Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 Februari 2018

Pesantren Peninggalan Kiai Siraj Kini Sepi Santri

Solo, Sang Pencerah Muslim. Tak jauh dari kantor PCNU Surakarta di Jalan Panularan Solo, JawaTengah, kira-kira 200 meter ke arah selatan, terdapat sebuah pesantren. Nama pesantren terpampang jelas di tembok berwarna hijau, “Pondok Pesantren As-Siraj”.

Pesantren Peninggalan Kiai Siraj Kini Sepi Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Peninggalan Kiai Siraj Kini Sepi Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Peninggalan Kiai Siraj Kini Sepi Santri

Saat Sang Pencerah Muslim berkunjung ke pesantren yang memiliki bangunan bertingkat empat tersebut belum lama ini, suasana pesantren terlihat sangat sepi. Tak lama seorang kakek menyambut kedatangan kami.

“Pondok ini hampir sudah 4 tahun vakum, sekarang hanya tinggal 4 santri, tapi 2 orang sudah lulus,” ungkap kakek yang bernama Mujab Shoimuri (73) itu.

Sang Pencerah Muslim

Mujab kemudian berkisah tentang riwayat pondok As-Siraj ini. “Pesantren ini dibangun Mbah Siraj (Kiai Ahmad Siraj Umar), kakek saya. Pada awalnya hanya sebuah gedhek. Kemudian setelah Mbah Siraj wafat tahun 1961, pesantren diasuh oleh ayah saya Kiai Shoimuri,” kenangnya.

Sang Pencerah Muslim

Pada zaman dulu, Pesantren As-Siraj sangatlah ramai, begitu pula dengan lingkungan di sekitar pesantren. Sebab, selain karena ketokohan Kiai Siraj, di sekitarnya juga terdapat berbagai lembaga pendidikan terkenal seperti Pesantren Jamsaren, Al-Islam, Mambaul Ulum dan lain sebagainya.

“Sesudah KH Shoimuri wafat, pondok diasuh oleh adik saya, KH Mubin Shoimuri. Saat dipegang Mubin kemudian tempat ini dibangun rumah dan pondok yang bagus. Santri lambat laun juga bertambah banyak, kalau bulan puasa bahkan ada sekitar 200 santri yang ikut mengaji di sini. Semuanya dicukupi mulai dari makan, pakaian dan lain-lain,” terangnya.

Kiai Mubin mengasuh pondok sampai akhirnya dia wafat pada tahun 2007. Sebagai catatan, Kiai Mubin juga pernah mengemban amanah sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Surakarta 2003-2008.

Setelah KH Mubin meninggal, satu persatu santri yang lulus meninggalkan pesantren. Entah bagaimana persoalannya, namun pada akhirnya kondisi pesantren menjadi sepi.

Di akhir pertemuan kami, Mujib masih menyimpan harapan untuk masa depan pesantren ini. “Semoga dapat kembali seperti dulu,” tuturnya singkat. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Quote Sang Pencerah Muslim

Jumat, 02 Februari 2018

Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Ketua Umum NU KH Said Aqil Siroj (Kang Said) menyayangkan kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan kelompok lain yang ingin memaksakan pahamnya di Indonesia. Kang Said menceritakan peralihan kepemimpinan dari Khilafah Turki Utsmani yang sama sekali tidak bisa dipertahankan menuju negara kebangsaan di pelbagai belahan di Timur Tengah.

“Teman-teman Hizbut Tahrir dan teman-teman lain yang membawa paham politik khilafah tidak pernah akan cocok. Mereka akan berbenturan dengan kenyataan sejarah dan keragaman paham, agama, suku, serta bahasa di Indonesia,” kata Kang Said membuka dialog perdamaian pelajar internasional yang digagas Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Jakarta, Jumat (29/4) sore.

Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Usung Khilafah di Indonesia Tidak Cocok

Setelah Turki Utsmani runtuh pada tahun 1924, para pemikir Muslim di Timur Tengah mengadakan pertemuan untuk merajut kembali kekuasaan terpusat Islam. Namun mereka terjebak pada siapa khalifah dan di mana pusat kekuasaan.

Sang Pencerah Muslim

Sementara di tengah mereka bangkit kekuatan politik yang berbasis kebangsaan. Kekuatan yang menamakan diri kelompok nasionalis-sosialis Arab ini ternyata berhasil menggalang konsolidasi mengusir kolonial Eropa dari tanah Arab. Mereka kemudian berhasil mendirikan negara berasas kebangsaan.

Pertemuan para pemikir Muslim tidak menemukan satu kesepakatan. Pada sisi lain gerakan mereka juga tidak bertemu dengan ideologi kebangsaan yang diusung kelompok nasionalis setempat. Pemikir muslim jalan sendiri. Kelompok nasionalis jalan sendiri. Kedua kelompok ini bersitegang hingga sekarang.

Sang Pencerah Muslim

“Di Indonesia kondisinya berbeda. sejak awal pergerakan kemerdekaan, kelompok para kiai dan kelompok nasionalis saling membahu untuk menggalang kekuatan massa untuk mengusir penjajah. Jadi mustahil membangun sistem khilafah di sini,” tandas Kang Said. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Pertandingan, Santri Sang Pencerah Muslim

Kamis, 01 Februari 2018

NU-Muhammadiyah Pati Dorong Kesadaran Berzakat

Pati, Sang Pencerah Muslim

Nahdlatul Ulama mendorong pentingnya gerakan penyadaran zakat kepada orang-orang yang wajib menunaikannya (muzakki). Dorongan ini muncul dari Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati KH M Aniq Muhammadun dan Ketua PCNU Pati H Ali Munfaat.

Keduanya hadir dalam Focus Group Discussion yang diselenggarakan Prodi Manajemen Zakat Wakaf Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Jumat (15/1) lalu.

NU-Muhammadiyah Pati Dorong Kesadaran Berzakat (Sumber Gambar : Nu Online)
NU-Muhammadiyah Pati Dorong Kesadaran Berzakat (Sumber Gambar : Nu Online)

NU-Muhammadiyah Pati Dorong Kesadaran Berzakat

Hal senada juga disampaikan Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Pati Sutaji. Menurutnya, potensi besar zakat di Pati mesti digerakkan oleh seluruh elemen masyarakat. “Potensi zakat di Pati ini secara individu adalah 20 miliar,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Sutaji juga berharap, Prodi Manajemen Zakat Wakaf Ipmafa mampu melahirkan kader-kader amil (pengelola) zakat yang jujur, amanah, dan profesional. Kader-kader inilah yang nanti diharapkan mampu menggerakkan potensi zakat untuk program pengentasan kemiskinan dan keterbelakangan umat.

Sang Pencerah Muslim

“Program ‘Berhenti Miskin’ harus terus disosialisasikan supaya umat Islam lepas dari belenggu kemiskinan menuju kemandirian dan kesejahteraan,” ujarnya memberi semangat.

Imam Zarkasih selaku Ketua Baznas Pati menyampaikan, Ipmafa harus melahirkan lulusan amil zakat yang memiliki kompetensi ilmu fiqih, hukum, dan regulasi; kompetensi di bidang manajemen; dan kompetensi di bidang komunikasi.

Hadir pula dalam kesempatan itu Muslihan dari Penyelenggara Syariah Kemenag Pati, Syafii dari Baitul Mal Fastabiq, Mumu Mubarak dari Arta Mas Syariah, Samidi dari BMT Al-Fath, beberapa perwakilan dari LAZISNU. (Red: Mahbib)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Minggu, 28 Januari 2018

Ikrar Islam Wasatiyah, Upaya MUI Perkuat Komitmen Kebangsaan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis menyatakan, Ikar Islam wasatiyah merupakan upaya untuk memastikan pengurus dan dai MUI dari pusat hingga wilayah memiliki komitmen kebangsaan yang kuat.

“Bahwa di dalam berdakwah itu harus berada dalam koridor NKRI dan Pancasila. Dan itu meneguhkan bahwa Islam dan Pancasila sebagai dasar negara ini sebagai sesuatu yang final,” kata Kiai Cholil usai pembukaan acara Halaqah Dakwah Nasional di Hotel Rivoli Jakarta, Senin (13/11).

Menurut dia, hubungan agama dan negara itu sudah jelas bagi bangsa Indonesia dan tidak perlu dipersoalkan lagi. Bahkan, keduanya saling membutuhkan. Agama membutuhkan negara untuk merapikan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan negara juga membutuhkan agama untuk menerapkan nilai-nilai yang baik dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Ikrar Islam Wasatiyah, Upaya MUI Perkuat Komitmen Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ikrar Islam Wasatiyah, Upaya MUI Perkuat Komitmen Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ikrar Islam Wasatiyah, Upaya MUI Perkuat Komitmen Kebangsaan

“Oleh karena itu ketika kita berdakwah jangan mengotak-atik sesuatu yang sudah final karena itu kontra produktif,” jelasnya.

Selain itu, Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia itu juga menjelaskan, Ikar Islam wasatiyah bertujuan untuk menciptakan dakwah yang berlandaskan kepada akhlak yang mulia. Namun demikian, ia menyatakan, MUI tegas kepada aliran-aliran yang sesat dan menyimpang. 

Kiai Cholil menyebutkan, jika ada pengurus MUI, khususnya komisi dakwah, yang melanggar Ikar Islam wasatiyah maka akan diserahkan kepada komite dakwah.

Sang Pencerah Muslim

“Yang bisa melakukan tindakan dari mulai peringatan tertulis sampai pemberhentian ketika keluar dari koridor kerangka, komitmen ikrar dakwah yang kita bacakan bersama. Ini akan terus dilanjutkan dengan ikrar dakwah di tingkat (pengurus MUI) kabupaten kota,” urainya.

Berikut Ikar Islam Wasatiyah yang diucapkan oleh Pengurus Komisi Dakwah MUI Pusat dan Wilayah:

    Kami dai dan daiyah Majelis Ulama Indonesia dengan ini berikrar:

Sang Pencerah Muslim

    

    Satu, dakwah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila, Undang-





    Undang Dasar Tahun 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika;

    

    Dua, melindungi dan membimbing umat dari ajaran sesat dan menyimpang;

    

    Tiga, berdakwah dengan berpijak pada nilai-nilai akhlaqul karimah dan kearifan lokal

    

    Empat, menjaga dan memupuk ukhuwah islamiyah, ukhuwah insaniyah, dan ukhuwah wathaniyah;

    

    Lima, saling menghargai, menghormati, dan bersinergi dengan seluruh aktivis dakwah;

    

    Enam, menyebarkan dakwah sesuai dengan ilmu yang dimiliki;

    

    Tujuh, senantiasa melestarikan dan menyebarkan aqidah islamiyah ala manhaj Ahlussunnah wal





    Jama’ah. 

     

    Jakarta, 13 November 2017 M / 24 Safar 1439 H

(Muchlishon Rochmat)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Quote Sang Pencerah Muslim

Selasa, 23 Januari 2018

Kenalkan IPNU-IPPNU Lewat Mopdik

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mengenalkan peserta didik baru baik di MTs dan MA sederajat ke-IPNU-IPPNU-an lewat kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik (Mopdik).

Kenalkan IPNU-IPPNU Lewat Mopdik (Sumber Gambar : Nu Online)
Kenalkan IPNU-IPPNU Lewat Mopdik (Sumber Gambar : Nu Online)

Kenalkan IPNU-IPPNU Lewat Mopdik

Kegiatan yang dilaksanakan serentak di 15 kecamatan tersebut dimulai Kamis-Jumat (10-25/7) mendatang. Pelaksanaannya sesuai jadwal Mopdik di masing-masing madrasah yang ditangani Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU setempat.

Sasaran agenda tahunan tersebut adalah seluruh MTs dan MA di Kabupaten Jepara yang berjumlah 159, ditambah SMP, SMA dan SMK umum. “Materinya memang IPNU-IPPNU namun kami juga menyisipkan materi ke-NU-an dan ke-Aswaja-an,” kata M Khoironi, Ketua PC IPNU Jepara.

Sang Pencerah Muslim

Dihubungi via telepon, ia menjelaskan sisipan kegiatan tersebut untuk mengenalkan dan mendoktrin peserta didik tentang organisasi pelajar NU. “Harapannya mereka tidak mudah goyah saat dirong-rong ideologinya,” jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

Ia mengatakan pemberian materi IPNU-IPPNU pada saat Mopdik merupakan momen yang tepat. Apalagi mayoritas madrasah yang ada di Jepara berbasis NU.

Beberapa tahun terakhir, pihaknya juga menggandeng sekolah umum SMP, SMA dan SMK baik negeri maupun swasta dengan kegiatan serupa. Hasilnya, sekolah yang digandeng memberikan respon positif. “Ini menjadi bukti IPNU-IPPNU bisa diterima sekolah diluar Maarif,” tambah Khoironi.

? ?

Ia berharap kerjasama yang dilakukan dengan madrasah maupun sekolah umum terus terjalin erat sehingga IPNU-IPPNU kian diminati pelajar. Khususnya pelajar di madrasah maupun pelajar di sekolah umum. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Kyai Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 20 Januari 2018

Gus Sholah: Kalau Hanya Puasa Fisik, di Bulan Ramadhan Tetap Ditangkap KPK

Jombang, Sang Pencerah Muslim - Pengasuh Pesantren Tebuireng Kabupaten Jombang KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) menyatakan kegelisahannya atas kelaziman pemaknaan puasa yang hanya berarti penahanan makan, minum, dan hubungan badan. Kalau pemaknaan tunggal seperti ini yang dipegang, tidak heran kalau ada saja pejabat yang melakukan perbuatan menyimpang.

Demikian disampaikan Gus Sholah pada acara silaturahim dan halal bihalal bersama pengasuh dengan seluruh dewan guru dan karyawan pesantren setempat, Sabtu (1/7).

Gus Sholah: Kalau Hanya Puasa Fisik, di Bulan Ramadhan Tetap Ditangkap KPK (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Sholah: Kalau Hanya Puasa Fisik, di Bulan Ramadhan Tetap Ditangkap KPK (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Sholah: Kalau Hanya Puasa Fisik, di Bulan Ramadhan Tetap Ditangkap KPK

"Bulan Ramadhan kok malah tertangkap KPK," sergahnya.

Mantan Wakil Ketua Komnas HAM ini menegaskan bahwa para pejabat dan wakil rakyat yang tertangkap mungkin saja tengah menjalankan puasa. "Tapi yang puasa hanya mulutnya," tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Oleh sebab itu, umat Islam harus terus menjaga spirit puasa usai Ramadhan. "Agar mampu meraih derajat sebagai hamba yang bertakwa," pungkasnya. (Ibnu Nawawi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Kajian Islam, Kyai Sang Pencerah Muslim

IPNU-IPPNU Gelar Peluncuran Perdana Kongres

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) menyelenggarakan peluncuran perdana Kongres XVII IPNU dan Kongres XVI IPPNU di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (11/28).

IPNU-IPPNU Gelar Peluncuran Perdana Kongres (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Gelar Peluncuran Perdana Kongres (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Gelar Peluncuran Perdana Kongres

Acara ini bersamaan dengan pembukaan Jambore Pelajar dan Santri  Nusantara. Hadir dalam kesempatan ini Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin, Rais Syuriyah PWNU Sumsel KH Mudarris SM, serta Ketua PWNU Sumsel Amri Siregar.

Peluncuran perdana menandai resminya Kongres IPNU-IPPNU yang dihelat 30 November hingga 4 Desember 2012, di Asrama Haji Palembang dengan tema “Pendidikan Untuk Semua Menuju Kemandirian Bangsa”.

Sang Pencerah Muslim

Ketua Umum IPNU Ahmad Syauqi menyatakan, tema kemandirian relevan diangkat di tengah keterpurukan kondisi bangsa di hampir semua level kehidupan. Indonesia terpuruk karena belum mampu independen dalam mengelola nasibnya sendiri.

Sang Pencerah Muslim

“Di kongres, kami mengundang para elit pemimpin bangsa ini. Hal ini semata-mata agar permasalahan dan nasib pendidikan, pelajar dan santri benar-benar diperhatikan. Bukan hanya oleh kalangan masyarakat, melainkan juga oleh segenap elit bangsa,” kata Syauqi.

Syauqi berharap, Kongres IPNU-IPPNU menjadi penyampai pesan bahwa pendidikan di Tanah Air masih jauh dari ideal. Perhatian serius mesti dilakukan karena akses pendidikan dinilai belum merata ke semua pihak dan hasil yang dicapai belum mendukung pembentukan karakter pelajar.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock