Tampilkan postingan dengan label Daerah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Daerah. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 November 2017

Dengan Sentuhan Teknologi, Perkembangan Pesantren Kian Terarah

Pasuruan, Sang Pencerah Muslim - Dekan Fakultas Teknologi Informasi ITS Surabaya Agus Zainal Arifin mendukung pesantren memanfaatkan teknologi agar capaian pembelajaran (learning outcome) para santri dapat terpantau. Teknologi juga sebagai sarana mendekatkan para santri dengan orang tuanya.

Demikian disampaikan Agus Zainal saat memberikan materi di hadapan peserta Silatnas Ayo Mondok di Pandaan Pasuruan.

Dengan Sentuhan Teknologi, Perkembangan Pesantren Kian Terarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Dengan Sentuhan Teknologi, Perkembangan Pesantren Kian Terarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Dengan Sentuhan Teknologi, Perkembangan Pesantren Kian Terarah

Pada kesempatan ini Agus menguraikan sejumlah manfaat dari teknologi. "Kiai akan dapat memantau perkembangan materi yang diajarkan di pesantren, sekaligus capaian yang diraih," katanya, Sabtu (14/5).

Sang Pencerah Muslim

Agus juga menawarkan aplikasi secara gratis yang dapat diterapkan di setiap madrasah dan pesantren. "Biayanya tidak ada, hanya masalah kemauan dari pimpinan madrasah dan pesantren untuk menjalankan," ungkapnya.

Karena, dalam pandangan mantan Rais Syuriyah PCINU Jepang ini masing-masing pesantren dan madrasah telah memiliki perangkat komputer. "Praktis tidak diperlukan biaya apa-apa," sergahnya.

Sang Pencerah Muslim

Di hadapan pimpinan pesantren se-Indonesia Agus menunjukkan aplikasi yang dapat dimanfaatkan.

"Dengan mengisi kolom sesuai yang dibutuhkan, seluruh dinamika lembaga pendidikan dan perkembangan santri beserta capaian yang diraih bisa diperhatikan dengan cermat dan efisien," ungkapnya.

Agus berharap pimpinan pesantren segera berbenah dengan menggunakan teknologi. Ia tidak sependapat dengan berbagai alasan terkait minimnya jaringan internet. "Apa yang tidak bisa direngkuh semuanya, jangan ditinggal seluruhnya," katanya.

Justru dengan memanfaatkan yang dimiliki, bukan tidak mungkin banyak kemajuan yang diraih pesantren. "Yang dibutuhkan bukan alasan dan keluhan, namun kemauan dari pemangku pesantren dan madrasah," pungkasnya. (Ibnu Nawawi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Jumat, 27 Oktober 2017

Dana Mandiri untuk Hindari Intervensi Konfercab NU Jombang

Jombang, Sang Pencerah Muslim - Gelaran konferensi cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama (NU) Jombang pada 22-23 April 2017 mendatang diupayakan terselenggara dengan profesional dan tidak ada intervensi dari pihak manapun. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh nahdliyin di Kota Santri ini adalah memfasilitasi semua kebutuhan Konfercab dengan mandiri, khususnya dari sisi pendanaan.

Akumulasi dana dari warga nahdliyin Jombang hingga saat ini terkumpul sekitar Rp. 201.610. 000 mulai beberapa bulan terakhir. Dana itu diperoleh dengan cara menyebarkan voucher kepada sejumlah MWCNU, lembaga atau banom NU se-Jombang, di samping itu ratusan kaleng disebarkan LAZISNU khusus untuk kader penggerak NU, kaleng ini diisi tiga uang koin sebesar 500 rupiah setiap hari dengan membaca “Yaa Jabbaar Yaa Qohhaar “.

Dana Mandiri untuk Hindari Intervensi Konfercab NU Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)
Dana Mandiri untuk Hindari Intervensi Konfercab NU Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)

Dana Mandiri untuk Hindari Intervensi Konfercab NU Jombang

Ketua Pelaksana Konfercab Munif Khusnan mengatakan, gerakan kemandirian untuk Konfercab NU di Jombang ini baru pertama dilakukan sepanjang sejarah Konfercab.

Untuk pertama kalinya, dana Konfercab ditanggung oleh warga nahdliyin sendiri yang tidak ada motif apapun selain niat mengabdi buat NU. Bisa jadi ini adalah langkah pertama bagi PCNU seluruh Nusantara, tegasnya di acara Tasyakuran Harlah NU ke-94 di GOR Chasbullah Said Tambakberas Jombang, Rabu (12/4).

Sang Pencerah Muslim

Terobosan baru dari PCNU Jombang tersebut juga mendapat apresiasi dari Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur KH Anwar Iskandar. “Catatan yang saya dengar bahwa PCNU Jombang satu-satunya cabang yang seperti ini ya baru cabang Jombang,” ujar Kiai Anwar.

Sang Pencerah Muslim

Dalam penuturannya, Kiai Anwar akan mensosialisasikan terobosan baru dari PCNU Jombang tersebut kepada PCNU-PCNU yang ada di Jawa Timur untuk dicontoh. Akan saya ceritakan di mana saja agar bisa dicontoh, pungkasnya. (Syamsul Arifin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 14 Oktober 2017

Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Gubernur Jawa Tengah yang belum lama terpilih, Ganjar Pranowo, mengaku ingin membangun provinsi dengan semangat seperti para ulama NU, yaitu nasionalis religius atau religius nasionalis.

Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU

Dalam sambutannya di Pembukaan Konferensi Wilayah NU Jateng ke-14 di SMP/SMA Semesta, Gunungpati Semarang, Ahad (23/6) menyampaikan, keluarganya punya ikatan kuat dengan NU. Dan dia mengaku terkesan dengan sikap NU yang selalu mengedepankan kepentingan nasional.

Interaksinya dengan para ulama NU dan juga para tokoh agama lain membuatnya ingin membawa semangat tersebut. Karena menurutnya, membangun Jawa Tengah adalah membangun masyarakat yang beraneka ragam.

Sang Pencerah Muslim

“Saya ingin meniru semangat NU dalam membangun Jawa Tengah nanti, yaitu nasionalis religius. Saya sowan ke para kiai dan para tokoh agama lain, membuat saya merasa penting mewujudkan masyarakat yang nasionalis dan religius,” tuturnya disambut tepuk tangan meriah hadirin.

Lebih lanjut, pemenang Pilgub Jateng 2013 ini mengaku, dirinya mendapat pesan dari banyak pihak agar berhati-hati dan jangan meniru gubernur lain. Ia berahap, NU ngayem-ngayemi hatinya.

Sang Pencerah Muslim

“Saya banyak dapat pesan agar berhati-hati. Diweling jangan sampai meniru gubernur lain. Semuanya medhen-medheni. Semoga NU nanti yang ngayem-ngayemi,” pungkasnya sambil tertawa.

Redaktur? ? ? ? : Abdullah Alawi

Kontributor : Muhammad Ichwan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Nahdlatul, Doa Sang Pencerah Muslim

Selasa, 26 September 2017

Kiai Sholeh Darat Penyambung Risalah Islam

Semarang, Sang Pencerah Muslim - Kiai Sholeh Darat adalah penyambung risalah Islam. Dengan keilmuannya mendidik para santri dan mengarang banyak kitab, ajaran Rasulullah bisa tersebar di Nusantara dan membuat orang Jawa mereka mengenal agama Islam.

Karena Kiai Sholeh merupakan guru dari para gurunya ulama nusantara, maka tersebarlah ajaran Islam dan diteruskan para murid dan muridnya murid hingga kini dan di masa mendatang. Kitab-kitab karyanya juga terus dicetak dibaca dan diajarkan sehingga semakin luas sebaran ajaran Islam ke masyarakat khususnya di Jawa.

Kiai Sholeh Darat Penyambung Risalah Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Sholeh Darat Penyambung Risalah Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Sholeh Darat Penyambung Risalah Islam

Demikian disampaikan KH Khafid Romli asal Boja Kendal, Jawa Tengah dalam mauidhoh hasanah di acara Pengajian Haul ke-116 Kiai Sholeh Darat di halaman masjid Darat Semarang, Jumat (15/7) malam.

Kiai muda alumnus Pondok Pesantren Padaan Podorejo Ngaliyan Semarang, ini mengajak hadirin untuk melanjutkan kiprah keilmuan Kiai Sholeh Darat dengan banyak belajar agama dan mengaji kitab-kitab karya sang waliyullah yang pernah jadi mufti di Mekah itu.

Sang Pencerah Muslim

"Mbah Sholeh Darat adalah penyambung risalah Islam. Karena beliaulah kita mengenal Nabi Muhammad dan ajaran Islam melalui para guru kita dan melalui kitab-kitab karya beliau," tuturnya yang dominan memakai Bahasa Jawa dalam taushiyahnya.

Sang Pencerah Muslim

Jika tiada Kiai Sholeh Darat, lanjutnya, orang Jawa (Nusantara) pada umumnya tidak mengerti makna Al-Quran maupun apa saja yang isi syariat Islam.

Sebab Kiai Sholeh Darat yang bernama lengkap Syaikh Muhammad Sholeh bin Umar Assamarony adalah penulis pertama Tafsir Al Quran berbahasa Jawa. Sehingga orang Jawa termasuk RA Kartini sang murid yang tidak mengerti arti ayat Al Quran bisa mengetahui isi kandungan kitab suci umat Islam tersebut.

Sebelumnya, mayoritas orang hanya bisa membaca Al-Quran tanpa tahu artinya. Dan kalaupun ada yang mengerti isinya, itu hanya kalangan terbatas yang menguasai bahasa Arab dan perangkat ilmu lainnya macam kiai atau santri pondok pesantren.

Seperti diketahui, Kiai Sholeh Darat adalah pengarang Tafsir Faidhur Rohman, kitab berisi penerjemahan dan penjelasan atas ayat Al Quran berbahasa Jawa dengan aksara Arab Pegon.

Kitab itu diyakini didorong penulisannya oleh RA Kartini yang merupakan murid beliau dan meminta agar bisa mengerti arti Al-Quran dalam aktivitas mengajinya. Diyakini pula, kitab Tafsir itu menjadi kado perkawinan dari sang guru kepada Kartini saat ia menikah dengan Bupati Rembang RM Jayadiningrat. (Ichwan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Doa Sang Pencerah Muslim

Minggu, 20 Agustus 2017

Ken Zuraida: Jika Ruang Lebar, Santri Bakalan Luar Biasa

Sembilan pesantren dari Babakan Ciwaringin, Cirebon, berhasil mementaskan Permata Kalung Barzanji di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Jumat (7/2) dan Sabtu (8/2). Pementasan naskah terjemahan Syu’bah Asa dan dipentaskan pertama kali oleh WS Rendra itu melibatkan sekitar 50 santri putra dan putri.

Berkecimpung di dunia pementasan sudah banyak dilakukan para santri, tapi pentas santri yang masih aktif dengan dukungan penuh atas nama pesantren, terbilang langka. Apalagi ini melibatkan 9 pesantren.

Ken Zuraida: Jika Ruang Lebar, Santri Bakalan Luar Biasa (Sumber Gambar : Nu Online)
Ken Zuraida: Jika Ruang Lebar, Santri Bakalan Luar Biasa (Sumber Gambar : Nu Online)

Ken Zuraida: Jika Ruang Lebar, Santri Bakalan Luar Biasa

Nah, bagaimana latar belakang, proses latihan dan capaian para santri Cirebon dalam pementasan tersebut, Abdullah Alawi dari Sang Pencerah Muslim berhasil mewawancarainya sang sutradara, Ken Zuraida, di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat malam (7/2). Berikut petikannya:

Sang Pencerah Muslim

Bisa cerita asal-usul pementasan dengan para santri Babakan Ciwaringin, Cirebon ini?

Ada seorang “pendosa”, namanya Ahmad Subanudin Alwy. Suatu saat, berpuluh tahun yang lalulah, Rendra itu bilang, kita ke Solo yuk. Ayo. Naik mobil, ayo ke Bandung dulu. Kita lewat utara, jangan lewat selatan.  Ketika di Cirebon, ditanya rumah Alwi. Kita tanya tanya, tahulah kompleknya. Tapi tak ada yang tahu dimana rumahnya. Jadi ketika masuk komplek Rendra teriak-teriak, “Alwi..., Ahmad Subanuddin Alwi, keluar! Maju sekian meter, dia teriak lagi. Malam, bukan siang, setengah delapan. Gelap. Kemudian ada orang tergopoh-gopoh, “Ada apa? Ada apa? Eh, mas Willi (WS Rendra)”. “Ayo naik, kita berangkat ke Solo”. Itu sekitar 97, 98, antara itulah, lupa.     

Sang Pencerah Muslim

Terus kami ke Solo, baca puisi kecil-kecilan, Rendra main-main, memperkenalkan, ini Alwi. Setelah itu saya harus selalu ngikutin karya-karya penyair yang dipilih oleh Rendra, terutama Alwi. Seringlah kontak-kontakan.

Suatu hari Alwi memperkenalkan kami kepada seorang perempuan penulis, kami tidak tahu. Kami dibawa ke rumah, diperkenalkan; bukunya hebat-hebat. Namanya Nyai Hajah Masriyah Amva. Kenal, kenal, kenal, saya belajar banyak kepada dia. Tiap tiga bulan sekali ketemu. Kemudian ketemu KSS (Komunitas Seniman Santri). Bikin pentas Barzanji, di sini. Mati saya. Sekali ditanya, saya belum jawab. Begitu tiga kali, wah, ini saya harus laksanakan. Kalau orang meminta sampai lebih dari dua nggak dijawab, kurasa, nggak betullah. Ok, sambil jalan saja. Pemainnya siapa, di mana pentasnya? Bagaimana duduk perkaranya? Cirebon bukan rumah saya.

Pendeknya, akhirnya merekrut pemain, dari kampung pesantren itu, dari 42 pondok itu, terpilihlah orang-orang ini. Datang pergi, datang pergi. Gonta-ganti, gonta-ganti selama tiga bulan. Pusing! Mulai punya konsep, mulai mengerti juga Cirebon itu begini, mulai mengerti itu. Nongkrong di mesjid, di kota, balik lagi ke situ. Mulai ngamatin orang membatik dan lain sebagainya. Pendeknya, jadilah seperti sekarang. Begitu.

Proses gonta-ganti sampai mentas itu tiga bulan?

Nggak, saya mulainya dari Agustus (2013). Rekrutmennya tiga bulan. Kemudian latihan intensnya 6 minggu. Per minggu hanya 10 setengah jam satu minggu. Sangat tidak mungkin membikin teater latihan dengan jam seperti itu satu minggu. Tidak mungkin. Tapi itu jadwal yang paling kompromis, menyatukan 9 pondok itu. Anak sudah pulang semua, madrasahnya nggak bolos, ngaji di pondoknya nggak bolos, barulah bisa latihan. Setengah mati. Bikin jadwal setengah mati. Kesulitannya soal mengatur, mencocokkan jadwal para santri.

Yang dahsyat banget menurut saya, mereka para remaja muda yang tidak mengerti teater, dari tidak mengerti. Banyaknya ngaji aja dan sekolah.

Tapi setelah dikasih terori-teori teater, bagaimana perkembangan mereka?

Saya tidak pernah mengasih teori teater ke mereka. Saya ngobrol aja, workshop bareng, seada-adanya, sebisa-bisanya. Mereka anak muda, remaja yang kreatif, cerdas, cepat, berani, banyak juga yang tak terduga, sangat mengajutkam surprise, tak terduga. Dari tidak tahu.

Kan kalau Barzanji di podok kan hanya dilantunkan pada malam Jumatan, marhabanan. Belum juga santri memahami maknanya, isinya, uswahnya, nggak ngertilah. Dan mereka melakukannya semacam upacara ya, keharusan, keharusan.

Dari latihan dari awal semacam itu, bagaimana capaian atau Anda menilai pentas mereka?

Jika saja ada ruang lebih lebar, dan memang diizinkan Allah, bakalan luar biasa. Ya sepuluh setengah jam dalam satu minggu dan kami latihan 6 minggu yang intens, bisa seperti ini. Buat saya, tak ada selain rasa syukur yang bisa saya ucapkan, sepuluh setengah jam dalam seminggu. Biasanya saya latih untuk pementasan teater, 6 jam sehari.

Apa kuncinya mereka bisa seperti itu?

Belajar ikhlas kali ya. Anak-anak yang murni. Mungkin motivasi tadinya beda-beda, ada yang pengen bolos pesantren, ada. Ada yang pengen bolos ngaji, ada. Ada yang pengen kenal orang lain. Ada yang pengen main, ada. Ada yang pengen tahu teater, ada. Banyak motivasi. Dan lucu-lucu. Lucu. Namanya juga anak-anak kan. Keren aja. Inspiratif lah. Jadi membaca banyak kemungkinan baru. Dan punya harapan baru melihat mereka, dan sebagainya.

Saya kira yang mengejutkan bagi saya, di Babakan seluruh pesantrennya salaf. Kalau pesantren modern kan biasanya memang punya grup teater. Itu saja. Hah, Sampeyan yang salaf bisa terima ini. Penontonnya membludak. Di Cirebon itu saya kira ditonton sekitar dua ribuan orang. Ini luar biasa. Seru banget. Padahal becek, hujan. Nggak ada yang pergi. Seru banget. Di Tegal juga bagus, penotonnya banyak. Di sini (Pementasan di TM) memang kami tidak menggarap publikasi. Jadi saya tidak bikin publikasi. Luput saja. Saya kan di Cirebon terus, kan.

Harapannya, banyak yang bisa digarap. Dan teater sebagai salah satu alat dakwah, saya kira insya Allah bisa digunakan.

Menurut Anda kenapa kalangan pesantren sepertinya belum menyadari teater sebagai alat dakwah?

Saya nggak tahu. Mereka yang bisa jawab. Nggak berani menebak, nggak berani  menyimpulkan juga. Saya tidak pernah bertanya di wilayah itu. Merasa nggak patut saja.

Mungkin nggak bakat ini ada di pesantren lain?

Insya Allah. Bagi saya, setidaknya ada pengalaman teman-teman santri ini lebih mengenal diri sendiri lewat teater itu. Lebih menyadari bahwa ngaji itu penting. Sekolah itu penting. Hormat kepada orang tua itu penting. Ingat rumah itu penting. Yang tadinya mungkin sudah rutinitas sajalah.

Apa hubungannya itu dengan teater?

Kan untuk anak yang bekerja di teater atau yang belajar di teater kan ada disiplin tertentu dan itu mau nggak mau. Sama dengan pembentukan kepribadian, membantu itulah. Harus ditanya sama anak-anak Bengkel. Ini metodenya Rendra. Bukan metode saya.

Mungkin ada saran untuk pesantren-pesantren lain dari hasil capaian dan pengalaman ini?

Nggak berani aku. Saya tahu pesantren lain aja nggak. Saya cuma tahu yang di Babakan ada 42 dan masing-masing istimewa. Ada satu pondok yang ngaji kitab. Ada satu pondok yang ngaji Qur’an. Ada satu pondok yang ngaji fiqih, yang gitu gitu. Kan beda. Seru, seru banget.

Pementasan ini punya nasibnya sendiri. Kalau memang ini manfaat kita semua, buat kehidupan, pasti bernasib baik. Dan saya membuktikannya. Berarti harus dikabarkan ya, uswah dalam naskah ini. Begitu kira-kira.

Secara umum, kenal pesantren sejak kapan?

Lamalah, dari lahir kali. Kan baca koran. Ada teman, kok gitu ya, oh dari pesantren. Otomatis jadi tahu. Karena pesantren memang ada kan di Indonesia. Dan metoda pendidikan pesantren kan salah satunya diadopsi oleh Bengkel-nya Rendra.

Apa itu?

Padepokan. Cara belajar yang seperti itu. Bukan isiannya. Bukan materi kajiannya, tapi metodanya.

Kalau dari segi naskah, apa ada improvisasi dari naskah sebelumnya?

Rendra iya, tidak pada saya. Saya hanya mengedit bagian tertentu saja, saya copot karena tidak terlalu relevan teks itu untuk dimainkan remaja, begitu.

Berikut selintas profil Ken Zuraida

Ken Zuraida lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 15 Mei 1954. Pernah kuliah di Unpad, Bandung (1973) dan Akademi Seni Rupa Indonesia, Yogyakarta (1974. Istri dramawan legendaris Indonesia, W.S. Rendra ini terlibat di Bengkel Teater Rendra sejak 1974 hingga sekarang.

Berikut pengalaman pentas Ken Zuraida menurut Wikipedia.

Tahun 1960-an teater kanak-kanak di lingkungan terbatas

Sejak 1975 berpentas sebagai Setyawati dalam Kisah Perjuangan Suku Naga produksi Bengkel Teater di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Selanjutnya dalam drama “Egmont” di Teater Terbuka, Taman Ismail Marzuki pada tahun yang sama.

Tahun 1985 menangani artistik panggung di pentas baca sajak Rendra di gedung besar beberapa kota.

Tahun 1986 artistik direktor pentas Panembahan Reso.

Costume dan Set Designers Rendras adaptasi Hamlet 1990, TIM Jakarta

Tahun 1987 mengubah suasana gereja St. Ann di New York untuk pentas “Selamatan Anak Cucu Sulaeman”, lalu di Tokyo, Hiroshima, pentas berikutnya di kota besar di Indonesia dan th 1998 di Kwachon, Korea Selatan.

Koreografer dan penari "Nocturno", di Malang dan Bandung 1994

Produser bersama Rendra, dan Agus.S.Sarjono, Internasional Puisi Indonesia tur ke Belanda, Jerman, Austria, Palestina, Maroko, Malaysia, Makasar, Bandung dan Solo, 2002

Menulis Wayang Plastik Drama Akarawa, penampilan di sekolah umum di Sumatera dan Jawa

Membaca puisi Brigitte Oleschinski TIM Jakarta, 2003

Sejak itu menangani pentas “Oidipus Sang Raja” serta pentas-pentas di luar negeri hingga “Sobrat”, 2005, di Graha Bhakti Budaya, Jakarta.

Tenaga ahli artistik di beberapa pentas di Eropa, juga Asia.

Sebagai pemain Nenek berusia 678 tahun dalam pentas berdua dengan Rendra “Kereta Kencana” memperoleh pujian di kota-kota besar Indonesia hingga Kuala Lumpur Malaysia.

Menerjemahkan drama dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia untuk beberapa pentas grup drama di Indonesia.

Menulis Monolog dan memainkannya sendiri pada festival Monolong di Taman Ismail Marzuki, 2005.

Beberapa bulan menyutradarai Pementasan Teater Nyai Ontosoroh pada tahun 2006, tapi tidak jadi tayang karena penyutradaraan kemudian digantikan oleh Wawan Sofwan pada tahun 2007.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Internasional Sang Pencerah Muslim

Minggu, 28 Mei 2017

Ketum GP Ansor: Kenapa Radikalisme Islam Saya Lawan?

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyatakan menolak radikalisme Islam meski ia bersyahadat yang sama dengan kelompok radikal. Di akun Twitter pribadinya ia mengaku mendapat pesan langsung dari seseorang yang penasaran dengan alasan yang mendasari sikapnya itu.

Ketum GP Ansor: Kenapa Radikalisme Islam Saya Lawan? (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketum GP Ansor: Kenapa Radikalisme Islam Saya Lawan? (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketum GP Ansor: Kenapa Radikalisme Islam Saya Lawan?

“Pertama, karena mereka (kelompok radikal, red) menolak orang Islam di luar kelompoknya. Di mata mereka, saya ini kafir,” katanya, Kamis (4/2) malam. Ia menegaskan menolak gagasan kelompok radikal yang mengafirkan semua orang di luar mereka.

Kedua, lanjutnya, agenda radikalisme itu merebut kekuasaan negara. Di sini, tentu mereka akan mengubah NKRI menjadi khilafah atau negara Islam. “Bagi saya, ini persoalan serius yang semestinya menjadi kesadaran setiap warga negara yang waras. Yang ingin negara ini tegak sampai kapan pun,” tambah pria yang biasa dipanggi Gus Tutut ini.

Sang Pencerah Muslim

“Pegangan saya, prinsip yang diajarkan Rasulullah. Bahwa setiap yang sudah bersyahadat haram darahnya, hartanya, kehormatannya. Nggak boleh diganggu,” tutur Gus Tutut.

Sang Pencerah Muslim

Tentang siapa yang berpotensi menjadi radikal, menurutnya sederhana, yakni mereka yang terasing dari kumpulannya, komunitas atau masyarakatnya. “Mereka yang bergabung dengan kelompok radikal, saya berani pastikan orang yang bermasalah di lingkungannya,” ujarnya. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, Pahlawan, Daerah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 25 Februari 2017

Membangun Pendidikan, Membangun Bangsa

Oleh A. Muchlishon Rochmat

Ada sebuah ungkapan yang menyebutkan bahwa kekayaan terbesar sebuah bangsa adalah manusianya, bukan sumber daya alamnya. Kalau kita renungkan, ungkapan tersebut tidaklah salah. Coba lihat saja Negara Jepang, Singapura, Korea Selatan lainnya. Memang, mereka tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah –sebagaimana yang dimiliki Indonesia, namun nyatanya mereka mampu menjadi negara maju dan menjadi salah satu ‘raksasa’ ekonomi dunia.

Membangun Pendidikan, Membangun Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Membangun Pendidikan, Membangun Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Membangun Pendidikan, Membangun Bangsa

?

Ada yang percaya bahwa untuk membangun sebuah bangsa yang maju dan besar dibutuhkan infrastruktur yang memadai, ada yang menganggap bahwa untuk mewujudkan bangsa yang maju harus membangun pemerintahan yang bersih terlebih dahulu, ada juga yang percaya bahwa untuk mewujudkan bangsa yang besar dan maju harus membangun kualitas manusianya terlebih dahulu, yakni dengan mendidik penduduknya tersebut dengan pendidikan yang berkualitas. Itu sah-sah saja.

?

Kalau kita cermati, negara-negara maju yang ada saat ini pasti memiliki sistem pendidikan yang bagus dan berkualitas tinggi. Lihat saja Amerika, Cina, Jepang, Korean Selatan, Jerman, Perancis, dan lainnya. Pendidikan menjadi pilar utama untuk menopang sebuah peradaban suatu bangsa. Karena sekaya apapun negerinya, seluas apapun wilayahnya, dan sebanyak apapun penduduknya namun kalau tidak dikelola dengan baik dan benar maka potensi tersebut malah akan menjadi beban. Dan pendidikan menjadi peran yang signifikan dalam mengelola potensi-potensi yang ada tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Kalau kita telisik peradaban-peradaban masa lalu seperti Babilonia, Mesir Kuno, Yunani, Romawi, Bizantium, dan Islam, semuanya dibangun dengan ilmu pengetahuan. Bangsa yang memiliki peradaban yang tinggi tentu tidak akan terlepas dari pengetahuan. Bangsa-bangsa tersebut tentu menyadari bahwa pendidikan dan pengetahuan menjadi kunci utama, sehingga dengan demikian mereka sangat memperhatikan kualitas pendidikannya.

Sang Pencerah Muslim

Untuk membangun pendidikan yang baik dan berkualitas tentu harus memperhatikan beberapa aspek diantaranya adalah sistem yang diterapkan harus selaras dengan karakter dan tujuan bangsa, kualitas guru yang baik, kurikulum yang tepat, sarana-prasarana dan bahan ajar yang memadahi, mendorong peserta didik untuk bereksplorasi, serta meningkatkan kualitas peserta didiknya sendiri. Tentu setiap aspek tersebut terkait satu dengan yang lainnya dan harus memiliki sinkronitas. Kalau setiap elemen tersebut sudah terbangun dengan baik dan selaras, maka sistem pendidikan yang berkualitas akan terbangun.

Perlu diperhatikan pemerintah bahwa tujuan pendidikan bukanlah untuk menjawab soal-soal yang diujikan, bukan untuk melewati ujian semata, bukan pula untuk tinggi-tinggian nilai. Namun yang harus pemerintah tekankan adalah bahwa tujuan pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia; bagaimana pendidikan membentuk karakter peserta didik, menghargai setiap potensi yang dimiliki peserta didik, mendorong peserta didik untuk mengenal dirinya dan lingkungannya, mengajak peserta didiknya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki bangsanya, dan mengadaptasi sistem dan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan karakter bangsanya sendiri. Bukan mengadopsi dari sistem dari luar yang tidak sesuai. Apalagi menerapkan sistem pendidikan yang tidak sesuai dengan karakteristik daripada masyarakat yang ada.

?

Memang, membangun pendidikan tidak lah semudah membalikkan telapak tangan. Finlandia membutuhkan waktu dua puluh sampai tiga puluh tahun untuk membangun sistem pendidikannya hingga menjadi yang terbaik di dunia sebagaimana yang kita saat ini. Dari Finlandia, kita bisa tahu bahwa tidak hanya butuh waktu yang cukup lama untuk membangun pendidikan yang baik dan berkualitas, namun juga pemerintahan, parlemen, para elit politik, pihak-pihak yang terlibat di dunia pendidikan bahkan sampai masyarakat pun harus terlibat dalam membangun pendidikan yang baik dan berkualitas. Masyarakat harus menyampaikan aspirasinya, sedangkan para pemegang kebijakan harus memperhatikannya sehingga kebijakan yang mereka keluarkan selaras dengan situasi dan kondisi yang ada di masyarakat.

Kita tidak harus mencontoh persis sistem pendidikan Finlandia, karena kita memiliki sifat dan karakter bangsa yang berbeda. Yang harus kita contoh adalah semangat dan aksi nyata dari Finlandia dalam mewujudkan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas. Perlu kita sadari bahwa membangun pendidikan adalah memangun bangsa itu sendiri, karena kekayaan terbesar sebuah bangsa adalah manusianya, bukan sumber daya alamnya.

Penulis adalah Wakil Sekjen Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII) Pusat.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, PonPes, Daerah Sang Pencerah Muslim

Senin, 30 Januari 2017

Kemenag Jombang Ingatkan CJH Tak Bawa Barang-barang yang Dilarang

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 1.282 calon jemaah haji (CJH) asal Jombang, Jawa Timur mulai pagi ini, Rabu (23/8) diberangkatkan dari halaman Pendopo Jombang menuju Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

Pemberangkatan dilakukan sesuai kloter masing-masing. Dari jumlah total jamaah haji secara keseluruhan, mereka dibagi menjadi tiga kloter, yaitu kloter 75, 76 dan kloter 77. Setiap kloter ini berisi tidak kurang dari 400 jamaah haji.

Kemenag Jombang Ingatkan CJH Tak Bawa Barang-barang yang Dilarang (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag Jombang Ingatkan CJH Tak Bawa Barang-barang yang Dilarang (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenag Jombang Ingatkan CJH Tak Bawa Barang-barang yang Dilarang

Namun sebelum jemaah diberangkatkan, Kasi Pelayanan Haji dan Umroh Kemenag Jombang, Emy Chulaimi mengingatkan serta memastikan para jemaah sudah tidak membawa barang-barang yang telah dilarang sesuai aturan yang berlaku, baik aturan yang ditetapkan di Kemenag maupun ketentuan syariah dalam tata cara beribadah haji itu sendiri.

"Pesan kita kepada para jemaah haji soal barang bawaan, jangan sampai membawa barang cair seperti minyak, obat-obatan yang tidak terpantau oleh dokter, beda-benda tajam dan lain sebagainya," katanya.

Sang Pencerah Muslim

Peringatan ini, imbuhnya, memang dari jauh hari sebelumnya sudah dilakukan Kemenag, menyusul surat edaran terkait imbauan agar CJH berangkat tepat waktu sesuai jadual yang ditetapkan Kemenag setempat.

Namun, paparnya, peringatan itu penting untuk kembali disampaikan, lantaran setiap pemberangkatan CJH sebelumnya, sebagian dari mereka masih tetap membawa barang-barang yang telah dilarang.

Disamping itu, barang-barang tersebut juga akan mengganggu terhadap proses berjalannya ibadah haji di tanah suci mekkah. "Eman-eman nanti di Mekkah, sebagian dari jemaah haji ada yang maku di tembok, ini tentu merusak terhadap ibadah hajinya," ujarnya.

Seperti diketahui, empat dari jumlah CJH gagal berangkat dari total keseluruhan sebanyak 1.286, sebabnya kondisi kesehatannya sebagian CJH yang tidak memungkinkan diberangkatkan, dan sebagian yang lain meninggal dunia. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Makam, Aswaja, Daerah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 15 September 2016

Pemkab Demak Canangkan Gerakan Ayo Mengaji

Demak, Sang Pencerah Muslim. Pemerintah Kabupaten Demak saat ini mulai mencanangkan Gerakan Ayo Mengaji sebegai respon terhadap merosotnya kesadaran masyarakat akan keimanan dan ketaqwaan serta menurunnya mental anak bangsa.?

“Kami minta dukungan panjenengan untuk disampaikan pada keluarga, tetangga dan saudara setidaknya habis maghrib walau satu ayat hendaklah anak anak atau keluarga diajak mengaji,” kata Bupati Demak, Muhammad Natsir pada Forum Silaturrahim Ulama Umara Kabupaten Demak di pendopo kabupaten Jl.Kyai Singkil No.7 Demak, Selasa (24/5).

Pemkab Demak Canangkan Gerakan Ayo Mengaji (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemkab Demak Canangkan Gerakan Ayo Mengaji (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemkab Demak Canangkan Gerakan Ayo Mengaji

Natsir ? mengakui, program mengaji habis maghrib yang dicanangkan ini masih sulit direalisasikan, sehingga pihaknya meminta pada forum tersebut untuk bersama-sama mematikan televisi agar keluarga mereka mau buka Al-Quran untuk mengaji.

“Pak yai... langkah awal tolong habis maghrib ajak keluarga minimal lima menit matikan TV, ajak anak anak kita mengaji,” pinta Natsir.

Acara yang diselenggarakan Pemkab Demak tersebut dihadiri Bupati dan wakil Bupati Demak, Kapolres, Dandim, Kejaksaan, Pengadilan, ketua DPRD Demak dan ketua MUI Demak. Selain itu hadir pula ketua Jatman Jateng KH. Zaini Mawardi, serta Pengurus NU dari berbagai tingkatan dan SKPD se-Kabupaten Demak. (A Shiddiq Sugiarto/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Daerah, Quote, Santri Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Rabu, 29 Juni 2016

Ini Ciri-ciri Travel Umrah yang Ideal

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Dalam banyak kesempatan, Direktur ASBIHU Tour and Travel KH Hafidz Taftazani mengungkapkan rasa prihatin dengan banyaknya masyarakat yang tergiur oleh promo biaya umrah yang murah.?

Ini Ciri-ciri Travel Umrah yang Ideal (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Ciri-ciri Travel Umrah yang Ideal (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Ciri-ciri Travel Umrah yang Ideal

Keprihatinan tersebut semakin bertambah tatkala ditemukan fakta biro-biro perjalanan umrah yang menawarkan biaya umrah, gagal memberangkatkan jamaahnya, padahal jamaah telah membayar biaya seperti yang disyaratkan.

Keinginan masyarakat untuk melaksanakan umrah seakan-akan dimanfaatkan oleh travel-trevel umrah yang ‘nakal’. Oleh karena itu Kiai Hafidz mengajak mengajak travel umrah menjadi travel umrah yang ideal, yaitu yang sehat jasmani dan sehat rohani.

“Sehat jasmani, artinya perusahaan itu profesional dalam menjalankan setiap amanah yang diberikan oleh jamaah. Kemudian sehat rohani, yaitu travel umrah itu harus mampu memiliki tim pembimbing yang handal atau hebat, sehingga mampu memberikan bimbingan yang maksimal kepada jemaah,” kata Kiai Hafidz kepada Sang Pencerah Muslim, Sabtu (29/4).

Sang Pencerah Muslim

Menurut Kiai Hafidz, travel umrah yang ideal mampu menyediakan satu pembimbing untuk melayani kebutuhan 15 jamaah. Selain itu, lanjut Kiai Hafidz, travel umrah yang sehat itu sanggup melakukan kegiatan manasik kepada jemaah sebanyak tiga kali sebelum keberangkatan ke Tanah Suci.?

Travel umrah yang ideal juga memiliki rutinitas pengajian minimal sebulan sekali. Ia memandang penting aktivitas mengaji ini karena dapaat menjadi ajang silaturahim dengan para jamaah maupun calon jamaah. Dalam pengajian juga dapat digunakan untuk saling mengingatkan ajaran Islam, misalnya zakat, infak dan sedekah.

“Selain dapat membayar pajak kepada pemerintah, travel umrah idela juga harus dapat memberikan zakat, infak, dan sedekah kepada yang membutuhkan; memberikan pembinaan, kenyamanan bimbingan dan keamanan kepada jemaah. Itu idealnya,” ujar Kiai Hafidz.

Sang Pencerah Muslim

Terkait dengan biaya umrah murah, ia menegaskan travel umrah akan memberikan harga minimal USD 1650.

“Seperti disampaikan Kementerian Agama tahun lalu, bahwa harga minimal umrah sebesar 20 juta rupiah,” tandasnya. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, Tokoh, Daerah Sang Pencerah Muslim

Jumat, 25 Maret 2016

Jelang Muktamar NU, Sejumlah Tokoh IKA-PMII Rapatkan Barisan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Sejumlah tokoh Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) bertemu dalam acara buka bersama di Hotel Bidakara Jakarta Selatan, Ahad (28/6). Selain membahas program IKA-PMII, pertemuan dimanfaatkan untuk membicarakan beberapa hal terkait pelaksanaan Muktamar NU di Jombang, Agustus mendatang.

Ketua Umum Pengurus Besar IKA-PMII Achmad Muqowam berharap para kader PMII berkontribusi dalam membangun NU ke depan. “Bulan Syawal (Muktamar) adalah momentum bagi kita untuk berkontribusi bagi NU,” katanya.

Jelang Muktamar NU, Sejumlah Tokoh IKA-PMII Rapatkan Barisan (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelang Muktamar NU, Sejumlah Tokoh IKA-PMII Rapatkan Barisan (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelang Muktamar NU, Sejumlah Tokoh IKA-PMII Rapatkan Barisan

Buka bersama itu dihadiri sejumlah tokoh IKA-PMII antara lain KH Nuril Huda (pendiri PMII), KH Ahmad Bagdja dan KH Masyhuri Malik (Dewan Pembina), Enceng Shobirin, Imdadun Rahmat, dan Adnan Anwar (Wasekjen PBNU), Hanif Dakhiri (Sekjen IKA-PMII yang juga Menteri Tenaga Kerja), dan Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama).

Sang Pencerah Muslim

Sejumlah tokoh IKA-PMII yang aktif di partai politik juga hadir, antara lain Ahmad Mubarok (Partai Demokrat), Abdul Kadir Karding (Sekjen DPP PKB) dan Arvin Hakim Thoha (DPR RI PKB), Idrus Marham (Sekjen DPP Golkar), dan Endin Sofihara (PPP).

Sang Pencerah Muslim

Beberapa mantan Ketua Umum PB PMII dan para aulumni yang yang aktif di pemerintahan, badan otonom NU, ormas dan berbagai profesi juga hadir, antara antara lain Ali Masykur Musa, Nusron Wahid, Yahya Ma’shum, Wahidah Syuaib, Mustofa Zuhad, Masrur Ainun Najih, Eman Hermawan, Amir Ma’ruf, Zaini Rahman, Idi Muzayad, Rodli Kailani, Luluk Nur Hamidah, Ucok Sky Khadafi, Daniel Zuhron, Eem Marzuhis, serta ratusan alumni dan kader PMII meramaikan acara.

Ketua Dewan Pembina IKA-PMII Achmad Bagja mengatakan, momentum muktamar tidak bisa dilewatkan begitu saja oleh para alumni PMII. Sebagian besar alumni PMII telah aktif di NU dari tingkat pusat sampai ke daerah-daerah, serta aktif di berbaagai perangkat NU baik di lembaga, lajnah maupun badan otonom di bawah NU.

“Muktamar tidak sekedar rutinitas. Berbagai perkembangan menjelang muktamar perlu respon serius. Ini sudah ada iklim yang tidak baik menjelang muktmar, padahal yang ngurus juga alumni PMII semua. Kita harus menciptakan suasana lebih kondusif agar muktamar lebih produktif dan menghasilkan gagasan besar. Kita tidak berbicarakepentingan orang perorang atau kelompok, tetapi cita-cita besar NU,” katanya.

Pendiri PMII KH Nuril Huda menyampaikan taushiyah menjelang buka bersama yang dianjutkan ramah tamah dan pertemuan informal di areal Hotel Bidakara. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Berita, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Rabu, 30 Desember 2015

Targetkan Cabang Terbaik, PC GP Ansor Paluta Gelar PKD

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Untuk mengejar target terbaik tingkat cabang, PC GP Ansor Padang Lawas Utara, Sumatera Utara menggelar Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Ansor. Kegiatan yang berlangsung Jumat-Ahad (7-9/2) bertujuan mengintensifkan pengaderan dan kapasitas kepemimpinan kader.

Targetkan Cabang Terbaik, PC GP Ansor Paluta Gelar PKD (Sumber Gambar : Nu Online)
Targetkan Cabang Terbaik, PC GP Ansor Paluta Gelar PKD (Sumber Gambar : Nu Online)

Targetkan Cabang Terbaik, PC GP Ansor Paluta Gelar PKD

“GP Ansor Padang Lawas Utara (Paluta) siap menjadi barometer di Sumut,” kata Ketua PC GP Ansor Paluta H Amran Saleh Siregar.

Sementara Ketua panitia PKD Yusuf Muda Dalam Hasibuan mengatakan, pengaderan ini ialah angkatan ketiga yang menjadi penggerak dan motor organisasi sehingga pembentukkan Ansor hingga ranting ditargetkan selesai pada akhir 2014.

Sang Pencerah Muslim

PKD menghadirkan koordinator instruktur dari Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, H Ahmad Nadhif Abdul Mujid dan Hasan Basri Sagala. Keduanya dibantu asisten instruktur Budi Suherman dan Zeni yang merupakan alumni PKL PW GP Ansor Sumut.

Pelatihan yang digelar di pesantren Thoyibah Islamiyah Hutaraja kecamatan Portibi kabupaten Paluta, ? Sumut kali ini meluluskan 62 pesertanya. Demikian dikatakan Hasan Basri Sagala kepada Sang Pencerah Muslim per telepon, Ahad (9/2) siang.

Sang Pencerah Muslim

“GP Ansor Paluta saatnya melakukan konsolidasi, reorganisasi, dan revitalisasi dalam menghadapi tantangan yang lebih kompleks baik internal maupun eksternal,” tandas Gus Nadhif. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Santri Sang Pencerah Muslim

Selasa, 01 Desember 2015

Kebersamaan Modal Penting Membangun Organisasi

Metro, Sang Pencerah Muslim. Rais Syuriyah PCNU Kota Metro, Lampung KH Zainal Abidin mengatakan bahwa salah satu hal penting dalam membangun sebuah organisasi khususnya di jamiyyah Nahdlatul Ulama (NU) adalah kebersamaan.

Kebersamaan Modal Penting Membangun Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Kebersamaan Modal Penting Membangun Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Kebersamaan Modal Penting Membangun Organisasi

Hal ini menurutnya sudah ditegaskan dalam Qanun Asasi NU melalui salah satu ayat Al-Quran Surat Al-Imran ayat 103 yang memerintahkan kepada Ummat Islam untuk bersatu dalam Islam dan tidak bercerai berai.

"Jamaah membawa rahmat. Perbedaan tidak apa apa namun yang berbahaya adalah perpecahan," tegasnya didepan peserta Silaturahmi Daerah (SILATDA) Kader Penggerak NU di Kampus Institut Agama Islam Ma’arif NU (IAIM NU) Metro, Selasa (28/3).

Kiai Zainal, begitu Ia biasa disapa, menjelaskan juga bahwa dalam mewujudkan kebersamaan, seluruh elemen juga perlu berjuang agar organisasi yang dijalankan bersama meraih tujuan bersamanya.

Sang Pencerah Muslim

"Dengan bersama, rahmat akan diturunkan Allah. Ini yang biasanya sulit diwujudkan dalam sebuah organisasi," ingatnya.

Disamping itu menurutnya seluruh elemen jamiyyah harus berkiprah, berkhidmah dan bergerak menurut fungsi masing masing.?

Sang Pencerah Muslim

"Yang bukan kiai jangan bergerak seperti kiai yang dosen bergerak sesuai tugas dosen," tegasnya sembari mencontohkan kekompakan yang dicontohkan anggota tubuh yang mampu bergerak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Dalam menjaga kebersamaan diera saat ini, Kiai Zainal mengingatkan juga untuk secara teliti menyaring informasi khususnya didunia maya agar tidak muncul bibit perpecahan.

"Pintar-pintarlah menyaring berita yang tidak jelas didunia maya khususnya media sosial. Jika belum paham betul, tanyakan kepada yang lebih ngerti," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Hadits, Daerah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 10 September 2015

IPNU– IPPNU Blubuk Turut Berbagi

Tegal, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Blubuk, Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal memberikan santunan kepada 120 Yatim Piatu desa setempat.

Ketua PR IPNU Blubuk, Indra Fatria S dalam sambutannya mengajak kepada masyarakat untuk dapat berbagi dengan sesama, terlebih kepada anak-anak yatim piatu. ”Mari kita tingkatkan kepedulian terhadap sesama, terlebih kepada anak-anak yatim,” ajak Indra? di sela santunan dan buka puasa bersama di Pendopo Balai Desa Blubuk, Kamis Sore (25/8).

IPNU– IPPNU Blubuk Turut Berbagi (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU– IPPNU Blubuk Turut Berbagi (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU– IPPNU Blubuk Turut Berbagi

Menurut Indra, hidup akan lebih bermakna, manakala kita bisa senantiasa berbagi dengan orang lain. ”Dengan potensi dan keyakinan yang kita miliki tentu kita akan mampu berbuat lebih dengan sesama,”ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Selama Ramadhan, kata Indra melaporkan, selain santunan, IPNU-IPPNU Ranting Blubuk juga mengadakan buka puasa bersama, tarawih silaturahim (tarhim), pengajian ramadhan di tiap-tiap Masjid dan Mushola dan peringatan Nuzulul Qur’an dengan Khataman 30 Juz.

Sementara Kepala Desa Blubuk Warjo menyampaikan terimakasih dan rasa bangganya kepada IPNU – IPPNU yang telah peduli dan ikut membangun desanya sendiri. Dia memberikan motivasi kepada IPNU-IPPNU agar menggelar berbagai kegiatan yang bersifat membangun. “Saya doakan semoga program-program dari IPNU-IPPNU bisa terlaksana dengan baik,” tandasnya.

Sang Pencerah Muslim

Warjo juga berpesan, kepada masyarakat yang hadir, agar didalam bulan puasa dan lebaran nanti untuk menjaga kondusifitas.”Kepada ibu-ibu mohon dapat menjaga anak-anaknya agar tidak bermain petasan (mercon), agar keadaan aman dan nyaman,” tegasnya.

Usai pemberian santunan, Pengurus Lembaga Dakwah NU (LDNU) Desa Blubuk, Ustadz Abdul Qodim? menyampaikan mauidlotul Khasanah. Dia mengingatkan agar umat islam jangan lalai terhadap anak yatim. Sehingga perlu diupayakan pemenuhan hak-hak anak yatim. “Jika seseorang yang sudah mempunyai harta lebih, namun tidak menyisihkan hartanya untuk anak yatim, maka Alloh SWT sangatlah tidak suka,” tutur Ustadz Qodim sembari menyitir ayat Al Quran.

Kegiatan yang digelar bertepatan dengan 25 Ramadhan 1432 H itu merupakan rangkaian kegiatan Amaliyah Ramadhan yang digelar PR IPNU – IPPNU Desa Blubuk sepanjang Ramadhan 1432 H.

Hadir dalam kesempatan tersebut Pimpinan PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Dukuhwaru, Kepala Desa Blubuk, Pengurus Ranting NU dan Badan Otonom, Pembina, Alumni, tokoh masyarakat, dan anak – anak yatim yang didampingi orang tuanya.

Redaktur? ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Wasdiun

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Daerah, Ulama Sang Pencerah Muslim

Kamis, 28 Agustus 2014

29 Pasang Calon Penganten Resmi Dinikahkan

Pekalongan, Sang Pencerah Muslim. Rangkaian kegiatan peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam 1428 Hijriyah Gedung Kanzus Sholawat Pekalongan dimulai hari ini dengan kegiatan nikah maulid. Hingga akhir pendaftaran tanggal 16 April 2007 kemarin terdaftar sebanyak 30 pasangan calon pengantin siap dinikahkan, namun hingga acara pernikahan dimulai, hanya 29 pasanganan yang hadir, sedangkan satu pasangan batal mengikuti acara tanpa ada alasan yang jelas.

Menurut catatan panitia nikah maulid, pasangan tertua berusia 80 tahun atas nama Tarmo dan Tusmi asal Kandang Panjang Pekalongan Utara, sedangkan pasangan termuda berusia 22 tahun atas nama Dadang dan Nur Fadzilah asal Bumirejo Pekalongan Barat Kota Pekalongan Jawa Tengah.

29 Pasang Calon Penganten Resmi Dinikahkan (Sumber Gambar : Nu Online)
29 Pasang Calon Penganten Resmi Dinikahkan (Sumber Gambar : Nu Online)

29 Pasang Calon Penganten Resmi Dinikahkan

Ketua panitia Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Gedung Kanzus Sholawat Masduqi kepada Sang Pencerah Muslim mengatakan, kegiatan nikah maulid ini sebagai bentuk kegiatan penunjang yang bersifat kemasyarakatan bekerjasama dengan Kandepag dan PKK Kota Pekalongan.

“kegiatan ini dalam rangka membantu masyarakat yang berkeinginan menikah akan tetapi tidak memiliki dana yang cukup untuk biaya pernikahan” ujarnya. Jadi dengan pernikahan bersama ini, lanjut masduqi mereka bisa menjadi pasangan yang resmi sesuai Undang Undang Perkawinan nomor 1 tahun 1974.

Seperti pada resepsi pernikahan pada umumnya, kedua puluh sembilan pasangan dirias sebagaimana penganten baru dan didudukkan di pelaminan yang cukup mewah, di Geung Kanzus Sholawat ber AC di bawah sorotan lampu ribuan watt dan kilatan lampu blits puluhan wartawan yang hadir. Bahkan untuk memeriahkan acara, pihak panitia menghadirkan secara khusus group musik samer / gambus untuk menghibur penganten dan tamu undangan yang ratusan jumlahnya.

Sang Pencerah Muslim

Tampak hadir, selain Khodimul Maulid Habib Muhammad Luthfi Bin Hasyim Bin Ali Bin Yahya (Habib Luthfi), juga Walikota Ketua DPRD dan Kapolresta Pekalongan masing masing beserta ibu, Istri Wakil Bupati Pekalongan, dan para pejabat di lingkungan Pemerintah Kota dan Kantor Departemen Agama Kota Pekalongan.

 

Sang Pencerah Muslim

Untuk mengawali hidup baru, meski sebagian diantara mereka telah hidup bersama dengan ikatan perkawinan sirri, Walikota Pekalongan memberikan bantuan uang tunai untuk modal usaha dan pihak panitia membantu pemberian mahar kepada calon penganten putra untuk diberikan kepada calon istrinya masing masing sebesar Rp 50.000,00.

Selasa besok siang akan digelar pawai panjang jimat Pekalongan dengan menghadirkan marching band Taruna Akpol Semarang dan malam harinya diisi dengan pengajian Kitab Ihya Ulumuddin dan hiburan Gambus El Balasyik dari Situbondo Jawa Timur. Sedangkan hari Rabu merupakan acara puncak berupa peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1428 Hijriyah yang akan dihadiri tidak kurang dari lima puluh ribu pengunjung.(muiz)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, Daerah, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Senin, 03 Maret 2014

Dapat Apresiasi Menaker, Ini Kisah Sukses Santri Bisnis Korek Grafir NU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kreatif dan jeli membaca peluang. Itulah yang dilakukan Umar Jamaluddin, santri asal Tempuran, Magelang Jawa Tengah. Pemuda 27 tahun ini kreatif mengaplikasikan seni grafir di atas korek api zippo. Agar lebih spesifik, dia menjadikan lambang Nahdlatul Ulama (NU) sebagai motif utama pada produknya.

"Saya melihat, belum ada yang menjual zippo dengan grafir NU. Padahal, sebagian besar pria warga NU perokok. Dari jutaan warga NU, pasti ada yang tertarik. Bismillah,” ujar Umar, Rabu (29/8).

Dapat Apresiasi Menaker, Ini Kisah Sukses Santri Bisnis Korek Grafir NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Dapat Apresiasi Menaker, Ini Kisah Sukses Santri Bisnis Korek Grafir NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Dapat Apresiasi Menaker, Ini Kisah Sukses Santri Bisnis Korek Grafir NU

Hal lain yang menguatkan keyakinannya adalah, sebagai santri yang dibesarkan di lingkungan nahdliyin, Umar sadar betul kekuatan rasa memiliki ? warga NU terhadap logo organisasinya. Ia juga memahami kekuatan kultural dan kekerabatan warga NU. Semua itu menjadi pangsa pasar yang menjanjikan.

Dan benar, tak lama setelah ia mengunggahnya di akun facebook (@tokokutokomutokonu) dan instagram (@tokoku_tokomu_tokonu), pesananpun datang dari berbagai daerah. Kekuatan pasar offline juga menjanjikan. Produknya dipasarkan dari jamaah pengajian, maulidan dan tahlilan.

Sang Pencerah Muslim

Tentu dia tak hanya menyediakan dan melayani jasa grafir zippo NU. Gambar lain seperti logo organisasi, logo komunitas, gambar obyek tertentu juga dilayani. Namun, 80 persen adalah logo NU. Pesanan tak hanya dari pengurus atau warga NU di dalam negeri. Belum lama, ia menerima order dari pengurus cabang istimewa NU Korea Selatan.?

Sejak ia menekuni usaha ini 11 bulan silam, rata-rata tiap bulan menerima order hampir 100 zippo. Harga zippo grafir yang original Rp 550 ribu. Untuk kualitas standard Rp 260 ribu. Guna memenuhi pesanan, Umar mengerjakannya bersama tiga rekan.?

Kini, alumni pesantren Raudlatul Thulab, Tempuran Magelang ini menjadi santri sekaligus entrepreneur. Siang bisnis, sore dan malam hari menjadi guru mengaji. ?

Karya Umar juga telah sampai ke tangan Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri. Menteri yang juga kader NU ini takjub dan mengapresiasi zippo NU yang ia terima dari saudaranya.?

"Saya sangat mengapresiasi pemuda yang kreatif. Di era persaingan kerja yang ketat, kreatifitas adalah salah satu kunci kesuksesan kerja,” ujar Menaker Hanif.

Sang Pencerah Muslim

Menaker juga memuji Umar sebagai santri yang menekuni ilmu agama, sekaligus melek dan bijak memanfaatkan komunikasi dan informasi. ?

"Dia menjadikan media sosial sebagai media pemasaran yang efektif dan efisien. Umar bisa menginspirasi anak muda Indonesia yang lain,” tambah Menteri Hanif. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Daerah, Khutbah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 27 Maret 2013

Dandim 0411 Gelar Doa Kemerdekaan di Pesantren Walisongo

Lampung Tengah, Sang Pencerah Muslim - Ratusan santri dan ratusan Tentara Nasional Indonesia di bawah Komando Dandim 0411 Kabupaten Lampung Tengah mengikuti upacara penurunan bendera di Pesantren Walisongo, Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Lampung Tengah. Mereka juga menggelar doa kebangsaan di pesantren tersebut, Kamis (17/8) sore.

Ada yang berbeda  pada upacara penurunan bendera dalam Hari Ulang Tahun Ke-72 Republik Indonesia tahun ini di halaman Pesantren Walisongo. Peserta upacara tidak hanya para santri pesantren setempat tetapi tampak hadir pula seratusan lebih pasukan TNI anggota Dandim 0411 Kabupaten Lampung Tengah.

Dandim 0411 Gelar Doa Kemerdekaan di Pesantren Walisongo (Sumber Gambar : Nu Online)
Dandim 0411 Gelar Doa Kemerdekaan di Pesantren Walisongo (Sumber Gambar : Nu Online)

Dandim 0411 Gelar Doa Kemerdekaan di Pesantren Walisongo

Pengasuh Pesantren Walisongo Kiai Syaikhul Ulum Syuhada di sela-sela sebelum upacara penurunan bendera menyampaikan, agenda ini dilaksanakan sebagai bentuk kerja sama pesantren dan militer, Polres Lampung Tengah, MWCNU Bumi Ratu Nuban untuk terus memupuk rasa nasionalisme di kalangan santri dan aparatur negara dalam hal ini TNI dan Polri.

Sang Pencerah Muslim

“Mari kita kirimkan hadiah surat Al-Fatihah untuk Komanadan Dandim Lampung Tengah dan Kapolres Lampung Tengah semoga para prajurit, anggotanya senantiasa diberi kekuatan, kesehatan dalam mengemban tugas negara menjaga ketertiban, keamanan masyarakat Indonesia,” kata alumnus Fakultas Tarbiyah IAIM NU Kota Metro Lampung ini.

Inspektur upacara penurunan bendera adalah Dandim 0411 Lampung Tengah Letkol Janjang Kurniawan. Selepas shalat magrib berjamaah mereka makam tumpeng bersama.

Sang Pencerah Muslim

Upacara penurunan bendera di Pesantren Walisongo Kecamatan Bumi Ratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah dihadiri Pengasuh Pesantren Walisongo Kiai Syaikhul Ulum Suhada, Ketua MUI Lampung Tengah H Mutawalli, Ketua GP Ansor Lampung Tengah Saryono, jajaran pengurus MWCNU Bumi Ratu Nuban, para santri Walisongo, pengurus harian Satkorcab Banser Lampung Tengah, Dandim 0411 Lampung Tengah Letkol Janjang Kurniawan, Kapolres Lampung Tengah AKBP Purwanto Puji Suttan, para anggota TNI Dandim 0411 Lampung Tengah, dan masyarakat sekitar. (Akhmad Syarief Kurniawan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Budaya, Lomba Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 21 Juli 2012

Doa Makan dan Minum

Selain menggunakan tangan kanan dan sambil duduk, saat makan kita dianjurkan untuk senantiasa dzikir kepada Allah sejak awal memulainya. Bila lupa menyebut nama Allah di awal, hal demikian bisa dilakukan di tengah-tengah makan. Diriwayatkan, ketika makanan didekatkan kepada Rasulullah, beliau membaca:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Doa Makan dan Minum (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa Makan dan Minum (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa Makan dan Minum

Allâhumma bârik lanâ fî mâ razaqtanâ wa qinâ adzâban nâr, bismillâh

Sang Pencerah Muslim

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada apa yang telah Engkau karuniakan dan lindungilah kami dari siksa neraka. Bismillâh (atas nama Allah).

Sang Pencerah Muslim

Nabi Muhammad juga mengajarkan kita untuk tak mencela makanan dan minuman apapun kondisinya. Saat beliau menginginkannya, beliau makan; dan saat beliau tak suka, beliau diam. (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)



(Mahbib)


Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah Sang Pencerah Muslim

Minggu, 27 Mei 2012

Malam Ini, Habib Luthfi Isi Tausiyah di Khataman Al-Muayyad

Solo, Sang Pencerah Muslim. Rangkaian kegiatan Khataman Al-Qur’an dan Haul para masyayikh Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan Surakarta, Jawa Tengah, akan ditutup dengan acara pengajian, Sabtu (31/1) malam ini.

Panitia pelaksana kegiatan khataman dan haul, mengatakan mauidoh hasanah akan diisi oleh Rais ‘Aam Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfi bin Ali Yahya.

Malam Ini, Habib Luthfi Isi Tausiyah di Khataman Al-Muayyad (Sumber Gambar : Nu Online)
Malam Ini, Habib Luthfi Isi Tausiyah di Khataman Al-Muayyad (Sumber Gambar : Nu Online)

Malam Ini, Habib Luthfi Isi Tausiyah di Khataman Al-Muayyad

“Insyaallah, Habib Luthfi akan rawuh untuk mengisi mauidoh hasanah pada pengajian nanti,” ujar Noor Ridho, saat ditemu Sang Pencerah Muslim di sela persiapan acara, Jumat (30/1) malam.

Sang Pencerah Muslim

Ridho menambahkan, rangkaian kegiatan sudah dimulai sejak dua hari sebelumnya, dengan pelaksanaan semaan dari para santri dan alumni, serta acara ziarah bersama ke makam para kiai.

Dari pantauan Sang Pencerah Muslim, makam KH Umar Abdul Mannan, juga terlihat padat oleh peziarah. Para peziarah tidak hanya datang dari daerah setempat, bahkan sebagian dari mereka ada yang datang dari luar kota.

Sang Pencerah Muslim

Salah satu peziarah yang kami temui, Mustofa, mengaku datang dari Jakarta. “Ya, ini alhamdulillah bisa ziarah ke sini (Makam Kiai Umar, -red). Dulu, sewaktu mondok di Pati hanya pernah mendengar nama Al-Muayyad dan Mbah Umar. Semoga bisa mendapatkan berkah beliau,” ujarnya.

Selain, makam Mbah Umar tempat lain yang menjadi tujuan para peziarah, yakni makam dua pendiri pesantren Al-Muayyad, KH Shofawi dan KH Abdul Mannan. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, Daerah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 23 November 2011

IPNU-IPPNU Pamekasan Programkan Promosi Wisata Madura

Sang Pencerah Muslim, Pamekasan

Terdapat satu program andalan PC IPNU-IPPNU Kabupaten Pamekasan yang bakal digenjot realisasinya dua tahun ke depan. Program tersebut adalah promosi wisata Pulau Madura, khususnya di Kabupaten Pamekasan. Teknisnya, dengan menjadi mitra aktif Dinas Pemuda, Olahraga, dan Kebudayaan (Disporabud) Pamekasan.

Hal itu ditegaskan Ketua PC IPNU Pamekasan Kadarisman, kepada Sang Pencerah Muslim, Jumat (12/2/2016) pagi. Menurutnya, program tersebut diketengahkan dalam kepemimpinannya, karena sejauh ini promosi wisata Madura di Kabupaten Pamekasan terbilang lemah. Sehingga, kekayaan alam yang ada kurang diketahui khalayak ramai.

IPNU-IPPNU Pamekasan Programkan Promosi Wisata Madura (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Pamekasan Programkan Promosi Wisata Madura (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Pamekasan Programkan Promosi Wisata Madura

Dari belasan wisata yang ada, sedikitnya terdapat 3 objek wisata andalan Kabupaten Pamekasan yang belum mampu menarik simpati para wisatawan. Yakni, pantai Talang Siring di Desa Montok, Kecamatan Larangan, pantai Jumiang di Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, dan Api Alam di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan.?

"Kondisi 3 objek wisata yang dikelola pemkab itu, masih terkesan tidak terurus. Tapi, sudah ada upaya pembenahan. Nah, hasil pembenahan itu yang perlu dipromosikan dan diketahui publik," terang pria asal Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan itu.

Sementara itu, Sekretaris Disporabud Pamekasan Loeqman Hakim mengakui, ragam wisata yang dikelola selama ini sangat terbatas. Menurutnya, 3 lokasi wisata di atas masih minim fasilitas. Hal itu dikarenakan terbatasnya anggaran dari pemerintah setempat. Meski demikian, dia berjanji akan melengkapi seluruh fasilitas tersebut tahun ini.?

Sang Pencerah Muslim

"Di 2016 ini kami sudah menganggarkan miliaran untuk pengembangan wisata di Pamekasan. Terutama pantai Talang Siring dan Api Alam. Masterplan dua wisata ini sudah hampir selesai," tanggapnya.?

Dia menambahkan, dalam pengembangan wisata ke depan, instansinya tidak hanya akan mengandalkan kemampuan pemerintah dari sisi anggaran. Namun, akan bekerjasama dengan instansi lain dari luar daerah Pamekasan. Bahkan saat ini, Disporabud Pamekasan sudah bekerja sama dengan beberapa penyelenggara kenjungan wisata.?

"Tentu kami sangat mengapresiasi bila ada kepedulian dari para pelajar NU untuk turut mengembangkan wisata di Pamekasan. Kami terbuka untuk bermitra," tandasnya. (Hairul Anam/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Daerah, Pertandingan, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock