Tampilkan postingan dengan label Hadits. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hadits. Tampilkan semua postingan

Rabu, 15 November 2017

Konjen Tiongkok Ajak Kerja Sama Pesantren Tebuireng

Tebuireng, Sang Pencerah Muslim . Pesantren Tebuireng mendapat kunjungan dari Konsulat Jendral Tiongkok, Yu Hong, Senin (6/14). Rombongan tamu diterima pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. (HC). Ir. KH. Salahuddin Wahid di kediamannya di kompleks pesantren setempat, Jombang, Jawa Timur.

Kunjungan perdana Yu Hong sebagai Konjen Tiongkok ini diisi dengan diskusi dan perkenalan. Selain beramah-tamah, pertemuan tersebut juga dimaksudkan untuk menjalin kerja sama antara Tebuireng dan China di sektor ekonomi.

Konjen Tiongkok Ajak Kerja Sama Pesantren Tebuireng (Sumber Gambar : Nu Online)
Konjen Tiongkok Ajak Kerja Sama Pesantren Tebuireng (Sumber Gambar : Nu Online)

Konjen Tiongkok Ajak Kerja Sama Pesantren Tebuireng

Hari Yulianto, Humas DPRD Jatim yang turut menemani Konjen Tiongkok saat itu mengatakan, “Kunjungan ini untuk menjalin kerja sama ekonomi 2015 dihubungkan dengan situasi religi di kabupaten Jombang.”

Sang Pencerah Muslim

Beserta staf lain, Gus Sholah, sapaan H Salahuddin Wahid, menyambut positif pertemuan ini. Ia berharap kunjungan itu mampu meningkatkan kerja sama Pesantren Tebuireng dengan berbagai lembaga di China. Selain itu agar terjalin juga kerjasama dalam bidang pendidikan. Sehingga? para santri bisa dikirim belajar ke China.

“Ini merupakan pertemuan awal dan perkenalan. Harapannya akan ada tindak lanjut setelah pertemuan ini. Kerja sama dengan China akan membuka kesempatan para santri untuk menimba ilmu di negeri Bambu tersebut,” ujar Gus Sholah beberapa hari lalu juga kedatangan Dubes Australia dan Jepang di kediamannya.

Sang Pencerah Muslim

Di akhir kunjungan ini, masing-masing memberikan cendera mata. Setelah itu Yu Hong menyempatkan diri mendatanggi makam di Pesantren Tebuireng dan beberapa unit sekolah untuk semakin mengenal tentang iklim pendidikan di Tebuireng. (Red: Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 11 November 2017

Muludan di Empang Milik Ujang Abrehom

Subang, Sang Pencerah Muslim?

Embusan angin malam menghiasi pembacaan Al-Barzanji diiringi alunan hadroh yang dilakukan puluhan anggota Rijalul Ansor di Kampung Katomas, Desa Sumbersari, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Sabtu (24/12).

Muludan di Empang Milik Ujang Abrehom (Sumber Gambar : Nu Online)
Muludan di Empang Milik Ujang Abrehom (Sumber Gambar : Nu Online)

Muludan di Empang Milik Ujang Abrehom

Acara yang dibalut dengan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut, dilakukan ditengah-tengah empang milik Ketua Rijalul Ansor Kabupaten Subang, Ujang Abrehoom.

Para peserta terlihat menempati posisi di sejumlah titik sekitaran empang tersebut. Tampak beberapa bendera NU, Ansor dan Rijalul Ansor ditancapkan dibeberapa sudut empang tersebut seluas 3200 meter persegi. Terlihat juga puluhan santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Musri duduk rapi di median jalan utama jalur Pamanukan-Bandung.?

Ketua Rijalul Ansor Kabupaten Subang Ujang Abrehom mengatakan, kegiatan Maulid Nabi di tengah-tengah empang ini rutin dilakukan setiap tahunnya.

Sang Pencerah Muslim

"Sudah tiga tahun semenjak empang ini dibuat rutin menggelar Maulid Nabi di sini. Ngalap berkah semoga usaha empang tambak ikan ini barokah," ujarnya kepada Sang Pencerah Muslim.

Selain menyelenggarakan Maulid Nabi, kata Ujang, empang tersebut juga kerap dijadikan ajang berkumpul, diskusi dan ngaji bareng anggota Rijalul Ansor.

"Sekalian buat ajang kaderisasi anak-anak muda NU. Meski tidak formal, namun anak-anak kampung sekitar cukup antusias mengikuti kegiatan disini," katanya.

Hadir dalam maulid Nabi tersebut, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Subang Asep Alamsyah Heridinata, tokoh masyarakat dan puluhan santri. Tampil sebagai penceramah KH Muhdi Abdurohman selaku pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Musri, Pagaden. (Ade Mahmudin/Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Hadits, Santri Sang Pencerah Muslim

Selasa, 07 November 2017

Komisariat IPPNU Tarbiyatul Banin adakan Training Jurnalistik

Pati, Sang Pencerah Muslim. Komisariat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Madrasah Aliyah Tarbiyatul Banin Pekalongan, Winong, Pati, Jawa Tengah mengadakan training jurnalistik pada Kamis (10/7).

Kegiatan bertema “Menuju Jurnalis yang Profesional” ini dijadikan ajang mencetak kader-kader penulis di tingkatan generasi muda NU. Bertempat di auditorium lantai dua madrasah tersebut peserta mendengarkan materi penulisan, layout dan grafis serta menulis fiksi dan nonfiksi.

Komisariat IPPNU Tarbiyatul Banin adakan Training Jurnalistik (Sumber Gambar : Nu Online)
Komisariat IPPNU Tarbiyatul Banin adakan Training Jurnalistik (Sumber Gambar : Nu Online)

Komisariat IPPNU Tarbiyatul Banin adakan Training Jurnalistik

ara peserta mendapatkan materi dari narasumber yang berkompeten yaitu Muhammad Nur Effendi (Suara Merdeka), Beni Dewa, Muh. Syamsul Hadi dan Mukhamad Zulfa (kontributor NU online).

Sang Pencerah Muslim

Walaupun dalam suasana bulan Ramadhan semangat rekan-rekanita untuk menggelar training dihadiri puluhan anggota majalah Spektra dan rekan-rekanita di bawah naungan MA Tarbyatul Banin.

Sang Pencerah Muslim

Pelatihan dibuka langsung oleh kepala sekolah Drs. Ah. Adib Al-Arif M. Ag. Ia berpesan bahwa pelatihan yang diadakan ini bukan hanya pengajaran namun harus ada praktik.

Lebih lanjut, ia mengatakan, harus ada target yang harus dilaksanakan setelah adanya training. Serta komunikasi antar-pengelola majalah Spektra harus lebih massif dan intensif. Dengan demikian majalah yang telah terbit dua kali ini ke depan harus lebih baik.

“Pelatihan ini merupakan bagian dari pengkaderan majalah Spektra”, ungkap Winda selaku ketua panitia pelaksana. Hal lain yang ingin kami peroleh dari training ini adalah pengembangan wawasan penulisan dan keredaksian.

Training ini rencananya tidak hanya teori saja yang akan dilaksanakan. Pada siang hari peserta nanti akan diajak untuk melaksanakan praktik yang dipandu langsung oleh narasumber. Selain itu acara ini akan diakhiri dengan buka bersama. (Mukhamad Zulfa/Abdullah Alawi)

?

?

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Hadits, Amalan Sang Pencerah Muslim

Senin, 06 November 2017

Aliansi Rakyat Jepara Desak DPRD Sahkan Ranperda Pendidikan Keagamaan

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Aliansi Rakyat Jepara Menggugat yang terdiri ratusan orang dari Forum Madrasah Diniyyah (Formadin), Lakpesdam NU Jepara, GP Ansor Jepara, PC PMII Jepara dan BEM Unisnu Jepara, Senin (23/12) pagi mendatangi kantor DPRD Jepara. Mereka mendesak DPRD segera mengesahkan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) pendidikan keagamaan nonformal. 

Aliansi Rakyat Jepara Desak DPRD Sahkan Ranperda Pendidikan Keagamaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Aliansi Rakyat Jepara Desak DPRD Sahkan Ranperda Pendidikan Keagamaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Aliansi Rakyat Jepara Desak DPRD Sahkan Ranperda Pendidikan Keagamaan

Perjalanan Ranperda itu terkatung-katung hampir satu tahun. “Kami merasa Ranperda ini dipolitisasi DPRD. Padahal DPRD sendiri yang menginisiasi. Namun dalam perjalanannya ketetepan itu ditunda,” tegas salah seorang juru bicara aliansi, Akhmad Makhalli, Senin (23/12).

Ia menyatakan ada yang rancu terkait hasil rapat paripurna DPRD 21 November lalu di mana Ranperda itu akan disahkan Desember. Tetapi rapat gabungan fraksi yang digagas ketua DPRD Jepara H Yuli Nugroho membatalkan kesepakatan itu.

Sang Pencerah Muslim

Mereka beralasan, proses pengajuannya sudah telat selain Ranperda perlu penyempurnaan kembali. Padahal bocoran dari Pansus dan Banleg Ranperda sudah sempurna. Ranperda juga sudah disosialisasikan dan dinyatakan ideal, tambahnya.

Aliansi NU itu semakin tidak percaya dengan alasan ketua DPRD. Pasalnya, dalam laporan komisi-komisi meski Ranperda pendidikan keagamaan dianggap telat tetapi pihak DPRD masih bisa memasukkan penambahan anggaran dalam proyek pembangunan jalan di dua titik desa Bawu kecamatan Batealit dan desa Karanggondang kecamatan Mlonggo sebesar 400 juta melalui komisi A.

Sang Pencerah Muslim

Ketua DPRD telah melakukan pembohongan publik. Sebab dari keterangan Pansus yang Makhalli terima, pihak yang menghambat pengesahan Ranperda itu tidak lain ialah ketua DPRD. 

Selain desakan agar Ranperda segera disahkan, aliansi juga menuntut penundaan rapat paripurna saat Ranperda tidak diikutkan dalam pembahasan. “Kami juga menuntut ketua DPRD Jepara mundur dari jabatannya karena kami anggap telah melakukan pembohongan publik,” pinta Makhalli. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 04 November 2017

Tujuh Ormas Keagamaan Sampaikan Seruan Moral Terkait Pilkada DKI Putaran Kedua

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan enam ormas keagamaan lainnya menyampaikan seruan moral terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran ke-2 pada Rabu, 19 April 2017.

Menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Seruan moral ini dalam upaya menyikapi situasi akhir-akhir ini di beberapa daerah dan khususnya Jakarta yang cukup memanas, dan menurutnya, seruan moral ini tidak ada kepentingan politik.

Tujuh Ormas Keagamaan Sampaikan Seruan Moral Terkait Pilkada DKI Putaran Kedua (Sumber Gambar : Nu Online)
Tujuh Ormas Keagamaan Sampaikan Seruan Moral Terkait Pilkada DKI Putaran Kedua (Sumber Gambar : Nu Online)

Tujuh Ormas Keagamaan Sampaikan Seruan Moral Terkait Pilkada DKI Putaran Kedua

“Sebagai ormas non-politik, ormas bukan partai politik, kami punya tanggung jawab besar menjaga keutuhan, kekuatan, persatuan, dan kesatuan republik Indonesia yang kita cintai ini,” kata Kiai Said di Gedung PBNU Jakarta, Senin (17/4) sebelum seruan moral dibacakan.

Adapun seruan moral Ormas Keagamaan terkait Pilkada DKI Jakarta putaran kedua adalah sebagai berikut:

Sang Pencerah Muslim

1. Tetap bersikap tenang, tidak takut, dan berpikir jernih dalam menyikapi keadaan. Kita wajib mendukung segala upaya pemerintah untuk mensukseskan Pilkada DKI Jakarta putaran ke-2 serta menjaga keamanan dan kedamaian demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Mengingat pentingnya Pilkada DKI Jakarta putaran ke-2 untuk masa depan bangsa, maka kami mengajak kepada seluruh umat beragama yang mempunyai hak pilih, memberikan prioritas waktu untuk datang ke TPS-TPS dan menggunakan hak pilihnya. Setiap warga negara yang baik, wajib berpartisipasi dalam Pilkada ini sebagai suatu wujud pengorbanan yang nyata bagi masa depan bangsa.

3. Dalam menentukan pilihan sesuai dengan suara hati setiap umat beragama harus mengedepankan nilai-nilai Kebangsaan dan Kebhinekaan yang diharapkan member makna positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Sang Pencerah Muslim

4. Mari kita terus berdoa agar Tuhan selalu menjaga bangsa dan negara kita; agar para pemimpinnya senantiasa diberi hidayah dan terang kebijaksanaan sehingga melalui proses ini kita bersama-sama dapat menuju Indonesia yang semakin adil, makmur dan beradab.

5. Mari kita semua menjaga dan menjamin masa tenang yang sedang berlangsung seraya menghindari berbagai bentuk intimidasi serta politisasi agama.

Jakarta, 17 April 2017

Kami para pemimpin organisasi-organisasi keagamaan.

1. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama , Prof Dr. KH . Said Aqil Siraj, MA.

2. Ketua KWI/Uskup Agung Jakarta, MGR. I. Suharyo

3. Ketua Umum PGI, Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang

4. Ketua Umum NSI, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja

5. Ketua Umum PHDI Wisnu Bawa Tenaya?

6. Ketua Umum MATAKIN, Uung Sendana

7. Sekjen LPOI, Lutfi Attamimi

(Husni Sahal/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, Hadits Sang Pencerah Muslim

Minggu, 15 Oktober 2017

Grand Syekh Al-Azhar Kunjungi Indonesia

Jakarta, Sang Pencerah Muslim



Indonesia akan menerima kunjungan Grand Syekh Al-Azhar Prof Dr Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb ? beserta ? Majelis Hukama Al Muslimin, sebuah organisasi internasional independen, yang saat ini diketuai olehnya. Rombongan ini dijadwalkan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Ahad (21/02) malam, dan akan disambut oleh ? Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Pelaksana Tugas Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran (LPMA) yang juga Sekjen Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia (IAAI), Muchlis M Hanafi mengatakan, kunjungan ini sangat penting dalam rangka mempererat hubungan antara kedua negara, terutama di bidang pendidikan, kebudayaan, dan dakwah keagamaan. “Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia,” terang Muchlis, Ahad (21/02) sebagaimana dikutip dari laman kemenag.go.id.

Grand Syekh Al-Azhar Kunjungi Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Grand Syekh Al-Azhar Kunjungi Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Grand Syekh Al-Azhar Kunjungi Indonesia

Kunjungan Grand Syekh Al Azhar ini juga penting dalam mempererat hubungan antara masyarakat Muslim Indonesia dengan Al-Azhar. Menurut Muchlis, dalam konstitusi Mesir, Al-Azhar merupakan lembaga keislaman yang bersifat independen dan memiliki kewenangan melaksanakan seluruh kegiatan keislaman. Al-Azhar merupakan rujukan utama dalam ilmu keagamaan dan urusan keislaman yang bertanggung jawab melaksanakan dakwah serta menyebarkan ilmu keagamaan dan Bahasa Arab di Mesir dan dunia internasional.?

“Syekh Al-Azhar bersifat independen, tidak bisa dijatuhkan dan pemilihannya dilakukan oleh Dewan Ulama Besar yang diatur undang-undang,” jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

Muchlis mencatat bahwa sejak abad ke-19 (1850-an), sudah ada mahasiswa Indonesia ? yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang didirikan oleh Dinasti Fatimiyah pada 969 M ini. “Saat ini, sekitar 4000 an mahasiswa Indonesia sedang belajar di sana dengan beasiswa Al-Azhar,” tuturnya.

Signifikansi lainnya dari kunjungan ini, kata Muchlis, adalah karena Al-Azhar merupakan pilar penting dalam menyebarkan pemahaman Islam moderat. Peran Al-Azhar bagi penyebaran Islam yang moderat di Indonesia perlu didorong dan diperkuat.?

Sang Pencerah Muslim

Kunjungan Ahmad Ath-Thayyeb selaku Grand Syekh Al-Azhar kali ini adalah yang pertama ke Asia Tenggara. Dari Indonesia, Grand Syekh akan menyampaikan pesan-pesan dan seruan ? perdamaian dan kemanusiaan ? untuk dunia.?

Profil Syekh Ahmad Ath-Thayyeb

Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb al-Asy’ari, al-Maliki, al-Khalwati. Al-Asy’ari adalah mazhab akidahnya, Maliki mazhab fikihnya, dan Khalwati tarekat Sufi tempatnya bernaung. ? Beliau lahir di Qena, Mesir, pada tahun 1946. Silsilah nasabnya sampai kepada Hasan bin Ali bin Abu Thalib.?

Jabatan yang diemban saat ini adalah al-Imam al-Akbar (Imam Terbesar) Syaikh Al-Azhar (dalam bahasa selain Arab biasa disebut Grand Syaikh); pimpinan tertinggi institusi Al-Azhar, Mesir sejak 2010, menggantikan ? Almarhum Prof Dr Muhammad Sayyid Thanthawi. Jabatan ini penetapannya berdasarkan keputusan presiden, dengan masa jabatan seumur hidup. Menurut aturan protokol, jabatan ini setara ? perdana menteri. Sejak 2014, beliau juga dipercaya memimpin Majelis Hukama’ al-Muslimin, sebuah organisasi internasional independen yang menghimpun para tokoh ulama lintas negara, berhaluan moderat, dan bertujuan mengukuhkan perdamaian di dunia Islam.?

Sebelum menjadi Syaikh al-Azhar, Syekh ath-Thayyeb menjabat sebagai: Rektor Universitas Al Azhar (2003 – 2010), ? Mufti Negara (2002 – 2003), Anggota Lembaga Riset al-Azhar, Majma’ al-Buhuts al-Islamiyah, ? dan ? Anggota Dewan Tertinggi Tarekat Sufi. ? Beliau juag tercatat sebagai dekan Fakultas Studi Islam di Aswan dan Fakultas Teologi Universitas Islam Internasional di Pakistan, serta ? mengajar di universitas-universitas di Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, Berita, Anti Hoax Sang Pencerah Muslim

Rabu, 23 Agustus 2017

Soal FDS, Kemenag Minta Kemendikbud Perhatikan Aspirasi Masyarakat

Jakarta,Sang Pencerah Muslim

Polemik penerapan lima hari sekolah (LHS) atau Full Day School terus menguat. Aspirasi sebagian besar masyarakat meminta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak menerapkan kebijakan yang tertuang dalam Permendikbud No 23 tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Pemerintah juga sudah mengumumkan bahwa akan menaikan status aturan tentang hari sekolah ini dalam bentuk Peraturan Presiden, mengingat substansinya terkait dengan beberapa kementerian.

Soal FDS, Kemenag Minta Kemendikbud Perhatikan Aspirasi Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal FDS, Kemenag Minta Kemendikbud Perhatikan Aspirasi Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal FDS, Kemenag Minta Kemendikbud Perhatikan Aspirasi Masyarakat

Akan hal itu, Kementerian Agama meminta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan memperhatikan aspirasi yang berkembang di masyakarat. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Data, dan Informasi, Mastuki menyikapi menguatnya aspirasi penolakan kebijakan ini. Tidak hanya dari lembaga pendidikan keagamaan, aspirasi penolakan juga disuarakan oleh ormas keagamaan.

“Penerapan lima hari sekolah tak sesuai dengan karakteristik dan keragaman lembaga pendidikan di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah pendidikan keagamaan yang sudah berkembang jauh sebelum Indonesia merdeka,” ujarnya di Jakarta, Kamis (10/8) berdasarkan siaran pers yang diterima Sang Pencerah Muslim.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Mastuki, karakteristik pendidikan keagamaan Islam di Indonesia sangat unik. Di samping beragam jenisnya, ciri pendidikan keagamaan itu adalah mandiri, berstatus swasta dan milik masyarakat. Kemenag mengelola dan bertanggung jawab terhadap berbagai lembaga pendidikan keagamaan itu, baik formal maupun nonformal.

Tiga di antaranya yang bersinggungan langsung dengan penerapan lima hari sekolah adalah madrasah, diniyah, dan pesantren. Pembelajaran di ketiga lembaga itu sangat unik, khas, dan berorientasi pada pembentukan karakter keislaman yang kental.

Sang Pencerah Muslim

"Lima hari sekolah bukan hanya sulit diterapkan di madrasah, diniyah dan pesantren, tapi juga akan mengacaukan dan berakibat tumpang tindihnya pembelajaran di lembaga-lembaga ini. Makanya, kalau ada ormas Islam yang menolak lima hari sekolah, dapat dimengerti dari sisi ini," ucapnya.

Mastuki menilai, penerapan lima hari sekolah jika dipaksakan untuk diterapkan di semua lembaga pendidikan, selain tidak produktif juga akan mengeskalasi resistensi masyarakat terhadap pemerintah.

Data Kementerian Agama mencatat, setidaknya 233.949 lembaga pendidikan Islam yang berpotensi terkena imbas lima hari sekolah jika dipaksakan untuk diterapkan pada semua level. Dari jumlah itu, 14.293 pondok pesantren menyelenggarakan sekolah (SD/SMP/SMA/SMK) dan madrasah (MI/MTs/MA). Selain itu ada 84.796 Madrasah Diniyah Takmiliyah yang terancam bermasalah dengan pola pembelajaran 8 jam/sehari.

Mastuki menyarankan lima hari sekolah tidak dipaksakan kepada masyarakat. Dia berharap Kemendikbud dapat menghargai inisiatif dan kontribusi pendidikan yang telah diselenggarakan masyarakat selama ini.

“Lebih baik fokus pada pembentukan karakter (character building) yang bisa diterima oleh semua pihak,” tuturnya.

"Pendidikan keagamaan Islam sangat kaya akan praktik pendidikan karakter atau akhlak ini. Hal yang sama ditemui di lembaga pendidikan keagamaan lainnya. Nilai-nilai relijius yang telah menyatu dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini justru akan semakin kuat dan menemukan momentum jika ditopang oleh regulasi pemerintah," tandasnya. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Makam, Hadits, Internasional Sang Pencerah Muslim

Jumat, 18 Agustus 2017

Inilah Pesan Banser Sepuh Target Mati PKI

Way Kanan, Sang Pencerah Muslim. Mantan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) KH Nashikin Asnawi (75) memotivasi ratusan peserta Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) dan Pendidikan Kader Dasar (PKD) yang digelar Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Way Kanan, Lampung, Selasa (25/3).

Banser sepuh yang dulu pernah menjadi target pembunuhan Partai Komunis Indonesia ini berpesan kepada mereka untuk tidak gentar membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui Nahdlatul Ulama.

Inilah Pesan Banser Sepuh Target Mati PKI (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Pesan Banser Sepuh Target Mati PKI (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Pesan Banser Sepuh Target Mati PKI

"Saya target mati PKI pada usia (25). Namun sebagai Banser,  warga Nahdliyin, saya tidak gentar, berjuang untuk NKRI," ujar pendiri Pondok Pesantren Roudlotul Mutaqin itu di kampung dan Kecamatan Bumiagung Way Kanan, Selasa (25/3).

Sang Pencerah Muslim

KH Nashikin menegaskan, NU selalu berada di depan dalam membela NKRI. "(Bahwa) Paduka Yang Mulia Presiden Sukarno meminta bantuan ulama NU untuk melawan Belanda adalah kenyataan," ujar pria kelahiran Kampung Gaji, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, 1939 itu.

Sang Pencerah Muslim

KH Nashikin yang di lingkungan pondok biasa dipanggil "Abah Sepuh" itu mengaku bangga atas adanya kaderisasi. "Saya yang sudah tua bangga mempunyai penerus yang ikhlas ditempa dengan keras dan pengetahuan karena perjuangan memang membutuhkan itu. Saya doakan para peserta kegiatan senantiasa berjuang untuk NU, untuk bangsa," tuturnya. (Gatot Arifianto/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Nusantara, Hadits Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 15 Juli 2017

Mahasiswa STAINU Sumbang Medali Emas SEAS Games VI

Rabat, Sang Pencerah Muslim. Pesta olahraga SEAS Games VI yang digelar mulai tanggal 21 hingga 25 Agustus 2013, resmi ditutup oleh panitia penyelenggara Thailand di gedung olah raga Moulay Ismail, Rabat pada Ahad (25/8) kemarin.

SEAS Games VI ini mempertandingkan lima cabang olahraga, yaitu futsal, volley, takraw, bulu tangkis dan tenis meja. Malaysia berhasil meraih Juara Umum dengan perolehan 3 medali emas, 3 medali perak dan 3 medali perunggu.

Mahasiswa STAINU Sumbang Medali Emas SEAS Games VI (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahasiswa STAINU Sumbang Medali Emas SEAS Games VI (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahasiswa STAINU Sumbang Medali Emas SEAS Games VI

Selanjutnya Thailand meraih juara II dengan meraih 3 medali emas 1 medali perak dan 2 medali perunggu. Sementara, Indonesia hanya menduduki posisi ke- III dengan raihan 1 medali emas dicabang olahraga tenis meja ganda pasangan Nizar Zulham mahasiswa STAINU Jakarta dan Ibrani Hasbi.

Pada cabang olah raga tenis meja single Nizar Zulham menyumbang satu medali perak sehingga Indonesia mendapatkan 3 medali perak dan 2 medali perunggu.

Sang Pencerah Muslim

Acara penutupan ini juga diisi dengan pagelaran seni dan budaya dari ketiga negara tersebut. Dari Indonesia menampilkan seni pencak silat yang dipimpin oleh A. Faiz Yunus (anggota Lembaga Dakwah PCINU Maroko), selanjutnya Malaysia menampilkan sebuah lagu diiringi tarian tradisional dan Thailand menampilkan permainan tradisional anak-anak yang dimainkan oleh mahasiswa/i Thailand.

Turut hadir pula, Duta Besar RI, Tosari Widjaja, Duta Besar Malaysia, Duta Besar Thailand dan Duta Besar Brunai Darussalam di Maroko. Semua Dubes yang hadir juga mendapatkan kehormatan untuk memberikan medali kepada semua atlet yang telah berhasil meraih juara.

Sang Pencerah Muslim

Tak ketinggalan, Lokal Staff dan Home Staff KBRI Rabat serta masyarakat dan semua mahasiswa Indonesia, Malaysia dan Thailand juga turut hadir memberikan apresiasi kepada semua atlet yang telah berlaga di SEAS Games VI ini.

Tahun ini, Thailand bertindak sebagai host SEAS GAMES ke-VI dan Indonesia ditetapkan sebagai tuan rumah SEAS GAMES VII dengan ditandai penyerahan bendera SEAS Games kepada ketua Perhimpunan pelajar Indonesia (PPI) Maroko Habib Choirul Musta’in.

Rasa kekeleuargaan, persatuan dan eratnya tali persaudaraan antar ketiga negara tersebut semakin terlihat tatkala semuanya turun ke tengah GOR Moulay Ismail untuk pengambilan foto bersama, bersalam-salaman dan dilanjutkan dengan ramah tamah. (Kusnadi El-Ghezwa/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, Ahlussunnah, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Rabu, 17 Mei 2017

Kenapa Kiai Muchit Muzadi Cinta NU sampai Akhir Hayat?

Jember, Sang Pencerah Muslim. Ternyata KH Abdul Muchit Muzadi adalah sosok yang sangat patuh pada KH Hasyim Asy’ari. Hal ini bisa dilihat dari komitmennya yang begitu tinggi dalam membela dan membesarkan NU, organisasi yang didirikan gurunya itu.

Demikian diungkapkan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, KH Azaim Ibrahimy saat bertaushiyah di pengajian umum dan doa bersama menyambut? tahun baru Islam yang digandeng dengan memperingati 1 tahun wafatnya Kiai Muchit di Masjid Sunan Kalijaga, Sumbersari, Jember, Jawa Timur, Sabtu malam (30/9).

Kenapa Kiai Muchit Muzadi Cinta NU sampai Akhir Hayat? (Sumber Gambar : Nu Online)
Kenapa Kiai Muchit Muzadi Cinta NU sampai Akhir Hayat? (Sumber Gambar : Nu Online)

Kenapa Kiai Muchit Muzadi Cinta NU sampai Akhir Hayat?

Menurut Kiai Azaim, pengabdian Mbah Muchit di NU tak lepas dari ketaatannya kepada sang guru yang juga pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari. Ia mencintau NU sampai akhir hayatnya. “Beliau menjaga dan memelihara warisan gurunya, yaitu NU,” tukasnya.

Ia menambahkan, pengabdiannya yang tulus itu membuat Mbah Muchit cukup dikenal sebagai tokoh NU yang mumpuni dan memberi warna dalam sejarah perjalanan NU. Bahkan orang menyebutnya sebagai pakar khittah NU.

Dikatakan Kiai Azaim, Mbah Muchit dan Kiai Ahmad Shiddiq adalah satu paket dalam mengabdi dan memperjuangkan NU. Ketika NU mendapat ujian, keduanya bisa memberi jawaban yang memuaskan.

Sang Pencerah Muslim

Ujian tersebut misalnya berupa munculnya tuduhan bahwa Pancasila tidak sesuai dengan Islam. “Ketika itu, dalam Muktamar NU ke-27, NU adalah satu-satunya ormas yang menerima Pancasila sebagai asas negara. Dan itu tak lepas dari peran keduanya,” jelas Kiai Azaim.

Sementara itu, KH Hasyim Muzadi dalam wejangannya lebih banyak menyinggung soal umat Islam secara global. Menurutnya, dewasa ini nasib umat Islam di seluruh dunia mengalami keprihatinan yang luar biasa.

Ia lalu menyebut konflik yang terjadi di negara-negara Timur Tengah. Mereka berperang dengan sesama umat Islam. Yang tidak berperang, harus mengungsi, dan mereka pun terombang-ambing di tengah laut.

“Yang mengerikan, mereka saling bunuh, bahkan untuk itu mereka sampai mendatangkan orang dari luar. Itu semua adalah perbuatan orang-orang yang tidak suka dengan Islam. Mudah-mudah ini tidak sampai terjadi di Indonesia. Karenanya, kita harus berjuang dan membentengi diri dengan iman,” ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Acara tersebut juga dihadiri Rais Syuriyah PCNU Jember? KH Muhyiddin Abdusshomad, Rektor Universitas Jember Muhammad Hasan, sejumlah tokoh dan pengurus NU, dan tentu saja masyarakat sekitar yang memenuhi masjid. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, Hadits, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Kamis, 06 April 2017

LPBINU Pontianak Kaji Lingkungan Masyarakat Perkotaan

Pontianak, Sang Pencerah Muslim. Lembaga ? Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim NU (LPBINU) Kota Pontianak menggelar diskusi internal kepengurusan atau lebih khasnya mengaji lingkungan dengan mengangkat tema? Sekolah Lingkungan Masyarakat Perkotaan Kota Pontianak,? Rabu (/28/9)

LPBINU Pontianak Kaji Lingkungan Masyarakat Perkotaan (Sumber Gambar : Nu Online)
LPBINU Pontianak Kaji Lingkungan Masyarakat Perkotaan (Sumber Gambar : Nu Online)

LPBINU Pontianak Kaji Lingkungan Masyarakat Perkotaan

Kegiatan diskusi ini diisi oleh pemateri Deman Huri atau lebih akrab disapa Akang ? yang pernah menjadi mahasiswa Kehutanan di Universitas Tanjungpura Kalimantan Barat. Dia pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif LPS AIR. Diskusi yang diikuti beberapa pengurus LPBI NU Kota Pontianak ini menjadi bekal dalam penguatan kapasitas.

“Kami melakukan diskusi ini agar kawan-kawan pengurus dapat memahami fokus capaian program kerjanya. Ini bukti nyata dan keseriusaan kami untuk membangun dan menata ketertiban maupun kebersihan lingkungan. Supaya Kota Pontianak bisa memberikan contoh tauladan, memberikan kesan bersih, rapi dan indah kepada masyarakat,” ucap Suryadi sebagai Ketua LPBI NU Kota Pontianak, Rabu (28/9)

Dia mengatakan meskipun sebagai masyarakat, dirinya juga memiliki tanggungjawab terhadap masyarakat dalam menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan. Tetapi dia berharap kepada masyarakat, pedagang maupun konsumen yang berbelanja di pasar tradisional juga sadar terhadap kebersihan lingkungan.

Sang Pencerah Muslim

Kebersihan lingkungan merupakan tugas bersama untuk mewujudkan pemerintahan Kota Pontianak yang bersih, indah dan tertata dengan rapi. Tetapi cita-cita tersebut juga harus didukung warga Kota Pontianak dengan tidak membuang sampah sembarangan. Karena mengakibatkan saluran parit yang tersedia menjadi tersumbat, menimbulkan aroma tidak sedap, sehingga kebersihan dan penataan lingkungan kurang maksimal.

“Pertama yang harus dibersihkan adalah pemahaman masyarakat tentang kebersihan Kota Pontianak. Semua harus bisa bertanggungjawab terhadap pengelolaan sampah baik sampah rumah tangga maupun sampah yang berada di Pasar Tradisional, limbah rumah sakit dan kebersihan lingkungan pesantren di Kota Pontianak,” terang Suryadi.

Daman Huri sebagai pemateri diskusi menyatakan pemerintah daerah tidak hanya mengeluarkan teguran dan peringatan kepada pedagang. Tetapi kebijakan tersebut juga harus diimbangi dengan pengelolaan sampah yang berada di Kota Pontianak. Seperti tempat penampungan sampah (TPS) dan jumlah anggota dalam membersihkan sampah yang ada di pasar tradisonal Kota Pontianak.

Beberapa problema di kota pontianak: kebersihan parit, pengelolaan sampah, ruang terbuka hijau, kemacetan, ketahanan pangan, dan wilayang lindung gambut.

Sang Pencerah Muslim

“Pengelolaan pasar dimaksimalkan dengan mengutamakan kebersihan. Serta penataantaman, normalisasi sungai, kebersihan parit dan tersedianya banyak tempat sampah di jalan raya mulai dari sampah kering maupuan sampah basah mesti dipisahkan. Agar pengelolaan sampah serta pencegahan dari dampak marabahayanya bisa dikurangi,” tutup Deman Huri mengakhiri diskusi. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, Internasional Sang Pencerah Muslim

Kamis, 29 Desember 2016

KH Hasyim Asy’ari Peletak Dasar-dasar Kemerdekaan Indonesia

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pencetus Fatwa Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, KH Muhammad Hasyim Asy’ari oleh Sayyid Muhammad As’ad Shihab disebut sebagai peletak dasar-dasar kemerdekaan Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam pidato apel akbar dan upacara Hari Santri di Monas Jakarta, Sabtu (22/10).

KH Hasyim Asy’ari Peletak Dasar-dasar Kemerdekaan Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Hasyim Asy’ari Peletak Dasar-dasar Kemerdekaan Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Hasyim Asy’ari Peletak Dasar-dasar Kemerdekaan Indonesia

“Atas peranannya yang begitu dahsyat, Sayyid Muhammad As’ad Shihab menyebutkan dalam salah satu karyanya bahwa KH Muhammad Hasyim Asy’ari adalah awwalu wadi’ labinati istiqlali Indonesia (? ? ? ? ?), Peletak dasar-dasar kemerdekaan Indonesia,” jelas Kiai Said di hadapan 50.000 santri yang mengikuti apel akbar itu.

Selang beberapa bulan setelah terjadi pertempuran dahsyat di Surabaya, lanjutnya, di mana sipil dan santri menjadi aktor utamanya, mata dunia perlahan mulai terbuka. Mereka mengakui fakta baru bahwa Indonesia adalah negara yang telah merdeka dan berdaulat.

Kiai asal Cirebn ini menegaskan, tanpa Resolusi Jihad NU tentu tidak pernah ada peristiwa 10 November. Tanpa Resolusi Jihad NU, kemerdekaan yang telah diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta tanggal 17 Agustus 1945, tentu akan tercabik-cabik kembali oleh upaya pengambilalihan kedaulatan yang dimotori tentara NICA.?

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, nilah wujud ajaran dari Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari yang meletakkan kewajiban bela negara adalah sama pentingnya dengan kewajiban membela agama. "? ? ? ?" (cinta Tanah Air adalah bagian dari iman).

“Marilah kita jadikan momentum Hari Santri 22 Oktober untuk meneguhkan kesetiaan mengawal dan mempertahankan Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ucap Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur Jakarta Selatan ini. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Hadits Sang Pencerah Muslim

Senin, 21 November 2016

Sikap Final NU Atas Sistem Khilafah

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Peserta Musyawarah Nasional Alim Ulama NU 2014 memandang Islam sebagai agama mewajibkan umatnya untuk membentuk sebuah pemerintahan dan mengangkat pemimpin yang menegakkan hukum agar tidak terjadi chaos (nashbul imamah). Namun, Islam tidak menunjuk satu bentuk negara dan sistem pemerintahan tertentu.

Sikap Final NU Atas Sistem Khilafah (Sumber Gambar : Nu Online)
Sikap Final NU Atas Sistem Khilafah (Sumber Gambar : Nu Online)

Sikap Final NU Atas Sistem Khilafah

Berkaca pada khazanah sumber hukum dan sejarah Islam, agama Islam memberikan wewenang penuh kepada umatnya untuk mengatur dan merancang sistem pemerintahan sesuai kondisi zaman, tempat, dan kesiapan pranatanya.

“Bagi Islam, negara dan pemerintahan dianggap sah bukan karena bentuknya, tetapi substansinya. Dengan kata lain, Islam mengukur keabsahan bentuk sebuah negara sejauhmana negara secara konstitusional dan pemerintah sebagai penyelenggara negara melindungi dan menjamin warganya mengamalkan ajaran agamanya,” kata Rais Syuriyah PBNU KH Ishomuddin, pemimpin sidang komisi Diniyah yang membacakan hasil musyawarah sedikitnya 40 kiai NU yang datang dari setiap provinsi di Indonesia, Sabtu (1/11) malam.

Sang Pencerah Muslim

Forum ini juga membahas hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan khilafah. Mereka menyangsikan kualitas hadits tersebut. “Mengingat hadits ini diriwayatkan oleh Habib bin Salim, seorang rawi yang kredibiltasnya diragukan di kalangan ahli hadits,” kata Katib Aam PBNU Malik Madani.

Sang Pencerah Muslim

Forum para kiai ini juga menegaskan, Islam melihat substansi negara dengan teritorialnya sebagai tempat yang kondusif bagi kemakmuran, kesejahteraan, dan keadilan bagi warganya. Mereka menggunakan ungkapan, Al-‘ibratu bil Jauhar la bil Mazhhar (Yang menjadi pegangan pokok adalah substansi, bukan simbol atau penampakan lahiriyah).

Khilafah itu memang fakta sejarah, pernah dipraktikkan di masa Al-Khulafa’ur Rasidyun yang sesuai dengan eranya di mana kehidupan manusia belum berada di bawah naungan negara bangsa (nation state).

“Pasalnya, perangkat pemerintahan dan kesiapan masyarakat saat era khilafah masih sederhana. Pada saat itu belum ada birokrasi yang tersusun rapi seperti sekarang, sehingga dibutuhkan orang dengan kemampuan lebih dalam pelbagai hal untuk menjadi khalifah. Sementara sekarang, kondisi masyarakat dan kesiapan pranata pemerintahan yang terus berkembang, menuntut bentuk pemerintahan yang berbeda lagi,” kata Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Mas’udi dalam forum.

Peserta musyawarah menegaskan, upaya memperjuangkan khilafah sebagai bentuk masyarakat ideal menjadi sebuah utopia. Dengan demikian, memperjuangkan tegaknya nilai-nilai substantif ajaran Islam seperti keadilan, kesejahteraan, dan kemakmuran dalam sebuah bentuk apapun negara, jauh lebih penting daripada memperjuangkan tegaknya simbol-simbol negara Islam yang bersifat partikular.

Untuk itu. Dalam konteks bentuk pemerintahan Indonesia, peserta musyawarah mendorong pemerintah dan mewajibkan umat Islam untuk menangkal setiap jalan dan upaya munculnya gerakan yang mengancam NKRI. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, Aswaja, Hikmah Sang Pencerah Muslim

Jumat, 14 Oktober 2016

Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars

Ciamis, Sang Pencerah Muslim. Muslimat NU Ciamis memamerkan sebuah piala di meja penerimaan peserta Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) konsolidasi dan koordinasi imam, khotib dan DKM, di aula kantor PCNU Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu, (9/2). Piala itu menjadi pusat perhatian lebih 200 peserta .

“Ini piala juara dua lomba nyanyi mars Muslimat di tingkat Wilayah Jawa Barat, pada peringatan harlah NU,” kata salah penerima tamu yang ternyata Ketua Pimpinan Cabang Muslimaat Ciamis, ketika ditanya Sang Pencerah Muslim.

Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars

Ketua Muslimat bernama Hj. Lismiyati itu pun bercerita prestasi dengan bangga. Perlombaan digelar 29 januari lalu di Pondok Sirnamiskin Bandung. Ia bersama 21 orang ibu lainya berlatih selama dua minggu bersama seorang seniman Ciamis, Edi Sukardi, di PAC Muslimat Cigugur.

Sang Pencerah Muslim

Kemenangan tersebut sudah diduga sebelumnya, bahkan juara kesatu pun sudah jadi impian. “Ibu-ibu kami itu suaranya bagus, bahkan pas paduan suara itu, nafasnya saja sama,” paparnya.

Tapi ternyata sambung ibu satu anak yang aktif di Muslimat sejak tahun 1976, ada yang lebih bagus, yaitu ibu-ibu Muslimat Kabupaten Kuningan. Mereka menyabet juara pertama.

Sang Pencerah Muslim

“Sebagai juara dua, selain mendapat piala, bingkisan juga mendapat uang pembinaan,” tambah istri Wakil Syuriyah PCNU Ciamis, KH Odi Sya’roni.

Lismiyati, ketua periode kedua ini, sangat apresiatif kepada Pimpinan Wilayah Jawa Barat yang menggelar lomba tersebut. Lebih khusus, kepada ketuanya, Ela Giri Komala. Menurutnya, ia sangat rajin turun menemui Muslimat di daerah, padahal dia sibuk sekali.

 

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Lomba, Hadits, Kyai Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 05 Maret 2016

Tradisi Pesantren, Tradisi Menulis

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Pesantren sejak dulu merupakan lembaga pendidikan yang turut melahirkan karya tulis. Tak jarang, para kiai yang menekuni bidang tertentu mengabadikan gagasan dan wawasannya dalam bentuk sebuah kitab.

Tradisi Pesantren, Tradisi Menulis (Sumber Gambar : Nu Online)
Tradisi Pesantren, Tradisi Menulis (Sumber Gambar : Nu Online)

Tradisi Pesantren, Tradisi Menulis

"Tradisi pesantren adalah tradisi jurnalistik karena setiap yang ingin menjadi seorang ulama haruslah memiliki karya atau tulisan," kata salah seorang intelektual muda NU Zuhairi Misrawi saat mengisi pelatihan jurnalistik Majalah Santri di kampus IAIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, Jumat (15/2).

Kegiatan bertema ”Menegaskan Kembali Akar Jurnalistik Pesantren” ini diikuti dewan redaktur Majalah Santri dari 12 perguruan tinggi di Indonesia yang tergabung dalam Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSS MoRA). Hadir dalam acara ini, Sekretaris Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Tengah yang juga Ketua Prodi Ilmu Falak IAIN Walisongo KH Arja Imroni.

Sang Pencerah Muslim

Dalam kesempatan tersebut, Zuhairi menjelaskan tentang kuatnya akar pesantren dalam tradisi kepenulisan. Ulama-ulama Nusantara dapat produktif menulis juga disebabkan kegigihan mereka dalam hal membaca banyak literatur. Teladan ini, menurut Zuhair, perlu terus dilestarikan.

“Karena ketika mengiginkan menjadi penulis yang baik maka jadilah pembaca yang baik,” ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Pemimpin Umum Majalah Santri Surotul Ilmiyah menekankan pentingnya merawat budaya menulis dalam pesantren. Menurut dia, kegiatan menulis adalah tradisi positif yang diwariskan ulama sejak dulu. Pelatihan jurnalistik menjadi salah satu upaya merealisasikan dan membangkitkan semangat ini di lembaga pendidikan Islam tertua di Nusantara itu.

 

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, Ubudiyah, Internasional Sang Pencerah Muslim

Jumat, 15 Januari 2016

Cinta Indonesia, Madrasah Maarif Blora Nyanyi Ya Lal Wathan Tiap Hari

Blora, Sang Pencerah Muslim. Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Blora, Jawa Tengah, mewajibkan murid untuk mengumandangkan syair Ya Lal Wathan. Kebijakan itu berlaku mulai semester genap 2015/2016. Syair tersbur dikenalkan kepada seluruh murid sejak awal Januari 2016.

Cinta Indonesia, Madrasah Maarif Blora Nyanyi Ya Lal Wathan Tiap Hari (Sumber Gambar : Nu Online)
Cinta Indonesia, Madrasah Maarif Blora Nyanyi Ya Lal Wathan Tiap Hari (Sumber Gambar : Nu Online)

Cinta Indonesia, Madrasah Maarif Blora Nyanyi Ya Lal Wathan Tiap Hari

Guru ke-NU-an di MTs Himmatul Muallimin Sale, Klopoduwur, Banjarejo, Blora, Sutiyono mengatakan, lagu tersebut dinyanyikan setiap hari, yakni pagi hari setelah siswa berdoa bersama. Hal itu dilakukan untuk membangun militansi kecintaan siswa terhadap tanah air Indonesia, sekolah dan madrasah. "Alhamdulillah, seluruh siswa sudah hafal syair lagu tersebut," ungkapnya, Rabu (3/2).

Dengan menyanyikan lagu tersebut, kata dia, para siswa diharapkan bisa makin mencintai tanah airnya. Sebab, lagu yang diciptakan KH Wahab Hasbullah tersebut berisi tentang nilai-nilai perjuangan dan kecintaan kepada Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

Hal senada diungkapkan Kepala MTs Hasanuddin Plosorejo, Muntasir. Lagu Ya Lal Wathan dinyanyikan dua kali dalam sehari. Di sekolah tersebut dinyanyikan pagi hari sebelum pelajaran, dan siang hari setelah selesai pelajaran. "Lagu Ya Lal Wathan, kami jadikan wiridan setiap hari," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Lebih rinci ia menyebutkan, kegiatan siswa adalah membaca Alfatihah, dua kalimah syahadat, doa Rodhitu, nadhaman Asmaul Husna, surat-suart pendek dan syair Ya Lal Wathan. Setelah siswa baru memulai pelajaran sesuai jadwal hingga siang hari.

Sedangkan untuk siang hari, tambah dia, usai mengikuti pelajaran, siswa kemudian membaca doa dan ditutup syair Ya Lal Wathan. Setelah itu, siswa bersalaman dengan bapak ibu guru dan pulang ke rumah masing-masing. "Melalui cara ini, para siswa bisa makin kental nilai-nilai ke-Aswajaannya," ujarnya. (Sholihin Hasan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, AlaNu Sang Pencerah Muslim

Selasa, 01 Desember 2015

Kebersamaan Modal Penting Membangun Organisasi

Metro, Sang Pencerah Muslim. Rais Syuriyah PCNU Kota Metro, Lampung KH Zainal Abidin mengatakan bahwa salah satu hal penting dalam membangun sebuah organisasi khususnya di jamiyyah Nahdlatul Ulama (NU) adalah kebersamaan.

Kebersamaan Modal Penting Membangun Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Kebersamaan Modal Penting Membangun Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Kebersamaan Modal Penting Membangun Organisasi

Hal ini menurutnya sudah ditegaskan dalam Qanun Asasi NU melalui salah satu ayat Al-Quran Surat Al-Imran ayat 103 yang memerintahkan kepada Ummat Islam untuk bersatu dalam Islam dan tidak bercerai berai.

"Jamaah membawa rahmat. Perbedaan tidak apa apa namun yang berbahaya adalah perpecahan," tegasnya didepan peserta Silaturahmi Daerah (SILATDA) Kader Penggerak NU di Kampus Institut Agama Islam Ma’arif NU (IAIM NU) Metro, Selasa (28/3).

Kiai Zainal, begitu Ia biasa disapa, menjelaskan juga bahwa dalam mewujudkan kebersamaan, seluruh elemen juga perlu berjuang agar organisasi yang dijalankan bersama meraih tujuan bersamanya.

Sang Pencerah Muslim

"Dengan bersama, rahmat akan diturunkan Allah. Ini yang biasanya sulit diwujudkan dalam sebuah organisasi," ingatnya.

Disamping itu menurutnya seluruh elemen jamiyyah harus berkiprah, berkhidmah dan bergerak menurut fungsi masing masing.?

Sang Pencerah Muslim

"Yang bukan kiai jangan bergerak seperti kiai yang dosen bergerak sesuai tugas dosen," tegasnya sembari mencontohkan kekompakan yang dicontohkan anggota tubuh yang mampu bergerak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Dalam menjaga kebersamaan diera saat ini, Kiai Zainal mengingatkan juga untuk secara teliti menyaring informasi khususnya didunia maya agar tidak muncul bibit perpecahan.

"Pintar-pintarlah menyaring berita yang tidak jelas didunia maya khususnya media sosial. Jika belum paham betul, tanyakan kepada yang lebih ngerti," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Hadits, Daerah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 22 Oktober 2015

Masak dan Mencuci Bukan Kewajiban Istri

Apapun bentuk hubungan suami istri dalam keluarga bisa dianggap sebagai bagian dari ibadah. Apalagi jika hubungan itu didasari dengan keikhlasan dan kasih sayang. Meski demikian jangan sampai unsur ubudiyah ini dijadikan alasan untuk ‘menindas’ satu sama lain. Karena hal inilah yang biasa terjadi dalam keluarga. Seringkali perempuan di keluarga menjadi ‘objek penderita’. Mulai dari memasak, mencuci, dan juga pekerjaan lain yang berhubungan dengan kebersihan.

Padahal ajaran Islam yang sangat menghormati perempuan. Memposisikannya sebagai makhluk yang terhormat. Seorang suami tidak bisa seenaknya saja memperlakukan sang istri. Begitu juga seorang anak tidak bisa demikian saja memerintah ibunya. Walaupun demikian kebiasaan dan adat yang berlaku.

Mengenai pekerjaan rumahan ini Madzhab Syafi’iyah, Hanabilah dan sebagaian Malikiyah berpendapat bahwa hal itu bukan kewajiban istri. Hanya saja lebih baik jika istri membantu suami dalam urusan rumah sebagaimana yang telah berlaku di masyarakat. Sebagaimana diterangkan dalam al-Mausu’ah al-Fiqhiyah juz 29

? ? (? ? ? ?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Masak dan Mencuci Bukan Kewajiban Istri (Sumber Gambar : Nu Online)
Masak dan Mencuci Bukan Kewajiban Istri (Sumber Gambar : Nu Online)

Masak dan Mencuci Bukan Kewajiban Istri

? Jumhur Ulama (Syafiiyyah, Hanabilah dan sebagian Malikiyah) berpendapat bahwa tidak wajib bagi istri membantu suamianya. Tetapi lebih baik jika melakukan seperti apa yang berlaku (membantu).

Karena itulah meskipun seorang istri dengan ikhlas melakukan itu semua, tetapi wajib bagi suami untuk menjelaskan dan mekonfirmasi bahwa pekerjaan itu bukanlah kewajibannya. Dan hendaknya diperjelas pula bahwa pemberian nafkah sang suami ? tidak ada hubungannya dengan pekerjaan rumah tersebut. Dalam Khasyiyatul Jamal juz 4 dikatakan

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?...

Sang Pencerah Muslim

Wajib atau tidakkah bagi suami memberitahu istrinya bahwa sang sitri tidak wajib ? membantu memasak, mencuci dan sebagainya sebagaimana yang berlaku selama ini? Jawabnya adalah wajib bagi suami memberitahukan hal tersebut, karena jika tidak diberitahu seorang istri bisa menyangka hal itu sebagai kewajiban bahkan istri akan menyangka pula bahwa dirinya tidak mendapatkan nafkah bila tidak membantu (mencuci, memasak dan lainnya). Hal ini akan manjadikan istri merasa menjadi orang yang terpaksa. ?

Singkatnya, tidak ada kewajiban bagi istri membantu pekerjaan suaminya. Tidak juga mencuci dan memasak. Namun jika istri melaksanakan hal tersebut sungguh tidak ada ruginya. (ulil)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Hadits, Anti Hoax, Khutbah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 25 Juni 2015

Yenny Wahid Dorong Minoritas untuk Berani Ekspresikan Diri

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Direktur Wahid Foundation, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman menceritakan, tidak sedikit non-Muslim yang memiliki anggapan bahwa mereka seharusnya tidak lah terlalu mengekspresikan dirinya di ruang-ruang publik karena mereka minoritas.

“Saya minoritas dalam negara mayoritas Islam,” kata perempuan yang biasa disapa Yenny Wahid menirukan mereka yang merasa tidak berani mengekspresikan dirinya saat menjadi narasumber dalam seminar nasional bertema Challenges to Religious Pluralism and Tolerance di Ruang Teater Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jakarta, Rabu (14/6).

Yenny Wahid Dorong Minoritas untuk Berani Ekspresikan Diri (Sumber Gambar : Nu Online)
Yenny Wahid Dorong Minoritas untuk Berani Ekspresikan Diri (Sumber Gambar : Nu Online)

Yenny Wahid Dorong Minoritas untuk Berani Ekspresikan Diri

Ia mengaku bangga dengan mereka yang menjadi minortitas tetapi berani dan mampu mengekspresikan dirinya seperti Obama yang menjadi Presiden Amerika, Shadiq Khan yang menjadi Walikota London, dan Ahmed Aboutaleb yang menjadi Walikota Rotterdam.

Ia mengaku sedih dengan mereka yang tidak berani mengekspresikan dirinya karena minoritas. Menurutnya, konstitusi Indonesia menjamin setiap hak warga negara Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, ia mendorong mereka yang minoritas dan merasa minder untuk menjemput hak-haknya sebagaimana yang telah dijamin konstitusi.

“Konstitusi menjamin semua warga negara sama di mata hukum,” kata mantan jurnalis Syney Herald itu.

Ia menjelaskan, tidak ada negara yang hanya memiliki satu budaya saja, tetapi setiap negara pasti penduduknya memiliki budaya yang plural. Namun demikian, agar tidak terjadi perpecahan maka harus ada formula untuk mengaturnya.

Sang Pencerah Muslim

“Harus ada formula untuk mengatur pluralisme. Indonesia memiliki formula Pancasila. Menurut saya, Pancasila adalah resep ampuh dalam mengelola keberagaman yang ada di Indonesia,” ujarnya. (Muchlishon Rochmat/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Quote, Hadits, Kajian Sang Pencerah Muslim

Jumat, 15 Mei 2015

Buka LSN Jatim I di Ponorogo, Menpora Naik Reog

Ponorogo, Sang Pencerah Muslim - Kedatangan Menpora RI H Imam Nahrawi dalam rangka membuka Kickoff Liga Santri Nusantara (LSN) Region Jawa Timur I di stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo, Kamis (28/8) sore, disambut oleh tari-tarian dan pertunjukan Reog Ponorogo. Menpora berkesempatan menaiki topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari burung merak itu.

Setelah berada di atas kepala reog, sambil diiringi jathilan, warok, dan tabuhan gamelan, Nahrawi kemudian dibawa ke tengah lapangan stadion sambil melambaikan tangan kepada para santri dan penonton yang memenuhi sudut Stadion Batoro Katong.

Buka LSN Jatim I di Ponorogo, Menpora Naik Reog (Sumber Gambar : Nu Online)
Buka LSN Jatim I di Ponorogo, Menpora Naik Reog (Sumber Gambar : Nu Online)

Buka LSN Jatim I di Ponorogo, Menpora Naik Reog

Ia tampak senang saat berada di atas kepala singa yang menjadi simbol kekuatan kesenian itu. Para juru warta tidak ingin ketinggalan mengabadikan momen langka tersebut. Mereka berebut mengambil gambar dari berbagai sudut.

“Terima kasih banyak. Saya sangat senang. Sampai sini (stadion) langsung disambut oleh kesenian Reog Ponorogo,” ujar Menpora.

Sang Pencerah Muslim

Reog Ponorogo dibawakan oleh oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam yang dipoles warna-warni. Sementara 6-8 gadis dengan keanggunannya membawakan tarian tradisional khas kesenian Reog. Selain itu, Menpora bersama para hadirin juga disuguhi atraksi dari pendekar Pagar Nusa yang menunjukkan kebolehan dalam ilmu beladiri dan tenaga dalam.

Sang Pencerah Muslim

Bupati Ponorogo H Ipong Muclissoni berterima kasih atas kehadiran Menpora RI di Kota Reog ini. Ia mengatakan, Ponorogo dikenal sebagai kabupaten seribu pesantren.

“Pak Menteri, di Ponorogo ini ada sekitar 200 lebih pesantren. Bila Jombang dikenal dengan kota santri, maka Ponorogo pun sebenarnya merupakan kota santri,” kata H Ipong di hadapan Menpora.

Terkait pelaksanaan LSN di Ponorogo, Ipong mengapresiasi kerja sama antara Pemkab Ponorogo dan Panitia Pelaksana LSN. Bahkan LSN Region Jatim I dapat dirangkai dengan Piala Bupati Ponorogo U 18. Ia optimis LSN dapat berjalan sesuai harapan dan mampu menjadi media untuk pembinaan sepakbola santri pesantren.

Tampak hadir pada pembukaan LSN Region Jatim I yang meliputi Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Trenggalek, dan Pacitan, Ketua PP RMI NU KH Abdul Ghoffar Rozin, Koordinator Nasional Ayo Mondok KH Luqman Harits Dimyathi, Pengurus PCNU Ponorogo, Ketua RMI Ponorogo Gus Munir, Koordinator LSN Region Habib Mustofa, para kiai, para gus, dan para ribuan santri dari pesantren peserta LSN. (Zaenal Faizin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, Hadits Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock