Tampilkan postingan dengan label Quote. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Quote. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 November 2017

Gelar Istighotsah, Warga Berharap Sengketa Tanah dengan TNI Diselesaikan

Majalengka, Sang Pencerah Muslim. Warga masyarakat di Kabupaten Majalengka wilayah utara yang tergabung dalam Forum Warga dulur Wates (Fardurawat) dan PMII Majalengka mempertanyakan status kepemilikan tanah yang berada di daerahnya oleh TNI AU Lanud S. Sukani Jatiwangi.

Selasa (30/1) kemarin mereka menggelar Istighosah dan Orasi di Dusun Wates, Jatisura,Jatiwangi Majalengka (30/12) siang kemarin. Acara yang diikuti oleh Ratusan warga Kampung wates yang tanahnya bersengketa dengan TNI AU, Forum Dulur warga wates (Fardurawat), para kepala desa dan aparat desa bersama PMII Majalengka.

Gelar Istighotsah, Warga Berharap Sengketa Tanah dengan TNI Diselesaikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Gelar Istighotsah, Warga Berharap Sengketa Tanah dengan TNI Diselesaikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Gelar Istighotsah, Warga Berharap Sengketa Tanah dengan TNI Diselesaikan

Koordinator Fardurawat Ikhlas Khusyaeri mengatakan, Genap 64 tahun penguasaan TNI-AU atas tanah rakyat Jatiwangi itu jika diceritakan memakan waktu berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bisa setahunan atau bila dituliskan akan mencapai ribuan halaman dan bisa jadi ratusan buku.

Sang Pencerah Muslim

“Tetapi siapa yang peduli untuk mengetahui dan membongkar kisah dan permasalahan selama kasus tanah tersebut berlangsung dalam penguasaan TNI-AU. Sedangkan untuk diselesaikan kasus tanah tersebut syaratnya harus jelas dulu permasalahannya,” tegasnya.

Khusyaeri yang juga Alumni PMII Cirebon menambahkan, ada sekitar kurang lebih 1.043 haktar yang tersebar di Desa Beusi, Desa Beber, Desa Kertasari, Desa Cibogor, Desa Buntu, Desa Wanasalam Kec.Ligung, Desa Salawana Kecamatan Dawuan, dan Desa Jatisura Kecamatan Jatiwangi itu ternyata dimiliki Tentara NasionalIndonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) Lanud S Sukani Jatiwangi.

Sang Pencerah Muslim

Khusyaeri berharap dengan digelarnya Istighosah dan orasi menjadikan spirit perjuangan dalam mempertahankan tanah leluhur kami.

Sementara Iwan Irwanto ketua PMII Majalengka mengatakan, pihaknya bersama para kader dan warga kampung wates akan memperjuangkan tanah yang sudah turun temurun dari jaman Jepang sebelum adanya TNI AU bersedia berjuang bersama-sama untuk menyelesaikan sengketa tanah ini.

“Kami tetap fokus terhadap advokasi masyarakat. Insyaallah kalau perjuangan ini dilakukan secara berbarengan dengan warga kampung wates bisa terselesaikan. Apalagi para kepala Desa sudah menyambut baik untuk menuntaskan permasalahan sengketa tanah warga kampung Wates dengan TNI AU,” katanya. (Aris Prayuda/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Selasa, 07 November 2017

Ulama Maroko Masuk Kepengurusan PCINU

Rabat, Sang Pencerah Muslim?

Rais Syuriah PBNU Prof. Dr. Masykuri Abdillah melantik kepengurusan Pengurus Cabang Istlimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko periode 2016-2018. Pelantikan berlangsung di gedung serbaguna KBRI di ibu kota Maroko, Rabat pada Rabu 30 November.?

Ulama Maroko Masuk Kepengurusan PCINU (Sumber Gambar : Nu Online)
Ulama Maroko Masuk Kepengurusan PCINU (Sumber Gambar : Nu Online)

Ulama Maroko Masuk Kepengurusan PCINU

Pelantikan dimulai pukul 09.00 tersebut dihadiri beberapa ulama Maroko, Nahdliyyin, juga ? Duta Besar LBBP RI untuk Kerajaan Maroko merangkap Republik Islam Maurutinia H.E.D Syarief Syamsyuri beserta jajarannya.?

Pelantikan ini dimulai dengan serah terima jabatan dari ketua PCINU Periode 2014-2016 Kusnadi kepada Ketua PCINU periode 2016-2018 Abdullah Aniq Nawawi. Lalu Pengambilan sumpah jabatan dipimpin langsung Masykuri Abdillah.?

Seperti periode sebelumnya, dalam periode ini pun Pengurus PCINU Maroko tidak hanya diisi warga negara Indonesia. Beberapa ulama terkenal Maroko seperti Dr. Ahmad Roisuni, Dr. Yusuf Kallam, Dr. Nadia Syarqoui, dan Syekh Rodi Genun juga berada dalam jajaran kepengurusan.?

Sang Pencerah Muslim

Masykuri Abdillah meminta kepada Nahdliyyin di Maroko untuk terus menjaga paham Islam Ahlussunnah wal-Jamaah dan menegaskan pentingnya belajar setinggi-tingginya. Tak cukup hanya bermodal S1 saja.

Duta Besar LBBP RI untuk Kerajaan Maroko merangkap Republik Islam Mauritania mengingatkan kepada organisasi PCINU Maroko untuk terus menjaga hubungan baik dengan KBRI ? Rabat yang sudah terjalin sejak lama.?

Pelantikan ini juga diisi dengan penyerahan buku antologi cerpen “Sepenggal Cerita Di Lorong Pesantren”, yang merupakan 20 cerpen terbaik pilihan PCINU Maroko. Buku ini diserahkan Ketua PCINU Maroko Aniq Nawawi kepada KBRI Rabat sebagai cenderamata sekaligus ucapan terimakasih atas bantuan KBRI Rabat selama ini. Acara yang berlangsung sekitar 120 menit ini kemudian ditutup oleh doa dari ulama Maroko Dr. Yusuf Kallam. (Sirojudin Ahmad/Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Quote Sang Pencerah Muslim

Senin, 06 November 2017

Kenapa Quraish Shihab Enggan Dipanggil Habib dan Kiai?

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Banyak kalangan yang menilai, panggilan habib dan kiai seharusnya layak disandang Prof HM. Quraish Shihab. Secara silsilah dan keilmuan, tidak ada yang meragukan Penulis Tafsir Al-Misbah ini. Namun secara pribadi, Mufassir yang dikenal luas ini tidak mau dipanggil habib dan kiai. Kenapa?

Dalam buku Cahaya, Cinta dan Canda Quraish Shihab terbitan Lentera Hati yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dan kawan-kawan, dijelaskan soal urusan habib dan kiai tersebut. Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) ini hanya mau dipanggil habib oleh cucunya saja, karena lebih cocok berdasarkan artinya.?

Kenapa Quraish Shihab Enggan Dipanggil Habib dan Kiai? (Sumber Gambar : Nu Online)
Kenapa Quraish Shihab Enggan Dipanggil Habib dan Kiai? (Sumber Gambar : Nu Online)

Kenapa Quraish Shihab Enggan Dipanggil Habib dan Kiai?

Di kalangan Arab-Indonesia, habib menjadi gelar bangsawan Timur Tengah yang merupakan kerabat Nabi Muhammad SAW (Bani Hasyim). Khususnya dinisbatkan terhadap keturunan Nabi Muhammad melalui Sayyidatina Fatimah Az-Zahra yang menikah dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Panggilan habib juga penanda Arab-Indonesia yang memiliki Moyang yang berasal dari Negeri Yaman, khususnya Hadhramaut. Kakek Prof Quraish Shihab, Habib Ali bin Abdurrahman Shihab berasal dari Hadhramaut.

Sang Pencerah Muslim

Dalam Bahasa Arab, habib berakar dari kata cinta. Jadi habib berarti “yang mencintai” atau bisa juga “yang dicintai”. Tetapi kemudian maknanya berkembang menjadi suatu istilah, habib adalah orang teladan, orang baik yang berpengetahuan, dan seseorang yang mempunyai hubungan dengan Rasulullah.

Alasan kedua itulah yang membuat Quraish menolak dipanggil habib. Padahal, sebagai orang yang menghabiskan usia bergelut dengan ilmu pengetahuan, Quraish layak mendapat gelar itu. Quraish adalah profesor doktor bidang Ilmu Tafsir, hafal al-Quran, pernah jadi Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan mantan Menteri Agama. Tapi ia berkukuh tetap menolak. Semata-mata karena, “itu mengandung unsur pujian.”

Sang Pencerah Muslim

Baginya, gelar habib tidak perlu diberikan kepada sembarang orang. Sebangun dengan gelar kesarjanaan, yang harus ada usaha untuk mendapatkannya, maka habib pun harus ada usaha, terutama dari akhlaknya.

“Saya merasa, saya butuh untuk dicintai, saya ingin mencintai. Tapi rasanya saya belum wajar untuk jadi teladan. Karena itu saya tidak, belum ingin dipanggil habib,” kata Quraish merendah.?

Apalagi, ada ajaran ayahnya, Habib Abdurrahman, agar tidak menonjolkan garis keturunan. Beliau enggan menggunakan gelar “Sayyid”, “Haji”, atau “Kiai”. Bahkan tidak juga gelar akademis.

Ada sajak yang acap didendangkan Habib Abdurrahman dan ditulis dalam buku tersebut:?

Kami, kendati memiliki garis keturunan terhormat

Tidak sekalipun mengandalkan garis keturunan?

Kami membangun sebagaimana leluhur kami membangun

Dan berbuat serupa dengan apa yang mereka perbuat.

Tidak hanya Prof Quraish, keluarga Shihab yang lain, seperti Umar Shihab dan Alwi Shihab pun sependapat. Alwi lebih keras, menyebut ada “inflasi habib”, karena pemakaian yang tidak pada tempatnya. Bahkan sudah sampai pada tahap berkonotasi buruk, seperti didengar Quraish dari sopir taksi, saat ia terjebak macet akibat adanya pengajian yang menutup badan jalan.

Maka mereka pun bersepakat, memakai gelar habib hanya sekadar sebutan untuk kakek. “Karena kakek itu sangat mencintai cucunya, terkadang lebih dari cinta kepada anaknya. Cucu juga kadang-kadang lebih mencintai kakeknya daripada bapaknya,” kata Quraish.?

Pesan lain dari penolakan itu untuk memberikan contoh keteladanan, siapa yang wajar diberi gelar kehormatan.

Tak hanya sapaan habib, Prof Quraish juga emoh dipanggil “kiai”. Lagi-lagi alasan serupa, gelar itu jabatan yang sangat tinggi. Baginya, kiai berkonotasi ulama besar yang tulus. Tapi, diksi ‘besar’ itu bisa mengandung pujian. Sesuatu yang selalu ia hindari. Belum lagi, sebutan kiai juga mengalami inflasi, karena dipakai banyak orang yang berpotensi menurunkan makna sebenarnya.?

Ia mencontohkan seseorang bergelar kiai atau ki, yang sedang dirundung masalah karena penipuan pengobatan alternatif.?

“Jadi udah deh nggak usah repot-repot pangil saya habib atau kiai. Panggil saya ustadz saja,” katanya tergelak. Ia tak menolak, karena ustadz berarti guru, dan ia sejak belia sudah menjadi pengajar, dengan raihan tertinggi menjabat Rektor IAIN. (Detik/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Doa, Internasional Sang Pencerah Muslim

Rabu, 25 Oktober 2017

Muslimat NU DKI Siap Cetak Taushiyah Taklim Bulanan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Muslimat NU DKI Jakarta akan membukukan taushiyah yang disampaikan dalam majelis taklim bulanan. Demikian disampaikan oleh Hj Hizbiyah Rochim, Ketua PW Muslimat NU DKI Jakarta kepada Sang Pencerah Muslim pertelepon, Jumat (12/10).

Muslimat NU DKI Siap Cetak Taushiyah Taklim Bulanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU DKI Siap Cetak Taushiyah Taklim Bulanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU DKI Siap Cetak Taushiyah Taklim Bulanan

Majelis taklim ini secara bulanan rutin digelar oleh PW Muslimat NU DKI Jakarta di halaman parkir kantor PWNU DKI Jakarta, jalan Talang 3, Proklamasi, Jakarta Pusat.

“Kita sedang mempersiapkan teknisnya percetakan itu. Tenaga-tenaganya juga sedang dipersiapkan secara khusus menangani percetakan tersebut,” tambah Hj. Hizbiyah Rochim pertelepon.

Sang Pencerah Muslim

Hasil cetakan tersebut rencananya akan dibagikan kepada antara lain pengurus Muslimat NU DKI di setiap tingkatan. Mareka terdiri dari pengurus Muslimat NU di tingkat wilayah, cabang, anak cabang, ranting, dan anak ranting. Hasil cetakan itu juga akan didistribusikan kepada kader Muslimat NU dan majelis taklim ibu-ibu di Jakarta.

Taushiyah itu penting diketahui kaum Muslimat NU. Materinya tidak lepas dari nilai-nilai luhur agama Islam, imbuh Hj. Hizbiyah. Narasumber biasanya mengupas tuntas kesabaran, kerendahan hati, ketekunan, kejujuran, dan lainnya.

Sang Pencerah Muslim

Kita biasanya menghadirkan Nasaruddin Umar sebagai narasumber, kata Hj. Hizbiyah. Meski sebagai guru besar di PTIQ Jakarta, Nasaruddin tidak menggunakan bahasa akademik. Ia menyampaikan materi keislaman dengan bahasa yang populer. Dengan demikian, kandungan materi dengan mudah ditangkap jamaah Muslimat yang hadir, tutur Ketua PW Muslimat NU DKI.

Materi-materi yang disampaikan cukup bernas. Karena, materi yang disampaikan di majelis taklim itu sebenarnya materi-materi perkuliahan. Dan Nasaruddin menyampaikannya dengan bahasa yang ringan di hadapan sedikitnya 3000 warga Muslimat NU di jalan Talang, kata Hj Hizbiyah.

Materi-materi itu sayang sekali kalau tidak didokumentasikan. Karenanya, Muslimat NU DKI ke depan mengagendakan percetakan terhadap taushiyah-taushiyah itu, pungkas Ketua PW Muslimat NU DKI Jakarta. 

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis    : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan, Kyai, Quote Sang Pencerah Muslim

Senin, 23 Oktober 2017

Aksi 4 November Nahdliyin Diimbau Tetap Tenang

Jombang, Sang Pencerah Muslim?

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang KH Isrofil Amar mengimbau kepada seluruh warga NU setempat untuk mematuhi seruan moral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam menyikapi aksi besar-besaran hari ini, Jumat (4/11/2016).?

Aksi 4 November Nahdliyin Diimbau Tetap Tenang (Sumber Gambar : Nu Online)
Aksi 4 November Nahdliyin Diimbau Tetap Tenang (Sumber Gambar : Nu Online)

Aksi 4 November Nahdliyin Diimbau Tetap Tenang

Ia juga menyampaikan agar warga nahdliyin tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh sejumlah organisasi atau lembaga yang turut andil dalam aksi turun jalan yang ? akan dimulai setelah sholat Jumat.?

"Dengan segala hormat kepada semua ? warga nahdliyin, kami atas nama Pengurus NU Cabang Jombang, berdasarkan himbauan dari PBNU melalui media, agar warga NU tanggal 4/11/2016 tenang," katanya, Kamis (3/11/2016).?

Kasus Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga sudah menistakan agama itu, menurutnya tidak perlu disikapi dengan sikap yang terlalu berlebihan, apalagi sikap tersebut didasarkan pada rasa kebencian.

Sang Pencerah Muslim

Kiai Isrofil menegaskan kasus tersebut lebih tepat diproses secara hukum agar tidak terjadi perpecahan antar bangsa juga umat beragama. "Tentang penistaan agama, kita serahksn kepada proses hukum," tegasnya.

Senada dengan Kiai Isrofil, Sekretaris PCNU Jombang H Muslimin Abdilla sebelumnya melarang seluruh anggota NU, badan otonom (Banom) NU, dan sejumlah lembaga di bawah naungan NU untuk mengikuti aksi tersebut.

Sang Pencerah Muslim

"PCNU Jombang menghimbau kepada seluruh anggota NU, segenap Banom NU, Lembaga-lembaga di bawah naungan NU untuk tidak mengikuti ajakan aksi 4 November," katanya. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Rabu, 18 Oktober 2017

Ketum Ansor Tegaskan Banser Bermetamorfosis

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) sebagai badan semiotonom organisasi yang dipimpinnya telah mengalami metamorfosis sehingga layak diapresiasi dan didorong untuk terus maju.

"Fakta tidak dipungkiri hari ini, Banser mengalami metamorfosis luar biasa. Sebelumnya Banser dikenal sebagai penjaga gereja. Stigma natal pasti Banser ada, itu melekat kuat," kata dia, di Jakarta, Senin (26/9).

Ketum Ansor Tegaskan Banser Bermetamorfosis (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketum Ansor Tegaskan Banser Bermetamorfosis (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketum Ansor Tegaskan Banser Bermetamorfosis

Gus Yaqut menegaskan, Banser sekarang menjadi pasukan elitenya Nahdlatul Ulama (NU). "Kita punya Kasatkornas Banser yang tangguh, strata dua. Kita punya Kasatkorwil Banser yang jadi anggota KPU RI. Kita punya Kasatkorwil yang menjadi dokter. Itu penegasan bahwa Banser tidak hanya bisa marah-marah saja. Hari ini, selain tegas Banser juga pintar. Bahasa paling enak begitu," kata Gus Tutut menjelaskan.





Sang Pencerah Muslim

(Baca juga: Inilah Nama dan Tugas 6 Satuan Khusus yang Dimiliki Banser)

Karena itu, lanjutnya, menjadi keharusan PP GP Ansor untuk mengupayakan penguatan eksistensi Banser.

Sang Pencerah Muslim

Kepala Satuan Koordinasi Banser Nasional Alfa Isnaeni menambahkan, Assisten Kepala Penelitian dan Pengembangan Banser berikut jajaran merupakan sarjana berkompeten, sebagian sarjana strata tiga.

Satkornas Banser masa khidmah 2015-2016 menggelar rapat perdana. Rapat dihadiri jajaran pengurus Satkornas Banser dan Kepala Satuan Khusus Banser. (Gatot Arifianto/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Doa, Quote Sang Pencerah Muslim

Senin, 02 Oktober 2017

PMII WH Gelar Aksi Penggalangan Dana untuk Korban Longsor Ponorogo

Jombang, Sang Pencerah Muslim?

Sebagai bentuk kepedulian sosial, Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas KH Wahab Hasbullah (WH) Tambakberas Jombang gelar aksi galang dana untuk korban bencana tanah longsor Ponorogo yang terjadi beberapa waktu lalu.

Aksi sosial tersebut, menurut penuturan Ketua Komisariat PMII Wahab Hasbullah Elik Khoirun Nisa adalah sebagai bentuk penyadaran terhadap kader PMII dan masyarakat bahwa sudah semestinya sesama saudara saling empati dengan tindakan yang nyata.

PMII WH Gelar Aksi Penggalangan Dana untuk Korban Longsor Ponorogo (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII WH Gelar Aksi Penggalangan Dana untuk Korban Longsor Ponorogo (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII WH Gelar Aksi Penggalangan Dana untuk Korban Longsor Ponorogo

"Ini diadakan agar kita sebagai kader PMII memiliki rasa kepekaan sosial kepada saudara-saudara kita yang sekarang sedang tertimpa bencana alam longsor di Ponorogo, terang Elik ketika dimintai keterangan usai melakukan penggalangan dana, Rabu (19/4).?

Menurut Elik, agenda penggalangan dana tersebut dimulai sejak pukul 14.30-16.30 ? WIB, dengan dana terkumpul sebesar Rp1.320.000 (Satu Juta Tiga Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah).

Sang Pencerah Muslim

"Karena turun hujan akhirnya aksi ini dihentikan dan akan dilanjutkan lagi pada hari Ahad, imbuh santri As Saidiyah 1 Bahrul Ulum Tambakberas itu.?

Perlu diketahui, penggalangan dana tersebut berlangsung di Perempatan Lampu Merah RTH Taman Keplaksari Jombang, dan sebagian pengurus yang lain menyebar di taman untuk mengajak pengunjung menyisihkan sebagian uangnya untuk korban bencana alam.

Sang Pencerah Muslim

Rencananya dana yang sudah terkumpul, akan diserahkan langsung ke Ponorogo sembari menunggu hasil dari penggalangan dana yang ke dua pada hari Ahad depan. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Lomba Sang Pencerah Muslim

Jumat, 15 September 2017

Menjawab Kontroversi Acara Tahlilan

Membicarakan tahlil sama saja membicarakan ketidaksepahaman antara orang NU dan orang-orang yang tidak setuju dengan acara tahlilan. Ada sebagian orang menganggap acara tahlilan itu sesat dan bahkan haram menurut mereka. Tentu mereka memiliki alasan tersendiri menurut apa yang mereka pelajari dan mereka pahami dalam persoalan agama dan tradisi. Tanpa dalil tentu mereka tidak akan berani mengharamkan bahkan mengkafirkan pelakunya (Nahdliyyin) sebagai subjek dari acara tahlilan itu.

Kelompok yang anti tahlil kerap menuduh tahlil sebagai bid’ah karena sebagai warisan tradisi agama pra-Islam di Jawa, yaitu Budha dan Hindu, sehingga praktek tahlil hukumnya haram dilakukan karena menyerupai dengan tradisi agama lain. Tuduhan ini dilakukan sebagaimana ketika mereka mengharamkan perayaan maulid nabi Muhammad Saw. karena menyerupai perayaan kelahiran dalam agama lain, yaitu perayaan Natal (Kristen) (Hal. 15).

Menjawab Kontroversi Acara Tahlilan (Sumber Gambar : Nu Online)
Menjawab Kontroversi Acara Tahlilan (Sumber Gambar : Nu Online)

Menjawab Kontroversi Acara Tahlilan

Pandangan yang serba membuat kesamaan antara tradisi Islam dengan tradisi non-Islam ini beranggapan jika bukan orang Islam yang melakukan pertama kali, berarti itu bid’ah sesat, haram, bahkan kafir jika dilakukan oleh orang Islam. Perlu juga diingat bahwa budaya sarungan itu bukan budaya Islam. Pada masa nabi Muhammad Sawa. tidak ada. Budaya sarungan umat Islam yang cuma di Indonesia. Itu pun juga berangkat dari budaya agama Hindu yang ada di Indonesia. Anggap saja orang Madura yang kentara dengan budaya sarungnya, dan lihat agama nenek moyang orang Madura sebelum Islam datang, tak lain mayoritas menganut Hindu.

Sang Pencerah Muslim

Begitu pula dengan budaya celana yang sudah banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Tempo dulu budaya memakai celana di kalangan Islam Indonesia haram. Hal tersebut dengan suatu dalil dan alasan bahwa orang yang menyerupai suatu, maka mereka merupakan bagian dari mereka. Karena dianggap menyerupai dengan orang Belanda atau Jepang yang beragama non-Islam, maka memakai celana diharamkan. Itu semua merupakan buah dari fanatisme dalam beragama yang mengekang dan mempersulit hidupnya sendiri. Baru ketika mereka sadar bahwa memakai celan itu penting, pengharaman lambat laun menyusut dan rata-rata kiai memakai celana.

Diakui atau tidak, latar belakang tahlil itu memang awalnya merupakan budaya masyarakat Indonesia yang beragama non-Islam sebelum Islam masuk ke Nusantara ini. Namun karena di satu sisi nabi Muhammad Saw. khususnya Islam sendiri yang memiliki sifat menghargai (toleran), maka ekspansi Islam tidak dengan cara merusak dan meniadakan apa yang telah menjadi tradisi masyarakat non-Islam sebelumnya (Hal.10). Namun, upaya ekspansi Islam ini dengan fleksibelitasnya mampu mengislamkan orang Nusantara ini dengan mudah dan tanpa kekerasan apapun. Tentunya kelenturan dan cara beradaptasi baik yang dijadikan senjata ampuh oleh penyebar Islam tempo dulu.

Sang Pencerah Muslim

Secara historis, keberadaan tahlil adalah salah satu wujud keberhasilan islamisasi terhadap tradisi-tradisi masyarakat Indonesia pr-Islam. Tradisi masyarakat Indonesia ketika ada orang meninggal dunia adalah berkumpul di rumah duka pada malam hari untuk berjudi, mabuk-mabukan dan sebagainya. Lambat laun seiring dengan Islam yang mulai menyentuh mereka, acara tersebut diisi dengan nilai-nilai keislaman yang dapat mendatangkan manfaat kepada orang yang meninggal dunia, keluarga duka, serta masyarakat secara umum. Dari sini kemudian tradisi tahlilan berkembang luas di tengah masyarakat seperti yang diamalkan oleh masyarakat saat ini (Hal. v).

Tradisi kumpul-kumpul yang dilakukan oleh masyarakat non-Islam dulu itu tidak dirusak dan tidak disuruh bubar begitu saja oleh penyebar agama Islam dahulu. Jika sebaliknya yang terjadi, maka entah seperti apa lagi Islam di mata masyarakat non-Islam dahulu hingga sekarang. Maka dari itu, masyarakat non-Islam yang berkumpul ketika ada acara kematian itu diubah melalui pendekatan pengaplikasian dengan nilai-nilai keislaman sebagai dakwah yang paling jitu dan tidak harus merusak yang sudah ada. Hingga akhirnya acara itu bernilai sebagaimana yang diamanatkan oleh syariat Islam.

Buku Tahlil Bid’ah Hasanah ini tak lain merupakan rasionalisasi dan penalaran dengan menggunakan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan al-Hadits mengenai acara tahlilan yang sering diharamkan oleh kalangan non-Nahdliyyin. Pemantapan pemahaman mengenai tradisi, kedamaian, dan eksistensi Islam itu sendiri disuguhi dengan beraneka dalil yang cukup jelas. Bagi mereka yang mengerti metode penyebaran Islam, silakan melihat sejarah tentang penyebaran Islam dan bagaimana Islam ketika itu. Tentunya dengan sifatnya yang fleksibel Islam mampu masuk ke Indonesia. Dengan fleksibelitasnya pula penyebaran Islam di Nusantara ini tidak harus banyak menumpahkan darah seperti.

Judul: Tahlil Bidah Hasanah Berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah

Penulis: Muhammad Ma’ruf Khozin

Penerbit: Muara Progresif

Cetakan: I, Juli 2013

Tebal: xviii + 190 hlm. 12 x 17.5 cm

ISBN: 978-602-17206-6-0

Peresensi: Junaidi Khab, santri Pesantren Al-in’am Pajagungan Banjar Timur Gapura Sumenep Madura.?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Habib Sang Pencerah Muslim

Kamis, 07 September 2017

Mbah Sahal dan Warisan Fikih Sosial

Seminggu menjelang peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-88, warga Nahdlatul Ulama (NU) dilanda duka, Rais ‘Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh diberitakan telah wafat pada Jumat 24 Januari 2014 sekitar pukul 01.05, di kediamannya kompleks Pondok Pesantren Mathaliul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah. (Sang Pencerah Muslim, 24 Januari 2014)

Kabar ini tentu menjadi duka yang mendalam, tidak hanya bagi warga NU semata, tetapi juga bagi bangsa Indonesia. Mbah Sahal begitu beliau biasa dipanggil para santrinya, saat ini masih menjabat sebagai Ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Menunjukkan bahwa sosok Mabah Sahal ini, memang seorang ulama yang mendapatkan kepercayaan umat serta memiliki kedalaman ilmu dan keluasan wawasan.

Produktif Menulis

Mbah Sahal dan Warisan Fikih Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
Mbah Sahal dan Warisan Fikih Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

Mbah Sahal dan Warisan Fikih Sosial

Pengasuh Pondok Maslakul Huda Pati ini juga dikenal sebagai ulama yang produktif menulis. Karya tulisnya lebih dari 100 judul artikel di berbagai media masa dan sebagian telah dibukukan, di antaranya berjudul Nuansa Fiqih Sosial, Ensiklopedia Ijma’. Oleh karenanya wajar apabila Mbah Sahal mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa (DR. HC) dalam bidang ilmu fikih dan pemikiran keislaman dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2003.

Selain dalam bahasa Indonesia, Mbah Sahal juga menulis dalam bahasa Arab, atau di pesantren biasa dikenal dengan istilah kitab kuning. Salah satu karya fenomenal beliau adalah kitab Thariqatul Hushul ala Ghayatil Wushul, sebuah kitab yang menjadi penjelasan dari kitab Ghoyatul Wusul, karya Syekh Abu Zakariya Al-Anshori, salah seorang ulama Syafi’iyyah yang hidup di abad ke-9 Hijriyah. Ironisnya, kitab Thoriqotul Husul ini menjadi bahan kajian di Universitas Al-Azhar Mesir dan sejumlah perguruan tinggi di Yaman, namun malah belum banyak dikenal di pasca sarjana perguruan tinggi Islam di Indonesia.

Ada kisah menarik, di tengah proses ia menulis kitab Thoriqotul Husul ini. Ketika Kiai Sahal muda tengah berguru kepada Kiai Zubair Pesantren Sarang Rembang. Salah satu kitab yang didiskusikan adalah Ghoyatul Wushul karya Syekh Zakariya Al-Anshori ulama syafiiyah abad 9 Hijriyah. Diskusi berlangsung secara intensif. Kiai Zubair juga senang membuat pancingan. Terjadilah perbincangan dan Kiai Sahal pun rajin membuat catatan (ta’liqat) dalam bahasa Arab.

Sang Pencerah Muslim

Hobi menulis dilanjutkan dengan mengirimkan surat (murosalah) kepada Syekh Muhammad Yasin Padang, seorang kiai pesohor dari Indonesia yang menjadi ulama besar dan menetap di Tanah Suci. Kiai Sahal mengomentari tulisan Syekh Yasin dalam satu kitab, membantahnya dengan argumentasi berdasarkan kitab yang beredar di Jawa. Satu surat berisi sekitar 3-4 lembar, berbahasa Arab.

Syahdan, ketika turun dari kapal, saat Kiai Sahal menginjakkan kaki di Mekkah, seseorang tak dikenal langsung memeluknya dan menariknya ke sebuah warung. Seseorang itu tidak lain adalah Syekh Yasin sendiri. Mungkin dalam surat terakhir Kiai Sahal menuliskan bahwa dirinya akan menunaikan ibadah haji.

Kiai Sahal diminta tinggal di rumah Syekh Yasin. Setiap pagi ia bertugas berbelanja ke pasar membeli kebutuhan Syekh Yasin. Dan setelah itu Kiai Sahal berkesempatan belajar dengan seorang ulama besar yang diseganinya itu selama dua bulanan. Dalam diskusi dan perdebatan, Syekh Yasin mendudukkan Kiai Sahal seperti teman diskusi.

Dua bulan pertemuan, Syekh Yasin mengijazahkan banyak kitab yang menginspirasi Kiai Sahal menulis banyak kitab. Dan ta’liqot yang ditulisnya saat belajar bersama Syekh Zubair dirapikan kembali. Terkumpul 500-an halaman dan belakangan dibukukan menjadi satu kitab bertajuk “Thoriqatul Husul”. (Anam, 2013)

NU Setelah Kepergiannya

Sang Pencerah Muslim

Sebagai Rais ‘Aam Syuriyah PBNU, Mbah Sahal memiliki sumbangan tersendiri bagi perkembangan organisasi. Ia meneruskan sumbangan-sumbangan pemikiran dan misi yang telah dibawa oleh para pendahulunya.

Seperti yang pernah dipaparkan Abdurrahman Wahid (1991), setiap Rais ‘Aam membawa pemikiran dan misinya. Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari selaku Rais Akbar membawakan ketinggian derajat kompetensi ilmu keagamaan yang sangat tinggi ke dalam tubuh NU. KH Wahab Hasbullah membawakan kegigihan pluralitas politik, yang masih bertahan dalam tatanan politik kita saat ini.

Lain lagi dengan KH Bisri Syansuri yang membawakan dua hal yang sebenarnya saling berlawanan; kegigihan membela hukum agama di hadapan proses modernisasi yang sering berbentuk sekuler. KH Ali Maksum, KH Achmad Shiddiq dan lain sebagainya, masing–masing membawa misi yang konstruktif dan saling memantapkan satu sama lain.

Sedangkan pada sosok Kiai Sahal, yang menjadi Rais ‘Aam sejak tahun 1999, memiliki karakter khas pada pengembangan fikih sosial dan fikih kontekstual. Masalah muamalat dan sosial menajdi banyak sorotan Mbah Sahal. Pendekatan yang sering dipakainya adalah pendekatan maslahah atau kemaslahatan.

Hal ini pernah disampaikan sendiri oleh Mbah Sahal usai menerima gelar HC, Pilihan-pilihan tersebut saya dasarkan pada kenyataan yang menunjukkan, betapa banyak masyarakat yang belum mampu menyentuh gagasan-gagasan yang njlimet dari pakar. Karena itu saya concern , inilah yang membuat saya menetapkan fiqih sebagai pilihan untuk dijadikan jembatan menuju pengembangan masyarakat. (Sahal, 2003)

Fikih dipandangnya, tidak saja memberikan hukum halal dan haram secara normatif, tetapi juga jalan keluar (solusi) terhadap permasalahan yang dihadapi. Pendekatan kontekstual ini tentu sangat cocok apabila kita kaitkan dengan zaman sekarang, yang dihadapkan pada segala hal dan permasalahan yang senantiasa mengalami perkembangan dan perubahan.

Inilah yang menjadi warisan Mbah Sahal bagi bangsa, sekaligus tantangan bagi Rais ‘Aam PBNU berikutnya. Di era sekarang, mampukah para ulama Indonesia dan khususnya NU menjaga kaidah Al-Muhafadhotu Alal Qodimis Sholeh wal Akhdu Bil Jadidil Ashlah (memelihara budaya-budaya klasik yang baik dan mengambil budaya-budaya yang baru yang konstruktif? Lahu al-Fatihah!

Ajie Najmuddin, Pemimpin Redaksi NU Solo Online

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 02 September 2017

Berangkat 12 Agustus, Penukaran Tiket Diminta Tertib

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Peserta “Mudik Bareng NU 1433 H” positif akan diberangkatkan pada 12 Agustus 2012, pukul 14.00 WIB, dari halaman Gedung PBNU, Jl Kramat Raya 164, Jakarta Pusat. Lebih dari seribu calon pemudik telah terdaftar. Demi kelancaran, panitia mengimbau, peserta dapat tertib selama proses pengambilan tiket yang dibuka, Senin (6/8).

Mujahidin, Koordinator Mudik Bareng NU, menjelaskan, pengambilan tiket hanya bisa dilakukan dengan cara menukar nomor kode tiket yang diberikan panitia saat pengisian formulir. Untuk mengantisipasi penyalahgunaan, penukaran tidak boleh diwakilkan kepada orang lain.

Berangkat 12 Agustus, Penukaran Tiket Diminta Tertib (Sumber Gambar : Nu Online)
Berangkat 12 Agustus, Penukaran Tiket Diminta Tertib (Sumber Gambar : Nu Online)

Berangkat 12 Agustus, Penukaran Tiket Diminta Tertib

“Kecuali orang lain itu satu keluarga dengan satu KK (Kartu Keluarga). Kita belajar dari pengalaman tahun lalu. Apalagi motto kita adalah mudik aman, nyaman, sampai tujuan,” tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Panitia memutuskan, penukaran tiket akan dilaksanakan secara bertahap, dari trayek paling jauh, yaitu tujuan Jawa Timur, baru disusul Jawa Tengah dan Jawa Barat. “Kalau memang waktu tidak cukup, (penukaran tiket) akan dilanjutkan hari Selasa,” imbuhnya.

Sang Pencerah Muslim

Daftar Calon Pemudik

Kurang lebih 1600 formulir telah disebar panitia. Karena keterbatasan jumlah bus, untuk sementara panitia hanya berani memastikan 1179 calon pemudik. Jika memungkinkan, pendaftaran gelombang kedua akan dibuka lagi dengan jumlah peserta yang disesuaikan.

Proses pendataan dan penataan calon pemudik sedang terus dilakukan. Bagi yang telah mendaftar namun belum tercantum, panitia menganjurkan klarifikasi ke sekretariat pendaftaran di Kantor Pengurus Pusat Lembaga Ta’mir Masjid NU (LTMNU), Gedung PBNU, Lt 4, Jakarta Pusat. Informasi daftar calon pemudik lain akan dikabarkan lebih lanjut.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis   : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote Sang Pencerah Muslim

Jumat, 25 Agustus 2017

60 Motivator Muslimat NU Brebes Sosialisasikan KB via Teknologi

Brebes, Sang Pencerah Muslim

Gencarnya penggunaan media online dan media sosial tentang berbagai aktivitas masyarakat disikapi anggota Muslimat NU Kabupaten Brebes dengan cara bijak. Sebanyak 60 aktivis Muslimat NU Brebes menggunakan sejumlah media sosial terutama untuk memotivasi para pasangan usia subur agar ikut Keluarga Berencana (KB).

Mereka mengikuti pendidikan di Hotel Grand Dian Jalan Jenderal Sudirman Brebes, Rabu-Jumat (13-15/1). “Mereka mendapatkan pelatihan mengenai metode kontrasepsi dan penggunaan teknologi modern untuk sosialisasi KB dengan cara Islami di tengah masyarakat,” kata Ketua Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU (YKM) Muslimat NU Brebes Hj Nurhalimah.

60 Motivator Muslimat NU Brebes Sosialisasikan KB via Teknologi (Sumber Gambar : Nu Online)
60 Motivator Muslimat NU Brebes Sosialisasikan KB via Teknologi (Sumber Gambar : Nu Online)

60 Motivator Muslimat NU Brebes Sosialisasikan KB via Teknologi

Selama 10 tahun ke belakang, kata Nurhalimah, peningkatan capaian KB di Indonesia sangat rendah. Di sisi lain tingkat kematian ibu karena melahirkan juga masih tinggi. Ia menyebut kehamilan yang tidak direncanakan dengan baik sebagai salah satu penyebab kematian ibu. Hal ini semakin memperkuat urgensi untuk segera melakukan inovasi dalam bekerja di lapangan.?

Keluarga Berencana di Indonesia sudah dilaksanakan sejak 40 puluh tahun lalu dan sudah mencapai hasil yang sangat baik yang diakui oleh dunia internasional keberhasilannya. Meski demikian, dalam setiap hal pasti akan ada saatnya dimana dibutuhkan cara kerja baru. Di tengah dinamika lingkungan yang sudah berbeda, seperti dinamika kemajuan teknologi, dinamika budaya dan sosial yang sudah berubah diperlukan inovasi agar dapat terus mempertahankan apa yang sudah dicapai dan meningkatkan ke arah yang lebih baik lagi.

Ketua Muslimat NU Dra Hj Chulasoh menambahkan, Kabupaten Brebes memiliki jumlah penduduk terbanyak se-Jawa Tengah. Ia berharap ledakan jumlah penduduk dapat dicegah. “Muslimat NU terpanggil untuk berperan aktif mengatur jumlah kelahiran,” tuturnya.

Sang Pencerah Muslim

Di sisi lain, kata Chulasoh, saat ini hampir 80% orang di Brebes memiliki akses terhadap telepon genggam. Sebagian besar di antaranya sudah memiliki koneksi internet di teleponnya. Mereka menggunakan internet untuk mencari informasi, membaca berita, atau menggunakan sosial media. Hampir 90% masyarakat Brebes memilliki fesbuk.

Sang Pencerah Muslim

Statistik ini didapatkan berdasarkan studi terakhir di tahun 2015 yang dilakukan oleh Johns Hopkins Center for Communication Program bekerja sama dengan Universitas Indonesia di 11 kabupaten kota wilayah kerja program Pilihanku, dengan total responden lebih dari 20,000 Pasangan Usia Subur (PUS).

“Dengan media sosial dan instant messaging saya sekarang dapat terkoneksi dengan seluruh orang di dunia,” tambah Soimah salah seorang peserta.?

Ketua Pelaksana Program Pilihanku Muslimat NU Hj Kusnia Nasser menjelaskan, Muslimat NU bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Johns Hopkins Center for Communication Program (CCP) melihat potensi yang sangat besar untuk menjangkau masyarakat dengan informasi akurat tentang Keluarga Berencana melalui pemanfaatan teknologi online dan media sosial.?

“Muslimat NU sejak tahun 1967 setuju dengan Keluarga Berencana dan bahkan aktif mengumpulkan para ulama NU untuk diajak diskusi tentang KB ditinjau dari perspektif Islam sehingga pada tanggal 25 September 1969 menghasilkan 8 Fatwa PB Syuriah NU berupa Pedoman Pokok tentang KB untuk jam’iyah NU”, jelasnya.?

Cara-cara Islami yang dimaksud adalah yang sesuai dengan delapan fatwa ulama Syuriyah PBNU. Pertama, KB harus diartikan sebagai pengaturan penjarakkan kehamilan untuk kesejahteraan dan bukan pencegahan untuk pembatasan kehamilan. Kedua, KB harus dijelaskan dalam kepentingan kesejahteraan Ibu dan Anak dan bukan karena takut miskin. Ketiga, KB tidak boleh dilakukan dengan pengguguran kandungan. Keempat, tidak boleh merusak dan menghilangkan bagian tubuh. Kelima, KB adalah masalah perseorangan dan sukarela. Keenam, KB harus mendapat persetujuan suami dan istri. Ketujuh, KB tidak boleh bertentangan dengan hukum agama Islam. Kedelapan, KB jangan disalahgunakan untuk kepentingan maksiat.

Motivator yang rata-rata tinggal di pedesaan dari 17 Pimpinan Anak Cabang se-Kabupaten Brebes itu diberi bekal cara menggunakan media komunikasi tablet yang sudah dilengkapi dengan aplikasi tentang Keluarga Berencana. “Alhamdulillah, saya bisa mengoperasikan tablet yang biasa digunakan anak saya,” tuturnya.

Tablet yang menjadi hak milik para peserta pelatihan tersebut, juga dilengkapi aplikasi perencanaan keluarga yang diberi nama SKATA ? (berasal dari Seiya Sekata bersama pasangan) kini sudah dapat diunduh dari Google Play dan App Store. SKATA adalah aplikasi baru tentang perencanaan keluarga yang dapat diunduh secara gratis oleh pengguna Android atau IOS (iPhone). Selain itu SKATA juga dapat diakses di www.skata.info bagi mereka yang memiliki operating system berbeda, seperti misalnya Blackberry.

Dengan mengunduh SKATA atau melihat websitenya masyarakat dapat memperoleh informasi tentang perencanaan keluarga lewat artikel yang ditulis oleh para ahli. SKATA memberikan penjelasan mendetail tentang masing-masing metode kontrasepsi seperti IUD dan implan, metode kontrasepsi jangka panjang yang memberikan perlindungan 3-12 tahun yang dapat dihentikan pemakaiannya sewaktu-waktu atau berbagai jenis metode kontrasepsi yang cocok bagi ibu yang baru melahirkan. Melalui SKATA juga dapat diperoleh lokasi bidan terdekat untuk konsultasi. SKATA memberikan kuis-kuis untuk mengetes pengatahuan dan bahkan dapat digunakan menjadi menjadi agenda pribadi perencanaan keluarga seperti pengingat imunisasi, kalender menstruasi, kalender kontrasepsi, dan lain-lain.

Hal ini dilakukan agar tiap keluarga di Indonesia memiliki inspirasi untuk merencanakan keluarganya dan merencanakan kebahagiannya sehingga setiap keluarga di Indonesia adalah keluarga yang sejahtera, harmonis, dan berdaya saing tinggi untuk Indonesia yang lebih baik. (Wasdiun/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Quote Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 19 Agustus 2017

Prancis Jadi Destinasi Wisata Eropa Paling Populer bagi Muslim

Paris, Sang Pencerah Muslim. Paris telah muncul sebagai tujuan wisata yang paling diinginkan di Eropa oleh wisatawan Muslim khususnya di kalangan wisatawan Malaysia, menurut jajak pendapat pada wisatawan di Timur Tengah dan Asia Tenggara. 

Dari 400 responden Muslim dari Arab Saudi, Malaysia, dan Uni Emirat Arab, 30 persen menyebut Perancis sebagai tujuan utama Eropa mereka, diikuti oleh Inggris dan Italia (diikat di 28 persen), Jerman dan Turki (26 persen) seperti dilansir oleh falalfocus.net dari AFP Relaxnews

Prancis Jadi Destinasi Wisata Eropa Paling Populer bagi Muslim (Sumber Gambar : Nu Online)
Prancis Jadi Destinasi Wisata Eropa Paling Populer bagi Muslim (Sumber Gambar : Nu Online)

Prancis Jadi Destinasi Wisata Eropa Paling Populer bagi Muslim

Perancis sangat populer di kalangan wisatawan Malaysia, 28 persen di antaranya menyebut negara itu sebagai pilihan mereka.

Sang Pencerah Muslim

Laporan tersebut merupakan Hasil Indeks Wisata Muslim 2014 yang dirilis dari Konferensi Pariwisata Halal yang diadakan di Andalusia, Spanyol awal pekan ini. 

Sang Pencerah Muslim

Menurut laporan itu, sektor pariwisata halal itu bernilai $ 140 milyar tahun lalu, mewakili 13 persen dari belanja perjalanan global dan diperkirakan akan meningkat menjadi $ 192 milyar pada tahun 2020. 

Laporan lain dari DinarStandard juga meramalkan bahwa 14 persen dari perjalanan internasional akan dilakukan oleh umat Islam pada tahun 2020, melampaui rata-rata global tingkat pertumbuhan perjalanan wisata dunia. 

Di Inggris saja, pengunjung dari Timur Tengah menghabiskan £ 1.1 milyar ($ 1.8 milyar) pada tahun 2013. 

Berikut adalah tujuan top Eropa bagi wisatawan Muslim menurut Indeks Travel Muslim 2014: 

1 Perancis (30%) 

2 Italia (28%), Inggris (28%) 

3 Jerman (26%), Turki (26%) 

4. Spanyol (23%) 

5. Belanda (17%) 

6 Austria (14%) 

7 Scotland (12%) 

8 Yunani (11%), Swedia (11%) 

9. Portugal (9%) 

10. Belgia (7%) 

Tujuan Eropa Terbaik untuk Arab Saudi: Jerman 

Malaysia: Prancis 

Uni Emirat Arab: Turki 

(mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Doa Sang Pencerah Muslim

Selasa, 15 Agustus 2017

Kemnaker: Pengusaha Wajib Susun dan Terapkan Struktur dan Skala Upah

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kementerian Ketenagakerjaan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 tahun 2017 tentang Struktur dan Skala Upah. Peraturan yang merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah no.78 tahun 2015 tentang Pengupahan ini mewajibkan pengusaha untuk menyusun dan menerapkan struktur dan skala upah paling lambat pada tanggal 23 Oktober 2017.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri yang diwakili Dirjen Pembinaan Hubungan Sosial dan Jaminan Sosial Tenaga kerja (PHI dan Jamsos) Haiyani Rumondang saat membuka Konsolidasi Dewan Pengupahan Tahun 2017 pada Rabu (11/10) malam.

Kemnaker: Pengusaha Wajib Susun dan Terapkan Struktur dan Skala Upah (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemnaker: Pengusaha Wajib Susun dan Terapkan Struktur dan Skala Upah (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemnaker: Pengusaha Wajib Susun dan Terapkan Struktur dan Skala Upah

“Pengupahan adalah salah satu aspek yang berpengaruh besar karena berkait erat dengan kepentingan pengusaha dan kesejahteraan pekerja/buruh. Oleh karena itu,  penerapan struktur dan skala upah di perusahaan merupakan suatu hal yang mutlak harus dilaksanakan sesuai peraturan,” kata Haiyani Rumondang.

Peraturan tersebut menegaskan bahwa pengusaha wajib menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan dan kompetensi. Struktur skala upah ini memiliki manfaat antara lain sebagai pedoman penetapan upah sehingga buruh mendapatkan kepastian besar upah dan untuk mengurangi kesenjangan upah tertinggi dan terendah di perusahaan.

Sang Pencerah Muslim

Struktur dan Skala Upah ditetapkan oleh Pimpinan Perusahaan dalam Bentuk Surat Keputusan. Struktur dan Skala Upah harus dilampirkan pada saat pendaftaran, perpanjangan atau pembaharuan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) atau Peraturan Perusahaan, dengan diperlihatkan kepada pejabat terkait. Pengusaha juga wajib memberitahukan struktur skala upah kepada pekerja/buruh.

Haiyani mengatakan penerapan struktur dan skala upah di perusahaan akan menciptakan keadilan internal dan eksternal di perusahaan serta secara bersamaan menjadi alat bantu perusahaan untuk dapat mencapai visi dan misi perusahaan. 

Sang Pencerah Muslim

Ditambahkan Hanif pemahaman sistem pengupahan serta pengaturannya sangat diperlukan untuk memperoleh kesatuan pengertian dan penafsiran terutama antara pekerja/buruh dan pengusaha.

”Upah Minimum hanya berfungsi sebagai jaring pengaman (Safety Net) untuk menghindari agar upah tidak merosot sampai ke level yang paling rendah sebagai akibat ketimpangan pasar kerja. Penerima

Upah Minimum dimaksud hanya berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun,” kata Haiyani.

Haiyani  menambahkan, perencanaan pengupahan merupakan suatu hal yang mutlak dan harus ditata sedemikan rupa sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh serta pada saat yang bersamaan dapat mewujudkan kondisi yang kondusif bagi pengembangan dunia usaha.

Dikatakan Haiyani Keberhasilan Indonesia dalam memanfaatkan peluang yang ada dan melalui berbagai tantangan sangat ditentukan oleh masyarakat Indonesia sendiri.

“Masyarakat sangat berperan sesuai dengan fungsi masing-masing, termasuk seluruh Anggota Dewan Pengupahan baik Dewan Pengupahan Nasional, Dewan Pengupahan Provinsi maupun Dewan

Pengupahan Kabupaten/Kota serta semua pihak yang hadir dalam acara Konsolidasi Dewan Pengupahan Nasional se-Indonesia ini,” jelas Haiyani.

Oleh karena itu, Haiyani mengajak semua yang hadir untuk tidak hanya memikirkan penyempurnaan dan penerapan sistem yang ada, tetapi juga memulai memikirkan dan mengembangkan konsep mengenai sistem pengupahan yang dibangun secara relevan dan realistik sesuai dengan kondisi dunia kerja dan industri di Indonesia saat ini dan ke depan.

Konsolidasi Dewan Pengupahan ini diikuti oleh 365 (tiga ratus enam puluh lima) orang, terdiri dari Anggota Dewan Pengupahan Nasional, utusan Dewan Pengupahan Provinsi dan Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota terpilih dan Peserta Peninjau. (Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Kajian Islam, Quote Sang Pencerah Muslim

Selasa, 04 Juli 2017

Mau Pakai Kaos Banser? Lewati Ujian Ini Dulu!

Way Kanan, Sang Pencerah Muslim?

Sebagai upaya meningkatkan kapasitas dan mental kader serta memperat jalinan silaturahim, Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Rebang Tangkas di Lampung menggelar prosesi pengambilan kaos Barisan Ansor Serbaguna (Banser) bagi peserta Diklatsar PC GP Ansor Way Kanan angkatan ke XI tahun 2016.

Mau Pakai Kaos Banser? Lewati Ujian Ini Dulu! (Sumber Gambar : Nu Online)
Mau Pakai Kaos Banser? Lewati Ujian Ini Dulu! (Sumber Gambar : Nu Online)

Mau Pakai Kaos Banser? Lewati Ujian Ini Dulu!

"Intruksi Ketua PC sahabat Gatot Arifianto, untuk bisa mengenakan kaos Banser, kader yang baru saja mengikuti Diklatsar harus melewati kobaran api terlebih dahulu sembari membawa bendera merah putih, bendera Nahdlatul Ulama, Ansor dan Banser," ujar Ketua PAC Ansor Rebang Tangkas Arif Mahfudin, di Rebang Tangkas, Senin (23/1).

Tantangan ? zaman yang berkembang, lanjutnya, harus disambut kader Nahdlatul Ulama dengan berani dan semangat tanpa meninggalkan esensi pengkaderan.

"Perubahan harus disambut. Hal positif perlu ditambah ya ditambahkan. Jika sebelum-sebelumnya begitu Diklatsar langsung mengenakan kaos Banser, sekarang diintruksikan tidak lagi. Harus ada ujian tambahan untuk penegasan kecintaan dan loyalitas pada organisasi," kata Mahfud lagi.

Sang Pencerah Muslim

Kader Banser yang baru mengikuti Diklatsar, Ahmad Hasan Basri mengaku, pada awalnya merasa gugup dan deg-degan. "Ketika mendengar bahwa saya dan sahabat Banser lainnya harus melintasi kobaran api untuk bisa mengenakan kaos Banser, perasaan jadi deg-degan. Tapi setelah dimotivasi, Alhamdulillah bisa," ujarnya.

Setelah melewati kobaran api, Ahmad mengaku kian percaya diri dan semangatnya bertambah. "Saya bangga menjadi bagian dari Ansor dan Banser. Saya sangat bersyukur kepada Allah bisa kenal dengan organisasi kepemudaan seperti ini," tuturnya.

Sang Pencerah Muslim

Diklatsar PC GP Ansor Way Kanan angkatan ke XI tahun 2016 digelar PAC Rebang Tangkas pada Kamis hingga Sabtu (29-31/12/2016), diperuntukan bagi pemuda di kecamatan setempat dan diikuti 36 pemuda, sebagian berasal dari Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan.

Adapun prosesi pengambilan kaos Banser dilakukan pada Ahad (22/1), di samping rumah Kasatkorcab Banser Way Kanan Bambang Setyo di Kampung Lebak Peniangan. Setelah melewati kobaran api pertama, kader baru mengenakan kaos Banser dan tetap melewati kobaran api sepanjang dua meter selama lima kali putaran. Prosesi tersebut menjadi tontonan warga setempat dan anggota Pramuka. (Disisi Saidi Fatah/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Internasional, Anti Hoax Sang Pencerah Muslim

Kamis, 13 April 2017

PMII Purworejo Kawal Nasib Buruh Toko

Purworejo, Sang Pencerah Muslim. Menindak lanjuti aksi turun jalan memperjuangkan kenaikan gaji buruh toko di Purworejo, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Purworejo mengadakan audiensi ke Kantor Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Purworejo, Senin (5/5).

PMII Purworejo Kawal Nasib Buruh Toko (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Purworejo Kawal Nasib Buruh Toko (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Purworejo Kawal Nasib Buruh Toko

Kedatangan empat mahasiswa pengurus PMII tersebut diterima Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Tenaga Kerja Disnakertransos Purworejo Sujana SH. Dalam pertemuan tersebut, PMII mengadukan temuan di lapangan terkait rendahnya gaji buruh toko yang masih jauh dari UMK yang ditetapkan Gubernur Jawa Tengah untuk Kabupaten Purworejo sebesar Rp 910 ribu per bulan.

"Terus terang kami prihatin dengan rendahnya gaji teman-teman buruh yang jauh dari UMK Purworejo. Untuk itu, kami meminta agar Disnakertransos mengambil langkah-langkah konkrit agar nasib mereka mengalami perbaikan," kata jurubicara PMII, Muhammad Arifin.

Sang Pencerah Muslim

Arifin menambahkan, biar bagaimanapun ia merasa bahwa rendahnya gaji buruh toko di Purworejo mengharuskan pemerintah untuk turun tangan. Pasalnya, jika hal ini dibiarkan para buruh khususnya buruh toko tidak akan pernah hidup dengan layak karena gaji yang diterimanya sangat rendah.

"Meskipun begitu kami menyadari bahwa iklim ekonomi di Purworejo kurang memungkinkan bagi para pengusaha untuk memberikan upah yang sesuai dengan UMK yang ditetapkan. Namun paling tidak, dengan adanya pengawasan atau himbauan dari Pemerintah akan menjadikan gaji mereka sedikit naik," tandasnya.

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, Arifin juga menyampaikan beberapa pekerja dibeberapa toko yang mendapat perlakuan kurang manusiawi dari majikannya. "Dari penelusuran kami ada toko-toko yang dengan seenaknya main pecat kepada karyawannya terutama saat masa training. Dengan sistem ini, toko itu selalu mempekerjakan karyawan dengan gaji murah," tambahnya.

Menanggapi keluhan tersebut, Sujana SH menyampaikan terima kasih kepada para mahasiswa yang memiliki kepedulian terhadap nasib para buruh khususnya buruh toko. Menurutnya permasalah buruh toko yang mayoritas berada disektor usaha kategori marginal memang cukup memperihatinkan.

"Secara berkala kami juga melakukan monitoring dan pengawasan ke toko-toko. Jadi kami sebenarnya juga sudah tahu dengan pemasalah gaji buruh tersebut," katanya.

Namun, sambung Sujana, pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena pertama regulasi UMK tersebut hanya diperuntukkan bagi usaha formal bukan usaha marginal yang mempekerjakan karyawan dibawah 10 orang.

"Terus terang kami tidak bisa berbuat banyak karena melihat iklim ekonomi di Purworejo yang belum memungkinkan. Selain itu kalau kami melangkah lebih jauh misalnya dengan membuat edaran untuk menaikkan gaji juga melanggar karena pengupahan bagi karyawan usaha marginal belum diatur oleh undang-undang ataupun perda," tandasnya. (Lukman Hakim/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote Sang Pencerah Muslim

Rabu, 12 April 2017

Tim Adi Wahana Juarai Futsal Ansor Cup Jombang

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Tim futsal Adi Wahana Kediri akhirnya menjuarai turnamen Futsal Ansor Cup yang digelar GP Ansor Jombang di GOR Merdeka, Ahad (7/12) malam. Tim asal Kediri ini berhasil mengalahkan Tim Selasa Malam asuhan ISNU Jombang pada adu penalti dengan skor 3:1.

Tim Adi Wahana Juarai Futsal Ansor Cup Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)
Tim Adi Wahana Juarai Futsal Ansor Cup Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)

Tim Adi Wahana Juarai Futsal Ansor Cup Jombang

Dalam pertandingan yang cukup menegangkan, tim Adi Wahana sempat unggul 2:0 pada babak pertama. Namun dengan tenang tim Selama Malam dapat mengejar ketertinggalan hingga menyamakan kedudukan 2:2 pada babak kedua. Bahkan anak didik Ketua ISNU Jombang Gus Aik berbalik unggul dengan skor menjadi 4:2.

Namun pada detik terakhir babak kedua, Selama Malam tidak bisa membendung gempuran tim futsal dari kota tahu ini. Dengan serangan bertubi-tubi, Adi Wahana akhirnya menyamakan kedudukan menjadi 4:4 hingga babak kedua berakhir.

Sang Pencerah Muslim

Hingga perpanjangan dua kali, kedua tim tidak dapat menambah gol. Pertandingan akhirnya dilanjutkan dengan adu penalti. Tim Selasa Malam harus rela kalah setelah gagal membobol gawang Adi Wahana dengan skor 3:1.

Sang Pencerah Muslim

Berakhirnya final futsal Ansor Cup, Ahad (7/12) malam, turnamen yang digelar GP Ansor Jombang yang diikuti sebanyak 64 tim seprovinsi Jawa Timur ini, akhirnya ditutup.

Juara I diraih tim Adi Wahana yang berhak menggondol trofi dan hadiah sebesar Rp 4 Juta. Sementara tim Selasa Malam merebut Juara II berhak mendapatkan trofi dan uang sebesar Rp 2 juta. Sementara Juara III diisi tim fitri dari Sidoarjo.

"Selamat kami sampaikan, kepada para pemenang. Dan Ansor tahun depan akan mempertemukan lagi dalam arena yang sama," ujar Ketua GP Ansor Jombang Zulfikar. (Muslim Abdurrahman/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, PonPes, Kyai Sang Pencerah Muslim

Selasa, 21 Februari 2017

27 Tahun Nabi Muhammad Berbisnis Harus Dicontoh Umat Islam

Jember, Sang Pencerah Muslim

Umat Islam tidak dilarang berbisnis, juga tak ada larangan untuk menjadi orang kaya, asalkan semuanya ditempuh dengan cara yang halal. Nabi Muhammad sendiri bukan orang yang papa.? Malah dia adalah pebisnis yang sukses. Namun pola hidupnya? memang sederhana.

Demikian disampaikan Wakil Ketua PCNU Jember, Jawa Timur Ustadz Moch. Eksan saat bertaushiyah pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di masjid Baiturrahman, Dusun Karangtengah, Desa Sumberpakem, Kecamatan Sumberjambe, Jember,? Jawa Timur,? Selasa malam (3/1).

Menurut Ustadz Eksan, salah satu bukti bahwa Rasulullah SAW adalah pebisnis sukses, bisa dilihat dari mas kawin yang diberikannya saat menikahi Siti Khadijah, yaitu 20 ekor unta dan 12,4 ons emas.? Mas kawin tersebut berasal dari kantong? pribadi Nabi Muhammad yang dikumpulkan dari hasil bisnisnya sebelum menikah.? Mas kawin tersebut adalah yang terbesar dalam catatan sejarah pernikahan manusia di muka bumi ini.

27 Tahun Nabi Muhammad Berbisnis Harus Dicontoh Umat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
27 Tahun Nabi Muhammad Berbisnis Harus Dicontoh Umat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

27 Tahun Nabi Muhammad Berbisnis Harus Dicontoh Umat Islam

“Coba kalau dirupiahkan saat ini, berapa miliar jumlahnya. Orang kaya mana yang bisa bayar mas kawin sebesar itu. Jadi, keliru kalau ada anggapan bahwa Nabi itu orang miskin. Yang benar beliau orang kaya, tapi memilih hidup sederhana di tengah kesuksesan bisnisnya. Semua hartanya dinafkankan di jalan Allah hingga tak ada yang tersisa untuk diberikan kepada keluarganya,”? jelasnya.

Seraya menyitir tulisan cendekiawan muslim, Ustadz Eskan menuturkan bahwa karir bisnis Nabi Muhammad? SAW jauh lebih lama dibanding “karir” kerasulannya. Rasulullah SAW adalah seorang trader yang sukses dan gemilang.DIa membangun “kerajaan” bisnisnya sejak berusia 12 tahun hingga umur 37 tahun.? Sementara missi kerasulannya diemban sejak beliau berusia ? 40 tahun hingga wafat sekitar umur 63 tahun.

“Jadi karir bisnisnya 27 tahun. Sementara masa kerasulannya? 23 tahun. Hal ini seharusnya merangsang umat Islam untuk sukses dalam berbisnis sekaligus sukses dalam ibadah,” urainya. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi).

Sang Pencerah Muslim

?

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu, Ubudiyah, Quote Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 07 Januari 2017

Mualaf, Ini Alasan Murni Lestari Pilih Ucapkan Syahadat di PBNU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ruang kerja Sekjen PBNU di Lantai 3 Gedung PBNU Jakarta Pusat, menjadi tempat bersejarah bagi Murni Kristi Lestari (35). Sebab di sana pada Senin (13/3), Murni memantapkan diri menjadi seorang mualaf. Dengan penuh keyakinan, Murni mengikuti bimbingan Ketua PBNU KH Abdul Manan Gani mengucapkan dua kalimat syahadat.

Mualaf, Ini Alasan Murni Lestari Pilih Ucapkan Syahadat di PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Mualaf, Ini Alasan Murni Lestari Pilih Ucapkan Syahadat di PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Mualaf, Ini Alasan Murni Lestari Pilih Ucapkan Syahadat di PBNU

Kedatangan Murni untuk bersyahadat, diantar ibunya, Titi Ismunarti, yang juga telah menjadi mualaf pada 1988 silam. Tetapi pilihan Murni masuk Islam, bukan karena ikut-ikutan, apalagi karena tekanan ibunya.

“Ibu tahu banget saya seperti apa, nggak bisa dipengaruhi. Saya masuk Islam karena pilihan sendiri. Ya selama ini butuh waktu untuk mencari jalan,” ungkap pegawai di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Lombok Timur itu.

Murni sesungguhnya tidak asing dengan umat Muslim. Pasalnya tugas Murni di bagian HRD, menyebabkannya berinteraksi dengan pegawai lainnya yang juga beragama Islam. Lagipula, kota Lombok sendiri sangat kental dengan tradisi Islam.

Sang Pencerah Muslim

Niat Murni masuk Islam sudah lama ia pendam. Namun, Murni mengaku sangat berhati-hati dengan. Islam menurutnya saat ini banyak aliran. Ia berterus terang bahwa salah satu hal yang mendorongnya masuk Islam adalah karena kemoderatan dalam Islam.

“Moderat, itu yang saya lihat di teman-teman NU, dan itu yang menarik bagi saya,” ujar Murni.

Prosesi masuk Islamnya Murni juga disaksikan Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU Robikin Emhas, Dekan Fakultas Hukum Universitas Nahldatul Ulama Indonesia Muhammad Afifi.

Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, menyampaikan Islam pada prinspinya memudahkan, juga sangat menyukai sikap saling menolong.

“Jadi nanti kalau belum bisa salat, belajar pelan-pelan. Lalu lakukan sebisanya, sambil terus melakukan peningkatan ibadah,” nasihatnya kepada Murni.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu Ketua PBNU Robikin Emhas menambahkan orang yang baru masuk Islam, berarti menjadi orang yang fitri. Kesalahan-kesalahan di masa sebelum menjadi Muslim, dihilangkan. Seperti kertas putih yang belum digunakan.

Oleh karena itu, orang Muslim harus mengisinya dengan kebaikan akhlak.?

“Akhlak yang baik kepada Allah dengan ibadah, dan akhlak baik kepada sesama manusia yaitu dengan berbuat baik kepada sesama manusia,” pesan Robikin. (Kendi Setiawan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Nasional Sang Pencerah Muslim

Minggu, 01 Januari 2017

Tolak Ijazah Madrasah, Kapolres Sumenep Akhirnya Minta Maaf

Sumenep, Sang Pencerah Muslim. Kasus penolakan ijazah alumni Madrasah Aliyah (MA) 2 Annuqayah, Guluk-Guluk, oleh Polres Sumenep dalam seleksi penerimaan Brigadir Brimob dan Dalmas akhirnya berakhir damai. Selasa (24/7), Kapolres Sumenep AKBP Dirin mengakui kesalahan Panitia Pembantu Penerimaan Brigadir Brimob dan Dalmas Polres Sumenep.

Tolak Ijazah Madrasah, Kapolres Sumenep Akhirnya Minta Maaf (Sumber Gambar : Nu Online)
Tolak Ijazah Madrasah, Kapolres Sumenep Akhirnya Minta Maaf (Sumber Gambar : Nu Online)

Tolak Ijazah Madrasah, Kapolres Sumenep Akhirnya Minta Maaf

“Dengan ini menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya,” kata Dirin dihadapan wartawan dan pengurus Pondok Pesantren Annuqayah.

Permintaan maaf atas salah tafsir terkait ijazah pondok pesantren disampaikan Kapolres Sumenep dalam jumpa pers disaksikan Ketua DPRD Sumenep KH Imam Hasyim, Kepala Kantor Kementrian Agama Sumenep H. Idham Chalid, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Sumenep H Ataur Rahman dan anggota Polres Sumenep.

Sang Pencerah Muslim

Sedangkan dari Pondok Pesantren Annuqayah, Ketua Yayasan Annuqayah KH Taufiqurrahman, Sekretaris PP Annuqayah K. M. Mushthafa, Bendahara PP. Annuqayah KH. Moh. Husnan A Nafi dan beberapa alumni pondok pesantren Annuqayah.

Sang Pencerah Muslim

Dirin berjanji, dalam penerimaan Pabanrim yang akan datang Polres Sumenep akan melibatkan Kantor Kementrian Agama Sumenep untuk meneliti ijazah. “Insya Allah tidak akan terulang lagi tahun yang akan datang,” harap Kapolres.

Bendahara Pondok Pesantren Annuqayah Moh Husnan A Nafi mengaku senang dengan keberanian Polres Sumenep untuk minta maaf dan mempertanggung jawabkan kesalahannya kepada publik.

Terjadinya penolakan ijazah Moh Azhari, alumni MA 2 Annuqayah, saat mendaftar Pabinrim, Pondok Pesantren Annuqayah meminta Polres Sumenep untuk minta maaf secara terbuka. “Karena ini sudah menjadi kasus nasional, kami minta Polres meminta maaf melalui tiga media massa nasional, tiga media massa elektronik nasional, dua media massa elektronik lokal dan minimal dua media massa lokal,” tutur Moh. Husnan A. Nafi.

Jika dalam dua hari tidak ada permintaan maaf yang dimuat di media, sesuai dengan arahan pengasuh PP. Annuqayah, pengurus akan melakukan konsultasi lebih lanjut kepada pusat.

“Kalau sudah dilakukan dan dimuat di media kami anggap selesai,” katanya kepada wartawan.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Moh. Kamil Akhyari

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Quote, Nasional Sang Pencerah Muslim

Kamis, 15 September 2016

Pemkab Demak Canangkan Gerakan Ayo Mengaji

Demak, Sang Pencerah Muslim. Pemerintah Kabupaten Demak saat ini mulai mencanangkan Gerakan Ayo Mengaji sebegai respon terhadap merosotnya kesadaran masyarakat akan keimanan dan ketaqwaan serta menurunnya mental anak bangsa.?

“Kami minta dukungan panjenengan untuk disampaikan pada keluarga, tetangga dan saudara setidaknya habis maghrib walau satu ayat hendaklah anak anak atau keluarga diajak mengaji,” kata Bupati Demak, Muhammad Natsir pada Forum Silaturrahim Ulama Umara Kabupaten Demak di pendopo kabupaten Jl.Kyai Singkil No.7 Demak, Selasa (24/5).

Pemkab Demak Canangkan Gerakan Ayo Mengaji (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemkab Demak Canangkan Gerakan Ayo Mengaji (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemkab Demak Canangkan Gerakan Ayo Mengaji

Natsir ? mengakui, program mengaji habis maghrib yang dicanangkan ini masih sulit direalisasikan, sehingga pihaknya meminta pada forum tersebut untuk bersama-sama mematikan televisi agar keluarga mereka mau buka Al-Quran untuk mengaji.

“Pak yai... langkah awal tolong habis maghrib ajak keluarga minimal lima menit matikan TV, ajak anak anak kita mengaji,” pinta Natsir.

Acara yang diselenggarakan Pemkab Demak tersebut dihadiri Bupati dan wakil Bupati Demak, Kapolres, Dandim, Kejaksaan, Pengadilan, ketua DPRD Demak dan ketua MUI Demak. Selain itu hadir pula ketua Jatman Jateng KH. Zaini Mawardi, serta Pengurus NU dari berbagai tingkatan dan SKPD se-Kabupaten Demak. (A Shiddiq Sugiarto/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Daerah, Quote, Santri Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock