Tampilkan postingan dengan label Pondok Pesantren. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pondok Pesantren. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Maret 2018

PCINU Malaysia Buka Sekolah untuk Anak Indonesia

Kuala Lumpur, Sang Pencerah Muslim. Bersamaan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW kemarin, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia membuka Lembaga Pendidikan Ma’arif. Lembaga Pendidikan ini rencananya akan dimulai pada Februari ini.

Ketua Tanfidziyah PCINU Malaysia Marhadi Marzuki (40) Ahad (25/1) kemarin menuturkan, madrasah ini nanti diperuntukkan bagi seluruh umat Islam yang tinggal di negeri Jiran.

PCINU Malaysia Buka Sekolah untuk Anak Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
PCINU Malaysia Buka Sekolah untuk Anak Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

PCINU Malaysia Buka Sekolah untuk Anak Indonesia

“Namun, secara khusus kita mendedikasikannya untuk warga Nahdliyin dari Indonesia,” tambah Marhadi yang kini sedang menyelesaikan PhD di Universitas Malaya ini.

Sang Pencerah Muslim

Lembaga Pendidikan yang rencananya ditempatkan di Gombak ini selanjutnya akan berdiri independen. “Jelas, bahwa kita akan mengikuti kurikulum Ma’arif, sebagaimana yang juga diajarkan di pesanten-pesantren Indonesia,” tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Meski demikian, lanjutnya, akan ada modifikasi dalam beberapa hal. “Akan kita sesuaikan juga dengan kurikulum yang ada di Malaysia.”

Tenaga pengajar madrasah ini adalah para guru dari Indonesia yang tinggal di Malaysia. “Sementara ini kita anggap cukup (guru yang ada di Malaysia). Nanti kalau kita anggap perlu mengambil dari Indonesia maka kita akan ambil dari sana,” jelasnya.

Menurut Marhadi, salah satu tujuan didirikannya lembaga ini adalah untuk mengenalkan NU, Islam ahlussunnah wal Jama’ah, yang arif terhadap lokalitas, sekaligus menjadi rahmatan lil-‘alamin.

Peresmian pembukaan madrasah tersebut kemarin langsung dihadiri oleh Ketua Pengurus Pusat LP Ma’arif, HZ Arifin Junaidi. (Abdul Aziz/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sunnah, Berita, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Rabu, 07 Maret 2018

Prof. Aom Karomani: Komunikasi via Medsos Rawan Miskomunikasi

Bandar Lampung, Sang Pencerah Muslim. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya media sosial, saat ini membuat masyarakat berinteraksi secara mudah. Komunikasi melalui media ini ternyata tidak serta-merta membawa kemanfaatan bagi masyarakat, tapi ada sisi kemudaratannya.

Prof. Aom Karomani: Komunikasi via Medsos Rawan Miskomunikasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Prof. Aom Karomani: Komunikasi via Medsos Rawan Miskomunikasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Prof. Aom Karomani: Komunikasi via Medsos Rawan Miskomunikasi

Menurut Wakil Ketua Tanfidziyyah PWNU Prof. Aom Karomani, komunikasi melalui media sosial sangat rawan terjadi miskomunikasi atau kesalahpahaman. 

"Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 7 persen dari komunikasi verbal yang berpengaruh terhadap efektivitas sebuah komunikasi.Sekitar 93 persen dipengaruhi oleh komunikasi nonverbal yang meliputi gesture, tatapan mata, dan aspek non erbal lainnya," kata dosen FISIP Universitas Lampung ini, Ahad (7/1).

Ia mengingatkan bahwa komunikasi langsung dengan tatap muka serta melibatkan unsur nonverbal saja bisa masih mampu memunculkan kesalahpahaman. Apalagi komunikasi via media sosial yang dalam aktivitasnya tidak melibatkan gesture, mimik muka, intonasi suara dan unsur nonverbal lainnya.

Sang Pencerah Muslim

Ia menilai di situlah letak kekurangan komunikasi via media sosial dan perlu diperhatikan oleh para pengguna jejaring sosial.

"Keagungan Allah AWT menciptakan mimik muka manusia mampu menunjukkan apa yang ada dalam bathin seseorang apakah berbicara jujur atau bohong. Namun perkembangan teknologi menggeser segalanya," kata Ahli Bidang Komunikasi ini di kediamannya, di Bandarlampung.

Untuk menghindari efek negatif dari munculnya miskomunikasi yang mengarah kepada perpecahan dan pertikaian, ia mengingatkan agar dalam berkomunikasi harus memahami secara utuh maksud dan keinginan dari yang diajak berkomunikasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memahami unsur nonverbal dan melakukan tabayun secara mendalam. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Sholawat Sang Pencerah Muslim

Senin, 05 Februari 2018

Maulid Nabi dan Haul Gus Dur Berlangsung Meriah di Gedung PBNU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Peringatan Haul ke-6 KH Abdurraman Wahid (Gus Dur) kembali digelar, Rabu (30/12) malam ini di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, setelah acara serupa diselenggarakan di kediaman Gus Dur di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Acara yang dirangkai Maulid Nabi Muhammad ini berlangsung semarak dengan kehadiran jamaah dari berbagai daerah di Jakarta dan sekitarnya. Mereka memenuhi halaman dan ruang Masjid An-Nahdlah yang terletak di lantai pertama gedung PBNU. Hadir pula Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, putri sulung Gus Dur Alissa Qotrunnada, jajaran pengurus NU, dan para kiai dan para habib.

Maulid Nabi dan Haul Gus Dur Berlangsung Meriah di Gedung PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Maulid Nabi dan Haul Gus Dur Berlangsung Meriah di Gedung PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Maulid Nabi dan Haul Gus Dur Berlangsung Meriah di Gedung PBNU

Peringatan haul ke-6 Gus Dur dan Maulid Nabi Muhammad malam ini dimotori oleh Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU). Acara dimulai dengan istighotsah bersama para habib dan kiai sejak selepas sembahyang isya’, lalu dipuncaki dengan testimoni dan taushiyah.

Sang Pencerah Muslim

Ketua PP LDNU KH Manarul Hidayat berharap, acara kali ini tak sebatas seremoni melainkan lebih dari itu jamaah bisa meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan perjuangan Gus Dur. “Gus Dur tidak hanya jadi panutan oleh orang NU, tapi juga masyarakat Indonesia dan dunia,” ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, mewakili keluarga Alissa mengungkapkan terima kasih atas peringatan haul Gus Dur yang diadakan PBNU tepat pada tanggal wafatnya Presiden Ke-4 RI ini, 30 Desember. “Ini adalah hadiah yang sangat luar biasa. Doa-doa bapak ibu yang dipimpin para guru kita jauh lebih bermakna daripada gelar pahlawan nasional,” tuturnya.

Sementara KH Said Aqil Siroj menekankan pentingnya melestarikan peringatan Maulid Nabi sebagai sarana meneladani dan mengharap syafaat dari Rasulullah. Peringatan haul ulama juga bukan termasuk praktik bid’ah karena di dalamnya mengandung banyak hal positif. “Mari kita yang positif dari Gus Dur kita tiru,” katanya. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Kajian Sang Pencerah Muslim

Jumat, 26 Januari 2018

Kang Said Pastikan NU Steril dari Intervensi Politik

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (Kang Said) di depan pers menyatakan bahwa kepengurusan NU yang baru diisi dari pelbagai unsur. Ia menerangkan, kepengurusan NU tidak dimonopoli oleh aktivis partai tertentu. ia sendiri tidak terlalu mempermasalahkan masuknya sejumlah politikus di dalam kepengurusan NU.

Kang Said Pastikan NU Steril dari Intervensi Politik (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said Pastikan NU Steril dari Intervensi Politik (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said Pastikan NU Steril dari Intervensi Politik

Demikian disampaikan Kang Said kepada sejumlah wartawan usai melakukan pertemuan dengan Bupati dan Wakil Bupati Jombang di pendopo, Selasa (25/8).

"Justru saya akan mengendalikan agar jangan sampai mereka mengendalikan dan membawa NU ke dalam politik," ungkapnya. Namun demikian, keberadaan mereka sebagai hak bagi warga NU untuk berkhidmat. 

Sang Pencerah Muslim

Ia menjamin bahwa tidak akan ada tarik menarik pada kepengurusan NU mendatang. "NU tidak akan digunakan untuk mendukung salah satu partai politik," tegasnya. Tapi kalau ada pengurus dari partai, itu adalah hak warga bangsa untuk berpolitik, lanjutnya.

Sang Pencerah Muslim

Kendati demikian, Kang Said menjamin bahwa NU mendatang akan steril dari intervensi partai politik. "Saya yang menjamin dan akan mengendalikan NU dari intervensi politik," tegasnya. 

Pada kesempatan tersebut, Kang Said juga menegaskan bahwa di kepengurusan PBNU sekarang ada beberapa kader partai politik. "Dalam kepengurusan NU ada unsur Golkar, PPP, Gerindra, tidak hanya PKB," ungkapnya.

Pada kesempatan ini, ia menjelaskan bahwa kedatangannya ke Jombang ialah untuk menyampaikan terima kasih sebenar-besarnya kepada Pemkab Jombang, “Terutama Bapak Bupati yang banyak berjasa sehingga muktamar sukses dan berjalan lancar.”

Fokus program PBNU periode 2015-2020 adalah kerja dan kerja. "Tanggal 28 (Agustus) kami akan melaksanakan rapat kerja pertama dengan pengurus PBNU," terangnya. Sedangkan pada 5 September mendatang adalah pengukuhan pengurus di Masjid Istiqlal.

"Dan minggu depan, akan diterima Bapak Presiden, insya Allah," lanjutnya. (Syaifullah/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Jumat, 19 Januari 2018

IPNU-IPPNU Jombang Genjot Program Utama

Jombang, Sang Pencerah Muslim

Setelah resmi dilantik di aula Pondok Pesantren Bahrul Ulum (BU) Tambakberas pada Ahad (14/2/2016) lalu, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kabupaten Jombang, Jawa Timur garap sejumlah program prioritas.

Di antara beberapa program tersebut adalah menggalakkan pengaderan pelajar di semua kecamatan, desa hingga dusun di Jombang, khususnya beberapa wilayah yang masih belum menjadi target ? PC IPNU-IPPNU Jombang sebelumnya.?

IPNU-IPPNU Jombang Genjot Program Utama (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Jombang Genjot Program Utama (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Jombang Genjot Program Utama

Demikian disampaikan Ketua PC IPPNU Jombang, Qurrotul Aini. Ia memaparkan bahwa optimalisasi pengaderan pelajar di Jombang adalah salah satu visi misi utama PC IPNU-IPPNU Jombang di tampuk kepemimpinannya. Meskipun keberadaan IPNU-IPPNU mayoritas sebelumnya sudah masuk di tingkat kecamatan, namun ia mengaku masih sedikit pelajar IPNU-IPPNU di tingkat desa dan dusun (ranting dan anak ranting).

Aini, sapaan akrabnya menambahkan bahwa untuk menunjang keberlangsungan pengaderan yang baik, ia juga berupaya menumbuhkan keterampilan atau seni manajemen pengurus dalam melaksanakan program-programnya. “Yang jelas pembentukan, pematangan pelajar Jombang, serta memupuk kader yang berkualitas adalah salah salah satu tujuan kami, dann ini sangat memerlukan dorongan skill dari para pengurus,” katanya kepada Sang Pencerah Muslim saat dihubungi, Jumat (19/2).

Sang Pencerah Muslim

Di samping itu pihaknya juga mendorong antar pengurus, baik ranting, Pimpinan Anak Cabang (PAC) hingga pengurus cabang untuk saling bersinergi menjalankan visi misi tersebut. Selain itu, mendirikan Pengurus Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) IPNU-IPPNU di semua kampus Jombang juga bagian program prioritas.

“Selain visi misi utama kita di pengaderan pelajar ke desa-desa, kami juga akan mendirikan Pengurus Komisariat Perguruan Tinggi IPNU-IPPNU di semua kampus Jombang, selama ini sudah ada, tapi hanya beberapa saja. Dan kita memang sedang memikirkan cara yang tepat untuk menyelesaikan itu,” ujarnya.

Dari hasil koordinasi dan pertemuan dengan para pengurus cabang, ia optimis akan merampungkan program-program tersebut dengan maksimal. Bahkan pihaknya juga sering mendiskusikan dengan para pembina dan kiai sesepuh setempat. “Insyaallah tugas-tugas itu rampung dengan maksimal, kita akan menyeriusi ini,” pungkasnya. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Santri Sang Pencerah Muslim

Senin, 15 Januari 2018

NU Struktural untuk Lengkapi NU Kultural

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Dikotomi antara NU struktural dan NU kultural seharusnya tak boleh terjadi lagi jika keduanya bisa memainkan perannya masing-masing dan bersinergi. Ketua PBNU Masdar F. Mas’udi berpendapat bahwa NU struktural yang didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari adalah untuk melengkapi NU Kultural.

“NU kultural sudah ada beberapa ratus tahun lalu berkat kerja kekiaian para ulama kita. Jadi NU organisasi yang dibawa oleh Mbah Hasyim untuk melengkapi NU kultural yang sudah berjalan dan akan terus berjalan,” tuturnya kepada Sang Pencerah Muslim beberapa waktu lalu.

Namun demikian, sampai sekarang ini belum ada pembagian peran yang jelas dan sering terjadi redundance dan mengambil oper peran para kyai yang melakukan kerja-kerja kultural sementara kerja-kerja organisasional belum tertangani dengan baik.

NU Struktural untuk Lengkapi NU Kultural (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Struktural untuk Lengkapi NU Kultural (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Struktural untuk Lengkapi NU Kultural

“Kalau pengurus organisasi mengerjakan ngaji, tahlilan, dibaan, ini sebenarnya mengambil alih fungsi yang dijalankan oleh para kiai secara pribadi-pribadi. Pengurus NU itu kerjanya jangan pengajian umum. Tugasnya menghadiri rapat mengambil keputusan untuk mencapai tujuan tertentu yang dikerjakan dalam waktu tertentu,” imbuhnya.

Kerja NU menurut Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) adalah kerja sosial yang tidak bisa dilakuan oleh para individual seperti membimbing umat dalam berbangsa, bernegara, membangun ekonomi umat, kesehatan, dan lainnya.

Sang Pencerah Muslim

“Ini penting karena kebesaran umat ya disitu, dalam realitas kehidupan umatnya. Kalau akidahnya, urusan para ulamanya sebagai pribadi-pribadi, ada atau tidak ada organisasi. Jadi kerja NU itu lain,” tandasnya.

Dikatakannya NU organisasi itu rukunnya kan ada 4, yaitu ada jamaah, ada tujuan bersama, ada kepemimpinan atau pengurus dan ada aturan main yang disepakati bersama. “Yang paling penting adanya jamaah atau warga dan kepemimpinan, tapi yang sekarang ada baru pengurus, lha jamaahnya mana, ya kultural. Ini yang tidak memenuhi standard organisasi. Warga NU organisasi tidak sekedar warga NU kultural, ini tidak memenuhi tujuan Mbah Hasyim,” imbuhnya.

Untuk membuktikan bahwa seseorang menjadi anggota organisasi, harus punya bukti formal seperti Kartanu (Kartu tanda anggota NU), bukan kunut atau tahlilan. “Ini penting sekali. Kalau kunut ya NU kultural bukan organisasi,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Masdar, terdapat tiga tahapan keanggotaan. Pertama, keanggotaan kultural dengan menjalankan tradisi-tradisi ke-NU-an, kedua keanggotaan formal dengan dibuktikannya memiliki kartu anggota NU dan ketiga keanggotaan efektif yang secara fungsional mendukung kerja-kerja NU.

“Kalau anggota biasa memberi kontribusi iuran, kalau pengurus ya memberi kontribusi keuangan dan tenaga. Ini yang harus dibangun ke depan,” tandasnya. (mkf)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Jadwal Kajian, Nasional Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 13 Januari 2018

Gus Dur Minta Kedaulatan Hukum Ditegakkan

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengatakan, kedaulatan hukum di Indonesia saat ini belum bisa terwujud. Alasannya karena penanganan kasus-kasus korupsi masih tebang pilih. Dia menekankan perlunya mengolah sumber daya alam secara maksimal.

”Kedaulatan hukum harus ditegakkan. Kalau tidak, Indonesia akan makin tertinggal dari negara-negara lain,” kata Gus Dur dalam penyampaian menggunakan Bahasa Jawa saat memberikan taushiyah istighotsah di rumah dinas Wakil Ketua DPRD Jateng Abdul Kadir Karding di Wisma Papandayan, Semarang, Selasa (26/12) malam.

Agar kedaulatan hukum terwujud, kata Gus Dur, harus ada demokratisasi, yakni dengan menjalankan berbagai lembaga yang ada seperti Mahkamah Agung, legislatif, dan lainnya. ”Kita sebenarnya bisa menjadi negara besar dan masyarakatnya kuat. Syaratnya harus mengolah sumber alam dengan baik, seperti pertanian, dan hasil pertambangan yang kemarin, dirampok orang Jakarta semua,” jelasnya.

Gus Dur Minta Kedaulatan Hukum Ditegakkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur Minta Kedaulatan Hukum Ditegakkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur Minta Kedaulatan Hukum Ditegakkan

Sementara itu, Ketua Dewan Tanfidz DPW PKB Jateng Abdul Kadir Karding mengatakan, pertemuan ini merupakan agenda rutin yang digelar oleh DPW PKB Jateng untuk saling menghidupkan tradisi di NU dengan melakukan istighotsah. ”Bagaimanapun, PKB dilahirkan oleh NU sehingga harus selalu menjaga tradisi para ulama,” kata Karding bersemangat. (gpa/man)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Sejarah, Pondok Pesantren, News Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock