Jumat, 10 November 2017

Kala Anak Kolong Menceritakan Pengalamannya

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Praktisi lingkungan hidup, Rusdian Lubis meluncurkan bukunya Anak Kolong di Kaki Gunung Slamet, Ahad (15/10) di Omah Btari Sri, Ampera Raya, Jakarta Selatan.

“Buku ini saya maksudkan sebagai tribute atau kenangan kepada Eyang, Ibu dan Ayah serta anak-anak kolong,” kata Yan, panggilan akrabnya.

Buku yang mengacu pada kejadian nyata yang dialami Yan—dan anak-anak kolong lainnya—ditulis dengan gaya humor. Ia mengaku tertarik dengan pola atau genre humor yang saat ini sangat jarang ditulis.

Kala Anak Kolong Menceritakan Pengalamannya (Sumber Gambar : Nu Online)
Kala Anak Kolong Menceritakan Pengalamannya (Sumber Gambar : Nu Online)

Kala Anak Kolong Menceritakan Pengalamannya

“Dulu ada Suman Djaya, Aman Datuk Modjoindo,” kata Yan.

Yan dalam buku tersebut tidak hanya menceritakan kenangan-kenangan baik, tetapi ada semacam ‘kenakalan’ masa remaja yang dilakukannya.

“Saya ingin menceritakan kepada anak saya apa yang saya alami semasa kecil. Kenakalan-kenakalan saya yang mungkin anak-anak saya tidak tahu,” tambah Yan.

Sang Pencerah Muslim

Anak kolong sendiri mengacu pada putra-putri tentara. Ayah Rusdian adalah seorang tentara yang ditugaskan di beberapa daerah di Banyumas. Sebutan kolong populer di kalangan anak-anak tentara. Tinggal di rumah dinas yang sempit, sehingga mereka harus berdesakan saat tidur, bahkan sering tidur di kolong. 

Sang Pencerah Muslim

Sastrawan Ahmad Tohari yang hadir sebagai pembicara dalam peluncuran tersebut mengatakan saat membaca draftnya langsung merasa mantap. 

“Ini yang sudah lama saya tunggu,” kata Tohari.

Tohari selama ini khawatir karena sedikit sastra realisme. 

“Penulis muda memilih yang nggak nggak. Padahal kita harus tetap yakin sastra beraliran realisme, karena keadaban tetap perlu,” tambah Tohari.

Tohari juga mengapresiasi Yan yang berhasil membuat karya sastra padahal usianya sudah tidak muda lagi dan saat ini sudah pensiun.

Acara peluncuran dihadiri sejumlah tokoh perbukuan, jurnalis, aktivis, para sahabat, dan mantan anak kolong. (Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Khutbah Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Indonesia Muhammadiyah Sang Pencerah Islam. Kala Anak Kolong Menceritakan Pengalamannya di Sang Pencerah Muslim ini merupakan bukan asli tulisan admin, oleh karena itu cek link sumber.

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock