Tampilkan postingan dengan label Ubudiyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ubudiyah. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 Maret 2018

GP Ansor Purworejo Unjuk Rasa Tolak ISIS

Purworejo, Sang Pencerah Muslim. Gerakan Islam radikal Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) yang meresahkan masyarakat di berbagai belahan dunia menuai penolakan dari Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

GP Ansor Purworejo Unjuk Rasa Tolak ISIS (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Purworejo Unjuk Rasa Tolak ISIS (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Purworejo Unjuk Rasa Tolak ISIS

Sekitarseratusan anggota organisasi kepemudaan tersebut melakukan aksi long march dan orasi di depan Mapolres Purworejo, Kamis (2/4). Sepanjang perjalanan dari halaman gedung PCNU di Jalan Kepatihan hingga Mapolres, mereka berorasi sambil membawa poster berisi kecaman terhadap ISIS. Aksi tersebut merupakan anjuran dari Pengurus Pusat dan Pengurus Wilayah GP Ansor Jawa Tengah serta petunjuk dari para alim ulama.

Pada kesempatan tersebut sang orator yang juga Ketua GP AnsorPurworejo, Muhammad Haikal mengajak kepada masyarakat untukwaspada terhadap gerakan radikalisme dan ISIS di Purworejo.

Sang Pencerah Muslim

"Ansor tidak ingin masyarakat Purworejo resah dengan adanya gerakan ISIS dan radikalisme. Untuk itu kami meminta Bupati, Polri dan TNI serta mengajak masyarakat untuk sama-sama menyatakan sikap menolak ISIS di Purworejo," ucap Haikal, usai melakukan orasi di depanMapolres Purworejo.

Sang Pencerah Muslim

Haikal mengatakan, sebagai tindak lanjut aksi tersebut GP Ansor dan Banser siap mengawal aparat keamanan dalam menjalankan tugas pengamanan di Kabpaten Purworejo. Pihaknya juga akan melakukan sosialisasi di semua lapisan kepengurusan Ansor dan Banser dari tingkat PAC sampai ranting. Sosialisasi juga akan dilakukan di lingkungan masyarakat.

"Kami siap menggerakkan masa jika ditemukan ancaman ISIS di Purworejo. Sosialisasi akan terus kami lakukan untuk mencegah adanya ancamaradikalisme serta ISIS di Purworejo," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama Kapolres Purworejo AKBP Roma Hutajulu mengatakan, pihaknya mengharap dukungan serta sinergitas GP Ansor dan Banser untuk bersama-sama menjaga Purworejo dari ancaman radikalisme dan ISIS. Selain itu, pihaknya juga mengharapkan kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat untuk sigap jika menjumpai adanya hal yang mencurigakan.

"Aparat kepolisian selalu siap mengantisipasi ancaman keamanan di Purworejo. Meski demikian dukungan dari semua pihak sangat kamiharapkan untuk membantu kinerja kami. Termasuk dalam menangkal radikalisme dan ISIS," ucapnya. (Lukman/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Nusantara, Makam Sang Pencerah Muslim

Minggu, 04 Maret 2018

Apakah Hadits Nabi Dicatat Sejak Masa Sahabat?

Dalam kajian ilmu hadits, para ulama kebanyakan menyebutkan bahwa permulaan hadits disusun dan dicatat adalah sekitar abad kedua Hijriyah oleh Ibnu Syihab az Zuhri, atas titah Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Dinasti Umayyah. Pendapat ini dikuatkan oleh Imam Malik bin Anas.

Disebabkan oleh jauhnya jarak waktu antara masa hidup Nabi dengan mulai disusunnya kitab-kitab hadits, hal ini menjadi sasaran kritik pengkaji hadits orientalis maupun kalangan Muslim sendiri. Keaslian hadits sebagai sumber hukum Islam diragukan.

Mereka menyebutkan bahwa keterlambatan penyusunan hadits ini disebabkan beberapa kecenderungan. Pertama, konon budaya lisan di periode awal Islam lebih populer bagi kalangan sahabat dan tabiin, begitu pula kemampuan hafalan mereka yang luar biasa. Alasan kedua adalah memang Nabi melarang para sahabat untuk menulis hadits. Kemudian yang terakhir, para sahabat memang kebanyakan tidak mampu menulis.

Apakah Hadits Nabi Dicatat Sejak Masa Sahabat? (Sumber Gambar : Nu Online)
Apakah Hadits Nabi Dicatat Sejak Masa Sahabat? (Sumber Gambar : Nu Online)

Apakah Hadits Nabi Dicatat Sejak Masa Sahabat?

Bagaimana mungkin sejarah yang sudah terpaut nyaris dua abad bisa dicatat secara tepat? Sejauh mana budaya lisan bisa dipercaya dibanding tulisan?

Menjawab hal itu, seorang Begawan hadits Syekh Muhammad Mustafa Azami menyatakan bahwa hadits Nabi telah dicatat sejak masa sahabat. Dalam bukunya yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berjudul Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, Syekh Azami menyimpulkan beberapa catatan penting terkait bagaimana hadits sebenarnya telah dicatat sejak masa Rasulullah hidup.

Para sahabat, berikut tabiin pendahulu, dianggap lebih mengutamakan kemampuan hafalan dan budaya lisan. Hal ini menjadi musykil melihat realitas bahwa meski kecerdasan seseorang bisa sangat hebat, namun tak bisa dipungkiri bahwa melakukan generalisir, gebyah uyah, bahwa seluruh sahabat memang hebat hafalannya adalah kesimpulan yang terburu-buru. Kecerdasan manusia tentu sangat beragam. Maka, pencatatan hadits dibutuhkan sejak masa awal Islam.

Sang Pencerah Muslim

Selanjutnya adalah larangan Rasulullah untuk menulis hadits. Azami meneliti sekian hadits yang menjadi alasan bahwa hadits dilarang ditulis oleh Rasulullah. Dari sekian riwayat, hanya satu yang menurut beliau bisa dipertimbangkan, yaitu riwayat dari Abu Said al Khudri dalam Shahih Muslim.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? - ? ?: ? ? - ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Artinya: “...Janganlah menulis ucapanku, dan barangsiapa menulis ucapanku selain Al-Qur’an, hendaknya ia menghapusnya. Dan barangsiapa mendusta atas diriku – kata Hammam, saya kira. Nabi bersabda – dengan sengaja, maka bersiaplah untuk masuk neraka.”

Terkait larangan Nabi untuk menulis hadits sebagaimana di atas, Imam Khatib al-Baghdadi menyebutkan bahwa beberapa sahabat dan tabi’in memiliki motif tersendiri mengapa mereka enggan untuk mencatat hadits. 

Salah satu alasan yang populer adalah khawatir tercampurnya isi hadits dengan Al Qur’an. Nabi melarang menulis hadits, bersamaan dengan menulis Al-Qur’an alih-alih di lembar yang sama agar tidak campur aduk. Demikian penjelasan hadits di atas, sebagaimana dijelaskan Imam an Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim.

Nabi selama hidup banyak berurusan dengan banyak penguasa di luar Madinah.Terjadi surat menyurat dari Nabi kepada mereka. Dengan demikian, tentunya para sahabat banyak yang memiliki kemampuan menulis yang baik untuk tugas menulis surat itu. Begitupun Al-Qur’an yang juga banyak ditulis di lembaran maupun pelepah kurma. Alasan bahwa kebanyakan sahabat tidak dapat menulis dapat terbantahkan.

Banyak hadits-hadits shahih yang menyebutkan bahwa Nabi mengizinkan para sahabat untuk menulis hadits dari beliau, baik yang berupa surat, maupun pernyataan dan ibadah beliau. Beberapa sahabat seperti Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, Ali bin Abu Thalib, disebutkan pernah menulis hadits dari Nabi.

Dari berbagai keterangan di atas, penting diketahui meskipun para sahabat dan tabiin masa awal sangat memerhatikan kemungkinan tercampurnya lafal Al-Qur’an dan hadits, namun hal ini tidak menghalangi bahwa Nabi sendiri sudah memperkenankan hadits-hadits dari beliau untuk dicatat dan disebarkan ke generasi selanjutnya. 

Maka menolak hadits karena alasan bahwa ia tidak tercatat sedari masa Nabi, agaknya kurang tepat. Nabi sendiri memperkenankan hadits dan ucapan beliau ditulis selama tidak bersamaan dengan Al-Qur’an. Penjelasan ini kiranya dapat menambah semangat untuk mempelajari pribadi Nabi secara bijak. Wallahu a’lam. (Muhammad Iqbal Syauqi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Senin, 26 Februari 2018

PBNU Serukan Sembahyang Ghaib untuk KH Khotib Umar

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, menyampaikan duka mendalam atas nama pribadi dan keluarga besar NU setelah mendengar kabar, Mustasyar PBNU KH Khotib Umar berpulang ke rahmatullah, Ahad (8/6) sore.

Sebagai penghormatan terakhir, ia menginstruksikan kepada umat Islam, khususnya Nahdliyin, untuk melaksanakan shalat ghaib. "Yang di Jawa Timur, yang berkesempatan, langsung takziah. Yang tidak memungkinkan, mari kita dirikan shalat ghaib," katanya.

PBNU Serukan Sembahyang Ghaib untuk KH Khotib Umar (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Serukan Sembahyang Ghaib untuk KH Khotib Umar (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Serukan Sembahyang Ghaib untuk KH Khotib Umar

Menurut Kang Said, sapaannya, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Sumber Wringin, Sukowono, Jember itu adalah ulama besar, pejuang yang wara dan sangat disegani di kalangan Nahdliyin.

"Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) sangat hormat ke Kiai Khotib. Beliau salah satu kiai sepuh yang sangat berwibawa, terutama di Jawa Timur," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Kang Said sendiri mengaku beruntung sudah beberapa kali bisa berinteraksi langsung dengan Kiai Khotib. "Saya sudah tiga kali sowan. Tentu kita kehilangan seorang guru,? ulama besar yang sudah mengajarkan banyak ilmu," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Kiai Khotib Umar meninggal dunia di RD Dr Soebandi, Jember, Jawa Timur, setelah beberapa kali menjalani perawatan akibat gangguan jantung. Pihak keluarga menjadwalkan, prosesi pemakaman dan sembahyang jenazah dilakukan pada Senin (9/6), sekitar pukul 08.00 WIB, di kompleks Pesantren Raudlatul Ulum. (Red: Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Rabu, 21 Februari 2018

Jokowi: Saya Bersyukur NU Teguh Jadi Perekat Bangsa

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Presiden RI Ir H Joko Widodo menerima kunjungan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj beserta pengurus harian lain di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/8). Dalam pertemuan ini, Presiden mengapresiasi NU sebagai organisasi yang konsisten mempertahankan dan memperjuangkan persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman bangsa Indonesia.

Jokowi: Saya Bersyukur NU Teguh Jadi Perekat Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Jokowi: Saya Bersyukur NU Teguh Jadi Perekat Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Jokowi: Saya Bersyukur NU Teguh Jadi Perekat Bangsa

“Saya bersyukur, NU teguh jadi perekat bangsa Indonesia,” tulis Presiden Jokowi melalui akun twitter resmi miliknya, @jokowi, Kamis (27/8).

Kepada PBNU, Presiden juga meminta agar dapat menenangkan masyarakat supaya tetap tenang dalam menghadapi kondisi ekonomi saat ini. “Kondisi ekonomi saat ini akibat perekonomian global, jangan pesimistis karena pemerintah sedang berupaya keras menyelesaikannya,” ujar Kiai Said Aqil pada saat yang sama di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Sang Pencerah Muslim

Dalam kunjungannya tersebut, Kang Said memperkenalkan kepengurusan PBNU 2015-2020 kepada Presiden. Selain itu, dia juga menyerahkan draft rekomendasi hasil Muktamar Ke-33 NU di Jombang, 1-5 Agustus 2015 lalu. Dalam kesempatan ini, Kang Said juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden yang turut menyukseskan perhelatan Muktamar NU yang mengusung tema besar Islam Nusantara tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Dalam pertemuan ini, hadir pengurus syuriyah PBNU KH Ma’ruf Amin (rais aam), KH Miftahul Akhyar (wakil rais aam), KH Yahya Cholil Tsaquf (katib aam), KH Masdar F Mas’udi (rais syuriyah). Sementara dari Tanfidziyah, KH Said Aqil Siroj (ketua umum), H Slamet Effendy Yusuf (wakil ketua umum), H Helmy Faishal Zaini (sekretaris jenderal), H Saifullah Yusuf (ketua), dan H Andi Najmi Fuadi (wasekjen. Sedangkan presiden didampingi oleh Mensesneg Pratikno dan Staff Khusus Presiden Bidang Komunikasi Teten Masduki. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 20 Februari 2018

Tiang Masjid Al-Mukarromah Selalu Keluarkan Minyak

Rantau, Sang Pencerah Muslim. Kalimantan Selatan dikenal sebagai daerah yang banyak menyimpan bukti sejarah perkembangan Islam, salah satunya Masjid Al-Mukarromah di Desa Banua Halat Kiri, Kabupaten Tapin.



Tiang Masjid Al-Mukarromah Selalu Keluarkan Minyak (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiang Masjid Al-Mukarromah Selalu Keluarkan Minyak (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiang Masjid Al-Mukarromah Selalu Keluarkan Minyak

Masjid itu selalu diminati wisatawan karena salah satu tiang utama penopang masjid yang berarsitektur Banjar itu terus mengeluarkan minyak. Meski masjid itu telah berusia tua, minyak di tiang itu tidak pernah kering.

Wisatawan yang takjub dengan fenomena alam itu, salah satunya adalah rombongan dari PKK RT 19, Kelurahan Sungai Lulut, Banjarmasin. Sebagian besar dari pengunjung itu mengaku takjub dengan kebesaran Allah SWT itu.

Sang Pencerah Muslim

Setelah melaksanakan shalat sunat masjid, rombongan itu dengan seksama memerhatikan secara detail sudut bangunan masjid bersejarah yang konon dibangun kembali untuk kedua kalinya pada 1862 itu. Mereka berebut mengelus sebuah tiang berminyak dengan kapas, tisu, hingga lembaran uang kertas. Berbagai niat dan permintaan pun mereka utarakan saat mengusap tiang itu.

Sang Pencerah Muslim

"Itu adalah bukti kebesaran Allah SWT. Sebagai makhluk yang lemah, kita hanya bisa memohon kepada-Nya," kata seorang ibu yang berharap agar dengan minyak itu dapat disembuhkan dari penyakit yang dideritanya.

Untuk menuju masjid itu, pengunjung dapat menggunakan transportasi darat dari Kota Banjarmasin dengan waktu tempuh sekitar tiga jam atau berjarak kurang lebih 120 kilometer.

Pengelola Masjid Al-Mukarromah, Yahya (51), mengatakan, masjid itu memiliki sejarah panjang. Tidak diketahui secara jelas kapan pertama kali dibangun oleh Datu Ujung dari Sumatera itu. Yang jelas, mesjid itu dibangun untuk kedua kalinya pada 1862 setelah sempat dibakar Belanda.

"Pada saat terbakar, hampir seluruh material bangunan masjid yang berada di tepian sungai itu ludes. Yang tersisa hanya satu tiang utama yang kini terus mengeluarkan minyak itu," katanya.

Pada 2008 masjid itu pernah mendapatkan penghargaan Muri karena tercatat sebagai penyelenggara kegiatan Baayun Maulid atau tradisi mengayun anak saat bulan Maulid. Jumlah peserta saat itu mencapai 1.544 orang yang diayun di berbagai lokasi di sekitar masjid.

Yahya menjadi pengelola sejak 1988, menggantikan ayahnya, Mawi, yang meninggal pada usia 70 tahun, dan telah bertindak sebagai pengelola selama 17 tahun.        

Keberadaan masjid tua yang terbuat dari kayu ulin atau kayu besi itu kini banyak menarik perhatian kaum Muslim dari berbagai daerah, terutama pada bulan Maulid. Pengunjungnya pun dari berbagai daerah, seperti Pulau Jawa, atau sejumlah kota lain di Kalimantan, seperti Samarinda dan Palangkaraya. (ant/mad)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim News, Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 07 Februari 2018

Tradisi Haul, Media Penyambung Sanad Keilmuan

Sidoarjo, Sang Pencerah Muslim. Haul para pendiri dan masyayikh pesantren telah menjadi tradisi turun temurun, yang selalu melibatkan para alumni dan masyarakat luas. Kegiatan tersebut memiliki banyak makna terutama memastikan sanad keilmuan.

Hal ini disampaikan H Saifullah Yusuf pada Haul Rajabiyyah Masyayikh Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Rabu (26/4) malam. Para masyayikh pesantren adalah KHR Khozin Khoiruddin, KHR Moch Abbas Khozin, KHR Abdul Mujib Abbas, KH Busyro Azhari, KH Ach Farkhan Bakri.

Tradisi Haul, Media Penyambung Sanad Keilmuan (Sumber Gambar : Nu Online)
Tradisi Haul, Media Penyambung Sanad Keilmuan (Sumber Gambar : Nu Online)

Tradisi Haul, Media Penyambung Sanad Keilmuan

Salah seorang Ketua PBNU ini mengatakan bahwa para masyayikh Al-Khoziny merupakan ulama yang memiliki ikatan kuat dalam sanad keilmuan, sekaligus pengamal ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.?

"Kiai Khozin adalah ulama yang satu generasi dengan Syaikhona Kholil Bangkalan, bahkan keduanya tercatat memiliki ikatan guru dan santri," katanya.

Sanad ilmu dalam praktik keagamaan itu penting agar yang dilakukan tidak jauh, bahkan tersesat dari jalan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. "Karena itu, perlu hati-hati memilih calon guru di tengah kehidupan, terlebih semakin sedikit ulama yang betul-betul memiliki integritas keilmuan serta kezuhudannya," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Sang Pencerah Muslim

Hubungan Kiai Khozin dengan Syaikhona Kholil memungkinkan ada ketersambungan sanad dengan santri lainnya, seperti Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asyari, KH Abdul Wahab Chasbullah dan para sesepuh kiai lain.?

Sang Pencerah Muslim

"Bahkan dengan Kiai Hasyim dipastikan memiliki kedekatan lebih sebagai alumni Pesantren Siwalan Panji asuhan Kiai Yakub, serta sama-sama anak menantu," jelasnya.

Karena itu, Wakil Gubenur Jatim ini berharap kehadiran pada kegiatan haul memberikan keberkahan termasuk anak dan keluarga. "Bukan saja keberkahan hidup, tapi kelak mendapat syafaat karena berkah para ulama pesantren yang haulnya diperingati sekaligus sanad ilmu mereka sampai pada baginda Nabi Muhammad SAW," katanya.

Haul ke-73 masyayikh Al-Khoziny juga menghadirkan KH. Abdul Qayyum Manshur dari Lasem dan Habib Taufiq al-Seqaf dari Pasuruan sebagai penceramah. (Rof Maulana/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Warta Sang Pencerah Muslim

Kiai Said Apresiasi Pengabdian Karyawan di Gedung PBNU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Dalam sebuh tim, kerja sama yang baik antara jajaran pimpinan dengan karyawan adalah sebuah keharusan untuk memajukan sebuah organisasi, institusi ataupun perusahaan. Begitu pun dengan jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang pada Selasa (3/1) siang di lantai 8 Gedung PBNU mengadakan acara silaturrahim dengan para karyawan PBNU.

Acara yang di inisiasi oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj ini dihadiri oleh para karyawan dan pegawai kebersihan di PBNU.

Kiai Said Apresiasi Pengabdian Karyawan di Gedung PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said Apresiasi Pengabdian Karyawan di Gedung PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Said Apresiasi Pengabdian Karyawan di Gedung PBNU

Pada kesempatan tersebut, Kang Said menyampaikan apresiasi dan beberapa pesan kepada para karyawan.“Terima Kasih atas pengabdian saudara-saudara sekalian,” kata kiai asal Cirebon ini.

Menurutnya, selama di PBNU tahun 1995, dirinya baru merasakan gedung PBNU lebih bersih dan tertib. Lebih lanjut, kang Said menyampaikan kabar gembira kepada para karyawan.

“Saya akan meningkatkan kesejahteraan para karyawan,” jelas kang Said diikuti tepuk tangan para karyawan.

Sang Pencerah Muslim

Tapi kang Said tidak berhenti di situ, ia meminta kepada para karyawan agar terus meningkatkan kedisiplinan dan kinerjanya.

Sang Pencerah Muslim

Kang Said mengingatkan kepada para karyawan agar tidak capek mengabdi secara ikhlas dengan melakukan perbaikan terus menerus untuk PBNU.?

Lebih lanjut, ia mengutip pesan Hadlratussyekh KH Hasyim Asy’ari, “Siapa yang bersedia ngurus NU (mengelola NU dengan ikhlas) saya anggap santriku. Barangsiapa menjadi santriku, aku doakan khusnul khotimah.”

“Saya berharap hari esok lebih baik dari hari sekarang,” tegas Kiai Said.

Hadir pula pada acara tersebut Ketua PBNU H Marsudi Syuhud, Bendahara Umum H ? Bina Suhendra, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU H Andi Najmi Fuaidi. (Husni Sahal/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Jadwal Kajian, Santri Sang Pencerah Muslim

Senin, 05 Februari 2018

Banser Tetap Tenang dan Waspada Sikapi Ancaman ISIS

Surabaya, Sang Pencerah Muslim. Surat terbuka yang diduga dari Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ramai dibicarakan di media sosial. Dalam surat itu tertulis GP Ansor thogut dan mengancam Polisi, TNI, Densus dan Banser.?

Banser Tetap Tenang dan Waspada Sikapi Ancaman ISIS (Sumber Gambar : Nu Online)
Banser Tetap Tenang dan Waspada Sikapi Ancaman ISIS (Sumber Gambar : Nu Online)

Banser Tetap Tenang dan Waspada Sikapi Ancaman ISIS

Menyikapi ancaman tersebut, Banser di Jawa Timur mengambil sikap waspada dan tetap berkoordinasi dengan aparat Kepolisian dan TNI. Sebab, ISIS atau simpatisannya juga diduga kuat ada di Jawa Timur. Terbukti beberapakali Densus 88 berhasil mengamankan simpatisan ISIS di wilayah Jatim.

Komandan Satuan Koordinasi Wilayah (Satkorwil) Banser Jatim, Muhammad Abid Umar menegaskan, akan mempertahankan dan menjaga tegaknya NKRI. Apapun itu risikonya. Pihaknya akan selalu berada di garda depan melawan terorisme ISIS radikalisme.?

"Meskipun begitu, Ansor dan Banser akan mengambil langkah sendiri. Saya menginstruksikan Banser di setiap tingkatan agar berkoordinasi dengan jajaran kepolisian," kata Gus Abid sapaan akrabnya, Selasa (4/7).

Sang Pencerah Muslim

Gus Abid menambahkan, meskipun Banser tetap tenang dan tidak reaktif menyikapi teror tersebut, namun pihaknya siap menggerakan kekuatan Banser bila dibutuhkan negara.?

"Sikap Ansor dan Banser sudah jelas konsisten menolak Khilafah Islamiyah/Daulah Islamiyah. Sebab bagi Ansor-Banser NKRI dan Pancasila sudah final," tegasnya.

Siapapun yang ingin mengganti ideologi Pancasila dan NKRI akan berhadapan dengan Ansor dan Banser. "Tapi kami tidak akan reaksioner apalagi melampaui kewenangan aparat penegak hukum. Namun, kapan pun dan berapa pun anggota Banser Jatim dibutuhkan, kami akan kerahkan," pungkas kader muda NU tersebut.

Seperti diketahui, berulangkali ISIS menyebut Ansor dan Banser sebagai musuh mereka. Hal itu disampaikan secara terbuka dalam video yang diunggah di YouTube pada 2014 lalu oleh anggota ISIS bernama Abu Jandal (belakangan diinformasikan telah tewas di Mosul, Irak).?

Terbaru, ISIS maupun kelompok yang diduga kuat simpatisan ISIS kembali menyampaikan ancaman kepada Ansor dan Banser dalam sepucuk surat yang ditaruh di kantor Polsek Metro Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. (Rof Maulana/Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Nahdlatul, Anti Hoax Sang Pencerah Muslim

Minggu, 28 Januari 2018

Maraknya Hoax, Gus Mus: Kita Seperti Kembali ke Zaman Qabil dan Habil

Jakarta, Sang Pencerah Muslim?

Mustasyar PBNU KH A. Mustofa Bisri mengaku resah terhadap watak masyarakat yang begitu menyebarkan berita bohong. Dia juga mengaku sedih terhadap masyarakat yang gampang terpengaruh berita bohong tersebut yang kadang-kadang bermuatan mengadu domba.

Maraknya Hoax, Gus Mus: Kita Seperti Kembali ke Zaman Qabil dan Habil (Sumber Gambar : Nu Online)
Maraknya Hoax, Gus Mus: Kita Seperti Kembali ke Zaman Qabil dan Habil (Sumber Gambar : Nu Online)

Maraknya Hoax, Gus Mus: Kita Seperti Kembali ke Zaman Qabil dan Habil

"Kita seperti kembali ke zaman Qabil dan Habil, memangsa sesama kita, masing-masing memperlihatkan keganasannya," kata kiai yang akrab disapa Gus Mus, di acara Mata Najwa, Jakarta, Rabu (4/1) sebagaimana dikabarkan Metronews.com.

Qabil dan Habil merupakan putra Nabi Adam AS. Qabil adalah orang yang pertama kali melakukan pembunuhan. Orang yang dibunuh Qabil adalah adik kandungnya sendiri, Habil.

Masih dikutip dari berita tersebut, Menurut Gus Mus, berita bohong atau dikenal dengan hoax yang berisi kebencian biasanya membawa sentiman suku, ras, agama, dan antar golongan (SARA). Mirisnya, ramai masyarakat termakan berita fitnah itu.?

Sang Pencerah Muslim

Karena itu, Gus Mus meminta masyarakat menjauhi fitnah. Dia berharap masyarakat Indonesia tetap bersatu dan tak terpengaruh berita bohong. Terlebih kepada umat muslim.

"Orang islam yang paling bertanggung jawab karena kita yang mayoritas. Kita tidak memperlihatkan kegagahan kita sebagai mayoritas. Baik buruknya suatu negara tergantung mayoritasnya," pungkas Gus Mus.

Sang Pencerah Muslim

Karena maraknya berita hoax, Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyatakan haram perilaku membuat dan menyebarkannya. Pernyataan tersebut mengemuka pada forum bahtsul masail yang diikuti para kiai NU di PBNU, Jakarta pada Kamis (1/12) tahun lalu. ?

Bagi LBM PBNU perilaku membuat dan menyebarkan berita hoax banyak sekali mudaratnya, yaitu bisa menyebabkan tersebarnya kebencian dan permusuhan di kalangan masyarakat dan lebih jauhnya bisa menyebabkan disintegrasi nasional.?

“Seharusnya media sosial menjadi sarana sliaturahim dan perekat persatuan, bukan kebencian dan permusuhan,” ungkap salah seorang pantia forum bahtsul masail tersebut, H. Sarmidi Husna.?

Ia mengimbau semakin canggihnya teknologi informasi seharusnya dibarengi dengan kemampuan menyeleksi dan berita. (Abdullah Aalawi)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 27 Januari 2018

50 Pelajar Purworejo Ikuti Diklatama IPNU-IPPNU

Purworejo, Sang Pencerah Muslim. Sekitar  50 pelajar Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mengikuti Pendidikan dan Latihan Pertama (Diklatama), Corp Brigade Pembangunan dan Korp Pelajar Putri yang digelar IPNU dan IPPNU. Kegiatan berlangsung di Komplek SD Islam Terpadu Desa Majir, Kecamatan Kutoarjo, pada Jumat-Ahad (10-12/5) lalu.

Para pelajar tersebut merupakan delegasi dari seluruh Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan Pimpinan Komisariat (PK) IPNU-IPPNU se-Kabupaten Purworejo.

50 Pelajar Purworejo Ikuti Diklatama IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
50 Pelajar Purworejo Ikuti Diklatama IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

50 Pelajar Purworejo Ikuti Diklatama IPNU-IPPNU

Kegiatan tersebut dibuka Wakil Ketua PC NU Kabupaten Purworejo, K. Ali Subhan. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi kegiatan tersebut, karena merupakan salah satu gerbang pengkaderan kader-kader NU, “Melalui kegiatan ini kader IPNU-IPPNU harus bertambah nasionalis, cinta lingkungan, dan memiliki kepekaan sosial tinggi,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Komandan Pendidikan Diklatama, Jumadhi menuturkan, kegiatan ini merupakan yang kedua kali. Panitia menyiapakan beberapa materi, yaitu PBB, SAR, Strategi Mapping, Bela Diri, Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara, Manajemen Perjalanan, Pelestarian Alam dan Kelestarian Lingkungan, Basic Ropes dan Medical First Responder Basic.

Sang Pencerah Muslim

Jumadhi menambahkan, untuk memaksimalkan penyampaian materi, diundang pemateri berpengalaman, seperti Kodim 0708, Polres Purworejo, Dinas Perhutani, PMI, SAR, Pagar Nusa, Banser, “Agar benar-benar terbentuk CBP dan KPP yang disiplin, tangguh dan bermental,” tuturnya.

Di akhir Diklatama bertema “Membentuk Kader yang Berkarakter Kebangsaan, Peduli Lingkungan dan Berjiwa Sosial”, diisi Out Bond yang rekreatif dan edukatif  untuk para peserta.

Sementara itu, Ketua PC IPNU Purworejo, Ahmad Naufa mengatakan, tindak lanjut dari Diklatama, akan dibentuk Dewan Komando Cabang (DKC) CBP dan KPP. Mereka akan melakukan kegiatan bersama IPNU dan IPPNU Purworejo atau dengan  pemerintah, “Misalnya dalam kegiatan relawan SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah Purworejo,” katanya.

Ahmad berpendapat, sebagai calon penerus generasi bangsa, kader-kader IPNU harus memiliki wawasan luas tentang kebangsaan dan jangan sampai tergerus berbagai penyimpangan yang bersifat patologis yang dapat merusak moral dan ideologi para pemuda.

Hadir pada pembukaan Diklatama dua badan semiotonom IPNU dan IPPNU tersebut, Ketua MWC NU Kecamatan Kutoarjo, PC IPNU-IPPNU Kabupaten Purworejo, dan Perangkat Desa Majir, Karang Taruna Desa Majir.

Redaktur        : Abdullah Alawi

Kontributor    : Isnainissholiah

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Anti Hoax, Pendidikan, Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 25 Januari 2018

Pemilukada Langsung Banyak Mafsadatnya

Jakarta Sang Pencerah Muslim. Pemilihan Umum Kepala Daerah Langsung yang digulirkan melalui kebijakan otonomi daerah ditengarai banyak mafsadatnya, di samping maslahatnya.?

Menurut Katib ‘Aam PBNU KH Malik Madany, pada mulanya UU Pemilukada langsung berniat baik, yaitu untuk mendapatkan pemimpin berkualitas. Di sisi lain juga sebagai pendidikan politik masyarakat dan demokrasi. Tapi kenyataanya sebaliknya.

Pemilukada Langsung Banyak Mafsadatnya (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemilukada Langsung Banyak Mafsadatnya (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemilukada Langsung Banyak Mafsadatnya

“Pendidikan politik dan demokrasi yang diperoleh masyarakat bukanlah pendidikan yang baik dan bermoral, melainkan justru pendidikan yang tidak sehat.”?

Sang Pencerah Muslim

Dikatakannya, hal itu antara lain tampak pada kecenderungan masyarakat untuk memanfaatkan momentum pencalonan seseorang untuk memperoleh money politics.

Demikian pula yang dilakukan oleh sebagian besar partai politik terhadap para calon yang diusungnya. Hal semacam ini juga memperbesar biaya yang harus dikeluarkan oleh seorang calon untuk memenangkan pemilukada.

Sang Pencerah Muslim

“Beban biaya yang berat ini akan dicarikan penggantinya kelak ketika sang calon benar-benar menjadi kepala daerah. Bagi kepala daerah semacam ini konsentrasi pemikirannya bukan lagi pada kesejahteraan rakyatnya, melainkan pada cara mengembalikan dana yang telah diinvestasikannya dalam pemilukada,” jelasnya.

Karena itulah, berbagai perilaku KKN tampaknya sangat sulit untuk dihindari. Di samping itu, anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk menyelenggarakan pemilukada di setiap provinsi, kabupaten dan kota di seluruh Indonesia sungguh sangat besar.?

“Sementara manfaat dan hasil yang diharapkan cukup mengecewakan,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Musayawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU yang akan berlangsung di Cirebon, Jawa Barat, akan memperdalam manfaat dan mafsadat Pemilukada Langsung. Hasilnya akan direkomendasikan kepada pemerintah.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Rabu, 24 Januari 2018

PCNU Prioritaskan Program Kaderisasi dan SDM Kader

?Depok, Sang Pencerah Muslim. Musyawarah kerja cabang Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Depok menitikberatkan program kerjanya ke depan pada bidang organisasi dan sumber daya manusia kader. Mereka berencana melakukan konsolidasi internal hingga pengurus anak ranting NU untuk menjalankan program kerjanya.

PCNU Prioritaskan Program Kaderisasi dan SDM Kader (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Prioritaskan Program Kaderisasi dan SDM Kader (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Prioritaskan Program Kaderisasi dan SDM Kader

Menurut Ketua PCNU Depok Ustadz Raden Salamun di tanah Baru, Beji kota Depok, terdapat delapan pembahasan dalam Muskercab. Kesemuanya meliputi aspek diniyah, dakwah, pendidikan, mabarot, hukum, ekonomi, organisasi dan  politik.

"Kita menargetkan sejumlah 500 kelompok anak ranting NU, 63 ranting NU, dan dua MWCNU yang akan direstrukturisasi kepengurusannya tahun ini," kata Salamun di STIH IBLAM Depok, Ahad (18/5).

Sang Pencerah Muslim

Program ini, menurutnya, dapat mengintensifkan komunikasi  sesama ormas dan lintas agama. PCNU Depok sempat menjadi inisiator halaqoh lintas agama pada Oktober 2013 lalu untuk meningkatkan persatuan warga Depok.

"Tentunya, kita menanamkan paham aswaja NU agar munculnya aliran sempalan bisa diminalisasi di Depok," tutur Salamun.

Sang Pencerah Muslim

Sementara Wakil Bendahara NU Depok H Bukhori berharap agar kepengurusan baru PCNU Depok bisa berperan dalam memberdayakan masyarakat. Salah satunya, dalam bidang agama serta pemberdayaan ekonomi.

"Banyak peran yang bisa diambil NU. Sampai saat ini, ormas berlambang sembilan bintang itu tetap diharapkan perannya di masyarakat," terang H Buchori. (Aan Humaidi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Cerita, AlaNu Sang Pencerah Muslim

Minggu, 31 Desember 2017

Masyarakat Peduli Pendidikan Cilacap Tolak Pemaksaan Lima Hari Sekolah

Banyumas, Sang Pencerah Muslim?

Koalisi Masyarakat Peduli Pendidikan (KMPP) Kabupaten Cilacap menggelar aksi damai menolak Full Day School (FDS), Jumat (25/8). Aksi dipimpin oleh H Munir Nur Said yang juga Ketua PC LP Maarif NU Kabupaten Cilacap. Dalam pembacaan sikap, dia menyampaikan empat tuntutan.

Pertama, menolak dengan tegas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah, karena tidak sesuai dengan Undang-Undang Dasar tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang nyata-nyata telah menimbulkan keresahan di masyarakat.

Masyarakat Peduli Pendidikan Cilacap Tolak Pemaksaan Lima Hari Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)
Masyarakat Peduli Pendidikan Cilacap Tolak Pemaksaan Lima Hari Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)

Masyarakat Peduli Pendidikan Cilacap Tolak Pemaksaan Lima Hari Sekolah

Kedua, menolak dengan tegas, kebijakan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, yang melakukan tindakan sewenang-wenang, dengan tetap memaksakan kehendak untuk menerapkan 5 (Lima) Hari Sekolah di satuan pendidikan yang ada, tanpa memperhatikan aspirasi penolakan yang berkembang di masyarakat.

Ketiga, menolak dengan sangat tegas pemaksaan penerapan kebijakan 5 (Lima) Hari Sekolah, karena telah nyata mencederai prinsip-prinsip deliberasi sosial dan pengingkaran terstruktur terhadap kekayaan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat, yang telah terbukti sumbangsihnya terhadap pembangunan, penguatan dan pendidikan karakter bagi bangsa Indonesia.

Keempat, mendesak kepada Presiden Republik Indonesia untuk segera Mencabut dan Membatalkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2017 Tentang Hari Sekolah, dan Menerbitkan Peraturan Presiden Tentang Pendidikan Karakter yang bersifat Holistik, Integratif dan Non-Diskriminatif, dengan tidak menghapuskan dan menghilangkan eksistensi Pendidikan Keagamaan di Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

Madrasah Diniyah sudah ada sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, dan telah mampu melahirkan generasi bangsa yang berkarakter, dan memiliki komitmen untuk menjaga keberagaman dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Kifayatul Ahyar/Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Cerita, Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat

Cirebon, Sang Pencerah Muslim?

Dalam rangka menjaga tradisi dan menyemarakkan syiar Islam rahmatan lil alamin, Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Cirebon bekerja sama dengan PT Djarum mengadakan rangkaian tour shalawat ke sepuluh tempat di kabupaten itu.

Tour shalawat kedelapan didakan di Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon, bekerja sama dengan Majelis Ta’lim dan Shalawat Madinah Ar Rasul pimpinan Habib Husein bin Hud bin Yahya, Jumat (10 /11)

Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Husein Sebut Tidak Semua Amalan Diterima Allah, Kecuali Shalawat

Dalam ceramahnya, Habib Husein bin Hud bin Yahya mengatakan, tidak semua amalan (aktivitas ibadah) diterima Allah SWT, kecuali shalawat. Shalawat pasti dijamin diterima Allah SWT.

Itulah salah satu keutamaan dan keistimewaan shalawat dibanding ibadah lainya. Keistimewaan lain, sebagaimana dikatakan H. Ujang Busthomi, Ketua Ansor Kabupaten Cirebon. Diceritakan dari gurunya, Kiai Ishak al-Hafisz, barangsiapa setiap selesai shalat fardu, istiqamah membaca shalawat (shalla ala Nabi Muhammad) sebanyak 100 kali, sebelum kakinya bergerak (beranjak dari shalat), kelak di saat sakaratul maut Rasulullah SAW akan hadir.

Sang Pencerah Muslim

Bahkan, kata Habib Ahmad Tholib bin Yahya, ketua Rijalul Ansor Kabupaten Cirebon, ada sejumlah orang memiliki kemampuan khusus bisa mengetahui seseorang sering membaca shalawat atau tidak, cukup hanya melihat wajahnya. “Kemampuan seperti Ini juga salah satu keistimewaan shalawat,” ujarnya

Acara shalawat yang dihadiri ratusan pemuda Ansor, Banser, juga masyarakat umum ini, ditutup sambutan oleh H.Nuruzzaman, selaku pengurus GP Ansor Pusat. Menurutnya, sampai kapan pun Ansor dan Banser tetap komitmen dan setia menjaga NKRI.

“Siapa pun yang akan mengganti ideologi Pancasila, mengubah UUD 45 dan mengganggu NKRI, maka akan berhadapan dengan Ansor dan Banser,” pungkasnya. (Jamal/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Tegal, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Rabu, 27 Desember 2017

PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 60 orang mengikuti pelatihan perawatan jenazah di aula KPRI Prastiwi Kabupaten Probolinggo, Senin (17/3). Mereka terdiri dari tokoh masyarakat, unsur 24 MWCNU sekabupaten Probolinggo, tokoh agama, dan sejumlah pengasuh pesantren.

PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah

Pelatihan ini difasilitasi Pemkab Probolinggo, PCNU Probolinggo, dan PCNU Kota Kraksaan. Kegiatan ini digelar untuk membina dan meningkatkan kemampuan tenaga perawatan jenazah.

“Sejauh ini banyak masyarakat yang belum mengetahui tata cara perawatan jenazah. Apalagi banyak perbedaan persepsi bagaimana cara menangani jenazah sesuai syariat agama. Bahkan, jika tidak diluruskan cenderung menjadi fitnah,” ungkap Kepala Bagian Kesra Pemkab Probolinggo Moh Syarifuddin.

Sang Pencerah Muslim

Forum pelatihan ini menghadirkan Wakil Rais Syuriyah PCNU Kota Kraksaan H M Zahri Shiddiq untuk mengisi materi istihdlar dan sakratul maut. Sementara materi dan praktik memandikan dan mengafani jenazah dipandu Kepala KUA Kecamatan Kotaanyar H Mahalli Hasan Makiki.

Materi tata cara menyembahyangkan jenazah oleh Ketua PC LBMNU Kota Kraksaan H Mudaffir Irwani. Sedangkan etika mengantar jenazah diisi Sekretaris PCNU Probolinggo H Sulaiman Sholeh.

Sang Pencerah Muslim

H M Zahri Shiddiq mengungkapkan, pelatihan perawatan jenazah ini dimaksudkan untuk memenuhi ketersediaan tenaga rukun kifayah yang terampil dan mumpuni. Dalam arti, mereka bisa menangani jenazah secara baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari’at Islam.

Untuk tata cara ziarah kubur dan takziah, peserta menerima penyampaian materi dari Katib Syuriyah PCNU Probolinggo KH Syuhada’ Nasrullah.

KH Syuhada’ mengharapkan peserta pelatihan mengamalkan materi pelatihan di masyarakat. “Sekaligus menularkan pengetahuannya kepada kelompok-kelompok masyarakat yang ada di lingkungannya masing-masing,” harapnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Pondok Pesantren, Hadits Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 16 Desember 2017

Konfercab, NU Nias Selatan Dialog Interaktif via RRI

Nias Selatan, Sang Pencerah Muslim



Radio Republik Indonesia (RRI) Nias Selatan menggelar dialog interaktif bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, di Studio RRI Nias Selatan, Jalan Baloho Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan.

Dialog interaktif diselenggarakan sehari menjelang Konferensi Cabang (Konfercab) Ke-2 NU Nias Selatan yang berlangsung hari ini, Ahad (27/3). Dalam forum publik tersebut Sekretaris PCNU Nias Selatan Dedi Rahmin Tanjung dan Afdal Jikri Maruao selaku Ketua Panitia Konfercab NU Nias Selatan menjadi narasumber.

Konfercab, NU Nias Selatan Dialog Interaktif via RRI (Sumber Gambar : Nu Online)
Konfercab, NU Nias Selatan Dialog Interaktif via RRI (Sumber Gambar : Nu Online)

Konfercab, NU Nias Selatan Dialog Interaktif via RRI

Mengawali dialog, Dedi Rahmin Tanjung menjelaskan tentang NU dan kiprahnya dalam kemerdekaan Indonesia, juga komitmennya mengawal NKRI dalam bingkai kebinekaan. NU, katanya, sebagai organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia ikut menentukan perjalanan sejarah bangsa Indonesia. NU yang lahir pada tanggal 31 Januari 1926 berkembang dengan corak dan kulturnya sendiri.

Sebagai organisasi keagamaan Islam berpahamkan Ahlussunnah wal Jamaah, NU menampilkan sikap toleran dan akomodatif terhadap nilai-nilai lokal. NU berakulturasi dan berinteraksi positif dengan tradisi dan budaya masyarakat. Dengan demikian ia memiliki wawasan multicultural.

Sementara itu Ketua Panitia Konfercab Afdal Jikri Maruao menjelaskan bahwa perkembangan Nahdlatul Ulama di Indonesia bahkan di dunia semakin meningkat. Ia mengungkapkan, PCNU Kabupaten Nias Selatan berdiri pada tahun 2011 lalu.

Sang Pencerah Muslim

Sebagai cabang NU yang berusia lima tahun, kata Afdal, dengan segala keterbatasan telah berbuat untuk kemashlahatan umat. Kini, sesuai dengan AD/ART, NU Nias Selatan harus menggelar konferensi cabang kedua dalam rangka mengevaluasi perjalanannya selama ini serta memilih kepemimpinan NU masa khidmah 2016-2021.

Lebih lanjut Afdal mengatakan bahwa konfercab kali ini dilaksanakan 26-27 Maret 2016 di MIN Teluk Dalam dengan tema “Merajut Ukhwah, Meneguhkan NKRI” dan diikuti lima MWCNU, PCNU, dan dihadiri oleh PWNU Sumatera Utara. ? (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Lomba, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Selasa, 12 Desember 2017

Karomah Lelaki Beristri Cerewet

Cerita berikut ini bisa kita baca dalam kitab Uqûdul Lujjain karya Syekh Nawawi al-Bantani. Alkisah, seorang saleh mengunjungi rumah saudaranya yang juga terkenal saleh. Sebut saja Dullah dan Darsun. Setidaknya tiap tahun Dullah pergi menjumpai saudaranya itu.

Kali ini hampir saja Dullah tak bertemu Darsun. Begitu mengetuk pintu, yang terdengar adalah suara istri Darsun, "Siapa?"

Karomah Lelaki Beristri Cerewet (Sumber Gambar : Nu Online)
Karomah Lelaki Beristri Cerewet (Sumber Gambar : Nu Online)

Karomah Lelaki Beristri Cerewet

"Saya saudara suamimu, datang untuk mengunjunginya"

"Suamiku sedang mencari kayu. Semoga ia tidak dikembalikan Allah ke rumah ini lagi." Dari balik pintu itu istri Darsun kemudian terus mencaci-maki suaminya. Habis-habisan.

Sang Pencerah Muslim

Dullah hanya bisa menelan ludah, hingga akhirnya ia melihat Darsun pulang membawa kayu bersama seekor singa. Ya, Darsun meletakkan kayu itu di atas punggung binatang yang terkenal buas itu.

Sembari menurunkan kayu dari punggung singa, Darsun berujar kepada istrinya, "Kembalilah ke dalam. Semoga Allah memberkatimu," katanya yang lantas mempersilakan Dullah masuk ke dalam rumah.

Sang Pencerah Muslim

Sambil mengucapkan salam, Darsun menampakkan air muka gembira menyambut kunjungan saudaranya itu. Tak lupa ia sajikan makanan untuk Dullah. Pertemuan pun terasa cair dan hangat.

Dullah lalu berpamitan. Tapi satu hal yang tetap menancap di pikiran Dullah: kekagumannya terhadap kesabaran Darsun menghadapi istrinya yang super cerewet, gemar mengolok suami sendiri, bahkan seperti melaknatnya. Darsun tak membalas lemparan kotoran dengan lemparan serupa.

Tahun berikutnya, Dullah berkunjung lagi. Sesaat selepas mengetuk pintu, sambutan ramah datang dari istri Darsun. Ucapan "Selamat datang" meluncur, disusul dengan pujian terhadap tamu. Perempuan itu juga memuji Darsun sembari menunggunya pulang.

Seperti biasa, Darsun pulang dengan membawa kayu bakar. Hanya saja, hari itu ia tak lagi bersama singa. Beban kayu bakar ia pikul sendiri di atas pundak. Darsun terlihat kian payah. Tapi sambutan yang menyenangkan terhadap saudaranya itu tidak berubah.

Tentang dua suasana berbeda yang ia alami, sebelum pamit Dullah memberanikan diri bertanya kepada Darsun. Mengapa perempuan yang menyambutnya berbeda dari perempuan tahun sebelumnya? Kemana pula singa perkasa yang dulu menggotong kayu itu?

Darsun memberi tahu, "Saudaraku, istriku yang berperilaku tercela itu telah meninggal dunia. Aku berusaha sabar atas perangai buruknya, sehingga Allah memberi kemudahanku untuk menaklukkan singa. Karena kesabaranku itu. Lalu aku menikah lagi dengan perempuan salehah. Aku sangat berbahagia dengannya. Hingga singa itu dijauhkan dariku, dan memaksaku memikul sendiri kayu bakarku."

Apa yang diceritakan Syekh Nawawi ini tentu bukan ingin melegitimasi perangai buruk seorang istri. Karena dalam kitab yang sama, ia berulang kali mengharuskan perempuan bersikap patuh dan menjaga tata krama terhadap suami.

Pesan moral dititikberatkan kepada cara suami menyikapi perilaku istri. Ketika situasi mendesak suami menghadapi kemungkinan terburuk, maka bersabar adalah langkah paling bijak. Sabar berarti kuat, bukan lemah, apalagi kalah. Sabar juga bisa menjadi modal dasar bagi usaha untuk memperbaiki. Kemenangan dan kemuliaan Darsun dalam kisah tersebut tercermin dari keistimewaan yang ia peroleh, sebagai imbalan dari kesabarannya yang luar biasa itu.

Hal sama juga bisa terjadi sebaliknya, yakni ketika istri terpaksa menghadapi perilaku suami yang jauh dari dambaan. Kesabaran adalah pilihan utama. Karena, sebagaimana dikutip Syekh Nawawi, Rasulullah bersabda:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

"Siapa yang bersabar atas perangai buruk suaminya maka Allah memberinya ganjaran yang setimpal dengan anugerah yang diberikan kepada Nabi Ayub alaihis salam..."

(Mahbib)

*) Dullah dan Darsun adalah nama rekaan yang tak disebut Syekh Nawawi. Keduanya digunakan sekadar untuk memudahkan cerita.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Minggu, 03 Desember 2017

Beginilah Modus Upaya Perebutan Masjid NU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Warga NU telah tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Mereka berdakwah dengan membangun masjid, musholla serta madrasah untuk meningkatkan kualitas ibadah dan iman umat Islam sejak sebelum kemerdekaan Indonesia.

Beginilah Modus Upaya Perebutan Masjid NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Beginilah Modus Upaya Perebutan Masjid NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Beginilah Modus Upaya Perebutan Masjid NU

Dengan terbukanya Indonesia, bermunculan kelompok Islam baru yang berusaha mengembangkan ajaran mereka di Indonesia. Bukannya berdakwah kepada mereka yang belum berislam, mereka malah menyalahkan kelompok lain dengan menuduhnya bid’ah, khurafat, bahkan mengkafirkan dan mengklaim hanya aliran mereka sendiri yang benar. Mereka juga berusaha merebut masjid-masjid yang selama ini dirawat dan dipelihara oleh warga NU dengan tujuan mengganti amalan yang mereka yakini.

Dengan berusaha manarik simpati sebagai saudara sesama muslim, mereka berusaha memperdaya takmir masjid yang telah berkhusnudhon dan menyediakan tempat bagi mereka. Ketua Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) KH Abdul Manan Al Ghani menyampaikan beberapa modus yang mereka gunakan dalam proses mengambil alih pengelolaan masjid. 

Sang Pencerah Muslim

1. Terdapat orang yang datang atau sengaja mengontrak rumah di dekat masjid lalu aktif berjamaah sholat lima waktu di masjid tersebut dan memperkenalkan dirinya kepada jamaah lain serta pengurus masjid. 

Sang Pencerah Muslim

2. Lalu, orang tersebut mulai aktif ikut menjaga kebersihan masjid, sehingga mendapat simpati dari pengelola masjid. 

3. Jika muadzin atau imam sholat kebetulan berhalangan, ia menawarkan diri untuk menjalankan tugas tersebut. Karena sudah dikenal, peran tersebut dengan mudah diterima pengurus masjid dan tidak dipertanyakan.

4. Ketika ada rapat pengurus, ia mulai aktif dan ikut memberi usulan, biasanya yang diusulkan adalah khotib Jum’at, yang berasal dari kelompoknya.

5. Langkah selanjutnya, ia akan semakin berusaha mendominasi dan mengajak teman-temannya membuat kegiatan di masjid tersebut. Ketika terjadi perubahan kepengurusan masjid, ia memasukkan orang-orangnya dalam kepengurusan.

6. Jika dirasa sudah mendominasi dalam kepengurusan dan kegiatan, ia akan menyingkirkan orang lama dan mengganti amalan ibadah masjid tersebut yang sesuai dengan alirannya. Di masjid tersebut, juga mulai kencang disuarakan bid’ah atau menyalahkan ajaran yang di luar alirannya serta melarang orang lain menjalankan kegiatan di masjid tersebut. 

Kiai Manan mengingatkan agar pengurus masjid NU jika menemui modus-modus seperti itu dan menjaga eksistensi masjid tersebut. LTMNU siap membantu melakukan sertifikasi wakaf atas nama nadhir NU sebagaimana yang sudah dilakukan di sejumlah tempat sehingga kepemilikan masjid tersebut tidak berpindah tangan.

Penulis: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Makam Sang Pencerah Muslim

Perjuangan Mbah Hasyim Membangun Gerakan Filantropi

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Gerakan filantropi pertama kali dilakukan pada tahun 1918 oleh KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri,dan KH Masykur ? dengan menggalang 40 pengusaha. Mereka kemudian membentuk organisasi bernama Nahdlatut Tujjar.?

“Pada saat itu masyarakat sangat antusias untuk mengumpulkan dana. Karena para kiai bergerak, sehingga terkumpul dana cukup besar. Gerakan filantropi nusantara yang digerakkan oleh para kiai mampu menarik para banker,” kata Ketua PBNU HM Sulthon Fatoni saat mengisi seminar nasioanl bertema Filantropi Islam Nusantara yang diselenggarakan oleh NU Care-LAZISNU di lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (2/2).

Perjuangan Mbah Hasyim Membangun Gerakan Filantropi (Sumber Gambar : Nu Online)
Perjuangan Mbah Hasyim Membangun Gerakan Filantropi (Sumber Gambar : Nu Online)

Perjuangan Mbah Hasyim Membangun Gerakan Filantropi

Seiring berjalannya waktu, gerakan yang dihimpun oleh para kiai tersebut tercium Belanda, sehingga pihak Belanda memberlakukan peraturan tentang koperasi yang harus berizin dengan mengenakan biaya yang sangat mahal. Di samping standar dan persyaratan lain yang harus dipenuhi.?

Para kiai tidak mampu memenuhi persyaratan, termasuk dana minimal yang harus disetor ke pihak Belanda. Gerakan filantropi Nahdlatut Tujjar pada akhirnya tenggelam.

“Gerakan filantropi koperasi saat itu memang yang harus dirambah, karena zakat, sedekah, dan infaq sudah jalan,” katanya.?

Sang Pencerah Muslim

Selanjutnya di awal tahun 1920, Mbah Hasyim mengutus Kiai Wahab menemui Kiai Nawawi Sidogiri untuk berkonsultasi tentang pendirian organisasi Nahdlatul Ulama (NU).?

Dari pertemuan itu, para kiai berkumpul di Masjid Jami’ Kota Pasuruan kemudian terbesit ayat Al Qur’an Lamasjidun Ussisa ‘alat Taqwa.

Sang Pencerah Muslim

“Jadi perkumpulan NU, perkumpulan para kiai kita sepakat asalkan gerakan perkumpulan ini nanti tidak berbasiskan finansial, tidak bermisi profit. Maka lahir NU,” terangnya.?

Sebagaimana ditegaskan Mbah Hasim dalam Risalah Ahlussunnah Waljamah tahun 1928 bahwa NU adalah organasiasi yang bermisi memberikan keadilan, memberikan perlindungan, meningkatkan kualitas hidup, dan mendorong agar masyarakat makmur.

“Gedung yang kita tempati ini (Gedung PBNU), bukan dari bisnis, tapi gedung ini dibangun dengan semangat filantropi. Semuanya terlibat, kaya, miskin, muslim, dan non muslim di era Gus Dur,” terang pria yang juga menjabat sebagai wakil rektor II Unusia ini. (Husni Sahal/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 28 November 2017

Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Wilayah Fatayat NU DI Yogyakarta bekerja sama dengan King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue (KAICIID) mengadakan acara Lokakarya Pemudi Antariman dengan tema "Mengelola Keberagaman Agama bagi Pemudi Antariman Di Yogyakarta, Indonesia" pada 28-29 Agustus 2015 di Villa Mawar Asri, Kaliurang Barat, Kaliurang, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,.

Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman (Sumber Gambar : Nu Online)
Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman (Sumber Gambar : Nu Online)

Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman

Yogyakarta merupakan miniatur Indonesia, yang hampir semua etnis dan agama dengan segala denominasinya, hidup dan berkembang. Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata, separuhnya hampir dihuni oleh anak muda yang datang dari berbagai penjuru Nusantara untuk belajar dan mengembangkan diri. Hal tersebut menyebabkan dinamika kehiduapan sosial, budaya dan agama sangat tinggi, dan pada gilirannya meningkatkan potensi konflik, bahkan bisa jadi merambat menjadi kekerasan di DIY. Hal itu sudah terbukti dalam empat tahun terakhir ini, kekerasan atas nama etnis dan agama semakin meningkat di Yogyakarta.

Dalam rangka itulah, diperlukan intervensi untuk mengantisipasi dan memastikan kekerasan atas nama agama tidak terulang lagi, khususnya intervensi bagi para perempuan muda lintasagama. "Usia muda merupakan masa sangat produktif, para perempuan muda akan bereproduksi, merawat dan mendidik anak-anak dan juga berkarier dan mengembangkan diri di lingkungan dan tempat kerja mereka. Inilah alasan diadakannya acara loka karya." Kata Wiwin Siti Aminah, Ketua panitia sekaligus fasilitator dalam acara tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Acara ini pun bertujuan memberikan kesempatan kepada para pemudi lintas iman untuk bertemu, mengenal satu sama lain dan berbagi pengetahuan serta pengalaman.? Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran mengenai realitas dinamika kemajemukan masyarakat dan pentingnya mengelola keberagaman agama dengan dialog sebagai sebuah kekuatan bersama dalam menciptakan perdamaian. Seperti penjelasan ketua Fatayat NU DIY, Mustaghfiroh Rahayu "selain itu, acara ini untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya peran perempuan dalam proses dialog antariman di Yogyakarta."

Acara ini tidak berhenti hanya pada lokakarya saja, namun ada tindak lanjut selama empat kali pertemuan serta mengadakan kunjungan di lima tempat yakni Pesantren, Vihara, Hare Krishna, Katolik Seminari, dan Gereja Kristen Jawa. PW Fatayat NU DIY berharap dengan kegiatan ini senafas dengan gerakan Islam Nusantara yang sedang menjadi pembahasan di kancah nasional maupun internasional. (Muyassaroh/Mahbib)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Anti Hoax, Ubudiyah, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock