Senin, 25 September 2017

Tingkatkan SDM, Banyuwangi Dorong Digitalisasi Pesantren

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Upaya pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Kabupaten Banyuwangi terus dipacu. Selain di bidang pelayanan publik, kesehatan, dan pariwisata, TIK juga digunakan untuk mengembangkan sumberdaya manusia (SDM) di pesantren.?

Tingkatkan SDM, Banyuwangi Dorong Digitalisasi Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Tingkatkan SDM, Banyuwangi Dorong Digitalisasi Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Tingkatkan SDM, Banyuwangi Dorong Digitalisasi Pesantren

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, bersama salah satu BUMN telekomunikasi, pihaknya telah dan akan terus mendorong digitalisasi pesantren. Saat ini, di sejumlah pesantren di Banyuwangi telah dipasang sarana TIK yang memadai, seperti titik wi-fi. Pelajaran teknologi informasi juga dimasukkan melalui pelatihan-pelatihan, termasuk melatih santri membuat bisnis berbasis online.

"Yang sedang disiapkan adalah digitalisasi kitab-kitab seperti Ihya Ulumuddin karya Imam Ghozali. Jadi kitab-kitab yang tebal itu cukup bisa dibaca di gadget. Biar belajarnya juga lebih enak dan bisa di mana saja. Kami ingin SDM santri bisa unggul dan mengikuti perkembangan teknologi. Jadi jangan lagi santri dianggap gagap teknologi," ujar Anas dalam sebuah dialog di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Kamis (13/11/2014).

Sang Pencerah Muslim

Kitab yang didigitalisasi adalah kitab yang mengajarkan ajaran Islam yang ramah, toleran, damai, dan mencerahkan.?

Selain pesantren, Anas menambahkan, Pemkab Banyuwangi telah memasang sekitar 1.400 titik wifi akses internet nirkabel di berbagai ruang publik, seperti taman, tempat ibadah, rumah sakit, puskesmas, sekolah, perpustakaan daerah, dan tempat publik lain.?

Sang Pencerah Muslim

"Meski kami berada di ujung timur Jawa, tapi literasi digital tidak kalah. Sepanjang awal tahun ini, rata-rata pengakses wi-fi di Banyuwangi mencapai sekitar 170.000 per bulan, meningkat 75 persen dibanding tahun lalu yang rata-rata 97.000 pengakses per bulan," kata Anas.

Menurut Anas, saat ini infrastruktur TIK sudah menjadi kebutuhan, bukan lagi sekadar gaya. Apalagi, pemerintah pusat telah memutuskan ada moratorium rekrutmen PNS, padahal di sisi lain jumlah PNS yang pensiun tiap tahun semakin besar. "Di Banyuwangi, tiap tahun sekitar 800 PNS pensiun. Nah, ini harus diimbangi dengan pelayanan berbasis TI agar tidak kewalahan dalam melayani masyarakat," kata dia.

Bagi Banyuwangi, lanjut mantan anggota DPR itu, infrastruktur tidak hanya jalan, jembatan, pelabuhan, jalur kereta api, dan bandara; tapi juga infrastruktur teknologi informasi.

Anas mencontohkan aplikasi TIK dalam layanan di Banyuwangi. Di bidang ekonomi, penerapan SMS Gateway dan instrumen TI lainnya memberi stimulus bagi dunia usaha. Investasi pun meningkat. Perizinan usaha naik dari 363 pada 2012 menjadi 5.490 pada 2013 alias naik 1.412 persen.

"Itu yang membuat realisasi investasi kami naik lebih dari 170 persen dari Rp 1,19 triliun pada 2012 menjadi Rp 3,24 triliun pada 2013," jelasnya.

Selain itu, ada penerapan Indipreneur klinik UMKM secara online dan komunitas pemuda wirausaha baru untuk meningkatkan dunia usaha, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Adapun di bidang wisata, promosi dilakukan dengan pembuatan sistem operasi berbasis Android. "Dana promosi wisata kami sangat minim, karena itu kami optimalkan internet. Ada android, kita juga pakai social media. Hasilnya tingkat kunjungan wisatawan naik 100 persen untuk turis asing, dan ada kenaikan sekitar 35 persen untuk turis lokal," kata alumnus "Transformation Leadership Program" di Harvard Kennedy School of Government, AS, tersebut.

Dengan instrumen TI pula, Banyuwangi mendorong transparansi APBD di mana BPK bisa melakukan audit keuangan daerah secara real time. Akses APBD juga dibuka ke publik, sehingga terjadi kontrol yang efektif. Karena itu pula, laporan keuangan Banyuwangi mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) murni dari BPK dua tahun berturut-turut, padahal dulu laporan tersebut pernah mendapat opini disclaimer.

Kemudian di bidang layanan kesehatan, ada one call service untuk ambulans yang mengintegrasikan 150 unit ambulans dari 45 puskesmas dan seluruh rumah sakit yang ada. Ada pula aplikasi E-hospital yang mengintegrasikan 85 lembaga pelayanan kesehatan (puskesmas, klinik, rumah sakit) di Banyuwangi. Selain itu, Banyuwangi memiliki sistem yang disebut Si Jempol Sehat Si Jempol Wangi (Sistem Informasi Jaringan Elektronik Mendukung Pelayanan Optimal Kesehatan Banyuwangi).?

Di bidang pendidikan, ada Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan (Siap) Online yang membuat penerimaan siswa baru lebih transparan dan mendidik siswa secara lebih interaktif. Jalur pemantauan prestasi siswa juga bisa diakses oleh orang tua melalui instrumen TI.

Di bidang birokrasi, berkat TI, terjadi akselerasi kinerja. Proses surat-menyurat menjadi lebih cepat, hanya 1-2 jam. "Penyelesaian masalah-masalah di masyarakat kami tuntaskan secara borderless, tanpa harus rapat-rapat secara fisik. Efektif dan efisien," kata Anas. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama,Attijani Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Indonesia Muhammadiyah Sang Pencerah Islam. Tingkatkan SDM, Banyuwangi Dorong Digitalisasi Pesantren di Sang Pencerah Muslim ini merupakan bukan asli tulisan admin, oleh karena itu cek link sumber.

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock