak Santri berperan Entaskan Kemiskinan (Sumber Gambar : Nu Online)

Menteri PDT Ajak Santri berperan Entaskan Kemiskinan

"Tentu para santri sudah paham bahwa kemiskinan itu lebih dekat kepada kekufuran. Karena itu, saya mengajak para santri turut dalam upaya pengantasan kemiskinan di Indonesia," tegas Helmy saat menghadiri peringatan satu abad Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Ahad, (24/1).

Helmy menjelaskan, dalam program santri mengabdi itu, pihaknya akan bekerjasama dengan pesantren untuk mengirimkan santrinya di daerah-daerah tertinggal. "Santri yang akan lulus dari pesantren diminta untuk magang dan mengabdi kepada masyarakat dengan menjadi pendamping pemberdayaan ekonomi," tandasnya.

Sang Pencerah Muslim

Helmy menambahkan, selama ini program magang santri Lirboyo sudah ada setiap tahunnya, namun lingkupnya masih di sekitar pesantren di Kediri. Dengan kerjasama yang dibangun Kementerian PDT dan Depnakertrans dengan Pesantren Lirboyo, nantinya santri-santri Lirboyo ini akan dikirim ke daerah-daerah tertinggal yang tersebar di seluruh nusantara.

"Jadi santri di zaman modern ini harus multifungsi, selain bisa berdakwah juga harus menjadi penggerak ekonomi mikro masyarakat," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Para ulama pada zaman dulu, kata Helmy, sudah berjuang keras untuk memperkuat perkeonomian masyarakat. Terbukti dengan berdirinya Nahdlatut Tujjar (kebangkitan pedagang), yang menjadi cikal bakal berdirinya Nahdlatul Ulama (NU).

"Ini tugas para santri untuk meneruskan cita-cita ulama dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia," tukasnya.

Helmy memandang pentingya urgensi dakwah para santri di daerah tertinggal. Sebab, selain penguatan keagamaan di daerah tertinggal, santri juga bisa memberikan pendampingan dalam berbagai masalah yang dihadapi  masyarakat tertinggal.

"Santri harus keluar dari sarang dan berperan aktif untuk pembangunan bangsa di masa depan," pungkasnya.

Sementara itu, Pengasuh Pesantren Lirboyo KH Idris Marzuki menyatakan, Pesantren Lirboyo yang sudah berusia satu abad sudah banyak pengalaman yang dialaminya. Namun, Pesantren Lirboyo masih mampu menjadi penjaga dalam moralitas bangsa.

"Alhamdulillah selama itu Lirboyo tidak pernah surut dalam upaya membangun bangsa," katanya.

Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Dewan Syura PKB, yang juga Ketua Alumni Lirboyo KH Aziz Mansyur, Rektor Al-Ahqaf University of Yaman,Prof Abdullah Muhammad Baharun, KH Imam Yahya Mahrus dan KH Kafabihi Mahrus. (mad)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren, Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Senin, 06 November 2017

Aliansi Rakyat Jepara Desak DPRD Sahkan Ranperda Pendidikan Keagamaan

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Aliansi Rakyat Jepara Menggugat yang terdiri ratusan orang dari Forum Madrasah Diniyyah (Formadin), Lakpesdam NU Jepara, GP Ansor Jepara, PC PMII Jepara dan BEM Unisnu Jepara, Senin (23/12) pagi mendatangi kantor DPRD Jepara. Mereka mendesak DPRD segera mengesahkan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) pendidikan keagamaan nonformal. 

Aliansi Rakyat Jepara Desak DPRD Sahkan Ranperda Pendidikan Keagamaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Aliansi Rakyat Jepara Desak DPRD Sahkan Ranperda Pendidikan Keagamaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Aliansi Rakyat Jepara Desak DPRD Sahkan Ranperda Pendidikan Keagamaan

Perjalanan Ranperda itu terkatung-katung hampir satu tahun. “Kami merasa Ranperda ini dipolitisasi DPRD. Padahal DPRD sendiri yang menginisiasi. Namun dalam perjalanannya ketetepan itu ditunda,” tegas salah seorang juru bicara aliansi, Akhmad Makhalli, Senin (23/12).

Ia menyatakan ada yang rancu terkait hasil rapat paripurna DPRD 21 November lalu di mana Ranperda itu akan disahkan Desember. Tetapi rapat gabungan fraksi yang digagas ketua DPRD Jepara H Yuli Nugroho membatalkan kesepakatan itu.

Sang Pencerah Muslim

Mereka beralasan, proses pengajuannya sudah telat selain Ranperda perlu penyempurnaan kembali. Padahal bocoran dari Pansus dan Banleg Ranperda sudah sempurna. Ranperda juga sudah disosialisasikan dan dinyatakan ideal, tambahnya.

Aliansi NU itu semakin tidak percaya dengan alasan ketua DPRD. Pasalnya, dalam laporan komisi-komisi meski Ranperda pendidikan keagamaan dianggap telat tetapi pihak DPRD masih bisa memasukkan penambahan anggaran dalam proyek pembangunan jalan di dua titik desa Bawu kecamatan Batealit dan desa Karanggondang kecamatan Mlonggo sebesar 400 juta melalui komisi A.

Sang Pencerah Muslim

Ketua DPRD telah melakukan pembohongan publik. Sebab dari keterangan Pansus yang Makhalli terima, pihak yang menghambat pengesahan Ranperda itu tidak lain ialah ketua DPRD. 

Selain desakan agar Ranperda segera disahkan, aliansi juga menuntut penundaan rapat paripurna saat Ranperda tidak diikutkan dalam pembahasan. “Kami juga menuntut ketua DPRD Jepara mundur dari jabatannya karena kami anggap telah melakukan pembohongan publik,” pinta Makhalli. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Jumat, 20 Oktober 2017

Bangkitkan Ekonomi NU, PCINU Sudan Produksi Tempe

Khartoum, Sang Pencerah Muslim. Tempe, makanan tradisional khas Nusantara itu, barangkali hanya dikenal terbatas di Indonesia. Tapi, jangan salah. Tak lama lagi, makanan berbahan baku kedelai itu bakal bisa dinikmati di luar negeri, setidaknya di Sudan.

Begitu barangkali yang dipikirkan para Nahdliyin (sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama/NU) di Sudan yang tergabung dalam Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Sudan. Mereka membuat terobosan luar biasa dengan memproduksi makanan khas Indonesia, seperti tempe, toge, dan lain-lain.

Tak tanggung-tanggung. Demi mewujudkan gagasan cemerlang itu, PCINU Sudan telah mendirikan sebuah badan usaha yang diberi nama Syirkah Nahdlatut Tujjar Al-Mahdudah atau PT Nahdlatut Tujjar. Badan usaha berbentuk industri rumahan (home industri) itu, nantinya juga akan memproduksi makanan khas Asia.

Bangkitkan Ekonomi NU, PCINU Sudan Produksi Tempe (Sumber Gambar : Nu Online)
Bangkitkan Ekonomi NU, PCINU Sudan Produksi Tempe (Sumber Gambar : Nu Online)

Bangkitkan Ekonomi NU, PCINU Sudan Produksi Tempe

“Karena sekarang orang-orang Asia di Sudan sudah mulai banyak, kami terpanggil untuk membantu menyediakan kebutuhan sehari-hari mereka,” ujar Mustasyar PCINU Sudan Moh Badrussalam Shof dalam sambutannya pada peluncuran dan peresmian PT Nahdlatut Tujjar di Khortoum, Sudan, Jumat (6/7) lalu.

Kang Badrus—begitu panggilan akrabnya—yang juga Manajer Utama badan usaha tersebut menjelaskan, nama Nahdlatut Tujjar (Pergerakan Kaum Sudagar) sengaja dipakai untuk mengenang kembali cikal-bakal berdirinya jam’iyah NU yang pada awalnya merupakan sebuah organisasi yang menghimpun kaum saudagar, pada 1917.

Sang Pencerah Muslim

Ia menambahkan, PT Nahdlatut Tujjar diharapkan dapat menjadi semangat untuk membangkitkan kembali perekonomian warga NU dan bangsa Indonesia pada umumnya. Ia yakin, melalui usaha-usaha kecil seperti yang ia rintis itulah, perekonomian kalangan Nahdliyin akan bangkit.

Murwan Ahmad Taufik, Manajer Produksi badan usaha tersebut, mengatakan, langkah awal untuk memulai usaha itu, akan dilakukan pada Rabu (11/7) mendatang. “Kalau dimulai hari Rabu, insya Allah berkah. Jadi, insya Allah, hari Sabtu produk ini sudah bisa beredar,” terang Mirwan yang juga ahli dalam pembuatan tempe.

Acara peresmian tersebut dihadiri pejabat Kedutaan Besar RI di Sudan, antara lain, Syahid Nur Karim (Kepala Sub Bidang Ekonomi), Bambang Purwanto (Kepala Sub Bidang Pendidikan, Sosial dan Budaya) dan sejumlah petinggi PCINU Sudan, di antaranya, Taufiqurrahman Azhari (Wakil Bendahara), KH Moh Ali Zamroni Malik (Katib Syuriah) dan KH Zulham Qudsi FA (Wakil Katib Syuriah). (rif/nus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Minggu, 01 Oktober 2017

Rambu-rambu Pengguna Medsos

Hampir semua orang saat ini mengenal dan menggunakan media sosial. Media ini sangat besar manfaatnya untuk peradaban manusia, terutama untuk komunikasi. Informasi apapun bisa diketahui oleh siapa pun di belahan dunia mana pun dalam waktu sekejap.

Untuk beberapa orang, media sosial seperti facebook, twitter, dan sejenisnya tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sekaligus menjadi wadah untuk eksistensi diri. Sebab itu, seseorang akan merasa kurang dalam hidupnya jika ia tidak memperbarui status dalam sehari.

Rambu-rambu Pengguna Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)
Rambu-rambu Pengguna Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)

Rambu-rambu Pengguna Medsos

Sekalipun media sosial memiliki banyak manfaat, hal ini bukan berarti ia tidak mengandung mudharat sedikitpun. Dalam beberapa kasus banyak juga ditemukan pertikaian yang dipicu gara-gara pembaruan status di facebook maupun kicauan lewat twitter. Tak jarang pula mereka yang berseteru itu mengadukan teman facebook atau pengikut twitternya kepada polisi atas tuduhan pencemaran nama baik dan lain-lain.

Maka dari itu, untuk menghindari dampak negatif ini, bagi netizen yang hobi berjejaring media sosial perlu mengindahkan pesan Imam al-Nawawi yang termaktub dalam kitab al-Azkar,

Sang Pencerah Muslim

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?...? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. "Ketahuilah bahwa setiap orang wajib menjaga lisannya kecuali untuk hal-hal yang bermanfaat. Apabila dirasa ucapan tersebut posisinya masih ambigu, maksudnya tidak ada kepastian apakah mengandung manfaat atau mudharat, maka lebih baik ditinggalkan (diam). Sebab terkadang ucapan yang diperbolehkan bisa berubah status hukumnya menjadi haram atau makruh. Hal ini banyak terjadi di lapangan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau lebih baik diam.”?

Sang Pencerah Muslim

Secara umum, pembaruan status di media sosial termasuk sesuatu yang diperbolehkan (mubah). Sebab ia bisa dijadikan sebagai ajang silaturahmi atau komunikasi antara satu orang dan lainnya. Bagi netizen pengguna medsos seyogianya menjaga adab atau etika ketika menggunakan facebook atau twitter.

Ketiklah status-status yang memiliki manfaat untuk orang banyak dan hindari status ataupun kicauan yang mengandung fitnah, makian, dan ? apa saja yang bisa menyinggung perasaan orang lain. Bila tidak mampu membuat status yang bermanfaat, maka lebih baik diam, seperti nasihat Rasulullah SAW dalam hadis yang dikutip di atas. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Selasa, 12 September 2017

Aktivis Pramuka Buntet Pesantren Bersihkan Makam Pahlawan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Sejumlah siswa dari Madrasah Buntet Pesantren yang tergabung dalam ekstrakurikuler Pramuka membersihkan Makam Pahlawan Kemerdekaan, Maqbaroh Gajah Ngambung Buntet Pesantren, Ahad (27/3). Pelajar MTs NU Putra 1, MTs NU Putra 2, MANU Putra, dan SMK NU Mekanika tampak bahu-membahu dengan sejumlah tentara dari Komando Rayon Militer (Koramil) Astanajapura dan Pramuka Saka Wira Kartika mengumpulkan sampah daun di halaman makam.

Danramil Astanajapura Wahyudi mengatakan, kegiatan ini diadakan dalam rangka mengenalkan siswa atau santri bahwa di dekat madrasah dan pondoknya ada pemakaman orang-orang yang telah rela berkorban demi kemerdekaan Indonesia.

Aktivis Pramuka Buntet Pesantren Bersihkan Makam Pahlawan (Sumber Gambar : Nu Online)
Aktivis Pramuka Buntet Pesantren Bersihkan Makam Pahlawan (Sumber Gambar : Nu Online)

Aktivis Pramuka Buntet Pesantren Bersihkan Makam Pahlawan

“Tanpa mereka kita tidak akan mampu menikmati kemerdekaan, tidak akan bisa belajar dan menuntut ilmu dengan tenang,” tambahnya.

Sang Pencerah Muslim

Program ini juga dimaksudkan dalam rangka menyambut para tamu Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren yang akan dilangsungkan kurang dari 2 pekan lagi. Kita menghormati para tamu yang akan datang mendoakan para pahlawan kita semua, ujar Wahyudi.

Sang Pencerah Muslim

Para pahlawan juga berkorban untuk kita dengan ikhlas. Kini giliran kita berkorban sedikit demi mereka dengan ikhlas juga, kata salah seorang tentara.

Meski harus bergumul dengan sampah, tanah becek, dan bermandikan peluh, para anggota pramuka tampak semangat dan riang. Sementara para sejumlah tentara yang mendampingi mereka menyegarkan suasana bersih-bersih dengan beberapa humor. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Humor Islam, Berita, Tokoh Sang Pencerah Muslim

Selasa, 29 Agustus 2017

Gus Dur dan Cinta Seorang Tabi’in

Oleh Muhammad Bakhru Thohir

“Walaupun Gus Dur selalu merayakan hari ulang tahunnya pada tanggal 4 Agustus, namun tampaknya teman-teman dan keluarganya yang menghadiri pesta perayaan hari ulang tahunnya di Istana Bogor pada hari Jum’at 4 Agustus 2000 tak sadar bahwa sebenarnya hari lahir Gus Dur bukanlah tanggal itu. Sebagaimana juga dengan banyak aspek dalam hidupnya dan juga pribadinya, ada banyak hal yang tidak seperti apa yang terlihat. Gus Dur memang dilahirkan pada hari keempat bulan kedelapan. Akan tetapi perlu diketahui bahwa tanggal itu adalah menurut kalender Islam, yakni bahwa Gus Dur dilahirkan pada bulan Sya’ban, bulan kedelapan dalam penanggalan Islam. Sebenarnya, tanggal 4 Sya’ban 1940 adalah tanggal 7 September. Gus Dur dilahirkan di Denanyar, dekat kota Jombang, Jawa Timur, di rumah pesantren milik kakek dari pihak ibunya, Kiai Bisri Syansuri.”

Ini adalah paragraf pertama dari buku The Authorized Biography of ABDURRAHMAN WAHID karya Greg Barton. Kok saat saya membaca paragraf pertama buku ini sudah tergambar bahwa sosok Gus Dur adalah seseorang yang tidak kedonyan. Berbeda sekali dengan kita, yang mana kita sering kali bukan hanya terpaut tapi masuk dan tak mau lepas dari perihal keduniawian. Saat ini status sosial amatlah dianggap penting, jumlah follower dan likers di media sosial menjadi barometer kita dianggap sebagai manusia atau tidak.

Gus Dur dan Cinta Seorang Tabi’in (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur dan Cinta Seorang Tabi’in (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur dan Cinta Seorang Tabi’in

?

Dan menyoal ulang tahun, kita sangat berharap bahwa “semua orang tau tanggal ulang tahun kita dan semuanya mengirim doa, tak penting doa dalam gelap, dikirim saja doa itu melalui pesan, ucapan atau perayaan berupa kejutan padaku. Itu lebih penting dan ngena dari pada doa dalam gelap”. Berbeda sekali dengan Gus Dur.

Sang Pencerah Muslim

Saya tidak pernah berkenalan dengan Gus Dur, karena sejak saya lahir sudah berada dalam lembaga Gus Dur. Gus Dur bagi saya sama halnya seperti Islam dan NU. Dalam tahapan hidup saya, tak pernah saya memilih untuk beribadah dan mengenal Tuhan melalui cara dan jalan apa. Karena sejak lahir saya ‘telah’ di dalam Islam, NU dan Gus Dur. Sejak kecil saya sudah melaksanakan ritual sholat, puasa dan zakat. Soal syahadat jangan ditanya, itu sudah masuk materi saat masih TK. Sholatku juga mengunakan usholli, kunut dan ada wirid setelahnya, persis seperti yang diucapkan Habib Syech dalam setiap acara solawatan “sholat usholli, kunut dan wirid adalah ibadahnya NU”.?

Pun demikian dengan Gus Dur, saya tidak pernah melalui tahapan kenalan, karena seluruh isi rumah saya mengidolakannya. Bahkan Bapak pernah bilang “kalau dulu Gus Dur mengizinkan warga NU dari Jawa Timur dan Jawa Tengah menyerbu Jakarta saat Gus Dur dimakzulkan, saya akan ke Jakarta” ucap Bapak saat saya beranjak remaja. Cukup bisa diakui kan, kalau saya sudah terlahir di lingkunagn pendukung Gus Dur.

Mungkin jalan hidup saya kurang menarik menurut sebagian teman-teman, karena saya ber-Islam, ber-NU dan ber-Gus Dur secara diturunkan bukan memilih. Saya pun bersepakat dengan anda-anda semua yang mengangap hidup saya tak menarik. Setidaknya alasan utama kenapa saya menganggap hidup saya kurang menarik adalah terlalu homogennya lingkungan masa kecil saya. Saya hampir tak pernah mengenal orang dengan KTP selain Islam sebelum bergabung dengan Jaringan Gusdurian Malang –ini juga alasan kenapa saya bergabung dengan Gusdurian- bahkan saya jarang berinteraksi dengan orang selain NU, meskipun saya mengenal orang-orang selain NU, tapi saya tidak pernah punya urusan yang membuat saya harus berinteraksi. Dan untuk Gus Dur, desaku cukup minim nafas diskusi, meskipun saya tahu bahwa di desa ada perkumpulan pendukung Amin Rais, Megawati dan Akbar Tanjung, tapi para simpatisan ini tak pernah semeja untuk duduk berdiskusi bersama.

Sang Pencerah Muslim

Saya bukanlah sahabat Gus Dur, alias yang pernah bertemu langsung dengan beliau. Saya adalah ‘tabi’in’ Gus Dur, karena saya hanya bertemu sabahat-sahabat beliau. Setidaknya sampai umurku yang sudah masuk 23 tahun saat ini, pernah mendengar kisah Gus Dur lansung dari putri sulung beliau Alissa Wahid dan sedikit membaca buku-buku tentang beliau yang ditulis para sahabat.

Kemudian, saya bertemu dengan pemikiran Gus Dur itu seperti saya bertemu dengan komunis. Untuk anak yang lahir di periode sebelum ‘98 hampir pasti menghirup ajaran bahwa komunis adalah sama dengan atheis, bahwa pemikiran ini masuk ketubuh tanpa di pilah –tepatnya tak bisa dipilah, sehingga harus dihirup- seperti okigen yang tak pernah kita memilih akan menghirup oksigen hasil fotosintesis dari pohon apa. Seperti itulah pemikiran Gus Dur yang diam-diam masuk dan menyusupi rongga-rongga otakku.

?

Dia masuk dan memberitahu bahwa Gus Dur adalah seorang yang humanis, pemberani dan pembela wong tertindas. Namun perbedaan antara pemikiran Gus Dur dan komunis adalah saat saya tumbuh dan sedikit-sedikit baca buku mulai berkesimpunan bahwa ‘O... komunis itu seperti ini toh, ternyata diartikan sempit hanya sebagai atheis itu karena ini toh dan untuk kepentingan ini toh, berbeda dengan pemikiran Gus Dur yang masuk ke otakku saat kecil, Gus Dur tak berbeda setelah saya baca-baca dan mendengar cerita-cerita tentang beliau. Gus Dur tetap seorang masterpiece jokedan berkepribadian simpel sekaligus kompleks.

Ini juga yang dikisahkan bapak Qurais Sihab saat peringatan 1000 hari wafatnya Gus Dur, beliau menjelaskan bahwa Gus Dur adalah orang yang simpel dalam satu sisi dan pada waktu yang sama adalah orang yang sangat rumit. Gus Dur juga orang yang sangat realistis sekaligus orang yang percaya supra natural, dan seterusnya dan seterusnya. Seperti itu cara Pak Qurais mengenang Gus Dur, dan kita tahu banyak sekali cara untuk mengenang dan meneladani beliau. Banyak kata serta perilaku beliau yang tiba-tiba sangat relevan saat ini meskipun dulu saat beliau masih ada sering disebut kontroversial.

Gus Dur sudah lebih dekat dengan tuhan sejak Desember 2009. Tanggal 4 bulan 8 ini banyak santri-santri beliau yang akan merayakan hari ulang tahun Gus Dur yang ke 77. Tapi mengenang dan hanya meratapi Gus Dur dengan sendu sedih ,menurutku, bukanlah ciri murid-murid Gus Dur.Ciri murid-murid Gus Dur adalah siapa yang mempersiapkan dirinya untuk menjadi pemimpin bangsa, seorang humanis dan pembela hak manusia yang tertindas selanjutnya.

?

Dan pada akhirnya. Gus, kapan pun engkau dilahirkan. Selamat ulang tahun Gus. Terimakasih telah menjadi guru di Negeri ini. Negeri ini berterimakasih atas segala pikiran sampai tindakanmu. Maafkan kami yang lamban memahami apa maksudmu dulu, sehingga cacian yang muncul dari mulut kami. Tugas kami saat ini adalah melanjutkan dan terus melestarikan pikiran serta perjuanganmu. Pinjami kami keberanian dan semangatmu agar kami tetap kuat menghadapi negeri yang sudah banyak melahirkan mafia ini gus. Gus kami rindu. Selamat ulang tahun.

Penulis adalah Gusdurian asal Malang, Jawa Timur.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Minggu, 30 Juli 2017

Kompetisi Film Pendek Dokumenter Diluncurkan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Dalam rangka Muktamar ke-33 NU yang akan digelar di Jombang, 1-3 Agustus mendatang, panitia menggelar lomba film pendek dokumenter. Pendaftaran dibuka hingga 10 Juli 2015, dengan total hadiah 45 juta rupiah.

Kompetisi Film Pendek Dokumenter Diluncurkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kompetisi Film Pendek Dokumenter Diluncurkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kompetisi Film Pendek Dokumenter Diluncurkan

Menurut Ketua Muktamar ke-33 NU H Imam Aziz acara lomba tersebut merupakan upaya penting untuk membangkitkan film di kalangan NU, terutama anak muda.

“Ini membangkitkan nostalgia bagaimana organisasi NU, tidak hanya mengakomodasi, tapi mendorong dan menjadi pelaku gerak budaya di indonesia,” katanya pada peluncuran dengan tajuk “Peluncuran Kompetisi Film Pendek Dokumenter dan 100 Hari Wafat Alex Komang” di gedung PBNU, Jakarta, (27/5).

Sang Pencerah Muslim

Ia menjelaskan, pada muktamar ke-33 nanti, NU mengemban tema yang berat, yaitu meneguhkan Islam Nusantara untuk peradaban Indonesia dan dunia.

Islam Nusantara, menurut dia, adalah islam yang melakukan “ekstraksi”, mengambil saripati dan kemudian disesuaikan dengan keadaan di mana dia tumbuh. Islam di Aceh, Sunda, Jawa, Kalimantan, Tidore memiliki warnanya sendiri.

Sang Pencerah Muslim

Menurut dia, saat ini NU belum mampu melakukan koneksi intens ke budaya-budaya itu secara maksimal. Karenanya dengan mengapresiasi film ini, adalah peran NU yang merasa berkawijaban mempertahankan dan menyebarluaskan hal itu.

Ia merasa sangat senang jika kompetisi tersebut diikuti anak-anak muda NU baik di sekolah umum maupun di pesantren.

Bagi yang ingin mengikuti kompetisi tersebut, sila kunjungi situs resmi Muktamar ke-33 NU http://muktamar.nu.or.id/lomba-film-pendek/. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Humor Islam, AlaSantri, Berita Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock