Makkah, Sang Pencerah Muslim
Calon jemaah haji diimbau untuk tidak menghamburkan uang "living cost"-nya dengan berbelanja berbagai oleh-oleh selama berada di Madinah sebelum kedatangan di Mekkah.
"Keperluan para calhaj masih banyak, utamanya saat berada di Mekkah. Masa tinggal jemaah di Mekkah cukup panjang sehingga perlu dana khusus untuk makan, dan berbagai keperluan lain, seperti kalau sakit harus menyewa tandu pada tawaf dan sa’i," kata Kepala Bidang Urusan Haji Muslim Nasution seusai pertemuan para mursyid di Wisma Haji Indonesia di Mekkah, Sabtu malam.
Dikatakan Muslim, kebijakan pemerintah saat ini adalah memberikan living cost sebanyak 1.500 riyal kepada jemaah dimaksudkan sebagai bekal selama jemaah berada di tanah suci dan dibagikan sejak dari jamaah masih berada di embarkasi di Indonesia.
"Masa tinggal mereka cukup panjang, kurang lebih 20 hari. Kalau dalam satu hari jemaah makan 2 kali dan sekali makan 10 riyal, maka dalam sehari perlu uang 20 riyal. Jadi dibutuhkan sekitar 200 riyal untuk makan. Tetapi keperluan yang lain masih banyak," katanya.
Pengalaman sebelumnya menunjukkan sering terjadi jemaah kehabisan uang saat berada di Mekkah, karena ketika tinggal sembilan hari di Madinah uangnya dihabiskan untuk membeli barang, sehingga barang-barang yang sudah dibeli terpaksa dijual di antara sesama jemaah dengan harga murah agar bisa mendapatkan uang untuk keperluan lain.
Ia mengakui kemungkinan uang living cost bagi Jamaah Indonesia 1.500 Riyal terlalu besar, sehingga membudayakan jamaah haji Indonesia untuk berbelanja. Jamaah haji Malaysia, ujarnya, tidak mendapatkan uang living cost.
Namun untuk menghapus living cost, ia juga keberatan karena jemaah haji Indonesia biasanya tidak memiliki uang lain selain living cost jika melaksanakan ibadah haji.Minat belanja yang sangat besar juga membuat bagasi jamaah Indonesia sering kelebihan.
"Maksimal barang bawaan jemaah adalah 35 kg, bila ada kelebihan beban akan dikenakan biaya. Kalau masih ada uang sisa, dia bisa membayar tetapi kalau tidak, terpaksai ditinggal begitu saja," katanya.
Muslim menghimbau agar para jemaah berpikir lebih panjang sebelum berbelanja, apalagi seringkali barang-barang yang ada di Arab Saudi buatan China yang sering bisa ditemui di Tanah Abang, Jatinegara atau Pasar Senen, bahkan banyak yang buatan Indonesia.(an/mkf)
Sang Pencerah Muslim AlaNu Sang Pencerah Muslim
Jemaah Haji Diimbau Tak Hamburkan Uang (Sumber Gambar : Nu Online) |