Tampilkan postingan dengan label News. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label News. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 Maret 2018

Ketua PP IPPNU Kunjungi Komisariat Unnes

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Farida Farichah selaku Ketua PP IPPNU melakukan kunjungan ke IPNU-IPPNU Komisariat Unnes pada 12 Januari 2013. Kunjungan diisi dengan sharing dan makan bersama dalam suasana yang santai. 

Ketua PP IPPNU Kunjungi Komisariat Unnes (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua PP IPPNU Kunjungi Komisariat Unnes (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua PP IPPNU Kunjungi Komisariat Unnes

Kunjungan tersebut merupakan agenda yang luar biasa bagi rekan-rekanita IPNU-IPPNU Komisariat Unnes. Mengingat bahwa Farida dulu adalah alumni dari IPPNU komisariat Unnes.

Dalam kunjungan tersebut hadir beberapa alumni antara lain Nur Syafaah (ketua IPPNU Unnes 2006), Maghfiroh (Ketua IPPNU Unnes 2008), Dian (ketua IPPNU Unnes 2012), Dina (Wakil Ketua IPPNU Unnes 2012) dan Irmawan (ketua IPNU Unnes 2012). 

Sang Pencerah Muslim

Acara tersebut dihadiri oleh pengurus IPNU-IPPNU Unnes 2013 Aan (Ketua IPNU), Ruqy (ketua IPPNU) dan pengurus yang lain (Mailiz, Ana,  Afifah, Singgih dan Zaqi). Dalam forum tersebut, “srikandi-srikandi” IPPNU Unnes saling berbagi pengalaman dan melepas rasa rindu setelah beberapa lama tidak bertemu.

“Ini merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga bisa mendapat pengalaman langsung dari alumni-alumni,” ujar Ruqy.

Sang Pencerah Muslim

Kepengurusan IPNU-IPPNU Komisariat Unnes sangat beruntung bisa didatangi langsung oleh ketua IPPNU, dan berharap dengan kedatangan Farida akan menambah kesemangatan bagi pengurus-pengurus baru.

“Ini memberi semangat bagi kita agar bisa mengikuti jejak alumni kita ini, sekarang tugas kita adalah merapatkan barisan, dengan meningkatkan dan mengaplikasikan Belajar, Berjuang dan Bertaqwa di kepengurusan yang baru di kampus Universitas Negeri Semarang,” ujar Aan.

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, News Sang Pencerah Muslim

Selasa, 20 Februari 2018

Tiang Masjid Al-Mukarromah Selalu Keluarkan Minyak

Rantau, Sang Pencerah Muslim. Kalimantan Selatan dikenal sebagai daerah yang banyak menyimpan bukti sejarah perkembangan Islam, salah satunya Masjid Al-Mukarromah di Desa Banua Halat Kiri, Kabupaten Tapin.



Tiang Masjid Al-Mukarromah Selalu Keluarkan Minyak (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiang Masjid Al-Mukarromah Selalu Keluarkan Minyak (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiang Masjid Al-Mukarromah Selalu Keluarkan Minyak

Masjid itu selalu diminati wisatawan karena salah satu tiang utama penopang masjid yang berarsitektur Banjar itu terus mengeluarkan minyak. Meski masjid itu telah berusia tua, minyak di tiang itu tidak pernah kering.

Wisatawan yang takjub dengan fenomena alam itu, salah satunya adalah rombongan dari PKK RT 19, Kelurahan Sungai Lulut, Banjarmasin. Sebagian besar dari pengunjung itu mengaku takjub dengan kebesaran Allah SWT itu.

Sang Pencerah Muslim

Setelah melaksanakan shalat sunat masjid, rombongan itu dengan seksama memerhatikan secara detail sudut bangunan masjid bersejarah yang konon dibangun kembali untuk kedua kalinya pada 1862 itu. Mereka berebut mengelus sebuah tiang berminyak dengan kapas, tisu, hingga lembaran uang kertas. Berbagai niat dan permintaan pun mereka utarakan saat mengusap tiang itu.

Sang Pencerah Muslim

"Itu adalah bukti kebesaran Allah SWT. Sebagai makhluk yang lemah, kita hanya bisa memohon kepada-Nya," kata seorang ibu yang berharap agar dengan minyak itu dapat disembuhkan dari penyakit yang dideritanya.

Untuk menuju masjid itu, pengunjung dapat menggunakan transportasi darat dari Kota Banjarmasin dengan waktu tempuh sekitar tiga jam atau berjarak kurang lebih 120 kilometer.

Pengelola Masjid Al-Mukarromah, Yahya (51), mengatakan, masjid itu memiliki sejarah panjang. Tidak diketahui secara jelas kapan pertama kali dibangun oleh Datu Ujung dari Sumatera itu. Yang jelas, mesjid itu dibangun untuk kedua kalinya pada 1862 setelah sempat dibakar Belanda.

"Pada saat terbakar, hampir seluruh material bangunan masjid yang berada di tepian sungai itu ludes. Yang tersisa hanya satu tiang utama yang kini terus mengeluarkan minyak itu," katanya.

Pada 2008 masjid itu pernah mendapatkan penghargaan Muri karena tercatat sebagai penyelenggara kegiatan Baayun Maulid atau tradisi mengayun anak saat bulan Maulid. Jumlah peserta saat itu mencapai 1.544 orang yang diayun di berbagai lokasi di sekitar masjid.

Yahya menjadi pengelola sejak 1988, menggantikan ayahnya, Mawi, yang meninggal pada usia 70 tahun, dan telah bertindak sebagai pengelola selama 17 tahun.        

Keberadaan masjid tua yang terbuat dari kayu ulin atau kayu besi itu kini banyak menarik perhatian kaum Muslim dari berbagai daerah, terutama pada bulan Maulid. Pengunjungnya pun dari berbagai daerah, seperti Pulau Jawa, atau sejumlah kota lain di Kalimantan, seperti Samarinda dan Palangkaraya. (ant/mad)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim News, Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Sandal Khusus Kamar Mandi

Kamar mandi, kamar kecil, toilet, WC, dan berbagai sebutan lainnya merupakan tempat khusus yang dipergunakan manusia untuk membersihkan diri dari kotoran. Sehingga kamar mandi dan sejenisnya selalu identik dengan najis. Oleh karena itu wajar sekali jika seseorang sering merasa ragu akan kesuciannya ketika selesai mandi, buang air besar maupun kecil.

Kebanyakan keraguan seseorang bersumber dari telapak kaki sebagai anggota badan yang langsung bersentuhan dengan lantai kamar mandi. Sehingga seringkali seseorang berjalan dengan berjinjit sangat hati-hati. Merasa seolah lantai kamar mandi itu tidak bebas dari najis, padahal tidak demikian, jika memang lantai kamar mandi telah disiram berulang-ulang dengan air yang suci.

Namun demikian, keraguan adalah keraguan yang ada dalam hati yang susah untuk dihilangkan. Untuk menyiasati hal ini sebaiknya seseorang menyeidakan satu sandal khusus untuk ke kamar mandi, agar telapak kaki tidak bersentuhan langsung dengan lantai kamar mandi yang dianggap najis. Mengenai hal ini Imam Nawawi dalam Kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab pernah menjelaskan,

? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sandal Khusus Kamar Mandi (Sumber Gambar : Nu Online)
Sandal Khusus Kamar Mandi (Sumber Gambar : Nu Online)

Sandal Khusus Kamar Mandi

Diperbolehkan berihthiyath (berhati-hati) dalam masalah ibadah dan yang lain sehingga tidak mengakibatkan waswas.

Penekanan Ihthiyath (kehati-hatian) lebih diutamakan pada masalah ini, dikarenakan bersuci dari najis adalah salah satu syarat sahnya shalat, jika saja ada najis yang mengenai pakaian seseorang, maka akan menjulur pada keabsahan shalat itu sendiri.

Sang Pencerah Muslim

Sedangkan maksud dan tujuan dari memakai sandal sendiri adalah untuk menghindari keragu-raguan, najis dan kotoran itu sendiri. Maka jika terpenuhinya maksud tersebut adalah dengan memakai sandal, maka hal itu dianjurkan sebagai sarana terwujudnya maksud dan tujuan. Imam Nawawi melanjutkan penjelasannya, dalam kitab yang sama, 

? ? ? ? ? ?

Diperbolehkan juga berhati-hati untuk terpenuhinya maksud dan tujuan.

Sang Pencerah Muslim

Lebih baiknya seseorang menyediakan sandal khusus kamar mandi dan tidak dipakai kecuali hanya ketika hendak masuk kekamar mandi. Terlebih lagi jika kamar mandi tersebut tidak ada tempat cucian kaki, maka sandal khususu kamar mandi adalah solusinya. (Pen. Fuad H/Red. Ulil H)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren, News, Berita Sang Pencerah Muslim

Kamis, 15 Februari 2018

Kader NU Probolinggo Ikuti Pendidikan Kader Penggerak

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim



Sedikitnya 150 orang kader NU di Kabupaten Probolinggo mengikuti kegiatan Pendidikan Kader Penggerak (PKP) di Pondok Pesantren Nurul Hasan Desa Lemahkembar Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo, Jumat hingga Ahad (25-27/8).

Para kader NU yang mengikuti PKP ini terdiri dari 100 orang pengurus ranting, 25 orang pengurus MWC, 5 orang pengurus Gerakan Pemuda Ansor, 5 orang pengurus Pergunu, 5 orang pengurus IPNU, 5 orang pengurus Lesbumi dan 5 orang pengurus Ishari.

Kader NU Probolinggo Ikuti Pendidikan Kader Penggerak (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader NU Probolinggo Ikuti Pendidikan Kader Penggerak (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader NU Probolinggo Ikuti Pendidikan Kader Penggerak

Para kader NU ini diberikan materi tentang ke-NU-an, sejarah NU dan perjuangan NU dalam kemerdekaan.?

“Tujuan PKP ini adalah selain memenuhi AD/ART juga bertujuan meningkatkan militansi dan kecintaan pada NU secara kelembagaan dan keorganisasian,” ujar Wakil Ketua PCNU Kabupaten Probolinggo KH A. Dafiq.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Dafiq, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk melatih para kader NU dalam memperbaiki SDM (Sumber Daya Manusia) sekaligus meningkatkan kecintaan terhadap NU. Sehingga bisa menumbuhkan semangat dalam membesarkan organisasi.

“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini para kader NU ini bisa semakin memantapkan diri untuk berkhidmah dalam organisasi NU. Sehingga ke depan, organisasi NU di Kabupaten Probolinggo bisa semakin maju dan berkembang serta mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi warga NU di Kabupaten Probolinggo,” harapnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim News Sang Pencerah Muslim

Senin, 12 Februari 2018

Yudi Latif: Pancasila Obat Peredam Ketegangan Sosial

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif menegaskan, Pancasila bisa menjadi peredam dan pengantisipasi terhadap ketegangan-ketegangan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang majemuk.

“Sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) mengantisipasi bahwa ketegangan sosial bisa muncul karena perbedaan agama,” kata Yudi di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Kamis (19/10).

Yudi Latif: Pancasila Obat Peredam Ketegangan Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
Yudi Latif: Pancasila Obat Peredam Ketegangan Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

Yudi Latif: Pancasila Obat Peredam Ketegangan Sosial

Sila kedua mengantisipasi ketegangan sosial yang terjadi karena globalisme dan lokalisme. Sila ketiga mengantisipasi ketegangan sosial yang terjadi akibat perbedaan suku, etnik, bahasa, dan budaya di seluruh Indonesia. Sila keempat meredam ketegangan yang timbul akibat perbedaan pilihan politik.

“Sila kelima mengantisipasi bahwa ketegangan sosial sangat mungkin terjadi akibat kesenjangan sosial,” ucapnya.

Maka dari itu, ia menilai bahwa Pancasila semakin relevan dengan zaman yang ada. Zaman dimana sekat-sekat sudah tidak ada lagi batasannya sehingga ketegangan sosial akan sangat mungkin terjadi kalau tidak dibatasi dan diantisipasi.?

Sang Pencerah Muslim

Meski demikian, Yudi sadar bahwa saat ini kesenjangan sosial di Indonesia begitu menganga. Ada jarak yang begitu jauh antara yang kaya dan yang miskin. Oleh karena itu, kesenjangan inilah yang seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah.

Berdasarkan survei lembaga keuangan Swiss, Credit Suisse, 1 persen orang terkaya di Indonesia menguasai 49,3 persen kekayaan nasional. Dengan kata lain, Indonesia menempati urutan keempat terbawah dalam urusan kesenjangan sosial. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sunnah, News Sang Pencerah Muslim

Ansor Semarang Polisikan Pemfitnah Ketum PBNU di Medsos

Semarang, Sang Pencerah Muslim - Pemilik akun Facebook yang diberi nama Ummu Izzah Mujahidah (UIM) diduga sering menghina Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Hal ini mendorong Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Semarang bersama Banser setempat menempuh jalur hukum.

“Sudah lama kita lihat dinding FB UIM berisi kata-kata yang provokatif dan fitnah,” kata Sekretaris PC GP Kota Semarang Rahul Saiful Bahri saat melaporkan ke Polrestabes Semarang Jl Dr Sutomo IV Barusari Semarang Selatan, Jumat (4/8) malam. Tindakan mengunggah status medsos demikian dianggap sebagai tindakan tidak menyenangkan dan mencemarkan nama baik tokoh nasional.

Ansor Semarang Polisikan Pemfitnah Ketum PBNU di Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Semarang Polisikan Pemfitnah Ketum PBNU di Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Semarang Polisikan Pemfitnah Ketum PBNU di Medsos

Dua hari kemarin tampak postingan yang jelas-jelas menghina Jokowi dan Ketum PBNU di atas gambar uang kertas lima ribu dan foto Jokowi bersama Kiai Said. Tertulis di situ percakapan palsu di antara keduanya.

“Ada kalimat ‘JENGGOT GAMIS SORBAN GOBLOK’ di atas foto Kiai Said,” kata Rahul. Tulisan dengan pola dialog Kiai Said dengan Jokowi juga terlihat jelas. “Pak Jokowi tolong diganti yang pakai peci seperti saya,” lanjutnya sambil menunjukkan teks itu.

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Kemudian di atas foto Jokowi tertulis “bisa diatur Yai yang penting dukung saya”. Di akhir foto tertulis kata “akhirnya keluar uang baru” dengan gambar uang kertas dengan foto KH Idham Chalid, mantan Ketum PBNU. “Itu tampak jelas bahwa UIM merendahkan simbol negara dan melecehkan kiai yang jadi panutan nahdliyyin se-Indonesia” tegas Rahul. Sayangnya mulai hari Kamis malam (3/8/2017) FB UIM sudah tidak aktif lagi.

Di hadapan petugas piket Polrestabes Semarang dijelaskan bahwa UIM hanya nama samaran dari seorang wanita yang tinggal di Perumahan Permata Hijau Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Nama pemiliki FB sudah kita serahkan polisi. “Terima kasih atas pengaduan ini, karena ini wilayah cyber maka kami sarankan langsung ke Polda Jateng agar lebih cepat ditangani,” kata anggota polisi. Dengan didampingi Tuts Pitoyo, anggota Intel Polrestabes Semarang mengadu ke Polda Jateng Jl Pahlawan No 1 Kota Semarang.

Di Polda Jateng, pelapor diterima petugas piket SPKT. Komandan Banser Kota Semarang Suharmanto menyampaikan kronologi dugaan penghinaan Presiden dan Ketum PBNU kepada petugas piket. “Pemilik FB UIM ini meresahkan dan kami merasa tersinggung karena dia menghina simbol negara dan kiai, maka kami adukan ke Polda sesuai arahan Polrestabes,” tegasnya.

Karena ini ranah IT, maka unit cyber crime Ditreskrimsus Polda Jateng turut mendampingi pengaduan ini. “Pengaduan ini kami terima dengan baik dan pelapor diminta melengkapi form laporan dan bukti screenshot,” ujar anggota Polda. (Red: Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim News Sang Pencerah Muslim

Mengkhayal Saat Shalat?

Shalat diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Takbiratul ihram dianggap sebagai pintu masuk untuk mengingat Allah SWT.? Segala bentuk kegiatan yang diperbolehkan di luar shalat, seketika takbir semuanya mesti ditinggalkan, alias diharamkan.

Setelah berniat dan melakukan takbir, seharusnya pikiran dan hati kita fokus untuk beribadah dan tertuju pada Allah SWT. Namun masalahnya, mengendalikan pikiran bukanlah perkara mudah.

Mengkhayal Saat Shalat? (Sumber Gambar : Nu Online)
Mengkhayal Saat Shalat? (Sumber Gambar : Nu Online)

Mengkhayal Saat Shalat?

Seringkali pikiran lain muncul tiba-tiba di benak kita seperti soal pekerjaan, anak, harta, dan dagangan. Bahkan dalam shalat pun, terkadang khayalan aneh datang menghantui pikiran. Sehingga, semua itu membuat kekhusyukan ibadah menjadi terganggu dan berkurang. Lalu bagaimana hukumnya? Apakah masih sah shalat orang yang mengkhayal ketika shalat?

Terkait masalah ini, Imam An-Nawawi punya jawaban di dalam kitabnya Fatawa Al-Imam An-Nawawi:

Sang Pencerah Muslim

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ?..

Sang Pencerah Muslim

Artinya, “Bila seorang mengkhayal maksiat dan kezalimaan pada saat shalat sehingga hatinya tidak fokus dan dia tidak meresapi bacaannya, apakah shalatnya masih sah? ‘Shalatnya sah, namun makruh,’” jawab Imam An-Nawawi.”

Orang yang mengkayal, pikirannya melayang ke mana-mana, bahkan memikirkan sesuatu yang buruk, shalatnya masih dihukumi sah. Meskipun sah, shalatnya dianggap makruh karena hatinya tidak hadir dan dia tidak meresapi bacaan yang dilafalkannya.

Kekhusyukan memang tidak menjadi kewajiban di dalam shalat, namun bukan berarti kita mengabaikannya. Kita mesti? mengupayakan dan mengusahkannya. Minimal kita berusaha merenungi dan meresapi setiap bacaan yang dilafalkan ketika shalat. Di sini kita mengerti betapa kekhusyukan adalah barang mahal tiada tara. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim News Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock