Tampilkan postingan dengan label Doa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Doa. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 November 2017

Hindari Mudharat, PCNU Waykanan Gelar Sholawat Tanpa Undang Paslon Kada

Waykanan, Sang Pencerah Muslim. Warga NU memperingati tahun baru Islam 1437 Hijriyah di masjid Al-Muhajirin, kampung Talang Mangga, kecamatan Kasui, Waykanan. Acara yang rencananya diadakan pada Ahad (18/10) ini akan berlangsung tanpa kehadiran pasangan calon kepala daerah (Paslon Kada) daerah itu.

Demikian ditegaskan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Way Kanan KH Nur Huda di Kasui, Waykanan, Kamis (15/10).

Hindari Mudharat, PCNU Waykanan Gelar Sholawat Tanpa Undang Paslon Kada (Sumber Gambar : Nu Online)
Hindari Mudharat, PCNU Waykanan Gelar Sholawat Tanpa Undang Paslon Kada (Sumber Gambar : Nu Online)

Hindari Mudharat, PCNU Waykanan Gelar Sholawat Tanpa Undang Paslon Kada

Ia menegaskan, organisasi dipimpinnya tidak mendukung salah satu paslon kada setempat. Penegasan itu dibuktikan dengan tidak mengundang dua paslon kada pada kegiatan zikir sholawat memperingati Tahun Baru Islam 1437 Hijriyah pada pagi hari.

Sang Pencerah Muslim

"Kami mengundang pejabat Bupati Albar Hasan Tanjung untuk hadir pada kegiatan diselenggarakan MWCNU bekerja sama dengan GP Ansor Kasui tersebut," ujar Kiai Huda seraya menyerahkan undangan kepada Bupati Albar.

Kiai Huda menegaskan kepada Bupati Albar jika NU merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di sejumlah bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.

Sang Pencerah Muslim

"Karena itu, secara kelembagaan organisasi kami tidak memihak kepada salah satu paslon kepala daerah. Adapun secara individu kami serahkan kepada masing-masing anggota karena itu hak individu," kata dia lagi.

Untuk diketahui, Pilkada di Waykanan diikuti dua pasangan calon Bustami Zainudin dan Adinata (Adin Bustami) diusung PDI Perjuangan, Gerindra, PKB, dan Nasdem, serta Raden Adipati Surya dan Edward Anthony (Berani) diusung Demokrat, PAN, Hanura dan PKS.

Ketua PAC GP Ansor Kasui Hendri Purwadi menambahkan, pada rapat pembahasan kegiatan tersebut, Ahad 16 Agustus 2015 di Kasui, Ketua GP Ansor Waykanan Gatot Arifianto meminta pasangan calon kepala daerah untuk tidak diundang.

"Salah satu sifat politik tidak dipungkiri ialah kesempatan. Karenanya, Gatot meminta untuk sebisa mungkin menghindari penggunaan kesempatan untuk ajang kampanye kandidat pada kegiatan tersebut mengingat ada banyak massa akan hadir," kata Hendri.

Kepada Bupati Albar, Hendri juga menegaskan kegiatan ? yang digelar untuk memperingati Tahun Baru Islam 1437 Hijriyah dan menyambut penetapan Hari Santri 22 Oktober itu akan steril dari politik.

"Kalau ada paslon yang datang, juga tidak akan kami sebutkan dan tidak akan kami minta memberi sambutan. Banser juga siap menurunkan paksa kalau ada pihak yang diminta memberi sambutan tapi berkampanye," ujar Hendri. (Syuhud Tsaqafi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Doa, Ulama Sang Pencerah Muslim

Rabu, 25 Oktober 2017

Buku Pahlawan Santri Dibedah Peneliti di Taman Ismail Marzuki

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Selama ini, kisah-kisah tentang perjuangan pahlawan dari pesantren tidak banyak ditulis dalam naskah sejarah. Kisah tentang peran kiai dan santri dalam perjuangan kemerdekaan hanya sayup-sayup terdengar dalam kajian akademik, maupun buku-buku yang ditulis peneliti. Untuk menghadirkan peran penting para kiai pesantren dalam perjuangan kemerdekaan, Munawir Aziz menulisnya dalam buku Pahlawan Santri: Tulang Punggung Pergerakan Nasional terbitan Pustaka Compass.

Buku tersebut dibedah siang ini di Perpustakaan Provinsi DKI Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Sabtu (07/5) siang.

Buku Pahlawan Santri Dibedah Peneliti di Taman Ismail Marzuki (Sumber Gambar : Nu Online)
Buku Pahlawan Santri Dibedah Peneliti di Taman Ismail Marzuki (Sumber Gambar : Nu Online)

Buku Pahlawan Santri Dibedah Peneliti di Taman Ismail Marzuki

Menurut Munawir Aziz, buku yang ia tulis merupakan kajian dengan perspektif perjuangan kemerdekaan. "Saya sejujurnya ingin mencari berkah dari para kiai. Hal yang lebih mendasar, yakni menghadirkan kisah-kisah perjuangan kemerdekaan para kiai pesantren, yang selama ini tidak mendapat ruang pengakuan dalam narasi sejarah. Saya ingin publik mengetahui betapa besar jasa para kiai, ketika perjuangan kemerdekaan. Hanya, mereka tidak ingin mencari pamrih atau jabatan setelah masa kemerdekaan," ungkap Munawir.

Sejalan dengan itu, Munawir mengisahkan bahwa buku ini ditulis setelah penetapan Hari Santri oleh Presiden Jokowi, pada 22 Oktober 2015.

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

"Setelah hari santri, lalu apa? Saya menulis beberapa esai di media nasional, mengajak beberapa kawan santri untuk berkontribusi dalam penulisan ulang narasi sejarah. Silakan dari teman-teman lain, ingin berkontribusi dalam bidang-bidang keahliannya. Intinya, hari santri jangan hanya jadi selebrasi, harus diisi dengan gerakan nyata," terang Munawir.

Buku yang ditulis alumni CRCS Pascasarjana Universitas Gadjah Mada ini menghadirkan kisah-kisah kiai pejuang tidak hanya dari Jawa, tapi juga dari beberapa kawasan, semisal Aceh, Lampung, Lombok, Kalimantan, Sulawesi dan beberapa pesantren di Indonesia timur.

"Kisah-kisah pejuang kiai belum sepenuhnya saya tulis. Ini hanya langkah awal, semoga terbuka pintu yang lebih luas untuk menyibak kisah-kisah perjuangan para kiai, agar terjadi keseimbangan dalam narasi sejarah dan pengetahuan," tegas Munawir.

Sebelumnya, Munawir Aziz menulis beberapa buku tentang kisah para santri dan interaksi dengan kelompok minoritas, khususnya Tionghoa. Munawir juga menyunting beberapa buku terkait tema Islam Nusantara. (Malik/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa Sang Pencerah Muslim

Rabu, 18 Oktober 2017

Ketum Ansor Tegaskan Banser Bermetamorfosis

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) sebagai badan semiotonom organisasi yang dipimpinnya telah mengalami metamorfosis sehingga layak diapresiasi dan didorong untuk terus maju.

"Fakta tidak dipungkiri hari ini, Banser mengalami metamorfosis luar biasa. Sebelumnya Banser dikenal sebagai penjaga gereja. Stigma natal pasti Banser ada, itu melekat kuat," kata dia, di Jakarta, Senin (26/9).

Ketum Ansor Tegaskan Banser Bermetamorfosis (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketum Ansor Tegaskan Banser Bermetamorfosis (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketum Ansor Tegaskan Banser Bermetamorfosis

Gus Yaqut menegaskan, Banser sekarang menjadi pasukan elitenya Nahdlatul Ulama (NU). "Kita punya Kasatkornas Banser yang tangguh, strata dua. Kita punya Kasatkorwil Banser yang jadi anggota KPU RI. Kita punya Kasatkorwil yang menjadi dokter. Itu penegasan bahwa Banser tidak hanya bisa marah-marah saja. Hari ini, selain tegas Banser juga pintar. Bahasa paling enak begitu," kata Gus Tutut menjelaskan.





Sang Pencerah Muslim

(Baca juga: Inilah Nama dan Tugas 6 Satuan Khusus yang Dimiliki Banser)

Karena itu, lanjutnya, menjadi keharusan PP GP Ansor untuk mengupayakan penguatan eksistensi Banser.

Sang Pencerah Muslim

Kepala Satuan Koordinasi Banser Nasional Alfa Isnaeni menambahkan, Assisten Kepala Penelitian dan Pengembangan Banser berikut jajaran merupakan sarjana berkompeten, sebagian sarjana strata tiga.

Satkornas Banser masa khidmah 2015-2016 menggelar rapat perdana. Rapat dihadiri jajaran pengurus Satkornas Banser dan Kepala Satuan Khusus Banser. (Gatot Arifianto/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Doa, Quote Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 14 Oktober 2017

Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Gubernur Jawa Tengah yang belum lama terpilih, Ganjar Pranowo, mengaku ingin membangun provinsi dengan semangat seperti para ulama NU, yaitu nasionalis religius atau religius nasionalis.

Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Gubernur Ingin Bangun Jateng dengan Semangat Kiai NU

Dalam sambutannya di Pembukaan Konferensi Wilayah NU Jateng ke-14 di SMP/SMA Semesta, Gunungpati Semarang, Ahad (23/6) menyampaikan, keluarganya punya ikatan kuat dengan NU. Dan dia mengaku terkesan dengan sikap NU yang selalu mengedepankan kepentingan nasional.

Interaksinya dengan para ulama NU dan juga para tokoh agama lain membuatnya ingin membawa semangat tersebut. Karena menurutnya, membangun Jawa Tengah adalah membangun masyarakat yang beraneka ragam.

Sang Pencerah Muslim

“Saya ingin meniru semangat NU dalam membangun Jawa Tengah nanti, yaitu nasionalis religius. Saya sowan ke para kiai dan para tokoh agama lain, membuat saya merasa penting mewujudkan masyarakat yang nasionalis dan religius,” tuturnya disambut tepuk tangan meriah hadirin.

Lebih lanjut, pemenang Pilgub Jateng 2013 ini mengaku, dirinya mendapat pesan dari banyak pihak agar berhati-hati dan jangan meniru gubernur lain. Ia berahap, NU ngayem-ngayemi hatinya.

Sang Pencerah Muslim

“Saya banyak dapat pesan agar berhati-hati. Diweling jangan sampai meniru gubernur lain. Semuanya medhen-medheni. Semoga NU nanti yang ngayem-ngayemi,” pungkasnya sambil tertawa.

Redaktur? ? ? ? : Abdullah Alawi

Kontributor : Muhammad Ichwan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Nahdlatul, Doa Sang Pencerah Muslim

Selasa, 26 September 2017

Kiai Sholeh Darat Penyambung Risalah Islam

Semarang, Sang Pencerah Muslim - Kiai Sholeh Darat adalah penyambung risalah Islam. Dengan keilmuannya mendidik para santri dan mengarang banyak kitab, ajaran Rasulullah bisa tersebar di Nusantara dan membuat orang Jawa mereka mengenal agama Islam.

Karena Kiai Sholeh merupakan guru dari para gurunya ulama nusantara, maka tersebarlah ajaran Islam dan diteruskan para murid dan muridnya murid hingga kini dan di masa mendatang. Kitab-kitab karyanya juga terus dicetak dibaca dan diajarkan sehingga semakin luas sebaran ajaran Islam ke masyarakat khususnya di Jawa.

Kiai Sholeh Darat Penyambung Risalah Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Sholeh Darat Penyambung Risalah Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Sholeh Darat Penyambung Risalah Islam

Demikian disampaikan KH Khafid Romli asal Boja Kendal, Jawa Tengah dalam mauidhoh hasanah di acara Pengajian Haul ke-116 Kiai Sholeh Darat di halaman masjid Darat Semarang, Jumat (15/7) malam.

Kiai muda alumnus Pondok Pesantren Padaan Podorejo Ngaliyan Semarang, ini mengajak hadirin untuk melanjutkan kiprah keilmuan Kiai Sholeh Darat dengan banyak belajar agama dan mengaji kitab-kitab karya sang waliyullah yang pernah jadi mufti di Mekah itu.

Sang Pencerah Muslim

"Mbah Sholeh Darat adalah penyambung risalah Islam. Karena beliaulah kita mengenal Nabi Muhammad dan ajaran Islam melalui para guru kita dan melalui kitab-kitab karya beliau," tuturnya yang dominan memakai Bahasa Jawa dalam taushiyahnya.

Sang Pencerah Muslim

Jika tiada Kiai Sholeh Darat, lanjutnya, orang Jawa (Nusantara) pada umumnya tidak mengerti makna Al-Quran maupun apa saja yang isi syariat Islam.

Sebab Kiai Sholeh Darat yang bernama lengkap Syaikh Muhammad Sholeh bin Umar Assamarony adalah penulis pertama Tafsir Al Quran berbahasa Jawa. Sehingga orang Jawa termasuk RA Kartini sang murid yang tidak mengerti arti ayat Al Quran bisa mengetahui isi kandungan kitab suci umat Islam tersebut.

Sebelumnya, mayoritas orang hanya bisa membaca Al-Quran tanpa tahu artinya. Dan kalaupun ada yang mengerti isinya, itu hanya kalangan terbatas yang menguasai bahasa Arab dan perangkat ilmu lainnya macam kiai atau santri pondok pesantren.

Seperti diketahui, Kiai Sholeh Darat adalah pengarang Tafsir Faidhur Rohman, kitab berisi penerjemahan dan penjelasan atas ayat Al Quran berbahasa Jawa dengan aksara Arab Pegon.

Kitab itu diyakini didorong penulisannya oleh RA Kartini yang merupakan murid beliau dan meminta agar bisa mengerti arti Al-Quran dalam aktivitas mengajinya. Diyakini pula, kitab Tafsir itu menjadi kado perkawinan dari sang guru kepada Kartini saat ia menikah dengan Bupati Rembang RM Jayadiningrat. (Ichwan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Doa Sang Pencerah Muslim

Selasa, 05 September 2017

Gus Mus: Dunia Jangan Jadi Tujuan Hidup

Rembang, Sang Pencerah Muslim. Wong saiki seneng ngopeni urusan amal-amal sak durunge mati, lali amal-amal ba’dane mati (Orang sekarang suka mengurusi urusan amal-amal sebelum mati, lupa dengan amal-amal setelah mati).

Gus Mus: Dunia Jangan Jadi Tujuan Hidup (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus: Dunia Jangan Jadi Tujuan Hidup (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus: Dunia Jangan Jadi Tujuan Hidup

Demikian disampaikan KH A Mustofa Bisri saat mengisi pengajian pasanan kitab Riyadhus Shalihin, di Pondok Pesantren Raoudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah, Jumat malam (5/07).

Terkait masalah kelalaian manusia akan akhirat, kiai yang akrab disapa Gus Mus ini menjelaskan bahwa dunia adalah salah satu hal yang dapat membuat orang lupa kepada Allah, bahkan sampai berlebihan mencintai dunia.

Sang Pencerah Muslim

Bagi Gus Mus, sekarang banyak pejabat memiliki mobil dan uang melimpah, tapi masih saja melakukan korupsi. Ada pula masyarakat yang mengaku sebagai orang miskin sehingga ketika ada bantuan-bantuan ia datang.

Sang Pencerah Muslim

Gus Mus menyindir orang seperti itu sebagai orang fakir karena masih ‘butuh’ dengan memakan uang rakyat. “Itu akar masalahnya, karena pada rebutan dunia bukan rebutan surga,” ujar kiai yang sudah banyak menerbitkan buku tentang keislaman, kumpulan esai, puisi, cerpen dan humor ini.

Gus Mus membenarkan bahwa mencintai persoalan duniawi sangat menyakitkan hati,  bahkan sebagai sumber keterpurukan Indonesia. “Makanya,  dunia dipandang apa adanya, jangan jadi tujuan hidup,” pesannya.

Dicontohkan, kiai zaman dahulu mampu bertakwa dengan sangat sungguh-sungguh, walaupun pekerjaannya hanya petani. Hidupnya makmur karena dicukupi Allah. “Coba takwa, nanti dapat rizki yang tidak terduga-duga,” tuturnya dalam pengajian yang dihadiri ratusan santri dan masyarakat umum.

Untuk itu, Rais Aam PBNU ini berpesan supaya meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Takwa memang sangat sulit, karena harus melaksanakan semua perintah Allah, dan meninggalkan semua larangan Allah. “Berjalan menuju Allah ibarat berjalan di atas jalan yang banyak ranjaunya,” tambahnya.

“Makanya mintalah kepada Allah supaya diberi petunjuk, ketaqwaan, kehormatan diri, dan tidak butuh dengan dunia lagi,” tegas pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin ini.

Selama pengajian kitab Ramadhan ini, Gus Mus membacakan empat kitab, yakni Kimiyaus Sa’adah, Idhatun Nasyiin, Burdah Al-Bushiry, dan Riyadhus Shalihin. Khusus kitab Riyadhus Shalihin yang dilaksanakan usai shalat tarawih, dalam beberapa kesempatan kemarin, selalu ramai dihadiri masyarakat sekitar. Pengajian Riyadhus Shalihin ini juga bisa disimak secara online di Radio NU dengan mengklik radio.nu.or.id. (Muhammad Zidni Nafi’/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Minggu, 27 Agustus 2017

Bersalaman Pria-Wanita Bukan Muhrim

Assalamualaikum wr. wb.

Pak Kiai, saya mau bertanya, bagaimana hukum bersalaman antara pria dan wanita (muda) yang bukan muhrim? karena kan banyak sekarang ini di tengah masyarakat yang mengatakan bersalaman tesebut hukumnya haram. Bagaimana dalil-dalil salaman tersebut? terima kasih. Wassalam. Ahmad Syarif H.?

Waalaikumus salaam wr. wb.

Bapak Ahmad Syarif H. yang saya hormati,

Bersalaman Pria-Wanita Bukan Muhrim (Sumber Gambar : Nu Online)
Bersalaman Pria-Wanita Bukan Muhrim (Sumber Gambar : Nu Online)

Bersalaman Pria-Wanita Bukan Muhrim

Bersalaman secara umum memberikan efek positif dalam pergaulan sehari-hari. Bersalaman merupakan sebagian langkah untuk mengeratkan hubungan antar individu dalam hal apapun, baik itu hubungan kekerabatan, hubungan bisnis,dan lain-lain. Dengan bersalaman juga sebuah ikatan dimulai dan perjanjian dilakukan.

Namun demikian, ada perhatian khusus terkait bersalaman antara pria dan wanita yang bukan mahram yang bapak tanyakan. Ulama memberikan hukum haram atas hal tersebut. Syaikh Zainuddin Al-Malibari dalam kitab Fathul Muin hal. 98 mengatakan :

Sang Pencerah Muslim

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.. Artinya; sekiranya haram melihatnya maka haram pula menyentuhnya tanpa pemisah, karena memegang itu lebih menimbulkan ladzat.

Dalam sebuah hadits Imam Bukhari disebutkan bahwa ketika Nabi Muhamamd SAW membaiat perempuan yang bukan mahram beliau tidak menjabat perempuan tersebut dan membaiat hanya dengan ucapan.(Al-Bukhari bab. Surat Al-Mumtahanah ayat 10)

Sang Pencerah Muslim

Bapak Ahmad Syarif H. yang budiman, memang dalam pergaulan sehari-hari sulit untuk menghindari berjabat tangan dengan perempuan bukan muhrim. Kita dituntut untuk mengikuti syariat tapi tetap tidak mengurangi kualitas hubungan antar individu laki-laki dan perempuan. Untuk itu, patutlah dicari cara yang elegan dalam menghindari bersalaman dengan perempuan bukan muhrim sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada agar keakraban tetap terjaga.

Semoga kita diberikan kemampuan untuk istiqamah menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya serta kemampuan untuk tetap menjaga hubungan baik dengan sesama dan semua makhluk. Amiin

Walloohu Alamu bishshawaab

Wassalamualaikum wr. wb.

Maftuhan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Doa, Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 19 Agustus 2017

Prancis Jadi Destinasi Wisata Eropa Paling Populer bagi Muslim

Paris, Sang Pencerah Muslim. Paris telah muncul sebagai tujuan wisata yang paling diinginkan di Eropa oleh wisatawan Muslim khususnya di kalangan wisatawan Malaysia, menurut jajak pendapat pada wisatawan di Timur Tengah dan Asia Tenggara. 

Dari 400 responden Muslim dari Arab Saudi, Malaysia, dan Uni Emirat Arab, 30 persen menyebut Perancis sebagai tujuan utama Eropa mereka, diikuti oleh Inggris dan Italia (diikat di 28 persen), Jerman dan Turki (26 persen) seperti dilansir oleh falalfocus.net dari AFP Relaxnews

Prancis Jadi Destinasi Wisata Eropa Paling Populer bagi Muslim (Sumber Gambar : Nu Online)
Prancis Jadi Destinasi Wisata Eropa Paling Populer bagi Muslim (Sumber Gambar : Nu Online)

Prancis Jadi Destinasi Wisata Eropa Paling Populer bagi Muslim

Perancis sangat populer di kalangan wisatawan Malaysia, 28 persen di antaranya menyebut negara itu sebagai pilihan mereka.

Sang Pencerah Muslim

Laporan tersebut merupakan Hasil Indeks Wisata Muslim 2014 yang dirilis dari Konferensi Pariwisata Halal yang diadakan di Andalusia, Spanyol awal pekan ini. 

Sang Pencerah Muslim

Menurut laporan itu, sektor pariwisata halal itu bernilai $ 140 milyar tahun lalu, mewakili 13 persen dari belanja perjalanan global dan diperkirakan akan meningkat menjadi $ 192 milyar pada tahun 2020. 

Laporan lain dari DinarStandard juga meramalkan bahwa 14 persen dari perjalanan internasional akan dilakukan oleh umat Islam pada tahun 2020, melampaui rata-rata global tingkat pertumbuhan perjalanan wisata dunia. 

Di Inggris saja, pengunjung dari Timur Tengah menghabiskan £ 1.1 milyar ($ 1.8 milyar) pada tahun 2013. 

Berikut adalah tujuan top Eropa bagi wisatawan Muslim menurut Indeks Travel Muslim 2014: 

1 Perancis (30%) 

2 Italia (28%), Inggris (28%) 

3 Jerman (26%), Turki (26%) 

4. Spanyol (23%) 

5. Belanda (17%) 

6 Austria (14%) 

7 Scotland (12%) 

8 Yunani (11%), Swedia (11%) 

9. Portugal (9%) 

10. Belgia (7%) 

Tujuan Eropa Terbaik untuk Arab Saudi: Jerman 

Malaysia: Prancis 

Uni Emirat Arab: Turki 

(mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Doa Sang Pencerah Muslim

Kamis, 10 Agustus 2017

Pagar Nusa akan Gelar Kongres Pertamanya

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Langkah Lembaga Pencak Silat Pagar Nusa untuk menjadi badan otonom semakin mantap dengan rencana digelarnya kongres pertama pada 19-22 Juli 2007 mendatang di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

Kepastian pelaksanaan kongres ini diputuskan dalam rapat bersama antara panitia pengarah dan panitia pelaksana, yang telah dibentuk oleh PBNU sebelumnya, di kantor PBNU, Kamis (26/4). Hadir dalam acara tersebut, Ketua PBNU H. Ahmad Bagdja, Wasekjen Taufik R. Abdullah, dan Prof. Cecep Syarifuddin, salah seorang panitia pengarah, Ketua Panitia Pelaksana H. Fuad Anwar dan perwakilan dari Pagar Nusa Jabar dan Jateng.

Pagar Nusa akan Gelar Kongres Pertamanya (Sumber Gambar : Nu Online)
Pagar Nusa akan Gelar Kongres Pertamanya (Sumber Gambar : Nu Online)

Pagar Nusa akan Gelar Kongres Pertamanya

Bagdja menjelaskan perubahan status dari lembaga NU menjadi badan otonom untuk memperluas gerak Pagar Nusa dalam menjalankan aktifitasnya. Status sebagai badan otonom memungkinkan organisasi ini mengatur urusan internalnya sendiri sementara lembaga NU harus mengikuti seluruh kebijakan PBNU.

Sebelumnya sudah digelar acara Pra Kongres yang diselenggarakan pada 24-25 September 2005 di Ponpes Ciganjur Jakarta dengan agenda membahan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT), namun oleh para peserta dirubah sekaligus menjadi kongres I, namun tidak diakui oleh PBNU karena tidak sesuai dengan prosedur pembentukan organisasi.

Meskipun dianggap tidak sah oleh PBNU, namun hal ini telah menimbulkan situasi disorganisasi dalam tubuh Pagar Nusa di berbagai daerah. PCNU masih merasa memiliki wewenang untuk membentuk Pagar Nusa sementara Pengurus Wilayah Pagar Nusa juga merasa memiliki wewenang yang sama.

Sang Pencerah Muslim

Fuad Anwar menjelaskan saat ini terdapat 16 Pengurus Wilayah Pagar Nusa yang aktif, namun terdapat juga cabang yang sudah berdiri sementara wilayahnya belum ada seperti di Kab. Jayapura Papua.

Untuk mempercepat perkembangan Pagar Nusa terutama di luar Jawa, nantinya akan diundang para pengurus wilayah yang dianggap nantinya bisa mengembangkan Pagar Nusa di daerahnya.

Persoalan lain yang akan dibahas dalam kongres adalah ketentuan bahwa organisasi silat yang masuk dalam Pagar Nusa harus meleburkan diri. Ketentuan ini dianggap tidak mengakomodasi keberadaan perkumpulan silat yang ada dengan teknik-tekniknya sehingga timbul ketakutan jika ikut pagar nusa, eksistensinya akan hilang.

Beberapa daerah dengan tradisi silat yang kuat seperti Banten dan Blitar akhirnya tidak mau bergabung dengan Pagar Nusa dan memilih eksis dengan namanya sendiri. Namun kondisi sebaliknya terjadi di Bali dimana Pagar Nusa lebih tertata.

Sang Pencerah Muslim

Nantinya, kantor pusat Pagar Nusa juga akan dipindahkan dari Surabaya Jatim ke kantor PBNU untuk mempermudah koordinasi dengan PBNU atau komunikasi dengan cabang dan lembaga lainnya.

Prestasi Indonesia Memprihatinkan

Sementara itu Baidlowi Hasyim, pejabat dari kementerian olah raga yang turut hadir menjelaskan meskipun Silat merupakan olah raga asli Indonesia, namun prestasi atlet-altetnya saat ini sangat memprihatinkan. Dalam Asean Games terakhir, Indonesia hanya mendapatkan 3 medali emas sementara Vietnam bisa mendapatkan 8 medali emas. Ia berharap agar hal ini menjadi perhatian bagi organisasi-organisasi silat yang ada.

Hasyim menjelaskan prestasi Vietnam ini dikarenakan mereka mengambil pelatih terbaik dari Indonesia. Beberapa negara seperti Iran, Qatar dan Uzbekistan juga telah mengajukan diri untuk mendapatkan pelatih dari Indonesia. Kondisi ini akan memacu perkembangan Silat di dunia, namun Indonesia harus mengantisipasi penurunan prestasi yang dialaminya. (mkf)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Doa, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Rabu, 09 Agustus 2017

Aceh Nyatakan Siap Jadi Tuan Rumah Kongres GP Ansor

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Aceh menyatakan kesiapan diri sebagai tuan rumah pelaksanaan Kongres GP Ansor XV pada April 2016 nanti. Kesiapan itu disampaikan Ketua GP Ansor Aceh Samsul B Ibrahim dalam Konferensi Besar GP Ansor ke-XIX di Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (14/10/2014).

“Saya pikir ini bisa menjadi momentum istimewa bagi Aceh. Belum pernah dalam sejarah Ansor dan Nahdlatul Ulama, acara-acara besar digelar di Aceh. Padahal secara historis, kependudukan, dan geografis, Aceh merupakan pusat pergerakan Ahlussunah wal Jamaah. Persoalannya belum terorganisir dengan baik,” ujar Samsul dalam siaran pers.

Aceh Nyatakan Siap Jadi Tuan Rumah Kongres GP Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)
Aceh Nyatakan Siap Jadi Tuan Rumah Kongres GP Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)

Aceh Nyatakan Siap Jadi Tuan Rumah Kongres GP Ansor

“Di lain hal, ini adalah pertaruhan Aceh di kancah nasional karena biasanya Presiden Indonesia ? akan hadir membuka acara tersebut. Dan kesempatan ini juga dapat menjadi momentum untuk mempromosikan Aceh sebagai daerah yang aman baik untuk kunjungan kerja, wisata, maupun investasi. Kami yakin Pemerintah Aceh akan mendukung kegiatan ini,” tambahnya lagi.

Sang Pencerah Muslim

Diakui Samsul, proses legitimasi penunjukkan Aceh sebagai tuan rumah memang tidak mudah. Dalam konferensi besar itu sendiri, sedikitnya lima provinsi lain juga ikut menawarkan diri sebagai tuan rumah. Kelima daerah tersebut yakni Yogyakarta, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua.

Sang Pencerah Muslim

Penunjukkan tuan rumah pastinya ditentukan oleh indikator-indikator tertentu yang akan ditetapkan oleh PP GP Ansor. Indikator tersebut tidak saja berupa kesiapan PW Ansor Aceh dan ke-23 Pengurus Cabang GP Ansor Aceh, melainkan juga dukungan infrastruktur, transportasi, dan yang paling penting adalah dukungan masyarakat dan Pemerintah Aceh sendiri. Ditambahkannya lagi, pelaksanaan Kongres GP Ansor merupakan acara yang sangat besar. Sedikitnya saja, 10.000 warga Nahdliyin bakal terlibat. Artinya jika Aceh ditetapkan sebagai tuan rumah, kunjungan pendatang sebesar itu akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Aceh.?

Tidak hanya itu, Samsul menyebutkan pelaksanaan Kongres GP Ansor selalu dihadiri oleh pejabat Pemerintah Pusat. Kongres GP Ansor selalu dihadiri oleh Presiden dan Wakil Presiden. “Bahkan pihak kementerian dan kedutaan besar juga akan hadir. Jadi sangat bagus bagi Aceh. 10.000 pengunjung itu tidak sedikit lho dan mereka akan berada di Aceh selama satu minggu,” jelas Samsul.

Merespon hal itu, Sekretaris Jenderal PP GP Ansor, M Aqil Irham membenarkan pihaknya akan menentukan indicator-indikator tertentu untuk memilih tuan rumah Kongres Ansor pada 2016 nanti. Dalam konferensi besar itu sendiri, beberapa indicator-indikator penentuan tuan rumah sudah dibicarakan. Sebut saja misalnya seperti kesiapan struktur pengurus wilayah hingga level ranting dan anak cabang. “Termasuk dukungan dana dari pemerintah daerah, karena sifat pendanaan kegiatan ini komposisinya 40 persen dari tuan rumah dan 60 persen dari pusat sendiri,” katanya. Dia berharap, para Ketua PW Ansor yang sudah mengusulkan diri sebagai tuan rumah dapat mengajukan proposal pengajuan tuan rumah secara tertulis dalam waktu dekat. “Paling tidak sampai Januari 2015. Nanti akan kita verifikasi kelayakannya,” tukas Aqil.

Dukungan PW Ansor se-Sumatera

Berkaitan dengan tawaran Aceh sebagai tuan rumah, seluruh PW Ansor se-Sumatera dalam Konferensi Besar Ansor di Purwakarta memberikan apresiasi yang tinggi. Ketua PW Ansor Sumatera Barat Rusli Intan Sati menyebutkan tawaran Samsul dinilai sebagai masukan yang konstruktif dalam mengonsolidasi warga Nahdliyin di Sumatera. Selain itu, sejarah Aceh sebagai daerah yang telah berkontribusi besar dalam pembangunan Indonesia mulai dari era penjajahan hingga reformasi patut menjadi perhatian semua pihak.

“Kami sepakat dengan tawaran itu. Aceh merupakan bagian dari NKRI yang harus dikawal dengan baik. GP Ansor harus mampu menancapkan merah putih di titik nol kilometer Indonesia. Jadi, Kongres Ansor pada April 2016 nanti bakal jadi momentum yang tepat,” ujar Rusli Intan Sati, Ketua PW Ansor Sumatera Barat.

Selain Sumatera Barat, Ketua PW Ansor Kepulauan Riau Baru Rochim juga menyambut baik tawaran Sahabat Samsul. Pelaksanaan Kongres pada 2016 nanti harus menjadi momentum untuk mendukung optimalisasi konsolidasi warga Nahdliyin, khususnya di daerah-daerah di Sumatera. Lagipula di lain hal, dia melihat pasca musibah gempa dan tsunami, proses pembangunan di Aceh menunjukkan trend yang cukup positif. Dari segi infrastruktur, Aceh dinilai mengalami kemajuan yang cukup pesat. Ketersedian transportasi udara berskala internasional, lintasan jalur darat yang memadai dan penginapan yang layak cukup menjadi alasan mengapa Aceh tepat menjadi tuan rumah Kongres Ansor. “Kami mendukung sepenuhnya Aceh sebagai tuan rumah Kongres Ansor pada 2016 nanti,” tandasnya.

Untuk diketahui, Selain Sumatera Barat dan Kepulaian Riau, sejumlah PW Ansor lainnya seperti Riau, Bangka Belitung, dan Bengkulu juga merekomendaskan Aceh sebagai tuan rumah. Mereka berharap PP GP Ansor dapat mengamini aspirasi tersebut. (Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh, Ubudiyah, Doa Sang Pencerah Muslim

Minggu, 16 April 2017

Sambut Ramadhan, Ribuan Warga NU Banjarsari Gelar Apel Kebangsaan

Banyumas, Sang Pencerah Muslim - Pimpinan Ranting (PR) Nahdlatul Ulama (NU) beserta badan otonom dan seluruh warga NU Desa Banjarsari Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas menggelar apel kebangsaan untuk menyambut bulan suci Ramadhan 1438 H. Mereka berbaris memadati Lapangan Desa Banjarsari, Ahad (21/5).

Tampak hadir Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang (MWC) NU KH Zuhdi Azhari, Camat Ajibarang Eko Heru Surono, seluruh badan otonom NU se-Kecamatan Ajibarang serta aparat desa setempat.

Sambut Ramadhan, Ribuan Warga NU Banjarsari Gelar Apel Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Sambut Ramadhan, Ribuan Warga NU Banjarsari Gelar Apel Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Sambut Ramadhan, Ribuan Warga NU Banjarsari Gelar Apel Kebangsaan

Wawan, Ketua Panita Apel ini menyampaikan, selain untuk menyambut bulan suci Ramadhan, kegiatan tersebut juga digelar sebagi komitmen kebangsaan warga Banjarsari untuk menjaga NKRI.

"Walaupun kami di desa, tapi semangat kebangsaan dan ke-NUan kita juga besar," Kata Wawan ketika diwawancarai.

Sang Pencerah Muslim

Ia juga mengharapkan warga Banjarsari untuk terus teguh memegang ajaran Aswaja di bawah naungan Nahdlatul Ulama. "Jangan asal ikut-ikutan. Ikut NU saja yang sudah jelas benar," lanjutnya.

Camat Ajibarang Eko Heru Surono yang menjadi inspektur apel kebangsaan mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini berguna sekali untuk mempererat tali persaudaraan antarwarga. "Apel tingkat ranting saja ramainya seperti ini, apalagi jika tingkat nasional. NU sungguh luar biasa," lanjutnya.

Sang Pencerah Muslim

Selain apel kebangsaan, mereka sebelumnya menggelar pawai taaruf mengelilingi Desa Banjarsari. Ribuan nahdliyin mengikuti pawai taaruf ini.

"Nanti sebelum apel selesai, kita akan bersama-sama membaca ikrar kesetiaan kita pada Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Waluyo, salah satu panitia kegiatan. (Kifayatul Akhyar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Fragmen, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 25 Maret 2017

Warga Jember, Ikutilah Jalan Santai Santri 5 November 2017

Jember, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang GP Ansor Jember, Jawa Timur menginisiasi Jalan Sehat Santri. Kegiatan untuk memeriahkan Hari Santri Nasional 2017 tersebut dijadwalkan Ahad, 5 November 2017 mulai pukul 06.00 WIB, berpusat di Alun-alun Kabupaten Jember.

Saat ini persiapan telah seratus persen rampung dan tinggal menunggu hari H nya. Pantauan Sang Pencerah Muslim, Rabu (1/11) hari ini tampak panitia sibuk melayani para pendaftar dari berbagai kalangan.

Warga Jember, Ikutilah Jalan Santai Santri 5 November 2017 (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga Jember, Ikutilah Jalan Santai Santri 5 November 2017 (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga Jember, Ikutilah Jalan Santai Santri 5 November 2017

“Diperkirakan JSS diikuti 30 ribu lebih peserta baik santri dari pondok pesantren atau lembaga pendidikan maupun masyarakat umum,” ungkap H Kholidi Zaini, salah satu panitia pelaksana.

Kholidi menyebut, yang unik dari kegiatan rutin tahunan ini mewajibkan pesertanya memakai busana muslim.

"Syaratnya bersarung bagi para peserta putra dan berbusana muslimah untuk peserta putri,” ujar Kholidi.

Sang Pencerah Muslim

Syarat pemakaian sarungan bagi peserta putra karena sarungan sudah menjadi identitas santri terlebih bagi warga Nahdliyin dan merupakan salah satu kearifan budaya lokal. 

“Di samping itu, kegiatan ini mudah-mudahan menjadi semakin mengeratkan kebersamaan dan persatuan antarsesama anak bangsa, khususnya warga masyarakat Kabupaten Jember,” papar Kholidi.

Sang Pencerah Muslim

Untuk menjadi peserta JSS, tidak dipungut biaya pendaftaran. Meskipun gratis, peserta berpeluang mendapatkan puluhan hadiah utama dan ratusan hadiah menarik lainnya.

Jalan Sehat Santri terlaksana berkat kerjasama dengan PCNU Jember, SBA Institute dan dukungan banom NU.

Masyarakat yang berminat mengikuti kegiatan, dapat mendaftarkan diri di Kantor PC GP Jember, Jl.Danau Toba No.1 Tegalgede Sumbersari Jember. Pendaftaran dibuka pukul 09.00-15.00.

Berikut syarat dan ketentuan pendaftaran:

1. Membawa fotokopi KTP/SIM/Kartu Pelajar/Mahasiswa/Kartu Santri untuk ditukar dengan 1 Kupon JSS.

2. Peserta utk 1 keluarga membawa fotokopi KK untuk ditukar dengan Kupon JSS.

3. Peserta dari lembaga/Pondok pesantren membawa surat rekomendasi dari pengurus/pengasuh untuk ditukar dengan Kupon JSS.

(Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Nasional, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Minggu, 01 Januari 2017

Tolak Ijazah Madrasah, Kapolres Sumenep Akhirnya Minta Maaf

Sumenep, Sang Pencerah Muslim. Kasus penolakan ijazah alumni Madrasah Aliyah (MA) 2 Annuqayah, Guluk-Guluk, oleh Polres Sumenep dalam seleksi penerimaan Brigadir Brimob dan Dalmas akhirnya berakhir damai. Selasa (24/7), Kapolres Sumenep AKBP Dirin mengakui kesalahan Panitia Pembantu Penerimaan Brigadir Brimob dan Dalmas Polres Sumenep.

Tolak Ijazah Madrasah, Kapolres Sumenep Akhirnya Minta Maaf (Sumber Gambar : Nu Online)
Tolak Ijazah Madrasah, Kapolres Sumenep Akhirnya Minta Maaf (Sumber Gambar : Nu Online)

Tolak Ijazah Madrasah, Kapolres Sumenep Akhirnya Minta Maaf

“Dengan ini menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya,” kata Dirin dihadapan wartawan dan pengurus Pondok Pesantren Annuqayah.

Permintaan maaf atas salah tafsir terkait ijazah pondok pesantren disampaikan Kapolres Sumenep dalam jumpa pers disaksikan Ketua DPRD Sumenep KH Imam Hasyim, Kepala Kantor Kementrian Agama Sumenep H. Idham Chalid, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Sumenep H Ataur Rahman dan anggota Polres Sumenep.

Sang Pencerah Muslim

Sedangkan dari Pondok Pesantren Annuqayah, Ketua Yayasan Annuqayah KH Taufiqurrahman, Sekretaris PP Annuqayah K. M. Mushthafa, Bendahara PP. Annuqayah KH. Moh. Husnan A Nafi dan beberapa alumni pondok pesantren Annuqayah.

Sang Pencerah Muslim

Dirin berjanji, dalam penerimaan Pabanrim yang akan datang Polres Sumenep akan melibatkan Kantor Kementrian Agama Sumenep untuk meneliti ijazah. “Insya Allah tidak akan terulang lagi tahun yang akan datang,” harap Kapolres.

Bendahara Pondok Pesantren Annuqayah Moh Husnan A Nafi mengaku senang dengan keberanian Polres Sumenep untuk minta maaf dan mempertanggung jawabkan kesalahannya kepada publik.

Terjadinya penolakan ijazah Moh Azhari, alumni MA 2 Annuqayah, saat mendaftar Pabinrim, Pondok Pesantren Annuqayah meminta Polres Sumenep untuk minta maaf secara terbuka. “Karena ini sudah menjadi kasus nasional, kami minta Polres meminta maaf melalui tiga media massa nasional, tiga media massa elektronik nasional, dua media massa elektronik lokal dan minimal dua media massa lokal,” tutur Moh. Husnan A. Nafi.

Jika dalam dua hari tidak ada permintaan maaf yang dimuat di media, sesuai dengan arahan pengasuh PP. Annuqayah, pengurus akan melakukan konsultasi lebih lanjut kepada pusat.

“Kalau sudah dilakukan dan dimuat di media kami anggap selesai,” katanya kepada wartawan.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Moh. Kamil Akhyari

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Quote, Nasional Sang Pencerah Muslim

Jumat, 13 Mei 2016

Warga di Lampung Timur Kumpulkan Dana Bangun Kantor MWCNU

Purbolinggo-Lampung Timur, Sang Pencerah Muslim. Langkah para warga NU di Kecamatan Purbolinggo Lampung Timur layak diacungi jempol. Melaui iuran gotong royong, sedikit demi sedikit terkumpul dana Rp 400 juta untuk membangun gedung kantor Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU).

Warga di Lampung Timur Kumpulkan Dana Bangun Kantor MWCNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga di Lampung Timur Kumpulkan Dana Bangun Kantor MWCNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga di Lampung Timur Kumpulkan Dana Bangun Kantor MWCNU

Pada awal tahun 2014, PCNU Lampung Timur yang dipimpin KH. Imam Zuhdi Adnan, BA berniat mendirikan sebuah gedung yang mampu menampung dan menjadi pusat kegiatan warga Nahdiyin di wilayah Kecamatan Purbolinggo sebagai basis NU terbesar di Lampung Timur. Hingga pada bulan Maret 2014 KH Soleh Bajuri Ketua PWNU Lampung  didampingi KH Imam Zuhdi melakukan peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan.

Totoharjo, Ketua Pembangunan gedung MWCNU menerangkan, pembangunan gedung ini sudah berjalan sekita 85 persen hingga saat ini. Pembangunan tersebut dimungkinkan akan menelan dana sekitar Rp 500 juta. Saat ini sudah menelan 400 juta.

Sang Pencerah Muslim

“Gedung MWCNU membutuhkan dana tambahan 100 juta dan InsyaAllah warga NU Kecamatan Purbolinggo siap iuran gotong royong kembali. Pembangunan gedung sejak bulan maret 2014 ini dilakukan secara swadaya oleh warga NU Kecamatan Purbolinggo dan warga NU mengerjakan secara bergantian,” kata Totiharjo di lokasi pembangunan gedung, Kamis (18/12).

KH Imam Zuhdi mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh warga NU Purbolinggo yang telah menghimpun dana untuk membangun gedung MWCNU. “Tidak lupa pula diucapkan terimakasih untuk para sesepuh dan para ulama atas do’anya. InsyaAllah gedung ini akan diberdayakan untuk kegiatan-kegiatan NU,” tambahnya.

Sang Pencerah Muslim

“Kecamatan Purbolinggo merupaan basis NU dan satu-satunya MWC yang memiliki Rumah Sakit Rawat Inap lengkap dengan mobil ambulannya, sekolah NU dan dekat dengan Universitas NU Lampung,” ujarnya

KH Soleh Bajuri Ketua PWNU Lampung yang meninjau lokasi kamis (18/12) didampingi PCNU Lampung Timur juga memberi apresiasi tinggi atas kepekaan warga NU Kecamatan Purbolinggo yang sudah berinisiatif iuran gotong royong dengan ikhlas untuk membangun gedung MWC NU.

“Alhamdulilah, sudah 85% proses pembangunan. Semoga pembangunan gedung ini menjadi spirit bagi warga NU untuk selalu memajukan NU. Bagaimanapun ini merupakan bentuk konkrit dan langkah nyata sebagai bentuk perkembangan dan kemajuan NU,” terangnya. (Rudi Santoso/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Doa, Amalan Sang Pencerah Muslim

Kamis, 12 Mei 2016

Saat Guru Sufi Perintahkan Dua Muridnya Angkat Unta ke Atap

Dalam kitab Tadzkirah al-Auliya’, Fariruddin Attar menceritakan kisah antara Abu Abdullah bin Khafif dengan dua muridnya. Diceritakan:

Saat Guru Sufi Perintahkan Dua Muridnya Angkat Unta ke Atap (Sumber Gambar : Nu Online)
Saat Guru Sufi Perintahkan Dua Muridnya Angkat Unta ke Atap (Sumber Gambar : Nu Online)

Saat Guru Sufi Perintahkan Dua Muridnya Angkat Unta ke Atap

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Sang Pencerah Muslim

Imam Ibnu Khafif mempunyai dua murid. Satu dipanggil Ahmad al-Kabir (lebih tua) dan satunya lagi dipanggil Ahmad al-Shaghir (lebih muda). Imam Ibnu Khafif lebih mencintai Ahmad al-Shagir. Sahabat-sahabat Ahmad al-Kabir cemburu (iri), dengan alasan Ahmad al-Kabir lebih lama menjadi murid Imam Ibnu Khafif, menjalankan tugas-tugasnya dengan baik, banyak melakukan riyadlah dan mujahadah diri. 

Imam Ibnu Khafif mengetahui kecemburuan mereka dan berencana melakukan pengujian. Suatu hari Imam Ibnu Khafif berkata kepada Ahmad al-Kabir, “Bawalah unta itu ke atap Khanqah (ribat sufi).”

Sang Pencerah Muslim

Ahmad al-Kabir menjawab, “Wahai guru, bagaimana mungkin membawa unta seberat itu ke atap Khanqah dengan tenagaku yang lemah?”

“Jika begitu, kau tidak perlu melakukannya,” kata Imam Ibnu Khafif.

Kemudian Ibnu Khafif beralih kepada Ahmad al-Shaghir, memerintahkannya membawa unta dengan pundaknya naik ke atap Khanqah. Ahmad al-Shaghir bergegas berdiri, mengikat pinggangya dan menggulung lengan bajunya. Ia berlari menuju unta, berusaha mengangkatnya dengan mengerahkan seluruh tenaganya. Melihat itu Imam Ibnu Khafif berkata, “Sudahlah, cukup. Tujuan dari perintahku telah menuai hasil.”

Lalu Ibnu Khafif berkata kepada sahabat-sahabat Ahmad al-Kabir:

“Aku sangat tahu bahwa manusia tidak akan mampu mengangkat unta. Tapi Ahmad al-Kabir telah masuk dari pintu keberatan dan penyangkalan, serta tidak menerima perintah yang kuberikan. Sedangkah Ahmad al-Shaghir, dengan sigap melaksanakan perintahku dan berusaha mengangkatnya sekuat tenaga. Apa yang ditampakkan zahirnya adalah tanda bagi keadaan batinnya.” (Fariduddin Attar, Tadzkirah al-Auliya’, alih bahasa Arab oleh Muhammad al-Ashiliy al-Wasthani al-Syafi’i (836 H), Damaskus: Darul Maktabi, 2009,hlm 665).

****

Kisah di atas selain bercerita tentang ketakziman seorang murid yang mematuhi gurunya, pun merupakan gambaran besar tentang bagaimana seharusnya hubungan hamba dengan Tuhannya. Ketika berhubungan dengan Tuhan, seorang hamba tidak perlu menanyakan motif Tuhan dalam memberikan cobaan, memerintahkan sesuatu atau melarang sesuatu. Serahkan semuanya kepada Tuhan. Apalagi Tuhan dengan jelas mengatakan (hadits qudsi), “Anâ ‘inda dzanni ‘abdî bî—Aku tergantung persangkaan hambaKu kepadaKu.”Hadits qudsi tersebut memberi kita pengetahuan agar kita berhati-hati dalam mempertanyakan motif Tuhan. Jangan sampai kita menyangka yang tidak-tidak kepadaNya.

Di sisi lain, Allah berfirman (Q.S. al-Baqarah [2]: 286): “lâ yukallifu Allah nafsan illâ wus’aha—Allah tidak akan membebaniseseorang di luar kemampuannya.” Ayat ini memiliki makna yang sangat luas dan dalam. Agar tidak sampai berburuk sangka kepada Allah, kita harus mengetahui salah satu makna ayat tersebut. Salah satu maknanya adalah, ketika seseorang mendapatkan ujian dari Allah, artinya Allah telah percaya dengan kemampuan orang tersebut menyelesaikannya, karena Allah tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan hambaNya.Persoalannya terletak pada bagaimana kita menjaga kepercayaanNya itu.

Ahmad al-Shaghir, dalam hal ini, merupakan contoh yang baik. Ia melaksanakan perintah gurunya tanpa keraguan sedikit pun. Tidak peduli perintah itu masuk akal atau tidak. Dengan kecerdasannya, ia pasti tahu mengangkat unta sebesar itu ke atap Khanqah adalah tidak mungkin. Tapi, ketidak-mungkinan tidak mencegahnya untuk mematuhi perintah gurunya. Berbeda dengan Ahmad al-Kabir, pengetahuannya tentang ketidak-mungkinan itu mencegahnya untuk mematuhi perintah gurunya.

Hal ini tidak berbeda dengan Iblis yang merasa lebih tahu dari Allah. Perasaan lebih tahu itulah yang menghalanginya untuk mentaati perintah Allah ketika disuruh bersujud kepada Adam, selain merasa dirinya lebih mulia. Akan tetapi, jika diamati lebih dalam, dosa terbesar Iblis bukan kesombongan antarsesama makhluk (dirinya dengan Adam), melainkan dosa kesombongan mempertanyakan keputusan Allah yang menetapkan Adam lebih mulia darinya. Karena itu, ketika Iblis dinyatakan bersalah dan diusir dari surga, ia tidak berusaha memohon ampunan Allah, malah mengancam akan menyesatkan anak cucu Adam. Sementara Adam, ketika ia bersalah memakan buah khuldi, ia dan Hawa langsung memohon ampunan Allah dengan mengatakan (Q.S. al-A’raf [7]: 23):

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jikalau Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”

Oleh karena itu, kita harus meningkatkan kepatuhan kita kepada Allah, menyerahkan segalanya kepadaNya. Menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Kita tidak perlu mempertanyakan keputusan Tuhan. Sebab, banyak sekali hal yang tidak ada jawabannya di dunia ini, seperti kita tidak bisa memilih dari rahim siapa kita lahir, tapi kita bisa memilih bagaimana cara kita menyikapi dan mensyukurinya. Toh, kita sudah terlanjur ada. Berbuat kebaikan dan kebajikan merupakan manifestasi terbaik dari keberadaan kita. Bukankah Imam Husein bin Manshur al-Hallaj pernah mengatakan:

? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Orang yang telah mengetahui hakikat Tauhid, akan musnah darinya pertanyaan semacam ‘kenapa’ dan ‘bagaimana’.” (Abdul Karim Hawazin al-Qusyairi, Risalah al-Qusyairiyyah fi ‘Ilm al-Tashawwuf, Beirut: Darul Kutub, 2001, hlm 47).

Wallahu a’lam..

Muhammad Afiq Zahara, alumnus Pondok Pesantren al-Islah, Kaliketing, Doro, Pekalongan dan Pondok Pesantren Darussa’adah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul, Doa Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 04 Juli 2015

Khofifah: Sinergi Muslimat-Ansor, Strategis Berantas Narkoba

Bondowoso, Sang Pencerah Muslim

Muslimat Nahdlatul Ulama yang sudah memiliki Laskar Anti-Narkoba dan Gerakan Pemuda Ansor yang mendirikan Badan Ansor Anti-Narkoba (Baanar) diharapkan menjalin sinergi dalam upaya mencegah dan memberantas narkoba.

Demikian disampaikan Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa usai acara Deklarasi Baanar dan Pemuda-Santri Bondowoso Anti-Narkoba di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Desa Tansil Wetan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Sabtu (27/8) sore.

Khofifah: Sinergi Muslimat-Ansor, Strategis Berantas Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)
Khofifah: Sinergi Muslimat-Ansor, Strategis Berantas Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)

Khofifah: Sinergi Muslimat-Ansor, Strategis Berantas Narkoba

“Kalau di Muslimat Laskar Anti-Narkoba sudah keliling ke ranting-ranting, nah sekarang Ansor ini menyiapkan Badan Ansor Anti-Narkoba. Kalau ini bergerak bersama, dengan pesantren seluruh elemen lain, gerakan akan semakin massif,” ujar menteri sosial ini.

Sang Pencerah Muslim

Ia juga menjelaskan, untuk Kementerian Sosial tugas dalam konteks narkoba adalah rehabilitasi sosial, sementara rehabilitas medis menjadi domain Kementerian Kesehatan. Ia mengajak kepada masyarakat untuk melapor bila menemukan penyalahguna narkoba ke nomor pusat layanan 1500171. “Ini bebas pulsa, supaya konsultasinya bisa lebih leluasa, bisa dikomunikasikan tujuh hari 24 jam,” tuturnya.

Kepala Nasional Baanar Iddy Muzayyad dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih kepada Mensos Khofifah Indar Parawansa yang turut menyaksikan Deklarasi Badan Ansor Anti-Narkoba Bondowoso. Khofifah, katanya, adalah pembina dari Baanar itu sendiri.

Sang Pencerah Muslim

Acara deklarasi tersebut dikemas dengan penyematan pin Baanar kemudian dilanjutkan dengan penandatangan "Deklarasi Baanar, Pemuda dan Santri Anti-Narkoba. Berikutnya, pemberian santunan kepada yatim piatu dan lensia oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan pemutaran film bahaya narkoba.

Deklarasi ini dihadiri Wakil Bupati Bondowoso Salwa Arifin, Muspika dan Muspida Bondowoso, serta pengurus NU Bondowoso, segenap santriwan-santriwati Pondok Pesantren Mambaul Ulum, PKH se-Kabupaten Bondowoso, dan wali santri Pesantren Mambaul Ulum. (Ade Nurwahyudi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Habib, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Senin, 26 Januari 2015

Cara Mbah Ngis Buat Pencuri Menangis

Mbah Ngismatun Sakdullah Solo (w. 1994)—biasa dipanggil Mbah Ngis—berhati lembut hingga beliau tidak mau mempermalukan orang lain di depan orang banyak. Sikap itu dapat kita lihat misalnya ketika menghadapi seorang anak sekolah yang sering mengambil jajanan di warungnya. Sebagai anak Mbah Ngis, Pak Udin tidak senang mendengar ada muridnya yang suka mengambil dagangan ibunya tanpa bayar. Tetapi Mbah Ngis menolak mentah-mentah menyebutkan namanya ketika Pak Udin menanyakan nama anak itu. Mbah Ngis khawatir Pak Udin akan memarahi anak itu di dalam kelas sehingga diketahui seluruh temannya. ?

“Jangan… Jangan tanya namanya. Akan aku coba atasi sendiri supaya masalah ini tidak didengar banyak orang,”? kata Mbah Ngis kepada Pak Udin.

Cara Mbah Ngis Buat Pencuri Menangis (Sumber Gambar : Nu Online)
Cara Mbah Ngis Buat Pencuri Menangis (Sumber Gambar : Nu Online)

Cara Mbah Ngis Buat Pencuri Menangis

“Kalau saya tahu namanya kan saya bisa menasihatinya di kelas saat memberikan pelajaran, Bu,”, kata Pak Udin pada Mbah Ngis untuk meyakinkan bahwa Pak Udin bisa membantu karena ia adalah? guru di sekolah itu.

“Nah, itu yang aku khawatirkan,” kata Mbah Ngis.

Sang Pencerah Muslim

Mbah Ngis kemudian menceritakan bahwa sebenarnya beliau bisa menangkap basah anak itu cukup dengan menahan tangannya ketika mengambil barang. Memang wajahnya tidak tampak karena bersembunyi di balik teman-temannya yang berjubel di saat istirahat sekolah. Tetapi Mbah Ngis memilih diam dan pura-pura tidak tahu.

Sang Pencerah Muslim

“Mengapa tidak langsung ditangkap saja bu... dan kemudian dinasihati baik-baik supaya kapok?” tanya Pak Udin pada Mbah Ngis.

Mbah Ngis menjawab bahwa semula beliau pernah berpikir seperti itu. Tapi selalu beliau urungkan karena membayangkan betapa malunya anak itu kalau ditangkap basah di depan teman-teman sendiri. Mbah Ngis justru merasa kasihan sama anak itu. Apalagi menurut Mbah Ngis, ini juga menyangkut nama baik kedua orang tuanya.

“Hahaha,” tawa Pak Udin lirih.? “Gimana sih, Bu? Ibu kasihan sama dia, sedangkan dia tidak kasihan sama kita,” tanya Pak Udin pada Mbah Ngis, setengah memprotes.

Mbah Ngis menjawab bahwa usul putranya itu cukup bagus, tetapi masih ada cara yang lebih bagus dan lebih bijak. Cara itu adalah menasihatinya pada saat dia jajan sendirian sehingga tidak ada orang tahu. Bagaimanapun menurut Mbah Ngis, tidak baik mempermalukan anak di depan orang banyak.

“Tapi maksud Ibu kan baik?!” Kata Pak Udin berargumentasi.

Namun, argumen tersebut tampak patah begitu saja oleh jawaban Mbah Ngis bahwa justru karena Mbah Ngis punya maksud baik, maka caranya pun juga harus baik. Mbah Ngis sekali lagi mengatakan akan menasihati anak itu ketika sepi tak ada orang lain. Mbah Ngis berharap akan dipertemukan Allah SWT dengan anak itu ketika tak ada orang lain selain dia dan Mbah Ngis.

Harapan Mbah Ngis akhirnya terkabul. Suatu hari di siang yang sepi anak itu jajan sendirian di warung Mba Ngis. Ketika transaksi sudah selesai, Mbah Ngis meminta waktu untuk berbicara. Mbah Ngis mengatakan bahwa Mbah Ngis cukup tahu semua ketidakjujuran anak itu selama ini dengan sebelumnya meminta maaf karena mengganggu waktunya. Anak tersebut mencoba menyangkal dengan pura-pura tidak tahu apa yang sedang dibicarakan Mbah Ngis.

“Masak kamu tidak tahu?” Tanya Mbah Ngis dengan tatapan mata agak tajam. “Apa aku harus mengungkapkan semuanya?”

Anak itu terdiam agak lama. Sejurus kemudian ia mengatakan bahwa ia paham dengan apa yang dimaksudkan Mbah Ngis. Tak lama setelah itu, ia menundukan kepala. Ia tidak mengira sama sekali kalau selama ini ternyata Mbah Ngis menyimak dan tahu semua masalah ketidakjujurannya. Anak itu akhirnya menangis di depan Mbah Ngis dan berjanji tidak akan mengulangi.

Ya wis... sing wis ya wis... Ojo dibaleni maneh. Tak dongakke kowe dadi bocah sing becik lan sukses tembe mburune” (Yang sudah berlalu biarlah berlalu. Jangan diulangi lagi. Saya doakan kamu jadi anak yang baik dan sukses di kemudian hari),” kata Mbah Ngis sambil menenangkannya dan meminta agar ia mengusap air matanya.

Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam, Universitas Nahdlatul Ulama UNU) Surakarta







=====

Sang Pencerah Muslim mengajak kepada pembaca semua untuk berbagi kisah inspiratif penuh hikmah baik tentang cerita nyata diri sendiri atau pengalaman orang lain. Silakan kirim ke email: redaksi@nu.or.id

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Jumat, 17 Oktober 2014

Tiga Resep Kiai Sahal Agar Terhindar Racun Hati

Pati, Sang Pencerah Muslim. KH Khoiruzzad selalu terkenang akan petuah KH M A Sahal Mahfudh kala mengajar kitab Mukhtashar Ihya’. Petuah itu ia ungkapkan kembali di hadapan ratusan jama’ah pada malam 100 hari wafatnya Rais Aam PBNU tersebut, di Pati, Jawa Tengah.

Tiga Resep Kiai Sahal Agar Terhindar Racun Hati (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Resep Kiai Sahal Agar Terhindar Racun Hati (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Resep Kiai Sahal Agar Terhindar Racun Hati

“Kebanyakan manusia, paham betul akan kekurangan orang lain. Namun sebaliknya, ia tak tahu, bahkan abai pada keadaan dirinya sendiri,” bagitu dawuh Mbah Sahal yang diungkapkan Khoiruzzad yang termaktub pada salah satu kitab babon dalam bidang tasawuf, Sabtu malam (3/5).

Untuk itulah, sambung Khoiruzzad, Kiai Sahal memberikan tiga resep agar terhindar dari racun hati ini. Pertama, hendaklah selalu mukholathah (berkumpul) dengan para masyayikh yang dapat mengetahui sirr al-qalb (rahasia hati). Namun, mereka ini adalah golongan yang amat langka.

Sang Pencerah Muslim

Untuk mengatasinya, bisa mempraktikkan resep yang kedua, carilah teman karib yang saleh. Resep ini dicontohkan oleh sahabat Umar bin Al-Khattab kala menjabat khalifah. Ia meminta sahabat Salman untuk mengevaluasi kinerjanya.

Sang Pencerah Muslim

Resep yang terakhir, dengarkanlah ucapan musuhmu, orang yang membencimu atau mendengkimu. Karena mereka tidak akan pernah mengatakan secuil kebaikan yang ada pada dirimu. Ini menjadikan dirimu akan selalu tawadlu’ dan muhasabah al-nafs (introspeksi diri).

Setelah KH Khoiruzzad menyampaikan sambutan keluarga, acara selanjutnya yaitu tahlil dan do`a yang dipimpin oleh Kiai Ali Fattah Ya’qub. Ia salah satu guru yang mengampu di Perguruan Islam Mathali’ul Falah (PIM). Di PIM inilah, Kiai Sahal menjabat sebagai direktur selama puluhan tahun. Setelah al-Fatihah pengiring doa selesai, acara kemudian ditutup oleh Kiai Muhshon. (Mukhamad Zulfa/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa Sang Pencerah Muslim

Minggu, 25 Mei 2014

Karya Ulama Nusantara Diusulkan Jadi Bahan Ajar di Madrasah dan Perguruan Tinggi Islam

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Puslitbang Lektur dan Khazanah Keislaman yang bernaung di bawah Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama berencana menindaklanjuti hasil inventarisasi karya ulama Nusantara. Pihak Puslitbang mengusulkan sejumlah instansi dan lembaga terkait untuk membahas kemungkinan karya ulama Nusantara itu sebagai bahan ajar di madrasah-madarasah dan perguruan tinggi Islam.

Demikian disampaikan Kabid Lektur dan Keagamaan Fakhriati dalam seminar inventarisasi karya pemuka dan tokoh agama Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama di Bekasi sejak Rabu-Jumat (23-25/11).

Karya Ulama Nusantara Diusulkan Jadi Bahan Ajar di Madrasah dan Perguruan Tinggi Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Karya Ulama Nusantara Diusulkan Jadi Bahan Ajar di Madrasah dan Perguruan Tinggi Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Karya Ulama Nusantara Diusulkan Jadi Bahan Ajar di Madrasah dan Perguruan Tinggi Islam

Puslitbang Lektur dan Khazanah Keislaman Kemenag RI menggelar sosialisasi hasil inventarisasi karya ulama di Banda Aceh,Tapak Tuan dan Padang, Purwakarta, Cirebon, dan Madura.

Ketika ditanya perihal tindak lanjut inventarisasi ini, Fakhriati mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan sosialisasi lebih massif atas karya ulama yang telah didigitalisasi di lembaga pendidikan seperti madrasah dan perguruan tinggi Islam di Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

“Kami akan mendorong dirjen lain yang menangani langsung madrasah dan perguruan tinggi Islam untuk menjadikan karya-karya itu sebagai bahan ajar. Memang pertanyaan selanjutnya adalah apa tindakan ke depan setelah inventarisasi,” kata Fakhriati.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, digitalisasi ini tidak akan bermakna banyak ketika tidak ada masyarakat atau pelajar yang membacanya. Ia juga menganjurkan kepada segenap akademisi untuk melakukan pengembangan pemikiran ulama melalui karya-karya ulama untuk pemikiran Islam ke depan. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, IMNU, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 07 September 2013

Indonesia Paling Liberal dalam Perdagangan Beras

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU) menilai Indonesia merupakan negara yang paling liberal dibanding negara lain dalam hal perdagangan beras.



Indonesia Paling Liberal dalam Perdagangan Beras (Sumber Gambar : Nu Online)
Indonesia Paling Liberal dalam Perdagangan Beras (Sumber Gambar : Nu Online)

Indonesia Paling Liberal dalam Perdagangan Beras

Ketua LP2NU Rachmat Pambudy di Jakarta, Kamis (8/3) menyatakan, hal itu terlihat dari tidak adanya tarif bea masuk impor beras yang diterapkan pemerintah untuk melindungi petani dalam negeri. "Di negara-negara lain pemerintahnya menerapkan tarif impor beras rata-rata diatas 50 persen sedangkan di Indonesia justru tanpa ada bea masuk," katanya.

Rahmat yang juga Sekjen Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengungkapkan, Thailand yang merupakan negara produsen sekaligus eksportir beras terbesar di Asean menerapkan bea masuk impor diatas 50 persen begitu juga dengan India.

Sang Pencerah Muslim

Bahkan, tambahnya, di Jepang tarif bea masuk impor beras ditetapkan sebesar 300 persen sementara Indonesia yang petani padinya sangat besar tarif impor beras kurang dari 25 persen.

Sang Pencerah Muslim

Menurut dia, tanpa adanya proteksi maupun subsidi dari pemerintah maka petani Indonesia tidak akan mampu bersaing dengan petani negara lain yang mendapatkan perlindungan serta dukungan insentif dari pemerintahnya.

Rachmat menyatakan, pada tahun 1970-an Indonesia mengimpor beras sebanyak 700 ribu ton untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri namun 15 tahun kemudian berbalik menjadi eksportir beras karena tercapainya program swasembada beras pada 1984.

Namun kondisi tersebut tak berlangsung lama, karena harga beras dunia menurun maka komoditas pangan tersebut banyak yang masuk ke dalam negeri dengan harga dumping sehingga Indonesia kembali menjadi importir beras.

Bahkan, menurut anggota Dewan Pakar Dewan Beras Nasional (DBN) itu, pada tahun 2000 impor beras Indonesia pernah mencapai tingkat yang tertinggi selama ini yakni mencapai 7 juta ton.

Jika impor 1 juta ton setara 200 ribu hektar (ha) lahan, tambahnya, sedangkan satu ha lahan pertanian menyerap rata-rata lima orang tenaga kerja maka 1 juta orang kehilangan pekerjaan. (mad/nam)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Tegal Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock