Tampilkan postingan dengan label Santri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Santri. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Februari 2018

Sarung Miliki Potensi dalam Pemberdayaan Ekonomi Pesantren

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Direktur Jenderal Industri Tekstil, Kulit, dan Aneka, Kementerian Perindustrian RI Muhdori mengungkapkan tradisi bersarung yang dilakukan warga NU dan pondok pesantren, memiliki potensi dan peluang positif dilihat dari pemberdayaan ekonomi pesantren. ?

Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional “Sarung Nusantara” yang digelar Lembaga Takmir Masjid Nahdltaul Ulama (LTMNU) di Gedung PBNU Jakarta Pusat, Kamis (6/4).

Sarung Miliki Potensi dalam Pemberdayaan Ekonomi Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Sarung Miliki Potensi dalam Pemberdayaan Ekonomi Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Sarung Miliki Potensi dalam Pemberdayaan Ekonomi Pesantren

“Industri tekstil, di dalamnya termasuk industri sarung, menempati urutan ketiga penghasil devisa negara. Nilai ekspor tahun 2016 sebesar US$ 11,78 miliar (8,22 persen ekspor nasional), dengan surplus USD 4,73 miliar; berkontribusi 1,18 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional pada tahun 2016. Industri tekstil juga merupakan satu dari sepuluh industri prioritas dan industri andalan Indonesia 2015-2035,” urai Muhdori.

Muhdori menyebut, pada tahun 2015, dari sisi penyerapan tenaga kerja, industri tersebut menyerap tenaga kerja langsung sejumlah 2,69 juta orang. Angka ini setara dengan 17,03 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur yang bersifat padat karya.

Oleh karena itu ia mendorong pesantren memanfaatkan peluang tersebut. “Contohnya bila di Cirebon saja ada 27 pesantren dengan rata-rata 200 santri per pesantren. Lalu koperasi pesantren membeli sarung dengan harga dasar 45 ribu dijual 50 ribu, itu akan ada keuntungan untuk pesantren. Jelas ini upaya pemberdayaan umat lewat sarung,” terangnya.

Sang Pencerah Muslim

Belum lagi, kata Mudhori bila pesantren bisa memproduksi sarung sendiri, tentu optimalisasi pemberdayaan ekonomi dapat dilakukan.

Ia juga mengatakan pengembangan tekstil tidak terbatas hanya sarung. “Ketika musim haji, kiai dan satri pondok pesantren minimal kalau tidak berangkat haji bisa bertindak sebagai pemandu manasik. Sekaligus ini bisa dipersiapkan dengan mengenalkan produk pendukung ibadah haji dan umrah,” lanjut Muhdori.

Bicara tentang bisnis, kata Muhdori, tidak akan ada habisnya ketika dikaitkan dengan pondok pesantren. “Karena itu pondok pesantren dan NU harus memanfaatkan betul peluang ini, selagi masih terbuka,” tandasnya. (Kendi Setiawan/Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Budaya, Santri Sang Pencerah Muslim

Rabu, 14 Februari 2018

Takbir Keliling Pengungsi di Seminari

Sleman, Sang Pencerah Muslim

Posko Merapi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta (PWNU DIY) bagian pendampingan anak mengadakan takbir keliling. Takbir Keliling yang digelar pada malam Idul Adha (16/11) diadakan di dua tempat, posko Seminari Kentungan, jalan Kaliurang kilometer 7,3 dan di posko di Desa Tlogogdadi, Turi, Sleman.



Takbir Keliling Pengungsi di Seminari (Sumber Gambar : Nu Online)
Takbir Keliling Pengungsi di Seminari (Sumber Gambar : Nu Online)

Takbir Keliling Pengungsi di Seminari

Koordinator devisi pendampingan anak Posko PWNU, Ghozi Nurul Islam, mengatakan anak-anak yang turut serta mengikuti takbir keliling dari posko Seminari berjumlah 75, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sedangkan yang di Tlogodadi tidak kurang dari 90 anak.

“Takbir keliling ini salah satu bentuk aktivitas untuk mengurangi kejenuhan anak-anak. Kegiatan ini juga bertujuan melestarikan tradisi takbir keliling. Ini tradisi bagus. Ya, olah raga juga. Mengenal lingkungan tempat tinggal semenentara. Pokoknya ini banyak manfaatnya, meskipun tanggal yang tertera di spanduk salah, mestinya 10 Dzulhijjah, tapi ditulis 9,” ujar Ghozi sambin tersenyum.

Sang Pencerah Muslim

“Anak-anak tampak senang diajak jalan-jalan, putar-putar kampung, bawa obor, menabung alat musik seadanya, sambil bertakbir,” tambanya. 

Sang Pencerah Muslim

Dalam kesempatan itu, Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Cabang Kota Yogyakarta, Mohammad Zaimul Umam, menyatakan acara takbir keliling di Seminari Kentungan ini membuktikan bahwa pengungsi muslim yang ditampung di Seminari yang Katolik tidak ada masalah.

“Kami yang muslim dapat menjalankan aktivitas keagamaan dengan leluasa. Dan mereka yang Katolik, yang jadi tuan rumah, juga merasa nyaman, tidak ada yang merasa terganggu. Takbir keliling ini kreasi kita semua. Kami punya ide, mereka mendukung,” kelas Zaimul Umam yang turut takbir keliling di Seminari. (mz/hh)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 10 Februari 2018

PBNU Bentuk Tim Khusus Terkait Reforma Agraria

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2017 yang diselenggarakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat telah menghasilkan berbagai rekomendasi. 

PBNU Bentuk Tim Khusus Terkait Reforma Agraria (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Bentuk Tim Khusus Terkait Reforma Agraria (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Bentuk Tim Khusus Terkait Reforma Agraria

Ketua Panitia Munas Konbes NU 2017 H Robikin Emhas saat ditemui Sang Pencerah Muslim di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (15/1) mengatakan bahwa PBNU tengah menindaklanjuti hasil Munas Konbes NU 2017 tersebut. 

Menurut Robikin, ada beberapa hal yang sedang dipersiapkan, seperti sosialisasi baik ke internal NU dan badan otonomnya secara struktural, serta sosialisasi ke eksternal seperti eksekutif, legislatif dan para pemangku kebijakan lainnya. 

Sang Pencerah Muslim

Sementara untuk mewujudkan rekomendasi hasil Munas Konbes NU 2017, khususnya terkait reforma agraria, Robikin mengatakan PBNU tengah menyusun tim khusus.

"Karena berkaitan langsung dengan kebutuhan warga," katanya. 

Adapun susunan sementara tim khusus terdiri atas Ketua KH Mochammad Maksum Machfoedz, Wakil Ketua H Robikin Emhas, dan Sekretaris Masduki Baedowi. 

Menurut Robikin, selain internal PBNU, tim khusus juga akan melibatkan pihak-pihak lain yang mempunyai perhatian terhadap persoalan reforma agraria seperti Institut Pertanian Bogor (IPB). 

"Mereka (IPB) juga akan kita libatkan," katanya. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri Sang Pencerah Muslim

Rabu, 07 Februari 2018

PBNU Siapkan Kegiatan Pra Muktamar di NTB

Mataram, Sang Pencerah Muslim. Ketua PBNU yang juga Ketua Panitia SC Muktamar KH Slamet Efendy Yusuf mengunjungi Kantor PWNU Nusa Tenggara Barat, Jum’at (20/3), dalam rangka menyiapkan agenda pra muktamar yang rencananya akan dipustkan NTB untuk wilayah Indonesia bagian tengah.

PBNU Siapkan Kegiatan Pra Muktamar di NTB (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Siapkan Kegiatan Pra Muktamar di NTB (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Siapkan Kegiatan Pra Muktamar di NTB

Agenda pra muktamar? akan digelar di empat wilayah yang ada di indensia di antaranya Jakarta, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Barat.

“Agenda pramuktamar di NTB akan di gelar nanti pada 9-10 April mendatang, khusus akan membahas tentang ahlul halli wal Aqdi,” kata Slamet dalam arahannya di hadapan peserta di Aula Kantor PWNU NTB Jalan Pendidikan No 6 Mataram

Sang Pencerah Muslim

Ahlul halli wal aqdi dalam memilih pimpinan baru PBNU ditempuh sebagai upaya untuk mengubah pola demokrasi negatif yang lebih cendrung dikuasai oleh pemodal. “Siapa yang memiliki sponsor kuat itu yang memimpin,” terangnya.

Sang Pencerah Muslim

Ia optiomis? dengan sistem ahlul halli wal Aqdi bisa memotong gerakan-gerakan pemodal. "Tidak hanya dalam pemilihan pimpinan NU, tetapi juga? termasuk pemilihan Ketua GP Ansor," tandasnya yang langsung di sambut dengan tempuk tangan pengurus NU, badan otonom serta lembaga dan lajnah PWNU NT yang hadir.

Lebih lanjut Slamet menyebutkan dengan cara ahlul halli wal Aqdi? ia yakin bisa melahirkan pemimpin NU yang betul-betul memahami NU.

Acara ini dihadiri oleh Ketua PWNU NTB Drs TGH Achmad Taqiuddin Mansur, Mantan Ketua PWNU NTB Prof. H. Muslim, dan Rais Suriyah PWNU NTB TGH Munajib Khalid, TGH. Shaimun Faesal serta sejumlah pimpinan badan otonom NU yang ada di lingkup PWNU NTB. (Samsul Hadi/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Pahlawan, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Kiai Said Apresiasi Pengabdian Karyawan di Gedung PBNU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Dalam sebuh tim, kerja sama yang baik antara jajaran pimpinan dengan karyawan adalah sebuah keharusan untuk memajukan sebuah organisasi, institusi ataupun perusahaan. Begitu pun dengan jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang pada Selasa (3/1) siang di lantai 8 Gedung PBNU mengadakan acara silaturrahim dengan para karyawan PBNU.

Acara yang di inisiasi oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj ini dihadiri oleh para karyawan dan pegawai kebersihan di PBNU.

Kiai Said Apresiasi Pengabdian Karyawan di Gedung PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said Apresiasi Pengabdian Karyawan di Gedung PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Said Apresiasi Pengabdian Karyawan di Gedung PBNU

Pada kesempatan tersebut, Kang Said menyampaikan apresiasi dan beberapa pesan kepada para karyawan.“Terima Kasih atas pengabdian saudara-saudara sekalian,” kata kiai asal Cirebon ini.

Menurutnya, selama di PBNU tahun 1995, dirinya baru merasakan gedung PBNU lebih bersih dan tertib. Lebih lanjut, kang Said menyampaikan kabar gembira kepada para karyawan.

“Saya akan meningkatkan kesejahteraan para karyawan,” jelas kang Said diikuti tepuk tangan para karyawan.

Sang Pencerah Muslim

Tapi kang Said tidak berhenti di situ, ia meminta kepada para karyawan agar terus meningkatkan kedisiplinan dan kinerjanya.

Sang Pencerah Muslim

Kang Said mengingatkan kepada para karyawan agar tidak capek mengabdi secara ikhlas dengan melakukan perbaikan terus menerus untuk PBNU.?

Lebih lanjut, ia mengutip pesan Hadlratussyekh KH Hasyim Asy’ari, “Siapa yang bersedia ngurus NU (mengelola NU dengan ikhlas) saya anggap santriku. Barangsiapa menjadi santriku, aku doakan khusnul khotimah.”

“Saya berharap hari esok lebih baik dari hari sekarang,” tegas Kiai Said.

Hadir pula pada acara tersebut Ketua PBNU H Marsudi Syuhud, Bendahara Umum H ? Bina Suhendra, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU H Andi Najmi Fuaidi. (Husni Sahal/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Jadwal Kajian, Santri Sang Pencerah Muslim

Jumat, 02 Februari 2018

Ida Fauziyah: Fatayat Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kesehatan masyarakat Indonesia selama ini masih butuh perhatian tinggi. Tingkat kesehatan yang rendah dapat mempengaruhi aspek lain kehidupan. Aspek politik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan budaya, dapat tertatih tanpa dukungan kesehatan pelakunya.

Ida Fauziyah: Fatayat Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Ida Fauziyah: Fatayat Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Ida Fauziyah: Fatayat Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat

“Kesehatan masyarakat Indonesia, sebenarnya adalah tugas negara. Namun, kita pun mengerti kondisi kini negara seperti apa. Karenanya, Fatayat NU membantu negara dalam hal kesehatan masyarakat,” ungkap Ida Fauziah, Ketua Umum PP Fatayat NU dalam pidato sambutan pembukaan seremonial pemeriksaan dan operasi 1200 penderita katarak di Ruang Kirana lt.6, RSCM, Jl. Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (10/5) siang.

Pemeriksaan dan operasi 1200 penderita katarak ini adalah bagian dari kepedulian Fatayat NU terhadap kesehatan masyarakat. Kegiatan operasi katarak gratis ini, terselenggara berkat Fatayat NU, Perdami (Persatuan Dokter Mata Indonesia), dan PT SidoMuncul. Dengan kepedulian yang sama, ketiganya mewujudkan keresahan itu dalam wujud nyata; operasi katarak gratis bagi masyarakat yang membutuhkan.

Sang Pencerah Muslim

Sedikitnya 120 orang memadati pembukaan seremoni ‘Bakti Sosial Operasi Katarak bagi Warga Kurang Mampu’. Mereka terdiri dari jajaran pengurus Fatayat NU, Wakil Ketum PBNU, Dirut PT SidoMuncul, Konsultan Perdami, belasan masyarakat yang antusias dengan kegiatan ini, dan 6 penderita katarak yang telah melewati operasi pagi itu.

Sang Pencerah Muslim

Fatayat NU lahir 5 tahun setelah Indonesia merdeka. Organisasi yang menaungi gerakan pemudi Nahdlatul Ulama ini hadir saat-saat sulit Negara Indonesia. Dalam setiap era, kita selalu mengambil peran dalam pembangunan bangsa mulai zaman Sukarno, Orde Baru hingga belakangan era Reformasi ini, imbuhnya.

Keresahan yang mengganggu Fatayat NU adalah ketiadaan biaya dari sebagian besar penderita katarak untuk melakukan operasi. Sayangnya, hingga kini penanggulangan masalah kebutaan belummenjadi prioritas pemerintah. Inilah alasan yang mendasari Fatayat NU untuk mengambil isu kesehatan mata. 

Fatayat NU bagian dari masyarakat yang memberikan jasa fasilitas bagi masyarakat mengentaskan katarak di Indonesia. “Kita akan terus meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia. Kalau kerjasama ketiga jejaring ini sudah kuat, kami yakin tak butuh berpuluh tahun untuk mengatasi katarak dari Indonesia,” tandasnya menutup pidato.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Santri, Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Ketua Umum NU KH Said Aqil Siroj (Kang Said) menyayangkan kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan kelompok lain yang ingin memaksakan pahamnya di Indonesia. Kang Said menceritakan peralihan kepemimpinan dari Khilafah Turki Utsmani yang sama sekali tidak bisa dipertahankan menuju negara kebangsaan di pelbagai belahan di Timur Tengah.

“Teman-teman Hizbut Tahrir dan teman-teman lain yang membawa paham politik khilafah tidak pernah akan cocok. Mereka akan berbenturan dengan kenyataan sejarah dan keragaman paham, agama, suku, serta bahasa di Indonesia,” kata Kang Said membuka dialog perdamaian pelajar internasional yang digagas Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Jakarta, Jumat (29/4) sore.

Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok

Setelah Turki Utsmani runtuh pada tahun 1924, para pemikir Muslim di Timur Tengah mengadakan pertemuan untuk merajut kembali kekuasaan terpusat Islam. Namun mereka terjebak pada siapa khalifah dan di mana pusat kekuasaan.

Sang Pencerah Muslim

Sementara di tengah mereka bangkit kekuatan politik yang berbasis kebangsaan. Kekuatan yang menamakan diri kelompok nasionalis-sosialis Arab ini ternyata berhasil menggalang konsolidasi mengusir kolonial Eropa dari tanah Arab. Mereka kemudian berhasil mendirikan negara berasas kebangsaan.

Pertemuan para pemikir Muslim tidak menemukan satu kesepakatan. Pada sisi lain gerakan mereka juga tidak bertemu dengan ideologi kebangsaan yang diusung kelompok nasionalis setempat. Pemikir muslim jalan sendiri. Kelompok nasionalis jalan sendiri. Kedua kelompok ini bersitegang hingga sekarang.

Sang Pencerah Muslim

“Di Indonesia kondisinya berbeda. sejak awal pergerakan kemerdekaan, kelompok para kiai dan kelompok nasionalis saling membahu untuk menggalang kekuatan massa untuk mengusir penjajah. Jadi mustahil membangun sistem khilafah di sini,” tandas Kang Said. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Pertandingan, Santri Sang Pencerah Muslim

Minggu, 21 Januari 2018

56 Tahun PMII Harus Dijadikan Momentum Kebangkitan Kader

Bantul, Sang Pencerah Muslim

Kader pergerakan adalah mereka yang selalu mempunyai jiwa dan semangat muda dalam berjuang. Nasib bangsa ini salah satunya ada dipundak pemuda pergerakan seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). 

Demikian yang disampaikan oleh anggota DPD RI, H Hafidz Asrom saat mengisi stadium general, Ahad (17/4) di Gedung KNPI Bantul, Yogyakarta. Stadium general digelar oleh Pengurus Komisariat PMII STIQ Annur Bantul, Yogyakarta dalam rangka memperingati Harlah ke-56 PMII.

56 Tahun PMII Harus Dijadikan Momentum Kebangkitan Kader (Sumber Gambar : Nu Online)
56 Tahun PMII Harus Dijadikan Momentum Kebangkitan Kader (Sumber Gambar : Nu Online)

56 Tahun PMII Harus Dijadikan Momentum Kebangkitan Kader

Lebih lanjut, Hafidz Asrom mengatakan bahwa Harlah PMII kali ini harus dijadikan sebagai momentum bangkitnya kaum muda Nahdliyin, khususnya kalangan mahasiswa. "Terlebih para kader PMII," katanya.

Pria kelahiran Jepara ini juga berpesan kepada kader-kader PMII STIQ Annur untuk tetap tidak meninggalkan tradisi spiritual seperti Ziarah, Manaqiban, dan tardisi-tradisi lainnya. Karena hal seperti itu merupakan warisan para pejuang bangsa ini, khususnya tokoh Nahdlatul Ulama.

"Kader PMII terus melanjutkan perjuangan para sesepuh, dan terus menjaga tradisi yang baik, juga mendoakan semoga PMII bisa terus berbuat banyak untuk bangsa dan negara," sambungnya.

Sang Pencerah Muslim

Lebih kurang 110 kader PMII STIQ Annur mengikuti kegiatan ini. Usai stadium general, kegiatan ditutup dengan ziarah ke makam pendiri pesantren al-Mahad Annur, KH Nawawi Abdul Aziz dimana sebelumnya dilakukan syukuran potong tumpeng. (Ade Chariri/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Santri, Doa Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 20 Januari 2018

IPNU-IPPNU Gelar Peluncuran Perdana Kongres

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) menyelenggarakan peluncuran perdana Kongres XVII IPNU dan Kongres XVI IPPNU di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (11/28).

IPNU-IPPNU Gelar Peluncuran Perdana Kongres (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Gelar Peluncuran Perdana Kongres (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Gelar Peluncuran Perdana Kongres

Acara ini bersamaan dengan pembukaan Jambore Pelajar dan Santri  Nusantara. Hadir dalam kesempatan ini Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin, Rais Syuriyah PWNU Sumsel KH Mudarris SM, serta Ketua PWNU Sumsel Amri Siregar.

Peluncuran perdana menandai resminya Kongres IPNU-IPPNU yang dihelat 30 November hingga 4 Desember 2012, di Asrama Haji Palembang dengan tema “Pendidikan Untuk Semua Menuju Kemandirian Bangsa”.

Sang Pencerah Muslim

Ketua Umum IPNU Ahmad Syauqi menyatakan, tema kemandirian relevan diangkat di tengah keterpurukan kondisi bangsa di hampir semua level kehidupan. Indonesia terpuruk karena belum mampu independen dalam mengelola nasibnya sendiri.

Sang Pencerah Muslim

“Di kongres, kami mengundang para elit pemimpin bangsa ini. Hal ini semata-mata agar permasalahan dan nasib pendidikan, pelajar dan santri benar-benar diperhatikan. Bukan hanya oleh kalangan masyarakat, melainkan juga oleh segenap elit bangsa,” kata Syauqi.

Syauqi berharap, Kongres IPNU-IPPNU menjadi penyampai pesan bahwa pendidikan di Tanah Air masih jauh dari ideal. Perhatian serius mesti dilakukan karena akses pendidikan dinilai belum merata ke semua pihak dan hasil yang dicapai belum mendukung pembentukan karakter pelajar.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Jumat, 19 Januari 2018

IPNU-IPPNU Jombang Genjot Program Utama

Jombang, Sang Pencerah Muslim

Setelah resmi dilantik di aula Pondok Pesantren Bahrul Ulum (BU) Tambakberas pada Ahad (14/2/2016) lalu, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kabupaten Jombang, Jawa Timur garap sejumlah program prioritas.

Di antara beberapa program tersebut adalah menggalakkan pengaderan pelajar di semua kecamatan, desa hingga dusun di Jombang, khususnya beberapa wilayah yang masih belum menjadi target ? PC IPNU-IPPNU Jombang sebelumnya.?

IPNU-IPPNU Jombang Genjot Program Utama (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Jombang Genjot Program Utama (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Jombang Genjot Program Utama

Demikian disampaikan Ketua PC IPPNU Jombang, Qurrotul Aini. Ia memaparkan bahwa optimalisasi pengaderan pelajar di Jombang adalah salah satu visi misi utama PC IPNU-IPPNU Jombang di tampuk kepemimpinannya. Meskipun keberadaan IPNU-IPPNU mayoritas sebelumnya sudah masuk di tingkat kecamatan, namun ia mengaku masih sedikit pelajar IPNU-IPPNU di tingkat desa dan dusun (ranting dan anak ranting).

Aini, sapaan akrabnya menambahkan bahwa untuk menunjang keberlangsungan pengaderan yang baik, ia juga berupaya menumbuhkan keterampilan atau seni manajemen pengurus dalam melaksanakan program-programnya. “Yang jelas pembentukan, pematangan pelajar Jombang, serta memupuk kader yang berkualitas adalah salah salah satu tujuan kami, dann ini sangat memerlukan dorongan skill dari para pengurus,” katanya kepada Sang Pencerah Muslim saat dihubungi, Jumat (19/2).

Sang Pencerah Muslim

Di samping itu pihaknya juga mendorong antar pengurus, baik ranting, Pimpinan Anak Cabang (PAC) hingga pengurus cabang untuk saling bersinergi menjalankan visi misi tersebut. Selain itu, mendirikan Pengurus Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) IPNU-IPPNU di semua kampus Jombang juga bagian program prioritas.

“Selain visi misi utama kita di pengaderan pelajar ke desa-desa, kami juga akan mendirikan Pengurus Komisariat Perguruan Tinggi IPNU-IPPNU di semua kampus Jombang, selama ini sudah ada, tapi hanya beberapa saja. Dan kita memang sedang memikirkan cara yang tepat untuk menyelesaikan itu,” ujarnya.

Dari hasil koordinasi dan pertemuan dengan para pengurus cabang, ia optimis akan merampungkan program-program tersebut dengan maksimal. Bahkan pihaknya juga sering mendiskusikan dengan para pembina dan kiai sesepuh setempat. “Insyaallah tugas-tugas itu rampung dengan maksimal, kita akan menyeriusi ini,” pungkasnya. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Santri Sang Pencerah Muslim

Banser Purworejo Gelar Diklatsar dan Baksos ATS

Purworejo, Sang Pencerah Muslim. Sebagai upaya membantu masyarakat dan melengkapi pengabdian pada umat, Satkorcab Banser Purworejo, Jawa Tengah menggelar bakti sosial penyembuhan alternatif penyakit medis dan nonmedis Aji Tapak Sesontengan (ATS) dengan menghadirkan instruktur Satkornas Banser Husada.

Banser Purworejo Gelar Diklatsar dan Baksos ATS (Sumber Gambar : Nu Online)
Banser Purworejo Gelar Diklatsar dan Baksos ATS (Sumber Gambar : Nu Online)

Banser Purworejo Gelar Diklatsar dan Baksos ATS

Kegiatan tersebut, ujar Kasatkorcab Banser Purworejo, Daryanto, di Kutoarjo, Rabu (1/11), akan menjadi rangkaian pembukaan Diklatsar Banser Purworejo, di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing yang merupakan tempat kelahiran WR Supratman pada Jumat, 3 November 2017, mulai pukul 08.00-11.30 WIB. Informasi 085292581234.

"Kaderisasi adalah kegiatan pengkaderan yang rutin dilakukan Satkorcab Banser Purworejo. Hanya saja pada pengkaderan kali ini agak sedikit berbeda, karena kita mendatangkan secara khusus instruktur Banser Husada Satkornas Banser sekaligus kamitua atau master ATS Global Indonesia dari Tim Swarna Raya sahabat Gatot Arifianto," kata Kasetma Banser Purworejo, Abdul Azis menambahkan.

Untuk diketahui, ATS merupakan warisan husada leluhur nusantara untuk penyembuhan beragam penyakit non medis dan medis seperti alergi dingin, mata minus dan plus, nyeri persendian, amandel, sakit pinggang, sakit gigi, migrain, vertigo, saraf kejepit, sakit tengkuk, asam urat, asma, bronchitis, lemah jantung dan lain-lain.

Sang Pencerah Muslim

ATS juga sudah banyak digunakan masyarakat mancanegara seperti Jerman, Singapura, Polandia, Belanda, Jepang, Amerika, Meksiko Australia, Belgia hingga Spanyol karena sederhana.

Penyembuhan alternatif ATS metode akan digelar di areal SD Somongari, tanpa modus jual obat dan gratis.

Hanya saja, bagi masyarakat yang memiliki rejeki lebih atau ingin ikut serta menghijaukan bumi, silakan berdonasi seihklasnya untuk pembelian dan penanaman pohon dalam program sedekah oksigen.

Sang Pencerah Muslim

Hasil donasi sedekah oksigen tersebut akan dibelikan satu jenis pohon untuk ditanam di lokasi bakti sosial sebagai kenang-kenangan atau tanda sinergi kerja kemanusiaan plus lingkungan hidup berlangsung. S MVekaligus penghormatan pada bumi yang kelak diwariskan pada anak cucu bangsa Indonesia.

Sedekah oksigen sendiri telah digelar Satkornas Basada di Banyuasin, Sumatera Selatan dan berlangsung sukses, membantu kesembuhan 200 masyarakat dan diakhiri dengan menanam 50 pohon nangka di Desa Sukadamai, Kecamatan Tanjung Lago.

"Kami haturkan terimakasih sebesar besarnya pada seluruh kader Ansor, Banser dan masyarakat yang menopang suksesnya kaderisasi. Terlebih lagi pada  Satkornas Banser Husada yang berkenan terlibat aktif dalam kegiatan Satkorcab Banser Purworejo. Semoga apa yang kita kerjakan mendapat imbal kebaikan yang berlebih dari Allah," ujar Azis yang merupakan ketua panitia kegiatan. (Malikaisa/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, AlaNu, Ahlussunnah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 11 Januari 2018

ASBIHU Tour and Travel Gunakan Pesawat Negara untuk Kenyamanan Jamaah

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Asosiasi Bina Haji dan Umrah Nahdlatul Ulama (ASBIHU) NU Tour and Travel, kini hadir dengan manajeman dan semangat baru. Di bawah kendali Ketua Umum ASBIHU, KH Musthofa Aqil Siroj, ASBIHU berkomitmen untuk memberikan kenyamanan terbaik bagi jamaah yang ingin menunaikan ibadah haji dan umrah.?

ASBIHU Tour and Travel Gunakan Pesawat Negara untuk Kenyamanan Jamaah (Sumber Gambar : Nu Online)
ASBIHU Tour and Travel Gunakan Pesawat Negara untuk Kenyamanan Jamaah (Sumber Gambar : Nu Online)

ASBIHU Tour and Travel Gunakan Pesawat Negara untuk Kenyamanan Jamaah

Ditambah lagi ASBIHU untuk memperkuat pengembangan usaha telah mendapatkan perpanjangan izin dengan diperolehnya SK Kemenag No. 432 Tahun 2016.

Salah satu semangat ASBIHU dalam peningkatan pelayanan kepada para jamaah adalah dengan pesawat yang digunakan. ASBIHU Tour and Travel hanya akan menggunakan pesawat milik negara (pemerintah).

Penggunaan pesawat milik negara ini dipandang efektif, karena pesawat negara akan tetap memberangkatkan penumpang walau penumpang di jam penerbangan tersebut, misalnya kurangnya memenuhi kuota.

“Dengan pesawat negara, walaupun tidak penuh tetap diberangkatkan, karena pesawat negara terbang atas dan untuk kepentingan negara,” kata Direktur ASBIHU Tour and Travel, H Hafidz Taftazani kepada Sang Pencerah Muslim Kamis (1/12) sore.

Sang Pencerah Muslim

Beberapa pesawat negara yang digunakan adalah Oman Air, Qatar, dan Emirates. Pesawat-pesawat tersebut sekalipun terbang dengan singgah di negara-negara pemilik atau asal perusahan penerbangan, tetap langsung ? menuju Madinah sebagai destinasinya. Berbeda dengan pesawat swasta yang kebanyakan berdestinasi ke Jedah, sehingga masih mengharuskan jamaah melakukan penerbangan dari Jedah ke Madinah.?

“Padahal penerbangan dari Jedah ke Madinah memakan waktu sekitar enam jam. Tentu ini akan sangat melelahkan, apalagi bagi jamaah yang sudah berumur yang biasa tinggal di daerah-daerah. Tapi dengan peswat pemerintah, langsung ke Madinah. Ini akan banyak sekali mengefektifkan waktu,” kata Hafidz.

Pelayanan maksimal yang diberikan ASBIHU Tour and Travel membuahkan kepercayaan masyarakat. Pada bulan Desember ini, ASBIHU akan memberangkatkan sedikitnya 600 jamaah umrah. Hal ini tentu menjadi suatu kebanggaan, rasa syukur dan terima kasih dari manajemen ASBIHU atas kepercayaan masyarakat yang memercayakan perjananan ibadah umrahnya kepada ASBIHU. (Kendi Setiawan/Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri Sang Pencerah Muslim

Senin, 01 Januari 2018

Musim Haji, Suhu di Saudi Bisa Capai 50 Derajat Celcius

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Musim haji 1438H/2017M sudah menjelang. Kurang dari satu bulan lagi, jemaah haji Indonesia dijadwalkan secara bertahap akan mulai berangkat ke Arab Saudi. Kloter pertama rencananya akan mulai terbang ke Tanah Suci pada 28 Juli 2017 dari seluruh embarkasi di Indonesia.

Kasubag Humas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Nirwan mengimbau calon jemaah haji Indonesia untuk terus menjaga kondisi kesehatannya. Menurutnya,? persiapan kesehatan sejak dari Tanah Air sangat penting mengingat kondisi di Arab Saudi berbeda dengan di Indonesia.

Musim Haji, Suhu di Saudi Bisa Capai 50 Derajat Celcius (Sumber Gambar : Nu Online)
Musim Haji, Suhu di Saudi Bisa Capai 50 Derajat Celcius (Sumber Gambar : Nu Online)

Musim Haji, Suhu di Saudi Bisa Capai 50 Derajat Celcius

Nirwan yang sehari-hari bertugas? di RSUD Chatib Quzwain Sarolangun Jambi memperkirakan suhu di Arab Saudi pada musim haji sekitar 42-50 derajat celcius. Karenanya, jemaah diimbau untuk memperbanyak kegiatan di dalam gedung saja. Bila terpaksa keluar gedung, lanjut Nirwan, mesti memakai pelindung kepala dan kacamata hitam.

Sang Pencerah Muslim

“Jangan lupa senantiasa minum air agar terhindar dehidrasi yang diakibatkan suhu udara begitu panas. Jangan lupa membawa semprotan wajah, sesekali wajah dapat disemprot dengan air dan sering basahi rambut juga dengan air,” ujarnya sebagaimana dikutip Sang Pencerah Muslim, Jumat (30/6), dari laman Kemenag.

Sang Pencerah Muslim

Dokter Umum Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang ini mengingatkan calon jemaah haji agar tidak terlalu lelah jelang keberangkatan. Hal ini disampaikan Nirwan mengingat menjadi tradisi masyarakat Indonesia untuk menggelar walimatussafar dan menerima banyak tamu jelang keberangkatan. Nirwan berharap calon jemaah bisa mengatur waktu dengan baik sehingga cukup istirahat. Sebab, jika sampai kurang istirahat, itu bisa menyebabkan kondisi kesehatan calon jemaah menurun.

Bagi calon jamaah yang memiliki riwayat penyakit dan diharuskan membawa obat-obatan, lanjut Nirwan, maka obat dimaksud agar dicatatkan di Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) dan dicap oleh Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di embarkasi agar tidak menjadi masalah di proses imigrasi bandara kedatangan.

Nirwan juga mengimbau jemaah agar tidak perlu berlebihan membawa barang bawaan. Menurutnya, pakaian yang dibawa secukupnya saja. Makanan juga tidak perlu berlebihan karena bisa dibeli di Tanah Suci.

“Sekarang pelaksanaan haji oleh Pemerintah Indonesia sudah sangat bagus. Makanan untuk jamaah sudah disiapkan. Jadi tidak perlu berlebihan untuk membawa persiapan makanan,? termasuk tak perlu lagi membawa alat-alat untuk memasak,” tandasnya. (Red: Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Santri, Anti Hoax Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 02 Desember 2017

Alumni Pesantren Diminta Jangan Tinggalkan Ziarah

Garut, Sang Pencerah Muslim. Pengasuh pesantren Al- Munwwarah Ciloa-Limbangan Garut, KH R Agus Muhammad Soleh dalam wejangannya di depan ratusan para alumi sebelum melaksanakan tawasul di makam Alm. KH Ahmad Jauhari meminta agar mereka tidak meninggalkan tradisi ziarah.

Alumni Pesantren Diminta Jangan Tinggalkan Ziarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Alumni Pesantren Diminta Jangan Tinggalkan Ziarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Alumni Pesantren Diminta Jangan Tinggalkan Ziarah

Ia menegaskan pelaksanaan ziarah bukan perkara yang baru dalam Islam. Ini sesuai dengan tradisi yang dijalankan oleh Rasulullah saw, sepérti diungkapkan dalam riwayat hadits bahwa Rasulullah setiap tahun menziarahi makam para suhada Uhud dan suhada perang Badar.

Tidak hanya itu, tutur Muhammad Soleh yang juga ketua NU Kabupaten Garut, tradisi ziarah ? juga dilanjutkan oleh para shahabat seperti Abu Bakar ash-Shiddiq,Umar bin Khattab juga Sayyidah Fatimah az-Zahra.

Sang Pencerah Muslim

"Untuk itu para alumni dan jamaah ziarah yang hadir, jangan pernah ragu untuk berziarah mengunjungi makam para auliya, ulama, kiai dan salafushsholih sebagai wujud mahabbah kepada para kekasih Allah swt," ungkapnya dirangkain acara haul Pesantren Al- Munawwarah Ciloa Selasa (5/3/2013).

Sementara itu, Wakil Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Garut, KH Deden Abdul Hakim dalam ceramahnya yang merupakan rangkaian haul para pendiri Pesantren Ciloa dan Temu Alumi dihadapan ? para alumi dan ibu-ibu Muslimat menegaskan bahwa pendidikan di pesantren merupakan pendidikan yang bakalan mampu menyelesaikan persoalan bangsa.?

Sang Pencerah Muslim

"Problem pendidikan dan penguatan generasi bangsa ? hanya bisa diselesaikan di pesantren," paparnya.

Ia juga menganalogikan seperti halnya pohon Kawung dimana setiap elemennya mampu memberikan manfaat kepada masyarakat.

Untuk itu, seharusnya pesantren menjadi pendidikan ? alternatif guna menyelesaikan problematika bangsa, sebab bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki generasi muda yang memiliki wawasan yang tinggi dengan diimbangi kesolehan diri.

Maka dari pada itu, pendidikan pesantren tempo dulu yang mampu melahirkan ulama-ulama besar harus kembali dibangkitkan.

"Pendidikan pesantren tempo dulu yang melahirkan ulama-ulama besar, harus diselenggarakan kembali, karena dengan itu lah solusi untuk bangsa kita saat ini," paparnya.

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Zaenal Mutaqin

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Nahdlatul Sang Pencerah Muslim

Senin, 27 November 2017

Kunjungi PCNU, Kapolres Pamekasan Bahas Ujaran Kebencian

Pamekasan. Sang Pencerah Muslim - Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Pamekasan AKBP Nowo Hadi Nugroho berkunjung ke kantor PCNU setempat di Jalan R Abdul Aziz, Selasa (22/11). Kehadirannya disambut langsung oleh Ketua PCNU KH Taufiq Hasyim beserta pengurus teras PCNU.

"Kami berkunjung ke PCNU Pamekasan guna menguatkan tali silaturahmi. Alhamdulillah kehadiran kami disambut dengan hangat dan penuh keakraban," terang Kapolres AKBP Nowo.

Kunjungi PCNU, Kapolres Pamekasan Bahas Ujaran Kebencian (Sumber Gambar : Nu Online)
Kunjungi PCNU, Kapolres Pamekasan Bahas Ujaran Kebencian (Sumber Gambar : Nu Online)

Kunjungi PCNU, Kapolres Pamekasan Bahas Ujaran Kebencian

Menurutnya, NU merupakan organisasi terbesar di dunia yang menjunjung tinggi nilai keagamaan dan kebangsaan. Kesetiaannya pada NKRI tidak diragukan lagi.

"Selain bermaksud silaturahmi, kami juga sepakat untuk menjalin kesepakatan atau kerja sama secara kelembagaan," terang AKBP Nowo.

Sang Pencerah Muslim

Kiai Taufiq Hasyim membenarkan bahwa pertemuan kedua pihak menghasilkan beberapa kesepakatan. Salah satunya, berupa kerja sama tentang penyikapan atas hate speech atau ujaran kebencian.

"Insya Allah, Kamis lusa (24/11) pukul 09:00 WIB kami akan menandatangani kerja sama ini di Mapolres tentang hate speech," tetang Kiai Taufiq. (Khairul Anam/Alhafiz K)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Santri Sang Pencerah Muslim

Rabu, 22 November 2017

Ketum PBNU Dijadwalkan Temui 1.500 Alumni Pesantren Lirboyo

Subang, Sang Pencerah Muslim. Guna mengukuhkan kembali nilai Ahlusunnah wal Jamaah, Podok Pesantren Nuril Anwar Mubtadin, yang terletak di Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang, Subang Jawa Barat, bersama alumni Pondok Pesantren Lirboyo sewilayah Pasundan Jawa Barat mengelar berbagai rangkaian acara halal bihalal.

Kegiatan dimulai dengan semaan al-Quran pada Jumat (24/7) di Masjid Jami Batliyon Yonif 313 Subang, kemudian khitanan massal dan ramah tamah sekitar 1.500 alumni Pesantren Lirboyo dari 13 kabupaten se-Pasundan Jawa Barat di Pesantren Nuril Anwar Mubtadin.

Ketum PBNU Dijadwalkan Temui 1.500 Alumni Pesantren Lirboyo (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketum PBNU Dijadwalkan Temui 1.500 Alumni Pesantren Lirboyo (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketum PBNU Dijadwalkan Temui 1.500 Alumni Pesantren Lirboyo

Acara puncak akan digelar Sabtu malam yang diisi tabligh akbar. Pantia menjadwalkan Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siroj dan pengasuh Pesantren Lirboyo, Kediri, KH Abdullah Kafa Bihi Mahrus hadir sebagai penceramah dalam majelis yang direncanakan berlangsung di Kompleks Batliyon Yonif 312 Subang ini.

Sang Pencerah Muslim

 

"Dengan adanya halal bihlal dan temu kangen ini bisa mengukuhkan kembali Ahlusunnah Waljamaah ala pondok pesantren di Bumi Nusantara ini," papar pimpinan Pesantren Nuril Anwar Mubtadin, KH Jejen Zaenal Mufid.

Sang Pencerah Muslim

KH Jejen juga menyampaikan bahwa forum silaturahim tersebut sekaligus menjadi agenda menyongsong Muktamar NU yang bakal dihelat di Jombang beberapa hari ke depan. (Zenal Mutaqin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim News, Santri Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 18 November 2017

Manfaat Berpuasa dan Tips Tetap Bugar Saat Melakukannya

Pringsewu, Sang Pencerah Muslim. Selama Bulan Ramadhan, kegiatan Ngaji Ahad (Jihad) Pagi di Gedung NU Kabupaten Pringsewu diganti menjadi Jihad Sore. Kegiatan tersebut diakhiri dengan buka puasa bersama. Materi pada kegiatan pekan perdana, Ahad (12/6) mengangkat tema Manfaat Puasa bagi Kesehatan dan Tips Puasa Tetap bugar.

Manfaat Berpuasa dan Tips Tetap Bugar Saat Melakukannya (Sumber Gambar : Nu Online)
Manfaat Berpuasa dan Tips Tetap Bugar Saat Melakukannya (Sumber Gambar : Nu Online)

Manfaat Berpuasa dan Tips Tetap Bugar Saat Melakukannya

Materi tersebut disampaikan oleh seorang dokter muda yang juga Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Pringsewu dr. Ulinnoha. Mengawali pemaparannya, dokter yang juga alumni Pondok Pesantren Futuhiyah Mranggen Jawa Tengah ini membacakan ayat Al-Quran yang menjadi dasar ibadah puasa yaitu Surat Al-Baqarah ayat 183.

Menurutnya, selain mendapatkan predikat taqwa dari sisi ibadah, ternyata puasa memiliki manfaat yang luar biasa dari sisi kesehatan. "Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para pakar kesehatan menunjukkan bahwa puasa memiliki pengaruh positif bagi kesehatan," katanya.

Sang Pencerah Muslim

Dr. Ulin menjelaskan bahwa puasa ternyata baik bagi jantung, ginjal dan pembuluh darah. "Secara psikologis orang yang berpuasa juga cenderung stabil, tenang dan memiliki pola pikir yang tajam," tambahnya. Manfaat lain yang bisa diambil dari puasa menurutnya adalah meningkatnya daya tahan tubuh dan kesuburan, mencegah diabetes dan kelebihan nutrisi serta dapat meredakan radang sendi.

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, saat orang berpuasa tubuh akan secara otomatis menggunakan cadangan energi yang ada didalam tubuhnya untuk menyeimbangkan metabolisme tubuh. "Energi cadangan atau bongkaran yang dihasilkan dari hati dan organ organ tubuh lainnya ini memiliki kekuatan 10 kali lipat dari energi biasanya," jelasnya.

Menurutnya inilah kemungkinan salah satu rahasia yang menjadi sebab mengapa kekuatan energi kaum muslimin bertambah ketika melakukan peperangan dibulan puasa pada zaman Rasulullah SAW.

Pada Jihad Sore yang dihadiri Bupati Pringsewu H. Sujadi ini, dr. Ulin juga memberikan beberapa tips agar puasa tetap bugar. Hal yang perlu diperhatikan adalah pola makan ketika sahur dan berbuka puasa.

"Saat sahur perbanyak makanan berserat, makanan yang banyak mengandung protein, perbanyak asupan cairan dan batasi konsumsi garam. Dan saat berbuk dahulukan makanan yang manis, cukupi karbohidrat dan hindari banyak makanan berminyak," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Kyai, Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 11 November 2017

Muludan di Empang Milik Ujang Abrehom

Subang, Sang Pencerah Muslim?

Embusan angin malam menghiasi pembacaan Al-Barzanji diiringi alunan hadroh yang dilakukan puluhan anggota Rijalul Ansor di Kampung Katomas, Desa Sumbersari, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Sabtu (24/12).

Muludan di Empang Milik Ujang Abrehom (Sumber Gambar : Nu Online)
Muludan di Empang Milik Ujang Abrehom (Sumber Gambar : Nu Online)

Muludan di Empang Milik Ujang Abrehom

Acara yang dibalut dengan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut, dilakukan ditengah-tengah empang milik Ketua Rijalul Ansor Kabupaten Subang, Ujang Abrehoom.

Para peserta terlihat menempati posisi di sejumlah titik sekitaran empang tersebut. Tampak beberapa bendera NU, Ansor dan Rijalul Ansor ditancapkan dibeberapa sudut empang tersebut seluas 3200 meter persegi. Terlihat juga puluhan santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Musri duduk rapi di median jalan utama jalur Pamanukan-Bandung.?

Ketua Rijalul Ansor Kabupaten Subang Ujang Abrehom mengatakan, kegiatan Maulid Nabi di tengah-tengah empang ini rutin dilakukan setiap tahunnya.

Sang Pencerah Muslim

"Sudah tiga tahun semenjak empang ini dibuat rutin menggelar Maulid Nabi di sini. Ngalap berkah semoga usaha empang tambak ikan ini barokah," ujarnya kepada Sang Pencerah Muslim.

Selain menyelenggarakan Maulid Nabi, kata Ujang, empang tersebut juga kerap dijadikan ajang berkumpul, diskusi dan ngaji bareng anggota Rijalul Ansor.

"Sekalian buat ajang kaderisasi anak-anak muda NU. Meski tidak formal, namun anak-anak kampung sekitar cukup antusias mengikuti kegiatan disini," katanya.

Hadir dalam maulid Nabi tersebut, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Subang Asep Alamsyah Heridinata, tokoh masyarakat dan puluhan santri. Tampil sebagai penceramah KH Muhdi Abdurohman selaku pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Musri, Pagaden. (Ade Mahmudin/Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Hadits, Santri Sang Pencerah Muslim

Selasa, 24 Oktober 2017

Waketum PBNU: Bedakan NU sebagai Jamaah dan Jamiyah

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Wakil Ketua Umum PBNU, KH Slamet Effendy Yusuf menyatakan, warga Nahdliyin harus bisa membedakan antara NU sebagai jamaah dan jam’iyah. Bagi dia, meski tanpa jam’iyah NU akan tetap jalan sebagai jamaah, tetapi itu bukan yang dirinya maksud.

Waketum PBNU: Bedakan NU sebagai Jamaah dan Jamiyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Waketum PBNU: Bedakan NU sebagai Jamaah dan Jamiyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Waketum PBNU: Bedakan NU sebagai Jamaah dan Jamiyah

Pernyataan itu dipaparkan saat dirinya membuka Konferensi Cabang NU Jepara ke-31 yang berlangsung di aula lantai Gedung NU Jepara, Jl Pemuda 51, Ahad (15/11) siang.

Cermin dari jam’iyah menurut pria kelahiran Purwokerto, 12 Januari 1948 itu benar-benar menjalankan roda organisasi baik menjalankan program, laporan pertanggungjawaban maupun pengawasan.

Sang Pencerah Muslim

“Kalau ada pengurus cabang yang datang ke PBNU dan menanyakan cabang mana yang paling baik, saya akan jawab Cabang Jepara,” harap dia agar PCNU Jepara menjadi yang terbaik.

Statemen yang dia utarakan cukup beralasan karena PCNU Jepara memiliki lembaga pendidikan mulai tingkat dini hingga perguruan tinggi. Banyak mengelola lembaga perekonomian dan masih banyak lagi segudang aset lain.

Sang Pencerah Muslim

“Jika kita tidak bisa memahami antara jamaah dan jamiyyah, Kesultanan Brunei yang mengamalkan tahlil dan qunut kita anggap NU,” lanjut Slamet.

Selain itu, ia berpesan NU harus mempunyai pengurus yang riil dan bukan pengurus jadi-jadian. Di samping itu, kepada ratusan perwakilan Ranting dan MWCNU se-Jepara menjadi seorang ketua tidak boleh terlibat dalam partai politik.?

Pesan lain yang disampaikan dalam kesempatan itu, menjadi warga NU harus yakin tradisi yang dijalankan warga Nahdliyin merupakan sesuatu yang baik. “Meski kita sering mendengar radio MTA dan menyimak TV Rodja yang hendak memporak-porandakan tradisi, kita anggap saja sebagai hiburan,” tegasnya.

Ormas tetangga yang mengganggap tradisi NU itu tahayul, bidah dan churofat (TBC), toh tatkala makam tokoh ormas tersebut hilang, anehnya belakangan malah membolehkan ziarah.

Ia juga menambahkan jika selama ada kiai yang menolak bantuan pemerintah, maka menurut dia patut diluruskan. Seharusnya pemerintah hukumnya wajib membantu ormas. Apalagi sesuai dengan edaran Mendagri tentang bantuan kepada ormas yang ada sebelum kemerdekaan. Sebab NU adalah rakyat yang mesti dihidupkan.

“Ada atau pun tidaknya bantuan, kita harus terus menggerakkan jamaah dan jam’iyah kita,” pungkasnya sembari mengucapkan salam dari Rais Aam, KH Ma’ruf Amin dan Ketum PBNU, KH Said Aqil Siraj. (Syaiful Mustaqim/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Meme Islam, Santri Sang Pencerah Muslim

Senin, 23 Oktober 2017

Fiqih Islam Berbahasa Melayu Karya Syaikh Dawud Pattani

Ini adalah halaman sampul dari kitab “Sullamul Mubtadî fî Ma’rifah Tharîqatil-Muhtadî” karangan seorang ulama besar Nusantara dari Kesultanan Melayu Pattani (kini Thailand Selatan), yaitu Syaikh Dâwûd ibn ‘Abdullâh al-Fathânî (dikenal dengan Syaikh Dawud Pattanil, w. 1847 M).

Kitab “Sullamul Mubtadî” berisi kajian fiqih Islam bagian ibadah dan mu’amalah secara lengkap dan ringkas yang ditulis dalam bahasa Melayu beraksara Arab (Jawi). Saya mendapatkan versi cetak dari kitab ini edisi terbitan Maktabah Musthafâ al-Bâbî al-Halabî, Kairo, dengan tahun cetak 1354 Hijri (1935 Masehi), dengan tebal 52 halaman.

Kitab ini sangat populer keberadaannya di kawasan Melayu Semenanjung (kini Malaysia dan Thailand Selatan), serta di beberapa kawasan di Aceh, Palembang, Medan, dan sebagian kawasan Melayu Sumatra lainnya. Di beberapa pesantren dan instutusi pendidikan Islam di kawasan tersebut, kitab “Sullamul Mubtadî” masih lestari dikaji dan diajarkan hingga saat sekarang ini.

Fiqih Islam Berbahasa Melayu Karya Syaikh Dawud Pattani (Sumber Gambar : Nu Online)
Fiqih Islam Berbahasa Melayu Karya Syaikh Dawud Pattani (Sumber Gambar : Nu Online)

Fiqih Islam Berbahasa Melayu Karya Syaikh Dawud Pattani

Dalam kata pengantarnya, Syaikh Dawud Pattani menjelaskan jika kitab ini ditulis untuk merangkum pengetahuan hukum Islam secara ringkas. Beliau menulis;

Sang Pencerah Muslim

?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ?

(Maka ini adalah sebuah risalah yang kecil ukurannya namun banyak faedahnya dan agung manfaatnya, sekaligus mencukupi bagi orang-orang awam dari umat Muslim untuk mengetahui apa-apa yang wajib atas mereka dari kewajiban-kewajiban agama. Aku menamakannya “Sullamul Mubtadî fî Ma’rifah Tharîqatil Muhtadî”).

Sang Pencerah Muslim

Pada halaman sampul, judul kitab ini dilengkapi dengan sub-judul yang menegaskan jika isi kajian kitab ini berdasarkan manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja). Tertulis di sana: “Sullamul Mubtadî fî Ma’rifah Tharîqatil Muhtadî” … “Pada Bicara Ushûluddîn Atas Jalan Ahlussunnah wal Jamâ’ah dan Hukum Fiqih”.

Penegasan ini tampaknya perlu disampaikan oleh Syaikh Dawud Pattani, mengingat pada masa kitab ini ditulis, tengah muncul sebuah aliran baru dalam sejarah pemikiran Islam, yaitu kelompok Wahhabisme yang diprakarsai oleh Muhammad ibn ‘Abdul Wahhâb dari Nejd (w. 1793 M) yang berhaluan puritan dan berseberangan dengan ulama mayoritas (sawâd a’zham) yang berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah. Kelompok Wahhabisme tidak mengakui madzhab fiqih dalam Islam, cenderung mengkafirkan, membid’ahkan, dan memusyrikkan ajaran dan amalan kelompok Muslim lain yang tidak sealiran dengan mereka. Meski demikian, kelompok ini gemar mengusung jargon kamuflatif, yaitu “ajaran Sunnah, ajaran Salaf, ajaran Islam yang murni yang paling sesuai Alqur’an dan hadits”. Kelompok ini pada masa-masa awal kemunculannya mendapat reaksi penolakan dari jumhur ulama Muslim di hampir seluruh belahan dunia Islam.

Adapun isi kitab “Sullam al-Mubrtadî”, maka ia dibagi ke dalam satu (1) bab dan enam belas (16) kitab (sub-kajian). Satu bab tersebut mengkaji khusus tentang masalah keimanan (aqidah atau theology), sementara ke-16 sub-kajian tersebut mencakup; (1) hukum shalat, (2) hukum zakat, (3) hukum puasa, (4) hukum haji [nusuk], (5) hukum hewan sembelihan dan akekah, (6) hukum jual beli, (7) hukum waris dan wasiat, (8) hukum nikah, (9) hukum rujuk dan iddah, (10) hukum jinayat [pidana], (11) hukum hudud, (12) hukum jihad, (13) hukum pacuan kuda dan memanah, (14) hukum sumpah dan nazar, (15) hukum saksi dan kehakiman, dan (16) hukum membebaskan perbudakan.

Kitab “Sullam al-Muhtadî” ini kemudian di-syarh (penjelasan dan komentar) oleh cucu sang pengarang dari jalur ibu, yaitu Syaikh Muhammad Nûr ibn Muhammad ibn Ismâ’îl al-Fathhânî al-Makkî (dikenal dengan Syaikh Nur Pattani, w. 1363 H/ 1943 M). Syarh tersebut berjudul “Kifâyatul Muhtadî fî Syarhi Sullamil Mubtadî” yang ditulis di Makkah pada tahun 1351 H/ 1932 M.

Dalam kolofon, diterangkan bahwa kitab ini diselesaikan pada hari Senin, tanggal 13 Rajab tahun 1252 Hijri (bertepatan dengan 20 Oktober 1836 M). Melihat titimangsa ini, penulisan karya “Sullamul Mubtadî” menjadi estafet penerus penulisan kitab fiqih Islam dalam bahasa Melayu yang ditulis sebelumnya, yaitu “Sabîl al-Muhtadîn fî al-Tafaqquh bi Amr al-Dîn” karangan Syaikh Muhammad Arsyad Banjar (selesai ditulis pada tahun 1193 Hijri/ 1779 Masehi).

Syaikh Dawud Pattani menulis;

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

(Telah sempurnalah maksud hamba yang fakir kepada Allah Ta’ala Dâwûd ibn ‘Abdullâh al-Fathânî daripada meterjemahkan risalah yang bernama “Sullamul Mubtadî fî Bayân Tharîqil-Muhtadî [ ………. ] pada hari Isnin 13 hari bulan Syawwal al-Asham pada Hijrah Nabi 1252).

Data kolofon di atas adalah data yang terdapat pada cetakan al-Halabi Kairo (1354 H/ 1935 M). Ketika saya membandingkan data ini dengan data yang terdapat pada versi cetakan al-Hidayah House, Kuala Lumpur (2012), tampaknya ada kesalahan penulisan nama bulan pada data versi cetaka al-Halabi Kairo tersebut. Yang benar, data seharusnya seharusnya adalah bulan “Rajab”, bukan “Syawwal”, karena (1) julukan “al-Asham” untuk bulan Hijri adalah “Rajab” dan bukan “Syawwal”, dan (2) ketika dilihat kalender Hijri pada 13 Syawwal 1252 Hijri, didapati harinya adalah “Jum’at”. Sementara Syaikh Dawud mengatakan selesai penulisannya hari “Senin”. Sementara tanggal 13 Rajab 1252 sama dengan hari “Senin”.

Pengarang kitab ini, yaitu Syaikh Dawud Pattani, tercatat sebagai ulama Nusantara dari Pattani terbesar sepanjang sejarahnya. Beliau lahir di Kampung Kerisik, Pattani, sebuah perkampungan tua yang dipercaya sebagai titik tolak berkembangnya agama Islam di wilayah itu. Syaikh Maulana Malik Ibrahim, salah satu tokoh Wali Songo dikabarkan lebih dulu berdakwah di Kerisik sebelum akhirnya pindah ke Gresik di Jawa Timur.

Tahun kelahiran Syaikh Dawud Pattani belum terlacak, tetapi diperkirakan pada paruh kedua abad ke-18 M. Jejak langkah dan pemikiran Syaikh Dawud mulai terlacak dengan jelas setelah beliau berada di Haramain (Makkah dan Madinah). Syaikh Dawud berada di Kota Suci itu satu angkatan (meski lebih yunior) dengan Syaikh Abdul Shamad Palembang, Syaikh Arsyad Banjar, Syaikh Nafis Banjar, dan Syaikh Abdul Rahman Betawi. Hanya saja, ketika nama-nama yang disebut itu kembali pulang ke Nusantara, Syaik Dawud Pattani tetap berada di Haramain dan mengajar di Masjidil Haram hingga akhir hayatnya.

Syaikh Dawud Pattani tercatat sangat produktif menulis. Di antara karya tulis beliau adalah; (1) Nahjur Râghibîn wa Subulul Muttaqîn, ditulis tahun 1234 H/ 1818 M, (2) Hidâyaul Muta’allimîn wa ‘Umdatul Mu’allimîn, ditulis tahun 1244 H/ 1828 M, (3) Fathul Mannân li Shafwah Zubad Ibn Ruslân, ditulis tahun 1249 H/ 1832 M, (4) Bughyah al-Thullâb yang merupakan ringkasan dari “Sabîlul Muhtadîn” karya Syaikh Arsyad Banjar, (5) Sullamul Mubtadî yang kita bicarakan ini, selesai ditulis tahun 1252 H/ 1836 M, (6) al-Jawâhirus Saniyyah, ditulis tahun 1252 H/ 1836 M, (7) Furû’ul Masâ’il wa Ushûlul Wasâ’il, ditulis tahun 1254 H/ 1838 M, dan lain-lain. Karya-karya Syaikh Dawud diterbitkan di Timur Tengah (Makkah dan Kairo) dan tentu saja di Nusantara (Pattani, Malaysia, dan Indonesia).

Syaikh Dawud wafat di Thaif pada 1264 H/ 1847 M. (A. Ginanjar Sya’ban)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Pertandingan, Lomba Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock