Tampilkan postingan dengan label Nahdlatul Ulama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nahdlatul Ulama. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Maret 2018

NU Probolinggo Minta Pemkot Tertibkan Hiburan di Siang Hari

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Probolinggo meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo untuk membuat surat edaran (SE). Hal ini dimaksudkan agar pihak pengelola hiburan membatasi layanan pengunjungnya hanya di malam hari.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua NU Kota Probolinggo H Ahmad Hudri, Senin (6/6). Menurutnya, surat edaran itu berisi tentang pengaturan warung, restoran dan sejenisnya untuk tidak membuka pelayanan di siang hari. “Kalau terpaksa maka harus ditutup dengan tabir agar tidak terlalu mencolok,” katanya.

NU Probolinggo Minta Pemkot Tertibkan Hiburan di Siang Hari (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Probolinggo Minta Pemkot Tertibkan Hiburan di Siang Hari (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Probolinggo Minta Pemkot Tertibkan Hiburan di Siang Hari

Selain itu jelas Hudri, selama Ramadhan Pemkot harus menutup rumah hiburan malam, karaoke keluarga dan sejenisnya yang dapat mengganggu pelaksanaan ibadah puasa. “Bagi yang melanggar mohon untuk dicabut izinnya dan ditutup secara permanen,” jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

Penataan dan pengaturan para penjual takjil di pinggir jalan agar tidak mengganggu pengguna jalan. Pelarangan tempat bermain anak, odong-odong dan yang sejenis dengan itu di sekitar Masjid Agung Raudlatul Jannah pada malam hari terutama di saat pelaksanaan shalat tarawih dan tadarus.

“Yang paling penting lagi harus ada penataan pedagang dan mengantisipasi seluruh taman dan ruang terbuka hijau yang dapat dijadikan tempat mesum (asusila) dan rentan adanya tindak kejahatan,” tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Hudri, surat edaran ini penting dikeluarkan oleh Pemkot Probolinggo untuk memberikan rasa nyaman dan aman kepada masyarakat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Selain itu juga untuk menambah kekhusyu’an menunaikan ibadah puasa.

“Mudah-mudahan dengan adanya surat edaran ini nantinya masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dan ibadah yang lain dengan tenang dan tidak ada gangguan apapun yang dapat mengurangi pahala puasanya,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nusantara, Humor Islam, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Kamis, 15 Februari 2018

IPNU-IPPNU Kudus Bekali Pemateri Mopdik

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU kabupaten Kudus membekali pemateri (Tutor) dalam Masa orientasi peserta didik baru (Mopdik) tahun ajaran 2013/2014 di aula kantor NU setempat, Senin (17/6). Kegiatan yang bertajuk Training of Tutorial (TOT) itu diikuti sebanyak 54 peserta utusan dari PAC IPNU-IPPNU se-Kudus.

IPNU-IPPNU Kudus Bekali Pemateri Mopdik (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Kudus Bekali Pemateri Mopdik (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Kudus Bekali Pemateri Mopdik

Ketua IPNU Kudus Dwi Syaifullah mengatakan TOT ini dimaksudkan memberi bekal kemampuan kader sebagai seorang pelatih atau pemateri ke IPNU-IPPNU-an dalam Mopdik yang diadakan madrasah atau sekolah. 

“Mopdik menjadi target pengenalan pertama IPNU-IPPNU kepada siswa-siswi baru MTs/MA. Dengan demikian, kader IPNU-IPPNU perlu memiliki kemampuan mensosialisasikannya,”ujarnya kepada Sang Pencerah Muslim.

Sang Pencerah Muslim

Menghadapi mopdik ini, jelas dia, IPNU-IPPNU telah mempersiapkan ratusan tenaga pelatih maupun pemateri yang diterjunkan pada 125 madrasah/sekolah NU di-Kudus. 

“Oleh karenanya, kami berharap madrasah NU memberi ruang ber-IPNU-IPPNU bagi anak didiknya sehingga mereka mengenal dan tertanam ideologi NU dan Aswaja,” pinta Dwi.

Sang Pencerah Muslim

Ketua IPPNU Kudus Risda Umami menambahkan, pengembangan organisasi di lingkungan madrasah atau sekolah merupakan sebuah keniscayaan sebagai konsekwensi menjadi organisasi pelajar.

“IPNU-IPPNU juga berkomitmen memperjuangkan kepentingan pelajar termasuk penguatan idiologi. Apalagi belakangan, pelajar NU dihadapkan pada rongrongan idiologis dan hedonis,” ujarnya.

Dalam latihan TOT itu, berbagai materi disampaikan alumni IPNU-IPPNU yang berkompeten dalam bidangnya. Materi pengenalan Mopdik disampaikan PC IPNU-IPPNU Kudus, Strategi penyampaian dan penanganan Mopdik oleh Mantan ketua IPNU Kudus Ti’an Suwandi dan M.Aflach. 

Saat pembukaan TOT, PC IPNU-IPPNU Kudus juga membagikan hadiah tropi dan hadiah bagi pemenang lomba dalam rangka Hardiknas yang dilaksanakan bulan Mei lalu. 

Redaktur     : A. Khoirul Anam

Kontributor : Qomarul Adib

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Rabu, 07 Februari 2018

Semangat Mengaji Umat Muslim di Roma

Umat Muslim percaya momen Ramadhan perlu diisi dengan berbagai macam kegiatan kebaikan, termasuk juga pengajian. Begitu juga dengan warga Muslim di Roma. Itulah yang dikatakan Juniarti, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenlu kepada saya saat saya mengisi pengajian di KBRI Roma Ramadhan lalu.

Saat itu, saya mengisi pengajian di hari Sabtu. Sabtu dan Ahad memang hari libur di Roma. Tetapi meskipun libur, pengajian tetap dilakukan.

Semangat Mengaji Umat Muslim di Roma (Sumber Gambar : Nu Online)
Semangat Mengaji Umat Muslim di Roma (Sumber Gambar : Nu Online)

Semangat Mengaji Umat Muslim di Roma

Ramadhan juga bulan kebersamaan. Suasana itu terlihat di lingkungan KBRI Roma. Sapaan hangat dari RA Esti Andayani sebagai Duta Besar RI untuk Italia kepada seluruh staf. Tawa canda anak-anak kecil dengan temannya yang terkadang lalu lalang di depan para pejabat, menambah cerita lucu di saat berbuka puasa.

***

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Tinggal jauh di negara sendiri terkadang ada sukanya juga ada dukanya. Sukanya salah satunya adalah, mungkin bisa banyak belajar budaya asing dan memperlancar bahasa negara lain, seperti kebanyakan saudara-saudara Muslim di Roma, Italia ini.

Anak-anak kecil keturunan Indonesia di sini sangat fasih dan lancar sekali dengan bahasa Italia. Saat bercanda dan bermain dengan teman-teman sebayanya, mereka asyik sekali mendengarkan orang mengucapkan kalimat-kalimat berbahasa Italia. Seperti kata “numero uno” dan sebagainya.

Tetapi ada yang menjadi kegelisahan para orangtua mereka, yaitu pembelajaran pengetahuan agama yang kurang maksimal, meskipun sudah disiapkan tempat belajar agama khusus di masjid besar khusus untuk orang-orang Indonesia. Tampaknya itu belum efektif.

Banyak yang bercerita kepada saya, tentang huruf-huruf Hijaiyah saja sudah lupa. Banyak dari anak-anak usia SMP dan SMA sudah lupa huruf-huruf Hijaiyah itu.

“Dulu saya sudah tahu itu, tetapi sekarang saya sudah lupa semua,” kata Faishal, anak Indonesia yang dari kecil sekolah di Roma, yang sekarang duduk di kelas 1 selevel SMA di Indonesia.

Faishal bercerita jenjang pendidikan di Roma agak berbeda dengan di Indonesia. Kalau di Roma jenjangnya 5+3+5. Lima tahun setingkat SD dilanjut 3 tahun setingkat SMP dilanjut 5 tahun setingkat SMA. Lima tahun di setingkat SMA itu sudah penjurusan sesuai minat masing-masing. Jika cerdas bisa selesai lebih cepat. Seperti akselerasi di Indonesia.

Untuk mengefektifkan pengetahuan agama tersebut, KBRI Roma dan Nadwah Ukhuwah Roma (NUR) bersepakat membuat jadwal dan tema kajian Ramadhan yang dibutuhkan masyarakat Muslim Indonesia di Roma. Dengan itu tugas saya sebagai Dai Ambassador Cordofa 2017 di Italia sangat terbantu.

Selama di Roma, jadwal pengajian yang telah disusun oleh NUR dan KBRI Roma adalah sebagai berikut. Kultum di setiap hari bada zuhur. Tema yang harus disampaikan adalah pentingnya shalat, keutamaan sedekah, manfaat membaca Al-Quran, akidah dan tauhid dalam Islam, sudahkah saya berzakat, perbedaan zakat dan infak.

Selain itu keutamaan istighfar, menghormati orangtua, persaudaraan dalam Islam, amar makruf nahi munkar, penyakit hati dan cara menghindarinya, keutamaan menuntut ilmu, kebersihan sebagian dari iman, keutamaan shalat dhuha, manfaat shalat dari segi kesehatan dan sosial, keutamaan shalat tahajud.

Selebihya adalah saya akan bahas tentang hukum-hukum fiqih dasar tentang thaharah dan hukum-hukum shalat seperti rukun dan sunat shalat.

“Karena ini saja banyak yang masih belum benar,” kata Adnan, salah satu staff dan ustad di KBRI Roma.

Setiap Rabu dan Jumat ada pengajian ibu-ibu. Saya tekankan pada cara membaca Al-Quran yang baik dan benar. Saya praktikkan makharijul huruf dan pemahaman ilmu tajwid, juga sentuhan anatomi Al-Quran yang sangat disukai oleh jamaah ibu-ibu istri para diplomat ini.

Pengajian ini dimulai pukul 14. 30-17.00 pada hari Rabu. Sedangkan pada hari Jumat dimulai pada pukul 18.00 sampai 20.00 atau menjelang berbuka puasa.

Setiap Jumaat sore dimulai pukul 15.00–17.30 adalah pengajian anak-anak dan remaja, yang saya isi dengan pengenalan huruf-huruf Hijaiyah, doa-doa harian, dan hafalan-hafalan surat pendek.

Setiap Jumat dan Sabtu juga diadakan acara berbuka puasa bersama di KBRI Roma, Milan, dan Vatikan secara bergantian. Jumat agenda untuk seluruh keluarga Home Staff dan Lokal Staff KBRI Roma. Sedangkan hari Sabtu diadakan untuk umum, untuk seluruh masyarakat Indonesia dan sekitarnya di Italia.

Semua itu untuk mempererat tali silaturrahmi dan menambah pengetahuan agama Islam di Italia yang memang minim sekali guru agama. Sekalipun ada, itu pun jauh dan mungkin terkendala masalah bahasa.

Saya berharap, peran saya yang tak seberapa selama di Italia, dapat meningkatkan semangat warga Muslim di sana dalam menambah ilmu agama. Masyarakat Indonesia di Italia umumnya dapat mempererat tali persaudaraan dan kepedulian mereka.

H Khumaini Rosadi, anggota Tim Inti Dai dan Media Internasional (TIDIM) LDNU, dan Dai Ambassador Cordofa 2017 dengan penugasan ke Roma, Italia.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama, Budaya, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Senin, 29 Januari 2018

Antisipasi Kebakaran di Pesantren, Ratusan Santri Dilatih Padamkan Api

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Untuk mengantisipasi ? bencana kebakaran di pondok pesantren, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang membekali santri pelatihan dan simulasi pemadaman kebakaran.

Antisipasi Kebakaran di Pesantren, Ratusan Santri Dilatih Padamkan Api (Sumber Gambar : Nu Online)
Antisipasi Kebakaran di Pesantren, Ratusan Santri Dilatih Padamkan Api (Sumber Gambar : Nu Online)

Antisipasi Kebakaran di Pesantren, Ratusan Santri Dilatih Padamkan Api

Pelatihan yang digelar di Halaman Pemkab Jombang, Rabu (25/5) diikuti sekitar 120 santri dari 7 pesantren besar yang memiliki gedung bertingkat. "Karena pesantren banyak memiliki gedung bertingkat dan rawan terjadi kebakaran, santri dan pengurusnya kita bekali penangan pemadaman kebakaran," ujar Nur Huda Kepala BPBD Jombang, disela sela Simulasi pemadaman kebakaran.

Dikatakan Nur Huda, pesantren yang terlibat dalam pelatihan dianataranya Pesantren Tebuireng, Tambakberas, Rejoso Peterongan, hingga Denanyar, Darul Ulum Kepuhdoko, Paculgowang, dan Shiddiqiyah Ploso. "Setiap pesantren mengirimkan pengurus yang jumlahnya antara 10 hingga 30 orang," tandasnya.

Dipilihnya pesantren, lanjut Huda, karena disamping memiliki gedung bertingkat, dan dihuni ratusan bahkan ribuan santri. Dengan kondisi bangunan dan penghuni yang besar, pesantren rawan terjadi kebakaran. "Sudah begitu, kondisi asrama yang biasanya kurang rapi kerap menyulitkan proses pemadaman. Makanya pengurus pesantren kita berikan simulasi bagaimana cara melakukan pemadaman ai saat kebakaran," imbuhnya.

Masih menurut Nur Huda, berdasarkan pengalaman kebakaran yang pernah terjadi di salah satu pesantren di Mojokerto beberapa waktu lalu, yang menimbulkan korban. Maka kalangan santri harus dibekali sejak dini. "Karena kita bekali santri dengan pelatihan dan praktik langsung, seperti ini," imbuh Nur Huda.

Sang Pencerah Muslim

Dalam simulasi dilapangan itu, peserta diajak melakukan pemadaman api dengan alat tradisional (APAT) dengan menggunakan kain basah dan karung basah. Kemudian memadamkan api menggunakan tabung atau apar (alat pemadam api ringan).

Peserta juga mencoba alat Virtikal Rescue memberikan pertolongan dari ketinggian. Dengan menggunakan alat Full Body Hornes. "Senang tapi takut saat harus mengikuti arah api yang diombang-ambingkan angin, ? Tapi ini pengalaman baru bagi kita," terang Ibnati Mubtaidah (18) santri perempuan asal pesantren Tambakeras.

Terakhir, para peserta memadamkam api menggunakan mobil pemadam. Selain itu, peserta juga melakukan simulasi penyelematan korban. (Muslim Abdurrahman/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama, Berita Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 20 Januari 2018

Sanad KH Hasyim Asyari terhadap Kitab Nihayah Imam Ar-Ramli

Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial keagamaan dalam cara memahami hukum agama (fiqih) memilih pendekatan bermadzhab. Di antara banyak madzhab yang pernah ada (bahkan mencapai 13 mazhab) hanya empat saja yang dipilih sebagai acuan bermazhab.?

Hal ini karena keempatnya dinilai lebih muktabar, terkodifikasikan dengan lengkap dan bertahan dari waktu ke waktu. Keempat madzhab tersebut adalah: mazhab Hanafi, mazhab Maliki, mazhab Syafii, dan mazhab Hambali.

Adapun madzhab yang mayoritas dianut warga Negara Indonesia pada umumnya dan warga Nahdliyyin khususnya adalah mazhab Syafi’i yang dibangun oleh Imam Muhammad bin Idris As-Syafii. Salah satu kitab induk yang menjadi rujukan dalam fiqih mazhab syafii adalah Kitab Nihayah yang ditulis oleh Imam Ar-Ramli.?

Sanad KH Hasyim Asyari terhadap Kitab Nihayah Imam Ar-Ramli (Sumber Gambar : Nu Online)
Sanad KH Hasyim Asyari terhadap Kitab Nihayah Imam Ar-Ramli (Sumber Gambar : Nu Online)

Sanad KH Hasyim Asyari terhadap Kitab Nihayah Imam Ar-Ramli

Berikut ini disajikan silsilah sanad kitab Nihayah milik Imam Ramli dari Hadlratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari melalui jalur gurunya Syaikh Mahfudh Termas. Sanad ini bukan hanya sanad Kitab Nihayah saja, namun juga kitab-kitab lainnya yang ditulis Imam Ramli.

Sanad dari KH M Hasyim Asy’ari:

1. Hadlratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari

Sang Pencerah Muslim

2. Dari Syaikh Mahfudh Termas

3. Dari Syaikh Sayyid Muhammad Amin Al-Madani

Sang Pencerah Muslim

4. Dari Muhammad Abi Khadlir

5. Dari Shalih Al-Bukhari

6. Dari Rafi’ al-Qandahari

7. Dari Muhammad bin Abdullah Al-Maghribi

8. Dari Abdillah bin Salim Al-Bashri

9. Dari Ali bin Al-Jamal

10. Dari Sayyid Umar bin Abdir Rahim Al-Bashri

11. Dari As-Syams Muhammad bin Ahmad Ar-Ramli

Jalur cabang:

1. Abdullah bin Salim Al-Bashri (sanad nomor 8), juga mengambil (belajar) kitab Nihayah ini dari:

2. Ali Syabramalisi

3. Dari Az-Zayyadi dan Al-Halabi

4. Dari Imam As-Syams Muhammad bin Ahmad Ar-Ramli

Dengan demikian maka jika dihitung semua sanad tersebut beserta cabangnya, maka jumlahnya semua ada 14 sanad. Dalam 12 tingkatan.

Sumber:?

1. Kitab Kifayatul Mustafid karya Syaikh Mahfudh Termas

2. Buku Khittah Nahdliyah karya KH Achmad Shiddiq

3. Buku Ahlussunnah wal Jamaah dalam Tradisi dan Persepsi NU

(Ahmad NurKholis)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama, Budaya Sang Pencerah Muslim

Senin, 08 Januari 2018

Juara Olimpiade Internasional, Pemkab Jepara Apresiasi Madrasah NU

Jepara, Sang Pencerah Muslim? . Pemerintah Kabupaten Jepara memberikan apresiasi kepada siswa Madrasah NU Mathalibul Huda Mlonggo Jepara dan SDUT Bumi Kartini Jepara yang berhasil meraih gold award, silver award, bronze award dan honourable mention dalam even Singapore International Mathematic Olympiad Challenge (Simoc) di Singapora, Jum’at-Senin (12-15/8) lalu.?

Apresiasi itu dituangkan dalam baliho besar yang di pasang di alun-alun, depan pendopo kabupaten Jepara. Disela-sela menerima kedatangan kontingen yang baru pulang dari Singapora, Selasa (16/8), Bupati Jepara meminta kepada salah satu Staf Humas Pemkab Jepara untuk membuatkan baliho sebagai kado HUT RI ke-71.?

Juara Olimpiade Internasional, Pemkab Jepara Apresiasi Madrasah NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Juara Olimpiade Internasional, Pemkab Jepara Apresiasi Madrasah NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Juara Olimpiade Internasional, Pemkab Jepara Apresiasi Madrasah NU

(Baca:? Siswa Madrasah NU Raih Juara Olimpiade Internasional di Singapura)

“Mas Wahyanto tolong saya dibuatkan banner untuk ucapan selamat. Nanti sore sudah jadi dan dipasang di depan ya mas,” pinta Bupati Jepara, Ahmad Marzuqi kepada salah satu staf humas, Selasa (16/8) pagi.?

Banner besar bertulis “Selamat dan Sukses Atas Diraihnya Prestasi Gold Award, Silver Award, Bronze Award dan Honouroble Mention dalam Singapore International Mathematics Olympiad Challenge (Simoc)” sudah terpampang di alun-alun Jepara sejak Selasa (16/8) sore.?

Sang Pencerah Muslim

Di sela-sela menerima kontingen, Marzuqi juga mengajak kelima anak berprestasi itu mengikuti upacara? HUT RI ke-71 dan menerima penghargaan dari Bupati.

Kelima siswa-siswi? berprestasi itu terdiri Anisa Hayati (MA NU Mathalibul Huda), Dedi Wahyudi (MA NU Mathalibul Huda) dan 3 siswa dari SDUT Bumi Kartini Jepara Ahmad Maulana Malik Ibrahim Akbar, Izzati Kayla Anandika dan Raihan Akmal Yusfi Zamroni (Syaiful Mustaqim/Zunus) ? ?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Minggu, 07 Januari 2018

Nasihat Al-Qur’an untuk Keluarga

“Segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu menyadari (kebesaran Allah)” begitulah firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat ayat 49. Baik makhluk hidup –tumbuhan, hewan dan manusia- maupun makhluk yang tak hidup –magnet, atom dan lainnya- semuanya memiliki pasangan sebagaimana yang Allah telah ciptakan.

Buku Pengantin Al-Quran Kalung Permata buat Anak-anakku merupakan karya dari mufasir kondang Indonesia, M. Quraish Shihab yang diterbitkan pertama kali pada Maret 2007. Buku ini memuat nasihat-nasihat: dimulai dengan bagaimana timbulnya perasaan cinta diantara dua sejoli hingga bagaimana menciptakaan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Penulis begitu detailnya menguraikan tiap-tiap tahap dalam proses dua insan dalam menapaki sebuah hubungan.

Ada delapan nasihat yang penulis sampaikan dalam buku ini. Nasihat pertama,? tentang hubungan antar manusia. Manusia sebagai zoon politicorn perlu dan harus berinteraksi dengan manusia lainnya -penulis lebih menekankan interaksi antara pria dan wanita- serta bagaimana kiat-kiat dalam memelihara suatu hubungan. Nasihat kedua,? cinta dan kehidupan. Segala sesuatu di dunia ini diciptakan karena cinta kasih Allah SWT; karena cintalah jagat ini dibentangkan, benda-benda langit beredar sesuai dengan garis edarnya, matahari dan bulan memancarkan sinar indahnya, dan karena cintalah kedua insan memadu kasih untuk meraih ridha ilahi, semua itu karena cinta sehingga kehidupan ini ada. Nasihat ketiga, perkawinan dalam Islam. Islam sebagai agama yang rahmat bagi seluruh alam mengatur segala urusan mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar termasuk tentang urusan pernikahan.?

Nasihat Al-Qur’an untuk Keluarga (Sumber Gambar : Nu Online)
Nasihat Al-Qur’an untuk Keluarga (Sumber Gambar : Nu Online)

Nasihat Al-Qur’an untuk Keluarga

Nasihat keempat, tali-temali pengikat perkawinan. “Nikah” memiliki arti penyatuan, penyatuan dua insan yang tentunya berbeda secara fisik maupun psikisnya menjadi satu. Untuk itu, menjaga pernikahan sehingga menjadi keluarga yang diidamkan –sakinah, mawaddah dan rahmah- perlu adanya upaya antar kedua belah pihak. Nasihat kelima, memantapkan ikatan perkawinan. Dalam sebuah bahtera rumah tangga haruslah ada dua faktor yang menjadi penentu langgengnya perkawinan tersebut: keseimbangan dan kebersamaan.?

Nasihat keenam, meraih sukses dan kebahagiaan perkawinan. Kesuksesan dan kebahagiaan dalam sebuah perkawinan menjadi impian bagi semua pasangan. Pasangan yang sukses adalah yang mampu mengatasi ketidaksepahaman antar pasangannya. Nasihat ketujuh, keluarga sejahtera. Keluarga merupakan sebuah ‘organisasi’ paling kecil namun memiliki dampak yang luar biasa besarnya dalam kehidupan bermasyarakat. Banyak fungsi keluarga diantaranya fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan.

Sang Pencerah Muslim

Dan Nasihat terkahir, sepuluh wasiat buat anak-anakku. Sepuluh wasiat tersebut adalah jadikanlah pasangan kita sebagai pusat perhatian, wujudkanlah kepribadian masing-masing sebagai lelaki/perempuan, jangan menabur benih keraguan, pembagian tanggung jawab, lakukan dialog, siapkanlah diri untuk melakukan aneka peranan, nampakkan cinta, romantisme dan kebanggan, keseimbangan ekonomi, perhatian pada keluarga besar dan privasi dan hubungan dengan pihak lain.

Banyak yang mengatakan “semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah” saat ada saudara maupun teman kita yang melangsungkan pernikahan. Namun apakah kita menyadari apa dan bagaimana caranya meraih ‘predikat’ keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah?

Di buku ini dijelaskan cukup detail makna dari istilah-istilah tersebut dan dijelaskan pula bagaimana menghadirkan keluarga yang dirodloi Ilahi. Sakinah memiliki arti ketenangan dan ketentraman jiwa karena telah bersama dengan ‘kekasih sejatinya’. Di dalam alquran, Allah berfirman bahwa tujuan dari pernikahan adalah “liyaskunu”, supaya tentram atau tenang jiwa-jiwa mereka.?

Sang Pencerah Muslim

Mawaddah tidaklah cukup kalau kita artikan cinta, lebih dari itu. Mawaddah adalah cinta plus yang sejati. Oleh karena itu setiap pasangan yang di hatinya sudah tertanam mawaddah tidak akan memutuskan hubungan dikarenakan hatinya begitu lapang dan kosong dari keburukan-keburukan. Mawaddah tidak datang sendirinya manakala pernikahan dilaksakanan, namun ia butuh diupayakan –seperti bulan madu, menghadapi gejolak, merundingkannya, saling menyesuaikan sifat dan sikap keduanya, meningkatkan kualitas kasih sayang dan memantapkannya- sehingga timbullah mawaddah diantara kita. ?

Sementara rahmah adalah kasih sayang yang timbul dari kalbu. Masing-masing, suami istri, rela bersusah payah demi mendatangkan kebahagiaan dan kebaikan bagi pasangannya serta menolak segala yang mengganggunya. Mawaddah dan rahmah adalah tangga untuk sampai pada sakinah. Dengan demikian, sakinah memiliki tingkatan tertinggi diantara ketiga ketiga istilah tersebut.

Dengan tutur bahasa yang halus, detail, dan sederhana namun mendalam, buku ini sangat mudah dipahami oleh orang awam sekalipun. Buku ini sangat layak dibaca dan bisa menjadi pedoman bagi siapa saja yang ingin membangun keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. ? ?

Identitas buku:

Judul : Pengantin Al-Quran: Permata buat Anak-anakku

Penulis : M. Quraish Shihab

Penerbit : Lentera Hati

Tahun Terbit : Cetakan ke-9, Mei 2013

Tebal Halaman : 204 + xii halaman

ISBN : 978-979-9048-46-2

Peresensi: Muchlishon Rochmat, Alumni Perguruan Islam Mathaliul Falah Kajen Pati.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Jadwal Kajian, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Kamis, 04 Januari 2018

Ketua Muslimat NU Wakili Indonesia di Forum Internasional

Malta, Sang Pencerah Muslim - Kesadaran atas meningkatnya ancaman ekstremisme, intoleransi rasial, dan kejahatan intelektual, telah menghimpun wakil berbagai bangsa membentuk Dewan Toleransi dan Perdamaian Global, demikian kantor berita Antara melaporkan.

Diluncurkan di Malta pada Kamis pekan lalu dalam sebuah upacara resmi di Maltas Mediterranean Convention Center. Mereka berhimpun atas undangan bersama Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Population Fund/UNFPA) dan Pemerintah Malta.

Ketua Muslimat NU Wakili Indonesia di Forum Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua Muslimat NU Wakili Indonesia di Forum Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua Muslimat NU Wakili Indonesia di Forum Internasional

"Kami berhimpun untuk membangun cinta dan toleransi bersama dan untuk menyebarkan budaya damai di seluruh dunia," kata Ketua Muslimat NU Yenny Wahid yang diundang mewakili Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

Delapan pendiri dewan tersebut adalah Amerika Serikat, Argentina, Uni Emirat Arab, Comoros, Albania, India, Mesir dan Indonesia.

Dengan kantor pusatnya yang berbasis di pulau Malta dan kantor penghubung di seluruh dunia, misi utama dewan internasional ini adalah untuk menyebarkan budaya toleransi untuk mencapai perdamaian dunia.

Upacara tersebut dihadiri oleh Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat, Presiden Dewan Toleransi dan Perdamaian Global yang baru terpilih, Ahmed bin Mohammed Al-Jarwan, sejumlah menteri luar negeri, pendidikan, pemuda dan budaya dari beberapa negara, Amerika Serikat. Perwakilan negara, Sheikh Al-Azhar, kepala organisasi internasional, universitas, dan media.

Sang Pencerah Muslim

"Dunia kita menghadapi banyak tantangan, konflik, ketidaksetaraan, intoleransi mematikan dan ancaman keamanan, termasuk senjata nuklir," ujar Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Anto nano Guterres, dalam sebuah video dokumenter yang diputar pada acara tersebut.

"Kami memiliki alat dan kemauan untuk mengatasi tantangan ini, terutama karena ancaman melampaui batas negara-negara yang bersangkutan. Memastikan hak asasi manusia dan martabat manusia untuk semua membangun dunia perdamaian dan keadilan yang abadi," Sekretaris Jenderal PBB menambahkan.

Guterres terus bertanya-tanya tentang sarana untuk menyediakan jutaan orang yang menderita perang berskala besar yang tampaknya tidak pernah berakhir.

"Tidak ada yang menang dalam perang ini, semua orang kalah, terutama karena ancaman teroris global yang baru mempengaruhi kita semua dan mendestabilisasi sebagian besar wilayah. Jadi, perdamaian selalu menjadi tujuan dan panduan kita."

Dalam pidato yang disampaikannya di Pusat Konferensi Mediterania Global, Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat, mengatakan bahwa dia senang bahwa Malta telah terpilih sebagai markas baru Dewan.

"Kami berada di sini hari ini karena kita tinggal di saat kita tidak bisa lagi menerima perdamaian dengan sendirinya.," kata Perdana Menteri, "ada kebutuhan untuk mengatasi kerusuhan yang telah disaring di seluruh dunia, dan juga kebutuhan untuk menangani masalah orang kekhawatiran tentang ini. "

Dia mengatakan bahwa peran pemerintah untuk mencegah konflik dan menjamin stabilitas, dan ketidakstabilan di negara manapun mempengaruhi perdagangan dan produktivitas secara negatif.  "Adalah tugas saya untuk melindungi warga Maltese, tidak hanya dari konflik, tapi untuk memastikan hak asasi manusia kita terlindungi," katanya.

Misi GCTP sejalan dengan tujuan kebijakan luar negeri Malta, dia menjelaskan, menambahkan bahwa sebagai negara netral, pulau kita selalu menjadi promotor perdamaian di semua negara.

Selain itu, dia mengatakan bahwa Malta telah dipilih sebagai dewan baru untuk pengakuan tujuan kebijakannya.  "Malta percaya bahwa budaya yang berbeda dapat hidup berdampingan dan keragaman itu memperkaya kita. Apa yang kita miliki bersama - kemanusiaan kita - seharusnya menjadi apa yang menyatukan kita," Perdana Menteri mempertahankannya.

Malta akan berhasil memastikan generasi sekarang dan generasi berikutnya menginternalisasi nilai-nilai sejati bangsa kita, yaitu perdamaian, kesetaraan dan toleransi terhadap berbagai budaya dan latar belakang, dia menambahkan, bahwa tidak ada ruang dalam demokrasi kita untuk kebencian dan kebencian.

Pemerintah Malta dapat memastikan bahwa warganya dapat menyadari potensi penuh mereka, bebas dari rasa takut dan penindasan apapun, katanya dalam sambutan penutupnya, dengan mempertahankan bahwa Malta memiliki pintu terbuka untuk semua pihak yang ingin mempromosikan perdamaian.

Sementara itu, Presiden Dewan Toleransi Global, Ahmed bin Mohammed Al-Jarwan, membunyikan alarm tentang bahaya terorisme, fanatisme, kebencian, pembersihan etnis, sektarianisme, dan ekstremisme ras saat ini, yang dia gambarkan sebagai "tumbuh dan berkembang. tumbuh seperti kanker dan membahayakan kedamaian dunia." (Masdar)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Cerita, Ahlussunnah, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Kamis, 28 Desember 2017

Harlah Ke-46 MTs Maarif NU 08 Panican, 5000 Warga Ramaikan Jalan Sehat

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Sedikitnya 5000 warga dari pelbagai lapisan menempuh kurang lebih 2 Km jalan sehat yang dilepas oleh Bupati Purbalingga. Mereka mengikuti gerak jalan berhadiah yang diadakan dalam rangka memperingati Harlah Ke-46 MTs Ma’arif NU 08 Panican, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Ahad (10/1) pagi.

Jalan sehat ini dilepas oleh Bupati Purbalingga yang diwakili oleh Kabag Kesra H Muh Nurhadi. Tampak hadir pengurus LP Ma’arif NU Purbalingga H Muhdir dan Wakapolsek Kemangkon Riyanto.

Harlah Ke-46 MTs Maarif NU 08 Panican, 5000 Warga Ramaikan Jalan Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)
Harlah Ke-46 MTs Maarif NU 08 Panican, 5000 Warga Ramaikan Jalan Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)

Harlah Ke-46 MTs Maarif NU 08 Panican, 5000 Warga Ramaikan Jalan Sehat

Nurhadi menyampaikan ucapan selamat kepada MTs Ma’arif NU 08 Panican. “Saya berharap MTs Maarif NU ini ke depan semakin maju dan dipercaya oleh masyarakat,” kata Nurhadi.

Sang Pencerah Muslim

Jalan sehat ini dimeriahkan oleh atraksi Sulap Master Tarno dari Brebes. Dalam rangka harlah ini diselenggarakan beberapa even di antaranya adalah pengajian, lomba hadrah, tahfidz, pertandingan futsal antarpelajar SD/MI se-Kecamatan Kemangkon.

Sang Pencerah Muslim

Even ini juga dimaksudkan memperkenalkan MTs kepada masyarakat baik dari segi prestasi maupun kegiatan ekstrakurikuler. Tema harlah kali ini berbunyi “46 Tahun Mengabdi untuk Bangsa”.

“Tema ini diambil sebagai motivasi bagi madrasah untuk selalu menciptakan generasi cerdas dan berkualitas melalui pendidikan berbasis keagamaan sebagai penerus bangsa dan tetap mengawal NKRI,” kata Kepala MTs Maarif NU 08 Panican Torik Jahidin. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Kamis, 21 Desember 2017

Forum Munas NU 2017 Bahas Standar Evaluasi Kepengurusan PWNU dan PCNU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Komisi Organisasi direncanakan membahas Peraturan Organisasi (PO) tentang pengukuran kinerja kepengurusan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) pada Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) November 2017 di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Hal tersebut disampaikan Ketua Bidang Komisi Organisasi Munas-Konbes NU H Andi Najmi Fuadi saat ditemui Sang Pencerah Muslim di Lantai 4, Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (29/8) malam.

Forum Munas NU 2017 Bahas Standar Evaluasi Kepengurusan PWNU dan PCNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Forum Munas NU 2017 Bahas Standar Evaluasi Kepengurusan PWNU dan PCNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Forum Munas NU 2017 Bahas Standar Evaluasi Kepengurusan PWNU dan PCNU

Ada beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja sebuah kepengurusan masuk klasifikasi A, B, atau C. A disebut sangat baik, B baik, dan C kurang baik.

Sang Pencerah Muslim

Sebuah kepengurusan masuk kategori A apabila memenuhi semua indikator yang telah ditetapkan. Di antara beberapa indikator yang dimaksud, ialah PCNU memiliki seluruh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC) di setiap kecamatan, memiliki amal usaha seperti koperasi, mempunyai program keagamaan yang dilakukan secara rutin, memiliki lembaga sosial seperti rumah sakit.

Sang Pencerah Muslim

“Artinya punya amal-amal yang menjadi nilai lebih dari sebuah cabang,” katanya.

Sebuah kepengurusan akan masuk pada klasifikasi B apabila hanya memiliki sebagian indikator. Sementara klasifikasi C bagi kepengurusan yang tidak memiliki satu pun indikator yang ditetapkan.

Setelah suatu kepengurusan masuk kepada klasifikasi tertentu, maka akan mendapatkan hak berupa penghargaan.

Menurut Andi, di antara penghargaan yang digagas di dalam komisi organisasi, ialah mendapat beberapa hak, misalnya, pada acara muktamar, suatu wilayah yang bisa masuk dalam pembantu formatur merupakan PWNU yang klasifikasinya A.

Begitupun pada perhelatan Konferensi Wilayah (Konferwil) yang bisa menjadi pembantu formatur itu PCNU yang klasifikasinya A.

Sementara bagi PWNU atau PCNU yang menduduki klasifikasi C dan dalam beberapa tahun ke depan tetap tidak bisa masuk ke klasifikasi B, punishment-nya bisa dicabut status cabangnya dan hanya menjadi perwakilan saja.

Menurut Andi, PO Pengukur Kinerja Kepengurusan tersebut bertujuan untuk melakukan penguatan struktur NU di semua level. (Husni Sahal/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Senin, 18 Desember 2017

GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat

Ciamis, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat menggebrak pasar Kalapasawit dengan shalawat pada Sabtu malam pada Jumat malam, (30/5). Kegiatan bertajuk “Ansor Bershalawat” itu tetap dikunjungi banyak orang kendati diguyur hujan.

“Ansor Bershalawat” digelar bersama Ustad Soleh ILHAM dari Yogyakarta (backing vocal Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf). Sebelumnya delapan orang anggota Jam’iyatul Qurra wal-Huffaz NU Kecamatan Lakbok membaca ayat suci Al-Quran. Kemudian dilajutkan dengan sambutan Ketua PC GP ANSOR Kabupaten Ciamis Dandeu Rifa’i Hilmi.

GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat

Dalam sambutannya, Dandeu mengatakan, GP Ansor sebagai generasi penerus perjuangan NU harus siap siaga menghadapi problem masyarakat, khususnya di bidang keagamaan, “Dengan Gebyar shalawat ini, mari kita jaga pesan-pesan yang disampaikan oleh guru kita, KH Hasyim As’ari,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Ia menambahkan, PAC Kecamatan Lakbok yang dipimpin Hirzudin, harus mendampingi kegiatan-kegiatan masjid dan mushola supaya faham-faham Islam radikal tidak menembus kekuatan kita.

Sang Pencerah Muslim

“Ansor Bershalawat” tersebut dihadiri tidak kurang 1000. Turut hadir anggota GP Ansor Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, dan PAC Kecamatan Banjarsari.

Sebagai rangkaian kegiatan tersebut, sebelumnya telah digelar perlombaan tenis meja memperebutkan piala Karang Taruna kabupaten Ciamis. Para pemuda dan siswa tingkat SD/MI berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Selanjutnya tanggal 30 Mei digelar donor darah bersama PMI Kabupaten Ciamis dengan jumlah pendonor mencapai 20 orang dari unsur masyarakat dan pengurus GP Ansor. Lalu lomba hadroh tingkat SD/MI memperebutkan piala PC GP ANSOR Kabupaten Ciamis. Walapaun jumlah peserta hanya 7 grup, namun cukup menjadi perhatian masyarakat Lakbok.

Redaktur     : Abdullah Alawi

Kontributor : Ahmad Muhafidz

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama, Budaya, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Rabu, 06 Desember 2017

Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax

Jakarta,Sang Pencerah Muslim

Berita bohong atau dikenal hoax saat ini hampir meliputi beragam sendi kehidupan, mulai bisnis, kesehatan, pendidikan, politik, bahkan urusan agama. Hoax sengaja disebar pihak tertentu untuk dipercaya penerimanya. Biasanya tersebar luas melalui media sosial.

Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax (Sumber Gambar : Nu Online)
Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax (Sumber Gambar : Nu Online)

Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax

Hal itu dikatakan Ketua Litbang Lembaga Ta’lif wa Nasyr Nahdlatul Ulaa (LTNNU) Malik Mughni di sela diskusi dengan peserta menulis Sang Pencerah Muslim di kantor PBNU (12/5).

Apalagi ketika menjelang pemilihan umum baik pemilihan kepala daerah atau pemilihan presiden, hoax, semakin marak.

Sang Pencerah Muslim

“Tujuannya tidak lain untuk menjatuhkan dengan menggunakan berita bohong. Selain itu hoax juga sering digunakan untuk menebarkan kebencian dalam satu golongan dan pengagungan kepada golongan lain,” jelasnya.

Agar terhindar dari hoax, menurut Malik, adalah melakukan tabayun atau konfirmasi. Artinya kita tidak begitu saja percaya dengan berita yang diperoleh sebelum memastikan kebenarannya. Terutama berita dengan sumber yang tidak jelas.

Sang Pencerah Muslim

Malik juga menambahkan, saat ini NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia sering dihantam hoax dari pihak-pihak tertentu.

“Tentu saja itu sangat merugikan NU. Parahnya, media mainstream juga ikut termakan hoax,” kata Malik menegaskan.

Untuk menangkal hoax terhadap NU, LTNNU menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Kerja sama itu melibatkan para peneliti, pendidik, organisasi kepemudaan, pengamat, dan jurnalis di media-media mainstream. Mereka akan dipertemukan LTNNU pada konsolidasi nasional untuk mempertemukan gagasan mengimbangi media-media radikal dan berita-berita hoax.

“Kenapa itu dilakukan? Karena yang hoax itu tidak sesuai dengan ajaran Islam,” pungkasnya. (Mistra/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, Pemurnian Aqidah, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Selasa, 05 Desember 2017

Doa ketika Mempertemukan Mempelai Pria dan Wanita

Dalam tradisi Nusantara sebagaimana diajarkan oleh para ulama kita, pada saat akad nikah, ada tradisi mempertemukan mempelai pria dengan mempelai wanita. Biasanya prosesi ini dilakukan setelah akad nikah selesai. Tradisi mempertemukan ini merupakan pertanda bahwa sejak saat itu, mempelai wanita telah halal bagi mempelai pria, begitu pun sebaliknya.

Bukan hanya dipertemukan, namun kedua pasangan tersebut juga didoakan agar menjadi pasangan yang baik dan penuh berkah.

Doa ketika Mempertemukan Mempelai Pria dan Wanita (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa ketika Mempertemukan Mempelai Pria dan Wanita (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa ketika Mempertemukan Mempelai Pria dan Wanita

Dikutip dari karya Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawawi al-Dimasyqi, Al-Adzkâr al-Muntakhabah min Kalâmi Sayyid al-Abrâr (Surabaya: Kharisma, 1998), hal. 284, berikut ini adalah doa yang sepatutnya diucapkan bagi pasangan pengantin yang baru saja dipertemukan. Doa tersebut ialah:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Bârakallâhu likulli wâhidin minnâ fî shâhibihi. Allahumma innî as`aluka khairahâ wa khaira mâ jabaltahâ ‘alaihi wa a’ûdzu bika min syarrihâ wa min syarri ma jabaltahâ ‘alaihi

Sang Pencerah Muslim

“(Semoga) Allah memberkahi masing-masing dari kita dengan pasangannya. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebaikannya dan kebaikan pasangannya, dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan pasangannya.”

Demikian, semoga bermanfaat. Amin. Wallahu a’lam bi shawab.

(Muhammad Ibnu Sahroji)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, Nahdlatul Ulama, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Senin, 04 Desember 2017

Ekonomi Ditata dari Orientasinya

Oleh KH Abdurrahman Wahid. Sejak kemerdekaan di tahun 1945, orientasi ekonomi kita banyak ditekankan pada kepentingan para pengusaha besar dan modern. Di tahun 1950-an, dilakukan kebijakan Benteng, dengan para pengusaha pribumi atau nasional memperoleh hampir seluruh lisensi, kredit dan pelayanan pemerintah untuk “mengangkat” mereka. Hasilnya adalah lahir perusahaan “Ali-Baba” , yaitu dengan mayoritas pemilikan ada di tangan para pengusaha pribumi (Ali) dan pelaksana perusahaan seperti itu dipimpin oleh keturunan Tionghoa (Baba). Ternyata, kebijakan itu gagal. ‘Si Baba’ atau pengusaha keturunan Tionghoa, karena ketekunan dan kesungguhannya mulai menguasai dunia usaha, baik yang bersifat peredaran/perdagangan barang-barang maupun pembuatan/produksinya, walau adanya pembatasan ruang gerak warga negara keturunan Tionghoa, untuk tidak aktif/memimpin di bidang-bidang selain perdagangan.

Ekonomi Ditata dari Orientasinya (Sumber Gambar : Nu Online)
Ekonomi Ditata dari Orientasinya (Sumber Gambar : Nu Online)

Ekonomi Ditata dari Orientasinya

Demikian pula dengan sistem quota dalam pendidikan, mau tidak mau mempengaruhi ruang gerak warga negara keturunan Tionghoa di bidang perdagangan saja. Mereka dengan segera memanfaatkan kelebihan uang mereka, untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka di luar negeri. Karena tidak terikat dengan sistem beasiswa yang disediakan pemerintah untuk berbagai bidang studi, mereka lalu memanfaatkan pendidikan luar negeri yang memberikan perhatian lebih besar kepada pendidikan berbagai bidang seperti, teknologi, produksi, kimia, komunikasi terapan, kemasan (package), pemasaran, penciptaan jaringan (networking) dan permodalan. Di tahun-tahun terakhir ini, para pengusaha keturunan Tionghoa itu bahkan sudah mencapai tingkatan kesempurnaan (excellence) dalam bidang-bidang tersebut, seperti terbukti dari hasil-hasil yang dicapai anak-anak mereka di luar negeri.

Karena itu tidaklah mengherankan, jika lalu dunia usaha (bisnis) mereka kuasai. Para manager/pimpinan usaha ada di tangan mereka, bahkan hal itu terasa pada tingkat usaha di bidang keuangan/finansial. Bahkan Bulog dan Dolog hampir seluruhnya berhutang uang pada mereka. Sehingga praktis merekalah yang menentukan jalannya kebijakan teknis, dalam hal-hal yang menyangkut sembilan macam kebutuhan pokok bangsa. Tidak mengherankan jika lalu ada pihak yang merasa, ekonomi negeri kita dikuasai oleh keturunan Tionghoa. Itu wajar saja. Bahkan lontaran emosional itu akan menjadi sangat berbahaya, jika ditutup- tutupi oleh pemerintah dan media dalam negeri. Namun, harus segera ditemukan sebuah kerangka lain, untuk menghindarkan lontaran-lontaran perasaan yang emosional seperti itu. Janganlah berbagai reaksi itu, lalu berkembang karena dipercaya oleh orang banyak.

Sang Pencerah Muslim

Kesenjangan kaya-miskin yang terus menjadi besar dalam kenyataan, maka diperlukan sebuah penataan ekonomi bangsa kita. Bagaimanapun juga harus diakui, bahwa apa-apa yang terbaik di negeri kita, dikuasai/dimiliki oleh mereka yang kaya, baik golongan pribumi maupun golongan keturunan Tionghoa. Namun untuk menyelamatkan diri dari kemarahan orang melarat, baik yang merasa miskin ataupun yang memang benar-benar tidak menguasai/memiliki apa-apa, maka elite ekonomi/orang kaya kalangan pribumi selalu meniup-niupkan bahwa perekonomian nasional kita dikuasai/dimiliki para pengusaha golongan keturunan Tionghoa. Karena memang selama ini media nasional dan kekuasaan politik selalu berada di tangan mereka, dengan mudah saja pendapat umum dibentuk dengan menganggap golongan keturunan Tionghoa, yang lazim disebut golongan non-pribumi, sebagai penguasa perekonomian bangsa kita.

Sang Pencerah Muslim

Kesan salah itu dapat segera dibetulkan dengan sebuah koreksi total atas jalannya orientasi perekonomian kita sendiri. Koreksi total itu harus dilakukan. Orientasi yang lebih mementingkan pelayanan kepada pengusaha besar dan raksasa, apapun alasannya, termasuk klaim pertolongan kepada pengusaha nasional “pribumi”, haruslah disudahi. Sebenarnya yang harus ditolong adalah pengusaha kecil dan menengah, seperti yang diinginkan oleh Undang-undang Dasar kita, maupun berbagai peraturan yang lain. Dengan demikian tidaklah tepat mempersoalkan “pribumi” dan “non-pribumi”, karena persoalannya bukan terletak di situ, masalahnya adalah kesenjangan antara kaya dan miskin.

Jadi, yang harus dibenahi, adalah orientasi yang terlalu melayani kepentingan orang-orang kaya, atas kerugian orang miskin. Kita harus jeli melihat masalah ini dengan kacamata yang jernih. Perubahan orientasi itu terletak pada dua bidang utama, yaitu pertolongan kepada UKM, Usaha Kecil dan Menengah dan upaya mengatasi kemiskinan. Kedua langkah itu harus disertai pengawasan yang ketat, disamping liku-liku birokrasi, yang memang merupakan hambatan tersendiri bagi upaya memberikan kredit murah kepada UKM. Padahal saat ini, apapun upaya yang dilakukan untuk menolong UKM, selalu menghadapi hambatan. Jadi, haruslah dirumuskan kerangka yang tepat untuk tujuan ini. Dan tentu saja, upaya mengatasi kemiskinan menghadapi begitu banyak rintangan dan hambatan, terutama dari lingkungan birokrasi sendiri.

***

Padahal tujuan pemerintah dan kepemimpinan dalam pandangan Islam adalah maslahah ‘âmmah, yang secara sederhana diterjemahkan dengan kata kesejahteraan. Kata kesejahteraan ini, dalam Undang-undang Dasar kita, dinamakan keadilan dan kemakmuran. Sekaligus dalam pembukaan UUD 1945 diterangkan, bahwa tujuan bernegara bagi kita semua diibaratkan menegakkan masyarakat yang adil dan makmur. Ini juga menjadi sasaran dari ketentuan Islam itu, dengan pengungkapan “kebijakan dan tindakan seorang pemimpin atas rakyat yang dipimpinnya, terkait langsung dengan kepentingan rakyat yang dipimpinnya (tasharruful imâm ‘alâr-ra’iyyah manûthun bil- mashlahah).”

Dalam bahasa sekarang, sikap agama seperti itu dirumuskan sebagai titik yang menentukan bagi orientasi kerakyataan. Itulah yang seharusnya menjadi arah kita dalam menyelenggarakan perekonomian nasional. Bukannya mempersoalkan asli dan tidak dengan latar belakang seorang pengusaha. Pandangan picik seperti itu, sudah seharusnya digantikan oleh orientasi perekonomian nasional kita yang lebih sesuai dengan kebutuhan mayoritas bangsa.

Masalahnya sekarang, perekonomian nasional kita terkait sepenuhnya dengan persaingan bebas, keikutsertaan dalam perdagangan internasional yang bebas dan mengutamakan efisiensi rasional. Karenanya orientasi ekonomi rakyat harus difokuskan kepada prinsip “menjaga dan mendorong” UKM. Namun sebelumnya dalam hal ini adalah, keharusan merubah orientasi perekonomian nasional itu sendiri.

*) Diambil dari Abdurrahman Wahid, Islamku Islam Anda Islam Kita: Agama Masyarakat Negara Demokrasi, 2006 (Jakarta: The Wahid Institute). Tulisan ini pernah dimuat di Memorandum, 3 Januari 2003.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Minggu, 03 Desember 2017

Ke Pesantren Krapyak, Tamu Afganistan Dikenalkan dengan “Salafi” sampai Bedug

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Dalam rangkaian kunjungan ke Yogyakarta yang difasilitasi oleh Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga, para tamu dari Afganistan mengunjungi Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Beberapa pengajar dari Afghanistan disambut baik oleh keluarga besar pesantren.

Ke Pesantren Krapyak, Tamu Afganistan Dikenalkan dengan “Salafi” sampai Bedug (Sumber Gambar : Nu Online)
Ke Pesantren Krapyak, Tamu Afganistan Dikenalkan dengan “Salafi” sampai Bedug (Sumber Gambar : Nu Online)

Ke Pesantren Krapyak, Tamu Afganistan Dikenalkan dengan “Salafi” sampai Bedug

“Kami sangat terkesan atas sambutan para santri di sini dengan segala suguhan dan sikap ramah yang kami terima. Mencerminkan bagaimana para pelajar (santri) maupun penghuni ma’had (pesantren) menghormati para tamu dan guru-guru mereka,” ujar salah seorang tamu dari Afghanistan yang mengunjungi Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Selasa (11/11) siang kemarin.

Atas nama pengasuh, KH Hilmy Muhammad memperkenalkan seluk beluk Pesantren Al-Munawwir sebagai salah satu pesantren tertua di Nusantara yang fokus dalam pembelajaran tahfidh dan qira-at Al-Qur’an.

Sang Pencerah Muslim

Ia menjelaskan bahwa istilah ‘salafi’ dalam frase ‘Madrasah Salafiyyah’ atau ‘Al-Ma’had al-Islami al-Salafi’ yang tersemat di pesantren berbeda dengan apa yang dipahami sebagai ‘salafi’ di Timur Tengah.

Di sini, istilah tersebut tidak identik dengan aliran pemahaman ‘salafi’ ala Wahabi, melainkan suatu penerang bahwa di pesantren tersebut dipelajari kitab-kitab turats karya para ulama salaf. Semisal Minhajul Abidin, Bidayatul Mujtahid, Tafsir al-Baidhawi, dan sebagainya yang dibaca di Ma’had ‘Ali Al-Munawwir.

Sang Pencerah Muslim

Para tamu bertanya tentang bagaimana komunitas pesantren bisa bekerja sama dengan unsur-unsur lain di masyarakat, serta bagaimana menjaga agar tidak terjadi konflik antar-sekte yang parah sebagaimana terjadi di negeri mereka. Kiai Hilmy menyampaikan bahwa di Indonesia ada Pancasila yang menjadi perekat segenap unsur masyarakat.

Selain itu, di Yogyakarta ada sosok Sultan yang berperan sebagai pengayom keberagaman warganya. Sehingga potensi konflik yang muncul akibat perbedaan-perbedaan bisa diredam dengan simbol-simbol pemersatu tersebut.

Tak kalah pentingnya, menurut KH Hilmy Muhammad, organisasi-organisasi masyarakat yang berbasis keagamaan di Indonesia memfokuskan kerjanya di bidang sosial, semisal Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyyah. Hal ini menjadi salah satu faktor penting dalam rangka menjaga kerukunan antar elemen bangsa.

Tidak seperti di Timur Tengah yang banyak organisasi keagamaan sebagai afiliasi politik. Sehingga organisasi politik tersebut sangat rentan menyeret-nyeret nama agama, terutama sebagai legitimasi politisnya. Padahal politik bisa sangat kejam. Bukan berarti tidak perlu berpolitik, namun ada baiknya bila organisasi keagamaan –baik di Indonesia maupun Afghanistan- mencurahkan energinya di bidang pendidikan dan sosial. Adapun untuk urusan politik bisa disalurkan dengan jalur yang lain.

Acara diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan berupa Kamus Al-Munawwir dan ditutup dengan panjatan doa yang dipimpin pengasuh pesantren, KH. R. Muhammad Najib Abdul Qodir Munawwir. Selepas diskusi, para tamu menyempatkan diri berkeliling lingkungan pesantren, bertanya-tanya tentang fungsi bedug, dan melihat-lihat koleksi perpustakaan. Selanjutnya, rombongan akan berkunjung ke PWNU Yogyakarta. (Zia Ul Haq/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Selasa, 28 November 2017

Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Wilayah Fatayat NU DI Yogyakarta bekerja sama dengan King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue (KAICIID) mengadakan acara Lokakarya Pemudi Antariman dengan tema "Mengelola Keberagaman Agama bagi Pemudi Antariman Di Yogyakarta, Indonesia" pada 28-29 Agustus 2015 di Villa Mawar Asri, Kaliurang Barat, Kaliurang, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,.

Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman (Sumber Gambar : Nu Online)
Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman (Sumber Gambar : Nu Online)

Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman

Yogyakarta merupakan miniatur Indonesia, yang hampir semua etnis dan agama dengan segala denominasinya, hidup dan berkembang. Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata, separuhnya hampir dihuni oleh anak muda yang datang dari berbagai penjuru Nusantara untuk belajar dan mengembangkan diri. Hal tersebut menyebabkan dinamika kehiduapan sosial, budaya dan agama sangat tinggi, dan pada gilirannya meningkatkan potensi konflik, bahkan bisa jadi merambat menjadi kekerasan di DIY. Hal itu sudah terbukti dalam empat tahun terakhir ini, kekerasan atas nama etnis dan agama semakin meningkat di Yogyakarta.

Dalam rangka itulah, diperlukan intervensi untuk mengantisipasi dan memastikan kekerasan atas nama agama tidak terulang lagi, khususnya intervensi bagi para perempuan muda lintasagama. "Usia muda merupakan masa sangat produktif, para perempuan muda akan bereproduksi, merawat dan mendidik anak-anak dan juga berkarier dan mengembangkan diri di lingkungan dan tempat kerja mereka. Inilah alasan diadakannya acara loka karya." Kata Wiwin Siti Aminah, Ketua panitia sekaligus fasilitator dalam acara tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Acara ini pun bertujuan memberikan kesempatan kepada para pemudi lintas iman untuk bertemu, mengenal satu sama lain dan berbagi pengetahuan serta pengalaman.? Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran mengenai realitas dinamika kemajemukan masyarakat dan pentingnya mengelola keberagaman agama dengan dialog sebagai sebuah kekuatan bersama dalam menciptakan perdamaian. Seperti penjelasan ketua Fatayat NU DIY, Mustaghfiroh Rahayu "selain itu, acara ini untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya peran perempuan dalam proses dialog antariman di Yogyakarta."

Acara ini tidak berhenti hanya pada lokakarya saja, namun ada tindak lanjut selama empat kali pertemuan serta mengadakan kunjungan di lima tempat yakni Pesantren, Vihara, Hare Krishna, Katolik Seminari, dan Gereja Kristen Jawa. PW Fatayat NU DIY berharap dengan kegiatan ini senafas dengan gerakan Islam Nusantara yang sedang menjadi pembahasan di kancah nasional maupun internasional. (Muyassaroh/Mahbib)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Anti Hoax, Ubudiyah, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Minggu, 26 November 2017

Gubernur NTB Akui Provinsinya Maju atas Kontribusi Nahdliyin

Lombok Barat, Sang Pencerah Muslim 

Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Muhammad Zainul Majdi mengungkapkan pencapaian pembangunan ekonomi di Nusa Tenggara Barat tidak bisa dilepaskan atas kontribusi warga Nahdlatul Ulama. 

Gubernur NTB Akui Provinsinya Maju atas Kontribusi Nahdliyin (Sumber Gambar : Nu Online)
Gubernur NTB Akui Provinsinya Maju atas Kontribusi Nahdliyin (Sumber Gambar : Nu Online)

Gubernur NTB Akui Provinsinya Maju atas Kontribusi Nahdliyin

Demikian disampaikan TGH pada penutupan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2017 di Pesantren Darul Quran Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (25/11). 

Menurut pria berumur 44 tahun ini, kinerja pembangunan Nusa Tenggara Barat cukup baik. Pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat dari tahun ke tahun sebanyak 6, 02  persen. Sementara dari triwulan kedua ke triwulan ketiga sebanyak 5,50 persen. 

"Alhamdulillah ini tidak lepas dari kontribusi seluruh Nahdliyin di Nusa Tenggara Barat," ujarnya. 

Sang Pencerah Muslim

Menurut pria yang akrab disapa Tuan Guru Bajang ini, majunya NTB adalah musahamah atau partisipasi yang nyata atas kontribusi yang tak henti dari seluruh warga Nahdlatul Ulama dan warga Nusa Tenggara Barat. 

Hadir Wakil Presiden Republik Indonesia H Muhammad Jusuf Kalla, Rais ‘Aam KH Maruf Amin, Wakil Rais ‘Aam KH Miftahul Ahyar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Wakil Ketua Umum PBNU H Mochammad Maksum Machfoedz, Ketua PBNU Bidang Investasi dan Luar Negeri H Marsudi Syuhud, Ketua PBNU Bidang Hukum H Robikin Emhas, dan lain-lain. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Syariah, Nahdlatul Ulama,Attijani Sang Pencerah Muslim

Rabu, 22 November 2017

NU Online Kumpulkan Jagoan Teknologi Informasi

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Langkah maju dilakukan Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia itu mengumpulkan para jagoan Teknologi Informasi (TI) yang berlatar belakang Nahdliyin (sebutan untuk warga NU) se-Indonesia dalam sebuah lokakarya yang bakal digelar di Hotel Sofyan Betawi, Jakarta, 8-9 Agustus mendatang.

Acara bertajuk ”Membangun Habitus TI di Komunitas Nahdliyin” yang diselenggarakan Sang Pencerah Muslim tersebut menghadirkan 50 peserta yang merupakan pakar dan peminat TI di lingkungan Nahdliyin. Para peserta itu juga merupakan perwakilan dari Pengurus Wilayah NU se-Indonesia.

NU Online Kumpulkan Jagoan Teknologi Informasi (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Online Kumpulkan Jagoan Teknologi Informasi (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Online Kumpulkan Jagoan Teknologi Informasi

Sejumlah pakar dan praktisi TI dipastikan hadir menjadi narasumber pada acara itu, antara lain, Menteri Riset dan Tekonologi Kusmayanto Kadiman, Kepala Laboratorium Cyber Crime Polri Kombes Pol Petrus Goloose, Wakil Kepala Badan Intelijen Negara As’ad Said Ali, Kepala Humas Departeman Pendidikan Nasional Bambang Warsito Adi, Redaktur Senior Harian Kompas Ninok Leksono dan Presiden Direktur International Bussines Management Betti Alisjahbana.

Sang Pencerah Muslim

Pemimpin Redaksi Sang Pencerah Muslim Abdul Mun’im DZ mengatakan, penyelenggaraan lokakarya tersebut merupakan upaya untuk mempertemukan kader-kader potensial yang dimiliki NU di bidang TI. Dari pertemuan tersebut, diharapkan dapat tercipta ruang komunikasi, tukar-menukar gagasan dan pengalaman serta dapat merumuskan kerja sama yang lebih konkret di antara para peserta.

Sang Pencerah Muslim

“Dengan demikian, kekuatan NU di bidang TI yang masih berserakan itu bisa diintegrasikan dalam satu kerja sama. Kiprah para peminat dan ahli TI itu sangat dibutuhkan, tidak hanya dalam pengembangan teknologi dan akses terhadap informasi, tetapi juga soal yang lebih eksistensial, yakni masih banyaknya warga NU yang terbelakang secara ekonomi maupun pendidikan,” terangnya.

Ia menjelaskan, saat ini cukup banyak kader-kader NU yang menguasasi TI, baik melalui pendidikan formal dan profesional, maupun mereka yang menekuni sendiri secara otodidak. “Pengambilan sarana TI bagi pengembangan NU ini bukan suatu yang tabu, sebab juga berdasar prinsip al akhdzu bil jadidil ashlah (mengambil hal baru yang lebih baik) bagi warga NU,” jelas Mun’im.

Sementara itu, Suwadi D Pranoto, Ketua Panitia Pelaksana kegiatan tersebut, mengemukakan, peran para peminat dan ahli TI di kalangan Nahdliyin sangat dibutuhkan. Karena setiap perkembangan teknologi, juga pasti akan diikuti dampak baik dan dampak buruk.

“Peran para ahli TI ini adalah memaksimalkan penggunaan TI untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan dakwah Islam, terutama dakwah Ahlussunnah Wal Jamaah. Selain itu untuk menyelamatkan warga dari dampak buruk TI, baik secara mental maupun fisik,” ujar Suwadi.

Di era perang global ini, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan TI dijadikan senjata untuk penetrasi budaya, bahkan politik. NU, katanya, tidak hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi juga mempunyai tugas dakwah wat taujih, yakni mengajak dan membimbing umat ke arah yang benar. (rif)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Nahdlatul Ulama, Tegal Sang Pencerah Muslim

Senin, 13 November 2017

Kitab Kuning Landasan Berpikir Islam Nusantara

Jember, Sang Pencerah Muslim



Kitab kuning mempunyai kontribusi penting dalam merekonstruksi tumbuh kembangnya Islam yang ramah. Di dalam kitab kuninglah Islam yang rahmatal lil alamin dijabarkan secara detail yang kemudian dalam konteks keindonesiaan dikenal dengan ? istilah ? Islam Nusantara. Karena itu, para santri dan pemuda Nahdlatul Ulama diimbau untuk tidak bosan-bosannya belajar membaca dan memahami isi kitab kuning.?

Kitab Kuning Landasan Berpikir Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Kitab Kuning Landasan Berpikir Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Kitab Kuning Landasan Berpikir Islam Nusantara

Hal itu disampaikan Wakil Ketua PCNU Jember H. Miftahul Ulum di hadapan peserta Musabaqah Kitab Kuning di Pondok Pesantren Nurul Falah, Desa Wonojati, Kecamatan Jenggawah, Jember, Jawa Timur, Sabtu (8/4).

Menurut Cak Ulum, sapaan akrabnya, kitab kuning merupakan salah satu landasan penting cara berpikir para ulama NU dalam memahami Islam secara konprehensif.?

"Kitab kuning adalah kitab yang menjadi materi pokok di pondok pesantren sejak dulu. Dan kitab kuning itulah yang menjadi konstruksi berpikir para ulama seperti Kiai Wahab Hasbullah, Kiai Kholil Bangkalan, Kiai Hamid Pasuruan, Kiai Asad Syamsul Arifin dan sebagainya," ucap Cak Ulum.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menambahkan, ulama Indonesia juga banyak yang mempunyai karya kitab kuning, yang itu melengkapi referensi khazanah keislaman Nusantara.?

Sang Pencerah Muslim

Dikatakannya, Islam Nusantara menjadi terasa kian penting disaat gerakan liberalisme dan radikalisme semakin massif menyusup dalam kehidupan masyarakat.?

Islam Nusantara, katanya, adalah Islam yang menjunjung tinggi toleransi dan kemajemukan bangsa Indonesia, dan pada saat yang sama juga "memusuhi" liberalisme.?

Sang Pencerah Muslim

"Radikalisme itu sangat berbahaya. Liberalisme juga tidak bagus. Karenanya, santri dan pemuda NU harus belajar ktiab kuning untuk menangkal dua pemikiran tersebut," jelasnya.

Musabaqah Kitab Kuning itu diikuti ratusan santri putra dan putri dari berbagai pondok pesantren ? se-Kabupaten Jember. Sejumlah pengurus PCNU Jember dan para kiai juga tampak hadir di perhelatan tersebut.? (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Cerita, Nahdlatul Ulama, Tokoh Sang Pencerah Muslim

Minggu, 12 November 2017

Gelar Istighotsah, Warga Berharap Sengketa Tanah dengan TNI Diselesaikan

Majalengka, Sang Pencerah Muslim. Warga masyarakat di Kabupaten Majalengka wilayah utara yang tergabung dalam Forum Warga dulur Wates (Fardurawat) dan PMII Majalengka mempertanyakan status kepemilikan tanah yang berada di daerahnya oleh TNI AU Lanud S. Sukani Jatiwangi.

Selasa (30/1) kemarin mereka menggelar Istighosah dan Orasi di Dusun Wates, Jatisura,Jatiwangi Majalengka (30/12) siang kemarin. Acara yang diikuti oleh Ratusan warga Kampung wates yang tanahnya bersengketa dengan TNI AU, Forum Dulur warga wates (Fardurawat), para kepala desa dan aparat desa bersama PMII Majalengka.

Gelar Istighotsah, Warga Berharap Sengketa Tanah dengan TNI Diselesaikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Gelar Istighotsah, Warga Berharap Sengketa Tanah dengan TNI Diselesaikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Gelar Istighotsah, Warga Berharap Sengketa Tanah dengan TNI Diselesaikan

Koordinator Fardurawat Ikhlas Khusyaeri mengatakan, Genap 64 tahun penguasaan TNI-AU atas tanah rakyat Jatiwangi itu jika diceritakan memakan waktu berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bisa setahunan atau bila dituliskan akan mencapai ribuan halaman dan bisa jadi ratusan buku.

Sang Pencerah Muslim

“Tetapi siapa yang peduli untuk mengetahui dan membongkar kisah dan permasalahan selama kasus tanah tersebut berlangsung dalam penguasaan TNI-AU. Sedangkan untuk diselesaikan kasus tanah tersebut syaratnya harus jelas dulu permasalahannya,” tegasnya.

Khusyaeri yang juga Alumni PMII Cirebon menambahkan, ada sekitar kurang lebih 1.043 haktar yang tersebar di Desa Beusi, Desa Beber, Desa Kertasari, Desa Cibogor, Desa Buntu, Desa Wanasalam Kec.Ligung, Desa Salawana Kecamatan Dawuan, dan Desa Jatisura Kecamatan Jatiwangi itu ternyata dimiliki Tentara NasionalIndonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) Lanud S Sukani Jatiwangi.

Sang Pencerah Muslim

Khusyaeri berharap dengan digelarnya Istighosah dan orasi menjadikan spirit perjuangan dalam mempertahankan tanah leluhur kami.

Sementara Iwan Irwanto ketua PMII Majalengka mengatakan, pihaknya bersama para kader dan warga kampung wates akan memperjuangkan tanah yang sudah turun temurun dari jaman Jepang sebelum adanya TNI AU bersedia berjuang bersama-sama untuk menyelesaikan sengketa tanah ini.

“Kami tetap fokus terhadap advokasi masyarakat. Insyaallah kalau perjuangan ini dilakukan secara berbarengan dengan warga kampung wates bisa terselesaikan. Apalagi para kepala Desa sudah menyambut baik untuk menuntaskan permasalahan sengketa tanah warga kampung Wates dengan TNI AU,” katanya. (Aris Prayuda/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock