Gerhana matahari yang terjadi pada Jum’at, 10 Mei 2013, kemarin merupakan fenomena alam yang langka terjadi dan jarang menjadi perhatian publik. Namun para santri ini terlihat sangat antusias mengamati salah satu tanda kebesaran Allah SWT.
Sekitar pukul 5:57 WIB gerhana mulai terlihat dari kota Bantul, tepatnya dari lantai 4 Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Tajeman Palbapang Bantul DIY. Para santri mengadakan pengamatan sejak mulai pukul 5:30 WIB sampai dengan pukul 6:30 WIB.?
Ketika Santri Mengamati Gerhana Matahari (Sumber Gambar : Nu Online) |
Ketika Santri Mengamati Gerhana Matahari
Cuaca yang cerah pada Jumat pagi hari sangat membantu proses observasi ini. Semua santri terlihat puas karena dapat menyaksikan secara langsung fenomena alam ini.Khozin Alfani dari Lembaga LP2IF Rukyatul Hilal Indonesia selaku Guru ilmu falak di Pesantren ini mengatakan, alat bantu yang digunakan dalam pengamatan kali ini adalah berupa teleskop yang dilengkapi filter, kacamata matahari, kepingan CD transparan dan kamera digital.
Sang Pencerah Muslim
“Alat bantu ini diperlukan untuk melindungi mata ketika menatap langsung obyek matahari. Cahaya matahari yang kuat pada saat terik tidak akan mampu diamati langsung oleh mata telanjang, oleh karenanya diperlukan alat-alat bantu tersebut,” katanya.Kepada para santri ia mengingatkan bahwa melihat langsung gerhana matahari tidak akan berakibat merusak mata asalkan dengan alat bantu yang memadai dan sesuai standar.
Sang Pencerah Muslim
Dikatakannya, peristiwa gerhana berhasil diamati oleh para santri selama 35 menit. Sementara peristiwa gerhana matahari seperti ini baru akan bisa diamati 3tahun lagi yaitu besok bulan Maret tahun 2016.“Pengetahuan penting yang ditanamkan kepada para santri adalah bahwa ada sunah yang diajarkan Nabi dari peristiwa gerhana matahari tersebut yaitu melakukan shalat Kusufus Syams atau shalat gerhana matahari,” kata Khozin. (Red: A. Khoirul Anam)
Dari Nu Online: nu.or.id
Sang Pencerah Muslim Warta, Pesantren Sang Pencerah Muslim