Tampilkan postingan dengan label Pertandingan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertandingan. Tampilkan semua postingan

Senin, 21 Agustus 2017

Enak Zaman Soeharto atau Jokowi? Jawaban Kakek Ini Bikin Ngakak

Hingga sekarang masyarakat Indonesia masih membanding-bandingkan kualitas hidup dari Presiden satu ke Presiden lain. Poster bergambar Soeharto dengan tulisan “Piye kabare, penak zamanku toh?” (bagaimana kabarnya, enak zamanku kan?) sering ditemukan menempel di dinding publik, baik di tembok hingga bagian belakang truk.

Perbedaan ini dirasakan oleh kakek Lasimin. Suatu ketika kakek berusia 70 tahun yang tinggal di Banyumas, Jawa Tengah ini ditanya oleh seorang pemuda kampung bernama Zaenal.?

Enak Zaman Soeharto atau Jokowi? Jawaban Kakek Ini Bikin Ngakak (Sumber Gambar : Nu Online)
Enak Zaman Soeharto atau Jokowi? Jawaban Kakek Ini Bikin Ngakak (Sumber Gambar : Nu Online)

Enak Zaman Soeharto atau Jokowi? Jawaban Kakek Ini Bikin Ngakak

Zaenal melontarkan sebuah pertanyaan mengenai perbedaan hidup di zaman Presiden Soeharto dengan era Presiden Jokowi saat ini. Obrolan ringan ini berlangsung di sebuah dipan di depan rumah kakek Lasimin yang terlihat begitu sejuk dan rindang karena berada di bawah Pohon Jambu.

“Kek, kalau kakek rasakan, enak zaman siapa sih, Soeharto atau Jokowi,” tanya Zaenal to the point.

“Yo jelas enakan zaman Soeharto toh,” jawab kakek Lasimin sambil menyungging senyum hingga gigi ompongnya terlihat.

“Kenapa kek?”

Sang Pencerah Muslim

“Soalnya di zaman Soeharto, istriku masih muda dan seger.” Geerrrrr....muncul dari mulut Zaenal. (Fathoni Ahmad)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim News, Pertandingan, Habib Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Jumat, 11 Agustus 2017

Khofifah: Kader Muslimat Jadi Pelopor Keagamaan di Desa-desa

Tasikmalaya, Sang Pencerah Muslim - Ketua Umum Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa meminta kader Muslimat di Tasikmalaya dan di manapun menjadi pelopor keagamaan di daerah. Menjelang Ramadhan ini, seluruh anggota Muslimat wajib memakmurkan masjid dengan kegiatan-kegiatan ibadah.

"Wajib semua pengurus, anggota dan kader meramaikan masjid. Bukan hanya di bulan Ramadan, tapi bulan-bulan lainnya juga. Minimal Ramadan sekarang kader Muslimat tampak mengisi kegiatan di masjid-masjid," kata Khofifah, Ahad (30/4).

Khofifah: Kader Muslimat Jadi Pelopor Keagamaan di Desa-desa (Sumber Gambar : Nu Online)
Khofifah: Kader Muslimat Jadi Pelopor Keagamaan di Desa-desa (Sumber Gambar : Nu Online)

Khofifah: Kader Muslimat Jadi Pelopor Keagamaan di Desa-desa

Menurut Khofifah, kader Muslimat harus eksis di kegiatan masyarakat. Ia meminta pengurus Muslimat untuk menyiapkan generasi karena pundak utama organisasi adalah kaderisasi.

"Siapkan kader-kader paham Al-Quran, sunah, ijma’, dan qiyas sesuai aqidah Ahlussunah wal Jamaah An-Nahdiyah," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Pada pertemuan ini ia menyerahkan bantuan sosial kepada Muslimat NU Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Khofifah datang ke Tasikmalaya dalam rangka menghadiri undangan Harlah Ke-94 NU dan Harlah Ke-71 Muslimat. Pada pagi hari ia mengunjungi Pesantren Cipasung. Sementara selepas Zhuhur Khofifah bergerak ke Masjid Agung Kota Tasikmalaya.

Di Cipasung, ribuan Muslimat hadir. Tampak istri Bupati Tasikmalaya Hj Lina Ruzhanul Ulum. (Nurjani/Alhafiz K)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Kiai, Lomba Sang Pencerah Muslim

Kamis, 25 Mei 2017

Shalat Jumat di Macau

Jumat ialah hari yang istimewa. Banyak fadhilah di dalamnya, dari anjuran memperbanyak shalawat, kesempatan mendapatkan mustajabnya doa, sampai diampuninya dosa seseorang, dan masih banyak lagi. Bahkan siapa yang meninggal pada hari tersebut ada indikasi bahwa yang bersangkutan meninggal dalam husnul khatimah dan selamat dari siksa kubur.

Hari ketujuh Ramadhan tahun ini, Jumat (2/6) dibantu oleh google map, saya bersama Ustadz Syarif mencari masjid di Macau untuk melaksanakan shalat Jumat. Karena yang mengantarkan sepertinya telat, saya putuskan untuk berjalan karena waktu shalat Jumat yang tinggal 15 menit.

Shalat Jumat di Macau (Sumber Gambar : Nu Online)
Shalat Jumat di Macau (Sumber Gambar : Nu Online)

Shalat Jumat di Macau

Di tengah terik dan panasnya matahari, saya susuri jalan dan pertokoan yang berjajar rapi dengan tulisan-tulisan China yang tidak saya mengerti. Di bawah tulisan China itu, selalu ada kata dalam bahasa Portugis yang mendampingi.

"Akhirnya sampai juga," tutur batin sayadi depan masjid yang terletak di No. 4 Ramal Dos Mouros, wilayah dekat bendungan dan laut.

Masuklah saya ke dalam melalui pintu gerbang gapura yang bertuliskan "Macau Mosque and Cemetery" atau dalam bahasa Portugis berarti "Mesquita E Cemeterio De Macau". Di atasnya juga ada tulisan China dan Arab yang terlihat sudah using, lama tak dipugar. Saya lalu memahami masjid ini menggunakan empat bahasa.

Saya mengira Jumatan sudah di mulai. Tampak seorang bergamis berkebangsaan Pakistan, dan beberapa orang lain yang duduk santai di luar masjid. Rupanya Jumatan di sini baru di mulai sekitar jam setengah dua.

Sang Pencerah Muslim

?

Sambil menunggu jamaah yang lain, saya sempatkan untuk melihat pemakaman Muslim yang terdapat di sebelah kanan masjid. Tampak makam itu terdiri dari berbagai kebangsaan seperti India, Arab, Parsi, Gujarat dan China. Tak lupa saya kirimkan doa. Saya berpikir, bisa jadi melalui mereka itulah Islam bisa tumbuh dan terpelihara di kota bekas jajahan Portugis ini.

Bangunan "Macau Mosque and Cemetery" tidak terlalu besar. Ada empat jendela yang ada di sisi kanan dan kirinya. Yang menarik ialah masjid ini menyediakan peci yang terbuat dari plastic. Awalnya saya kira itu mangkuk. Begitu banyak yang mengambil dan memakainya. Barulah saya tahu kalau itu ialah peci. Letaknya sendiri ditumpuk di depan pintu masuk masjid. Jamaah sambil menunggu azan asyik berzikir dengan tasbih di tangan mereka masing-masing.

Setelah adzan berkumandng, Imam Yasir berkebangsaan Pakistan dengan jenggotnya yang menggelayut memberikan ceramah dalam bahasa Urdu kurang lebih 30 menit dari pukul 13:00-13:30. Setelah itu adzan kedua dan dilanjutkan dengan khutbah Jumat yang amat singkat dalam bahasa Arab.

Sang Pencerah Muslim

?

Usai itu kami semua shalat Jumat berjamaah. Ada pun jamaah sendiri terdiri dari banyak etnis dan bangsa, tak terkecuali beberapa imigran asal Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Dalam komplek masjid juga terdapat kantor Islamic Association of Macau. Menurut informasi yang saya dapatkan, kantor ini selalu ramai pada hari Ahad karena buruh migran libur. Kesempatan itu digunakan sebagai ajang berkumpulnya komunitas-komunitas Muslim di Macau, baik melaksanakan pengajian atau event lainnya.

?

Umur Islam sendiri di sini bisa dilihat dari umur makam yang ada. Walaupun para pakar sejarah belum sepakat kapan pastinya, yang jelas Islam hadir sudah lebih dari seratus tahun.

Semoga Islam bisa terus bersinar dan memberikan pencerahan kepada masyarakat yang multikultural di Macau. Secara toleransi sudah amat baik, diharapkan masjid yang berdiri tahun 80-an ini terus menjadi embrio bagi lahirnya entitas Muslim di wilayah adminstrasi khusus China. Aamin Ya Rabbal alamin.

Saepuloh, pendakwah, ustad dari Tim Inti Dakwah dan Media (TIDIM) LDNU yang ditugaskan ke Macau.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Cerita, Khutbah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 05 November 2016

450 Pesilat akan Berlaga di Kejurda Pagar Nusa Jateng

Kudus,Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 450 pesilat akan mengikuti Kejuaraan Daerah (Kejurda) II yang diadakan Pengurus Wilayah Pencak Silat Pagar Nusa Jawa Tengah di Pesantren Az-Zuhri Semarang, 11-13 Januari. Mereka yang berasal dari berbagai daerah se-Jateng ini siap berlaga pada lomba kategori tanding dan seni Pencak Silat Pagar Nusa.

450 Pesilat akan Berlaga di Kejurda Pagar Nusa Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)
450 Pesilat akan Berlaga di Kejurda Pagar Nusa Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)

450 Pesilat akan Berlaga di Kejurda Pagar Nusa Jateng

Salah seorang panitia Agus Pranoto mengatakan, kejurda bertujuan mengembangkan prestasi dan mempererat tali silaturahmi antar pesilat Pagar Nusa se Jateng dan DIY. Targetnya, menyiapkan atlet-atlet pencak silat untuk dikirimkan pada kejuaraan nasional yang diadakan PP Pagar Nusa.

“Kejurda ini dimaksudkan juga untuk menyamakan persepsi terkait jurus-jurus pencak silat Pagar Nusa. Sebab, jurus-jurus yang mengacu hasil Mukernas Pagar Nusa penyampaiannya kepada anggota di daerah-daerah banyak yang berbeda," ujarnya kepada Sang Pencerah Muslim di Kudus, Selasa (7/1).

Sang Pencerah Muslim

Di samping program kerja Pimpinan Wilayah Jateng, jelas Agus, kejurda dimaksudkan juga untuk memperingati harlah ke-28 Pagar Nusa dan? memeriahkan peringatan Maulid Nabi.

“Kami menargetkan jumlah peserta 450 pesilat akan mengikuti perlombaan dengan kategori dewasa dan remaja,” terangnya.

Sang Pencerah Muslim

Hingga Selasa (7/1) , jelas dia, peserta yang sudah mendaftar mencapai 250 pesilat. Mereka ini berasal dari? kontingen Kudus, Jepara, Pati, Blora, Grobogan,? Demak, Kendal, Batang, Kebumen, Banjarnegara,? Sragen, Purworejo, Temanggung, Kabupaten Tegal, dan Kota Tegal.

“Panitia masih menunggu dari daerah lain yang belum mendaftar jadi peserta,” imbuh Agus.

Sementara Pagar Nusa Kudus menyatakan kesiapannya mengikuti kejurda II ini. Bahkan dengan tegas, Kudus yang mengirim 25 pesilat menargetkan Juara Umum.

“Kita jaga tradisi di Jawa Tengah harus juara umum,” tandas koordinator pelatih Kudus Masrukin singkat. (Qomarul Adib/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Sholawat Sang Pencerah Muslim

Kamis, 18 Agustus 2016

Seruan PBNU Tentang Amaliyah Saat Gerhana Matahari Total

A. Merujuk pada hisab Lembaga Falakiyah PBNU dengan menggunakan Markaz Jakarta, dipermaklumkan kepada masyarakat akan terjadinya Gerhana Matahari Total (GMT) pada 29 Jumadil Ula 1437 H bertepatan dengan 9 Maret 2016 di seluruh wilayah Indonesia. GMT terjadi dalam fase-fase dengan waktu Indonesia Barat sebagai berikut:

1. Awal gerhana matahari sebagian : pukul 06:20:58

2. Awal GMT : pukul 07:22:14

Seruan PBNU Tentang Amaliyah Saat Gerhana Matahari Total (Sumber Gambar : Nu Online)
Seruan PBNU Tentang Amaliyah Saat Gerhana Matahari Total (Sumber Gambar : Nu Online)

Seruan PBNU Tentang Amaliyah Saat Gerhana Matahari Total

3. Pertengahan GMT : pukul 07:23:16

4. Akhir GMT : pukul 07:24:18

5. Akhir Gerhana Matahari Sebagian : 08:34:21.

Sang Pencerah Muslim

Di wilayah Indonesia Barat, Gerhana Matahari dimulai pukul 06.20 WIB, sedangkan di Indonesia Tengah pukul 07.25 WITA dan Timur pukul ? 08.35 WIT.

Di antara daerah di Indonesia yang mengalami GMT adalah Palembang, Bangka, Belitung, Sampit, Pelangkaraya, Balikpapan, Palu, Poso, Luwuk, Ternate, dan Halmahera. Sedang wilayah Indonesia lainnya akan mengalami Gerhana Matahari Sebagian.

Sang Pencerah Muslim

B. Hal-hal yang perlu dilakukan

Menghadapi peristiwa gerhana matahari ini, PBNU menghimbau umat Islam untuk:

1. Memperbanyak takbir, dzikir, dan doa kepada Allah dengan penuh khusyu dan tadlarru. Peristiwa gerhana ini merupakan tanda-tanda kebesaran Allah yang harus diambil itibar (pelajaran) dengan terus mendalami kebesaran Allah melalui ayat-ayat kauniyah-Nya.

2. Melaksanakan shalat gerhana

3. Memperbanyak shadaqah dan amal shalih

4. Melakukan muhasabah atas berbagai musibah yang melanda bangsa Indonesia, mulai banjir, tsunami, longsor, serta bencana alam dan bencana sosial lainnya, karena ulah dan kesalahan kita; dengan disertai taubat nashuha, komitmen bersama untuk ketaatan dengan menjalankan seluruh perintah agama, dan menjauhi, mengingkari dan mencegah perbuatan yang dilarang oleh-Nya seperti praktek-praktek keagamaan menyimpang, korupsi, prostitusi, homoseksual dan perbuatan haram lainnya. Komitmen ketaatan dan perbaikan dimulai dari diri, keluarga, dan lingkungan terdekat.

C. Hukum dan Tata Cara Shalat Gerhana

1. Hukum shalat gerhana adalah sunnah muakkadah, sangat dianjurkan; baik sendiri (infirad) maupun berjamaah. Lebih utama dilakukan dengan berjamaah di masjid.

2. Shalat gerhana dilakukan setelah nyata terlihat hingga berakhir.

3. Shalat gerhana matahari dilakukan secara sirr (memelankan bacaan), sedang gerhana bulan dilakukan secara jahr (mengeraskan bacaan)

4. Shalat gerhana matahari dilakukan dua rakaat, masing-masing rakaat dilaksanakan dua kali ruku dan dua kali sujud dengan tata cara sebagai berikut :

a) Ketika jamaah sudah berkumpul dan gerhana mulai terjadi maka diserukan shalat dengan membaca seruan.

? ? ..

b) Niat melakukan shalat gerhana matahari (kusufisy-syams) menjadi imam atau makmum.?

c) Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat.?

d) Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua kali sujud.?

e) Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surat kembali.?

f) Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.

g) Sesudah selesai shalat, Khatib menyampaikan khutbah yang berisi nasihat agar orang memperbanyak Istighfar, berdzikir, bersedekah, rasa takut kepada azab Allah dan amal kebaikan lainnya?

D. Pelaksanaan Khutbah

Ketentuan shalat gerhana, sama dengan ketentuan khutbah shalat Jumat, hanya saja dilakukan setelah shalat.

Khatib berkhutbah dengan ketentuan:

1. Khutbah dilakukan 2 kali, sebagaimana khutbah Jumat, baik syarat maupun rukunnya.

2. Khutbah dianjurkan berisi motivasi melakukan taubat nashuha, memperbayak istighfar, sedekah dll dan menjelaskan bahwa gerhana adalah bagian dari fenomena alam dan tanda kekuasaan Allah. Tidak benar jika gerhana dimitoskan dengan berbagai takhayul, juga dikaitkan dengan lahir atau meninggalnya seseorang.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam al- Bukhori dan Muslim dari Sayyidah Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda keagungan Allah. Terjadinya gerhana bukan karena meninggal atau lahirnya seseorang. Apabila kamu melihatnya maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah dan bersedekahlah” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

3. Setelah khutbah pertama, Khatib duduk diantara dua khutbah.

4. Khatib melanjutkan khutbah ke-2 sampai selesai.

Demikian surat edaran ini disampaikan untuk dilaksanakan dan dijadikan panduan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan, hidayah, taufik dan kekuatan dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Jakarta, 04 Maret 2016

Rais ‘Aam ? KH Maruf Amin

Ketua Umum KH Said Aqil Siroj

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sholawat, Pertandingan, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 16 April 2016

Pagar Nusa Kartasura Sahkan Anggota Baru

Sukoharjo, Sang Pencerah Muslim. Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Kartasura menggelar acara pengesahan anggota baru yang dilaksanakan di komplek Pesantren Al Fattah Krapyak Kec. Kartasura Sukoharjo Jawa Tengah.

Pagar Nusa Kartasura Sahkan Anggota Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Pagar Nusa Kartasura Sahkan Anggota Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Pagar Nusa Kartasura Sahkan Anggota Baru

Menurut Rosyid salah satu koordinator PN Kartasura, pengesahan anggota angkatan ketiga ini diikuti oleh 53 peserta.  "Turut kami undang pula saudara anggota Pagar Nusa  se-Solo Raya dan sekitarnya", ungkapnya kepada Sang Pencerah Muslim, Kamis (6/11).

Adapun tujuan pengesahan agar para anggota benar-benar mengerti terhadap  visi dan misi Pagar Nusa, yaitu ber-Aqidah ala Ahlussunnah wal Jama’ah dengan asas organisasi Pancasila, ungkapnya

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, agar para anggota Pagar Nusa Solo Raya yang baru disahkan untuk terjalin silaturrahim lebih erat lagi, pungkasnya.

Sang Pencerah Muslim

Sementara dalam acara yang digelar semenjak pukul 20.00 hingga 04.30 tersebut, tampak digelar acara tasyakuran serta khataman al Quran. (Ahmad Rosyidi/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Quote, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 25 Maret 2016

Jelang Muktamar NU, Sejumlah Tokoh IKA-PMII Rapatkan Barisan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Sejumlah tokoh Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) bertemu dalam acara buka bersama di Hotel Bidakara Jakarta Selatan, Ahad (28/6). Selain membahas program IKA-PMII, pertemuan dimanfaatkan untuk membicarakan beberapa hal terkait pelaksanaan Muktamar NU di Jombang, Agustus mendatang.

Ketua Umum Pengurus Besar IKA-PMII Achmad Muqowam berharap para kader PMII berkontribusi dalam membangun NU ke depan. “Bulan Syawal (Muktamar) adalah momentum bagi kita untuk berkontribusi bagi NU,” katanya.

Jelang Muktamar NU, Sejumlah Tokoh IKA-PMII Rapatkan Barisan (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelang Muktamar NU, Sejumlah Tokoh IKA-PMII Rapatkan Barisan (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelang Muktamar NU, Sejumlah Tokoh IKA-PMII Rapatkan Barisan

Buka bersama itu dihadiri sejumlah tokoh IKA-PMII antara lain KH Nuril Huda (pendiri PMII), KH Ahmad Bagdja dan KH Masyhuri Malik (Dewan Pembina), Enceng Shobirin, Imdadun Rahmat, dan Adnan Anwar (Wasekjen PBNU), Hanif Dakhiri (Sekjen IKA-PMII yang juga Menteri Tenaga Kerja), dan Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama).

Sang Pencerah Muslim

Sejumlah tokoh IKA-PMII yang aktif di partai politik juga hadir, antara lain Ahmad Mubarok (Partai Demokrat), Abdul Kadir Karding (Sekjen DPP PKB) dan Arvin Hakim Thoha (DPR RI PKB), Idrus Marham (Sekjen DPP Golkar), dan Endin Sofihara (PPP).

Sang Pencerah Muslim

Beberapa mantan Ketua Umum PB PMII dan para aulumni yang yang aktif di pemerintahan, badan otonom NU, ormas dan berbagai profesi juga hadir, antara antara lain Ali Masykur Musa, Nusron Wahid, Yahya Ma’shum, Wahidah Syuaib, Mustofa Zuhad, Masrur Ainun Najih, Eman Hermawan, Amir Ma’ruf, Zaini Rahman, Idi Muzayad, Rodli Kailani, Luluk Nur Hamidah, Ucok Sky Khadafi, Daniel Zuhron, Eem Marzuhis, serta ratusan alumni dan kader PMII meramaikan acara.

Ketua Dewan Pembina IKA-PMII Achmad Bagja mengatakan, momentum muktamar tidak bisa dilewatkan begitu saja oleh para alumni PMII. Sebagian besar alumni PMII telah aktif di NU dari tingkat pusat sampai ke daerah-daerah, serta aktif di berbaagai perangkat NU baik di lembaga, lajnah maupun badan otonom di bawah NU.

“Muktamar tidak sekedar rutinitas. Berbagai perkembangan menjelang muktamar perlu respon serius. Ini sudah ada iklim yang tidak baik menjelang muktmar, padahal yang ngurus juga alumni PMII semua. Kita harus menciptakan suasana lebih kondusif agar muktamar lebih produktif dan menghasilkan gagasan besar. Kita tidak berbicarakepentingan orang perorang atau kelompok, tetapi cita-cita besar NU,” katanya.

Pendiri PMII KH Nuril Huda menyampaikan taushiyah menjelang buka bersama yang dianjutkan ramah tamah dan pertemuan informal di areal Hotel Bidakara. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Berita, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Senin, 01 Februari 2016

Gus Ainun: Banjiri Sanad Keguruan NU di Internet

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Sanad keguruan menjadi ciri khas kalangan nahdliyin dalam menerima ilmu agama. Selain keakuratan ilmu dan kesalehan guru, sanad sangat dibutuhkan. Karenanya, sanad keguruan ini perlu dibaca setiap kali pengajian. Kalau perlu, mata rantai keilmuan itu diunggah di media sosial, website, atau akun-akun pribadi lainnya.

“Minta saja kepada para kiai kita. Lalu unggah di website atau blog. Ini sangat dibutuhkan,” kata Gus Ainun Najib yang belakangan namanya mencuat melalui website Kawal Pemilu di Jakarta, Selasa (16/6).

Gus Ainun: Banjiri Sanad Keguruan NU di Internet (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Ainun: Banjiri Sanad Keguruan NU di Internet (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Ainun: Banjiri Sanad Keguruan NU di Internet

Ainun selama ini resah atas banjirnya ajaran-ajaran agama yang cenderung radikal dan ekstrem di internet. Sementara mereka tidak memiliki sanad yang menyambungkan paham yang mereka ajarkan hingga ke Rasulullah atau ulama yang menulis kitab-kitab rujukan.

Sang Pencerah Muslim

Pada forum Workshop Penguatan Jaringan Anti Radikalisme di Dunia Muda untuk Ulama Muda yang digagas Sang Pencerah Muslim dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Gus Ainun mengapresiasi tingginya pengguna internet di kalangan nahdliyin.

“Dengan tingginya angka pengguna, maka sanad-sanad guru agama kita akan semakin tampak pohon besarnya. Mintalah usai mengaji dengan guru-guru kita. Mereka akan memberikannya. Sanad menjadi pertanggungjawaban keilmuan selain validitas ilmu dan kezuhudan guru yang bersangkutan,” kata Gus Ainun yang kini tinggal di Singapura sebagai konsultan teknologi dan informasi.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Ainun, ilmu agama berbeda dari ilmu pada umumnya. Sanad dibutuhkan antara lain untuk memastikan distorsi informasi keagaman antara penerima dan penyampai ilmu.

Sebagaimana diketahui bahwa ilmu dan orang berilmu pengetahuan mendapat tempat istimewa di kalangan nahdliyin. Kecuali itu, sanad keguruan yang menyambung penerima ilmu dan generasi sebelumnya sangat diperhatikan. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 10 Juli 2015

Kesebelasan Pengahafal Al-Qur’an

Anak muda duduk berjajar sila setengah lingkaran. Jumlahnya sebelas. Masing-masing menghadapi recal yang di atasnya terbuka kitab suci Al-Quran. Mereka lalu membaca bersama-sama Surat Ath-Thariq. Sekonyong-konyong bacaan mereka berhenti. Pasalnya ada bunyi satu ketukan. Mereka mengulang satu kalimat. Jika ketukan berbunyi lagi, kembali mereka mengulang.

Sebelas anak itu sedang diperiksa bacaannya, mulai makhorijul huruf, panjang pendeknya bacaan, dan waqafnya. Jika ada yang tak beres, maka ketukan itu berbunyi. Sumbernya dari tangan Ustadz Ramdani yang duduk bersandar ke sebuah tiang di tengah majelis ta’lim di hadapan mereka.

Kesebelasan Pengahafal Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)
Kesebelasan Pengahafal Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)

Kesebelasan Pengahafal Al-Qur’an

Pemeriksaan bacaan itu rutin dilakukan tiap malam, kecuali malam Jumat. Tiap malam membaca satu surat pada juz 30. Ketika sampai surat An-Nas, esoknya mereka akan memulai lagi dari ‘amma yatasyalun demi menjaga hafalan juz terakhir tersebut. Begitu putaran waktu sebelas anak yang dilakukan selepas isya di majelis ta’lim Al-Guroba, Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Banten.

Sang Pencerah Muslim

Mereka tidak hanya diperiksa bacaan, tapi juga menghafalnya. Pagi selepas Subuh, mereka akan setor beberapa ayat ke Ustad Ramdani. Siang, selepas dhuhur, mengulang hafalan. Sore setor. Maghrib mengulang. Kemudian ketemu isya lagi, diperiksa bacaan juz 30.

Pada ashar dan maghrib, mereka harus menyatu dengan santri kalong. Waktu ashar, sekitar 40an anak datang ke majelis itu. Rata-rata usia mereka 10 tahun ke bawah. Mereka akan belajar membaca Iqra di berbagai tingkatan, menghafal doa-doa, ayat-ayat pendek, serta Ratib Haddad.

Sang Pencerah Muslim

Selepas magrib, sekitar 50an anak datang lagi ke masjid itu. Kali ini usia mereka 10 tahun ke atas sampai usia kelas 3 SMA. Mereka juga belajar membaca Al-Quran dan menghafalnya. Sebelum dihafal, mereka diberi tahu dulu cara membacanya.

Cara mengaji di majelis itu adalah, sekitar tiga anak maju dengan Al-Qurannya masing-masing ke hadapan Ramdani. Kemudian membacakaan ayat masing-masing secara bersamaan. Bisa saja mereka membaca ayat berbeda karena capaian ketiganya berbeda. Masing-masing membacakannya sampai tiga ayat. Anak yang tidak dikoreksi, dia akan segera mundur. Sementara yang belum lancar, akan tetap di situ sampai bisa. Setelah bisa, dia akan mundur juga digantikan yang lain. Terus begitu. Ramdani menyimak semuanya dengan cermat dan benar. Ia memejamkan mata, sesekali buku tangannya mengetuk recal, jika bacaan sang anak meleset.

“Bapak itu aneh, ngantuk aja tahu kalau bacaan saya salah. Padahal ia menyimak bacaan tiga orang,” ujar Syahrul, salah seorang santri.

Ramdani adalah sedikit ustad yang hafal Al-Qur’an 30 juz di luar kepala. Bahkan Iqra saja hafal karena saking seringnya mengajar. Kemudian menyimak bacaan anak-anak seperti dengan feeling saja. “Yang salah itu anak mana saya nggak tahu,” katanya, “tapi telinga saya merasakan ada yang salah baca,” lanjutnya.  

Sementara membagi konsentrasi, fokus ketiga anak dengan bacaan berbeda, menurut dia karena sering dilakukan dan dalam waktu lama, bertahun-tahun. “Siapa pun bisa kalau sering dan lama melakukannya,” katanya.

Menghafal dari depan dan Belakang

Kesebalasan anak itu adalah mereka yang tidur di pondok yang didirikan Ramdani. Ia menamainya dengan Bustanu Musyaqil Qur’an. Di situ cuma tiga kamar kamar kecil. Di antara mereka ada yang masih sekolah formal, hanya mengaji, dan mengaji sambil bekerja. Makan dan minum ditanggung Ramdani. Bahkan di antara mereka, yang yatim piatu, disedikan uang jajannya.

Santri-santri itu penghafal Al-Qur’an itu dibagi dua kelompok. Bagi yang hanya ngaji, memulai menghafal dari juz 1 ke belakang. Sementara yang masih sekolah dan bekerja dari juz 30 mundur. Capaian tertinggi santri yang cuma menghafal atas nama Syahrurramadhan. Anak Betawi itu sudah hafal 21 juz. Sementara yang masih sekolah atas nama Ilman Fernando Chaniago. Di bawahnya ada Fajri, anak Prubalingga yang hafal 10 juz. Anak keturunan Sumatera Barat yang sekarang duduk di kelas 1 SMA tersebut hafal 6 juz dari juz 30 ke juz 24.

“Awalnya ngaji aja nggak mau. Dianterin orang tuanya ke sini, nggak ngaji, nggak apa, nangis mulu,” kata Ramdani mengisahkan Ilman yang masuk masuk tahun 2012.

Sekali waktu ada orang tua yang menceritakan nilai anaknya di sekolah jelek. “Santai saja. Kita lihat perubahannya. Nanti kalau dia sudah tahu caranya menghafal akan berubah,” jawab Ramdani .

Jawaban Ramdani tidak omong kosong. Sekarang banyak anak yang ngaji di situ menduduki ranking satu di kelasnya. Bisa dipastikan anak-anak majelis di berada dalam 10 besar di tingkatannya masing-masing. Termasuk Syahrul waktu sekolah, ia tak lepas dari ranking 2 atau 3. Sementara ranking 1 juga dari majelis itu. “Kalau sudah tahu metodenya menghafal ya begitu,” katanya.

Keberhasilan Ramdani juga ditunjukkan pada sebelas anak itu. Selain Syahrul 21 Juz, ada Fajriyanto 10 juz, Ilman 6 juz,  Ilham 4 juz, Akbar, Afwan, dan Alfin  juz dua, Rayan dua juz.  Sementara Bakti dan yuda baru mulai menghafal. Serta puluhan anak yang sudah menghafal doa-doa, surat pendek, dan Ratib Haddad.   

Keberhasilan itu didapat karena keseriusan dari dua belah pihak, Ramdani dan santri-santrinya. Terutama tekun menghafal dan disiplin jadwal. Sebetulnya, jadwal itu longgar dan bisa dikatakan berbeda. Misalnya, Syahrul hari Senin pagi setoran, siang ngulang, sore hafalan. Maghrib membantu mengajar ngaji tak lebih dari 4 sampai 5 orang.

Mulanya dari Radio

Ramdani, pria kelahiran Cileduk, Jakarta 1976 tersebut mengaku berasal dari keluarga pedagang. Hampir semua saudaranya berprofesi itu. Selepas SD tiba-tiba saja dia ingin mondok, ia nyantri sambil sekolah tingkat SMP di salah satu pesantren di Kebon Jeruk, Jakarta Barat di bawah asuhan KH Dasuki Adnan. Pesantren itu bergaya salafi modern.

Menurut dia, mulanya minat ke pondok pesantren karena pas kecil sekitar tahun 80an, tiap pagi ayahnya mendengar ceramah-ceramah agama di radio atau lagu-lagu kasidah dan gambus. Suatu ketika ayahnya pernah bilang, “jadi penceramah dan guru ngaji itu enak. Tidak kerja.”

Minatnya pada ilmu agama, selepas SMP, ia lanjutkan nyantri sambil sekolah di Pesantren Darut Tafsir, Bogor, Jawa Barat, di bawah Asuhan KH Istikhori Abdarurohman. Selepas lulus, ia balik lagi ke rumah. “Nganggur, kerja nggak, kuliah juga nggak,” katanya.

Kemudian ia memaksa orang tuanya untuk melanjutkan mondok. Padahal waktu itu juga ayahnya meminta untu kuliah. Tapi ia bersikeras untuk mondok lagi. Kali ini ingin ke pesantren hafalan Al-Qur’an.

Akhirnya pada tahun 1995, ia diberi ongkos 200 ribu oleh orang tuanya. Tujuannya kota Demak, Jawa Tengah. Kota itu ia tuju bukan tak berdasar, melainkan atas keterangan gurunya semasa di Darut Tafsir. Di daerah tersebut, konon ada pesantren khusus menghafal Al-Quran. Namanya pesantren Bustanu Musyakil Quran, taman pencinta A-Qur’an di bawah asuhan KH Harir Muhammad.

Di situlah ia kemudian membaca Al-Quran bin nadhar selama 6 bulan. Ketika akan melanjutkan menghafal Al-Quran, ia disuruh pulang dulu, diminta kiainya untuk meminta izin orang tua memulai menghafal Al-Qur’an. “Karena udah terpaksa orang tua memberikan izin. Saya ingin dikuliahkan sama orang tua sampai S3,” terangnya.

Soal izin orang tua ini, ia terapkan juga di majelisnya. Anak harus diantar orang tuanya. Jika anaknya bolos, orang tuanya akan dipanggil, ditanya keseriusan mengaji di situ. Jika tidak serius, anak itu diminta pidah ke majelis lain. Itu ia lakukan supaya tidak meracuni temannya yang lain. Tidak mencontohkan untuk bolos dan sebagai peringatan bagi yang lain supaya serius.

Pada tahun 2002 ia menikah dengan gadis kelahiran Desa Binong. Di situ ia mengajar sekolah formal di yayasan pendidikan milik mertuanya. Di tengah aktivitasnya, ia tetap merawat hafalannya. Bercita-cita juga ingin membangun majelis sendiri untuk prnghafal Al-Quran. “Orang yang hafal itu berharap ada yang hafal dari dirinya sendiri,” katanya.

Karena, kata dia, mengajarkan baca Al-Qur’an dan membimbing orang lain menghafalkannya, pahala akan mengalir terus.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, pada tahun 2010, ia berhenti total dari aktivitas mengajar di sekolah formal. Ia membangun majelis di atas tanah miliknya. Kemudian tahun 2011 mulai membangun pondok 3 kamar.  

Kepada anak-anak yang mengaji ia menyusupkan cerita-cerita serta keutamaan penghafal Al-Qur’an, mulai dari hadits nabi serta qaul-qaul ulama. “Sering ngasih motivasi dan bercerita keutamaan orang-orang menghafal Al-Quran,” kata Syahrul. “Nanti penghafal AL-Qur’an berhak mensyafaati 10 orang keluarganya di akhirat. Waduh banyak juga ya. Itu ingat terus sampai sekarang,” lanjut santri generasi pertama tersebut.  

Ia terpesona motivasi itu karena berdasar cerita orang tuanya, leluhurnya jauh dari agama. Ada yang seumur-umur tidak shalat. ”Motivasi itu sangat luar biasa banget bagi saya. Saya ingin meneyelamatkan keluarga,” katanya. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ahlussunnah, Kajian, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Selasa, 24 Februari 2015

Pergunu Jabar Gelar Diklat Pembelajaran Bahasa Arab Metode Fitrah

Purwakarta, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PW Pergunu) Jawa Barat menggelar pendidikan dan latihan pengajaran bahasa Arab dengan metode fitrah di Kampus Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) YPAT Purwakarta. Kegiatan ini  bekerjasama dengan Irsyad Trust Limited Singapore, diikuti sedikitnya empat puluh guru bahasa Arab perwakilam dari tiap kecamatan se-Kabupaten Purwakarta. 

Ketua Pergunu Jabar, H Saepuloh mengatakan kegiatan tersebut sebagai wujud pengabdian Pergunu dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan NU.

Pergunu Jabar Gelar Diklat Pembelajaran Bahasa Arab Metode Fitrah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pergunu Jabar Gelar Diklat Pembelajaran Bahasa Arab Metode Fitrah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pergunu Jabar Gelar Diklat Pembelajaran Bahasa Arab Metode Fitrah

"Guru merupakan ujung tombak dalam pendidikan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk terus meningkatkan kompetensinya termasuk guru bahasa Arab," tutur Saepuloh, Jumat (22/9).

Ia meminta para peserta dapat mengikuti diklat dengan maksimal dan menularkan kepada guru-guru lainnya di tempat para peserta mengajar.

“Metode fitrah bisa menjadi salah satu rujukan bagi guru bahasa Arab dalam proses pembelajaran," ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Direktur AMIK YPAT Purwakarta KH M Jhon Dien menyambut gembira kegiatan tersebut.

"Kami tuan rumah bersyukur kampus kami bisa digunakan untuk diklat ini. Semoga para peserta mendapatkan hasil yang maksimal," tutur pria yang juga Ketua MUI Kabupaten Purwakarta.

Diklat berlangsung 22-24 September. Narasumber diklat adalah Bukhori Sail Attahiry, alumni Mesir yang pernah mengemban amanah Ketua PCINU Mesir. Narasumber lainnya Agus Dwi Handoko, dosen STAINU Jakarta.

Sang Pencerah Muslim

Metode fitrah adalah metode pengajaran bahasa Arab modern, mengacu pada pembelajaran aktif. Metode tersebut ramah untuk pemula, menyenangkan, dan dalam prosesnya menggunakan berbagai sarana teknologi. (Awis Saepuloh/Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah, Syariah, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Kamis, 12 Februari 2015

Terima Kunjungan Konjen AS, Gus Ali Jelaskan 4 Faktor Dominan Teror

Surabaya, Sang Pencerah Muslim

Mengapa gerakan teror mudah tersebar? Setidaknya ada 4 sebab yang paling dominan. KH Agus Ali Masyhuri mengurai hal tersebut saat menerima kunjungan Konsulat Jenderal Amerika Serikat (AS) di Surabaya, Kamis (28/1).

Terima Kunjungan Konjen AS, Gus Ali Jelaskan 4 Faktor Dominan Teror (Sumber Gambar : Nu Online)
Terima Kunjungan Konjen AS, Gus Ali Jelaskan 4 Faktor Dominan Teror (Sumber Gambar : Nu Online)

Terima Kunjungan Konjen AS, Gus Ali Jelaskan 4 Faktor Dominan Teror

"Penyebab utama bagi sumber dan berkembangnya pelaku teror di manapun adalah pertama adalah faktor kemiskinan. Sedangkan penyebab selanjutnya adalah kebodohan,” kata Gus Ali sapaan akrab KH Agus Ali Masyhuri.

Hal lain yang juga tidak kalah penting memberikan sumbangsih bagi kemunculan pelaku teror adalah karena mereka belajar agama tidak utuh. "Biasanya mereka belajar agama hanya sepenggal dan dari sumber yang tidak jelas dan berguru agama kepada pihak yang tidak jelas silsilah keilmuannya," ungkap Wakil Rais PWNU Jatim ini.

"Karena itu saya menjamin para santri yang belajar agama di pesantren tidak akan pernah melakukan tindakan teror," kata pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat Tulangan Sidoarjo ? ini. Gus Ali juga memastikan bahwa sejumlah pesantren memberikan pencerahan kepada para santri dengan pendekatan yang arif dalam menyikapi berbagai hal.

Sang Pencerah Muslim

Penjelasan ini disampaikan untuk menjawab pertanyaan dari staf Konjen AS terkait banyaknya anak muda yang terlibat gerakan teror termasuk ISIS, juga Gafatar atau Gerakan Fajar Nusantara. ? ?

Namun demikian, perkembangan teknologi informasi termasuk media sosial bagi Gus Ali juga merupakan tantangan yang harus dijawab kalangan pesantren. "Saya sendiri memberikan kesempatan kepada siapa saja yang ingin meminta penjelasan terkait masalah agama lewat twitter," katanya sembari menyebutkan alamat akun @gusali_bsh.

KH Anwar Iskandar yang juga hadir menimpali bahwa untuk menghadapi kelompok seperti ini tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan keamanan dan kekerasan. "Perlu peran civil society, termasuk di dalamnya adalah NU untuk diajak urun rembuk," kata Wakil Rais PWNU Jatim tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Konjen AS di Surabaya, Heather Variava berkunjung ke kantor PWNU Jawa Timur di Jalan Masjid al-Akbar Timur 9 Surabaya, Kamis (28/1) siang. Mereka diterima KH Anwar Iskandar dan KH Agus Ali Masyhuri, H Shonhaji Sholeh dan H Ali Masud, KH Abdurrahman Navis (wakil ketua), Akh Muzakki (sekretaris), serta Riadi Ngasiran dari Majalah Aula. (Ibnu Nawawi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Tokoh, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Minggu, 08 Juni 2014

Donor Darah GP Ansor Waykanan Diminati Banyak Warga

Waykanan, Sang Pencerah Muslim. Antusias masyarakat kabupaten Waykanan Lampung mengikuti donor darah cukup tinggi. Aksi sosial yang digelar GP Ansor dan sejumlah institusi untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-87 berhasil mencapai 37 kantung darah sehubungan pihak Palang Merah Indonesia (PMI) kehabisan stok kantung untuk menampung darah.

"Jumlah kantung darah dihasilkan pada kegiatan kami gelar bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU), Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), Alumni Bimbingan Pasca Ujian Nasional (BPUN), Palang Merah Indonesia (PMI), dan Gusdurian Lampung sejumlah itu kendati yang ingin donor lebih dari jumlah tersebut," ujar Ketua PAC GP Ansor Way Tuba Agung Rahadi Hidayat di Blambangan Umpu, Rabu (28/10).

Donor Darah GP Ansor Waykanan Diminati Banyak Warga (Sumber Gambar : Nu Online)
Donor Darah GP Ansor Waykanan Diminati Banyak Warga (Sumber Gambar : Nu Online)

Donor Darah GP Ansor Waykanan Diminati Banyak Warga

Selaku koordinator kegiatan "Bakti Sosial Memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Deklarasi Anti Golput" dengan tema "Menjaga. Mengawal. Merayakan Keberagaman", yang ditunjuk Ketua GP Ansor Gatot Arifianto, Agung mengucapkan terima kasih atas partisipasi warga daerah itu.

Sang Pencerah Muslim

"GP Ansor dan seluruh panitia menghaturkan terima kasih. Semoga amal ibadah para pedonor dinilai baik oleh Allah SWT," paparnya.

Kasi SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Waykanan Ahmad Herwanto menilai upaya GP Ansor merayakan Sumpah Pemuda dengan donor darah sebagai upaya positif.

Sang Pencerah Muslim

"Namun intensitasnya semoga bisa terus ditambah mengingat donor darah belum populer bagi masyarakat daerah ini. Lihat saja yang ikut donor darah, sebagian besar justru aparatur sipil negara. Ke depan bagaimana caranya agar masyarakat bisa berpartisipasi aktif," ujar warga kelurahan Blambangan Umpu itu lagi.

Humas PMI Lampung Utara Syaiful Anwar menilai upaya donor darah pada peringatan Sumpah Pemuda sangat baik. Pihaknya juga meminta maaf sehubungan kantung darah yang dibawa tidak sebanding dengan masyarakat yang ingin donor darah.

Donor darah dan deklarasi anti golput diramaikan oleh sejumlah ASN, Satpol PP, anggota pemadam kebakaran, relawan demokrasi, KNPI dan pelajar SMAN 1 Blambangan Umpu. (Syuhud Tsaqafi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Khutbah, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 18 April 2014

Jelang Konfercab, PMII Jombang Diimbau Evaluasi Diri

Jombang, Sang Pencerah Muslim

Nuansa politik pada Konferensi Cabang (Konfercab) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sering lebih mendominasi, terutama dalam memilih pimpinan atau ketua baru. Hal ini mengakibatkan pola kepemimpinan pada periode-periode tertentu cendrung tak maksimal dalam menjalankan mandat pergerakannya.

Kondisi tersebut menjadi kajian serius di kalangan para alumni PMII Jombang menjelang Konfercab XXV yang bakal digelar Pengurus Cabang PMII setempat. Panitia pelaksana Konfercab juga sudah terbentuk pada beberapa pekan lalu.

Jelang Konfercab, PMII Jombang Diimbau Evaluasi Diri (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelang Konfercab, PMII Jombang Diimbau Evaluasi Diri (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelang Konfercab, PMII Jombang Diimbau Evaluasi Diri

Ahmad Samsul Rijal, Sekretaris Ikatan Alumni PMII (IKA PMII) Jombang mendorong PMII Jombang melakukan evaluasi-evaluasi terlebih dahulu dalam bentuk kegiatan pra-Konfercab. Hal ini akan lebih membantu memantapkan Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII, program kerja ke depan dan juga dalam pergantian kepemimpinan.

Sang Pencerah Muslim

“Harus ada pra-Konfercab, karena konfercab itu kan merupakan forum tertinggi untuk merumuskan dan mengganti pimpinan dan untuk memantapkan nilai-nilai dasar pergerakan termasuk juga program kerja,” katanya kepada Sang Pencerah Muslim saat ditemui di kantor PCNU Jombang, Selasa (19/1) siang.

Sang Pencerah Muslim

Rijal tidak menampik adanya kelemahan dan kekurangan dalam kurun waktu satu tahun ini. Kelemahan dan kekurangan tersebut tidak bisa hanya dirumuskan dan dijawab dalam forum Konfercab karena berpotensi tidak kondusif dan mengulur waktu.

Ia mengimbau adanya pra-Konfercab tersebut juga difasilitasi Majelis Pembina Cabang (Mabincab) dan alumni PMII yang lain secara teknis pelaksanaan dan rumusannya. “Pematangan ini bisa dibantu oleh para Mabincab dan alumni dengan catatan tidak lagi mensamarkan jenis kelamin PMII. Keterlibatan alumni itu untuk memperjelas dan mempertegas kondisi tersebut,” imbaunya.

Rijal yang juga sebagai wakil sekretaris PCNU Jombang optimis jika pra-Konfercab bisa dilakukan dengan maksimal, pelaksanaan Konfercab akan jauh lebih kondusif dan lebih matang pola kepemimpinan PMII Jombang ke depan.

“Kalau itu memang bisa dilakukan, pra-Konfercab itu ada untuk mematangkan semuanya, saya pikir Konfercab nanti bisa lebih bagus untuk pergantian kepemimpinan, dimana mandat-mandatnya itu lebih matang dari awal dan tidak mengundang berbagai pertanuyaan,” pungkasnya. (Syamsul Arifin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, Pendidikan, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 22 Maret 2014

Di Makassar, NU Kaji Islam Nusantara dan Strategi Internasionalisasi

Makassar, Sang Pencerah Muslim. Acara Pra-Muktamar Ke-33 NU terus berlanjut setelah dua pekan lalu diselenggarakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Rabu (22/4), giliran Makassar menjadi tuan rumah dengan materi pembahasan seputar Islam Nusantara.

Tema Islam Nusantara pernah didiskusikan di Jakarta 10 April lalu bersama Komunitas Gusdurian sebagai bagian dari rangkaian acara menyambut Muktamar Ke-33 NU pada Agustus mendatang di Jombang, Jawa Timur, yang mengusung tema “Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia”.

Di Makassar, NU Kaji Islam Nusantara dan Strategi Internasionalisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Makassar, NU Kaji Islam Nusantara dan Strategi Internasionalisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Makassar, NU Kaji Islam Nusantara dan Strategi Internasionalisasi

Berdasarkan undangan yang disebar panitia, diskusi pra-muktamar di Makassar yang bakal digelar sehari penuh ini dibagi dalam dua sesi dengan dua pokok kajian, yakni “NU dan Kekayaan Khazanah Islam Nusantara” dan “Strategi Internasionalisasi NU sebagai Khazanah Islam Nusantara”.

Sang Pencerah Muslim

Beberapa narasumber yang bakal hadir antara lain pakar ushul fiqh yang juga Katib Syuriah PBNU KH Afifuddin Muhajir, guru besar filologi Islam UIN Jakarta Oman Fathurrahman, sejarawan Agus Sunyoto, pakar tasawuf KH Mustafa Mas’ud, Prof DR Azhar Ibrahim Alwee dari National University of Singapore, dan Rais Syuriah PWNU Sulsel Anregurutta Sanusi Baco.

Sang Pencerah Muslim

Pejabat Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dan? Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo juga dijadwalkan mengisi acara para acara pembukaan.

Sejumlah tamu dari berbagai cabang NU di wilayah Indonesia bagian timur, juga rombongan dari PBNU, telah melakukan registrasi di lokasi acara, di Wisma Haji Sudiang Makassar, Sulawesi Selatan, sejak Selasa (21/3) ini. Mereka akan bermalam hingga acara selesai, Kamis nanti. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, Ahlussunnah, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Selasa, 25 Juni 2013

Ini Dia Cikal Bakal Terorisme dan Radikalisme

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Kombes Pol Rikwanto menyebut cikal bakal dari terorisme dan radikalisme adalah ketiadaan sikap toleransi terhadap sesama. Dalam seminar nasional yang diselenggarakan PP IPPNU, Rikwanto mengatakan, dari sikap intoleransi ini pada tingkat ekstremnya melahirkan paham radikal dan paham terror.

“Cikal bakal radikalisme itu dimulai dari intoleransi,” kata Rikwanto dalam seminar bertajuk Youth: Terorism dan Tolerance di Pusat Kebudayaan Amerika, Lantai 3 Gedung Pacific Place, Jakarta Kamis, (14/4).

Ini Dia Cikal Bakal Terorisme dan Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Dia Cikal Bakal Terorisme dan Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Dia Cikal Bakal Terorisme dan Radikalisme

Lebih jauh ia menjelaskan bahwa salah satu cara para teroris melakukan kaderisasi adalah cuci otak. Menurutnya, ada oknum-oknum tertentu yang mengintai dan mengawasi orang yang dianggap memiliki potensi dan kecenderungan untuk bergabung bersama kelompok radikal.

Sang Pencerah Muslim

“Jadi dari intoleransi, radikalisme kemudian muncul terorisme. Inilah problematika bangsa kita,” jelasnya.

Terorisme, lanjut Rikwanto, memiliki dampak besar antara lain merosotnya kewibawaan negara, melemahnya sendi perekonomian, dan merebaknya intoleransi dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Sang Pencerah Muslim

“Menurut ahli-ahli di luar negeri, seharusnya Indonesia sudah terpecah belah. Negara Papua sendiri, Sulawesi sendiri, Sumatera sendiri. Kita tidak pecah karena masih ada orang-orang baik di kita dan Tuhan belum meridhai, tapi potensi untuk pecah besar sekali kita,” kata laki-laki yang pernah menjabat sebagai Kapolres Klaten tersebut.

Sementara narasumber lainnya H As’ad Said Ali menilai bahwa gerakan terorisme dan radikalisme bukanlah masalah agama, tapi masalah politik. “Ada pesantren menjadi tempat terorisme itu salah. Karena pesantren NU, Muhammadiyah, Persis dan lainnya itu tidak ada yang mengajari santri (untuk menjadi) teroris,” ungkapnya.

As’ad mengatakan bahwa ada permasalahan yang lebih besar yaitu intoleransi. “Terorisme sebenarnya masalahnya lebih kecil, ada masalah yang lebih besar yaitu hancurnya toleransi,” jelas mantan Wakil Kepala BIN ini.

“Pertama memang terorisme harus dihancurkan lebih dulu. Kedua, kelompok yang berpaham radikal. Tidak semua yang radikal pakai teroris, tapi (menggunakan jalan) politik. Inilah mereka yang menghendaki negara di luar Pancasila. Ini yang bikin radikal,” lanjutnya.

Untuk meredam itu semua, As’ad? mengajak masyarakat Indonesia untuk kembali pada nilai-nilai keindonesiaan, Pancasila, dan Islam moderat. (Muchlishon Rochmat/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Senin, 08 April 2013

Siap Gelar LSN, Region Jabar I Optimis Suguhkan Penyelenggaraan Terbaik

Cirebon, Sang Pencerah Muslim - Helatan akbar Liga Santri Nasional (LSN) segera bergulir setelah lebaran. Kepastian ini didapat setelah panitia pelaksana pusat menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Persiapan Perhelatan LSN 2017 di Hotel Peninsula Jakarta, Kamis (15/6).

Sebanyak 32 koordinator region se-Indonesia hadir dalam agenda yang membahas teknis pelaksanaan LSN tersebut. Semua daerah menyatakan kesiapannya untuk menggelar liga sepakbola khusus para santri ini.

Siap Gelar LSN, Region Jabar I Optimis Suguhkan Penyelenggaraan Terbaik (Sumber Gambar : Nu Online)
Siap Gelar LSN, Region Jabar I Optimis Suguhkan Penyelenggaraan Terbaik (Sumber Gambar : Nu Online)

Siap Gelar LSN, Region Jabar I Optimis Suguhkan Penyelenggaraan Terbaik

Koordinator LSN Region Jawa Barat I H Aziz Hakim Syaerozi didampingi Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) H Imam Taufik mengatakan, setelah Idul Fitri panitia LSN akan mulai bekerja dan mempersiapkan perhelatan liga sepakbola yang pesertanya terdiri atas para santri. Struktur kepanitiaan telah terbentuk dan sudah siap menyelenggarakan tahapan-tahapan LSN.

Sang Pencerah Muslim

"Setelah mengikuti bimtek, kami akan langsung menyosialisasikan dan mematangkan teknis pelaksanaannya. Kami berharap kualitas penyelenggaraan dan kualitas masing-masing tim nanti lebih baik dari LSN yang digelar sejak 2014," kata Imam Taufik kepada Sang Pencerah Muslim.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, LSN untuk Regional Jawa Barat I yang meliputi Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) akan diikuti oleh 32 tim atau pesantren. Guna menentukan 32 tim, pihaknya akan melakukan seleksi dengan cara scorring dan akan memprioritaskan tim yang lebih dulu mendaftar.

Untuk teknis pelaksanaannya, lanjut Taufik, pihak menggunakan sistem gugur mencari tiga besar. Bagi tim juara 1, akan dikirim ke tingkat nasional mewakili Region Jabar I.

"Regional I Jawa Barat akan diadakan di Cirebon dan dimulai pada bulan Agustus nanti. Sedangkan untuk pertandikan babak berikutnya secara nasional akan digelar di Bandung pada bulan September-Oktober," kata pria yang juga Bendahara PCNU Kabupaten Cirebon.

Untuk menyemarakkan LSN 2017 di Region Jawa Barat I khususnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai stakeholders, mulai dari unsur pemerintahan seperti Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) daerah, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora), hingga pihak-pihak yang berpeluang menjadi sponsor.

LSN sendiri merupakan kompetisi yang diadakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bekerja sama dengan Rabithah Maahid Islamiyah-NU sebagai panitia pelaksana.

Dalam Bimtek, hadir 32 koordinator region untuk mendapatkan arahan tentang tatakelola kompetisi LSN 2017. Selain manajemen pemasaran bagi koordinator region, juga tentang konsep, sistem, serta teknis pelaksanaan LSN 2017 sejak Seri Region hingga Seri Nasional. (Kalil Sadewo/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Berita, Doa Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 29 Desember 2012

STAINU Jakarta Gelar Bazar dan Bedah Buku Fiqih Indonesia

Bogor, Sang Pencerah Muslim. Program studi ahwal syakhsiyah STAINU Jakarta menggelar bazar dan bedah buku fikih Indonesia. Kegiatan diadakan di Gedung Kampus B Stainu Jakarta, Parung Bogor, Kamis (29/5).

STAINU Jakarta Gelar Bazar dan Bedah Buku Fiqih Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
STAINU Jakarta Gelar Bazar dan Bedah Buku Fiqih Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

STAINU Jakarta Gelar Bazar dan Bedah Buku Fiqih Indonesia

Kegiatan yang diawali dengan bazar buku ini sudah dimulai sejak tanggal 20 dan diakhiri dengan bedah buku yang berjudul “Fiqih Indonesia” yang di karang oleh Marzuki Wahid dengan pemateri Ulil Absar Abdala dan KH Husein Muhammad.

Ketua Panitia Bazar dan Bedah buku, Muhammad Nabil mengatakan, kegiatan dilatarbelakangi masih sering terjadinya dualisme hukum yang di alami oleh umat muslim di Indonesia, yaitu antara hukum Islam dan hukum negara.

Sang Pencerah Muslim

Buku yang ditulis Maruki Wahid menjelaskan perihal CLD-KHI (Counter Leegal Draf Kompilasi Hukum Islam) yang dinilai sesuai dengan dinamika sosial masyarakat Indonesia. CLD merupaan counter dari KHI (Kompilasi Hukum Islam) yang sudah terbentuk pada zaman Orde Baru,” kata Nabil menambahkan.

Acara bazar dan bedah buku dihadiri oleh Ketua STAINU Jakarta, Drs Mujib Qolyubi MH dan segenap civitas akademika STAINU serta mahasiswa dari kampus lainnya seperti UIN Jakarta dan PTIQ. (Nizar Presto/Anam)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Kajian, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Senin, 24 Desember 2012

Kang Said: Bela Tanah Air Dulu, Baru Perjuangkan Nilai Islam

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengungkapkan, tanah air Indonesia bagi para kiai NU adalah syarat utama kehidupan dimana umat Islam berkiprah di dalamnya. “Karena itu, membela tanah air dulu, baru memperjuangkan nilai Islam di dalamnya,” katanya.

Dalam orasi kebudayaan yang disampaikan pada ‘Peringatan Hari Pahlawan dan Resolusi Jihad fi Sabilillah, ‘Meluruskan Sejarah yang Terlupakan’,’ di lantai dua Gedung Wisma Syahida UIN Jakarta, Senin (12/11) malam, Kang Said mengungkapkan, para kiai sadar akan pentingnya sebuah tanah air baik dilihat sebagai wilayah geografis maupun politis, ekonomis.

Kang Said: Bela Tanah Air Dulu, Baru Perjuangkan Nilai Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Bela Tanah Air Dulu, Baru Perjuangkan Nilai Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Bela Tanah Air Dulu, Baru Perjuangkan Nilai Islam

Maka para kiai NU bergerak dengan segala cara untuk mempertahankan tanah air dari serangan tentara Inggris di Surabaya. Menurut Kang Said, ini membuktikan kedalaman dan keluasan paham para kiai terhadap kehidupan lingkungan mereka.

Sang Pencerah Muslim

“Yang selalu dianjurkan para kiai itu ya membela tanah air,” seru Kang Said di hadapan sedikitnya empat ratus hadirin yang dihadiri kebanyakan oleh mahasiswa dan aktivis partai PKB.

Sang Pencerah Muslim

Setelah jatuhnya kekuatan Jepang yang kemudian disusul masuknya pasukan Sekutu, Amerika dan Inggris berikut tentara sewaannya, para kiai NU se-Indonesia berkumpul di Surabaya pada 21 Oktober 1945 untuk menanggapi persoalan kedaulatan wilayah Indonesia yang baru dua bulan diproklamasikan.

Rapat yang dipimpin oleh KH. Abd. Wahab Chasbullah, menghasilkan putusan yang dikenal sebagai Resolusi Jihad fi Sabilillah. Pada 22 Oktober 1945, KH. Hasyim Asy‘ari, Rois Akbar NU membacakan putusan Resolusi Jihad yang kemudian mendorong benturan-benturan massa di Surabaya pada 25, 26, 27 Oktober hingga puncaknya 10 November 1945.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Rabu, 23 November 2011

IPNU-IPPNU Pamekasan Programkan Promosi Wisata Madura

Sang Pencerah Muslim, Pamekasan

Terdapat satu program andalan PC IPNU-IPPNU Kabupaten Pamekasan yang bakal digenjot realisasinya dua tahun ke depan. Program tersebut adalah promosi wisata Pulau Madura, khususnya di Kabupaten Pamekasan. Teknisnya, dengan menjadi mitra aktif Dinas Pemuda, Olahraga, dan Kebudayaan (Disporabud) Pamekasan.

Hal itu ditegaskan Ketua PC IPNU Pamekasan Kadarisman, kepada Sang Pencerah Muslim, Jumat (12/2/2016) pagi. Menurutnya, program tersebut diketengahkan dalam kepemimpinannya, karena sejauh ini promosi wisata Madura di Kabupaten Pamekasan terbilang lemah. Sehingga, kekayaan alam yang ada kurang diketahui khalayak ramai.

IPNU-IPPNU Pamekasan Programkan Promosi Wisata Madura (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Pamekasan Programkan Promosi Wisata Madura (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Pamekasan Programkan Promosi Wisata Madura

Dari belasan wisata yang ada, sedikitnya terdapat 3 objek wisata andalan Kabupaten Pamekasan yang belum mampu menarik simpati para wisatawan. Yakni, pantai Talang Siring di Desa Montok, Kecamatan Larangan, pantai Jumiang di Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, dan Api Alam di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan.?

"Kondisi 3 objek wisata yang dikelola pemkab itu, masih terkesan tidak terurus. Tapi, sudah ada upaya pembenahan. Nah, hasil pembenahan itu yang perlu dipromosikan dan diketahui publik," terang pria asal Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan itu.

Sementara itu, Sekretaris Disporabud Pamekasan Loeqman Hakim mengakui, ragam wisata yang dikelola selama ini sangat terbatas. Menurutnya, 3 lokasi wisata di atas masih minim fasilitas. Hal itu dikarenakan terbatasnya anggaran dari pemerintah setempat. Meski demikian, dia berjanji akan melengkapi seluruh fasilitas tersebut tahun ini.?

Sang Pencerah Muslim

"Di 2016 ini kami sudah menganggarkan miliaran untuk pengembangan wisata di Pamekasan. Terutama pantai Talang Siring dan Api Alam. Masterplan dua wisata ini sudah hampir selesai," tanggapnya.?

Dia menambahkan, dalam pengembangan wisata ke depan, instansinya tidak hanya akan mengandalkan kemampuan pemerintah dari sisi anggaran. Namun, akan bekerjasama dengan instansi lain dari luar daerah Pamekasan. Bahkan saat ini, Disporabud Pamekasan sudah bekerja sama dengan beberapa penyelenggara kenjungan wisata.?

"Tentu kami sangat mengapresiasi bila ada kepedulian dari para pelajar NU untuk turut mengembangkan wisata di Pamekasan. Kami terbuka untuk bermitra," tandasnya. (Hairul Anam/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Daerah, Pertandingan, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Kamis, 13 Oktober 2011

PBNU: Tak Semua Kader Harus Berjuang Lewat Politik

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj memberikan apresiasi kepada Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) yang ingin menggerakkan berbagai sektor di lingkungan NU. Niat ISNU ini ditunjukkan dalam struktur kepengurusan ISNU yang merepresentasikan empat ‘gerbong besar’ yakni ilmuan, birokrasi, pengusaha dan pekerja sosial.

“Memang tidak semua tidak semua orang harus berjuang melalui partai politik,” kata Said Aqil saat memberikan taushiyah dalam acara pelantikan Pengurus Pusat ISNU periode 2012-2017 di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (24/4) malam.

PBNU: Tak Semua Kader Harus Berjuang Lewat Politik (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU: Tak Semua Kader Harus Berjuang Lewat Politik (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU: Tak Semua Kader Harus Berjuang Lewat Politik

Ia membuka ruang interpretasi yang lebih luas mengenai Surat At-Taubah ayat 122, “Seharusnya tidak semua orang Mukmin pergi ke medan perang” dengan menyatakan bahwa tidak semua orang harus berjuang melalui politik.

Sang Pencerah Muslim

“Perjuangan melalui ilmu pengetahuan, melalui dunia profesi untuk membangun peradaban juga sangat penting, yaitu berjuang membangun masyarakat dan membangun bangsa,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Ditambahkan, NU mempunyai tugas berat untuk menegakkan ukhuwah wathoniyah atau solidaritas kebangsaan agar menjadi kebangsaan yang religius, mengingat kemerosotan kondisi bangsa Indonesia dewasa ini. NU ikut prihatin dan berjuang sekuat tenaga untuk membangun kembali Indonesia.

Ketua Umum PP ISNU Ali Masykur Musa sebelumnya menyampaikan, pihaknya memanggil para sarsana NU yang menggeluti berbagai bidang untuk kembali merapat ke NU.

“ISNU memanggil para sarjana NU untuk pulang, pulang, dan pulang ke pangkuan Nahdlatul Ulama untuk bersama-sama membangun NU dan komunitas Nahdliyin, serta bersama-sama membangun bangsa,” katanya.

Penulis: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Budaya, Kyai Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock