Rabu, 13 Desember 2017

Santri Jangan Tinggalkan Kitab Kuning dan Cinta Tanah Air Ajaran Para Kiai

Banyuwangi, Sang Pencerah Muslim - Di tengah kunjungan para alumni dan santri yang datang dari penjuru tanah air, Pengasuh Pondok Pesantren Subulussalam Tegalsari KH Hambali Muthi memberikan sejumlah pesan untuk menjadi pegangan sebagai bekal hidup dalam bermasyarakat dan membangun bangsa.

Kiai yang terkenal memiliki sense di bidang arsitektur bangunan ini menyikapi banyaknya model aliran Islam yang menjamur di masyarakat. Hal ini dia sampaikan pada Tasyakur Khataman Ihya Ulumiddin dan Tafsir Jalalain Pondok Pesantren Subulussalam, Tegalsari, Banyuwangi, Senin (1/5).

Santri Jangan Tinggalkan Kitab Kuning dan Cinta Tanah Air Ajaran Para Kiai (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Jangan Tinggalkan Kitab Kuning dan Cinta Tanah Air Ajaran Para Kiai (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Jangan Tinggalkan Kitab Kuning dan Cinta Tanah Air Ajaran Para Kiai

Di hadapan para santri ia berpesan agar semua kemudahan dan iming-iming tersebut tidak menjadikan santri lupa dengan semua amalan sunah yang telah dipelajari dan dipraktikkan sejak di pesantren. "Jangan mudah tergiur karena mudahnya ibadah. Akhirnya lupa amalan sunah," jelasnya.

Kiai juga menegaskan bahwa semua amalan dan tradisi yang selama ini dilakukan tidak lain memilki sanad keilmuan dari para ulama. Penjabaran keilmuan yang bersumber Al-Quran dan hadits tersebut terjabarkan melalui kitab-kitab klasik karangan ulama. "Insya Allah akidah sampean yang dipelajari di Subulussalam, menurut salafussalihin insya Allah kitab-kitab sampean tidak keliru," ucapnya kepada para santri.

Sang Pencerah Muslim

Kualitas keilmuan dan karya ilmiah ulama salaf tidak diragukan lagi. Para ulama membuat karya diiringi dengan ibadah dan permohonan yang tulus kepada Allah, berbeda dengan karya yang muncul belakangan ini yang hanya mengandalkan pemikiran. "Salafusalihin mengarang kitab tidak seperti karangan orang sekarang. Mbah Ghazali itu mengarang Ihya disertai tirakat," katanya.

Sang Pencerah Muslim

Saat ini yang harus dilakukan santri di masyarakat selain meneruskan tradisi pesantren juga harus saling berkomunikasi dan mengingatkan satu sama lain. Di samping itu, kitab-kitab yang telah dipelajari di pesantren mesti selalu dijaga dan diamalkan.

"Alumni Subulussaalam saya minta saling mengingatkan. Jangan sampai meninggalkan kitab salaf (kuning) meski sampean punya kitab baru (karangan terkini)," ujarnya.

Santri juga diminta tidak mudah tergiyur dengan model model atribut Islam yang mengutamakan tampilan luar. "Jangan mudah tergiur jenggot panjang. Kalau sudah di desa, jangan meninggalkan kitab salaf," ucapnya mengulang pesan.

Terakhir, sebagai wujud cinta tanah air, kiai juga meminta santri untuk menjadi benteng terdepan dalam membendung paham yang merongrong kedaulatan berbangsa dan negara melalui baju agama. "Saat ini sedang marak paham yang tidak sesuai dengan tradisi keilmuan ulama salaf. Negara kita negara republik bukan negara Islam," pungkasnya. (Anang Lukman Afandi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, IMNU Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Indonesia Muhammadiyah Sang Pencerah Islam. Santri Jangan Tinggalkan Kitab Kuning dan Cinta Tanah Air Ajaran Para Kiai di Sang Pencerah Muslim ini merupakan bukan asli tulisan admin, oleh karena itu cek link sumber.

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock