Demikian dikatakan Hapy Hendrawan pada kegiatan Pelatihan Manajemen Logistik Kemanusiaan yang diselenggarakan LPBI NU bekerja sama dengan Pustral UGM, KUEHNE Foundation, dan Help Logistics di gedung Asrama Haji Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (24/10).
Relawan LPBINU Tidak Boleh Jadi Seperti Pemadam Kebakaran (Sumber Gambar : Nu Online) |
Relawan LPBINU Tidak Boleh Jadi Seperti Pemadam Kebakaran
Menurutnya, seorang relawan kebencanaan yang cerdas mampu membaca peta, baik peta wilayah maupun peta masalah.Ia meminta kepada peserta pelatihan relawan LPBI agar bisa mendeteksi sejak dini berbagai hal yang dapat menimbulkan bencana.
Sang Pencerah Muslim
“Relawan LPBI tidak boleh menjadi pemadam kebakaran, (tapi) sejak dini harus tau,” katanya.Selain itu, seorang relawan LPBI juga harus memahami tentang peta aktor atau partner dalam penanggulangan bencana, yakni terdapat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, dan pemadam kebakaran termasuk memahami dalam manajemen logistik.
Selain cerdas, relawan juga harus paripurna dalam melaksankan tugas. Menurutnya, seorang relawan kebencanaan tidak pernah memandang suku bangsa, agama, apalagi LPBI NU yang berada dibawah naungan NU, karena bagi NU, persoalan keberagaman sudah selesai.
“Sepanjang membutuhkan pertolongan, ayo, harus bantu,” jelasnya.
Sang Pencerah Muslim
Hadir pada kegiatan pelatihan yang dilaksanakan selama tiga hari (24-16/10) ini, Ketua PCNU Pontianak, Ahmad Faruki, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kalimantan Barat Ahmad Rasyid, KUEHNE Foundation & HELP Logistics Temmy Tanubrata, dan lain-lain. (Husni Sahal/Fathoni)Dari Nu Online: nu.or.id
Sang Pencerah Muslim Nahdlatul, Nusantara Sang Pencerah Muslim