Tampilkan postingan dengan label Bahtsul Masail. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahtsul Masail. Tampilkan semua postingan

Senin, 23 Oktober 2017

Aksi 4 November Nahdliyin Diimbau Tetap Tenang

Jombang, Sang Pencerah Muslim?

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang KH Isrofil Amar mengimbau kepada seluruh warga NU setempat untuk mematuhi seruan moral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam menyikapi aksi besar-besaran hari ini, Jumat (4/11/2016).?

Aksi 4 November Nahdliyin Diimbau Tetap Tenang (Sumber Gambar : Nu Online)
Aksi 4 November Nahdliyin Diimbau Tetap Tenang (Sumber Gambar : Nu Online)

Aksi 4 November Nahdliyin Diimbau Tetap Tenang

Ia juga menyampaikan agar warga nahdliyin tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh sejumlah organisasi atau lembaga yang turut andil dalam aksi turun jalan yang ? akan dimulai setelah sholat Jumat.?

"Dengan segala hormat kepada semua ? warga nahdliyin, kami atas nama Pengurus NU Cabang Jombang, berdasarkan himbauan dari PBNU melalui media, agar warga NU tanggal 4/11/2016 tenang," katanya, Kamis (3/11/2016).?

Kasus Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga sudah menistakan agama itu, menurutnya tidak perlu disikapi dengan sikap yang terlalu berlebihan, apalagi sikap tersebut didasarkan pada rasa kebencian.

Sang Pencerah Muslim

Kiai Isrofil menegaskan kasus tersebut lebih tepat diproses secara hukum agar tidak terjadi perpecahan antar bangsa juga umat beragama. "Tentang penistaan agama, kita serahksn kepada proses hukum," tegasnya.

Senada dengan Kiai Isrofil, Sekretaris PCNU Jombang H Muslimin Abdilla sebelumnya melarang seluruh anggota NU, badan otonom (Banom) NU, dan sejumlah lembaga di bawah naungan NU untuk mengikuti aksi tersebut.

Sang Pencerah Muslim

"PCNU Jombang menghimbau kepada seluruh anggota NU, segenap Banom NU, Lembaga-lembaga di bawah naungan NU untuk tidak mengikuti ajakan aksi 4 November," katanya. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Jumat, 20 Oktober 2017

Kiai Betawi Ini Siap Maju di Muktamar Ke-33 NU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Jadwal perhelatan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, masih lebih dari lima bulan lagi. Namun sejumlah nama sudah menyatakan siap maju dalam bursa pencalonan ketua umum pada forum tertinggi di NU tersebut.

Kiai Betawi Ini Siap Maju di Muktamar Ke-33 NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Betawi Ini Siap Maju di Muktamar Ke-33 NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Betawi Ini Siap Maju di Muktamar Ke-33 NU

Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta KH Zuhri Yaqub mengaku memiliki harapan untuk kemajuan Nahdlatul Ulama, baik di sektor ekonomi maupun penguatan kaderisasi umat. Ketika ditanya kesiapannya maju atau tidak pada Muktamar NU pada Agustus mendatang, sembari tersenyum ia menjawab, "Iya, saya mau maju, akan tetapi saya lebih mementingkan pengabdian saya kepada NU dan umat."

Menurut kiai kelahiran Tanah Betawi ini, yang terpenting saat ini adalah mengabdi kepada NU sebagaimana yang telah diperjuangkan para pendiri dan pejuang NU, juga memikirkan bagaimana agar warga NU bias lebih sejahtera.

Sang Pencerah Muslim

"Mengabdi untuk NU itu lebih penting bagi saya ketimbang maju pada Muktamar 2015. Untuk mengabdi, kita sudah diberikan contoh oleh pendiri dan pejuang NU, sekarang harus lebih memikirkan bagaimana warga NU lebih sejahtera," jelas Zuhri, di kediamannya di Jalan Duri Kosambi, Jakarta Barat, Selasa (17/2).

Sang Pencerah Muslim

Selain Zuhri, nama lain sudah lebih dahulu menyampaikan ke media terkait kesediaannya maju di Muktamar ke-33 NU, di antaranya Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj dan pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah).

Muktamar ke-33 NU yang bakal digelar di Jombang, 1-5 Agustus 2015, ini akan menjadi sejarah baru perhalatan akbar tersebut terselenggara di kabupaten kelahiran para pendiri NU. Dalam forum itu, para muktamirin diwacanakan akan menerapkan sistem Ahlul Halli wal Aqdi atau semacam tim formatur dalam proses penetapan pemimpin. (Junaidi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Cerita, Tokoh, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Minggu, 15 Oktober 2017

Lembaga Bantuan Hukum NU Jember Kawal Kasus Sound Mini

Jember, Sang Pencerah Muslim - Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) Jember bermaksud memberikan bantuan hukum kepada Rais Syuriyah MWCNU Kalisat Kabupaten Jember Kiai Abdurahman yang terseret kasus sound mini. Itikad ini lahir dari hasil pertemuan Rais Syuriyah NU Jember Ustadz Harisudin, Ketua LPBHNU Jember Zaenal Marzuki, Koordinator Advokasi Pendampingan Warga LDNU Jember Moch Kholili, dan sejumlah pengurus NU di Kantor PCNU Jember, Kamis (2/6).

Menurut? Zainal Marzuki, pihaknya akan mengawal kasus tersebut hingga tuntas. "Jangan? sampai orang yang punya niat baik dikalahkan oleh yang tidak baik," kata Zainal Marzuki yang juga Ketua DPC Perhimpunan Advokad Indonesia (Peradi) Jember tersebut.

Lembaga Bantuan Hukum NU Jember Kawal Kasus Sound Mini (Sumber Gambar : Nu Online)
Lembaga Bantuan Hukum NU Jember Kawal Kasus Sound Mini (Sumber Gambar : Nu Online)

Lembaga Bantuan Hukum NU Jember Kawal Kasus Sound Mini

Seperti diketahui, Kiai Abdurahman dilaporkan oleh seorang warga ke Polsek setempat karena dianggap telah menghambat sebuah acara yang diselenggarakannnya. Menurut Kiai Abdurahman, dirinya tidak bermaksud menghalang-halangi acaranya, tapi hanya tidak ingin di acara tersebut ditampilkan atraksi sound mini. Sound mini dimaksud adalah peralatan pengeras suara yang ditarik di atas roda dan diikuti penari dancer muda-mudi. Mereka beraksi di jalanan dengan berjoget ria mengikuti irama musik dari sound tersebut. Sound mini saat ini menjadi tren budaya kalangan remaja dan tumbuh subur di Jember utara dan timur.

"Di Kalisat sound mini sudah menjadi kesepakatan antartokoh bahwa itu dilarang. Selain mengganggu ketertiban lalu lintas, pertunjukkan ini juga tidak pantas, penuh hura-hura," kata Kiai Abdurahman.

Sang Pencerah Muslim

Kiai Abdurahman telah dipanggil petugas Polsek Kalisat selaku terlapor.

Sang Pencerah Muslim

Belakangan budaya sound mini sudah merambah di Kecamatan Arjasa. Menurut Ketua MWCNU Arjasa Arifin, penarinya tidak hanya muda-mudi tapi kelompok ibu-ibu juga ikut-ikutan.

"Ini harus kita cegah. Ini budaya tidak sehat," kata Arifin.

Di tempat terpisah, Ketua GP Ansor Jember Ayub Junaidi menyatakan dukungan penuh terhadap penertiban sound mini. Bahkan ia mengaku telah menyampaikan hal tersebut kepada Kapolres Jember Sabilul Alif. Ia berharap sound mini segera ditertibkan, lebih-lebih dalam bulan Ramadhan.

"Kapolres berjanji akan melarang sound mini seperti yang marak di Jember utara itu,” ujarnya. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Tegal Sang Pencerah Muslim

Kiai Ma’ruf: Lindungi Generasi Muda dari Ajaran Terorisme di Dunia Maya

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Media sosial maupun dunia maya telah terbukti menjadi sarana sangat efektif bagi kaum teroris menyebar ajaran radikalnya. Telah banyak orang tiba-tiba menjadi radikal dan jadi teroris hanya karena terpengaruh media. Mestinya hal itu diantisipasi, tetapi nyatanya terlambat.

Evaluasi itu disampaikan Rais Am PBNU KH Ma`ruf Amin ketika menyampaikan sambutan dalam Workshop Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme di Dunia Maya Bersama Media, OKP dan Ormas yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Hotel Millenium Jakarta, Rabu (22/3/2017) malam. ?

Kiai Ma’ruf: Lindungi Generasi Muda dari Ajaran Terorisme di Dunia Maya (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Ma’ruf: Lindungi Generasi Muda dari Ajaran Terorisme di Dunia Maya (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Ma’ruf: Lindungi Generasi Muda dari Ajaran Terorisme di Dunia Maya

"Kita telat mengantisipasi. Mereka lebih dulu," tutur Kiai Ma`ruf.

Upaya menangkal propaganda radikal terorisme, kata dia, harus menggunakan media sosial. Masyarakat terutama generasi mudanya harus dilindungi dari pengaruh ajaran terorisme yang disebar di dunia maya.

Sang Pencerah Muslim

Deradikalisasi, lanjutnya, perlu terus dilakukan untuk mengembalikan mereka ke jalan yang benar. Kebijakannya memakai prinsip lebih baik mencegah daripada mengobati. Tahapannya melalui peringatan. Namun apabila tidak bisa dicegah dan diperingatkan, maka penegakan hukum adalah solusinya.

"Prinsipnya menangkal terorisme adalah mencegah daripada mengobati. Namun apabila tidak bisa dicegah, ya apa boleh buat. Law enforcement," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Di akhir sambutan Kiai Ma’ruf menyampaikan bahwa penggunaan bahasa dalam proses pencegahan pun mesti menyesuaikan, ulama memakai bahasa ulama, aparat menggunakan bahasa aparat, misalnya, dengan istilah turn back crime.

Ia mendorong adanya hasil dalam upaya meminimalisasi pengaruh radikal terorisme. "Mari kitakuatkan persatuan kita, kuatkan NKRI. NKRI adalah harga mati bagi ktia," pungkasnya menutup pidatonya. (Ichwan/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Cerita Sang Pencerah Muslim

Senin, 18 September 2017

Kemendes: Ada Tiga Modal Dasar Pesantren Berdayakan Masyarakat

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kementerian Desa Erani Ahmad Yustika mengatakan, setidaknya ada tiga modal dasar bagi pesantren untuk melakukan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat.

Pertama, menurutnya, pesantren telah mempunyai nilai-nilai yang selaras dengan etos pertumbuhan ekonomi. Semangat kemandirian, misalnya, sangat kuat di pesantren sehingga mempermudah pembangunan ekonomi khususnya di tingkat perdesaan.

Kemendes: Ada Tiga Modal Dasar Pesantren Berdayakan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemendes: Ada Tiga Modal Dasar Pesantren Berdayakan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemendes: Ada Tiga Modal Dasar Pesantren Berdayakan Masyarakat

Kedua, kata Erani, jumlah santri yang mencapai nyaris empat juta merupakan modal yang tak terelakkan. Dalam dimensi ekonomi, potensi ini tak hanya menunjukkan bahwa pesantren bisa menjadi produsen tapi juga memiliki pasar atau konsumen yang jelas.

Sang Pencerah Muslim

Modal lain yang juga Erani sebut adalah jaringan. Pesantren dianggap sebagai institusi yang memili rantai sosial, budaya, dan politik yang luas. Relasi tersebut sangat bermanfaat bagi kelangsungan aktivitas ekonomi yang dibangun.

"Dalam teori-teori ekonomi, sekarang bukan modal ekonomi saja tapi yang terpenting sekarang justru adalah modal sosial," paparnya saat menjadi narasumber pada Seminar dan Rapat Kerja Rabithah Maahid Islamiyah NU (RMINU) di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (27/4).

Sang Pencerah Muslim

Narasumber lain yang hadir dalam seminar tersebut adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) M. Noor Marzuki, Direktur Pendidikan Agama Islam Kemenag RI Imam Safe’i, dan Staf Khusus Menteri BUMN Asmawi Syam.

Di akhir seminar Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin juga menyampaikan taushiyah tentang pentingnya pesantren mengambil peran-peran strategis untuk mewujudkan pemerataan ekonomi masyarakat. (Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Makam, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Rabu, 06 September 2017

Mantan Anggota JI: Nama Boleh Lenyap, Gerilya Tetap Jalan

Padang, Sang Pencerah Muslim. Mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abbas mengungkapkan, kegiatan JI tak bisa hilang begitu saja, menyusul kriminalisasi kelompok garis keras ini oleh pemerintah dan masyarakat. Nama JI mungkin lenyap dari peredaran tapi gerilya mereka akan terus menjalar dengan berbagai rupa.

Nasir menyampaikan hal itu di sela acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Lembaga Ta’mir Masjid (LTMNU) Region II PWNU Sumbar, Riau, Kepri, dan Jambi, yang digelar di Padang, Sumbar, 30 Juni-1 Juli 2012. Menurutnya, hingga kini kegiatan jaringan bawah tanah JI masih dirasakan tetap aktif meskipun dengan menggunakan nama organisasi yang baru.

Mantan Anggota JI: Nama Boleh Lenyap, Gerilya Tetap Jalan (Sumber Gambar : Nu Online)
Mantan Anggota JI: Nama Boleh Lenyap, Gerilya Tetap Jalan (Sumber Gambar : Nu Online)

Mantan Anggota JI: Nama Boleh Lenyap, Gerilya Tetap Jalan

“Bila nama JI sudah tak lagi mendapatkan tempat di masyarakat, maka mereka membentuk organisasi baru dengan nama baru tapi anggotanya tetap dan tujuannya juga sama,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Hal ini dikarenakan, keseluruhan gerakan mereka ditopang oleh fanatisme ideologi yang sangat mengakar. Keyakinan tetang status kafir Negara Kesatuan Republik Indonesia menguatkan tekad mereka untuk melakukan pemberontakan dengan berbagai cara.

Hadir dalam Rapimnas untuk empat propinsi ini, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, mantan aktivis Negara Islam Indonesia (NII) Sukanto, perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), perwakilan Gubernur Sumbar, sejumlah kader muda NU, dan beberapa organisasi sayap NU.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Ketua Pengurus Pusat LTMNU, Rapimnas bertema “Wujudkan Masjid sebagai Pusat Peradaban Umat” ini salah satunya dalam rangka pencerahan umat berbasis tempat ibadah. Sebagai pusat ritual keseharian umat Islam, masjid mesti terlindungi dari masuknya ideologi yang dapat mengancam kemaslahatan dan keharmonisan masyarakat.

“Kita semua menyadari, benih-benih kekerasan dan terorisme atas nama agama sudah meyusup ke dalam masjid. Karena itu, LTMNU punya tanggung jawab menyelesaikan hal itu,” ujarnya.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis ? : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Meme Islam, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Jumat, 18 Agustus 2017

Dari Situbondo ke Banyuwangi

Situbondo, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Cabang Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Kabupaten Situbondo, menggelar Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda), di aula PCNU Situbondo, Sabtu, (23/2).

Dari Situbondo ke Banyuwangi (Sumber Gambar : Nu Online)
Dari Situbondo ke Banyuwangi (Sumber Gambar : Nu Online)

Dari Situbondo ke Banyuwangi

Rapimda tersebut dalam rangka konsolidasi dan koordinasi para imam, khotib, dan ta’mir masjid dengan tema “Mewujudkann masjid sebagai pusat pemberdayaan umat”. Kegiatan tersebut diikuti 200 orang peserta dari  17 kecamatan.

Dalam sambutannya, KH Fauzan Masruri mengatakan warga NU harus mewaspadai kelompo-kelompok yang terang-terang bergerilya merebut masjid di kantong-kantong NU.

Sang Pencerah Muslim

“Hal itu dikarenakan mesjid adalah sumber umat,” katanya.

Ia mengimbau kepada peserta untuk mengikuti Rapimda sampai usai supaya tahu bagaimana cara mempertahankan masjid dan pengelolaannya.  

Sang Pencerah Muslim

Rapimda tersebut dibuka Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F. MAsudi, difasilitasi PP LTM NU bekerjasama dengan PT Sinde Budi Sentosa. Setelah dilaksanakan di Situbondo, besok Ahad (24/2), akan digelar di Kabupaten Banyuwangi.

 

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Pondok Pesantren, Berita Sang Pencerah Muslim

Kamis, 10 Agustus 2017

Pagar Nusa akan Gelar Kongres Pertamanya

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Langkah Lembaga Pencak Silat Pagar Nusa untuk menjadi badan otonom semakin mantap dengan rencana digelarnya kongres pertama pada 19-22 Juli 2007 mendatang di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

Kepastian pelaksanaan kongres ini diputuskan dalam rapat bersama antara panitia pengarah dan panitia pelaksana, yang telah dibentuk oleh PBNU sebelumnya, di kantor PBNU, Kamis (26/4). Hadir dalam acara tersebut, Ketua PBNU H. Ahmad Bagdja, Wasekjen Taufik R. Abdullah, dan Prof. Cecep Syarifuddin, salah seorang panitia pengarah, Ketua Panitia Pelaksana H. Fuad Anwar dan perwakilan dari Pagar Nusa Jabar dan Jateng.

Pagar Nusa akan Gelar Kongres Pertamanya (Sumber Gambar : Nu Online)
Pagar Nusa akan Gelar Kongres Pertamanya (Sumber Gambar : Nu Online)

Pagar Nusa akan Gelar Kongres Pertamanya

Bagdja menjelaskan perubahan status dari lembaga NU menjadi badan otonom untuk memperluas gerak Pagar Nusa dalam menjalankan aktifitasnya. Status sebagai badan otonom memungkinkan organisasi ini mengatur urusan internalnya sendiri sementara lembaga NU harus mengikuti seluruh kebijakan PBNU.

Sebelumnya sudah digelar acara Pra Kongres yang diselenggarakan pada 24-25 September 2005 di Ponpes Ciganjur Jakarta dengan agenda membahan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT), namun oleh para peserta dirubah sekaligus menjadi kongres I, namun tidak diakui oleh PBNU karena tidak sesuai dengan prosedur pembentukan organisasi.

Meskipun dianggap tidak sah oleh PBNU, namun hal ini telah menimbulkan situasi disorganisasi dalam tubuh Pagar Nusa di berbagai daerah. PCNU masih merasa memiliki wewenang untuk membentuk Pagar Nusa sementara Pengurus Wilayah Pagar Nusa juga merasa memiliki wewenang yang sama.

Sang Pencerah Muslim

Fuad Anwar menjelaskan saat ini terdapat 16 Pengurus Wilayah Pagar Nusa yang aktif, namun terdapat juga cabang yang sudah berdiri sementara wilayahnya belum ada seperti di Kab. Jayapura Papua.

Untuk mempercepat perkembangan Pagar Nusa terutama di luar Jawa, nantinya akan diundang para pengurus wilayah yang dianggap nantinya bisa mengembangkan Pagar Nusa di daerahnya.

Persoalan lain yang akan dibahas dalam kongres adalah ketentuan bahwa organisasi silat yang masuk dalam Pagar Nusa harus meleburkan diri. Ketentuan ini dianggap tidak mengakomodasi keberadaan perkumpulan silat yang ada dengan teknik-tekniknya sehingga timbul ketakutan jika ikut pagar nusa, eksistensinya akan hilang.

Beberapa daerah dengan tradisi silat yang kuat seperti Banten dan Blitar akhirnya tidak mau bergabung dengan Pagar Nusa dan memilih eksis dengan namanya sendiri. Namun kondisi sebaliknya terjadi di Bali dimana Pagar Nusa lebih tertata.

Sang Pencerah Muslim

Nantinya, kantor pusat Pagar Nusa juga akan dipindahkan dari Surabaya Jatim ke kantor PBNU untuk mempermudah koordinasi dengan PBNU atau komunikasi dengan cabang dan lembaga lainnya.

Prestasi Indonesia Memprihatinkan

Sementara itu Baidlowi Hasyim, pejabat dari kementerian olah raga yang turut hadir menjelaskan meskipun Silat merupakan olah raga asli Indonesia, namun prestasi atlet-altetnya saat ini sangat memprihatinkan. Dalam Asean Games terakhir, Indonesia hanya mendapatkan 3 medali emas sementara Vietnam bisa mendapatkan 8 medali emas. Ia berharap agar hal ini menjadi perhatian bagi organisasi-organisasi silat yang ada.

Hasyim menjelaskan prestasi Vietnam ini dikarenakan mereka mengambil pelatih terbaik dari Indonesia. Beberapa negara seperti Iran, Qatar dan Uzbekistan juga telah mengajukan diri untuk mendapatkan pelatih dari Indonesia. Kondisi ini akan memacu perkembangan Silat di dunia, namun Indonesia harus mengantisipasi penurunan prestasi yang dialaminya. (mkf)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Doa, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Kamis, 27 Juli 2017

Mike Tyson Menangis di Masjid Nabawi

Madinah, Sang Pencerah Muslim

Pertama kali menginjakkan kaki di Masjid Nabawi Madinah semenjak masuk Islam membuat mantan juara dunia tinju kelas berat, Mike Tyson, memperoleh pengalaman spritual yang cukup mendalam.



Mike Tyson Menangis di Masjid Nabawi (Sumber Gambar : Nu Online)
Mike Tyson Menangis di Masjid Nabawi (Sumber Gambar : Nu Online)

Mike Tyson Menangis di Masjid Nabawi

Entah sedang merenungi apa, petinju kekar yang dijuluki "Si Leher Beton" tak mampu menahan tangis saat masuk ke dalam masjid yang dibangun di zaman Nabi Muhammad SAW ini.

Dia mengatakan senang punya fans yang mencintainya di Arab Saudi. Tapi, Ia berharap mereka memberi waktu agar bisa sendiri untuk menikmati momen spiritual di Tanah Suci.

Sang Pencerah Muslim

"Saya tidak kuasa menitikkan air mata ketika saya mengetahui bahwa saya berada di salah satu taman surga," ujarnya ketika mengunjungi Masjid Nabawi seperti dikutip arabnews.com.

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, Tyson melakukan umrah di Mekah, Ahad 4 Juli 2010. Tyson menginjak Tanah Suci untuk kali pertama pada Jumat 2 Juli 2010. Pria 44 tahun ini langsung melakukan sejumlah kegiatan, termasuk melakukan ibadah di Masjid Nabawi.

Senin 5 Juli 2010, Tyson tinggal di hotel dekat Masjid Nabawi dan mendapat sambutan luar biasa dari fans. Dia mendapat pengawalan ketat saat melakukan shalat Dzuhur. Dan Tyson mengaku mendapat pengalaman spiritual luar biasa selama di Arab Saudi.

Tyson yang memeluk Islam ketika masih dipenjara pada pertengahan 1990-an, kemudian mengenakan pakaian ihram untuk melakukan umrah di Mekah. Usai melakukan umrah, mantan petinju yang punya nama Islam, Malik Abdul Aziz ini rencananya juga akan mengunjungi Jeddah, Abha dan Riyadh. (nur)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Rabu, 12 Juli 2017

MWCNU Blimbingsari Adakan Pelatihan Ruqyah Aswaja

Banyuwangi, Sang Pencerah Muslim. Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Blimbingsari mengadakan pelatihan ruqyah aswaja di MTs Sunan Ampel, Patoman, Kecamatan Blimbingsari. Ahad (30/4) pagi.

MWCNU Blimbingsari Adakan Pelatihan Ruqyah Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
MWCNU Blimbingsari Adakan Pelatihan Ruqyah Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

MWCNU Blimbingsari Adakan Pelatihan Ruqyah Aswaja

Pelatihan ini dihadiri oleh ratusan Nahdliyin yang berada di beberapa kabupaten di antaranya Jember, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, dan Sidoarjo. Selain itu turut hadir Ketua Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Blimbingsari Taufik Ismail beserta jajarannya, Kepala sekolah MTs Sunan Ampel Lutfi Hidayat beserta jajarannya, dan pembina jamiyah ruqyah aswaja yang juga sebagai pemateri dalam pelatihan ini Ust Allama Alaudin.

Lutfi Hidayat atau sering ? disapa Lutfi menjelaskan, pelatihan ini digunakan sebagai wadah edukasi bagi masyarakat Nahdliyin mengenai teknis ruqyah.

"Karena hakikinya Allah SWT menjadikan Al-Quran sebagai obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Selama pelatihan peserta diberikan panduan awal untuk menjadi praktisi ruqyah sekaligus juga bisa dijadikan bekal meruqyah orang lain, keluarga, sanak family atau masyarakat luas," jelas Lutfi kepada Sang Pencerah Muslim.

Sang Pencerah Muslim

Lutfi ? menambahkan, langkah ini juga sebagai wujud dakwah kepada Allah SWT atas landasan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

"Karena selama pelatihan ini seluruh peserta akan diajarkan metode tasykhis atau diagnosa kepada pasien, tehnik menetralisir rumah (tempat angker), teknik membuat air ruqyah, detoksifikasi, dan tahsinat," tutup Lutfi.

Senada dengan hal itu, Taufik Ismail menambahkan, selepas pelatihan akan dibentuk formatur kepengurusan Jamaah Ruqyah Aswaja (JRA) di tingkat kabupaten.?

"Bertekad selepas ini, saya adakan pelatihan-pelatihan ruqyah aswaja secara massif bagi warga Nahdliyin supaya seluruh warga NU tahu, bahwa NU memiliki pelatihan ruqyah ? tersendiri. Pasalnya sejauh ini, kalangan lain telah memakai jalan dakwah tambahan dengan ruqyah, selain mempengaruhi ideologi-ideologi radikal dan terorisme. Saya tidak ingin hal itu kecolongan bahkan terjadi kembali," jelas ketua Tanfidz yang pebisnis kepada Sang Pencerah Muslim.

Sang Pencerah Muslim

Adanya komunikasi dan sekaligus kerja sama oleh pengurus Jamaah Ruqyah Aswaja ? dengan ? Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Banyuwangi sangat dibutuhkan, imbuh Taufik.

"Metode ini sangat ampuh, karena pengurus cabang memiliki wewenang untuk menginstruksikan kepada seluruh kepengurusan dan anggota Nahdliyin mulai tingkat kecamatan sampai ke tingkat desa. Karena saya ? mengakui instruksi dari pengurus cabang merupakan terobosan langkah lebih kuat guna menggerakkan keterlibatan masyarakat untuk pelatihan ruqyah aswaja ini," pungkas Taufik. (M. Sholeh Kurniawan/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Pondok Pesantren, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 17 Juni 2017

Fatayat Wonosobo Adakan Lomba Pelbagai Tradisi NU

Wonosobo, Sang Pencerah Muslim - Pimpinan Cabang Fatayat NU Wonosobo mengadakan kompetisi yang terdiri atas sejumlah cabang perlombaan yang berkaitan dengan tradisi keseharian nahdliyin di area Masjid Al-Mansur Kauman Wonosobo, Ahad (1/5). Perlombaan yang diadakan dalam rangka memperingati Harlah Ke-66 Fatayat NU ini meliputi lomba rebana ala hadrah, baca kitab kuning, baca tahlil, pidato, dan baca Al-Barzanji.

Masing-masing dari jenis lomba ini diikuti oleh delegasi dari tiap-tiap PAC Fatayat NU Se-Kabupaten Wonosobo yang berjumlah 15 kepengurusan Fatayat NU.

Fatayat Wonosobo Adakan Lomba Pelbagai Tradisi NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Fatayat Wonosobo Adakan Lomba Pelbagai Tradisi NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Fatayat Wonosobo Adakan Lomba Pelbagai Tradisi NU

Menurut Ketua panitia lomba Amiroh Zaitun, pada tahun-tahun sebelumnya untuk mengisi acara menjelang Harlah Fatayat NU kegiatannya memang dibuat tidak monoton. Kadang mengadakan lomba yang kaitannya dengan olahraga, bakti sosial, dan terkadang festival seni seperti tahun ini.

"Ke depannya juga direncanakan mengadakan lomba atau festival yang bersifat ilmiah seperti menyusun karya tulis," kata Amirah kepada Sang Pencerah Muslim, Ahad (1/5).

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Puncak acara Harlah Fatayat NU Wonosobo akan diadakan di Gedung Sasana Adipura Kencana Wonosobo, Kamis (5/5). Acara ini rencananya akan dimeriahkan oleh penampilan salah satu grup shalawat dari Jakarta. (M Haromain/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Jumat, 16 Juni 2017

Indonesia Usulkan Tiga Langkah Penyelesaian Konflik Irak

Bogor, Sang Pencerah Muslim

Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan tiga langkah penyelesaian konflik berkepanjangan antarsekte Islam di Irak. "Langkah pertama adalah rekonsiliasi nasional, jika itu tercapai, kemudian langkah kedua adalah penarikan pasukan koalisi AS (Amerika Serikat, Red) untuk digantikan dengan pasukan koalisi baru dari negara muslim dan ketiga adalah rekonstruksi."

Pernyataan itu disampaikan Presiden Yudhoyono saat membuka Konferensi Internasional Pemimpin Umat Islam bagi Rekonsiliasi Irak di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/4) sore.

Dalam kesempatan itu Presiden Yudhoyono juga mengatakan bahwa para pemimpin umat Islam perlu mengambil peran yang lebih besar dalam penyelesaian konflik Irak.

Indonesia Usulkan Tiga Langkah Penyelesaian Konflik Irak (Sumber Gambar : Nu Online)
Indonesia Usulkan Tiga Langkah Penyelesaian Konflik Irak (Sumber Gambar : Nu Online)

Indonesia Usulkan Tiga Langkah Penyelesaian Konflik Irak

"Saat ini sebagian besar konflik dapat diselesaikan dengan `soft-power` (kekuatan lunak), `hard-power` (kekuatan keras) tidak lagi menyelesaikan permasalahan,... warga Irak memerlukan kenyamanan spiritual dan bimbingan dari pemimpinnya," kata Presiden.

Presiden menegaskan bahwa konflik di Irak saat ini adalah peperangan antara hati dan pikiran yang tidak dapat dimenangkan dengan senjata dan bom.

Menurut Presiden, para pemimpin umat Islam memiliki peran penting karena didengar oleh seluruh pengikutnya. "Banyak kasus konflik di masa lalu dapat terselesaikan karena keterlibatan para pemimpin umat," katanya.

Sang Pencerah Muslim

Untuk mencapai perdamaian jangka panjang diperlukan suatu kekuatan spiritual yang kuat sehingga peran pemimpin umat sangat penting. Oleh karena itu, Presiden mengatakan, dalam pertemuan tersebut, para ulama dapat saling bertukar pikiran untuk menciptakan rekonsiliasi dengan pemaaafan sebagai dasarnya.

"Kita memerlukan inisiatif yang nyata bagi dialog persaudaraan menuju perdamaian,... kita ada di persimpangan, semua ini sekarang krusial dan penting," kata Presiden.

Presiden menegaskan bahwa kewajiban untuk menemukan cara guna menciptakan perdamaian di Irak adalah tanggung jawab semua umat Islam karena persaudaraan antarumat Islam tidak mengenal batas negara.

Sang Pencerah Muslim

"Setiap muslim peduli dengan setiap kematian yang terjadi di Irak,...sebagai negara berpenduduk muslim besar Indonesia juga sangat peduli dengan itu," katanya.

Konflik sektarian di Irak yang terjadi pasca pendudukan AS pada 2003 telah mengakibatkan lebih dari 34 ribu warga Irak meninggal dan 37 ribu terluka serta 471 ribu tidak diketahui keberadaannya, hanya pada 2006. Aksi kekerasan yang terjadi telah mengikis tradisi toleransi beragama dan sikap saling menghormati.

Pertemuan Bogor, 3-4 April, melibatkan dua pihak kelompok Sunni dan Syiah se-dunia dari 9 negara, yaitu Iran, Irak, Mesir, Malaysia, Lebanon, Pakistan, Suriah, Turki, dan Indonesia. (mkf)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Internasional, Habib Sang Pencerah Muslim

Senin, 22 Mei 2017

Kenapa Saya Ditolak?

Alkisah ada seorang Ustadz yang isi ceramahnya bermuatan provokatif sehingga menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Dampaknya, si Ustadz ditolak di mana pun dia hendak berceramah.

Dalam keheningan, si Ustadz merenung. Dia bertanya-tanya kenapa dirinya sampai ditolak oleh masyarakat. Padahal ia hanya bermaksud menyampaikan apa yang dipahaminya.

Dalam keheningan tersebut, si Ustadz bertemu dengan seorang bernama Kholid yang sedang melintas tepat di hadapannya. Ia memanggil Kholid untuk sekadar curhat tentang persoalan yang sedang menimpa dirinya.

Kenapa Saya Ditolak? (Sumber Gambar : Nu Online)
Kenapa Saya Ditolak? (Sumber Gambar : Nu Online)

Kenapa Saya Ditolak?

“Lid, kenapa yah masyarakat sampai hati menolak saya,” terang si Ustadz sambil menatap tajam Kholid penuh harap agar mendapat jawaban yang memuaskan hatinya.

“Saya nggak menolak Pak Ustadz yang memanggil saya barusan,” kata Kholid diplomatis.

Sang Pencerah Muslim

“Terus kenapa mereka menolak saya?” tanya si Ustadz penasaran akan jawaban Kholid.

“Saya lihat Pak Ustadz mengajak saya untuk mencari solusi permasalahan. Kira-kira seperti itulah hendaknya dalam berceramah. Mengajak untuk mencari jalan keluar sebuah masalah, bukan malah menimbulkan masalah,” tukas Kholid yang direspon si Ustadz dengan mata terbelalak.

“Kok jadi kamu yang menceramahi saya?” seloroh si Ustadz.

“Lah, terus kenapa Pak Ustadz menolak ceramah saya?” jawab Kholid dengan balik bertanya kepada si Ustadz.

Akhirnya, mereka ngeloyor pergi tanpa mendapat jawaban dari pertanyaan yang disampaikannya masing-masing. “Kenapa saya ditolak?” kata mereka terus bergumam dalam hati.

Sang Pencerah Muslim

(Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Kamis, 18 Mei 2017

Bantuan Produktif LAZISNU Juga Hadir di Kota Depok

Depok, Sang Pencerah Muslim. Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) kembali menyalurkan bantuan produktif. Kali ini giliran para pengusaha mikro yang tergabung kedalam pengajian-pengajian yang di Kota Depok, Jawa Barat. Sebanyak 20 orang yang sebagian besar adalah pedagang mendapatkan tambahan modal usaha.

Hal ini menjadi bagian dari program pemberdayaan ekonomi mikro LAZISNU bernama “NUPreneur”. Ketua Pengurus Cabang NU (PCNU) Depok H Raden Salamun Adiningrat mengatakan, saat ini di kota-kota besar ada kecenderungan NU semakin terlupakan, hal ini seiring dengan menjamurnya organisas-organisasi Islam di masyarakat.

Bantuan Produktif LAZISNU Juga Hadir di Kota Depok (Sumber Gambar : Nu Online)
Bantuan Produktif LAZISNU Juga Hadir di Kota Depok (Sumber Gambar : Nu Online)

Bantuan Produktif LAZISNU Juga Hadir di Kota Depok

Sementara itu, lanjutnya, problem masyarakat yang semakin kompleks perlu segera dijawab, termasuk di sektor perekonomian. Oleh karena itu, kata Salamun, peran LAZISNU melalui program tersebut merupakan bukti keberpihakan NU kepada pembangunan ekonomi rakyat. Dengan program NUPreneur, diharapkan akan semakin mengokohkan kembali peran NU di masyarakat.

Sang Pencerah Muslim

Bantuan tersebut diserahkan melalui Koperasi Syirkah Bangun Persada pada 26 Maret kemarin. Mujahid, mewakili Koperasi Syirkah Bangun Persada, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan LAZISNU kepada pihaknya.

Sang Pencerah Muslim

Mujahid juga berpesan agar para penerima bantuan (mustahiq) memegang amanah bahwa dana untuk modal usaha mereka dan bukan untuk keperluan yang tidak produktif. Dengan demikian maka diharapkan usaha para mustahiq semakin maju. Semakin tinggi tingkat produktivitas, semakin besar pula peluang pengentasan kemiskinan itu dapat terwujud.

“Sebetulnya bisa saja zakat itu hanya diberikan begitu saja kepada para mustahiq toh itu merupakan hak mereka juga, namun jika demikian maka tentu ada kecenderungan para penerima menganggap zakat tersebut hanya sebatas karitas (pemberian) semata dan tujuan pemberdayaan tentu tidak akan tercapai,” katanya.

Dengan program bantuan produktif melalui koperasi, maka penyalurannya akan semakin sistematis. Penyaluran dana zakat itu oleh koperasi dibuat skema menjadi produk Qordhul Hasan, yaitu produk pembiayaan kebajikan dalam bentuk modal usaha. Para penerima akan mengembalikan dana tersebut tanpa adanya tambahan (ziyadah/bunga/bagi hasil) sedikit pun. Hanya saja disarankan adanya infaq. Dana itupun dapat dipinjam kembali oleh penerima yang sama, atau penerima yang lain yang tentunya yang masuk kategori mustahiq zakat.

Sementara itu bagi koperasi syariah, masuknya dana zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf tidak dapat diakui sebagai pendapatan koperasi. Pengelolaannya pun harus terpisah dengan dana komersial lainnya. Saat ini koperasi memiliki karyawan yang semuanya adalah lulusan STAINU, ditambah dua orang mahasiswa Perbankan Syariah STAINU yang sedang Praktik Kerja Lapangan. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Minggu, 19 Maret 2017

Ali Masykur: ISNU Bertugas "al-Akhdzu bil-Jadidil Aslah"

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Ali Masykur Musa menjelaskan, tugas sarjana NU adalah menjadi kekuatan al ahdzu biljadidil ashlah atau membaharuai atau menemukan hal baru yang lebih baik.

“Disamping itu, ISNU harus membuat sinergi antar badan otonom sehingga menjadi kekuatan NU yang utuh dan kompak dan menumbuhkan daya enterprenership,” ucapnya saat melantik PC ISNU Kudus di Hotel Griptha, Ahad malam (22/9). 

Ali Masykur: ISNU Bertugas al-Akhdzu bil-Jadidil Aslah (Sumber Gambar : Nu Online)
Ali Masykur: ISNU Bertugas al-Akhdzu bil-Jadidil Aslah (Sumber Gambar : Nu Online)

Ali Masykur: ISNU Bertugas "al-Akhdzu bil-Jadidil Aslah"

Sementara itu, Ketua Cabang ISNU Kudus Kisbiyanto dalam sambutan pelantikannya mengatakan, ISNU kudus dibentuk tim 5 dari PCNU yang prosesnya sangat panjang. 

Sang Pencerah Muslim

Ia menambahkan, komposisi  kepengurusan berjumlah 63 sarjana yang memiliki latar belakang beragam dari kalangan akedemisi, praktisi hukum, birokrat, politis, profesi dan petani.

“Mohon do’a restu supaya ISNU Kudus ini menjadi media organisasi yang bermanfaat dan barokah bagi organisasi maupun kader-kader NU ke depan,” harapnya.

Sang Pencerah Muslim

Pjs Ketua PCNU Kudus H Hadziq ZU mengharapkan ISNU sebaga wadah cendekiawan dan ilmuwan harus mampu menjadi dapur pemikiran yang melahirkan gagasan brilian untuk pengembangan Nahdlatul Ulama.

“Kami berharap ISNU eksis membawa kemanfaatan masyarakat. ISNU harus bisa khoirun nas anfa’uhum linnas,” pesannya.

Struktur kepengurusan ISNU Kudus periode 2013-2018; Pelindung, Dewan Penasehat dengan Ketua H Muslim A Kadir, Dewan Ahli dengan ketua H Subarkah, SH,M. Hum, Wakil ketua Dr H Mochammad Edris MM, dan dilengkapi anggota.

Pengurus Harian, Ketua Kisbiyanto, S.AG, M.Pd, Wakil ketua HM Kafit, MPd. ZamhuriS. Ag, Dr moh Rosyid M. Pd, Siti Malaiha Dewi M.Si. Sekretaris Nur Said, MA,M. Ag, Wakil Sekretarias Syafi’i SH, Yususf Istanto, SH MH, dr Hita Wasena, Muthohar, SPd,M.Pd dan Bendahara Drs Nur Rokhim, MM, Wakil Ir Isa anshori, H Sarmanto,S.Pdi serta dilengkapi dengan 11 departemen. (Qomarul Adib/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Nusantara Sang Pencerah Muslim

Jumat, 20 Januari 2017

Mbah Moen: Islam Sarang dari Belitung, Bukan dari Demak

Rembang, Sang Pencerah Muslim?



Mustasyar PBNU KH Maimoen Zubair menceritakan bahwa Islamnya orang sarang berasal dari dakwahnya orang Belitung dan Bangka, bukan oleh para wali dari Demak.?

Mbah Moen: Islam Sarang dari Belitung, Bukan dari Demak (Sumber Gambar : Nu Online)
Mbah Moen: Islam Sarang dari Belitung, Bukan dari Demak (Sumber Gambar : Nu Online)

Mbah Moen: Islam Sarang dari Belitung, Bukan dari Demak

Kiai berusia 89 tahun itu mengatakan demikian saat sambutan selaku tuan rumah pada Silaturahim Nasional Alim Ulama Nusantara yang diadakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di pondok pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah Kamis (16/3).?

Sejarahnya, kata dia, ketika Kubilai Khan menguasai Kerajaan China dan mengirim pasukan ekpedisi ke Jawa, prajuritnya dipotong telinganya oleh Raja Singosari Kertanegara.?

Kemudian ketika Pasukan Tartar dikirim untuk menyerang Raja Jawa itu, Singosari telah tiad dan diganti Kerajaan Majapahit. Pasukan dari China itu dikalahkan oleh Majapahit sehingga banyak yang berlarian ke berbagai daerah dan ada yang kembali ke negeri asal.?

Sang Pencerah Muslim

Namun, ungkap Mbah Moen, sebagian pasukan Kubilai ? Khan itu ada yang muslim. Dan Prajurit muslim itu setelah lari dari Majapahit lantas menetap di Bangka dan Belitung. Lalu mereka berubah menjadi petani atau guru. Di antaranya ada yang berdakwah hingga ke Sarang. Itu terjadi sebelum era Demak.?

"Cerita ini saya dengar dari abah saya. Abah saya dari kakek saya. Kakek saya dari buyut saya. Buyut saya itu dulu mengajinya di Belitung, napak tilas ke pendakwah asal Belitung. Makanya di Kecamatan Sarang ada desa Belitung," pungkasnya menegaskan bahwa orang ? Belitung punya jasa besar bagi dakwah Islam di Nusantara. ? (Ichwan/Abdullah Alawi)

Ada kesalahan penafsiran kontributor Sang Pencerah Muslim menuliskan pidato Mbah Maemun dalam artikel ini. Tulisan sudah diperbaiki . Redaksi moho maaf atas kejadian tersebut

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Kajian Sang Pencerah Muslim

Jumat, 19 Agustus 2016

“Hubbul Wathon” Mbah Wahab, Lagu Wajib Madin Indonesia

Karanganyar, Sang Pencerah Muslim. Ririn Setyowati Musyarofah, seorang ustadzah Madin Indonesia di Karanganyar mengusulkan kepada Kepala Madrasah untuk mengajarkan santri syair nasionalisme “Hubbul Wathan” karya KH Abdul Wahab Chasbullah. Musyarofah yakin, syair ini jauh lebih berguna daripada lagu-lagu dewasa yang dikomsumsi anak-anak masa kini.

“Hubbul Wathon” Mbah Wahab, Lagu Wajib Madin Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
“Hubbul Wathon” Mbah Wahab, Lagu Wajib Madin Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

“Hubbul Wathon” Mbah Wahab, Lagu Wajib Madin Indonesia

“Awalnya kepala madrasah hanya berpesan mengajarkan saja, namun karena syair ini warisan penting yang harus diketahui dan tidak boleh dilupakan, maka diputuskan menjadi lagu wajib,” ujar Musyarofah kepada Sang Pencerah Muslim di desa Ngadirejo kecamatan Mojogedang, Karanganyar, Jum’at (19/9).

Syair ini layak dipilih karena sesuai dengan nama dan semangat yang diusung Madin Indonesia, menumbuhkan generasi yang cinta tanah air. “Dan syair ini karya pendiri NU untuk Indonesia,” Musyarofah menegaskan.

Sang Pencerah Muslim

Generasi muda perlu melafalkan syair-syair bernilai positif. “Sekarang banyak sekali lagu-lagu dewasa yang didengar anak-anak di rumah. Sehingga, kerap mereka tanpa sadar menyanyikan lagu-lagu orang dewasa ketika mengikuti pembelajaran,” imbuhnya.

Sang Pencerah Muslim

Dari situlah timbul keprihatinan kami. Kita berniat mengalihkan lagu-lagu mereka selama ini pada syair yang lebih bermakna dan mendidik.

“Alhamdulillah, sejak pertama syair hubbul wathon diajarkan santri merespon positif. Salah satunya terlihat saat santri sedang di rumah atau sedang bermain. Mereka melantunkan, Ya Lal Wathon/Ya Lal Wathon/Ya Lal Wathon/Hubbul Wathon minal iman. Ya memang baru dua bait itu yang dihafal karena baru tiga kali pertemuan,” kata Musyarofah. (Ahmad Rosyidi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, RMI NU, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Rabu, 10 Agustus 2016

Santri Ponpes di Tubaba Semakin Diperhitungkan

Tulangbawang Barat, Sang Pencerah Muslim. Masyarakat kembali mengakui prestasi santri Pondok Pesantren Nurul Quran Dayamurni karena terbukti kembali mengukir prestasi untuk kabupaten Tulang Bawang Barat. Predikat juara kedua pada Festival Marhaban III Tingkat Provinsi Lampung tahun 2017 ini, diacungi jempol oleh banyak kalangan. Keberhasilan ini berkat dukungan Ketua DPD LASQI Tulangbawang Barat (Tubaba), Kornelia Umar, dalam membina dan membimbing para santri pondok pesantren terkait seni marhaban di kabupaten setempat.

Santri Ponpes di Tubaba Semakin Diperhitungkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Ponpes di Tubaba Semakin Diperhitungkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Ponpes di Tubaba Semakin Diperhitungkan

Demikian diungkapkan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Quran Kelurahan Dayamurni, KH Nurhadi, Kamis (22/6). Kiai humoris ini menjelaskan, Ponpes Nurul Quran sebagai binaan DPD LASQI Tubaba akan selalu komitmen terhadap seni musik islami seperti qasidah, nasyid, hadroh, marawis dan lainnya termasuk marhaban, demi kemajuan kabupaten Tulang Bawang Barat. provinsi Lampung.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Ketua DPD-LASQI Tubaba, ibu Kornelia Umar, yang selama ini telah membina dan membimbing kami, sehingga dua tahun berturut-turut kami menjadi juara dalam festival tingkat Provinsi Lampung," ujarnya.

Selain itu, dirinya juga mengajak semua pihak untuk memajukan dan mendukung pendidikan berbasis pesantren yang ada di Tulang Bawang Barat, agar percepatan pembangunan SDM daerah ini terwujud. Potensi sumber daya alam (SDA) harus diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, terutama pembinaa mental SDM itu sendiri.?

Sang Pencerah Muslim

"Salah satu komponen untuk meningkatkan SDM terutama pembinaan mental adalah lembaga pendidikan berbasis pesantren, dan pesantren yang ada di Tubaba ini diharapkan bisa memberi kontribusi positif untuk kabupaten ini," pungkasnya.

Festival yang diikuti oleh seluruh kabupaten/kota di Provinsi Lampung ini diselenggarakan dari tanggal 17-18 Juni 2017 di Mall Boemi Kedaton Bandarlampung. ? Juara pertama diraih penggiat seni marhaban dari Lampung Tengah, juara kedua dari Tubaba, dan juara ketiga diraih grup marhaban dari Kota Metro.(Gati Susanto/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Selasa, 26 Juli 2016

Gereja Tulang Bawang: Upaya Ansor Bagus untuk Tekan Konflik

Tulang Bawang, Sang Pencerah Muslim ?

Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Tulang Bawang, Lampung menyambut baik harakah Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor yang menginisiasi komunikasi lintas agama di Pesantren Daarul Islah, Kampung Purwajaya, Kecamatan Banjarmargo, Selasa (22/8).

KWI menyampaikan itu melalui pengurus harian, Purwo Warsito. Menurut dia, forum dialog digelar Ansor Tulang Bawang bagus untuk mencegah konflik.

Gereja Tulang Bawang: Upaya Ansor Bagus untuk Tekan Konflik (Sumber Gambar : Nu Online)
Gereja Tulang Bawang: Upaya Ansor Bagus untuk Tekan Konflik (Sumber Gambar : Nu Online)

Gereja Tulang Bawang: Upaya Ansor Bagus untuk Tekan Konflik

"Semua agama punya tujuan agar penganutnya mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Supaya rukun harus ada dialog, komunikasi semacam ini," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Ketua MUI setempat, Yantori, turut mengapresiasi positif kegiatan tersebut. Menurut dia, dialog tersebut akan memperkuat toleransi kerukunan, saling menghargai, serta tidak ikut campur dengan urusan agama orang lain.

"Indonesia ini multikultur, kadang komunikasi antarummat beragama sulit dilakukan, karena ada oknum atau kelompok yang memutlakkan sesuatu, padahal yang mutlak itu hanya milik Tuhan," ujar Purnomo Sidi dari Badan Kerjasama Antar Gereja (BKAG) menambahkan.

Sang Pencerah Muslim

Perwakilan dari Parisada Hindu Ketut Swarte melanjutkan, manusia setara dan sama. Sehingga tidak perlu bermusuhan.

"Saling menghargai bukan hanya dengan manusia, tapi juga dengan lingkungan," kata dia lagi.

Ketua GP Ansor Tulang Bawang, Hariyanto mengatakan, kegiatan organisasinya dilakukan untuk mencegah konflik dan mempererat persatuan warga di daerah tersebut pada khususnya dan Indonesia umumnya.

Acara bertema “Peningkatan Rasa Saling Merasa Memiliki Negara Ini, Tidak Merasa Paling Benar dan Menjaga Persatuan Antarumat Beragama” itu dihadiri Kepala Kesbangpol Agus waluyo, dan sejumlah ormas keagamaan kemasyarakatan dan kepemudaan? setempat serta dari unsur Polri-TNI.

Kegiatan dimoderatori Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Azis, pembicara utama Sekretaris Kementerian Agama, Kabupaten Tulang Bawang, Sanusi.

"Terima kasih untuk semua pihak yang membantu terlaksananya kegiatan ini," pungkas Hariyanto. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Lomba, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Senin, 11 Juli 2016

Jaringan Santri Tidak Terhenti Saat Lulus

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Para ulama dalan penerus estafet perjuangan pana nabi dan santri adalah penerus estafet pejuangan para ulama. Hubungan para ulama dengan santri-santrinya tidak terhenti ketika para santri lulus dan melanjutkan jenjang kehidupan selanjutnya.?

Jaringan Santri Tidak Terhenti Saat Lulus (Sumber Gambar : Nu Online)
Jaringan Santri Tidak Terhenti Saat Lulus (Sumber Gambar : Nu Online)

Jaringan Santri Tidak Terhenti Saat Lulus

Para santri dapat terus berkomunikasi dengan guru-gurunya meskipun mereka telah menempuh jenjang pendidikan selanjutnya atau terlibat dalam proses kehidupan berikutnya. Para santri yang sudah menetap di tempat-tempat baru tetap merupakan perpanjangan tangan dari lembaga madrasah atau pesantren awalnya saat remaja.

Demikian dinyatakan ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus KH Em. Nadjib Hassan saat memberikan wejangan kepada ratusan alumni Madrasah Qudsiyyah se-Jabodetabek dan sekitarnya dalam acara Roadshow Satu Abad Qudsiyyah, Ahad (22/5). Menurut Nadjib, para santri tidak boleh lepas dari dua tanggung jawab sekaligus, yakni kepada masyarakat sekitar tempat tinggalnya dan lembaga pendidikan asalnya.?

“Ilmu yang diperoleh para santri selama belajar di madrasah adalah bekal untuk mengabdi di masyarakat. Bekal ini bukan modal yang terputus, setiap saat santri dapat datang ke madrasahnya dan bertemu dengan para gurunya untuk men-charge ulang ilmunya atau sharing pengalaman dengan para guru dan adik-adik angkatannya,” tutur Nadjib yang juga Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini.

Dalam kaitan dengan sanad keilmuan, menurut Nadjib para santri harus yakin bahwa ilmu yang mereka dapatkan di madrasah dan mereka sebarkan kepada masyarakat adalah ilmu-ilmu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Ilmu yang mereka dapatkan bersumber dari para ulama dengan reputasi dan kredibilatas yang tersambung hingga Nabi Muhammad SAW.

Sang Pencerah Muslim

“Walisongo mendidik generasi ulama yang menjunjung tinggi kebenaran ilmiah. Para santri ? yang sudah menjadi ulama terus saling bersilaturrahim bukan sekedar untuk berbasa-basi semata, lebih dari itu mereka saling berguru dan mentashih ilmunya. Ada ulama yang ahli tafsir bersedia berguru tentang ilmu arudh kepada ulama lain yang dulunya adalah muridnya,” papar Nadjib yang juga Alumni UIN Yogyakarta ini mencontohkan.?

Sang Pencerah Muslim

Dengan demikian, lanjut Nadjib, jaringan keilmuan para ulama di Nusantara ini saling bersambung dan terus berkembang melalui transfer pengetahuan dan sharing pengalaman. Sehingga jaringan ulama-santri ini mewujud ? dan terus berkembang menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan tatanan masyarakat Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia.

Madrasah Qudsiyah Menara Kudus menggelar roadshow peringatan Satu Abad Qudsiyyah di enam propinsi pulau Jawa selama tiga bulan. Kegiatan ini diselenggarakan dan diikuti oleh para alumni Madrasah Qudsiyyah yang sekarang berbadan hukum Yayasan pendidikan Islam Qudsiyyah di setiap lokasinya. Akhir pekan ini, roadshow diselenggarakan di Jabodetabek dan sekitarnya dengan dihadiri oleh para guru dan pengurus Yayasan seperti KH Em. Nadjib Hassan, KH Halim Mahfudh Asnawi, KH Fatkhurrahman BA dan KH Ihsan dan M. Rikza Chamami dari perwakilan alumni Qudsiyyah Semarang. (Syaifullah Amin)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Budaya, Olahraga, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock