Tampilkan postingan dengan label AlaNu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AlaNu. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Maret 2018

Di Forum ini, Ketum IPPNU Sarankan Dunia Islam Tiru Indonesia

Istanbul, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Farida Farichah menyampaikan gagasan tentang peran perempuan di Indonesia pada forum 2nd General Assembly Islamic Conference Youth, sebuah forum yang berafiliasi dengan Organization Islamic Cooperation (OIC).

Di Forum ini, Ketum IPPNU Sarankan Dunia Islam Tiru Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Forum ini, Ketum IPPNU Sarankan Dunia Islam Tiru Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Forum ini, Ketum IPPNU Sarankan Dunia Islam Tiru Indonesia

Pada forum yang berlangsung di Tower World Trade Center, Istanbul, Turki pada 9-11 Oktober tersebut, Farida menyampaikan kepada para delegasi bahwa Indonesia layak menjadi percontohan dunia Islam dalam memajukan peran perempuan.

Menurut dia, Indonesia memang bukan negara Islam, tapi jumlah umatnya terbesar. Salah satu karakteristik Islam Indonesia sangat menghargai hak-hak perempuan dan juga menjamin kebebasannya untuk berperan di ranah publik.

Sang Pencerah Muslim

Indonesia, lanjut dia, pernah memiliki presiden perempuan. Semua ranah publik terbuka peluang untuk perempuan. Bahkan untuk ranah politik ada afirmasi 30% kuota perempuan dalam rangka medorong kaum perempuan untuk terjun di politik.

“Saya kira ini satu-satunya di dunia, dan saya menyarankan negara-negara Islam mencontoh Indonesia agar tidak terjadi ketimpangan sosial dan ekonomi antara laki-laki dan perempuan,” katanya pada forum bertema Preserving Velues Rendering Future Beter tersebut, melalui siaran pers yang diterima Sang Pencerah Muslim pada Sabtu (11/10).

Sang Pencerah Muslim

Farida berpendapat bagaimana mungkin suatu negara dapat mewujudkan kehidupan yang adil dan sejahtera kalau setengah dari rakyatnya tidak dilibatkan dalam membangun negara tersebut.

Selain Farida, Indonesia mengirim delegasi dari berbagai organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan. Hadir juga perwakilan 48 negara dari 57 negara yang diundang. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Selasa, 06 Maret 2018

Santri dan Potensi Islam Progresif di Indonesia

Oleh: Ahmad Khoiri*

22 Oktober merupakan momentum euforia kaum pesantren atau yang lumrahnya disebut kaum sarungan. Euforia tersebut termanifestasikan dalam pelbagai kegiatan yang dilakukan pesantren, kirab santri merupakan salah satu di antaranya. Tetapi ada yang lebih penting dari sekadar kegiatan seremonial tersebut, yaitu bahwa sebenarnya santri memiliki potensi untuk menjadi Muslim yang progresif, tidak kaku, lebih-lebih di Indonesia dengan masyarakat pluralnya.

Santri dan Potensi Islam Progresif di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri dan Potensi Islam Progresif di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri dan Potensi Islam Progresif di Indonesia

Islam progresif menawarkan sebuah metode ber-Islam yang menekankan pada terciptanya keadilan sosial, kesetaraan gender dan pluralisme keagamaan. Setidaknya itu yang dapat dipahami tentang pemaknaan “progresif” menurut Omid Safi (What is Progressive Islam?: 2005).

Keadilan sosial sebagai makna pertama progresif, menekankan spirit kembali kepada pesan moral al-Qur’an untuk berbuat adil sebagaimana dalam surah al-Maidah [5]: 8 dan al-Nahl [16]: 90. Meskipun dalam surah terakhir ini tuntutan keadilan oleh Allah Swt. seringkali ditafsirkan eksklusif untuk antar Muslim saja, bukan dengan orang yang dilabeli kafir, berlandaskan penafsiran secara emosional-ideologis terhadap beberapa ayat lain, di antaranya surah al-Taubah [9]: 73 dan 123, al-Fath [48]: 29 dan al-Tahrim [66]: 9.

Kesetaraan gender, sebagai manifestasi kedua progresivitas Islam, meskipun di Indonesia masih tidak mendapatkan posisinya secara utuh, namun juga termasuk dalam spirit al-Qur’an. Dapat kita tilik misalkan dalam persoalan poligami. Fazlur Rahman (w. 1988) melalui teori gerak ganda interpretasi (double movement) mengedepankan aspek legal-moral ketika memahami ayat tentang poligami. Penekanan aspek legal-moral dalam teori Rahman ini jauh lebih objektif memahami ayat ketimbang interpretasi klasik yang tidak jarang bernuansa ideologis susio-kultural mufasir terdahulu yang tak lagi dapat dikontekstualisasikan.

Sang Pencerah Muslim

Sedangkan manifestasi ketiga, yakni pluralisme keagamaan, merupakan hal yang tidak dapat dihindari di Indonesia. Penduduk dari pelbagai ras, suku bahkan agama menjadikan sikap inklusif keberagamaan sebuah alternatif yang niscaya. Di samping itu sebenarnya keragaman tersebut tetap berada dalam koridor Allah, sunnatullah. Dengan demikian maka menentang pluralitas tidak saja menyalahi sunnatullah yang telah diterangkan al-Qur’an, tetapi juga mencederai koridor Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Sebagai masyarakat yang pemahaman keagamaannya lebih baik daripada mereka yang non-santri, maka di sinilah santri memegang peran. Sikap “progresif” yang sebenarnya linear dengan statusnya sebagai kaum agamis mesti mendapat perhatian yang lebih serius.

Menarik dicatat bahwa di sisi lain, santri juga berpotensi menjadi kaum ekstremis dengan proyek takfiri-nya. Ini tidak dapat disangkal, karena literatur keagamaan yang diajarkan di pesantren lebih cenderung kepada pemahaman keagamaan pemikir salaf yang terdapat dalam kitab kuning. Predikat paradoks bagi penyandang status “santri” kemudian menjadi kegelisahan tersendiri dalam konteks masa depan Indonesia. Problematika ini kemudian menemukan pemecahannya dengan adanya pendidikan keagamaan yang mengedepankan sikap moderat, atau yang umumnya diistilahkan dengan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI), baik dalam nomenklatur STAIN, IAIN maupun UIN.

Umumnya, meskipun tidak secara keseluruhan, dapat dibuat generalisasi bahwa para mahasiswa di kampus PTAI tersebut adalah mereka yang concern-nya terhadap kajian keislaman lebih mendominasi.Dalam hal ini, para santri ada di antara mereka. Meski derasnya arus pemikiran progresif yang diusung PTAI mendapat reaksi yang serius oleh Hartono Abdul Jaiz dengan publikasi bukunya, Ada Pemurtadan di IAIN (2005), namun reaksi agresif tersebut sama sekali tidak berdasar dan tidak berbobot akademis, tetapi lebih memprioritaskan aspek emosionalnya. Dengan dalih mempertahankan Islam yang dianggapnya telah diobok-obok kaum progresif-liberal, Hartono mengeluarkan sanggahan-sanggahan yang seringkali tidak beretika, hingga akhirnya ia juga mendapat tanggapan setimpal oleh Nur Kholis Setiawan, santri alumni Pesantren Tebu Ireng, Jombang, dan sarjana doktoral Bonn University, Jerman.

Sang Pencerah Muslim

Keberadaan pemikir-pemikir progresif seperti Nur Kholis, dan tokoh lain seperti Ulil Abshar Abdalla yang kontroversial dengan JIL-nya beberapa tahun silam, megindikasikan bahwa potensi santri dengan kemampuannya mengkaji literatur-literatur bahasa Arab jauh lebih baik daripada mereka yang tidak pernah belajar di pesantren. Kita telah melihat bahwa kebanyakan para pemuda yang tergabung dalam kelompok-kelompok keagamaan ekstremis, adalah mereka yang pemahaman keagamaannya di bawah rata-rata. Doktrin yang terkesan agamis mudah sekali menjadikan mereka bertindak ceroboh, karena mereka tidak pernah mengerti duduk persoalan yang dihadapinya. Mereka telah menjadi sasaran empuk Muslim golongan kanan dalam melancarkan aksinya yang seringkali beriklim politis.

Kesadaran pengetahuan (al-wa’y al-‘ilm) dapat dilacak bahkan dalam khazanah turats klasik. Menurut Nur Kholis Setiawan (2008: 5) yang tidak bisa melacak hal tersebut hanyalah orang-orang narrow minded alias tidak memiliki bekal pengetahuan yang memadai. Bagi Nur Kholis, justru khazanah intelektual klasik/turats-lah yang menjadi pijakan revitalisasi semangat terbukanya pintu ijtihad (2008: 17). Oleh karena turats didominasi literatur berbahasa Arab, maka sekali lagi, potensi santri untuk memahami turats memberikannya peluang memahami pemikiran keagamaan (al-fikr al-diniy) secara kaffah, ekstensif, yang dengan alat bantu (istimdad) ilmu humaniora yang telah dipelajarinya di PTAI pada akhirnya akan melahirkan sikap progresif. Pemikiran progresif tersebut akan menjadi sebuah upaya depolitisasi Islam dan menghindari pensakralan pemikiran keagamaan (taqdis al-fikr al-diniy).Santri dengan pemikiran progresifnya, dengan demikian, akan memeran kiprah yang besar dalam menjadikan Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera.

*

Penulis adalah mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IQT) di STAIN Pamekasan, Alumni Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Pamekasan, Madura.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu, Daerah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 21 Februari 2018

Resmi Dilantik, IPNU-IPPNU Kadur Siap Bentuk Ranting-ranting

Pamekasan, Sang Pencerah Muslim. Para pengurus IPNU-IPPNU Kadur resmi dilantik di Pesantren Miftahul Anwar, Klompok, Pamoroh, Kadur, Pamekasan, Jumat (21/4). Pelantikan dikemas dengan seminar ke-NU-an bertema "Membangun Generasi NU untuk Mempertahankan Islam Ahlussunnah wal-Jama’ah".

Resmi Dilantik, IPNU-IPPNU Kadur Siap Bentuk Ranting-ranting (Sumber Gambar : Nu Online)
Resmi Dilantik, IPNU-IPPNU Kadur Siap Bentuk Ranting-ranting (Sumber Gambar : Nu Online)

Resmi Dilantik, IPNU-IPPNU Kadur Siap Bentuk Ranting-ranting

Usai dilantik, Ketua PAC IPNU Kadur Taufiqurrahman mengaku siap berkomitmen akan berjuang keras bersama rekan-rekanita lainnya untuk memajukan organisai pelajar NU di Kecamatan Kadur.?

"Sebelum dilantik, kita sudah bergerak membentuk Pimpinan Ranting. Sudah banyak yang terbentuk, seperti Pimpinan Ranting Bangkes, Pamaroh, Pamoroh, Kertagena Laok, Kertagena Tenga, Kadur, Kertagena Daya," paparnya.

Tinggal tiga desa yang belum dibentuk: Bungbaruh, Sokalelah, dan Gagah. Taufiq memastikan, ketiga desa tersebut dalam waktu dekat akan dibentuki pimpinan ranting.?

Sang Pencerah Muslim

"Kami sudah mantap untuk belajar, berjuang, dan bertaqwa," tegasnya.

Pembina PAC IPNU-IPPNU Kadur yang mantan Ketua PAC IPNU Kadur tahun 2011 Faisol Ansori menegaskan, dengan adanya pelantikan ini, pihaknya berharap pelajar NU mempunyai semangat baru yang tidak kalah dengan semangat senior-seniornya.

"Teruslah bergerak dan mengalir, jangan pernah berhenti bergerak. Agar adik-adik sekalian mampu menjadi air obat pelepas dahaga bangsa Indonesia," pungkasnya. (Hairul Anam/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim AlaNu Sang Pencerah Muslim

Rabu, 14 Februari 2018

Jemaah Haji Diimbau Tak Hamburkan Uang

Makkah, Sang Pencerah Muslim
Calon jemaah haji diimbau untuk tidak menghamburkan uang  "living cost"-nya dengan berbelanja berbagai oleh-oleh selama berada di Madinah sebelum kedatangan di Mekkah.

"Keperluan para calhaj masih banyak, utamanya saat berada di Mekkah. Masa tinggal jemaah di Mekkah cukup panjang sehingga perlu dana khusus untuk makan, dan berbagai keperluan lain, seperti kalau sakit harus menyewa tandu pada tawaf dan sa’i," kata Kepala Bidang Urusan Haji Muslim Nasution  seusai pertemuan para mursyid di Wisma Haji Indonesia di Mekkah, Sabtu malam.

Dikatakan Muslim, kebijakan pemerintah saat ini adalah memberikan living cost sebanyak 1.500 riyal kepada jemaah dimaksudkan sebagai bekal selama jemaah berada di tanah suci dan dibagikan sejak dari jamaah masih berada di embarkasi di Indonesia.

"Masa tinggal mereka cukup panjang, kurang lebih 20 hari. Kalau dalam satu hari jemaah  makan 2 kali dan sekali makan 10 riyal, maka dalam sehari perlu uang 20 riyal. Jadi dibutuhkan sekitar 200 riyal untuk makan. Tetapi keperluan yang lain masih banyak," katanya.

Pengalaman sebelumnya menunjukkan sering terjadi jemaah kehabisan uang saat berada di Mekkah, karena ketika tinggal sembilan hari di Madinah uangnya dihabiskan untuk membeli barang, sehingga barang-barang yang sudah dibeli terpaksa dijual di antara sesama jemaah dengan harga murah agar bisa mendapatkan uang untuk keperluan lain.

Ia mengakui kemungkinan uang living cost bagi Jamaah Indonesia 1.500 Riyal terlalu besar,  sehingga membudayakan jamaah haji Indonesia untuk berbelanja. Jamaah haji Malaysia, ujarnya, tidak mendapatkan uang living cost.

Namun untuk menghapus living cost, ia juga keberatan karena jemaah haji Indonesia biasanya tidak memiliki uang lain selain living cost jika melaksanakan ibadah haji.Minat belanja yang sangat besar juga membuat bagasi jamaah Indonesia sering kelebihan.


"Maksimal barang bawaan jemaah adalah 35 kg, bila ada kelebihan beban akan dikenakan biaya. Kalau masih ada uang sisa, dia bisa membayar tetapi kalau tidak, terpaksai ditinggal begitu saja," katanya.

Muslim menghimbau agar para jemaah berpikir lebih panjang sebelum berbelanja, apalagi seringkali barang-barang yang ada di Arab Saudi buatan China yang sering bisa ditemui di Tanah Abang, Jatinegara atau Pasar Senen, bahkan banyak yang buatan Indonesia.(an/mkf)
 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu Sang Pencerah Muslim

Jemaah Haji Diimbau Tak Hamburkan Uang (Sumber Gambar : Nu Online)
Jemaah Haji Diimbau Tak Hamburkan Uang (Sumber Gambar : Nu Online)

Jemaah Haji Diimbau Tak Hamburkan Uang

Sabtu, 03 Februari 2018

Khutbah Idul Adha: Belajar dari 9 Keistimewaan Nabi Ibrahim

Khutbah I

? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ?: ? ?: ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Khutbah Idul Adha: Belajar dari 9 Keistimewaan Nabi Ibrahim (Sumber Gambar : Nu Online)
Khutbah Idul Adha: Belajar dari 9 Keistimewaan Nabi Ibrahim (Sumber Gambar : Nu Online)

Khutbah Idul Adha: Belajar dari 9 Keistimewaan Nabi Ibrahim

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Nahl: 120-123

Sang Pencerah Muslim

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus, Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh, Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS an-Nahl: 120-123)

Ayat tersebut menggambarkan profil Nabi Ibrahim AS di antaranya bahwa beliau adalah seorang pemimpin teladan, yang patuh kepada Allah, selalu konsisten dalam menjalankan perintah-Nya, orang yang bertauhid yang hanya menyembah kepada Allah, orang yang bersyukur atas segala nikmatnya, orang pilihan di antara para Nabi, di dunianya bernasib baik dan di akhiratnya termasuk hamba Allah yang sholeh.

Berbicara Idul Adha tidak lepas dari tokoh sentral yang bernama Ibrahim AS, sebab Nabi Ibrahimlah yang menjadi pemeran utama dalam manasik haji termasuk di dalamnya tentang ajaran kurban.

Nabi Ibrahim AS adalah pigur seorang bapak yang tabah dalam mengurusi rumah tangganya, beliau juga orang yang berhasil mendidik keturunannya menjadi orang yang beriman, Ibrahim juga adalah sosok seorang nabi yang jujur.Ibrahim adalah seorang nabi yang sangat lembut hatinya dan penyantun.

? ? ? ?

Artinya: “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang nabi yang sangat lembut hatinya dan penyantun” (QS an-Nahl: 114).

Siapa pun ingin hidupnya sukses tapi lupa harus bagaimana mereka berbuat dan kepada siapa mereka berkiblat.

Kalau berbicara figur buat rujukan di hari raya Idul Adha ini yang paling relevan adalah Nabi Ibrahim AS. Karena Idul Adha adalah id-nya Nabi Ibrahim AS, buat mengenang perjalanan Nabi Ibrahim AS.

Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Ada beberapa poin penting yang harus dijaga, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Nabi Ibrahim pemimpin teladan. Beliau lebih mengutamakan nasib orang lain daripada dirinya. Ibrahim lebih melihat generasi penerusnya daripada pribadinya. Lihat ketika Ibrahim akan diangkat menjadi pemimpin, beliau berkata “Ya Allah bagaimana nasib keturunanku?” Allah menjawab, “Ya, juga keturunanmu, asal keturunanmu itu tetap istiqamah bersamamu dan tidak berbuat dzalim (QS Al-Baqarah: 124). Bagi kita penting memperhatikan kepemimpinan sebab pemimpinlah yang akan menentukan nasib agama dan bangsa. Pemimpinlah yang akan mewarnai segala corak masyarakat sebuah bangsa. Oleh karena itu kewajiban kita hanya satu dalam masalah kepemimpinan ini yaitu memilih pemimpin yang beriman dan amanah.

2. Ibrahim adalah orang yang sangat patuh kepada Allah walaupun menurut kita merugikan. Contohnya ketika Allah menyuruh Ibrahim untuk menyembelih anaknya, tanpa ragu-ragu langsung dilaksakan kemudian dipangggilnya Ismail untuk bermusyawarah. Dari musyawarah itu Ismail setuju dirinya dijadikan kurban oleh ayahnya (QS as-Shaffat: 107), ketika Ismail dieksekusi oleh ayahnya, Ismail sabar dan pasrah kepada Allah. Nabi Ibrahim yakin tidak akan ada sebuah perintah dari Allah tanpa jaminan dari Allah. Buktinya benar bahwa sembelihan Ibrahim diganti dengan sembelihan kambing yang sangat besar, inilah cikal bakal adanya syariat kurban. Oleh karena itu marilah kita berkurban semoga Allah akan menggantinya dengan rezeki yang lebih besar.

3. Ibrahim adalah orang yang hanif, artinya orang yang ajeg dalam agamanya, tidak miring ke kiri dan tidak miring ke kanan, lurus sebagaimana pesan Allah. Hal ini terlihat dari dua kaki yang membekas pada batu yang sering disebut dengan maqam Ibrahim. Bekas telapak kaki beliau yang kanan condong ke kiri dan yang kiri condong ke kanan. Artinya Nabi Ibrahim berkarakter istiqamah seperti disebutkan dalam ayat ? ? ? maka istiqamahlah kamu sebagaimana diperintahkan.

4. Nabi Ibrahim adalah orang yang bertauhid yang hanya menyembah kepada Allah, sebagaimana ikrar kita dalam doa iftitah “Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada pencipta langit dan bumi, dengan patuh dan tunduk serta aku bukan hamba yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah untuk Rab seluruh alam, tiada sekutu bagi-Nya dan aku diperintahkan untuk itu dan aku adalah hamba yang berserah diri”. Nabi Ibrahim merupakan seorang yang konsisten membela tauhid dari sejak remaja. Sejarah menceritakan kisah beliau yang menghancurkan sesembahan Namrudyang membuatnya dihukum dengan cara dibakar meski beliau selamat dan tidak ada selembar rambutpun yang terbakar. Ayahnya juga mengancam dan mengusir Ibrahim dari rumahnya gara-gara mengusik keyakinannya tapi Ibrahim selalu membalas dengan kata-kata yang santun tanpa caci maki, bahkan beliau memohonkan ampun untuk ayahnya. Itulah kesantunan Ibrahim yang sangat lembut ? ? ? ? (QS At-Taubah 114).

5. Nabi Ibrahim adalah orang yang bersyukur kepada Allah di antaranya beliau orang yang sangat pemurah tangannya, penyayang kepada siapa pun. Disebut juga khalilullah karena beliau sangat baik pergaulannya dengan siapa pun terutama kepada tamu yang datang kepadanya. Beliau tidak pernah makan kecuali selalu berjamaah, bahkan sengaja beliau mengundang tetangga buat menemani makan sampai harus berjalan jauh ke kampong-kampung.

Berjamaah dalam makan dan minum adalah sunnah Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang banyak barokahnya. Makanan sedikit pun bisa dinikmati oleh orang banyak. Rasulullah sendiri pernah berbagi roti dengan para sahabatnya di sebuah perjalanan. Uniknya, walaupun rotinya sedikit, ternyata cukup untuk banyak orang.

6. Nabi Ibrahim AS adalah hamba pilihan Allah. Beliau tak hanya diangkat menjadi seorang Nabi, tapi juga bapaknya para nabi. Dari kedua putranya, Ismail AS dan Ishak AS lahirlah keturunan para nabi yang amat banyak. Agama Ibrahim AS dipilih sebagai millah yang menjadi anutan semua nabi sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Agama Yahudi, Nashrani dan Islam asalnya sama sama memiliki ajaran tauhid, karena sama-sama menjunjung tinggi ajaran Ibrahim AS. Hanya setelah generasinya berubah maka berubah pula akidahnya.

7. Ibrahim AS diberi jalan yang lurus atau shirathal mustaqim. Maksudnya agama yang benar, agama yang hanif yang semakna dengan agama Islam adalah diinul qayyimah agama yang bebas dari syirik dan kesesatan. Agama yang diridlai yang akan diterima Allah SWT, Siapa pun harus ridha dengan Islam sebagai agamanya. Sabda Nabi Muhammad saw "Islamlah, pasti kamu selamat". Islam adalah agama damai, agama yang mengedepankan kebersamaan dan toleransi walaupun beda agamanya. "Orang muslim adalah orang yang menjadikan orang muslim lainnya terjamin dari ucapan serta perbuatannya."

8. Ibrahim AS adalah orang berbahagia di dunianya, di antaranya di masa tuanya diberi anak yang saleh yang setia membantu pekerjaannya. Terutama pada waktu Kabah dibangun, maka putranyalah yang setia mendampingi sang ayah menjadi arsitek, demikian pula waktu pemeliharaannya, sampai Ibrahim AS berdoa di depan Kabah sebagaimana terekam dalam Surat Al-Baqarah 127- 129.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): ‘Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana’.”

9. Ibrahim AS di akhiratnya sebagai bagian dari hamba yang sholeh, artinya hamba yang mendapat derajat yang sangat tinggi di dalam surga, salah satunya adalah kedudukan orang yang membaca tashbih, diberikan pahala bagaikan panen yang tidak pernah berhenti, setiap panen tumbuh lagi setiap panen tumbuh lagI, itu adalah orang yang selalu membaca tasbihnya Ibrahim AS.

Kita sering memohon nikmat di akhirat, sebenarnya yang kita minta adalah nikmatnya para nabi, shiddiiqin, syuhada dan shalihin. Empat kelompok ahli surga yang sudah berada pada shirathal mustaqim, artinya mereka sudah mendapatkan nikmat yang sebenarnya yaitu ? ? ? ?, karena mereka sudah memenuhi syarat yaitu taat kepada Allah dan rasul-Nya. Firman Allah dalam QS An-Nisa ayat 69:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya: “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An-Nisa: 69)

Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Dalam momen hari raya kurban kali ini, marilah kita kenang sejarah Nabi Ibrahim AS dengan mengikuti ajarannya. Pastikan Nabi Ibrahim AS adalah nabi teladan bagi umat Nabi Muhammad SAW. Betapa banyak ajaran Nabi Ibrahim yang menjadi ajaran Nabi Muhammad Saw, baik dalam haji, ibadah shalat dan akhlak, demikian pula shalawat.

Ketika kita menjadi ayah, jadilah seperti Nabi Ibrahim, ketika jadi anak jadikanlah seperti kedua anak Nabi Ibrahim, yakni Nabi Ismail dan Ishak, dan ketika jadi istri jadilah seperti istri beliau, yakni Siti Sarah dan Siti Hajar dalam kepatuhannya kepada Allah. Semoga kita bisa meneladani ini semua. Amiin ya rabbal alamin.

Khutbah II

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ! ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Oleh DR KH Abun Bunyamin, MA, Rais Syuriyah PCNU Purwakarta

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu Sang Pencerah Muslim

Selasa, 30 Januari 2018

Facebook, Kiai Said, dan Idris Sardi

Oleh Abdullah Alawi

Facebook hari ini memberi tahu, bahwa pada 28 April 2014, saya mengunggah foto saya dengan Idris Sardi. Saya memosting foto itu saat mendengar kabar Idris Sardi meninggal pada tanggal yang sama di tahun itu.?

Facebook, Kiai Said, dan Idris Sardi (Sumber Gambar : Nu Online)
Facebook, Kiai Said, dan Idris Sardi (Sumber Gambar : Nu Online)

Facebook, Kiai Said, dan Idris Sardi

Foto yang diunggah itu adalah saat saya mengobrol dengan maestro piano di Pondok Pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Oktober 2012. Pada status itu, saya menulis demikian:

? Yang namanya maestro, saya pikir adanya di langit dan tak terjangkau. Ia hanya ngobrol sesama dan dengan bahasa maestro saja. Tapi pada bulan Oktober 2012 saya bisa ngobrol dengannya. Ia asyik sekali. Kemudian marah karena saya menyapanya dengan "bapak". "Jangan panggil saya bapak," katanya, "tapi bang atau bung”.

Sang Pencerah Muslim

Selamat jalan Bung Idris Sardi, semoga dirimu mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Amin.

Pada waktu saya bertemu dengan Idris Sardi, saya masih belajar berwawancara. Dan sampai saat ini pun masih belajar. Saya bertemu dia dengan tidak sengaja karena tak menyangka pada acara pelantikan organisasi pencak silat, Pagar Nusa, ada seorang pemusik. Kalau pemain film lagi sih masuk akal. Misalnya Barry Prima atau paling banter George Rudy. Tapi ini maestro biola.?

Saat saya datang, acara belum dimulai. Saya hanya melihat kesibukan panitia dan seorang tua berkaos oblong putih, berkacamata, bercelana kuning berkeliling di antara sela-sela kursi yang bakal diisi hadirin. Dia berkeliling sambil menggesek-gesek biola seolah tak ada kerjaan lain. Tapi ketika saya simak, gesekannya enak sekali. Sepertinya saya pernah mendengarnya entah kapan, entah dimana. ?

“Idris Sardi,” kata panitia.?

Sang Pencerah Muslim

Bukan main rasanya mendengar nama itu. Nama yang pada pikiran saya selalu berada jauh di sana. Sesuatu yang hanya orang tertentu yang bisa melihatnya, apalagi mengobrolnya. Apalagi dipotret dengannya.?

Kemudian bergelegak dalam diri saya saya ingin sekadar bertanya, sejak kapan ia menyukai biola, bagaimana cara berlatihnya, dan saya ingin difoto bersamanya agar bisa dipamer di Facebook. Dengan berfoto dengannya, bukankah martabat saya akan sedikit terangkat beberapa cm?

Saya kemudian duduk di salah satu kursi bagian belakang, menonton pentas yang belum saatnya. Tapi menurut saya ini pentas juga. Karena tak ada orang lain, justru bagi saya ini adalah pentas untuk saya sendiri. Bayangkan seorang maestro yang dimiliki negeri ini pentas untuk saya sendiri. Bukankah itu suatu yang wah? Namun, sayang sang maestro tidak tahu, apalagi meniatkan pentas untuk saya. Tapi itu kan masalah dia. ?

Begitulah beberapa lagu dia mainkan melalui gesekan. Hanya saya kenal salah satu nada shalawat saja, yang lainnya lupa.?

Kemudian, acara pun dimulai. Tak perlulah saya menceritakan prosesinya. Dimana pun orang dilantik yang begitu-begitu aja. Kemudian maestro itu tampil. Awalnya duduk pada sebuah kursi, kemudian berjalan-jalan ke sana ke mari. Dan tentu saja tepuk tangan dari tangan para pendekar silat mengalir untuknya selepas pentas.?

Lalu naiklah seorang kiai. Dia belum assalamualaikum, sebagaimana para kiai memulai sebuah pidato, malah mengapresiasi gesekan sang maestro. Kiai Said Aqil Siroj, sepertinya kagum dengan dia.?

“Saya terharu, di acara seperti ini diiringi musik seperti ini. Meskipun sudah tidak muda lagi, penampilan Pak Idris sangat luar biasa!” dua kali kiai yang Ketua Umum PBNU itu bilang “luar biasa” diiring tepuk tangan para pendekar Pagar Nusa.

Kiai lulusan pesantren Kempek, Lirboyo, dan Krapyak ini kemudian menjelaskan musik. Ia menukil pendapat Syekh Dzu Nun Al-Mishri yang wafat tahun 221 Hijriyah.

“Musik adalah suara kebenaran yang bisa menggugah hati kita menuju Allah. Suara kebenaran, kejujuran. Kalau mulut bisa bohong, tapi musik tak bisa bohong,” katanya.

Oleh karena itu, sambung kiai yang juga doktor Umul Qurro ini, barangsiapa mendengarkan musik dengan khusyu, ia akan mencapai hakikat. Tapi barangsiapa yang mendengarkan musik dengan syahwat, ia akan menjadi zindiq, atau keluar dari Islam.

Idris Sardi juga sepertinya kagum dengan pernyataan Kiai Said tersebut. Ketika Kiai Said undur diri, Idris Sardi mengejarnya dan menyempatkan diri untuk bersalaman.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 27 Januari 2018

IPNU Jateng Tindaklanjuti Keputusan Muktamar soal Pembatasan Usia

Klaten, Sang Pencerah Muslim . Salah satu hasil putusan Sidang Komisi Organisasi dalam Muktamar Ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) yang berlangsung di Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang, beberapa waktu lalu, adalah tentang pembatasan syarat usia maksimal menjadi anggota IPNU-IPPNU, yakni 27 tahun.

Menanggapi hal ini, pengurus Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Tengah segera mengadakan tindak lanjut, seperti yang telah diterangkan ketua IPNU Jateng Amir Mustofa Zuhdi, saat menyampaikan pidato sambutan pada acara pelantikan pengurus PC IPNU-IPPNU Klaten di Gedung Pendopo Pemerintah Kabupaten Klaten.

IPNU Jateng Tindaklanjuti Keputusan Muktamar soal Pembatasan Usia (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Jateng Tindaklanjuti Keputusan Muktamar soal Pembatasan Usia (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Jateng Tindaklanjuti Keputusan Muktamar soal Pembatasan Usia

Amir mengatakan pihaknya telah memberikan instruksi kepada pengurus yang di bawahnya, untuk dapat merapikan kriteria pengurus sesuai batasan usia dalam Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga, serta menjalankan proses kaderisasi yang berjenjang dan rapi.

Sang Pencerah Muslim

“Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti hasil dari Muktamar NU yang membatasi umur maksimal 27 tahun. Dan ini sudah dilakukan oleh Klaten, Soloraya dan Jawa Tengah pada umumnya,” terang Amir, Ahad (8/8).

Sementara itu, pada acara yang sama, Sekretaris Jenderal PP IPNU, Muhammad Nahdhy menyatakan bahwa pembatasan usia kader ini, memungkinkan para kader IPNU-IPPNU untuk semakin memperluas “ladang dakwah”, tidak hanya khusus di lingkup NU.

Sang Pencerah Muslim

“IPNU-IPPNU diharapkan menggarap kader dari berbagai kalangan, tidak peduli baik itu dari Muhammadiyah, MTA, LDII dan lain sebagainya. Jangan sampai IPNU-IPPNU cuma disibukkan mencari kader-kader dari NU saja. Karena kita semua bertekad bisa meng-NU-kan mereka-mereka yang belum NU,” tegas pria yang akrab Gus Nahdi itu. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah, AlaNu, Doa Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock