Tampilkan postingan dengan label Halaqoh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Halaqoh. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Maret 2018

Di Forum ini, Ketum IPPNU Sarankan Dunia Islam Tiru Indonesia

Istanbul, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Farida Farichah menyampaikan gagasan tentang peran perempuan di Indonesia pada forum 2nd General Assembly Islamic Conference Youth, sebuah forum yang berafiliasi dengan Organization Islamic Cooperation (OIC).

Di Forum ini, Ketum IPPNU Sarankan Dunia Islam Tiru Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Forum ini, Ketum IPPNU Sarankan Dunia Islam Tiru Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Forum ini, Ketum IPPNU Sarankan Dunia Islam Tiru Indonesia

Pada forum yang berlangsung di Tower World Trade Center, Istanbul, Turki pada 9-11 Oktober tersebut, Farida menyampaikan kepada para delegasi bahwa Indonesia layak menjadi percontohan dunia Islam dalam memajukan peran perempuan.

Menurut dia, Indonesia memang bukan negara Islam, tapi jumlah umatnya terbesar. Salah satu karakteristik Islam Indonesia sangat menghargai hak-hak perempuan dan juga menjamin kebebasannya untuk berperan di ranah publik.

Sang Pencerah Muslim

Indonesia, lanjut dia, pernah memiliki presiden perempuan. Semua ranah publik terbuka peluang untuk perempuan. Bahkan untuk ranah politik ada afirmasi 30% kuota perempuan dalam rangka medorong kaum perempuan untuk terjun di politik.

“Saya kira ini satu-satunya di dunia, dan saya menyarankan negara-negara Islam mencontoh Indonesia agar tidak terjadi ketimpangan sosial dan ekonomi antara laki-laki dan perempuan,” katanya pada forum bertema Preserving Velues Rendering Future Beter tersebut, melalui siaran pers yang diterima Sang Pencerah Muslim pada Sabtu (11/10).

Sang Pencerah Muslim

Farida berpendapat bagaimana mungkin suatu negara dapat mewujudkan kehidupan yang adil dan sejahtera kalau setengah dari rakyatnya tidak dilibatkan dalam membangun negara tersebut.

Selain Farida, Indonesia mengirim delegasi dari berbagai organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan. Hadir juga perwakilan 48 negara dari 57 negara yang diundang. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Kamis, 08 Maret 2018

MI Darul Faizin Assalafiyah Tradisikan Ziarah ke Makam Leluhur

Jombang, Sang Pencerah Muslim

Ratusan siswa dan siswi Madrasah Ibtidaiyah Darul Faizin Assalafiyah tampak berkumpul di makam Mbah Guru Hasan Sanusi. Baik lokasi madrasah maupun pesarean berada di Desa Catakgayam,  Kecamatan Mojowarno, Jombang, Jawa Timur.



MI Darul Faizin Assalafiyah Tradisikan Ziarah ke Makam Leluhur (Sumber Gambar : Nu Online)
MI Darul Faizin Assalafiyah Tradisikan Ziarah ke Makam Leluhur (Sumber Gambar : Nu Online)

MI Darul Faizin Assalafiyah Tradisikan Ziarah ke Makam Leluhur

Itu merupakan tradisi rutin yang dilakukan peserta didik madrasah ini setiap Kamis Kliwon. Setidaknya ada dua ratus murid yang ikut berziarah ke makam Mbah Guru Sanusi yang juga dikenal sebagai pembuka desa setempat.



Sang Pencerah Muslim

“Beruntung orang tua yang menyekolahkan putra-putrinya di madrasah yang mendidik muridnya untuk mendoakan para pendahulu yang sudah meninggal,” kata Astatik, Kamis (25/1) petang.


 

Salah seorang wali murid MI Darul Faizin Assalafiyah ini mengemukakan bahwa anaknya termasuk yang aktif ziarah ke makam tersebut. “Mbah Guru Hasan Sanusi itu pembuka desa Catakgayam yang dulunya berupa hutan. Beliau juga menantu Mbah Alif yang pesareannya masuk dalam catatan Dinas Pariwisata Jombang sebagai destinasi wisata religi selain Gus Dur,” ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim





Memang khusus pada Kamis Kliwon atau menjelang Jumat Legi, ratusan peserta didik di madrasah ini mengikuti aktifitas rutin tersebut. Pada pukul 11.30 Wib, mereka berkumpul dengan dibimbing para guru untuk membacakan tahlil dan kalimat thayyibah.

 

Astatik juga menandaskan bahwa doa anak sebagai teman kala orang tuanya meninggal. “Bukankah teman kita di alam kubur nanti adalah sedekah jariyah, amal shaleh dan doa anak anak shalih dan shalihah?” tandasnya.

Karenanya, tradisi yang diajarkan para ustadz dan ustadzah khususnya di madrasah ini kepada peserta didik sebagai hal positif. “Kami bangga,” pungkasnya. (Ibnu Nawawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ahlussunnah, Nasional, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Selasa, 13 Februari 2018

IPPNU Kecewa Atas Keterlambatan Soal UN

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Keterlambatan soal Ujian Nasional (UN) yang mengakibatkan UN tertunda, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) menyatakan kekecewaannya terhadap Kemendikbud.

Perihal ini disampaikan oleh Ketua Umum PP IPPNU Farida Farichah kepada Sang Pencerah Muslim per telepon, Senin (15/4) pagi.

IPPNU Kecewa Atas Keterlambatan Soal UN (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU Kecewa Atas Keterlambatan Soal UN (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU Kecewa Atas Keterlambatan Soal UN

Farida mempertanyakan manajemen pemerintah terkait atas pelaksanaan UN. Alasan teknis yang mengakibatkan keterlambatan soal UN, semestinya sudah tidak ada mengingat pelaksanaan UN sebagai hajat tahunan nasional.

“Kekurangan seperti harus menjadi titik balik evaluasi besar-besaran bagi Kemendikbud,” tegas Farida Farichah.

Sang Pencerah Muslim

Sebelas dari 34 provinsi di Indonesia mengalami penundaan pelaksanaan UN. Angka itu berbanding sepertiga dari wilayah Indonesia. Penundaan itu membuat pelaksaan UN tidak adil. Karenanya, Kemendikbud harus bertanggung jawab atas kelalalian ini, tambah Farida Farichah.

Farida Farichah menilai kelalaian itu bukan sekadar persoalan murni teknis percetakan soal UN. Kelalaian itu mencerminkan sebuah masalah dalam sistem dan manajemennya. Karenanya, proses evaluasi dan audit menjadi sebuah keniscayaan.

Sang Pencerah Muslim

Penundaan UN pada sebagian wilayah di Indonesia di sela kecanggihan teknologi informasi masa kini, membuka peluang kecurangan dengan bocornya soal UN ke sekolah yang belum melaksanakan UN, ungkap Farida Farichah.

Akibat kelalaian manajemen pelaksanaan UN seperti ini, para siswa kembali menjadi korban. Kenyataan ini yang semestinya diantisipasi jauh hari, tandas Farida Farichah.

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh, Berita Sang Pencerah Muslim

Jumat, 09 Februari 2018

Hukum Gerakan Hampir Berbarengan Makmum dan Imam

Ada sebagian makmum yang mengikuti shalat berjamaah shalat kurang memperhatikan gerakan dan bacaan imam secara detail sehingga menjadikan mereka melakukan gerakan dan bacaan bersamaan persis dengan imam. Hal ini hukumnya makruh.

Akibatnya makmum bisa kehilangan fadhilah (keutamaan) jamaah khusus pada rukun (filiy/qauliy) yang ia kerjakan bersama persis dengan imam tersebut. Artinya bukan berarti jika satu gerakan saja makmum melakukan bersama imam kemudian kehilangan semua fadhilah jamaah secara total.

Hukum Gerakan Hampir Berbarengan Makmum dan Imam (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Gerakan Hampir Berbarengan Makmum dan Imam (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Gerakan Hampir Berbarengan Makmum dan Imam

Andai saja makmum melakukan gerakan bersama persis dengan imam pada saat ruku‘, maka ruku‘ yang dilakukan bersama imam itulah ia tidak mendapatkan fadhilah 27 derajatnya ruku‘. Selain ruku‘ tersebut ia tetap mendapat fadhilah jamaah. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Sayyid Bakri Syatha.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Artinya, “Fadhilah jamaah menjadi hilang, maksudnya pada bagian yang makruh melakukannya secara bersama-sama saja. Jika kemakruhan tadi dilakukan bersamaan saat ruku maka nilai 27 kali ruku‘lah yang menjadi hilang,” (I‘anatut Thalibin, juz II, halaman 39).

Sang Pencerah Muslim

Kemakruhan di atas apabila makmum melakukan dengan sengaja baik gerakan atau bacaan walaupun pada shalat sirriyah (pelan) bersama persis dengan imam. Jika kebersamaan hanya kebetulan yang tidak disengaja atau makmum memang tidak mengetahui bahwa hal tersebut adalah makruh, maka hukumnya tidak makruh.

Yang tidak makruh lagi adalah ketika makmum sengaja bersama-sama dengan imam pada saat imam membaca Al-Fatihah karena makmum khawatir jika tidak bersama, ia akan tertinggal ruku‘nya imam.

Seperti makmum pada shalat tarawih, misalnya. Makmum boleh membaca Al-Fatihah di waktu imam sedang membaca Al-Fatihah jika memang makmum khawatir apabila Al-Fatihah dibaca tidak secara bersama imam, ia akan tertinggal ruku‘nya.

?]: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “(Faidah) dimakruhkan bersamaan dengan imam dalam berbagai gerakan shalat. Begitu pula ucapan-ucapannya (aqwalus shalah) menurut pendapat muktamad. Fadhilah jamaah hilang pada rukun yang tepat ia jalankan dengan membarengi imam meskipun pada shalat yang dengan bacaan pelan (sirriyyah) selama makmum tidak mengetahui jika ia mengakhirkan sampai imam selesai membaca Al-Fatihah justru akan menjadikan makmum tertinggal ruku‘. Begitulah? yang dikatakan Ali Syibramalisi. Ar-Rasyidi berpendapat bahwa yang menjadikan hilang fadhilah hanya terbatas pada rukun qauliy. Adapun kemakruhan bersama persis itu jika memang disengaja, tidak berlaku apabila terjadi secara kebetulan atau makmum tidak mengetahui bahwa hal itu merupakan sesuatu yang makruh sebagaimana pendapat Imam Syaubari, (Lihat Bughyatul Mustarsyidin, Darul Fikr, halaman 119).

Oleh karena itu, sebaiknya imam mengetahui enam waktu sunah untuk diam sejenak dalam shalat yang meliputi antara takbiratul ihram dan iftitah, iftitah dan ta‘awudz, ta‘awudz dan Al-Fatihah, Al-Fatihah dan "amin", "amin" dan surat, dan antara surat dan ruku‘, (Lihat Safinatun Naja, Darul Minhaj, halaman 42).

Praktiknya, imam membaca Al-Fatihah, makmum mendengarkan. Setelah membaca "amin" bersama-sama, imam diam sejenak sekadar cukup bagi makmum untuk membaca Al-Fatihah. Di saat inilah makmum membaca Al-Fatihah. Setelah sekira selesai, imam kemudian membaca surat. (Ahmad Mundzir)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim IMNU, Meme Islam, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Senin, 05 Februari 2018

Minimnya Terbitan Karya Ulama Nusantara Jadi Keprihatinan

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Sekitar 40 penulis potensial bertemu di Pesantren Al-Aziziyah Denanyar Jombang Jawa Timur, Sabtu (21/12). Kegiatan ini dikemas dalam acara temu wicara dan menghadirkan pembicara yakni Ahmad Baso, KH Aziz Masyhuri, Prof Dr KH Imam Suprayogo serta Sulaimaniyah Turki.

Dalam paparannya, Ahmad Baso tidak bisa menyembunyikan keprihatinan lantaran sangat terbatasnya karya ulama Nusantara yang diterbitkan.?

Minimnya Terbitan Karya Ulama Nusantara Jadi Keprihatinan (Sumber Gambar : Nu Online)
Minimnya Terbitan Karya Ulama Nusantara Jadi Keprihatinan (Sumber Gambar : Nu Online)

Minimnya Terbitan Karya Ulama Nusantara Jadi Keprihatinan

"Kita prihatin karena masih belum banyak kitab ulama Nusantara yang diterbitkan karena berbagai hal, katanya. "Padahal dulu ulama kita jadi rujukan di Haramain," lanjut penulis buku NU Studies ini.

Sang Pencerah Muslim

Sedangkan Kiai Aziz Masyhuri mengharapkan kegiatan di pesantren yang diasuhnya mampu menumbuhkan semangat menulis. Bahkan khusus untuk kegiatan temu wicara, kiai produktif ini mengharapkan bisa terselenggara lebih besar.?

Sang Pencerah Muslim

"Kita berkumpul di sini semoga bisa menjadi awal mengumpulkan para penulis muslim nusantara dan kegiatan ini dapat dilaksanakan secara nasional tahun depan," katanya.

Rektor UIN Maliki, Prof Dr KH Imam Suprayogo mengingatkan bahwa kesadaran membuat tulisan dan menata koleksi buku telah tumbuh di kalangan non sunni.?

"Selain kelompok Wahhabi, juga ada kelompok syiah yang demikian ? luar biasa," terangnya. Dalam keseharian, mereka menerjemahkan karya-karya ulama syiah.?

"Saya beberapa kali ke Iran dan mengunjungi perpustakaan di samping Imam Ali Rido," akunya. Luas perpustakaan itu sampai tiga hektar. "Kalau kita mencari buku, maka yang melayani adalah robot," katanya. Tidak itu saja, ? koleksi kitab, buku, majalah dan sejenisnya bisa sampai 2.500.000 judul," katanya penuh rasa kagum.?

Sekedar membandingkan, perpustakaan modern adalah Dha yang berada di Iran serta ? di Deft, Belanda. Kelebihan di sana pelayanannya ? luar biasa.?

Prof Imam juga mengatakan bahwa tugas seorang imam di syiah adalah menulis. Setelah itu seluruh karya para imam itu diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan disebarkan.?

"Makanya, agar anak-anak kita tidak menjadi wahhabi dan syiah, ayo menulis," tantangnya. "Semakin produktif, semakin baik!" lanjutnya.?

Imam Suprayogo yang juga salah seorang Rais PWNU Jatim ini.bahkan menyatakan bersyukur karena sudah mengawali tradisi menulis ini. Setidaknya, kini ia telah menulis 2100 makalah dan artikel. Ia juga menerbitkan ? 20 judul buku.?

"Setiap hari bakda shubuh saya minimal menulis 4 halaman tanpa berhenti," katanya. ?

"Nah saya membayangkan seandainya kita semua menulis rutin seperti ini dan terus kontinyu, maka akan ? luar biasa hasilnya!" Katanya Karena dalam pandangannya, keilmuan orang-orang Indonesia juga bagus.?

Karena itu Prof Imam sangat mengapresiasi upaya dari KH Aziz Masyhuri untuk mengumpulkan para penulis dan harus dilanjutkan. "Ini tradisi halaqah yang harus terus dipertahankan," tukasnya. (syaifullah/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Daerah, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Rabu, 10 Januari 2018

Jangan Pernah Menimbun

Kebutuhan manusia hidup akan makanan, minuman dan hal-hal yang menjadi kebutuhan setiap saat senantiasa harus bisa ia dapatkan dan ia peroleh, semisal saja beras yang menjadi kosumsi harian atau jenis makanan pokok yang lainnya. dikarenakan menjadi makanan pokok maka ia harus mendapatkannya meskipun dengan harga yang mahal.

Kelangkaan yang terjadi bukan hanya pada makanan pokok saja, melainkan jenis kebutuhan yang lain, seperti baru-baru ini kelangkaan gas elpiji, BBM, dan barang-barang yang lain. Kelangkaan ini sering dimanfaatkan oleh oknum usil yang sengaja menimbun barang, lalu disaat kelangkaan muncul ia akan menjual barang yang telah ia timbun dengan harga mahal, tidak seperti harga dipasaran, bahkan terkadang meningkat dua kali lipat dari harga biasanya.

Penimbunan ini tidak dibenarkan oleh Syara’ dikarenakan menimbulkan kemadharatan bagi orang lain, seseorang yang menimbun gas elpiji misalnya untuk maksud mendapatkan keuntungan lebih dari kelangkaan tersebut sangat tidak dibenarkan oleh syara’. Karena sebagaimana kita tahu gas elpiji merupakan salah satu jenis kebutuhan yang sangat fital, untuk memasak.

Jangan Pernah Menimbun (Sumber Gambar : Nu Online)
Jangan Pernah Menimbun (Sumber Gambar : Nu Online)

Jangan Pernah Menimbun

Dalam Islam telah dijelaskan akan larangan seseorang menimbun suatu barang sehingga mengakibatkan kelangkaan, lalu ia mengambil kesempatan tersebut dengan menaikkan harga barang yang diatas harga biasanya. Dalam Islam dikenal dengan istilah “IHTIKAR”, yaitu membeli barang (jenis apapun) lalu ia timbun sehingga terjadilah kelangkaan di pasaran yang mengakibatkan harga barang tersebut sangat mahal. Hadits Nabi yang diriwatkan oleh Ma’mar Bin Abdillah, Nabi bersabda:

? ? ? ?

Orang yang melakukan “IHTIKAR” adalah orang yang salah.

Sang Pencerah Muslim

Hadits ini memberi penjelasan akan larangan menimbun barang apapun, yang mengakibatkan kemadhorotan bagi orang lain, karena tidak disebutkan barang apa yang dimaksud oleh Nabi, maka secara umum mencakup jenis barang apapaun. Hanya saja ada hadits lain yang menyebutkan bahwa, yang dimaksud “barang yang ditimbun” adalah jenis makanan, yang menjadi kebutuhan pokok manusia.

Sebagian ulama’ mengkhususkan makanan pokok, sebagian mengatakan barang apapun seperti pakaian dan emas, ada juga yang mengatakan setiap barang yang ketika ditimbun bisa menyebabkan kemadharatan bagi orang.

Dalam hal ini, kelangkaan yang terjadi disekitar kita adalah kebutuhan sehari-hari dan mengakibatkan kemadharatan, mencakup jenis sembako, minyak gas dan jenis yang lain. Barang siapa yang menimbun barang apapun khususnya kebutuhan pokok maka tidak diperbolehkan oleh syara’, sedangkan larangan dari syara’ secara umum adalah haram, maka menimbun barang atau kebutuhan pokok hukumnya adalah haram. (Pen. Fuad H/ Red. Ulil H)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Makam, Budaya, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Selasa, 19 Desember 2017

Ada Indikasi Masyarakat Dibungkam

Surabaya, Sang Pencerah Muslim. Rencana Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum (LPBH) PWNU Jawa Timur untuk mengajukan gugatan “class action” terhadap Lapindo Brantas Inc sementara tertunda karena warga yang menjadi korban enggan mendelegasikan wakilnya.

“Harusnya besok sudah dimulai tetapi warga sampai saat ini belum memberikan nama orang-orang yang menjadi perwakilan dalam class action nanti,” kata kata Ketua LPBH PWNU Jatim Sri Sugeng Pujiatmiko kepada Sang Pencerah Muslim di Surabaya, Kamis (29/5).

Sedianya gugatan diwakili 12 orang dari empat desa yang terkena lumpur panas, yakni Renokenongo, Siring, dan Jatirejo? dan Kedungbendo. Gugatan terkait ganti rugi yang akan diterima oleh para korban lumpur panas dan gas beracun yang saat ini masih belum jelas.

Ada Indikasi Masyarakat Dibungkam (Sumber Gambar : Nu Online)
Ada Indikasi Masyarakat Dibungkam (Sumber Gambar : Nu Online)

Ada Indikasi Masyarakat Dibungkam

Menurut Sugeng, tidak ditemukan adanya tekanan-tekanan langsung dari pihak tertentu. Namun sementara ini masyarakat tidak banyak menuntut karena dikhawatirkan pihak Lapindo malah akan lari dari tanggung jawab dan tidak akan mambayar ganti rugi. Selain itu, lanjut Sugeng, sebelumnya pihak Lapindo sudah mengeluarkan dana sebesar 12 miliar rupiah sebagai ganti rugi.

“Mungkin itu juga yang membikin masyarakat diam. Tapi jumlah itu sangat kecil untuk sekedar ganti rugi empat desa yang menjadi korban. Sementara untuk mengganti lahan yang benar-benar rusak, sampai sat ini belum jelas. Yang kita inginkan, masyarakat mendapatkan ganti yang jelas dan pantas,” kata Sugeng.

Meski begitu, dikatakan Sugeng, pihak LPBH PWNU Jawa Timur akan tetap melakukan upaya-upaya taktis untuk merealisasikan gugatan class action kepada pihak Lapindo. “Kita hanya memfasilitasi kalau masyarakat nggak mau ya bagaimana lagi. Tapi kita akan tetap melakukan upaya-upaya untuk itu,” katanya. (nam)

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock