Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 28 Januari 2018

MTs Futuhiyyah I Gelar Istighotsah Jelang Ujian Nasional

Demak, Sang Pencerah Muslim. Puluhan siswa kelas IX MTs Futuhiyyah 1 Mranggen Demak mengadakan istighotsah bersama sebelum menghadapi UN, Sabtu (3/5) malam. Kegiatan ini didampingi segenap jajaran guru dan pegawai MTs Futuhiyyah 1.

Istighotsah ini merupakan kegiatan rutin tahunan di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen. Bertempat di aula sekolah para hadirin mendengarkan pembacaan maulid yang dipimpin salah seorang siswa. Mereka selanjutnya membaca tahlil yang dipandu KH Ahmad Tamziz.

MTs Futuhiyyah I Gelar Istighotsah Jelang Ujian Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
MTs Futuhiyyah I Gelar Istighotsah Jelang Ujian Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

MTs Futuhiyyah I Gelar Istighotsah Jelang Ujian Nasional

Kepala MTs Futuhiyyah 1 Mranggen KH Said Lafif Hakim berpesan kepada seluruh siswa kelas IX untuk senantiasa belajar dan terus belajar. Ia mengimbau para siswanya untuk memanfaatkan waktu yang ada.

Sang Pencerah Muslim

“Di samping belajar, kalian jangan lupa berdo’a. Karena, do’a akan menjadi kekuatan batin bagi kita,” kata Kiai Said dalam sambutannya.

Sang Pencerah Muslim

Pembacaan istighotsah dipimpin langsung H Shodiqin. Acara ini ditutup dengan doa yang dibacakan oleh KH Abdul Basyir Hamzah. (Abdus Shomad/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan, Jadwal Kajian Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 27 Januari 2018

50 Pelajar Purworejo Ikuti Diklatama IPNU-IPPNU

Purworejo, Sang Pencerah Muslim. Sekitar  50 pelajar Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mengikuti Pendidikan dan Latihan Pertama (Diklatama), Corp Brigade Pembangunan dan Korp Pelajar Putri yang digelar IPNU dan IPPNU. Kegiatan berlangsung di Komplek SD Islam Terpadu Desa Majir, Kecamatan Kutoarjo, pada Jumat-Ahad (10-12/5) lalu.

Para pelajar tersebut merupakan delegasi dari seluruh Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan Pimpinan Komisariat (PK) IPNU-IPPNU se-Kabupaten Purworejo.

50 Pelajar Purworejo Ikuti Diklatama IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
50 Pelajar Purworejo Ikuti Diklatama IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

50 Pelajar Purworejo Ikuti Diklatama IPNU-IPPNU

Kegiatan tersebut dibuka Wakil Ketua PC NU Kabupaten Purworejo, K. Ali Subhan. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi kegiatan tersebut, karena merupakan salah satu gerbang pengkaderan kader-kader NU, “Melalui kegiatan ini kader IPNU-IPPNU harus bertambah nasionalis, cinta lingkungan, dan memiliki kepekaan sosial tinggi,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Komandan Pendidikan Diklatama, Jumadhi menuturkan, kegiatan ini merupakan yang kedua kali. Panitia menyiapakan beberapa materi, yaitu PBB, SAR, Strategi Mapping, Bela Diri, Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara, Manajemen Perjalanan, Pelestarian Alam dan Kelestarian Lingkungan, Basic Ropes dan Medical First Responder Basic.

Sang Pencerah Muslim

Jumadhi menambahkan, untuk memaksimalkan penyampaian materi, diundang pemateri berpengalaman, seperti Kodim 0708, Polres Purworejo, Dinas Perhutani, PMI, SAR, Pagar Nusa, Banser, “Agar benar-benar terbentuk CBP dan KPP yang disiplin, tangguh dan bermental,” tuturnya.

Di akhir Diklatama bertema “Membentuk Kader yang Berkarakter Kebangsaan, Peduli Lingkungan dan Berjiwa Sosial”, diisi Out Bond yang rekreatif dan edukatif  untuk para peserta.

Sementara itu, Ketua PC IPNU Purworejo, Ahmad Naufa mengatakan, tindak lanjut dari Diklatama, akan dibentuk Dewan Komando Cabang (DKC) CBP dan KPP. Mereka akan melakukan kegiatan bersama IPNU dan IPPNU Purworejo atau dengan  pemerintah, “Misalnya dalam kegiatan relawan SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah Purworejo,” katanya.

Ahmad berpendapat, sebagai calon penerus generasi bangsa, kader-kader IPNU harus memiliki wawasan luas tentang kebangsaan dan jangan sampai tergerus berbagai penyimpangan yang bersifat patologis yang dapat merusak moral dan ideologi para pemuda.

Hadir pada pembukaan Diklatama dua badan semiotonom IPNU dan IPPNU tersebut, Ketua MWC NU Kecamatan Kutoarjo, PC IPNU-IPPNU Kabupaten Purworejo, dan Perangkat Desa Majir, Karang Taruna Desa Majir.

Redaktur        : Abdullah Alawi

Kontributor    : Isnainissholiah

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Anti Hoax, Pendidikan, Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 23 Januari 2018

Ketum IPPNU: Keputusan Trump Harus Digugat

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) turut serta menggelar aksi protes menyampaikan aspirasi menolak pengakuan sepihak Presiden AS terkait Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel, di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Jumat (8/12).

"Keputusan Presiden AS Donald Trump sangat berbahaya bagi stabilitas global, dan potensi bahayanya tidak hanya terbatas di kawasan Timur Tengah, namun juga di seluruh belahan dunia," ujar Ketua Umum IPPNU, Puti Hasni.

Ketum IPPNU: Keputusan Trump Harus Digugat (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketum IPPNU: Keputusan Trump Harus Digugat (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketum IPPNU: Keputusan Trump Harus Digugat

Menurut Puti, sebaiknya keputusan Trump digugat ke sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk direspons lebih lanjut dampaknya, dan dapat dipertimbangkan dengan sangat untuk dibatalkan. 

"NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, bahkan di dunia, dapat berinisiasi mengirim surat resmi penolakan kepada PBB, serta menindaklanjuti sikap Donald Trump melalui berbagai saluran komunikasi global," jelas Puti.

Senada, Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Asep Irfan Mujahid juga menyatakan sikap bahwa IPNU mendukung 100 persen sikap Pemerintah Republik Indonesia menolak pemindahan Ibu Kota Israel ke Jerusalem.

Sang Pencerah Muslim

Dalam orasinya Asep mendorong Kemenlu RI melakukan tindakan-tindakan diplomatik, baik terkait hubungan bilateral dengan Amerika Serikat, maupun aksi-aksi multilateral dengan negara-negara yang menolak sikap Donald Trump, seperti Inggris, Perancis, Turki, Mesir, dan negara-negara lainnya. 

"Sesuai arahan para kiai pada keputusan Muktamar NU ke-33 di Jombang, NU mendukung Palestina dan berada di belakangnya. Kami mendorong negara-negara anggota PBB untuk menolak memindahkan Kedutaan Besarnya ke Jerusalem," ujar Asep. (Anty Husnawati/Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 20 Januari 2018

PBNU Sesalkan Pemerintah Disetir Importir

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyesalkan lemahnya proteksi pemerintah terhadap para petani lokal. Hal itu terlihat dari mudahnya pemerintah untuk membuka keran impor bagi sejumlah komoditi pangan, seperti garam, kedelai, beras, dan daging sapi.?

PBNU Sesalkan Pemerintah Disetir Importir (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Sesalkan Pemerintah Disetir Importir (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Sesalkan Pemerintah Disetir Importir

"Yang memprihatinkan, kabinet ? kok bisa disetir oleh komprador. ? Kami sangat menyesalkan ? bagaimana kabinet mengambil keputusan dipengaruhi oleh beberapa orang komprador. Produktifitas lokal diabaikan sehingga kesannya kualitas pertanian dan peternakan lokal rendah agar ada alasan untuk mengimpor. Mayoritas korbannya adalah masyarakat kecil di kampung-kampung," tandas Ketua PBNU Prof KH Maksum Machfudz, dalam konferensi pers tentang rencana kerjasama Komite Garam PBNU dengan PT Garuda Food dalam meningkatkan produksi garam rakyat, di Gedung PBNU, Kamis (22/11).

Prof Maksum mengatakan, ? PBNU mendukung dengan sangat serius langkah-langkah yang dilakukan oleh Komite Garam, dalam meningkatkan kualitas dan produktifitas serta pemasaran garam rakyat yang diproduksi oleh Asosiasi Petani Garam Nusantara (Aspegnu).

Sang Pencerah Muslim

"PBNU mendukung, karena ini menjadi ? problem masyarakat luas. PBNU dibentuk untuk memoderasi masyarakat di segala bidang, termasuk di bidang ekonomi dan politik. Kita mendesak pemerintah agar menciptakan iklim ekonomi yang berkeadilan, dan jauh dari kenakalan," tandasnya.

Tentang rencana kerjasama Aspegnu, Komite Garam PBNU dengan PT Garuda Food, Machfoud berharap bisa menjadi solusi bagi problem pangan di negeri ini, sekaligus juga menjadi percontohan bagi pemerintah, bahwa sejatinya, produksi lokal pun bisa bersaing jika diperhatikan dan diberi pembinaan.

"Dari kasus garam ini, kita mulai perbaikan. Kasus garam ini menjadi uji coba, ? agar mengetuk rekan-rekan di kabinet bahwa banyak masyarakat kecil yang harus didampingi. Mereka tak harus dimanjakan, hanya diperlukan kebijakan dan sentuhan kecil agar mereka mampu berkembang," ujarnya.?

Sang Pencerah Muslim

Ia menguraikan sejumlah masalah pangan di negeri ini adalah bagian dari desain segelintir importir pangan, yang ingin mengambil keuntungan dengan membunuh produksi para petani dan peternak lokal.?

"Garam dari tahun lalu belum selesai. Garam belum selesai disusul masalah beras. Kita gembar-gembor swasembada beras, tapi pemerintah impor terus. Kemudian swasembada kedelai juga diserang krisis. Krisis ini dibuat oleh kartel importer yang memanfaatkan psikologi massa. Jagung, ? gula juga tinggal menunggu bom waktu. Gula diancam kebanjiran gula rafinasi. Ditambahlagi oleh krisis daging sapi," paparnya.

Ditambahkan, berbagai problem pangan itu sengaja diciptakan oleh sejumlah pengusaha dengan memainkan pasar, menimbun bahkan melenyapkan sejumlah komoditi pangan dari pasaran, sehingga harga-harga melambung naik, lalu mendesak pemerintah untuk meningkatkan jumlah impor bahkan menghapuskan bea cukai impor pangan.?

"Negara ini tak bisa diharapkan, kecuali komitmen bersama dari berbagai elemen ? masyarakat. Kita tak mau dikadalin terus oleh komponen bangsa tertentu yang ingin mengambil keuntungan ? dari impor. Ini bukan suudzon. ? Ini persoalan konspirasi, kongkalikong Negara dengan komprador, agar memelihara rendahnya kualitas lokal, untuk melegalkan impor pangan," tandasnya.

Ia menyesalkan sikap abai pemerintah terhadap petani dan peternak lokal, juga upaya liberalisasi ekonomi pangan yang dilakukan pemerintah. Padahal, kata Machfoud, negara-negara maju seperti Amerika saja melakukan proteksi ketat terhadap produksi pangan lokal.

"Keterbatasan tekhnologi petani sangat sulit dijangkau oleh masyarakat. Di Amerika petani mendapat subsidi pemerintah, di kita perhatian pemerintah rendah. Negara-negara maju masih keberatan menurunkan subsidinya pada pertanian. Tapi Negara kita malah bergaya menghapus subsidi untuk petani lokal dan membuka keran impor selebar-lebarnya," katanya.?

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Abdel Malik

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan, Daerah Sang Pencerah Muslim

Minggu, 14 Januari 2018

Ansor, Polda dan TNI NTB Deklarasi Gerakan Antiradikalisme

Lombok, Sang Pencerah Muslim. Deklarasi bersama gerakan antiradikalisme ditandai dengan penandatanganan dan pembacaan naskah ikrar untuk membangun komitmen bersama antisegala bentuk radikalisme yang diselenggarakan oleh NU dan banomnya di pesantren Al-Mansyuriah Talimussibyan, Bonder, Praya Barat, Senin (15/6). Deklarasi yang diprakarsai oleh pemuda NU NTB ini didukung Polda dan TNI setempat.

Ansor, Polda dan TNI NTB Deklarasi Gerakan Antiradikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor, Polda dan TNI NTB Deklarasi Gerakan Antiradikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor, Polda dan TNI NTB Deklarasi Gerakan Antiradikalisme

Badan otonom NU yang tampak hadir Muslimat NU, Fatayat NU, Satkorwil Banser, Pagar Nusa, IPNU, IPPNU. Terlibat pula PKC PMII NTB, tokoh pemuda, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.

Hadir sejumlah pengurus NU seperti Ketua PWNU NTB TGH Ahmad Taqiudin Mansyur, pimpinan pesantren Babussalam Batu Nyala Praya TGH Syamsul Hadi, dan sejumlah pimpinan Banom NU NTB, dan ratusan masyarkat.

Sang Pencerah Muslim

Sedangkan dari unsur aparat kepolisian hadir Dirbinmas Kombes Pol Suwarto yang mewakili Polda NTB, Kapolres Loteng AKBP Nuroddin SIK, dan Dandim Praya yang diwakili Kapten Abdul Razak.

Sang Pencerah Muslim

Ketua Pagar Nusa NTB Murakip Usman selaku pelaksana utama menyinggung bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian NU atas maraknya paham-paham yang cenderung merusak kebudayaan setempat dan tidak jarang berakhir pada kekerasan.

Ikrar ini, kata Murakip, merupakan komitmen bersama melawan antiradikalisme. "Jauh sebelumnya sudah kita diskusikan bersama dengan semua pihak dan juga pihak kepolisian," katanya.

Ia mengucapkan rasa terima kasih sekaligus memberikan apresiasi kepada pihak kepolisian dan TNI yang telah mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut. NU, lanjut dia, merupakan pejuang dasar negara ini. Hal ini juga sebagai wujud silaturrahmi dengan mempertegas kembali bahwa NKRI sudah final.

"Kita harus bersama-sama melawan terhadap paham-paham radikal yang merasuki masyarakat. Ini adalah perjuangan kita bersama-sama sampai titik darah penghabisan untuk memperjuangkan dan mempertahankan NKRI.” (Hadi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sunnah, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Rabu, 10 Januari 2018

Pemerintah Diminta Perhatikan Kesejahteraan Guru Madrasah

Bandung, Sang Pencerah Muslim. Wakil Ketua Persatuan Guru NU (PERGUNU) Jawa Barat H Saepuloh mengimbau pemerintah untuk memerhatikan kesejahteraan guru madrasah diniyah. Selama ini pemerintah, menurut H Saepuloh, merasa tidak bertanggung jawab atas peningkatan kesejahteraan guru madrasah.

Pemerintah Diminta Perhatikan Kesejahteraan Guru Madrasah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemerintah Diminta Perhatikan Kesejahteraan Guru Madrasah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemerintah Diminta Perhatikan Kesejahteraan Guru Madrasah

Demikian disampaikan H Saepuloh di sela workshop pelatihan guru madrasah diniyah bertajuk “Meningkatkan Kualitas Pembelajaran melalui Active Learning” yang diselenggarakan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Ahad (19/4).

“Guru Madrasah Diniyah luput dari perhatian pemerintah pusat maupun daerah. Meskipun ? operasional madrasah diniyah hanya mengandalkan infaq dari orang tua siswa yang itu juga belum cukup untuk menutupi biaya operasional sehari-hari, mereka tetap gigih dalam melaksanakan tugas meskipun honorariumnya gak jelas,” tutur H Saepuloh.

Sang Pencerah Muslim

Sementara Camat Dayeuhkolot Eep Syarif Hidayatullah menyampaikan Pemkab Bandung mengalokasikan sebesar 50.000 per bulan bagi guru madrasah diniyah yang disisihkan dari APBD.

“Meskipun belum semua, guru madrasah diniyah di kabupaten Bandung sudah mendapatkan insentif sebesar 50 ribu per bulan,” tutur Eef Syarif. (Awis Saepuloh/Alhafiz K)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan, Anti Hoax Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 30 Desember 2017

Surat Cinta Buat Mamah Dedeh Tentang Etika Berfatwa dan Dokter Hewan

Assalaamu‘alaikum Warohmatullah Wabarokaatuh. Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa‘ala alihi wa shohbihi ajma’in. Wa ba’du...

Rasulullah saw bersabda:?

? ? ? ? ? ? ? ? ?

Surat Cinta Buat Mamah Dedeh Tentang Etika Berfatwa dan Dokter Hewan (Sumber Gambar : Nu Online)
Surat Cinta Buat Mamah Dedeh Tentang Etika Berfatwa dan Dokter Hewan (Sumber Gambar : Nu Online)

Surat Cinta Buat Mamah Dedeh Tentang Etika Berfatwa dan Dokter Hewan

“Kalau orang diberi fatwa oleh seseorang tanpa didasari ilmu, maka dosanya ditanggung oleh yang berfatwa.”

Mengenai orang-orang yang sembrono dalam berfatwa, Ibnu Sholah mengutip ayat al-Qur’an:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?, ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta Ini adalah halal dan ini haram, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung, sedikit keuntungan yang didapat, tapi mereka mendapat siksa yang pedih.”

Sang Pencerah Muslim

Lalu Ibnu Sholah memberikan komentar:?

? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ?

Apa yang diterangkan oleh ayat ini mencakup orang yang melenceng di dalam berfatwa sehingga mengatakan halal terhadap sesuatu yang haram atau sebaliknya dan semisalnya.

Ibnu Qoyyim dalam I’lamu al-Muwaqqi’iin meriwayatkan tentang Ahmad bin Hanbal yang ditanya maksud dari hadits:

? ? ? ? ? ?

“Yang paling berani menjawab pertanyaan keagamaan di antara kalian adalah yang paling berani masuk neraka.”

Imam Ahmad menjelaskan bahwa maksud dari hadits tersebut adalah orang yang berfatwa tanpa didasari keilmuan yang mumpuni. Ketika beliau ditanya tentang fatwa yang keluar kepada masyarakat dari seseorang tanpa didasari ilmu yang mumpuni, beliau menjawab: “Dosanya ditanggung oleh yang berfatwa.”

Hadits di atas diriwayatkan oleh Al-Darimiy dalam sunannya, tetapi hadits tersebut mu’dhol, karena terputus pada Ubaidillah bin Abi Ja’far yang seorang tabi’ tabi’in dan meninggal pada 136 H. Namun demikian hadits ini banyak diketahui para ulama dan makna dari hadits ini sahih, sehingga merekapun membahas maksudnya.

Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Barang siapa menjawab semua pertanyaan keagamaan yang diajukan kepadanya, dia adalah orang gila.”

Atho’ ibn al-Sa’ib dari kalangan tabi’in mengatakan bahwa orang-orang dulu gemetaran badannya ketika menjawab pertanyaan agama (memberikan fatwa).

Sufyan ibnu Uyainah mengatakan: “Orang yang paling berani berfatwa (menjawab pertanyaan keagamaan adalah orang yang paling bodoh.”

Abdurrahman bin Abu Laila mengaku pernah bertemu dengan seratus dua puluh orang sahabat nabi dari kalangan Ansor. Menurut pengamatannya, jika salah satu dari para sahabat itu ditanya suatu pertanyaan, maka ia akan mengalihkan ke temannya untuk menjawabnya, demikian seterusnya sampai kembali kepada orang pertama yang ditanya.

Al-Atsram sering mendengar imam Ahmad bin Hanbal mengatakan “Aku tidak tahu jawabannya”, ketika ditanya suatu permasalahan, padahal permasalahan itu sudah banyak dibahas orang (tidak dianggap permasalahan yang sulit).

Ibnu Abbas mengingatkan, jika orang sudah “gengsi” untuk mengatakan “saya tidak tahu”, maka sesungguhnya orang itu telah hancur.

Menurut Imam Al-Syafi’i, Sufyan ibnu Uyainah adalah orang yang sangat kompeten dan termasuk sebagian orang yang paling memenuhi syarat untuk berfatwa, meskipun demikian, Ibnu Uyainah terkenal paling tidak berani (hati-hati) menjawab pertanyaan keagamaan.

Imam Syafi’i apabila ditanyai pertanyaan keagamaan atau dimintai fatwa, beliau menimbang-nimbang dengan serius, apakah sebaiknya beliau jawab atau tidak.

Dari Al-Haitsam bin Jamil, dia berkata: Aku lihat Imam Malik bin Anas ditanyai empat puluh delapan pertanyaan maka dalam tiga puluh dua pertanyaan di antaranya beliau mengatakan: "Aku tidak tahu."

Padahal Imam Malik dikenal dengan gelarnya ‘Alimu al-Madinah, orang paling pandai di kota Madinah pada masanya.

Dan diriwayatkan dari Imam Malik juga bahwasanya beliau pernah ditanya sekitar lima puluh pertanyaan dan satupun beliau tidak berani menjawabnya, dan beliau pernah mengatakan: "Barang siapa mau menjawab suatu pertanyaan maka sebelumnya hendaklah dia menyodorkan dirinya ke surga dan neraka lalu berfikir kalau menjawab pertanyaan tersebut maka kira-kira bagaimana nasibnya di akhirat, baru setelah itu silakan dia menjawab."

Diriwayatkan juga dari Imam Malik bahwa suatu saat beliau pernah ditanya tentang permasalahan tapi beliau menjawab: "Tidak tahu", lalu yang bertanya itu berkata kepadanya: "Sesungguhnya pertanyaan ini kan masalah sepele dan mudah." Beliau marah dan berkata: "Tidak ada perkara mudah dalam urusan ilmu (agama), tidakkah kamu mendengar firman Allah: “Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat."

? ? ? ? ?

Imam Malik juga berkata: “Kalau para sahabat saja merasa berat menjawab pertanyaan-pertanyaan dan tidak berani menjawab persoalan sebelum berkonsultasi dengan sahabat lain padahal mereka dianugerahi oleh Allah dengan kemampuan dan petunjuk, juga disertai kesucian jiwa, lalu bagaimana dengan kita yang banyak kesalahan dan dosa?"

Dari Said bin Al-Musayyab ra, sesungguhnya beliau hampir tidak pernah berfatwa atau mengucapkan suatu perkara agama kecuali beliau berdoa: "Ya Allah selamatkanlah aku dan selamatkan orang-orang dariku."

Dari Basyar bin Al-Harits, beliau berkata: "Barang siapa masih merasa senang (bangga) jika ditanyai (persoalan agama) maka dia itu tidak berhak dan tidak layak dimintai fatwa."

Dari Malik, beliau berkata: "Aku diberitahu oleh seorang laki-laki bahwa dia pernah bertamu ke rumah Rabiah bin Abi Abdirrahman dan menjumpai Rabiah sedang menangis, maka dia bertanya: Kenapa anda menangis? Ia takut dan khawatir atas tangisan syaikh Rabiah maka dia bertanya lagi kepada beliau: Apakah anda terkena musibah? Beliau menjawab: Tidak, tapi aku menangis karena banyak orang-orang bodoh (dianggap ulama) dan dimintai fatwa sehingga muncullah kerusakan yang sangat besar di kalangan umat Islam." Rabiah kemudian melanjutkan: "Sungguh di antara orang-orang yang berani berfatwa ini lebih layak masuk penjara daripada para pencuri."

Diriwayatkan dari Makhul dan Imam Malik ra, sesungguhnya mereka tidak pernah menjawab pertanyaan keagamaan kecuali sebelumnya mengucapkan: "? ? ? ? ? ?"

Ibnu Sholah mengatakan bahwa sebaiknya siapapun yang akan menjawab pertanyaan keagamaan hendaklah mengucapkan apa yang diucapkan oleh Imam Malik di atas. Adapun Imam Abu Hanifah terkenal dengan perkataanya:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Jika bukan karena kesadaran bahwa meninggalnya ulama akan menghilangkan ilmu, maka aku tidak akan pernah berfatwa, mereka enak sedangkan aku yang harus beresiko menanggung dosa.”

Ibnu Qoyim juga menyebutkan bahwa Ibnu Abbas pernah mengatakan:

? ? ? ? ? ? ? ? ?

Barang siapa berfatwa tentang suatu permasalahan padahal dia tidak menguasai hal itu, maka dosanya harus ditanggung olehnya.

Al-Khatib meriwayatkan Bahwa Malik pernah berkata: "Aku tidak berani berfatwa (menjawab pertanyaan-pertanyaan keagamaan) sebelum aku dianggap dan diakui oleh tujuh puluh orang bahwa aku memenuhi syarat untuk menjawab."

Malik juga berkata: Aku tidak berani berfatwa sehingga aku bertanya kepada orang yang lebih berilmu dariku dengan tujuan untuk mengetahui apakah orang itu berpendapat bahwa aku layak menjawab pertanyaan keagamaan."?

Beliau juga penah bekata: "Tidak sepatutnya seseorang menganggap dirinya memenuhi syarat untuk melakukan suatu hal sebelum dia berkonsultasi dan menanyakan kepada orang yang lebih berilmu tentang hal itu apakah dirinya layak atau tidak."

Adab para ulama besar yang benar-benar menguasai ilmu-ilmu agama secara mendalam sebagaimana disebutkan diatas nampaknya tidak lagi diperhatikan oleh para penceramah pada zaman ini. Yang dipertontonkan oleh kebanyakan para dai pada saat ini justru merupakan kebalikan dari adab-adab yang diajarkan oleh para ulama.

Yang juga perlu diperhatikan dari sikap dan adab para ulama tersebut adalah bahwa kehati-hatian mereka dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan keagamaan bukan merupakan sikap berlepas tangan atau meninggalkan kewajiban mereka untuk menyampaikan ajaran Islam. Para ulama itu diketahui telah mengabdikan hidupnya untuk menelaah dan mempelajari secara mendalam sumber-sumber ajaran Islam untuk kemudian dijadikan landasan dalam menjawab berbagai macam persoalan umat Islam yang membutuhkan jawaban.

Beribu-ribu halaman buku menampung hasil ijtihad para ulama yang benar-benar faqih tersebut. Ratusan bahkan ribuan permasalahan dalam agama yang memerlukan penjelasan telah mereka teliti dan berikan jawabannya dengan didasarkan pada ayat-ayat dan hadis-hadis serta atsar dari para sahabat.

Jasa mereka sangat besar kepada umat Islam dalam urusan agama. Meskipun dalam kehati-hatian sikap mereka ada kesan lambat dalam memberikan jawaban namun mereka terbukti telah menjadi pencerah dan pembimbing umat. Berkaca dari sikap para ulama tersebut dan bukti nyata sumbangan ilmu yang bermanfaat dari mereka untuk umat Islam, maka alasan beberapa orang yang tergesa-gesa ingin kelihatan hebat dan dipandang alim dalam ilmu agama sehingga bertindak sembrono dalam urusan fatwa menjadi jelas, bahwa hal itu tidak bisa diterima dan tidak sejalan dengan adab Islam yang benar.

Hadits nabi yang menyuruh kita untuk menampaikan ajaran dari beliau walau satu ayat adalah sebuah perintah. Sebagai perintah-perintah lain dalam agama, perintah untuk tabligh inipun juga disertai dengan tata cara dan etika tertentu. Menjalankan perintah agama tanpa mempelajari dulu tata cara dan etikanya, bisa menjerumuskan kita kepada kerusakan dan kehancuran.

Mantan mufti Mesir Syaikh Ali Jumah dalam bukunya Al-Mutasyaddidun mengingatkan bahwa seorang penceramah tidak otomatis boleh menjadi seorang mufti. Tidak semua penceramah atau orang yang pandai berpidato adalah orang alim yang faqih dan memenuhi syarat untuk dimintai fatwa atau ditanya tentang permasalahan keagamaan.

Untuk menjadi seorang mufti, diperlukan banyak sekali perangkat. Banyak syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk bisa menjadi mufti dan boleh menjawab pertanyaan-pertanyaan keagamaan.

Berikut ini syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang mufti, sebagaimana diringkas oleh Imam Al-Syafi’i sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Khatib:

“Tidak ada yang boleh berfatwa tentang agama Allah kecuali yang mengetahui tentang kitab Allah lengkap dengan nasikh dan mansukhnya, muhkan dan mutasyabihatnya, tafsirnya, waktu nuzulnya, Makkiyah dan Madaniyahnya, dan apa yang dimaksudkannya. Setelah itu dia juga harus menguasai urusan hadis nabi dengan pengetahuan yang sama dengan pengetahuan terhadap AL-Qur’an. Ia juga harus mengerti bahasa Arab, mmahami syi’ir-syi’ir Arab. Mengetahui seluruh ayat Al-Quran dan hadis-hadis yang diperlukan untuk membahas suatu permasalahan tertentu, kemudian menggunakannya secara benar. Ia juga harus mengetahui perbedaan pendapat antara para ulama dari berbagai negeri. Dan terakhir ia harus “berbakat”.

Imam Nawawi menambahkan mutayaqqidh; waspada, yaitu memahami permasalahan-permasalahan umat beserta keadaanya.

Para Ulama Al-Azhar, di antaranya Dr. ‘Ala’udin al-Za’tari mengatakan: “Seseorang secara syar’i dilarang atau diharamkan memberikan jawaban atas pertanyaan keagamaan dengan mengiran-ngira jawaban menggunakan nalarnya saja tanpa beristidlal atau mencari tahu dalil maupun hasil ijtihad ulama yang valid, apalagi mengeluarkan jawaban yang malah bertentangan dengan nash-nash yang memiliki dalalah qoth’i, yaitu nash yang mengandung hukum yang jelas dan pasti. Dilarang juga memberikan jawaban yang bertentangan dengan Ijma’ atau konsensus para ulama ataupun bertentangan dengan kaidah-kaidah ushul yang disarikan dari nash.

Maka penguasaan ilmu agama dan mempelajari hasil-hasil ijtihad para ulama adalah kewajiban mutlak bagi seorang mufti.”

Beberapa perkataan ulama di atas hanya saya kutip tanpa saya jelaskan panjang lebar, karena tulisan inipun sudah terlalu panjang. Tetapi tentu Mamah bisa dengan mudah memahami maksud dari pernyataan dan contoh perilaku para ulama yang saya kutip di atas.

Sekarang izinkan saya mennyampaikan keberatan saya atas gaya tanya jawab keagamaan yang dijawab secara langsung di tempat pengajian, apalagi disiarkan oleh televisi. Keberatan ini bukan hanya soal fatwa Ibu tentang dokter hewan Muslim, yang memang sangat perlu anda pelajari. Tetapi juga tentang gaya pengajian Ibu di televisi yang menyertakan sesi tanya jawab.?

Merujuk pada paparan saya di atas, maka pengajian model seperti itu meskipun kelihatannya Islami, tetapi sangat banyak mengandung bahaya. Baik bahaya untuk para penonton, maupun bagi penceramah yang merangkap sebagai mufti on the spot.

Alangkah baiknya kalau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan jama’ah itu ditampung dulu, kemudian ditela’ah dan dipelajari dengan sungguh dengan menggunakan rujukan kitab-kitab yang terpercaya, baru dijawab pada edisi berikutnya.

Akan lebih baik lagi, jika memang belum memenuhi syarat untuk berfatwa, maka kita mengutip saja hasil fatwa para ulama, baik ulama zaman dulu atau kontemporer mengenai permasalahan yang ditanyakan, dengan penjelasan rinci, menurut ulama A begini, B begini, dan seterusnya.

Dan akan lebih selamat lagi kalau ceramah keagamaan diisi saja dengan nasihat-nasihat tentang kebaikan yang diajarkan agama secara umum, bukan tentang masalah-masalah yang memerlukan kemampuan khusus untuk membahasnya.

Ingatlah, para ulama mengatakan bahwa orang yang menjawab pertanyaan keagamaan itu ibarat "penanda-tangan atas nama Allah". Menurut Ibnu al-Munkadir, karena posisi mufti itu layaknya penghubung antara Allah dan makhluk, maka ia harus benar-benar berilmu.

Dari Abi Hasin Al-Asadi, dia berkata: "Sesungguhnya salah satu dari kalian ada yang berani berfatwa dalam suatu permasalahan yang jika hal itu ditanyakan kepada Umar bin Khattab maka beliau akan mengumpulkan para sahabat yang ikut dalam perang Badar (untuk menjawabnya)."

Kepada para pemilik stasiun televisi, tolong jangan rusak umat Islam dengan acara yang seolah-olah Islami tetapi justru bertentangan dengan etika yang digariskan oleh para ulama sejak zaman salafus shaleh.

Jangan lakukan hal-hal yang mendegradasi keluhuran agama. Bisnis dan agama tidak harus bertentangan, tapi bisnis jangan juga merusak etika agama.

Kepada MUI dan ormas-ormas Islam yang banyak mewadahi kaum Muslimin Indonesia, tolong buatlah imbauan dan maklumat mengenai permasalahan ini.

Kepada pemerintah Republik Indonesia, tolong bicarakan permasalahan ini dengan MUI dan ormas-ormas Islam, agar kehidupan beragama menjadi semakin baik.

Akhirul Kalam, kebenaran mutlak hanya milik Allah. Semoga kita semua dijaga oleh Allah dari kesesatan.

Wallahu al-muwaffiq ilaa aqwami al-thoriq, Wassalaamu ‘Alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.

Dari seorang Muslim biasa dengan laqob Alex Ramses.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Hadits, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 23 Desember 2017

Gelar Aksi, Gusdurian Madura Dengungkan Seruan Moral

Pamekasan, Sang Pencerah Muslim. Belum genap sebulan dideklarasikan, Gusdurian Madura melakukan aksi damai, Senin (22/4). Aksi berisi seruan moral dan kontrak politik demi masa depan Kabupaten Pamekasan tersebut dilangsungkan di area monumen Arek Lancor. Setelah itu, diteruskan istighotsah di Makam Pahlawan di Jalan Panglegur Pamekasan.

Gelar Aksi, Gusdurian Madura Dengungkan Seruan Moral (Sumber Gambar : Nu Online)
Gelar Aksi, Gusdurian Madura Dengungkan Seruan Moral (Sumber Gambar : Nu Online)

Gelar Aksi, Gusdurian Madura Dengungkan Seruan Moral

Dilengkapi dengan sound system, para pemuda pecinta KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut, menarik perhatian para pengendara sepeda motor maupun kendaraan lainnya. Diiringi dengan shalawat nabi, aktivis Gusdurian menegaskan terkait kesiapannya bekerja sama dengan pemerintah dalam pendampingan keberagamaan. Kesiapan itu, juga menyangkut sosialisasi pendidikan agama di sekolah dan peningkatan pendidikan melalui kajian-kajian ilmiah.

“Aksi ini merupakan murni seruan moral untuk pemerintah baru di Kabupaten Pamekasan yang dilantik hari ini. Kami menghadirkan 3 hal yang diharapkan pemerintah bisa mengamininya. Pertama, meminta pemerintah menciptakan keberagamaan dan toleransi demi terciptanya sikap saling menghargai antar kelompok agama dan aliran. Tujuan besarnya, ialah terteguhkannya tujuan stabilitas nasional,” terang Ketua Umum Gusdurian Madura, Fudholi Nur, M.Fil.

Sang Pencerah Muslim

Kedua, tambahnya, mengadakan pendampingan di kalangan pemuda, siswa, dan masyarakat terkait pendidikan keagamaan, dan sosialisasi nilai-nilai keislaman demi terwujudnya visi misi Kabupaten Pamekasan yang kental keberagamaannya dan perbaikan moral masyarakat.

Sang Pencerah Muslim

“Dan yang ketiga, ialah ketertiban tempat-tempat yang sering dijadikan sarang maksiat dan mengadakan pembinaan agar terwujud masyarakat yang agamis, dinamis dan humanis,” tukasnya.

Pantauan Sang Pencerah Muslim, aksi yang dimulai sekitar pukul 10.00 itu berakhir saat azan Zuhur berkumandang. Tak hanya berorasi, mereka juga menggelar istighotsah di Makam Pahlawan Pamekasan. Tujuannya tiada lain untuk mengenang dan mengingat peran serta para pejuang negeri ini.

Massa Gusdurian tampak khusu’. Tak hanya mereka yang melakukan istighasah. Para polisi yang mengawal aksi tersebut, turut serta melakukan istighasah. Usai istighotsah, mereka mengakhiri aksi dengan kembali ke sekretariat Gusdurian Madura di Jalan Kemuning Pamekasan.

Alhamdulillah, aksi yang kami lakukan sesuai dengan apa yang diharapkan bersama. Tidak ada kendala di lapangan. Pak polisi mendampingi kami sedari awal. Bahkan, juga ikut istighotsah,” ungkap Moh Anas Farhan, Ketua Gusdurian Pamekasan.

Sementara itu, di luar aksi Gusdurian Madura, tersebar isu miring. Aktivis Gusdurian Madura dikabarkan bentrok dengan para aktivis pro Anas Urbaningrum yang hadir ke Pamekasan. Padahal, kejadian tersebut tidak menimpa aktivis Gusdurian. Melainkan, terjadi pada para aktivis yang sedang melakukan aksi bersamaan.

Mereka adalah aktivis Kesatuan Aksi Lintas Masyarakat (KALAM), Gerakan Pemuda Ronggo Sukowati (GPRS), Stuan Aksi Mahasiwa Revolusi (SAMAR), dan Barisan Mahasiswa Merdeka (BMM). Mereka tergabung dalam Masyarakat Pamekasan Menggugat (MPM). Sebagaimana namanya, MPM menggugat kehadiran Anas dan Soekarwo ke Pamekasan.

Gugatan mereka ialah terkait status tersangka Anas dalam kasus Hambalang. Oleh KPK, Anas sudah ditetapkan sebagai tersangka. “Karenanya, kami tak sudi kesucian Kabupaten Pamekasan ini diinjak oleh Anas yang jelas-jelas koruptor,” tekan korlap aksi, Zaini Wer Wer.

Dikatakan oleh Wer Wer, Anas Urbaningrum merupakan sosok pemuda cerdas yang tidak pantas diteladani. Menurutnya, perilaku koruptif yang melekat dalam dirinya menunjukkan kejelakan yang patut disayangkan.

“Kami sebagai masyarakat Pamekasan sangat tidak terima dengan kehadiran Anas dan Soekarwo. Kami sangat alergi terhadap koruptor dan pengkhianat bangsa ini. Anas terjerat kasus korupsi Hambalang, dan Soekarwo pengkhianat karena mengabaikan pembangunan di Madura,” tekan korlap lainnya, Moh Elman dengan suara bergetar.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Hairul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Jadwal Kajian, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 22 Desember 2017

NU Sumenep Gelar Pelatihan Penguatan Kelembagaan

Sumenep, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 100 warga nahdliyin mengikuti Pelatihan Penguatan Kelembagaan Nahdlatul Ulama (NU), Sabtu-Senin (23-25/12). Kegiatan tersebut diikuti 4 MWCNU, yakni dari Kecamatan Gapura, Dungkek, Batang-Batang, dan Batuputih, bertempat di kantor MWCNU Gapura.

NU Sumenep Gelar Pelatihan Penguatan Kelembagaan (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Sumenep Gelar Pelatihan Penguatan Kelembagaan (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Sumenep Gelar Pelatihan Penguatan Kelembagaan

Selama tiga hari, mereka bakal digembleng dengan lima materi terkait dengan penguatan kelembagaan dan administrasi MWCNU, khususnya di Kabupaten Sumenep.

Sekretaris MWCNU Gapura Khairul Umam menegaskan, tujuan diadakannya acara pelatihan tersebut ialah untuk memperkuat struktural dan manajemen MWC NU dan seluruh Banomnya, "setelah acara ini semoga struktual NU lebih solid, dan manajemen semakin kuat," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Wafi, perwakilan MWCNU Timur Daya. Menurutnya, lembaga NU harus tertata rapi dalam hal pengadministrasian, karena dalam hal administrasi, NU saat ini sudah berbeda dengan yang dulu.

Sang Pencerah Muslim

"Dulu, ketika ada acara, pengurus NU cukup menyampaikan undangan melalui lisan, akan tetapi sekarang sudah harus memakai surat-menyurat. Jadi administrasinya harus tertata rapi," jelasnya.

Dia menambahkan, sekarang sudah banyak ormas yang dulunya tidak mau terhadap tahlil dan sebagainya, kini sudah mulai setuju terhadap adanya tahlil dan bahkan sudah mempraktikkan, secara amaliyah mereka sudah agak sama dengan tradisi NU, akan tetapi mereka cenderung menyempal dari AD/ART NU yang telah ditentukan, mereka hanya akan merongrong-rong persatuan dan kesatuan Nahdlatul Ulama.

"Ormas-ormas yang tidak mau bertahlil, kini mereka sekarang sudah mulai bertahlil juga, mereka sudah mirip dengan tradisi kita, tapi mereka tidak menerapkan AD/ART NU yang sudah ada, oleh karenanya di acara pelatihan akan ada materi yang khusus menjelaskan tentang AD/ART NU," ujarnya. (Hairul Anam/Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Selasa, 12 Desember 2017

Radio NU Online Tingkatkan Mutu Penyiar

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Radio Sang Pencerah Muslim tengah memperbaiki kualitas para penyiar dengan cara menggelar pelatihan intensif bertajuk “Profesionalitas Pengelolaan ? dan Pengembangan Radio Streaming” di studio barunya, Jl Kramat Raya 164, gedung PBNU, lantai 7, Jakarta, Selasa (11/6) petang.

Radio NU Online Tingkatkan Mutu Penyiar (Sumber Gambar : Nu Online)
Radio NU Online Tingkatkan Mutu Penyiar (Sumber Gambar : Nu Online)

Radio NU Online Tingkatkan Mutu Penyiar

Peserta pelatihan terdiri dari para mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta dan sejumlah penyiar dan operator radio streaming di Jakarta. Turut mengisi pada kesempatan itu, mantan produser Elshinta TV Abdullah Taruna.

Abdullah menjelaskan prinsip-prinsip dan petunjuk praktis mengenai cara berkomunikasi secara efektif dan menarik di saluran radio. Wakil Pemimpin Redaksi Sang Pencerah Muslim ini juga mengurai persoalan teknis penyiaran, seperti intonasi, pemenggalan kalimat, durasi, dan penulisan skrip berita.

Sang Pencerah Muslim

“Kegiatan ini untuk meningkatkan wawasan peserta pelatihan tentang dunia penyiaran dan hal-hal teknisnya. Seiring akses internet yang kian mudah, minat terhadap media, termasuk radio streaming, sekarang terus bertambah,” kata Mustiko Dwipoyono, manajer program Radio Sang Pencerah Muslim.

Sang Pencerah Muslim

Rencananya, Radio Sang Pencerah Muslim akan mengadakan pelatihan serupa secara berkala tiap Selasa. Radio internet yang beralamat di radio.nu.or.id ini aktif sejak 2012 lalu dengan sejumlah program pengajian, dialog interaktif, kajian tematik, pembacaan berita, musik, dan siaran langsung kegiatan. Rubrik khusus juga dibuat untuk para pendengar yang ingin mengunggah rekaman pengajian, musik, dokumen, foto, video, dan lainnya.

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan, Anti Hoax, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kota Semarang menggelar Workshop Literasi Digital dengan tema "Deradikalisasi Dunia Maya Berbasis Pendidikan Damai", Jumat (30/12) besok, di Aula Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang.

"Kegiatan ini membekali kiat-kiat bermedia sosial dan membendung arus radikalisme media" tegas Panitia, M Zulfa Cholil, dalam siaran pers yang diterima Sang Pencerah Muslim.

Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital (Sumber Gambar : Nu Online)
Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital (Sumber Gambar : Nu Online)

Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital

Menurutnya, beberapa bulan terakhir, banyak beredar berita tak benar atau hoax. Hal ini terjadi karena berbagai kepentingan yang melatar belakanginya. Hoax ini sangat merugikan masyarakat. Salah satu penyebab hoax adalah tak adanya konten yang bagus untuk ditanyangkan kepada masyarakat.

Sang Pencerah Muslim

Narasumber yang akan mengisi Agus Fathuddin Yusuf dari Suara Merdeka, Didik W Samudra (Kepala Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan), Hasan Chabibie (Pustekkom Kemendikbud RI), dan M Rikza Chamami (UIN Walisongo).

Dengan hadirnya narasumber yang berkompeten dalam bidanganya panitia berharap terdapat masukan-masukan yang memberikan pengetahuan kepada kita bagaimana seharusnya menyikapi kejadian akhir-akhir ini. Sehingga bisa bersikap dewasa dan bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat. (Mahbib)

Sang Pencerah Muslim



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh, Doa, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 08 Desember 2017

Bagaimana Memahami Hadits Berdasarkan Illatnya?

Hadist adalah kalam nabi yang berisi perintah dan larangan atau yang semakna dengan keduanya sehingga dalam kajian hadist perintah dan larangan tersebut tidak bisa dilepaskan dari illat. Karena dengan illat, hukum dari sebuah hadist dapat dipahami secara benar, begitupun juga dengan hukum yang lain dapat diqiyaskan dengan illat dari hadist tersebut.

Imam Al-Amidi dalam kitabnya Al-Ihkam Fi Usulil Ahkam mendefinisikan illat sebagai berikut.

Bagaimana Memahami Hadits Berdasarkan Illatnya? (Sumber Gambar : Nu Online)
Bagaimana Memahami Hadits Berdasarkan Illatnya? (Sumber Gambar : Nu Online)

Bagaimana Memahami Hadits Berdasarkan Illatnya?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Artinya, “Sifat lahir yang membuat suatu hukum dapat diketahui atau penyebab dari ada dan tidak adanya suatu hukum.”

Illat yang dimaksud di sini bukanlah illat dalam ilmu Musthalahul Hadist atau yang disebut illat/muallal, melainkan illat yang dimaksud adalah illat dalam kajian Ushul Fikih.

Sang Pencerah Muslim

Adapun dalam pembagiannya, illat dibagi menjadi dua. Pertama, illatul manshushah, yakni adanya illat ini berdasarkan hal-hal yang telah tertulis dalam Al-Qur’an dan hadist. Kedua, illatul mustanbathah, yaitu illat yang dihasilkan oleh para mujtahid melalui proses ijtihadnya.

Menurut KH Ali Mustafa Yaqub dalam kitab At-Thuruqus Shahihah fi Fahmis Sunnatin Nabawiyyah, secara umum illatul manshushah tidak akan menyebabkan perbedaan pendapat di antara para ulama. Hal ini berbeda dengan illatul mustanbatah dikarenakan tidak disebutkan secara gamblang illatnya dalam badan nash.

Pertama, contoh illatul manshushah dalam hadits bisa kita lihat dari hadits riwayat Bukhari tentang minuman yang memabukkan.

? ? ? ? ?

Artinya, “Setiap minuman yang memabukkan adalah haram.”

Atau dari riwayat  Muslim dan Abu Dawud.

? ? ? ? ? ?

Artinya, “Setiap yang memabukkan adalah khamar dan setiap yang memabukkan adalah haram.”

Juga dari riwayat Abu Dawud.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Setiap yang memabukkan adalah haram. Minuman yang ketika banyak kadarnya haram, maka seisi telapak tanganpun haram.”

Dari dua hadits di atas bisa disimpulkan bahwa dalam hal ini, yang menjadi illat adalah memabukkan. Semua ulama sepakat akan hal ini, mengingat illat dalam hadits tersebut adalah illat yang manshushah.

Tetapi terkadang para ulama berbeda pendapat terkait illatul manshushah jika ada perbedaan riwayat dalam hadist tersebut. Sebagian ulama terkadang menggunakan hadits yang menyebutkan illatnya. Sedangkan ulama yang lain menggunakan hadist yang tidak menyebutkan illatnya.

Misalnya dalam hadits terkait menyerupai kaum musyrik berikut ini.

? ? ? ? ? ?

Artinya, “Berpenampilanlah berbeda dari kaum musyrik, cukurlah kumis dan biarkanlah jenggot.”

Kalau kita hanya mengacu pada hadits tersebut seolah-olah cukup jelas bahwa yang menjadi illat adalah berbeda dengan kaum musyrik, yang pada saat itu mereka memelihara kumis sehingga dianjurkan untuk mencukur kumis agar berbeda.

Tetapi ada juga hadits lain tanpa menyebutkan kata “berbeda dari kaum musyrik” sehingga ada sebagian ulama yang mewajibkan menumbuhkan jenggot dan mencukur kumis. Bahkan hadits tersebut menurut As-Suyuthi adalah sahih.

? ? ? ?

Artinya, “Cukurlah kumis dan biarkanlah jenggot.”

Inilah yang kami maksud, walaupun illatnya manshusah tetapi ulama berbeda pendapat karena berbeda periwayatan. Maka dari itu dalam menggunakan hadits tidak dianjurkan untuk menggunakan hadits yang sepotong-potong. Diharuskan mentakhrij agar mendapatkan riwayat hadits secara komprehensif.

Kedua, contoh illatul mustanbathah.

? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Janganlah sekali-kali seorang shalat ashar kecuali di Bani Quraizah.”

Dalam memahami hadits di atas ada dua pendapat yang berbeda di kalangan para sahabat, yakni  ahluz zhahir dan ashabur ra‘yi wal qiyas.

Ahluz zhahir meyakini bahwa pemahaman dari hadist tersebut adalah bahwa shalat ashar harus diakhirkan dan dilaksanakan di Bani Quraizhah karena mereka melihat zhahirnya lafal hadist.

Sedangkan menurut ashabur ra‘yi wal qiyas, mereka tetap harus shalat ashar di jalan karena waktu ashar akan habis ketika sudah sampai di Bani Quraidzah. Mereka melihat makna atau tujuan dari hadits tersebut adalah agar mereka segera sampai di Bani Quraizhah.

Dari beberapa penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa memahami illat dalam hadits adalah sebuah komponen yang tidak bisa dipisahkan dari fiqhul hadits (memahami hadits). Ketidakmampuan dan kedangkalan dalam mengetahui illat dapat membuat seseorang menjadi konservatif, tekstualis, dan kejumudan dalam memahami hadits. Wallahu a‘lam. (Muhammad Alvin Nur Choironi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Selasa, 05 Desember 2017

Ekstremisme Mengancam Kalangan Pelajar

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Pelajar menjadi sasaran kelompok ekstrem yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. Hal itu dikarenakan pelajar merupakan generasi penerus yang dibutuhkan untuk merealisasikan tujuan mereka.

“Mereka ingin menciptakan negara Islam di masa yang akan datang, dan itu akan memungkinkan jika mereka punya cukup kader di kalangan generasi penerus, yang tentu akan meneruskan keinginan mereka,” papar Dwi Saifullah, mantan Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar NU, Jumat (23/01), di depan para pelajar Kudus.

Ekstremisme Mengancam Kalangan Pelajar (Sumber Gambar : Nu Online)
Ekstremisme Mengancam Kalangan Pelajar (Sumber Gambar : Nu Online)

Ekstremisme Mengancam Kalangan Pelajar

Dwi menyempaikannya dalam seminar bertajuk “Ancaman Paham Radikal terhadap Paham Aswaja” di Aula UPT Pendidikan Kecamatan Kudus. Seminar ini diadakan oleh Forum Komunikasi Antar Pimpinan Komisariat (Forkapik) IPNU-IPPNU Kabupaten Kudus. Seminar juga merupakan rangkaian dari acara penataan kembali kepengurusan organisasi Forkapik yang baru.

Sang Pencerah Muslim

Selain Dwi, hadir pula Saiful Anas, pengurus Pimpinan Pusat IPNU yang juga mantan Ketua PC. IPNU Kudus. Kedua narasumber menyampaikan ihwal rentannya posisi pelajar dari gerak pengkaderan para aktivis Islam radikal. Hal ini menjadikan IPNU-IPPNU sebagai wadah penting untuk membentengi akidah mereka.

Sang Pencerah Muslim

Terdapatnya beberapa madrasah dan pesantren di Kudus yang beraliran salafiyah, tak cukup menjamin Kudus akan sepi dari paham radikal. Ia bahkan mengisahkan para alumni lembaga pendidikan salaf yang akhirnya mengikuti paham radikal. Lebih parah lagi, ada pula sebagian dari mereka yang menjadi ulama di kalangannya.

“Jangan dikira kabupaten Kudus kita ini aman sentosa dari ancaman paham radikal. Justru Kudus sudah banyak terjangkit paham-paham semacam itu. Berbagai penyelidikan menemukan indikasi bahwa Kudus ini sudah bahaya. Sekolah manapun tak bisa lagi menjamin keselamatan akidah, terutama sekolah umum. Bahkan sekolah salaf sekaliber Qudsiyyah dan TBS pun, tetap tidak aman. Saya sudah melihat sendiri beberapa lulusan dari mereka yang akhirnya terjerembab pada paham yang melenceng,” terang Anas yang alumni Qudsiyyah, madrasah peninggalan KHR. Asnawi ini.

Ia pun menceritakan bahwa peristiwa pengeboman di Bali oleh para teroris beberapa tahun lalu, ternyata perencanaannya dirapatkan di Kudus. “Bayangkan ketika itu Amrozi, Imam Samudera, dan antek-anteknya justeru merasa aman mengadakan rapat di Kudus kita ini, yang katanya lebih santri dari kota Pekalongan dan lebih wali dari kota Demak,” sesal Anas.

Menurutnya, kehidupan modern sekarang telah membuat banyak orang frustasi dan ingin kembali kepada agama. Sampai sini belum ada yang salah. Namun ketika ternyata mereka ini belajar agamanya kepada orang yang salah, atau dengan cara yang salah, maka terjebaklah mereka pada pemahaman agama yang salah pula.

Forkapik diharapkan mampu mewadahi para pelajar dari kalangan sekolah manapun di Kudus, baik yang agama maupun umum. Diharapkan agar terjadi dialog intelektual, termasuk bidang keagamaan di antara mereka, di mana yang lebih tahu mengajari teman sebaya yang belum tahu. Dengan demikian, Forkapik dapat menjadi benteng strategi pertahanan atas keselamatan akidah Ahlussunnah Waljama’ah para pelajar di dalamnya. (Istahiyyah/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Pendidikan, AlaNu Sang Pencerah Muslim

Selasa, 28 November 2017

Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya

Sampang, Sang Pencerah Muslim. Beberapa anak muda NU di Kabupaten Sampang Madura bahu-membahu membantu meringankan beban warga yang terendam banjir. Dalam waktu singkat, melalui jejaring sosial di dunia maya mereka berhasil mengumpulkan sejumlah dana dan langsung disalurkan kepada warga.

Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya

"Kami mengoptimalkan jaringan yang selama ini kita miliki," kata Muhammad Syamsuddin Abdul Muin. Jaringan yang dimaksud adalah komunikasi lewat jejaring facebook, blackberry messenger, tweeter dan sejenisnya. "Kebetulan yang saya miliki adalah komunitas NU di luar negeri," katanya.?

"Alhamdulillah, beberapa kawan dari luar negeri ikut memberikan donasi kepada kami," tandasnya. Ia berharap akan kian banyak warga NU dan masyarakat umum untuk memberikan perhatian terhadap bencana ini. "Ini demi meringankan beban mereka," tambahnya.?

Sang Pencerah Muslim

Dalam waktu yang tidak terlampau lama, sudah terkumpul dana yang lumayan besar. Belum termasuk simpatisan dari kalangan NU setempat yang ikut peduli dengan penderitaan sesama. "Dari dana yang terhimpun, telah kami belikan makanan dan minuman serta telah didistribusikan ke sejumlah titik," kata mantan Wakil Katib PCINU Libya ini.

Sejumlah badan otonom NU seperti IPNU, IPPNU, Fatayat, Muslimat termasuk PCNU Sampang bahu membahu untuk menggalang bantuan dan mendistribusikannya ke lokasi bencana. "Bahkan banyak relawan dari para santri," bangganya.

Sang Pencerah Muslim

Untuk menampung bantuan berupa makan dan minuman serta barang, dikonsentrasikan di Kantor PCNU setempat, Jalan Diponegoro no 41 Sampang.?

Seperti diwartakan Kabupaten Sampang Jawa Timur tergenang. Curah hujan tinggi dan luapan dari sungai membuat sebagian wilayah terendam air. Sebanyak 10 desa dan 6 kelurahan di Kecamatan Kota terendam banjir dengan ketinggian air hingga leher orang dewasa. Kondisi ini tentu saja melumpuhkan seluruh aktifitas warga. Yang mendesak dilakukan adalah terdistribusinya logistik bagi para warga yang tidak bisa beraktifitas secara normal.

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Minggu, 26 November 2017

Alumni IPNU Pamekasan Rapatkan Barisan lewat Tahlilan

Pamekasan, Sang Pencerah Muslim. Forum Alumni Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar NU (IPNU) Kabupaten Pamekasan dari setiap tingkatan merapatkan barisan, Ahad (25/10). Mereka menggelar tahlilan yang menjadi kebiasaan warga NU.

Alumni IPNU Pamekasan Rapatkan Barisan lewat Tahlilan (Sumber Gambar : Nu Online)
Alumni IPNU Pamekasan Rapatkan Barisan lewat Tahlilan (Sumber Gambar : Nu Online)

Alumni IPNU Pamekasan Rapatkan Barisan lewat Tahlilan

Kegiatan rutin bulanan tersebut juga dikemas dengan baca surat Yasin dan kajian kitab kuning. Tempatnya secara bergantian di rumah-rumah senior IPNU Pamekasan.

"Sekarang bertempat di rumah rekan daerah Sampang. Selanjutnya bulan depan pindah ke rumah rekan yg lain. Yang sempat hadir saat ini hampir mencapai 30 orang," terang Ahmad Faisol, salah satu alumni PC IPNU Pamekasan.

Sang Pencerah Muslim

Di bulan November mendatang, terang mantan Ketua PAC IPNU Kadur itu, lokasinya di rumah rekan Abd Hadi Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Jawa Timur.

"Kami memandang kegiatan ini sangat bagus sekali. Paling tidak ia bisa membawa 3 manfaat yang sangat penting, yaitu silaturahim, menuntut ilmu, dan serap aspirasi alumni," kata Faisol. (Hairul Anam/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Internasional, Pendidikan, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Hukum Maulid (Muludan) Menurut Pakar Hadits Ibnu Hajar Al-Asqalani

Hari lahir Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan maulid atau muludan yang diperingati umat Islam setiap tahunnya menarik diskusi pelbagai bidang, tidak terkecuali perihal status hukumnya. Sebenarnya pembahasan hukum pelaksaan maulid tidak perlu kalau peringatan itu diisi dengan zikir, shalawat, baca Al-Quran, taushiyah ketakwaan, silaturahmi, atau sedekah. Semua itu baik, tinggal dilaksanakan.

Tetapi mereka yang menginginkan pijakan hukum agama perihal peringatan maulid tetapi memiliki hak untuk mendiskusikannya. Tulisan ini mencoba mengutip sejumlah pendapat ulama terkait peringatan maulid.

Hukum Maulid (Muludan) Menurut Pakar Hadits Ibnu Hajar Al-Asqalani (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Maulid (Muludan) Menurut Pakar Hadits Ibnu Hajar Al-Asqalani (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Maulid (Muludan) Menurut Pakar Hadits Ibnu Hajar Al-Asqalani

Peringatan maulid baru diadakan mulai abad 3 Hijriyah. Karenanya dilihat dari keasliannya, maulid yang diperingati hingga hari ini jelas termasuk kategori bid‘ah, sebuah upacara agama yang tidak diamalkan di masa Rasulullah SAW. Hal ini jelas disebutkan oleh Syekh Abu Syamah, salah seorang guru Imam An-Nawawi yang kami kutip berikut ini.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Artinya, “Imam Abu Syamah –salah seorang guru Imam An-Nawawi-mengatakan, salah satu amaliyah bid‘ah terbaik di zaman kita sekarang adalah peringatan yang diadakan setiap tahun pada hari bertepatan dengan hari kelahiran Rasulullah SAW yang diisi dengan sedekah, kebaikan, dan ekspresi keindahan serta kebahagiaan. Semua itu yang juga dibarengi dengan santunan kepada orang-orang fakir menunjukkan bentuk cinta dan takzim kepada Rasulullah SAW di batin mereka yang mengamalkannya. Semua praktik itu juga merupakan bentuk syukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya, yakni menciptakan Rasulullah SAW yang diutus membawa rahmat bagi segenap penghuni alam semesta.”

Syekh Abu Syamah jelas menyebut peringatan maulid sebagai bentuk konkret rasa syukur umat Islam kepada Allah atas karunia-Nya yang berupa pengutusan rasul mereka. Di samping itu peringatan maulid adalah ekspresi bahagia dan cinta mereka terhadap rasul-Nya yang kemudian diwujudkan dengan praktik-praktik keislaman yang sudah diajarkan Rasulullah SAW seperti sedekah, silaturahmi, dan zikir.

Sementara salah seorang ulama hadits terkemuka Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani menelusuri dasar hukum peringatan maulid yang ditemukannya berasal dari hadits riwayat Bukhari Muslim perihal puasa Asyura yang dilakukan umat Yahudi di Madinah sebagai peringatan atas runtuhnya kejayaan Fir‘aun dan selematnya Nabi Musa AS. Berikut ini penjelasan Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Artinya, “Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani melacak dasar hukum (istinbathul ahkam) peringatan maulid nabi (muludan) pada sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim. Riwayat itu menyebutkan ketika tiba di Kota Madinah Rasulullah SAW mendapati orang-orang Yahudi setempat berpuasa di hari Asyura. Rasulullah SAW bertanya kepada mereka terkait peristiwa yang terjadi pada hari Asyura. ‘Asyura adalah hari di mana Allah menenggelamkan Fir‘aun dan menyelamatkan Nabi Musa AS. Kami berpuasa hari Asyura ini sebagai rasa syukur,’ jawab mereka. ‘Kalau begitu kami lebih layak bersyukur atas kemenangan Nabi Musa AS dibanding kalian,’ kata Rasulullah SAW.

Abu Lahab sendiri diringankan dari siksa kubur setiap hari Senin karena telah memerdekakan budaknya bernama Tsuwaybah yang membawa kabar gembira kepadanya atas kelahiran Rasulullah SAW. Dari sela kedua jari bayi itu keluar air yang kemudian diminum Abu Lahab. Hal ini diriwayatkan Sayyidina Abbas RA yang berjumpa Abu Lahab dalam mimpi. Syamsuddin Muhammad bin Nashir-semoga Allah merahmatinya-mengatakan, ‘Kalau demikian besar rahmat Allah terhadap orang kafir yang kelak kekal di neraka bahkan diabadikan dalam sebuah surat di Al-Quran dengan datangnya keringanan siksa kubur setiap hari Senin karena gembira menyambut kelahiran Rasulullah, apalagi karunia Allah terhadap orang beriman yang seumur hidupnya gembira atas kelahiran Rasulullah SAW dan mati dalam keadaan iman.’”

Pernyatan Syekh Abu Syamah dan Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani di atas kami kutip dari kitab I‘anatut Thalibin karya Sayid Bakri bin Sayid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi. Sampai di sini hemat kami teranglah bahwa kedudukan hukum peringatan maulid jelas memiliki dasar pijakan hukum yang bersumber pada hadits riwayat Bukhari dan Muslim di mana Rasulullah SAW menganjurkan puasa Asyura sebagai bentuk syukur atas penenggelaman Fir ‘aun dan keselamatan Nabi Musa AS.

Kecermatan serta ketajaman membaca hadits, menganalogikan, dan menarik simpulan semacam ini hanya dimiliki oleh ulama yang bergaul intens dengan hadits Rasulullah SAW seperti Syekh Abu Syamah dan Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani. Semoga Allah menurunkan rahmat untuk keduanya. Allah yarhamuhuma. Amiiin. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Doa, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Minggu, 12 November 2017

Muktamar, Ajang Kemeriahan Warga NU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Muktamar dari dulu sampai sekarang bukan hanya acara persidangan para pengurus. Warga NU selalu memeriahkan penyelenggaraan muktamar melalui rapat umum yang dihadiri ribuan massa. Biasanya diselenggarakan di masjid besar di kota tersebut, atau di lapangan jika diperkirakan jumlah massa yang datang sangat besar. Pada kesempatan tersebut, dai-dai populer dan dihormati masyarakat tampil.

Muktamar, Ajang Kemeriahan Warga NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Muktamar, Ajang Kemeriahan Warga NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Muktamar, Ajang Kemeriahan Warga NU

Pada muktamar pertama NU di Surabaya, acara rapat umum diselenggarakan di masjid Sunan Ampel, yang dihadiri tak kurang dari 10 ribu jamaah. Suatu kejadian yang belum pernah dialami Surabaya. Pada muktamar kedua, rapat umum yang diselenggarakan di masjid Sunan Ampel dihadiri puluhan ribu orang.

Muktamar keempat digelar di Semarang, sementara rapat umum dilaksanakan di Masjid Besar Semarang yang luar biasa meriah. Pada muktamar Pekalongan, rapat umum dilaksanakan di Masjid Besar Pekalongan, yang mendapatkan sambutan mengagumkan.

Sang Pencerah Muslim

Ketika Muktamar keenam digelar di Cirebon, sempat terjadi kesulitan untuk menggelar rapat akbar di Masjid Besar Cirebon, tetapi akhirnya dapat diatasi oleh KH Wahab Hasbullah dengan melobi adviseur voor inlandsche zaken di Jakarta.

Muktamar ketujuh digelar di Bandung. Rapat umum diadakan di Masjid Besar Bandung dengan para pembicara ulung diantaranya KH Wahab Hasbullah, yang akhirnya mampu menumbuhkan banyak cabang di Jawa Barat.

Sang Pencerah Muslim

Berikutnya adalah Muktamar Petamburan, Jakarta Pusat. Rapat umum diselenggarakan di depan lokasi muktamar karena masjid besar di Tanah Abang tidak muat untuk penyelenggaraan rapat.

Banjarmasin sebagai penyelenggara muktamar kesebelas juga memperlakukan para peserta dengan sangat istimewa. Rapat umum diselenggarakan sampai tiga kali. Pertama, di arena muktamar, kedua di masjid besar kota Banjarmasin, dan ketiga, atas permintaan cabang Martapura, diadakan sekali lagi di kota tersebut. Seluruh peserta diangkut perahu. Sementara itu, resepsi penutupan diselenggarakan di rumah hartawan Martapura KH Abdurrahman dengan penyelenggaraan yang mewah serta menurut adat asli Martapura dengan seni kasidah dan bacaan Qur’annya. Acara ini meninggalkan kesan mendalam bagi peserta muktamar.

Pada muktamar di Menes Banten, penyelenggaraan semakin meriah karena sudah terbentuk Ansor NU dan Muslimat NU yang turut serta dalam acara tersebut. Muktamar keempat belas di Magelang dihadiri hampir semua wakil organisasi seperti PB Muhammadiyah, PII, PDPP, JIB, wakil pemerintah, pamong praja, polisi dan wakil adviseur voor inlandssche zaker dan para priyayi. Rapat umum yang digelar di lapangan Tidar dihadiri lebih dari 50 ribu orang. (ensiklopedia NU/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim News, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 10 November 2017

PMII Blora Bahas Filsafat Pergerakan

Blora, Sang Pencerah Muslim. Kamis (29/11/2012) wisma pergerakan PC PMII Blora menggelar diskusi bertajuk Gelaran Weekend Warga Pergerakan (Gelegar) bertajuk "Filsafat Ilmu Pengetahuan Sebagai Landasan Pergerakan Mahasiswa". 

PMII Blora Bahas Filsafat Pergerakan (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Blora Bahas Filsafat Pergerakan (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Blora Bahas Filsafat Pergerakan

Acara tersebut dihadiri juga oleh perwakilan empat komisariat yang ada di kabupaten Blora. Yusron Amin ketua pelaksana diskusi menjelaskan bahwa acara ini adalah acara rutin mingguan yang diselenggarakan oleh PMII cabang Blora. Diharapkan acara ini dapat  menjadi ajang konsolidasi mahasiswa pergerakan ke depannya.

Dalam diskusi tersebut Moesafa menjelaskan sejarah dan peran filsafat dalam perspektif pergerakan. Ia menyampaikan bahwa sejarah PMII tidak lepas dari proses pembelajaran filsafat yang kemudian direfleksikan dalam aktivitas pergerakan. Dalam diskusi tersebut terlontar pertanyaan tentang perbedaan sudut pandang filsafat versi platonis dan aristotelian. 

Sang Pencerah Muslim

"Dalam konteks pergerakan, harusnya bisa menggabungkan.dua perspektif tersebut" jawabnya.

Sang Pencerah Muslim

Selain diskusi acara tersebut juga diisi dengan pembacaan Yasin dan Tahlil. "Kami tidak membuat diskusi saja, melainkan mengkolaborasikan dengan tahlil dan yasin sehingga Dzikir,fikir dan amal sholeh bisa terlaksana secara nyata dalam kehidupan pergerakan" jelas Moh Misbakhul Hamdan selaku Ketum PC PMII Blora.

Di akhir diskusinya Moesafa memberi pesan kepada seluruh anggota dan kader PMII untuk tetap kritis dalam bergerak dan berwacana. 

"Dalam ilmu filsafat, Gak ada kebenaran yang hakiki, jadi sisakan ruang keraguan dalam benak dan pemikiran anda!", tegasnya menutup diskusi.

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Selasa, 07 November 2017

Seno Gumira Ajidarma: NU Itu Eksotis

Jakarta, Sang Pencerah Muslim?



Seno Gumira Ajidarma berpendapat bahwa NU eksotis, sesuatu yang tidak terlalu dikenalnya, tapi menarik, indah. Ia mengatakan hal tersebut selepas menjadi narasumber ngaji film dan sejarah dalam rangka peringatan harlah ke-91 NU yang berlangsung di gedung PBNU, Jakarta, Senin (30/1).?

“Sampai sekarang juga saya tidak terlalu kenal. Artinya saya hanya kenal mitosnya. Menarik, berwibawa, lama, lawasan. Tapi itu omongan orang,” kata penulis novel “Kitab Omong Kosong” tersebut.

Seno Gumira Ajidarma: NU Itu Eksotis (Sumber Gambar : Nu Online)
Seno Gumira Ajidarma: NU Itu Eksotis (Sumber Gambar : Nu Online)

Seno Gumira Ajidarma: NU Itu Eksotis

Ia mengenal citra NU ketika berkenalan dengan keluarga Ketua Umum PBNU 1984-1999 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).?

“Saya kebetulan kenal dengan istrinya Gus Dur, Mbak Nur (Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, red.). Itu kan teman saya wartawan, di sebelah meja saya. Tidak seperti bayangan saya. NU modern, pinter. Kemudian kenal Gus Dur. Kemudian kenal anak-anaknya, Yenny segala. Tapi jangan-jangan mereka tidak mewakil semuanya. Begitu lho,” jelasnya.?

Sang Pencerah Muslim

Lebih lanjut ia mengatakan, dilihat dari paham-pahamnya dan pemikiran tokoh NU secara organisasi, kadang-kadang mitos itu pudar. Tapi bukankah relitas lebih baik dari mitosnya?

Peran-peran yang harus dijalankan NU, lanjutnya, mesti mencegah, melawan, menjelaskan segala sesuatu yang sekarang ini membingungkan.?

Sang Pencerah Muslim

“Imej Islam yang keras, saya kira bisa dibersihkan oleh NU. NU potensil untuk melakukan itu,” katanya. (Abdullah Alawi)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan, Kiai Sang Pencerah Muslim

Rabu, 25 Oktober 2017

Muslimat NU DKI Siap Cetak Taushiyah Taklim Bulanan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Muslimat NU DKI Jakarta akan membukukan taushiyah yang disampaikan dalam majelis taklim bulanan. Demikian disampaikan oleh Hj Hizbiyah Rochim, Ketua PW Muslimat NU DKI Jakarta kepada Sang Pencerah Muslim pertelepon, Jumat (12/10).

Muslimat NU DKI Siap Cetak Taushiyah Taklim Bulanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU DKI Siap Cetak Taushiyah Taklim Bulanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU DKI Siap Cetak Taushiyah Taklim Bulanan

Majelis taklim ini secara bulanan rutin digelar oleh PW Muslimat NU DKI Jakarta di halaman parkir kantor PWNU DKI Jakarta, jalan Talang 3, Proklamasi, Jakarta Pusat.

“Kita sedang mempersiapkan teknisnya percetakan itu. Tenaga-tenaganya juga sedang dipersiapkan secara khusus menangani percetakan tersebut,” tambah Hj. Hizbiyah Rochim pertelepon.

Sang Pencerah Muslim

Hasil cetakan tersebut rencananya akan dibagikan kepada antara lain pengurus Muslimat NU DKI di setiap tingkatan. Mareka terdiri dari pengurus Muslimat NU di tingkat wilayah, cabang, anak cabang, ranting, dan anak ranting. Hasil cetakan itu juga akan didistribusikan kepada kader Muslimat NU dan majelis taklim ibu-ibu di Jakarta.

Taushiyah itu penting diketahui kaum Muslimat NU. Materinya tidak lepas dari nilai-nilai luhur agama Islam, imbuh Hj. Hizbiyah. Narasumber biasanya mengupas tuntas kesabaran, kerendahan hati, ketekunan, kejujuran, dan lainnya.

Sang Pencerah Muslim

Kita biasanya menghadirkan Nasaruddin Umar sebagai narasumber, kata Hj. Hizbiyah. Meski sebagai guru besar di PTIQ Jakarta, Nasaruddin tidak menggunakan bahasa akademik. Ia menyampaikan materi keislaman dengan bahasa yang populer. Dengan demikian, kandungan materi dengan mudah ditangkap jamaah Muslimat yang hadir, tutur Ketua PW Muslimat NU DKI.

Materi-materi yang disampaikan cukup bernas. Karena, materi yang disampaikan di majelis taklim itu sebenarnya materi-materi perkuliahan. Dan Nasaruddin menyampaikannya dengan bahasa yang ringan di hadapan sedikitnya 3000 warga Muslimat NU di jalan Talang, kata Hj Hizbiyah.

Materi-materi itu sayang sekali kalau tidak didokumentasikan. Karenanya, Muslimat NU DKI ke depan mengagendakan percetakan terhadap taushiyah-taushiyah itu, pungkas Ketua PW Muslimat NU DKI Jakarta. 

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis    : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan, Kyai, Quote Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock