Tampilkan postingan dengan label Kiai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kiai. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Maret 2018

Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat

Padang, Sang Pencerah Muslim. Sekretaris GP Ansor Sumatera Barat Zulhardi Z Latif dilantik sebagai anggota DPRD Kota Padang periode 2014-2019, Rabu (6/8). Zulhardi dilantik bersama anggota DPRD Kota Padang lainnya di aula gedung DPRD Kota Padang.

Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat (Sumber Gambar : Nu Online)
Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat (Sumber Gambar : Nu Online)

Sekretaris Ansor Sumbar Dapat Amanah Rakyat

Menjelang pelantikan, Zulhardi mengatakan kepada Sang Pencerah Muslim, jabatan sebagai wakil rakyat merupakan amanah rakyat yang harus dijalankan. “Alhamdulillah, konstituen saya mengantarkan saya menjadi wakil rakyat,” katanya.

Sebagai kader Ansor, kata Zulhardi, kita akan berupaya menyuarakan aspirasi generasi muda NU di Kota Padang. Ini pertama kader Ansor yang dilantik menjadi anggota DPRD Kota Padang setelah reformasi, katanya.

Sang Pencerah Muslim

Sebelum menjadi Sekretaris GP Ansor Sumbar, ia pernah diamanahkan sebagai Ketua GP Ansor Kota Padang.

Ketua GP Ansor Sumbar Rusli Intan Sati menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Zulhardi Z Latif. “Meski saya gagal dalam pemilihan legislatif 9 April lalu, pelantikan Zulhardi ini sebagai gantinya. Walaupun daerahnya berbeda, yang penting kader Ansor tetap ada yang di legislatif,” kata Rusli yang pernah menjadi anggota DPRD Solok. (Armaidi Tanjung/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Kiai, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Senin, 19 Februari 2018

Penduduk Yatsrib Lapang Dada kepada Pendatang

Jakarta, Sang Pencerah Muslim?

Rasulullah berdakwah kepada Makkah untuk mengajak masuk Islam selama 13 tahun hanya mendapatkan pengikut 120 orang. Mereka disebut as-sabiqunal awwalaun. Karena itulah ia berhijarah ke Yatsrib, sebuah kota yang didirikan oleh Yatsrib bin Laum bin Syam bin Nuh. Kota yang kemudian dinamakan Madinah di kemudian hari.?

Di kota tersebut, Rasulullah dan pengikutnya mendapatkan masyarakat yang majemuk. Ada muslim pendatang bersama Rasulullah disebut Muhajirin. Ada penduduk beragama Nasrani, Yahudi, dan Majusi. ?

Penduduk Yatsrib Lapang Dada kepada Pendatang (Sumber Gambar : Nu Online)
Penduduk Yatsrib Lapang Dada kepada Pendatang (Sumber Gambar : Nu Online)

Penduduk Yatsrib Lapang Dada kepada Pendatang

“Karakter muhajirin adalah orang-orang yang hijrah meninggalkan tanah kelahirannya sampain menjadi miskin. Muhajirin meninggalkan kekayaan dan jabatannya. Apa yang dicari? Mereka mencari fadol (keutamaan) dari Allah dan ridha Allah,” terang KH Said Aqil Siroj mengutip ayat Al-Qur’an saat berceramah peringatan Maulid Nabi di halaman PBNU, Jakarta, Sabtu malam (3/12).

Sementara penduduk Yatsrib, menurut Ketua Umum PBNU tersebut terdapat dua suku, yaitu Aus dan Khajraj. Watak mereka digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai penduduk yang menerima lapang dada para pendatang.?

Sang Pencerah Muslim

“Orang-orang yang menyiapkan mental, tempat tinggal, fasilitas, menerima, dan menyambut kedatangan muhajirin. Orang pribumi memiliki rumah empat kamar. Mari separoan. Memiliki kebun empat hektare ayo separoan. Bintang ternak juga separoan. Hatinya mencintai muhajirin tanpa pamrih, tanpa tendensi apa-apa,” katanya.?

Penduduk Yatsrib, kata kiai asal Cirebon tersebut, sangat mendahulukan kepentingan muhajirin. Penduduk yang memiliki watak seperti itu, Rasulullah menamainya dengan ansor.

Mendahulukan kepentingan Muhajirin, lanjut pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah tersebut, dilakukan penduduk Ansor dalam kepemimpinan. Nabi Muhammad menjadi pemimpin umat Islam. Bendahara Utsman bin Affan. Panglima perang Umar bin Khatab. Serta semacam menteri pendidikan diserahkan kepada Ali bin Abi Thalib. (Abdullah Alawi)?

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Cerita, Kiai Sang Pencerah Muslim

Petani Palestina Belajar Teknik Hidroponik di Bandung

Bandung, Sang Pencerah Muslim

Sebanyak 20 orang petani dan pejabat otoritas pertanian Palestina mengikuti pelatihan dan belajar teknik hidroponik di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

"Sebanyak 20 peserta dari Palestina mengikuti pelatihan selama 20 hari di BBPP Lembang. Program pelatihan fokus pada teknik pertanian hidroponik dan kemasan," kata Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Kementerian Pertanian Surachman Suwardi, Selasa.

Petani Palestina Belajar Teknik Hidroponik di Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)
Petani Palestina Belajar Teknik Hidroponik di Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)

Petani Palestina Belajar Teknik Hidroponik di Bandung

Pelatihan itu menurut dia merupakan lanjutan dari program pelatihan pertanian dala rangka Selatan-Selatan yang telah bergulir sejak 1980.

Sedangkan peserta dari Palestina kali ini merupakan gelombang kedua, setelah rombongan pertama mengikuti program pelatihan sama tahun 2013.

Sang Pencerah Muslim

Para peserta ditangani oleh instruktur dari Balai Besar Pelatihan Pertanian dalam kegiatan teori, praktik lapangan, kunjungan ke lokasi penelitian hidroponik serta ke balai kemasan di Lembang Kabupaten Bandung Barat.

"Mereka selain mendapatkan teknik dan teori, juga melakukan praktik dan kunjungan sehingga lebih interaktif," kata Surachman.

Seperti pada kegiatan pelatihan yang digelar di Balai Besar Pelatihan Pertanian, para peserta cukup antusias mengikuti program yang dipandu oleh penterjemah.

Sang Pencerah Muslim

Selain mendapat penjelasan pengembangan pertanian hortikultura dan agrobisnis di sejumlah daerah di Indonesia, khususnya di Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Salah seorang peserta dari Palestina, Idham IP menyatakan mendapat banyak manfaat dari kegiatan yang digelar di kawasan itu.

Selain mengenal teknik pertanian hidroponik juga bisa melakukan sharing pengalaman terkait pengembangan hidroponik dan pasarnya.

"Selama di sini kami akan mempelajari dan berlatih teknik dihroponik, tentunya perlu modifikasi untuk bisa diterapkan di negara kami. Tapi prinsipnya bisa dilakukan di sana," kata Idham.

"Hari ini dan beberapa hari ke depan saya bisa bertanya banyak terkait teknik hidroponik, dan berinteraksi dengan mereka langsung di lapangan," katanya.

Sementara itu Kepala Bidang Program BBPP Lembang Affandi dan Irwan Wahyu menyiapkan program pelatihan internasional seperti itu. Ia menyediakan aula khusus untuk pelatihan peserta internasional.

"Kurikulum pelatihannya disesuaikan dengan kebutuhan mereka, termasuk peserta dari Palestina ini fokus pada hidroponik dan management kemasan. Kita juga melakukan sharing pengalaman sehingga pelatihan lebih intensif," kata Affandi.

Program kerja sama pelatihan pertanian dalam rangka kerja sama Selatan-Selatan sejak 1980 itu telah diikuti oleh 1.138 peserta dari negara ASEAN, Afrika 584 peserta, Asia minus ASEAN 660 peserta, Pasific 204 dan 32 peserta lainnya dari Amerika Selatan.

"Selain menggelar pelatihan di Indonesia, kami juga mengirim tenaga ahli pertanian ke luar negeri seperti Madagaskar, Timor Leste, Tanzania dan Fiji," kata Kepala Balai Pelatihan Pertanian Kementerian Pertanian Surachman Suwardi menambahkan. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 17 Februari 2018

Dari Bromocorah, Pendidikan Formal Hingga Pengembangan IT

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Pondok Pesantren Al-Hidayah di Desa Kalikajar Kulon Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu pesantren tertua yang ada di Kecamatan Paiton. Lokasi pesantren ini berada sekitar 7 km dari pusat Kota Kraksaan. Jarak tersebut bisa ditempuh sekitar 20 menit dengan kendaraan.

Keberadaan pesantren ini cukup dibutuhkan oleh warga sekitar. Sebab, berdirinya pesantren ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan warga, khususnya di bidang agama.

Dari Bromocorah, Pendidikan Formal Hingga Pengembangan IT (Sumber Gambar : Nu Online)
Dari Bromocorah, Pendidikan Formal Hingga Pengembangan IT (Sumber Gambar : Nu Online)

Dari Bromocorah, Pendidikan Formal Hingga Pengembangan IT

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah KH Jawahirul Kalamiyah mengisahkan, dulunya pesantren ini banyak dihuni oleh bromocorah (sebutan untuk orang-orang sejenis maling, brandal dan lain sebagainya).

Sang Pencerah Muslim

“Mereka sering melakukan kegiatan negatif seperti mengadu sapi, sabung ayam, hingga lokalisasi. Sehingga praktis relatif tidak ada sisi positif dari kawasan ini,” ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Kiai Jawahir sendiri merupakan pengasuh generasi keempat. Pesantren ini didirikan oleh KH. Mahfud Suriah pada tahun 1940 silam. Dimana pada saat awal berdirinya hanyalah berupa sebuah masjid. Masjid inipun didirikan karena atas dorongan sejumlah ulama sepuh. Setelah masjid ada, didirikan pula madrasah diniyah.

Setahun setelah berdiri, datanglah seorang santri yang berasal dari Desa Liprak Wetan Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo. Santri pertama ini merupakan rekomendasi dari KH Khozin Irsyad dari Desa Bladu Lor Kecamatan Banyuanyar yang merupakan guru Kiai Mahfud Suriah. Tiga tahun kemudian, santrinya bertambah menjadi 25 orang putra dan putri.

Kiai Jawahir menuturkan, dalam kurun waktu antara tahun 1950 hingga 1990, pesantren ini berkembang cukup pesat. Dari sisi kuantitas, jumlah santrinya mencapai 250 orang. Dimana waktu itu pesantren diasuh oleh KH Saifuddin Malik, putra pendiri pesantren. Tetapi setelah Kiai Saifuddin Malik wafat pada 1992, jumlah santri mulai menurun hingga tersisa sekitar 150 santri.

Keberadaan santri terus berkurang pada saat masa kepemimpinan KH Khoirurrozi Mahfud, ayah dari Kiai Jawahir. Dimana pada masa kepemimpinannya, santri yang mukim berkisar hanya sekitar 100 orang saja. Keadaan ini semakin terpuruk ketika KH Khoirurrozi wafat pada tahun 1999.

Selama lebih dua tahun, pesantren kehilangan pemimpin panutan. “Waktu Abah saya meninggal, kebetulan saya masih mondok di Pesantren Lirboyo, Kediri, “ tutur putra kedua KH Khoirurrozi tersebut.?

Kiai Jawahir sendiri resmi menjadi pengasuh sejak tahun 2001. Sejak saat itu, keberadaan pesantren kembali mulai berkembang. Sedikit demi sedikit santrinya sudah mulai bertambah.

Prioritaskan Perkembangan Pendidikan Formal

Di bidang pengembangan lembaga pendidikan, pendiri Pondok Pesantren Al-Hidayah KH Mahfud Suriah mendirikan MI Miftahul Ulum pada tahun 1959. Kemudian ketika diasuh KH Saifuddin Malik, pesantren ini mendirikan MTs Miftahul Ulum pada tahun 1979. Dilanjutkan dengan mendirikan RA Miftahul Ulum pada tahun 1990.

Pada masa kepemimpinan KH. Saifuddin Malik pula didirikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Miftahul Ulum. “Sebenarnya pada tahun 1990 sudah berdiri MA. Namun kemudian ditutup karena masalah manajemen. Lalu sempat didirikan lagi pada tahun 2008, namun lagi-lagi tutup dengan alasan yang sama,” ungkap Kiai Jawahir.

Pelajaran yang diberikan di pondok pesantren ini meliputi pendidikan saraf, nahwu, baca kitab kuning dan lainnya. Tidak hanya itu, dalam waktu senggang para santri diwajibkan membaca Al-Qur’an. Pendidikan umum juga diberikan kepada para santri.

“Sama seperti pondok pesantren pada umumnya. Cuma yang disini ini tidak hanya mengkhususkan ilmu agama saja. Seperti sebelum dan sesudah salat Subuh santri diharuskan membaca Al-Qur’an. Tujuannya, semata-mata agar supaya para santri selalu ingat dan selalu menjaga akhlak,” tegasnya.

Selain santri dari dalam lingkungan pondok pesantren, lembaga pendidikan formal di Pondok Pesantren Al-Hidayah juga menerima siswa dari luar. Ke depan, Kiai Jawahir berencana mendirikan lembaga pendidikan setingkat SMA. Tetapi belum dipastikan bentuknya seperti apa. “Tentunya semua tergantung dari animo masyarakat. Nanti bentuknya bisa berupa SMK, SMA atau MA,” tukasnya.

Kembangkan IT Untuk Masyarakat

Selain SMA, Kiai Jawahir menginginkan adanya pengembangan pendidikan di bidang informasi teknologi (IT). Dalam jangka pendek, pengembangan IT tersebut akan segera diwujudkan. Hal ini, bertujuan untuk memberikan sarana informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat dan peserta didik.

Selama ini menurutnya, penggunaan IT di kalangan masyarakat masih sering disalahgunakan. Terutama untuk mengakses konten negatif. Seharusnya, pendidikan IT lebih menonjolkan konten edukatif kepada masyarakat.

“Oleh karenanya, kami berkeinginan untuk memberikan akses informasi dengan tujuan untuk memperbaiki penyalahgunaan tersebut,” tutur alumnus fakultas Tarbiyah tersebut.

Menurut Kiai Jawahir, jika masyarakat melek IT, hal itu akan memudahkan ulama untuk berdakwah. Meski yang dilakukan tersebut tidak menggunakan cara yang konvensional. “Tapi dakwah secara tradisional juga harus terus dilakukan dan dipertahankan,” pungkasnya. (Syamsul Akbar)

Foto: Aktivitas class meeting yang dilakukan santri menjelang liburan semester di Pondok Pesantren Al-Hidayah Desa Kalikajar Kulon Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai Sang Pencerah Muslim

Jumat, 02 Februari 2018

Mengapa Tanah Wakaf Kena Pajak? Ini Alasannya

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Beberapa waktu yang lalu tersiar berita mengenai pertanyaan KH Syukron Makmun tentang tanah wakaf yang dikenai pajak kepada Presiden. Dalam keterangan pers di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (4/4/2017), ia menyatakan bahwa tanah wakaf yang dikelolanya dikenai pajak.

Mengapa Tanah Wakaf Kena Pajak? Ini Alasannya (Sumber Gambar : Nu Online)
Mengapa Tanah Wakaf Kena Pajak? Ini Alasannya (Sumber Gambar : Nu Online)

Mengapa Tanah Wakaf Kena Pajak? Ini Alasannya

"Saya sendiri ditagih pajak, yang jumlahnya nanti istighfar mendengarnya," kata Syukron Makmun.

Padahal, menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Pasal 3 Ayat 1, tanah yang digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional, dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan, tidak dikenakan pajak bumi dan bangunan.

Menurut Anggota Badan Wakaf Indonesia Soraya Devi, tanah wakaf yang dikenai pajak bisa jadi karena tanah itu belum memiliki sertifikat wakaf.

"Yang sekarang banyak terjadi adalah tagihan pajak timbul karena banyaknya tanah wakaf yang belum bersertipikat hak milik wakaf," jelas Devi, Selasa (5/4/2017) malam.

Sang Pencerah Muslim

Ia mencontohkan tanah wakaf yang masih bersertifikat hak milik (SHM), hak guna bangunan (HGB), hak guna usah (HGU), girik, dan verponding.

Sang Pencerah Muslim

Untuk bisa mendapatkan sertifikat wakaf, menurut Devi, persyaratan berupa warkat atau surat-surat tanah harus lengkap. Namun, "Kelengkapan warkat inilah kendala utama," ujar Devi.

Untuk itu, Devi berharap Badan Pertanahan Nasional bisa mengeluarkan kebijakan yang lebih memudahkan nazhir untuk mendapatkan sertifikat wakaf.

"Terutama sertifikat wakaf untuk tanah yang di atasnya ada masjid," kata Devi.

Mengenai tanah wakaf yang digunakan untuk kegiatan usaha wakaf produktif, Devi menyatakan bahwa hanya kegiatan usahanya yang dikenai pajak. Adapun tanahnya tidak dikenai pajak jika sudah bersertifikat wakaf. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, Kiai Sang Pencerah Muslim

Kamis, 18 Januari 2018

Moderatisme Islam ala Kiai Ahmad Shiddiq, Seperti Apa?

Tangerang Selatan, Sang Pencerah Muslim

Akar istilah Islam moderat sudah ada dalam sejarah masyarakat Indonesia, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). Istilah tersebut semakin menonjol manakala KH Ahmad Shiddiq menggunakannya di dalam bukunya Khittah Nahdliyyah yang terbit tahun 1977 dan buku Islam, Pancasila, dan Ukhuwwah Islamiyyah tahun 1985. 

Demikian pemaparan Ahmad Najib Burhani saat menjadi narasumber dalam diskusi yang diselenggarakan Islam Nusantara Center di Ciputat, Sabtu (25/11).  

Menurut Najib, Kiai Ahmad Shiddiq menggunakan empat kriteria untuk memaknai Islam moderat yaitu tawasuth, itidal, tawazun, dan tasamuh.  

Moderatisme Islam ala Kiai Ahmad Shiddiq, Seperti Apa? (Sumber Gambar : Nu Online)
Moderatisme Islam ala Kiai Ahmad Shiddiq, Seperti Apa? (Sumber Gambar : Nu Online)

Moderatisme Islam ala Kiai Ahmad Shiddiq, Seperti Apa?

Dulu pada masa Al Ghazali, Islam moderat muncul dari dua isu yang berkembang, yaitu kelompok rasionalis dan tradisionalis. Al Ghazali menempatkan Islam moderat berada di tengah-tengah dua kelompok tersebut.  Akan tetapi, konsep Islam moderat terkadang menjurus kepada sikap pragmatis dan kompromis. 

"Karena itu saya mencoba melihat ummatan wasathan menurut Kiai Ahmad Shiddiq dengan pendekatan yang disampaikan oleh Michel Foucault,” tuturnya.

Sang Pencerah Muslim

Najib mengemukakan, yang dimaksud moderat itu bukan hanya ditengah tetapi juga kemampuan untuk mengontrol sifat nafsu yang berlebihan baik yang ekstrim kiri liberal ataupun yang ekstrim kanan tekstual. 

"Inilah mengapa Kiai Ahmad Shiddiq ini menggunakan istilah tawassuth dikombinasikan dengan itidal dan tawazun," imbuhnya.

Di NU, moderatisme Islam mengacu pada akidah Asyariyah, tasawuf Ghazaliyah, dan fikih empat imam madzhab.  

Bagi Najib, untuk mengukur moderatisme Islam seseorang bisa dilihat dari cara pandangnya terhadap Islam, implementasi Syariat Islam, dan terorisme. 

"Jika anda tidak setuju dengan hal tersebut, anda bisa dikatakan sebagai moderat. Ini yang terjadi sekarang," katanya. 

Sang Pencerah Muslim

Meski demikian, ia menilai moderatisme Islam di Indonesia masih samar dalam beberapa persoalan seperti isu Ahmadiyah, LGBT, dan pornografi. Di dalam hal ini, mereka yang mengaku cinta tanah air bisa bergabung dengan Islam garis keras.

"Ini seakan menjadi common undestanding pada masyarakat Islam Indonesia bahwa yang moderat itu yang mendukung NKRI," lanjutnya. (Red: Muchlishon Rochmat)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Kiai, Internasional Sang Pencerah Muslim

Rabu, 17 Januari 2018

Menyingkap Berkah Kabah

Orang yang mengetahui sejarah Kabah tak akan membantah bahwa dari sembilan keajaiban dunia, Baitullah (rumah Allah) adalah tempat yang paling ajaib. Bangunan berukuran 12,84 meter (sisi timur laut), 12,11 meter (sisi barat daya), 11, 28 meter (sisi barat laut), dan 11,53 meter (sisi tenggara) itu, menyedot perhatian banyak orang. Bahkan pemerintah negara-negara Muslim mencurahkan perhatian khusus, dan sudah berlangsung dari masa ke masa.

Lembah tandus, sempit --tidak lebih dari 700 langkah pada awalnya-- dengan dikelilingi gunung cadas dan tidak ditumbuhi pepohonan, sebelum kedatangan Nabi Ibrahim dan Ismail jauh dari hiruk pikuk manusia. Tak ada aktivitas manusia, bahkan burung-burung pun enggan hinggap di lembah tersebut karena memang untuk mendapatkan air saja sangat sulit.

Menyingkap Berkah Kabah (Sumber Gambar : Nu Online)
Menyingkap Berkah Kabah (Sumber Gambar : Nu Online)

Menyingkap Berkah Kabah

Saat ini, tanah tandus itu gemerlap. Menyaksikan kemegahan Mekah sekarang sulit membayangkan kesulitan Siti Hajar saat mondar-mandir mencari air untuk sekadar diminum, setelah bekal untuk Ismail habis. Kini, lembah tersebut menjadi kota padat, setiap harinya didatangi banyak umat manusia dari berbagai belahan dunia.

Kota Mekah setiap tahunnya didatangi sekitar 7-8 juta orang (hlm. 117). Jumlah kunjungan tiap tahunnya terus mengalami tren peningkatan, sehingga harus dibatasi. Rasanya belum ada satu pun kota di dunia yang menyamai Mekah dan Madinah dalam kunjungan orang asing tiap tahunnya.

Sang Pencerah Muslim

Kementerian Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi mencatat, pada tahun 2012, jumlah jemaah haji saja yang mendatangi dua kota tersebut sekitar 2,9 juta orang. Rilis tersebut meningkat drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Jemaah umrah lebih tinggi lagi. Selama bulan Ramadhan 1433 H saja mencapai 4,8 juta (hal. 117).

Sang Pencerah Muslim

Banyaknya pengunjung dari berbagai belahan dunia memberikan berkah ekonomis pada pemerintah dan warga yang tinggal di Mekah, Madinah dan sekitarnya seperti Jeddah. Dalam kurun waktu 2004-2005 saja, Kepala Komisi Transportasi, Kamar dan Industri Arab Saudi menyebutkan angka sekitar 30,6 miliar Riyal (Rp. 76,5 triliun) devisa yang diperoleh dalam kurun waktu 2004-2005. Dalam setiap tahunnya, devisa yang masuk terus meningkat (hal. 118).

Hal ini tentu tidak lepas dari doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim saat melepas istri dan putranya, Siti Hajar dan Ismail, di tanah yang tidak memiliki tanam-tanaman itu. Allah mengabadikan doa Nabi Ibrahim dalam Al Quran Surah Ibrahim (14): 37.

Untuk meningkatkan pelayanan jemaah haji dan umrah yang terus membludak dibutuhkan banyak investasi. Guru besar ekonomi Saudi Fahd al-Andeejani menyatakan, investasi di bidang jasa akan lebih banyak lagi menyerap tenaga kerja. Saat ini yang sudah berjalan layanan penyediaan air Zamzam (hal. 119).

Arab News mencatat, sektor jasa penyediaan air Zamzam menyerap ribuan tenaga kerja. Belum lagi sektor jasa lainnya seperti menginapan dan katering yang menghasilkan keuntungan hingga 3 miliar riyal atau sekitar Rp7,5 trilian. Sementara sektor transportasi diperkirakan meraup keuntungan hingga 5 miliar Riyal atau Rp. 12,5 triliun. Belum lagi suvenir seperti sajadah, karpet, parfum dan perhiasan (hal. 119-120).

Peluang besar ini tampaknya terendus hingga ke Indonesia. Hingga saat ini, masyarakat yang kesulitan mengakses pekerjaan di negeri ini menjadikan Arab Saudi sebagai negara tujuan utama mencari nafkah, sekalipun ada banyak TKW yang mengalami perlakuan tidak manusiawi. Pemilihan negeri para nabi sebagai tempat TKI terbanyak selain Malaysia bukan semata karena upah.

Selain karena upah yang lumayan besar, tenaga kerja lebih memilih Arab Saudi sebagai tempat mencari nafkah karena keuntungan yang diperoleh tidak semata berorientasi dunia. TKI tidak hanya memperoleh uang tapi sekaligus bisa menyempurnakan rukun Islam yang kelima, menunaikan umrah atau haji, yang tidak ditemukan di negara lain.

Buku Sejarah Kabah yang ditulis Guru Besar Sejarah Islam Universitas Ain Shams, Kairo, Mesir, Prof. Dr. Ali Husni al-Kharbuthli, menjawab 1001 pertanyaan seluk beluk bangunan Kabah, dari masa ke masa.

Dengan bahasa bertutur yang cukup baik, tidak seperti literatur sejarah pada umumnya yang cenderung menoton dan membosankan, dalam buku setebal 361 itu dikupas aspek agama, politik, ekonomi dan sosial yang mengiringi bangunan Kabah yang tetap berdiri kokoh tak lapuk dimakan zaman.

Penerbit Turos Pustaka menyisipkan hasil kajian ilmiah tentang Ka’bah. Juga dilengkapi panduan haji dan umrah. Wallahu a’lam.

Judul: Sejarah Kabah

Penulis: Prof Dr. Ali Husni al-Kharbuthli

Penerbit: Turos Pustaka

Terbitan: Ketiga, September 2013

Tebal: 364 halaman

ISBN: 978-602-99414-9-4

Peresensi: M. Kamil Akhyari, Guru SMPI Nurul Ishlah dan SMK Nurul Huda, Kecamatan Bluto Sumenep. Alumni Fakultas Ushuluddin, Instika.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Warta, Kiai Sang Pencerah Muslim

Jumat, 12 Januari 2018

Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu Pandangan

Zarandiyeh, Sang Pencerah Muslim. Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad mengungkapkan bahwa kemajuan bangsanya memerlukan usaha-usaha, kerjasama dan titik temu pandangan dengan komunitas internasional.

Pernyataan itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara peresmian pabrik semen terbesar Iran yang berlokasi di pusat kota Zarandiyeh, Provinsi Markazi, Iran, Kamis (7/6).

Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu  Pandangan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu Pandangan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu Pandangan

"Seluruh sektor di Iran harus dikembangkan. Kita mesti berupaya menghasilkan produk-produk yang cukup murah dan mengurangi harga jual," terangnya seperti dilansir sumber Irna.

Sang Pencerah Muslim

Presiden yang menjadi ancaman pemerintahan Bush itu mengatakan, Iran harus menjadi negara konstruktor pabrik semen dalam panggung internasional.

Sang Pencerah Muslim

Ahmadinejad menambahkan, "negara-negara tertentu telah meminta Iran untuk membangun pabrik-pabrik semen bagi mereka. Ini akan menjadi peluang yang tepat untuk mempromosikan industri-industri negara."

"Para investor perlu memperhatikan peluang yang ada. Mereka perlu meningkatkan produksinya hingga level tertinggi dan menaruh perhatian pada kongsi-kongsi luar negeri," katanya.

Dalam kesempatan itu, presiden juga mengingatkan seluruh rakyatnya untuk bahu-membahu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk kemajuan Iran.

"Kita harus memanfaatkan barang tambang, tenaga kerja, dan para ahli untuk membangun perusahaan-perusahaan baru," imbuhnya.

Presiden juga mengingatkan rakyatnya untuk mentolelir desakan luar negeri yang tidak menginginkan Iran mengembangkan temuan-temuan saintifik.

"Kita ingin membangun Iran sebagai negara yang paling kuat. Kita menghadapi banyak masalah di jalan ini," katanya. (dar)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Kiai, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 20 Desember 2017

Bantu Sesama dengan Beasiswa untuk yang Kurang Mampu

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Pertemanan dan persahabatan pada masa remaja adalah salah satu hal terindah yang diperoleh oleh para pelajar di sekolah lanjutan. Kenangan pada keduanya, dapat membuahkan hasil positif bila ditindaklanjuti dengan baik dan benar.

Dengan penalaran di atas, meski tak dapat lagi disebut sebagai remaja (bahkan anak-anak mereka pun kini sudah remaja), para alumnus SMPN 1 Kudus angkatan 1986 dan SMAN 1 Kudus angkatan 1989 mencoba melanggengkan kenangan indah tersebut dengan memberikan beasiswa pendidikan dan saling membantu antar sesamanya.

Bantu Sesama dengan Beasiswa untuk yang Kurang Mampu (Sumber Gambar : Nu Online)
Bantu Sesama dengan Beasiswa untuk yang Kurang Mampu (Sumber Gambar : Nu Online)

Bantu Sesama dengan Beasiswa untuk yang Kurang Mampu

Ide pemberian beasiswa dan tekad untuk saling membantu dalam menghadapi pergulatan hidup ini tercetus dalam reuni mereka yang digelar pada tanggal 23 September lalu, bertempat di Omah Mode Jl. Ahmad Yani No. 38 Kudus.

Sang Pencerah Muslim

Acara Reuni ini dihadiri oleh sekitar seratusan alumni angkatan tersebut. Acara ini terselenggara atas prakarsa Anief Wiharto sebagai ketua panitia dan Bambang Sugeng dengan dibantu oleh teman-teman lainnya.

Sang Pencerah Muslim

Nuruddin, Salah seorang alumni menyatakan, meskipun bersekolah di institusi negeri, namun jiwa religius tetap merupakan ciri para pelajar di Kudus sejak dahulu. Para siswa tetap menjalani rutinitas mengaji di madrasah, meskipun mereka sekolah di SMP Negeri.

"Jadi sampai sekarang, tidak aneh bila iklim religius tetap mewarnai pergaulan teman-teman. Termasuk dalam mewujudkan keinginan untuk bisa laing membantu dengan memberikan beasiswa dan kerjasama-kerjasama usaha," terang Nuruddin. (min)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Rabu, 13 Desember 2017

Sempat Tertinggal, Al Kahfi Jinakkan Nurul Khaerat 4-1

Bandung, Sang Pencerah Muslim

Tim asal Kebumen, Al Kahfi menunjukkan mental permainan yang tangguh saat menundukkan perlawanan Nurul Khaerat Lil Muhibbin. Sempat ketinggalan terlebih dulu, Al Kahfi membalikkan keadaan dengan skor meyakinkan, 4-1. Laga putaran akhir babak grup Liga Santri Nusantara (LSN) ini digelar pada pagi hari, 25 Oktober 2017, di Stadion Lodaya, Bandung.

Sempat Tertinggal, Al Kahfi Jinakkan Nurul Khaerat 4-1 (Sumber Gambar : Nu Online)
Sempat Tertinggal, Al Kahfi Jinakkan Nurul Khaerat 4-1 (Sumber Gambar : Nu Online)

Sempat Tertinggal, Al Kahfi Jinakkan Nurul Khaerat 4-1

Babak pertama pertandingan berjalan kurang menarik dan minim peluang. Kedua tim sama-sama gagal menunjukkan bentuk permainan terbaik. Baik Al Kahfi yang berseragam strip biru putih,maupun Nurul Khairat yang memakai kostum hjau hitam, sepertinya sempat kesulitan beradaptasi dengan permukaan rumput lapangan sintetik di  Stadion Lodaya yang membuat bola bergulir lebih cepat. Sampai peluit wasit mengakhiri babak pertama, kedua tim gagal membobol gawang lawan.

Di babak kedua, pertandingan berjalan jauh lebih baik. Gol cepat Nurul Khaerat pada menit 36 memecahkan skor kacamata sekaligus memaksa Al Kahfi memberikan perlawanan lebih kuat. Gol pertama ini bermula dari tusukan pemain Nurul Khaerat di depan kotak penalti lawan. Para pemain Al Kahfi yang terlalu berkonsentrasi pada bola, gagal mengantisipasi operan pemain lawan di sisi kiri pertahan. Dari sisi kiri pertahanan lawan, pemain Nurul Khaerat memberi umpan silang mendatar yang disambut dengan tendangan dari jarak dekat. 0-1 untuk Nurul Khaerat.

Sang Pencerah Muslim

Al Kahfi yang tersengat gol lawan membalas pada menit ke-49 Gol ini bermula dari pemain sayap kiri Al Kahfi yang memenangkan duel dengan bek kanan lawan. Ia berlari bebas dan mengirim operan datar ke kotak penalti lawan. Penyerang yang dioper dengan cerdik mengelabui pengawalnya dengan mengoper bola ke sebelah kanan, di mana Kampten tim Bayu Aji berdiri tanpa kawalan. Dengan tenang pemain bernomor 12 ini mengirim bola datar yang tak bisa dijangkau kiper lawan.

Pada menit ke-61 Al Kahfi membalikkan keadaan lewat gol kedua mereka yang memanfaatkan kesalahan lini belakang lawan. Kegagalan komunikasi antara kiper dan bek Nurul Khairat dalam mengantisipasi serangan membuat bola justru jatuh ke kaki sayap Al Kahfi Rahmat S yang tinggal berhadapan dengan gawang kosong. 2-1

Sang Pencerah Muslim

Menit ke-65 Al Kahfi menambah keunggulan menjadi 3-1 lewat tendangan penyerang Sahrul M dari dalam kotak penalti. Beberapa menit kemudian, gol Al Kahfi yang bermula dari umpan terobosan, dicetak oleh Faozan, menggenapi skor akhir menjadi 4-1. Skor ini bertahan sampai pertandingan usai.

Pelatih Nurul Khairat, Kamaludin, mengakui bahwa lawannya secara teknik lebih kuat dan mampu memanfaatkan kelemahan di lini belakang tim asuhannya.

“Pemain kami memang secara teknik kalah. Semoga ini bisa jadi pengalaman buat anak-anak agar di Liga Santri selanjutnya bisa lebih baik,” kata kamal usai pertandingan.

Sementara Pelatih Al Kahfi, Supriyanto, mengaku puas dengan hasil akhir pertandingan, meskipun pemainnya sempat kesulitan beradaptasi dengan lapangan rumput sintetis.

“Ini pengalaman pertama kami (bermain di rumput sintetik), jadi sempat kesulitan. Tapi anak-anak staminanya lebih kuat dan mentalnya juga bagus. Saya melihat kelemahan lawan di lini belakanga, karenanya saya instruksikan tim untuk terus menekan,” kata Supriyanto. (Ahmad Makki/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, Jadwal Kajian, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Minggu, 10 Desember 2017

Ancam NKRI, Pagar Nusa Siap Bubarkan Konferensi HTI

Tasikmalaya, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat siap membubarkan Konfereni Islam dan Peradaban yang akan dilaksanakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Asia Plaza Kota Tasikmalaya pada Ahad 1 Juni 2014 besok. Konferensi tersebut rencananya akan dihadiri anggota HTI se-Priangan Timur.

Ancam NKRI, Pagar Nusa Siap Bubarkan Konferensi HTI (Sumber Gambar : Nu Online)
Ancam NKRI, Pagar Nusa Siap Bubarkan Konferensi HTI (Sumber Gambar : Nu Online)

Ancam NKRI, Pagar Nusa Siap Bubarkan Konferensi HTI

“Jika aparat, baik pemerintah Kota Tasikmalaya, Polri maupun TNI tidak mampu membubarkan Konferensi HTI tersebut, maka kami PC Pencak Silat NU Pagar Nusa Kabupaten Tasikmalaya siap membubarkan acara tersebut dengan segala resikonya,” tegas Yoga Arif Maulana, salah seorang koordinator aksi saat melakukan aksi pembubaran Konferensi Peradaban Islam HTI di Tugu Adipura Kota Tasikmalaya tadi siang.

Aksi pembubaran acara HTI tersebut dilakukan, lanjut Yoga, karena jelas mereka merupakan aliran yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan membiarkan acara tersebut berlangsung, katanya, berarti kita membiarkan mereka merongrong keutuhan bangsa.

Sang Pencerah Muslim

“Ya jelas, mereka itu melakukan makar terhadap keutuhan NKRI dan persatuan bangsa. HTI ingin merubah dasar negara kita, mereka tidak mengakui Pancasila, UUD 45. Maka, sudah merupakan kewajiban kita sebagai penerus perjuangan para ulama pendiri bangsa untuk mengusir dari bumi Indonesia,” paparnya.

Yang paling menyakitkan, dia menambahkan, pelaksanaan konferensi tersebut bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila. “Ini bentuk pelecehan terhadap bangsa. Ini ada apa? Masa aparat pemerintah, TNI maupun Polri membiarkan para pelaku makar melakukan acara tepat di hari kelahiran Pancasila, 1 Juni. Apakah mereka tidak mengetahui perjuangan para pahlawan pendiri bangsa kita,” ucap Yoga.

Sang Pencerah Muslim

Ditemui di sela-sela aksi, Ketua Pagar Nusa Kabupaten Tasikmalaya, Moch An’am Nazily menambahkan, jika HTI tetap melaksanakan acara tersebut, maka Pagar Nusa Kabupaten Tasikmalaya akan turun lagi dengan jumlah pasukan lebih banyak. “Harap dicatat, aksi hari ini tidak akan berhenti sampai di sini. Target kita acara HTI harus bubar. Selamatkan NKRI, selamatkan Pancasila dan kita selamatkan Aswaja,” tegasnya.

Sementara itu, dalam aksi tersebut, peserta aksi memasangkan spanduk penolakan bertuliskan “Bubarkan Hizbut Tahrir Indonesia” di lokasi aksi dan Asia Plaza, tempat yang akan dijadikan lokasi acara HTI tersebut. (Asep Sufian Sya’roni/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai Sang Pencerah Muslim

Upaya UNU Indonesia Berantas Mental Korup

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Korupsi di Indonesia telah merajalela pada semua level, dari pejabat tinggi sampai pejabat tingkat bawah. Mengingat merebaknya tindak pidana korupsi membuat Fakultas Hukum UNU Indonesia mengundang KPK dan ICAC (lembaga korupsi Hong Kong) ke Gedung PBNU, Senin (20/2) pada acara seminar bertajuk Mencegah dan Memberantas Korupsi: Belajar dari Hongkong.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo yang hadir dalam seminar itu mengatakan, bahwa lembaganya memang banyak belajar dari beberapa negara tetangga, seperti Hongkong yang lembaga korupsinya (ICAC) berdiri relatif lebih lama yaitu sekitar tahun 1974.

Upaya UNU Indonesia Berantas Mental Korup (Sumber Gambar : Nu Online)
Upaya UNU Indonesia Berantas Mental Korup (Sumber Gambar : Nu Online)

Upaya UNU Indonesia Berantas Mental Korup

Menurutnya, mesin birokrasi (di Indonesia) harus diperbaiki. Ia mengambil contoh pada negara Amerika Serikat yang mengelola laut itu hanya dua institusi, tapi di indonesia itu 6 institusi. contoh lain juga mengenai pegawai negeri di banyak negara yang hanya diurusi oleh 1 kementrian. tapi di Indonesia (yang mengurusi) itu 5.

“Boros. Itu harus disederhanakan,” tegas pria kelahiran Magetan, Jawa Timur itu.?

Sang Pencerah Muslim

Indonesia juga perlu banyak belajar dari negara-negara di tempat lain dalam hal alokasi anggaran untuk KPK.?

“Kalau kapasitas kelembagaan, anggaran KPK tahun ini (2017) 853 milyar, separuhnya dari Hongkong. ? Hongkong 1,6 trilyun, padahal Hongkong penduduknya 7 juta-an sedangkan Indonesia penduduknya 250 juta,” jelasnya.?

Selain Ketua KPK, UNU Indonesia juga menghadirkan Tony Kwok, aktivis antikorupsi dari Jepang yang pernah menjabat sebagai Former Deputy Commissioner & Head of Operations ICAC (Independent Commissions Against Corruption) periode 1996-2002. (Husni Sahal/Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Kiai Sang Pencerah Muslim

Jumat, 08 Desember 2017

Menolong Tanpa Memandang Agama

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pemanfaatan masjid, gereja, wihara, pura, klenteng sebagai tempat pengungsian para korban bencana alam semestinya dilihat sebagai keinginan para pengelolanya  untuk menolong  maupun berbuat kebaikan. Tujuan baik itu tidak sepatutnya dicurigai sebagai upaya mengubah keyakinan agama para pengungsi. Sebaliknya, sudah semestinya diapresiasi sebagai bentuk kepedulian umat beragama kepada para korban bencana. 



Menolong Tanpa Memandang Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
Menolong Tanpa Memandang Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

Menolong Tanpa Memandang Agama

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Imam Azis kepada Sang Pencerah Muslim, di Jakarta, Jumat, 12 November 2010. Pendapat itu disampaikan menanggapi peristiwa pemindahan puluhan pengungsi korban bencana Merapi yang beragama Islam dari Gereja Ganjuran atas permintaan belasan orang yang mengenakan baju terusan panjang dan surban pada Senin, (8/11). Diduga tuntutan disampaikan karena khawatir para pengungsi muslim pindah agama.

Kedatangan belasan orang yang mengenakan baju terusan panjang dan surban ke Gereja Ganjuran itu pada akhirnya mengundang kehadiran dari Sri Sultan Hamengkubuwono X, beserta Permaisrui GKR Hemas. Dalam pertemuan antara perwakilan pengungsi dan kelompok massa bersurban itu, selaku mediator, Sri Sultan meminta para pengungsi memahami situasi dan memilih untuk pindah dari Gereja Ganjuran. Para pengungsi

Sang Pencerah Muslim

muslim akhirnya mengalah demi mengikuti keinginan kelompok massa  dan saran Sultan pindah ke Bangsal Rumah Dinas Bupati Bantul, pada Selasa (9/11).

Sang Pencerah Muslim

Permintaan tersebut dinilai sejumlah kalangan berlebihan. Sebab, langkah Gereja Ganjuran membukakan pintu bagi puluhan pengungsi asal Cangkringan yang meminta tempat berteduh sementara akibat letusan dasyat Merapi pada  Jumat (5/11) sebagai wajar. Namun, sekelompok massa bersurban tersebut justru mendatangi  gereja, memaksa pengungsi pindah tempat.

“Dalam situasi darurat, seharusnya semua pihak tidak perlu mempersoalkan siapa yang menolong, atau siapa yang ditolong. Kewajiban orang pertamakali adalah menyelamatkan nyawa dan keamanan dari rasa takut ,” kata mantan Direktur Lembaga Penerbitan  LKIS Yogyakarta ini.

Langkah Gereja Ganjuran memberi tempat berteduh bagi pengungsi, tambah Imam Azis, sudah lumrah. "Itu kewajiban kemanusiaan, tidak pandang agama apapun, “ imbuh salah seorang Ketua PBNU ini. Sementara, bagi pengungsi, pemilihan Gereja Ganjuran sebagai tempat pengungsian, juga masuk akal, lantaran gereja yang terletak di  desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro berjarak relatif aman, sekitar 40 kilometer dari puncak Merapi.  

Reputasi Baik

Dengan pendapatnya itu, Imam Azis merasa aneh dengan langkah pemindahan paksa para pengungsi muslim dari gereja hanya karena curiga akan diubah agamanya. “Tidak semudah itu orang mengubah agamanya. Karena gereja, masjid, dan bangunan publik lain memang menjadi tujuan orang-orang yang sedang mencari perlindungan,” terang Imam Azis.

Menurut alumni IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, penilaiannya itu bukan asal. “Saya tahu Gereja Ganjuran sudah punya reputasi baik dalam penanganan tanggap darurat, dalam peristiwa Gempa Bumi 2006 di Yogyakarta. Saat itu tidak ada usaha pengalihan akidah. Mereka memiliki etika bersama, yakni kemanusiaan,” tandas Imam Azis. (abd)        

   

   

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sejarah, Makam, Kiai Sang Pencerah Muslim

Jumat, 01 Desember 2017

Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin?

Oleh Rifqi Qowiyul Iman

Beberapa hari yang lalu penulis menemukan sebuah video Syekh Ali Jum’ah (Mantan Mufti Republik Arab Mesir) pada salah satu stasiun TV yang diunggah ke halaman resminya. Dalam sesi tanya jawab dengan salah satu penonton Syekh Ali Jum’ah ditanya “Apakah seorang Muslim yang meninggal pada kejadian meledaknya salah satu gereja di Mesir termasuk syahid?”.

Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin? (Sumber Gambar : Nu Online)
Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin? (Sumber Gambar : Nu Online)

Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin?

Dengan didahului penjelasan yang bijaksana serta kedalaman ilmu, Syekh menjelaskan terlebih dahulu tentang konsep nasionalisme dan pentingnya kebebasan beragama sebagaimana yang tertera di dalam Undang-Undang (Dustur) Republik Arab mesir. Pada akhir pembicaraan beliau menyatakan bahwa mereka mendapatkan pahala sama seperti para syuhada.

Keterangan dari Syekh mengingatkan penulis tentang apa yang telah menjadi tradisi NU khususnya rekan-rekan Banser selama ini. Bukan sekadar menjadi korban, rekan-rekan Banser bahkan terkesan berkorban demi keamanan praktik ibadah kaum Nasrani yang dilaksanakan di gereja-gereja setempat. Dan kita tentu masih ingat Almarhum Riyanto, Banser yang mengorbankan diri demi keselamatan saudara-saudara kaum Nasrani di Gereja Eben Heazer, Mojokerto 16 tahun silam.

Sang Pencerah Muslim

(Baca: Kisah Banser Riyanto Meninggal Demi Kemanusiaan)

Sang Pencerah Muslim



Bagi sebagian pihak, tradisi ini mungkin tidak dianggap sebagai sesuatu yang bernilai ibadah. Boro-boro, bahkan salah satu tokoh yang mengaku bermanhaj Ahlussunnah wal Jama’ah menuding bahwa menjaga gereja berarti membantu praktik kemusyrikan dan kekafiran.

Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa yang dijaga bukan sekadar bangunan tempat melaksanakan ritual sekelompok agama tertentu. Namun yang lebih dari itu, sebagaimana yang dinyatakan almarhum Gus Dur, bahwa yang dijaga adalah keamanan manusia dan tanah air.

Karenanya, bagi NU menjaga gereja bukan sekadar soal berlagak toleran, bukan pula soal berlagak heroik, ia adalah ejawantah dari nilai-nilai kemanusiaan yang selalu dijunjung tinggi oleh agama. Tidak heran bila Gus Dur, Maulana Al-Habib Luthfi bin Yahya dan kiai-kiai NU tanpa segan-segan menginstruksikan Banser untuk menjaga gereja demi terwujudnya niai-nilai kemanusiaan yang mulia ini.

Sebenarnya, banyak sekali tradisi dan ritual kemanusiaan NU yang selama ini telah membumi di masyarakat. Termasuk istighosah yang dilaksanakan di Jawa Timur baru-baru ini, yang sebenarnya bukan hal baru bagi warga NU. Bukan pula sebagai bentuk tandingan atas apa yang ramai di Jakarta beberapa bulan kemarin. Soal niat, warga NU bahkan tidak ada urusan dengan satu atau dua individu terntentu. Kompleksitas permasalahan negeri lah yang mendorong warga Nahdliyin untuk mengetuk pintu langit agar bangsa diberi keberkahan dan keselamatan serta kemakmuran. Serta terbebas dari permasalahan-permasalahan moral yang melanda saat ini. Pun soal amar makruf nahi mungkar, beberapa golongan mencibir NU yang dianggap melempem, tanpa tahu bahwa bagi para Nahdliyin amar makruf adalah berdakwah dengan rahmah, dan nahi mungkar adalah berperang melawan permasalahan bangsa, seperti kemiskinan, intoleransi, kebodohan dan radikalisme.

Nasionalisme NU bahkan dicibir sebagai nasionalisme kebablasan, tanpa tahu bahwa konsep NKRI adalah sebuah produk ijtihad keagamaan para ulama Rabbani yang diikat dengan konstitusi. Karenanya, pekikan “NKRI harga mati” adalah ejawantah kepatuhan kaum Nahdliyin terhadap dawuh para ulama. Dan jika pada momen-momen kemarin NU dianggap tidur dan bukan lah NU yang dulu, maka ketahuilah kaum Nahdliyin sudah bergerak melampaui semua yang dilakukan beberapa pihak baru-baru ini. Dan kaum Nahdliyin adalah kaum yang berjuang, ber-amar makruf, ber-nahi mungkar dengan kedalaman ilmu dan adab. Sehingga, perlu dipertanyakan “sudahkah kita mengenal NU dan Nahdliyin?”.

Penulis adalah mahasiswa pascasarjana pada Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam (PSKTTI) Universitas Indonesia.



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, Kiai Sang Pencerah Muslim

Kehadiran Islam Tak Berarti Menghapus Agama Sebelumnya

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Islam adalah kelanjutan serta pelengkap dari episode sejarah agama-agama terdahulu. Kehadiran agama Islam tidak berarti menghapuskan ajaran agama-agama sebelumnya.

Demikian disertasi yang dipertahankan dalam ujian promosi doktor di bidang tafsir-hadis Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Senin (27/1) lalu. Disertasi bertajuk “Abrogasi Agama-Agama Pra-Islam” diajukan oleh Sa’dullah, kader NU asal Cirebon, Jawa Barat.

Kehadiran Islam Tak Berarti Menghapus Agama Sebelumnya (Sumber Gambar : Nu Online)
Kehadiran Islam Tak Berarti Menghapus Agama Sebelumnya (Sumber Gambar : Nu Online)

Kehadiran Islam Tak Berarti Menghapus Agama Sebelumnya

Disertasi ini menolak pandangan Muhammad Abdul Muta’al al-Jabiri dalam mendefinisikan naskh sebagai penghapusan (abrogasi) agama-agama terdahulu oleh Al-Qur’an. Mendalami ayat 62 dari surat Al-Baqarah, Sa’dullah berpandangan bahwa Al-Qur’an justru memberikan bukti atas adanya penghargaan terhadap keselamatan pemeluk agama-agama pra Islam.

Dalam ayat tersebut Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Lebih lanjut disampaikan bahwa ketentuan mengenai naskh hanya diberlakukan terhadap ayat-ayat hukum, bukan ayat-ayat informatif atau ikhbariyah, seperti ayat di atas. Jika ayat-ayat informatif ini dihapus maka pembawa berita dianggap bohong, sementara sumber berita adalah Allah SWT sendiri.

Sang Pencerah Muslim

Disertasi dipertahankan di depan sidang dewan penguj yang terdiri dari Prof Dr Azyumardi Azra, Prof Dr Zainul Kamal MA, Prof Dr Soedijarto MA, Prof Dr Kautsar Azhari Noer, Prof Dr HM. Yunan Yusuf MA, dam Prof Dr Hamdani Anwar.

Sidang dewan penguji menyatakan bahwa Sa’dullah lulus dengan nilai sangat memuaskan. “Sebenarnya saya sudah hampir di-DO karena sudah sepuluh semester. Jadi ini istilahnya cuci gudang,” kata Sa’dullah bercanda. (A. Khoirul Anam)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, Ulama, Kiai Sang Pencerah Muslim

Selasa, 28 November 2017

Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya

Sampang, Sang Pencerah Muslim. Beberapa anak muda NU di Kabupaten Sampang Madura bahu-membahu membantu meringankan beban warga yang terendam banjir. Dalam waktu singkat, melalui jejaring sosial di dunia maya mereka berhasil mengumpulkan sejumlah dana dan langsung disalurkan kepada warga.

Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya

"Kami mengoptimalkan jaringan yang selama ini kita miliki," kata Muhammad Syamsuddin Abdul Muin. Jaringan yang dimaksud adalah komunikasi lewat jejaring facebook, blackberry messenger, tweeter dan sejenisnya. "Kebetulan yang saya miliki adalah komunitas NU di luar negeri," katanya.?

"Alhamdulillah, beberapa kawan dari luar negeri ikut memberikan donasi kepada kami," tandasnya. Ia berharap akan kian banyak warga NU dan masyarakat umum untuk memberikan perhatian terhadap bencana ini. "Ini demi meringankan beban mereka," tambahnya.?

Sang Pencerah Muslim

Dalam waktu yang tidak terlampau lama, sudah terkumpul dana yang lumayan besar. Belum termasuk simpatisan dari kalangan NU setempat yang ikut peduli dengan penderitaan sesama. "Dari dana yang terhimpun, telah kami belikan makanan dan minuman serta telah didistribusikan ke sejumlah titik," kata mantan Wakil Katib PCINU Libya ini.

Sejumlah badan otonom NU seperti IPNU, IPPNU, Fatayat, Muslimat termasuk PCNU Sampang bahu membahu untuk menggalang bantuan dan mendistribusikannya ke lokasi bencana. "Bahkan banyak relawan dari para santri," bangganya.

Sang Pencerah Muslim

Untuk menampung bantuan berupa makan dan minuman serta barang, dikonsentrasikan di Kantor PCNU setempat, Jalan Diponegoro no 41 Sampang.?

Seperti diwartakan Kabupaten Sampang Jawa Timur tergenang. Curah hujan tinggi dan luapan dari sungai membuat sebagian wilayah terendam air. Sebanyak 10 desa dan 6 kelurahan di Kecamatan Kota terendam banjir dengan ketinggian air hingga leher orang dewasa. Kondisi ini tentu saja melumpuhkan seluruh aktifitas warga. Yang mendesak dilakukan adalah terdistribusinya logistik bagi para warga yang tidak bisa beraktifitas secara normal.

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 24 November 2017

Pengabdian di NU Tak Terbatas Waktu

Bangkalan, Sang Pencerah Muslim. Pengabdian di NU tidak dibatasi oleh periodisasi waktu. Warga yang sudah tidak terlibat aktif dalam kepengurusan juga dapat terus berpartisipasi dalam organisasi untuk mewujudkan cita-cita bersama.

Pengabdian di NU Tak Terbatas Waktu (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengabdian di NU Tak Terbatas Waktu (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengabdian di NU Tak Terbatas Waktu

Demikian disampaikan KH Fathurrohim A. Rahman, Wakil Ketua PCNU Bangkalan, Madura, dalam arahannya para pelantikan bersama beberapa MWCNU di Bangkalan, Ahad (12/5) yang bertempat di pendopo eks kawedanan Arosbaya.

KH Fathurrohim berharap semua pengurus berkomitment dengan amanat yang telah diterimanya. Kepada mantan pengurus yang pada periode kali ini tidak terpilih juga jangan menghilang, karena secara hakekat pengabdian di NU tidak dibatasi oleh masa periode waktu

Sang Pencerah Muslim

“Berlakulah seperti orang memotong bambu diambil dari ujungnya, bukan dari bawah yang tidak terpilih. Semua harus menjadi pengikat dan memperkuat kepengurusan yang baru, sehingga upaya perjuangan untuk menjadikan jam’iyyah ini bermanfaat dapat segera terealisasi dan bisa dirasakan bersama,” kata adik kandung salah seorang wakil ketua PWNU Jawa Timur ini. 

Tiga kepengurusan MWCNU di wilayah eks Kawedanan Arosbaya yang meliptui MWCNU Arosbaya, Geger dan Klampis resmi dilantik dan diambil sumpahnya.

Sang Pencerah Muslim

Mewakili tiga kepengurusan MWCNU yang dilantik Drs. H. Jakfar Al-Habary dalam sambutan pelantikannya mengingatkan bahwa apa yang telah dilakukan merupakan bentuk kesadaran dan ikhtiar pengabdiannya kepada jam’iyyah.

Rais Syuriyah MWCNU Klampis yang juga mantan Kasek SMAN Arosbaya ini meminta kepada semua kepengurusan yang ada, baik ranting maupun cabang untuk memberikan dukungan dan bimbingan sehingga apa yang dicanangkan untuk periode pengabdian lima tahun ke depan bisa lebih maximal dan berdaya guna baik kepada jama’ah maupun kepada jam’iyyah.

Sementara prosesi pelantikan dipimpin Wakil Rais PCNU Bangkalan KH Abdul Hannan Nawawi. Selain diisi dengan pengucapan baiat acara yang dilangsungkan secara sederhana ini juga diisi dengan pendalaman ke-NU-an dan Aswaja oleh DR. KH. Abdullah Syamsul Arifin.

Dalam mauidhohnya wakil katib PWNU Jawa Timur ini lebih banyak menerangkan tentang perlunya prilaku kolektif bagi pengurus NU. Prinsip sholat berjama’ah harus menjadi salah satu landasan kerja bagi kepengurusan, antara lain adanya kesamaan tujuan dalam segala hal, kepatuhan kepada pimpinan, serta mengenal jama’ah yang akan dipimpin

Terkait semangat kerja Gus Aab, panggilan akrab pegiat pembelaan aswaja yang juga mantan cawabup Jember ini mengajak kepada kepengurusan terpilih untuk memahami landasan didirikannya NU, yaitu Nahdlatut Tujjar (kemapanan ekonomi) Nahdlatul Wathon (nasionalisme ) dan Tasywirul Afkar (pengembangan keilmuan).

Acara pelantikan tiga MWCNU diakhiri dengan pembacaan doa yang dipimpin ketua PCNU Bangkalan KH. Fachrillah Aschall.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Makam, Sejarah, Kiai Sang Pencerah Muslim

Rabu, 22 November 2017

PWNU Jabar Intsruksikan Warga Tak Terlibat Konflik Sosial

Bandung, Sang Pencerah Muslim. Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat Eman Suryaman menginstruksikan kepada seluruh cabang-cabang NU di Jawa Barat agar jangan sampai terlibat dalam konflik sosial. Hal ini terkait berbagai aksi kekerasan agama yang kerapkali terjadi di wilayah Jawa Barat.

"NU adalah ormas Islam yang menghormati kebhinnekaan, artinya menerima pihak manapun dalam membangun negara yang maju, aman dan damai. NU juga harus menjaga netralitasnya dalam menghadapi segala konflik yang terjadi di Jawa Barat Khususnya dan Indonesia pada umumnya," tutur Eman.

PWNU Jabar Intsruksikan Warga Tak Terlibat Konflik Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
PWNU Jabar Intsruksikan Warga Tak Terlibat Konflik Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

PWNU Jabar Intsruksikan Warga Tak Terlibat Konflik Sosial

Eman juga mengatakan bahwa radikalesme harus segera dihentikan, karena Islam tidak mengajarkan kekerarasan, terlebih memaksakan orang lain untuk masuk ke ajaran manapun.

Sang Pencerah Muslim

Ditambahkan sebagai agama rahmatan lil alamin, seharusnya orang yang beragama Islam mampu memberikan pencerahan dengan cara-cara yang cantik. Para wali penyebar Islam di Nusantara pun sukses mengislamkan sebagian besar masyarakat Indonesia ? bukan dengan kekerasan, melainkan dengan mencontohkan ahlakul karimah dan uswatun hasanah.

Sang Pencerah Muslim

"Ada cara-cara yang lebih baik untuk menghadapi beberapa kelompok yang menyimpangkan agama daripada menyikapinya dengan kekerasan. Para wali saja bisa mengajak masyarakat yang bukan beragama Islam, masa yang melencengkan agama masa tidak bisa diajak kembali kepada ajaran yang sebenarnya?” katanya.

Ditambahkan, untuk meluruskan ajaran yang menyimpang seperti Ahmadiyah jangan menggunakan kekerasan, bahkan sampai dibunuh atau dianiaya. Ada cara-cara lain yang bisa membuat mereka tertarik kepada ajaran yang sesungguhnya.

"Mereka juga tahu ketika mereka lahir dan dibesarkan, Al-Qur’an yang jadi pegangan mereka sama dengan kita," pungkasnya?

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Zainal Mutaqin

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai Sang Pencerah Muslim

Senin, 20 November 2017

Yudi Latif: Pancasila Obat Peredam Ketegangan Sosial

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif menegaskan, Pancasila bisa menjadi peredam dan pengantisipasi terhadap ketegangan-ketegangan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang majemuk.

“Sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) mengantisipasi bahwa ketegangan sosial bisa muncul karena perbedaan agama,” kata Yudi di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Kamis (19/10).

Yudi Latif: Pancasila Obat Peredam Ketegangan Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
Yudi Latif: Pancasila Obat Peredam Ketegangan Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

Yudi Latif: Pancasila Obat Peredam Ketegangan Sosial

Sila kedua mengantisipasi ketegangan sosial yang terjadi karena globalisme dan lokalisme. Sila ketiga mengantisipasi ketegangan sosial yang terjadi akibat perbedaan suku, etnik, bahasa, dan budaya di seluruh Indonesia. Sila keempat meredam ketegangan yang timbul akibat perbedaan pilihan politik.

“Sila kelima mengantisipasi bahwa ketegangan sosial sangat mungkin terjadi akibat kesenjangan sosial,” ucapnya.

Sang Pencerah Muslim

Maka dari itu, ia menilai bahwa Pancasila semakin relevan dengan zaman yang ada. Zaman dimana sekat-sekat sudah tidak ada lagi batasannya sehingga ketegangan sosial akan sangat mungkin terjadi kalau tidak dibatasi dan diantisipasi.?

Meski demikian, Yudi sadar bahwa saat ini kesenjangan sosial di Indonesia begitu menganga. Ada jarak yang begitu jauh antara yang kaya dan yang miskin. Oleh karena itu, kesenjangan inilah yang seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah.

Berdasarkan survei lembaga keuangan Swiss, Credit Suisse, 1 persen orang terkaya di Indonesia menguasai 49,3 persen kekayaan nasional. Dengan kata lain, Indonesia menempati urutan keempat terbawah dalam urusan kesenjangan sosial. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Habib, Kiai, Kajian Sang Pencerah Muslim

Jumat, 17 November 2017

Kisah Hadratus Syekh Tak Cukup 2 Jam

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Kisah hidup dan perjuangan Rais Akbar NU Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari tak mungkin cukup difilmkan 2 jam. Di film “Sang Kyai” hanya bercerita frgmen hidupnya dari tahun 1942 sampai 1947.

Hal itu dikatakan sutradara film “Sang Kyai”, Rako Priyanto dalam dialog bersama Artis dan pemutaran trailer film “Sang Kyai”, di Ngeban Resto, Jl. Manggis No. 77 Nologaten, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jum’at (17/5).

Kisah Hadratus Syekh Tak Cukup 2 Jam (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Hadratus Syekh Tak Cukup 2 Jam (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Hadratus Syekh Tak Cukup 2 Jam

Rako menceritakan, Mbah Hasyim (sapaan akrab KH Hasyim Asy’ari, red.) sangat luar biasa, “Ketokohan beliau tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga terkenal sampai luar negeri,” tandasnya kagum.

Sang Pencerah Muslim

Ia menambahkan, isi film “Sang Kyai” tersebut, ada satu dialog antara agama dan nasionalisme, karena keduanya tidak bisa dipisahkan, “Dalam Pancasila sila pertama, kita dapat mengetahui bahwa antara agama dan nasionalisme tidak dapat dipisahkan,” tambahnya.

Sang Pencerah Muslim

Rako juga menceritakan bahwa keterlibatan pengabdian Mbah Hasyim dengan masyarakat sangat luar biasa. Itu semua karena kedalaman ilmunya, “Peran beliau sangat besar misalnya Resolusi Jihad pada masa 10 November.”

Maka, sambung Rako, kalau biografi Mbah Hasyim dijadikan film berdurasi 2 jam, tidak akan cukup. Bahkan kalau dibuat sinetron, bisa sampai 200-an episode.

Pertemuan Artis “Sang Kiai” dan pemutaran trailer film tersebut diadakan komunitas Gadjah Wong dan Lesbumi NU. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian peringatan harlah ke-90 NU yang diadakan PWNU DIY.

Redaktur? ? ? ? ? : Abdullah Alawi

Kontributor? : Solikhin dan Dwi

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, Sholawat, Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock