Tampilkan postingan dengan label Pesantren. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pesantren. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 September 2017

Perguruan Tinggi NU Akan Lepas 22 Balon dan Merpati di Monas

Jakarta, Sang Pencerah Muslim?

Lembaga Perguruan Tinggi PBNU akan melepaskan 22 balon dan 22 burung merpati area Monumen Nasional (monas) pada peringatan Hari Santri 22 Oktober mendatang.

Perguruan Tinggi NU Akan Lepas 22 Balon dan Merpati di Monas (Sumber Gambar : Nu Online)
Perguruan Tinggi NU Akan Lepas 22 Balon dan Merpati di Monas (Sumber Gambar : Nu Online)

Perguruan Tinggi NU Akan Lepas 22 Balon dan Merpati di Monas

Menurut Sekretaris LPT PBNU Lukmanul Hakim, pelepasan merpati dan balon adalah simbol kebebasan dan kemerdekaan Indonesia yang telah diperjuangkan bangsa Indonesia. Salah satu elemen yang turut berjuang adalah kalangan santri.

“Salah satu simbol perjuangan kalangan santri adalah ketika mengeluarkan Resolusi Jihad NU yang ditetapkan Presiden sebagai Hari Santri pada tanggal 22 Oktober,” katanya di gedung PBNU, Jakarta, (4/10) selepas rapat persiapan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bulan depan.?

Jumlah 22 balon dan merpati, lanjutnya, simbol dari tanggal ditetapkannya Hari Santri pada 2015 lalu.?

LPTNU kata dia, meminta seluruh perguruan tinggi NU untuk memperingati Hari Santri. Tak hanya itu, Hari Santri harus dimanfaatkan sebagai momentum memperkuat di bidang intelektual dan spiritual.?

Sang Pencerah Muslim

Menurut dia, peserta pelepasan merpati dan balon di Monas akan diikuti mahasiswa dan santri dari perwakilan pendidikan tinggi NU di Jakarta dan sekitarnya.?

Sang Pencerah Muslim

“Pelepasan balon dan merpati akan dilakukan sambil membaca Shalawat Nariyah untuk mendoakan agar bangsa kita bersatu, aman lepas dari segala bencana. Dan berharap seluruh bangsa Indonesia mengedepankan akal sehat. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren Sang Pencerah Muslim

Minggu, 20 Agustus 2017

Muslimat NU Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur

Surabaya, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU mendesak pemerintah untuk segera membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Lumpur, seperti halnya BRR Aceh dalam menangani tsunami selama empat tahun.

"Yang penting adalah menyelamatkan rakyat, lingkungan, dan infrastruktur yang terkait roda perekonomian di Jatim," ujar Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa usai berbicara pada pembukaan Hari Lahir (Harlah) ke-61 Muslimat NU di Surabaya, Jumat.

Muslimat NU Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur

<p>Dalam acara yang dihadiri Deputi Menteri KLH Bidang Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat, Sudaryono, ia mengemukakan badan khusus itu sudah sangat mendesak untuk dideklarasikan agar proses pemulihan cepat terjadi.

"Kalau selama ini Timnas seperti tidak melakukan apa-apa, saya kira hal itu karena Timnas memang tidak dilengkapi dengan `alat` untuk operasional, sehingga sulit bekerja," tegasnya.

Oleh karena itu, katanya, BRR sangat mendesak dibentuk untuk korban lumpur di kawasan eksplorasi Lapindo, karena BRR akan dapat bekerja secara operasional.

"Seperti BRR di Aceh yang dapat bekerja secara operasional, karena diberi back-up pemerintah seperti dalam masalah dana yang diambilkan dari APBN," ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Tentang peran Lapindo, katanya, Lapindo tetap harus memperhitungkan ganti rugi yang perlu ditanggung. "Jadi, pemerintah bertugas melindungi rakyat, sedang Lapindo membayar ganti rugi," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Dr KH Ali Maschan Moesa MSi juga mendesak pemerintah untuk segera membentuk BRR seperti BRR Aceh.

"Masyarakat menilai penanganan lumpur Lapindo selama ini masih bersifat main-main. Bahkan Tim Nasional (Timnas) yang dibentuk dengan Keppres juga gagal," ujarnya di sela-sela acara itu.

Menurut Doktor bidang Ilmu Sosial dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, Timnas sudah tak memiliki kekuatan, karena pemerintah jangan main-main lagi, tapi pemerintah harus menangani lumpur di Porong itu dengan membentuk BRR seperti di Aceh.

Sang Pencerah Muslim

Pengasuh Pesantren Luhur Al-Husna, Jemurwonosari, Surabaya itu menyatakan, BRR Lumpur nantinya dapat merancang konsep yang jelas dalam menangani luapan lumpur panas dengan program jangka pendek dan jangka panjang. (ant/sbh)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren, Pondok Pesantren, Jadwal Kajian Sang Pencerah Muslim

Kamis, 17 Agustus 2017

Haul Kiai Wahab Diperingati di Maroko

Kenitra, Sang Pencerah Muslim. Warga Indonesia di Maroko memperingati haul KH Abdul Wahab Chasbullah ke-43 di Kenitera, Kamis (11/9) kemarin. Kegiatan diisi dengan pembacaan dibai, doa bersama dan pembacaan manakib atau biografi KH Abdul Wahab Chasbullah.

Dalam pembacaan biografi, Ketua Lembaga Dakwah PCINU Maroko, Muhammad Makhludi memberikan banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari kisah hidup dan pemikiran Mbah Wahab. Sementara materi diskusi disampaikan oleh H Nasrulloh Afandi, kandidat Doktor Maqasid Syariah di Universitas Al-Qurawiyin, Marok.

Haul Kiai Wahab Diperingati di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)
Haul Kiai Wahab Diperingati di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)

Haul Kiai Wahab Diperingati di Maroko

Menurut Nasrullah, secara garis besar ada tiga prisnsip perjuangan KH Abdul Wahab Chasbullah yang masih sangat releven mulai masa kolonial hingga saat ini. Tiga prinsip tersebut adalah nasionalisme, intelektualitas dan kemapanan ekonomi.

Sang Pencerah Muslim

"Tiga prinsip perjuangan itu sejatinya adalah pilar-pilar menopang kebangkitan bangsa di manapun juga. Karena tanpa nasionalisme kita akan kehilangan arah, tak tahu akan kemana arah perjuangan kita. Tanpa nasionalisme juga, orang akan dengan mudah meninggalkan cita-citanya. Nasionalismelah pondasi utama berdirinya sebuah cita-cita besar bangsa. Gagasan nasionalisme Mbah Wahab pada saat itu tidak hanya sekadar retorika belaka, lebih jauh beliau tuangkan lewat organisasi Nahdlatul Wathan yang beliau dirikan pada tahun 1916 bersama KH. Mas Mansur, " ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Selanjutnya adalah intelektualitas, lanjut Nasrulloh, sepulang dari Mekah menimba ilmu Mbah Wahab mendirikan kelompok diskusi bernama Tashwirul Afkar atau dikenal dengan Nahdlatul Fikri (kebangkitan berfikir) pada tahun 1918 sebagai wahana pendidikan sosial politik sekaligus upaya untuk mengembangkan intelektualitas masyarakat khususnya santri guna menghadapi problematika yang tengah terjadi dimasyarakat.

“Ini tak kalah penting, karena semangat yang menggebu-gebu hanya bagaikan tumpukan kayu tanpa adanya intelektualitas. Kita tak bisa maju hanya dengan semangat saja. Apa jadinya nasionalisme tanpa orang-orang berpendidikan. Kita hanya akan di bodohi tanpa sadar,” katanya.

Terakhir adalah kemapanan ekonomi yang menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap perjuangan. Tak mungkin hanya memiliki kendaraan tanpa mempunyai bahan bakarnya. Dan bahan bakar dari mesin penggerak itu adalah perputaran ekonomi yang teratur. "Demikianlah tiga prinsip perjuangan mbah Wahab yang masih sangat relevan semenjak masa kolinial hingga saat ini," pungkasnya.

Acara ini sebagaimana yang diungkapkan oleh ketua Tanfidziyah PCINU Maroko Kusnadi El Ghezwa, bertujuan untuk mengenal lebih dekat sosok KH Abdul Wahab Chasbullah. “Semoga kita bisa meneladani perjalanan hidup mbah Wahab sebagai tokoh penggerak dan pendiri organisasi Nahdlatul Ulama yang juga terkenal dengan ketawaduannya,” kata Kusnadi.

Acara tersebut dihadiri Duta Besar RI untuk kerajaan Maroko, KH Tosari Widjaya yang juga tokoh kesepuhan NU yang memiliki kedekatan sejarah dengan KH Abdul Wahab Chasbullah.

Ia menyampaikan pentingnya keberanian dalam bersikp dan bergerak. Karena tanpa keberanian tak mungkin berdiri NU dengan segala dinamikanya. Tiga perinsip mbah Wahab itu akan percuma tanpa keberanian yang di miliki setiap pejuang.

Duta Besar mengingatkan pentingnya berpikir untuk kemajuan bangsa, terutama bagi setiap manusia. Karena keberadaan manusia itu di tentukan dengan apakah dia berpikir atau tidak. “Sebagaimana Aristoteles pernah mengatakan al-insan al-hayawan an-nathiq (Manusia adalah hewan yang berfikir),” katanya

Acara ini berlangsung di Griya STAINU Kenitra. Turut hadir pula Dewan Mustasyar PCINU Maroko H Husnul Amal, ketua PPI Maroko Afif Husen beserta anggotanya dan warga Nahdliyyin di Maroko. Sebagai pamungkas acara ditutup dengan doa yang di pimpin oleh Ust Abdul Karim dari kota Kenitra-Maroko. (Aniq Nawawi/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Santri, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Minggu, 30 Juli 2017

PBNU Bangga Kegigihan Tim Ekspedisi Islam Nusantara

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengaku bangga dengan kegigihan anak-anak muda yang melakukan Ekspedisi Islam Nusantara yang telah melakukan penjelajahan selama 28 hari di 16 kabupaten dan kota.

“Saya sangat bangga dan memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada teman-teman, saudara-saudara, anak-anak muda terutama Saudara Imam Pituduh yang melakukan ekspedisi Islam Nusantara yang dengan gigih dan pantang mengenal lelah melakukan perjalanan keliling Nusantara,” katanya di gedung PBNU, Jakarta, Rabu (27/4). ?

PBNU Bangga Kegigihan Tim Ekspedisi Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Bangga Kegigihan Tim Ekspedisi Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Bangga Kegigihan Tim Ekspedisi Islam Nusantara

Menurut dia, ekspedisi Islam Nusantara yang dilakukan 30 orang ini adalah pekerjaan berat, pekerjaan besar, banyak manfaatnya, dan melelahkan. “Tapi insyaallah Tuhan membalasnya,” tambah kiai yang akrab disapa Kang Said ini.

Sang Pencerah Muslim

Kang Said berharap tim ekspedisi berhasil menemukan dan menunjukkan fakta Islam kepada khalayak; mulai sejarah dan perkembangannya. “Data ini akan menjadi dokumentasi PBNU yang akan ditunjukkan pada dunia tentang karakteristik Islam Indonesia,” lanjutnya.

Menurut kiai yang pernah nyantri di Kempek, Lirboyo, dan Krapyak ini, kegiatan ini adalah salah satu upaya PBNU untuk menunjukkan bahwa Islam Indonesia adalah kalangan yang menyebarkan dan menganut agama dengan santun, menghormati perbedayaan, dan bernuansa kebudayaan.

Sang Pencerah Muslim

Ekspedisi Islam Nusantara yang dipimpin Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Imam Pituduh telah melakukan perjalanan 28 hari dengan menjelajah 16 kabupaten dan kota di empat provinsi pulau Jawa. Rencananya akan menjelajah 40 kota kabupaten dari Aceh sampai Papua selama 2 bulan.

Ekspedisi tersebut dimulai dan dilepas dari Pondok Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Barat oleh Ketua Umum PBNU pada 31 Maret lalu. Kemudian menjejah Semarang, Demak, Kudus, Rembang, Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Lumajang, Mojokerto, Jombang, Kediri, Nganjuk, Yogyakarta, dan sekarang sedang berada di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Setelah Tasikmalaya, tim ekspedisi akan menjelajah Banten, kemudian Aceh, dan wilayah-wilayah lain. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Selasa, 25 Juli 2017

Kerendahan Hati Syekh Nawawi Banten Patut Diteladani

Indramayu, Sang Pencerah Muslim. Katib Syuriyah PBNU KH Musthofa Aqil mengajak warga NU untuk meneladani kerendahan hati Syekh Nawawi Banten sebagai orang alim. Menurutnya, kendati menguasai 73 disiplin ilmu, Syekh Nawawi menyatakan rasa syukurnya ketika mendengar ulama Timur Tengah berencana membedah karyanya, Tafsir Munir.

Kerendahan Hati Syekh Nawawi Banten Patut Diteladani (Sumber Gambar : Nu Online)
Kerendahan Hati Syekh Nawawi Banten Patut Diteladani (Sumber Gambar : Nu Online)

Kerendahan Hati Syekh Nawawi Banten Patut Diteladani

Pada puncak acara Wisuda Khatmil Quran ke-5 sekaligus peringatan Isra Miraj Majelis Al-Quran Naswa-Nasyatul Wardiyah, desa Kertanegara kecamatan Haurgeulis, Indramayu, Kiai Musthofa menirukan ucapan ‘Alhamdulillah’ dari Syekh Nawawi Banten.

“Berarti, kesalahan dalam tafsir saya akan diketahui dan diperbaiki,” kata Kiai Musthofa yang lazim Gus Mu mengutip ucapan Syekh Nawawi, Sabtu (31/5).

Sang Pencerah Muslim

Dalam forum yang dihadiri sejumlah majelis taklim itu, Gus Mu menyayangkan sikap sejumlah orang yang yakin telah memahami agama belakangan ini. “Tidak seperti sekarang, baru bisa terjemah Al-Quran saja sudah pandai menyalahkan dan mengkafirkan orang lain.”

Sang Pencerah Muslim

Syekh Nawawi, lanjut pengasuh pesantren Kempek Cirebon ini, mendapat gelar ‘Sayidu Ulama Hijaz’. Padahal Syekh Nawawi orang Indonesia. Meskipun kealimannya sangat disegani, Syekh Nawawi tetap tawadlu. (Red: Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah, Ulama, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Kamis, 20 Juli 2017

Kang Said Tasyakuran Ketua MWA UI

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyelenggarakan acara tasyakuran atas terpilihnya Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj sebagai Ketua Majelis Wali Amanat Universias Indonesia (MWA UI). Acara syukuran digelar sederhana di Lt. 8 gedung PBNU Jl. Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Selasa (15/5) malam yang dihadiri para pengurus NU, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, anggota MWA UI dan civitas akademika UI.

Kang Said Tasyakuran Ketua MWA UI (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said Tasyakuran Ketua MWA UI (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said Tasyakuran Ketua MWA UI

Rektor UI Gumilar R Sumantri saat menyampaikan sambutan menyatakan, hadirnya tokoh-tokoh seperti KH Said Aqil Siroj, Jusuf Kalla, Bagir Manan, Endriartono Sutarto, Alwi Shihab, dan Anugrah Pekerti diharapkan UI ke depan bisa melahirkan lulusan yang tidak hanya kredibel, namun juga memiliki akhlak yang baik.

Inti acara tasyakuran ceramah KH Said Aqil Siroj, Ketua MWA UI, bertema “Tugas Akademis dan tanggung Jawab Sosial Perguruan Tinggi”.

Sang Pencerah Muslim

Dalam ceramahnya kang Said, panggilan akrab KH Said Aqil Siroj, menyatakan, perguruan tinggi tidak hanya menyiapkan lahirnya kaum profesional tetapi juga diharapkan mampu melahirkan pemimpin. Karena itu pendidikan tinggi perlu melakukan pendidikan dan pembentukan karakter.

Sang Pencerah Muslim

“Dalam upaya pembentukan karakter, moral dan akhlak ini bisa mengambil pengalaman di dunia pesantren,” katanya.

Menurutnya, pesantren tidak hanya mengenal ta’lim (pengajaran, kecerdasan), tetapi dilanjutkan dengan proses tadris (diamalkan) dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu dilengkapi dengan tahap tadib (melatih kedisiplinan) selanjutnya  disempurnakan dengan proses tarbiyah (mendidik, mengayomi). 

“Dengan empat hal itu maka ilmu tidak hanya dipahami secara kognitif, tetapi diterjemahkan menjadi sikap dan perilaku. Maka di situ terbentuklah karakter seorang santri atau mahasiswa. Dengan demikian mereka bisa menjadi pemimpin yang mumpuni dan berwibawa,” katanya.

Hadir dalam acara itu Menakertrans Muhaimin Iskandar, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini, Menpera Djan Faridz, anggota MWA UI Bagir Manan dan Endriartono Sutarto, Ketua Umum Kadin Suryo B Sulisto, serta dan sejumlah tokoh lainnya.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis    : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan, Pendidikan, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Selasa, 18 Juli 2017

Terorisme, Komik, dan Anak-anak

Oleh Uub Ayub Al-Ansori

Diakui atau tidak terorisme hampir ada pada semua agama. Tentu bukan agama yang mengajarkan terorisme, tetapi pemeluk agamanya yang salah memahami agamanya. Harus diyakini bahwa semua agama mengajarkan kebaikan. Tidak ada agama di dunia ini yang mengajak pemeluknya untuk mencuri, membenci, memukul, apalagi membunuh. Aqidah boleh beda tapi inti dari ajaran agama adalah mengajak pada kebaikan.

Celakanya, terorisme berbaju agama sudah bergerak di Indonesia. Salah satunya teror yang dilakukan ISIS. Sebut saja, baru-baru ini terjadi teror di Masjid Falatehan. Masjid yang notabene berada persis di kompleks Mabes Polri. Dua orang anggota kepolisian terkena tusuk si pelaku. Beberapa bulan lalu kita juga dihebohkan dengan teror ISIS di Kampung Melayu dan kawasan Sarinah.

Terorisme, Komik, dan Anak-anak (Sumber Gambar : Nu Online)
Terorisme, Komik, dan Anak-anak (Sumber Gambar : Nu Online)

Terorisme, Komik, dan Anak-anak

Fenomena terorisme ISIS yang mengklaim apa yang mereka lakukan adalah sesuai ajaran Islam tentu tidak bisa dibenarkan. Islam tidak mengajarkan kekerasan dan pembunuhan apalagi pemboman. Pemboman yang marak akhir-akhir ini diakui merupakan gerakan ISIS. Tentu ini merupakan ancaman agar kita takut dan tunduk pada ISIS. Sebagai Muslim, kita harus mengatakan dengan lantang bahwa kita tidak takut dan ISIS bukan ajaran Islam. Justru kita harus memberikan pemahaman kepada dunia bahwa Islam mengajarkan cinta kasih sesama umat beragama apalagi sesama umat seagama.

Sang Pencerah Muslim

Lalu apa hubungannya terorisme dengan komik dan anak-anak seperti judul di atas?

Sang Pencerah Muslim

Kita harus menyadari sedini mungkin, perkara terorisme bukan sekadar urusan orang dewasa. Perkara terorisme juga menyasar pada anak-anak. Di Suriah dan Irak, ISIS begitu gencar mendoktrin anak-anak pada pemahaman keagamaan yang salah. Anak-anak sudah diajarkan untuk melakukan teror. Bahkan baru-baru ini viral di media sosial ada seorang ayah di NTB mengajarkan kekerasan atas nama agama kepada anaknya yang masih kecil. Ini gila, mengingat si ayah berprofesi sebagai guru. Bukan tidak mungkin hal yang semacam terjadi di daerah lain di Indonesia. Miris memang.

Bagaimana caranya? Selain di sekolah dan lembaga pendidikan yang harus mengajarkan pentingnya bersikap toleransi dan bahayanya terorisme ISIS. Pemahaman bahayanya ISIS juga harus digalakkan melalui komik.

Penulis merupakan anak MI/SD zaman 90-an menjelang milenium 2000. Dapat dibilang zaman berjayanya komik-komik khas Indonesia. Anak 90-an pasti masih ingat komik horor petualangan Petruk dan Gareng karya Tatang S. Bagi Penulis, Tatang S ini adalah legendanya komik, yang bisa dinikmati kalangan anak-anak ekonomi menengah ke bawah. Harganya terjangkau. Komik Petruk ini begitu digemari anak-anak. Selain seram dan dibubuhi cerita lucu, komik ini juga kadang mengajarkan watak keagamaan khas Indonesia. Selain menampilkan hantu semacam kuntilanak, sundel bolong, pocong, dan tuyul, komik ini juga menampilkan bagaimana peran penting tokoh agama di perkampungan. Petruk dan Gareng terkadang harus mendapat taushiyah dari Pak Ustadz karena jarang shalat makanya diganggu kuntilanak. Hal-hal ini menjadi penting bagi pembentukan karakter anak-anak.

Tidak hanya komik Petruk. Kita juga bakal menemukan komik horor lainnya yang bernuansa siksa neraka. Komik semacam ini biasanya membuat Penulis dan teman-teman merinding. Bukan main seramnya ilustrasi neraka di komik tersebut. Sedikit nostalgia, sampai-sampai Penulis juga teman-teman waktu itu segera tobat dan rajin mengaji. Betapa tidak, komik ini dibaca bersama-sama terkadang giliran, jadi seisi kelas dapat membaca semua.

Biasanya komik-komik ini akan beredar menjelang bahkan saat bulan Ramadhan. Tujuannya tentu agar komik terjual banyak karena uang jajan anak MI/SD tidak dibelikan makanan atau minuman. Yang pasti, si penerbit juga sangat mulia karena dengan membaca komik-komik tersebut anak-anak akan rajin beribadah. Minimalnya jadi rajin mengaji di madrasah diniyah.

Demikian, menurut Penulis, komik-komik semacam begini harus digalakkan kembali. Anak-anak pasti akan suka. Mesti ada penerus-penerus Tatang S di negeri ini. Hanya saja tema-temanya diganti menjadi Bahaya ISIS, Kita Tidak Takut ISIS, dan lain sebagainya. Di mana di situ ditampilkan sosok kiai atau ustadz kampung yang mengajak pada ajaran agama yang benar, penuh kasih sayang, penuh toleransi, dan pesan perdamaian.

Tetapi kita beruntung. Pasalnya, untuk membentengi anak-anak dari otak buntungnya teroris ISIS, NU punya komikus kawakan. Namanya Mas Aji Prasetyo. Seperti yang ditulis Abdullah Alawi di Sang Pencerah Muslim, Mas Aji sudah membuat komik dengan judul Apa Sih Maunya NU? Komik bisa menjadi semacam kontra radikalisme. Komik membuat penikmatnya merasa tenang dan damai.

Kita patut bersyukur dengan hadirnya komik-komik yang menyebarkan atau mengampanyekan perdamaian tersebut. Penulis yakin dengan hadirnya komik-komik semacam begitu akan membekas di hati anak-anak, pun hingga dewasa. Wallahu alam bis shawab.

*) Penulis adalah Kader Muda NU. Sekaligus santri Pondok Kebon Jambu Al-Islamy Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Minggu, 04 Juni 2017

Pondok Pesantren dan Sanad Keilmuan Islam Nusantara

Pondok Pesantren dalam pendidikan Islam sejak zaman dahulu mempunyai peran signifikan. Belakangan ini di tengah tantangan global, sekurangnya pesantren mempunyai peran penting pada tiga hal.

Pertama, untuk pendidikan agama/akhlak (tafaqquh fiddin); kedua, penguatan agama dan bahasa Asing (modern); ketiga, persiapan kompetisi global dengan dunia Barat (Islam dan sains).?

Pondok Pesantren dan Sanad Keilmuan Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Pondok Pesantren dan Sanad Keilmuan Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Pondok Pesantren dan Sanad Keilmuan Islam Nusantara

Satu hal yang acapkali dilupakan orang tua atau wali para santri/peserta didik adalah sanad (jaringan) keilmuan dalam pendidikan (pembelajaran) Islam hingga sebuah pesantren itu masih tetap berdiri dan berlangsung. Tentu saja, hal itu hanya berlaku bagi pesantren yang berusia cukup tua.

Berkaitan dengan itu, penulis punya pengalaman menarik, yang penulis temukan pada saat ikut dalam rombongan kegiatan Anjangsana Islam Nusantara Program Pascasarjana Magister STAINU Jakarta pada 23-28 Januari 2016 di Pulau Jawa.?

Khususnya ketika silaturahim di beberapa pondok pesantren, yaitu di Kanzus Shalawat Pekalongan (Habib Luthfi), At-Taufiqy Wonopringgo Pekalongan (Kiai Taufiq), Kaliwungu Kendal (Kiai Dimyati Rois), Raudlatut Thalibin Rembang (Kiai Mustofa Bisri/Gus Mus), Al-Anwar Rembang (Kiai Maemun Zubair, Mbah Mun), Amanatul Ummah Pacet Mojokerto (Kiai Asep Saifuddin Chalim), Tebuireng (Gus Sholah) dan Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta (Kiai Nadjib Abdul Qadir).

Sang Pencerah Muslim

Dari pesantren-pesantren di atas, semuanya mempunyai silsilah (sanad) keilmuan yang jelas dengan ulama-ulama di Nusantara, wabil khusus keterkaitannya dengan para pendiri Nahdlatul Ulama. Tulisan tangan atau naskah kuno juga menjadi bukti lain dari sanad keilmuan tersebut.?

Sebagai contoh salah satunya, pesantren Amanatul Ummah milik Kiai Asep Saifuddin Chalim. Sebelum mendirikan pesantren yang sangat modern dari sisi pengelolaan dan materi pendidikannya, Kiai Asep ini adalah salah satu putra Kiai Abdul Chalim Leuwimunding Majalengka, Jawa Barat, Kiai Chalim pernah nyantri dengan Hadlratussyekh Hasyim Asy’ari dan berguru kepada Kiai Wahab Hasbullah.

Pesantren Amanatul Ummah adalah di antara sedikit pesantren NU yang telah mendesain sejak awal untuk menyongsong peradaban pendidikan global dengan tetap pada tradisi NU, mulai dari Aswaja hingga keindonesiaan-nya. Tradisi tahqiq (filologis) juga dikenalkan sejak dini, hampir setiap hari oleh para pengasuhnya.?

Oleh karena itu, apabila para alumninya yang telah belajar di perguruan tinggi ternama di Indonesia seperti UGM, UI, UNDIP, UIN, maupun di Eropa, Amerika, Asia, Timur Tengah, dan negara-negara lain, sudah dapat dipastikan mempunyai jalur sanad keilmuana Islam Nusantara. Hal itu tidak perlu diragukan lagi.

Sang Pencerah Muslim

Sanad keilmuan melalui pesantren semacam itu sangat penting saat ini di tengah budaya pragmatisme umat yang hanya belajar melalui google tanpa mau belajar langsung dengan para kiai atau guru yang mempunyai sanad keilmuan yang tersambung dengan Nabi Muhammad SAW.?

Di situlah salah satu pentingnya memilih pesantren yang mempunyai sanad keilmuan yang jelas, bukan semata-mata hanya untuk kepentingan kompetisi global, tetapi juga tafaqquh fiddin tetap dijaga.

Mahrus EL-Mawa, Wakil Ketua PP LP Maarif NU, Koordinator Diklat Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Jakarta.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren, Budaya Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 03 Juni 2017

Perbedaan Bukan untuk Diperdebatkan, Tapi Dibagi

Yogyakarta,Sang Pencerah Muslim. Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta Prof Nizar Ali mengatakan, perbedaan bukan untuk diperdebatkan, melainkan untuk dibagi. Dengan berbagi, masalah kemanusiaan dan permasalahan bangsa ini bisa diselesaikan secara bersama-sama.

Perbedaan Bukan untuk Diperdebatkan, Tapi Dibagi (Sumber Gambar : Nu Online)
Perbedaan Bukan untuk Diperdebatkan, Tapi Dibagi (Sumber Gambar : Nu Online)

Perbedaan Bukan untuk Diperdebatkan, Tapi Dibagi

“Aktor penting dalam membendung radikalisme adalah penyuluh agama. Karena penyuluh ini kan memiliki basis umat yang kuat,” katanya dalam membukan acara Outbond Kerukunan Umat Beragama (KUB) para Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Komplek Kraton Ratu Boko, Minggu (23/8) kemarin lusa.

Outbond dinilai efektif dalam menjalin kerukunan karena sudah menyatu dalam kontek berbangsa dan bernegara. “Kegiatan serupa hatus dikembangkan dan terus digalakkan,” ajak pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Rektor II UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.

Sang Pencerah Muslim

Guru Besar Bidang Hadtis ini menambahkan, PAH harus memberikan penyuluhan agama dengan ramah dengan bingkai keragaman. Perbedaan itu untuk dinikmati keindahannya. Jika ada orang yang melanggar koridor-koridor agama, maka orangnya yang bermasalah bukan agamanya. Oknum itulah yang bermasalah, karena agama tidak mengajarkan kerukunan dan perdamaian.

Dengan kegiatan outbond KUB ini diharapkan terjalin kerja sama dan keharmonisan antara penganut agama. Untuk membangun sebuah bangunan yang kokoh diperlukan kebersamaan, toleransi, tim work, persaudaraan.

Sang Pencerah Muslim

Outbond KUB PAH lintas agama ini diikuti sekitar 50 orang. Mereka ada yang dari Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan Konghucu. Sebelumnya Kanwil Kemenag DIY mengadakan Outbond KUB dari mulai pelajar lintas agama, pemuka lintas agama, penyuluh lintas agama, dan selanjutnya guru lintas agama.(suhendra/abdullah)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren, News, Ulama Sang Pencerah Muslim

Rabu, 31 Mei 2017

Gus Dur: Indonesia Takut pada AS Soal Sanksi Iran

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyesalkan sikap dukungan pemerintah Indonesia atas sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) terhadap Iran. Menurutnya, sikap tersebut menunjukkan bahwa pemerintah Indoensia takut pada Amerika Serikat (AS).

Gimana mau konsisten kalau masih takut sama ndoro (Jawa: majikan). Indonesia itu takut sama ndoro-nya (Amerika Serikat, Red),” kata Gus Dur kepada wartawan usai menerima kunjungan anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta (27/3)

Pemerintah Indonesia bersama 15 anggota DK PBB lainnya menyepakati rancangan resolusi yang dirumuskan Inggris, Prancis dan Jerman. DK PBB melalui Resolusi 1747 yang disepakati pada Ahad (25/3) lalu itu menjatuhkan sanski pada Iran terkait program nuklirnya.

Gus Dur: Indonesia Takut pada AS Soal Sanksi Iran (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur: Indonesia Takut pada AS Soal Sanksi Iran (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur: Indonesia Takut pada AS Soal Sanksi Iran

Resolusi itu memperluas sanksi atas Iran yang ditetapkan pada Desember 2006 dalam Resolusi 1737. Di antara isi Resolusi 1747 adalah larangan secara menyeluruh ekspor senjata Iran maupun pembatasan penjualan senjata ke Iran. Isi resolusi juga membekukan aset milik 28 lembaga atau perorangan yang berhubungan dengan program nuklir dan rudal Iran.

Iran juga dibatasi untuk memperoleh bantuan keuangan. DK PBB memberi batas waktu 60 hari setelah resolusi agar Iran menghentikan program nuklirnya. Jika diabaikan, DK PBB bisa mengambil langkah yang lebih pantas berupa sanksi ekonomi, bukan militer.

Ditambahkan Gus Dur, selain takut pada AS, sikap pemerintah Indonesia yang mendukung penjatuhan sanksi tersebut juga merupakan bentuk ketidakkonsistenan. Karena, saat Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad berkunjung ke Indonesia pada 2006 silam, pemerintah dan rakyat Indonesia mendukung penuh pengayaan uranium di negeri Kaum Mullah itu.

Sang Pencerah Muslim

Dengan demikian, imbuh mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu, nama baik Indonesia di mata dunia internasional, khususnya negara-negara Islam, akan hancur. Indonesia, ujarnya, tak akan dihormati oleh bangsa lain akibat ketidakkonsistenan tersebut.

Sang Pencerah Muslim

“Indonesia tidak punya sikap konsisten. Kalau begitu, Indonesia tidak akan dihormati orang (negara dan bangsa) lain. Kehormatan itu kuncinya kan konsistensi sikap,” pungkas Ketua Umum Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Oleh karena itu, ia sangat mendukung jika ada wacana dari DPR yang akan melakukan interpelasi kepada pemerintah dalam persoalan dukungan sanksi DK PBB pada Iran. “Kalau mau interpelasi, mestinya tidak hanya soal Iran, tapi semua soal,” tandasnya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren, Budaya Sang Pencerah Muslim

Kamis, 06 April 2017

Pengurus Harian PCINU UK Jaga Tradisi Silaturahmi dengan Sesepuh

London, Sang Pencerah Muslim - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama United Kingdom (PCINU UK) mengunjungi salah satu Mutasyar PCINU UK KH Nahduddin Royandi Abbas di kediamannya di bilangan Hendon, London, Jumat (26/5). Mereka mengunjungi pengasuh Buntet Pesantren Cirebon yang tinggal di London sejak 1959.

Kunjungan silaturahmi ini dipimpin oleh Ketua PCINU UK Ahmad Ataka dan Ketua II PCINU UK Arihdya Caesar Pratikta.

Pengurus Harian PCINU UK Jaga Tradisi Silaturahmi dengan Sesepuh (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengurus Harian PCINU UK Jaga Tradisi Silaturahmi dengan Sesepuh (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengurus Harian PCINU UK Jaga Tradisi Silaturahmi dengan Sesepuh

Selama kunjungan tersebut, Kiai Nahduddin banyak bercerita mengenai perjalanan beliau ketika berangkat ibadah haji menggunakan kapal, hidup di Saudi Arabia, dan menimba ilmu dengan para guru beliau hingga akhirnya menetap di London sampai saat ini.

Ia juga menceritakan sekilas mengenai kunjungan Presiden Jokowi dan para menterinya ke Buntet Pesantren beberapa waktu lalu.

Sang Pencerah Muslim

Ia berpesan khususnya kepada nahdliyyin di UK agar senantiasa menjalin silaturahmi untuk mempererat ukhuwah. Ia mengingatkan kepada para warga NU agar senantiasa menonjolkan karakter Islam yang mulia.

Sang Pencerah Muslim

"Ikhlas, sabar, tawadhu, dan takzhim. Itulah karakter pokok yang harus dijaga oleh orang NU," kata Kiai Nahduddin.

Kiai Nahduddin merupakan putra terakhir dari Kiai Abbas bin Abdul Jamil (Singa dari Jawa Barat). Kiai Abbas merupakan pengasuh Buntet Pesantren, yang juga dikenal sebagai pemimpin Laskar Hizbullah saat melawan tentara Sekutu pada pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. (Fajar Maulana Putra/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sholawat, RMI NU, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Rabu, 25 Januari 2017

Kang Said: NU Juga Jadi Target Terorisme

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengutuk keras aksi teror beberapa hari lalu di Jakarta. Ia menegaskan, tak ada satu agama pun yang membenarkan terorisme, termasuk Islam.

Kang Said: NU Juga Jadi Target Terorisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: NU Juga Jadi Target Terorisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: NU Juga Jadi Target Terorisme

“Bahkan NU sendiri menjadi bagian dari target terorisme,” katanya saat menerima kunjungan Dubes Denmark Casper Klynge bersama rombongan di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (20/1).

Menurutnya, NU menjadi musuh bagi para teroris lantaran selama ini ormas Islam terbesar ini cukup nyaring menentang aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama. Melalui gagasan Islam Nusantara, NU berusaha menunjukkan bahwa Islam akrab dengan budaya, toleran, cinta tanah air, dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip perdamaian.

Sang Pencerah Muslim

Pendiri NU Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari adalah contoh bagus tentang tokoh yang mampu menyatukan antara Islam dan nasionalisme. Suatu kondisi yang sulit ditemukan di Timur Tengah yang kini dirundung perang saudara.

Pria yang akrab disapa Kang Said ini mengaku heran dengan sebagian kelompok yang menggunakan nama Islam untuk aksi-aksi biadab. Yang lebih aneh, katanya, tidak hanya orang Timur Tengah, orang-orang Eropa pun banyak ikut bergabung dengan kelompok garis keras ISIS.

Sang Pencerah Muslim

Kang Said mengatakan, kalau orang Timur Tengah ‘wajar’ menjadi kelompok ekstrem lantaran tiap hari menyaksikan kekejaman Israel membunuh dan merebut tanah Palestina, sementara negara-negara di dunia cenderung hanya menonton alias diam.

“Lha, negara-negara Eropa ini yang katanya sejahtera, aman, tentram, gabung juga sama ISIS. Saya tidak mengerti kenapa itu? Apa sebabnya?” tanyanya yang lantas menyimpulkan, fakta ini menunjukkan bahwa ekstremisme bisa menimpa siapa saja.

Rombongan dari Kedutaan Besar disambut pula oleh Ketua PBNU H Marsudi Syuhud, Bendahara Umum H Bina Suhendra, dan Ketua Umum Pimpinan Fatayat NU Anggia Ermarini di kantor PBNU, Lantai 3, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren, News, Ulama Sang Pencerah Muslim

Selasa, 15 November 2016

Ketika Santri Mengamati Gerhana Matahari

Gerhana matahari yang terjadi pada Jum’at, 10 Mei 2013, kemarin merupakan fenomena alam yang langka terjadi dan jarang menjadi perhatian publik. Namun para santri ini terlihat sangat antusias mengamati salah satu tanda kebesaran Allah SWT.

Sekitar pukul 5:57 WIB gerhana mulai terlihat dari kota Bantul, tepatnya dari lantai 4 Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Tajeman Palbapang Bantul DIY. Para santri mengadakan pengamatan sejak mulai pukul 5:30 WIB sampai dengan pukul 6:30 WIB.?

Ketika Santri Mengamati Gerhana Matahari (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketika Santri Mengamati Gerhana Matahari (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketika Santri Mengamati Gerhana Matahari

Cuaca yang cerah pada Jumat pagi hari sangat membantu proses observasi ini. Semua santri terlihat puas karena dapat menyaksikan secara langsung fenomena alam ini.

Khozin Alfani dari Lembaga LP2IF Rukyatul Hilal Indonesia selaku Guru ilmu falak di Pesantren ini mengatakan, alat bantu yang digunakan dalam pengamatan kali ini adalah berupa teleskop yang dilengkapi filter, kacamata matahari, kepingan CD transparan dan kamera digital.

Sang Pencerah Muslim

“Alat bantu ini diperlukan untuk melindungi mata ketika menatap langsung obyek matahari. Cahaya matahari yang kuat pada saat terik tidak akan mampu diamati langsung oleh mata telanjang, oleh karenanya diperlukan alat-alat bantu tersebut,” katanya.

Kepada para santri ia mengingatkan bahwa melihat langsung gerhana matahari tidak akan berakibat merusak mata asalkan dengan alat bantu yang memadai dan sesuai standar.

Sang Pencerah Muslim

Dikatakannya, peristiwa gerhana berhasil diamati oleh para santri selama 35 menit. Sementara peristiwa gerhana matahari seperti ini baru akan bisa diamati 3tahun lagi yaitu besok bulan Maret tahun 2016.

“Pengetahuan penting yang ditanamkan kepada para santri adalah bahwa ada sunah yang diajarkan Nabi dari peristiwa gerhana matahari tersebut yaitu melakukan shalat Kusufus Syams atau shalat gerhana matahari,” kata Khozin. (Red: A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Rabu, 16 September 2015

Dr. Rahmad Wahab: Berdayakan Pelajar Secara Maksimal

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Setelah sempat tertunda dua bulan, Konferensi Wilayah IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) Daerah Istiwa Yogyakarta (DIY), Sabtu (29/7) kemarin, sukses dilaksanakan selama dua hari. Tertundanya konferensi tersebut karena adanya bencana gempa bumi yang mengahantam Yogyakarta-Jawa Tengah akhir Mei lalu.

“Semestinya konferwil ini kita laksanakan awal Juni lalu, namun karena halangan yang tak terduga, kita tunda dulu. Alhamdulillah kita bisa laksanakan konferwil ini dengan sukses” ungkap Nusfha, ketua panitia pelaksana.

Forum tertinggi dua tahunan di tingkatan provinsi kemerin tergolong istimewa, pasalnya meskipun dengan persiapan dan dana seadanya, justru bisa berlangsung meriah serta dilaksanakan di villa milik Prof Dr. Mahfudz Mas’ud, MBA, ketua tanfidziyah PW NU DIY.

Dr. Rahmad Wahab: Berdayakan Pelajar Secara Maksimal (Sumber Gambar : Nu Online)
Dr. Rahmad Wahab: Berdayakan Pelajar Secara Maksimal (Sumber Gambar : Nu Online)

Dr. Rahmad Wahab: Berdayakan Pelajar Secara Maksimal

Dalam upacara pembukaan hadir Dr. Rahmad Wahab, Wakil Ketua Tanfidziyah PW NU DIY, serta sejumlah pengurus lainnya. Nampak hadir pula sejumlah pimpinan Banom NU (badan otonom) di tingkatan propinsi DIY; LP Ma’arif, Muslimat, GP Ansor, Fayatat, dan IPNU.

Dalam sambutannya, Dr. Rahmad Wahab yang saat ini menjabat Pembantu Rektor I Universitas Negeri Yogyakarta, berpesan bahwa IPPNU sebagai sebagai organisasi NU kepelajaran hendaknya lebih concern terhadap pemberdayaan pelajar dan tidak terseret dalam politik praktis.

“Banyak permasalah pendidikan yang selama ini terabaikn oleh organisasi kepelajaran, IPPNU hendaknya bisa berperan secara maksimal dalam bidang garapan ini. Sebagai organisasi kader tidak etis dan sangat memalukan jika kemudian pelajar ikut-iktan politik praktis yang justru merugikan bagi organisasi dan kader”, ungkap Wahab.

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, Wahab juga menekankan tiga hal yang hendaknya di lakukan organisasi kepelajaran untuk mengawal para kader organisasi; yakni, peningkatan kualitas individu sebagai aktivis, tidak melupakan tradisi sebagai santri, serta menjaga dan mengawal generasi muda dari nakoba.

LPJ diterima, Nanik ketua IPPNU 2006-2008

Sang Pencerah Muslim

Laporan pertanggung jawaban pengurus yang menjadi agenda utama diterima dengan suara bulat oleh seluruh peserta konferensi. Menurut salan satu peserta, LPJ PW IPPNU DIY, sebagai evaluasi kinerja organisasi, bahkan lebih lengkap dan lebih tebal dari LPJ PP IPPNU. Banyak program kerja yang terlaksana dengan terpenuhi dan terlaksana dengan sukses, para peserta lebih banyak menanyakan beberapa program kerja yang tidak terlakasana.

Sementara itu, dalam rekomendasi organisasi para peserta konferensi sepakat mengamanatkan tujuh hal; peninjauan ulang terhadap sistem Ujian Nasional (UN), realisasi 20% APBN untuk anggaran pendidikan, pembentukan tim advokasi pendidikan, pembuatan kurikulum berbasis gender, sistem pendidikan peka muatan lokal, kemudahan terhadap siswa kurang mampu dan difable (penyandang cacat) dengan pendidikan murah atau gratis, dan kritis dalam melakukan rehabilitasi dan recovery (pemulihan) dampak bencana.

Konferensi yang berakhir minggu siang kemarin (30/7), sukses memilih ketua baru. Dyah Ari Isnaini yang semula tidak masuk kandidat terkuat terpilih sebagai ketua masa bakti 2006-2008 menggantikan Ketut Tuti Alwiyah. Nanik, sapaan akrab Dyah Ari Isnaini, menang tipis atas kandidata terkuat Nusfha Shofwa. Keduanya bersaing setelah dua kandidat lainnya, Uqbah el Fakhiroh dan Yanis, terganjal peraturan. (ron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Pesantren, Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 04 Juli 2015

Khofifah: Sinergi Muslimat-Ansor, Strategis Berantas Narkoba

Bondowoso, Sang Pencerah Muslim

Muslimat Nahdlatul Ulama yang sudah memiliki Laskar Anti-Narkoba dan Gerakan Pemuda Ansor yang mendirikan Badan Ansor Anti-Narkoba (Baanar) diharapkan menjalin sinergi dalam upaya mencegah dan memberantas narkoba.

Demikian disampaikan Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa usai acara Deklarasi Baanar dan Pemuda-Santri Bondowoso Anti-Narkoba di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Desa Tansil Wetan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Sabtu (27/8) sore.

Khofifah: Sinergi Muslimat-Ansor, Strategis Berantas Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)
Khofifah: Sinergi Muslimat-Ansor, Strategis Berantas Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)

Khofifah: Sinergi Muslimat-Ansor, Strategis Berantas Narkoba

“Kalau di Muslimat Laskar Anti-Narkoba sudah keliling ke ranting-ranting, nah sekarang Ansor ini menyiapkan Badan Ansor Anti-Narkoba. Kalau ini bergerak bersama, dengan pesantren seluruh elemen lain, gerakan akan semakin massif,” ujar menteri sosial ini.

Sang Pencerah Muslim

Ia juga menjelaskan, untuk Kementerian Sosial tugas dalam konteks narkoba adalah rehabilitasi sosial, sementara rehabilitas medis menjadi domain Kementerian Kesehatan. Ia mengajak kepada masyarakat untuk melapor bila menemukan penyalahguna narkoba ke nomor pusat layanan 1500171. “Ini bebas pulsa, supaya konsultasinya bisa lebih leluasa, bisa dikomunikasikan tujuh hari 24 jam,” tuturnya.

Kepala Nasional Baanar Iddy Muzayyad dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih kepada Mensos Khofifah Indar Parawansa yang turut menyaksikan Deklarasi Badan Ansor Anti-Narkoba Bondowoso. Khofifah, katanya, adalah pembina dari Baanar itu sendiri.

Sang Pencerah Muslim

Acara deklarasi tersebut dikemas dengan penyematan pin Baanar kemudian dilanjutkan dengan penandatangan "Deklarasi Baanar, Pemuda dan Santri Anti-Narkoba. Berikutnya, pemberian santunan kepada yatim piatu dan lensia oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan pemutaran film bahaya narkoba.

Deklarasi ini dihadiri Wakil Bupati Bondowoso Salwa Arifin, Muspika dan Muspida Bondowoso, serta pengurus NU Bondowoso, segenap santriwan-santriwati Pondok Pesantren Mambaul Ulum, PKH se-Kabupaten Bondowoso, dan wali santri Pesantren Mambaul Ulum. (Ade Nurwahyudi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Habib, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Senin, 04 Mei 2015

Mensos: Zakat dan dan Sedekah Dibalas dengan Hitungan Allah

Jakarta, Sang Pencerah Muslim?



Menteri Sosial Mensos Republik Indonesia (RI) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ketimpangan yang terjadi pada umat Islam itu disebabkan oleh umat Islam itu sendiri. Salah satunya adalah tidak berjalan efektifnya zakat.?

Mensos: Zakat dan dan Sedekah Dibalas dengan Hitungan Allah (Sumber Gambar : Nu Online)
Mensos: Zakat dan dan Sedekah Dibalas dengan Hitungan Allah (Sumber Gambar : Nu Online)

Mensos: Zakat dan dan Sedekah Dibalas dengan Hitungan Allah

Mengutip data dari Baznas, Khofifah mengungkapkan, potensi zakat dan sedekah umat Islam itu 217 triliun namun saat ini baru tergali tiga triliun.

“Baznas menyebutkan ada 217 triliun, tetapi baru tiga triliun yang tergali. Ini artinya yang membuat ketimpangan ya kita sendiri,” ucapnya saat acara Pelatihan Dai-Daiyah Kader NU 2017 pada hari ketiga yang diselenggarakan atas kerja sama LD PBNU dengan Hidmat Muslimat NU di Lantai 8 Gedung PBNU, Rabu (31/5). ? ?

Ia menyangka, hal itu disebabkan oleh ketidaktahuan umat Islam tentang manfaat bersedekah dan berzakat.?

“Mereka mungkin tidak tahu bahwa dalam berzakat atau bersedekah itu harus menggunakan hitungannya Allah, jangan menggunakan matematikanya manusia. Kalau bersedekah dan berzakat maka akan dilipatkagandakan harta kita menjadi tujuh ratus kali,” urainya.?

Sang Pencerah Muslim

Maka dari itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU itu mengajak para dai untuk menyebarluaskan bahwa orang yang berzakat atau bersedah itu akan dilipatgandakan hartanya dan juga akan mendapatkan pengurangan pajak, bukan malah berkurang. ?

“Kita viralkan itu anbatat sab’a sanabil fi kulli sunbulatin mi’atu habbah. Orang yang berzakat bisa mengurangi pajaknya. Seseuai dengan UU zakat,” terangnya.

Setelah potensi zakat terkumpul dengan optimal, lanjut Khofifah, lalu harus ada rencana yang jelas dari pengelola zakat untuk mengelola dana tersebut agar manfaatnya bisa merata.

“Setelah itu, kemudian kita edukasi bagaimana 217 triliun itu bisa efektif dimanfaatkan,” ucapnya. (Muchlishon Rochmat/Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Kamis, 10 Juli 2014

Bagi-bagi Hadiah, Baanar Ansor NTB Sosialisasi Bahaya Narkoba

Mataram, Sang Pencerah Muslim

Badan Anti Narkoba (Baanar) Gerakan Pemuda Ansor Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar sosialisasi bahaya narkoba lewat jalan sehat dengan tema “Pemuda Sehat Tanpa.Narkobar” pada Ahad (18/12) pagi.

Bagi-bagi Hadiah, Baanar Ansor NTB Sosialisasi Bahaya Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)
Bagi-bagi Hadiah, Baanar Ansor NTB Sosialisasi Bahaya Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)

Bagi-bagi Hadiah, Baanar Ansor NTB Sosialisasi Bahaya Narkoba

"Sosialisasi ini penting agar masyarakat tahu akan bahaya narkoba," kata Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor NTB H Zamroni Aziz.

Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi ajang memperkenalkan keberadaan dan peran Baanar sebagai lembaga baru milik GP Ansor yang bergerak di bidang pencegahan dan pemberantasan narkoba.

Sang Pencerah Muslim

"Narkoba sangat membahayakan kita semua," katanya saat sambutan di tenda acara yang di pusatkan di halaman gelanggang pemuda NTB? Jalan Pendidikan Nomor 45 Mataram.

Abdul Majid, salah seorang panitia, menyampaikan bahwa Jalan Sehat Bersama Baanar Ansor NTB merupakan hajatan besar bagi pihaknya. Ia juga berterima kasih kepada sejumlah pihak yang ikut menyukseskan acara itu.

Sang Pencerah Muslim

Dia pun merinci hadiah yang dibagi-bagikan dalam acara jalan sehat ini, antara lain hadiah utama 1 unit sepeda motor merek Revo Fit dari astar honda, 3 unit sepeda dengan masing-masing 2 unit dari KONI NTB dan 1 unit ditambah 1 unit lemar es dari KNPI NTB, dan beberapa hadiah lain.

Secara bergiliran para ketua badan otonom NU tingkat wilayah dipanggil oleh pembawa acara untuk memberikan hadiah dan mengambil kupon undian yg diambil secara acak dalam toples. Acara jalan sehat juga dihadiri perwakilan dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi NTB. (Syamsul Hadi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sholawat, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Minggu, 03 November 2013

Kelahiran Nabi Anugerah Terbesar

Bulan Rabiul awal yang biasa disebut bulan maulid adalah bulan yang tidak pernah terlupakan oleh orang muslim, karena pada bulan ini seorang putra terbaik dari Bani Hasyim Bangsa Arab, sesosok pemuda teladan yang kemudian menjadi pemimpin terbesar dunia telah dilahirkan, tepatnya pada hari Senin tanggal 12 Rabiul awal, bertepatan dengan 20 April 571 M.

Muhammad, nama ini selalu dikenal seantero penjuru dunia. Dia telah berhasil merubah? wajah dunia menjadi bermakna, dari gelap menjadi terang, dari kebodohan menjadi berperadaban. Dialah seorang yang telah mengantarkan manusia kepada nilai kemanusiaannya yang tinggi, dialah yang telah mengembalikan manusia kepada keberadaan yang sebenarnya yaitu mulia dan sempurna sebagaimana pertama kali dimaksudkan.

Beberapa peristiwa luar biasa mengiringi kelahiran beliau, diantaranya adalah padamnya api pemujaan di Persi yang seribu tahun sebelumnya tak pernah padam sama sekali, hancurnya pasukan bergajah yang dipimpin Abrahah yang hendak menghancurkan ka’bah. Mereka hancur ditimpa batu - batu panas? yang dibawa burung-burung ababil yang sengaja dikirim Allah untuk membatalkan niat busuk mereka, serta banyak lagi kejadian luar bisa lainnya.?

Kenyataan ini tentu saja membuat kita merasa berterima kasih dengan kedatangannya. Sebagaimana laiknya kita sebagai umatnya, memperingati hari dan bulan ini sebaik-baiknya dengan melihat dan membaca kembali sejarah perjalanan pribadi dan kepribadian beliau. Allah selalu membimbing, mengarahkan dan mengingatkan orang - orang yang menginginkan kehidupan Ahirat. Dalam konteks ini Allah menguraikan dalam Al Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 21:

Kelahiran Nabi Anugerah Terbesar (Sumber Gambar : Nu Online)
Kelahiran Nabi Anugerah Terbesar (Sumber Gambar : Nu Online)

Kelahiran Nabi Anugerah Terbesar

لقد كاÙ? لكم فÙ? رسول الله أسوة حسÙ? Ø© لمÙ? كاÙ? Ù? رجو الله والÙ? وم الآخر وذكر الله كثÙ? را

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” QS Al-Ahzab 21.

Dalam firman ini Allah menegaskan bahwa orang-orang yang menginginkan kehidupan Ahirat, maka hendaklah mereka meniru kepribadian Rasulullah saw. Menjadikan Rasulullah sebagai panutan dan suri tauladan, bukan kepada yang lain. Sebuah pengakuan jujur dari seorang penulis non Muslim telah dituangkan dalam buku seratus tokoh dunia tentang pribadi Nabi Muhammad Saw. Penulis buku ini telah menempatkan Nabi Muhammad Saw pada tingkat pertama disusul oleh tokoh-tokoh dunia lainnya.

Sang Pencerah Muslim

Ini semua karena beliau Nabi Muhammad telah berhasil menghapuskan segala bentuk penindasan kepada masyarakat yang lemah, beliau menghapuskan sistim perbudakan yang jelas-jelas merendahkan martabat manusia, beliau tutup jurang pemisah antara yang kaya dan miskin, beliau persatukan manusia yang semula bermusuhan dan menjadikan mereka bersaudara, beliau berhasil meletakkan landasan kemanusiaan, yaitu bahwa tidak ada perbedaan antara satu suku dengan lainnya, bangsa satu dengan bangsa lainnya, komunitas satu dengan komunitas lainnya apapun warna kulit dan keturunannya, tidak ada yang membedakan mereka kecuali takwanya kepada Allah, inilah nampaknya yang dimaksudkan

Allah SWT dalam firman-Nya :

وما أرسلÙ? اك إلا رحمة للعالمÙ? Ù? .

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” QS Al-Anbiya 107.

Sang Pencerah Muslim

Dengan ayat ini, jelaslah bahwa Nabi Muhammad Saw diutus ke dunia ini bukan hanya untuk satu golongan atau komunitas tertentu, melainkan untuk kesejahteraan manusia sedunia. Oleh karena itulah, beliau memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang luar biasa,? mempunyai sifat keberanian dalam membawa kebenaran.

Kelemahan umat Islam sekarang ini, diantaranya adalah, mereka telah melupakan pribadi dan sifat-sifat beliau. Mereka tidak lagi meneladani kepribadian beliau. Para pemimpin tidak lagi meniru gaya kepemimpinan Rasul yaitu pimpinan yang berani menegakkan kebenaran. Pedagang tidak lagi meniru praktek dagang yang pernah dilakukan Rasul. Orang tua tidak lagi mempraktekkan gaya Rasul. Guru tidak lagi mempraktekkan cara beliau mendidik generasi mudanya. Masyarakat telah melupakan panutan ini, sehingga ahirnya mereka menjadi masyarakat yang terombang ambing kehidupan dunia yang melenakan.

Semangat bulan maulid ini, yang selalu diperingati dengan pembacaan barzanji, pembacaan sholawat, pembacaan Marhaban serta lainnya? merupakan sebuah titik tolak ukur kita untuk bersama-sama? membaca kembali sejarah kepribadian Nabi dan menjadikannya sebagai satu-satunya panutan yang akan menghiasi lembar demi lembar kehidupan kita bersama. Jadi tidak salah bahwa kelahiran nabi yang telah dinanti-nantikan pada masa jahiliyah merupakan anugerah terbesar dari Allah SWT, sehingga sampai saat ini kita merayakannya dengan cara kita masing-masing. Kelak kita akan mendapatkan syafaat Nabi diakhir kelak. Amiiin.

?

Mahsun Muhammad MA

Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Dar Al Tauhid Arjawinangun Cirebon & Dosen Tasawuf di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Nusantara, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Selasa, 14 Mei 2013

Jauhkan Takbir dan Sujudmu dari Keangkuhan

Oleh Ahmad Ishomuddin

Tugas utama dari diutusnya Nabi Muhammad shalla Allahu alaihi wa sallama hanyalah untuk menyempurnakan akhlak. Adapun ibadah seperti shalat, zakat, puasa, dan haji--misalnya--hanyalah syariat. Syariat artinya jalan yang lurus, sebagai sarana yang wajib ditempuh para hamba Allah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan Allah Yang Maha Suci itu hanya bisa didekati oleh jiwa-jiwa yang suci dari setiap akhlak yang tercela. Jadi, tujuan ditempuhnya syariat (jalan lurus agama) pada hakikatnya adalah tercapainya tujuan berupa akhlak yang mulia.

Jauhkan Takbir dan Sujudmu dari Keangkuhan (Sumber Gambar : Nu Online)
Jauhkan Takbir dan Sujudmu dari Keangkuhan (Sumber Gambar : Nu Online)

Jauhkan Takbir dan Sujudmu dari Keangkuhan

Penempuhan jalan lurus berupa berbagai ibadah yang tidak memetik buah akhlak mulia adalah perjalanan yang belum tuntas hingga tujuannya, yang jika tidak dilanjutkan atau hanya berhenti di tengah perjalanan itu berarti telah gagal mencapai tujuan beragama, yakni meraih kesempurnaan akhlak.

Sang Pencerah Muslim

Membiasakan shalat wajib pada waktunya dan disempurnakan dengan beragam shalat sunnah harus terus menerus dilakukan hingga jiwa pelakunya selalu berzikir, mengingat Allah, mencecap ketenangan jiwa, mencegahnya dari segala bentuk perbuatan keji dan munkar. Tujuan tersebut jelaslah berupa pencapaian akhlak yang mulia. Mengerjakan puasa, baik fardlu atau sunnah, adalah untuk menahan diri dari segala yang semula mubah (boleh), apalagi dari segala yang diharamkan, karena penempuhan jalan puasanya adalah mengarah pada puncak kesadaran taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah dan merasa selalu dalam pengawasan Allah, sehingga ia menjadi manusia yang bertaqwa kepada-Nya. Lagi-lagi tujuan hakiki dari puasa adalah pencapaian akhlak yang mulia. Ibadah kepada Allah yang tidak membuat pelakunya menjadi lebih baik akhlaknya di hadapan Allah dan keseluruhan makhluk-Nya adalah penempuhan jalan lurus yang tidak sempurna, hanyalah kelelahan fisik dan jiwa yang sia-sia, dan kegagalan secara total dalam beragama.

Apabila mengingat, memaknai dan memetik keseluruhan bacaan dan gerakan shalat sepanjang menunaikannya tidak mampu, maka minimal setiap orang yang shalat dapat mengerti makna takbiratul ihram di awal shalatnya, yakni bacaan "Allahu Akbar (Allah Maha Besar), " dan memahami gerakan sujud, yakni meletakkan kening dan anggota sujud yang lain di tempat sujud, suatu tempat terendah (tanah, bumi) saat berhadapan dengan Allah Yang Maha Agung.

Sang Pencerah Muslim

Semua itu pada hakikatnya adalah penempuhan jalan menuju perendahan diri serendah-rendahnya di hadapan Allah Sang Pencipta alam semesta. Sehingga buah dari takbir dan sujud dalam keseluruhan shalatnya adalah menorehkan sikap tawadlu (rendah hati) sepanjang hayatnya, bukan justru menjadi manusia sombong, merasa hebat, paling suci, paling berpengaruh dan menjadi provokator dalam bekerja sama menebar fitnah, dosa dan saling permusuhan. Teriakan takbir kapan dan di mana saja sungguh tidak dimaksudkan agar para pengucapnya mengumbar syahwat kebencian kepada sesama makhluk-Nya, dan tidak pula bertujuan untuk merusak keharmonisan hidup manusia di muka bumi. Maka, jauhkan takbirmu dari setiap keangkuhan dalam jiwamu!

Penulis adalah Rais Syuriyah PBNU



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Tokoh, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Selasa, 19 Februari 2013

Rijalul Ansor Ketanggungan Keliling Ajak Pemuda Cintai Masjid

Brebes, Sang Pencerah Muslim. Rijalul Ansor Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mampu mengajak generasi muda mencintai masjid. Terbukti para pemuda sekitar masjid turut memakmurkan masjid setelah tergabung dalam kegiatan Rijalul Ansor yang digelar secara rutin berkeliling dari masjid ke masjid.

Rijalul Ansor Ketanggungan Keliling Ajak Pemuda Cintai Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
Rijalul Ansor Ketanggungan Keliling Ajak Pemuda Cintai Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

Rijalul Ansor Ketanggungan Keliling Ajak Pemuda Cintai Masjid

“Alhamdulillah, dengan jamiyah keliling Rijalul Ansor masjid makin makmur dan pemuda semakin mencintai masjidnya,” ujar Ketua PAC Ansor Ketanggungan Arif Rahman, saat ditemui Sang Pencerah Muslim di sela kegiatan di Masjid jami Miftahul Jannah desa Kubangwungu, Ketanggungan, Selasa (28/2).

Dengan berkeliling dari masjid ke masjid, lanjut Arif, mampu menggerakan semangat anak-anak muda makin memakmurkan masjid. Disamping itu, sekaligus mengajak para remaja di lingkungan masjid bergabung ke Ansor.?

Lewat Jamiyah Rijalul Ansor juga untuk mensosialisasikan kalau Ansor itu wadah yang tepat untuk menyalurkan kreatifitas generasi muda Indonesia. Ansor juga menjadi tempat berjuang menegakan NKRI dengan syiar Agama Islam yang Ahlusunah wal Jamaah.?

Dalam kesempatan tersebut, dibahas persiapan pelantikan pengurus PAC Ansor Ketanggungan Masa Khidmat 2017-2019. Direncanakan, lanjut Arif, pelantikan akan digelar pada 28 Maret 2017 mendaang di desa Kubangsari, Kec Ketanggungan.?

Sang Pencerah Muslim

Katib Suriyah MWC NU Ketanggungan KH Akhmad Syaikhu berpesan agar Ansor tetap semangat mengawal para Ulama NU. Maraknya kampanye radikalisme lewat internet yang berusaha merongrong Aswaja An-Nahdliyah dan kedaulatan NKRI harus disikapi dengan bijak.?

Sang Pencerah Muslim

Sikap tersebut, kata Kiai Syaikhu, Ansor harus pula menguasai teknologi informasi. Dengan menguasai internet, penyebaran mereka yang sudah sangat masif di dunia maya bisa dilawan.

“Tidak sedikit anak-anak muda yang sudah tercuci otaknya, akibatnya dengan pemahaman agama yang masih awam maka gampang terjerumus kedalam aliran radikal,” ungkas Kiai Syaikhu. (Wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Sholawat, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock