Tampilkan postingan dengan label Kiai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kiai. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Maret 2018

Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat

Padang, Sang Pencerah Muslim. Sekretaris GP Ansor Sumatera Barat Zulhardi Z Latif dilantik sebagai anggota DPRD Kota Padang periode 2014-2019, Rabu (6/8). Zulhardi dilantik bersama anggota DPRD Kota Padang lainnya di aula gedung DPRD Kota Padang.

Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat (Sumber Gambar : Nu Online)
Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat (Sumber Gambar : Nu Online)

Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat

Menjelang pelantikan, Zulhardi mengatakan kepada Sang Pencerah Muslim, jabatan sebagai wakil rakyat merupakan amanah rakyat yang harus dijalankan. “Alhamdulillah, konstituen saya mengantarkan saya menjadi wakil rakyat,” katanya.

Sebagai kader Ansor, kata Zulhardi, kita akan berupaya menyuarakan aspirasi generasi muda NU di Kota Padang. Ini pertama kader Ansor yang dilantik menjadi anggota DPRD Kota Padang setelah reformasi, katanya.

Sang Pencerah Muslim

Sebelum menjadi Sekretaris GP Ansor Sumbar, ia pernah diamanahkan sebagai Ketua GP Ansor Kota Padang.

Ketua GP Ansor Sumbar Rusli Intan Sati menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Zulhardi Z Latif. “Meski saya gagal dalam pemilihan legislatif 9 April lalu, pelantikan Zulhardi ini sebagai gantinya. Walaupun daerahnya berbeda, yang penting kader Ansor tetap ada yang di legislatif,” kata Rusli yang pernah menjadi anggota DPRD Solok. (Armaidi Tanjung/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Kiai, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Senin, 19 Februari 2018

Penduduk Yatsrib Lapang Dada kepada Pendatang

Jakarta, Sang Pencerah Muslim?

Rasulullah berdakwah kepada Makkah untuk mengajak masuk Islam selama 13 tahun hanya mendapatkan pengikut 120 orang. Mereka disebut as-sabiqunal awwalaun. Karena itulah ia berhijarah ke Yatsrib, sebuah kota yang didirikan oleh Yatsrib bin Laum bin Syam bin Nuh. Kota yang kemudian dinamakan Madinah di kemudian hari.?

Di kota tersebut, Rasulullah dan pengikutnya mendapatkan masyarakat yang majemuk. Ada muslim pendatang bersama Rasulullah disebut Muhajirin. Ada penduduk beragama Nasrani, Yahudi, dan Majusi. ?

Penduduk Yatsrib Lapang Dada kepada Pendatang (Sumber Gambar : Nu Online)
Penduduk Yatsrib Lapang Dada kepada Pendatang (Sumber Gambar : Nu Online)

Penduduk Yatsrib Lapang Dada kepada Pendatang

“Karakter muhajirin adalah orang-orang yang hijrah meninggalkan tanah kelahirannya sampain menjadi miskin. Muhajirin meninggalkan kekayaan dan jabatannya. Apa yang dicari? Mereka mencari fadol (keutamaan) dari Allah dan ridha Allah,” terang KH Said Aqil Siroj mengutip ayat Al-Qur’an saat berceramah peringatan Maulid Nabi di halaman PBNU, Jakarta, Sabtu malam (3/12).

Sementara penduduk Yatsrib, menurut Ketua Umum PBNU tersebut terdapat dua suku, yaitu Aus dan Khajraj. Watak mereka digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai penduduk yang menerima lapang dada para pendatang.?

Sang Pencerah Muslim

“Orang-orang yang menyiapkan mental, tempat tinggal, fasilitas, menerima, dan menyambut kedatangan muhajirin. Orang pribumi memiliki rumah empat kamar. Mari separoan. Memiliki kebun empat hektare ayo separoan. Bintang ternak juga separoan. Hatinya mencintai muhajirin tanpa pamrih, tanpa tendensi apa-apa,” katanya.?

Penduduk Yatsrib, kata kiai asal Cirebon tersebut, sangat mendahulukan kepentingan muhajirin. Penduduk yang memiliki watak seperti itu, Rasulullah menamainya dengan ansor.

Mendahulukan kepentingan Muhajirin, lanjut pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah tersebut, dilakukan penduduk Ansor dalam kepemimpinan. Nabi Muhammad menjadi pemimpin umat Islam. Bendahara Utsman bin Affan. Panglima perang Umar bin Khatab. Serta semacam menteri pendidikan diserahkan kepada Ali bin Abi Thalib. (Abdullah Alawi)?

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Cerita, Kiai Sang Pencerah Muslim

Petani Palestina Belajar Teknik Hidroponik di Bandung

Bandung, Sang Pencerah Muslim

Sebanyak 20 orang petani dan pejabat otoritas pertanian Palestina mengikuti pelatihan dan belajar teknik hidroponik di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

"Sebanyak 20 peserta dari Palestina mengikuti pelatihan selama 20 hari di BBPP Lembang. Program pelatihan fokus pada teknik pertanian hidroponik dan kemasan," kata Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Kementerian Pertanian Surachman Suwardi, Selasa.

Petani Palestina Belajar Teknik Hidroponik di Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)
Petani Palestina Belajar Teknik Hidroponik di Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)

Petani Palestina Belajar Teknik Hidroponik di Bandung

Pelatihan itu menurut dia merupakan lanjutan dari program pelatihan pertanian dala rangka Selatan-Selatan yang telah bergulir sejak 1980.

Sedangkan peserta dari Palestina kali ini merupakan gelombang kedua, setelah rombongan pertama mengikuti program pelatihan sama tahun 2013.

Sang Pencerah Muslim

Para peserta ditangani oleh instruktur dari Balai Besar Pelatihan Pertanian dalam kegiatan teori, praktik lapangan, kunjungan ke lokasi penelitian hidroponik serta ke balai kemasan di Lembang Kabupaten Bandung Barat.

"Mereka selain mendapatkan teknik dan teori, juga melakukan praktik dan kunjungan sehingga lebih interaktif," kata Surachman.

Seperti pada kegiatan pelatihan yang digelar di Balai Besar Pelatihan Pertanian, para peserta cukup antusias mengikuti program yang dipandu oleh penterjemah.

Sang Pencerah Muslim

Selain mendapat penjelasan pengembangan pertanian hortikultura dan agrobisnis di sejumlah daerah di Indonesia, khususnya di Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Salah seorang peserta dari Palestina, Idham IP menyatakan mendapat banyak manfaat dari kegiatan yang digelar di kawasan itu.

Selain mengenal teknik pertanian hidroponik juga bisa melakukan sharing pengalaman terkait pengembangan hidroponik dan pasarnya.

"Selama di sini kami akan mempelajari dan berlatih teknik dihroponik, tentunya perlu modifikasi untuk bisa diterapkan di negara kami. Tapi prinsipnya bisa dilakukan di sana," kata Idham.

"Hari ini dan beberapa hari ke depan saya bisa bertanya banyak terkait teknik hidroponik, dan berinteraksi dengan mereka langsung di lapangan," katanya.

Sementara itu Kepala Bidang Program BBPP Lembang Affandi dan Irwan Wahyu menyiapkan program pelatihan internasional seperti itu. Ia menyediakan aula khusus untuk pelatihan peserta internasional.

"Kurikulum pelatihannya disesuaikan dengan kebutuhan mereka, termasuk peserta dari Palestina ini fokus pada hidroponik dan management kemasan. Kita juga melakukan sharing pengalaman sehingga pelatihan lebih intensif," kata Affandi.

Program kerja sama pelatihan pertanian dalam rangka kerja sama Selatan-Selatan sejak 1980 itu telah diikuti oleh 1.138 peserta dari negara ASEAN, Afrika 584 peserta, Asia minus ASEAN 660 peserta, Pasific 204 dan 32 peserta lainnya dari Amerika Selatan.

"Selain menggelar pelatihan di Indonesia, kami juga mengirim tenaga ahli pertanian ke luar negeri seperti Madagaskar, Timor Leste, Tanzania dan Fiji," kata Kepala Balai Pelatihan Pertanian Kementerian Pertanian Surachman Suwardi menambahkan. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 17 Februari 2018

Dari Bromocorah, Pendidikan Formal Hingga Pengembangan IT

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Pondok Pesantren Al-Hidayah di Desa Kalikajar Kulon Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu pesantren tertua yang ada di Kecamatan Paiton. Lokasi pesantren ini berada sekitar 7 km dari pusat Kota Kraksaan. Jarak tersebut bisa ditempuh sekitar 20 menit dengan kendaraan.

Keberadaan pesantren ini cukup dibutuhkan oleh warga sekitar. Sebab, berdirinya pesantren ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan warga, khususnya di bidang agama.

Dari Bromocorah, Pendidikan Formal Hingga Pengembangan IT (Sumber Gambar : Nu Online)
Dari Bromocorah, Pendidikan Formal Hingga Pengembangan IT (Sumber Gambar : Nu Online)

Dari Bromocorah, Pendidikan Formal Hingga Pengembangan IT

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah KH Jawahirul Kalamiyah mengisahkan, dulunya pesantren ini banyak dihuni oleh bromocorah (sebutan untuk orang-orang sejenis maling, brandal dan lain sebagainya).

Sang Pencerah Muslim

“Mereka sering melakukan kegiatan negatif seperti mengadu sapi, sabung ayam, hingga lokalisasi. Sehingga praktis relatif tidak ada sisi positif dari kawasan ini,” ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Kiai Jawahir sendiri merupakan pengasuh generasi keempat. Pesantren ini didirikan oleh KH. Mahfud Suriah pada tahun 1940 silam. Dimana pada saat awal berdirinya hanyalah berupa sebuah masjid. Masjid inipun didirikan karena atas dorongan sejumlah ulama sepuh. Setelah masjid ada, didirikan pula madrasah diniyah.

Setahun setelah berdiri, datanglah seorang santri yang berasal dari Desa Liprak Wetan Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo. Santri pertama ini merupakan rekomendasi dari KH Khozin Irsyad dari Desa Bladu Lor Kecamatan Banyuanyar yang merupakan guru Kiai Mahfud Suriah. Tiga tahun kemudian, santrinya bertambah menjadi 25 orang putra dan putri.

Kiai Jawahir menuturkan, dalam kurun waktu antara tahun 1950 hingga 1990, pesantren ini berkembang cukup pesat. Dari sisi kuantitas, jumlah santrinya mencapai 250 orang. Dimana waktu itu pesantren diasuh oleh KH Saifuddin Malik, putra pendiri pesantren. Tetapi setelah Kiai Saifuddin Malik wafat pada 1992, jumlah santri mulai menurun hingga tersisa sekitar 150 santri.

Keberadaan santri terus berkurang pada saat masa kepemimpinan KH Khoirurrozi Mahfud, ayah dari Kiai Jawahir. Dimana pada masa kepemimpinannya, santri yang mukim berkisar hanya sekitar 100 orang saja. Keadaan ini semakin terpuruk ketika KH Khoirurrozi wafat pada tahun 1999.

Selama lebih dua tahun, pesantren kehilangan pemimpin panutan. “Waktu Abah saya meninggal, kebetulan saya masih mondok di Pesantren Lirboyo, Kediri, “ tutur putra kedua KH Khoirurrozi tersebut.?

Kiai Jawahir sendiri resmi menjadi pengasuh sejak tahun 2001. Sejak saat itu, keberadaan pesantren kembali mulai berkembang. Sedikit demi sedikit santrinya sudah mulai bertambah.

Prioritaskan Perkembangan Pendidikan Formal

Di bidang pengembangan lembaga pendidikan, pendiri Pondok Pesantren Al-Hidayah KH Mahfud Suriah mendirikan MI Miftahul Ulum pada tahun 1959. Kemudian ketika diasuh KH Saifuddin Malik, pesantren ini mendirikan MTs Miftahul Ulum pada tahun 1979. Dilanjutkan dengan mendirikan RA Miftahul Ulum pada tahun 1990.

Pada masa kepemimpinan KH. Saifuddin Malik pula didirikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Miftahul Ulum. “Sebenarnya pada tahun 1990 sudah berdiri MA. Namun kemudian ditutup karena masalah manajemen. Lalu sempat didirikan lagi pada tahun 2008, namun lagi-lagi tutup dengan alasan yang sama,” ungkap Kiai Jawahir.

Pelajaran yang diberikan di pondok pesantren ini meliputi pendidikan saraf, nahwu, baca kitab kuning dan lainnya. Tidak hanya itu, dalam waktu senggang para santri diwajibkan membaca Al-Qur’an. Pendidikan umum juga diberikan kepada para santri.

“Sama seperti pondok pesantren pada umumnya. Cuma yang disini ini tidak hanya mengkhususkan ilmu agama saja. Seperti sebelum dan sesudah salat Subuh santri diharuskan membaca Al-Qur’an. Tujuannya, semata-mata agar supaya para santri selalu ingat dan selalu menjaga akhlak,” tegasnya.

Selain santri dari dalam lingkungan pondok pesantren, lembaga pendidikan formal di Pondok Pesantren Al-Hidayah juga menerima siswa dari luar. Ke depan, Kiai Jawahir berencana mendirikan lembaga pendidikan setingkat SMA. Tetapi belum dipastikan bentuknya seperti apa. “Tentunya semua tergantung dari animo masyarakat. Nanti bentuknya bisa berupa SMK, SMA atau MA,” tukasnya.

Kembangkan IT Untuk Masyarakat

Selain SMA, Kiai Jawahir menginginkan adanya pengembangan pendidikan di bidang informasi teknologi (IT). Dalam jangka pendek, pengembangan IT tersebut akan segera diwujudkan. Hal ini, bertujuan untuk memberikan sarana informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat dan peserta didik.

Selama ini menurutnya, penggunaan IT di kalangan masyarakat masih sering disalahgunakan. Terutama untuk mengakses konten negatif. Seharusnya, pendidikan IT lebih menonjolkan konten edukatif kepada masyarakat.

“Oleh karenanya, kami berkeinginan untuk memberikan akses informasi dengan tujuan untuk memperbaiki penyalahgunaan tersebut,” tutur alumnus fakultas Tarbiyah tersebut.

Menurut Kiai Jawahir, jika masyarakat melek IT, hal itu akan memudahkan ulama untuk berdakwah. Meski yang dilakukan tersebut tidak menggunakan cara yang konvensional. “Tapi dakwah secara tradisional juga harus terus dilakukan dan dipertahankan,” pungkasnya. (Syamsul Akbar)

Foto: Aktivitas class meeting yang dilakukan santri menjelang liburan semester di Pondok Pesantren Al-Hidayah Desa Kalikajar Kulon Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai Sang Pencerah Muslim

Jumat, 02 Februari 2018

Mengapa Tanah Wakaf Kena Pajak? Ini Alasannya

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Beberapa waktu yang lalu tersiar berita mengenai pertanyaan KH Syukron Makmun tentang tanah wakaf yang dikenai pajak kepada Presiden. Dalam keterangan pers di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (4/4/2017), ia menyatakan bahwa tanah wakaf yang dikelolanya dikenai pajak.

Mengapa Tanah Wakaf Kena Pajak? Ini Alasannya (Sumber Gambar : Nu Online)
Mengapa Tanah Wakaf Kena Pajak? Ini Alasannya (Sumber Gambar : Nu Online)

Mengapa Tanah Wakaf Kena Pajak? Ini Alasannya

"Saya sendiri ditagih pajak, yang jumlahnya nanti istighfar mendengarnya," kata Syukron Makmun.

Padahal, menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Pasal 3 Ayat 1, tanah yang digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional, dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan, tidak dikenakan pajak bumi dan bangunan.

Menurut Anggota Badan Wakaf Indonesia Soraya Devi, tanah wakaf yang dikenai pajak bisa jadi karena tanah itu belum memiliki sertifikat wakaf.

"Yang sekarang banyak terjadi adalah tagihan pajak timbul karena banyaknya tanah wakaf yang belum bersertipikat hak milik wakaf," jelas Devi, Selasa (5/4/2017) malam.

Sang Pencerah Muslim

Ia mencontohkan tanah wakaf yang masih bersertifikat hak milik (SHM), hak guna bangunan (HGB), hak guna usah (HGU), girik, dan verponding.

Sang Pencerah Muslim

Untuk bisa mendapatkan sertifikat wakaf, menurut Devi, persyaratan berupa warkat atau surat-surat tanah harus lengkap. Namun, "Kelengkapan warkat inilah kendala utama," ujar Devi.

Untuk itu, Devi berharap Badan Pertanahan Nasional bisa mengeluarkan kebijakan yang lebih memudahkan nazhir untuk mendapatkan sertifikat wakaf.

"Terutama sertifikat wakaf untuk tanah yang di atasnya ada masjid," kata Devi.

Mengenai tanah wakaf yang digunakan untuk kegiatan usaha wakaf produktif, Devi menyatakan bahwa hanya kegiatan usahanya yang dikenai pajak. Adapun tanahnya tidak dikenai pajak jika sudah bersertifikat wakaf. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, Kiai Sang Pencerah Muslim

Kamis, 18 Januari 2018

Moderatisme Islam ala Kiai Ahmad Shiddiq, Seperti Apa?

Tangerang Selatan, Sang Pencerah Muslim

Akar istilah Islam moderat sudah ada dalam sejarah masyarakat Indonesia, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). Istilah tersebut semakin menonjol manakala KH Ahmad Shiddiq menggunakannya di dalam bukunya Khittah Nahdliyyah yang terbit tahun 1977 dan buku Islam, Pancasila, dan Ukhuwwah Islamiyyah tahun 1985. 

Demikian pemaparan Ahmad Najib Burhani saat menjadi narasumber dalam diskusi yang diselenggarakan Islam Nusantara Center di Ciputat, Sabtu (25/11).  

Menurut Najib, Kiai Ahmad Shiddiq menggunakan empat kriteria untuk memaknai Islam moderat yaitu tawasuth, itidal, tawazun, dan tasamuh.  

Moderatisme Islam ala Kiai Ahmad Shiddiq, Seperti Apa? (Sumber Gambar : Nu Online)
Moderatisme Islam ala Kiai Ahmad Shiddiq, Seperti Apa? (Sumber Gambar : Nu Online)

Moderatisme Islam ala Kiai Ahmad Shiddiq, Seperti Apa?

Dulu pada masa Al Ghazali, Islam moderat muncul dari dua isu yang berkembang, yaitu kelompok rasionalis dan tradisionalis. Al Ghazali menempatkan Islam moderat berada di tengah-tengah dua kelompok tersebut.  Akan tetapi, konsep Islam moderat terkadang menjurus kepada sikap pragmatis dan kompromis. 

"Karena itu saya mencoba melihat ummatan wasathan menurut Kiai Ahmad Shiddiq dengan pendekatan yang disampaikan oleh Michel Foucault,” tuturnya.

Sang Pencerah Muslim

Najib mengemukakan, yang dimaksud moderat itu bukan hanya ditengah tetapi juga kemampuan untuk mengontrol sifat nafsu yang berlebihan baik yang ekstrim kiri liberal ataupun yang ekstrim kanan tekstual. 

"Inilah mengapa Kiai Ahmad Shiddiq ini menggunakan istilah tawassuth dikombinasikan dengan itidal dan tawazun," imbuhnya.

Di NU, moderatisme Islam mengacu pada akidah Asyariyah, tasawuf Ghazaliyah, dan fikih empat imam madzhab.  

Bagi Najib, untuk mengukur moderatisme Islam seseorang bisa dilihat dari cara pandangnya terhadap Islam, implementasi Syariat Islam, dan terorisme. 

"Jika anda tidak setuju dengan hal tersebut, anda bisa dikatakan sebagai moderat. Ini yang terjadi sekarang," katanya. 

Sang Pencerah Muslim

Meski demikian, ia menilai moderatisme Islam di Indonesia masih samar dalam beberapa persoalan seperti isu Ahmadiyah, LGBT, dan pornografi. Di dalam hal ini, mereka yang mengaku cinta tanah air bisa bergabung dengan Islam garis keras.

"Ini seakan menjadi common undestanding pada masyarakat Islam Indonesia bahwa yang moderat itu yang mendukung NKRI," lanjutnya. (Red: Muchlishon Rochmat)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Kiai, Internasional Sang Pencerah Muslim

Rabu, 17 Januari 2018

Menyingkap Berkah Kabah

Orang yang mengetahui sejarah Kabah tak akan membantah bahwa dari sembilan keajaiban dunia, Baitullah (rumah Allah) adalah tempat yang paling ajaib. Bangunan berukuran 12,84 meter (sisi timur laut), 12,11 meter (sisi barat daya), 11, 28 meter (sisi barat laut), dan 11,53 meter (sisi tenggara) itu, menyedot perhatian banyak orang. Bahkan pemerintah negara-negara Muslim mencurahkan perhatian khusus, dan sudah berlangsung dari masa ke masa.

Lembah tandus, sempit --tidak lebih dari 700 langkah pada awalnya-- dengan dikelilingi gunung cadas dan tidak ditumbuhi pepohonan, sebelum kedatangan Nabi Ibrahim dan Ismail jauh dari hiruk pikuk manusia. Tak ada aktivitas manusia, bahkan burung-burung pun enggan hinggap di lembah tersebut karena memang untuk mendapatkan air saja sangat sulit.

Menyingkap Berkah Kabah (Sumber Gambar : Nu Online)
Menyingkap Berkah Kabah (Sumber Gambar : Nu Online)

Menyingkap Berkah Kabah

Saat ini, tanah tandus itu gemerlap. Menyaksikan kemegahan Mekah sekarang sulit membayangkan kesulitan Siti Hajar saat mondar-mandir mencari air untuk sekadar diminum, setelah bekal untuk Ismail habis. Kini, lembah tersebut menjadi kota padat, setiap harinya didatangi banyak umat manusia dari berbagai belahan dunia.

Kota Mekah setiap tahunnya didatangi sekitar 7-8 juta orang (hlm. 117). Jumlah kunjungan tiap tahunnya terus mengalami tren peningkatan, sehingga harus dibatasi. Rasanya belum ada satu pun kota di dunia yang menyamai Mekah dan Madinah dalam kunjungan orang asing tiap tahunnya.

Sang Pencerah Muslim

Kementerian Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi mencatat, pada tahun 2012, jumlah jemaah haji saja yang mendatangi dua kota tersebut sekitar 2,9 juta orang. Rilis tersebut meningkat drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Jemaah umrah lebih tinggi lagi. Selama bulan Ramadhan 1433 H saja mencapai 4,8 juta (hal. 117).

Sang Pencerah Muslim

Banyaknya pengunjung dari berbagai belahan dunia memberikan berkah ekonomis pada pemerintah dan warga yang tinggal di Mekah, Madinah dan sekitarnya seperti Jeddah. Dalam kurun waktu 2004-2005 saja, Kepala Komisi Transportasi, Kamar dan Industri Arab Saudi menyebutkan angka sekitar 30,6 miliar Riyal (Rp. 76,5 triliun) devisa yang diperoleh dalam kurun waktu 2004-2005. Dalam setiap tahunnya, devisa yang masuk terus meningkat (hal. 118).

Hal ini tentu tidak lepas dari doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim saat melepas istri dan putranya, Siti Hajar dan Ismail, di tanah yang tidak memiliki tanam-tanaman itu. Allah mengabadikan doa Nabi Ibrahim dalam Al Quran Surah Ibrahim (14): 37.

Untuk meningkatkan pelayanan jemaah haji dan umrah yang terus membludak dibutuhkan banyak investasi. Guru besar ekonomi Saudi Fahd al-Andeejani menyatakan, investasi di bidang jasa akan lebih banyak lagi menyerap tenaga kerja. Saat ini yang sudah berjalan layanan penyediaan air Zamzam (hal. 119).

Arab News mencatat, sektor jasa penyediaan air Zamzam menyerap ribuan tenaga kerja. Belum lagi sektor jasa lainnya seperti menginapan dan katering yang menghasilkan keuntungan hingga 3 miliar riyal atau sekitar Rp7,5 trilian. Sementara sektor transportasi diperkirakan meraup keuntungan hingga 5 miliar Riyal atau Rp. 12,5 triliun. Belum lagi suvenir seperti sajadah, karpet, parfum dan perhiasan (hal. 119-120).

Peluang besar ini tampaknya terendus hingga ke Indonesia. Hingga saat ini, masyarakat yang kesulitan mengakses pekerjaan di negeri ini menjadikan Arab Saudi sebagai negara tujuan utama mencari nafkah, sekalipun ada banyak TKW yang mengalami perlakuan tidak manusiawi. Pemilihan negeri para nabi sebagai tempat TKI terbanyak selain Malaysia bukan semata karena upah.

Selain karena upah yang lumayan besar, tenaga kerja lebih memilih Arab Saudi sebagai tempat mencari nafkah karena keuntungan yang diperoleh tidak semata berorientasi dunia. TKI tidak hanya memperoleh uang tapi sekaligus bisa menyempurnakan rukun Islam yang kelima, menunaikan umrah atau haji, yang tidak ditemukan di negara lain.

Buku Sejarah Kabah yang ditulis Guru Besar Sejarah Islam Universitas Ain Shams, Kairo, Mesir, Prof. Dr. Ali Husni al-Kharbuthli, menjawab 1001 pertanyaan seluk beluk bangunan Kabah, dari masa ke masa.

Dengan bahasa bertutur yang cukup baik, tidak seperti literatur sejarah pada umumnya yang cenderung menoton dan membosankan, dalam buku setebal 361 itu dikupas aspek agama, politik, ekonomi dan sosial yang mengiringi bangunan Kabah yang tetap berdiri kokoh tak lapuk dimakan zaman.

Penerbit Turos Pustaka menyisipkan hasil kajian ilmiah tentang Ka’bah. Juga dilengkapi panduan haji dan umrah. Wallahu a’lam.

Judul: Sejarah Kabah

Penulis: Prof Dr. Ali Husni al-Kharbuthli

Penerbit: Turos Pustaka

Terbitan: Ketiga, September 2013

Tebal: 364 halaman

ISBN: 978-602-99414-9-4

Peresensi: M. Kamil Akhyari, Guru SMPI Nurul Ishlah dan SMK Nurul Huda, Kecamatan Bluto Sumenep. Alumni Fakultas Ushuluddin, Instika.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Warta, Kiai Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock