Tampilkan postingan dengan label Nasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nasional. Tampilkan semua postingan

Kamis, 17 Agustus 2017

Haul Kiai Wahab Diperingati di Maroko

Kenitra, Sang Pencerah Muslim. Warga Indonesia di Maroko memperingati haul KH Abdul Wahab Chasbullah ke-43 di Kenitera, Kamis (11/9) kemarin. Kegiatan diisi dengan pembacaan dibai, doa bersama dan pembacaan manakib atau biografi KH Abdul Wahab Chasbullah.

Dalam pembacaan biografi, Ketua Lembaga Dakwah PCINU Maroko, Muhammad Makhludi memberikan banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari kisah hidup dan pemikiran Mbah Wahab. Sementara materi diskusi disampaikan oleh H Nasrulloh Afandi, kandidat Doktor Maqasid Syariah di Universitas Al-Qurawiyin, Marok.

Haul Kiai Wahab Diperingati di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)
Haul Kiai Wahab Diperingati di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)

Haul Kiai Wahab Diperingati di Maroko

Menurut Nasrullah, secara garis besar ada tiga prisnsip perjuangan KH Abdul Wahab Chasbullah yang masih sangat releven mulai masa kolonial hingga saat ini. Tiga prinsip tersebut adalah nasionalisme, intelektualitas dan kemapanan ekonomi.

Sang Pencerah Muslim

"Tiga prinsip perjuangan itu sejatinya adalah pilar-pilar menopang kebangkitan bangsa di manapun juga. Karena tanpa nasionalisme kita akan kehilangan arah, tak tahu akan kemana arah perjuangan kita. Tanpa nasionalisme juga, orang akan dengan mudah meninggalkan cita-citanya. Nasionalismelah pondasi utama berdirinya sebuah cita-cita besar bangsa. Gagasan nasionalisme Mbah Wahab pada saat itu tidak hanya sekadar retorika belaka, lebih jauh beliau tuangkan lewat organisasi Nahdlatul Wathan yang beliau dirikan pada tahun 1916 bersama KH. Mas Mansur, " ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Selanjutnya adalah intelektualitas, lanjut Nasrulloh, sepulang dari Mekah menimba ilmu Mbah Wahab mendirikan kelompok diskusi bernama Tashwirul Afkar atau dikenal dengan Nahdlatul Fikri (kebangkitan berfikir) pada tahun 1918 sebagai wahana pendidikan sosial politik sekaligus upaya untuk mengembangkan intelektualitas masyarakat khususnya santri guna menghadapi problematika yang tengah terjadi dimasyarakat.

“Ini tak kalah penting, karena semangat yang menggebu-gebu hanya bagaikan tumpukan kayu tanpa adanya intelektualitas. Kita tak bisa maju hanya dengan semangat saja. Apa jadinya nasionalisme tanpa orang-orang berpendidikan. Kita hanya akan di bodohi tanpa sadar,” katanya.

Terakhir adalah kemapanan ekonomi yang menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap perjuangan. Tak mungkin hanya memiliki kendaraan tanpa mempunyai bahan bakarnya. Dan bahan bakar dari mesin penggerak itu adalah perputaran ekonomi yang teratur. "Demikianlah tiga prinsip perjuangan mbah Wahab yang masih sangat relevan semenjak masa kolinial hingga saat ini," pungkasnya.

Acara ini sebagaimana yang diungkapkan oleh ketua Tanfidziyah PCINU Maroko Kusnadi El Ghezwa, bertujuan untuk mengenal lebih dekat sosok KH Abdul Wahab Chasbullah. “Semoga kita bisa meneladani perjalanan hidup mbah Wahab sebagai tokoh penggerak dan pendiri organisasi Nahdlatul Ulama yang juga terkenal dengan ketawaduannya,” kata Kusnadi.

Acara tersebut dihadiri Duta Besar RI untuk kerajaan Maroko, KH Tosari Widjaya yang juga tokoh kesepuhan NU yang memiliki kedekatan sejarah dengan KH Abdul Wahab Chasbullah.

Ia menyampaikan pentingnya keberanian dalam bersikp dan bergerak. Karena tanpa keberanian tak mungkin berdiri NU dengan segala dinamikanya. Tiga perinsip mbah Wahab itu akan percuma tanpa keberanian yang di miliki setiap pejuang.

Duta Besar mengingatkan pentingnya berpikir untuk kemajuan bangsa, terutama bagi setiap manusia. Karena keberadaan manusia itu di tentukan dengan apakah dia berpikir atau tidak. “Sebagaimana Aristoteles pernah mengatakan al-insan al-hayawan an-nathiq (Manusia adalah hewan yang berfikir),” katanya

Acara ini berlangsung di Griya STAINU Kenitra. Turut hadir pula Dewan Mustasyar PCINU Maroko H Husnul Amal, ketua PPI Maroko Afif Husen beserta anggotanya dan warga Nahdliyyin di Maroko. Sebagai pamungkas acara ditutup dengan doa yang di pimpin oleh Ust Abdul Karim dari kota Kenitra-Maroko. (Aniq Nawawi/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Santri, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Jumat, 04 Agustus 2017

Dilantik, Pelajar NU Tasikmalaya Langsung Rumuskan Gerakan

Tasikmalaya, Sang Pencerah Muslim. Sesaat setelah dilantik, kepengurusan IPNU-IPPNU kabupaten Tasikmalaya masa bakti 2014-2016 mengadakan rapat kerja pengurus selama dua hari, Sabtu-Ahad (29-30/11).

Pada pertemuan yang berlangsung di pesantren Baitul Hikmah, Haur Kuning, Salopa, Tasikmalaya, mereka menghasilkan sejumlah catatan sebagai acuan bergerak untuk dua tahun ke depan.

Dilantik, Pelajar NU Tasikmalaya Langsung Rumuskan Gerakan (Sumber Gambar : Nu Online)
Dilantik, Pelajar NU Tasikmalaya Langsung Rumuskan Gerakan (Sumber Gambar : Nu Online)

Dilantik, Pelajar NU Tasikmalaya Langsung Rumuskan Gerakan

Ketua PCNU Tasikmalaya H Noor Cholis Tisnawan berpesan agar IPNU-IPPNU memerhatikan aspek akhlaq dalam kaderisasi terutama komitmen terhadap AD-ART organisasi.

Sang Pencerah Muslim

“Jangan sampai mereka mencederai nama baik organisasi karena tidak mengerti peraturan,” pesan H Noor. 

Tampak ribuan santri dan para tamu undangan menyaksikan pelantikan Ketua baru IPNU Tasikmalaya Fikri Nursyamsi dan Asti Nurfitri sebagai Ketua IPPNU Tasikmalaya.

Sang Pencerah Muslim

Fikri menyebutkan, IPNU Tasikmlaya ke depan akan menggarap antara lain kaderisai, pembenahan database anggota, menuntaskan problem radkalisasi, dan penyalahgunaan narkoba dan asusila oleh pelajar.

“Kita akan mengevaluasi Kurikulum 2013,” tegas Fikri. (Husni Mubarok/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional Sang Pencerah Muslim

Rabu, 02 Agustus 2017

LAZISNU Tangerang Selatan Santuni 30 Anak Yatim

Tangerang Selatan, Sang Pencerah Muslim. NU-Care LAZISNU mengadakan santunan anak yatim, Ahad (13/11). Santunan berupa acara makan bersama dan pembagian alat sekolah berlangsung di Tangerang Selatan, Banten. Sedikitnya 30 anak yatim terlibat dalam kegiatan yang digelar dalam memperingati Hari Pahlawan 2016.?

LAZISNU Tangerang Selatan Santuni 30 Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)
LAZISNU Tangerang Selatan Santuni 30 Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)

LAZISNU Tangerang Selatan Santuni 30 Anak Yatim

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangsel H Moh Thohir menyampaikan sebagai jamiyah diniyah ijtimaiyah (organisasi sosial keagamaan), NU Kota Tangsel tetap istiqomah menjaga orientasi kegiatannya dalam bidang sosial keagamaan dan kemasyarakatan.?

“Pemberian santunan bagi yatim piatu maupun bantuan peralatan sekolah bagi siswa yang sedang belajar di SD,” ujar Kiai Thohir.

Ia juga menilai kegiatan tersebut sangat penting karena selain tasharuf-nya lenih jelas dan tepat sasaran, hal semacam ini dapat meringankan beban pendidikan dan berfungsi sebagai sarana motivasi agar generasi terdidik lebih termotivasi untuk lebih giat dalam belajar.

Kepala Subdit Bimbingan Jemaah Haji Ali Rokhmad yang hadir dan sekaligus merupakan salah stau donatur kegiatan tersebut turut mengapresiasi. Menurutnya ciri pahlawan adalah membela kebenaran, jujur, tak pernah putus asa, serta peduli terhadap sesama.?

Sang Pencerah Muslim

“Santunan anak yatim oleh PCNU dan LAZISNU Tangsel dan jajarannya di Hari Pahlawan merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama di lingkungannya. Hal demikian merupakan nilai kepahlawanan di masa kini dalam mengisi kemerdekaan Indonesia,” terang Ali.

Sementara itu Yana Melia dari Kelurahan Pisangan, Tangsel, menyampaikan terima kasih kepada LAZISNU Tangsel. Pihaknya berharap ke depan kegiatan serupa bisa ditingkatkan lagi dengan jumlah anak yatim yang terbantu lebih banyak. (Kendi Setiawan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Nasional Sang Pencerah Muslim

Selasa, 06 Juni 2017

Empat Prinsip Cara Berfikir NU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. KH Makruf Amin menuturkan terdapat empat hal yang menjadi dasar dalam cara berfikir warga NU yang menjadi ruh ketika NU berdiri dan menentukan sampai ke depan bagaimana NU yang akan datang.

Empat hal tersebut adalah yaitu pertama fikrah nahdiyyah atau cara berfikir NU, kedua NU bermazhab, ketiga NU menganut prinsip tatowwuriyah atau dinamis, keempat NU berprinsip islahiyyah atau melakukan perbaikan terus-menerus.

Empat Prinsip Cara Berfikir NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Empat Prinsip Cara Berfikir NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Empat Prinsip Cara Berfikir NU

Hal ini disampaikan dalam diskusi Kamisan ( 14/10) Sang Pencerah Muslim yang juga dihadiri oleh Prof Dr Machasin, direktur pendidikan Islam dan Muhammad Al Fayyat, anak muda NU.

Sang Pencerah Muslim

 

Kiai Makruf Amin menjelaskan fikrah nahdliyyah merupakan cara berfikir NU dalam memahami nash, mencari prinsip dari nash, mencari dasar hukum dari nash. Saat ini telah berkembang berbagai macam pemikiran, mulai dari radikal, tekstual, liberal dan lainnya yang semuanya menjadi tantangan bagi NU.

Sang Pencerah Muslim

“Kalau aswaja menurut NU, selektif, sebab kita tidak mengikuti semua faham aswaja ini dan kita bermazhab. Saya menyebutnya tawassutiyah atau moderat. Kalau kelompok tekstualis ini tanpa penafsiran, kalau kelompok liberal kelewatan dalam penafsiran,” katanya.

Ciri kedua NU adalah bermazhab karena tanpa mazhab tidak ada frame. “Ini bidah yang paling berbahaya dalam menghancurkan Islam,” tandasnya.  

Mazhabnya pun dibatasi empat, tidak boleh lebih dari empat meskipun ada mazhab lainnya, karena yang lainseperti Sofyan Atsauri, Ibnu Uyainah, Al Auzai tidak memiliki metodologi berfikir yang jelas, hanya pendapat yang parsial.

Aspek ketiga NU adalah, tatowwuriyah atau dinamis. Artinya, kita sekalipun bermazhab, tidak kaku. Seperti diputuskan dalam Munas NU di Lampung tahun 1992 yang menetapkan cara bermazhabnya tak hanya koulan atau tekstual tetapi juga manhajan atau mengikuti metode berfikirnya para imam mazhab tersebut.

"Kebanyakan syariah keluar dari ijtihad. Ada yang sudah diselesaikan oleh ulama dahulu, ada yang belum sehingga harus berani melakukan ijtihad terhadap masalah yang belum dibahas, tetapi bisa juga masalahnya lama tetapi mengalami perubahan seperti yang terjadi pada masalah-masalah muamalah," paparnya.

Dijelaskannya, tradisi kalangan bermazhab juga begitu. Ada pendapat baru yang tidak sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh para pendiri mazhab, tetapi meskipun berbeda keputusannya, kalau dilihat dari cara berfikirnya, tak menyalahi metodologi sehingga tetap bisa dipakai sebagai rujukan.

“Mazhab empat sudah terlalu cukup, asal manhaji, bukan kouli atau mengikuti metode berfikirnya, bukan keputusan yang sudah ada. Semua bisa diselesaikan asal kita mau berfikir. Yang penting tidak statis dalam berfikir, tetapi tidak keluar dari frame. Ini cara berfikir,” jelasnya.

Aspek keempat adalah islahiyyah atau selalu melakukan selalu perbaikan. Melakukan pebaikan itu tak cukup hanya dengan wacana diawang-awang atau menulis buku saja, tetapi harus melalui tindakan kongkrit.

“Karena itu, disamping fikrah, ada harakah atau gerakan, yang kita sebut sebagai harakah islahiyyah, akidah yang tak betul dibetulkan, demikian pula perbaikan dalam bidang ibadah, akhlak, muamalah. ekonomi, sosial, budaya, bahkan politik,” tandasnya.

Untuk masalah ekonomi, ia meminta dilakukan pemberdayaan dahulu pada masyarakat, baru pensyariahan. Tak mungkin dilakukan pensyariahan dahulu jika tak ada pemberdayaan karena masyarakat tak berdaya.

Upaya perbaikan juga harus dilakukan secara terus menerus, tak cukup hanya berjalan sebulan saja karena tak akan memiliki dampak jangka penjang. Selain itu, diharapkan mampu membuat perbaikan yang memiliki dampak tinggi. Ia mencontohkan nabi yang dalam 23 tahun mampu merubah masyarakata dari kaum jahiliyah menjadi khaira ummah karena apa yang dilakukan memiliki dampak yang tinggi.

Ketua Dewan Fatwa MUI ini menjelaskan, ia juga membidangi ekonomi syariah di MUI, disitu dilakukan sinergi antara ulama dengan pelaku ekonomi syariah dan regulator. Semua melakukan sinergi sehingga dihasilkan keputusan yang baik karena memperhitungkan semua aspek. (mkf)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 25 Maret 2017

Warga Jember, Ikutilah Jalan Santai Santri 5 November 2017

Jember, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang GP Ansor Jember, Jawa Timur menginisiasi Jalan Sehat Santri. Kegiatan untuk memeriahkan Hari Santri Nasional 2017 tersebut dijadwalkan Ahad, 5 November 2017 mulai pukul 06.00 WIB, berpusat di Alun-alun Kabupaten Jember.

Saat ini persiapan telah seratus persen rampung dan tinggal menunggu hari H nya. Pantauan Sang Pencerah Muslim, Rabu (1/11) hari ini tampak panitia sibuk melayani para pendaftar dari berbagai kalangan.

Warga Jember, Ikutilah Jalan Santai Santri 5 November 2017 (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga Jember, Ikutilah Jalan Santai Santri 5 November 2017 (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga Jember, Ikutilah Jalan Santai Santri 5 November 2017

“Diperkirakan JSS diikuti 30 ribu lebih peserta baik santri dari pondok pesantren atau lembaga pendidikan maupun masyarakat umum,” ungkap H Kholidi Zaini, salah satu panitia pelaksana.

Kholidi menyebut, yang unik dari kegiatan rutin tahunan ini mewajibkan pesertanya memakai busana muslim.

"Syaratnya bersarung bagi para peserta putra dan berbusana muslimah untuk peserta putri,” ujar Kholidi.

Sang Pencerah Muslim

Syarat pemakaian sarungan bagi peserta putra karena sarungan sudah menjadi identitas santri terlebih bagi warga Nahdliyin dan merupakan salah satu kearifan budaya lokal. 

“Di samping itu, kegiatan ini mudah-mudahan menjadi semakin mengeratkan kebersamaan dan persatuan antarsesama anak bangsa, khususnya warga masyarakat Kabupaten Jember,” papar Kholidi.

Sang Pencerah Muslim

Untuk menjadi peserta JSS, tidak dipungut biaya pendaftaran. Meskipun gratis, peserta berpeluang mendapatkan puluhan hadiah utama dan ratusan hadiah menarik lainnya.

Jalan Sehat Santri terlaksana berkat kerjasama dengan PCNU Jember, SBA Institute dan dukungan banom NU.

Masyarakat yang berminat mengikuti kegiatan, dapat mendaftarkan diri di Kantor PC GP Jember, Jl.Danau Toba No.1 Tegalgede Sumbersari Jember. Pendaftaran dibuka pukul 09.00-15.00.

Berikut syarat dan ketentuan pendaftaran:

1. Membawa fotokopi KTP/SIM/Kartu Pelajar/Mahasiswa/Kartu Santri untuk ditukar dengan 1 Kupon JSS.

2. Peserta utk 1 keluarga membawa fotokopi KK untuk ditukar dengan Kupon JSS.

3. Peserta dari lembaga/Pondok pesantren membawa surat rekomendasi dari pengurus/pengasuh untuk ditukar dengan Kupon JSS.

(Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Nasional, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Kamis, 09 Maret 2017

Peserta 16 Besar Liga Santri asal NTB Tiba di Jakarta

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Peserta Liga Santri Nusantara (LSN) asal NTB tiba di Wisma Atlit Cibubur, Jakarta Timur pukul 21. 00 WIB kamis (29/10) malam. Grup sepak bola pesantren Bayyinul Ulum yang merupakan peraih juara 1 zona NTB, bertolak dari Bandara Internasional Lombok tujuan Bandara Sukarno-Hatta dengan durasi 1.45 menit.

Peserta 16 Besar Liga Santri asal NTB Tiba di Jakarta (Sumber Gambar : Nu Online)
Peserta 16 Besar Liga Santri asal NTB Tiba di Jakarta (Sumber Gambar : Nu Online)

Peserta 16 Besar Liga Santri asal NTB Tiba di Jakarta

Mereka akan bertanding Jumat (30/10) sore melawan pesantren Darunnajah Garut di lapangan Danlanud Halim, Jakarta Timur.

Tim ini yang terdiri atas 26 orang ini meliputi 20 pemain 5 official dan 1 koordinator zona.

Sang Pencerah Muslim

"Ini sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami karena belum pernah terpikirkan dari sebelumnya bahwa kami akan lolos di 16 besar dan membawa santri," kata manajer klub Ustadz Mahmud Bachri.

Sang Pencerah Muslim

Mahmud menambahkan, pihaknya tidak menargetkan yang tinggi-tinggi dalam pertandingan yang akan merebut tiket 8 besar.

"Akan tetapi kehadiran pihaknya adalah bertujuan agar pesantrennya terkenal dan pesantren menjadi pilihan bagi anak-anak ke depan sebagai tempat menimba ilmu," kata Mahmud. (Hadi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim News, Nasional, Tegal Sang Pencerah Muslim

Minggu, 05 Februari 2017

LP Maarif NU-Hanns Seidel Foundation Jerman Perkuat Kerja Sama

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Lembaga Pendidikan (LP) Maarif Nahdlatul Ulama (NU) dan Hanns Seidel Foundation (HSF)—sebuah Yayasan Politik Jerman yang 35 tahun berpengalaman di bidang pendidikan—akan memperkuat kerja sama yang selama 5 tahun terakhir sudah terjalin. Kerja sama berikutnya akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Hal tersebut dikatakan Direktur HSF Jakarta, Christian J. Hegemer, kepada Sang Pencerah Muslim, usai bertemu Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Hasyim Muzadi di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Senin (31/3)

LP Maarif NU-Hanns Seidel Foundation Jerman Perkuat Kerja Sama (Sumber Gambar : Nu Online)
LP Maarif NU-Hanns Seidel Foundation Jerman Perkuat Kerja Sama (Sumber Gambar : Nu Online)

LP Maarif NU-Hanns Seidel Foundation Jerman Perkuat Kerja Sama

“Kita bukan hanya melanjutkan, tetapi akan memperkuat kerja sama jangka panjang ini,” tutur Hegemer.

Sang Pencerah Muslim

Ia menjelaskan, kerja sama itu berawal dari kunjungan Hasyim ke Jerman 5 tahun lalu, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan HSF Jakarta. Beberapa program yang sudah berjalan, di antaranya, pelatihan vokasional bagi siswa SMK di Aceh, studi banding pendidikan vokasional di Cina dan lainnya.

Sang Pencerah Muslim

“Kita ingin meningkatkan kualitas pendidikan vokasional di Indonesia,” tandasnya.

Dalam pertemuan tersebut Hasyim juga meminta difasilitasi kursus bahasa Jerman untuk mempersiapkan calon-calon mahasiswa NU untuk belajar di sana. Menurutnya, Jerman merupakan negara maju yang netral menyikapi kondisi di berbagai kawasan.

Memenuhi permintaan Hasyim, HSF juga akan memfasilitasi kursus bahasa Jerman yang nantinya akan bekerja sama dengan lembaga kebudayaan Goethe Institute Jakarta. “Juga terdapat kemungkinan beasiswa ke Jerman. Beberapa orang NU, kan lulusan sana,” paparnya.

Hadir juga dalam pertemuan tersebut perwakilan HSF Jerman Gerhard Schmidt yang dalam kesempatannya di Indonesia ini akan melakukan kunjungan ke sejumlah daerah diantaranya Lampung, Lamongan dan Semarang untuk melihat perkembangan pendidikan SMK Maarif NU di sana.

Aceng AZ dari LP Maarif NU menambahkan kunjungan ke tiga daerah tersebut untuk melihat kondisi SMK disana. “Ke sana untuk menilai kebutuhan apa yang paling diperlukan, apakah pengembangan SDM, sarana dan prasarana, atau manajemen,” katanya. (mkf)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional Sang Pencerah Muslim

Jumat, 03 Februari 2017

Bagaimana Adab Mengikuti Majelis Shalawat?

Solo, Sang Pencerah Muslim. Dalam sebuah kesempatan pengajian di Gedung Bustanul Asyiqin Solo, bertepatan pada saat malam ke-15 bulan Ramadhan (12/7), Pengasuh Majelis Ahbabul Musthofa Habib Syech bin Abdul Qadir As-Segaf menerangkan beberapa hal yang perlu diperhatikan para jamaah ketika mengikuti majelis pembacaan shalawat atau maulid Nabi Muhammad SAW.

Bagaimana Adab Mengikuti Majelis Shalawat? (Sumber Gambar : Nu Online)
Bagaimana Adab Mengikuti Majelis Shalawat? (Sumber Gambar : Nu Online)

Bagaimana Adab Mengikuti Majelis Shalawat?

“Majelis shalawat di beberapa tempat, alhamdulillah sudah bagus, sudah tertib. Di dalamnya ada ilmu, ratib, silaturahim, semua ini luar biasa kalau dijalankan dengan bagus,” terang Habib Syech di depan para jamaah dari Ahbaabul Musthofa, Syekhermania, dan Bolo Rosho.

Namun, lanjut Habib Syech, hal tersebut mesti dibarengi dengan beberapa adab. “Tempat duduk lelaki dan perempuan mesti dipisah,” tuturnya.

Sang Pencerah Muslim

“Kalau ada yang bawa bendera, tidak usah yang besar-besar. Jadi saya minta kalau ada bendera besar dari relawan, dinasehati untuk tidak dibawa, tapi dengan cara yang bagus. Kemudian boleh gerak, tapi tidak seperti orang joget, ini bukan dangdutan,” imbuhnya.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, para jamaah yang hadir ikut bergembira dalam majelis shalawat, maka saat itulah Allah akan mengabulkan doa, sebab saat gembira itu termasuk mustajab. “Namun gembira juga perlu adab, kalau dalam keadaan bergembira orang akan berdoa lepas, sedang orang yang bersedih biasanya berdoa ada embel-embelnya,”

Terakhir, Habib Syech berharap dengan sering membaca shalawat dapat menjadikan keselamatan untuk semua. “Shalawat itu bisa membuat maksiat minggat, berkat shalawat hidup menjadi nikmat, shalawat menjadikan Indonesia jadi selamat,” pungkasnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sunnah, Nasional, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 21 Januari 2017

Semarakan Sumpah Pemuda, PPM Aswaja Buka Kontes Blog

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Dalam rangka menyeramakkan peringatan Sumpah Pemuda, Persaudaraan Profesional Muslim (PPM) Aswaja menggelar konteks blog berupa tulisan pendek dan video singkat yang diperuntukkan bagi kalangan remaja dan pemuda. Kontes blog kali ini mengambil tema “Rasa Syukur Hidup Nikmat di Nusantara dari Perspektif Remaja dan Pemuda”.



Semarakan Sumpah Pemuda, PPM Aswaja Buka Kontes Blog (Sumber Gambar : Nu Online)
Semarakan Sumpah Pemuda, PPM Aswaja Buka Kontes Blog (Sumber Gambar : Nu Online)

Semarakan Sumpah Pemuda, PPM Aswaja Buka Kontes Blog

Ketua PPM Aswaja Hari Usmayadi menjelaskan, kontes blog kali ini ditujukan untuk membangkitkan optimisme kaum muda atas kenikmatan hidup di bumi Nusantara. Berbeda dengan berbagai negara di Jazirah Arab yang sedang dilanda konflik, umat Islam di Indonesia bisa berdamai dan hidup berdampingan dengan berbagai ras, suku dan agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara.

“Kita tidak bisa mungkir, kenikmatan hidup di Nusantara yang kita rasakan hari ini berasal dari sumbangsih para pendiri bangsa. Termasuk para ulama nusantara yang konsisten menjaga fondasi kebersamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tutur pria yang akrab disapa Cak Usma ini.

Karena itu, lanjut dia, PPM Aswaja ingin mendorong generasi muda Indonesia memiliki niat, optimisme, tekad kuat, dan aktivitas yang berkontribusi positif bagi kemajuan Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

“Berbekal warisan semangat leluhur dan para pendiri bangsa, kontes blog ini diharapkan dapat melahirkan optimisme bangsa Indonesia sehingga dapat maju dan berkembang menjadi mercusuar dunia yang relijius dan tidak terkotak-kotak oleh konflik sektarian dan agama”, ungkap pria kelahiran Semarang ini.

Kontes blog ini terbuka untuk umum dan digelar mulai 28 Oktober 2015 hingga 28 Januari 2016. Peserta mengirimkan karya dalam bentuk tulisan pendek maksimal 1.000 kata dan video singkat maksimum 3 menit. Untuk mendapatkan informasi lengkap, peminat dapat mendaftarkan diri secara gratis dengan mengunjungi laman www.kontesblogmuslim.com.

Sang Pencerah Muslim

“Panitia menyediakan hadiah total Rp 10 juta untuk tiga karya terbaik dan karya favorit. Juga sepuluh hadiah hiburan bagi karya terpilih lainnya, biasanya kami akan menambahkan besaran hadiah di tengah kompetisi untuk memberikan reward lebih kepada peserta,” lanjutnya.

Adapun jadwal Kontes Blog yang digelar keempat kalinya ini adalah sebagai berikut:

28 Oktober 2015-28 Januari 2016? : ?Pengiriman dan Seleksi Awal Materi Blog

1-15 Februari 2016 ? ? ? ? ?: ?Penilaian Tahap ke-1 untuk Menyaring 30 Besar

16-28 Februari 2016 ? ? ? ? ?: ?Penilaian Tahap ke-2 untuk Menyaring 10 Besar

1-15 Maret 2016 ? ? ? ? ? ? ?: ?Penilaian Final

16-31 Maret 2016 ? ? ? ? ? ? : ?Pengumuman Pemenang

1-15 April 2016 ? ? ? ? ? ? ?: ?Penyerahan Hadiah

Lomba? Kontes blog muslim ke-4 kali ini didukung oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Pusat, MUI, dan PBNU. Info selengkapnya dapat menghubungi: ppm.aswaja@gmail.com atau www.ppmaswaja.org

(Red. Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Makam, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 14 Januari 2017

Cyber Crime Meningkat, KPAI Desak Literasi Media Sosial Ditingkatkan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Maraknya efek negatif di dunia maya membutuhkan keseriusan semua pihak untuk meningkatkan literasi media sosial. Dalam catatan akhir tahun 2016, KPAI mencatat kemeningkatan kasus kejahatan berbasis siber (cyber crime) mencapai 414 kasus. Angka tersebut menduduki kedudukan ketiga dalam kasus yg diadukan ke KPAI, setelah kasus Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) dan kasus keluarga dan pengasuhan alternatif. ? KPAI menegaskan ada potensi kerentanan anak dalam mengakses internet tanpa pengawasan orang tua.

Cyber Crime Meningkat, KPAI Desak Literasi Media Sosial Ditingkatkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Cyber Crime Meningkat, KPAI Desak Literasi Media Sosial Ditingkatkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Cyber Crime Meningkat, KPAI Desak Literasi Media Sosial Ditingkatkan

“Penting membangun kesadaran masyarakat untuk menggerakkan literasi media dan penggunaan media siberkata Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh saat menyampaikan ekspos akhir tahun 2016 di Kantor KPAI, Jakarta, Kamis (22/12).?

Ditambahkannya, orang tua diharapkan mengimbangi dengan membangun kesadaran anak dalam menggunakan telepon pintar/? Dengan adanya kesadaran anak, maka akses berbahaya di dunia siber bisa dihindarkan.

“Ketika IT menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan kita maka harus ada pengimbangan dengan literasi pemanfaatan IT secara bijak. KPAI juga mendorong Kominfo untuk memastikan daya jangkau dan kapasitas dalam memblock dan menutup situs yang tidak ramah anak, baik konten kekerasan, pornografi, ujaran kebencian, maupun terorisme,” tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Niam juga mendesak adanya pendekatan penindakan hukum untuk terapi kejut kepada pihak yang menjadikan sosial media tidak layak bagi anak.?

“Terlebih melakukan kejahatan yang menjadikan anak sebagai korban, contohnya kasus LGBT anak di Bogor yang mengagetkan kita semua. Perlu dilakukan pemberatan hukuman agar pelaku jera dan orang lain berpikir seribu kali untuk tindak mencontoh,” jelasnya. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Nasional Sang Pencerah Muslim

Senin, 09 Januari 2017

Kunjungan Ulama ke Israel Tidak Produktif

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua PBNU Masykuri Abdillah menganggap kunjungan sebanyak lima orang ulama ke Israel awal Desember lalu dalam mengupayakan perdamaian merupakan hal yang tidak produktif karena dilakukan secara sporadis dan tidak secara terencana.

“Mengupayakan perdamaian tidak bisa dilakukan sendirian, ini siapa yang mengundang dan apa agendanya,” ungkapnya mempertanyakan detail program ini yang tidak jelas.

Ia menilai kunjungan tersebut hanya jalan-jalan karena tokoh-tokoh yang mengikuti acara tersebut tidak dapat dianggap mewakili organisasi Islam di Indonesia. Abdul A’la, dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya bukanlah pengurus NU dan tidak mendapatkan rekomendasi. Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menyatakan tak tahu menahu perihal kunjungan tersebut.

Kunjungan Ulama ke Israel Tidak Produktif (Sumber Gambar : Nu Online)
Kunjungan Ulama ke Israel Tidak Produktif (Sumber Gambar : Nu Online)

Kunjungan Ulama ke Israel Tidak Produktif

Demikian pula Ketua PW Muhammadiyah Jatim Syafiq Mughni juga bukan pengurus pusat yang bisa dianggap mewakili organisasi. PP Muhammadiyah dikabarkan juga akan meminta penjelasan mengenai kunjungan tersebut.

Mantan Wakil Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini tak menampik upaya para ulama dalam menciptakan perdamaian antara Palestina dan Israel sebagai bagian dari second track diplomation. Menurutnya, banyak juga ulama Yahudi yang tidak sepakat dengan cara-cara kekerasan dalam mengatasi konflik.

“Kedua ulama dari Palestina dan Israel bisa bertemu, tapi ditempat yang netral sehingga tidak dianggap memihak satu kelompok,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia seharusnya mengambil peran penting ini. Dikatakannya pemikiran mengupayakan perdamaian ini juga sudah dilakukan oleh NU, namun sejauh ini belum ada tindak lanjut.

Mengupayakan perdamaian dengan dialog antar ulama ini dianggap lebih mudah karena jika melalui diplomasi politik, prosedurnya tidak gampang, karena banyak faktor politik yang terkait, termasuk jika mengundang Israel, pemerintah Indonesia dianggap mengakui keberadaannya padahal selama ini belum ada pengakuan secara resmi.

Namun demikian, semuanya harus dilakukan dengan hati-hati dan melalui sosialisasi untuk meyakinkan agar tidak timbul kontraversi. “Meskipun kita ikhlas dalam upaya menciptakan perdamaian, tetapi akan selalu timbul berbagai pertanyaan,” paparnya.

Kunjungan delegasi perdamaian yang berada di Isreal selama sepekan ini diberitakan oleh harian Jerusalem Post pada 8 Desember 2007 untuk bertemu dengan Shimon Peres atas sponsor Simon Wiesenthal Center dan the LibForAll Foundation.

Sang Pencerah Muslim

Jerussalem Post menulis Abdul A’la dan Syafiq Mugni menghadiahi Peres sebuah kipa, kopiah Yahudi, yang bertuliskan Shalom dalam huruf Ibrani dan Latin, serta Kedamaian dalam bahasa Indonesia.

Kepada, Peres Abdul Ala mengatakan bahwa di Indonesia masih ada kelompok kecil ekstremis Muslim. Sementara Syafiq menyatakan masih ada kelompok Muslim di Indonesia yang menentang demokrasi. (mkf)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, Nasional, Kajian Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 07 Januari 2017

Mualaf, Ini Alasan Murni Lestari Pilih Ucapkan Syahadat di PBNU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ruang kerja Sekjen PBNU di Lantai 3 Gedung PBNU Jakarta Pusat, menjadi tempat bersejarah bagi Murni Kristi Lestari (35). Sebab di sana pada Senin (13/3), Murni memantapkan diri menjadi seorang mualaf. Dengan penuh keyakinan, Murni mengikuti bimbingan Ketua PBNU KH Abdul Manan Gani mengucapkan dua kalimat syahadat.

Mualaf, Ini Alasan Murni Lestari Pilih Ucapkan Syahadat di PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Mualaf, Ini Alasan Murni Lestari Pilih Ucapkan Syahadat di PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Mualaf, Ini Alasan Murni Lestari Pilih Ucapkan Syahadat di PBNU

Kedatangan Murni untuk bersyahadat, diantar ibunya, Titi Ismunarti, yang juga telah menjadi mualaf pada 1988 silam. Tetapi pilihan Murni masuk Islam, bukan karena ikut-ikutan, apalagi karena tekanan ibunya.

“Ibu tahu banget saya seperti apa, nggak bisa dipengaruhi. Saya masuk Islam karena pilihan sendiri. Ya selama ini butuh waktu untuk mencari jalan,” ungkap pegawai di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Lombok Timur itu.

Murni sesungguhnya tidak asing dengan umat Muslim. Pasalnya tugas Murni di bagian HRD, menyebabkannya berinteraksi dengan pegawai lainnya yang juga beragama Islam. Lagipula, kota Lombok sendiri sangat kental dengan tradisi Islam.

Sang Pencerah Muslim

Niat Murni masuk Islam sudah lama ia pendam. Namun, Murni mengaku sangat berhati-hati dengan. Islam menurutnya saat ini banyak aliran. Ia berterus terang bahwa salah satu hal yang mendorongnya masuk Islam adalah karena kemoderatan dalam Islam.

“Moderat, itu yang saya lihat di teman-teman NU, dan itu yang menarik bagi saya,” ujar Murni.

Prosesi masuk Islamnya Murni juga disaksikan Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU Robikin Emhas, Dekan Fakultas Hukum Universitas Nahldatul Ulama Indonesia Muhammad Afifi.

Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, menyampaikan Islam pada prinspinya memudahkan, juga sangat menyukai sikap saling menolong.

“Jadi nanti kalau belum bisa salat, belajar pelan-pelan. Lalu lakukan sebisanya, sambil terus melakukan peningkatan ibadah,” nasihatnya kepada Murni.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu Ketua PBNU Robikin Emhas menambahkan orang yang baru masuk Islam, berarti menjadi orang yang fitri. Kesalahan-kesalahan di masa sebelum menjadi Muslim, dihilangkan. Seperti kertas putih yang belum digunakan.

Oleh karena itu, orang Muslim harus mengisinya dengan kebaikan akhlak.?

“Akhlak yang baik kepada Allah dengan ibadah, dan akhlak baik kepada sesama manusia yaitu dengan berbuat baik kepada sesama manusia,” pesan Robikin. (Kendi Setiawan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Nasional Sang Pencerah Muslim

Minggu, 01 Januari 2017

Tolak Ijazah Madrasah, Kapolres Sumenep Akhirnya Minta Maaf

Sumenep, Sang Pencerah Muslim. Kasus penolakan ijazah alumni Madrasah Aliyah (MA) 2 Annuqayah, Guluk-Guluk, oleh Polres Sumenep dalam seleksi penerimaan Brigadir Brimob dan Dalmas akhirnya berakhir damai. Selasa (24/7), Kapolres Sumenep AKBP Dirin mengakui kesalahan Panitia Pembantu Penerimaan Brigadir Brimob dan Dalmas Polres Sumenep.

Tolak Ijazah Madrasah, Kapolres Sumenep Akhirnya Minta Maaf (Sumber Gambar : Nu Online)
Tolak Ijazah Madrasah, Kapolres Sumenep Akhirnya Minta Maaf (Sumber Gambar : Nu Online)

Tolak Ijazah Madrasah, Kapolres Sumenep Akhirnya Minta Maaf

“Dengan ini menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya,” kata Dirin dihadapan wartawan dan pengurus Pondok Pesantren Annuqayah.

Permintaan maaf atas salah tafsir terkait ijazah pondok pesantren disampaikan Kapolres Sumenep dalam jumpa pers disaksikan Ketua DPRD Sumenep KH Imam Hasyim, Kepala Kantor Kementrian Agama Sumenep H. Idham Chalid, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Sumenep H Ataur Rahman dan anggota Polres Sumenep.

Sang Pencerah Muslim

Sedangkan dari Pondok Pesantren Annuqayah, Ketua Yayasan Annuqayah KH Taufiqurrahman, Sekretaris PP Annuqayah K. M. Mushthafa, Bendahara PP. Annuqayah KH. Moh. Husnan A Nafi dan beberapa alumni pondok pesantren Annuqayah.

Sang Pencerah Muslim

Dirin berjanji, dalam penerimaan Pabanrim yang akan datang Polres Sumenep akan melibatkan Kantor Kementrian Agama Sumenep untuk meneliti ijazah. “Insya Allah tidak akan terulang lagi tahun yang akan datang,” harap Kapolres.

Bendahara Pondok Pesantren Annuqayah Moh Husnan A Nafi mengaku senang dengan keberanian Polres Sumenep untuk minta maaf dan mempertanggung jawabkan kesalahannya kepada publik.

Terjadinya penolakan ijazah Moh Azhari, alumni MA 2 Annuqayah, saat mendaftar Pabinrim, Pondok Pesantren Annuqayah meminta Polres Sumenep untuk minta maaf secara terbuka. “Karena ini sudah menjadi kasus nasional, kami minta Polres meminta maaf melalui tiga media massa nasional, tiga media massa elektronik nasional, dua media massa elektronik lokal dan minimal dua media massa lokal,” tutur Moh. Husnan A. Nafi.

Jika dalam dua hari tidak ada permintaan maaf yang dimuat di media, sesuai dengan arahan pengasuh PP. Annuqayah, pengurus akan melakukan konsultasi lebih lanjut kepada pusat.

“Kalau sudah dilakukan dan dimuat di media kami anggap selesai,” katanya kepada wartawan.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Moh. Kamil Akhyari

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Quote, Nasional Sang Pencerah Muslim

Kamis, 22 Desember 2016

Spiritualitas-Humanistik Kiai

Oleh Muhammad Afiq Zahara

Sudahkah kita meluangkan sejenak waktu untuk mengingat kiai-kiai kita? Merenungkan keteladanannya? Mengulang kembali wejangan-wejangannya di kehidupan kita? Dan mengirimkan doa kepadanya? Jika belum, saya sarankan untuk memulainya dari sekarang, paling tidak satu kali setiap harinya.

Spiritualitas-Humanistik Kiai (Sumber Gambar : Nu Online)
Spiritualitas-Humanistik Kiai (Sumber Gambar : Nu Online)

Spiritualitas-Humanistik Kiai

Islam masuk ke Indonesia melalui para sufi. Walisanga adalah ulama-sufi yang menyebarkan Islam menggunakan pendekatan budaya. Islam dikolaborasikan dengan budaya lokal untuk mempermudah orang-orang pribumi memahami ajarannya. Tidak ada penaklukan dan kampanye militer besar-besaran dalam proses islamisasi Nusantara.

Saya menganggap para kiai sebagai pewaris dakwah walisanga.Pendekatan yang mereka gunakan sama, mengawinkan budaya dengan agama, dan mempertahankan nilai-nilai luhurnya. Hal ini menjadi mungkin karena tasawuf sangat mengakar dalam tradisi intelektual mereka.

Tasawuf itulah yang kemudian menguatkan spiritualitas-humanistik sang kiai. Memandang dunia tidak lagi hitam-putih; menilai manusia tidak lagi dari dosa-pahala. Selama nafas masih dikandung badan, kemungkinan menjadi baik selalu terbuka. Pintu taubat selalu terbuka.

Sang Pencerah Muslim

Hal itu dicontohkan oleh gaya mendidik para kiai di pesantren atau kampungnya masing-masing. Al-Magfûrlah Kiai Imam Muzani Bunyamin dari Bulus, Kebumen melarang santri-santrinya menyebut seorang santri yang ketahuan mencuri sebagai pencuri. Katanya: “Tidak ada santri mencuri, mereka hanya nyelang ora taren—meminjam tanpa izin.” 

Meski terlihat sepele, dalam konteks pendidikan, kata-kata itu memberikan sentuhan magis tersendiri bagi para santri, khususnya bagi santri yang mencuri. Ia merasa dimanusiakan, sehingga menimbulkan hasrat berubah yang tinggi. Dawuh kiyainya tersebut tidak lain adalah kesempatan untuk memperbaiki diri. Tidak dikeluarkan dari pesantren dan terus menjadi santri.

Sedangkan untuk santri lainnya, dawuh Kiai Muzani tersebut mengajarkan bahwa manusia harus dipahami dengan kasih sayang. Siapapun orangnya berhak mendapatkan pengampunan dan kesempatan selama hidupnya. Jangan mudah memberi label salah, sesat, dan jahat kepada seseorang. Bisa jadi beberapa tahun kemudian, mereka menjadi orang yang baik.

Mereka hanyalah orang yang sedang berproses menjadi manusia. Dari yang jahat menjadi sedikit jahat; dari yang baik menjadi lebih baik, dan seterusnya. Jika para santritergesa-gesa melabeli mereka sebagai penjahat atau ahli maksiat, mereka akan semakin menjauh, karena santri-santri itu telah menutup pintu bagi mereka. Dakwah adalah pintu yang terbuka. Bisa dimasuki siapa saja, tanpa pilah dan pilih, seperti ucapan Maulana Rumi: 

“Come, come, whoever you are,wanderer, idolater, worshiper of fire,come even though you have broken your vows a thousand times,come, and come yet again. Ours is not a caravan of despair—kemari, datanglah, siapapun kau, petualang, penyembah berhala, pemuja api, kemari mendekatlah meskipun kau telah mengingkari sumpah seribu kali, kemari mendekatlah. Kami bukanlah karavan keputus-asaan.”

Sang Pencerah Muslim

Di tempat lain, di daerah Susukan, Cirebon, al-Maghfûrlah Kiai Jahari mengajarkan santrinya makna terdalam dari ketakziman dan praktik langsungnya. Setiap kali beliau menyapu, para santri berebut menggantikannya. Beliau selalu menolak dengan lembut, sembari berkata: “Jika kalian ingin benar-benar membantu, di sudut mushalla masih banyak sapu lainnya. Kenapa kalian memperebutkan sapuku ini, tapi tidak mengambil sapu-sapu itu. Toh, tujuannya sama, membersihkan mushalla.”

Dengan perkataan dan sikapnya, Kiai Jahari memberikan pelajaran berharga. Takzim tidak sesempit itu, tapi lebih pada apa tujuan dari perilakunya. Tujuan dari menyapu adalah kebersihan, bukan sekedar perasaan tidak enak hingga meminta sapu dari tangannya dan menggantikannya.Padahal di dalam mushalla itu masih banyak sapu lainnya. Disampingajaran keteladanannya tentang kemandirian dan tidak suka dilayani.

Ketajaman spiritualitas itulah yang membuat para kiyai sering menampakkan keteladan yang tidak terpikir oleh sembarang orang. Laku dakwahnya pun menarik, sangat inklusif dan tidak alienatif. Mereka tidak mengumbar dalil dalam berdakwah, tapi tindakan mereka yang kemudian dimaknai menjadi dalil.Karena memang, segala laku dakwah mereka berasal dari al-Qur’ân dan al-Hadîts.

Seperti Kiai Jahari yang setiap kali pulang hajatan (kondangan, dan lain-lain) selalu menghampiri penduduk yang kurang mampu dan masih jauh dari agama. Mengajak mereka berbincang tentang berbagai hal. Kemudian memakan berkatnya bersama-sama tanpa sekat. Maklum, berkat kiyai lebih banyak dari berkat pada umumnya. Sehingga dapat disantap oleh orang serumah. Perlahan-lahan anak-anak dari keluarga tersebut dihantarkan orangtuanya untuk mengaji di tempat Kiai Jahari.

Pendekatan pesuasif semacam inilah yang dikembangkan para kiai sedari dulu. Tanpa menghakimi dan menghardik. Keburukan diarahkan sedemikian rupa hingga menuju kebaikan. Mereka menyentuh hati masyarakat dan santri dengan keteladanan dan kelembutan. Membiarkan orang-orang tersebut mengenal kebaikan dengan sendirinya, tanpa paksaan dan kepura-puraan.

Di era yang serba maju ini, saya berharap fungsi sosial kiai dan sentuhan spiritualitas-humanistiknya tidak mengalami degradasi serius. Memang, tidak sedikit orang yang mulai menganggap sebagian kiyai telah kehilangan fungsi sosialnya.Akan tetapi, saya masih menemukan banyak kiai yang memiliki sentuhan itu, terutama di kampung-kampung. 

Jikapun degradasi itu terjadi, saya yakin bahwa para kiai akan menemukan jalannya sendiri atau membangun jembatan untuk melintasinya. Selama mereka dalam proses pendidikannya mengalami persinggungan secara langsung dengan para kiai yang tulus dan rendah hati.

Semoga guru-guru dan kiai-kiai kita selalu dalam lindungan dan rahmat Allah, baik kiai yang pernah mengajar kita secara langsung ataupun kiai yang mengajarkan keteladanan kepada kita dari kisah-kisahnya; baik kiai yang tidak pernah kita cium tangannya ataupun kiai yang tangannyapernah kita cium dengan takzim. Amin Ya Rabb al-‘âlamîn.

Penulis adalah Alumnus Pondok Pesantren al-Islah, Kaliketing, Doro, Pekalongan dan Pondok Pesantren Darussa’adah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional Sang Pencerah Muslim

Jumat, 19 Agustus 2016

“Hubbul Wathon” Mbah Wahab, Lagu Wajib Madin Indonesia

Karanganyar, Sang Pencerah Muslim. Ririn Setyowati Musyarofah, seorang ustadzah Madin Indonesia di Karanganyar mengusulkan kepada Kepala Madrasah untuk mengajarkan santri syair nasionalisme “Hubbul Wathan” karya KH Abdul Wahab Chasbullah. Musyarofah yakin, syair ini jauh lebih berguna daripada lagu-lagu dewasa yang dikomsumsi anak-anak masa kini.

“Hubbul Wathon” Mbah Wahab, Lagu Wajib Madin Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
“Hubbul Wathon” Mbah Wahab, Lagu Wajib Madin Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

“Hubbul Wathon” Mbah Wahab, Lagu Wajib Madin Indonesia

“Awalnya kepala madrasah hanya berpesan mengajarkan saja, namun karena syair ini warisan penting yang harus diketahui dan tidak boleh dilupakan, maka diputuskan menjadi lagu wajib,” ujar Musyarofah kepada Sang Pencerah Muslim di desa Ngadirejo kecamatan Mojogedang, Karanganyar, Jum’at (19/9).

Syair ini layak dipilih karena sesuai dengan nama dan semangat yang diusung Madin Indonesia, menumbuhkan generasi yang cinta tanah air. “Dan syair ini karya pendiri NU untuk Indonesia,” Musyarofah menegaskan.

Sang Pencerah Muslim

Generasi muda perlu melafalkan syair-syair bernilai positif. “Sekarang banyak sekali lagu-lagu dewasa yang didengar anak-anak di rumah. Sehingga, kerap mereka tanpa sadar menyanyikan lagu-lagu orang dewasa ketika mengikuti pembelajaran,” imbuhnya.

Sang Pencerah Muslim

Dari situlah timbul keprihatinan kami. Kita berniat mengalihkan lagu-lagu mereka selama ini pada syair yang lebih bermakna dan mendidik.

“Alhamdulillah, sejak pertama syair hubbul wathon diajarkan santri merespon positif. Salah satunya terlihat saat santri sedang di rumah atau sedang bermain. Mereka melantunkan, Ya Lal Wathon/Ya Lal Wathon/Ya Lal Wathon/Hubbul Wathon minal iman. Ya memang baru dua bait itu yang dihafal karena baru tiga kali pertemuan,” kata Musyarofah. (Ahmad Rosyidi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, RMI NU, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Rabu, 10 Agustus 2016

“Selamatkan Kami Dari Kematian”

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Penduduk di sebuah kota di Suriah yang terkepung oleh pasukan Presiden Bashar Al-Assad meminta kepada dunia ”Selamatkan Kami dari Kematian” dalam sebuah surat terbuka yang menggambarkan kondisi yang memilukan dan penuh penderitaan.

Ratusan laki-laki, perempuan dan anak-anak di Mouadamiya telah meninggal dan ribuan lainnya terluka, kata mereka seperti dilansir oleh Saudi Gazette.

“Selamatkan Kami Dari Kematian” (Sumber Gambar : Nu Online)
“Selamatkan Kami Dari Kematian” (Sumber Gambar : Nu Online)

“Selamatkan Kami Dari Kematian”

Mouadamiya, yang berada di Barat Daya Damaskus, diduduki oleh pemberontak anti As’ad akhir tahun lalu dan pemerintah berusaha merebut kembali wilayah tersebut.

“Selama hampir satu tahun, kota Mouadamiya berada dalam pengepungan dengan tiada akses pada makanan, listrik, obat-obatan, komunikasi dan bahan bakar,” seperti tertulis dalam surat tersebut, yang disebarkan oleh pihak oposisi Suriah, Dewan Nasional Suriah pada Senin.

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Penulis surat yang tidak menyebutkan nama, mengatakan, mereka harus berusaha keras untuk mendapatkan energi listrik guna menyalakan komputer, mengoneksikannya dengan internet dan mengirimkan email.

Syria National Council (NSC) mengatakan hampir 12 ribu orang menghadapi kelapangan dan kematian di Mouadamiya. Sekitar 90 persen wilayah tersebut telah hancur, hanya ada beberapa dokter dan penduduk terpaksa memakan dedaunan.

Valerie Amos, kepala divisi Kemanusiaan PBB mengatakan, meskipun pemerintah telah mengevakuasi 3000 penduduk pada bulan ini, ribuan lainnya masih terjebak di Mouadamiya.

Dia mengatakan, tim PBB ditolak masuk dalam wilayah tersebut.

Dokter di wilayah tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa kelaparan menjadi parah dalam beberapa bulan terakhir. Organisasi Pengawas HAM Suriah mengatakan pada Senin, bahwa para pemberontak dan pasukan pemerintah bentrok di pinggiran Mouadamiya semalam dan tentara membom kota. 

“Kami minta rasa kemanusiaan anda untuk tidak melupakan kami,” kata surat tersebut. “Kami memohon anda untuk menyebarluaskan pesan ini ke seluruh dunia.” (mukafi niam)

Foto: Wikipedia

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim PonPes, Nasional Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 28 November 2015

Tiga Ciri Haji Mabrur Menurut Rasulullah SAW

Haji mabrur menurut bahasa adalah haji yang baik atau yang diterima oleh Allah SWT. Sedangkan menurut istilah syar’i, haji mabrur ialah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, dengan memperhatikan berbagai syarat, rukun, dan wajib, serta menghindari hal-hal yang dilarang (muharramat) dengan penuh konsentrasi dan penghayatan semata-mata atas dorongan iman dan mengharap ridha Allah SWT.

Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW memberikan penjelasan terkait pahala atau balasan bagi jamaah haji yang mendapatkan predikat mabrur.

Tiga Ciri Haji Mabrur Menurut Rasulullah SAW (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Ciri Haji Mabrur Menurut Rasulullah SAW (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Ciri Haji Mabrur Menurut Rasulullah SAW

? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Artinya, “Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga,” (HR Bukhari).

Predikat mabrur memang hak prerogatif Allah SWT untuk disematkan kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Tetapi seseorang yang dapat meraih haji mabrur pasti memiliki ciri-ciri tersendiri.

Sang Pencerah Muslim

Rasulullah SAW juga pernah memberikan kisi-kisi tanda atau ciri-ciri bagi setiap orang yang mendapatkan predikat mabrur hajinya.

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya.

?: ? ? ? ? ? ? ?: "? ? ? ?

Artinya, “Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur?’ Rasulullah menjawab, ‘Memberikan makanan dan menebarkan kedamaian.’”

Walaupun hadits ini divonis munkar syibhul maudhu’ oleh Abu Hatim dalam kitab Ilal ibn Hatim, tetapi ada riwayat lain yang marfu’ dan memiliki banyak syawahid. Bahkan divonis Shahihul Isnad oleh Al-Hakim dalam kitab Mustadrak-nya, walaupun Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Sebagaimana dikutip Imam Badrudin Al-Aini dalam Umdatul Qari-nya.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Rasulullah SAW ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah kemudian berkata, ‘Memberikan makanan dan santun dalam berkata.’ Al-Hakim berkata bahwa hadits ini sahih sanadnya tetapi tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.”

Dari dua hadits di atas bahwa sebagian dari tanda mabrurnya haji seseorang ada tiga.

Pertama, santun dalam bertutur kata (thayyibul kalam).

Kedua, menebarkan kedamaian (ifsya’us salam).

Ketiga, memiliki kepedulian sosial yaitu mengenyangkan orang lapar (ith‘amut tha‘am)

Dari tiga ciri ini, bisa disimpulkan bahwa predikat mabrur yang diraih oleh seorang yang telah menjalankan ibadah haji sebenarnya tidak hanya memberikan dampak terhadap kehidupan orang tersebut, melainkan juga berdampak besar kepada sisi sosial di lingkungan orang yang berangkat haji tersebut. Wallahu a‘lam. (M Alvin Nur Choironi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 19 September 2015

22 Titik Kegiatan Safari Ramadhan PCNU Pringsewu Sukses Dilaksanakan

Pringsewu, Sang Pencerah Muslim. Pada Ramadhan 1437 H ini PCNU Kabupaten Pringsewu berhasil menggelar Safari Ramadhan di 22 lokasi di 9 Kecamatan yang ada di Bumi Secancanan Bersenyum Manis ini. Hal tersebut disampaikan Ketua Tanfidziyyah PCNU Pringsewu H. Taufiqurrahim dalam Acara Penutupan Rangkaian Safari Ramadhan yang dipusatkan di Gedung NU Pringsewu, Ahad (4/7).

22 Titik Kegiatan Safari Ramadhan PCNU Pringsewu Sukses Dilaksanakan (Sumber Gambar : Nu Online)
22 Titik Kegiatan Safari Ramadhan PCNU Pringsewu Sukses Dilaksanakan (Sumber Gambar : Nu Online)

22 Titik Kegiatan Safari Ramadhan PCNU Pringsewu Sukses Dilaksanakan

Taufiq menjelaskan bahwa Safari Ramadhan pada tahun ini difokuskan untuk penguatan organisasi dan amaliyyah Ahlussunnah wal Jamaah bagi para pengurus NU di tingkatan MWC Kecamatan dan Ranting Pekon . "Kegiatan ini terdiri dari dua Gelombang. Gelombang pertama untuk jajaran pengurus Tanfidziyyah dan Gelombang kedua untuk Syuriyah," katanya.

Khusus pada gelombang Kedua yang dilaksanakan mulai pertengahan Ramadhan, Materi safari Ramadhan diisi juga dengan Sosialisasi Lembaga Amil Zakat Infaq Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Pringsewu. "Dalam sosialisasi tersebut juga dilakukan tanya jawab seputar Fiqh Zakat yang dipandu oleh Lembaga Bahtsul Masail PWNU Lampung," ujarnya.

Selain Safari di 9 MWC NU Kecamatan, PCNU juga mengadakan Jihad Sore atau Ngaji Ahad Sore yang merupakan rangkaian dari Safari Ramadhan di Gedung NU sebanyak 4 kali. "Jihad sore ini merupakan Kegiatan Rutin yang biasanya dilakukan pada pagi hari. Khusus pada Ramadhan kita laksanakan pada sore hari yang dilanjutkan dengan Buka Puasa Bersama dan Shalat Maghrib Berjamaah," tambahnya.

Taufiq berharap Kegiatan ini akan meningkatkan pemahaman dan kesemangatan para pengurus dilevel MWC dan Ranting untuk terus berkhidmah di Jamiyyah Nahdlatul Ulama. " Kita juga berharap Kegiatan Safari Ramadhan pada tahun mendatang akan lebih berkualitas sehingga berpengaruh signifikan terhadap perkembangan organisasi," harapnya.

Sang Pencerah Muslim

Hadir pada acara penutupan tersebut Mustasyar PCNU Pringsewu KH Sujadi, Ketua MUI Kabupaten Pringsewu KH Hambali Segenap Pengurus PCNU, MWC NU, Badan Otonom dan Lembaga se Kabupaten Pringsewu. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Budaya, Nasional Sang Pencerah Muslim

Senin, 13 April 2015

Wirid agar Mendapatkan Husnul Khatimah

Banyak orang berusaha keras mencari hidup yang baik. Tentu ini penting. Namun, ada yang lebih penting lagi, yakni berupaya? agar ia kelak juga meninggal dunia dalam keadaan baik pula. Yang terakhir ini sering tenggelam oleh yang pertama meskipun husnul khatimah (akhir kematian yang baik) menjadi kunci apakah di kehidupan akhirat nanti seseorang menuai kemuliaan ataukah sebaliknya.

Dalam kitab Nashâihul ‘Ibâd, Syekh Nawawi al-Banani memberikan tips untuk meraih husnul khatimah. Ulama bernama lengkap Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi ini menjelaskan bahwa di antara sebab-sebab mendapatkan husnul khatimah adalah membiasakan untuk membaca doa berikut ini:

Wirid agar Mendapatkan Husnul Khatimah (Sumber Gambar : Nu Online)
Wirid agar Mendapatkan Husnul Khatimah (Sumber Gambar : Nu Online)

Wirid agar Mendapatkan Husnul Khatimah

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Allâhumma akrim hâdzihil ummatal muhammadiyyata bi-jamîli ‘awâidika fid dâraini ikrâman liman jaaltahâ min ummatihi shallallâhu alaihi wa sallam



Artinya: “Ya Allah, muliakanlah umat Nabi Muhammad dengan keindahan orang-orang yang kembali kepada-Mu di dunia dan akhirat, sebagai penghormatan-Mu kepada orang yang telah Engkau jadikan bagian dari umatnya.”

Sang Pencerah Muslim

Atau merutinkan bacaan di bawah ini setiap pertengahan antara shalat sunnah sebelum shubuh dan shalat fardlu shubuh:

? ? ? ? ? ? . ? ? ? ? ? . ? ? ? ? ? . ? ? ? ? ? . ? ? ? ? ? . ? ? ? ? ? . ? ? ? ? ? . ? ? ? ? ? ? ? ? ? . ? ? ? ? ? ? ? ? ? . ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? .

Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-jbur ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma ashlih ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma âfi ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma ihfadh ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin rahmatan âmmatan yâ rabbal alamîn, allâhummag fir lî ummati sayyidinâ muhammadin maghfiratan âmmatan yâ rabbal âlamîn, allâhumma farrij an ummati sayyidinâ muhammadin farajan âjilan yâ rabbal alamîn.



Artinya: “Ya Allah, sayangilah umat baginda kami Muhammad. Ya Allah, tamballah (kekurangan) umat baginda kami Muhammad. Ya Allah, perbaikilah umat baginda kami Muhammad. Ya Allah, sehatkanlah umat baginda kami Muhammad. Ya Allah, peliharalah umat baginda kami Muhammad. Ya Allah, sayangilah umat baginda kami Muhammad dengan rahmat yang menyeluruh. Wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah, berilah pengampunan yang menyeluruh, Wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah, lapangkanlah umat baginda kami Muhammad dengan kelapangan yang segerah, wahai Tuhan semesta alam.”

Atau melanggengkan doa di bawah ini:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Yâ rabba kulli syaîn biqudratika alâ kulli syaîn. Ighfirlî kulla syaîn wa lâ tas’alanî an kulli syai-in wa lâ tuhâsibnî fi kulli syaîn wa athini kulla syai-in.



Wahai Tuhan segala sesuatu, dengan kekuasaan-Mu atas segala sesuatu, ampunilah seluruh dosaku. Janganlah Engkau menanyakan kepadaku tentang segala sesuatu. Janganlah Engkau menghisabku mengenai segala sesuatu, dan berilah aku segala sesuatu.”

(Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional Sang Pencerah Muslim

Jumat, 13 Februari 2015

Pesantren Tremas Gelar Haflah Nasional

Pacitan, Sang Pencerah Muslim. Perguruan Islam Pondok Pesantren Tremas Pacitan, Jawa Timur menggelar Haflah Nasional Akhiruddirosah dan Wisuda Purna Belajar santri? tahun pelajaran 1434 H/2013 M, pada Sabtu malam (29/6).

Kegiatan tersebut dihadiri seluruh wali santri kelas III Madrasah Salafiyah Mu’adalah dari seluruh indonesia, para alumni, dan santri. Para hadirin berduyun-duyun mendatangi komplek Perguruan Islam PondokTremas Pacitan untuk mengikuti jalanya kegiatan tahunan itu.

Pesantren Tremas Gelar Haflah Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Tremas Gelar Haflah Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Tremas Gelar Haflah Nasional

Walaupun hujan deras sempat turun diawal acara, namun tidak menyurutkan semangat para hadirin dan kemeriahan acara Haflah.

Sang Pencerah Muslim

Dalam kesempatan itu, sebanyak 164 santri kelas III Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah diwisuda sebagai bentuk formal? telah menyelesaikan jenjang pendidikan diPerguruan Islam Pondok Tremas Pacitan.

Pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan KH.Fuad Habib dalam sambutanya berharap, bahwa para santri yang sebentar lagi lulus dari pondok untuk terus melanjutkan menuntut ilmu, karena dalam agama, tidak ada bahasa cukup dalam menuntut ilmu.

Sang Pencerah Muslim

“Menuntut ilmu itu tidak ada batasnya, bukan wajib 9 atau 12 tahun, Tapi Minal Mahdi Ilal Lahdi,dari bayi hingga meninggal dunia nanti”demikian kata beliau.

Pendiri, pelajar pertama Indonesia di AL-Azhar

Haflah Akhiruddirosah diisi dengan Mauidhoh Hasanah yang disampikan oleh KH.Luqman Harist Dimyathi, Pimpinan Majlis Ma’arif Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan.

Dalam pidatonya yang berlangsung 45 menit itu, ia menyampaikan banyak hal. Salah satunya mengulang kembali tentang ketokohan Pendiri Pondok Tremas, KH. Abdul Manan Dipomenggolo yang mashur itu.

Dalam buku yang dimilikinya; Jauh di Mata Dekat di Hati, cetakan Kedutaan Besar RI di Kairo Mesir di situ ditulis bahwa KH. Abdul manan, Pendiri PondokTremas adalah salah satu komunitas pertama orang Indonesia yang belajar di Universitas Al Azhar Mesir pada tahun 1850 M,” katanya disambut tepuk tangan seluruh hadirin.

Selain itu, Gus Luqman yang menjabat? sebagai Sekjen dalam kepengurusan Forum Komunikasi Pesantren Mu’adalah se-Indonesia, menyatakan bahwa ijazah Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan dari mulai pendidikan TK sampai Perguruan Tinggi sudah? diakui oleh Negara Republik Indonesia.

“Katakan kepada dunia, bahwa di Tremas mulai dari TK sampai perguruan tinggi ijazahnya maa fil muskilah, tidak ada masalah. Sudah diakui oleh negara Republik Indonesi.”

Kiai muda yang duduk sebagai A’wan Syuriah PWNU Jawa Timur menambahkan, hal itu sebagai bentuk penghargaan negara kepada pesantren melalui status pesantren Mu’adalah.

Di Indonesia saat ini pesantren yang mendapatkan status Pesantren Mu’adalah sesuai dengan SK terbaru dari Dirjen Pendis, Kemenag RI terhitung bulan januari hanya ada 32 pesantren. Salah satunya adalah Pondok Tremas.

Sementara itu, acara Haflah Akhiruddirosah dan Wisuda Purna Belajar santri baru berakhir padapukul 02.15 dini hari.

Redaktur: Abdullah Alawi

Kontributor: Zaenal Faizin

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim News, Nasional Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock