Minggu, 28 Januari 2018

Maraknya Hoax, Gus Mus: Kita Seperti Kembali ke Zaman Qabil dan Habil

Jakarta, Sang Pencerah Muslim?

Mustasyar PBNU KH A. Mustofa Bisri mengaku resah terhadap watak masyarakat yang begitu menyebarkan berita bohong. Dia juga mengaku sedih terhadap masyarakat yang gampang terpengaruh berita bohong tersebut yang kadang-kadang bermuatan mengadu domba.

Maraknya Hoax, Gus Mus: Kita Seperti Kembali ke Zaman Qabil dan Habil (Sumber Gambar : Nu Online)
Maraknya Hoax, Gus Mus: Kita Seperti Kembali ke Zaman Qabil dan Habil (Sumber Gambar : Nu Online)

Maraknya Hoax, Gus Mus: Kita Seperti Kembali ke Zaman Qabil dan Habil

"Kita seperti kembali ke zaman Qabil dan Habil, memangsa sesama kita, masing-masing memperlihatkan keganasannya," kata kiai yang akrab disapa Gus Mus, di acara Mata Najwa, Jakarta, Rabu (4/1) sebagaimana dikabarkan Metronews.com.

Qabil dan Habil merupakan putra Nabi Adam AS. Qabil adalah orang yang pertama kali melakukan pembunuhan. Orang yang dibunuh Qabil adalah adik kandungnya sendiri, Habil.

Masih dikutip dari berita tersebut, Menurut Gus Mus, berita bohong atau dikenal dengan hoax yang berisi kebencian biasanya membawa sentiman suku, ras, agama, dan antar golongan (SARA). Mirisnya, ramai masyarakat termakan berita fitnah itu.?

Sang Pencerah Muslim

Karena itu, Gus Mus meminta masyarakat menjauhi fitnah. Dia berharap masyarakat Indonesia tetap bersatu dan tak terpengaruh berita bohong. Terlebih kepada umat muslim.

"Orang islam yang paling bertanggung jawab karena kita yang mayoritas. Kita tidak memperlihatkan kegagahan kita sebagai mayoritas. Baik buruknya suatu negara tergantung mayoritasnya," pungkas Gus Mus.

Sang Pencerah Muslim

Karena maraknya berita hoax, Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyatakan haram perilaku membuat dan menyebarkannya. Pernyataan tersebut mengemuka pada forum bahtsul masail yang diikuti para kiai NU di PBNU, Jakarta pada Kamis (1/12) tahun lalu. ?

Bagi LBM PBNU perilaku membuat dan menyebarkan berita hoax banyak sekali mudaratnya, yaitu bisa menyebabkan tersebarnya kebencian dan permusuhan di kalangan masyarakat dan lebih jauhnya bisa menyebabkan disintegrasi nasional.?

“Seharusnya media sosial menjadi sarana sliaturahim dan perekat persatuan, bukan kebencian dan permusuhan,” ungkap salah seorang pantia forum bahtsul masail tersebut, H. Sarmidi Husna.?

Ia mengimbau semakin canggihnya teknologi informasi seharusnya dibarengi dengan kemampuan menyeleksi dan berita. (Abdullah Aalawi)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Indonesia Muhammadiyah Sang Pencerah Islam. Maraknya Hoax, Gus Mus: Kita Seperti Kembali ke Zaman Qabil dan Habil di Sang Pencerah Muslim ini merupakan bukan asli tulisan admin, oleh karena itu cek link sumber.

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock