Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 24 Maret 2018

Komisi XI DPR RI Prihatin Pelajar SMA Terjangkit Radikalisme

Jepara, Sang Pencerah Muslim



Anggota Komisi XI DPR RI H. Fathan Subchi mengaku prihatin karena radikalisme telah merasuk ke tingkat pelajar SMA. Ia menyampaikan hal itu Halaqah Kiai Muda dan Bu Nyai Muda di pesantren Al Mustaqim desa Bugel, kecamatan Bugel, kabupaten Jepara, akhir lalu. 

Komisi XI DPR RI Prihatin Pelajar SMA Terjangkit Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Komisi XI DPR RI Prihatin Pelajar SMA Terjangkit Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Komisi XI DPR RI Prihatin Pelajar SMA Terjangkit Radikalisme

Menurut dia, pelajar yang dulunya ngefans kepada kiai-kiai NU kini beralih ke tokoh-tokoh radikal dan intoleran. Karenanya politisi asal Kabupaten Demak itu berharap pelajar usia SMA sederajat dibekali dengan wawasan kebangsaan yang luas. 

Dalam kegiatan yang dihadiri puluhan peserta itu, Fathan menyatakan, halaqah tersebut mesti diteruskan kepada generasi milenial. Karena mereka kelak yang akan “berkuasa”. 

Radikalisme, sebut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), itu sangat mengganggu stabilitas ekonomi maupun stabilitas-stabilitas yang lain.

Sang Pencerah Muslim

“Ekonomi yang tidak merata juga menjadi penyebab radikalisme,” tandasnya. 

Sehingga, pemahaman yang dangkal soal keagamaan jangan hanya dianggap soal sempitnya pengetahuan soal Al-Qur’an dan sunnah saja. 

“Tapi pemerintah harus memberikan ruang yang sama khususnya soal perekonomian sehingga radikalisme tidak semakin meluas,” tutur Fathan. 

Selain Fathan, kegiatan bertajuk “Membendung Radikalisme dan Terorisme” itu juga dihadiri Khoirul Anam, Senior Officer Media and Campaign Wahid Foundation. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi) 

Sang Pencerah Muslim





 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga Sang Pencerah Muslim

Rabu, 07 Maret 2018

Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat

Padang, Sang Pencerah Muslim. Sekretaris GP Ansor Sumatera Barat Zulhardi Z Latif dilantik sebagai anggota DPRD Kota Padang periode 2014-2019, Rabu (6/8). Zulhardi dilantik bersama anggota DPRD Kota Padang lainnya di aula gedung DPRD Kota Padang.

Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat (Sumber Gambar : Nu Online)
Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat (Sumber Gambar : Nu Online)

Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat

Menjelang pelantikan, Zulhardi mengatakan kepada Sang Pencerah Muslim, jabatan sebagai wakil rakyat merupakan amanah rakyat yang harus dijalankan. “Alhamdulillah, konstituen saya mengantarkan saya menjadi wakil rakyat,” katanya.

Sebagai kader Ansor, kata Zulhardi, kita akan berupaya menyuarakan aspirasi generasi muda NU di Kota Padang. Ini pertama kader Ansor yang dilantik menjadi anggota DPRD Kota Padang setelah reformasi, katanya.

Sang Pencerah Muslim

Sebelum menjadi Sekretaris GP Ansor Sumbar, ia pernah diamanahkan sebagai Ketua GP Ansor Kota Padang.

Ketua GP Ansor Sumbar Rusli Intan Sati menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Zulhardi Z Latif. “Meski saya gagal dalam pemilihan legislatif 9 April lalu, pelantikan Zulhardi ini sebagai gantinya. Walaupun daerahnya berbeda, yang penting kader Ansor tetap ada yang di legislatif,” kata Rusli yang pernah menjadi anggota DPRD Solok. (Armaidi Tanjung/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Kiai, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Kamis, 01 Maret 2018

Jambore Pelajar-Santri Nusantara Lengkapi Pra-Kongres

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Sedikitnya 500 pelajar dan santri akan berkumpul di Bumi Perkemahan Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (28/11). Mereka melaksanakan Jambore Pelajar-Santri Nusantara dan Apel Akbar Corp Brigade Pembangunan (CBP) IPNU.

Kegiatan ini termasuk rangkaian acara Pra-Kongres XVII Ikatan Pelajar Nahdaltul Ulama (IPNU) yang digelar di Palembang, 30 November hingga 4 Desember. Menurut Nurudin, ketua panitia, jumlah tersebut terdiri dari 350 anggota CBP IPNU dan sekitar 200 pelajar dan santri.

Jambore Pelajar-Santri Nusantara Lengkapi Pra-Kongres (Sumber Gambar : Nu Online)
Jambore Pelajar-Santri Nusantara Lengkapi Pra-Kongres (Sumber Gambar : Nu Online)

Jambore Pelajar-Santri Nusantara Lengkapi Pra-Kongres

Dalam jambore atau perkemahan besar tingkat nasional ini, pelajar dan santri akan digembleng dengan sejumlah materi dan latihan-latihan tertentu. Sementara CBP IPNU, selain apel, mereka akan turut mengamankan keberlangsungan acara kongres.

Sang Pencerah Muslim

“Mereka semua nanti juga akan ada bakti sosial,” ujar Nurudin.

Sang Pencerah Muslim

Sejak Mei lalu, Pra-Kongres IPNU dimulai dengan ToT dan Pembentukan Kader Antinarkoba di Bogor, dilanjutkan dengan Workshop Pra-Kongres XVII IPNU di Bandung, serta Pendidikan Latihan Khusus Nasional CBP IPNU di Mojokerto.

Rencananya, acara Pra-Kongres IPNU akan ditutup dengan pengajian akbar bertema “Islam itu Indah” bersama Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi dan Ust M. Nur Maulana di Masjid Agung Palembang, Jumat (30/11).

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj bersama Menteri Pemuda dan Olahraga RI Andi Mallarangeng dijadwalkan hadir membuka acara.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga Sang Pencerah Muslim

Jumat, 02 Februari 2018

Ida Fauziyah: Fatayat Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kesehatan masyarakat Indonesia selama ini masih butuh perhatian tinggi. Tingkat kesehatan yang rendah dapat mempengaruhi aspek lain kehidupan. Aspek politik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan budaya, dapat tertatih tanpa dukungan kesehatan pelakunya.

Ida Fauziyah: Fatayat Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Ida Fauziyah: Fatayat Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Ida Fauziyah: Fatayat Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat

“Kesehatan masyarakat Indonesia, sebenarnya adalah tugas negara. Namun, kita pun mengerti kondisi kini negara seperti apa. Karenanya, Fatayat NU membantu negara dalam hal kesehatan masyarakat,” ungkap Ida Fauziah, Ketua Umum PP Fatayat NU dalam pidato sambutan pembukaan seremonial pemeriksaan dan operasi 1200 penderita katarak di Ruang Kirana lt.6, RSCM, Jl. Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (10/5) siang.

Pemeriksaan dan operasi 1200 penderita katarak ini adalah bagian dari kepedulian Fatayat NU terhadap kesehatan masyarakat. Kegiatan operasi katarak gratis ini, terselenggara berkat Fatayat NU, Perdami (Persatuan Dokter Mata Indonesia), dan PT SidoMuncul. Dengan kepedulian yang sama, ketiganya mewujudkan keresahan itu dalam wujud nyata; operasi katarak gratis bagi masyarakat yang membutuhkan.

Sang Pencerah Muslim

Sedikitnya 120 orang memadati pembukaan seremoni ‘Bakti Sosial Operasi Katarak bagi Warga Kurang Mampu’. Mereka terdiri dari jajaran pengurus Fatayat NU, Wakil Ketum PBNU, Dirut PT SidoMuncul, Konsultan Perdami, belasan masyarakat yang antusias dengan kegiatan ini, dan 6 penderita katarak yang telah melewati operasi pagi itu.

Sang Pencerah Muslim

Fatayat NU lahir 5 tahun setelah Indonesia merdeka. Organisasi yang menaungi gerakan pemudi Nahdlatul Ulama ini hadir saat-saat sulit Negara Indonesia. Dalam setiap era, kita selalu mengambil peran dalam pembangunan bangsa mulai zaman Sukarno, Orde Baru hingga belakangan era Reformasi ini, imbuhnya.

Keresahan yang mengganggu Fatayat NU adalah ketiadaan biaya dari sebagian besar penderita katarak untuk melakukan operasi. Sayangnya, hingga kini penanggulangan masalah kebutaan belummenjadi prioritas pemerintah. Inilah alasan yang mendasari Fatayat NU untuk mengambil isu kesehatan mata. 

Fatayat NU bagian dari masyarakat yang memberikan jasa fasilitas bagi masyarakat mengentaskan katarak di Indonesia. “Kita akan terus meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia. Kalau kerjasama ketiga jejaring ini sudah kuat, kami yakin tak butuh berpuluh tahun untuk mengatasi katarak dari Indonesia,” tandasnya menutup pidato.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Santri, Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Kamis, 01 Februari 2018

Masdar Farid: Jangan Mubazirkan Potensi Masjid

Cirebon, Sang Pencerah Muslim. Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Masudi mengatakan, potensi masjid sebagai tempat strategis perjuangkan umat Islam belum tergarap dengan baik. Ia mengimbau warga NU untuk meningkatkan perhatiannya terhadap tempat ibadah ini.

Menurut dia, masjid memiliki sejumlah keistimewaan, terutama karena kemampuannya menjadi tempat perjumpaan dan kegiatan rutin khalayak. Soal manajemen keuangan, masjid juga termasuk yang paling transparan dibanding organisasi publik lain di lingkungan Islam.

Masdar Farid: Jangan Mubazirkan Potensi Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
Masdar Farid: Jangan Mubazirkan Potensi Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

Masdar Farid: Jangan Mubazirkan Potensi Masjid

"Tapi potensi yang begitu besar masih dimubazirkan," kata Masdar saat membuka Rapat Pimpinan Daerah Lembaga Tamir Masjid NU (LTMNU) Kabupaten Cirebon di Pesantren Muallimin-Muallimat Babakan, Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (5/1).

Sang Pencerah Muslim

Masjid, sambungnya, sangat dibutuhkan dalam upaya gerakan sosial-keagamaan. Kemakmuran masjid adalah titik tolak bagi usaha memakmurkan masyarakat.

Sang Pencerah Muslim

"Titik tolak kemakmuran bumi dimulai dari masjid. Ini yang akhir-akhir ini kurang mendapat perhatian dari kita," tuturnya.

Nahdlatul Ulama mempunyai dua basis penting penopang perjuangannya, yaitu pesantren dan masjid. Jika pesantren menjadi basis kulturalnya, masjid merupakan basis pergerakannya, jelasnya.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Minggu, 14 Januari 2018

10 Menit Gus Dur Putuskan Pancasila itu Islami dan Final

Memutuskan persoalan yang membutuhkan dasar pemikiran yang mendalam dan kajian serius tidaklah mudah. Tetapi lain halnya ketika persoalan tersebut hadir di tangan KH Abdurrahman Wahid (1940-2009) atau Gus Dur ketika memimpin rapat soal substansi Pancasila sebagai dasar negara dan organisasi di Indonesia dalam Muktamar NU tahun 1984 di Situbondo, Jawa Timur.

Setidaknya ada beberapa alasan mendasar NU membahas Pancasila ke forum tertinggi organisasi, Muktamar. Dasar bahwa Pancasila mampu mempersatukan seluruh bangsa tidaklah cukup bagi sejumlah ormas Islam di Indonesia. Meskipun NU sendiri tidak pernah mempersoalkan keberadaan Pancasila karena dirancang sendiri secara teologis maupun filosofis oleh KH Abdul Wahid Hasyim, ayah Gus Dur.

Menjelaskan hubungan Islam dan Pancasila tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena jika hal ini berhasil dilakukan NU, ormas Islam di Indonesia merasa terbantu secara dasar syar’i. Sebab itu, Pancasila sebagai dasar mutlak dalam berbangsa dan bernegara harus juga dijelaskan oleh NU untuk menegaskan bahwa lima sila yang dipelopori oleh Presiden Soekarno pada 1 Juni 1945 tersebut dapat diterima secara final sebagai pondasi negara yang Islami.

10 Menit Gus Dur Putuskan Pancasila itu Islami dan Final (Sumber Gambar : Nu Online)
10 Menit Gus Dur Putuskan Pancasila itu Islami dan Final (Sumber Gambar : Nu Online)

10 Menit Gus Dur Putuskan Pancasila itu Islami dan Final

Riwayat ketika Gus Dur secara mudah memutuskan bahwa Pancasila itu Islami dan final diceritakan oleh salah satu sahabat Gus Dur, KH Ahmad Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus. Bahkan, Gus Mus sendiri merupakan pelaku sejarah dalam perumusan Pancasila sebagai asas tunggal organisasi dalam Muktamar NU 1984 tersebut. Dia salah satu kiai yang ditunjuk oleh Gus Dur untuk menjadi anggota dalam tim perumusan deklarasi hubungan Islam dan Pancasila.

Muktamar NU 1984 juga menjadi tonggak sejarah bagi organisasi para kiai pesantren ini untuk kembali ke Khittah 1926. NU menegaskan diri sebagai jami’yyah diniyyah ijtima’iyyah (organisasi sosial kegamaan) sesuai amanat pendirian organisasi pada 1926, bukan lagi sebagai organisasi politik praktis.

Dalam Muktamar 1984 itu ada tiga komisi, salah satunya adalah komisi khittah yang membahas paradigma, gagasan dasar, dan konsep hubungan Islam dan Pancasila. Dua komisi lain membahas tentang keorganisasian yang dipimpin oleh Drs Zamroni dan komisi AD/ART dipimpin oleh KH Tholhah Mansur. Dengan jumlah anggota rapat komisi yang cukup banyak, mereka membahas secara terpisah di tempat yang berbeda.

Sang Pencerah Muslim

Gus Dur memimpin subkomisi yang merumuskan deklarasi hubungan Islam dan Pancasila. Salah seorang cucu Hadltrassyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari ? (1871-1947) ini kemudian menunjuk lima orang kiai sebagai anggotanya, yaitu KH Ahmad Mustofa Bisri dari Rembang, Dr KH Hasan dari Medan, KH Zahrowi, KH Mukafi Makki, dan dr Muhammad dari Surabaya.

Gus Dur membuka rapat dengan bertanya kepada anggotanya satu per satu soal pendapatnya tentang hubungan Islam dan Pancasila. Mereka menyampaikan pandangannya terhadap satu per satu sila dalam Pancasila disertai sejumlah argumen keagamannya. Gus Dur mendengarkan dan menyimak dengan penuh perhatian.

Pada dasarnya, Pancasila menurut para kiai dalam subkomisi ini tidak bertentangan dengan Islam, justru sebaliknya sejalan dengan nilai-nilai Islam. “Pancasila itu Islami,” simpul mereka seperti diungkapkan Gus Mus.

Sang Pencerah Muslim

?

Usai mereka menjawab, Gus Dur berkata, “Bagaimana jika ini (Pancasila itu Islami, red) saja yang nanti kita sampaikan, kita deklarasikan di hadapan sidang pleno Muktamar?” tanya Gus Dur. Tanpa pikir panjang, mereka setuju, sepakat bulat, lalu rapat ditutup. “Al-Fatihah!” Menurut pengakuan Gus Mus, kala itu Gus Dur tersenyum manis, ya manis sekali.

Lalu Gus Mus memberikan kesaksian, “Gus Dur hebat sekali. Rapat untuk sesuatu yang mendasar dan pondasi bagi penataan relasi kehidupan berbangsa dan bernegara hanya diputuskan dalam waktu 10 menit! Sementara komisi yang lain rapat sampai berjam-jam bahkan hingga subuh untuk memutuskan pembahasan sesuai bidangnya masing-masing.”

Dalam perhelatan Muktamar yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Asembagus, Situbondo itu terpilih Gus Dur sebagai Ketua Umum PBNU dan KH Achmad Siddiq (1926-1991) sebagai Rais ‘Aam. Kiai Achmad Siddiq ditunjuk langsung sebagai Rais ‘Aam oleh KH Raden As’ad Syamsul Arifin (selaku Ahlul Halli wal Aqdi). Penunjukkan Kiai As’ad disepakati oleh berbagai pihak.

Sebagai salah satu tokoh arsitek Khittah NU 1926 dan juga berperan penting dalam ikut merumuskan pondasi hubungan Islam dan Pancasila, KH Achmad Siddiq menyampaikan sebuah pidato. Berikut salah satu cuplikan pidato Kiai Achmad Siddiq yang begitu berkesan bagi umat Islam Indonesia, khususnya Nahdliyin:

“Dengan demikian, Republik Indonesia adalah bentuk upaya final seluruh nation (bangsa), teristimewa kaum muslimin, untuk mendirikan negara (kesatuan) di wilayah Nusantara. Para Ulama dalam NU meyakini bahwa penerimaan Pancasila ini dimaksudkan sebagai perjuangan bangsa untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sosial.”

(Fathoni Ahmad)

Riwayat tersebut disarikan dari buku “Gus Dur dalam Obrolan Gus Mus” karya KH Husein Muhammad (Noura Books, 2015).

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sholawat, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 13 Januari 2018

Setelah Kiai Wahab, PBNU Akan Perjuangkan Gus Dur

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Setelah berhasil memperjuangkan gelar pahlawan nasional untuk salah satu pendiri NU KH Wahab Hasbullah, PBNU akan memperjuangkan sejumlah tokoh NU lainnya agar mendapat gelar pahlawan nasional, terutama untuk KH Abdurrahman Wahid, KH Bisri Syansuri, dan KH Saifuddin Zuhri. Mereka merupakan tokoh NU yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kebangsaan.

Demikian disampaikan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam acara tasyarkuran atas diberikannya gelar pahlawan nasional untuk KH Wahab Hasbullah di gedung PBNU, yang diselenggarakan tepat pada hari Pahlawan, 10 November.

Setelah Kiai Wahab, PBNU Akan Perjuangkan Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)
Setelah Kiai Wahab, PBNU Akan Perjuangkan Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)

Setelah Kiai Wahab, PBNU Akan Perjuangkan Gus Dur

Rekomendasi PBNU terkait kepahlawanan KH Wahab Hasbullah tertulis dalam naskah rekomendasi dalam Munas NU Cirebon tahun 2012.

Tokoh NU yang sudah mendapat gelar pahlawan nasional diantarany adalah KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim serta KH Idham Chalid.

Sang Pencerah Muslim

Kiai Said menjelaskan, banyak sekali kontribusi yang diberikan oleh Kiai Wahab Hasbullah dalam perjuangan kebangsaan. Diantara yang paling menonjol adalah keterlibatan dalam pertempuran 10 November yang dilatarbelakangi oleh Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy’ari.

Ia menambahkan, Kiai Wahab juga memperjuangkan kepemimpinan wanita, yang kemudian ditindaklanjuti dengan keputusan NU atas bolehnya pemimpin wanita dalam munas NU di NTB.

Sang Pencerah Muslim

Hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh NU, dan para menteri berlatar belakang NU yang baru-baru ini terpilih seperti Marwan Jakfar (Menteri Desa), Hanif Dakhiri (Menteri Keteragakerjaan), Imam Nahrawi (menteri pemuda dan olahraga), Wahiduddin Adam (hakim MK) dan lainnya. Para keluarga besar KH Wahab Hasbullah, mulai dari anak, cucu dan cicit, baik dari Jombang maupun dari Jakarta juga datang, yang satu per satu diperkenalkan oleh Ny Mahfudhoh Ali Ubaid. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Anti Hoax, Sholawat, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Senin, 08 Januari 2018

Masjid dan Mushola Jadi Simbol Amar Makruf Nahi Munkar

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Masjid dan mushola adalah simbol amar makruf nahi munkar. Sebab keduanya menjadi tempat berkomunikasi antara umat manusia dengan Allah SWT. Takmir masjid dan mushola harus berupaya bagaimana manusia bisa berbicara dengan sang kholik dengan baik dan tidak terburu-buru.

Hal tersebut ditegaskan Mustasyar PCNU Kota Kraksaan H. Hasan Aminuddin saat membuka pembinaan imam masjid dan mushola yang digelar Lembaga Takmir Masjid (LTM) MWCNU Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo di aula Pendopo Kecamatan Kraksaan, Sabtu (28/5).

Masjid dan Mushola Jadi Simbol Amar Makruf Nahi Munkar (Sumber Gambar : Nu Online)
Masjid dan Mushola Jadi Simbol Amar Makruf Nahi Munkar (Sumber Gambar : Nu Online)

Masjid dan Mushola Jadi Simbol Amar Makruf Nahi Munkar





Sang Pencerah Muslim

“Takmir masjid dan mushola adalah tugas yang sangat mulia. Oleh karena itu, harus amanah dan selalu menjaga kebersihan masjid dan mushola. Bagaimana orang mau bersujud jika tidak pernah dibersihkan,” katanya.?





Hasan menegaskan bahwa takmir masjid dan mushola harus merubah manajemen sesuai dengan perubahan zaman saat ini. Selama ini banyak musafir yang singgah di masjid di jalur pantura di Kabupaten Probolinggo. “Semua ini dikarenakan masjid dan airnya bersih, serta takmirnya amanah,” tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Terkait mushola, Hasan menegaskan bahwa pembelajaran Al-Qur’an saat ini harus menggunakan metode NU. Karena banyak mushola di perkotaan yang menjadi pilihan masyarakat. Metodenya dirubah dan diseragamkan. “Cobalah manajemen mushola dirubah agar bagaimana anak-anak kita sore hari tidak bermain dan tidak berada di rumah di depan TV, tapi di mushola,” jelasnya.

Sementara Rais MWCNU Kraksaan KH Shihabuddin Sholeh menegaskan pembinaan imam masjid dan mushola ini dilakukan dengan tujuan memberikan pemahaman bagaimana menjadi imam yang baik dalam menunaikan sholat. “Sehingga tidak terkesan terburu-buru saat menunaikan sholat berjamaah,” katanya.

Pembinaan imam masjid dan mushola ini Rais PCNU Kota Kraksaan KH Munir Kholili, Ketua PCNU Kota Kraksaan H Nasrullah A. Suja’i dan sejumlah pengurus MWCNU Kecamatan Kraksaan. (Syamsul Akbar/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 30 Desember 2017

Satkorcab Banser Bantul Berbagi Kebahagiaan Bersama Anak Yatim

Bantul, Sang Pencerah Muslim - Dalam rangka bulan suci Ramadhan 1438 H dan peringatan Harlah Koperasi Banser Khoirul Umah yang pertama, Satkorcab Banser Bantul menyelenggarakan buka puasa bersama dan santunan anak yatim di Madrasah Darul Hikmah, Pepe Ngentak, Trirenggo, Bantul.

Acara ini diikuti oleh pengurus harian Satkorcab Banser Bantul dan perwakilan Satkoryon Banser se-Kabupaten Bantul. Mereka mengundang 40 anak yatim yang berada di Kabupaten Bantul, Ahad (11/6) sore.

Satkorcab Banser Bantul Berbagi Kebahagiaan Bersama Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)
Satkorcab Banser Bantul Berbagi Kebahagiaan Bersama Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)

Satkorcab Banser Bantul Berbagi Kebahagiaan Bersama Anak Yatim

"Di bulan Ramadhan ini Banser khususnya Satkorcab Banser Bantul banyak mengadakan kegiatan-kegiatan sosial. Dalam acara buka bersama dan santunan anak yatim ini, kami selain bekerja sama dengan Koperasi Banser Khoirul Ummah, kami juga bekerja sama dengan LAZISNU DI Yogyakarta dan juga Kyongnam Muslim Community (KMC) yang berada di Korea Selatan," kata Kasatkorcab Banser Bantul H Eko Widiyanto.

Sementara ketua panitia Kholiq Abdullah mengatakan, ini merupakan program perdana yang diadakan oleh Satkorcab Banser Bantul yang bekerjasama dengan Koperasi Banser Khoirul Ummah. Acara ini selain diadakan dalam rangka bulan Ramadhan, acara ini juga dilaksanakan dalam rangka memperingati Harlah Koperasi Khorul Ummah yang pertama. Dalam acara ini, anak yatim yang diundang berasal dari 17 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bantul yang berjumlah 40 orang.

Sang Pencerah Muslim

“Dengan diadakannya acara ini, harapannya bisa menjadikan ajang silaturahmi di antara sahabat-sahabat Banser dan juga berbagi kasih terhadap adik-adik kita yang membutuhkan,” ujar Kholiq Abdullah.

Sang Pencerah Muslim

Manager LAZISNU Daerah Istimewa Yogyakarta Mambaul Bahri mengatakan, acara ini tidak akan terselenggara tanpa bantuan dan sumbangsih masyarakat Nahdliyin karena LAZISNU Daerah Istimewa Yogyakarta hanya sebagai perantara.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada donatur dan masyarakat Nahdliyin yang mempercayai LAZISNU dalam mengelola uang zakat dan sedekah masyarakat. Tidak lupa pula, kami sangat berharap masyarakat Nahdliyin yang memiliki rezeki yang lebih, dapat disalurkan kepada masyarakat yang berhak menerima zakat maupun sedekah melalui LAZISNU. Saya mewakili LAZISNU DI Yogyakarta mengucapkan terima kasih kepada Satkorcab Banser Bantul, mitra LAZISNU DI Yogyakarta dalam menasharufkannya," kata Mambaul Bahri.

Acara ini juga disambut baik oleh para wali anak yatim dan berharap acara mulia ini dapat dilangsungkan setiap tahunnya. (Rifqi Nur Fauzi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga Sang Pencerah Muslim

Jumat, 29 Desember 2017

Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Gubernur Jawa Tengah yang belum lama terpilih, Ganjar Pranowo, mengaku ingin membangun provinsi dengan semangat seperti para ulama NU, yaitu nasionalis religius atau religius nasionalis.

Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU

Dalam sambutannya di Pembukaan Konferensi Wilayah NU Jateng ke-14 di SMP/SMA Semesta, Gunungpati Semarang, Ahad (23/6) menyampaikan, keluarganya punya ikatan kuat dengan NU. Dan dia mengaku terkesan dengan sikap NU yang selalu mengedepankan kepentingan nasional.

Interaksinya dengan para ulama NU dan juga para tokoh agama lain membuatnya ingin membawa semangat tersebut. Karena menurutnya, membangun Jawa Tengah adalah membangun masyarakat yang beraneka ragam.

Sang Pencerah Muslim

“Saya ingin meniru semangat NU dalam membangun Jawa Tengah nanti, yaitu nasionalis religius. Saya sowan ke para kiai dan para tokoh agama lain, membuat saya merasa penting mewujudkan masyarakat yang nasionalis dan religius,” tuturnya disambut tepuk tangan meriah hadirin.

Sang Pencerah Muslim

Lebih lanjut, pemenang Pilgub Jateng 2013 ini mengaku, dirinya mendapat pesan dari banyak pihak agar berhati-hati dan jangan meniru gubernur lain. Ia berahap, NU ngayem-ngayemi hatinya.

“Saya banyak dapat pesan agar berhati-hati. Diweling jangan sampai meniru gubernur lain. Semuanya medhen-medheni. Semoga NU nanti yang ngayem-ngayemi,” pungkasnya sambil tertawa.

Redaktur? ? ? ? : Abdullah Alawi

Kontributor : Muhammad Ichwan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Rabu, 27 Desember 2017

GP Ansor Genuk Taruh Simpati atas Penembakkan Bripka Anas

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Usai mengunjungi polsek Genuk, Jajaran Pengurus Anak Cabang GP Ansor Genuk menemui keluarga anggota polisi yang ditembak buronan polsek Serpong, Bripka Anas Salim yang kondisinya masih kritis di RS Kariadi Semarang, Rabu (26/3).

Kepada keluarga, Ketua PAC GP Ansor Genuk M Sodri mendoakan agar keadaan Bripka Anas Salim membaik.

GP Ansor Genuk Taruh Simpati atas Penembakkan Bripka Anas (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Genuk Taruh Simpati atas Penembakkan Bripka Anas (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Genuk Taruh Simpati atas Penembakkan Bripka Anas

Sedangkan dalam pertemuan dengan Kapolsek Genuk Kompol Catur Cahyono Wibowo, GP Ansor Genuk menyampaikan rasa simpati terhadap Bripka Anas Salim yang ditembak saat bertugas menggerebek buronan polsek Serpong.

Sang Pencerah Muslim

GP Ansor Genuk menyatakan dukungan kepada pihak kepolisian dalam menindak kejahatan di kecamatan Genuk. Jajaran Ansor menegaskan kembali peran pengamanan warga sebagai partner kepolisian.

Sang Pencerah Muslim

Sodri mendorong, “Polsek Genuk semakin aktif dalam memberantas penyakit masyarakat seperti narkoba, miras, terorisme dan penyakit sosial lainnya di wilayah Genuk.”

Kapolsek Genuk Kompol Catur mengucapkan banyak terima kasih kepada GP Ansor Genuk yang turut peduli dan memberikan aspresiasi atas kejadian yang menimpa Bripka Anas Salim.

“Kami hanya meminta Ansor Genuk tetap menjalin kerja sama, di mana kerja sama tersebut sudah berlangsung lama. Pola komunikasi dan memberikan informasi sangat kami butuhkan,” lanjutnya.

Sodri menutup, “GP Ansor lahir dan batin untuk Indonesia. Kami berterima kasih atas keterbukaan pihak kepolisian. Kami akan membantu dan turut aktif tanpa mengambil tugas dan wewenang pihak kepolisian.” (Lukni Maulana/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 16 Desember 2017

Konfercab, NU Nias Selatan Dialog Interaktif via RRI

Nias Selatan, Sang Pencerah Muslim



Radio Republik Indonesia (RRI) Nias Selatan menggelar dialog interaktif bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, di Studio RRI Nias Selatan, Jalan Baloho Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan.

Dialog interaktif diselenggarakan sehari menjelang Konferensi Cabang (Konfercab) Ke-2 NU Nias Selatan yang berlangsung hari ini, Ahad (27/3). Dalam forum publik tersebut Sekretaris PCNU Nias Selatan Dedi Rahmin Tanjung dan Afdal Jikri Maruao selaku Ketua Panitia Konfercab NU Nias Selatan menjadi narasumber.

Konfercab, NU Nias Selatan Dialog Interaktif via RRI (Sumber Gambar : Nu Online)
Konfercab, NU Nias Selatan Dialog Interaktif via RRI (Sumber Gambar : Nu Online)

Konfercab, NU Nias Selatan Dialog Interaktif via RRI

Mengawali dialog, Dedi Rahmin Tanjung menjelaskan tentang NU dan kiprahnya dalam kemerdekaan Indonesia, juga komitmennya mengawal NKRI dalam bingkai kebinekaan. NU, katanya, sebagai organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia ikut menentukan perjalanan sejarah bangsa Indonesia. NU yang lahir pada tanggal 31 Januari 1926 berkembang dengan corak dan kulturnya sendiri.

Sebagai organisasi keagamaan Islam berpahamkan Ahlussunnah wal Jamaah, NU menampilkan sikap toleran dan akomodatif terhadap nilai-nilai lokal. NU berakulturasi dan berinteraksi positif dengan tradisi dan budaya masyarakat. Dengan demikian ia memiliki wawasan multicultural.

Sementara itu Ketua Panitia Konfercab Afdal Jikri Maruao menjelaskan bahwa perkembangan Nahdlatul Ulama di Indonesia bahkan di dunia semakin meningkat. Ia mengungkapkan, PCNU Kabupaten Nias Selatan berdiri pada tahun 2011 lalu.

Sang Pencerah Muslim

Sebagai cabang NU yang berusia lima tahun, kata Afdal, dengan segala keterbatasan telah berbuat untuk kemashlahatan umat. Kini, sesuai dengan AD/ART, NU Nias Selatan harus menggelar konferensi cabang kedua dalam rangka mengevaluasi perjalanannya selama ini serta memilih kepemimpinan NU masa khidmah 2016-2021.

Lebih lanjut Afdal mengatakan bahwa konfercab kali ini dilaksanakan 26-27 Maret 2016 di MIN Teluk Dalam dengan tema “Merajut Ukhwah, Meneguhkan NKRI” dan diikuti lima MWCNU, PCNU, dan dihadiri oleh PWNU Sumatera Utara. ? (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Lomba, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Kamis, 14 Desember 2017

PWNU NTT Amati Pergeseran Nilai Generasi Muda di Era Media Sosial

Kupang, Sang Pencerah Muslim - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Timur (NTT) Jamal Ahmad menilai dinamika hari ini melalui media sosial. Menurutnya, digital media berdampak pada pergeseran nilai budaya yang sangat signifikan.

"Saya menilai pergeseran etika hari ini dengan adanya digital media yang mempengaruhi sendi-sendi etika pada generasi muda," kata Ketua PWNU NTT Jamal Ahmad di Sekretariat PWNU NTT Jalan W.CH Oematan Nomor 21/22 Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.

PWNU NTT Amati Pergeseran Nilai Generasi Muda di Era Media Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
PWNU NTT Amati Pergeseran Nilai Generasi Muda di Era Media Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

PWNU NTT Amati Pergeseran Nilai Generasi Muda di Era Media Sosial

Menurut Jamal, pengurus harian PWNU NTT bersama pengurus PCNU akan segera bersikap untuk melakukan langkah-langkah antisipasi dampak negatif era digital media terhadap generasi muda penerus umat dan penerus bangsa.

Sang Pencerah Muslim

Wakil Ketua PWNU NTT H Ali Rosidin menambahkan, langkah paling konkret PWNU NTT dan seluruh cabang melakukan gerakan-gerakan untuk memnghidupkan banom dan lembaga-lembaga NU.

"Kita jangan mati suri sehingga kita ambil gaung di luarnya,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Jika lembaga atau banom lemah dalam pelaksanaan program-program organisasi, maka segera melakukan koordinasi serta komunikasi seluruh tingkatan banom maupun lembaga, imbau H Ali yang kini diamanahi sebagai imam Masjid Nurul Hidayah Kelapa Lima Kota Kupang. (Ajhar Jowe/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Pahlawan, Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Selasa, 12 Desember 2017

Berperadaban dengan Pendidikan Islam

PENGANTAR REDAKSI - Perjalanan sistem pendidikan nasional menunjukkan bahwa sekat dikotomis antara pendidikan agama dan umum sudah semakin terbuka. Beberapa lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama telah melakukan banyak terobosan di bidang pengembangan pendidikan umum, dan sebaliknya lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga telah melakukan banyak inovasi dalam mengembangkan pendidikan agama.

Pada gilirannya semua lembaga pendidikan baik pendidikan agama yang bernaung di Kementerian Agama maupun pendidikan umum di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersaing secara sehat untuk meningkatkan kualitas dan menarik simpati masyarakat.

Banyak sekali lembaga pendidikan (agama) Islam yang berada di bawah naungan Kementerian Agama, yakni pesantren, madrasah dan perguruan tinggi Islam di beberapa daerah di Indonesia yang layak diberi label “unggulan” dan pantas dijadikan percontohan atau menjadi inspirasi bagi pesantren, madrasah dan perguruan tinggi Islam di daerah lain.

Terhitung mulai 1 Juli 2015, rubrik khusus “Pendidikan Islam” Sang Pencerah Muslim yang didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama ini akan mengekspos berbagai capaian dan prestasi pesantren, madrasah dan perguruan tinggi Islam di sejumlah daerah, baik dari aspek kelembagaan maupun stakeholdernya. Rubrik ini juga akan membidik berbagai inovasi yang sedang dikembangkan serta berbagai potensi yang mungkin untuk terus disupport perkembangannya untuk kemajuan lembaga pendidikan Islam.

Berperadaban dengan Pendidikan Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Berperadaban dengan Pendidikan Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Berperadaban dengan Pendidikan Islam

Kita semua mengakui bahwa pengabdian, jerih-payah dan keikhasan dari para perintis dan pengelola pesantren, madrasah dan perguruan tinggi Islam dalam mengembangkan pendidikan untuk rakyat Indonesia memang sangat luar biasa. Namun publikasi kita perlu bergerak lebih maju, yakni pada pencapaian dan prestasi yang telah dilakukan oleh pesantren, madrasah dan perguruan tinggi Islam di beberapa daerah untuk bisa menjadi percontohan bagi daerah lain, serta berbagai potensi dan inovasi baru yang mungkin untuk terus dikembangkan.

Rubrik ini mengambil tema “Berperadaban dengan Pendidikan Islam”. Berbagai sajian berupa profil, kisah, feature, atau catatan perjalanan dalam rubrik ini dikerjakan oleh tim redaksi Sang Pencerah Muslim bersama sejumlah kontributor yang tersebar di sejumlah daerah. Saran, catatan dan informasi dari para pembaca sangat kita harapkan. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Olahraga Sang Pencerah Muslim

Kamis, 07 Desember 2017

Donatur UPZISNU Megaluh Capai 2200 Orang

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Semangat untuk menghidupi jamaah dan jam’iyyah tampak dari wajah-wajah para kader penggerak Nahdlatul Ulama dar ranting-ranting se-Kecamatan Megaluh, Jombang. Bertempat di Kantor MWC NU Megaluh, Ahad (26/11) mereka mengonsolidasi kekuatan untuk menggerakan UPZISNU di ranting masing-masing. 

Mishbahus Shudur, Ketua MWC NU Megaluh mengatakan, dari 13 Ranting telah terbentuk 7 kepengurusan Unit Pengelola Zakat, Infak, Sedekah Nahdlatul Ulama (UPZISNU). Jumlah donatur kaleng sedekah yang bisa digalang oleh 7 UPZINU itu telah mencapai 2200 warga yang tersebar di 7 desa itu.

"Diantara 7 ranting UPZISNU yang telah bergerak, kita mengapresiasi perkembangan yang berlangsung di Pacarpeluk. Jumlah donaturnya telah mencapai hampir 600 warga. Ranting ini berkembang sangat pesat, sehingga layak dijadikan referensi dalam pengelolaan UPZISNU di ranting-ranting yang lain," Dosen Undar Jombang ini menambahkan.

Donatur UPZISNU Megaluh Capai 2200 Orang (Sumber Gambar : Nu Online)
Donatur UPZISNU Megaluh Capai 2200 Orang (Sumber Gambar : Nu Online)

Donatur UPZISNU Megaluh Capai 2200 Orang

Ketua PRNU Pacarpeluk Nine Adien Maulana berbagi pengalaman dalam menggerakan UPZISNU di desanya yang telah menampakkan perkembangan dan kemanfaatannya.

"Ujung tombak keberhasilan UPZISNU Pacarpeluk sebenarnya terletak pada para petugas fundrising. Merekalah yang berada di lapangan dan berhadapan langsung dengan masyarakat," kata Nine.

Sang Pencerah Muslim

Guru SMA Negeri 2 Jombang itu menambahkan bahwa untuk meyakinkan masyarakat bahwa manfaat gerakan ini kembali lagi kepada masyarakat maka pengurusnya harus berkomitmen untuk segera menyalurkan dana yang terkumpul itu secara populis dan praktis.

"Tidak sepatutnya dana sedekah atau zakat itu hanya dikumpulkan sebanyak-banyaknya, namun tidak segera disalurkan secara tepat dan maslahat," tandasnya. (Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim News, Halaqoh, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 02 Desember 2017

Dorong Prestasi, Madrasah Disediakan Berbagai Ajang Kompetisi

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Madrasah dahulu dianggap sebagai pendidikan kelas dua, tetapi pandangan tersebut kini pelan-pelan mulai berubah. Untuk bisa masuk madrasah unggulan, calon siswa harus bersaing ketat. Menjadi siswa madrasah kini membanggakan, selain prestasi akademik, mereka juga memiliki karakter yang kuat. Berbagai kompetisi juga menunjukkan, siswa madrasah ternyata hebat-hebat.

Dorong Prestasi, Madrasah Disediakan Berbagai Ajang Kompetisi (Sumber Gambar : Nu Online)
Dorong Prestasi, Madrasah Disediakan Berbagai Ajang Kompetisi (Sumber Gambar : Nu Online)

Dorong Prestasi, Madrasah Disediakan Berbagai Ajang Kompetisi

Untuk meningkatkan kualitas madrasah, kini Direktorat Madrasah di Kementerian Agama RI mendesain sejumlah kompetisi yang bisa menjadi ajang bagi para siswa madrasah untuk menguji kemampuannya dalam persaingan dengan madrasah lain dari tingkat kabupaten/kota sampai dengan tingkat nasional.

Direktur Madrasah Nur Kholis Setiawan menuturkan, Direktorat Madrasah memiliki ajang kompetisi berupa Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang diselenggarakan setiap tahun dan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) yang diselenggarakan tiap dua tahun sekali.

Sang Pencerah Muslim

Ia menjelaskan, awalnya siswa madrasah bisa berkompetisi dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN), tetapi sering mengalami hambatan, baik by design atau karena kecelakaan. Terakhir kasus di Jawa Tengah ketika siswa madrasah, meskipun juara di tingkat kabupaten tidak diizinkan mengikuti level yang lebih tinggi gara-gara alasan juknis. Kasus ini kemudian ramai di media. Akhirnya dibolehkan ikut seleksi di level lebih tinggi. Pejabat dinas setempat seringkali menganggap siswa madrasah diurusi Kemenag yang kebijakannya tersentralisasi, sedangkan dinas pendidikan sudah terdesentralisasi sehingga mengikuti otonomi daerah. Hal ini akhirnya membuat Direktorat Madrasah memutuskan membuat ajang kompetisi sendiri. 

Sang Pencerah Muslim

Ternyata kompetisi yang mulai digelar tahun 2013 ini mendapat respon luar biasa. “Dan yang membuat saya trenyuh, anak madrasah dari seluruh negeri kumpul. Bukan semata-mata hanya bertanding merebut gelar juara. Mereka bisa mempromosikan budaya mereka, yang dari Papua dan dari daerah lain,” katanya.

Keberadaan kompetisi ini membuat madrasah swasta, yang dulu hampir tidak mungkin ikut OSN, kini kembali bersemangat. Ia mengamati, dari perolehan medali di Malang tahun 2013 lalu, yang mendominasi adalah Jawa Timur dan Jawa, sesuatu yang wajar karena 60 persen madrasah ada di Jawa. Tetapi dalam KSM di Makassar (2014) dan di Palembang (2015) yang menjadi juara sudah mulai menyebar.

“Mereka tidak mungkin tanpa persiapan. Madrasah swasta dengan dana seadanya, ada yang menggunakan dan BOS, ada yang menggunakan iuran, mereka betul-betul menyiapkan diri agar lolos di kabupaten kota, lolos di propinsi dan kemudian mewakili propinsinya,” paparnya. 

Nur Kholis menambahkan, prestasi siswa madrasah bahkan unggul dan mendominasi dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja I(LKIR) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2015, suatu fenomena mengejutkan yang tak diduga sebelumnya. 

Ia sebenarnya tak heran atas prestasi siswa madrasah ini karena sebelumnya pada 2013, sudah dilaunching Program Madrasah Riset Nasional di Lombok. 

“Dampaknya, ada geliat untuk melakukan riset,” tandasnya.

Untuk mendorong tradisi  riset, Direktorat Madrasah juga mempromosikan kesuksesan sekolah yang berhasil melakukan riset seperti MTsN 2 Kediri yang memiliki 8 hasil riset yang dipatenkan sama Kementerian Hukum dan HAM. Tentu menjadi sebuah kebanggaan, siswa tsanawiyah sudah mampu melakukan riset yang hasilnya dipatenkan.

Ia lalu mengajak kepala sekolah yang berhasil itu untuk menyampaikan kisah suksesnya ke sekolah lain. Hal ini merupakan apresiasi bagi kepala sekolah dan timnya, sekaligus mendorong sekolah lain untuk ikut berprestasi karena mereka akan tertantang untuk bisa meraih kesuksesan yang sama. Ini berbeda jika yang menjadi narasumber dari LIPI atau perguruan tinggi.

Upaya lain yang dilakukan untuk menumbuhkan kebanggaan siswa madrasah adalah pemberian beasiswa S1 ke Jepang. Saat ini ada 20 orang alumni Insan Cendikia Serpong yang mendapat beasiswa studi ke Jepang, sementara Kemenag hanya menanggung biaya hidupnya saja.

“Engatase, anak alumni madrasah. Mungkin kalau 10 tahun yang lalu tidak mungkin. Kemudian bisa S1, gratis di Jepang. Lha yang kayak gini harus saya tonjolkan,” tandasnya. 

Yang menjadi harapannya saat ini adalah peningkatan apresiasi negara terhadap guru-guru madrasah yang berprestasi. Mereka sudah membaktikan hidupnya untuk dunia pendidikan dan jika ada apresiasi, semakin banyak orang yang memiliki semangat untuk mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. (Mukafi Niam) 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga Sang Pencerah Muslim

Rabu, 29 November 2017

Alumni IAI Al-Khoziny Juara Satu Vokalis Gambus se- Jawa

Sidoarjo, Sang Pencerah Muslim?

Ach Aqimuddin Alhan, alumni mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) Al-Khoziny Buduran Sidoarjo berhasil juara satu "duta vokalis gambus se- Jawa" pada festival seni religi Brawijaya 2016 yang digelar Universitas Brawijaya Malang, Selasa (22/11).

"Alhamdulillah perasaan saya senang dan bangga, meski sudah menjadi alumni dan ditunjuk untuk mewakili IAI Al Khoziny Buduran Sidoarjo," ucapnya bersyukur saat dimintai keterangan Sang Pencerah Muslim," Rabu (23/11).

Alumni IAI Al-Khoziny Juara Satu Vokalis Gambus se- Jawa (Sumber Gambar : Nu Online)
Alumni IAI Al-Khoziny Juara Satu Vokalis Gambus se- Jawa (Sumber Gambar : Nu Online)

Alumni IAI Al-Khoziny Juara Satu Vokalis Gambus se- Jawa

Pria kelahiran 1993 itu tak henti-hentinya menorehkan prestasi. Pasalnya, setiap perlombaan, kerap kali mengharumkan nama kampus maupun keluarganya.?

Ia menjelaskan, beberapa perlombaan yang pernah diikuti dan mendapatkan juara satu di antaranya, juara satu banjari nasional, dai muda, nasyid, MTQ dan Musabaqoh Syahril Quran.

"Motivasi saya mengikuti seluruh festival karena ingin bisa disegala bidang (multitalen). Saya juga ingin menambah silaturahim, menambah teman, ilmu dan mengeksplor bakat. Tak henti-hentinya juga dan tidak boleh merasa puas dan bangga. Yang terpenting semangat belajar karena masih muda. Karena kalau sudah berkeluarga mungkin sudah tidak seperti masa muda," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Ia berpesan kepada mahasiswa IAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo untuk mengembangkan bakatnya serta mengikuti segala perlombaan tingkat mahasiswa.

"Bagi mahasiswa dan adik-adik yang mempunyai potensi luar biasa. Jangan takut untuk mengembangkan bakat kalian masing-masing. Karena nantinya juga kalian yang akan memetik hasilnya, misal seperti ada program beasiswa, kan bisa dipandang dari segi bakatnya," pungkasnya. (Moh Kholidun/Abdullah Alawi)

?

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Olahraga, Aswaja Sang Pencerah Muslim

Jumat, 17 November 2017

Pemkab Probolinggo Santuni 1.750 Anak Yatim

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Dalam rangka berbagi kebahagiaan dan memulyakan anak yatim, Pemkab Probolinggo bekerja sama dengan KKKS dan Baznas Kabupaten Probolinggo memberikan santunan kepada 1.750 anak yatim, Rabu (12/10) siang.

Pemkab Probolinggo Santuni 1.750 Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemkab Probolinggo Santuni 1.750 Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemkab Probolinggo Santuni 1.750 Anak Yatim

Pemberian santunan bertajuk Semarak Bulan Muharram 1438 H, Hidup Mulia Bersama Anak Yatim ini dipusatkan di Gedung Islamic Center Kota Kraksaan. Santunan ini diberikan untuk memaksimalkan momentum peringatan 10 Muharram 1428 yang merupakan harinya anak yatim.

Hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo H. Moch. Nawi dan jajaran Forkopimda, Rais PCNU Kota Kraksaan KH Munir Kholili, Rais PCNU Kabupaten Probolinggo KH Jamaluddin al Hariri serta sejumlah tokoh agama dan masyarakat di Kabupaten Probolinggo.

Tampak pula Ketua Umum KKKS Kabupaten Probolinggo Hj. Nunung Timbul Prihanjoko didampingi Wakil Ketua Hj. Yuni Nawi, Ketua Baznas Kabupaten Probolinggo H Ahmad Muzammil dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo.

Selain menerima santunan, para anak yatim piatu dari 24 kecamatan, ormas dan Yayasan Anak Yatim di Kabupaten Probolinggo ini juga memperoleh mukena, sarung dan alat-alat tulis sekolah.

Sang Pencerah Muslim

Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo H. Moch. Nawi dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan tersebut dilakukan untuk mengingatkan tentang keistimewaan dan keutamaan tanggal 10 Muharram. ”Kegiatan ini semata-mata untuk mengingatkan bahwa 10 Muharram adalah hari istimewa dan hari ulang tahunnya yatim piatu,” ungkapnya.

Menurut Nawi, begitu pentingnya menyantuni anak yatim sehingga bagi yang tidak memperhatikan anak yatim dan menafkahi orang miskin dianggap orang yang mendustakan agama. Bahkan dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa yang menanggung anak yatim nanti di surga oleh Rasulullah diibaratkan seperti jari telunjuk dan jari tengah.

”Begitu mulianya kalau kita ingin memulyakan anak yatim. Sebab nantinya akan bersama Rasulullah di surga seperti jari telunjuk dan jari tengah. Hal ini dikarenakan anak yatim sangat membutuhkan bimbingan baik jasmani maupun rohani,” tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Kepada anak-anak yatim piatu Nawi berpesan agar senantiasa rajin sekolah, rajin mengaji serta selalu mematuhi nasehat orang tua dan guru di sekolah. Sebab semua itu adalah bekal di masa depan nanti.

Dalam kesempatan tersebut Nawi juga memberikan santunan kepada para anak yatim yang mampu menjawab pertanyaan seputar agama dan surat-surat pendek dalam Al Qur’an. Jumlah santunan yang diberikan tidak sama sesuai dengan jawaban yang disampaikan. (Syamsul Akbar/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim News, Olahraga, Daerah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 16 November 2017

Pagari NTT dari Kelompok Terorisme

Kupang, Sang Pencerah Muslim. Maraknya aksi kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan agama, memaksi kita sebagai warga negara Indonesia untuk aktif dalam menjaga perdamaian negara. Hal tersebuat membuat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) gencar melakukan propaganda lewat media dan dialog yang dilaksanakan di sejumlah daerah di Indonesia.

Pagari NTT dari Kelompok Terorisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Pagari NTT dari Kelompok Terorisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Pagari NTT dari Kelompok Terorisme

Salah satunya kegiatan yang dilaksanakan di hotel Neo kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (14/7) dengan tema “dialog lintas agama dalam pencegahan paham radikal-terorisme di NTT”. Sosialisasi ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kabupaten/kota di NTT.

Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama dengan FKPT NTT dan BNPT RI. Dialog dihadiri oleh Mustasyar PBNUyang juga Imam Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar, Prof. Dr. Syahrin Harahap, (Guru Besar UIN SUMUT), dan dua narasumber lainnya. Turut hadir sebagai undangan dari para pejabat daerah, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh adat, dan tokoh pemuda.

Sang Pencerah Muslim

Dalam pembukaan dialog, Abdul Makarim sebagai kepala bidang agama, pendidikan, dan dakwah menyampaikan bahwa serangan bom sarina dan mapolresta Surakarta menadakan masifnya gerakan terorisme di indonesia.

Hal ini, kata dia, tidak bisa kita biarkan, tapi harus melakukan tindakan dini dalam pencegahan perilaku paham radikal-terorisme di Indonesia, khususnya di NTT.

Sang Pencerah Muslim

“Paham radikal-terorisme merupakan paham yang berideologikan kekerasan dalam mewujudkan cita-cita mereka. Mereka berlindung dibalik nama agama guna mencari dukungan atas aksi dan kegiatan yang dilakukan,” sambung Pengurus MUI NTT ini.

Abdul Makarim menambahkan, “Dialog ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai aksi terorisme yang terjadi di global dan Indonesia, oleh karena itu peserta diharapkan berperan aktif dalam penanggulangan paham radikal terorisme di NTT” tutupnya. (Muhammad Aras Prabowo/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Selasa, 07 November 2017

Ketika [Mushola] Tuhan Disudutkan

Oleh Ryan Perdana 

Tulisan ini berisi kegelisahan yang lama tertahan. Kegelisahan yang muncul setiap menginjakkan kaki di bangunan-bangunan besar nan megah. Kegelisahan akan jaminan kemudahan mendapatkan ruang yang baik untuk mencoba mengingat Tuhan, yang tiap hari terpinggirkan dari kesibukan duniawi yang tak berkesudahan. Ruang itu bernama mushola.

Saya tak berani menulis dan berharap adanya masjid. Karena pada kenyataannya, mushola saja seperti terlalu tinggi untuk diharapkan keberadaannya. Jangankan masjid, mushola saja entah ada atau tidak, misal ada, apakah cukup layak atau tidak.

Ketika [Mushola] Tuhan Disudutkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketika [Mushola] Tuhan Disudutkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketika [Mushola] Tuhan Disudutkan

Pemodal besar pemilik bangunan-bangunan agung tidak menempatkan mushola sebagai ruang yang diprioritaskan dalam master plan-nya. Mushola dipinggirkan, disudutkan, dipojokkan atau entah istilah lain apalagi yang pas untuk menjelaskan bahwa mushola tidak dimuliakan secara letak dan porsi ukuran. Dalam hal ini, Tuhan mau tidak mau harus mafhum bahwa umat ciptaan-Nya sendiri justru menempatkan-Nya dengan cara seperti itu.

Walaupun setiap jengkal bumi adalah rumah-Nya, namun tak terbantah, bagi sebagian besar umat, Tuhan hanya “terlihat” secara kadang-kadang melalui tempat ibadah. Kenyataannya, tempat ibadah sebagai representasi simbol kehadiran Tuhan di dunia justru tidak mendapat posisi sebagaimana mestinya. Mushola hanya ditempatkan pada sudut sempit parkiran di basement. Berkawan dengan centang-perenang selang-selang jalur air dan listrik. Tak jarang, letaknya menempel atau menyatu dengan WC umum yang kumuh. Menyedihkan.

Tuhan dinomorsekiankan. Rumah Tuhan hanya disisipkan dengan keadaan seadanya. Diada-adakan dengan terpaksa. Semacam pantes-pantes saja. Keterlaluan.

Sang Pencerah Muslim

***

Ketika itu, waktu dzuhur sudah masuk dan saya sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan. Berputar-putar ke sana kemari mencari mushola. Setelah sekian menit berkeliling dan bertanya ke Pak Satpam, akhirnya mushola saya temukan. Baiklah, untuk sementara hati saya lega, dzuhur tidak terlewat. Namun, jujur saya agak menahan perasaan. Mushola yang kemudian saya masuki itu terletak di sudut, benar-benar sudut di tepi jalan masuk mobil dari luar mal. Misal pengguna mushola akan keluar atau masuk, harus selalu waspada dan tengok kanan kiri untuk memastikan tidak ada mobil yang mendekat. Posisinya persis dimana sopir akan memutar lingkar setir, memang itu semacam tikungan kecil.

Sang Pencerah Muslim

Ukurannya hanya nol koma sekian persen dari bangunan inti mal. Kebersihan ala kadarnya. Jamaah harus giliran untuk sholat. Ketika berwudhu pun harus bersiap merampingkan tubuh agar tidak bersenggolan dengan pengguna lain.

Pengalaman berikutnya, di sebuah rumah makan cepat saji di bilangan Jakarta Utara. Terdapati oleh saya, mushola terletak di ujung belakang bangunan dan menyatu dengan mesin genset. Otomatis, deru mesin dengan kekuatan decibel yang besar itu akan mengalahkan fokus jamaah. Tuhan, aku yakin Engkau tidak akan merasa terganggu dan mengeluh berisik, namun itu bukti betapa Engkau ditepikan bersama mesin yang dianggap akan mengganggu kenyamanan konsumen dan mengurangi profit perusahaan.

Tidak hanya dua pengalaman yang saya miliki terkait hal di atas. Cukup banyak kejadian hingga akhirnya terakumulasi menjadi tumpukan rasa, lalu saya pilih tulisan ini menjadi media penuangannya. Begitulah.

***

Di jaman yang ukuran standar kemuliaan adalah materi, Tuhan berada di pojok terakhir. Tuhan menjadi dzat yang tidak lagi penting. Hingga apapun yang berkenaan denganNya menjadi suatu hal yang dipikirkan belakangan. Bangunan yang menjadi tempat pemujaanNya pun ada di belakang.. Diingat kalau sempat.

Sebagai orang biasa yang tak berkuasa, begini saja yang bisa dilakukan. Sekadar menulis yang mungkin tak ada artinya. Tak ada kontribusi nyata yang memiliki kadar kemungkinan untuk direalisasikan. Modal dan ciri-ciri kami hanya harapan. Hanya mempunyai kumpulan semoga dan semoga. Dengan sedikit upaya ini semoga ada perubahan bahwa Engkau semakin diutamakan dan dimuliakan. Tidak lagi berdampingan dengan bau sisa konsumsi. Tidak lagi bersisian dengan mesin yang tak merdu dalam berbunyi.

 

Ryan Perdana, tinggal di Sleman Yogyakarta, twitter @ruaien

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Halaqoh, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock