Tampilkan postingan dengan label Santri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Santri. Tampilkan semua postingan

Selasa, 10 Oktober 2017

Gubernur Sulsel Resmikan Auditorium Kampus NU

Makassar, Sang Pencerah Muslim. Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menandatangani prasasti peresmian auditorium salah satu perguruan tinggi NU, Universitas Islam Makassar (UIM), di Makassar, Sabtu (17/1).

Gubernur Sulsel Resmikan Auditorium Kampus NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Gubernur Sulsel Resmikan Auditorium Kampus NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Gubernur Sulsel Resmikan Auditorium Kampus NU

Auditorium tersebut diberi nama “Drs. KH. Muhyiddin Zain", nama rektor pertama Universitas Al-Gazali yang sekarang dikenal dengan sebutan UIM ini. Acara peresmian gedung baru ini menjadi satu rangkaian dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang dipusatkan di auditorium setempat.

Sang Pencerah Muslim

Dalam prosesi peresmian Syahrul Yasin didampingi Rektor UIM Andi Majdah, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Numang, Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan Anregurutta Dr KH Sanusi Baco, Ketua Dewan Pengawas Yayasan Perguruan Tinggi Al-Gazali Makassar Drs KH Abdurrahman.

Andi Majdah mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh komponen yang terlibat membantu pembangunan infrastruktur Universitas Islam Makassar. Segenap dukungan sangat berarti bagi kelancaran pembangunan ini.

Sang Pencerah Muslim

Ia menambahkan, dalam waktu dekat akan ada penandatanganan kesepakatan antara UIM dan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan serta Kementerian Agama Sulawesi Selatan untuk meningkatkan kerja sama terkait pengembangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UIM dan pemenuhan tenaga pengajar di Sulawesi Selatan.

Tampak hadir Ustads M. Habiburrahman, penemu metode menghafal Al Quran Kauny Quantum Memory; para pengurus Syuriyah dan Tanfidziyah PWNU Sulsel, Mustasyar NU, pengurus yayasan setempat, para pembantu rektor, dekan se-UIM, para ketua PCNU se-Sulsel, dan ribuan jamaah dari Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan. (Andy Muhammad Idris/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Cerita, Amalan, Santri Sang Pencerah Muslim

Kamis, 05 Oktober 2017

KH Said Aqil Siroj Kembali Terpilih sebagai Ketum PBNU

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Para muktamirin kembali mempercayai KH Said Aqil Siroj sebagai Ketua Umum PBNU periode 2015-2020. Ia mendapat suara terbanyak pada pemilihan langsung di sidang utama Alun-alun Jombang, pada Kamis (6/8) dini hari. ?

KH Said Aqil Siroj Kembali Terpilih sebagai Ketum PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Said Aqil Siroj Kembali Terpilih sebagai Ketum PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Said Aqil Siroj Kembali Terpilih sebagai Ketum PBNU

Berikut perolehan suara dari dari beberapa calon. KH Said Aqil Siroj dipilih 207 muktamirin. Sedangkan H As’ad Said Ali dipilih 107 muktamirin. Disusul KH Salahuddin Wahid 10 suara.

Sebelumnya, di tempat yang sama, pada Rabu malam (5/8), KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) ditetapkan sebagai Rais Aam PBNU oleh 9 kiai Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa). Sementara KH Makruf Amin ditetapkan sebagai Wakil Rais Aam PBNU. (Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Sunnah Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 30 September 2017

Yenny Harap Kontes Kecantikan Tekankan Kemampuan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Beragam kontes kecantikan di Indonesia kerap menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, termasuk bagi Yenny Wahid. Namun, agama bukanlah alasan mengapa dia tidak mendukung kontes kecantikan.?

"Kontes yang menekankan pada fisik saja dapat berakibat negatif pada anak perempuan," ujarnya ditemui di Jakarta Fashion Week 2014, Kamis.?

Yenny Harap Kontes Kecantikan Tekankan Kemampuan (Sumber Gambar : Nu Online)
Yenny Harap Kontes Kecantikan Tekankan Kemampuan (Sumber Gambar : Nu Online)

Yenny Harap Kontes Kecantikan Tekankan Kemampuan

Menurut putri dari Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid itu, standar penilaian kontes yang bertumpu pada kecantikan semata dapat menimbulkan "body image disorder".?

Sang Pencerah Muslim

Artinya, orang-orang hanya mengukur kecantikan berdasar satu standar ideal saja. Yang berbahaya adalah bila para perempuan yang merasa tidak memenuhi standar ideal itu menjadi rendah diri.?

"Jika tidak memiliki kulit putih, hidung mancung, badan tinggi merasa rendah diri. Akhirnya tidak bisa menerima dirinya apa adanya dan minta operasi plastik," paparnya.?

Sang Pencerah Muslim

Oleh karena itu, dia berharap standar penilaian dari kontes kecantikan dapat menitikberatkan pada kemampuan dan pengetahuan kontestan.?

"Ke depannya nanti pemenang kontes kecantikan bisa orang yang punya kemampuan luar biasa melebihi penilaian fisiknya," harap dia. (antara/mukafi niam)

Foto: Lazuardibirru.com

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Sejarah, Warta Sang Pencerah Muslim

15 Ribu Bendera 1500 Umbul-umbul NU Warnai Lombok

Mataram, Sang Pencerah Muslim

Panitia Daerah Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama telah memasang sekitar 15 ribu bendera dan sekitar 1500 umbul-umbul dan banner di titik-titik strategis jalan kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, sejak seminggu lalu.   

15 Ribu Bendera 1500 Umbul-umbul NU Warnai Lombok (Sumber Gambar : Nu Online)
15 Ribu Bendera 1500 Umbul-umbul NU Warnai Lombok (Sumber Gambar : Nu Online)

15 Ribu Bendera 1500 Umbul-umbul NU Warnai Lombok

Pantauan Sang Pencerah Muslim, dari bandara internasional Lombok hingga memasuki Mataram, bendera dan umbul-umbul itu terpasang di pinggir jalan dengan jarak sekira tiap 3 sampai 4 meter. Di antara bendera-bendera itu terpampang potret-potret NU dari tokoh nasional dan daerah.

Di antara banner ada ucapan selamat datang peserta Munas dan Konbes NU 2017, khususnya kepada Presiden Joko Widodo yang dijadwalkan akan membuka kegiatan itu pada Kamis (23/11).  

Sang Pencerah Muslim

“Kita sudah siap melaksanakan Munas-Konbes NU 2017 di Lombok ini, seminar kit, 1000 tas peserta, batik panitia, batik NU, juga untuk media,” kata Ketua Panitia Daerah Munas dan Konbes H. Lalu Winengan di Mataram, Senin (20/11).  

Menurut dia, NU NTB telah mempersiapkan jauh-jauh hari untuk hajatan nasional organisasi para kiai itu karena ini menyangkut nama baik NU secara nasional dan NTB sendiri.

Sang Pencerah Muslim

“Ini pelayanan kami untuk Munas dan Konbes NU, kami ingin mengulang kesuksesan Munas dan Konbes NU di Bagu, Lombok, tahun 1999,” tambahnya. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Santri, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Kamis, 21 September 2017

Beberapa Ciri Khusus Aswaja An-Nahdliyah

Jombang, Sang Pencerah Muslim

Ketua Aswaja NU Center Jombang, Ustadz Yusuf Suharto menjelaskan bahwa Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) an-Nahdliyah memiliki ciri khusus (khas) tersendiri. Ciri tersebut sebagai pembeda antara penganut Aswaja dari lainnya.

Beberapa Ciri Khusus Aswaja An-Nahdliyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Beberapa Ciri Khusus Aswaja An-Nahdliyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Beberapa Ciri Khusus Aswaja An-Nahdliyah

Di antara ciri-ciri khas tersebut, Yusuf menyebutkan yang pertama adalah secara teologis meyakini bahwa Allah tidak menyerupai segala sesuatu, ada tanpa tempat dan arah, Mahasuci dari bentuk dan ukuran, dan tidak dapat dibayangkan.

Terkait sejumlah ayat tentang tuhan di Al-Quran atau yang biasa disebut ayat mutasyabbihat (maknanya masih samar), Aswaja memakai metode tafwidl atau takwil. Ayat-ayat tersebut tidak boleh diartikan dan dipahami secara tekstual, melainkan harus ditafsiri dengan metode-metode tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Ciri yang kedua meyakini bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Ketiga tidak mengafirkan seorang muslim dengan sebab dosa besar yang ia lakukan selama ia tidak menghalalkannya (meyakini kehalalannya).



Sang Pencerah Muslim

(Baca juga: Kriteria Khas Aswaja NU Rumusan Muktamar Ke-33 NU)


Sementara yang keempat, lanjut dia, adalah meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi dan Rasul yang terakhir. Kelima, Mengagungkan para sahabat Nabi secara keseluruhan, lebih-lebih khulafaur Rasyidin. Kemudian ciri yang terakhir meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan diridhai Allah.

Ahlussunnah wal Jama’ah adalah golongan yang senantiasa berpedoman pada ajaran Rasulullah dan para sahabat, dan selalu menjadi kelompok mayoritas di setiap masa. "Dalam? masalah akidah, Aswaja mengikuti madzhab Imam Abul Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur al-Maturidi," katanya, Ahad (31/72016).

"Pada saat ini, Ahlussunnah wal Jama’ah dikenal dengan sebutan Asy’ariyyah (para pengikut Imam Abul Hasan al-Asy’ari) dan Maturidiyyah (para pengikut Imam Abu Manshur al-Maturidi)," imbuhnya.

Di samping itu, golongan yang beraswaja tersebut sudah digambarkan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu kelompok yang diistimewakan dengan memperoleh balasan surga di antara kelompok-kelompok yang lain.

"Rasulullah mengabarkan kepada kita bahwa umatnya akan terpecah belah menjadi 73 golongan. Sebanyak 72 di antaranya berhak masuk neraka, dan satu golongan akan masuk ke dalam surga, yang kemudian dikenal sbg Ahlussunnah wal Jama’ah," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri Sang Pencerah Muslim

Minggu, 10 September 2017

PCNU Bintan Gelar Konfercab

Bintan, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bintan, menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) II, di community centre Kecamatan Toapaya, Bintan, Ahad (26/5) kemarin.

PCNU Bintan Gelar Konfercab (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Bintan Gelar Konfercab (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Bintan Gelar Konfercab

Konfercab dihadiri Wakil Bupati Bintan, Khadzalik sekaligus membuka secara resmi Konfercab II NU Kabupaten Bintan, Mustasyar PWNU KH Ahmad Umar, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama H Gani Lasa, Mustasyar PCNU Bintan H Dalmasri Syam, Ketua Lakpesdam PWNU Kepri Jamhur Potti, anggota DPRD dan beberapa petinggi partai, tokoh agama  serta undangan lainnya.

Ketua Panitia Pelaksana Konfercab II NU Kabupaten Bintan Supriyono, melaporkan, Konfercab diikuti oleh Pengurus Cabang, Majelis Wakil Cabang (MWC) NU se-Kabupaten Bintan dan Badan Otonom di lingkungan NU.

Sang Pencerah Muslim

Konferensi Cabang merupakan musyawarah tertinggi di tingkat Cabang yang bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program kerja PCNU Kabupaten Bintan 2008-2013, menyusun program kerja PCNU ke depan dan memilih pengurus baru periode 2013-2018.

Sang Pencerah Muslim

Wakil Bupati Bintan dalam sambutannya mengatakan, keberhasilan organisasi itu bias diukur sejauh dapat memberikan kemanfaatan kepada umat, dan harapannya NU ke depan semakin dekat dengan umat khususnya di tanah Melayu ini. Pemda Bintan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya Konfercab II NU, semoga Konfercab ini menghasilkan program kerja NU Kabupaten Bintan baik sebagai mitra pemerintah dan menghasilkan kepengurusan baru yang  mampu dan mempunyai waktu untuk kegiatan NU.

Sekretaris PWNU Kepri yang juga wakil Direktur Politeknik Batam M Zainuddin saat memberikan wawasan ke-NU-an menjelaskan tentang sejarah dan peran NU mulai dari masa berdirinya sampai dengan masa reformasi sekarang ini yang disambut antusias oleh hadirin.

Pada pleno terakhir Pemilihan rais dan ketua tanfidziyah, KiaiMasykur terpilih sebagai rais syuriyah dan Supriyono terpilih sebagai ketua tanfidziyah masa khidmat 2013-2018. 

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Abdul Majid

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Lomba, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Jumat, 01 September 2017

Resmikan BPJPH, Kemenag Proyeksikan Masuk 10 Besar Produsen Halal Dunia

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kementerian Agama meresmikan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Badan ini dibentuk Pemerintah agar menjadi stimulan untuk membangkitkan dan menggairahkan perkembangan industri halal di Tanah Air yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Saya berharap BPJPH segera mengonsolidasikan tugas dan fungsi badan ini baik menyangkut perangkat kelembagaan, infrastruktur regulasi, prosedur kerja, layanan sertifikasi, sistem pengawasan, maupun aspek pengembangan kerja sama domestik dan global,” ujar Menag Lukman Hakim Saifuddin dalam peresmian BPJPH di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Rabu (11/10).

Resmikan BPJPH, Kemenag Proyeksikan Masuk 10 Besar Produsen Halal Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Resmikan BPJPH, Kemenag Proyeksikan Masuk 10 Besar Produsen Halal Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Resmikan BPJPH, Kemenag Proyeksikan Masuk 10 Besar Produsen Halal Dunia

Menag minta pelayanan sertifikasi dan pengawasan Jaminan Produk Halal menerapkan secara konsisten prinsip integritas, transparansi, dan menghindari segala macam pungli dan gratifikasi. Badan yang lahir berdasarkan amanat UU No 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal ini, kata Lukman, juga harus proaktif melakukan penguatan basis kerja sama dan pengembangan diplomasi halal, baik pada level nasional maupun global.

Penguatan kerja sama itu antara lain dilakukan dengan kementerian dan lembaga terkait, serta Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kerja sama dengan LPH, misalnya bisa dilakukan dalam hal pemeriksaan dan/atau pengujian produk. Sedangkan kerja sama BPJPH dengan MUI, dilakukan dalam bentuk sertifikasi auditor halal; penetapan kehalalan produk; dan akreditasi LPH. 

Sang Pencerah Muslim

“Pasca beroperasinya BPJPH kewenangan MUI tetap penting dan strategis yaitu memberikan fatwa penetapan kehalalan suatu produk yang kemudian disampaikan kepada BPJPH sebagai dasar penerbitan Sertifikat Halal,” ujar Menag Lukman.

Menurut Menag dalam konteks ekonomi global, perkembangan industri halal dewasa ini telah menjadi trend dunia. Bahkan dalam proyeksi ke depan pemerintah menginginkan Indonesia bisa masuk kategori 10 besar negara produsen halal dunia.

“Saya yakin hal itu akan tercapai dengan adanya dukungan, kerja sama, sinergitas dan kebersamaan semua pihak. Pesan Al-Quran tentang konsumsi produk halal merupakan pesan universal untuk kemashalatan umat manusia seluruhnya,” tuturnya. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah, Warta, Santri Sang Pencerah Muslim

Minggu, 27 Agustus 2017

Bersalaman Pria-Wanita Bukan Muhrim

Assalamualaikum wr. wb.

Pak Kiai, saya mau bertanya, bagaimana hukum bersalaman antara pria dan wanita (muda) yang bukan muhrim? karena kan banyak sekarang ini di tengah masyarakat yang mengatakan bersalaman tesebut hukumnya haram. Bagaimana dalil-dalil salaman tersebut? terima kasih. Wassalam. Ahmad Syarif H.?

Waalaikumus salaam wr. wb.

Bapak Ahmad Syarif H. yang saya hormati,

Bersalaman Pria-Wanita Bukan Muhrim (Sumber Gambar : Nu Online)
Bersalaman Pria-Wanita Bukan Muhrim (Sumber Gambar : Nu Online)

Bersalaman Pria-Wanita Bukan Muhrim

Bersalaman secara umum memberikan efek positif dalam pergaulan sehari-hari. Bersalaman merupakan sebagian langkah untuk mengeratkan hubungan antar individu dalam hal apapun, baik itu hubungan kekerabatan, hubungan bisnis,dan lain-lain. Dengan bersalaman juga sebuah ikatan dimulai dan perjanjian dilakukan.

Namun demikian, ada perhatian khusus terkait bersalaman antara pria dan wanita yang bukan mahram yang bapak tanyakan. Ulama memberikan hukum haram atas hal tersebut. Syaikh Zainuddin Al-Malibari dalam kitab Fathul Muin hal. 98 mengatakan :

Sang Pencerah Muslim

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.. Artinya; sekiranya haram melihatnya maka haram pula menyentuhnya tanpa pemisah, karena memegang itu lebih menimbulkan ladzat.

Dalam sebuah hadits Imam Bukhari disebutkan bahwa ketika Nabi Muhamamd SAW membaiat perempuan yang bukan mahram beliau tidak menjabat perempuan tersebut dan membaiat hanya dengan ucapan.(Al-Bukhari bab. Surat Al-Mumtahanah ayat 10)

Sang Pencerah Muslim

Bapak Ahmad Syarif H. yang budiman, memang dalam pergaulan sehari-hari sulit untuk menghindari berjabat tangan dengan perempuan bukan muhrim. Kita dituntut untuk mengikuti syariat tapi tetap tidak mengurangi kualitas hubungan antar individu laki-laki dan perempuan. Untuk itu, patutlah dicari cara yang elegan dalam menghindari bersalaman dengan perempuan bukan muhrim sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada agar keakraban tetap terjaga.

Semoga kita diberikan kemampuan untuk istiqamah menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya serta kemampuan untuk tetap menjaga hubungan baik dengan sesama dan semua makhluk. Amiin

Walloohu Alamu bishshawaab

Wassalamualaikum wr. wb.

Maftuhan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Doa, Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 17 Agustus 2017

Haul Kiai Wahab Diperingati di Maroko

Kenitra, Sang Pencerah Muslim. Warga Indonesia di Maroko memperingati haul KH Abdul Wahab Chasbullah ke-43 di Kenitera, Kamis (11/9) kemarin. Kegiatan diisi dengan pembacaan dibai, doa bersama dan pembacaan manakib atau biografi KH Abdul Wahab Chasbullah.

Dalam pembacaan biografi, Ketua Lembaga Dakwah PCINU Maroko, Muhammad Makhludi memberikan banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari kisah hidup dan pemikiran Mbah Wahab. Sementara materi diskusi disampaikan oleh H Nasrulloh Afandi, kandidat Doktor Maqasid Syariah di Universitas Al-Qurawiyin, Marok.

Haul Kiai Wahab Diperingati di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)
Haul Kiai Wahab Diperingati di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)

Haul Kiai Wahab Diperingati di Maroko

Menurut Nasrullah, secara garis besar ada tiga prisnsip perjuangan KH Abdul Wahab Chasbullah yang masih sangat releven mulai masa kolonial hingga saat ini. Tiga prinsip tersebut adalah nasionalisme, intelektualitas dan kemapanan ekonomi.

Sang Pencerah Muslim

"Tiga prinsip perjuangan itu sejatinya adalah pilar-pilar menopang kebangkitan bangsa di manapun juga. Karena tanpa nasionalisme kita akan kehilangan arah, tak tahu akan kemana arah perjuangan kita. Tanpa nasionalisme juga, orang akan dengan mudah meninggalkan cita-citanya. Nasionalismelah pondasi utama berdirinya sebuah cita-cita besar bangsa. Gagasan nasionalisme Mbah Wahab pada saat itu tidak hanya sekadar retorika belaka, lebih jauh beliau tuangkan lewat organisasi Nahdlatul Wathan yang beliau dirikan pada tahun 1916 bersama KH. Mas Mansur, " ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Selanjutnya adalah intelektualitas, lanjut Nasrulloh, sepulang dari Mekah menimba ilmu Mbah Wahab mendirikan kelompok diskusi bernama Tashwirul Afkar atau dikenal dengan Nahdlatul Fikri (kebangkitan berfikir) pada tahun 1918 sebagai wahana pendidikan sosial politik sekaligus upaya untuk mengembangkan intelektualitas masyarakat khususnya santri guna menghadapi problematika yang tengah terjadi dimasyarakat.

“Ini tak kalah penting, karena semangat yang menggebu-gebu hanya bagaikan tumpukan kayu tanpa adanya intelektualitas. Kita tak bisa maju hanya dengan semangat saja. Apa jadinya nasionalisme tanpa orang-orang berpendidikan. Kita hanya akan di bodohi tanpa sadar,” katanya.

Terakhir adalah kemapanan ekonomi yang menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap perjuangan. Tak mungkin hanya memiliki kendaraan tanpa mempunyai bahan bakarnya. Dan bahan bakar dari mesin penggerak itu adalah perputaran ekonomi yang teratur. "Demikianlah tiga prinsip perjuangan mbah Wahab yang masih sangat relevan semenjak masa kolinial hingga saat ini," pungkasnya.

Acara ini sebagaimana yang diungkapkan oleh ketua Tanfidziyah PCINU Maroko Kusnadi El Ghezwa, bertujuan untuk mengenal lebih dekat sosok KH Abdul Wahab Chasbullah. “Semoga kita bisa meneladani perjalanan hidup mbah Wahab sebagai tokoh penggerak dan pendiri organisasi Nahdlatul Ulama yang juga terkenal dengan ketawaduannya,” kata Kusnadi.

Acara tersebut dihadiri Duta Besar RI untuk kerajaan Maroko, KH Tosari Widjaya yang juga tokoh kesepuhan NU yang memiliki kedekatan sejarah dengan KH Abdul Wahab Chasbullah.

Ia menyampaikan pentingnya keberanian dalam bersikp dan bergerak. Karena tanpa keberanian tak mungkin berdiri NU dengan segala dinamikanya. Tiga perinsip mbah Wahab itu akan percuma tanpa keberanian yang di miliki setiap pejuang.

Duta Besar mengingatkan pentingnya berpikir untuk kemajuan bangsa, terutama bagi setiap manusia. Karena keberadaan manusia itu di tentukan dengan apakah dia berpikir atau tidak. “Sebagaimana Aristoteles pernah mengatakan al-insan al-hayawan an-nathiq (Manusia adalah hewan yang berfikir),” katanya

Acara ini berlangsung di Griya STAINU Kenitra. Turut hadir pula Dewan Mustasyar PCINU Maroko H Husnul Amal, ketua PPI Maroko Afif Husen beserta anggotanya dan warga Nahdliyyin di Maroko. Sebagai pamungkas acara ditutup dengan doa yang di pimpin oleh Ust Abdul Karim dari kota Kenitra-Maroko. (Aniq Nawawi/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Santri, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Rabu, 02 Agustus 2017

Unisnu Jepara Buka Lowongan Dosen Tetap Saintek

Jepara, Sang Pencerah Muslim

Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara, Jawa Tengah, membuka peluang menjadi dosen tetap untuk 7 progam studi S1 di lingkungan Saintek Unisnu Jepara.

Ketujuh program studi tersebut antara lain, Desain Produk, Desain Komunikasi Visual, Teknik Elektro, Teknik Informatika, Teknik Sipil, Budidaya Perairan, dan Sistem Informasi.

Untuk persyaratan

Unisnu Jepara Buka Lowongan Dosen Tetap Saintek (Sumber Gambar : Nu Online)
Unisnu Jepara Buka Lowongan Dosen Tetap Saintek (Sumber Gambar : Nu Online)

Unisnu Jepara Buka Lowongan Dosen Tetap Saintek

Ijazah minimal S2 dengan IPK minimal 3.00 (linier) Usia  makimal 40 Tahun Belum mempunyai Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) Tidak terikat sebagai dosen tetap di perguruan tinggi lain Tidak terikat sebagai  Pegawai Negeri Sipil (PNS) Fresh Graduate/berpengalaman mengajar lebih diutamakan Berkas Lamaran

Surat lamaran (tulis tangan dan bertandatangan asli) Curiculum vitae (CV) Fotokopi KTP Fotokopi ijazah S1 dan S2 dilegalisir Berkas lamaran dikirimkan ke: Fakultas Sains dan Teknologi, Unisnu Jepara, Jalan Taman Siswa Pekeng Tahunan, Jepara. Lamaran diterima paling lambat 22 Agustus 2015. Info selengkapnya silakan akses http://saintek.unisnu.ac.id.

Sang Pencerah Muslim

 

 

(Syaiful Mustaqim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Santri, Hikmah Sang Pencerah Muslim

Minggu, 30 Juli 2017

PBNU Bangga Kegigihan Tim Ekspedisi Islam Nusantara

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengaku bangga dengan kegigihan anak-anak muda yang melakukan Ekspedisi Islam Nusantara yang telah melakukan penjelajahan selama 28 hari di 16 kabupaten dan kota.

“Saya sangat bangga dan memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada teman-teman, saudara-saudara, anak-anak muda terutama Saudara Imam Pituduh yang melakukan ekspedisi Islam Nusantara yang dengan gigih dan pantang mengenal lelah melakukan perjalanan keliling Nusantara,” katanya di gedung PBNU, Jakarta, Rabu (27/4). ?

PBNU Bangga Kegigihan Tim Ekspedisi Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Bangga Kegigihan Tim Ekspedisi Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Bangga Kegigihan Tim Ekspedisi Islam Nusantara

Menurut dia, ekspedisi Islam Nusantara yang dilakukan 30 orang ini adalah pekerjaan berat, pekerjaan besar, banyak manfaatnya, dan melelahkan. “Tapi insyaallah Tuhan membalasnya,” tambah kiai yang akrab disapa Kang Said ini.

Sang Pencerah Muslim

Kang Said berharap tim ekspedisi berhasil menemukan dan menunjukkan fakta Islam kepada khalayak; mulai sejarah dan perkembangannya. “Data ini akan menjadi dokumentasi PBNU yang akan ditunjukkan pada dunia tentang karakteristik Islam Indonesia,” lanjutnya.

Menurut kiai yang pernah nyantri di Kempek, Lirboyo, dan Krapyak ini, kegiatan ini adalah salah satu upaya PBNU untuk menunjukkan bahwa Islam Indonesia adalah kalangan yang menyebarkan dan menganut agama dengan santun, menghormati perbedayaan, dan bernuansa kebudayaan.

Sang Pencerah Muslim

Ekspedisi Islam Nusantara yang dipimpin Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Imam Pituduh telah melakukan perjalanan 28 hari dengan menjelajah 16 kabupaten dan kota di empat provinsi pulau Jawa. Rencananya akan menjelajah 40 kota kabupaten dari Aceh sampai Papua selama 2 bulan.

Ekspedisi tersebut dimulai dan dilepas dari Pondok Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Barat oleh Ketua Umum PBNU pada 31 Maret lalu. Kemudian menjejah Semarang, Demak, Kudus, Rembang, Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Lumajang, Mojokerto, Jombang, Kediri, Nganjuk, Yogyakarta, dan sekarang sedang berada di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Setelah Tasikmalaya, tim ekspedisi akan menjelajah Banten, kemudian Aceh, dan wilayah-wilayah lain. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Selasa, 27 Juni 2017

Bulan Puasa Ini, Pesantren Nurul Burhany Ngaji Tafsir Al Ibriz

Demak, Sang Pencerah Muslim. Pondok Pesantren Nurul Burhany merupakan pondok khusus putri Cabang dari Pondok Pesantren Futuhiyyah yang berada di Jalan Suburan Mranggen Demak. Selain menghafal al Qur’an, para santri di sini juga mengaji kitab-kitab salaf.

Pada Ramadhan kali ini Pesantren Nurul Burhany menerapkan jadwal kegiatan khusus, yakni “pengajian kilatan” dengan target mengkhatamkan kitab dan waktunya juga lebih banyak dibanding waktu kegiatan harian biasa. Di antara kitab yang dikaji adalah tafsir Al Ibriz karya ulama Nusantara asal Rembang, Jawa Tengah, KH Bisri Mustofa.

Bulan Puasa Ini, Pesantren Nurul Burhany Ngaji Tafsir Al Ibriz (Sumber Gambar : Nu Online)
Bulan Puasa Ini, Pesantren Nurul Burhany Ngaji Tafsir Al Ibriz (Sumber Gambar : Nu Online)

Bulan Puasa Ini, Pesantren Nurul Burhany Ngaji Tafsir Al Ibriz

Pengajian tafsr karya ayah Pj Rais Aam PBNU KH Mustofa Bisri itu diampu langsung oleh pengasuh pesantren, KH Helmi Wafa Mahsuni tiap ba’da sembahyang shubuh. Jadwal pengajian lainnya, antara lain, waktu dhuha mengaji kitab “Subulul Huda Warrosyad”, ba’da shalat Dhuhur mengaji kitab “Fiqhush Shiyam”, usai shalat Ashar mengaji kitab “Risalah Sairatur Rasul”, setelah shalat maghrib mengaji kitab “Jami’ul Hikayat”, dan  setelah Isya’ para santri melakukan setoran hafalan al-Qur’an kepada pembina.

Sang Pencerah Muslim

Kegiatan pengajian Ramadhan atau puasanan ini tidak hanya diikuti oleh santri yang tetap Pesantren Nurul Burhany, tetapi juga diikuti oleh santri yang hanya ikut puasanan pada bulan Ramadhan.

Sang Pencerah Muslim

Menurut KH Helmi Wafa Mahsuni, pengajian Ramadhan ini menjadi agenda tahunan. Tujuannya agar pada bulan yang penuh berkah ini, para santri dapat mengisi waktunya dengan kegiatan pengajian secara maksimal.

Pengajian Ramadhan ini dilaksanakan sampai tanggal 17 Ramadhan, kemudian malam 17 Ramadhan, ditutup dengan khataman kitab beserta Peringatan Nuzulul Qur’an. (Abdus Shomad/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ahlussunnah, Makam, Santri Sang Pencerah Muslim

Minggu, 30 April 2017

Buku Pengurus NU Jabar Dibedah di UIN Bandung

Bandung, Sang Pencerah Muslim. Himpunan Mahasiswa Jurusan Tafsir Hadist Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung mengadakan bedah buku “Menulusuri Ruang Batin Al-Qur’an” karya salah seorang pengurus PWNU Jawa Barat Prof Dr Rosihon Anwar di auditorium Fakultas Ushuluddin, kampus setempat, , Jumat (30/5).

Buku Pengurus NU Jabar Dibedah di UIN Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)
Buku Pengurus NU Jabar Dibedah di UIN Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)

Buku Pengurus NU Jabar Dibedah di UIN Bandung

“Buku ini saya tulis untuk memahami Al-Qur’an yang biasanya hanya bergerak pada level lahir (tekstual, red), tetapi ini memahaminya pada level batin,” kata Rosihon yang juga Dekan Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung yang kini sudah menulis 40 buku.

Ia menyebutkan bahwa buku tersebut sebenarnya diterbitkan pada 2011 lalu oleh Penerbit Erlangga. Sebagai narasumber pembanding, dosen tafsir hadist, Dr Dadang Darmawan, menilai buku tersebut berasal dari salah satu disertasi terbaik yang disusun penulis ketika studi doktoral di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sang Pencerah Muslim

“Saya sarankan bagi para mahasiswa, khususnya Tafsir Hadits supaya membaca buku ini, karena mahasiswa dapat memahami bagaimana kerangka berpikir dari buku tersebut,” terang.

Sebelumnya, Jurusan Tafsir Hadist juga telah melaksanakan banyak kegiatan selama sepekan ini. Acaranya meliputi seminar, perlombaan, festival, bazar, inagurasi mahasiswa, dan bedah buku. (Muhammad Zidni Nafi/Mahbib)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Cerita, Santri, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Jumat, 17 Maret 2017

Spirit Rakyat dalam Perang 10 November 1945

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kedasyatan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya tidak bisa dilepaskan dari Resolusi Jihad, Perintah Perang, yang dikeluarkan oleh Hadratush Syaikh Kiai Haji Hasyim Asy’ari pada Tanggal 22 Oktober 1945. Pernyataan Perintah Perang itu disampaikan oleh Kiai Haji Hasyim Asy’ari di depan Presiden Soekarno di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, beberapa hari sebelum pecah Perang 10 November 1945.

Ihwal pertemuan bersejarah itu diungkapkan oleh Ki Setyo Oetomo Darmadi, adik pahlawan PETA Soepriyadi, di Blok A, Jakarta, Ahad, 7 November 2010.

Spirit Rakyat dalam Perang 10 November 1945 (Sumber Gambar : Nu Online)
Spirit Rakyat dalam Perang 10 November 1945 (Sumber Gambar : Nu Online)

Spirit Rakyat dalam Perang 10 November 1945

Menurut mantan anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang akrab dipanggil Ki Darmadi, Bung Karno menemui Kiai Haji Hasyim Asy’ari ditemani oleh Residen Jawa Timur Soedirman, ayah Kandung Mantan Gubernur Jawa Timur Basofi Soedirman. Dalam pertemuan bersejarah di Pondok Pesantren Tebu Ireng itu, kedua pemimpin tersebut membahas situasi politik terkait kedatangan Pasukan Sekutu dibawa Komando Inggris, yang membawa serta penjajah Belanda.

Sang Pencerah Muslim

“Kiai, dipundi (despundi, bhs Jawa: bagaimana: RED.), bahasa Bung Karno, Inggris datang niku(itu: Jawa), gimana umat Islam menyikapinya? “ tanya Presiden Soekarno kepada Rois Akbar NU, yang akrab dengan panggilan Mbah Hasyim.

Sang Pencerah Muslim

Mendapat pertanyaan atas sikapnya dengan kedatangan pasukan Sekutu, yang berdalih mengambil alih kekuasaan dari Jepang, lawan Perang Dunia Kedua yang sudah dikalahkan, yang berarti juga menafikan Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 1945, Mbah Hasyim pun menjawab dengan tegas.

Lho Bung, umat Islam jihad fisabilillah (berjuang di jalan Allah: RED.) untuk NKRI, ini Perintah Perang !” kata Rois Akbar Nahdlatul Ulama Hadratush Syaikh Kia Haji Hasyim Asy’ari, menjawab pertanyaan, sekaligus permintaan bantuan dari Presiden Soekarno dalam menghadapi ancaman pasukan Sekutu.

Pasukan AFNEI mulai mendarat di Jakarta pada Tanggal 29 September 1945 dibawa pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison. AFNEI berkekuatan 3 divisi: Divisi ke-23 dibawa Komando Mayor Jenderal D.C Hawthorn, menguasai daerah Jawa Barat; Divisi ke-5 dibawa Komando Mayor Jenderal E.C.Mansergh, menguasai daerah Jawa Timur; dan Divisi ke-26 dibawah Komando Mayor Jenderal H.M. Chambers, menguasai daerah Sumatera. Adapun Brigade ke-49 dibawa pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S.Mallaby yang mendarat di Surabaya merupakan bagian Divisi ke-23 pimpinan Mayjen D.C Hawthorn. Ketiga divisi itu bertugas mengambil alih kekuasaan Indonesia dari Jepang, yang berarti tidak mengakui Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Menurut Ki Darmadi, seruan jihad melawan pasukan sekutu yang dikeluarkan Kiai Haji Hasyim Asy’ari itulah yang dikenal sebagai Resolusi Jihad. “Lalu Kiai Hasyim Asy’ari meminta Bung Tomo supaya teriak Allahu Akbar untuk menggerakkan para pemuda. Jasa utama Bung Tomo itu karena diperintah Kiai Haji Hasyim Asy’ari jadi orator perang,” ungkap Ki Darmadi terkait ihwal munculnya pekik Allahu Akbar yang dikumandangkan Bung Tomo melaui radio-radio.

Terkait pertanyaan kenapa Bung Karno menemui Mbah Hasyim Asy’ari, adik Pahlawan Nasional Soepriyadi, yang lahir di Kediri pada 17 Maret 1930 silam ini menjawab, “Tujuannya supaya Kiai Hasyim Asy’ari yang memiliki pengaruh besar di kalangan umat Islam itu menggerakkan jihad. Lalu ada yang hendak mengenyampingkan, kenapa Bung Karno tidak ke BKR (TKR: RED)? Saya punya jawaban. Karena jauh sebelum itu, saat pasukan PETA terbentuk, semua komandan batalyonnya itu ulama. Dan yang punya pengaruh besar terhadap para ulama, dan santri itu kan Kiai Haji Hasyim Asy’ari,” terang Ki Darmadi.

Di antara para ulama yang memegang kendali komando terhadap pasukan PETA, salah satu cikal bakal BKR itu, adalah Panglima Divisi Suropati, Kiai Imam Sujai, Divisi Ranggalawe dengan Panglimanya Jatikusumo, wakilnya adalah Soedirman, ayah kandung Basofi Soedirman, mantan gubernur Jawa Timur. Termasuk di Jawa Barat, komandan resimennya seorang ulama yang berjuluk Singa Bekasi, Kiai Haji Noor Ali.

“Jadi pilihan Bung Karno menemui Kiai Hasyim Asy’ari itu sudah tepat, karena yang bisa menggerakkan umat Islam ya, Kiai Haji Hasyim Asy’ari. Terbukti sebelum Inggris masuk seluruh komandan batalyon PETA itu ulama,” tandas Ki Darmadi.

Presiden Soekarno memang datang ke orang yang tepat, lanjut Ki Darmadi, dampak perangnya pun luar biasa, seperti digambarkan dalam buku berjudul : Api Neraka di Surabaya. “Pertempuran di Surabaya itu bagaikan neraka bagi pasukan Sekutu. Orang bisa mati-matian berperang, itu karena perintah jihad tadi,” terang Ki Darmadi.

Pelaku dan saksi sejarah lainnya, yaitu Tokoh dan sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Haji Muchit Muzadi beberapa tahun lalu mengatakan, Hari Pahlawan 10 November itu tak bisa dilepaskan dengan Resolusi Jihad NU, yang dicetuskan para ulama di Bubutan, Surabaya pada 22 Oktober 1945.

“Proklamasi yang diucapkan Bung Karno dan Bung Hatta merupakan tantangan kepada tentara Sekutu yang saat itu berkuasa setelah Jepang menyerah,” kata Kiai yang akrab dipanggil dengan Mbah Muchit ini. Pernyataan salah seorang santri Hadratus Syaikh Kiai Haji Hasyim Asy’ari ini kian menegaskan, bahwa Deklarasi Resolusi Jihad 21-22 Oktober 1945 merupakan kelanjutan dari hasil pertemuan Bung Karno dengan Mbah Hasyim.

Segera setelah itu, ribuan kiai dan santri bergerak ke Surabaya. Pada Tanggal 28 Oktober 1945, pasukan sekutu dibawa Brigadir Jenderal Mallaby mengambil alih lapangan udara Morokrembangan, dan beberapa gedung penting kantora jawatan kereta api, pusat telepon dan telegraf, termasuk Rumah Sakit Darmo.

Pertempuran besar tak terhindarkan antara 6 ribu pasukan Inggris dengan 120 ribu pemuda Indonesia yang terdiri dari para santri, dan tentara. Akibat kalah jumlah Mallaby meminta bantuan Hawthorn agar pihak Indonesia menghetikan pertempuran. Hawthorn pun meminta Soekarno agar mau membujuk panglima-panglimanya di Surabaya menghentikan pertempuran. Terjepit pasukan sekutu itu digambarkan dalam buku Donnison “The Fighting Cock” sebagai “Narrowly escape complete destraction” alias hampir musnah seluruhnya”, kalau tidak dihentikan Soekarno – Hatta dan Amir Syarifuddin.

Jenderal Sekutu Tewas

Karena tidak mau belajar, dari kekalahan pertama, Brigjen Mallaby pun tewas dalam pertempuran yang pecah pada Tanggal, 30 Oktober 1945. Panglima AFNEI Letjen Philip Sir Christison pun mengirim pasukan Divisi ke-5 dibawa Komando Mayor Jenderal E.C.Mansergh, jenderal yang terkenal karena kemenangannya dalam Perang Dunia II di Afrika saat melawan Jenderal Rommel, jenderal legendaris tentara Nazi Jerman. Mansergh membawa 15 ribu tentara, dibantu 6 ribu personel brigade45 The Fighting Cock dengan persenjataan serba canggih, termasuk menggunakan tank Sherman, 25 ponders, 37 howitser, kapal Perang HMS Sussex dibantu 4 kapal perang destroyer, dan 12 kapal terbang jenis Mosquito.

Dengan mesin pembunuhnya itu, Mansergh mengultimatum rakyat Surabaya, untuk bertekuk lutut alias menyerah, yang berarti mengakui Indonesia belum merdeka.

”Ultimatum Sekutu itu pun tak digubris sehingga terjadilah pertempuran 10 November 1945 dengan korban yang tidak sedikit, bahkan para santri dari Kediri, Tuban, Pasuruan, Situbondo, dan sebagainya banyak yang menjadi mayat dengan dibawa gerbong KA,” kata Mbah Muchit.

Kiai Kelahiran Tuban Jatim pada 1925 itu menambahkan, semangat dan tekad untuk merdeka itu merupakan semangat yang dipupuk melalui Resolusi Jihad NU yang digagas para ulama NU di Jalan Bubutan, Surabaya.”Tapi, terus terang, semuanya itu tidak tercatat dalam sejarah, karena ulama NU itu memang tidak ingin menonjolkan diri, sebab mereka berbuat untuk bangsa dan negara demi ridlo dari Allah SWT, bukan untuk dicatat dalam sejarah,” katanya.

Dampak perlawanan itu sepertinya tidak pernah terpikir oleh pasukan Sekutu, yang mengultimatum, agar seluruh pemuda, dan pasukan bersenjata bertekuk lutut. Tapi yang terjadi justru sebaliknya.

“Kenapa bisa begitu? Karena sebenarnya yang fanatik melbu suwargo (Bhs Jawa: masuk surga: RED.) itu kan Islam, jadi sudah tidak mikir apa-apa lagi. Mana ada Jenderal Sekutu tewas dalam Perang Dunia Kedua, itu kan hanya terjadi di Surabaya, di Indonesia, dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby,” kata Ki Darmadi menandaskan.

David Welch menggambarkan dasyatnya pertempuran itu dalam bukunya, Birth of Indonesia (hal. 66),“Di pusat kota pertempuran adalah lebih dasyat, jalan-jalan diduduki satu per satu, dari satu pintu ke pintu lainnya. Mayat dari manusia, kuda-kuda, kucing-kucing serta anjing-anjing bergelimangan di selokan selokan. Gelas - gelas berpecahan, perabot rumah tangga, kawat-kawat telephon bergelantungan di jalan-jalan dan suara pertempuran menggema di tengah gedung-gedung kantor yang kosong. Perlawanan Indonesia berlangsung dalam dua tahap, pertama pengorbanan diri secara fanatik, dengan orang-orang yang hanya bersenjatakan pisau-pisau belati menyerang tank-tank Sherman, dan kemudian dengan cara yang lebih terorganisir dan lebih efektif, mengikuti dengan cermat buku-buku petunjuk militer Jepang”

Pertempuran berlangsung dengan ganas selama 3 minggu. Pada akhir bulan November 1945 seluruh kota telah jatuh ke tangan sekutu. Namun semangat perlawanan oleh para pejuang Indonesia yang masih hidup tak bisa dipadamkan. Para santri, dan tentara mengikuti ribuan pengungsi yang melarikan diri meninggalkan Surabaya dan kemudian mereka membuat garis pertahanan baru mulai dari Mojokerto di Barat hingga ke arah Sidoarjo di Timur. Beberapa versi menyebut, korban dari pihak Republik Indonesia mencapai 20 ribu, bahkan ada yang menyebut 30 ribu jiwa.

Pelaku dan Saksi Sejarah

Pertanyaan, kemudian muncul, bagaimana membuktikan bahwa peristiwa Pertemuan Bung Karno dengan Rais Akbar Kiai Haji Hasyim Asy’ari itu benar? Mendapat pertanyaan ini Ki Setyo Oetomo Darmadi, menjelaskan posisinya. Menurutnya, Inggris datang ke Surabaya itu jauh sebelum meletus Perang 10 November 1945.

“Setelah meletus Pemberontakan PETA yang dipimpin Soepriyadi, saya dan ayah saya sekeluarga ditahan oleh penjajah Jepang, setelah Proklamasi Kemerdekaan, yaitu pada Tanggal 25 Agustus kami sekelurga dibebaskan. Usia saya saat itu 15 tahun, lalu masuk BKR. Karena saya Adiknya Soepriyadi, saya bisa kenal sama kiai-kiai, di antaranya Pak ud (KH Jusuf Hasyim), Pak Baidlowi, lalu bapaknya Pak Rozi Munir, yaitu Pak Munasir. Dan kebetulan saya masih familinya Bung Karno, jadi saya tahu ada pertemuan Bung Karno dengan Kiai Haji Hasyim Asy’ari. Hasil pertemuan itu juga disampaikan oleh Bung Karno kepada para anggota BKR,” ungkap Ki Darmadi menjawab, asal sumber kesaksian.

Seruan Resolusi Jihad yang disampaikan di depan Presiden Soekarno oleh Rois Akbar Kiai Haji Hasyim Asy’ari merupakan peristiwa sejarah yang terpendam, dan hanya menjadi sejarah lisan. Namun, peristiwa tersebut bukan isapan jempol. Saat penulis meneliti sejumlah arsip Kabinet Presiden di Arsip Nasional, Cilandak, Jakarta Tahun 2001, penulis menemukan indeks tentang Resolusi Jihad. Namun saat saya pesan untuk saya baca, ternyata bagian pelayanan arsip tersebut menyatakan arsip sudah kosong, alias hilang.(Abdullah Taruna)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Santri, Syariah Sang Pencerah Muslim

Minggu, 05 Februari 2017

Sambut Bulan Haji, Calon Jamaah Harus Jaga Niat

Surabaya, Sang Pencerah Muslim. Di samping menjaga kesehatan dan menyiapkan kebutuhan selama satu bulan lebih di tanah suci, para calon jamaah haji juga harus mempersiapkan mental agar bisa merampungkan ibadah dengan baik. Yang juga sangat menentukan adalah kemurnian hati agar titel sebagai haji mabrur bisa diraih.

"Ibadah haji mensyaratkan kekuatan fisik jamaah karena akan melakukan sejumlah ibadah yang membutuhkan tenaga ekstra," kata H Farmadi Hasyim, Kepala Seksi Haji Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya, Senin (10/8).

Sambut Bulan Haji, Calon Jamaah Harus Jaga Niat (Sumber Gambar : Nu Online)
Sambut Bulan Haji, Calon Jamaah Harus Jaga Niat (Sumber Gambar : Nu Online)

Sambut Bulan Haji, Calon Jamaah Harus Jaga Niat

Mempersiapkan bekal sejak dini dan menempuh perjalanan panjang sejak dari rumah hingga ke pemondokan dan ke tanah suci tentu membutuhkan kondisi tubuh yang prima, lanjutnya. "Karena itu selama menunggu jadwal keberangkatan, disarankan jamaah untuk meperbanyak olahraga sebagai latihan agar saat melaksanakan ibadah tidak mengalami masalah," ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Dan Ustadz Farmadi, sapaan akrabnya yakin bahwa materi seputar hal ini telah disampaikan saat manasik yang diikuti calon jamaah. "Tinggal mengingat dan menjalankan seluruh anjuran itu dengan baik," kata Wakil Ketua Lembaga Dakwah PWNU Jawa Timur ini.

Yang juga sangat penting untuk diperhatikan adalah terus lurus dalam menata niat. "Karena factor inilah yang akan sangat diuji selama pelaksanaan ibadah haji," terangnya. Bertemu dengan kaum muslimin dari berbagai daerah dan negara, tentu juga diiringi dengan tabiat dan beragam pula, lanjutnya.

Sang Pencerah Muslim

"Dibutuhkan kebesaran hati, kelapangan jiwa dan lurusnya niat agar selama pelaksanaan haji, para jamaah mampu mengendalikan diri dan emosi," tandasnya. Apalagi pada perlaksanaan haji kali ini cuaca lumayan terik, maka kesabaran dan kemurnian niat sangat menentukan, lanjutnya.

?

"Diperkirakan kloter pertama jamaah haji Indonesia akan berada di Asrama Haji tanggal 20 Agustus," pungkasnya. (Syaifullah/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim News, Santri Sang Pencerah Muslim

Kamis, 26 Januari 2017

Festival Hadrah On The Street Probolinggo Semarakkan Malam Tahun Baru

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Sedikitnya 120 grup hadrah se-Kabupaten Probolinggo turut menyemarakkan malam tahun baru 2016. Peringatan ini diadakan sekaligus memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam kegiatan Festival Hadrah On The Street dan Semarak Sholawat Nabi Muhammad SAW yang digelar Pemkab Probolinggo, Kamis-Jum’at (31/12-1/1) dini hari.

Festival Hadrah On The Street Probolinggo Semarakkan Malam Tahun Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Festival Hadrah On The Street Probolinggo Semarakkan Malam Tahun Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Festival Hadrah On The Street Probolinggo Semarakkan Malam Tahun Baru

Grup hadrah ini merupakan perwakilan dari Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), Kecamatan, Cabang Dinas Pendidikan, pesantren, sekolah, TPQ, dan madrasah diniyah (madin) se-Kabupaten Probolinggo. Setiap grup beranggota 20 orang.

Para peserta atau grup membawa alat hadrah, sound system, genset, dan becak. Mereka menabuh secara serempak hadrahnya sambil membaca shalawat Nabi Muhammad SAW dengan menempuh jarak 5 kilometer. Mereka mengambil titik mulai di Kantor Pemkab Probolinggo mulai pukul 19.00 WIB dan berakhir di SMP Hati Bilingual Boarding School (BBS) Jalan KH Aminuddin, Dusun Toroyan Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan.

Sang Pencerah Muslim

Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Probolinggo Hj Puput Tantriana Sari, Mustasyar PCNU Probolinggo H Hasan Aminuddin, H Muzammil Syafi’i dan H Aminurrohman dari Pasuruan, Habib Hasyim dari Malang, Ketua PCNU Probolinggo KH Abdul Hadi, Ketua PCNU Kota Kraksaan H Nasrullah A Suja’i serta para alim ulama dan habaib se-Kabupaten Probolinggo.

Sang Pencerah Muslim

Hj Puput Tantriana Sari mengungkapkan kegiatan ini digelar dengan tujuan mengajak generasi muda merayakan tahun baru dengan kegiatan positif.

“Selama ini perayaan malam pergantian tahun identik dengan kegiatan negatif seperti mabuk-mabukan dan kebut-kebutan di jalan. Semoga kegiatan ini bermanfaat dan ke depan kegiatan seperti akan istiqomah dilakukan setiap tahun,” katanya.

H Hasan Aminuddin mengungkapkan momentum pergantian tahun baru 2016 ini bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Karenanya, ukhuwah Islamiyah perlu dibangun bersama-sama sehingga tidak ada perbedaaan lagi di Probolinggo.

“Jadi momentumnya menyemarakkan tahun baru 2016 sekaligus memperingati kelahiran Baginda Rasulullah SAW. Marilah kita tingkatkan kualitas ibadah kita. Jika sudah datang waktunya shalat, maka kita harus langsung shalat. Dahulukan panggilan Allah SWT dan perbaiki hubungan dengan sesama manusia,” katanya.

Ia meminta agar masyarakat saat ini tidak banyak berdalil. Sebab generasi muda sekarang sudah pintar. Sehingga harus banyak memberikan contoh agar bisa ditiru dalam kehidupan sehari-hari.

“Saat ini masih banyak gesekan antarmasyarakat di Kabupaten Probolinggo. Salah satunya karena dipicu oleh isu santet. Kalau sakit bawa ke tenaga medis dan jangan mengaitkannya dengan isu santet. Saya malu, dikira nanti pemahaman ilmunya dangkal,” jelasnya.

Iring-iringan grup hadrah ini sempat membuat macet jalan nasional selama kurang hampir 1 jam. Semua kendaraan berjalan melambat dengan menggunakan satu jalur menjadi dua jalur. Meskipun demikian, aksi para grup hadrah ini memancing animo masyarakat untuk berduyun-duyun menyaksikan dari dekat dengan memenuhi kanan dan kiri jalan sepanjang rute yang dilaluinya.

Sesampainya di garis finish, peserta juga dihibur dengan penampilan musik gambus Suara Hati. Malam pergantian tahun ini ditandai dengan penabuhan drum secara bersama-sama dan diakhiri dengan pesta kembang api selama satu jam. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu, Habib, Santri Sang Pencerah Muslim

Minggu, 01 Januari 2017

Cerita Mantan Pelaku Terorisme Mengenal Jihad Ekstrem Sejak SMA

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Mantan Pelaku Terorisme Kurnia Widodo mengaku mengenal dunia radikalisme dan jihad ekstrem sejak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) pada awal-awal tahun sembilan puluhan.

Ia menceritakan, awalnya temannya memberikan dia buku-buku tentang jihad ekstremis, tauhid, dan lainnya. Ia juga mengaku pernah bergabung dengan beberapa kelompok Islam radikal seperti Negara Islam Indonesia (NII), HTI, dan ISIS. 

Cerita Mantan Pelaku Terorisme Mengenal Jihad Ekstrem Sejak SMA (Sumber Gambar : Nu Online)
Cerita Mantan Pelaku Terorisme Mengenal Jihad Ekstrem Sejak SMA (Sumber Gambar : Nu Online)

Cerita Mantan Pelaku Terorisme Mengenal Jihad Ekstrem Sejak SMA

“NII itu masih ada sel-selnya,” kata Kurnia saat menjadi narasumber dalam acara Ngobrol Bareng Merawat Keindonesian dengan tema Tolak Radikalisme, Lawan Terorisme, di Jakarta, Ahad (23/7).

  

Sang Pencerah Muslim

Lulusan Teknik Kimia Institur Teknologi Bandung (ITB) ini mengaku belajar untuk merakit bom saat ia berada di ITB. Ia merancang bom dan mencari bahan-bahannya dari bacaan yang ada di perpustakaan.

“Membuat bom itu tidak sulit,” ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Lebih lanjut, ia menjelaskan ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang tua untuk mendeteksi apakah anaknya terkena paham radikal. Pertama, awasi anak dan jangan abaikan. Kalau orang tua abai dengan anaknya, maka itu adalah peluang yang bagus untuk para radikalis.

“(Kemudian) Ajak dialog anak. Kalau ada indikasi, maka orang tua harus selidiki dari mana anak mendapatknya paham radikal itu,” tuturnya.

Terakhir, kalau seandainya anak sudah terpapar dengan paham radikal, maka ia harus dibawa kepada para tokoh agama yang memiliki pemahaman yang moderat. 

Peran istri

Kurnia menjelaskan, para istri pelaku terorisme dengan pelaku kriminal lainnya itu memiliki sikap yang berbeda saat menjenguk suami mereka yang sedang mendekam di Lembaga Permasyarakatan (Lapas). Ketika menjenguk suami di Lapas, istri pelaku kriminal selain teroris biasanya minta cerai. Namun, hal itu tidak berlaku pada istri-istri pelaku terorisme. 

“Istri kasus terorisme minta cerai itu tidak terjadi (saat mereka menjenguk suaminya di penjara). Mereka setia,” ungkapnya.

Senada dengan Kurnia, Direktur The Asian Muslim Action Network Indonesia (AMAN Indonesia) Ruby Kholifah menyatakan, istri para pelaku teror biasanya mendukung apa yang dilakukan oleh suami mereka.

 

Bahkan mereka memiliki keyakinan bahwa rahim mereka adalah rahim yang akan melahirkan para jihadis-jihadis yang membela dan menegakkan Islam.

“Banyak yang percaya bahwa itu adalah cara untuk mengabdi kepada agama,” tutupnya. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama, Santri Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 24 Desember 2016

Ini Sejumlah Langkah LKNU Hadapi Tingginya Angka Tuberculosis

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Forum Stop Partnership Indonesia (FSTPI) bersama Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) serta CCPHI menyelenggarakan diskusi bertema Praktik Terbaik Program Kemitraan Stop Tuberculosis dengan kelompok masyarakat sipil di Griya Jenggala, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/12) siang. Mereka membahas penanggulangan tuberculosis.

Esti Febriyani dari Community Empowerment of People Against Tuberculosis (CEPAT) LKNU menyampaikan, LKNU mendukung program penanggulangan tuberculosis agar mencapai target akses seluas-luasnya.

Ini Sejumlah Langkah LKNU Hadapi Tingginya Angka Tuberculosis (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Sejumlah Langkah LKNU Hadapi Tingginya Angka Tuberculosis (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Sejumlah Langkah LKNU Hadapi Tingginya Angka Tuberculosis

“Layanan CEPAT-LKNU di antaranya dengan diagnosis dan pengobatan TB sedini mungkin secara berkualitas melalui pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat di antaranya dengan pelatihan dan pelibatan kader; pengembangan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kesehatan (KIE); pelibatan tokoh agama dan tokoh masyarakat pesantren, serta sosialisasi dan pelacakan kontak penderita TB,” kata Esti.

Berdasarkan laporan WHO (2015), angka kasus TB baru yang tidak ditemukan hanya 32% atau 324.000 kasus dari total 1.000.000 kasus TB. Berdasarkan data tersebut berarti masih ada sekitar 676.000 atau 68% kasus TB baru yang masih belum ditemukan, diobati, dan dilaporkan.

Sang Pencerah Muslim

Kerja sama yang baik antara pemerintah, sektor swasta, dan kelompok masyarakat sipil sangat diperlukan sehingga dapat meningkatkan penemuan kasus TB, mendiagnosis, dan mengobati hingga sembuh.

Sang Pencerah Muslim

Diskusi berkala ini merupakan kali keempat, setelah diskusi-diskusi sebelumnya pada 7 April 2016, 25 Agustus 2016, dan 14 Desember 2016. Diskusi berkala akan terus dilakukan dan menjadi langkah persiapan menuju “Summit Meeting on TB” pada pertengahan Maret 2017.

Selain LKNU, beberapa ormas dan masyarakat sipil lain turut berpartisipasi di antaranya Aisyiyah, Pejuang Tangguh (Peta), Dewan Masjid Indonesia (DMI), Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI). (Kendi Setiawan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri Sang Pencerah Muslim

Kamis, 15 September 2016

Pemkab Demak Canangkan Gerakan Ayo Mengaji

Demak, Sang Pencerah Muslim. Pemerintah Kabupaten Demak saat ini mulai mencanangkan Gerakan Ayo Mengaji sebegai respon terhadap merosotnya kesadaran masyarakat akan keimanan dan ketaqwaan serta menurunnya mental anak bangsa.?

“Kami minta dukungan panjenengan untuk disampaikan pada keluarga, tetangga dan saudara setidaknya habis maghrib walau satu ayat hendaklah anak anak atau keluarga diajak mengaji,” kata Bupati Demak, Muhammad Natsir pada Forum Silaturrahim Ulama Umara Kabupaten Demak di pendopo kabupaten Jl.Kyai Singkil No.7 Demak, Selasa (24/5).

Pemkab Demak Canangkan Gerakan Ayo Mengaji (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemkab Demak Canangkan Gerakan Ayo Mengaji (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemkab Demak Canangkan Gerakan Ayo Mengaji

Natsir ? mengakui, program mengaji habis maghrib yang dicanangkan ini masih sulit direalisasikan, sehingga pihaknya meminta pada forum tersebut untuk bersama-sama mematikan televisi agar keluarga mereka mau buka Al-Quran untuk mengaji.

“Pak yai... langkah awal tolong habis maghrib ajak keluarga minimal lima menit matikan TV, ajak anak anak kita mengaji,” pinta Natsir.

Acara yang diselenggarakan Pemkab Demak tersebut dihadiri Bupati dan wakil Bupati Demak, Kapolres, Dandim, Kejaksaan, Pengadilan, ketua DPRD Demak dan ketua MUI Demak. Selain itu hadir pula ketua Jatman Jateng KH. Zaini Mawardi, serta Pengurus NU dari berbagai tingkatan dan SKPD se-Kabupaten Demak. (A Shiddiq Sugiarto/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Daerah, Quote, Santri Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Jumat, 03 Juni 2016

Santriwati Asal Aceh, Juara Favorit Duta Santri Nasional 2016

Sleman, Sang Pencerah Muslim

Pemilihan Duta Santri Nasional 2016 sebagai bagian dari Pegelaran Hari Santri Nasional baru saja usai digelar. Ajang ini melibatkan 20 kontestan santri dan santriwati dari seluruh Indonesia, hasil seleksi dari ratusan pendaftar yang ada.

Acara yang digelar di Stadion Maguwoharjo Sleman Yogyakarta pada 24-26 Oktober 2016 oleh Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah NU (RMINU) ini memilih Nurul Aula yang mewakili Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebagai Juara Kategori Favorit Santriwan Santriwati Duta Santri Nasional 2016.

Santriwati Asal Aceh, Juara Favorit Duta Santri Nasional 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)
Santriwati Asal Aceh, Juara Favorit Duta Santri Nasional 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)

Santriwati Asal Aceh, Juara Favorit Duta Santri Nasional 2016

Aula mengaku tidak mengira kalau dirinya akan menang dalam kategori ini karena menurutnya banyak kontestan lain yang lebih bagus.

Sang Pencerah Muslim

Dara kelahiran Paya Bakong Aceh Utara ini mempunyai segudang prestasi di antaranya pernah jadi Juara MHQ 1 Juz Se-Aceh Utara, Juara 1 Sari Tilawah Antar Dayah se-Aceh Utara, Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Indonesia Tingkat SMP, Santri Berpestasi di Dayah Terpadu Ruhul Islam Aceh Utara.

Di samping itu banyak kegiatan yang dia rintis untuk memajukan minat belajar para santri, khususnya belajar Al-Quran, salah satunya dengan Gerakan Menghafal Al-Quran 300 Hari "One Day One Page" sekaligus sebagai Koordinator.? Uniknya lagi,? dia juga menjabat sebagai Ketua Pimpinan Komisariat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatu Ulama (IPPNU)? Dayah Terpadu Ruhul Islam.

Sang Pencerah Muslim

"Saya sangat bersyukur mendapat Juara Favorit. Ini menunjukkan kalau banyak orang yang suka dengan program yg saya presentasikan, semoga ini menjadi langkah awal untuk mengembangkan potensi saya dan semoga bermanfaat bagi semua orang," ungkap Aula saat ditemui selepas acara.

Untuk informasi,? sebelum Grand Final Kontestan dikarantina selama 2 hari untuk memaparkan prestasi dan program yang dilakukan selama ini, dan diselingi dengan materi oleh para pembimbing acara. (Zaki MuttaQien/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Aswaja Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock