Tampilkan postingan dengan label Ulama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ulama. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 November 2017

Menteri Agama Tegaskan Toleransi adalah Kebutuhan

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Toleransi tidak cukup hanya dipahami dan dilakukan tetapi juga dibutuhkan. Karena kita beragam, maka sesuatu yang beragam ini membutuhkan sesuatu untuk disikapi dengan toleransi. Toleransi ini adalah kebutuhan, di dalamnya ada kesediaan diri dan kemampuan untuk memahami perbedaan sekaligus menghargai perbedaan tersebut. Sehingga masing-masing kita tetap harmonis dan ada dalam keselamatan.

Menteri Agama Tegaskan Toleransi adalah Kebutuhan (Sumber Gambar : Nu Online)
Menteri Agama Tegaskan Toleransi adalah Kebutuhan (Sumber Gambar : Nu Online)

Menteri Agama Tegaskan Toleransi adalah Kebutuhan

Demikian disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat menjadi Keynote Speaker Seminar Nasional yang mengetengahkan tema Memelihara Toleransi dalam Masyarakat Majemuk yang diselenggarakan Pusat Studi Agama-Agama Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, Rabu (10/8). Menag mengapresasi tema yang diangkat, karena sangat sesuai dengan konteks Indonesia yang plural.

"Ini yang saya maknai dengan toleransi," jelas Menag.

Dalam pandangannya, dalam iklim kita, toleransi ini sangat dinamis karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yang membentuknya. Belakangan ini, persoalan toleransi ini sangat kompleks karena kita hidup di dunia yang tanpa batas, kita hidup didunia yang mendunia (menglobal). Daratan menjadi menyusut tetapi manusia bertambah banyak, sehingga banyak persaingan yang muncul dan menjadi semakin ketat.

"Dengan era digital yang menjadi kebutuhan manusia, menjadikan persaingan semakin erat. Kehidupan sekarang menjadikan banyak orang semakin stres (bahkan dimulai ketika bangun tidur). Saya ingin menggambarkan bahwa tekanan kita sebagai manusia semakin berat. Lalu bagaimana kita menyikapi perbedaan? Karena saat ini banyak orang yang mudah tersulut emosi dengan hal-hal yang kecil bukan urusan prinsipil," ujar Menag.

Sang Pencerah Muslim

Tantagan yang dihadapi dalam masyarakat majemuk ini, ujar Menag, adalah tentang pemahanan kita tentang toleransi itu. Ada pengertian di dalam beberapa agama yang memiliki pemikiran bahwa semua orang harus menjadi sama (homogen), tetapi menurut Menag bukan itu yang menjadi keinginan Tuhan.

"Dalam agama saya mengajarkan bahwa Tuhan itu menghendaki keberagaman. Perlu dibedakan sisi dalam dan luar. Sisi dalam adalah hal yang berdasarkan tentang esensial dari agama, sisi luar adalah yang lahiriah (cara peribadatan)," ucap Menag.

Sang Pencerah Muslim

Berbicara dari sisi luar, terang Menag, banyak cara beribadah (dalam satu agama saja, banyak cara kita beribadah). Tetapi jika berbicara sisi dalam, dalam setiap agama sama, misalnya berbicara tentang keadilan, HAM, persamaan di depan hukum, jangan mencuri, dan lainnya.

"Setiap agama memiliki esensi yang sama, sehingga tantangan yang harus diwujudkan setiap agama adalah berbicara tentang sisi dalam yaitu tentang esensi. Sehingga toleransi dapat terwujud di tengah-tengah masyarakat. Konflik yang sering muncul adalah karena sisi luar dari setiap agama banyak dimunculkan," ucap Menag.

Tantangan yang lain, lanjut Menag, adalah terlalu berlebihan memaknai toleransi. Karena terlalu semangat bertoleransi menyebabkan agama menjadi sama dan tidak dapat dibedakan. Perilaku membangun toleransi dapat mendapatkan ancaman ketika toleransi dipahami secara berlebihan sehingga keyakinan itu menjadi terganggu.

"Prinsipnya adalah toleransi tetap terjadi, namun aqidah setiap agama tetap terjaga. Inilah yang harus kita sikapi dengan arif dan bijaksana agar kehidupan yang beragam tetap terjaga," tutur Menag. (Kemenag/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sunnah, Ulama Sang Pencerah Muslim

Hindari Mudharat, PCNU Waykanan Gelar Sholawat Tanpa Undang Paslon Kada

Waykanan, Sang Pencerah Muslim. Warga NU memperingati tahun baru Islam 1437 Hijriyah di masjid Al-Muhajirin, kampung Talang Mangga, kecamatan Kasui, Waykanan. Acara yang rencananya diadakan pada Ahad (18/10) ini akan berlangsung tanpa kehadiran pasangan calon kepala daerah (Paslon Kada) daerah itu.

Demikian ditegaskan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Way Kanan KH Nur Huda di Kasui, Waykanan, Kamis (15/10).

Hindari Mudharat, PCNU Waykanan Gelar Sholawat Tanpa Undang Paslon Kada (Sumber Gambar : Nu Online)
Hindari Mudharat, PCNU Waykanan Gelar Sholawat Tanpa Undang Paslon Kada (Sumber Gambar : Nu Online)

Hindari Mudharat, PCNU Waykanan Gelar Sholawat Tanpa Undang Paslon Kada

Ia menegaskan, organisasi dipimpinnya tidak mendukung salah satu paslon kada setempat. Penegasan itu dibuktikan dengan tidak mengundang dua paslon kada pada kegiatan zikir sholawat memperingati Tahun Baru Islam 1437 Hijriyah pada pagi hari.

Sang Pencerah Muslim

"Kami mengundang pejabat Bupati Albar Hasan Tanjung untuk hadir pada kegiatan diselenggarakan MWCNU bekerja sama dengan GP Ansor Kasui tersebut," ujar Kiai Huda seraya menyerahkan undangan kepada Bupati Albar.

Kiai Huda menegaskan kepada Bupati Albar jika NU merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di sejumlah bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.

Sang Pencerah Muslim

"Karena itu, secara kelembagaan organisasi kami tidak memihak kepada salah satu paslon kepala daerah. Adapun secara individu kami serahkan kepada masing-masing anggota karena itu hak individu," kata dia lagi.

Untuk diketahui, Pilkada di Waykanan diikuti dua pasangan calon Bustami Zainudin dan Adinata (Adin Bustami) diusung PDI Perjuangan, Gerindra, PKB, dan Nasdem, serta Raden Adipati Surya dan Edward Anthony (Berani) diusung Demokrat, PAN, Hanura dan PKS.

Ketua PAC GP Ansor Kasui Hendri Purwadi menambahkan, pada rapat pembahasan kegiatan tersebut, Ahad 16 Agustus 2015 di Kasui, Ketua GP Ansor Waykanan Gatot Arifianto meminta pasangan calon kepala daerah untuk tidak diundang.

"Salah satu sifat politik tidak dipungkiri ialah kesempatan. Karenanya, Gatot meminta untuk sebisa mungkin menghindari penggunaan kesempatan untuk ajang kampanye kandidat pada kegiatan tersebut mengingat ada banyak massa akan hadir," kata Hendri.

Kepada Bupati Albar, Hendri juga menegaskan kegiatan ? yang digelar untuk memperingati Tahun Baru Islam 1437 Hijriyah dan menyambut penetapan Hari Santri 22 Oktober itu akan steril dari politik.

"Kalau ada paslon yang datang, juga tidak akan kami sebutkan dan tidak akan kami minta memberi sambutan. Banser juga siap menurunkan paksa kalau ada pihak yang diminta memberi sambutan tapi berkampanye," ujar Hendri. (Syuhud Tsaqafi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Doa, Ulama Sang Pencerah Muslim

Ketua PWNU Jawa Tengah Bicara Radikalisme

Rembang, Sang Pencerah Muslim - Ketua PWNU Jawa Tengah KH Abu Hafsin menyebutkan bahwa paham dan gerakan radikal merupakan sebuah kenyataan yang ada sejak zaman dahulu mungkin sampai hari akhir. Menurutnya, gerakan-gerakan sempalan yang merupakan gerakan radikalisme ini tidak akan pernah pudar.

Demikian disampaikan Kiai Abu Hafsin di hadapan ratusan peserta talkshow yang diselenggarakan oleh MWCNU Sedan di aula MA YSPIS Desa Gandrirojo Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang, Kamis (18/2) malam.

Ketua PWNU Jawa Tengah Bicara Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua PWNU Jawa Tengah Bicara Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua PWNU Jawa Tengah Bicara Radikalisme

Dalam kesempatan tersebut hadir sebagai narasumber utama Drs KH Abu Hapsin Umar yang juga menjabat sebagai Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Jawa Tengah. Didampingi oleh Effendi selaku Plt Kepala Kejaksaan Negeri Rembang.

Sang Pencerah Muslim

Abu Hapsin menjelaskan, pada zaman Rasulullah juga sudah ada, pada zaman sahabat juga ada. Saya kira, seandainya kita melirik ke belakang setelah terjadi fitnatul kubro antara Khalifah Ali dan Muawiyah, kemudian ada sekelompok orang yang dahulu merupakan pengikut Khalifah Ali karena tidak puas dengan kebijakan yang diambil oleh khalifah Ali mereka keluar dari Syiah.

Sang Pencerah Muslim

Mereka membentuk kelompok sendiri dalam sejarah Islam yang dikenal dengan orang-orang Khawarij. "Sikap dan karakternya kalau seandainya saat ini kita lihat, persis sekali dengan orang-orang radikal yang hidup pada zaman sekarang," terangnya.

Acara talkshow ini bertema "Menggugat Paham dan Perilaku Radikalisme" yang diikuti oleh mayoritas kader GP Ansor dari berbagai kecamatan yang ada di Rembang. Tampak antusiasme dari kalangan kader muda NU yang hadir sebagai peserta dalam melontarkan berbagai pertanyaan mengenai paham dan perilaku radikalisme.

Menurut Abu Hafsin, gerakan ini menunjukkan upaya untuk melakukan perubahan tapi dengan cara radikal, gerakan yang tidak menunjukkan cara-cara santun. Orang bisa terdorong menjadi radikal juga dari berbagai faktor.

"Seringkali kita dapat memahaminya dengan ucapannya yang terdengar tidak ada dalam sunah dan Al-Quran. Pokoknya apa-apa yang tidak ada dalam sunah dan Al-Quran adalah di luar Islam," pungkasnya.

Namun demikian, Abu Hafsin menyatakan optimis bahwa ruang gerak dan penyebaran paham radikal dapat dipersempit dengan sosialisasi paham NU yang moderat.

Turut hadir pula Mustasyar PCNU Kabupaten Rembang KH Sahlan M Nur yang dalam acara tersebut juga berkesempatan memimpin doa sebagai penutup acara. (Aan Ainun Najib/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Bahtsul Masail, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 28 Oktober 2017

Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars

Ciamis, Sang Pencerah Muslim. Muslimat NU Ciamis memamerkan sebuah piala di meja penerimaan peserta Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) konsolidasi dan koordinasi imam, khotib dan DKM, di aula kantor PCNU Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu, (9/2). Piala itu menjadi pusat perhatian lebih 200 peserta .

“Ini piala juara dua lomba nyanyi mars Muslimat di tingkat Wilayah Jawa Barat, pada peringatan harlah NU,” kata salah penerima tamu yang ternyata Ketua Pimpinan Cabang Muslimaat Ciamis, ketika ditanya Sang Pencerah Muslim.

Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars

Ketua Muslimat bernama Hj. Lismiyati itu pun bercerita prestasi dengan bangga. Perlombaan digelar 29 januari lalu di Pondok Sirnamiskin Bandung. Ia bersama 21 orang ibu lainya berlatih selama dua minggu bersama seorang seniman Ciamis, Edi Sukardi, di PAC Muslimat Cigugur.

Sang Pencerah Muslim

Kemenangan tersebut sudah diduga sebelumnya, bahkan juara kesatu pun sudah jadi impian. “Ibu-ibu kami itu suaranya bagus, bahkan pas paduan suara itu, nafasnya saja sama,” paparnya.

Sang Pencerah Muslim

Tapi ternyata sambung ibu satu anak yang aktif di Muslimat sejak tahun 1976, ada yang lebih bagus, yaitu ibu-ibu Muslimat Kabupaten Kuningan. Mereka menyabet juara pertama.

“Sebagai juara dua, selain mendapat piala, bingkisan juga mendapat uang pembinaan,” tambah istri Wakil Syuriyah PCNU Ciamis, KH Odi Sya’roni.

Lismiyati, ketua periode kedua ini, sangat apresiatif kepada Pimpinan Wilayah Jawa Barat yang menggelar lomba tersebut. Lebih khusus, kepada ketuanya, Ela Giri Komala. Menurutnya, ia sangat rajin turun menemui Muslimat di daerah, padahal dia sibuk sekali.

 

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Cerita Sang Pencerah Muslim

Selasa, 24 Oktober 2017

Habib Syech: Pancasila Wajib Kita Jaga

Pangkalan Bun, Sang Pencerah Muslim - Tabligh akbar dan gema shalawat di lapangan Sampuraga Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, Jumat (25/8) malam dihadiri sedikitnya 10 ribu umat Islam dari berbagai daerah.

Acara HUT RI ke-72 yang dikemas dengan tajuk Kobar Bershalawat itu dihadiri oleh Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf dan juga Habib Zaenal Abidin Muhsin Al-Hinduan.

Habib Syech: Pancasila Wajib Kita Jaga (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Syech: Pancasila Wajib Kita Jaga (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Syech: Pancasila Wajib Kita Jaga

Di sela-sela lantunan shalwatnya Habib Syech mengimbau kepada seluruh jamaah yang hadir agar ikut menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan cara menjalin hubungan baik, hormat-menghormati kepada sesama.

Sang Pencerah Muslim

"Indonesia negara Pancasila maka dasar inilah yang wajib kita jaga. NKRI adalah harga mati, mari perkuat ukhuwwah Islamiyah dan ukhuwwah insaniyah, " ucap Habib Syech yang disambut pekikan kalimat takbir puluhan ribu jamaah.

Sementara itu, Habib Zaenal Abidin dalam sambutanya menyampaikan pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan dengan menghargai perbedaan antargolongan dan agama.

Sang Pencerah Muslim

"Sikap hormat menghormati kepada sesama adalah kunci dalam mempertahankan kedaulatan NKRI. Jika ada persoalan, selesaikan dengan cara yang arif dan bijaksana, " ujarnya dengan suara lantang.

Gema shalawat yang dihadiri oleh salim ulama dan seluruh jajaran penting pemerintah daerah mulai dari SKPD, TNI, Polri serta berbagai elemen masyarakat ditutup dengan doa dan lagu Indonesia Raya.

Bupati Kobar Nur Hidayah yang hadir dalam kesempatan itu menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran para habaib dan seluruh masyarakat Kobar.

"Berkah shalawat bersama para habaib, semoga Kabupaten Kotawaringin Barat diberikan kedamaian, keamanan serta disejahterakan masyarakatnya, " ucap Bupati Kobar. (Suhud Masud/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama Sang Pencerah Muslim

Senin, 25 September 2017

Tingkatkan SDM, Banyuwangi Dorong Digitalisasi Pesantren

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Upaya pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Kabupaten Banyuwangi terus dipacu. Selain di bidang pelayanan publik, kesehatan, dan pariwisata, TIK juga digunakan untuk mengembangkan sumberdaya manusia (SDM) di pesantren.?

Tingkatkan SDM, Banyuwangi Dorong Digitalisasi Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Tingkatkan SDM, Banyuwangi Dorong Digitalisasi Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Tingkatkan SDM, Banyuwangi Dorong Digitalisasi Pesantren

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, bersama salah satu BUMN telekomunikasi, pihaknya telah dan akan terus mendorong digitalisasi pesantren. Saat ini, di sejumlah pesantren di Banyuwangi telah dipasang sarana TIK yang memadai, seperti titik wi-fi. Pelajaran teknologi informasi juga dimasukkan melalui pelatihan-pelatihan, termasuk melatih santri membuat bisnis berbasis online.

"Yang sedang disiapkan adalah digitalisasi kitab-kitab seperti Ihya Ulumuddin karya Imam Ghozali. Jadi kitab-kitab yang tebal itu cukup bisa dibaca di gadget. Biar belajarnya juga lebih enak dan bisa di mana saja. Kami ingin SDM santri bisa unggul dan mengikuti perkembangan teknologi. Jadi jangan lagi santri dianggap gagap teknologi," ujar Anas dalam sebuah dialog di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Kamis (13/11/2014).

Sang Pencerah Muslim

Kitab yang didigitalisasi adalah kitab yang mengajarkan ajaran Islam yang ramah, toleran, damai, dan mencerahkan.?

Selain pesantren, Anas menambahkan, Pemkab Banyuwangi telah memasang sekitar 1.400 titik wifi akses internet nirkabel di berbagai ruang publik, seperti taman, tempat ibadah, rumah sakit, puskesmas, sekolah, perpustakaan daerah, dan tempat publik lain.?

Sang Pencerah Muslim

"Meski kami berada di ujung timur Jawa, tapi literasi digital tidak kalah. Sepanjang awal tahun ini, rata-rata pengakses wi-fi di Banyuwangi mencapai sekitar 170.000 per bulan, meningkat 75 persen dibanding tahun lalu yang rata-rata 97.000 pengakses per bulan," kata Anas.

Menurut Anas, saat ini infrastruktur TIK sudah menjadi kebutuhan, bukan lagi sekadar gaya. Apalagi, pemerintah pusat telah memutuskan ada moratorium rekrutmen PNS, padahal di sisi lain jumlah PNS yang pensiun tiap tahun semakin besar. "Di Banyuwangi, tiap tahun sekitar 800 PNS pensiun. Nah, ini harus diimbangi dengan pelayanan berbasis TI agar tidak kewalahan dalam melayani masyarakat," kata dia.

Bagi Banyuwangi, lanjut mantan anggota DPR itu, infrastruktur tidak hanya jalan, jembatan, pelabuhan, jalur kereta api, dan bandara; tapi juga infrastruktur teknologi informasi.

Anas mencontohkan aplikasi TIK dalam layanan di Banyuwangi. Di bidang ekonomi, penerapan SMS Gateway dan instrumen TI lainnya memberi stimulus bagi dunia usaha. Investasi pun meningkat. Perizinan usaha naik dari 363 pada 2012 menjadi 5.490 pada 2013 alias naik 1.412 persen.

"Itu yang membuat realisasi investasi kami naik lebih dari 170 persen dari Rp 1,19 triliun pada 2012 menjadi Rp 3,24 triliun pada 2013," jelasnya.

Selain itu, ada penerapan Indipreneur klinik UMKM secara online dan komunitas pemuda wirausaha baru untuk meningkatkan dunia usaha, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Adapun di bidang wisata, promosi dilakukan dengan pembuatan sistem operasi berbasis Android. "Dana promosi wisata kami sangat minim, karena itu kami optimalkan internet. Ada android, kita juga pakai social media. Hasilnya tingkat kunjungan wisatawan naik 100 persen untuk turis asing, dan ada kenaikan sekitar 35 persen untuk turis lokal," kata alumnus "Transformation Leadership Program" di Harvard Kennedy School of Government, AS, tersebut.

Dengan instrumen TI pula, Banyuwangi mendorong transparansi APBD di mana BPK bisa melakukan audit keuangan daerah secara real time. Akses APBD juga dibuka ke publik, sehingga terjadi kontrol yang efektif. Karena itu pula, laporan keuangan Banyuwangi mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) murni dari BPK dua tahun berturut-turut, padahal dulu laporan tersebut pernah mendapat opini disclaimer.

Kemudian di bidang layanan kesehatan, ada one call service untuk ambulans yang mengintegrasikan 150 unit ambulans dari 45 puskesmas dan seluruh rumah sakit yang ada. Ada pula aplikasi E-hospital yang mengintegrasikan 85 lembaga pelayanan kesehatan (puskesmas, klinik, rumah sakit) di Banyuwangi. Selain itu, Banyuwangi memiliki sistem yang disebut Si Jempol Sehat Si Jempol Wangi (Sistem Informasi Jaringan Elektronik Mendukung Pelayanan Optimal Kesehatan Banyuwangi).?

Di bidang pendidikan, ada Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan (Siap) Online yang membuat penerimaan siswa baru lebih transparan dan mendidik siswa secara lebih interaktif. Jalur pemantauan prestasi siswa juga bisa diakses oleh orang tua melalui instrumen TI.

Di bidang birokrasi, berkat TI, terjadi akselerasi kinerja. Proses surat-menyurat menjadi lebih cepat, hanya 1-2 jam. "Penyelesaian masalah-masalah di masyarakat kami tuntaskan secara borderless, tanpa harus rapat-rapat secara fisik. Efektif dan efisien," kata Anas. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama,Attijani Sang Pencerah Muslim

Kamis, 27 Juli 2017

Pengurus SI Hijaz Termuda

Di balik setiap peristiwa-peristiwa penting sejarah, tentu terdapat nama-nama yang melambung. Nama-nama yang kemudian menjadi terkenal dan menjadikan figur-figur tertentu sebagai idola dan panutan di kemudian hari. Nama-nama inilah yang kemudian disebut sebagai tokoh. Beberapa di antaranya bahkan melegenda dan bertahan hingga beberapa generasi.

Namun tentu saja, tidak semua nama-nama yang terlibat dalam setiap peristiwa penting, kemudian ikut menjadi nama penting yang selalu disebut-sebut khayalak setelahnya. Di balik berdirinya Nahdlatul Ulama (NU), terdapat nama-nama besar yang kemudian melegenda dan dikenang hingga beberapa generasi. Namun tentu saja ada nama-nama yang juga sangat berperan dalam proses kelahiran NU sembari tetap menjadi nama-nama yang bersahaja dan merakyat. Tetap menjadi nama yang tidak menimbulkan rasa menjauh dari dunia kelahirannya. Salah satu di antara nama-nama yang tetap menjadi dekat dengan rakyat, tetap menjadi nama rakyat adalah KH Abdul Chalim bin Kedung, Leuwimunding Majalengka.

Pengurus SI Hijaz Termuda (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengurus SI Hijaz Termuda (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengurus SI Hijaz Termuda

Ulama kelahiran tahun 1898 ini merupakan bagian sejarah besar. Namun tidak serta-merta menjadikan dirinya melambung manjauh dari rakyat kebanyakan. Meski namanya tercatat dalam berbagai peristiwa penting, namun KH Abdul Chalim tetap dikenal sebagai bagian dari rakyat kebanyakan.

Sang Pencerah Muslim

Pentingnya Solidaritas Sosial dan Moderat . Hal ini dikarenakan KH Abdul Chalim menerapkan prinsip-prinsip solidaritas sosial sepanjang hidupnya. Solidaritas (ashobiyyah) inilah yang juga dididikkan kepada setiap santrinya. Solidaritas yang dianaut oleh KH Abdul Chalim ini berlaku dalam kelompok kecil maupun komunitas yang besar. Menurut KH Abdul Chalim, Solidaritas sangatlah penting dalam mempererat jalinan hubungan di antara komunitas-komunitas agama maupun politik. Tujuan gerakan keagamaan tidak akan tercapai tanpa adanya solidaritas politik.

Sang Pencerah Muslim

Prinsip solidaritas juga perlu diterapkan sepanjang masa karena solidaritas merupakan salah satu barometer keseimbangan ibadah. Di mana ibadah yang dilakukan dengan benar sesuai dengan ketentuan syara’ dapat mendekatkan diri kepada Allah. Namun agar tidak terjebak dalam pengertian ibadah yang sempit, yakni ritual semta. Maka perlu dilakukan sebuah penyeimbangan. Nah menurut KH Abdul Chalim, penyeimbangan ini dapat dilaksanakan dengan terus menumbuhkan solidaritas dalam setiap sendi umat Islam.

Solidaritas ini sendiri, dapat berupa solidaritas politik maupun solidaritas sosial. Solidaritas politik artinya solidaritas bersama umat Islam untuk mencapai tujuan-tujuan kenegaraan dan kebangsaaan. Sedangkan solidaritas kemasyarakatan adalah? kebersamaan umat Islam dalam menciptakan harmonisasi kehidupan sehari-hari. Sehingga kehidupan umat Islam tidak monoton, memandang nilai ibadah bukan hanya dari sisi ibadah ritual mahdah saja. Namun keseluruhan kehendak dan usaha untuk mewujudkan kehidupan yang selaras dengan prinsip-prinsip syariah juga merupakan bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Dalam pandangan KH Abdul Chalim, kepasrahan total dan tawakkal kepada Allah SWT adalah hal yang senantiasa diri dan seluruh keluarga serta murid-muridnya. Namun demikian, KH Abdul Chalim juga sangat mengedepankan kompromi dalam mencapai kesepakatan-kesepakatan melalui musyawarah.

Sifat terbuka yang dimiliki oleh KH Abdul Chalim ini tidak lepas dari pengaruh yang ditorehkan oleh guru tercintanya, KH Wahab Hasbullah Jombang. Selama berguru kepada KH Wahab Hasbullah, Abdul Chalim telah mendarmabhaktikan hidupnya demi perkembangan ilmu di kalangan para santri. Di mana Nahdlatul Wathan merupakan tempat yang sangat baik bagi Abdul Chalim dalam berguru dan menularkan kemempuan ilmiahnya.

Pendekatan ilmiah terhadap masyarakat dengan interaksi sosial keagamaan dalam Nahdlatul Wathan merupakan salah satu sumbangsih KH Abdul Chalim. Bagi KH Abdul Chalim pendekatan sosial kepada masyarakat untuk menerapkan kaidah-kaidah keilmuan syariat bagi kehidupan masyarakat menupakan sebuah terobosan yang sangat urgen dalam menyebarkan konsep-konsep keislaman yang membumi.

Kondisi perjuangan fisik kala itu menjadikan konsep-konsep yang ditawarkan oleh KH Abdul Chalim dapat diterima oleh rekan-rekannya di Nahdlatul Wathan. Konsep-konsep yang dimaksudkan sebagai pendekatan sosial adalah membuat perbandingan-perbandingan kiasan antara kondisi-kondisi yang digambarkan dalam kitab-kitab kuning dengan kenyataan hidup yang dialami oleh masyarakat Nusantara saat itu. Yakni merealisasikan berdirinya sebuah negara merdeka yang dapat menaungi seluruh penduduknya dalam sebuah aturan yang disepakati bersama.

Dengan demikian, dalam pandangan KH Abdul Chalim, solidaritas warga tetap dapat dipertahankan setelah penjajahan berhasil dienyahkan dari Nusantara kelak. Pendapat-pendapatnya mengenai solidaritas masyarakat Muslim, khususnya di tanah jajahan Hindia Belanda ini didapatkannya dari pengalamannya selama berguru kepada para ulama. Sejak dari daerah sekitar tanah kelahirannya ketika kecil hingga ke darah-dararah lain di Jawa Barat maupun Jawa Timur. Di mana Pesantren Trajaya di Majalengka, Pesantren Kedungwuni di kadipaten dan Pesantren Kempek di Cirebon adalah tempat Abdul Chalim menimba ilmu semasa kecilnya.

Mendamaikan Sengketa para Senior

Pada tahun 1914 ketika usianya baru menginjak enam belas tahun, Abdul Chalim berkesempatan untuk menuntut menunaikan ibadah haji dan menuntut ilmu ke tanah Hijaz. Di sanalah Abdul Chalim sempat menimba ilmu secara langsung dari Abu Abdul Mu’thi, Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani yang lebih tersohor dengan sebutan Imam nawawi al-Bantani.

Ketika menuntut ilmu di Hijaz inilah KH Abdul Chalim bertemu dengan berbagai ulama Nusantara dari daerah-daerah lainnya. Dari sinilah beberapa ulama ini kemudian menjadi teman sekaligus gurunya. Salah satu di antara ulama yang paling akrab sebagai teman sekaligus gurrunya ini adalah KH Wahab Hasbullah Jombang. Saat itu Abdul Chalim adalah anggota sekaligus pengurus Sarekat Islam (SI), termuda di Hijaz. Di mana SI adalah organisasi para ulama Nusantara yang berkonsentrasi untuk menentang kebijakan-kebijakan pemerintah penjajahan Hindia Belanda di Nusaantara. Melalui SI, kebijakan-kebijakan pemerintah jajahan yang tidak sesuai dengan syariat Islam dan sangat merugikan rakyat, ditentang secara konstitusional. Hingga pada gilirannya, para ulama pengurus SI kemudian menggabungkan diri ke NU setelah organisasi yang terakhir ini didirikan pada tahun 1926.

Selama menuntut ilmu di Mekkah inilah sifat moderat dan kompromi sebagi ulama yang berjiwa besar ditunjukkan oleh Abdul Chalim. KH Abdul Chalim-lah yang mendamaikan KH Wahab Hasbullah Jombang dan KHR Asnawi Kudus ketika keduanya terlibat sebuah persengketaan di Hijaz. Pada waktu itu kedua ulama yang sedang bersengketa ini merupakan senior sekaligus guru dari KH Abdul Chalim. Sementara itu Abdul Chalim juga patuh ketika KH Wahab Hasbullah menegurnya karena sering memperdengarkan kidung bergaya Pasundan ketika mereka sedang mengulang-ulang pelajaran.

Kelahirannya sebagai putra tunggal seorang kuwu di Majalengka menjadikan KH Abdul Chalim tidak cangung lagi ketika dilibatkan dalam berbagai kepengurusan di SI Hijaz. Demikian pun ketika ia kembali ke Tanah Air pada tahun 1917.

Sepulangnya dari tanah Suci, KH Abdul Chalim membantu orang tuanya di kampung untuk meringankan penderitaan rakyatnya akibat penjajahan belanda yang kian hari kian kejam saja.

Abdul Chalim terhitung menikahi empat orang wanita. Pada usia 21 tahun Abdul Chalim menikahi gadis Petalangan, Kuningan sebagai isteri pertama. Tiga tahun kemudian, Abdul Chalim menikahi Siti Noor, gadis asal Pasir Muncang Majalengka. Dalam perjalanan untuk mencari penghidupan ke daerah Jakarta sebagai pelayan toko dan kuli panggul di stasiun kereta api –meski dirinya adalah anak seorang kuwu, Abdul Chalim menyempatkan diri untuk mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak di daerah Kramat Jati Jakarta. Ketika bekerja dan membuka pengajian di Kramat jati ini Abdul Chalim di dampingi oleh Istri keduanya, Siti Noor asal Majalengka.

Sedangkan isteri keempatnya dinikahi di tengah-tengah perjuangannya mengusir penjajahan Belanda seputar berkecamuknya pertempuran Surabaya ketika Resolusi Jihad dikumandangkan. Istrei ketiganya adalah Ny. Sidik Shindanghaji dari Leuwimunding. Sebelumnya, KH Abdul Chalim telah lebih dahulu menikahi Ny. Konaah sebagai isteri ketiga.

Tahun 1921 karena ayahnya meninggal dunia, maka KH Abdul Chalim kembali ke Majalengka dan memboyong istri pertamanya yang di Petalangan ke Leuwimunding. Sementara istri keduanya telah bercerai darinya. Namun karena situasi yang semakin tidak menentu, maka Abdul Chalim memulangkan kembali isterinya ini ke Petalangan demi alasan keamanan. Sementara Abdul Chalim sendiri kemudian mengabdikan diri sepenuhnya pada dunia pergerakan dan pendidikan.



Kenalkan Aswaja Hingga Level Terbawah
. Abdul Chalim kemudian mengembara ke Surabaya untuk bergabung dengan teman-teman seperjuangannya. Di Surabaya, atas jasa Kyai Amin Peraban, Abdul Chalim bertemu kembali dengan KH Wahab Hasbullah senior sekaligus gurunya selama di Hijaz. Karena hubungan baiknnya, KH Abdul Chalim kemudian dipercaya sebagai pengajar di Nahdlatul Wathan di kampong Kawatan VI Surabaya. Selain mengajar KH Abdul Chalim juga dipercaya sebagai pengatur administrasi dan inisiator kegiatan belajar mengajar seta pembukaan forum-forum diskusi.

Sebagai seorang santri Pasundan yang pandai berkidung dan menguasai ilmu Balaghoh (sastra Arab kuno) maka KH Abdul Chalim kemudian banyak sekali menciptakan syair-syair berbahasa Arab untuk memompa semangat perjuangan santri-santri yang tergabung di dalam Nahdlatul Wathan.

Kedekatan KH Abdul Chalim dengan KH Wahab Hasbullah menjadikan yang pertama sebagai pengikut setia sekaligus semacam asisten bagi nama kedua. Melalui aktivitasnya di Nahdlatul Wathan inilah KH Abdul Chalim menerapkan gagasan-gagasan keagamannya tentang interaksi sosial dan solidaritas politik dan kebangsaan dalam masyarakat. Selain nahdlatul Wathan, KH Abdul Chalim juga tercatat sebagai pengajar di Tashwirul Afkar Surabaya.

Selama mengabdi di Surabaya, berkali-kali KH Abdul Chalim pulang ke Majalengka untuk menyampaikan kabar-kabar terbaru dari Surabaya yang kala itu merupakan pusat perjuangan kaum santri dalam membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan dan kebodohan umat. Setiap pulang ke Majalengka, KH Abdul Chalim selalu mendatangi rumah-rumah penduduk untuk mengajarkan dan memperkenalkan faham Ahlussunnah Waljamaah. KH Abdul Chalim selalu membagi-bagikan gambar-gambar dan surat kabar Swara Nahdlatoel Oelama kepada masyarakat di daerah Majalengka dan sekitarnya.

Tahun 1942 ketika ormas-ormas Islam dibekukan oleh pemerintah penjajahan Jepang, KH Abdul Chalim mendapat dua tantangan besar di daerahnya. Intervensi Jepang kepada para pemuda untuk bergabung dalam pasukan militer Jepang dan kebanggan para pemuda untuk menjadi komunis merupakan dilema yang sangat sulit dihadapi.

Dalam situasi inilah KH Abdul Chalim membentuk Hizbullah cabang majalengka bersama KH Abbas Buntet Cirebon. Hizbullah Majalengka kemudian bahu membahu bersama dengan kelompok-kelompok pejuang lainnya, baik dari laskar-laskar santri maupun laskar-laskar pemuda lainnya untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Pada tahun 1955 KH Abdul Chalim menjadi anggota DPR dari partai NU dari perwakilan Jawa Barat. Sejak saat ini perjuangan KH Abdul Chalim lebih dititikberatkan pada pemberdayaan warga NU Jawa Barat dengan membentuk berbagai wadah pemberdayaan masyarakat seperti PERTANU (Perkumpulan Petani NU), PERGUNU (Perkumpulan Guru NU) dan pendirian lembaga-lembaga pendidikan NU di Jawa Barat lainnya.

Pada suatu hari tanggal 11 April 1972 M., selepas menunaikan ibadah sholat KH Abdul Chalim menghadap Ilahi dengan tenang dan dimakamkan di kompleks pesantren Sabilul Chalim Leuwimunding, Majalengka. (Syaifullah Amin, Disarikan dari buku "KH Abdul Chalim Kenapa Harus Dilupakan?" karya J. Fikri Mubarok)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah, Ulama Sang Pencerah Muslim

Selasa, 25 Juli 2017

Kerendahan Hati Syekh Nawawi Banten Patut Diteladani

Indramayu, Sang Pencerah Muslim. Katib Syuriyah PBNU KH Musthofa Aqil mengajak warga NU untuk meneladani kerendahan hati Syekh Nawawi Banten sebagai orang alim. Menurutnya, kendati menguasai 73 disiplin ilmu, Syekh Nawawi menyatakan rasa syukurnya ketika mendengar ulama Timur Tengah berencana membedah karyanya, Tafsir Munir.

Kerendahan Hati Syekh Nawawi Banten Patut Diteladani (Sumber Gambar : Nu Online)
Kerendahan Hati Syekh Nawawi Banten Patut Diteladani (Sumber Gambar : Nu Online)

Kerendahan Hati Syekh Nawawi Banten Patut Diteladani

Pada puncak acara Wisuda Khatmil Quran ke-5 sekaligus peringatan Isra Miraj Majelis Al-Quran Naswa-Nasyatul Wardiyah, desa Kertanegara kecamatan Haurgeulis, Indramayu, Kiai Musthofa menirukan ucapan ‘Alhamdulillah’ dari Syekh Nawawi Banten.

“Berarti, kesalahan dalam tafsir saya akan diketahui dan diperbaiki,” kata Kiai Musthofa yang lazim Gus Mu mengutip ucapan Syekh Nawawi, Sabtu (31/5).

Sang Pencerah Muslim

Dalam forum yang dihadiri sejumlah majelis taklim itu, Gus Mu menyayangkan sikap sejumlah orang yang yakin telah memahami agama belakangan ini. “Tidak seperti sekarang, baru bisa terjemah Al-Quran saja sudah pandai menyalahkan dan mengkafirkan orang lain.”

Sang Pencerah Muslim

Syekh Nawawi, lanjut pengasuh pesantren Kempek Cirebon ini, mendapat gelar ‘Sayidu Ulama Hijaz’. Padahal Syekh Nawawi orang Indonesia. Meskipun kealimannya sangat disegani, Syekh Nawawi tetap tawadlu. (Red: Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah, Ulama, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 08 Juli 2017

GP Ansor dan IPNU Banjar Siap Kawal Implementasi Perppu Keormasan

Banjar, Sang Pencerah Muslim - Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan mendapatkan dukungan organisasi di sejumlah daerah termasuk GP Ansor dan IPNU Kota Banjar.

Ketua GP Ansor Kota Banjar Supriyanto saat menggelar konferensi pers Kamis (20/7) mengatakan, penerbitan Perppu merupakan hak yang melekat pada presiden sebagaimana tercantum dalam pasal 22 ayat 1 UUD 1945. Selain itu, kebijakan ini juga sebagai langkah tegas pemerintah dalam menuntaskan berbagai permasalahan yang kaitannya dengan kebangsaan maupun keamanan nasional.

GP Ansor dan IPNU Banjar Siap Kawal Implementasi Perppu Keormasan (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor dan IPNU Banjar Siap Kawal Implementasi Perppu Keormasan (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor dan IPNU Banjar Siap Kawal Implementasi Perppu Keormasan

"Apalagi ancaman paham radikal yang begitu massif terus melakukan gerakan sudah jelas di depan mata kita. Kami menilai langkah pemerintah sudah tepat demi menjaga keutuhan NKRI dari berbagai ancaman, khususnya ormas anti-Pancasila," terangnya.

Seiring penerbitan Perppu yang ditindaklanjuti dengan pencabutan status hukum HTI alias pembubaran organisasi politik yang lahir di Palestina tahun 1953 itu, sambung Supri, GP Ansor mendorong pemerintah daerah sebagaimana perpanjangan tangan dari pemerintah pusat untuk mengimplementasikan Perppu tersebut. Bahkan, kata dia, aparat Kepolisian, TNI maupun instansi yang ada bisa bersama-sama GP Ansor mengawal kebijakan itu.

Sang Pencerah Muslim

"Sudah tentu titik paling krusial adalah soal paham radikal yang kini sedang dibidik untuk dibersihkan. Makanya, kita sebagai benteng ulama dan pengawal NKRI harus bersama-sama pemerintah, Kepolisian, TNI maupun elemen lain mengedukasi masyarakat supaya tidak terjebak organisasi yang merongrong keutuhan empat pilar kebangsaan," tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Ketua IPNU Kota Banjar Aji Muhammad Iqbal mengatakan hal senada. Menurutnya, dengan langkah tegas pemerintah itu, IPNU bertekad memperkuat basis pelajar di Kota Banjar supaya bersih dari ajaran-ajaran radikal.

"Mengedukasi ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah kepada para pelajar adalah hal paling utama yang kita lakukan untuk membendung para pelajar dari paham radikal. Sebab, di kalangan pelajar adalah masa yang paling tepat untuk diarahkan ke hal-hal yang positif," ungkapnya.

Untuk para simpatisan maupun kader HTI yang kini organisasinya ditertibkan pemerintah, sambung Aji, IPNU bersama GP Ansor mengajak mereka untuk kembali ke jalan yang benar. Artinya, mereka dianjurkan untuk terbuka menerima Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, bukan khilafah. (Muhafid/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sholawat, Syariah, Ulama Sang Pencerah Muslim

Jumat, 07 Juli 2017

Hadapi Kejurda, Pesilat Pagar Nusa Kudus Intensifkan Latihan

Kudus,Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang Pagar Nusa Kudus mempersiapkan 25 atletnya untuk mengikuti kejuaran Daerah (Kejurda) II Pencak Silat ? Pagar Nusa Jawa Tengah & DIY Sabtu-Senin (11-13/1) mendatang. Setiap hari mereka berlatih dengan bimbingan empat pelatih di aula Kantor NU jalan Pramuka 20 Kudus, Jawa Tengah.

Hadapi Kejurda, Pesilat Pagar Nusa Kudus Intensifkan Latihan (Sumber Gambar : Nu Online)
Hadapi Kejurda, Pesilat Pagar Nusa Kudus Intensifkan Latihan (Sumber Gambar : Nu Online)

Hadapi Kejurda, Pesilat Pagar Nusa Kudus Intensifkan Latihan

Koordinator pelatih Pagar Nusa Kudus Masrukin mengatakan, kejurda II merupakan ajang bergengsi dan berkompetisi secara sportif. Kejurda ini menjadi wahana pembibitan prestasi pencak silat di kalangan Nahdlatul Ulama.

Pagar Nusa Kudus, tambah Masrukin, siap menampilkan atlet terbaiknya di semua kelas perlombaan. Ini dimaksudkan guna meraih prestasi sekaligus menambah jam terbang bagi anak-anak.

Sang Pencerah Muslim

Masrukin menerangkan, para atlet itu merupakan pilihan hasil seleksi di pesantren Al-Ulumiyyah Jepang Mejobo (25/12) lalu. Sebagai pematangannya, Pagar Nusa mengintensifkan latihan bagi mereka mulai dari fisik,olah seni, dan laga.

Sang Pencerah Muslim

Kita mempersiapkan sejak awal agar dapat meraih juara. Kita menargetkan juara umum, katanya, Jumat (3/1).

Sejumlah 25 atlet terdiri 6 putra kelas dewasa, ? 7 kelas remaja, dan 7 putri kelas remaja serta 3 putri atlet kelas dewasa. “Mereka sudah siap mental bertanding di kelas laga maupun kelas tanding yang akan diperlombakan,” tegas Masrukin.

Kejurda II, dalam edaran PW Pagar Nusa Jateng, diadakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan harlah ke-28 pencak silat Pagar Nusa. Kejurda rencananya dilaksanakan di pesantren Az-Zuhri jalan Ketileng Raya nomor 13 A Sendangmulyo. (Qomarul Adib/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Internasional Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 03 Juni 2017

Perbedaan Bukan untuk Diperdebatkan, Tapi Dibagi

Yogyakarta,Sang Pencerah Muslim. Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta Prof Nizar Ali mengatakan, perbedaan bukan untuk diperdebatkan, melainkan untuk dibagi. Dengan berbagi, masalah kemanusiaan dan permasalahan bangsa ini bisa diselesaikan secara bersama-sama.

Perbedaan Bukan untuk Diperdebatkan, Tapi Dibagi (Sumber Gambar : Nu Online)
Perbedaan Bukan untuk Diperdebatkan, Tapi Dibagi (Sumber Gambar : Nu Online)

Perbedaan Bukan untuk Diperdebatkan, Tapi Dibagi

“Aktor penting dalam membendung radikalisme adalah penyuluh agama. Karena penyuluh ini kan memiliki basis umat yang kuat,” katanya dalam membukan acara Outbond Kerukunan Umat Beragama (KUB) para Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Komplek Kraton Ratu Boko, Minggu (23/8) kemarin lusa.

Outbond dinilai efektif dalam menjalin kerukunan karena sudah menyatu dalam kontek berbangsa dan bernegara. “Kegiatan serupa hatus dikembangkan dan terus digalakkan,” ajak pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Rektor II UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.

Sang Pencerah Muslim

Guru Besar Bidang Hadtis ini menambahkan, PAH harus memberikan penyuluhan agama dengan ramah dengan bingkai keragaman. Perbedaan itu untuk dinikmati keindahannya. Jika ada orang yang melanggar koridor-koridor agama, maka orangnya yang bermasalah bukan agamanya. Oknum itulah yang bermasalah, karena agama tidak mengajarkan kerukunan dan perdamaian.

Dengan kegiatan outbond KUB ini diharapkan terjalin kerja sama dan keharmonisan antara penganut agama. Untuk membangun sebuah bangunan yang kokoh diperlukan kebersamaan, toleransi, tim work, persaudaraan.

Sang Pencerah Muslim

Outbond KUB PAH lintas agama ini diikuti sekitar 50 orang. Mereka ada yang dari Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan Konghucu. Sebelumnya Kanwil Kemenag DIY mengadakan Outbond KUB dari mulai pelajar lintas agama, pemuka lintas agama, penyuluh lintas agama, dan selanjutnya guru lintas agama.(suhendra/abdullah)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren, News, Ulama Sang Pencerah Muslim

Rabu, 25 Januari 2017

Kang Said: NU Juga Jadi Target Terorisme

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengutuk keras aksi teror beberapa hari lalu di Jakarta. Ia menegaskan, tak ada satu agama pun yang membenarkan terorisme, termasuk Islam.

Kang Said: NU Juga Jadi Target Terorisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: NU Juga Jadi Target Terorisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: NU Juga Jadi Target Terorisme

“Bahkan NU sendiri menjadi bagian dari target terorisme,” katanya saat menerima kunjungan Dubes Denmark Casper Klynge bersama rombongan di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (20/1).

Menurutnya, NU menjadi musuh bagi para teroris lantaran selama ini ormas Islam terbesar ini cukup nyaring menentang aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama. Melalui gagasan Islam Nusantara, NU berusaha menunjukkan bahwa Islam akrab dengan budaya, toleran, cinta tanah air, dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip perdamaian.

Sang Pencerah Muslim

Pendiri NU Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari adalah contoh bagus tentang tokoh yang mampu menyatukan antara Islam dan nasionalisme. Suatu kondisi yang sulit ditemukan di Timur Tengah yang kini dirundung perang saudara.

Pria yang akrab disapa Kang Said ini mengaku heran dengan sebagian kelompok yang menggunakan nama Islam untuk aksi-aksi biadab. Yang lebih aneh, katanya, tidak hanya orang Timur Tengah, orang-orang Eropa pun banyak ikut bergabung dengan kelompok garis keras ISIS.

Sang Pencerah Muslim

Kang Said mengatakan, kalau orang Timur Tengah ‘wajar’ menjadi kelompok ekstrem lantaran tiap hari menyaksikan kekejaman Israel membunuh dan merebut tanah Palestina, sementara negara-negara di dunia cenderung hanya menonton alias diam.

“Lha, negara-negara Eropa ini yang katanya sejahtera, aman, tentram, gabung juga sama ISIS. Saya tidak mengerti kenapa itu? Apa sebabnya?” tanyanya yang lantas menyimpulkan, fakta ini menunjukkan bahwa ekstremisme bisa menimpa siapa saja.

Rombongan dari Kedutaan Besar disambut pula oleh Ketua PBNU H Marsudi Syuhud, Bendahara Umum H Bina Suhendra, dan Ketua Umum Pimpinan Fatayat NU Anggia Ermarini di kantor PBNU, Lantai 3, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren, News, Ulama Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 15 Oktober 2016

IPNU Luncurkan Program Penguatan Aswaja Pelajar SMU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Kamis (18/7) petang, meluncurkan Program Penguatan Aswaja Pelajar SMU di gedung PBNU lantai 8, Jakarta. Program ini menjadi usaha IPNU untuk menyebarkan karakter Islam yang ramah di kalangan pelajar.

Acara peluncuran dirangkai dengan bedah buku Pesantren Studies dan buka puasa bersama. Hadir dalam kesempatan ini Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali, penulis buku Ahmad Baso, Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa, dan pengamat politik Marbawi A Katon.

IPNU Luncurkan Program Penguatan Aswaja Pelajar SMU (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Luncurkan Program Penguatan Aswaja Pelajar SMU (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Luncurkan Program Penguatan Aswaja Pelajar SMU

Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU Khairul Anam HS mengatakan, di antara program yang akan dijalankan adalah sejumlah pelatihan, seminar, distribusi kitab kuning, dan silaturahim kiai, dengan melibatkan para pelajar sekolah umum dan santri.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Anam, IPNU juga berkepentingan untuk menyebarluaskan nasionalisme dan pengamalan Islam rahmatan lil alamin di kalangan pelajar SMU yang tergabung di organisasi rohani Islam (rohis) dan rentan dipengaruhi paham keislaman ekstrem.

Sang Pencerah Muslim

“Bukan rohisnya sesungguhnya yang salah. Tapi ia menjadi ruang yang bisa dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal,” katanya. Program penguatan Aswaja akan dimulai dengan loakarya rohis di Jakarta, 25-28 Juli ini.

As’ad dalam sambutannya mengapresiasi program yang dijalankan IPNU dan menilai kegiatan ini bersifat membumi dan konkret. Ia berharap, kontribusi ini bermanfaat bagi perkembangan NU hinga di masa yang akan datang.

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Humor Islam, Ulama Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 04 Juni 2016

GP Ansor Kudus Kukuhkan Majelis Dzikir Rijalul Ansor

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kudus mengukuhkan kepengurusan lembaga semi otonom Rijalul Ansor. Pengukuhan ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan pengesahan pengurus Rijalul Ansor dalam acara peringatan harlah ke-81 GP Ansor Kudus di Pondok Pesantren Raudlatuth Thalibin Bendan, Kerjasan Kudus.

Menurut sekretaris Cabang GP Ansor Kudus Suparno, Rijalul ansor adalah lembaga semi otonom yang mempunyai peran merevitalisasi dan menjaga tradisi-tradisi ajaran Ahlussunnah wal Jamaah. Lembaga ini akan bergerak sebagai majelis dzikir dan shalawat di lingkungan kader Ansor secara khusus dan masyarakat pada umumnya.

GP Ansor Kudus Kukuhkan Majelis Dzikir Rijalul Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Kudus Kukuhkan Majelis Dzikir Rijalul Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Kudus Kukuhkan Majelis Dzikir Rijalul Ansor

 

"Kader Ansor memiliki tugas dan tanggung jawab mengamalkan ajaran aswaja seperti dzikir dan sholawat. Lembaga ini akan menjadi perekat kebersamaan antara Ansor dengan ummat," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

 

Parno, panggilan akrabnya, mengatakan, terbentuknya rijalul Ansor ini juga bagian dari amanat kongres GP Ansor yang memutuskan pimpinan di semua tingkatan harus membentuk lembaga semi otonom Rijalul Ansor. Sekarang, beberapa Pimpinan Anak Cabang (PAC) sudah terbentuk Rijalul Ansor.

Surat keputusan pengesahan Rijalul Ansor PC Gerakan Pemuda Ansor Kudus diserahkan, Jumat (24/4) malam. Menurut Suparno, Rijalul Ansor Kudus baru terbentuk karena pihaknya masih dalam masa transisi kepemimpinan, yakni proses penataan struktur dan lembaga.

Sang Pencerah Muslim

Dalam waktu dekat, Rijalul Ansor diharapkan mampu melakukan konsolidasi, koordinasi dan komunikasi dengan semua pengurus serta pengurus rijalul Ansor kecamatan. "Agenda terdekat menyiapkan kegiatan Ansor bersholawat di Kabupaten Kudus dengan menghadirkan ribuan jamaah majlis dzikir dan sholawat," imbuh Parno.

 

Dalam kepengurusan Rijalul Ansor Kudus kali ini, H.Mohammad Alamul Yaqin dikukuhkan sebagai ketua, Dwi Syaifullah sekretaris, dan Moh Thoyib sebagai bendahara. Masing-asing juga dilengkapi dengan beberapa wakil ketua, wakil sekretaris, dan wakil bendahara. (Qomarul Adib/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Nahdlatul Sang Pencerah Muslim

Kamis, 10 September 2015

IPNU– IPPNU Blubuk Turut Berbagi

Tegal, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Blubuk, Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal memberikan santunan kepada 120 Yatim Piatu desa setempat.

Ketua PR IPNU Blubuk, Indra Fatria S dalam sambutannya mengajak kepada masyarakat untuk dapat berbagi dengan sesama, terlebih kepada anak-anak yatim piatu. ”Mari kita tingkatkan kepedulian terhadap sesama, terlebih kepada anak-anak yatim,” ajak Indra? di sela santunan dan buka puasa bersama di Pendopo Balai Desa Blubuk, Kamis Sore (25/8).

IPNU– IPPNU Blubuk Turut Berbagi (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU– IPPNU Blubuk Turut Berbagi (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU– IPPNU Blubuk Turut Berbagi

Menurut Indra, hidup akan lebih bermakna, manakala kita bisa senantiasa berbagi dengan orang lain. ”Dengan potensi dan keyakinan yang kita miliki tentu kita akan mampu berbuat lebih dengan sesama,”ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Selama Ramadhan, kata Indra melaporkan, selain santunan, IPNU-IPPNU Ranting Blubuk juga mengadakan buka puasa bersama, tarawih silaturahim (tarhim), pengajian ramadhan di tiap-tiap Masjid dan Mushola dan peringatan Nuzulul Qur’an dengan Khataman 30 Juz.

Sementara Kepala Desa Blubuk Warjo menyampaikan terimakasih dan rasa bangganya kepada IPNU – IPPNU yang telah peduli dan ikut membangun desanya sendiri. Dia memberikan motivasi kepada IPNU-IPPNU agar menggelar berbagai kegiatan yang bersifat membangun. “Saya doakan semoga program-program dari IPNU-IPPNU bisa terlaksana dengan baik,” tandasnya.

Sang Pencerah Muslim

Warjo juga berpesan, kepada masyarakat yang hadir, agar didalam bulan puasa dan lebaran nanti untuk menjaga kondusifitas.”Kepada ibu-ibu mohon dapat menjaga anak-anaknya agar tidak bermain petasan (mercon), agar keadaan aman dan nyaman,” tegasnya.

Usai pemberian santunan, Pengurus Lembaga Dakwah NU (LDNU) Desa Blubuk, Ustadz Abdul Qodim? menyampaikan mauidlotul Khasanah. Dia mengingatkan agar umat islam jangan lalai terhadap anak yatim. Sehingga perlu diupayakan pemenuhan hak-hak anak yatim. “Jika seseorang yang sudah mempunyai harta lebih, namun tidak menyisihkan hartanya untuk anak yatim, maka Alloh SWT sangatlah tidak suka,” tutur Ustadz Qodim sembari menyitir ayat Al Quran.

Kegiatan yang digelar bertepatan dengan 25 Ramadhan 1432 H itu merupakan rangkaian kegiatan Amaliyah Ramadhan yang digelar PR IPNU – IPPNU Desa Blubuk sepanjang Ramadhan 1432 H.

Hadir dalam kesempatan tersebut Pimpinan PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Dukuhwaru, Kepala Desa Blubuk, Pengurus Ranting NU dan Badan Otonom, Pembina, Alumni, tokoh masyarakat, dan anak – anak yatim yang didampingi orang tuanya.

Redaktur? ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Wasdiun

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Daerah, Ulama Sang Pencerah Muslim

Selasa, 25 Februari 2014

Ada Lagu Hubul Wathan di Pawai Hari Pandu Sedunia

Lebak, Sang Pencerah Muslim



Suasana Jasan Sampay, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten malam itu Selasa (21/2) terasa berbeda. Ratusan remaja berbaju coklat muda, berjalan dalam barisan rapi dan panjang ke arah Pasar Sampany.?

Ada Lagu Hubul Wathan di Pawai Hari Pandu Sedunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Ada Lagu Hubul Wathan di Pawai Hari Pandu Sedunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Ada Lagu Hubul Wathan di Pawai Hari Pandu Sedunia

Tangan mereka memegang obor, sementara mulut mereka mendendangkan lagu-lagu dan yel-yel. Sangat terasa semangat yang ditebarkan oleh mereka.

Di antara kemeriahan itu, sayup-sayup terdengar suara sebuah lagu yang rasanya sudah sangat akrab di telinga. Saya pun meningkatkan perhatian kepada kata-kata syair lagu itu.



Sang Pencerah Muslim



Ya Lal Wathan Ya Lal Wathan Ya Lal Wathan

Sang Pencerah Muslim

Hubbul Wathan minal Iman

Wala Takun minal Hirman

Inhadlu Alal Wathan

Rupanya saya tak keliru. Lagu “Hubul Wathan” menjadi salah satu lagu yang dibawakan oleh peserta pawai, selain lagu kepramukaan dan lagu nasional lainnya.?

Yolanda Meidastari, siswa SMA Negeri 1 Warunggunung yang juga Pradana Puteri (Ketua Pramuka) di sekolah tersebut, mengatakan pawai tersebut diadakan dalam peringatan Hari Pandu Sedunia.

“Semangat yang ingin digerakkan melalui kegiatan ini adalah menumbuhkan rasa cinta terhadap Pramuka dan memeriahkan kelahiran Bapak Pandu Sedunia,” kata Yolanda.

Tidak kurang dari 560 anggota Pramuka sekolah-sekolah setingkat SMP dan SMA di Kecamatan Warunggunung dan Cikulur mengikuti pawai. Pawai dimulai dari Kecamatan Warunggunung ke Pasar Sampay dan kembali ke Kecamatan Warunggunung.

Selain melakukan pawai, malam itu mereka juga mengikuti pemaparan materi mengenai kepanduan dunia dan Indonesia, serta renungan kebangsaan.

Hari Pandu Sedunia yang diperingati setiap tanggal 22 Februari, mengacu kepada hari kelahiran Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden Powell. (Kendi Setiawan/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Ahlussunnah, Habib Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 21 Desember 2013

NU Mart Sidoarjo Beri Santunan kepada 20 Orang Tak Mampu

Sidoarjo, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 20 orang terdiri dari fakir miskin, dhuafa dan anak yatim mendapatkan santunan berupa kebutuhan pokok dari NU Mart yang diserahkan secara langsung oleh manajer NU Mart Sidoarjo, Guru Sugeng Mulyono disela-sela acara peresmian NU Mart di Desa Ketegang, Tanggulangin, Sidoarjo, Jumat (13/1) malam.

NU Mart Sidoarjo Beri Santunan kepada 20 Orang Tak Mampu (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Mart Sidoarjo Beri Santunan kepada 20 Orang Tak Mampu (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Mart Sidoarjo Beri Santunan kepada 20 Orang Tak Mampu

?

"Semoga dengan santunan ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar NU Mart Tanggulangin. Santunan ini merupakan simbolis dari NU Mart, yang mana donasi itu kita serahkan 100 persen kepada NU Mart setempat," kata Guru.

?

Guru Sugeng Mulyono menyatakan bahwa, NU Mart akan bermanfaat bagi ummat karena akan memberikan donasi kepada NU Mart setempat yang dibuka di banyak cabang.?

Sang Pencerah Muslim

Donasi itu sendiri akan dicatat melalui perbankan, sehingga hasil NU Mart akan kembali ke masyarakat setempat dan disalurkan kepada fakir miskin dan kaum dhuafa.

Sang Pencerah Muslim

?

"Bagi warga yang sedang melakukan pembangunan mushalla atau masjid dan memerlukan donasi bisa menghubungi NU Mart setempat. Saat ini masih ada di Tanggulangin, jadi bisa dikoordinir NU Mart Tanggulangin. Mohon doanya agar seluruh Indonesia bisa melakukan hal yang sama seperti di Tanggulangin ini," ujar Guru. (Moh Kholidun/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Ulama, Kajian Sang Pencerah Muslim

Selasa, 04 Juni 2013

BNPT Butuh Masukan Masyarakat untuk Cegah Propaganda Radikal

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Radikalisme dan terorisme tidak bisa hanya mengandalkan salah satu pihak untuk mencegahnya. Dalam hal ini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius membutuhkan peran masyarakat dan seluruh elemen bangsa.

BNPT Butuh Masukan Masyarakat untuk Cegah Propaganda Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)
BNPT Butuh Masukan Masyarakat untuk Cegah Propaganda Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)

BNPT Butuh Masukan Masyarakat untuk Cegah Propaganda Radikal

Apalagi menurut dia, praktik terorisme terjadi di tengah masyarakat sehingga pemerintah memerlukan peran aktif pemuda dan masyarakat, baik Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) untuk bersama-sama melawan terorisme.?

“BNPT butuh masukan masyarakat sehingga informasi berlangsung secara bottom up, bukan top down,” ujar Suhardi sesaat sebelum membuka kegiatan Workshop Pencegahan Propaganda Radikal Teroris di Dunia Maya bersama Media OKP dan Ormas, Rabu (22/3) malam di Hotel Millennium, Jakarta.

Dalam acara yang dihadiri oleh Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin tersebut, mantan Kapolda Jawa Barat itu menerangkan bahwa sasaran empuk propaganda radikal adalah para pemuda.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, hal ini disebabkan para pemuda masih dalam proses pencarian jati diri. Kondisi mereka secara psikologis juga masih labil dan mudah dipengaruhi oleh hal-hal baru.

Pihaknya mengaku masih terus mencari formula yang tepat untuk mencegah dan mengatasi radikalisme dan tindakan terorisme ini melalui berbagai langkah.

“Termasuk menyasar dunia maya dan media sosial lewat produksi konten positif yang familiar dengan bahasa anak-anak muda sehingga mudah dimengerti karena mereka memanfaatkan jaringan online untuk melakukan propaganda radikal,” jelas Suhardi. (Fathoni)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Doa, Ulama, Amalan Sang Pencerah Muslim

Rabu, 03 Oktober 2012

Warga NU DIY Ikuti Apel Akbar

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Ribuan massa yang terdiri dari siswa-siswi dan guru Lembaga Pendidikan Ma’arif NU, jajaran PWNU, PCNU, Ansor, Fatayat, Muslimat, IPNU-IPPNU, serta warga Nahdliyin se-DIY terlihat memadati stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Rabu (15/5), guna mengikuti Apel Akbar dalam rangka memperingati Harlah Ke-90 NU.

Warga NU DIY Ikuti Apel Akbar (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga NU DIY Ikuti Apel Akbar (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga NU DIY Ikuti Apel Akbar

Apel tersebut digelar dengan mendatangkan dua menteri, yakni menteri pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) M. Nuh, dan Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali.?

Sembari menunggu dimulainya apel, tampak beberapa sekolah menampilkan siswa-siswi berbakat mereka, seperti SMK Nurul Haramain Kulonprogo dengan marawis, MI Tsana’ul Ula Piyungan dengan ? hadrah, kolaborasi SMP dan SMK 2 Ma’arif Tempel Sleman dengan orkestra, SMP Diponegoro Depok Sleman, SMP Pembangunan Ma’arif Piyungan, dan STM Ma’arif Wates dengan drum band, dan berbagai penampilan lainnya.

Sang Pencerah Muslim

Sekitar pukul 08.30 apel pun dimulai dengan qori’ dan shalawat oleh Syamsu Dluha. Kemudian disambung dengan menyanyikan mars Ma’arif NU, IPNU dan IPPNU oleh group orkestra. Setelah itu, pengucapan janji pelajar NU dan pembacaan komitmen PWNU DIY pun menggema memenuhi stadion.?

Terdapat tiga poin dalam pembacaan komitmen PWNU DIY, yang diwakili oleh Rahmat Wahab selaku Dewan Tanfidziyah PWNU DIY. Yakni, bertekad dan siap melaksanakan kurikulum 2013, mendukung penuh pelaksanaan UN dengan penyempurnaan sistem, dan mendukung penuh pendidikan bagi anak kurang mampu.

Sang Pencerah Muslim

Apel tersebut dipimpin oleh Mendikbud M. Nuh. Setelah apel usai, diisi dengan orasi pendidikan agama oleh Kemenag Suryadharma Ali, dan kemudian ditutup dengan do’a oleh Rais Syuriah PWNU DIY, KH. Asyhari Abta.

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Dwi Khoirotun Nisa’?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Kiai Sang Pencerah Muslim

Kamis, 01 Desember 2011

"Wajib bagi Perempuan Mengerti Fiqih Haid"

Surabaya, Sang Pencerah Muslim. Jam’iyyah Al-Islah Jemurwonosari, Surabaya, Jawa Timur, mengadakan kajian khusus dengan mendatangkan narasumber Ustadz Sholihin Hasan yang sekaligus penulis buku berjudul Kupas Tuntang Fikih Darah Wanita di Surabaya, Sabtu Malam (24/10). Hal ini menjadi sesi khusus dari materi pengajian yang digelar rutin sekali seminggu.

Wajib bagi Perempuan Mengerti Fiqih Haid (Sumber Gambar : Nu Online)
Wajib bagi Perempuan Mengerti Fiqih Haid (Sumber Gambar : Nu Online)

"Wajib bagi Perempuan Mengerti Fiqih Haid"

Mulanya di sela-sela pengajian mingguan kitab Safinatun Najah, dalam sesi dialog, muncul pertanyaan rumit tentang haid kaitannya dengan kewajiban ibadah seperti shalat dan puasa. Kitab Safinatun Najah tidak menyediakan jawaban secara detail, sementara rumitnya permasalahan membutuhkan jawaban tuntas.

“Mengapa harus dikaji secara khusus, karena semua perempuan mengalami haid, sementara tidak semua perempuan mengerti hukum haid, sehingga khusus bagi muslimah harus mengerti ketentuan-ketentuan syariat yang terkait dengan haid,” kata Uts. A. Ma’ruf Asrori salah seorang Pembina Jam’iyyah Al-Islah.

Sang Pencerah Muslim

Lebih dalam lagi perlunya pengetahuan tentang darah perempuan ini, sebagaimana dikutip Ustadz Sholihin Hasan dari kitab Hasyiah al-Bajuri,? bahwa wajib atas seorang wanita mempelajari sesuatu yang dibutuhkan dari hukum-hukum haid, nifas dan istihadhah. Apabila suaminya pintar, maka wajib mengajari istrinya, dan apabila suaminya tidak pintar, maka boleh, bahkan wajib atas istrinya keluar dari rumahnya untuk keperluan bertanya kepada ulama.

“Dan hukumnya haram atas suami yang melarang istrinya keluar dari rumahnya untuk keperluan itu, kecuali suaminya akan bertanya kepada ulama, kemudian mengajarkan hukum-hukum itu kepada istrinya, sehingga istrinya tidak perlu lagi keluar rumah,” kutipnya lagi.

Sang Pencerah Muslim

Setelah Ustadz Sholihin Hasan yang Ketua MWCNU Sukomanunggal Surabaya itu menguraikan definisi haid dan kreteria bahwa darah yang keluar dari kemaluan perempuan bisa disebut sebagai darah haid atau bukan, langsung muncul pertanyaan dari seorang ibu sebelum sesi dialog dibuka. Akhirnya moderator mempersilakan dialog diteruskan, dan mengalirlah pertanyaan-pertanyan dari ibu-ibu yang lain, bahkan para bapak tak ketinggalan mengajukan banyak pertanyaan.

Para jamaah pengajian kampung yang dihadiri sekitar seratus orang bapak-bapak dan ibu-ibu itu, akan dilanjutkan minggu depan dengan uraian tentang darah istihadhah dan nifas yang belum sempat dibahas panjang lebar. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan, Ulama Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock