Senin, 27 November 2017

Penelitian: Potensi Remaja Terlibat Aksi Intoleran Tinggi

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Potensi keterlibatan anak-anak muda dalam kasus-kasus intoleran di Indonesia masih cukup tinggi. Hasil penelitian The Wahid Institute menunjukkan bahwa mereka, terutama di sekolah-sekolah negeri, memiliki kecenderungan yang kuat untuk mendukung atau melakukan tindakan intoleran.

Demikian dipaparkan Alamsyah M. Dja’far, peneliti The Wahid Institute, dalam Youth Interfaith Forum yang digagas Search for Common Ground, Kamis (17/12), di Jakarta, yang diikuti tujuh puluh pemuda dari berbagai daerah dengan latar belakang agama dan keyakinan yang berbeda.

Penelitian: Potensi Remaja Terlibat Aksi Intoleran Tinggi (Sumber Gambar : Nu Online)
Penelitian: Potensi Remaja Terlibat Aksi Intoleran Tinggi (Sumber Gambar : Nu Online)

Penelitian: Potensi Remaja Terlibat Aksi Intoleran Tinggi

Misalnya, kata Alamsyah, dari penelitian Wahid Institute tahun 2014, dari 300 siswa di SMA Sejabodetabek, sebanyak 46 anak setuju membalas orang yang membakar dan menutup tempat ibadah mereka.

Sang Pencerah Muslim

Aktivis NU ini juga menyebut hasil penelitian Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKiP) pada tahun 2011, yang menunjukkan bahwa sebanyak 52,3 persen siswa sekolah umum di Jabodetabek mendukung ideologi dan aksi kekerasan kelompok tertentu dalam penyegelan dan perusakan rumah ibadah. Begitupun dengan guru-gurunya, sebanyak 40.9 persen responden mendukung.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, menguatnya tindakan intoleran ini karena beberapa hal. Pertama, di ranah pemerintah, ada gejala lemahnya penyemaian pesan toleransi di dunia pendidikan, ketidakprofesional guru dan pejabat di sekolah dalam membedakan kepentingan pribadi terkait keyakinannya dengan sikap nondiskriminatif, dan masih adanya regulasi dan kebijakan yang mendukung intoleransi.

“Kedua, di ranah masyarakat, kampanye dan pola perekrutan kelompok intoleran, radikal, dan teroris yang sangat efektif dan militan. Kemudian, pengarusutamaan narasi toleransi, perdamaian, dan cinta tanah air terutama melalui media sosial belum maksimal,” sambungnya.

Savic Alieha, Sekretaris Lajnah Ta’lif wan Nasyr PBNU, menyampaikan potensi dan pekembangan internet terlebih media sosial dalam langkah penguatan penyelesaian konflik agama di Indonesia. Dalam kasus GKI Yasmin misalnya, dia mencontohkan betapa Twitter begitu efektif menyebarkan informasi. Menurutnya, media sosial memiliki jargon bersifat netral yang bisa digunakan oleh siapa saja untuk kebutuhan apa saja.

“Tantangan penggiat toleransi dalam penggunaan platform ini terletak pada menulis dan pembuatan konten yang masih kurang sehingga kalah dengan para pelaku intoleran,” tuturnya.

Dalam forum tersebut, anak-anak muda ini berkumpul membangun jaringan dan menyuarakan pesan damai untuk membendung intoleransi yang tengah marak terjadi. Suraji, Program Officer Search for Common Ground (SFCG) mengatakan bahwa forum ini diselenggarakan untuk mempertemukan aktivis gerakan kaum muda lintas iman agar lebih mengetahui masalah yang dihadapi di lapangan. Juga bagaimana menciptakan peluang kerja sama untuk terus mengampanyekan toleransi. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, Kajian Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Indonesia Muhammadiyah Sang Pencerah Islam. Penelitian: Potensi Remaja Terlibat Aksi Intoleran Tinggi di Sang Pencerah Muslim ini merupakan bukan asli tulisan admin, oleh karena itu cek link sumber.

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock